kacangx.blogspot.com
.....
gorengx.blogspot.com
.....
berasx.blogspot.com
.....
coklatx.blogspot.com
.....
terapi degeneratif 2
Mei 24, 2023
terapi degeneratif 2
ng dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal. 1. Perubahan anatomi dan isiologi pembuluh darahAterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses multifaktorial. Terjadi in lamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.
2. Sistem renin-angiotensinMekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terben-tuk nya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki
peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
1. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
2. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3. Sistem saraf simpatis Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin meng-akibatkan konstriksi pembuluh darah.
Gambar 4.3 Pato isiologi Hipertensi
D. Faktor Resiko HipertensiFaktor-faktor yang memicu hipertensi (S.F. et al., 2015)1. UsiaUsia mempengaruhi faktor resiko terkena Hipertensi dengan kejadian paling tinggi pada usia 30 – 40 th. Kejadian 2X lebih besar pada orang kulit hitam, dengan 3X lebih besar pada laki-laki kulit hitam, dan 5X lebih besar untuk wanita kulit hitam. Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik.
2. Jenis kelaminKomplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis kelamin laki-laki. faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki manopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal.
3. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan resiko terkena hipertensi sebanyak 75%. Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi faktor-faktor lingkungan, yang lalu memicu seorang menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.
4. ObesitasMeningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia pertengahan resiko hipertensi meningkat. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah pemicu hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight)Namun hasil penelitian ini sesuai dengan konsep bahwa kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Hipertensi pada seseorang yang kurus atau normal dapat juga disebabkan oleh sistem simpatis dan sistem renin angiotensin. Aktivitas dari saraf simpatis adalah mengatur fungsi saraf dan hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan garam
5. Serum lipidMeningkatnya triglycerida atau kolesterol meninggi resiko dari hipertensi. Dislipidemia diyakini sebagai faktor risiko mayor yang dapat dimodi ikasi untuk perkembangan dan perubahan secara progresif atas terjadinya PJK. Kadar kolesterol HDL-lah yang rendah memiliki peran yang baik pada PJK dan ada hubungan terbalik antara kadar HDL dan insiden PJK. Peranan trigliserida sebagai faktor risiko PJK masih controversial. Kadar trigliserida yang meningkat banyak dikait-kan dengan pankreatitis dan harus diterapi.
6. Diet Meningkatnya resiko dengan diet sodium tinggi, resiko meninggi pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
7. MerokokResiko terkena hipertensi dihubungkan dengan jumlah rokok dan lamanya merokok. Zat-zat kimia beracun seperti
nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.
8. Stres PekerjaanHampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress berhubungan dengan pekerjaan mereka. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi kemungkinan bukan pemicu meningkatnya tekanan darah dalam waktu yang panjang. Factor lingkungan seperti stress berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, di duga melalui aktivitas saraf simpatis. bila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Pening-katan tekanan darah sering intermiten pada awal perjalanan penyakit.
9. Asupan GaramKonsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. ada bukti bahwa mereka yang memiliki kecen-derungan menderita hipertensi secara keturunan memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mengeluarkan garam dari tubuhnya10. Aktivitas Fisik (Olahraga)Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan penge lolaan hipertensi karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurun-kan tekanan darah. Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita
hipertensi ringan. Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih e isien. Frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat, penurunan kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah.
11. ObatKomsumsi alcohol berlebihan, konsumsiobat-obatan tertentu seperti Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar), efek samping obat lu tertentu dan obat pengurang nafsu makan, diabetes, Tumor Wilms (pada anak) juga karena kelainan hormonal seperti Hiperaldosteronisme, sindroma cushing, Feokromositoma.
12. Hipertensi saat hamilHipertensi pada wanita hamil, pregnancy induced hypertension (PIH), terutama terjadi pada kehamilan yang menderita obesitas. Biasanya terjadi sewaktu kehamilan berusia 20 minggu, karena pada saat itu, secara umum tekanan darah meningkat.
Tabel 4.1 Klasi ikasi Risiko Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah, Faktor Risiko Kardiovaskular, HMOD atau Komorbiditas
E. Gejala dan Tanda Hipertensi
F. Metode Pemeriksan HipertensiDiagnosis hipertensi dengan pemeriksaan isik paling akurat memakai sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung. Pengukuran dilakukan dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda, makanan tinggi kolesterol, alkohol dan sebagainya.
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut yakni :1. Menentukan sejauh mana penyakit hipertansi yang diderita Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan tepat sejauh mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya ganas atau tidak, apakah arteri dan organ-organ internal terpengaruh, dan lain- lain.2. Mengisolasi pemicu nya Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi pemicu spesi iknya.3. Pencarian faktor risiko tambahan Aspek lain yang penting dalam pemeriksaan, yaitu pencarian faktor-faktor risiko tambahan yang tidak boleh diabaikan. 4. Pemeriksaan dasar Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemerik-saan dasar, seperti kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG (electrocardiography) dan rontgen.5. Tes khususTes yang dilakukan antara lain adalah :
-- X-ray khusus (angiografi ) yang mencakup penyuntikan suatu
zat warna yang dipakai untuk memvisualisasi jaringan
arteri aorta, renal dan adrenal.
-- Memeriksa saraf sensoris dan perifer dengan suatu
alat electroencefalografi (EEG), alat ini menyerupai
electrocardiography (ECG atau EKG).
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil. Algoritme diagnosis Hypertension Education Program.
Gambar 4.5 Alogaritma Diagnosa Hipertensi
G. Pencegahan HipertensiHarus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita hipertensi secara adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-obat baru amat mahal dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan hipertensi sangat penting, tapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko. Pencegahan sebenarnya meru pa-kan bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu memutus mata rantai hipertensi dan komplikasinya.Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan: 1. Pemberian edukasi tentang hipertensi. Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak hanya disebabkan oleh
kelalaian individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan pemicu utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia. Beberapa penelitian menyatakan bahwa 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian informasi kesehatan diharapkan mampu mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana promosi kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi terbukti efektif dalam pencegahan hipertensi.
2. Modi ikasi Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi pemicu terjadinya hipertensi misalnya aktivitas isik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan ideal; mengurangi konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup secara teratur; mengurangi stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak. Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.
-- Pencegahan Primer Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas rata-rata, adanya riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardia, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk : 1. Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan sebagainya.2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
-- Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi karena factor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :1. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun tindakan-tindakan seperti pencegahan primer2. Harus dijaga susaha tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal atau stabil mungkin3. Factor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol4. Batasi aktivitas.
-- Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh. Pencegahan hipertensi sebenarnya dapat dilakukan mulai dari ibu kepada anaknya dengan cara menyusui. Menyusui adalah hal yang disarankan karena manfaat yang diberikannya untuk kesehatan ibu dan anak. Hal ini telah
dibuktikan bahwa ibu yang menyusui anaknya hanya sedikit yang menderita gangguan kardiovaskular termasuk hipertensi, daripada wanita-wanita yang tidak menyusui anaknyabaik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian, menyusui memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan selama semua tahap kehidupan.Pencegahan hipertensi juga bisa dilakukan dengan latihan aerobik karena dapat menurunkan tekanan darah 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan hipertensi. Direkomendasikan agar berolahraga dengan frekuensi 3-4 hari per minggu selama minimal 12 minggu pada orang dewasa dengan hipertensi.
H. Komplikasi HipertensiHipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi ini dapat menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya. Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa pemicu kerusakan organ-organ ini dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif,
down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth
factor-β (TGF-β).
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah: 1. Jantunga. hipertro i ventrikel kirib. angina atau infark miokardiumc. gagal jantung
2. Otak stroke atau transient ishemic attack3. Penyakit ginjal kronis4. Penyakit arteri perifer5. Retinopati
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti :1. Payah Jantung Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
2. Stroke Hipertensi adalah faktor pemicu utama terjadi stroke, karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat memicu pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet dipembuluh yang sudah menyempit.
3. Kerusakan ginjal Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan ini , ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah.
4. Kerusakan pengelihatan Hipertensi dapat memicu pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta. Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan memeriksa fundus mata untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak, jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi mengalami kerusanan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.
Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit hipertensi adalah tekanan darah tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient
ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial ibrilasi.
I. Penatalaksanaan Hipertensi
Intervensi Pola Hidup Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat awitan hipertensi dan dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup sehat juga dapat memperlambat ataupun mencegah
kebutuhan terapi obat pada hipertensi derajat 1, namun sebaiknya tidak menunda inisiasi terapi obat pada pasien dengan HMOD atau risiko tinggi kardiovaskular. Pola hidup sehat telah terbukti menurunkan tekanan darah yaitu pembatasan konsumsi garam dan alkohol, peningkatan konsumsi sayuran dan buah, penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, aktivitas isik teratur, management stress serta menghindari rokok. 1. Pembatasan konsumsi garam ada bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi. Konsumsi garam berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan prevalensi hipertensi. Rekomendasi penggunaan natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur). Sebaiknya menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.
2. Perubahan pola makan Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang mengandung sayuran, kacangkacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh.
3. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal ada peningkatan prevalensi obesitas dewasa di Indonesia dari 14,8% berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data Riskesdas 2018. Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.
4. Olahraga teratur Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga teratur dengan intensitas dan durasi ringan memiliki efek penurunan TD lebih kecil dibandingkan dengan latihan intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien hipertensi disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per minggu.
5. Berhenti merokok Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status merokok harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.
Target Terapi HipertensiTarget ideal dari terapi tekanan darah tergantung dari populasi pasien, tetapi guideline harus merekomendasikan terhadap populasi secara umum. Sampai saat ini target tekanan darah adalah < 140/90 mmHg untuk hipertensi uncomplicated dan target yang lebih rendah <130/80 mmHg untuk mereka yang berisiko tinggi yaitu pasien dengan diabetes, penyakit kardiovaskuler atau serebrovaskuler dan penyakit ginjal kronik. Khusus untuk guideline JNC VIII, usia <60 tahun target kendali TD adalah sama yaitu <140/90 mmHg dan usia 60 tahun adalah <150/90 mmHg.Tabel berikut ini menunjukkan perbandingan dari berbagai guideline mengenai target tekanan darah dan pemilihan awal obat hipertensi.
Tabel 4.1. Perbandingan target dan pemilihan obat antihipertensi dari berbagai guideline.
Strategi Terapi HipertensiObat anti hipertensi terdiri dari beberapa jenis, sehingga memerlukan strategi terapi untuk memilih obat sebagai terapi awal, termasuk mengkombinasikan beberapa obat anti hipertensi. Asessmen awal meliputi identi ikasi faktor risiko, komorbid, dan adanya kerusakan organ target memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan pemilihan obat anti hipertensi. Sebelum membahas lebih mendetail mengenai terapi farmakologi pada hipertensi, peran tatalaksana modi ikasi gaya hidup tetap memegang peranan penting. Modi ikasi gaya hidup selama periode observasi (TD belum mencapai ambang batas hipertensi) harus tetap dilanjutkan meskipun pasien sudah diberikan obat anti hipertensi. Perubahan gaya hidup dapat mempotensiasi kerja obat anti
hipertensi khususnya penurunan berat badan dan asupan garam. Perubahan gaya hidup juga penting untuk memperbaiki pro il risiko kardiovaskuler disamping penurunan TD.
Terapi Pengobatan Pasien HipertensiPenelitian besar membuktikan bahwa obat-obat antihipertensi utama berasal dari golongan : diuretik, ACE inhibitor, antagonis kalsium, angiotensin receptor blocker (ARB) dan beta blocker (BB). Semua golongan obat antihipertensi di atas direkomendasikan sebagai pengobatan awal hipertensi dan terbukti secara signi ikan menurunkan TD. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis-jenis obat antihipertensi dan dosis yang disarankan.
Tabel 5.2 Dosis Obat Antihipertensi Berdasarkan Evidence-Based
Pengobatan antihipertensi dengan terapi farmakologis dimulai saat seseorang dengan hipertensi tingkat 1 tanpa faktor risiko, belum mencapai target TD yang diinginkan dengan pendekatan nonfarmakologi.
Tabel 5.3. Indikasi Spesi ik Pemilihan Obat Awal Pada Hipertensi
Mengkombinasikan Penghambat Renin-Angiotensin Aldosterone
System (RAAS)Kombinasi beberapa jenis obat dari golongan penghambat RAAS dewasa ini sudah tidak direkomendasikan. Data dari trial ONTARGET(3) (ACE inhibitor+ARB) dan ALTITUDE (ARB+Direct
Renin Inhibitor)(4) mendapatkan jika kombinasi ini tidak lebih efektif jika dibandingkan ACE inhibitor tunggal dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler pada populasi berisiko tinggi termasuk dengan diabetes. Di lain pihak kombinasi ini meningkatkan efek samping seperti gangguan fungsi ginjal.
Ada berbagai kelas obat antihipertensi dengan mekanisme kerja dan efek samping yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini menunjukkan kelas obat antihipertensi, mekanisme kerja dan efek samping yang bisa terjadi.
Tabel 5.4 Mekanisme kerja dan efek samping obat antihipertensi
Penatalaksanaan hipertensi secara menyeluruh berdasarkan JNC VIII dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Untuk mencegah penyakit degeneratif semakin meningkat terutama diusia yang lebih muda sangat diperlukan pengetahuan dalam mengenali tanda dan gejala penyakit ini lebih awal dan memperbaiki pola dan gaya hidup. Dalam hal ini perlu dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat mulai dari usia lebih dari 15 tahun dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu tekanan darah dan gula darah sebagai langkah awal untuk mendeteksi dini adanya penyakit degeneratif.
A. Kepatuhan Minum Obat
Pengertian Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan merupakan sikap atau ketaatan untuk memenuhi anjuran petugas kesehatan tanpa dipaksa untuk melalukan tindakan. Kepatuhan adalah bentuk aplikasi seseorang terhadap pengobatan yang harus dijalani dalam kehidupannya. ada beberapa terminologi yang menyangkut kepatuhan minum obat konsep compliance merupakan tingkatan yang menunjukkan perilaku pasien dalam mentaati saran ahli medis. Konsep adherence merupakan perilaku mengkonsumsi obat sesuai kesepakatan antara pasien dengan pemberi resep. Concordance merupakan perilaku dalam mematuhi resep dari dokter yang sebelumnya ada komunikasi
antara pasien dengan dokter dan mempresentasikan keputusan yang dilakukan bersama sesuai kepercayaan dan pikiran dari pasien.
Indikator Kepatuhan Indikator kepatuhan penderita adalah datang atau tidaknya penderita setelah mendapat anjuran kembali untuk kontrol. Seorang penderita dikatakan patuh menjalani pengobatan bila minum obat sesuai aturan paket obat dan ketepatan waktu mengambil obat sampai selesai masa pengobatan. Penderita yang patuh minum obat adalah yang menyelesaikan pengobatannya secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 8 bulan, sedangkan penderita yang tidak patuh minum obat bila frekuensi minum obat tidak dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal perjanjian berobat dan dikatakan drop out jika lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak datang setelah dikunjungi petugas kesehatan.
Aspek-aspek Kepatuhan Berobat Adapun aspek-aspek kepatuhan pengobatan adalah sebagai berikut:
1. Pilihan dan tujuan pengaturan.
usaha individu untuk memilih sesuai dengan yang diyakini-
nya untuk mencapai kesembuhan.
2. Perencanaan pengobatan dan perawatan.
usaha perencanaan yang dilakukan oleh individu dalam
pengobatannya untuk mencapai suatu kesembuhan. Antara
lain: jadwal minum obat dan jadwal cek up.
3. Pelaksanaan aturan hidup.
Kemampuan individu untuk mengubah gaya hidup sebagai
usaha untuk menunjang kesembuhannya.
ada tiga aspek kepatuhan adalah: pilihan dan tujuan pengaturan yaitu pasien memilih pengobatan yang sesuai dengan keyakinannya yang dipercaya akan membawa kesembuhan bagi dirinya, perencanaan pengobatan dan perawatan yaitu menyangkut jadwal minum obat dan juga jadwal cek up sesuai dengan anjuran dokter, pelaksanaan aturan hidup yaitu keterampilan individu dalam mengubah gaya hidupnya guna untuk menunjang kesembuhan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan 1) Karakteristik Individu Sebagai contoh di Amerika serikat, para wanita, kaum kulit putih, dan orangorang tua cendrung mengikuti anjuran dokter. Umur dan atau status perkembangan merupkan faktor penting. 2) Ciri Kesakitan dan Ciri Pengobatan Perilaku ketaatan umumnya lebih rendah untuk penyakit kronis, karena penderita tidak dapat langsung merasakan akibat dari penyakit yang diderita. Selain itu kebiasaan pola hidup lama, pengobatan yang kompleks juga mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien. Tingkat ketaatan rata-rata minum obat untuk menyembuhkan kesakitan akut dengan pengobatan jangka pendek adalah sekitar 78%, sedangkan untuk kesakitan kronis dengan cara pengobatan jangka panjang seperti penyakit hipertensi menurun sampai 54%. Hal ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup yang disarankan seperti berhenti merokok dan mengubah diet seseorang, secara umum hal ini sangat bervariasi dan terkadang sangat rendah untuk dilakukan oleh penderita.
3) Variabel-Variabel Sosial Hubungan antara dukungan sosial dengan ketaatan telah dipelajari secara luas. Secara umum, orang-orang yang merasa mereka menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan
yang mereka butuhkan dari seorang atau sekelompok biasanya cendrung lebih mudah mengikuti nasehat medis, daripada pasien yang kurang mendapat dukungan sosial. Hanya sedikit studi yang dilakukan yang memfokuskan pada dukungan sosial dan ketaatan pada anak, tetapi studi inilah juga menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan variable yang penting. Interaksi keluarga harus diintegrasikan pada proses pengaturan diri pasien ini dalam menjalani pengobatan.4) Persepsi dan Pengharapan Pasien Persepsi dan pengharapan pasien terhadap penyakit yang dideritanya mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Dalam teori Health Belief Model (HBM) mengatakan bahwa kepatuhan sebagai fungsi dari keyakinan-keyakinan tentang kesehatan, ancaman yang dirasakan, persepsi, kekebalan, pertimbangan mengenai hambatan atau kerugian dan keuntungan. Seseorang akan cenderung patuh jika ancaman yang dirasakan begitu serius, sedangkan seseorang akan cenderung mengabaikan kesehatannya jika keyakinan akan pentingnya kesehatan yang harus dijaga rendah.5) Komunikasi antara Pasien dengan Dokter Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter mempengaruhi tingkat ketidakpatuhan, misalnya kurangnya informasi dengan pengawasan, ketidakpuasan terhadap pengobatan yang diberikan, frekuensi pengawasan yang minim. Hubungan antara kepuasan dengan kepatuhan telah banyak diteliti, berkaitan dengan komunikasi yang terjalin dengan profesional kesehatan. Dokter beranggapan bahwa pasien akan mengikuti apa yang mereka nasehatkan, tanpa menyadari bahwa para pasien ini pertama-tama harus memutuskan terlebih dahulu apakah mereka akan benar-benar melakukan saran dari tenaga kesehatan ini atau tidak sama sekali.
Cara-cara meningkatkan kepatuhan1) Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.2) Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat komunikasi lain.3) Menunjukan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau dengan cara menunjukan obat aslinya.4) Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat dalam penyembuhan.5) Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.6) Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan7) memakai alat bantu kepatuhan seperti multikompar-temen atau sejenisnya.8) Adanya dukungan dari pihak keluarga teman dan orang – orang disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.9) bila obat yang dipakai hanya dikonsumsi sehari satu kali, lalu pemberian obat yang dipakai lebih dari satu kali dalam sehari mengakibatkan pasien sering lupa, akibatnya memicu tidak teratur minum obat.
Jenis–Jenis Ketidakpatuhan (Non Compliance)1. Ketidakpatuhan yang disengaja (intentional non compliance)a. Keterbatasan biaya pengobatanb. Sikap apatis pasienc. Ketidakpercayaan pasien akan efektivitas obat
2. Ketidakpatuhan yang tidak disengaja (uninten t ional non
compliance )a. Pasien lupa minum obatb. Ketidaktahuan akan petunjuk pengobatanc. Kesalahan dalam hal pembacaan etiket
Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan
Pasien (Non Compliance)Lima faktor yang perlu diperhatikan untuk menghindari ketidakpatuhan pasien adalah ;1. Penyakit pasien2. Individu pasien3. Sikap dokter4. Obat yang diberikan5. Lingkungan pengobatan
Akibat Non Compliance1. Bertambah parahnya penyakit atau penyakit cepat kambuh lagi2. Terjadi toksisitas3. Keracunan
Cara Mengetahui Non Compliance1. Melihat hasil terapi secara berkala2. Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode selanjutnya setelah obat itu habis3. Melihat jumlah sisa obat4. Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhannya terhadap pengobatan.
Mengukur Tingkat Kepatuhan1. Metoda pengukuran langsung (pengukuran konsentrasi obat atau metabolitnya dalam darah atau urin )2. Metoda pengukuran tidak langsung meliputi wawancara dengan pasien, penilaian hasil pemeriksaan klinis.
Alat Bantu Untuk Meningkatkan Kepatuhan Pasien dalam
Minum ObatAlat bantu pengingat pasien minum obat biasanya diperlukan pada pengobatan penyakit kronis atau penyakit-penyakit lain yang memerlukan terapi dalam jangka waktu yang panjang sehingga memerlukan kepatuhan dalam penggunaannya. Misalnya: penggunaan analgesik untuk nyeri kanker, penggunaan obat anti TBC, penggunaan obat anti retroviral, terapi stroke, diabetes, hipertensi dll. Alat bantu yang diberikan berupa :
1. Reminder Medication card
Gambar Reminder Medication Cart
Kartu ini diberikan Apoteker kepada pasien untuk memantau penggunaan obat pasien. Pasien dapat memberikan tanda
pada kartu ini setiap harinya sesuai dengan dosis yang diterimanya. Kartu ini memuat nama pasien, nama obat, jam minum obat, tanggal pasien harus mengambil (re ill) obat kembali.
2. Pemberian Label
Gambar 5.2 Label Obat
Sebagian pasien memerlukan bantuan untuk membaca label instruksi pengobatan yang ada pada obatnya. Berupa bagan waktu minum obat. Biasanya dibuat untuk pasien dengan regimen pengobatan yang kompleks atau pasien yang sulit memahami regimen pengobatan
3. Pil dispenser
Gambar Pil Dispenser
Akan membantu pasien untuk mengingat jadwal minum obat
dan menghindari kelupaan jika pasien melakukan perjalanan
jauh dari rumah. Wadah pil dispenser bisa untuk persediaan
harian maupun mingguan. (Pinto et al., 2018)
4. Kemasan penggunaan obat per dosis unit
Gambar 5.4 Kemasan obat per dosis unit
Pengemasan obat per unit dosis memerlukan peralatan yang mahal. Dapat dilaksanakan jika regimen pengobatan terstandar dan mempakan program pemerintah.
5. Aplikasi Reminder Minum Obat
Aplikasi ini di desain dengan adanya alarm waktu pasien minum obat.
6. Sms Reminder Minum Obat
Gambar Sms Reminder Minum Obat
Short Message Send yang langsung dikirim ke nomer handphone pasien pada saat waktu minum obat.
B. Merubah Gaya HidupGaya hidup sehat adalah gambaran dari aktivitas atau kegiatan seseorang yang di dukung oleh keinginan dan minat, serta bagaimana pikiran seseorang dalam menjalaninya dan berinteraksi dengan linkungannya. Pola hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet muda dan panjang umur atau sebaliknya.
Mengatur pola makan setelah berusia 40 tahun keatas, sangatlah penting.. Terutama bila sejak muda tidak menerapakan pola hidup sehat atau sudah terserang beragam penyakit seperti stroke, hipertensi, jantung, dan sebagainya. Bahkan ketajaman penglihatan manusia sudah berkurang sejak berusia 40 tahun. Kemampuan ini berkurang terutama untuk melihat jarak dekat sehingga memerlukan kaca mata berlensa cembung. Keadaan ini tidak dapat dihindari, namun mudah diatasi dengan memakai kacamata. pemicu nya bisa bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan itu sendiri dan akibat hipertensi.Masa tua bagi sebagian masyarakat adalah masa-masa yang menakutkan oleh karena itu berbagai usaha dilaukan untuk menyiapkan investasi kesehatan diusia tua. Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu melakukan mempertahankan lalu pola hidup sehat dengan menkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan akti itas isik atau olahraga secara benar dan teratur dan tidak merokok. Pola hidup dan pola makanan juga bisa mempengaruhi terjadinya proses penuaan. Misalnya pola makanan yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupuin jenis makanannya, seperti makan makanan tinggi lemak, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah dan sebagainya. Selain itu, makanan yang melebihi kebutuhan tubuh yang bisa memicu obesitas atau kegemukan. Pola hidup juga bisa mempengaruhi hal ini terutama kurangnya akti itas isik. Akibatnya, timbul penyakit yang sering diderita antara lain diabetes militus atau kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan lain-lain. Jika sudah terjadi penyakit ini harus diterapi dan selanjutnya harus menerapkan pola hidup maupun pola makan yang benar, sehingga kerusakan yang terjadi tidak menjadi lebih berat. Hal penting yang mempengaruhi pola hidup sehat pada Lansia antara lain:
1. MakananUsia tua sudah di mulai pada umur 40 tahun, karena perkembangan isik akan menurun, tapi perkembangan mental terus berlangsung. Mulai saat itulah kita harus bisa menahan diri untuk tidak mengkonsumsi makanan yang hanya di sukai dan yang memberi kepuasan, karena enak di mulut. Bagi lansia sebaiknya mengkonsumsi makanan seperti sayuran segar yang di cuci bersih dengan pestisida, buah segar, tahu, tempe yang berprotein tinggi. Terutama hati yang banyak mengandung gizi seperti kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, B12 dan vitamin C.
2. IstirahatIstirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia harus tidur lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas, tidak ada semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang tidur hendaknya di isi dengan ekstra makan. Dan bila tidur terganggu perlu konsultasi ke dokter. Hobi untuk menonton televise boleh saja, tapi jangan sampai larut malam.
3. OlahragaOlahraga yang teratur apapun itu, baik untuk kesehatan kita seperti senam, berenang, jalan kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain. Berolahraga bersama orang lain lebih menguntungkan, karena dapat bersosialisasi, berjumpa dengan teman- teman, dan mendapat kenalan baru, mengadakan kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan bersama. Kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana udara masih bersih. Berolahraga dapat menurunkan kecemasan dan mengurangi perasaan depresi dan lowself esteem. Selain isik sehat jiwa juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat di usia tua.
4. Perilaku Perilaku yang dianjurkan pada lansia• Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.• Mau menerima keadaan, sabar, dan optimis serta meningkat rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.• Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama.• Olahraga ringan tiap hari.• Makan sedikit tapi sering, dan pilih makanan yang sesuai serta banyak minum. • Berhenti merokok dan minum minuman keras.• Minum obat sesuai dengan anjuran dokter/ petugas kesehatan yang lain. • Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.• Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan sex. • Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.
Diantara manfaat yang bisa didapat dengan menerapkan pola hidup sehat pada usia Lansia adalah hidup akan menjadi lebih taqwa dan tenang, tetap ceria dan mengisi waktu luang, keberadaannya tetap diakui keluarga dan masyarakat, kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara, terhindar dari kegemukan/ kekurusan dan penyakit yang berbahaya di masa tua, penyakit jantung, hipertensi, paru-paru, dan kanker paru- paru dapat dicegah, mencegah keracunan obat dan efek ssamping lainnya, mengurang stress, kecemasan dan membuat merasa awet muda, hubungan harmonis tetap terpelihara, gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sesegera mungkin.
Perilaku pola hidup sehat pada lansia yang mengalami
hipertensiPerawatan penderita hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yang menderita hipertensi. Pengaturan pola hidup
sehat sangat penting pada klien hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada hipertensi. Adapun cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok, mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modi ikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain mengurangi stres, olahraga, dan istirahat (Dubbert, 1995)1. Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh nikotin yag ada didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang memicu tekana darah meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini memicu kerja jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan, disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secar optimal dan dengan berhenti merokok efekti itas obat akan meningkat 2. Mengurangi berat badan juga menurunkan resiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker. Secara umum, semakin berat tubuh semakin tinggi tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah dengan cara yang terkontrol.3. Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormone –hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau memicu penumpukan natrium dan air. 4. Minum-minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat memicu kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium. Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmHg dan diastolik 7 mmHg.5. Modi ikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah
mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah, yakni: diet rendah garam , diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan. Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium.Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya ada didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh ada tiga bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25–50 % dari setiap makanan
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude iber) dan serat kasar banyak ada pada sayuran dan buah–buahan, sedangkan serat makanan ada pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal–hal berikut:
-- asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi
atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat
badan per minggu.
-- Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat
gizi.
-- Perlu dilakukan aktifi tas olah raga ringan.
6. Stress tidak memicu hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat memicu kenaikan tekanan darah yang nersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap.
7. Olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik mampu menyusutkan
hormone noradrenalin dan hormon – hormon lain pemicu naiknya tekanan darah. Hindari olah raga Isometrik seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan darah.
8. Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh, istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Meluangkan waku istiraha itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja sehari–hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh
C. Aktivitas Fisik dan Olah Raga
Aktifl ah bergerak setiap hari sesuai kemampuan dan kondidi
tubuh. Untuk tahap awal, dapat dimulai dengan jalan atau jalan
cepat selama 10 menit dan dinaikkan durasinya secara bertahap
cepat selama 10 menit dan dinaikkan secara bertahap. Stelah
mencapaii durasi 30 menit dapat diganti dengan aktivitas lain
seperti bersepeda, renang, senam aerobic.
Aktivitas FisikAktivitas isik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas isik yang tidak ada (kurangnya aktivitas isik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan memicu kematian secara global (“Exercise and Hypertension,” 2004)1. Akibat kekurangan Aktivitas gerak isikAtivitas gerak ( isik) sangat bermanfaat bagi tubuh. Aktivitas isik dapat dilakukan dengan berolahraga. Banyak jenis
olahraga sederhana yang dapat dilakukan,misalnya jogging dan bersepeda.Dengan banyak bergerak,tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat.jika kurang berolahraga tubuh menjadi tidak bugar dan mudah terserang penyakit.
2. Aktivitas isik dengan berolahragaAktivitas isik dapat dilakukan dengan melakukan olahraga.beberapa hipotesis yang menjelaskan tentang mekanisme yang mendasari hubungan antara aktivitas isik dan fungsi kognitif masih belum dapat dipahami.Aktivitas isik memperlihatkan dapat mempertahankan aliran darah otak dan mungkin juga meningkatkan persendian nutrisi otakAktivitas isik dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Aktivitas isik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas isik sedang adalah pergerakan tubuh yang memicu pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang memicu nafas sedikit lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktivitas isik berat adalah pergerakan tubuh yang memicu pengeluaran tenaga yang cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.
Tabel 5.1 Klasi ikasi aktivitas isik
Klasi ikasi
Aktivitas Fisik Pengeluaran kalori Aktivitas FisikAktivitas isik ringan 2,5-4,9 kcal/menit Berjalan kaki, tenis meja, golf, mengetik, membersihkan kamar, berbelanjaAktivitas isik sedang 5-7,4 kcal/menit Bersepeda, ski, menari, tennis, menaiki tanggaAktivitas isik berat 7,5-12 kcal/menit Basket, sepak bola, berenang, angkat beban
Manfaat Aktivitas Fisik Jangka PendekManfaat olahraga bagi kesehatan,seperti olahraga jalan kaki, olahraga renang, olahraga bersepeda, olahraga sepak bola, olahraga lari atau gerakan senam aerobic dapat membantu mencegah sejumlah kondisi janka panjang. Olahraga dapat membantu menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas.Tetapi jika tidak membantu menurunkan berat badan, berolahraga masih bermanfaat bagi kesehatan. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa manfaat aktivitas isik jangka pendek yaitu:1. Tubuh menjadi langsing dan bebas dari racun2. Menghilangkan stres dan menyeimbangkan cairan tubuh
Manfaat Aktivitas Fisik Jangka PanjangPenelitian menunjukkan bahwa aktivitas isik yang teratur dapat membantu mengurangi risiko terhadap beberapa penyakit dan meningkatkan kondisi kesehatan serta kualitas hidup secara keseluruhan. Manfaat kesehatan jangka panjang, termasuk:1. Mengurangi risiko kematian dini.2. Mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.3. Mengurangi risiko timbulnya diabetes.4. Mengurangi risiko timbulnya tekanan darah tinggi.5. Membantu mengurangi tekanan darah pada orang pengidap tekanan darah tinggi.6. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker usus besar.7. Mengurangi rasa depresi dan kecemasan.8. Membantu mengendalikan berat badan.9. Membantu membangun dan memelihara tulang, otot, dan sendi yang sehat.10. Membantu dewasa tua menjadi lebih kuat dan lebih mampu bergerak leluasa tanpa terjatuh.11. Mendukung kesehatan psikologis.
D. Pola Makan Sehat Bergizi SeimbangPola Makan Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Sulisty memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari :
a. Jenis makanJenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri dari makanan pokok, Lauk hewani, Lauk nabati, Sayuran, dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi- umbian, dan tepung.
b. Frekuensi makanFrekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan. Sedangkan menurut frekuensi makan merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan pagi, makan siang, dan makan malam.
c. Jumlah makanJumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap orang atau setiap individu dalam kelompok.Pola makan seimbang adalah suatu cara pengaturan jumlah dan jenis makan dalam bentuk susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi yang terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dan keaneka ragam makanan. Konsumsi pola makan seimbang merupakan susunan jumlah makanan yang dikonsumsi dengan mengandung gizi seimbang dalam tubuh dan mengandung dua zat pembangun dan zat pengatur.
Makan seimbang ialah makanan yang memiliki banyak kandungan gizi dan asupan gizi yang ada pada makanan pokok, lauk hewani dan lauk nabati, sayur, dan buah. Jumlah dan jenis Makanan sehari-hari ialah cara makan seseorang individu atau sekelompok orang dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, sayuran,dan buah frekuensi tiga kali sehari dengan makan selingan pagi dan siang. engan mencapai gizi tubuh yang cukup dan pola makan yang berlebihan dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada tubuh. Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Atur Pola Makan1. memakai piring makan model T yaitu jumlah sayur 2 kali lipat dari bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta dan lain-lain)2. Jumlah makanan sumber protein setara dengan jumlah makanan sumber karbohidrat3. Buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat atau protein. Pilihlah makanan yang disenangi namun tetap memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal.
Atur pola makan dengan memakai piring makan model T sebagai berikut :1. Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat (sayur – 2 kali jumlah karbohidrat). Asupan sayur dianjurkan sebesar 5-6 porsi sedangkan buah minimal 3 porsi per hari. Sayur dan buah berfungsi memelihara mikro lora usus, mencegah obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, kanker kolon. Bahkan, asupan secara benar dan sesuai maka buah dan sayur akan mencegah penyakit berat, appendicitis, diabetes, penyakit jantung coroner dan obesitas.
Serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting. Dengan adanya serat, makan penyerapan karbohidrat, lemak dan protein menjadi berkurang. Jika hal ini dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, makan kegemukan dapat dihindari. Serat mampu memberikan perasaan kenyang dalam waktu yang cukup lama.Sumber serat yang baik adalah sayuran, buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan. Memakan sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang banyak, mempunyai fungsi ganda yaitu disamping sebagai sumber serat jugan merupakan sumber vitamin dan mineral, yang semua itu sangat dibutuhkan untuk memelihara kesehatan tubuh manusia.Sayuran yang banyak mengandung serat adalah bayam, kangkung, buncis, daun beluntas, daunsingkong, kacang panjang , daun katuk, daun kelor, sawi, kecipir, kol dan lain-lain. Buah-buahan yang banyak mengandung tinggi serat adalah alpukat, belimbing, srikaya, cempedak, nangkan, durian, jeruk, kedondong, Kemang, manga, nanas dan sebagainya. Serealia yang kaya serat adalah berat, jagung, jail dan jewawut. Beras giling mempunyai kadar serat dan vitamin (khususnya vitamin B1) lebih rendah dari beras tumbuk, karena itu memilih berat sebaiknya jangan yang terlalu bersih (putih). Kacang-kacangan yang banyak mengandung serat adalah kacang bogor, kacang merah, kacang ijo, kedele serta kacang-kacangan lainnya.
2. Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat (P = KH).
Konsumsi makanan sumber protein sejumlah bahan
makanan bersumber karbohidrat. Tubuh mencerna protein
lebih lambat dari lemak atau karbohidrat sehingga akan
terasa kenyang lebih lama. Protein juga dapat meningkatkan
metabolism tubuh. Dalam proses thermogenesis ini
tubuh memakai sekitar 10% dari asupan kalori untuk
pencernaan. Protein berasal dari bahan makanan seperti
danging, ungags, ikan, telur, produk susu, kedelai, kacang-
kacangan dan biji-bijian. Dianjurkan untuk memilih bahan
makanan sumber protein yang mengandung lemak rendah
dan lemak sengan. Contoh table makanan lemak rendah dan
lemak sedang sebagai berikut :
3. Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah protein (SB = KH + P)Konsumsi buah dan sayur minimal setara dengan jumlah protein dan karbihidrat yang dikonsumsi. Sayuran kaya akan air dan mengkonsumsi sayurang dalam keadaan segar mampu membantu mengisi kebutuhan tubuh akan asupan cairan harian yang sering kali kurang dikonsumsi. Sebaiknya sayuran dikonsumsi dalam keadaan segar karena sayuran yang telah melewati proses pemanasan yang akan merusak cadangan air, enzim, nutrisi dan mineral yang terkandung didalamnya. Pada suhu 40 derajat seaktu pemanasan enzim akan rusak. Sayuran adalah unsur makanan yang berguna sebagai pembentuk basa. bila di konsumsi secara benar sayuran akan mampu menetralkan pH dan menciptakan kondisi homeostatis. Homeostatis alaha konsisi ideal dalam tubuh saat seluruh fungsi berjalan sengan sempurna. Beberapa katalisator kondisi ini salah satunya yang popular adalah nilai pH (Potential Hydrofen). Kondisi homeostatis tubuh sehat tercapai pada saat nilai asam dan basa seimbang yaitu pH dikisaran Netral (7,0) angka tepatnya adalah 7,35 – 7,45. Buah merupakan kelompok makanan penyumbanh air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin dan mineral. Konsumsi buah dengan benar akan memberikan sifat basa pada tubuh. Buah memiliki kandungan serat dan enzim cerna yang mampu membantu tubuh menghilangkan tumpukan makanan dari usus besar.
4. Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat dipakai untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3-4 porsi atau setara dengan 3-4 sendok teh.Minyak ini dipakai untuk mengolah bahan makanan sumber protein dan kelompok sayur-sayuran pada piring makan model T dipagi hari, siang dan sore. Satu porsi lagi untuk mengolah bahan makanan sumber protein yang berada pada
makanan selingan. Minyak dapat juga digantikan oleh margarin, mentega atau santan. Dianjurkan untuk memilih jenis lemak tak jenuh ganda maupun tunggal seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, minyak canola, minyak jagung, minyak biji matahari dan lain-lain. Namun dalam ketika makanan telah matang dan siap disajikan.
E. Penilaian Resiko Penyakit Degeneratif
Framingham Risk Score adalah salah satu skoring yang dipakai untuk mengetahui faktor risiko klasik penyakit
kardiovaskular seperti usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, aktivitas isik, dan kadar kolesterol dalam darah. Instrumen ini merupakan sebuah proyek yang dikembangkan oleh National Heart Institute and Boston University mulai dari tahun 1984 hingga 2003. Kategori Framingham Risk
Score pada penelitian ini yang dipakai adalah penilaian tingkat risiko terhadap perkembangan infark miokard atau mortalitas dari penyakit jantung koroner dalam 10 tahun lalu .Instrumen ini dibentuk untuk usia > 30 tahun tanpa diketahui riwayat penyakit jantung sebelumnya.Instrumen Framingham Risk Score pada penelitian ini memiliki tujuh item penilaian yaitu jenis kelamin, usia, tekanan darah, kadar kolesterol total atau LDL, kadar kolesterol HDL, diabetes mellitus, dan perokok. Namun karena keterbatasan penelitian yaitu pada item pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL maka instrumen ini di modi ikasi sehingga hanya item selain kolesterol LDL dan HDL yang diteliti.
Framingham Risk Score selain dipakai untuk identi ikasi orang-orang yang beresiko terhadap PJK, tetapi juga dapat dipakai untuk penyakit lain seperti stroke, klaudikasio intermiten, gagal jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan atrial ibrilasi.
Peranan Penilaian Risiko Penyakit DegeneratifPenilaian risiko terhadap penyakit degeneratif mempunyai manfaat yang baik karena dapat mendeteksi lebih awal dan mencegahnya menjadi sebuah penyakit kronik. usaha pencegahan dan promosi kesehatan dapat memberikan penanggulangan terbaik untuk setiap pasien sehingga meminimalkan kemungkinan berkembangnya penyakit kronis.usaha promosi kesehatan ini memerlukan pro il
kesehatan pasien yang berupa gambaran status kesehatan pasien saat ini, analisis risiko kesehatan berupa (genetik, lingkungan, dan aspek gaya hidup), penilaian biomarker, dan pencitraan. Pro il kesehatan pasien ini akan menjadi penilaian risiko pada oleh dokter yang berkomunikasi dengan pasien. Dokter ini nantinya akan membuat perencanaan untuk mengurangi risiko ini dengan pengaturan dari gaya hidup, obat-obatan, dan intervensi lainnya.usaha pencegahan ini selain dibutuhkan interaksi antara dokter dan pasien sebaiknya lebih baik lagi ada tim pelayanan kesehatan yang nantinya bekerja memantau kemajuan dari rencana kesehatan pasien dan mengingkatkan dokter terhadap kejadian yang buruk dari pasien ini . Yang terpenting adalah dibutuhkannya pengembangan alat penilaian risiko yang lebih akurat dan sesuai.Hasil dari penilaian risiko pada pasien di komunitas adalah pasien yang berisiko rendah, risiko tinggi dan penderita penyakit kronik. Pasien yang berisiko tinggi adalah fokus utama yang nantinya akan dilakukan perencanaan kesehatan pribadi seperti modi ikasi risiko yang dimilikinya. Sedangkan pada penderita, akan dberikan tatalaksana sesuai dengan penyakit yang dimilikinya. Resiko degeneratif yang diadaptasi dari matriks resiko terkena serangan jantung yang dikembangkan