Tampilkan postingan dengan label tanaman herbal 4 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanaman herbal 4 3. Tampilkan semua postingan

tanaman herbal 4 3

























faktur), bisul, ; Perut busung, cacingan, malaria, tenaga sesudah  melahirkan,; Digigit ular,; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Seluruh bagian tumbuhan. 
INDIKASI :
Tumbuhan ini berkhasiat untuk: - menjernihkan suara, 
- batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), 
- tulang patah (fraktur), memar, rematik, 
- perut busung, cacingan, 
- malaria, 
- memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan 
- digigit ular, bisul. 
CARA PEMAKAIAN :
Seluruh tumbuhan sebanyak 10 - 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk 
pemakaian luar, daun segar ditumbuk hingga  lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus, 
airnya untuk mencuci luka. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Menjemihkan suara 
 Akar senggugu sebanyak 10 g ditumbuk halus. Tambahkan 1/2 
 cangkir air masak sambil diremas merata. Peras dan saring, lalu minum sekaligus. 
2. Asma, bronkitis, sukar kencing. 
 Akar senggugu sebanyak 10 g diiris tipis-tipis lalu diseduh dengan
 secangkir air panas. sesudah  dingin, diminum. 
3. Borok berair 
 Daun segar secukupnya direbus. sesudah  dingin airnya dipakai untuk mencuci borok. 
4. Rematik 
 Daun senggugu segar ditumbuk dengan adas pulasari atau daun 
 senggugu muda diremas halus dengan sedikit kapur. Baban ini 
 lalu dibalurkan di tempat yang sakit.
5. Perut busung, cacingan 
 Daun senggugu, temulawak, dan sedikit garam diseduh dengan 
 secangkir air panas. sesudah  dingin disaring, lalu minum sekaligus. 
6. Batuk 
 Buah senggugu dikunyah dengan sirih, airnya ditelan. Atau buahnya 
 sebanyak 2 buah dicuci bersih lalu dikunyah perlahan-lahan, dan 
 telan. sesudah  itu, minumlah air hangat.
CATATAN :
Di area  Imogiri, Yogyakarta, senggugu dipakai oleh pengobat tradisional Gurah, yaitu kulit akar ditumbuk dan 
diseduh dengan air, kemudian diteteskan pada hidung untuk menjernihkan suara, mengeluarkan lendir dari 
tenggorokan, dan pengobatan sinusitis.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun senggugu, pahit, pedas, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Daun 
banyak mengandung kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang mengandung senyawa 
triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung 
glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Infus daun senggugu secara in vitro 
dapat menghancurkan batu ginjal.
Sereh
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) 
Sinonim : Andropogon nardus L., Andropogon citriodorus Desf.
Familia : Poaceae
Uraian :
Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong, 
membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang 
lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian 
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan 
berbau aromatik. Bunga: susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, 
biasanya berwarna sama, umumnya putih. Daun pelindung: bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil 
(pendukung bunga). Kelopak: bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit). 
Mahkota: bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari: 
berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Putik: kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan 
berbentuk jambul. Buah: buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji. Asal-usul Ceylon. 
Waktu berbunga Januari- Desember. area  distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh pada area  dengan 
ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi 
tanah di area  tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di negara kita  
banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass). 
Biasanya tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan 
potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan yaitu  0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman 
telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya 
dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas 
cahaya matahari hingga  50% dan pemupukan urea hingga  100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak 
atsiri sereh wangi. Berat segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan 
nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh Intensitas 
cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi 
tanaman. Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau anakan pada 5-7 MST, 
jumlah anakan / rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi bahan tanaman pada 24 MST serta tidak 
berpengaruh pada kandungan geraniol dan sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh 
terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan / rumpun pada 19 MST. Interaksi antara pupuk kandang 
den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun / anakan pada 5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam 
dan pupuk NPK berpengaruh pada jumlah anakan / rumpun pada 21 MST. Semakin rapat jarak tanam dapat berefek 
pada peningkatan hasil minyak atsiri; jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang 
semakin tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan tinggi tanaman. Jarak 
tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter 
kanopi pada saat panen. Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak tanam 
yang lebih lebar;, sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh. Dosis pemupukan urea 50 kg/ha 
hingga  100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm 
akan mempercepat pembentukan anakan. 
Nama Lokal :
NAMA area : -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar: dipakai sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan 
penghangat badan. Daun: dipakai sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca 
persalinan, penurun panas dan pereda kejang. 
Pemanfaatan :
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk penghangat badan:
5 gram akar segar Andropogon nardus, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian diminum 
2 kali sehari masing?masing 1/2 gelas, pagi dan sore .
Komposisi :
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, 
kamfen, sabinen, mirsen, ß-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, a￾terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, 
terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, ß-elemen, ß-kariofilen, ß-bergamoten, trans-metilisoeugenol, ß-
kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen 
utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral, 
limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang 
enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal. Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda) 
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2 limonenoksida; p-mentha-2,8-dien￾l-ol; Dekan-2,4dien-l-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta-1(7), 8dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cis￾p.menta-1 (7), 8-dien-2-ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.
Sesuru
(Euphorbia antiquorum L.) 
Sinonim : Euphorbia neriifolia, Linn. 
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Sesuru umumnya ditanam di pekarangan, taman-taman atau tumbuh liar di ladang dan area  pantai. Perdu tegak, 
tinggi 1-3 m, banyak berdahan, berdaging dan mengandung getah berwarna putih susu. Tanaman ini menyerupai 
kaktus, cabang tua bentuknya bulat panjang atau bersegi 3-6. Cabang kecil memiliki  3-5 sirip tebal yang 
bergelombang, dan pada setiap cekungan tumbuh sepasang duri tajam. Daunnya sedikit, bertangkai pendek dan 
berdaging, Helaian daun bulat telur sungsang, panjang 8-12 cm, lebar 3-4 cm, bagian atas berwarna hijau tua, 
bagian bawah agak muda, tumbuh berseling diujung dahan, mudah terlepas. Bunga kecil, berbentuk payung terdiri 
dari 3 kuntum yang keluar di cekungan sirip, diameter 1 cm , warnanya kuning pucat. Buah bundar, diameter 1 cm. 
Nama Lokal :
Sudu-sudu, susurru, susudu (Jawa).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, malaria, demam, radang anak telinga, sakit gigi, asma, bisul; Rematik, sembelit, kurap, gigitan ular, 
membunuh serangga; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Batang, daun dan putik bunga. Kulit dan duri dibuang, lalu dipotong tipis-tipis kemudian goreng hingga  kuning. 
KEGUNAAN: 
- Diare akut. 
- Malaria, demam. 
- Membunuh serangga (insecticide). 
- Radang anak telinga. 
- Sakit gigi. 
- Sesak napas (asmatis). 
- Rematik. 
- Sembelit. 
- Gigitan ular (akar). 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 3-6 g batang. Batang sesudah  dicuci bersih, dibuang kulit dan durinya. Potong tipis-tipis, lalu goreng 
dengan beras hingga  warnanya coklat. Batang yang sudah kering ini lalu direbus dengan air, minum. 
Pemakaian luar. Batang segar dicuci bersih lalu digiling halus. Air perasannya dipakai untuk memoles bisul, 
radang kulit bernanah (piodermi) dan kurap (ringworm infection). Atau batang dikeringkan, digiling menjadi serbuk. 
Taburkan ketempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN: 
1. Bisul, piodermi: 
 Batang dipotong tipis, hangatkan diatas api kecil Letakkan di atas bisul atau radang kulit. 
2. Bisul, kurap: 
 Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya 
 dilumaskan pada bisul atau kurap dan sekelilingnya. Lakukan 2 kali sehari. 
3. Radang anak telinga: 
 Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya 
 dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Sehari 4-6 kali, 2-3 tetes. 
4. Sakit gigi: 
 Getah sesuru beberapa tetes, dengan lidi kapas dilumaskan pada 
 gigi yang sakit atau berlubang. Lakukan 1-2 kali sehari, tetapi harus 
 hati-hati. Jangan hingga  mengenai gigi yang sehat. 
5. Sembelit:
 Batang sesuru dicuci lalu digiling halus, peras. Airnya diaduk 
 dengan tepung tapioka secukupnya lalu dibuat pil sebesar kacang 
 hijau. Keringkan dengan cara digongseng diatas tatakan genteng. Setiap kali makan 1 pil.
CATATAN: 
- Sesuru beracun, wanita hamil dilarang pakai. 
- Untuk minum, sesuru sesudah  dibuang kulit dan durinya lalu diiris 
 tipis-tipis. Goreng alau gongseng dengan beras, hingga  warnanya 
 menjadi coklat. Baru direbus dengan air, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, beracun. Batang sesudah  dihilangkan cairannya dengan 
pengolahan, berkhasiat menghilangkan bengkak (anti swelling), anti radang (anti inflarnast), anti diare, peluruh 
kentut. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Taraxerol, taraxerone, friedelan-3 alfa-ol, friedelan-3 beta-ol, epifriedelanol, 
sterol, progesterone, karbohidrat, asam amino, asam sitrat, asam malat, dan asam fumarat. Daun: Peroxidase, 
calsium oksalat, peptic substance, kanji. Getah: Euphorbol, euphol, cyeloartenol.
Siantan
(Ixora stricter Roxb.) 
Sinonim : Ixora chinensis, Lamk.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dan dipakai untuk bunga sembahyang agama Budha. Tanaman perdu tegak 
ini tingginya sekitar 1 m - 2,5 m, berbatang coklat kehitaman, banyak bercabang, cabang muda berwarna coklat 
kemerah-merahan. Daun tunggal, letak berhadapan-bersilang, tangkai daun sangat pendek, bulat telur sungsang 
hingga  jorong, tepi rata, warna daun hijau tua, daun muda di ujung tangkai berwarna merah kecoklatan, 
permukaan daun mengkilat, bagian ujung dan pangkal daun runcing, panjang 6 - 13 cm, lebar 3 - 4 cm. Bunga 
berupa bunga majemuk berbentuk malai rata, warna oranye, tumbuh di ujung tangkai. Buah bulat, penampang 7 -
8 mm, merah ungu.
Nama Lokal :
Long chuan hua (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, Tidak datang haid, Hipertensi; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, akar, tangkai dan daun.
KEGUNAAN:
Bunga: Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhea), hipertensi.
PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, rebus, minum.
Akar: TBC Paru, batuk dan batuk darah.
 Pemakaian: 30 - 60 gr. rebus, minum.
Tangkai dan daun: Luka terpukul, badan ngilu-ngilu, terkilir, koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. TBC paru disertai batuk dan batuk darah: 
 30 - 60 gr akar siantan + 10 gr Gancao direbus selama 3 jam, untuk 
 1 X minum. Atau: 
 30 - 60 gr akar siantan ditambah 60 gr daging sapi tanpa lemak, dibuat soup.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sejuk, hypotensive, mengecilkan bekuan darah (reduce 
hematoma), menghilangkan sakit (analgesic).Sidaguri
(Sida rhombifolia L.) 
Sinonim : S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S. semicrenata Link., S. spinosa L.
Familia : Malvaceae
Uraian :
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari 
cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada area  tropis di seluruh dunia dari dataran rendah hingga  
1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun 
tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, 
bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna 
kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah 
dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan 
dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa 
Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan 
(Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae 
radix (akar sidaguri).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus 
kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan 
pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat 
pematangan bisul, antiradang, dan abortivum. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat dipakai sebagai obat. Bisa dipakai segar atau yang 
telah dikeringkan.
INDIKASI
Herba dipakai untuk mengatasi:
Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar (scrofuloderma),
radang usus (enteritis), disentri, 
sakit kuning (jaundice),
malaria,
batu saluran kencing, 
sakit lambung,
wasir berdarah, muntah darah, 
terlambat haid, dan
cacingan.
Akar dipakai untuk mengatasi:
influenza, sesak napas (asma bronkhiale), 
disentri,
sakit kuning, 
rematik gout, 
sakit gigi, sariawan,
digigit serangga berbisa, 
kurang nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit), 
terlambat haid, dan
bisul yang tak kunjung sembuh. 
Bunga dipakai untuk obat luar pada: 
gigitan serangga.
CARA PEMAKAIAN
Rebus herba kering (15--30 g) atau herba segar (30--60 g), lalu minum airnya. Jika memakai   akar, dosisnya 10-
15 g, atau memakai   takaran besar sebanyak 30--60 g, rebus, Ialu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, tempelkan herba segar atau akar yang telah digiling halus ke bagian tubuh yang sakit, 
seperti bisul, koreng, TBC kelenjar, gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, pakai  airnya untuk mencuci ekzema 
pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.
CONTOH PEMAKAIAN
Rematik
Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air hingga  tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan,minum 
sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga  tersisa satu gelas. sesudah  
dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air 
matang secukupnya hingga  simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. sesudah  dingin, minum airnya sekaligus.
Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas.
pakai  ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air 
masak hingga  terendam seturuhnya dan tim. sesudah  dingin, minum airnya.
Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan minyak kelapa, lalu aduk hingga  merata. 
Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, hingga  sembuh.
TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cud herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan daging (60 
g), lalu tim. sesudah  dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar hingga  halus, 
lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.
Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. sesudah  dingin, minum airnya dan 
makan dagingnya. Lakukan selama beberapa hari.
Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling hingga  halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air 
matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari. 
Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air hingga  tersisa satu 
gelas. sesudah  dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya. .
Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit.
Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk hingga  halus. Tempelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.
Catatan
Perempuan hamil dilarang memakai   tumbuhan obat ini.
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak 
mengandung zat phlegmatik yang dipakai sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang 
mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.
Sirih
(Piper betle, Linn.) 
Sinonim : Chavica auriculata Miq. Artanthe hixagona.
Familia : Piperaceae
Uraian :
Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini 
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak 
panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau 
agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan 
obat-obatan juga masih sering dipakai oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan 'nginang' (Jawa). Biasanya 
kelengkapan untuk 'nginang' ini yaitu  daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Nama Lokal :
Betel (Perancis), Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (negara kita ), Suruh, Sedah (Jawa), Seureuh (Sunda); Ju jiang 
(China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Mimisan, Bronkhitis, Batuk, 
Sariawan, Luka; Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduren, Diare, Sakit gigi; 
Pemanfaatan :
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan
 Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
 Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian 
 dipanggang dengan api.
 Cara memakai  : dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
2. Keputihan
 Bahan: 7 - 10 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air hingga  mendidih.
 Cara memakai  : air rebusan daun sirih ini dalam keadaan 
masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
3. Sakit Jantung
 Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang 
 merah, 1 sendok jintan putih.
 Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk hingga  halus, 
 ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
 Cara memakai  : diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur. 
4. Sifilis
 Bahan : 25 - 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula
 aren dan garam dapur secukupnya.
 Cara membuat: semua bahan ini direbus bersama dengan 2 liter 
 air hingga  mendidih, kemudian disaring.
 Cara memakai  : diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren
 Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok 
 minyak kayu putih.
 Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk bersama-sama hingga  halus.
 Cara memakai   : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
6. Diare 
 Bahan: 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
 Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk bersama-sama hingga  halus.
 Cara memakai  : digosokkan pada bagian perut.
7. Menghentikan pendarahan gusi
 Bahan: 4 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai   : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, diulang 
 secara teratur hingga  sembuh.
8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa)
 Bahan: 1 lembar daun sirih.
 Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit 
 supaya keluar minyaknya.
 Cara memakai  : dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.
9. Sakit gigi berlubang
 a. Bahan: 1 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai  : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, 
 diulang secara teratur hingga  sembuh.
 b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok
 Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk hingga  
 garam larut, biarkan hingga  dingin
 Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.
10. Bronkhitis
 Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
 Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula
 batu dengan air 2 gelas hingga  mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring
 Cara memakai  : diminum 3 kali sehari 3 sendok makan
11. Batuk
 a. Bahan: 4 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai  : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga  sembuh.
 b. Bahan: 4 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai  : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga  sembuh.
 c. Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya.
 Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama 
 daun widoro dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai  : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga  sembuh.
 d. Bahan: 4 lembar daun sirih.
 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih
 Cara memakai  : sesudah  dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga  sembuh.
12. Sakit Mata
 Bahan: 2 - 3 lem
Komposisi :
Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional
Sirsak
(Annona muricata, Linn. (Latin)) 
Familia :Annonaceae
Uraian :
Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. 
Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang 
pada bagian bawahnya memiliki  warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi 
untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di area  yang 
tanahnya cukup mengandung air. Di negara kita , sirsak tumbuh dengan baik pada area  yang mempuyai ketinggian 
kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda 
Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada 
manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik yaitu  melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 
tahunan sesudah  ditanam.
Nama Lokal :
NAMA area : Sirsak (negara kita ) Nangka sabrang, Nangka landa (Jawa) Nangka Walanda, Sirsak (Sunda) Nangka 
buris (Madura) Srikaya jawa (Bali) Deureuyan belanda (Aceh) Durio ulondro (Nias) Durian batawi (Minangkabau) 
Jambu landa (Lampung) Langelo walanda (Gorontalo) Sirikaya balanda (Bugis dan Ujungpandang) Wakano (Nusa 
Laut) Naka walanda (Ternate) Naka (Flores) Ai ata malai (Timor)
Pemanfaatan :
Khasiat dan manfaat untuk pengobatan: 
Ambeien
Bahan: buah sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas;Cara memakai   : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
Sakit Kandung Air Seni
Bahan: buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya;
Cara membuat: semua bahan ini dimasak dibuat kolak;
Cara memakai   : dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut. 
Bayi Mencret
Bahan: buah-sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya;
Cara memakai   : diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
Anyang-anyangen (sering kecing tetapi sedikit dan terasa sakit) 
Bahan: sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya;
Cara membuat: sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas; Cara 
memakai   : disaring dan diminum.
Sakit Pinggang
Bahan: 20 lembar daun sirsak;
Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal3 gelas;
Cara memakai   : diminum 1 kali sehari 3/4 gelas. 
Bisul
Bahan: daun sirsak yang masih muda secukupnya;
Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah 1/2 sendok air, diaduk hingga  merata;
Cara memakai   : ditempelkan pada bagian bisul.
Komposisi :
Sirsak (Annona muricata) pada setiap 100 gramnya mengandung nilai kalori sebanyak 65 kalori, protein 1 gram, 
lemak 0,3 gram, hidrat arang 16,3 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 27 miligram, besi 0,6 miligram, vitamin A 10 SI, 
vitamin B, 0,07 miligram, vitamin C 20 miligram dan zat air 81,7 persen. Di samping itu, pada bagian daun clan 
batangnya mengandung unsur senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat clan alakaloid murisine.
Sisik Naga
(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.) 
Sinonim : D. heterophyllum C.Chr., D. microphyllum (Pr.) C.Chr., Lemmaphyllum microphyllum Presl.
Familia : polypodiaceae.
Uraian :
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh area  Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang 
menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit sebab  dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat 
ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada area  yang agak lembab mulai dari 
dataran rendah hingga  ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, 
kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan 
jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung 
tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul atau berambut jarang pada 
permukaan bawah, berwarna hijau hingga  hijau kecokelatan. Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa 
spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun 
yang berbentuk bulat hingga  jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan 
picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai Sumatera Barat). Jawa: 
paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). NAMA ASING Bao shu lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad, 
duitvaren (B). NAMA SIMPLISIA Drymoglossi Herba (herba picisan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya manis, sedikit pahit, dingin. Antiradang, menghilangkan nyeri (analgesik), pembersih darah, penghenti 
perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan obat batuk (antitusif). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 
Ekstrak alkohol daun sisik naga memiliki  aktivitas menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sedangkan 
ekstrak alkohol dan ekstrak airnya dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus aureus (L. Nuraini Susilowati, FF 
UGM, 1988). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian yang dipakai yaitu  daun dan seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI
Daun dipakai untuk pengobatan : 
gondongan (parotitis),
TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma),
sakit kuning (jaundice),
sukar buang air besar (sembelit), sakit perut, 
disentri,
kencing nanah (gonore),
batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah,
perdarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan,
rematik,
keputihan (leukore), dan 
kanker payudara.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-60 g daun, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, pakai  air rebusan herba segar untuk mencuci kudis, koreng, atau berkumur bagi 
penderita sariawan dan radang gusi. Cara lain, giling herba segar hingga  halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit 
pada penyakit-penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah.
CONTOH PEMAKAIAN
Radang gusi (gingivitis)
Cuci daun sisik naga secukupnya hingga  bersih, lalu kunyah. Biarkan kunyahan ini cukup lama di bagian gusi 
yang meradang. Selanjutnya, buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, hingga  sembuh.
Rematik jaringan lunak (nonartikuler)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring dan air 
saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sakit kuning (jaundice)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar hingga  bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air hingga  airnya tersisa separonya. 
sesudah  dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sariawan
Cuci 1 genggam daun sisik naga hingga  bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air hingga  mendidih (selama 15 menit). 
pakai  air saringannya untuk berkumur selagi hangat.
Menghentikan perdarahan
Cuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling hingga  halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu air saringannya 
diminum. Lakukan 3 kali sehari hingga  sembuh
Komposisi :
Sisik naga mengandung minyak asiri, sterol/triterpen, fenol, flavonoid, tanin, dan gula.
Som Jawa
(Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.) 
Sinonim : T. crassifolium Willd.. T. patens (L.) Willd.. Portulaca patens L.
Familia : Portulacaceae
Uraian :
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal 
dari Amerika tropis. Akarnya berdaging tebal, biasa dipakai sebagai pengganti kolesom. DI Jawa tumbuh pada 
ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan 
pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung 
dan pangkal runcing, panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5 - 5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai, 
berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter 
3 mm, bijinya kecil, hitatn, bulat gepeng.
Nama Lokal :
NAMA area  Gelang porslen. NAMA ASING Turen shen (C), vergeet-mij-wel (B), tho cao ly sam, tho nhan sam (V), 
panicled fameflower root (I). NAMA SIMPLISIA Talini paniculati Radix (akar som jawa)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar bersifat manis dan netral yang berkhasiat menguatkan paru, tonikum, dan afrodisiak. Sedangkan daunnya 
berkhasiat meningkatkan nafsu makan (stomakik).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Akar, daun. Akar sesudah  dicuci lalu dikukus, baru dikeringkan untuk penyimpanan.
INDIKASI
Akar berkhasiat mengatasi:
kondisi badan lemah, banyak berkeringat, pusing, 
lemah syahwat,
batuk, TB paru, paru-paru lemah, 
nyeri lambung,
diare,
ngompol (enuresis),
datang haid tidak teratur, 
keputihan, dan
air susu ibu (ASI) sedikit. 
Daun berkhasiat untuk:
melancarkan pengeluaran ASI, 
bisul, dan
kurang nafsu makan. 
CARA PEMAKAIAN
Akar som jawa yang telah dikeringkan sebanyak 30 - 60 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, daun som jawa 
segar dicuci lalu dipipis. Tempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN 
Lemah syahwat
Akar som jawa sebanyak 50 g diiris tipis-tipis. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas:Tambahkan sedikit brem, minum 
selagi hangat. 
ASI sedikit, kurang nafsu makan
Daun som jawa segar secukupnya ditumis, lalu dimakan sebagai sayuran.
Bisul
Daun som jawa segar dicuci. Tambahkan gula merah secukupnya lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul, lalu 
dibalut.
Catatan
Akar segar sebelum dipakai untuk pengobatan atau diktringkan untuk penyimpanan, harus dikukus (diuapkan) 
terlebih dahulu. Pemakaian akar segar secara langsung bisa menyebabkan diare.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sosor Bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Per.) 
Sinonim : Bryophyllum pinnatum, (L.f.) Oken. = B. germinans, Blanco. = B.pinnatum. (lamk.), Kurz. = Cotyledon 
paniculata, Blanco. = C. pinnata, Lamk. = C. rhizophylla, Roxb.
Familia : Crassulaceae
Uraian :
Terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersehar di area  tropik. Tinggi ± 1 m, dipelihara di pekarangan 
rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu, area  panas 
dan kering. Tumbuh hingga  ± 1.000 m di atas permukaan laut.Terna berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, 
banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung 
daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau hingga  hijau keabu-abuan. Dapat 
dikembangbiakkan melalui daun (Kuncup-kuncup daun berbentuk dalam toreh-toreh pada tepi daunnya). Syarat 
Tumbuh a. Iklim 1) Ketinggian tempat 1 m - 2.400 m di atas permukaan laut 2) Curah hujan tahunan 2.500 mm -
2.500 mm/tahun 3) Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan. 4) Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) 
; 3 bulan - 4 bulan 5) Suhu udara : 20' C - 25' C. 6) Kelembapan : sedang. b. Tanah 1) Tekstur : pasir hingga  liat 2) 
Drainase : sedang - baik 3) Kedalaman air tanah : 10 cm - 25 cm dari permukaan tanah 4) Kedalaman perakaran : 2 
cm - 25 cm dari permukaan tanah 5) Kemasaman (pH) : 5 - 7. 6) Kesuburan sedang. 
Nama Lokal :
Buntiris, Jampe, Jukut kawasa, tere, ceker itik (Sunda); Suru bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen (Jawa),; 
Didingin beueu (Aceh), Mamala (Halmahera), Rau kufiri (Ternate); Kabi-kabi (Tidore), dau ancar bebek, daun 
ghemet (Madura); Lou di sheng gen (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit panas, Sakit kepala, Batuk, Melancarkan air seni; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, pemakaian segar. 
KEGUNAAN: 
- Bisul,koreng, pembengkakan payudara (mastitis), memar, tulang patah. 
- Rheumatik, wasir, buang air kecil kurang lancar, datang haid tidak 
 teratur. 
- Diare. bengkak-hengkak, peluruh dahak, penurun panas. 
- Radang amandel (Tonsilitis), radang telinga tengah (Otitis media 
 acuta). 
- Batuk darah, muntah darah, luka berdarah. 
- Terbakar dan tersiram air panas. 
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr tumbuhan segar direbus. 
PEMAIKAIAN LUAR: 
Daun dilumatkan, dipakai ditempat yang sakit sebagai tapal pada: 
1. Disentri, diare. menurunkan demam: 
 Tapal di perut, sehari diganti 2 kali 
2. Bisul. koreng, mastitis, memar: 
 30 - 60 gr daun sosor bebek dilumatkan, ambil airnya (peras) 
 ditambah madu, minum, sisa perasan daun, ditempelkan pada tempat kelainan sebagai tapal. 
3. Radang amandel: 
 5 - 10 lembar daun sosor bebek segar dilumatkan, ambil airnya untuk kumur-kumur (gargle). 
4. Radang telinga luar (Otitis externa). 
 Air perasan daun sosor bebek dipakai untuk obat tetes telinga. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Nyeri lambung (Gastritis): 
 Air perasan 5 lembar daun sosor bebek ditambah sedikit garam, minum. 
2. Muntah darah:
 7 lembar daun sosor bebek dilumatkan, campur arak + gula merah (gula enau), ditim, minum hangat-hangat. 
3. Sendi-sendi sakit (Rheumatik): 
 Seluruh tanaman sosor bebek seberat 30 gr direbus, minum airnya, 
 atau: 
 4 lembar daun sosor bebek,
 1 sendok teh adas, 
 1 jari pulosari, 
 2 jari gula enau, dan 
 3 gelas air.
 Semua bahan direbus hingga  menjadi 3/4-nya, sesudah dingin 
 disaring, diminum 3 x sehari @ 3/4 gelas.
4. Wasir: 
 Daun sosor bebek dicuci bersih, diangin-anginkan hingga  kering, 
 dibuat menjadi bubuk.
 Pemakaian: 1 sendok makan bubuk diseduh air panas 3/4 cangkir, 
 ditambah madu 1 sendok makan, minum hangat-hangat, sehari 3 kali. 
PERHATIAN : 
Dilarang memakan herba sosor bebek bila ada kegagalan fungsi pencernaan (kelenjar pancreas menurun, dingin)
Komposisi :
SIFAT KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGI : Agak asam, bau lemah, dingin. Anti radang, menghentikan pendarahan, 
mengurangi pembengkakan, mempercepat penyembuhan. KANDUNGAN KIMIA : Zat asam lemon, zat asam apel, 
vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glucoside
Srigading
(Nyctanthes arbor-tristis L.) 
Sinonim : N. arbodica-charantia L., = N. dentata, Bl. 
Familia : Oleaccae
Uraian :
Srigading tumbuhan asli India, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tumbuh liar di semak-semak atau 
pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah hingga  500 
m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun 
tunggal, bulat telur, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip, panjang 4 - 11 
cm, lebar 2 - 8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong, 
berambut, panjang ± 7 mm, tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3 - 5, putih, mekar waktu malam hari dan 
berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5 m, cokelat. Biji keras, cokelat. Perbanyakan 
dengan biji atau setek batang. 
Nama Lokal :
Srigading, suruh gading, sarigading, sirih gading,; Kembang pengantin, daun karangan (Jawa).; Coral jasmine, 
sorrowful tree (Inggris).; Harsinghar, patijataka (India/Pakistan).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam nifas, demam malaria, ruam kulit, kusta, cacing gelang,; Cacing keremi, nyeri pinggul, pegal pinggang, haid 
tidak lancar,; Perawatan sesudah  melahirkan, rematik, cacingan, batuk, ; Radang saluran napas (bronkhitis), 
sembelit, ketombe.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun, bunga, kulit kayu, dan biji. 
INDIKASI :
Bunga dan daun srigading berguna untuk mengatasi: 
- demam, demam sehabis bersalin (nifas), 
- perawatan sesudah  bersalin, 
- haid tidak lancar, 
- rematik, 
- ruam kulit, kusta, dan 
- cacingan pada anak. 
Kulit kayu untuk mengatasi: 
- batuk, radang saluran napas (bronkitis), dan 
- sembelit. 
Biji berguna untuk mengatasi: 
- ketombe. 
Cara Pemakaian Lihat contoh pemakaian. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam nifas 
 Bunga srigading segar sebanyak 10 g dicuci bersih. Rebus dengan 
 2 gelas air bersih hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, 
 hasil saringan diminum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. 
2. Demam yang membandel, demam pada malaria 
 Daun srigading segar dicuci bersih, lalu makan bersama seiris kecil jahe segar. 
3. Ruam kulit, kusta 
 Beberapa kuntum bunga srigading segar diseduh, lalu diminum seperti teh. Lakukan setiap hari. 
4. Cacing gelang, cacing keremi 
 Air perasan daun srigading sebanyak 1 sendok makan ditambah 
 sedikit madu dan garam. Minum malam hari sebelum tidur. 
5. Nyeri pinggul, pegal pinggang bagian bawah 
 Daun srigading sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air 
 memakai api kecil hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum sekaligus. 
CATATAN: Perempuan hamil jangan minum rebusan tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung tanin, metil 
salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut 
niktantin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Pemberian infus daun srigading 5% dan 10% dan juga infus bunga 
srigading 0,5% dan 1%, dapat meningkatkan amplitude kontraksi pada otot rahim kelinci terpisah (Saikhu Akhmad 
Husen, Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR, 1987).
Srikaya
(Annona squamosa L.) 
Familia : Annonaceae
Uraian :
Perdu hingga  pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung 
rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang hingga  bentuk lanset, 
ujung tumpul, hingga  meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat. 
Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup 
bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm, 
putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau 
mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, 
penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, 
ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat 
membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang 
melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih 
keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga 
Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah hingga  ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir 
hingga  tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai 
iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan 
beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila 
mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan 
pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga 
dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2 
tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai sesudah  
tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120 
hari sesudah  berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai yaitu  kutu dari jenis Planococcus spp., 
Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting yaitu  busuk akar 
yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah yaitu  kanker hitam (Phomopsis 
spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan 
penyemprotan yang teratur memakai   manozeb atau copper oksikhlorid. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. 7awa: sarikaya, srikaya, serkaya, 
surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata. 
Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis. NAMA 
ASING Pan li zhi (C), custard apple, sugar apple, sweetsop (I), noinaa (T), kaneelappel, attier, pomme canalle, 
zuckerapfel. NAMA SIMPLISIA Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium (daun srikaya).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat antiradang, antidepresi. Daun rasanya pahit, 
kelat, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat astringen, antiradang, peluruh cacing usus (anthelmintik), serta 
mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan 
pembunuh serangga (insektisida). Kulit kayu berkhasiat astringen dan tonikum. Buah muda dan biji juga berkhasiat 
antiparasit. EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Infusa biji buah srikaya berefek larvasida terhadap Aedes aegypti; 
sedangkan ekstrak biji berefek larvasida terhadap Culex quinquevasciatus, tetapi tidak berpengaruh pada 
kemampuan bertelur dan daya tetas nyamuk. Ekstrak biji A.squamosa yang larut dalam air pada konsentrasi 1,0%--
2,0% dan juga minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan langsung biji menyebabkan kematian serangga uji. 
Isolasi senyawa asetogenin dari ekstrak yang larut dalam metanol biji Annona muricata dan Annona cherimola 
(Annonaceae) memiliki  aktivitas penting pada infeksi larva Molinema dessetae. Ekstrak daun Annona squamosa 
mampu membunuh Ascaridia galli, sebaliknya infusa daun Annona squamosa tidak memiliki  kemampuan 
membunuh Ascaridia galli. Air perasan daun sirsak (Annona muricata) 1:1 dan daun srikaya (Annona squamosa) 1:2 
berefek sebagai antifertilitas dan embriotoksik terhadap janin apabila diberikan pada masa mulai kebuntingan 
hingga  selesainya masa organogenesis, tetapi tidak menimbulkan cacat bentuk luar janin (cacat makroskopis). 
Kekuatan air perasan daun srikaya ternyata bersifat relatif lebih embriotoksik bila dibandingkan dengan air perasan 
daun sirsak. Daun Annona squamosa memiliki  efek antifertilitas dan embriotoksik pada tikus betina; serta 
berpengaruh pada daya reproduksi Sitophillus ori zae. Senyawa insektisida yang terdapat dalam biji Annona 
squamosa memiliki  daya bunuh ektoparasit. Tetrahidroisokinolin memiliki  aktivitas kardiotonik. Higenamin 
(p--hidroksibenzil6,7--dihidroksi-- 1,2,3,4--tetrahidroisokinolin) berinteraksi dengan adrenoreseptor, menghasilkan 
aktivitas inotropik positif pada otot jantung. Senyawa poliketida dan bistetrahidrofuran memiliki  efek antitumor 
. TOKSISITAS Dapat mengiritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjungtivitis dan 
inflamasi. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dapat dipakai sebagai obat, yaitu daun, akar, buah, kulit kayu, dan bijinya.
INDIKASI
Daun dipakai untuk mengatasi: 
batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, 
disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, 
kudis, dan ekzema.
Biji dipakai untuk mengatasi: 
pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga.
Buah muda dipakai untuk mengatasi : 
diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia).
Akar dipakai untuk mengatasi: 
sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.
Kulit kayu dipakai untuk mengatasi:
diare, disentri, dan luka berdarah.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat cara pemakaian. Untuk pemakaian luar, rebus daun dan airnya, lalu pakai  untuk 
mencuci luka dan borok. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menggiling bijinya menjadi bubuk, pakai  untuk 
membasmi kutu kepala, kutu anjing, dan serangga. pakai  buah masak untuk mengobati bengkak sebab  memar 
dan abses.
CONTOH PEMAKAIAN 
Borok, bisul keras 
Cuci daun segar secukupnya, lalu giling hingga  halus. Tambahkan sedikit garam, lalu pakai  ramuan ini untuk 
menurap borok atau bisul dan balut. Dalam sehari, ganti 2--3 kali.
Mematangkan bisul
Ambil isi buah yang sudah masak, lalu giling halus. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata, turapkan pada 
bisul, lalu balut dengan kain kasa.
Tiba-tiba pingsan, menenangkan penderita histeris: 
Cuci daun segar secukupnya, lalu tumbuk hingga  halus. Dekatkan gilingan daun tadi pada hidung penderita agar 
baunya terhisap oleh penderita.
Membasmi kutu anjing:
Mandikan anjing yang berkutu dengan air rebusan daun atau biji srikaya. 
Caranya, tumbuk halus daun atau biji srikaya, tambahkan air secukupnya, lalu saring airnya dan pakai  untuk 
memandikan anjing.
Mematikan kutu kepala:
Cuci biji srikaya (10 butir) dan daun srikaya segar (1 genggam), lalu giling hingga  halus. Tambahkan sedikit minyak 
kelapa, lalu aduk merata. Turapkan pada kulit kepala, lalu bungkus dengan kain. sesudah  tiga jam, buka dan cuci 
hingga  bersih. Jangan hingga  bilasan air masuk ke mata sebab  dapat menyebabkan iritasi dan meradang.\
Cacingan pada anak
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu rebus dengan lima gelas air hingga  tersisa tiga gelas. sesudah  dingin, saring 
dan minum tiga kali sehari, masing-masing satu gelas.
Gangguan pencernaan
Cuci daun srikaya segar secukupnya, giling hingga  halus, lalu tambahkan minyak kelapa secukupnya. Tempelkan 
pada perut.
Diare
Cuci kulit batang srikaya (6--10 g), potong kecil- kecil, lalu tambahkan gula merah secukupnya. Rebus dengan empat 
gelas air hingga  tersisa separuhnya. sesudah  dingin, saring dan minum dua kali sehari, masingmasing satu gelas.
Kudis
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu giling hingga  halus. Remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok 
teh dan pakai  untuk menggosok kulit yang kudis. Lakukan sehari dua kali.
Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji buah srikaya. 
Hati-hati jika minum rebusan biji, kulit kayu, dan akar srikaya sebab  mengandung racun.
Hanya dipakai dibawah pengawasan herbalis berpengalaman.
Komposisi :
Tumbuhan ini pada umumnya mengandung alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin 
(retikulin). Pada organ--organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Daun, kulit dan akar mengandung WN. 
Pulpa buah yang telah masak ditemukan sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, arginin. (Pada Annona muricata : 
prolin, asam aminobutirat). Pada jenis Annona yang lain yaitu pada Annona glabra, Annona muricata ditemukan 
golongan senyawa polifenol (kuersetin, asam kafeat, leukoantosianidin, asam kumarat). Biji mengandung senyawa 
poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A, 
anonin 1, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuarnostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, ncoanonin B, neo desasetilurarisin, 
neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin) Penernuan hasil 
penelitian lain yaitu skuamosisnin A, skuamosin B, C, D, E, F, G, H,1, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak, asam 
amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji Srikaya terdiri dari metil palmitat, metil 
stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokinolin, p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi- 1,2,3,4-
tetrahidroisokinolin (demetilkoklaurin = higenamin). Bunga mengandung asarn kaur-1 6-ene- 1 9-oat 
diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga srikaya.
Tahi Kotok
(Tagetes erecta L.) 
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Herba tahunan, tegak, tinggi 60 - 70 cm. Ditanam pada halaman rumah dan taman-taman sebagai tanaman hias, 
Lebih menyukai tempat tempat yang terkena sinar matahari, dan lembab. Bunga berbentuk bonggol (flower head), 
yang dikelilingi daun pelindung. Warna bunga kuning atau orange.
Nama Lokal :
Ades, Afrikaantjes; Wan shou ju (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).; Batuk, Bronkhitis, Sariawan, radang tenggorok, sakit
gigi,; Kejang pada anak-anak; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, kering.
KEGUNAAN:
1. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).
2. Batuk seratus hari (Pertussis), radang saluran nafas (Bronchitis).
3. Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada 
 anak-anak.
PEMAKAIAN: 5 - 15 gr bunga kering, direbus.
PEMAKAIAN LUAR: Bunga direbus untuk cuci, atau:
1. Gondongan (Parotitis), pembengkakan payudara (mastitis): 
 Lumatkan bunga, campur . dengan cuka, sebagai tapal pada tempat yang sakit.
2. Radang kulit bernanah (Pyodermi): 
 Lumatkan akar dan daun segar, sebagai tapal di tempat kelainan.
CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk seratus hari (Pertusis): 
 15 bunga Tagetes erecta + gula enau, direbus.
2. Sakit gigi, sakit mata: 15 gr bunga tagetes erecta, rebus.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, bau khas, sejuk. Anti radang, mengencerkan dahak, obat 
batuk. KANDUNGAN KIMIA: Bunga mengandung Tagetiin 0,1 %, terthienyl, helenian 0,74 %, flavoxanthin.
Tanduk Rusa
(Paltycerium coronarium, (Kuning), Desv.) 
Sinonim :=Paltycerium bifurcatum. =P. andidum. 
Familia : Polypodiaceae
Uraian :
Tanduk Rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan 
dipelihara sebagai tanaman hias sebab  pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman 
yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi 
inangnya. Atau memiliki  sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian area  disebut simbar menjangan selain 
permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang 
menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang 
menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool 
berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung 
memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar 
rimpangnya. 
Nama Lokal :
Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (negara kita ); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Radang rahim luar, Haid tidak teratur, Bisul, Abses; 
Pemanfaatan :
1. Demam
 Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam. 
 Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam 
 secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas. 
 Cara memakai  : disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
2. Radang Rahim luar
 Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih secukupnya
 Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak 
 kayu putih secukupnya, dan diaduk. 
 Cara memakai  : ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut dengan kain stagen.
3. Haid tidak teratur
 Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa. 
 Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya. 
 Cara memakai  : diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan (haid).
4. Bisul
 Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih. 
 Cara Membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus. 
 Cara memakai  : dipakai untuk mengompress bagian bisul. 
5. Abses
 Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adaspulawaras secukupnya. 
 Cara Membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus. 
 Cara memakai  : dipakai untuk mengompress bagian bisul.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan Kimia yang terdapat pada Tanduk rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) belum 
diperoleh hasil penelitian yang jelas.
Tapak Dara
(Catharantus roseus (L.) G. Don.) 
Sinonim : Lochnera rosea, Reich. Vinca rosea, Linn. Ammoallis rosea, Small. 
Familia : Apocynaceae
Uraian :
Tapakdara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut 
jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang hingga  100 
cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. 
Ciri-ciri tumbuhan Tapakdara : memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, 
beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun 
tunggal. Bunganya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapakdara juga memiliki 
rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.
Nama Lokal :
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (negara kita ), 
Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes, Hipertensi, Leukimia, Asma, Bronkhitis, Demam; Radang Perut, Disentri, Kurang darah, Gondong, Bisul, 
Borok; Luka Bakar, Luka baru, Bengkak; 
Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus (sakit gula/kencing manis)
 a. Bahan: 10 - 16 lembar daun tapakdara
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 1 gelas
 Cara memakai  : sesudah  dingin diminum, diulangi hingga  sembuh.
 b. Bahan: 35 - 45 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras
 Cara membuat: bahan ini direbus dengan 3 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 1 gelas
 Cara memakai  : sesudah  dingin diminum, diulangi hingga  sembuh.
 c. Bahan: 3 lembar daun tapakdara, 15 kuntum bunga tapakdara
 Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 1,5 gelas
 Cara memakai  : diminum pagi dan sore sesudah  makan.
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
 a. Bahan: 15 - 20 gram daun tapakdara kering, 10 gram bunga krisan
 Cara membuat: direbus dengan 2,5 gelas air hingga  mendidih dan disaring.
 Cara memakai  : diminum tiap sore.
 b. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara
 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air dan dibiarkan beberapa saat dan disaring
 Cara memakai  : diminum menjelang tidur.
3. Leukimia
 Bahan: 20-25 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras.
 Cara membuat: direbus dengan 1 liter air dan disaring. Cara memakai  : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
4. Asma dan bronkhitis
 Bahan: 1 potong bonggol akar tapakdara
 Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air.
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5. Demam
 Bahan: 1 genggam (12 -20 gram) daun tapakdara, 3 potong batang dan akar tapakdara
 Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 1,5 gelas.
 Cara memakai  : diminum pagi dan sore ditambah gula kelapa.
6. Radang Perut dan disentri
 Bahan: 15 - 30 gram daun tapakdara kering
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga  mendidih.
 Cara memakai  : diminum pagi dan sore dan ditambah dengan gula kelapa.
7. Kurang darah
 Bahan: 4 putik bunga tapakdara putih.
 Cara membuat: direndam dengan 1 gelas air, kemudian ditaruh di luar rumah semalam.
 Cara memakai  : diminum pagi hari dan dilakukan secara teratur.
8. Tangan gemetar
 Bahan: 4 - 7 lembar daun tapakdara
 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara memakai  : diminum biasa.
9. Gondong, bengkak, bisul dan borok
 Bahan: 1 genggam daun tapakdara
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 Cara memakai  : ditempelkan pada luka bakar
10. Luka bakar
 Bahan: beberapa daun tapak dara, 0,5 genggam beras.
 Cara membuat: direndam dengan air, kemudian ditumbuk bersama-sama hingga  halus.
 Cara memakai  : ditempelkan pada luka bakar.
11. Luka baru
 Bahan: 2 - 5 lembar daun tapakdara
 Cara membuat: dikunyah hingga  lembut.
 Cara memakai  : ditempelkan pada luka baru.
Komposisi :
Dari akar, batang, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk 
pengobatan. Antara lain vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinleurosin merupakan kandungan komposisi zat 
alkaloid dari tapakdara.
Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet) 
Sinonim := lpomoea biloba, Forsk. = I.brasiliensis, (Linn.), Sweet. = Convolvulus brasiliensis, Linn. = C.pes-caprae, 
Linn.Familia :Convolvulaceae
Uraian :
Tumbuh liar di area  pantai atau di tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir. 
Tumbuhan berbatang basah, licin, merambat atau merayap di tanah, warna batang hijau kecoklatan. Daun tunggal, 
bulat, tebal, licin mengkilat tidak berambut, berbagi di kedua ujung daun, warna hijau, letak tersebar panjang dan 
lebar daun + 3 cm, tangkai daun panjang sekitar 2 - 3 cm, bila dipatahkan keluar getah warna putih. Bunga warna 
ungu, bentuk seperti corong/terompet.
Nama Lokal :
Katang-katang, tang katang, daun katang, alere, leleri, ; dalere, batata pantai, tapak kuda, andah arana, daredei; 
watata-ruruan, dolodoi, tilalade, mari-mari, wedor, tati raui,; ngemir ngamir, loloro, bulalingo, Ialere, wedule; Ma 
an teng (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit otot/pegal-pegal (myalgia), Wasir, Sakit gigi; Pembengkakan gusi; 
Pemanfaatan :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
1. Rheumatik/nyeri persendian, myalgia (sakit otot/pegal-pegal).
2. Perdarahan pada wasir (haemorrhoid), pembengkakan gusi, sakit gigi.
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr daun segar atau 15 - 30 gr kering, rebus.
PEMAKAIAN LUAR:
Lumatkan daun segar untuk pemakaian di tempat yang sakit, atau daun segar direbus untuk cuci, atau perasan 
airnya dari daun segar untuk dioleskan ke tempat yang sakit atau akar dikeringkan, giling menjadi bubuk/serbuk, 
tempelkan ke tempat yang sakit. Dipakai untuk bisul, koreng, eczema.
CARA PEMAKAIAN:
1. Rheumatik: 
 Herba segar 45 gr ditambah arak ketan dan air sama banyak, rebus, minum.
2. Bisul dan koreng: 30 - 60 gr herba segar ditambah gula merah, rebus.
3. Wasir berdarah: 30 gr herba segar ditambah 360 gr usus, tim, makan.
4. Sakit gigi: 45 gr akar kering, direbus, minum.
5. Eczema: Akar segar 30 gr, rebus, minum.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti 
inflammasi), anti bengkak (anti swelling). KANDUNGAN KIMIA: Daun mengandung behenic acid, melissic acid, 
myristic acid. Daun kering mengandung antistine (antihistamin/anti alergi).
Tapak Liman
(Elephantopus scaber L.) 
Sinonim : = Asterocephalus cochinchinensis, Spreng. = Scabiosa cochinchinensis, Lour.
Familia : Compositae (Asteraceae)
Uraian :
Tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran 
rendah hingga  dengan 1.200 m di atas permukaan laut. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar, 
tinggi 10 cm - 80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di 
bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi 
tumpul. Panjang daun 10 cm - 18 cm, lebar 3 cm - 5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3 
cm - 9 cm, lebar 1 cm - 3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu. Buah berupa buah longkah. Masih satu 
marga tetapi dari jenis lain, yaitu Elephantopus tomentosa L., memiliki  bunga wama putih, bentuk daun bulat 
telur agak licin, memiliki  efek therapy yang sama, tapi khasiat penurun panas dan anti radang kurang poten. 
Lebih sering dipakai pada rheumatic dan anti kanker.
Nama Lokal :
Tapak liman (negara kita ), Tutup bumi (Sumatera); Balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda),; Tampak liman, 
tapak tangan, talpak tana (Madura),; Ku di dan (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, demam, Amandel, Radang tenggorokan, Radang mata; Dysentery, diare, gigitan ular, Batuk, Sakit kuning, 
Busung air; Radang ginjal, Bisul, Kurang darah, radang rahim, Keputihan; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman, cuci, keringkan.
KEGUNAAN:
1. Influenza, demam, peradangan amandel, radang tenggorok, radang 
 mata.
2. Dysentery, diare, gigitan ular.
3. Epidemic encephalitis B., batuk seratus hari (Pertusis).
4. Sakit kuning, memperbaiki fungsi hati, busung air (ascites).
5. Radang ginjal yang akut dan kronik.
6. Bisul, eksema.
7. Kurang darah (anemia), radang rahim, keputihan.
8. Mempermudah proses kelahiran, pengobatan sesudah bersalin.
9. Pelembut kaki, peluruh dahak, peluruh haid, pembersih darah, 
 pengelat.
PEMAKAIAN: 15-30 gram rebus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Hepatitis: 
 120-180 gram akar segar + daging, rebus, minum, selama 4-5 hari
2. Biri-biri : 
 30-60 gram seluruh tanaman, 60-120 gram tahu, air secukupnya 
 ditim, makan.
3. Perut kembung: 60 gram batang direbus, dibagi 2 kali minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS, Rasa pahit, pedas, sejuk. Penurun panas, Antibiotik, anti radang, 
peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Epifriedelinol, 
lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin, 
Bunga: Luteolin-7-glucoside
Tasbeh
(Canna indica L.) 
Sinonim : C. orientalis Rosc., C. patens Roscoe, C. coccinea Mill.
Familia : Cannaceae
Uraian :
Tasbeh tumbuh liar di hutan dan pegunungan. Seringkali ditemukan sebagai tanaman hias di pekarangan atau di 
taman-taman. Tasbeh atau sering disebut bunga kana berasal dari Amerika tropis dan bisa ditemukan dari dataran 
rendah hingga  ketinggian 1.000 m dpl. Tumbuh subur di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari. 
Terna tahunan ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai dua meter, memiliki  rimpang tebal seperti umbi. Daun 
tunggal, bulat telur memanjang, bertangkai pendek menjadi pelepah, ujung dan pangkal runcing, menyirip jelas, 
warnanya hijau atau merah tengguli, berlilin, panjang 25--70 cm, lebar 8--21 cm. Bunga majemuk, muncul terminal, 
tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, mahkota bunga besar dengan warna-warna cerah seperti merah, 
kuning, dan dadu. Buah berupa buah kotak, bentuk bola, dinding buah kasar, biji 3--5, bulat, keras. Perbanyakan 
dengan pemisahari anakan yang tumbuh di sekitar induk. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: hosbe (Batak), ganyong hutan (Melayu). Jawa: ganyong wana, g. alas, sebe, sebeh, 
tasbeh, ganyol leuweung (Sunda), kembang gedang, puspa midra, p. nyidra (Jawa), tasbhi (Madura). Nusa 
Tenggara: milu-milu (Bali). Sulawesi: kela, kontas, tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa), bunga tasebe (Makasar 
& Bugis). Maluku: tasupe (Ternate). NAMA ASING Mei ren jiao, feng wei hua (C). NAMA SIMPLISIA Cannae indicae 
Rhizoma (rimpang tasbeh), Cannae indicae Flos (bunga tasbeh).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya manis, sifatnya sejuk. Berkhasiat penyejuk, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing 
(diuretik), penenang (tranquilizer), dan menurunkan tekanan darah (hipotensif). Bunga berkhasiat hemostatis. EFEK 
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Pada percobaan binatang, rimpang tasbeh berkhasiat: hepatoprotektor 
(melindungi sel hati dari kerusakan) terhadap zat hepatotoksik (karbon tetraklorida), kolagoga dan koleretik, yaitu 
meningkatkan aliran empedu dan meningkatkan pembuangan bilirubin, relaksan pada otot saluran cerna, 
hipotensif, tidak beracun. Pemberian langsung ke dalam lambung tikus dengan dosis 400 g simplisia/ kgBB (200 kali 
dosis klinis) tidak memperlihatkan tanda-tanda keracunan. Selain itu, pemberian dosis yang sama secara suntikan 
intraperitoneal tidak menyebabkan kematian dalam 24 jam. Pemberian intragastrik cairan herba ini dengan 
perbandingan 1:2 dan 1:5 selama empat minggu juga tidak menampakkan perubahan signifikan pada berat badan, 
aktivitas, hemoglobin, leukosit, hitung jenis (differential count), fungsi hati dan ginjal, serta gambaran histologis 
dari jantung, hati, ginjal, limpa, otak, kelenjar adrenal, dan duodenum, dibandingkan hewan kontrol. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu  rimpang segar atau kering dan bunga keringnya. 
INDIKASI
Rimpang dipakai untuk: 
demam,
tekanan darah tinggi (hipertensi), 
disentri kronis,
wasir (hemoroid),
keputihan (lekore), dan
radang hati akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut).
Bunga dipakai untuk:
darah haid banyak (metrorrhagia), batuk darah. 
CARA PEMAKAIAN
Rebus rimpang kering (15--30 g) atau yang segar (30-60 g), lalu minum. Jika memakai   bunga, rebus bunga 
kering (10--15 g), lalu minum.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar, lalu tumbuk hingga  halus. Tempelkan ke tempat yang sakit, seperti luka 
berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala.
Contoh Pemakaian
Hepatitis ikterik akut
Cuci rimpang tasbeh (60--120 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga  tersisa separuhnya, 
dinginkan dan saring, lalu minum sehari dua kali. Sekali minum tiga perempat gelas. Minum secara teratur selama 
20 hari, maksimal selama 47 hari. Dosis maksimal sehari 250 g. Khasiatnya nampak sesudah  satu minggu. Bagian 
putih bola mata dan kulit yang menguning akan cepat memudar jika minum rebusan obat ini.
Darah haid banyak, batuk darah
Rebus bunga tasbeh kering (10--15 g) dengan dua gelas air hingga  tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan 
minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari. \
Keputihan
Sediakan rimpang tasbih kering, ketan, dan daging ayam masing-masing 30 g. Bersihkan rimpang tasbih dan daging 
ayam, lalu iris tipis-tipis. Masukkan semua
bahan ke dalam mangkuk email, tambahkan air hingga  semua bahan terendam dan permukaan air kira-kira 2 cm di 
atasnya, lalu tim. sesudah  masak, semua bahan bisa dimakan sekaligus. Lakukan setiap hari hingga  sembuh.
Wasir (hemoroid)
Cuci rimpang tasbeh segar (60 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga  tersisa satu gelas. 
sesudah  dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.
Komposisi :
Rimpang mengandung 6 substansi fenol, 2 terpene, 4 koumarin, pati, glukosa, lemak, alkaloid, dan getah. Daun 
mengandung tanin dan sulfur.
Tebu
(Sacharum officinarum, Linn.) 
Familia : Peaceae
Uraian :
Gula putih yaitu  salah satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum officinarum). Tebu termasuk 
keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang biak di area  beriklim udara sedang hingga  panas. 
Tebu cocok pada area  TEBU (Sacharum offlcinarum, Linn.) yang memiliki  ketinggian tanah 1 hingga  1300 
meter di atas permukaan laut. Di negara kita  terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya tebu (Cirebon) hitam, tebu 
kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis tebu memiliki ukuran batang serta warna yang berlainan. 
Tebu termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi turnbuhan tebu berkisar 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari 
banyak ruas yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Bentuk daun tebu 
berwujud belaian dengan pelepah. Panjang daun dapat mencapai panjang 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter 
dengan permukaan kasar dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk m,-t 1 ai di puneak 
sebuah poros gelagah. Sedang akarnya berbentuk serabut.
Nama Lokal :
Sugar cane (Inggris), Tebu (negara kita ), Tebu,Rosan (Jawa); Tiwu (Sunda), Tebhu (Madura), Tebu, Isepan (Bali),; 
Teubee (Aceh), Tewu (Nias, Flores), Atihu (Ambon); Tebu (Lampung), Tepu (Timor); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk; 
Pemanfaatan :
1. Meredakan Jantung Berdebar
 Bahan: 3 genggam akar tebu hitam;
 Cara membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 1 gelas;
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari.
2. Sakit Panas
 Bahan: tebu hitam secukupnya; 
 Cara membuat: diperas untuk diambil airnya 
 Cara memakai  : diminum.
3. Batuk 
 Bahan: 3-5 ruas tebu hitarn;
 Cara membuat: disesap dan diminum aimya.
 Cara memakai  : dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk diambil aimya;
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air gula yang berkadar hingga  20%.
Teh
(Camellia sinensis [L.] Kuntze) 
Sinonim := Camellia bohea, Griff. = C. sinensis, (Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea sinensis, Linn. = T. assamica, 
Mast. = T. cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis, Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis, Linn. 
Familia : Theaceae
Uraian :
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 -
2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang 
terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica 
daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak 
tumpul. Pohon kecil, sebab  seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan 
tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang￾cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai 
daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus
pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak
daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya 
putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut 
ruang, masih muda hijau sesudah  tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang dipakai 
untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan. 
Nama Lokal :
Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman),; Te (Itali), cha da India (Portugis), tea
(Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut,; Kolesterol dan trigliserida darah tinggi, infeksi saluran 
cerna,; Kencing manis (diabetes melitus), mengurangi karang gigi.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun. 
INDIKASI :
Daun teh berguna untuk mengatasi: 
- sakit kepala, 
- diare, 
- penyubur dan menghitamkan rambut, 
- kolesterol dan trigliserida darah tinggi, 
- kencing manis (diabetes mellitus),
- mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque), 
- infeksi saluran cerna. 
CARA PEMAKAIAN :
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas, minum sewaktu hangat atau sesudah  dingin. Pemakaian 
luar, daun segar dicuci bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu dibalut. 
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Diare 
 Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20 g dicuci bersih 
 lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit. sesudah  dingin disaring dan minum sekaligus. 
2. Penyubur dan menghitamkan rambut 
 Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman. 
 Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit 
 kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, hingga  kelihatan hasilnya. 
3. Sakit kepala 
 Air teh kental 3/4 cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok 
 teh dan madu 1 sendok makan. Aduk hingga  merata, lalu dinminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari. 
4. Mengurangi pembentukan karang gigi : 
 Kumur-kumur dengan air teh sesudah  makan. 
5. Infeksi saluran cerna, kolesterol darah tinggi 
 Daun teh kering (teh hijau) sebanyak 7 g diseduh dengan air panas. 
 Biarkan selama 10 menit. Minum selagi hangat. 
CATATAN :
Keracunan kafeina kronis: Bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafeina, lama kelamaan 
akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan (dispepsia), Fasa lemah, gelisah, 
tremor, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar, sesak napas, dan kadang 
sukar buang air besar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun berbau aromatik dan sedikit pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun 
mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin, naringenin, 
dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan 
kerongkongan. Setiap 100 g daun teh memiliki  kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein 
20%, karbohidrall, 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin yang beracun dan 
mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas 
jantung. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. 
Theobromin terutama mempengaruhi otot. Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol 
pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi 
kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosklerosis di 
pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Efek 
Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200 
gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari), 
memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna 
dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang 
bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994). 2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 
x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa 
memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam sesudah  perlakuan. Sebagai pembanding dipakai 
tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml 
pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol. 
Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 
1986).
Tembelekan
(Lantana camara Linn.) 
Sinonim : = Lantana aculeata = L. antillana Rafin = L. mutabilis Salisb. = L. polyacanthus SCH. = L.scabrida Soland = 
L.viburnoides, Blanco.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada 
varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat hingga  1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak 
dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing 
pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan 
permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos memiliki  warna putih, 
merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,; 
tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam; 
(Sumatera); Wu se mei (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma, 
Memar; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, kering.
KEGUNAAN:
1. Akar: Influenza, TBC kelenjar, rheumatik, fluor albus (keputihan).
2. Bunga: TBC dengan batuk darah, asthmatis.
3. Daun: Obat sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, rheumatik, memar.
PEMAKAIAN LUAR: 
Daun segar dilumatkan untuk ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus secukupnya untuk cuci pada penyakit 
kulit, bisul, luka berdarah, memar, keputihan.
CARA PEMAKAIAN:
- TBC paru dengan batuk darah: 6 - 10 gr. bunga kering direbus.
- Rheumatik: rebusan akar secukupnya untuk mandi.
PERHATIAN :
- Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah. 
- Wanita hamil: tidak boleh, kematian janin!
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Akar: Rasa manis, sejuk. Penurun panas, penawar racun (antitoxic), 
penghilang sakit. Daun: rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus), 
antitoxic, menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk, penghenti perdarahan 
(hemostatik). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, 
humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p￾cymene.
Tempuyung
(Sonchus arvensis L.) 
Familia : Asteraccae (Compositac)
Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing￾tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari 
Eurasia ini bisa ditemukan pada area  yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, 
tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. 
Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset 
atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 
- 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal 
memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, 
bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah 
kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka￾ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m 
disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan 
biji. 
Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des 
champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang 
payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang 
(tuli), memar.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun atau seluruh tumbuhan. 
Tempuyung dapat mengatasi: 
- batu saluran kencing dan batu empedu, 
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), 
- disentri, 
- wasir, 
- beser mani (spermatorea), 
- darah tinggi (hipertensi), 
- pendengaran berkurang (tuli), 
- rematik gout, memar, dan 
- bisul, luka bakar. 
CARA PEMAKAIAN : 
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling 
halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara 
 Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas 
 air bersih hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu 
 diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari. 
2. Bisul 
 Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu 
 ditumbuk halus. Air perasannya dipakai untuk mengompres bisul. 
3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu 
 Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan 
 sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari. 
4. Kencing batu 
 a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc 
 air bersih hingga  tersisa 150 cc. sesudah  dingin disaring, dibagi 
 untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari hingga  sembuh. 
 b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi 
 tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 
 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 
 gelas air bersih hingga  tersisa 3/4-nya. sesudah  dingin disaring. Air 
 yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 
 c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) 
 segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula 
 enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 
 gelas air bersih hingga  tersisa 3/4-nya. sesudah  dingin disaring, 
 lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
5. Pendengaran berkurang (tuli) 
 Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak.
 Giling hingga  halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya 
 diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari. 
CATATAN :
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh 
mengandung tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA : 
Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. 
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun 
tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai 
berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas memiliki  efek diuretik, namun memiliki  daya melarutkan batu 
ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. 
Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat 
hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi 
UGM, 1991).
Temu Hitam
(Curcuma aeruginosa Roxb.) 
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar hingga  ke Pulau Jawa. Selain ditanam di 
pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau 
di ladang pada ketinggian 400--750 m dpl. Terna tahunan ini memiliki  tinggi 1--2 m, berbatang -semu yang 
tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2--9 
helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang hingga  lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan 
menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna 
merah gelap atau lembayung, panjang 31--84 cm, lebar 10--18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang 
tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20--25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong￾kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu 
kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang 
juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. 
Rimpang temu hitam memiliki  aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau 
pemisahan rumpun. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa 
Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA 
asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak, 
meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah sesudah  melahirkan atau sesudah  haid. 
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap 
cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan 
rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo 
kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian 
Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam 
pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan 
dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF 
UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro. 
Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan 
dalam waktu 11--20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada 
sediaan irisan 
(Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri 

Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan 
batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-
0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu  rimpangnya. Cuci rimpang, lalu potong-potong, baru 
keringkan dengan cara diangin-anginkan agar kandungan minyak asirinya tidak terlalu berkurang.
Rimpang berkhasiat untuk mengatasi: 
tidak nafsu makan,
melancarkan keluarnya darah kotor sesudah  melahirkan,
penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok, 
perut mulas (kolik), sariawan,
batuk, sesak napas, dan 
cacingan
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, pakai  rimpang sebanyak 1--2 jari tangan.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling hingga  halus. Tambahkan minyak 
kelapa, aduk merata, lalu pakai  untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN
Membangkitkan nafsu makan
Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air hingga  tersisa satu gelas. 
sesudah  dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
Membersihkan sesudah  melahirkan
Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk hingga  halus, tambahkan setengah cangkir air 
panas, lalu aduk merata. sesudah  dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga 
hari sesudah  melahirkan.
Batuk berdahak, sesak napas
Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air hingga  mendidih selama 
20 menit. sesudah  dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
Komposisi :
Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, 
kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin, 
bisdemethyoxykurkumin.
Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.) 
Uraian :
Perawakan:herba rendah, merayap di dalam tanah, satu tahun 0,3-0,9 cm. Batang: batang asli di dalam tanah 
sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa batang 
semu (pelepah daun). Daun: umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna 
merah tanpa helaian daun: tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk . segitiga 
melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai 
daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak 
berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebar 5-11 cm. Bunga: susunan bulir 
tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 411 cm, umumnya tangkai tersembunyi 
dalam 2 helai daun terujung. Kelopak: 3 buah lepas, runcing. Mahkota: 3 buah daun mahkota, merah muda atau 
kuning-putih, tabung 50-52 mm., bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan 
panjang 18 mm. Benang sari: 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa 
bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25x7 
cm. Putik: bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang. Asal-usul: Tropis dataran rendah, Waktu berbunga : 
Januari- Februari, April-Juni. area  distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan￾hutan jati. Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan 
tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau "becek" pertumbuhan akan 
terganggu dan rimpang cepat busuk). Dibudidayakan di tanah berkapur bergerombol. Perbanyakan: dengan 
pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman 
dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. Pemanenan dilakukan sesudah  berumur 1 tahun. sesudah  dilakukan 
pemanenan:, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil /tipis dan 
dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup 
rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan "charcoal"= karbon aktif)''. 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, 
Staphyllococus aureus dan Candida albicans ; selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in 
vitro. Perasan dan Infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. Di samping itu dapat 
memiliki  efek menggugurkan, resorpsi dan berpengaruh pada berat j anin tikus. Ekstrak rimpang-yang larut 
dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu 
menghambat proses ketengikan. Dari penelitian lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat 
menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa). Toksisitas Praktis tidak toksik 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Rimpang: sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, 
menyembuhkan sariawan, bumbu masak, pemacu keluarnya air susu ibu (AS1),
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Sebagai peluruh kentut:
dibuat sediaan "juice" yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal
dibuat "tapal" dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
dibuat infusa yang terdiri dari 25 gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan hingga  
keadaan hangat; sesudah  disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
Sebagai penambah nafsu makan:
Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang 
selama 14 hari.
Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah 
1/4 sendok teh garam dapur, sesudah  dingin disaring dan diminum sekaligus.
Komposisi :
Rimpang 1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri); komponen utama minyak atsiri terdiri dari 
monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, 
1,8-sineol (eukaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam 
sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool; etil-sinamat, etil pmetoksi sinamat, panduratin A. 
- Asam kavisinat -flavonoid: pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin 
(5hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-
dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan: rimpang berwarna merah: pinostrobin, boesenbergin A, panduratin 
rimpang berwarna putih : 0,36% krotepoksid rimpang berwarna hitam: pinostrobin, 5,dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-
7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'tetrametoksiflavon; kaemferol-3,7,4'-trimetil eter; 
kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.
Temu Putih
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.) 
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, 
berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun 
tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang 
lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak 
coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, 
tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 
daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih 
kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau 
putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, 
kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm. 
Waktu berbunga Agustus - Mei. Tumbuh di area  tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat, 
di bawah naungan. Produksi terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan 
kultur kalus. Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid
Nama Lokal :
NAMA area : -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: Zedoariae Rhizoma; rimpang temu putih
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Minyak atsiri Curcuma zedoaria dapat menghambat pembentukan radang pada 
tikus putih galur Wistar, pada dosis 800 mg/kg BB. Infusa temu putih berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi. 
Infusa temu putih sejumlah 0,0 1 mg/ml, 05 1 mg/ml dan 1 mg/ml dapat menekan rembesan enzim GPT ke media 
suspensi hepatosit tikus terisolasi yang disebabkan oleh hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran 
dosis 15,75- 126 mg/kg BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina. Perasan 
rimpang pada dosis 7,87, 1,97; 0,49 mg/kgBB berefek hepatoprotektif dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus 
terangsang karbontetraklorida WC14). Potensi hepatoregeneratif perasan rimpang pada tikus terangsang CCl4 
terbesar pada dosis 1,97 mg/kgBB . TOKSISITAS Potensi ketoksikan akut salah satu sediaan serbuk runpang yang 
beredar di pasaran (LD50 semu) lebih besar dari 2375 mg/kgBB. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta 
sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas.
Komposisi :
Rimpang mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari rimpang 
Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol, 
Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen furanoid dengan kerangka eudesman 
(Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); 
kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi 
sinamat (bersifat fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan 
kurkumenon.'0).
Temu Putri
(Kaempferia rotunda L.) 
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba, tinggi hingga  0,65 m. Batang berupa rimpang bercabang, pendek, sangat kuat, aromatik, warna 
putih kekuningan, batang semu kokoh, merah kecoklatan, minimal 25 cm. Daun: tunggal, berpelepah, 3-5, tegak, 
helaian; bentuk bulat memanjang lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, runcing, tumpul, daging daun tebal 
dan lunak, permukaan atas daun gundul, permukaan bawah berambut sangat pendek, warna permukaan atas hijau 
dan sering seperti terbakar, permukaan bawah ungu gelap, panjang helaian daun 10 - 30 cm, lebar 4 - 10 cm, 
tangkai daun besar, hingga  4 cm, lidah-lidah daun (ligula) kira-kira 4 mm, upih (pelepah) daun berambut, panjang 7 
- 24 cm. Bunga : susunan majemuk tandan, 4 - 16 bunga, biasanya 1 - 2 bunga mekar bersamaan pada waktu yang 
bersamaan; ibu tangkai bunga majemuk berkembang baik, ujungnya berbentuk cakram; daun pelindung bunga, 
bertoreh dalam 1,5 cm. Kelop :3, ujungnya bergigi 3, berwarna kehijauan atau putih, panjang 3-7 cm. Mahkota: 3, 
berbentuk tabung (panjang tabung 3,5 - 7 cm), warna mahkota bunga putih dengan garis titik-titik, berbau harum. 
Benang sari: steril / mandul berbentuk elip hingga  bentuk garis, agak tumpul, berujung deri atau tidak, warna putih 
atau ungu, berurat, panjang 3,5 - 5 cm, lebar 1 - 1,75 cm, membentuk bibir (labellum) seperti jantung terbalik, 
bercangap atau berbagi dalam, panjang 4 - 7 cm, lebar 3 - 4 cm; masing-masing benang sari mandul berwarna 
kekuning-kuningan dengan garis titik-titik putih mengikuti urat-uratnya, selain itu bangunan bibir berwarna ungu. 
Benang sari; fertil 1 buah, panjangnya 0,8 - 2,5 cm; tangkai benang sari lebar; alat tambahan apikal dari 
penghubung ruang sari berlekuk 2 - 4, panjang 5 – 10 mm. Buah tidak diketahui. Waktu berbunga April, September￾Nopember. area  distribusi, Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di area  dengan ketinggian 20 - 500 m dpl. 
(750 m dpl.), Ditempat yang agak lembab dan teduh, sebagai tumbuhan liar atau tumbuh menjadi liar di hutan jati, 
belukar, hutan basah, padang rumput. Kaempferia rotunda L., sering ditanam sebagai tanaman hias, sebab  
bentuknya yang indah, terdiri dari dua fase pertumbuhan, pertama petumbuhan normal dengan daun, pelepah dan 
berbatang semu, tanpa bunga. Daun berbentuk jorong, sisi atas hijau berbelang-belang coklat; tangkai daun 
melebar. Fase kedua yaitu  keluarnya bunga di atas batang semu yang amat pendek, daun-daun Kaempferia 
rotunda kelihatan menempel pada permukaan tanah, hingga mirip kencur. Bunga terdiri dari beberapa kuntum 
yang satu atau dua di antaranya mekar bersama. Kelompok bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis, 
bau harum, rimpangnya pendek, menggerombol, juga berbau aromatis. Akarnya berdaging membentuk umbi 
sebesar telur burung puyuh. 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Pemberian 25 mg/5ml ekstrak yang larut dalam pertoleum eter secara in vitro 
dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans; di samping itu 
dapat pula membunuh Callosobruchus chinensis yang hidup di area  tropik. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Kaempferia rotunda dimanfaatkan untuk parem pada wanita sehabis bersalin.
Rimpang: dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut dan penambah nafsu makan.
Umbi: juga dipakai untuk obat penenang syaraf.
Daun: dipakai untuk 'body lotion'.
Komposisi :
Rimpang Kaempferia rotunda mengandung 0,22 % minyak atsirl yang terdiri dari 5 senyawa utama piperiton, p￾simen-8-ol, verbenon, kariofilen, kariofilenoksida, dan 3 senyawa minor, serta krotepoksida. Pengujian terhadap 
Kaempferia rotunda juga menunjukkan komposisi abu 3,5%; serat kasar 8,7%, lemak 18,3 %; protein 10,7 %; dan 
pati 62,9%.
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) 
Familia : Zingiberanceae
Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan area  tropis. Temulawak juga berkembang 
biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah 
berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan 
pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak memiliki  bunga yang berbentuk unik (bergerombol) 
dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna 
khas dari rimpang temulawak yaitu  berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. area  
tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik hingga  pada ketinggian tanah 1500 meter di atas 
permukaan laut.
Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (negara kita ), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu 
makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat; 
Pemanfaatan :
1. Sakit Limfa
 Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran.
 Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua 
 bahan ini direbus dengan 1 liter air hingga  mendidih, dan disaring.
 Cara memakai  : diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
 Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1 
 genggam daun kacabeling.
 Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus 
 bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
 Cara memakai  : diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
 Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing.
 Cara membuat : semua bahan ini direbus dengan 1 liter air, dan disaring.
 Cara memakai  : diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
 Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
 Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. sesudah  
 kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren 
 hingga  mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin.
 Bahan: beberapa rimpang temulawak.
 Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk 
 halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak 
 direbus dengan 4-5 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
 Bahan: 1 rimpang temulawak.
 Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan 
 sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air hingga  mendidih, dan disaring.
 Cara memakai  : diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
 Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya. 
 Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama 
 bahan lainnya dengan 3-4 gelas air hingga  mendidih hingga tinggal 2 gelas.
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
 Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula kelapa. 
 Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan, 
 kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/  panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit, dan disaring.
 Cara memakai   : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
 Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya. 
 Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan ini 
 dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi bubur.
 Cara memakai   : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
 Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3 sendok makan adonan sagu. 
 Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan 
 lainnya direbus dengan 1 liter air hingga  mendidih dan disaring.
 Cara memakai   : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan buang air besar/berak
 Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa. 
 Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan 
 hingga  kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
 Cara memakai  : diminum biasa.
12. Sembelit
 Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya. 
 Cara membuat : kedua bahan ini ditumbuk hingga  halus, 
 kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
 Cara memakai   : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
 Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam daun meniran.
 Cara membuat : semua bahan ini direbus dengan 3 gelas air 
 hingga  mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
 Cara memakai   : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
14. Sakit Cangkrang
 Bahan: 2 rimpang tem
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak memiliki  beberapa kandu
Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce) 
Sinonim : = Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea 
nelumbo, Linn. 
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang 
ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. 
Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan 
bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun 
menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau 
keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 
30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, 
panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota 
bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar 
sehari penuh dari pagi hingga  sore hari. sesudah  layu, mahkota bunga berguguran hingga  akhirnya tersisa dasar 
bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons 
dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis 
tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk 
seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya 
mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama 
Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang 
menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai. 
Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk 
darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti 
sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. 
KEGUNAAN: 
Biji: 
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion). 
- Diare sebab  badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis). 
 Disentri. 
- Muntah-muntah. 
- Keputihan, perdarahan pada wanita. 
- Mimpi basah (spermatorrhea). 
- Susah tidur, banyak mimpi. 
- Kencing terasa sakit dan keruh. 
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia). 
- Kanker nasopharynx. 
Tunas biji teratai: 
- Demam, rasa haus. 
- Jantung berdebar, gelisah. 
- Muntah darah. 
- Ejakulasi dini. 
- Mata merah dan bengkak. 
- Susah tidur (insomnia). 
- Darah tinggi (hipertensi). 
Banang sari: 
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea). 
- Keputihan (leucorrhea). 
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri. 
- sering kencing. - Tidak dapat menahan kencing (enuresis). 
Remptacle: - Perdarahan kandungan yang berlebihan. - Darah haid berlebihan. - Perdarahan sewaktu hamil. - Keluar cairan (lochia) yang berlebihan sesudah  melahirkan. - Sakit perut bawah akibat sumbatan darah. - Berak darah, kencing darah. - Wasir, koreng basah. 
Rimpang: - Demam, rasa haus. - Batuk darah, muntah darah, mimisan. - Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi. - Sakit jantung. - Gangguan lambung. - Kurang darah (anemia). - Gangguan pada mati haid (menopause). - Neurosis. 
Akar: 
- Muntah darah, mimisan. - Kencing panas dan merah. - Batuk darah, berak darah. 
Daun: 
- Pingsan sebab  hawa panas (heat stroke). - Diare sebab  panas atau lembab. - Pusing, sakit kepala. - Beri-beri. - Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah. - Perdarahan pada wanita. 
Dasar daun: - Disentri berdarah, diare. - Bayi dalam kandungan tidak tenang. 
Batang: 
- Heat stroke, pingsan. - Dada terasa tertekan sebab  panas atau lembab. - Diare, muntah. - Keputihan. 
Bunga: 
- Terpukul (trauma). - Perdarahan. - Radang kulit bernanah (impetigo). 
Tepung rimpang: - Menambah selera makan, - Badan lemah dan kurang darah. - Diare. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice. 
Daun: 5
-12 g, rebus. 
Tangkai: 3
-5 g, rebus. 
Bunga. 3-5 g, rebus. 
Benang sari: 3-10 g, rebus. 
Receptacle: 10-15 g, rebus. 
Biji: 5-12 g, rebus. 
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Batuk darah, muntah darah: 
 Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, hingga  terkumpul 1 gelas 
 ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut. 
2. Muntah, diare : 
 50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut,ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
3. Disentri: 
 50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air 
 perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan hingga  
 mendidih. sesudah  dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum. 
4. Darah tinggi: 
 a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus 
 dengan 350 cc air hingga  tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh. 
 b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air 
 secukupnya hingga  mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga
 tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum. 
5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever: 
 100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci 
 lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih 
 hingga  tersisa 250 cc. sesudah  dingin disaring, minum seperti teh. 
6. Keluar darah dari hidung (mimisan): 
 Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan 
menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan 
perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di 
lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari 
jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: 
Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai 
bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, 
menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, 
menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, 
mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, 
menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: 
Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, 
menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, 
kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga 
(reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung 
nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan 
besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, 
isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, 
hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, 
neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: 
Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, 
anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, 
oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: 
Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat 
menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti 
hipertensi.
Teratai Kerdil
(Nymphaea tetragona Georgi) 
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Jenis teratai ini tersebar di benua Asia, Amerika, daratan China, Korea, Jepang dan negara kita . Tetarai kerdil 
tergolong dalam Nymphaea alba L. Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau 
dipelihara di kolam-kolam sebagai hiasan. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dasar lumpur, yang tumbuh 
ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan 
muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, tepi bergerigi, bagian pangkal bercangap sempit dan 
dalam, warnanya hijau. Bunga mekar selama 4 jam saja. Daun mahkota warnanya ungu. 
Nama Lokal :Tunjung; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, kejang kronis pada anak, kecanduan alkohol; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Bunga, akar. Saat bunganya sedang mekar, siap untuk dipetik lalu dijemur hingga  kering, dan dapat dimanfaatkan 
sebagai obat tradisional. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. 
KEGUNAAN: 
- Tekanan darah tinggi. 
- Kejang kronis pada anak. 
- Kecanduan alkohol. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 7-14 kuntum bunga, direbus. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Kejang kronis pada anak: 
 7-14 kuntum bunga direbus dengan 3 gelas air bersih hingga  tersisa
 2 gelas. sesudah  dingin disaring, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menurunkan panas, mengaktifkan fungsi limpa. KANDUNGAN KIMIA: 
Akar dan daun mengandung asam amino dan alkaloid.
Tomat
(Gycopersicum esculentum Mill.) 
Sinonim : Solanum lycopersicum L.
Familia : Solanaceae
Uraian :
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada 
ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang 
gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang 
banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau 
keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundartelurhingga  memanjang, ujung runcing, 
pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 
10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, 
mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengilap, 
beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning 
kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau 
dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. 
Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat 
jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur sebab  
dipakai di dalam masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan dipakai untuk campuran 
membuat sambal atau dalam hidangan selada. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, r. 
gendel, r. kenong, rante, r. raja, terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante, 
temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate. NAMA asing Fan gie, xi hong shi (C), tomaat (B), tomate (J), 
pomme d'amour, tomate (P), love apple, tomato (I). NAMA SIMPLISIA Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar 
ringan (laksatif), menambah nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya 
enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus. Daun berkhasiat penyejuk. EFEK FARMAKOLOGIS DAN 
HASIL PENELITIAN Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum kolesterol yang tinggi dan menurunkan 
jumlah kolesterol di dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan tekanan darah tanpa mengganggu 
denyut jantung dan menstimulir otot polos. Pada binatang percobaan, tomatine berkhasiat antiradang dan 
menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Tomatine efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada tubuh 
manusia. Penelitian di Amerika, laki-laki yang mengonsumsi sedikitnya sepuluh porsi buah tomat yang dimasak 
dalam seminggu akan menurunkan risiko terkena kanker prostat hingga  45%. ini dimungkinkan sebab  adanya 
likopen, karoten pada tomat yang dipercaya dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena 
penyakit jantung. 
Pemanfaatan :
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu  buahnya. dipakai segar, sesudah  direbus, atau diolah 
sebagai masakan. Daun dipakai untuk obat luar. 
INDIKASI
Buah dipakai untuk mengatasi:
gangguan pencernaan seperti perut kembung, tidak nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit), 
sakit kuning, radang hati,
radang saluran napas (bronkhitis), sesak napas (asma bronkhial),
radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan,
ulkus lambung, 
wasir,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia),
lemas akibat kadar glukosa darah rendah, 
demam, rasa haus,
rematik, gout, dan memar akibat terbentur. 
CARA PEMAKAIAN
Buah masak dimakan segar. Selain itu, bisa juga direbus dengan air secukupnya. Lumatkan hingga  halus, lalu saring. 
Jika tidak menderita kencing manis (diabetes melitus), boleh ditambahkan gula pasir secukupnya. Minum sesudah  
dingin.
Untuk,pemakaian luar, giling buah masak atau daun segar hingga  halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti 
kulit terbakar sinar matahari, jerawat, radang kulit, kurap, luka, dan borok kronis. Jus tomat juga bisa dipakai 
sebagai masker untuk mengencangkan dan melembutkan kulit wajah.
CONTOH PEMAKAIAN
Kulit terbakar sinar matahari
Cuci daun muda yang masih segar, lalu giling hingga  halus. Balurkan pada kulit yang terbakar.
Wasir
Rebus beberapa buah tomat yang sudah masak dalam minyak kelapa selama kira-kira sepuluh menit, lalu saring 
dengan sepotong kain. sesudah  dingin, oleskan pada wasirnya.
Tekanan darah tinggi, mata merah
Makan buah tomat segar sebanyak 1--2 buah pada waktu pagi hari, sewaktu perut kosong.
Memar akibat terbentur
Tim jus tomat yang ditambah dengan air jahe, lalu minum sesudah  dingin.
Radang usus buntu, sakit kuning
Minum jus tomat, sehari tiga kali, masing-masing satu cangkir. Tetap berkonsultasi dengan dokter.
Jerawat
Tambahkan 25 ml alkohol 70% pada jus tomat (100 ml), lalu kocok merata. pakai  campuran untuk menggosok 
muka yang berjerawat. Lakukan 2--3 kali sehari.
Demam
Cuci tomat masak (tiga buah), lalu potong-potong seperlunya. Lumatkan dalam setengah cangkir air masak dan satu 
sendok makan madu murni. Peras dan saring, lalu minum. Lakukan tiga kali sehari. Penderita diabetes melitus 
dilarang menambahkan madu murni agar kadar glukosa darah tidak meningkat.
Radang gusi, gusi berdarah
Cuci buah tomat yang sudah masak, lalu makan mentah. Lakukan sehari dua kali, selama kurang lebih satu bulan.
Sariawan, ulkus di rongga mulut
Potong-potong buah tomat yang sudah masak (dua buah), lalu masak dengan ikan segar. sesudah  dingin, makan. 
Lakukan setiap hari selama 1--2 minggu hingga  tampak perbaikan.
Ulkus lambung
Iris tomat masak dan jeruk yang diasamkan masingmasing satu buah. Tambahkan satu sendok makan madu, lalu 
aduk merata. Makan sedikit-demi sedikit, sehari 3--4 kali, selama tiga minggu.
Cara membuat jeruk yang diasamkan:
Tambahkan 250 g garam meja pada 500 g jeruk lemon segar. Masukkan ke dalam toples beling, lalu jemur setiap 
hari hingga  buah jeruk mengisut dan kulitnya mengerut. Bahan ini siap dipakai .
Meningkatkan nafsu makan
Minum jus tomat satu jam sebelum makan.
Lemas sebab  kadar glukosa darah rendah 
Minum jus tomat segar.
Catatan:
Rasa asam buah tomat berasal dari asam malik dan asam sitrat.
Buah tomat menstimulir keluarnya enzim pencernaan, terutama yang berasal dari pankreas. Guna meningkatkan 
kerja saluran cerna, minum jus tomat setiap hari sebelum makan.
Jus tomat berkhasiat tonik bagi penderita yang sedang sakit maupun pada fase penyembuhan.
Pengobatan tradisional Cina membuktikan, tomat memiliki  khasiat pereda demam (antipiretik) dan penawar 
racun (detoksikan).
Tomat yang dimasak, seperti direbus, saus tomat, dan tomat yang berada dalam masakan, seperti sup, 
menyebabkan likopen pada tomat lebih mudah diserap sehingga lebih berkhasiat untuk mencegah kanker prostat 
dan penyakit jantung.
Orang yang sensitif terhadap buah tomat bisa timbul alergi akut pada saluran cerna akibat adanya kan
Komposisi :
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk 
rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, 
sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat dinding 
pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur yaitu  trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin alamiah 
menstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh dan sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati dan 
penyakit hati lainnya. Likopen yaitu  pigmen kuning beta karoten pada tomat. Tomatin berkhasiat antibiotik. Daun 
mengandung pektin, arbutin, amigdalin, dan alkaloid.
Tunjung
(Nymphaea lotus L.) 
Sinonim : = Nymphaea lotus, Linn.var.pubescens, (Willd.) Hook.f.& Thoms, 
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai 
penghias kolam di taman. Asalnya dari Afrika. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang 
tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal 
akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi, 
bagian pangkainya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan 
berambut pendek yang rapat. Ukuran daun, panjang 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar 
pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah 
keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan. Bunga warna putih (white water lily) 
lebih disukai untuk dipakai dalam pengobatan. 
Nama Lokal :
Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (negara kita ); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; Diabetes. TBC paru, menekan fungsi seksual; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. 
KEGUNAAN: 
Bunga: 
- Kejang pada anak. 
- Pingsan sebab  udara panas (heat stroke). 
- Mabuk alkohol. 
- Menekan fungsi seksual (anaphrodisiac). 
- Penyakit kulit seperti bisul, radang, tumor dan borok. 
- Kencing manis (diabetes). 
Akar: 
- TBC paru. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: Bunga 3-5 kuntum, akar 6-9 g, direbus.
Turi
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.) 
Sinonim : = Agati grandiflora, Desv.
Familia : Papilionaceae 
Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam 
sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' 
berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, 
tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam 
berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar sesudah  tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang 
letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, 
dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi 
rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya 
menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, 
bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong 
yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak 
melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga 
bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda 
sesudah  dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun 
baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan 
dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga 
dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat dipakai sebagai pengganti sabun 
sesudah  diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi dipakai untuk menguatkan 
dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih 
banyak dipakai dalam pengobatan, sebab  memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga 
lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang. 
Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu, 
kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang 
tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar. 
KEGUNAAN: 
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit
Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan
Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir
Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak
PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar 
sesudah  ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan
 a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk 
 kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
 b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa 
 kali.
2. Sariawan, sakit tenggorokan : 
 Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang. 
 dipakai untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).
3. Radang tenggorokan : 
 Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya. 
 sesudah  dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari. 
4. Disentri berak darah: 
 Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah 
 direbus dengan 2 gelas air bersih hingga  tersisa 1 gelas, sesudah  
 dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul: 
 Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas 
 kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali 
 sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang.
6. Keputihan: 
 Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih 
 lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata 
 lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari. 
7. Batuk: 
 Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci 
 lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel. 
 Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum. 
8. Batuk berdahak:
 Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus, 
 tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk hingga  
 merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum. 
9. Penambah ASI: 
 a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang.
 b. Bunga dari turi putih dimasak, makan. 
10. Pegal linu: 
 Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus, 
 tambahkan sedikit air hingga  menjadi adonan seperti bubur. 
 Gosokkan kebagian badan yang sakit. 
11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit: 
 Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. sesudah  dingin disaring, minum. 
12. Hidung berlendir, sakit kepala:
 Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir 
 air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum. 
13. Demam nifas: 
 Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling hingga  halus. 
 Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi 
rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. 
Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). 
KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, 
zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin 
A dan B.
Ubi Kayu
(Manihot esculenta, Crautz.) 
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu 
berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan 
termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan 
produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di area  yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun 
ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai memiliki  
daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun ini berwarna kuning, hijau atau merah.
Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (negara kita ); Pohon, 
bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas; 
Pemanfaatan :
1. Reumatik
 a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
 Cara membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus.
 Cara memakai  : dipakai sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit.
 b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
 Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air hingga  mendidih 
 hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara memakai   : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
 a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga  mendidih, 
 kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
 b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 Cara memakai  : diperpakai  sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
 Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 CarA memakai  : diperpakai  sebagai kompres.
4. Diare
 Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
 Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga  mendidih hingga 
 tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak 
yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
 Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga  mendidih hingga 
 tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
 Cara memakai  : diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
 Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
 Cara memakai  : dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
 Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
 Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
 Cara memakai  : dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
 a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
 Cara membuat: ditumbuk halus.
 b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
 Cara membuat: diparut.
 Cara memakai  : dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
 Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
 Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan 
 dibiarkan beberapa saat hingga  tepung (patinya = jawa) mengendap.
 Cara memakai  : tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Ubi kayu memiliki  komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : - Kalori 146 kal 
- Protein 1,2 gram - Lemak 0,3 gram - Hidrat arang 34,7 gram - Kalsium 33 mg - Fosfor 40 mg - Zat besi 0,7 mg Buah 
ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin B1 0,06 mg - Vitamin C 30 mg - dan 75 % bagian buah dapat 
dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin A 11000 SI - Vitamin C 275 mg - Vitamin B1 0,12 
mg - Kalsium 165 mg - Kalori 73 kal - Fosfor 54 mg - Protein 6,8 gram - Lemak 1,2 gram - Hidrat arang 13 gram - Zat 
besi 2 mg - dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, 
glikosida dan kalsium oksalat.
Urang-Aring
(Eclipta alba (L.) Hassk.) 
Sinonim := Eclipta prostrata, (Linn.) = E. alba et marginata, Boiss. = E. erecta et prostratan, Linn. = E. erecta, Linn. = 
E. parcifloran Wall. = E. philippinensis Gandog. = E. thermalis Bunge - Verbesina alba, Linn.
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir 
selokan, dari tepi pantai hingga  ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman mencapai 80 cm., 
posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring. Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak 
kasar warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus 
atau hampir rata, kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna 
putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.
Nama Lokal :
Goman, urang aring (jawa), te-lenteyan (Madura),; Daun sipat, keremak janten (Sumatera), Daun tinta (Banda); Mo 
han lian (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Muntah darah, mimisan, kencing darah, berak darah, Hepatitis; Diare, Perdarahan rahim, Kurang gizi, Keputihan, 
Ubanan; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Menghentikan perdarahan pada muntah darah (hematemesis), 
 batuk darah (hemoptoe), mimisan (epistaxis), kencing darah 
 (hematuria), berak darah (melena), perdarahan rahim (uterine 
 bleeding).
2. Chronic hepatitis, diare,
3. Kurang gizi pada anak (infantile malnutrition).
4. Keputihan (leucorrhoe),
5. Rambut memutih (ubanan) pada usia muda.
6. Neurasthenia.
PEMAKAIAN: 30-120 gram segar. Atau dikeringkan dijadikan 
 bubuk.
PEMAKAIAN LUAR: 
Herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau 
herba segar direbus, untuk cuci pada : Eczema, tinea pedis (jamur), koreng (termasuk koreng di kepala), luka 
berdarah, gusi bengkak, penyubur rambut.
1. Gusi bengkak: 
 Yang segar dipanggang hingga  kering, dijadikan bubuk (dengan 
 pengolahan). Oleskan bubuk ini ke tempat yang sakit.
2. Penyubur rambut:
 1 genggam daun eclipta alba dilumatkan, ditambah air 2 gelas, 
 saring. Air saringan ini diembunkan satu malam.
 Cara pemakaian: kulit kepala dibasahi sambil dipijat-pijat, sehari sekali.
3. Koreng di kepala: 
 Eclipta alba secukupnya direbus, airnya untuk cuci kepala, 
 ampasnya digosokkan ke koreng. Atau 
 herba segar dilumatkan, air perasannya dioleskan ke koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. Keputihan: 
 30 gram eclipta alba segar ditambah sari (kaldu) ayam ditim, minum.
2. Mimisan: 
 1 genggam eclipta alba segar dicuci, kemudian dilumatkan, peras. 
 Air perasannya ditambah 5 sloki air putih, ditim supaya panas. 
 Minum sehari 2 kali, sesudah makan.
3. Diare: 30 gram eclipta alba segar direbus, minum.
4. Batuk darah: 
60 gram eclipta alba segar dilumatkan, diperas.
 Air perasannya diseduh air hangat, minum.
5. Muntah darah: 
 120 gram herba segar dilumatkan, air perasannya ditambah air
 kencing anak kecil secukupnya, minum.
OBAT PATEN: Qiangshengbuganpian.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, asam, sejuk. Menghentikan perdarahan. (Hemostatic), 
menurunkan panas (antipyretic), anti racun (antitoxic). Herba ini masuk meridian hati dan ginjal. KANDUNGAN 
KIMIA: Ecliptine, AlfaTerthienylmethanol, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) thiophene, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-
(4-chloro-3-hydroxybut-1-ynyl) thiophene, 5-(3-Buten-1-ynyl)-2,2'-bithienyl-5'-methyl acetate, wedelolactone.
Waru
(Hibiscus tiliaceus L.) 
Familia : malvaceae.
Uraian :
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru 
tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon 
pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh 
membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, 
warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. 
Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam 
tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi 
kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang 
sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. 
Kulit kayu berserat, biasa dipakai untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, 
waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, 
kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, 
haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. NAMA ASING Tree hibiscus. 
NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun 
panas dan peluruh haid. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian yang dipakai yaitu  daun, akar, dan bunga
INDIKASI
Daun waru dipakai untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, 
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar dipakai untuk mengatasi :
terlambat haid, 
demam.
Bunga dipakai untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, pakai  daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya 
diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya hingga  halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, 
seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus 
hingga  airnya tersisa sekitar 3/4-nya. sesudah  dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu 
minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 
genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 
jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah 
atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus hingga  airnya tersisa 3/4nya. sesudah  dingin, saring 
dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus 
hingga  airnya tersisa 3/4 bagian. sesudah  dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 
1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda hingga  bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung 
merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus hingga  airnya tersisa 3/4 bagian. sesudah  dingin, saring dan air 
saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih hingga  air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. 
sesudah  dingin, saring dan air saringannya dipakai untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap 
kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap. 
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) hingga  bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas￾remas hingga  airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk hingga  
larut. Peras dan saring memakai   sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar hingga  bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas￾remas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling hingga  halus. 
Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk hingga  rata. Saring 
ramuan ini memakai   sepotong kain sambil diperas. pakai  air perasannya untuk menggosok kulit 
kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari sesudah  mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong 
kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih hingga  airnya seperti selai. Selanjutnya, 
peras dan saring memakai   sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan 
paginya, pakai  cairan ini untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan 
rambut akan tumbuh lebih subur.
Bisul
Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu gi
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan 
tanin.
Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger) 
Familia : Cactaceae
Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas 
dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di area  
sedang hingga  tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat 
saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan 
tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi 
wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, sesudah  tanaman ini 
berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. 
Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus￾kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas 
daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.
Nama Lokal :
Wijayakusuma (negara kita ); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka; 
Pemanfaatan :
1. Luka
 Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
Cara membuat: ditumbuk halus
 Cara memakai  : dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.
Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma memiliki  daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu 
menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. 
Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.
Wortel
(Daucus carota, Linn.) 
Sinonim : Daucus carota, Linn. 
Familia : Apiaceae
Uraian :
Wortel (Daucus carota) yaitu  tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di area  pegunungan 
yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. 
Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel memiliki  
batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas 
(umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel 
(Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis 
imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang 
manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis 
mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas 
oranye.
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (negara kita ), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); 
Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus; 
Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung 
 Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
 Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air, 
 kemudian dioplos dengan bahan lainnya hingga  merata;
 Cara memakai  : diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
 a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
 Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih hingga  merata;
 Cara memakai  : ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut dengan verban.
 b. Bahan: 3 umbi wortel;
 Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
 Cara memakai  : diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi 
 Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
 Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan lainnya;
 Cara memakai  : diperas dan disaring, kemudian diminum menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
 Bahan: umbi wortel secukupnya;
 Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
 Cara memakai  : diminurn setiap pagi hari secara teratur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) memiliki  nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 
12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain yaitu  kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 
0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 
miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram.