herbal 2
November 18, 2023
herbal 2
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.
Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.
CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu
digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis).
Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk
obat kumur pada radang mulut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
81
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.
4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.
5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.
6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus
7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.
8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.
CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung.
Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine,
chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak
asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik,
antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan
piperlonguniinine.
82
Cakar Ayam
(Selaginella doederleinii Hieron.)
Familia : Selaginellaceae
Uraian :
Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh
yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4
- 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian
bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar
ayam dengan sisik-sisiknya.
Nama Lokal :
Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing,
Tulang patah; Reumatik;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering.
KEGUNAAN :
1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker
paru.
2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis.
3. Batuk, serak, koreng.
4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung
(ascites), infeksi akut saluran kencing.
5. Tulang patah (fraktur), rheumatik.
PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam.
PEMAKAIAN LUAR :
Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Kanker :
60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api
kecil, minum setelah dingin.
2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis):
30 gr S.doederleinii direbus, minum.
3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.
4. Tulang patah:
15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum.
Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah,
bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik.
Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik.
Untuk kanker : 18 tablet 60 gr herba segar.
Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet.
Obat Paten : Decancerlin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic),
menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem).
83
Calingcing
(Oxalis corniculata Linn.)
Sinonim : Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb.
Familia : Oxalidaceae
Uraian :
Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka
maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari pantai sampai
pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak dan bercabang-
cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga
keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian
ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh.
Nama Lokal :
Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun
asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan
Pendarahan ; Peluruh haid;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN :
1. Demam, flu
2. Hepatitis, diare.
3. Infeksi saluran kencing.
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
5. Kekemahan badan ( Neurasthenia).
6. Menghentikan perdarahan.
7. Peluruh haid
PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR :
1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar,
bisul:
Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada
kelainan.
2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada
radang mulut, menghilangkan bau mulut.
3. Obat bisul:
herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat
yang bisul.
84
CARA PEMAKAIAN :
1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum.
2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan.
3. Menghentikan perdarahan:
Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur
dengan madu secukupnya, minum.
4. Peluruh haid:
Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling
menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah
dihangatkan, diminum sebelum makan pagi.
5. Batu saluran kencing :
60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi
setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian.
CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik,
anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat.
Ceguk
(Quisqualis indica L.)
Sinonim : Quisqualis sinensis Lindl. Quisqualis vilosa Roxb.
Familia : Combretaceae.
Uraian :
Tanaman membelit ke kiri atau memanjat, tinggi 1,5-5 m. Daun berhadapan atau lebih kurang berkarang, juga
tersebar; tangkai 0,5--2 cm; helaian bulat telur memanjang, 5-18,5 kali 2,5-9 cm. Bunga di ujung dan di ketiak dalam
bulir yang berbunga banyak; daun pelindung rontok sebelum mekar atau tetap, sampai panjang 2 cm. Bunga
berkelamin 2. Tabung kelopak langsung, berambut pendek, hijau kuning; taju kelopak 5, segitiga, panjang 3-4 mm.
Daun mahkota 5, duduk, bentuk memanjang, mula-mula putih, kemudian merah, akhirnya merah tua, sampai 1,5
cm panjangnya. Benang sari 10. Tangkai putik panjang, pada satu sisi bersatu dengan tabung kelopak, bersama
benang sari muncul jauh di luar mahkota. Buah bentuk memanjang, dengan pangkal dan ujung menyempit, dengan
5 rusuk, coklat tua, 2,5--4 kali 1 cm. Hanya dalam daerah kultur; 1-300 m. Agaknya tanaman yang menjadi liar; juga
ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat-obatan. Catatan: Buah di Jawa jarang. Bagian yang Digunakan
Biji dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Dani, Udani, Wudani, Bidani (Sunda); Kacekluk, kaceklik, Ceguk, Cekluk, Wedani (Jawa); Rabet dani
(Madura); Kunyi-rhabet, Rhabet besi, Sarandengan (Kangean); Tikao (Bugis). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA
Quisqualis indicae Semen; Biji Ceguk.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Antelmintik dan tonika.
85
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Kurang gizi pada anak-anak.
2. Obat cacing (gelang, keremi, dan benang).
RAMUAN DAN TAKARAN
Obat Cacing
Ramuan:
Biji Ceguk 3 gram
Rimpang Temu Hitam 2.5 gram
Rimpang Temu Giring 3 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.
Catatan
Penggunaan biji yang berlebihan, akan mengakibatkan tersedu (cegukan), pusing, dan mual.
Komposisi :
Trigonelina, minyak lemak, gom, dan resin.
Cempaka Kuning
(Miche!ia champaca L.)
Familia : Magnoliaceae.
Uraian :
Pohon, tinggi 15-25 m. Ujung ranting berambut. Daun bulat telur bentuk lanset, dengan ujung dan pangkal runcing,
10-28 kali 4,5-11 cm, tipis seperti kulit. Bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih daripada
setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm,
yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal
buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih daripada 20, berjejal-jejal, bentuk telur
yang pipih, berambut, masing-masing dengan bakal biji yang banyak. Buah bentuk bola memanjang, sedikit
bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat, tertutup dengan jerawat. Biji masak merah tua tergantung
keluar pada berkas yang memanjang menjadi benang yang langsing. Dari India, di Jawa ditanam untuk bunganya. Di
bawah 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, bunga, dan kulit kayu.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Cempaka, Cempaka kuning. Jeumpa (Aceh); Jempa, Cempa (Gayo); Campaga (Minangkabau);
Cempaka, Cempaka koneng (Sunda); Kantil, Locari, Pecari, Cempaka, Cepaka, Cepaka kuning (Jawa Timur);
Kembhang koneng, Campaka, Compaka, Compaka mera (Madura); Campaka, Campaka barak Campaka kuning,
Campaka warangan (Batak); Hepaka, Kepaka (Sawu); Sampakang (Sangir); Campaka mariri (Sulawesi Utara). NAMA
ASING: NAMA SIMPLISIA Champacae Folium; Daun Cempaka Kuning. Oleum Champacae; Minyak Cempaka Kuning.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Diuretik dan ekspektoran.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Daun:
-Batu Ginjal.
-Mulas.
-Napas/Mulut bau.
Kulit kayu:
-Demam.
-Haid tidak teratur.
86
Bunga: Aroma perawatan rambut.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Ginjal
Ramuan:
Daun Cempaka Kuning segar 1 genggam
Rimpang Kunyit 1 jari
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.
Haid Tidak Teratur
Ramuan:
Kulit kayu Cempaka Kuning 4 gram
Daun Jung Rahab segar 5 gram
Biji Klabet 1-2 gram
Rimpang Teki 4 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: 3 hari sebelum haid datang dan diulangi sampai haid datang.
Napas/Mulut Bau
Ramuan:
Daun Cempaka Kuning segar 5 gram
Buah Kapulaga 3 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Daun Saga 5 gram
Air 120 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Untuk berkumur kemudian ditelan sehari 2 kali, pagi dan sore. Tiap kali dipakai 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang 7 hari. Pemeliharaan seminggu 3 kali.
Komposisi :
Minyak: Fenol, isoeugenol, sineol, bensilaldehida, dan feniletilalkohol. Kulit kayu dan daun: Alkaloid, zat samak.
Bunga: Minyak atsiri.
Cempaka Putih
(Michelia alba Dc.)
Familia : Magnoliaceae.
87
Uraian :
Tumbuhan berupa pohon, tinggi sampai 30 meter. Batang berkayu; daun tunggal, bulat telur, warna hijau. Bunga
berwarna putih, bau harum. Tidak pernah berbuah. Diperbanyak secara vegetatif. Bagian yang Digunakan Bunga,
daun, dan akar.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jeumpa gadeng (Aceh); Cempaka putieh (Minangkabau); Campaka bodas (Sunda); Pecari putih,
Cempaka putih (Jawa); Campaka pote (Madura); Cempaka mawure (Sulawesi Utara); Bunga eja kebo, Patene
(Ujung Pandang); Bunga eja mapute (Bugis); Capaka bobudo (Ternate); Capaka bobulo (Tidore). NAMA ASING:
NAMA SIMPLISIA Micheliae albae Flos; Bunga Cempaka Putih.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Ekspektoran dan diuretik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Bunga:
-Bronkhitis.
-Batuk.
-Demam.
-Keputihan.
-Radang
-prostata.
Daun:
-Bronkhitis.
-Infeksi saluran kemih.
-Kencing sedikit.
Akar:
-Infeksi saluran kemih.
Komposisi :
Alkaloid mikelarbina dan liriodenina.
Cendana
(Santalum album L)
Sinonim : Santalum verum L. Santalum myrti folium Roxb. Sirium myrtifolium L
Familia : Santalaceae.
Uraian :
Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur.
Tumbuh di tanah yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya. Bagian yang Digunakan Kayu.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana, Candani (Jawa);
Candhana, Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu; Dana (Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana
(Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu luhi (Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin
(Timor); Kamenir (Wetar); Maoni (Kisar) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Santali Lignum; Kayu Cendana. Santali
Oleum; Minyak Cendana.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik, dan diuretik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Kayu:
-Antiseptik saluran kemih.
-Disentri.
88
-Mencret.
-Radang usus.
Daun:
-Asma.
Kulit kayu/Kulit akar:
-Haid tidak teratur.
RAMUAN DAN TAKARAN
Disentri
Ramuan:
Kulit kayu Cendana 2 gram
Daun Patikan Cina 5 gram
Gambir sedikit
Air 100 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Radang Usus
Ramuan:
Kayu Cendana (serbuk) 2 sendok teh
Air mendidih 100 ml
Cara pembuatan: Diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Asma
Ramuan:
Kayu Cendana (serbuk) secukupnya
Daun Tanjung muda beberapa helai
Cara pembuatan:
Daun Tanjung muda dirajang kemudian dikeringkan. Setelah kering ditambahkan sedikit serbuk Cendana, kemudian
dibuat rokok.
Cara pemakaian:
Dihisap seperti menghisap rokok.
Komposisi :
Kayu:Minyak atsiri, hars, dan zat samak. Minyak:Santalol (seskuiterpenalkohol), santalen (seskuiterpena), santen,
santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida
Cengkeh
(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.)
Sinonim : Syzygium Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus aromaticus,
Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng.
Familia : Myrtaceae
89
Uraian :
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan
berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai
20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya
panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon
cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung
dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai
berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta
bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning
kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan
berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali
berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar
matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di
pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu
lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak;
Pemanfaatan :
1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.
2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit
3. Menghitamkan alis mata
Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.
Komposisi :
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang
disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.
90
Ceremai
(Phyllanthus acidus [L.] Skeels.)
Sinonim : P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora.
Familia : Euphorbiaccae
Uraian :
Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau
kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai
pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai
jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak
berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang
nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak
bentuk bintang,,mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu,
bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6,
rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa
dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan
langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat
manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.
Nama Lokal :
Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin
(Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng
(Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, kulit akar, dan biji.
INDIKASI :
Daun berkhasiat untuk:
- batuk berdahak,
- menguruskan badan,
- mual,
- kanker, dan
- sariawan.
Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi :
- asma dan
- sakit kulit.
Biji berkhasiat untuk mengatasi :
- sembelit dan
- mual akibat perut kotor.
CARA PEMAKAIAN :
91
1. Sembelit
a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling
sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu
masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai
merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk
halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil
seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.
2. Asma :
Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar
kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium
longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk
seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing
3/4 gelas.
3. Kanker :
Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam,
daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2
jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tertinggal kira-kira 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk
diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas.
4. Melangsingkan badan :
Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan
menggunakan dalamjangka waktu lama.
CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA:
Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung
saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.
Cincau
(Cylea barbata, Miers.)
Familia : Manispermaceae
Uraian :
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit
batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai
dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu
berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau
92
semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara
merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang
dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam;
Pemanfaatan :
1. Sakit Perut dan Hipertensi
Bahan: daun cincau secukupnya
Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang,
disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar,
kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.
Cara menggunakan: dimakan biasa
2. Demam
Bahan: akar cincau secukupnya
Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu
menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu
rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat
karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.
Ciplukan
(Physalis peruviana, Linn.)
Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.
Familia : Solanaceae
Uraian :
Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya
tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di
dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah
kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan
berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis.
Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
93
Nama Lokal :
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat
(Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta
akar-akarnya dan dibersihkan.
Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Sakit paru-paru
Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan
buahnya).
Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.
3. Ayan
Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.
Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.
4. Borok
Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.
Cara membuat: ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.
Komposisi :
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung
Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.
Dadap Ayam
(Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr)
Sinonim : Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr
Familia : Papillionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun
dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah
ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm.
94
Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat
rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah;
bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5
cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat,
bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji,
10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12,
panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m.
Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala
kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap
Ayam.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan
insektisid PENELITIAN Derizar Deniska, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Dra. Asmi Ilyas, Apt.
dan Dr. Injomanoto, DMM, M.Sc. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam
terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan,
fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos
Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Daun:
-Batuk.
-Demam.
-Disentri.
-Haid tidak teratur.
-Pelancar ASI.
-Sulit tidur.
-Radang (obat luar).
-Sakit kulit (obat luar).
Kulit kayu:
-Asma.
-Demam.
-Sakit hati.
-Rematik (obat luar).
-Patah tulang (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Haid Tidak Teratur
Beberapa helai daun dan beberapa buah bunga Dadap Ayam, dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.
Pelancar ASI
Daun Dadap Ayam dan santan secukupnya, dibuat sayur yang cocok. Dimakan sebagai sayur.
Sulit Tidur
Beberapa helai daun Dadap Ayam dan herba Kangkung dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.
Catatan
Biji Dadap Ayam tidak enak. Biji Dadap Ayam dipotong tipis-tipis digunakan untuk meracuni ayam.
Komposisi :
Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin.
95
Dadap Serep
(Erythirna subumbrans(Hask.) Merr)
Sinonim : Erythrina lithosperma Miq. non Bl.
Familia : Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah
ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Daun: Antipiretik dan anti inflamasi. Kulit
Kayu: Ekspektoran. PENELITIAN Roswina Silalahi, 1988. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian
efek antipiretik hasil penyarian dan infus daun Dadap Serep terhadap burung merpati. Dari hasil penelitian
tersebut, ternyata infus daun Dadap Serep berkhasiat sebagai antipiretik, sedangkan hasil penyarian dengan
kloroform tidak memberikan efek antipiretik. Sebagai kontrol digunakan suspensi parasetamol 300 mg/kg bb. Roy
Mustakin, 1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Drs. Rusdi, M.S. dan Dra. Armenia, M.S. Telah
melakukan penapisan aktivitas farmakodinamik ekstrak etanol daun beberapa species Erythrina (E. orierrtalis, E.
irtdica, dan E. litliospernla). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak etanol ketiga daun tersebut memiliki
aktivitas penekanan sistem saraf pusat, relaksasi otot simpatolitik dan para simpatomimetik. Aktivitas analgesik
hanya terdapat pada E. indica dan F. litlnosperrrla. Intensitas efek meningkat dengan meningkatnya dosis yang
diberikan. Christine Gunawan, 1993. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. Soemartojo. Telah melakukan
penelitian pengaruh pemberian infus daun Dadap Serep terhadap produksi air susu pada mencit yang menyusui.
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang bermakna produksi air susu pada pemberian infus
Dadap Serep 40%.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Daun:
-Demam.
-Pelancar ASI.
-Sariawan perut.
-Mencegah keguguran (obat luar).
-Nifas (obat luar).
-Perdarahan bagian dalam (obat luar).
-Sakit perut (obat luar).
Kulit kayu:
-Batuk.
-Sariawan perut.
96
RAMUAN DAN TAKARAN
Sariawan Perut
Ramuan:
Kulit kayu Dadap Serep 3 gram
Sidowayah 3 gram
Daun Prasman segar 4 gram
Akar Manis Cina 4 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Perdarahan/Peradangan Bagian Dalam
Ramuan:
Daun Dadap Serep segar secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian: Dibalurkan pada bagian yang diperkirakan terjadi perdarahan bagian dalam.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali.
Sakit Perut
Perut merasa mulas, tinja mengandung darah dan lendir. Selain diberi obat minum yang cocok, perut diberi tapel
dengan ramuan sebagai berikut:
Daun Dadap Serep segar secukupnya
Daun Sosor Bebek secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian: Dibalurkan pada perut.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali.
Demam
Selain diberi obat penurun panas yang diminum, untuk mempercepat penurunan suhu badan dapat dikompres
dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus.
Mencegah Keguguran
Bagi ibu yang sering menderita keguguran, untuk mencegah hal tersebut, di samping istirahat tiap hari perut
dikompres dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus. Bobokkan agak tebal dan pakailah gurita.
Nifas
Ibu sehabis bersalin sering mengalami nifas. Untuk menjaga kesehatan ibu, dapat digunakan bobokan daun Dadap
Serep dan memakai gurita.
Komposisi :
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina.
97
Dandang Gendis
(Clinacanthus nutans Lindau)
Sinonim : Clinacanthus burmani Nees.
Familia : Achantaceae.
Uraian :
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun
tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga
majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm
berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun
Dandang Gendis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Rasa pahit, bau aromatis.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Disentri.
-Kencing manis.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis
Ramuan:
Daun Dandang Gendis segar 7 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan.
Cara pernakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Komposisi :
Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.
98
Daruju
(Acanthus ilicifolius L.)
Sinonim : A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ).
Familia : acanthaceae.
Uraian :
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair
payau. Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun
banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing.
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset,
pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar
4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota
bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat
kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan.
Daruju dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi
Radix (akar daruju).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak
(ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb
pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT
dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat
menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang
nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, daun, dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu
jemur sampai kering.
INDIKASI
Akar digunakan untuk pengobatan :
radang hati (hepatitis) akut dan kronis,
pembesaran hati dan limpa (hepato.splenomegali),
pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati), termasuk pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis (TBC)
kulit (skrofulode rma),
gondongan (parotitis),
sesak napas (asma bronkial),
cacingan,
nyeri lambung, sakit perut,
kanker, terutama kanker hati.
99
Biji digunakan untuk pengobatan :bisul dan cacingan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 30-60 g akar daruju kering, lalu rebus atau tim dengan daging.
Untuk pemakaian luar, giling akar kering sampai halus, lalu taburkan pada bagian tubuh yang luka atau terkena
racun.
CONTOH PEMAKAIAN
Kanker
Rebus 30-120 g akar daruju kering dan 60-120 g daging sapi tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau
panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya tersisa satu mangkuk. Jika airnya mengering sebelum 6
jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua
untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (masing-masing 1/2 mangkuk). Setiap kali minum tambahkan madu
secukupnya. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Hepatitis akut dan kronis
Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis-tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc air bersih
ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi dua
untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya.
Luka terkena pisau beracun
Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3 kali sehari.
Bisul
Giling empat butir biji daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu diminum sekaligus.
Lakukan setiap hari sampai sembuh.
CAcingan
Giling 3-5 butirbiji daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus.
Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut.
Komposisi :
Akar mengandung flavone dan asam amino
Daun Dewa
(Gynura segetum (Lour.) Merr.)
Sinonim : Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. pseudo-china DC. = G. divaricata DC. = G. ovalis DC. = Senecio
divarigata L.
Familia : Compositae
Uraian :
Terna tahunan, tegak, tinggi ± 50 cm, pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda
berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai
tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun
banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut
lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20
100
cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai
umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm.
Nama Lokal :
Beluntas cina, daun dewa (Sumatra), Samsit; San qi cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul, Pendarahan, Batuk darah, muntah darah, mimisan; Infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit
binatang berbisa; Pembekuan darah, Tulang patah, pendarahan setelah melahirkan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.
KEGUNAAN :
DAUN :
Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan),
pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa.
UMBI :
Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan.
PEMAKAIAN : 15-30 gram daun segar, direbus atau ditumbuk kemudian diperas, minum.
PEMAKAIAN LUAR : Secukupnya tumbuhan ini dilumatkan sampai seperti bubur, ditempelkan ke tempat yang sakit.
KEGUNAAN :
1. Digigit ular / digigit binatang lain:
Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan di tempat kelainan.
2. Kutil :
5 lembar daun dewa dihaluskan, dan dilumurkan pada tempat
berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Luka terpukul, tidak datang haid:
15-30 gram herba direbus atau ditumbuk, diambil airnya, campur
dengan arak yang sudah dipanaskan, minum.
2. Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan
muntah darah :
1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus, minum.
3. Kejang pada anak:
1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak, minumkan.
4. Luka terpukul, masuk angin:
6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya,
kemudian dipanaskan, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi
sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA :
Saponin, minyak atsiri, flavonoid.
101
Daun duduk
(Desmodium triquetrum [L.] D.C.)
Sinonim : Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.
Familia : Papilionaceae (Leguminosae)
Uraian :
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan
cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau
menanjak, tinggi 0,5 - 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan
simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar.
Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 20 cm, lebar 1,5 -
2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk
kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 - 3,5 cm,
lebar 4 - 6 mm, berambut, berisi 4 - 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya
cokelat muda. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,;
Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan
(parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang
usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan
akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,;
Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan.
Pemakaian dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI :
Herba ini berkhasiat untuk:
- mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam, selesma,
- radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah
(piorea),
- radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema),
- radang usus (enteritis), disentri,
- infeksi cacing tambang (hookwonn), infeksi cacing pita di hati,
- keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis),
- muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak-anak,
- sakit kuning (ikterik hepatitis),
- keracunan buah nanas,
- TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses,
- skleroderma,
102
- wasir,
- rematik.
CARA PEMAKAIAN :
Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum. Pemakaian luar digunakan untuk
mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Wasir :
Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air
selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum
sekaligus. Lakukan setiap hari.
2. Radang ginjal akut, edema :
Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan
3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum
sekaligus pada pagi hari.
3. Muntah pada kehamilan :
Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang,
dan sore, masing-masing 1/3 gelas.
4. Disentri :
Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling
halus. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15
menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras
dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus.
CATATAN :
Bila berba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindungi makanan tersebut dari serbuan lalat dan
belatung
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam
(antipiretik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik),
dan peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin,
trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K20. Buah daun duduk mengandung saponin, dan flavonoida,
sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Daun Encok
(Plumbago zeylanica L.)
Sinonim : P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour.
Familia : Plumbaginaceae
103
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan
kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar
hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang,
tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang
panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong,
panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya
hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah
kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.
Nama Lokal :
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama
(Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan herba.
INDIKASI :
Indikasi Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- rematik sendi, memar (lebam),
- keseleo, nyeri lambung,
- kurap, dan kanker darah.
CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 10 - 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam.
Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap,
kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan
remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. La Rematik
a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus.
Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur.
Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit.
Lakukan 2 kali sehari.
b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan
kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk
sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit.
2. Sakit kepala
a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit
minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di
pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30
menit supaya tidak terjadi lepuh.
b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan.
Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di
belakang telinga.
3. Kencing kurang lancar
Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling
halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di
posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.
4. Kanker darah
Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa
(rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma biancao),
masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari
104
tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus
terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya.
Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru
bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2
jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3
kali, masing-masing 1/3 bagian.
5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit
Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus.
Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai
menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.
CATATAN :
- Perempuan hamil dilarang menggunakan.
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid).
- Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga
dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh
seperti luka bakar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA :
Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone
(2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal
dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian :
Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan
secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA
USU, 1990).
Daun Jintan
(Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.)
Sinonim : Coleus amboinicus Lour. Coleus aromatica Benth.
Familia : Lamiaceae (Labiatae).
Uraian :
Tanaman semak, menjalar. Batang berkayu, lunak, beruas-ruas. Ruas yang menempel di tanah akan tumbuh akar,
batang muda berwarna hijau pucat. Daun tunggal, mudah patah, bentuk bulat telur, tebal, tepi beringgit, berabut,
panjang 6-7 cm, lebar 5-6 cm, bertulang menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, berbentuk tandan, mahkota
bentuk mangkok warna ungu. Bagian yang Digunakan Seluruh bagian tumbuhan.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Plectranthi amboinici Herba; Herba Daun Jintan.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan darah. SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan
darah. PENELITIAN Ifiwati Wibowo,1992. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Dra. Dien Ariani L. dan dr. Irwan
S. Telah melakukan penelitian daya antibakteri ekstrak Daun Jintan terhadap kuman gram negatif dari penderita
105
infeksi saluran kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Daun Jintan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli mulai konsentrasi 1,2 gr/ml dan bakteri P. mirabilis mulai konsentrasi 1,0 g/ml.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Asma, Batuk, Bayi muntah, Bronkhitis, Demam, Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih,
Sariawan perut, Sakit kepala.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Daun Jintan segar 7 helai
Air 100 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Sariawan Perut (Panas Dalam)
Ramuan:
Daun Jintan segar 1 gram
Daun Saga segar 3 gram
Herba Pegagan segar 3 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Kulit Kayu Turi 4 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml (infus). Apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Bayi Muntah
Kalau bayi sering muntah dan masih menyusui pada ibunya. Muntah tersebut disebabkan karena ibunya makan
makanan yang amis seperti ikan, udang, dll.
Ramuan:
Daun Jintan segar 2 helai
Cara pemakaian: Untuk mengobati hal tersebut, ibunya sebaiknya mengunyah Daun Jintan dan cairannya ditelan.
Lama pengobatan: 3 kali sehari, pagi, siang, dan sore hari, tiap kali 2 helai Daun jintan yang masih segar.
Sakit Kepala
Ramuan:
Daun Jintan segar 2 helai
Daun Legundi segar 2 helai
Rimpang Jahe merah 1 rimpang
Rimpang Bangle secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian: Dioleskan ke pelipis dan di belakang telinga. Bila ada, dapat ditambahkan minyak kelonyo.
Komposisi :
Minyak atsiri, mengandung fenol, dan senyawa kalium.
106
Daun Kentut
(Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Sinonim : P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak
belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan
dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur
sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7
cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga
majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih,
bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun
dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut,
sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning
(hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk
digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,
perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
· Bronkhitis, batuk (whooping cough).
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),
keseleo.
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus.
107
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau
herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka,
abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin :
25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab
matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan
pada perut.
2. Mata terasa panas dan bengkak:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah
mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air
sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain,
letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru
kompres tersebut diganti lagi.
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur.
Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk
merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
4. Herpes zooster (cacar ular):
Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit
air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-
gelembung kecil dikulit.
5. Sariawan:
1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam
daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung,
1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4
sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang
kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai
tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk
3 kali minum, habis dalam 1 hari.
6. Radang telinga tengah:
1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan
1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai
untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari,
setiap kali 3 tetes.
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus,
tempelkan ketempat kelainan.
Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau
yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik,
penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic),
penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun
(detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung: Asperuloside,
deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan
minyak menguap.
108
Daun Madu
(Barleria cristata L.)
Familia : Acanthaceae
Uraian :
Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang
berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai
lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm,
lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung
tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips,
panjang 1,5 cm, berbibir tiga sampai empat, kecokelatan. Biji kecil, pipih, warna cokelat.
Nama Lokal :
Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, bunga, dan biji.
INDIKASI :
Daun dan akar berkhasiat mengatasi:
- rematik dan
- batuk.
Bunga berkhasiat mengatasi:
- Bengkak karena gigitan serangga.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- digigit ular berbisa.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik
Siapkan daun segar sebanyak 1 genggam lalu cuci bersih.
Tambahkan kapur sirih 1/4 sendok teh. Tumbuk sampai lumat,
kemudian dibalurkan pada tempat yang sakit.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung
polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar
mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.
109
Daun Sendok
(Plantago mayor L.)
Sinonim : P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii
Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia : Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman
berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari
daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini
tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang
dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai
panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar
tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm,
warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih.
Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran
Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri
pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat
(Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ;
Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema),
batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis),
radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing
manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani
(spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri
otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.
INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi:
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing,
kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal
(nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
- batu empedu, batu ginjal,
- radang prostat (prostatitis),
110
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas
(bronkitis),
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang
kabur,
- kencing manis (DM),
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
- cacingan, gigitan serangga, dan
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.
Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- keputihan (leukore) dan
- nyeri otot.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian
bawah,
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur,
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
- batuk disertai banyak dahak,
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),
- sakit kuning (jaundice), dan
- rematik gout.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba
segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun
sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka
berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk
kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep
untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing
a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula
batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air,
sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh
habiskan dalam sehari.
b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1
sendok makan, lalu diminum sekaligus.
2. Kencing berdarah :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan
3. Disentri panas :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan
saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan
sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.
Minum sekaligus selagi hangat.
4. Disentri basiler, diare :
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu
111
direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas
Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing
1/2 gelas.
5. Mimisan :
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu
diminum sekaligus.
6. Batuk sesak, batuk darah :
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air
bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih
selama 15 menit. Minum selagi hangat.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji
bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini
mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri
dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin
(B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan
kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat
rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam
planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago,
aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat
dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan
Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada
tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer.
Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati,
Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu
ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna
dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1
- 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak.
Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).
Daun Senna
(Cassia angustifolia Vahl.)
Uraian :
Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun ujung), mempunyai 3-7
pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan
lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah,
susunan sirap. Benang sari memiliki bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah
masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah.
112
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Fraksi polisakarida daun Cassia angustifolia yang diuji dengan allogenic tumor
Sarcoma-180 pada mencit, berefek positif dalam penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam
tubuh akan mengalami suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli)
menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air dan mencegah reabsorpsi
air dalam saluran pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut .
FARMAKOLOGI KLINIK Waktu aksi senna berkisar antara 8-10 jam, sehingga sebaiknya diminum pada waktu malam.
Senosida dapat menghilangkan keluhan konstipasi pasien (irritable bowel syndrome). Pada dosis terapi tidak
ditemukan adanya gangguan kebiasaan waktu defekasi; dapat melunakkan tinja dan meningkatkan kecepatan
transit makanan dalam kolon melalui peningkatan gerakan peristaltik. Senosida sedikit diserap pada bagian atas
saluran gastrointestinal. EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN Pada penggunaan jangka panjang atau penggunaan yang
salah akan berakibat pada kehilangan elektrolit (terutama ion kalium) serta dapat menjadi penyebab albuminuria,
hematuria, deposisi pigmen pada mukosa usus dan kerusakan pada myenteric plexus. KONTRA INDIKASI Illeus,
kerusakan usus, stenosis, atoni, radang, colonopathics, appendisitis, status dehidrasi, konstipasi kronik, wanita
hamil, dan menyusui, serta anak anak di bawah umur 10 tahun. INTERAKSI Adanya interaksi dengan glikosida
jantung (digitalis, strophanthus) dapat terjadi peningkatan ekskresi ion kalium. Pada hipokalemia (karena
penggunaan laksatif angka panjang), dapat terjadi peningkatan efek obat antiaritmia (seperti misaInya kinidin).
Penggunaan dengan obat lain yang menginduksi terjadinya hipokalemia seperti tiazida, adrenokortikosteroid atau
Liquiritiae Radix dapat memacu timbulnya ketidak seimbangan elektrolit. TOKSISITAS Daun senna dapat
menyebabkan kesakitan dan dermatitis. Gejala utama yang timbul akibat overdosis adalah diare yang hebat,
sehingga ada kemungkinan kehilangan cairan dan elektrolit.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Digunakan pada upaya mengatasi sembelit (sebagai "urus-urus"), ambeien, setelah operasi rektalanal,
pengosongan lambung sebelum foto rontgent; sebelum dan sesudah operasi abdominal.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk upaya mengatasi sembelit:
Digunakan suatu ramuan yang terdiri dari daun senna, daun iler, daun kaki kuda masing?masing ¼ genggam, daun
saga manis dan daun jintan masing-masing 1/5 genggam, daun meniran 1/6 genggam, daun papaya, rimpang
kunyit 1/4 jari, rimpang temulawak ½ jari, klembak 3/5 jari, asam trengguli 2 jari, gula enau 3 jari. Masing-masing
dicuci, dipotong- potong dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas, sehingga tinggal separohnya; setelah dingin
disaring, kemudian diminum, 3 kali sehari, ¾ gelas .
Komposisi :
Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida A,B,C,D,E,F; glikosida rhein, sejumlah kecil
aloeemodin, musilago (10%), flavonoid (turunan kaemferol), glikosida naftalena, isoramnetin, asam krisofanat,
senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-sitosterol.
Daun Ungu
(Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.)
Sinonim : G. hortense, Nees.
Familia : Acanthaceae
113
Uraian :
Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan
tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias
atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas
permukaan laut. Batang : Batangnya berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul.
Daun : mempunyai struktur posisi daun yang letaknya berhadap- hadapan Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian
tandan yang berwarna merah tua.
Nama Lokal :
Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali);
Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Melancarkan buang air seni, Melancarkan haid,; Reumatik/Encok, Bisul;
Pemanfaatan :
1. Ambeien
Bahan: 3-7 lembar daun ungu dan adas pulawaras
Cara membuat: direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih,kemudian disaring.
Cara menggunakan: Minum 1 kali setiap pagi secara teratur
2. Melancarkan buang air seni
Bahan: 1-2 genggam daun ungu dan adas pulowaras.
Cara membuat: ditumbuk bersama sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian perut seperti param.
3. Mempelancar Haid
Bahan: 3 sendok makan bunga daun ungu yang sudah dikeringkan.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 3 hari menjelang datang bulan (haid)
4. Reumatik/ Encok
Bahan: 1-2 genggam daun ungu
Cara membuat: ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang sakit sebagai param.
5. Bisul
Bahan: 2 Lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya.
Cara membuat: Daun ungu diolesi minyak kelapa kemudian dipanggang di atas api
Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan p
ada bagian yang sakit (Bisul)
Komposisi :
Daun ungu (Graptophyllum pictum) memiliki kandungan kimia, antara lain : - alkohol - Pektin - Asam formiat.
Delima
(Punica granatum L.)
Sinonim : Malum granatum Rumph.
Familia : Punicaceae.
114
Uraian :
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di
bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak
dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang
dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan
banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung
tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau.
Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat
satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni,
bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat
kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya
banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan,
warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan
delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima
(Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau
(Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V),
thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati
Pericarpium (Wit buah delima).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan,
dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen,
beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare,
dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan
perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak,
vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging
pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda
demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah
menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus
herpes simpleks, clan virus HIV.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya.
Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah
dikeringkan.
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:
sakit perut karena cacing,
buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba),
diare kronis,
perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,
prolaps rektum,
radang tenggorok,
radang telinga,
keputihan (leukorea)
nyeri lambung.
Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
cacingan terutama cacing pita (taeniasis),
batuk,
diare.
115
Bunga digunakan untuk:
radang gusi,
perdarahan,
bronkhitis.
Daging buah digunakan untuk:
menurunkan berat badan,
cacingan,
sariawan, tenggorokan sakit, suara parau,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
sering kencing,
rematik (artritis),
perut kembung
Biji digunakan untuk:
menurunkan demam, batuk,
keracunan
cacingan.
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10--15 g).
Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur
(gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang
kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi
berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Cacingan
Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama
15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.
Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan
perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi.
Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum
sekaligus
Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk
merata, minum sewaktu perut kosong.
Radang gusi
Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah
dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.
Perdarahan
Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali
sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Luka
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada
bagian yang luka.
Sariawan
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan
satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali
sehari, sampai sembuh.
Sering kencing
Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya.
Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali
sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
116
Keputihan
Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air
rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari.
Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat
semprot yang masuk ke liang vagina.
Batuk sudah berlangsung lama
Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang
bijinya.
Suara serak, tenggorokan kering
Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari.
Menurunkan berat badan
Ambil is
Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin,
resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--
1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine
(C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin,
kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa,
maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid
pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah
dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.
Ekor Kucing
(Acalypha hispida Burm. f.)
Sinonim : A. densiflora Bl.
Familia : euphorbiaceae
Uraian :
Ekor kucing merupakan tanaman asli dari Hindia Barat. Umumnya, ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau
di taman-taman. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar,
berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur
atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16
cm, berwarna hijau muda. Bunga berkelamin tunggal dalam satu pohon. Bunga betina berkumpul dalam karangan
berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya bulat panjang berjuntai ke bawah, berdiameter 1-1,5 cm,
panjang 20-50 cm, berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil,
berwarna putih kotor. Ekor kucing dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: buntut kucing, ekor kucing, ekor kera. Jawa: tali anjing (Sunda), wunga tambang,
lancuran (Jawa), ikut lutung (Bali). Maluku: lofoti (Ternate). NAMA ASING Gou wei hong (C), kattestaart (B), chenille
plant, monkey's tail, cat's tail (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae hispidae Flos (bunga ekor kucing), Acalyphae hispidae
Folium (daun ekor kucing).
117
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, sifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan
(hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah bunga dan daun.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan : disentri, radang usus,perdarahan, seperti berak darah, muntah darah,
mimisan, cacingan,luka bakar, tukak (ulkus) di kaki.
Daun digunakan untuk pengobatan :
bercak putih di kulit karena kehilangan pigmen (vitiligo), disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan
sariawan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 10-30 g bunga, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun atau bunga secukupnya sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Vitiligo
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada
bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Luka berdarah
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka,
lalu balut dengan kain perban.
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit
jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda.Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali
dalam sehari.
Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya, makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali
sehari sampai sembuh.
Komposisi :
Daun mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin.
Enau
(Arenga pinnata, Merr.)
Familia : Arecaceae
Uraian :
Enau (Arangapinnata) termasuk jenis palma, berakar kuat dan menjalar ke mana-mana. Enau mempunyai banyak
manfaat bagi manusia, antara lain: dari kelopak bunga jantan dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk gula
aren, buahnya dapat dibuat kolang kaling untuk campuran makanan/minuman, ijuk untuk resapan air, kesed dan
sapu. Enau yang sudah berusia 15-20 tahu dapat menghasilkan nira sebanyak 8 liter tiap hari dan bila dimasak
dapat menghasilkan 25-35 kilogram kolang-kaling. Namun pada umumnya pohon enau tidak disukai para petani,
118
sebab akarnya menjalar keman-mana dan dapat merusak tanaman di sekitarnya. Enau biasanya tumbuh dan
berkembang berkembang biak dengan baik di hutan-hutan.
Nama Lokal :
Sugar Palm (Inggris), Enau (Indonesia), Kawung (Sunda); Aren (Madura), Bak juk (Aceh);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit perut, Sulit buang air besar ;
Pemanfaatan :
1. Demam
Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum biasa.
2. Sakit Perut
Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, asam yang telah
masak secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai
merata, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum biasa.
3. Sulit Buang air besar
Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum biasa.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Gula yang dibuat dari nira enau ini belum diketahui secara pasti kandungan kimia yang ada di
dalammnya, karena sampai saat ini belum dilakukan penelitian ilmiah. Namun tentang khasiat dari praktek
pengobatan tradisional, gula aren sering menjadi pilihan utama.
Gadung
(Dioscorea hispida Dennust)
Sinonim : Dioscorea daemona Roxb. Dioscorea hirsuta Bl. Dioscorea triphylla Auct.
Familia : Dioscoreaceae
Uraian :
Semak, menjalar, permukaan batang halus, berduri, warna hijau keputihan. Daun tunggal, lonjong, berseling, ujung
lancip, pangkal tumpul, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota
hijau kemerahan. Buah bulat setelah tua biru kehitaman. Biji bentuk ginjal. Bagian yang Digunakan Rimpang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bitule, Bunga meraya (Manado); Gadung, Gadung ribo (Sumatera Barat); Gadung (Sunda); Gadung
(Jawa); Ghadhung (Madura); Gadung, Sikapa, Skapa (BeIitung); Iwi (Sumbawa); . Ondot in lawanan, Pitur
(Minahasa); Siapa (Bugis); Sikapa (Makasar); Boti (Roti); Lei (Kai); Uhulibita, Ulubita (Seram); Hayule, Hayuru
(Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Dioscoreae hispidae Rhizoma; Rimpang Gadung
119
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog. PENELITIAN
Serafinah Indriyani, 1986. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan
umbi Gadung terhadap oogenesis mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan umbi Gadung
menghambat siklus ovarii yang dampaknya mempengaruhi fungsi oogenesis.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Keputihan.
-Kencing manis.
-Kusta.
-Mulas.
-Nyeri empedu.
-Nyeri haid.
-Radang kandung empedu.
-Rematik (nyeri persendian), -Kapalan (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Kusta (Lepra)
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Gadung beberapa keping
Buah Cabe Jawa beberapa butir
Lada Putih secukupnya
Kelapa Parutan secukupnya
Gula Aren secukupnya
Air 150 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Kapalan
Ramuan:
Rimpang Gadung secukupnya
Air sedikit
Cara pembuatan: Dipipis hingga seperti bubur.
Cara pemakaian: Balurkan pada bagian kulit yang mengeras.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.
Rematik
Selain diobati dengan obat modern atau obat tradisional dianjurkan makan Gadung.
Peringatan
Pemakaian yang terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Keracunan Gadung berakibat kejang-kejang.
Penawar sementara kloralhidrat atau kalium bromida.
Catatan
Gadung merupakan umbi yang beracun. Agar dapat dimakan perlu pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong
tipis-tipis, kemudian direndam dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air cuciannya
tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari.
Ada beberapa jenis Gadung, antara lain:
Gadung Bunga Wangi.
Gadung Kuning.
Gadung Kelan.
Gadung Padi (bunga tidak berbau).
Komposisi :
Alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat pati, dan tanin.
120
Gambir
(Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.)
Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir
Familia : Rubiaceae.
Uraian :
Tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal,
berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna
hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 I ielai berbentuk
lonjong, warna ungu, buah berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam. Bagian yang
Digunakan Sari daun yang dikeringkan (gambir).
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit dan kelat. KHASIAT Astringen dan hemostatik. PENELITIAN Zulfadli, 1989. Farmasi, FMIPA UNAND.
Telah dilakukan uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara
in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak daun dan ranting Gambir dapat menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab diare.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Disentri.
2. Mencret.
3. Luka bakar (obat luar).
4. Luka (obat luar).
5.Sariawan mulut (obat kumur).
6. Suara parau (obat kumur).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mencret
Ramuan:
Gambir sepotong
Induk Kunyit sepotong
Herba Patikan Cina segar segenggam
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. Bila belum sembuh segera dibawa ke dokter terdekat.
Suara Parau dan Sariawan Mulut
Ramuan:
Gambir sepotong
Daun Sirih segar 3 helai
121
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan.
Cara pemakaian: Untuk berkumur 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Catatan
Ada beberapa bentuk Gambir antara lain:
1. Gambir Bulat.
2. Gambir Papan.
3. Gambir Paku.
Gambir merupakan bahan penting untuk makan sirih (nginang). Kebiasaan makan sirih menyehatkan gusi, gigi, dan
tenggorokan.
Komposisi :
Kandungan Kimia Katekin, kuersetin, zat samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam.
Gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. f.)
Sinonim : Gendarussa vulgaris, Nees. Justicia dahona Buch., Ham. Justicia nigricans, Lour. Justicia salicina, Vahl.
Familia : Acanthaceae
Uraian :
Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau
dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh
tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang
masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan,
berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun
meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil
berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut
menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang
hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.
Nama Lokal :
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-
besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture).
2. Reumatik persendian.
122
3. Bisul, borok, koreng.
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk
merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga.
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah, bisul:
Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan
arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah
dalam posisi yang benar dan terfiksasi.
2. Memar, keseleo, reumatik:
15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum
airnya.
3. Memar:
Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan ke
tempat sakit.
CATATAN :
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit
kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan telinga.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah
(Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik. KANDUNGAN KIMIA: Justicin, minyak atsiri,
kalium dan alkaloid yang agak beracun.
Gendola
(Basella rubra Linn.)
Sinonim : Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk.
Familia : Basellaceae
Uraian :
Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai
tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau
memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat,
lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan
mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul,
tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya
bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih
dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya
menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah.
Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang
123
berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat
digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura);
Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses,
Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit
(anyang-anyangan).
- Influenza.
- Sembelit.
- Borok, bisul dan abses.
Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella).
- Puting susu pecah-pecah.
Akar : - Pegal linu, rematik.
Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis).
PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau
30 g akar, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus, buntu:
Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih,
potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai
bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat
dan dinginkan, Ialu diminum.
2. Influenza:
15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam
dan diaduk sampai larut. Minum.
3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.
4. Kencing sedikit :
70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya.
Setelah dingin diminum seperti air teh.
5. Berak darah:
25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam
betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak
dengan air secukupnya.
6. Dada terasa panas dan sesak:
70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai
kental. Campur dengan arak, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme
penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida
seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C.
124
Genje
(Clerodendron indicum [L.] O. Ktje.)
Sinonim : C. fortunatum L., C. siphonanthus R. Br., C. lividum Lindl.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Genje tumbuh liar di hutan dan ladang. Kadang ditanam di halaman dekat pagar. Tumbuhan ini bisa ditemukan
pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung pada dataran rendah sampai ketinggian
1.200 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1-3 m ini batangnya bulat berwarna hijau, retak-retak membujur,
tengahnya berongga, percabangan simpodial. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang. Helaian daun
bentuk lanset, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua mengilap,
panjang 7--15 cm, lebar 3-4 cm. Bunga majemuk, bentuk payung, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai,
mahkota bentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, warnanya putih. Buah batu, bulat telur, warnanya cokelat. Biji bulat
berwarna hitam.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: biduyuk, ganja, memadatan (Jakarta). Sumatera: Ronggo dipo (Palembang). )awa: genje
(Sunda), daun apiun, sekar petak (Jawa). NAMA ASING Chang guan jia mo li (C), glorybower (I). NAMA SIMPLISIA
Clerodendri indici Folium (daun genje), Clerodendri indici Radix (akar genje).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, pereda demam (antipiretik), pereda nyeri (analgesik), dan
antibatuk (antitusif).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, dan akarnya. Setelah dicuci, potong akar tipis-tipis, lalu
jemur.
INDIKASI
Daun dan akar genje digunakan untuk pengobatan:
-radang saluran kencing, radang kandung kencing,
-radang saluran napas (bronkhitis), radang tenggorok,
-nyeri rongga mulut, nyeri hernia, nyeri lambung,
-terkilir, memar, rematik,
-demam, influenzae,
-tuberkulosis paru, dan
-sesak napas (asma).
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol. Akar dan kulit batang mengandung saponin dan flavonoid.
Akarnya juga mengandung polifenol.
125
Ginjean
(Leonurus sibiricus L.)
Sinonim : L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet.
Familia : Labiatae .
Uraian :
Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di kebun. Tanaman
ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim, tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-
100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang, warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi
bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya
hijau. Bunga tersusun dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya
putih atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga, kecil,
warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu cao dan dikenal juga
dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman yang bernama L.sibiricus,
L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian.
Nama Lokal :
Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu hairan roriha
(Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata, hipertensi, keputihan,
terlambat haid;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Seluruh herba:
- Haid tidak teratur (Menstrual irregularities).
- Tidak datang haid (amenorrhea).
- Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak.
- Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn
haematoma)
- Radang ginjal (nephritis).
- Bengkak (edema).
- Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria).
- Badan terasa lemah (General weakness).
- Tidak subur (infertility) pada wanita.
- Rabun senja, radang mata (conjunctivitis).
- Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis).
Biji:
- Tekanan darah tinggi.
- Keputihan.
126
- Terlambat haid.
PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Seluruh tanaman: 1-30 g,
biji: 5-15 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan
pada borok dan radang kulit bernanah.
CARA PEMAKAIAN:
1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus) tidak
mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret
(currattage):
Ginjean dan Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya
lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas.
Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas.
2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan setelah
melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan:
15-20 g ginjean dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 x
3/4 gelas.
3. Nyeri haid:
20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis ambigua (yen hu so) kering
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x
3/4 gelas. Minum selama haid.
4. Radang ginjal akut (Glomerulonephritis akut) dan bengkak:
180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu direbus dengan
700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring,
minum. Sehari 2 x 1 1/2 gelas.
5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita:
30-60 g ginjean segar dicuci bersih, rebus dengan telur atau ayam.
Setelah dingin dimakan.
6. Peluruh haid:
10 g serbuk biji ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas,
tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai merata.
Setelah dingin diminum sekaligus.
CATATAN :
- Herba leonuri tidak beracun, pemakaian lama lidak menimbulkan efek
samping.
- Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30 gram dapat menyebabkan
keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam
12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram.
- Gejala keracunan buah: Rasa lemah seluruh badan, kaki sukar
digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang
sangat berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya.
- Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan sirkulasi, membuat haid
menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis,
sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas. Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik),
melebarkan pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine, leonuridine,
leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-guanidino-1-butanol, 4-
127
guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A,
leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah (Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2,
alkaloid I,II dan Ill, oleic acid, linoleic acid dan vitamin A.
Greges Otot
(Equisetum debile Roxb.)
Familia : Equisetaceae
Uraian :
Tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi, berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang
banyak digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Herba ini dapat
ditemukan dari 300-2.700 m dpl. Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara tumbuhan
lain, tinggi sekitar 1 m. Pangkal kadang merayap, ujung berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-
10 mm, bergaris-garis, beruas panjang. Cabang-cabang berkarang keluar dari buku-bukunya, selalu hijau dengan
akar rimpang yang merayap. Daun keluar di atas buku, tersusun berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan
merupakan sebuah kelopak tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm bentuknya
lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai
dan susunannya berkeliling. Perbanyakan dengan spora.
Nama Lokal :
Bibitungan, tata-ropongan (Sunda), lorogan haji, petungan,; sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan
(Jawa),; Sodlisoan (Madura). rumput betung, sendep-sendep (Sumatera);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis; Kencing atau berak berdarah, bengkak, tulang patah,
wasir; Rematik;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba. Tanaman dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan.
KEGUNAAN:
- Radang mata merah (acute conjunctivitis).
- Radang saluran air mata (ductus lacrimalis).
- Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium).
- Influenza, demam.
- Diare, radang usus. Hepatitis.
- Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak.
- Kencing kurang lancar, bengkak (edema).
- Tulang patah, rematik.
- Wasir (hemorrhoid).
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-15 g herba kering, rebus.
Pemakaian luar: Dibuat parem. Digunakan untuk sakit pada persendian, digosokkan pada anak untuk memperkuat
anggota gerak dan obat luka.
128
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah:
Bila kedudukan tulang baik, ambil 2 batang herba segar seutuhnya,
dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan air garam secukupnya.
Ramuan ini dipakai untuk menurap bagian yang cedera, lalu dibalut.
Diganti 2 kali sehari.
2. Hepatitis, wasir: 30 g herba,greges otot direbus, minum sebagai teh.
3. Acute conjunctivitis, radang mata:
Greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant
(Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana
atrata = cicada), masing-masing 10 g, rebus. Setelah dingin
disaring, minum.
4. Rematik:
15 g herba kering dan sebutir asam (Tamarindus indica) direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, minum pagi dan sore hari, sampai sembuh.
5. Wasir:
30 g herba segar greges otot dicuci bersih lalu digiling halus.
Tempelkan pada wasirnya.
CATATAN : Pemakaian lama, dapat mengganggu fungsi ginjal.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sedikit pahit, netral. Anti radang, peluruh kencing (diuretik),
pengobatan radang mata, menghilangkan angin dan panas, astringent, antihemorrhoid, menghentikan perdarahan.
KANDUNGAN KIMIA: Asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat,
kalium, natrium, thiaminase dan saponin.
Gude
(Cajanus cajan [Linn.] Millsp.)
Sinonim : Cajanus cajan. (Linn.), Huth. = C.indicus. Spreng.
Familia : Papilionaccae (Leguminosae)
Uraian :
Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau.
Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak
cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuh sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang
berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur
sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan
majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15.- 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning.
Buah polong, panjang 4 - 10 cm, berbulu, pipih, hijau. Biji kecil, bulat. Warna kulit biji bisa putih keabu-abuan,
kuning, cokelat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibuat sejenis tempe. Daun
muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
129
Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ;
Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis;
Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).; Shu tuo (China), kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog),;
Straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (jaundice), sariawan, batuk, diare, gangguam perut, ; Cacingan, batuk berdahak, luka, memar.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, dan biji.
KEGUNAAN :
Daun berkhasiat untuk mengatasi:
- sakit kuning (jaundice),
- sakit di dalam mulut,
- batuk, dan diare, gangguan perut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- cacingan,
- batuk berdabak, dan luka.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- memar.
DOSIS PEMAKAIAN :
Daun segar sebanyak 1 - 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu
digunakan untuk menutup kelainan seperti kurap, herpes zooster, gatal-gatal, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Kurap :
Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan pada kudisnya.
2. Herpes zooster :
Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling
halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup
dengan kain kasa. Diganti 3 - 4 kali sehari.
3. Batuk, diare, dan gangguan perut :
Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus
dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin
disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
4. Sakit di dalam mulut :
Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah.
Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.
5. Sakit kuning:
Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air
perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan
garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali
sehari, sampai sembuh.
6. Memar :
Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan
sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian
tubuh yang memar.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun gude mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol. Sedangkan batang mengandung
flavonoida, saponin, dan tanin.
130
Halia
(Zingeber officinale, Rosc.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Halia (Zingeber officinale) adalah tumbuhan liar di ladang-ladang yang mempunyai kadar tanah agak basah
(lembab) dan banyak memperoleh sinar matahari. Halia termasuk jenis tumbuhan herba menahun. Ciri-ciri
tumbuhan ini antara lain mempunyai batang tegak, bearakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar.
Sedang besar kecilnya rimpang tumbuhan halia sangat ditentukan oleh varitasnya. Rimpang halia berkulit agak
tebal membungkus daging umbi yang berserat dan mempunyai warna coklat dengan aroma khas. Bentuk daunnya
berbentuk bulat panjang dan tidak begitu lebar. Bunganya berbentuk malai dan mempunyai 2 kelamin serta
mempunyai 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga Halia muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Halia
merupakan tumbuhan daerah subtropis sampai tropis dan cocok ditanam pada daratan rendah sampai daaran
tinggi (1500 meter di atas permukaan laut). Halia berbatang basah dan diduga berasal dari RRC dan India. Halia
dapat mencapai ketinggian berkisar 0,75-1 meter.
Nama Lokal :
Ginger (Inggris), Halia (Indonesia), Jae (Jawa), Jahe(Sunda); Jae, Jahya (Bali), Sipodeh (Minang), Melito (Gorontalo);
Jhai (Madura), Lia (Flores), Goraka (Ternate), Late (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik/Encok, Impoten, Keracunan udang, Pegal, Batuk; Sakit pinggang, Sakit Kepala, Mencret dan muntah-
muntah;
Pemanfaatan :
1. Reumatik dan Encok
a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya
Cara membuat: dibakar, kemudian dicuci bersih dan diparut
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan
dilakukan secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 2 rimpang umbi
lengkuas sebesar ibu jari dan 2 sendok makan buah cengkeh kering.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus dan
ditambah dengan 2-3 sendok makan air tajin.
Cara menggunakan: dioleskan sebagai obat gosok pada bagian
yang sakit dan dilakukan 3-5 hari secara berturut-turut.
2. Mencegah Impoten
Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1
butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 sendok
makan kecap, 1 sendok makan madu, dan seujung sendok teh bubuk merica.
Cara membuat: umbi halia diparut dan diperas dengan 1 gelas air
masak, kemudian disaring; jeruk nipis dibelah dan diperas untuk
diambil airnya; telur ayam mentah dipecah dan diambil kuningnya;
kemudian dioplos dengan semua bahan lainnya dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum 1 kali seminggu dilakukan secara teratur
131
3. Keracunan Udang
Bahan: 3-7 rimpang halia sebesar ibu jari dan minyak tanah.
Cara membuat: umbi halia diparut dan ditambah minyak tanah secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian badan yang terasa gatal.
4. Sakit Pinggang dan keseleo
Bahan: 4-8 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan buah asam jawa
yang sudah masak secukupnya.
Cara membuat: umbi halia diparut dan campur dengan buah asam
jawa sampai merata.
Cara menggunakan: dioleskan (bobok) pada bagian badan yang terasa sakit.
5. Capai dan Pegal-pegal
a. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan susu perah secukupnya.
Cara membuat: umbi halia dibakar dan dibersihkan, kemudian
direbus bersama dengan susu perah.
Cara menggunakan: diminum biasa.
b. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 rimpang kencur
sebesar ibu jari, 1 ikat daun kemangi, 1 genggam beras yang
sudah direndam air dan sedikit garam dapur.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis) bersama-sama.
Cara menggunakan: dioleskan sebagai param.
c. Bahan: 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, tepung terigu
secukupnya, dan 1 potong asam jawa yang sudah masak.
Cara membuat: umbi halia diparut, kemudian ditambah tepung
terigu dan asam jawa untuk dibuat adonan dengan ditambah air hangat secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskaskan sebagai param.
6. Sakit Kepala
Bahan: 2-3 lbar daun halia;
Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah sedikit air.
Cara menggunakan: digunakan sebagai kompres dahi. Sakit Pinggang dan keseleo.
7. Batuk
a. Bahan: 2-3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
b. Bahan: 3-4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis,
1 sendok teh kayu putih.
Cara membuat: umbi halia diparut, jeruk nipis dibakar dan diperas
untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur
dan diremas-remas.
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian dada anak balita yang
sakit pada pagi dan sore hari setelah mandi atau menjelang tidur.
8. Mencret dan Muntah-muntah.
a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya, bunga dan buah pala
secukupnya, jintan putih secukupnya, 1 gelas santan kelapa, 1
sendok the minyak kayu putih.
b. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis),
kemudian dicampur dengan santan kelapa dan minyak kayu putih sampai merata.
c. Cara menggunakan: digunakan sebag
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Zat-zat yang terdapat pada halia (Zingeber officinale) terutama rimpangnya,
antara lain mengandung minyak atsiri, damar, mineral, sineol, fellandren, kamfer, borneo, zingiberin, zingiberol,
gingerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A dan protein.
132
Iler
(Coleus scutellarioides, Linn,Benth)
Sinonim : Coleus atropurpureus, Benth. C. blumei, Benth. C. ingratus, Benth. C. laciniatus, Benth. C. hybridus, Hort.
Plectranthus scutellariodes, (Linn.), Benth
Familia : Labiatea
Uraian :
Morfologi Iler: Batang : Batang Pohon herba tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm
sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan
basah yang batangnya mudah patah. Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong
atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka
ragam. Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang. Syarat Tumbuh:
Iler dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Iler bisa
didapat disekitar sungai atau pematang sawah dan tepi-tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan liar.
Nama Lokal :
Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa), Jawer Kotok (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Diabetes melitus, Demam, Diare (Sakit perut); Datang bulan terlambat, Bisul;
Pemanfaatan :
1. Ambeien
Bahan: 17 lembar daun iler, 7 lembar daun ngokilo, 3 rimpang umbi
kunyit (3 cm)
Cara membuat: seluruh bahan direbus dengan 5 gelas air sampai
mendidih.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas
2. Diabetes melitus
Bahan: Tumbuhan iler lengkap (Batang, daun, bunga), adas
pulawaras secukupnya.
Cara membuat: Seluruh bahan direbus dengan 1 liter air sampai
mendidih.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.
3. Demam dan sembelit
Bahan: 1 potong daun dan batang iler
Cara membuat: bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 2 gelas
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
4. Sakit Perut
Bahan: 3 potong akar iler
Cara membuat: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore.
133
5. Datang bulan terlambat
Bahan: Daun iler secukupnya
Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum menjelang tanggal bulan haid.
6. Bisul
Bahan: Daun Iler secukupnya, Minyak kelapa
Cara membuat: daun iler diolesi minyak kelapa, kemudian
dipanggang.
Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan
pada bagian bagian yang bisul.
Komposisi :
Iler mempunyai komposisi kandungan senyawa kimia yang bermanfaat antara lain : - alkaloid - etil salisilat - metil
eugenol - timol - karvakrol – mineral.
Inggu
(Ruta angustifolia [L.] Pers.)
Sinonim : R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens.
Familia : Rutaceae
Uraian :
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini
sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi
mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas
berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur
sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 - 20 mm, lebar 2 - 6 mm,
warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk
rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil
berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak
esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang.
Nama Lokal :
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia),
wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup),
kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid
(amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga,
Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
134
Seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan
dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan.
INDIKASI :
Herba ini dapat mengatasi:
- demam, influenza,
- batuk, radang paru,
- kejang pada anak, ayan (epilepsi),
- kecikutan (singultus, hiccup), kolik,
- histeri (hysteria),
- menghilangkan nyeri, seperti nyeri ulu hati, dada, dan hernia,
- hepatitis,
- haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea),
- ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah,
- memar akibat terbentur benda keras,
- gigitan ularberbisa dan serangga,
- keracunan obat atau racun lain yang mematikan,
- radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena
varikosa), dan
- cacingan.
CARA PEMAKAIAN :
Herba sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau ditemas-remas, lalu
dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig,
sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang
terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila).
Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh
yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian.
Setelah dingin Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
2. Kejang pada anak
a. Sebanyak 15 - 20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong-
potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum,
yaitu pagi dan sore hari.
b. Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai
halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah
selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak
yang sedang kejang.
3. Nyeri ulu hati :
Sebanyak 1 5 g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu
diminum sekaligus.
4. Merangsang haid :
Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum.
Setiap kali minum cukup 1/2 gelas.
5. Kecikukan :
135
Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3
gelas air bersih sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin
disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Setiap kali minum dapat ditambah madu secukupnya.
6. Sakit telinga
Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air
matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong
kain. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit.
7. Sakit kepala :
Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai
lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua pelipis.
8. Sakit gigi :
Tiga lembar daun inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air
matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam
lubang gigi lalu ditutup dengan kapas.
9. Ketombe, gudig :
Segenggarn daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras
dicuci bersih Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan
pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig.
10. Bisul
Segenggam daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil
gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk
indigo. Gunakan untuk memoles bisul.
11. Hepatitis ;
Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu
tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa
separo. Set
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung
oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. .
KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol,
asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno
glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti
pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada
binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran.
Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel
ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb,
temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan
de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni,
Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 - 5 hari
dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium,
perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal
miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati,
Fakultas Biologi UGM, 1993).
136
Jagung
(Zea mays L.)
Familia : Poaceae (Gramineae).
Uraian :
Tanaman berumpun, tegak, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Batang bulat, masif, tidak bercabang, warna kuning atau
jingga. Daun tunggal, berpelepah, bulat panjang, ujung runcing, tepi rata, panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, warna
hijau. Bunga majemuk, berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun,
warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Maidis Stigmata; Rambut Jagung. Maidis Amylum; Pati Jagung.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Agak manis. Khasiat Antilitik, diuretik, dan hipotensif. PENELITIAN Sukensri Hardianto, 1989. Fakultas
Farmasi, UGM. Pembimbing: Dr. Ediati S., Apt. dan DR. Sasmito. telah melakukan penelitian pengaruh infus tongkol
Jagung muda terhadap daya larut batu ginjal kalsium secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata: 1.
Adanya pengaruh antara kadar infus dan kadar kalium vang teriarut dalam larutan. 2. Adanva pengaruh antara
kadar infus dan kadar Y{alsium vang terlarut dalam larutan. 3. Batu ginjal kalsium mempunyai daya larut paling
besar dalam infus tongkol Jagung muda dengan kadar 5%. Pada kadar infus yang lebih tinggi daya larutnya
mengalami penurunan
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Rambut dan tongkol muda
KEGUNAAN
Rambut atau tongkol muda:
1. Batu empedu.
2. Batu ginjal.
3. Busung air pada radang ginjal.
4. Busung perut.
5. Hepatitis.
6. Kencing manis.
7. Radang kandung empedu.
8. Sirosis.
9. Tekanan darah tinggi.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Empedu
Ramuan:
Jagung muda 5 tongkol
Herba Kumis Kucing segar 5 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
137
Lama pengobatan: diulang selama 14 hari.
Batu Ginjal
Ramuan:
Jagung muda 4 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Daun Keji Beling segar 8 helai
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Setelah batu keluar, baik berupa kerikil, butiran maupun buih pengobatan dihentikan,
kemudian diteruskan dengan minum Jamu Kumis Kucing dan Meniran yang tertera pada paparan Kumis Kucing.
Tekanan Darah Tinggi :
Ramuan:
Jagung muda 5-7 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Penggunaan rambut Jagung supaya hati-hati karena tekanan darah dapat turun dengan cepat.
Komposisi :
Rambut : Saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Bunga : Stigmasterol.
Jahe
(Zingiber officinale Rosc.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun
tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir,
sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna
ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987.
Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD. Telah melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada
mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan efek yang nyata terhadap
perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi
(efek pengurangan sensitifikasi rasa sakit). Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg dan 218,0
mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema
138
Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur
Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian tersebut,
ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis memberikan kadar
hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur
tertinggi diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul Trichophyton rubrum, dan
Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Rimpang.
Kegunaan
1. Asi.
2. Batuk.
3. Membangkitkan nafsu makan.
4. Mulas.
5. Perut kembung.
6. Serbat.
7. Gatal (obat luar).
8. Luka (obat luar).
9. Sakit kepala (obat luar).
10. Selesma (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mulas
Ramuan:
Jahe Merah (parut) 3 rimpang
Cara pembuatan: Diperas.
Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.
Serbat
Ramuan:
Jahe 1 rimpang
Bunga Cengkih 2 biji
Buah Kemukus 4 biji
Buah Cabai Jawa 3 biji
Sereh 1 ruas jari tangan
Biji Pala 1 / 5 butir
Daun Jeruk Purut 1/2 lembar
Kulit Kayu Manis sedikit
Gula Aren secukupnya
Air 200 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari.
ASI
Ikan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau
udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kemangi.
Sakit kepala dan Selesma (Influenza)
Penderita influenza biasanya merasa nyeri di punggung dan di pinggang (greges-greges). Untuk mengurangi rasa
nyeri tersebut penderita dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Jahe Merah beberapa rimpang
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
139
Cara pemakaian:
Tambahkan minyak kelonyo secukupnya dan gosokkan pada bagian badan yang terasa nyeri. Untuk sakit kepala
ditempelkan pada pelipis dan belakang telinga penderita.
Selesma
Ramuan:
Jahe Merah 1 rimpang
Herba Poko segar 1 genggam
Buah kemukus 6 butir
Biji Jintan Hitam 2 butir
Air sedikit
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan ikat dengan tali, kemudian masukkan ke dalam cuka hangat dan oleskan ke
seluruh badan, agar mempercepat keluarnya keringat.
Komposisi :
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.
Jamblang
(Syzygium cumini [Linn. ] Skeels.)
Sinonim : S. jambolana Miq., Eugenia cumini (L.) Druce., E. jambolana Lamk.
Familia : Myrtaceae
Uraian :
Jamblang tergolong tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik. Biasa ditanam di
pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati. Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m
dpl. Pohon dengan tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal,
tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar
berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm,
warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak
daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang
sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau,
setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang,
bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak
asam dan sepat. Kulit kayu bisa digunakan sebagai zat pewarna.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: jambe kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Mink.). ]awa: jamblang (Sunda),
juwet, duwet, d. manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura). Nusa Tenggara: juwet, jujutan (Bali), klayu
(Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores) . Sulawesi: raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis). Maluku: jambula
(Ternate). Melayu: jamlang, jambelang, duwet. NAMA ASING Hainan pu tao, wu kou guo, zi pu tao (C), waa (T), java
plum, black plum, jambolan, jambul (I). NAMA SIMPLISIA Syzygii cumini Cortex (kulit kayu jamblang), Syzygii cumini
Semen (biji jamblang).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
140
Daging buah rasanya asam manis, sifatnya sejuk, astringen kuat, berbau aromatik. Berkhasiat melumas organ paru,
menghentikan batuk, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), memperbaiki gangguan pencernaan,
merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu berkhasiat untuk
peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan
kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan
hasil bahwa buah jamblang potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, jamblang dapat
mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai
60--90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan
peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, daging buah, dan bijinya. Daging buah bisa
digunakan segar atau yang telah dikeringkan. Jika daging buah dimakan, akan menyebabkan rongga mulut dan lidah
berwarna ungu.
INDIKASI
Daging buah digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- batuk kronis, sesak napas (asma),
- batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada,
- nyeri lambung dan diare.
Biji digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- diare, disentri,
- gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambung, keram perut,
- keracunan strychnine (penawar racun yang tidak spesifik), dan
- pembesaran limpa.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan:
- kencing manis (diabetes melitus),
- diare.
CARA PEMAKAIAN
Daging buah bisa dimakan secukupnya sebagai buah meja.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk kronis, asma
- Cuci buah jamblang segar (15 g) sampai bersih, buang bijinya, lalu makan. Lakukan tiga kali sehari.
- Sediakan buah jamblang kering (15 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh buah
terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya dan makan buahnya sekaligus. Lakukan
tiga kali sehari..
Batuk rejan
Siapkan buah jamblang kering (15 g), empedu ayam betina (1 buah), dan gula pasir secukupnya. Masukkan ke
dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh bagian terendam, lalu tim sampai matang. Minum airnya dan
makan isinya. Lakukan sekali sehari sampai sembuh.
Batuk pada TB Paru disertai nyeri dada
Siapkan buah jamblang segar (30 g, jika dipakai buah keriny gunakan sebanyak 15 g) dan daun sembung segar
('Blumea balsamifera) (25 g). Cuci semua bahan, lalu potong-potong daun sembung seperlunya. Masukkan ke
dalam mangkuk, tambahkan gula pasir (15 g) dan air secukupnya sampai seluruh bahan terendam. Tim sampai
matang. Setelah dingin, minum airnya. Makan buahnya, tetapi bijinya dibuang. Lakukan setiap malam sebelum
tidur.
141
Diare pada anak
Siapkan buah jamblang segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning (masingmasing
6 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam. Tim sampai
matang. Setelah dingin, makan sekaligus. Lakukan tiga kali sehari.
Nyeri lambung
Gongseng buah jamblang kering tanpa biji (30 g) sampai berbau harum. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan
air secukupnya sampai semua bahan terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, makan seluruhnya.
Lakukan tiga kali sehari, selama 10 hari.
Sariawan
Rebus kulit kayu atau daun secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan 3--4 kali dalam
sehari.
Catatan:
Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk pengobatan ayan (epilepsi).
Kandungan oleanolic acid pada jamblang dan Surinam cherry (Eugenia uniflora) digunakan oleh pengobat
tradisional di Amerika Selatan untuk mengurangi kerusakan pada jantung dan hati penderita kanker yang mendapat
pengobatan kemoterapi doxorubicin.
Jamblang dan spesies lainnya (Eugenia caryophyllata) yang dimasak mengandung senyawa yang dapat
mengaktifkan enzim glutathione S-transferase di hati. Enzim ini mempunyai khasiat detoksifikasi. Pada percobaan
binatang, peningkatan produksi enzim glutathione S-transferase akan menurunkan kejadian kanker lambung
sampai mendekati 80%.
Praktisi ayurvedic melaporkan bahwa daging buah jamblang dapat menurunkan kadar gula darah dalam 30 menit.
Sementara biji jamblang menurunkan kadar gula dalam 24 jam. Hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dari
jamblang memerlukan sepuluh hari pengobatan.
Komposisi :
Jamblang mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organik, triterpenoid,
resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin.
Jambu Biji
(Psidium guajava, Linn.)
Familia : Myrtaceae
Uraian :
Jambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan,
India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya
keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut
dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan
ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat
tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3
tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.
Nama Lokal :
Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu
klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
142
Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru;
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak
Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan
direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk
diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
2. Maag
Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar.
Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
3. Sakit Perut (Diare dan Mencret)
Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya
Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian
disaring untuk diambil airnya
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui
Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.
Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut,
airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
5. Masuk Angin
Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai
merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter
air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
6. Beser (sering kencing) berlebihan
Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk
beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa).
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.
7. Prolapsisani
Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat
dipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) pada
bayi.
8. Sariawan
Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
9. Sakit Kulit
Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga
jambu biji.
Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus
Cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.
143
10. Obat luka baru
Bahan: 3 pucuk daun jambu biji.
Cara membuat: dikunyah sampai lembut
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar
tidak mengelurkan darah terus menerus.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya
tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri,
asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah
jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat
Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram
Jambu Monyet
(Anacardium occidentale, Linn.)
Familia : Anacardiaceae
Uraian :
Jambu Monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga disebut
tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun
lembaga dua atau ddisebut juga dikotil. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak rata dan berwarna
coklat tua. Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk, dan
guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak,
berair,dan berwarna kuning kemerah-merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi
merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu monyet yang sebenarnya biasa disebut mete (mente), yaitu
buah batu yang berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua tersebut oleh kulit yang
mengandung getah.
Nama Lokal :
Cashew (Inggris), Jambu Moyet, Jamu mente (Indonesia); Jambu mete (Jawa), Jambu mede (Sunda), Gaju
(Lampung);
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Disentri, Radang mulut;
Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus
Bahan: 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras
secukupnya.
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Disentri
Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang
jambu monyet.
144
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 1/2
liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
3. Radang mulut
Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang
jambu monyet.
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Jambu monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti
tanim, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun jambu
monyet yang masih muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2689 SI per 100
gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak
0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram
per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per 100 gram.
Jamur Kayu
(Ganoderma lucidum (Leyss.ex Fr.) Karst.)
Familia : Polyporaceae
Uraian :
Tumbuh saprofif pada batang kayu yang lapuk, tumbuh liar dan kadang dibudidayakan. Badan buah bertangkai
panjang yang tumbuh lurus ke atas, topi dari badan buahnya menempel pada tangkai tersebut, bangun setengah
lingkaran dan tumbuh mendatar. Badan buah menunjukkan lingkaran-lingkaran yang merupakan batas periode
pertumbuhan, tepi berombak atau berlekuk, sisi atas dengan lipatan-lipatan radier, warnanya coklat merah
keunguan, mengkilat seperti lak. Berumur beberapa tahun dengan tiap-tiap kali membentuk lapisan-lapisan
himenofora baru.
Nama Lokal :
Supa sinduk (Sunda).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sukar tidur (Insomnia), pusing, bronkhitis, asma, silicosis, hepatitis; Hipertensi, sakit jantung, sakit lambung, tidak
napsu makan; Rematik;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Badan buah. Setelah dikumpulkan, dicuci lalu dijemur.
KEGUNAAN:
- Badan terasa lemah (Neurasthenia), pusing.
145
- Rasa lemah akibat sakit lama.
- Sukar tidur (insomnia).
- Bronkhitis kronis, asthma, silicosis.
- Hepatitis.
- Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung koroner (Coronary heart disease).
- Kolesterol tinggi (hipercholesterolemia).
- Sakit lambung (gastritis).
- Tidak napsu makan (anoreksia).
- Rematik sendi (Rheumatic arthritis).
- Menunda ketuaan.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3-15 g, rebus.
Pemakaian luar. Digunakan untuk pilek (Rhinitis).
CARA PEMAKAIAN:
1. Neurasthenia, sukar tidur, mimpi berlebihan:
3-10 g jamur kayu direbus, minum.
2. Hepatitis kronis, sesak napas (asma bronkhial):
1-2 g jamur kayu dibuat bubuk, seduh dengan air panas, minum
setelah dingin. Lakukan 3 kali sehari.
3. Manguatkan dan meningkatkan daya tahan tubuh:
Rebus 15 g ling zhi dengan 4 gelas air bersih dalam periuk tanah
sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring dan airnya
ditambahkan 1 sendok makan madu. Aduk sampai rata, minum.
Sehari 2 kali, tiap kali minum sebanyak 1 gelas.
CATATAN :
Ling-zhi adalah jamur yang dijual di toko obat dengan berbagai macam kemasan berupa potongan-potongan jamur
atau yang sudah diolah seperti kapsul, tablet, sirop, tincture atau suntikan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasanya manis sedikit pahit, hangat, tidak beracun. Menguatkan dan
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit jantung, aphrodisiak, menambah napsu makan (stomakik),
penenang (sedatif, obat batuk (antitusif dan menghilangkan sesak (anti-asthmatic). KANDUNGAN KIMIA: Ergosterol,
coumarin, fungal lysozyme, asam protease, protein yang larut dalam air, asam amino, polypeptidase dan
saccharida, serta beberapa macam mineral seperti natrium (Na), calcium (Ca), zinc (Zn), copper (Co) dan mangan
(Mn).
Jarak
(Ricinus communis Linn.)
Sinonim : R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.
Familia : Euphorbiaceae
146
Uraian :
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi perkebunan. Dapat tumbuh
di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan
terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas
permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan
setahun (anual) dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang
lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun bulat dengan
diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi, warna daun di permukaan atas hijau
tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah
tengguli, daun bertulang menjari. Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat
berkumpul dalam tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya
mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.
Nama Lokal :
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag
(Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera (Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai
(Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot (Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng, Scabies, Infeksi jamur,
Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik, Tetanus, Bronkhitis;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya.
KEGUNAAN:
Biji: Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan
kulit (Carsinoma of cervix and skin), visceroptosis/ gastroptosis,
kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor and
retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve
paralysis), TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur.
Juga dipakai pada bengkak (edema).
Daun: Koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk sesak, hernia.
akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada anak-anak,
luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa).
Minyak : Constipasi, koreng, luka bakar.
CARA PEMAKAIAN:
Biji :
1. Koreng:
20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan menjadi berbentuk bubur,
ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit
sehari 2x.
2. Prolapsus uterus dan rectum:
Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai hui yang
terletak di kepala.
3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta:
Lumatkan biji jarak dan tempelkan ketitik akupunktur Yungchuan
(VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak kaki.
4. Kelumpuhan otot wajah:
Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan
lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari.
5. Kanker cervix:
Salep/cream berisi 3-50/o ricin & 3% dimethyl sulfoxide, dioleskan
pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2 bulan.
147
Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal.
Efek samping:
nyeri perut, gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak, pembengkakan
larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki, menggigil, demam, yang hilang dengan
obat-obat symptomatik.
Daun: Pemakaian luar: Direbus, airnya untuk cuci atau dilumatkan,
tempel.
- Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus ditempat yang sakit.
- Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik
tengah telapak kaki.
- Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas,
tempelkan ke tempat sakit.
Minyak:
- Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi
hari sewaktu perut kosong. Wanita hamil dan sedang haid
dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada organ panggul).
Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum.
Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel.
- Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus,
minum.
- Pegal-pegal, luka terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus.
GEJALA KERACUNAN:
Sakit kepala, muntah berak, panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti,
keringat dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal. Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji jarak pada
orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak.
Menghilangkan racunnya dilakukan dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus
selama 2 jam. Tetapi khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar sangat beracun, yang hilang
dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C selama 20 menit. Anti radang, pencahar
(purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik (anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar:
Bersifat penenang, anti-rheumatik. KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride
dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah
kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat
acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin,
astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid,
linolenic acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%.
Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol.
Jarak Bali
(Jatropha podagrica Hook.)
Familia :
Euphorbiaceae
148
Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias, yang ditanam di pekarangan atau tempat rekreasi. Asalnya,
dari Amerika tropis. Perdu tegak, tinggi 0,5- 1,5 m, bergetah warna putih, batang tunggal atau sedikit bercabang,
dengan pangkal batang yang membesar dan melembung seperti umbi. Daun bertangkai yang panjangnya 20-30 cm,
helai daun bangun perisai, bentuknya bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm, bercangap 3 atau
5, taju runcing atau membulat. Bunga dalam malai rata yang bertangkai panjang, dengan bunga betina dan bunga
jantan dalam satu tangkai, warnanya merah oranye. Buah bentuk elips melebar, berkendaga tiga, panjang 1,5 cm.
Biji lonjong atau bulat panjang.
Nama Lokal :
Jarak batang gajah.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, bengkak terpukul, digigit ular biasa.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman
KEGUNAAN:
- Demam
- Bengkak terpukul
- Digigit ular berbisa
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk ditempelkan pada tempat yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin. Menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan
pembengkakan, menghilangkan racun dan membersihkan panas.
Jarak Ulung
(Jatropha gossypifolia L.)
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan rumput atau di semak, pada tempat-tempat terbuka
yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Asalnya, dari Amerika Selatan. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi
1-2 m, dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk bintang yang bercabang, getahnya bersabun. Batang
berkayu, bulat, warnanya cokelat, banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian daun bulat telur
sungsang sampai bulat, berbagi 3-5, taju runcing, panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan,
daun tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata bertangkai, berbentuk corong, kecil,
warnanya keunguan, keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Buah
berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi
hitam. Bijinya bulat, coklat kehitaman. Bijinya mengandung minyak. Bila diperas, minyak tersebut dapat digunakan
untuk lampu.
149
Nama Lokal :
Jarak kosta merah, jarak landi, jarak cina (Jawa), ; Kaleke bacu, kaleke jharak, kaleke jharat (Madura).; Jarak ulung
(Lampung).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang anak telinga, pembengkakan dan penyakit kulit, demam; Sembelit, lepra (morbus hansen), perangsang
muntah;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, biji.
KEGUNAAN:
Daun:
- Susah buang air besar.
- Radang anak telinga.
- Pembengkakan dan penyakit kulit.
- Demam.
Minyak dari biji:
- Sembelit.
- Perangsang muntah.
- Lepra (Morbus Hansen).
PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Pemakaian luar: Daun segar setelah dibersihkan lalu dilumatkan, dipakai untuk pemakaian setempat pada bengkak
akibat terpukul, sakit kulit atau daun digodok, airnya dipakai untuk mandi pada penderita demam.
CARA PEMAKAIAN:
1. Susah buang air besar :
a. Daun segar sebanyak 3-4 lembar dicuci bersih, oleskan minyak
kelapa lalu dilayukan di atas api. Hangat-hangat ditempelkan
pada perut.
b. Biji yang telah masak sebanyak 20 butir, dibakar. Tumbuk sampai
halus, lalu dimakan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pencahar, meningkatkan napsu makan. KANDUNGAN KIMIA: Akar:
Alkaloid. Daun: Tanin, calcium oksalat, slifur, pectip-substans. Batang: Tanin, sulfur.
Jarong
(Achyranthes aspera Linn.)
Sinonim : Centrostachys aspera, Standl. Cyathula geniculata, Lour. Desmochaeta repens, Llanos.
Familia : Amaranthaceae
150
Uraian :
Terna 1 atau 2 tahunan, tegak, tinggi mencapai 1 m. Batang bersegi empat, warna hijau atau sedikit merah muda,
bercabang banyak, Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, warna hijau, bentuk bulat telur sungsang sampai
jorong memanjang. Panjang daun 1,5 - 10 cm, kedua permukaan daun berambut. Ujung daun tumpul atau
memudar, pangkal daun menyempit, pinggir rata atau agak bergelombang, tulang daun menyirip. Bunga tumbuh di
ujung tangkai/antara percabangan berbentuk tandan (seperti tangkai padi), kuntum bunga hijau, bulir bulat keras
dan tajam.
Nama Lokal :
Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang (jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), ; Rai rai, dodinga
(Maluku).; Dao kou cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Panas, Malaria, Enteritis, Amandel (Tonsilis), Radang paru; Gondongan, Reumatik, Infeksi Ginjal, Nyeri
menstruasi,; Muntah darah, Kencing darah, Mudah persalinan, Kencing Batu;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
1. Demam, anas, malaria, enteritis.
2. Radang amandel (tonsilitis), radang paru (pneumonia), gondongan.
3. Radang sendi (rheumatic arthritis).
4. Batu saluran kencing, bengkak pada infeksi ginjal.
5. Nyeri menstruasi (dysmenorrhea), mempermudah persalinan
(induction of labor).
6. Muntah darah, kencing darah (hematuria).
PEMAKAIAN: 9 -15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, rebus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Dilumatkan; tempel ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk cuci. Dipakai untuk obat
luka, gigitan ular/ serangga, bisul (carbuncle).
CARA PEMAKAIAN:
1. Gondongan:
Rebus secukupnya akar jarong, minum, akarnya dilumatkan untuk
ditempelkan ke tempat yang sakit.
2. Kencing batu:
Seluruh tumbuhan 18 - 30 gram (segar) atau 12 sampai 24 gram
(kering), rebus, minum sebelum makan, sehari satu kali.
3. Bisul besar di ketiak (Carbuncle):
60 gram tanaman segar (seluruhnya) ditambah air dan arak
secukupnya, tim, minum. Ampasnya dilumatkan, tempel ke tempat
yang sakit.
PERHATIAN: Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak pahit, sejuk. Melancarkan darah (blood stimulant), peluruh
haid, memperkuat hati dan ginjal, memperkuat otot, urat dan tulang, anti inflamasi, anti toxin, peluruh air seni,
menormalkan menstruasi, hemostatik, mempermudah persalinan. KANDUNGAN KIMIA: Akirantin, glokosa,
galaktosa, reilosa, ramnosa, alkaloid. Biji: Hentriakontan, sapogenin. Akar: Betain, ecdysterone, triterpenoid
saponins.
151
Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.)
Sinonim : Guazuyna tomentosa Kunth.
Familia : Sterculiaceae.
Uraian :
Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu,
bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing,
pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di
ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Gliazumae Folium; Daun Jati belanda.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. PENELITIAN Yusuf Husni, 1986. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan
penelitian pengaruh pemberian daun Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari
hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak menaikkan kadar kreatin dan
urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah
pemberian Jati belanda. Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian
pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Dari hasil
penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap
aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah
melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-masing
sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-
masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah makanan mencit.
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan
Daun, kulit kayu, dan buah.
KEGUNAAN
Daun: Kegemukan.
Buah:
Bronkhitis.
Biji:
1. Kegemukan.
2.Sakit perut.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kegemukan
Ramuan:
Daun Jati belanda 7 helai
Daun Tempuyung 7 helai
Serbuk Majakan sedikit
152
Air 115 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 30 hari.
Sakit Perut dan Perut Kembung
Ramuan:
Buah Jati belanda (serbuk) 2 sendok teh
Air mendidih 100 ml
Minyak Adas (bila perlu) 1 tetes
Cara pembuatan: Diseduh
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Komposisi :
Tanin, lendir, zat pahit, dan damar.
Jayanti
(Sesbania sesban Merr.)
Sinonim : S.aegyptiaca, Pers.
Familia : Papilionaceae
Uraian :
Jayanti banyak ditemukan di Jawa, biasa di tanam di pekarangan, galengan sawah atau di perkebunan sebagai
tanaman naungan, penahan angin atau pupuk hijau. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang jelek dan dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai sekitar 800 m dpi. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-6 m, banyak bercabang,
tumbuhnya cepat. Daun berupa daun majemuk menyirip, dengan 7-25 pasang anak daun. Anak daun berbentuk
garis sampai memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, tepi rata. Bunga dalam tandan, warnanya kuning.
Buahnya buah polong, tumbuh menggantung, berbentuk garis. Daunnya dapat dimasak dan dimakan sebagai sayur.
Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk pupuk hijau dan digunakan sebagai makanan ternak. Perbanyakan
dengan biji.
Nama Lokal :
Jayanti (Sunda), janti, giyanti, kelor wana (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
TB Paru (Tuberculosa), Kencing nanah, lnfeksi ginjal, demam;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar, kulit, biji, dan minyak,
KEGUNAAN:
Daun:
1. Demam.
2. Cacingan.
3. TB Paru (Tuberculosa).
4. Radang selaput lendir mata.
5. Infeksi ginjal.
Kulit:
1. Sukar berkeringat.
2. Kencing kurang lancar.
3. Kencing nanah.
Biji:
1. Kepala pusing.
2. Batuk.
3. Keguguran,
153
4. Datang haid tidak teratur.
Akar:
1. Kencing nanah.
2. Sifilis.
Minyak:
1. Borok, koreng, kudis.
2. Trachoma.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/4-1 genggam daun.
Pemakaian luar: Daun digiling halus, untuk pemakaian setempat.
CARA PEMAKAIAN:
1. TB Paru:
Daun jayanti sebanyak 1/4 genggam, dicuci bersih lalu ditumbuk
sampai halus. Tambahkan 1/2 gelas air masak dan 1 sendok makan
madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan disaring, minum.
Lakukan 3 kali sehari.
2. Kencing nanah:
1 jari akar jayanti, 6 lembar daun sirih, 6 buah kemukus, jintan hitam
dan adas masing-masing 3/4 sendok teh, 3/4 jari pulosari, 3 jari
gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
3. lnfeksi ginjal:
Daun jayanti sebanyak 1 genggam, dicuci bersih lalu bilas dengan
air matang. Masukkan daun tadi kedalam 3/4 gelas air. Remas-
remas daunnya sampai airnya berbusa. Saring, minum airnya.
Lakukan setiap hari, sampai kencingnya menjadi lancar dan jernih
kembali.
4. Demam:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dengan adas.
Dibalurkan pada badan, yang akan memberikan rasa sejuk pada
penderita demam.
Jengger Ayam
(Celosia cristata L.)
Sinonim : C. argentea L. var cristata (L.) O. Ktze.
Familia : Amaranthaceae
Uraian :
Umumnya, jengger ayam ditanam di halaman dan di taman-taman, jarang terdapat tumbuh liar. Tanaman ini dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh tegak, tinggi 60--90 cm,
154
berbatang tebal dan kuat, bercabang, beralur. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya
bulat telur sampai memanjang dengan panjang 5--12 cm, lebar 3,5--6,5 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi
rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit garis merah di tengah daun. Bunga majemuk berbentuk
bulir, tebal berdaging, bagian atas melebar seperti jengger ayam jago, berlipat-lipat dan bercangap atau bercabang,
keluar di ujung batang atau di ketiak daun, warnanya ungu, merah, dadu, atau kuning. Buah kotak, bulat telur,
merah kehijauan, retak sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam. Perbanyakan
dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: celala (Gayo), banda ulu (Toba), bunga tali (Palembang). Jawa: jawer hayam, j. kotok
(Sunda), bayem cenggeng, jengger ayam (Jawa), jhanghar ayam, rebha mangsor (Madura). Nusa Tenggara: janggar
siap (Bali), ndae ana sina (Roti), bunak manula larit (Timor). Sulawesi: tatara manuk, sapiri manu, bunga api-api
(Minahasa), laya (Gorontalo), langgelo (Buol), kaputi ayam, rangrang jangang (Makasar), bunga taEi manu, puwa ri
sawito (Bugis). Maluku: wire, kolak (Kai), toko marerede (Halmahera), sule-sule (Ternate).Melayu: bayam biludu,
rara ayam. NAMA ASING Ji guan hua (C.), coxcomb, cockscomb (I), hahnenkamm. NAMA SIMPLISIA Celosiae
cristatae Flos (bunga jengger ayam
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga jengger ayam rasanya manis, sifatnya sejuk, astringen, dengan afinitas ke meridian hati dan ginjal. Berkhasiat
antiradang, penghenti perdarahan (hemostatis), dan menerangkan penglihatan.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunganya. Keringkan dengan cara dijemur untuk
penyimpanan.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan:
- perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk darah (hemoptisis), muntah darah (hematemesis), air kemih
berdarah (hematuria), wasir berdarah, perdarahan rahim,
- disentri, diare,
- penglihatan kabur, mata merah,
- infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan o keputihan (leukorea).
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan 10--15 g bunga kering yang direbus atau bunga kering yang digiling halus
menjadi bubuk atau dibuat pil.
Untuk pemakaian luar, rebus bunga segar. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci luka berdarah, wasir
berdarah, gatal-gatal (pruritus). Selain itu, dapat juga menggunakan bunga segar yang digiling halus, lalu tempelkan
ke tempat yang sakit, seperti wasir, gigitan serangga, atau luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Menghentikan perdarahan, seperti pada batuk darah, muntah darah, mimisan, dan wasir berdarah
Rebus semua bahan segar, seperti bunga jengger ayam, urang-aring (Eclipta prostrata), dan akar alangalang
(Imperata cylindrica) masing-masing 15 g dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring
airnya, lalu minum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum pada sore hari.
Perdarahan rahim
Larutkan bubuk jengger ayam (6 g) dalam arak (15 g). Minum sekaligus sebelum makan nasi. Pantang makan yang
amis-amis dan daging babi.
Giling bunga jengger ayam kering menjadi serbuk. Ambil sebanyak 5 g, seduh dengan secangkir air panas, lalu
tutup. Setelah dingin, minum sekaligus. Lakukan 3-4 kali sehari.
Disentri
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), sambiloto (Andrographis paniculata) (15 g), dan patikan kebo (Euphorbia hirta)
(10 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa satu gelas.
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi, minum airnya pada sore
hari.
Keputihan
155
Siapkan bunga jengger ayam dan sambiloto (Andrographis paniculata) (masing-masing bahan kering sebanyak 15 g)
serta daun Iler segar (Coleus scutellarioides) (10 lembar). Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa
satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum
airnya pada sore hari.
Infeksi saluran kencing
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), herba daun sendok (Plantago mayor) (15 g), daun kumis kucing (Orthosiphon
spicatus) (30 g), dan daun sambiloto (20 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Cuci semua bahan, lalu rebus
dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing
setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Komposisi :
Bunga mengandung minyak lemak, kaempferitrin, amaranthin, pinitol, sedangkan pada daun terdapat saponin,
flavonoida, dan polifenol.
Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia, Swingle.)
Familia : Rutaceae
Uraian :
Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu
yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit
luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya
berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar)
hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai
tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat :
200 m - 1.300 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.000 mm - 1.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas
100 mm/bulan): 5 bulan - 12 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 200 C -
300 C · Kelembapan : sedang - tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : latosol, aluvial, andosol. · Tekstur :
lempung berpasir lempung dan lempung liat · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 40 cm - 170 cm dari
permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 4 - 9 ·
Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran50 cm x
50 cm x 40 cm. · Tanah bagian atas dipisahkan dari tanah di bawahnya, kemudian diberi pupuk kandang. · Tanah
bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas. b. Persiapan Bibit · Jeruk nipis dapat
diperbanyak secara cangkok dan okulasi. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. ·
Jarak tanam 6 m x 6 m
Nama Lokal :
Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat
haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah;
Pemanfaatan :
1. Amandel
156
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
diparut dan 2 sendok makan madu;
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan
madu dengan ditambah 1/2 gelas air, diaduk sampai merata, dan
disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur.
2. Malaria
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 sendok makan kecap, garam
secukupnya;
Cara membuat :jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya dan disaring;
Cara menggunakan: diminum tiap pagi menjelang sarapan.
3. Ambeien
Bahan: 2 - 4 potong akar jeruk nipis;
Cara membuat: direbus dengan 1 1/2 liter air sampai mendidih
hingga tinggal 1 liter, kemudian disaring;
Cara menggunakan : diminum setiap sore weara teratur.
4. Sesak Nafas
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 siung bawang merah, 1 butir telur ayam
kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 potong gula batu,
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, bawang
merah diparut kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan
diseduh dengan air panas secukupnya, diaduk sampai merata,
kemudian disaring;
Cara menggunakan: diminum setelah makan pagi secara teratur.
5. Influenza
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kayu putih, kapur
sirih secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis dipanggang sejenak dan diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahannya dan diaduk
sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari secara teratur.
6. Batuk
a. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 sendok kecap, garam
secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis diperis untuk diambil airnya,
Cara menggunakan: diminum secara teratur 1 kali sehari selama
sakit
b. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/4 sendok tepung biji buah pala, 1
sendok minyak kayu putih;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dipakai sebagai bedak dan dioleskan pada
dada dan punggung.
7. Sakit panas
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kelapa, 1 sendok
minyak kayu putih, 2-4 siung bawang merah yang dihaluskan;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dioplos dengan bahan lainnya sampai merata,
Cara menggunakan: dipakai sebagai kompres dan obat gosok untuk
157
dada dan punggung.
8. Sembelit
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 - 4 siung bawang merah, 1 sendok
minyak kayu putih, buah asam secukupnya, 2 sendok air masak;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya dan dihaluskan bersama-sama;
Cara menggunakan: dioleskan di seluruh tubuh, terutama di seputar
perut.
9. Telambat datang bulan
Bahan : 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, kapur
sirih dan garam secukupnya;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit
diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan
tersebut dicampur merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
10. Perut mules pada waktu haid datang bulan
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 3
mata buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa;
Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe
diparut, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diberi 3/4
gelas air masak dan disaring;
Cara menggunakan: diminum pada hari pertama haid.
11. Disentri
Bahan: 2 potong akar jeruk nipis;
Cara membuat: direbus dengan 2 1/2 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
12. Perut mules
Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari;
Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kiniia yang bemianfaat. Misalnya: limonen,
linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Di samping itu jeruk nipis mengandung asani sitrat. 100 gram
buah jeruk nipis mengandung: - vitamin C 27 miligram, - kalsium 40 miligram, - fosfor 22 miligram, - hidrat arang
12,4 gram, - vitamin B 1 0,04 miligram, - zat besi 0,6 miligram, - lemak 0,1 gram, - kalori 37 gram, - protein 0,8 gram
dan - air 86 gram. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil
asetat, fellandren, sitral dan asam sitrat.
Jeruk Purut
(Citrus hystrix D.C.)
Sinonim : C. paeda Miq.
Familia : rutaceae.
158
Uraian :
Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk
menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk
bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit,
panjang 8 -15 cm, lebar 2 - 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas
warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas
baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan.
Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering
digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok
dan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik
(Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang,
jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku:
Munte kereng (Alf'uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and
zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun
jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun jeruk purut berkhasiat stimulan dan penyegar. Ku lit buah berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik,
rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan agak pahit.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.
INDIKASI
Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
- influenza,
- badan terasa lelah,
- rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta
- kulit bersisik dan mengelupas.
Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
- badan letih dan lemah sehabis sakit berat.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 1 - 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum.
Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 - 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan
buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Influenza
Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas.
Minum sekaligus selagi hangat.
Kulit bersisik dan mengelupas
Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di
kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur.
Mewangikan rambut kepala
Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan
saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut setelah keramas.
Badan lelah setelah bekerja atau letih sehabis sakit berat
Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan
ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi.
Komposisi :
Daun mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri 1 - 1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin,
tanin I%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2 - 2,5% v/b.
159
Jintan Putih
(Cuminum cyminum, Linn.)
Familia : Apiaceae
Uraian :
Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji
jintan putih juga digunakan sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki aroma
yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di
daerah india utara dekat kiaki pegunungan himalaya. Di indonesia meskipun dapat tumbuh, tetapi pada umumnya
kurang baik. Jintan putih mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan
putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentukdaun jintan putih tidak berwujud lembaran,
tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran
kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang.
Nama Lokal :
Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura
engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit Jantung, haid tidak lancar, Sulit tidur, Jamu putri ;
Pemanfaatan :
1. Sakit Jantung
Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 siung bawang merah, 7
pasang biji kemukus, 6 lembar daun sirih;
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
halus, kemudia ditambah 4 sendok makan air masak dan diperas
serta disaring.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara teratur.
2. Haid tidak lancar
Bahan:1 sendok the biji jintan putih, 2 biji cengkeh kering, ½ potong
biji pala, 1 rimpang kunyit, 1 buah kapulaga, 1 potong gula aren, 1
sendok makan gula pasir, 2 lembar daun srigading.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 ½ gelas air
sampai mendidih, kemudian di saring.
Cara Menggunakan:diminum lima hari sebelum tanggal haid.
3. Jamu Putri
Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 rimpang kunyit, 1 genggam
bunga delima.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
kemudian disedu dengan 1 gelas air dan disaring.
Cara menggunakan:diminum biasa
4. Sulit Tidur
Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 3 potong kangkung sayur, 2
160
lembar daun pegagan ¼ sendok makan ketumbar.
Cara membuat: Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum menjelang tidur.
Komposisi :
Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8%. Minyak menguap
tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan cara disuling.
Jintan/Ajeran
(Coleus amboinicus, Lour.)
Sinonim : Plectranthus amboinicus, Spreng.
Familia : Labiatae
Uraian :
Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai
berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas
permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun
Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan
dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-
tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering).
Nama Lokal :
Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu
(Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok;
Pemanfaatan :
1. Asma dan batuk
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
sembuh.
2. Perut Kembung
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Sakit Kepala dan sariawan
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
161
air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Demam Tinggi
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap;
Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.
5. Luka/Borok
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum setiap hari.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti
inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA:Phytosterin-B.
Johar
(Cassia siamea Lamk,)
Sinonim : Cassia florida Valh.
Familia : Caesalpiniceae (Leguminosae).
Uraian :
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang
lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal
rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di
ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter
lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono,
SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun
Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air
rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva)
kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI -
UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang
162
tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar
glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI.
Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon
tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh hepatoprotektif. Daun
Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan
hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI.
Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur
penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan
aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis.
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan
Daun muda.
Kegunaan
1. Demam.
2. Kencing manis.
3. Malaria.
4. Tonik.
5. Luka (obat luar) .
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis dan Malaria
Ramuan:
Daun Johar segar 1 genggam
Air 220 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 hari sekali 200 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.
Peringatan
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).
Komposisi :
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji:
Minyak lemak dan sitosterin.
Jombang
(Taraxacum officinale Weber et Wiggers)
Sinonim : T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis
Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum.
Familia : compositae (asteraceae).
163
Uraian :
Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa
sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun
berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset,
sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi
sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga
tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna
kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau
bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang be