herbal 2







- sakit kepala, sakit gigi,  
- batuk, demam,  
- hidung berlendir,  
- lemah syahwat,  
- sukar melahirkan,  
- neurastenia, dan  
- tekanan darah rendah.  
Bagian akar dapat digunakan untuk:  
- kembung, pencernaan terganggu,  
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,  
- membersihkan rahim setelah melahirkan,  
- badan terasa lemah,  
- stroke,  
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.  
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:  
- kejang perut dan  
- sakit gigi.  
CARA PEMAKAIAN : 
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu 
digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). 
Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.  
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk 
obat kumur pada radang mulut.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Neurastenia : 
    Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang 
    3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci  
    dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih  
81 
 
    sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.  
    Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.  
2. Masuk angin : 
    Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun  
    kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula  
    enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong  
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4  
    gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.  
3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:  
    Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan  
    air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.  
4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan,       menguatkan larnbung, paru dan jantung : 
    Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan  
    madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.  
5. Sakit gigi : 
    a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu  
       ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat  
       disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.  
    b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.  
6. Kejang perut :  
    Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.  
    Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu 
    diminum sekaligus  
7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati : 
    Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari  
    ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk  
    rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.  
8. Demam : 
    Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan  
    1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi  
    hangat.  
CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. 
Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, 
chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak 
asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, 
antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan 
piperlonguniinine. 
 
 
 
 
 
 
 
82 
 
Cakar Ayam 
(Selaginella doederleinii Hieron.)  
Familia : Selaginellaceae 
 
Uraian : 
Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh 
yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 
- 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian 
bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar 
ayam dengan sisik-sisiknya. 
Nama Lokal : 
Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, 
Tulang patah; Reumatik;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering. 
KEGUNAAN : 
1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker  
   paru. 
2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis. 
3. Batuk, serak, koreng. 
4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung  
   (ascites), infeksi akut saluran kencing. 
5. Tulang patah (fraktur), rheumatik. 
PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam. 
PEMAKAIAN LUAR :  
Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Kanker :  
    60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api  
    kecil, minum setelah dingin. 
2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis):  
    30 gr  S.doederleinii direbus, minum. 
3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit. 
4. Tulang patah:  
    15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum. 
    Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah,  
    bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik. 
Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik. 
Untuk kanker  : 18 tablet  60 gr herba segar.   
Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet. 
Obat Paten  :  Decancerlin. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic), 
menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem). 
83 
 
Calingcing 
(Oxalis corniculata Linn.)  
Sinonim : Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb. 
Familia : Oxalidaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka 
maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari pantai sampai 
pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak dan bercabang-
cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga 
keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian 
ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh. 
Nama Lokal : 
Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun 
asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan 
Pendarahan ; Peluruh haid;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI :  
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan. 
KEGUNAAN : 
1. Demam, flu 
2. Hepatitis, diare. 
3. Infeksi saluran kencing. 
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi). 
5. Kekemahan badan ( Neurasthenia). 
6. Menghentikan perdarahan. 
7. Peluruh haid 
PEMAKAIAN  : 30 - 60 gr, direbus, minum. 
PEMAKAIAN LUAR  : 
1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar,  
   bisul: 
    Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada  
    kelainan. 
2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada  
    radang mulut, menghilangkan bau mulut. 
3. Obat bisul:  
    herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat  
    yang bisul. 
84 
 
CARA PEMAKAIAN  : 
1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum. 
2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan. 
3. Menghentikan perdarahan:  
    Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur  
    dengan madu secukupnya, minum. 
4. Peluruh haid:  
    Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling  
    menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah  
    dihangatkan, diminum sebelum makan pagi. 
5. Batu saluran kencing  :  
    60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi  
    setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian. 
CATATAN:  Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik, 
anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat. 
 
Ceguk 
(Quisqualis indica L.)  
Sinonim : Quisqualis sinensis Lindl. Quisqualis vilosa Roxb. 
Familia : Combretaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman membelit ke kiri atau memanjat, tinggi 1,5-5 m. Daun berhadapan atau lebih kurang berkarang, juga 
tersebar; tangkai 0,5--2 cm; helaian bulat telur memanjang, 5-18,5 kali 2,5-9 cm. Bunga di ujung dan di ketiak dalam 
bulir yang berbunga banyak; daun pelindung rontok sebelum mekar atau tetap, sampai panjang 2 cm. Bunga 
berkelamin 2. Tabung kelopak langsung, berambut pendek, hijau kuning; taju kelopak 5, segitiga, panjang 3-4 mm. 
Daun mahkota 5, duduk, bentuk memanjang, mula-mula putih, kemudian merah, akhirnya merah tua, sampai 1,5 
cm panjangnya. Benang sari 10. Tangkai putik panjang, pada satu sisi bersatu dengan tabung kelopak, bersama 
benang sari muncul jauh di luar mahkota. Buah bentuk memanjang, dengan pangkal dan ujung menyempit, dengan 
5 rusuk, coklat tua, 2,5--4 kali 1 cm. Hanya dalam daerah kultur; 1-300 m. Agaknya tanaman yang menjadi liar; juga 
ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat-obatan. Catatan: Buah di Jawa jarang. Bagian yang Digunakan 
Biji dan daun.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Dani, Udani, Wudani, Bidani (Sunda); Kacekluk, kaceklik, Ceguk, Cekluk, Wedani (Jawa); Rabet dani 
(Madura); Kunyi-rhabet, Rhabet besi, Sarandengan (Kangean); Tikao (Bugis). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA 
Quisqualis indicae Semen; Biji Ceguk. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Antelmintik dan tonika.  
85 
 
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
1. Kurang gizi pada anak-anak. 
2. Obat cacing (gelang, keremi, dan benang). 
RAMUAN DAN TAKARAN  
Obat Cacing 
Ramuan: 
Biji Ceguk  3 gram 
Rimpang Temu Hitam   2.5 gram 
Rimpang Temu Giring   3 gram 
Air  110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.  
Catatan 
Penggunaan biji yang berlebihan, akan mengakibatkan tersedu (cegukan), pusing, dan mual. 
Komposisi : 
Trigonelina, minyak lemak, gom, dan resin. 
 
Cempaka Kuning 
(Miche!ia champaca L.)  
Familia : Magnoliaceae. 
 
Uraian : 
Pohon, tinggi 15-25 m. Ujung ranting berambut. Daun bulat telur bentuk lanset, dengan ujung dan pangkal runcing, 
10-28 kali 4,5-11 cm, tipis seperti kulit. Bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih daripada 
setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm, 
yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal 
buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih daripada 20, berjejal-jejal, bentuk telur 
yang pipih, berambut, masing-masing dengan bakal biji yang banyak. Buah bentuk bola memanjang, sedikit 
bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat, tertutup dengan jerawat. Biji masak merah tua tergantung 
keluar pada berkas yang memanjang menjadi benang yang langsing. Dari India, di Jawa ditanam untuk bunganya. Di 
bawah 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, bunga, dan kulit kayu.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Cempaka, Cempaka kuning. Jeumpa (Aceh); Jempa, Cempa (Gayo); Campaga (Minangkabau); 
Cempaka, Cempaka koneng (Sunda); Kantil, Locari, Pecari, Cempaka, Cepaka, Cepaka kuning (Jawa Timur); 
Kembhang koneng, Campaka, Compaka, Compaka mera (Madura); Campaka, Campaka barak Campaka kuning, 
Campaka warangan (Batak); Hepaka, Kepaka (Sawu); Sampakang (Sangir); Campaka mariri (Sulawesi Utara). NAMA 
ASING: NAMA SIMPLISIA Champacae Folium; Daun Cempaka Kuning. Oleum Champacae; Minyak Cempaka Kuning. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pahit, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Diuretik dan ekspektoran.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
-Daun: 
-Batu Ginjal.  
-Mulas. 
-Napas/Mulut bau.  
Kulit kayu: 
-Demam. 
-Haid tidak teratur. 
86 
 
Bunga: Aroma perawatan rambut.  
RAMUAN DAN TAKARAN  
Batu Ginjal 
Ramuan: 
Daun Cempaka Kuning segar  1 genggam 
Rimpang Kunyit  1 jari 
Air  secukupnya  
Cara pembuatan: Dipipis.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.  
Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.  
Haid Tidak Teratur  
Ramuan: 
Kulit kayu Cempaka Kuning  4 gram 
Daun Jung Rahab segar  5 gram 
Biji Klabet  1-2 gram 
Rimpang Teki  4 gram 
Air  110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
Lama pengobatan: 3 hari sebelum haid datang dan diulangi sampai haid datang. 
Napas/Mulut Bau  
Ramuan: 
Daun Cempaka Kuning segar  5 gram 
Buah Kapulaga   3 gram 
Daun Sirih segar  2 helai 
Daun Saga  5 gram 
Air  120 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Untuk berkumur kemudian ditelan sehari 2 kali, pagi dan sore. Tiap kali dipakai 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang 7 hari. Pemeliharaan seminggu 3 kali. 
Komposisi : 
Minyak: Fenol, isoeugenol, sineol, bensilaldehida, dan feniletilalkohol. Kulit kayu dan daun: Alkaloid, zat samak. 
Bunga: Minyak atsiri. 
 
Cempaka Putih 
(Michelia alba Dc.)  
Familia : Magnoliaceae. 
 
87 
 
Uraian : 
Tumbuhan berupa pohon, tinggi sampai 30 meter. Batang berkayu; daun tunggal, bulat telur, warna hijau. Bunga 
berwarna putih, bau harum. Tidak pernah berbuah. Diperbanyak secara vegetatif. Bagian yang Digunakan Bunga, 
daun, dan akar. 
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Jeumpa gadeng (Aceh); Cempaka putieh (Minangkabau); Campaka bodas (Sunda); Pecari putih, 
Cempaka putih (Jawa); Campaka pote (Madura); Cempaka mawure (Sulawesi Utara); Bunga eja kebo, Patene 
(Ujung Pandang); Bunga eja mapute (Bugis); Capaka bobudo (Ternate); Capaka bobulo (Tidore). NAMA ASING: 
NAMA SIMPLISIA Micheliae albae Flos; Bunga Cempaka Putih. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Manis, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Ekspektoran dan diuretik.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
-Bunga: 
-Bronkhitis.  
-Batuk. 
-Demam.  
-Keputihan. 
-Radang  
-prostata. 
Daun: 
-Bronkhitis. 
-Infeksi saluran kemih.  
-Kencing sedikit.  
Akar: 
-Infeksi saluran kemih. 
Komposisi : 
Alkaloid mikelarbina dan liriodenina. 
 
Cendana 
(Santalum album L)  
Sinonim : Santalum verum L. Santalum myrti folium Roxb. Sirium myrtifolium L 
Familia : Santalaceae. 
 
Uraian : 
Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur. 
Tumbuh di tanah yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya. Bagian yang Digunakan Kayu.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana, Candani (Jawa); 
Candhana, Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu; Dana (Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana 
(Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu luhi (Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin 
(Timor); Kamenir (Wetar); Maoni (Kisar) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Santali Lignum; Kayu Cendana. Santali 
Oleum; Minyak Cendana. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
KHASIAT Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik, dan diuretik.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN  
Kayu: 
-Antiseptik saluran kemih.  
-Disentri. 
88 
 
-Mencret. 
-Radang usus.  
Daun:  
-Asma. 
Kulit kayu/Kulit akar:  
-Haid tidak teratur.  
RAMUAN DAN TAKARAN  
Disentri 
Ramuan: 
Kulit kayu Cendana  2 gram 
Daun Patikan Cina  5 gram 
Gambir    sedikit 
Air    100 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.  
Radang Usus 
Ramuan: 
Kayu Cendana (serbuk)     2 sendok teh 
Air mendidih            100 ml 
Cara pembuatan:  Diseduh.  
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.  
Asma 
Ramuan: 
Kayu Cendana (serbuk)           secukupnya 
Daun Tanjung muda           beberapa helai  
Cara pembuatan: 
Daun Tanjung muda dirajang kemudian dikeringkan. Setelah kering ditambahkan sedikit serbuk Cendana, kemudian 
dibuat rokok. 
Cara pemakaian: 
Dihisap seperti menghisap rokok. 
Komposisi : 
Kayu:Minyak atsiri, hars, dan zat samak. Minyak:Santalol (seskuiterpenalkohol), santalen (seskuiterpena), santen, 
santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida 
 
Cengkeh 
(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.)  
Sinonim : Syzygium Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus aromaticus, 
Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng. 
Familia : Myrtaceae 
 
89 
 
Uraian : 
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan 
berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 
20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya 
panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon 
cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung 
dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai 
berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta 
bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning 
kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan 
berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali 
berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar 
matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di 
pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. 
Nama Lokal : 
Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu 
lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak;  
Pemanfaatan : 
1. Kolera  dan menambah Denyut Jantung 
    Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering 
    Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.  
    Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta  
    menambah jumlah darah putih. 
2.  Campak 
     Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu 
     Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam  
     kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata. 
     Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit 
3. Menghitamkan alis mata  
    Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri. 
    Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian  
    ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri  
    secukupnya. 
    Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari. 
Komposisi : 
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang 
disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
90 
 
Ceremai 
(Phyllanthus acidus [L.] Skeels.)  
Sinonim :  P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora. 
Familia : Euphorbiaccae 
 
Uraian : 
Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau 
kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl. 
Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai 
pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai 
jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak 
berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang 
nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak 
bentuk bintang,,mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu, 
bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, 
rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa 
dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan 
langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat 
manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.  
Nama Lokal : 
Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin 
(Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng 
(Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 
Daun, kulit akar, dan biji.  
INDIKASI : 
Daun berkhasiat untuk:  
- batuk berdahak,  
- menguruskan badan,  
- mual,  
- kanker, dan  
- sariawan.  
Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi :  
- asma dan  
- sakit kulit.  
Biji berkhasiat untuk mengatasi :  
- sembelit dan  
- mual akibat perut kotor.  
CARA PEMAKAIAN : 
91 
 
1. Sembelit  
    a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling  
       sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu 
       masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai  
       merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.  
    b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk  
       halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil  
       seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.  
2. Asma : 
    Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar  
    kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium  
    longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk  
    seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air  
    bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu  
    diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing  
    3/4 gelas. 
3. Kanker : 
    Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam,  
    daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2  
    jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. 
    Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai  
    tertinggal kira-kira 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk  
    diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas.  
4. Melangsingkan badan : 
    Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan  
    menggunakan dalamjangka waktu lama.  
CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA: 
Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung 
saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C. 
 
Cincau 
(Cylea barbata, Miers.)  
Familia : Manispermaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit 
batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai 
dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu 
berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau 
92 
 
semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara 
merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang 
dari 1000 meter di atas permukaan laut. 
Nama Lokal : 
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam;  
Pemanfaatan : 
1. Sakit Perut dan Hipertensi 
    Bahan: daun cincau secukupnya 
    Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang,  
    disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar,  
    kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa. 
    Cara menggunakan: dimakan biasa 
 
2. Demam 
    Bahan: akar cincau secukupnya 
    Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring 
    Cara menggunakan: diminum biasa 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu 
menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu 
rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat 
karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya. 
 
Ciplukan 
(Physalis peruviana, Linn.)  
Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn. 
Familia : Solanaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya 
tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di 
dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah 
kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan 
berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. 
Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah). 
93 
 
Nama Lokal : 
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat 
(Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;  
Pemanfaatan : 
1. Diabetes Mellitus 
    Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta  
    akar-akarnya dan dibersihkan. 
    Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai  
    mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring 
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 
2. Sakit paru-paru 
    Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan  
    buahnya). 
    Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan  
    disaring. 
    Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas. 
3. Ayan 
    Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak. 
    Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin. 
4. Borok 
    Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih. 
    Cara membuat: ditumbuk sampai halus 
    Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit. 
Komposisi : 
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung 
Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula. 
 
Dadap Ayam 
(Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr)  
Sinonim : Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr 
Familia : Papillionaceae (Leguminosae). 
 
Uraian : 
Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun 
dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah 
ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm. 
94 
 
Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat 
rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah; 
bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5 
cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat, 
bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji, 
10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12, 
panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m. 
Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala 
kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap 
Ayam. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan 
insektisid PENELITIAN Derizar Deniska, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Dra. Asmi Ilyas, Apt. 
dan Dr. Injomanoto, DMM, M.Sc. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam 
terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan, 
fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos 
Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
Daun: 
-Batuk.  
-Demam.  
-Disentri.  
-Haid tidak teratur.  
-Pelancar ASI. 
-Sulit tidur. 
-Radang (obat luar). 
-Sakit kulit (obat luar).  
Kulit kayu: 
-Asma.  
-Demam.  
-Sakit hati.  
-Rematik (obat luar). 
-Patah tulang (obat luar).  
RAMUAN DAN TAKARAN  
Haid Tidak Teratur 
Beberapa helai daun dan beberapa buah bunga Dadap Ayam, dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.  
Pelancar ASI 
Daun Dadap Ayam dan santan secukupnya, dibuat sayur yang cocok. Dimakan sebagai sayur. 
Sulit Tidur 
Beberapa helai daun Dadap Ayam dan herba Kangkung dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.  
Catatan 
Biji Dadap Ayam tidak enak. Biji Dadap Ayam dipotong tipis-tipis digunakan untuk meracuni ayam. 
Komposisi : 
Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin. 
 
 
 
 
95 
 
Dadap Serep 
(Erythirna subumbrans(Hask.) Merr)  
Sinonim : Erythrina lithosperma Miq. non Bl. 
Familia : Papilionaceae (Leguminosae). 
 
Uraian : 
Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah 
ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu.  
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Daun: Antipiretik dan anti inflamasi. Kulit 
Kayu: Ekspektoran. PENELITIAN Roswina Silalahi, 1988. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian 
efek antipiretik hasil penyarian dan infus daun Dadap Serep terhadap burung merpati. Dari hasil penelitian 
tersebut, ternyata infus daun Dadap Serep berkhasiat sebagai antipiretik, sedangkan hasil penyarian dengan 
kloroform tidak memberikan efek antipiretik. Sebagai kontrol digunakan suspensi parasetamol 300 mg/kg bb. Roy 
Mustakin, 1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Drs. Rusdi, M.S. dan Dra. Armenia, M.S. Telah 
melakukan penapisan aktivitas farmakodinamik ekstrak etanol daun beberapa species Erythrina (E. orierrtalis, E. 
irtdica, dan E. litliospernla). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak etanol ketiga daun tersebut memiliki 
aktivitas penekanan sistem saraf pusat, relaksasi otot simpatolitik dan para simpatomimetik. Aktivitas analgesik 
hanya terdapat pada E. indica dan F. litlnosperrrla. Intensitas efek meningkat dengan meningkatnya dosis yang 
diberikan. Christine Gunawan, 1993. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. Soemartojo. Telah melakukan 
penelitian pengaruh pemberian infus daun Dadap Serep terhadap produksi air susu pada mencit yang menyusui. 
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang bermakna produksi air susu pada pemberian infus 
Dadap Serep 40%.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
Daun: 
-Demam. 
-Pelancar ASI. 
-Sariawan perut. 
-Mencegah keguguran (obat luar).  
-Nifas (obat luar). 
-Perdarahan bagian dalam (obat luar).  
-Sakit perut (obat luar). 
Kulit kayu:  
-Batuk. 
-Sariawan perut.  
96 
 
RAMUAN DAN TAKARAN  
Sariawan Perut 
Ramuan: 
Kulit kayu Dadap Serep 3 gram 
Sidowayah 3 gram 
Daun Prasman segar  4 gram 
Akar Manis Cina  4 gram 
Air  110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.  
Perdarahan/Peradangan Bagian Dalam  
Ramuan: 
Daun Dadap Serep segar   secukupnya 
Air       secukupnya  
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.  
Cara pemakaian: Dibalurkan pada bagian yang diperkirakan terjadi perdarahan bagian dalam. 
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali.  
Sakit Perut 
Perut merasa mulas, tinja mengandung darah dan lendir. Selain diberi obat minum yang cocok, perut diberi tapel 
dengan ramuan sebagai berikut:  
Daun Dadap Serep segar   secukupnya  
Daun Sosor Bebek    secukupnya 
Air      secukupnya  
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.  
Cara pemakaian: Dibalurkan pada perut.  
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali.  
Demam 
Selain diberi obat penurun panas yang diminum, untuk mempercepat penurunan suhu badan dapat dikompres 
dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus. 
Mencegah Keguguran 
Bagi ibu yang sering menderita keguguran, untuk mencegah hal tersebut, di samping istirahat tiap hari perut 
dikompres dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus. Bobokkan agak tebal dan pakailah gurita. 
Nifas 
Ibu sehabis bersalin sering mengalami nifas. Untuk menjaga kesehatan ibu, dapat digunakan bobokan daun Dadap 
Serep dan memakai gurita. 
Komposisi : 
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina. 
 
 
 
 
 
 
 
 
97 
 
Dandang Gendis 
(Clinacanthus nutans Lindau)  
Sinonim : Clinacanthus burmani Nees. 
Familia : Achantaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun 
tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga 
majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm 
berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun 
Dandang Gendis. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Rasa pahit, bau aromatis.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
-Disentri. 
-Kencing manis.  
RAMUAN DAN TAKARAN  
Kencing Manis 
Ramuan: 
Daun Dandang Gendis segar  7 gram 
Air  110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan.  
Cara pernakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Komposisi : 
Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
98 
 
Daruju 
(Acanthus ilicifolius L.)  
Sinonim : A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ). 
Familia : acanthaceae. 
 
Uraian : 
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair 
payau. Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun 
banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing. 
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, 
pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 
4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota 
bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat 
kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. 
Daruju dapat diperbanyak dengan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi 
Radix (akar daruju). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak 
(ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb 
pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT 
dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat 
menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang 
nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian yang digunakan adalah akar, daun, dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu 
jemur sampai kering.  
INDIKASI 
Akar digunakan untuk pengobatan : 
radang hati (hepatitis) akut dan kronis, 
pembesaran hati dan limpa (hepato.splenomegali), 
pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati), termasuk pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis (TBC) 
kulit (skrofulode rma),  
gondongan (parotitis), 
sesak napas (asma bronkial), 
cacingan, 
nyeri lambung, sakit perut,  
kanker, terutama kanker hati.  
99 
 
Biji digunakan untuk pengobatan :bisul dan cacingan.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, sediakan 30-60 g akar daruju kering, lalu rebus atau tim dengan daging. 
Untuk pemakaian luar, giling akar kering sampai halus, lalu taburkan pada bagian tubuh yang luka atau terkena 
racun. 
CONTOH PEMAKAIAN  
Kanker 
Rebus 30-120 g akar daruju kering dan 60-120 g daging sapi tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau 
panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya tersisa satu mangkuk. Jika airnya mengering sebelum 6 
jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua 
untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (masing-masing 1/2 mangkuk). Setiap kali minum tambahkan madu 
secukupnya. Lakukan pengobatan ini setiap hari. 
Hepatitis akut dan kronis 
Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis-tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc air bersih 
ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi dua 
untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya.  
Luka terkena pisau beracun 
Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3 kali sehari. 
Bisul 
Giling empat butir biji daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu diminum sekaligus. 
Lakukan setiap hari sampai sembuh. 
CAcingan 
Giling 3-5 butirbiji daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus. 
Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut. 
Komposisi : 
Akar mengandung flavone dan asam amino 
 
Daun Dewa 
(Gynura segetum (Lour.) Merr.)  
Sinonim : Gynura procumbens, (Lour.), Merr. = G. pseudo-china DC. = G. divaricata DC. = G. ovalis DC. = Senecio 
divarigata L. 
Familia : Compositae  
 
Uraian : 
Terna tahunan, tegak, tinggi ± 50 cm, pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda 
berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai 
tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun 
banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut 
lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 
100 
 
cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai 
umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm. 
Nama Lokal : 
Beluntas cina, daun dewa (Sumatra), Samsit; San qi cao (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Luka terpukul, Pendarahan, Batuk darah, muntah darah, mimisan; Infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit 
binatang berbisa; Pembekuan darah, Tulang patah, pendarahan setelah melahirkan;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman. 
KEGUNAAN : 
DAUN  :    
Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), 
pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa. 
UMBI  :  
Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan. 
PEMAKAIAN : 15-30 gram daun segar, direbus atau ditumbuk kemudian diperas, minum. 
PEMAKAIAN LUAR : Secukupnya tumbuhan ini dilumatkan  sampai seperti bubur, ditempelkan ke tempat yang sakit. 
KEGUNAAN : 
1.  Digigit ular / digigit binatang lain:  
     Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan di tempat kelainan. 
2.  Kutil  :   
     5 lembar daun dewa dihaluskan, dan dilumurkan pada tempat  
     berkutil, kemudian dibalut.  Dilepas keesokan harinya. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Luka terpukul, tidak datang haid: 
    15-30 gram herba direbus atau ditumbuk, diambil airnya, campur  
    dengan arak yang sudah dipanaskan, minum. 
2. Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan  
   muntah darah : 
    1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus, minum. 
3. Kejang pada anak:  
    1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak, minumkan. 
4. Luka terpukul, masuk angin:  
    6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya,  
    kemudian dipanaskan, minum. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Netral, rasa khas. Anti coagulant, mencairkan bekuan darah, stimulasi 
sirkulasi, menghentikan perdarahan. Menghilangkan panas dan membersihkan racun. KANDUNGAN KIMIA : 
Saponin, minyak atsiri, flavonoid. 
 
 
 
 
 
 
 
 
     
 
 
 
101 
 
Daun duduk 
(Desmodium triquetrum [L.] D.C.)  
Sinonim :  Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.  
Familia : Papilionaceae (Leguminosae) 
 
Uraian : 
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan 
cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau 
menanjak, tinggi 0,5 - 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan 
simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. 
Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 20 cm, lebar 1,5 - 
2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk 
kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 - 3,5 cm, 
lebar 4 - 6 mm, berambut, berisi 4 - 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya 
cokelat muda. Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal : 
Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,; 
Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan 
(parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang 
usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan 
akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; 
Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 
Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan.  
Pemakaian dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.  
INDIKASI : 
Herba ini berkhasiat untuk:  
- mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam, selesma,  
- radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah  
  (piorea),  
- radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema),  
- radang usus (enteritis), disentri,  
- infeksi cacing tambang (hookwonn), infeksi cacing pita di hati,  
- keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis),  
- muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak-anak,  
- sakit kuning (ikterik hepatitis),  
- keracunan buah nanas,  
- TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses,  
- skleroderma,  
102 
 
- wasir,  
- rematik.  
CARA PEMAKAIAN : 
Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum. Pemakaian luar digunakan untuk 
mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Wasir : 
    Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air  
    selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum  
    sekaligus. Lakukan setiap hari. 
2. Radang ginjal akut, edema : 
    Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan  
    3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum  
    sekaligus pada pagi hari.  
3. Muntah pada kehamilan : 
    Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong  
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  
    Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang,  
    dan sore, masing-masing 1/3 gelas.         
       
4. Disentri : 
    Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling  
    halus. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15  
    menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras  
    dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus.  
CATATAN : 
Bila berba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindungi makanan tersebut dari serbuan lalat dan 
belatung 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam 
(antipiretik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik), 
dan peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, 
trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K20. Buah daun duduk mengandung saponin, dan flavonoida, 
sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. 
 
Daun Encok 
(Plumbago zeylanica L.)  
Sinonim : P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour.  
Familia : Plumbaginaceae 
 
103 
 
Uraian : 
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan 
kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar 
hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, 
tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang 
panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, 
panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya 
hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah 
kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.  
Nama Lokal : 
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama 
(Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan herba.  
INDIKASI : 
Indikasi Akar berkhasiat untuk mengatasi:  
- rematik sendi, memar (lebam), 
- keseleo, nyeri lambung,  
- kurap, dan kanker darah.  
CARA PEMAKAIAN : 
Akar sebanyak 10 - 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam.  
Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, 
kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan 
remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. La Rematik  
    a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus.  
       Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur.  
       Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit.  
       Lakukan 2 kali sehari.  
    b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan 
       kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk  
       sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit.  
2. Sakit kepala 
    a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit  
       minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di  
       pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30  
       menit supaya tidak terjadi lepuh.  
    b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan.  
       Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di  
       belakang telinga.  
3. Kencing kurang lancar  
    Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling  
    halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di  
    posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh. 
4. Kanker darah  
    Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa  
    (rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma biancao),  
masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari  
104 
 
    tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus  
    terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya.  
    Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru  
    bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2  
    jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3  
    kali, masing-masing 1/3 bagian. 
5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit  
    Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus.  
    Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai  
    menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.  
CATATAN : 
- Perempuan hamil dilarang menggunakan.  
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid).  
- Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga  
  dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh  
  seperti luka bakar. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA : 
Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone 
(2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal 
dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian : 
Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan 
secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA 
USU, 1990). 
 
Daun Jintan 
(Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.)  
Sinonim : Coleus amboinicus Lour. Coleus aromatica Benth. 
Familia : Lamiaceae (Labiatae). 
 
Uraian : 
Tanaman semak, menjalar. Batang berkayu, lunak, beruas-ruas. Ruas yang menempel di tanah akan tumbuh akar, 
batang muda berwarna hijau pucat. Daun tunggal, mudah patah, bentuk bulat telur, tebal, tepi beringgit, berabut, 
panjang 6-7 cm, lebar 5-6 cm, bertulang menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, berbentuk tandan, mahkota 
bentuk mangkok warna ungu. Bagian yang Digunakan Seluruh bagian tumbuhan.  
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Plectranthi amboinici Herba; Herba Daun Jintan. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan darah. SIFAT KHAS Pedas, menetralkan, dan membersihkan 
darah. PENELITIAN Ifiwati Wibowo,1992. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Dra. Dien Ariani L. dan dr. Irwan 
S. Telah melakukan penelitian daya antibakteri ekstrak Daun Jintan terhadap kuman gram negatif dari penderita 
105 
 
infeksi saluran kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Daun Jintan dapat menghambat pertumbuhan 
bakteri E. coli mulai konsentrasi 1,2 gr/ml dan bakteri P. mirabilis mulai konsentrasi 1,0 g/ml.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN  
Asma, Batuk, Bayi muntah, Bronkhitis, Demam, Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih, 
Sariawan perut, Sakit kepala. 
RAMUAN DAN TAKARAN  
Batuk 
Ramuan: 
Daun Jintan segar  7 helai 
Air  100 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.  
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.  
Sariawan Perut (Panas Dalam)  
Ramuan: 
Daun Jintan segar  1 gram 
Daun Saga segar  3 gram 
Herba Pegagan segar  3 gram 
Daun Sirih segar  3 helai 
Kulit Kayu Turi  4 gram 
Air  110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml (infus). Apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.  
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Bayi Muntah 
Kalau bayi sering muntah dan masih menyusui pada ibunya. Muntah tersebut disebabkan karena ibunya makan 
makanan yang amis seperti ikan, udang, dll. 
Ramuan: 
Daun Jintan segar  2 helai  
Cara pemakaian: Untuk mengobati hal tersebut, ibunya sebaiknya mengunyah Daun Jintan dan cairannya ditelan. 
Lama pengobatan: 3 kali sehari, pagi, siang, dan sore hari, tiap kali 2 helai Daun jintan yang masih segar. 
Sakit Kepala 
Ramuan: 
Daun Jintan segar  2 helai 
Daun Legundi segar  2 helai 
Rimpang Jahe merah  1 rimpang 
Rimpang Bangle  secukupnya 
Air  secukupnya  
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta.  
Cara pemakaian: Dioleskan ke pelipis dan di belakang telinga. Bila ada, dapat ditambahkan minyak kelonyo. 
Komposisi : 
Minyak atsiri, mengandung fenol, dan senyawa kalium. 
 
 
 
 
 
 
 
 
106 
 
Daun Kentut 
(Paederia scandens (Lour.) Merr.)  
Sinonim : P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl. 
Familia : Rubiaceae 
 
Uraian : 
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak 
belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan 
dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur 
sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 
cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga 
majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, 
bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun 
dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. 
Nama Lokal : 
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, 
sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning 
(hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh herba atau akar.  Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk 
digunakan bila perlu. 
KEGUNAAN: 
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,    
  perut kembung. 
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga. 
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi. 
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. 
· Bronkhitis, batuk (whooping cough). 
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),     
  keseleo. 
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi) 
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian. 
- Kencing tidak lancar 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 15-60 g, rebus.  
107 
 
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau 
herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci.  Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, 
abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Perut mules karena angin :    
    25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab  
    matang.  Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan  
    pada perut. 
2. Mata terasa panas dan bengkak: 
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah  
    mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya.  Bila air  
    sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain,  
    letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru  
    kompres tersebut diganti lagi. 
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : 
    15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur.  
    Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk  
    merata lalu disaring.  Minum sebelum makan. 
4. Herpes zooster (cacar ular):  
    Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit  
    air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-  
    gelembung kecil dikulit. 
5. Sariawan:  
    1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam  
    daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 
    1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4  
    sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang  
    kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-  
    potong seperlunya.  Rebus dengan 4 1/2  gelas air bersih. sampai  
    tersisa kira-kira setengahnya.  Setelah dingin disaring, dibagi untuk  
    3 kali minum, habis dalam 1 hari. 
6. Radang telinga tengah:  
    1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus.  Remas dengan  
    1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai  
    untuk menetes anak telinga yang sakit.  Teteskan 4-6 kali sehari,  
    setiap kali 3 tetes. 
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis: 
    Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, 
    tempelkan ketempat kelainan. 
Catatan: 
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau 
yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, 
penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), 
penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun 
(detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang. KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung: Asperuloside, 
deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan 
minyak menguap. 
 
 
108 
 
Daun Madu 
(Barleria cristata L.)  
Familia : Acanthaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang 
berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai 
lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, 
lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung 
tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips, 
panjang 1,5 cm, berbibir tiga sampai empat, kecokelatan. Biji kecil, pipih, warna cokelat.  
Nama Lokal : 
Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, bunga, dan biji.  
INDIKASI : 
Daun dan akar berkhasiat mengatasi:  
- rematik dan  
- batuk.  
Bunga berkhasiat mengatasi:  
- Bengkak karena gigitan serangga.  
Biji berkhasiat untuk mengatasi:  
- digigit ular berbisa.  
CONTOH PEMAKAIAN :  
1. Rematik 
    Siapkan daun segar sebanyak 1 genggam lalu cuci bersih.  
    Tambahkan kapur sirih 1/4 sendok teh. Tumbuk sampai lumat,  
    kemudian dibalurkan pada tempat yang sakit. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung 
polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar 
mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida. 
 
 
 
 
 
109 
 
Daun Sendok 
(Plantago mayor L.)  
Sinonim : P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii 
Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco. 
Familia : Planfaginaccae 
 
Uraian : 
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman 
berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari 
daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini 
tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang 
dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai 
panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar 
tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, 
warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. 
Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran 
Perbanyakan dengan biji.  
Nama Lokal : 
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri 
pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat 
(Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; 
Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), 
batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), 
radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing 
manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), 
mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani 
(spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri 
otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.  
INDIKASI: 
Herba berkhasiat mengatasi:  
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing,  
  kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal  
  (nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,  
- batu empedu, batu ginjal,  
- radang prostat (prostatitis), 
110 
 
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas  
  (bronkitis),  
- diare, disentri, nyeri lambung, 
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang  
  kabur, 
- kencing manis (DM),  
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),  
- cacingan, gigitan serangga, dan  
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.  
Akar berkhasiat untuk mengatasi:  
- keputihan (leukore) dan  
- nyeri otot.  
Biji berkhasiat untuk mengatasi:  
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),  
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),  
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian  
  bawah,  
- diare, disentri, 
- cacingan, 
- penglihatan kabur,  
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,  
- batuk disertai banyak dahak,  
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),  
- sakit kuning (jaundice), dan  
- rematik gout.  
CARA PEMAKAIAN :  
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba 
segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun 
sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka 
berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk 
kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep 
untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Melancarkan kencing  
    a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula 
       batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air,  
       sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh  
       habiskan dalam sehari.  
    b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras 
       dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1 
       sendok makan, lalu diminum sekaligus.  
2. Kencing berdarah : 
    Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras  
    dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan  
3. Disentri panas : 
    Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan  
    saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan  
    sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.  
    Minum sekaligus selagi hangat.  
4. Disentri basiler, diare : 
    Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu  
111 
 
    direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas  
    Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing  
    1/2 gelas.  
5. Mimisan : 
    Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan 
    secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu  
    diminum sekaligus.  
6. Batuk sesak, batuk darah : 
    Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air 
    bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih  
    selama 15 menit. Minum selagi hangat. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji 
bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini 
mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri 
dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin 
(B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan 
kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat 
rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam 
planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, 
aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat 
dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan 
Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada 
tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. 
Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, 
Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu 
ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna 
dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 
- 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. 
Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992). 
 
Daun Senna 
(Cassia angustifolia Vahl.)  
 
Uraian : 
Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun ujung), mempunyai 3-7 
pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan 
lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, 
susunan sirap. Benang sari memiliki bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah 
masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah. 
112 
 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Fraksi polisakarida daun Cassia angustifolia yang diuji dengan allogenic tumor 
Sarcoma-180 pada mencit, berefek positif dalam penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam 
tubuh akan mengalami suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli) 
menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air dan mencegah reabsorpsi 
air dalam saluran pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut . 
FARMAKOLOGI KLINIK Waktu aksi senna berkisar antara 8-10 jam, sehingga sebaiknya diminum pada waktu malam. 
Senosida dapat menghilangkan keluhan konstipasi pasien (irritable bowel syndrome). Pada dosis terapi tidak 
ditemukan adanya gangguan kebiasaan waktu defekasi; dapat melunakkan tinja dan meningkatkan kecepatan 
transit makanan dalam kolon melalui peningkatan gerakan peristaltik. Senosida sedikit diserap pada bagian atas 
saluran gastrointestinal. EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN Pada penggunaan jangka panjang atau penggunaan yang 
salah akan berakibat pada kehilangan elektrolit (terutama ion kalium) serta dapat menjadi penyebab albuminuria, 
hematuria, deposisi pigmen pada mukosa usus dan kerusakan pada myenteric plexus. KONTRA INDIKASI Illeus, 
kerusakan usus, stenosis, atoni, radang, colonopathics, appendisitis, status dehidrasi, konstipasi kronik, wanita 
hamil, dan menyusui, serta anak anak di bawah umur 10 tahun. INTERAKSI Adanya interaksi dengan glikosida 
jantung (digitalis, strophanthus) dapat terjadi peningkatan ekskresi ion kalium. Pada hipokalemia (karena 
penggunaan laksatif angka panjang), dapat terjadi peningkatan efek obat antiaritmia (seperti misaInya kinidin). 
Penggunaan dengan obat lain yang menginduksi terjadinya hipokalemia seperti tiazida, adrenokortikosteroid atau 
Liquiritiae Radix dapat memacu timbulnya ketidak seimbangan elektrolit. TOKSISITAS Daun senna dapat 
menyebabkan kesakitan dan dermatitis. Gejala utama yang timbul akibat overdosis adalah diare yang hebat, 
sehingga ada kemungkinan kehilangan cairan dan elektrolit.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN DI MASYARAKAT 
Digunakan pada upaya mengatasi sembelit (sebagai "urus-urus"), ambeien, setelah operasi rektalanal, 
pengosongan lambung sebelum foto rontgent; sebelum dan sesudah operasi abdominal. 
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Untuk upaya mengatasi sembelit: 
Digunakan suatu ramuan yang terdiri dari daun senna, daun iler, daun kaki kuda masing?masing ¼ genggam, daun 
saga manis dan daun jintan masing-masing 1/5 genggam, daun meniran 1/6 genggam, daun papaya, rimpang  
kunyit 1/4 jari, rimpang temulawak ½  jari, klembak 3/5 jari, asam trengguli 2 jari, gula enau 3 jari. Masing-masing 
dicuci, dipotong- potong dan direbus dengan air sebanyak 4  gelas, sehingga tinggal separohnya; setelah dingin 
disaring, kemudian diminum, 3 kali sehari, ¾ gelas . 
Komposisi : 
Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida A,B,C,D,E,F; glikosida rhein, sejumlah kecil 
aloeemodin, musilago (10%), flavonoid (turunan kaemferol), glikosida naftalena, isoramnetin, asam krisofanat, 
senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-sitosterol. 
 
Daun Ungu 
(Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.)  
Sinonim : G. hortense, Nees. 
Familia : Acanthaceae 
 
113 
 
Uraian : 
Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan 
tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias 
atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas 
permukaan laut. Batang : Batangnya berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul. 
Daun : mempunyai struktur posisi daun yang letaknya berhadap- hadapan Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian 
tandan yang berwarna merah tua. 
Nama Lokal : 
Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); 
Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Ambeien, Melancarkan buang air seni, Melancarkan haid,; Reumatik/Encok, Bisul;  
Pemanfaatan : 
1. Ambeien 
    Bahan: 3-7 lembar daun ungu dan adas pulawaras 
    Cara membuat: direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih,kemudian disaring. 
    Cara menggunakan: Minum 1 kali setiap pagi secara teratur 
2. Melancarkan buang air seni  
    Bahan: 1-2 genggam daun ungu dan adas pulowaras. 
    Cara membuat: ditumbuk bersama sampai halus 
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian perut seperti param. 
3. Mempelancar Haid 
    Bahan: 3 sendok makan bunga daun ungu yang sudah dikeringkan. 
    Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga  tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 
    Cara menggunakan: diminum 3 hari menjelang datang bulan (haid) 
4. Reumatik/ Encok 
    Bahan:  1-2 genggam daun ungu 
    Cara membuat:  ditumbuk sampai halus 
    Cara menggunakan:  dioleskan pada bagian yang sakit sebagai param. 
5. Bisul 
    Bahan: 2 Lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. 
    Cara membuat: Daun ungu diolesi minyak kelapa kemudian dipanggang di atas api 
    Cara menggunakan:  dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan p 
    ada bagian yang sakit (Bisul)  
Komposisi : 
Daun ungu (Graptophyllum pictum) memiliki kandungan kimia, antara lain : - alkohol - Pektin - Asam formiat. 
 
Delima 
(Punica granatum L.)  
Sinonim : Malum granatum Rumph. 
Familia : Punicaceae. 
 
114 
 
Uraian : 
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di 
bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak 
dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang 
dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan 
banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, 
bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung 
tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau. 
Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat 
satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, 
bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat 
kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya 
banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, 
warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan 
delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima 
(Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau 
(Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), 
thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati 
Pericarpium (Wit buah delima). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, 
dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, 
beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, 
dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan 
perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, 
vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging 
pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda 
demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah 
menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus 
herpes simpleks, clan virus HIV.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. 
Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah 
dikeringkan. 
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:  
sakit perut karena cacing, 
buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba), 
diare kronis, 
perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, 
prolaps rektum, 
radang tenggorok,  
radang telinga, 
keputihan (leukorea)  
nyeri lambung. 
Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk: 
cacingan terutama cacing pita (taeniasis),  
batuk, 
diare. 
115 
 
Bunga digunakan untuk:  
radang gusi, 
perdarahan, 
bronkhitis. 
Daging buah digunakan untuk:  
menurunkan berat badan,  
cacingan, 
sariawan, tenggorokan sakit, suara parau,  
tekanan darah tinggi (hipertensi), 
sering kencing, 
rematik (artritis),  
perut kembung 
Biji digunakan untuk: 
menurunkan demam, batuk,  
keracunan 
cacingan.  
Cara Pemakaian 
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10--15 g). 
Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel. 
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur 
(gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang 
kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi 
berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Cacingan 
Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 
15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus. 
Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan 
perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi. 
Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum 
sekaligus 
Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk 
merata, minum sewaktu perut kosong.  
Radang gusi 
Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah 
dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur. 
Perdarahan 
Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali 
sehari, masing-masing tiga perempat gelas. 
Luka 
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada 
bagian yang luka. 
Sariawan 
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 
satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali 
sehari, sampai sembuh. 
Sering kencing 
Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya. 
Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali 
sehari, masing-masing tiga perempat gelas. 
 
116 
 
Keputihan 
Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air 
rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. 
Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat 
semprot yang masuk ke liang vagina. 
Batuk sudah berlangsung lama 
Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang 
bijinya. 
Suara serak, tenggorokan kering 
Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari.  
Menurunkan berat badan 
Ambil is 
Komposisi : 
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, 
resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--
1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine 
(C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, 
kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, 
maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid 
pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah 
dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare. 
 
Ekor Kucing 
(Acalypha hispida Burm. f.)  
Sinonim : A. densiflora Bl. 
Familia : euphorbiaceae 
 
Uraian : 
Ekor kucing merupakan tanaman asli dari Hindia Barat. Umumnya, ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau 
di taman-taman. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, 
berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur 
atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16 
cm, berwarna hijau muda. Bunga berkelamin tunggal dalam satu pohon. Bunga betina berkumpul dalam karangan 
berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya bulat panjang berjuntai ke bawah, berdiameter 1-1,5 cm, 
panjang 20-50 cm, berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil, 
berwarna putih kotor. Ekor kucing dapat diperbanyak dengan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Indonesia: buntut kucing, ekor kucing, ekor kera. Jawa: tali anjing (Sunda), wunga tambang, 
lancuran (Jawa), ikut lutung (Bali). Maluku: lofoti (Ternate). NAMA ASING Gou wei hong (C), kattestaart (B), chenille 
plant, monkey's tail, cat's tail (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae hispidae Flos (bunga ekor kucing), Acalyphae hispidae 
Folium (daun ekor kucing). 
117 
 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, sifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan 
(hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis. 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian yang digunakan adalah bunga dan daun.  
INDIKASI 
Bunga digunakan untuk pengobatan : disentri, radang usus,perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, 
mimisan, cacingan,luka bakar, tukak (ulkus) di kaki. 
Daun digunakan untuk pengobatan : 
bercak putih di kulit karena kehilangan pigmen (vitiligo), disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan 
sariawan.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, rebus 10-30 g bunga, lalu air rebusannya diminum. 
Untuk pemakaian luar, giling daun atau bunga secukupnya sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Vitiligo 
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada 
bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari.  
Luka berdarah 
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, 
lalu balut dengan kain perban. 
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit 
jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda.Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali 
dalam sehari. 
Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya, makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali 
sehari sampai sembuh. 
Komposisi : 
Daun mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin. 
 
Enau 
(Arenga pinnata, Merr.)  
Familia : Arecaceae 
 
Uraian : 
Enau (Arangapinnata) termasuk jenis palma, berakar kuat dan menjalar ke mana-mana. Enau mempunyai banyak 
manfaat bagi manusia, antara lain: dari kelopak bunga jantan dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk gula 
aren, buahnya dapat dibuat kolang kaling untuk campuran makanan/minuman, ijuk untuk resapan air, kesed dan 
sapu. Enau yang sudah berusia 15-20 tahu dapat menghasilkan nira sebanyak 8 liter tiap hari dan bila dimasak 
dapat menghasilkan 25-35 kilogram kolang-kaling. Namun pada umumnya pohon enau tidak disukai para petani, 
118 
 
sebab akarnya menjalar keman-mana dan dapat merusak tanaman di sekitarnya. Enau biasanya tumbuh dan 
berkembang berkembang biak dengan baik di hutan-hutan.  
Nama Lokal : 
Sugar Palm (Inggris), Enau (Indonesia), Kawung (Sunda); Aren (Madura), Bak juk (Aceh);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Demam, Sakit perut, Sulit buang air besar ;  
Pemanfaatan : 
1. Demam 
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren. 
    Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum biasa. 
2. Sakit Perut  
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, asam yang telah  
    masak secukupnya. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai  
    merata, kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum biasa. 
3. Sulit Buang air besar 
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren. 
    Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum biasa. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Gula yang dibuat dari nira enau ini belum diketahui secara pasti kandungan kimia yang ada di 
dalammnya, karena sampai saat ini belum dilakukan penelitian ilmiah. Namun tentang khasiat dari praktek 
pengobatan tradisional, gula aren sering menjadi pilihan utama. 
 
Gadung 
(Dioscorea hispida Dennust)  
Sinonim : Dioscorea daemona Roxb. Dioscorea hirsuta Bl. Dioscorea triphylla Auct. 
Familia : Dioscoreaceae 
 
Uraian : 
Semak, menjalar, permukaan batang halus, berduri, warna hijau keputihan. Daun tunggal, lonjong, berseling, ujung 
lancip, pangkal tumpul, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota 
hijau kemerahan. Buah bulat setelah tua biru kehitaman. Biji bentuk ginjal. Bagian yang Digunakan Rimpang.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Bitule, Bunga meraya (Manado); Gadung, Gadung ribo (Sumatera Barat); Gadung (Sunda); Gadung 
(Jawa); Ghadhung (Madura); Gadung, Sikapa, Skapa (BeIitung); Iwi (Sumbawa); . Ondot in lawanan, Pitur 
(Minahasa); Siapa (Bugis); Sikapa (Makasar); Boti (Roti); Lei (Kai); Uhulibita, Ulubita (Seram); Hayule, Hayuru 
(Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Dioscoreae hispidae Rhizoma; Rimpang Gadung 
119 
 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog. PENELITIAN 
Serafinah Indriyani, 1986. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan 
umbi Gadung terhadap oogenesis mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan umbi Gadung 
menghambat siklus ovarii yang dampaknya mempengaruhi fungsi oogenesis. 
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
-Keputihan. 
-Kencing manis.  
-Kusta. 
-Mulas. 
-Nyeri empedu. 
-Nyeri haid. 
-Radang kandung empedu.  
-Rematik (nyeri persendian), -Kapalan (obat luar). 
RAMUAN DAN TAKARAN  
Kusta (Lepra) 
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut. 
Ramuan: 
Rimpang Gadung   beberapa keping 
Buah Cabe Jawa   beberapa butir 
Lada Putih   secukupnya 
Kelapa Parutan  secukupnya 
Gula Aren   secukupnya 
Air   150 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.  
Kapalan 
Ramuan: 
Rimpang Gadung    secukupnya 
Air    sedikit  
Cara pembuatan: Dipipis hingga seperti bubur.  
Cara pemakaian: Balurkan pada bagian kulit yang mengeras.  
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.  
Rematik 
Selain diobati dengan obat modern atau obat tradisional dianjurkan makan Gadung.  
Peringatan 
Pemakaian yang terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Keracunan Gadung berakibat kejang-kejang. 
Penawar sementara kloralhidrat atau kalium bromida. 
Catatan 
Gadung merupakan umbi yang beracun. Agar dapat dimakan perlu pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong 
tipis-tipis, kemudian direndam dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air cuciannya 
tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari. 
Ada beberapa jenis Gadung, antara lain:  
Gadung Bunga Wangi. 
Gadung Kuning.  
Gadung Kelan. 
Gadung Padi (bunga tidak berbau). 
Komposisi : 
Alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat pati, dan tanin. 
120 
 
Gambir 
(Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.)  
Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir 
Familia : Rubiaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, 
berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna 
hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 I ielai berbentuk 
lonjong, warna ungu, buah berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam. Bagian yang 
Digunakan Sari daun yang dikeringkan (gambir).  
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pahit dan kelat. KHASIAT Astringen dan hemostatik. PENELITIAN Zulfadli, 1989. Farmasi, FMIPA UNAND. 
Telah dilakukan uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara 
in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak daun dan ranting Gambir dapat menghambat pertumbuhan 
bakteri penyebab diare.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN 
1. Disentri.  
2. Mencret.  
3. Luka bakar (obat luar).  
4. Luka (obat luar). 
5.Sariawan mulut (obat kumur).  
6. Suara parau (obat kumur).  
RAMUAN DAN TAKARAN  
Mencret 
Ramuan: 
Gambir                                   sepotong 
Induk Kunyit                         sepotong 
Herba Patikan Cina segar   segenggam 
Air                                          110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. Bila belum sembuh segera dibawa ke dokter terdekat. 
Suara Parau dan Sariawan Mulut  
Ramuan: 
Gambir    sepotong 
Daun Sirih segar   3 helai 
121 
 
Air   110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan. 
Cara pemakaian: Untuk berkumur 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.  
Catatan 
Ada beberapa bentuk Gambir antara lain:  
1. Gambir Bulat. 
2. Gambir Papan.  
3. Gambir Paku. 
Gambir merupakan bahan penting untuk makan sirih (nginang). Kebiasaan makan sirih menyehatkan gusi, gigi, dan 
tenggorokan. 
Komposisi : 
Kandungan Kimia Katekin, kuersetin, zat samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam. 
 
Gandarusa 
(Justicia gendarussa Burm. f.)  
Sinonim : Gendarussa vulgaris, Nees. Justicia dahona Buch., Ham. Justicia nigricans, Lour. Justicia salicina, Vahl. 
Familia : Acanthaceae 
 
Uraian : 
Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau 
dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh 
tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang 
masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, 
berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun 
meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil 
berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut 
menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang 
hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau. 
Nama Lokal : 
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-
besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering. 
KEGUNAAN:  
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture). 
2. Reumatik persendian. 
122 
 
3. Bisul, borok, koreng. 
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk 
merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga. 
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat  
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Tulang patah, bisul:  
    Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan  
    arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah  
    dalam posisi yang benar dan terfiksasi. 
2. Memar, keseleo, reumatik:  
    15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum  
    airnya. 
3. Memar:  
    Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api.  Tempelkan ke  
    tempat sakit. 
CATATAN :  
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit 
kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata  dan telinga. 
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah 
(Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik. KANDUNGAN KIMIA: Justicin, minyak atsiri, 
kalium dan alkaloid yang agak beracun. 
 
Gendola 
(Basella rubra Linn.)  
Sinonim : Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk.  
Familia : Basellaceae 
 
Uraian : 
Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai 
tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau 
memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, 
lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan 
mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, 
tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya 
bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih 
dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya 
menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. 
Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang 
123 
 
berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat 
digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. 
Nama Lokal : 
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); 
Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, 
Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. 
KEGUNAAN: 
Seluruh tanaman: 
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah. 
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit  
  (anyang-anyangan). 
- Influenza. 
- Sembelit.  
- Borok, bisul dan abses. 
Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella). 
              - Puting susu pecah-pecah. 
Akar  :  - Pegal linu, rematik. 
Buah :  - Radang selaput mata (conjungtivitis). 
PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau  
30 g akar, direbus. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Radang usus, buntu:  
    Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih,  
    potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai  
    bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat  
    dan dinginkan, Ialu diminum. 
2. Influenza:  
    15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai  
    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam  
    dan diaduk sampai larut.  Minum. 
3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan. 
4. Kencing sedikit :  
    70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya.   
    Setelah dingin diminum seperti air teh. 
5. Berak darah:  
    25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam  
    betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak 
    dengan air secukupnya. 
6. Dada terasa panas dan sesak:  
    70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai  
    kental. Campur dengan arak, minum. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme 
penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida 
seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C. 
 
 
124 
 
Genje 
(Clerodendron indicum [L.] O. Ktje.)  
Sinonim : C. fortunatum L., C. siphonanthus R. Br., C. lividum Lindl. 
Familia : Verbenaceae 
 
Uraian : 
Genje tumbuh liar di hutan dan ladang. Kadang ditanam di halaman dekat pagar. Tumbuhan ini bisa ditemukan 
pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung pada dataran rendah sampai ketinggian 
1.200 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1-3 m ini batangnya bulat berwarna hijau, retak-retak membujur, 
tengahnya berongga, percabangan simpodial. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang. Helaian daun 
bentuk lanset, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua mengilap, 
panjang 7--15 cm, lebar 3-4 cm. Bunga majemuk, bentuk payung, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, 
mahkota bentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, warnanya putih. Buah batu, bulat telur, warnanya cokelat. Biji bulat 
berwarna hitam.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Indonesia: biduyuk, ganja, memadatan (Jakarta). Sumatera: Ronggo dipo (Palembang). )awa: genje 
(Sunda), daun apiun, sekar petak (Jawa). NAMA ASING Chang guan jia mo li (C), glorybower (I). NAMA SIMPLISIA 
Clerodendri indici Folium (daun genje), Clerodendri indici Radix (akar genje). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, pereda demam (antipiretik), pereda nyeri (analgesik), dan 
antibatuk (antitusif). 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, dan akarnya. Setelah dicuci, potong akar tipis-tipis, lalu 
jemur. 
INDIKASI 
Daun dan akar genje digunakan untuk pengobatan: 
-radang saluran kencing, radang kandung kencing,  
-radang saluran napas (bronkhitis), radang tenggorok, 
-nyeri rongga mulut, nyeri hernia, nyeri lambung,  
-terkilir, memar, rematik, 
-demam, influenzae, 
-tuberkulosis paru, dan  
-sesak napas (asma). 
Komposisi : 
Daun mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol. Akar dan kulit batang mengandung saponin dan flavonoid. 
Akarnya juga mengandung polifenol. 
 
 
 
 
125 
 
Ginjean 
(Leonurus sibiricus L.)  
Sinonim : L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet.  
Familia : Labiatae . 
 
Uraian : 
Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di kebun. Tanaman 
ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim, tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-
100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang, warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi 
bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya 
hijau. Bunga tersusun dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya 
putih atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga, kecil, 
warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu cao dan dikenal juga 
dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman yang bernama L.sibiricus, 
L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian.  
Nama Lokal : 
Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu hairan roriha 
(Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata, hipertensi, keputihan, 
terlambat haid;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.  
KEGUNAAN:  
Seluruh herba:  
- Haid tidak teratur (Menstrual irregularities).  
- Tidak datang haid (amenorrhea).  
- Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak.  
- Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn  
  haematoma)  
- Radang ginjal (nephritis).  
- Bengkak (edema).  
- Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria).  
- Badan terasa lemah (General weakness).  
- Tidak subur (infertility) pada wanita.  
- Rabun senja, radang mata (conjunctivitis).  
- Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis).  
Biji: 
- Tekanan darah tinggi.  
- Keputihan.  
126 
 
- Terlambat haid.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum:  
Seluruh tanaman: 1-30 g,  
biji: 5-15 g, rebus.  
Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan 
pada borok dan radang kulit bernanah.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus) tidak  
   mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret  
   (currattage):  
    Ginjean dan Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan  
    dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya  
    lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas.  
    Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas.  
2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan setelah  
   melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan:  
    15-20 g ginjean dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai  
    tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 x  
    3/4 gelas.  
3. Nyeri haid: 
    20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis ambigua (yen hu so) kering 
    direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah      dingin disaring, minum. Sehari 2 x 
3/4 gelas. Minum selama haid.  
4. Radang ginjal akut (Glomerulonephritis akut) dan bengkak:  
    180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu direbus dengan  
    700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring,  
    minum. Sehari 2 x 1 1/2 gelas.  
5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita:  
    30-60 g ginjean segar dicuci bersih, rebus dengan telur atau ayam.  
    Setelah dingin dimakan.  
6. Peluruh haid:  
    10 g serbuk biji ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas,  
    tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai merata. 
    Setelah dingin diminum sekaligus.  
CATATAN : 
- Herba leonuri tidak beracun, pemakaian lama lidak menimbulkan efek  
  samping. 
- Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30 gram dapat menyebabkan  
  keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam  
  12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram.  
- Gejala keracunan buah: Rasa lemah seluruh badan, kaki sukar  
  digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang  
  sangat berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya.  
- Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan sirkulasi, membuat haid 
menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis, 
sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas. Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), 
melebarkan pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine, leonuridine, 
leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-guanidino-1-butanol, 4-
127 
 
guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A, 
leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah (Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2, 
alkaloid I,II dan Ill, oleic acid, linoleic acid dan vitamin A. 
 
Greges Otot 
(Equisetum debile Roxb.)  
Familia : Equisetaceae 
 
Uraian : 
Tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi, berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang 
banyak digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Herba ini dapat 
ditemukan dari 300-2.700 m dpl. Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara tumbuhan 
lain, tinggi sekitar 1 m. Pangkal kadang merayap, ujung berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-
10 mm, bergaris-garis, beruas panjang. Cabang-cabang berkarang keluar dari buku-bukunya, selalu hijau dengan 
akar rimpang yang merayap. Daun keluar di atas buku, tersusun berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan 
merupakan sebuah kelopak tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm bentuknya 
lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai 
dan susunannya berkeliling. Perbanyakan dengan spora.  
Nama Lokal : 
Bibitungan, tata-ropongan (Sunda), lorogan haji, petungan,; sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan 
(Jawa),; Sodlisoan (Madura). rumput betung, sendep-sendep (Sumatera);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang mata, Influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis; Kencing atau berak berdarah, bengkak, tulang patah, 
wasir; Rematik;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Seluruh herba. Tanaman dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan.  
KEGUNAAN:  
- Radang mata merah (acute conjunctivitis).  
- Radang saluran air mata (ductus lacrimalis).  
- Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium).  
- Influenza, demam.  
- Diare, radang usus. Hepatitis.  
- Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak.  
- Kencing kurang lancar, bengkak (edema).  
- Tulang patah, rematik.  
- Wasir (hemorrhoid).  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: 10-15 g herba kering, rebus.  
Pemakaian luar: Dibuat parem. Digunakan untuk sakit pada persendian, digosokkan pada anak untuk memperkuat 
anggota gerak dan obat luka.  
128 
 
 
CARA PEMAKAIAN:    
1. Tulang patah:  
    Bila kedudukan tulang baik, ambil 2 batang herba segar seutuhnya,  
    dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan air garam secukupnya.  
    Ramuan ini dipakai untuk menurap bagian yang cedera, lalu dibalut.  
    Diganti 2 kali sehari.  
2. Hepatitis, wasir: 30 g herba,greges otot direbus, minum sebagai teh.  
3. Acute conjunctivitis, radang mata:  
    Greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant  
    (Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana  
    atrata = cicada), masing-masing 10 g, rebus. Setelah dingin  
    disaring, minum.  
4. Rematik:  
    15 g herba kering dan sebutir asam (Tamarindus indica) direbus  
    dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin  
    disaring, minum pagi dan sore hari, sampai sembuh.  
5. Wasir:  
    30 g herba segar greges otot dicuci bersih lalu digiling halus.  
    Tempelkan pada wasirnya.  
CATATAN : Pemakaian lama, dapat mengganggu fungsi ginjal. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sedikit pahit, netral. Anti radang, peluruh kencing (diuretik), 
pengobatan radang mata, menghilangkan angin dan panas, astringent, antihemorrhoid, menghentikan perdarahan. 
KANDUNGAN KIMIA: Asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, 
kalium, natrium, thiaminase dan saponin. 
 
Gude 
(Cajanus cajan [Linn.] Millsp.)  
Sinonim : Cajanus cajan. (Linn.), Huth. = C.indicus. Spreng. 
Familia : Papilionaccae (Leguminosae) 
 
Uraian : 
Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. 
Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak 
cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuh sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang 
berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur 
sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan 
majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15.- 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. 
Buah polong, panjang 4 - 10 cm, berbulu, pipih, hijau. Biji kecil, bulat. Warna kulit biji bisa putih keabu-abuan, 
kuning, cokelat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibuat sejenis tempe. Daun 
muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyakan dengan biji.  
Nama Lokal : 
129 
 
Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ; 
Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis; 
Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).; Shu tuo (China), kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog),; 
Straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sakit kuning (jaundice), sariawan, batuk, diare, gangguam perut, ; Cacingan, batuk berdahak, luka, memar.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, dan biji.  
 
KEGUNAAN : 
Daun berkhasiat untuk mengatasi:  
- sakit kuning (jaundice),  
- sakit di dalam mulut,  
- batuk, dan diare, gangguan perut.  
Akar berkhasiat untuk mengatasi:  
- cacingan,  
- batuk berdabak, dan luka. 
Biji berkhasiat untuk mengatasi:  
- memar.  
DOSIS PEMAKAIAN : 
Daun segar sebanyak 1 - 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu 
digunakan untuk menutup kelainan seperti kurap, herpes zooster, gatal-gatal, dan ruam kulit. 
CONTOH PEMAKAIAN :  
1. Kurap : 
    Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus.  
    Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan       pada kudisnya.  
2. Herpes zooster : 
    Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling  
    halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup  
    dengan kain kasa. Diganti 3 - 4 kali sehari.  
3. Batuk, diare, dan gangguan perut : 
    Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus  
    dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin  
    disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  
4. Sakit di dalam mulut : 
    Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah.  
    Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang. 
5. Sakit kuning: 
    Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air  
    perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan  
    garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali  
    sehari, sampai sembuh.  
6. Memar : 
    Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan  
    sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian  
    tubuh yang memar. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Daun gude mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol. Sedangkan batang mengandung 
flavonoida, saponin, dan tanin. 
 
 
130 
 
Halia 
(Zingeber officinale, Rosc.)  
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Halia (Zingeber officinale) adalah tumbuhan liar di ladang-ladang yang mempunyai kadar tanah agak basah 
(lembab) dan banyak memperoleh sinar matahari. Halia termasuk jenis tumbuhan herba menahun. Ciri-ciri 
tumbuhan ini antara lain mempunyai batang tegak, bearakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. 
Sedang besar kecilnya rimpang tumbuhan halia sangat ditentukan oleh varitasnya. Rimpang halia berkulit agak 
tebal membungkus daging umbi yang berserat dan mempunyai warna coklat dengan aroma khas. Bentuk daunnya 
berbentuk bulat panjang dan tidak begitu lebar. Bunganya berbentuk malai dan mempunyai 2 kelamin serta 
mempunyai 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga Halia muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Halia 
merupakan tumbuhan daerah subtropis sampai tropis dan cocok ditanam pada daratan rendah sampai daaran 
tinggi (1500 meter di atas permukaan laut). Halia berbatang basah dan diduga berasal dari RRC dan India. Halia 
dapat mencapai ketinggian berkisar 0,75-1 meter. 
Nama Lokal : 
Ginger (Inggris), Halia (Indonesia), Jae (Jawa), Jahe(Sunda); Jae, Jahya (Bali), Sipodeh (Minang), Melito (Gorontalo); 
Jhai (Madura), Lia (Flores), Goraka (Ternate), Late (Timor);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Reumatik/Encok, Impoten, Keracunan udang, Pegal, Batuk; Sakit pinggang, Sakit Kepala, Mencret dan muntah-
muntah;  
Pemanfaatan : 
1. Reumatik dan Encok 
    a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya 
       Cara membuat: dibakar, kemudian dicuci bersih dan diparut 
       Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan  
       dilakukan secara teratur sampai sembuh. 
    b. Bahan: 4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 2 rimpang umbi  
       lengkuas sebesar ibu jari dan 2 sendok makan buah cengkeh kering. 
       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus dan  
       ditambah dengan 2-3 sendok makan air tajin. 
       Cara menggunakan: dioleskan sebagai obat gosok pada bagian  
       yang sakit dan dilakukan 3-5 hari secara berturut-turut.  
2.  Mencegah Impoten 
     Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1  
     butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 sendok  
     makan kecap, 1 sendok makan madu, dan seujung sendok teh  bubuk merica. 
     Cara membuat: umbi halia diparut dan diperas dengan 1 gelas air  
     masak, kemudian disaring; jeruk nipis dibelah dan diperas untuk  
     diambil airnya; telur ayam mentah dipecah dan diambil kuningnya;  
     kemudian dioplos dengan semua bahan lainnya dan diaduk sampai  merata. 
     Cara menggunakan: diminum 1 kali seminggu dilakukan secara teratur 
131 
 
3. Keracunan Udang  
    Bahan: 3-7 rimpang halia sebesar ibu jari dan minyak tanah. 
    Cara membuat: umbi halia diparut dan ditambah minyak tanah secukupnya.  
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian badan yang terasa gatal. 
4. Sakit Pinggang dan keseleo  
    Bahan: 4-8 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan buah asam jawa  
    yang sudah masak secukupnya. 
    Cara membuat: umbi halia diparut dan campur dengan buah asam  
    jawa sampai merata. 
    Cara menggunakan: dioleskan (bobok) pada bagian badan yang  terasa sakit. 
5. Capai dan Pegal-pegal  
    a. Bahan:  2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan susu perah secukupnya. 
       Cara membuat:  umbi halia dibakar dan dibersihkan,  kemudian  
       direbus bersama dengan susu perah. 
       Cara menggunakan:  diminum biasa.  
    b. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 rimpang kencur  
       sebesar ibu jari, 1 ikat daun kemangi, 1 genggam beras yang  
       sudah direndam air dan sedikit garam dapur. 
       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis) bersama-sama. 
       Cara menggunakan: dioleskan sebagai param.  
    c. Bahan: 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, tepung terigu  
       secukupnya, dan 1 potong asam jawa yang sudah masak. 
       Cara membuat: umbi halia diparut, kemudian ditambah tepung  
       terigu dan asam jawa untuk dibuat adonan dengan ditambah air hangat secukupnya. 
       Cara menggunakan: dioleskaskan sebagai param. 
6. Sakit Kepala 
    Bahan: 2-3 lbar daun halia;  
    Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah sedikit air.  
    Cara menggunakan: digunakan sebagai kompres dahi. Sakit Pinggang dan keseleo. 
7. Batuk  
    a. Bahan: 2-3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari. 
       Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai  mendidih  
       hingga tinggal 1 gelas.  
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.  
    b. Bahan: 3-4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis,  
       1 sendok teh kayu putih. 
       Cara membuat: umbi halia diparut, jeruk nipis dibakar dan diperas  
       untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur 
       dan diremas-remas.  
       Cara menggunakan: dioleskan pada bagian dada anak balita yang 
       sakit pada pagi dan sore hari setelah mandi atau menjelang tidur. 
8. Mencret dan Muntah-muntah.  
    a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya, bunga dan buah pala  
       secukupnya, jintan putih secukupnya, 1 gelas santan kelapa, 1  
       sendok the minyak kayu putih.  
    b. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis),  
       kemudian dicampur dengan santan kelapa dan minyak kayu putih  sampai merata. 
    c. Cara menggunakan: digunakan sebag 
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Zat-zat yang terdapat pada halia (Zingeber officinale) terutama rimpangnya, 
antara lain mengandung minyak atsiri, damar, mineral, sineol, fellandren, kamfer, borneo, zingiberin, zingiberol, 
gingerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A dan protein. 
132 
 
Iler 
(Coleus scutellarioides, Linn,Benth)  
Sinonim : Coleus atropurpureus, Benth. C. blumei, Benth. C. ingratus, Benth. C. laciniatus, Benth. C. hybridus, Hort. 
Plectranthus scutellariodes, (Linn.), Benth 
Familia : Labiatea  
 
Uraian : 
Morfologi Iler: Batang : Batang Pohon herba tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm 
sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan 
basah yang batangnya mudah patah. Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong 
atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka 
ragam. Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang. Syarat Tumbuh: 
Iler dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Iler bisa 
didapat disekitar sungai atau pematang sawah dan tepi-tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan liar. 
Nama Lokal : 
Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa), Jawer Kotok (Sunda);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Ambeien, Diabetes melitus, Demam, Diare (Sakit perut); Datang bulan terlambat, Bisul;  
Pemanfaatan : 
1. Ambeien 
    Bahan: 17 lembar daun iler,  7 lembar daun ngokilo, 3 rimpang umbi  
    kunyit (3 cm) 
    Cara membuat: seluruh bahan direbus dengan 5 gelas air sampai  
    mendidih. 
    Cara menggunakan: diminum  1 kali sehari 1 gelas 
2. Diabetes melitus 
    Bahan: Tumbuhan iler lengkap (Batang, daun, bunga), adas  
    pulawaras secukupnya. 
    Cara membuat: Seluruh  bahan direbus dengan 1 liter air sampai  
    mendidih. 
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore. 
3. Demam dan sembelit 
    Bahan: 1 potong daun dan batang iler  
    Cara membuat: bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih  
    hingga tinggal 2 gelas 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas. 
4. Sakit Perut 
    Bahan: 3 potong akar iler 
    Cara membuat: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih   
    hingga tinggal 1 gelas. 
    Cara menggunakan: diminum pagi dan sore. 
133 
 
5. Datang bulan terlambat  
    Bahan:  Daun iler secukupnya 
    Cara membuat:  Bahan  direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih  
    hingga tinggal 1 gelas 
    Cara menggunakan: diminum menjelang tanggal bulan haid. 
6. Bisul 
    Bahan: Daun Iler secukupnya, Minyak kelapa 
    Cara membuat: daun iler diolesi minyak kelapa, kemudian  
    dipanggang. 
    Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan  
    pada bagian bagian yang bisul. 
Komposisi : 
Iler mempunyai komposisi kandungan senyawa kimia yang bermanfaat antara lain : - alkaloid - etil salisilat - metil 
eugenol - timol - karvakrol – mineral. 
 
Inggu 
(Ruta angustifolia [L.] Pers.)  
Sinonim : R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens. 
Familia : Rutaceae 
 
Uraian : 
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini 
sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi 
mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas 
berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur 
sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 - 20 mm, lebar 2 - 6 mm, 
warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk 
rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil 
berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak 
esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang.  
Nama Lokal : 
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia), 
wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup), 
kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid 
(amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga, 
Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 
134 
 
Seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan 
dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan.  
 
INDIKASI : 
Herba ini dapat mengatasi:  
- demam, influenza, 
- batuk, radang paru,  
- kejang pada anak, ayan (epilepsi),  
- kecikutan (singultus, hiccup), kolik, 
- histeri (hysteria),  
- menghilangkan nyeri, seperti nyeri ulu hati, dada, dan hernia,  
- hepatitis,  
- haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea),  
- ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah,  
- memar akibat terbentur benda keras,  
- gigitan ularberbisa dan serangga,  
- keracunan obat atau racun lain yang mematikan,  
- radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena  
  varikosa), dan  
- cacingan.  
CARA PEMAKAIAN : 
Herba sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau ditemas-remas, lalu 
dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, 
sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang 
terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila). 
Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh 
yang sakit.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Demam  
    Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus  
    dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian.  
    Setelah dingin Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum.  
    Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.  
2. Kejang pada anak  
    a. Sebanyak 15 - 20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong-  
       potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai  
       tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum,  
       yaitu pagi dan sore hari.  
    b. Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai  
       halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah 
       selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak  
       yang sedang kejang.  
3. Nyeri ulu hati : 
    Sebanyak 1 5 g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3  
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu  
    diminum sekaligus.  
4. Merangsang haid : 
    Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih  
    sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum.  
    Setiap kali minum cukup 1/2 gelas.  
5. Kecikukan : 
135 
 
    Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3  
    gelas air bersih sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin  
    disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.  
    Setiap kali minum dapat ditambah madu secukupnya.  
6. Sakit telinga  
    Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air  
    matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong  
    kain. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit.  
7. Sakit kepala : 
    Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai  
    lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua  pelipis.  
8. Sakit gigi : 
    Tiga lembar daun inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air  
    matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam  
    lubang gigi lalu ditutup dengan kapas.  
9. Ketombe, gudig : 
    Segenggarn daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras  
    dicuci bersih Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan  
    pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig.  
10. Bisul  
     Segenggam daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil  
     gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk  
     indigo. Gunakan untuk memoles bisul.  
11. Hepatitis ; 
     Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu  
     tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa 
     separo. Set 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung 
oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. . 
KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol, 
asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno 
glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti 
pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada 
binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. 
Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel 
ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, 
temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan 
de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, 
Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 - 5 hari 
dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, 
perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal 
miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, 
Fakultas Biologi UGM, 1993). 
 
 
 
 
 
 
 
136 
 
Jagung 
(Zea mays L.)  
Familia : Poaceae (Gramineae). 
 
Uraian : 
Tanaman berumpun, tegak, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Batang bulat, masif, tidak bercabang, warna kuning atau 
jingga. Daun tunggal, berpelepah, bulat panjang, ujung runcing, tepi rata, panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, warna 
hijau. Bunga majemuk, berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun, 
warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Maidis Stigmata; Rambut Jagung. Maidis Amylum; Pati Jagung. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sifat Khas Agak manis. Khasiat Antilitik, diuretik, dan hipotensif. PENELITIAN Sukensri Hardianto, 1989. Fakultas 
Farmasi, UGM. Pembimbing: Dr. Ediati S., Apt. dan DR. Sasmito. telah melakukan penelitian pengaruh infus tongkol 
Jagung muda terhadap daya larut batu ginjal kalsium secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata: 1. 
Adanya pengaruh antara kadar infus dan kadar kalium vang teriarut dalam larutan. 2. Adanva pengaruh antara 
kadar infus dan kadar Y{alsium vang terlarut dalam larutan. 3. Batu ginjal kalsium mempunyai daya larut paling 
besar dalam infus tongkol Jagung muda dengan kadar 5%. Pada kadar infus yang lebih tinggi daya larutnya 
mengalami penurunan  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Rambut dan tongkol muda 
KEGUNAAN 
Rambut atau tongkol muda:  
1. Batu empedu. 
2. Batu ginjal. 
3. Busung air pada radang ginjal.  
4. Busung perut. 
5. Hepatitis. 
6. Kencing manis. 
7. Radang kandung empedu.  
8. Sirosis. 
9. Tekanan darah tinggi. 
RAMUAN DAN TAKARAN  
Batu Empedu 
Ramuan: 
Jagung muda                           5 tongkol 
Herba Kumis Kucing segar    5 gram 
Air                                          110 ml 
Cara pembuatan:  Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
137 
 
Lama pengobatan: diulang selama 14 hari. 
Batu Ginjal  
Ramuan:  
Jagung muda         4 tongkol 
Rambut Jagung     1 genggam 
Daun Keji Beling segar   8 helai 
Air   110 ml 
Cara pembuatan:  Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: 
Diulang selama 14 hari. Setelah batu keluar, baik berupa kerikil, butiran maupun buih pengobatan dihentikan, 
kemudian diteruskan dengan minum Jamu Kumis Kucing dan Meniran yang tertera pada paparan Kumis Kucing. 
Tekanan Darah Tinggi : 
Ramuan: 
Jagung muda   5-7 tongkol 
Rambut Jagung   1 genggam 
Air   110 ml  
Cara pembuatan: Dibuat infus.  
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.  
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.  
Penggunaan rambut Jagung supaya hati-hati karena tekanan darah dapat turun dengan cepat. 
Komposisi : 
Rambut : Saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Bunga : Stigmasterol. 
 
Jahe 
(Zingiber officinale Rosc.)  
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun 
tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, 
sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna 
ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987. 
Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD. Telah melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada 
mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan efek yang nyata terhadap 
perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi 
(efek pengurangan sensitifikasi rasa sakit). Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg dan 218,0 
mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema 
138 
 
Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur 
Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian tersebut, 
ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis memberikan kadar 
hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur 
tertinggi diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul Trichophyton rubrum, dan 
Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti).  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Rimpang. 
Kegunaan 
1. Asi. 
2. Batuk. 
3. Membangkitkan nafsu makan.  
4. Mulas. 
5. Perut kembung.  
6. Serbat. 
7. Gatal (obat luar). 
8. Luka (obat luar). 
9. Sakit kepala (obat luar).  
10. Selesma (obat luar). 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Mulas  
Ramuan:  
Jahe Merah (parut)   3 rimpang 
Cara pembuatan: Diperas. 
Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh. 
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. 
Serbat  
Ramuan:  
Jahe  1 rimpang 
Bunga Cengkih  2 biji 
Buah Kemukus  4 biji 
Buah Cabai Jawa  3 biji 
Sereh  1 ruas jari tangan 
Biji Pala  1 / 5 butir 
Daun Jeruk Purut  1/2 lembar 
Kulit Kayu Manis   sedikit 
Gula Aren  secukupnya 
Air  200 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari. 
ASI 
Ikan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau 
udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kemangi. 
Sakit kepala dan Selesma (Influenza) 
Penderita influenza biasanya merasa nyeri di punggung dan di pinggang (greges-greges). Untuk mengurangi rasa 
nyeri tersebut penderita dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut. 
Jahe Merah   beberapa rimpang 
Air   secukupnya 
Cara pembuatan:  Dipipis hingga berbentuk pasta. 
139 
 
Cara pemakaian:  
Tambahkan minyak kelonyo secukupnya dan gosokkan pada bagian badan yang terasa nyeri. Untuk sakit kepala 
ditempelkan pada pelipis dan belakang telinga penderita. 
Selesma  
Ramuan:  
Jahe Merah   1 rimpang 
Herba Poko segar   1 genggam 
Buah kemukus   6 butir 
Biji Jintan Hitam   2 butir 
Air   sedikit 
Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 
Cara pemakaian: 
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan ikat dengan tali, kemudian masukkan ke dalam cuka hangat dan oleskan ke 
seluruh badan, agar mempercepat keluarnya keringat. 
Komposisi : 
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit. 
 
Jamblang 
(Syzygium cumini [Linn. ] Skeels.)  
Sinonim : S. jambolana Miq., Eugenia cumini (L.) Druce., E. jambolana Lamk. 
Familia : Myrtaceae 
 
Uraian : 
Jamblang tergolong tumbuhan buah-buahan yang berasal dari Asia dan Australia tropik. Biasa ditanam di 
pekarangan atau tumbuh liar, terutama di hutan jati. Jamblang tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m 
dpl. Pohon dengan tinggi 10-20 m ini berbatang tebal, tumbuhnya bengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal, 
tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik, pangkal lebar 
berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, 
warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk malai dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk, tumbuh di ketiak 
daun dan di ujung percabangan, kelopak bentuk lonceng berwarna hijau muda, mahkota bentuk bulat telur, benang 
sari banyak, berwarna putih, dan baunya harum. Buahnya buah buni, lonjong, panjang 2-3 cm, masih muda hijau, 
setelah masak warnanya merah tua keunguan. Biji satu, bentuk lonjong, keras, warnanya putih. Berakar tunggang, 
bercabang-cabang, berwarna cokelat muda. Biasanya, buah jamblang yang masak dimakan segar. Rasanya agak 
asam dan sepat. Kulit kayu bisa digunakan sebagai zat pewarna.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: jambe kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Mink.). ]awa: jamblang (Sunda), 
juwet, duwet, d. manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura). Nusa Tenggara: juwet, jujutan (Bali), klayu 
(Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores) . Sulawesi: raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis). Maluku: jambula 
(Ternate). Melayu: jamlang, jambelang, duwet. NAMA ASING Hainan pu tao, wu kou guo, zi pu tao (C), waa (T), java 
plum, black plum, jambolan, jambul (I). NAMA SIMPLISIA Syzygii cumini Cortex (kulit kayu jamblang), Syzygii cumini 
Semen (biji jamblang). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
140 
 
Daging buah rasanya asam manis, sifatnya sejuk, astringen kuat, berbau aromatik. Berkhasiat melumas organ paru, 
menghentikan batuk, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), memperbaiki gangguan pencernaan, 
merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu berkhasiat untuk 
peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan 
kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan 
hasil bahwa buah jamblang potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang, jamblang dapat 
mencegah timbulnya katarak akibat diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko timbulnya atherosklerosis sampai 
60--90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan 
peran radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, daging buah, dan bijinya. Daging buah bisa 
digunakan segar atau yang telah dikeringkan. Jika daging buah dimakan, akan menyebabkan rongga mulut dan lidah 
berwarna ungu. 
INDIKASI 
Daging buah digunakan untuk pengobatan:  
- kencing manis (diabetes melitus), 
- batuk kronis, sesak napas (asma), 
- batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada,  
- nyeri lambung dan diare. 
 
Biji digunakan untuk pengobatan: 
- kencing manis (diabetes melitus),  
- diare, disentri, 
- gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambung, keram perut, 
- keracunan strychnine (penawar racun yang tidak spesifik), dan 
- pembesaran limpa. 
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan:  
- kencing manis (diabetes melitus),  
- diare. 
CARA PEMAKAIAN 
Daging buah bisa dimakan secukupnya sebagai buah meja. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Batuk kronis, asma  
- Cuci buah jamblang segar (15 g) sampai bersih, buang bijinya, lalu makan. Lakukan tiga kali sehari. 
- Sediakan buah jamblang kering (15 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh buah 
terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya dan makan buahnya sekaligus. Lakukan 
tiga kali sehari.. 
Batuk rejan 
Siapkan buah jamblang kering (15 g), empedu ayam betina (1 buah), dan gula pasir secukupnya. Masukkan ke 
dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh bagian terendam, lalu tim sampai matang. Minum airnya dan 
makan isinya. Lakukan sekali sehari sampai sembuh. 
Batuk pada TB Paru disertai nyeri dada 
Siapkan buah jamblang segar (30 g, jika dipakai buah keriny gunakan sebanyak 15 g) dan daun sembung segar 
('Blumea balsamifera) (25 g). Cuci semua bahan, lalu potong-potong daun sembung seperlunya. Masukkan ke 
dalam mangkuk, tambahkan gula pasir (15 g) dan air secukupnya sampai seluruh bahan terendam. Tim sampai 
matang. Setelah dingin, minum airnya. Makan buahnya, tetapi bijinya dibuang. Lakukan setiap malam sebelum 
tidur. 
 
 
 
141 
 
Diare pada anak 
Siapkan buah jamblang segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning (masingmasing 
6 g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam. Tim sampai 
matang. Setelah dingin, makan sekaligus. Lakukan tiga kali sehari. 
Nyeri lambung 
Gongseng buah jamblang kering tanpa biji (30 g) sampai berbau harum. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan 
air secukupnya sampai semua bahan terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, makan seluruhnya. 
Lakukan tiga kali sehari, selama 10 hari. 
Sariawan 
Rebus kulit kayu atau daun secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan 3--4 kali dalam 
sehari. 
Catatan: 
Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk pengobatan ayan (epilepsi). 
Kandungan oleanolic acid pada jamblang dan Surinam cherry (Eugenia uniflora) digunakan oleh pengobat 
tradisional di Amerika Selatan untuk mengurangi kerusakan pada jantung dan hati penderita kanker yang mendapat 
pengobatan kemoterapi doxorubicin. 
Jamblang dan spesies lainnya (Eugenia caryophyllata) yang dimasak mengandung senyawa yang dapat 
mengaktifkan enzim glutathione S-transferase di hati. Enzim ini mempunyai khasiat detoksifikasi. Pada percobaan 
binatang, peningkatan produksi enzim glutathione S-transferase akan menurunkan kejadian kanker lambung 
sampai mendekati 80%. 
Praktisi ayurvedic melaporkan bahwa daging buah jamblang dapat menurunkan kadar gula darah dalam 30 menit. 
Sementara biji jamblang menurunkan kadar gula dalam 24 jam. Hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dari 
jamblang memerlukan sepuluh hari pengobatan. 
Komposisi : 
Jamblang mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organik, triterpenoid, 
resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin. 
 
Jambu Biji 
(Psidium guajava, Linn.)  
Familia : Myrtaceae 
 
Uraian : 
Jambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, 
India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya 
keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut 
dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan 
ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat 
tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 
tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya. 
Nama Lokal : 
Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu 
klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
142 
 
Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru; 
Pemanfaatan : 
1. Diabetes Mellitus 
    Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak 
    Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan  
    direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk  
    diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 
2. Maag 
    Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. 
    Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih,  
    kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore. 
3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) 
    Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya 
    Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian 
    disaring untuk diambil airnya 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore. 
4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui 
    Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. 
    Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut,  
    airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 
5. Masuk Angin 
    Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai  
    merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter 
    air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari. 
6. Beser (sering kencing) berlebihan 
    Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk  
    beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa). 
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5  
    gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. 
    Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan. 
7. Prolapsisani 
    Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. 
    Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,  
    kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat 
    dipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) pada  
    bayi. 
8. Sariawan 
    Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. 
    Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,  
    kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari. 
9. Sakit Kulit 
    Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga  
    jambu biji. 
    Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus 
    Cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit. 
143 
 
10. Obat luka baru 
     Bahan: 3 pucuk daun jambu biji. 
     Cara membuat: dikunyah sampai lembut 
     Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar  
     tidak mengelurkan darah terus menerus. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya 
tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, 
asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah 
jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat 
Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram 
 
Jambu Monyet 
(Anacardium occidentale, Linn.)  
Familia : Anacardiaceae 
 
Uraian : 
Jambu Monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga disebut 
tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun 
lembaga dua atau ddisebut juga dikotil. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak rata dan berwarna 
coklat tua. Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk, dan 
guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, 
berair,dan berwarna kuning kemerah-merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi 
merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu monyet yang sebenarnya biasa disebut mete (mente), yaitu 
buah batu yang berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua tersebut oleh kulit yang 
mengandung getah.  
Nama Lokal : 
Cashew (Inggris), Jambu Moyet, Jamu mente (Indonesia); Jambu mete (Jawa), Jambu mede (Sunda), Gaju 
(Lampung);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Disentri, Radang mulut;  
Pemanfaatan : 
1. Diabetes mellitus 
    Bahan: 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras  
    secukupnya.  
    Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter  
    air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.               
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.   
2.  Disentri 
     Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang  
     jambu monyet.  
144 
 
     Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 1/2  
     liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.       
     Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.   
3. Radang mulut 
    Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang  
    jambu monyet.  
    Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter  
    air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.               
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.   
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Jambu monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti 
tanim, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun jambu 
monyet yang masih muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2689 SI per 100 
gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 
0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram 
per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per 100 gram. 
 
Jamur Kayu 
(Ganoderma lucidum (Leyss.ex Fr.) Karst.)  
Familia : Polyporaceae 
 
Uraian : 
Tumbuh saprofif pada batang kayu yang lapuk, tumbuh liar dan kadang dibudidayakan. Badan buah bertangkai 
panjang yang tumbuh lurus ke atas, topi dari badan buahnya menempel pada tangkai tersebut, bangun setengah 
lingkaran dan tumbuh mendatar. Badan buah menunjukkan lingkaran-lingkaran yang merupakan batas periode 
pertumbuhan, tepi berombak atau berlekuk, sisi atas dengan lipatan-lipatan radier, warnanya coklat merah 
keunguan, mengkilat seperti lak. Berumur beberapa tahun dengan tiap-tiap kali membentuk lapisan-lapisan 
himenofora baru.  
Nama Lokal : 
Supa sinduk (Sunda).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sukar tidur (Insomnia), pusing, bronkhitis, asma, silicosis, hepatitis; Hipertensi, sakit jantung, sakit lambung, tidak 
napsu makan; Rematik;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Badan buah. Setelah dikumpulkan, dicuci lalu dijemur.  
 
KEGUNAAN:  
- Badan terasa lemah (Neurasthenia), pusing.  
145 
 
- Rasa lemah akibat sakit lama.  
- Sukar tidur (insomnia).  
- Bronkhitis kronis, asthma, silicosis.  
- Hepatitis.  
- Tekanan darah tinggi.  
- Sakit jantung koroner (Coronary heart disease).  
- Kolesterol tinggi (hipercholesterolemia).  
- Sakit lambung (gastritis).  
- Tidak napsu makan (anoreksia).  
- Rematik sendi (Rheumatic arthritis).  
- Menunda ketuaan.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: 3-15 g, rebus.  
Pemakaian luar. Digunakan untuk pilek (Rhinitis).  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Neurasthenia, sukar tidur, mimpi berlebihan:  
    3-10 g jamur kayu direbus, minum.  
2. Hepatitis kronis, sesak napas (asma bronkhial):  
    1-2 g jamur kayu dibuat bubuk, seduh dengan air panas, minum  
    setelah dingin. Lakukan 3 kali sehari.  
3. Manguatkan dan meningkatkan daya tahan tubuh:  
    Rebus 15 g ling zhi dengan 4 gelas air bersih dalam periuk tanah  
    sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring dan airnya  
    ditambahkan 1 sendok makan madu. Aduk sampai rata, minum.  
    Sehari 2 kali, tiap kali minum sebanyak 1 gelas.  
CATATAN :  
Ling-zhi adalah jamur yang dijual di toko obat dengan berbagai macam kemasan berupa potongan-potongan jamur 
atau yang sudah diolah seperti kapsul, tablet, sirop, tincture atau suntikan. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasanya manis sedikit pahit, hangat, tidak beracun. Menguatkan dan 
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit jantung, aphrodisiak, menambah napsu makan (stomakik), 
penenang (sedatif, obat batuk (antitusif dan menghilangkan sesak (anti-asthmatic). KANDUNGAN KIMIA: Ergosterol, 
coumarin, fungal lysozyme, asam protease, protein yang larut dalam air, asam amino, polypeptidase dan 
saccharida, serta beberapa macam mineral seperti natrium (Na), calcium (Ca), zinc (Zn), copper (Co) dan mangan 
(Mn). 
 
Jarak 
(Ricinus communis Linn.)  
Sinonim : R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn. 
Familia : Euphorbiaceae 
 
146 
 
Uraian : 
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi perkebunan. Dapat tumbuh 
di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan 
terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas 
permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan 
setahun (anual) dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang 
lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun bulat dengan 
diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi, warna daun di permukaan atas hijau 
tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah 
tengguli, daun bertulang menjari. Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat 
berkumpul dalam tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya 
mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah. 
Nama Lokal : 
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag 
(Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera (Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai 
(Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot (Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng, Scabies, Infeksi jamur, 
Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik, Tetanus, Bronkhitis;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya. 
KEGUNAAN: 
Biji:  Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan  
       kulit (Carsinoma of cervix and skin), visceroptosis/ gastroptosis,  
       kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor and  
       retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve  
       paralysis), TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur.   
       Juga dipakai pada bengkak (edema). 
Daun: Koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk sesak, hernia. 
akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada anak-anak,  
        luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa). 
Minyak : Constipasi, koreng, luka bakar. 
CARA PEMAKAIAN: 
Biji :  
1. Koreng:  
    20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan menjadi berbentuk bubur,  
    ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit  
    sehari 2x. 
2. Prolapsus uterus dan rectum:  
    Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai hui  yang  
    terletak di kepala. 
3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta:  
    Lumatkan biji jarak dan tempelkan ketitik akupunktur  Yungchuan   
    (VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak kaki. 
4. Kelumpuhan otot wajah:  
    Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan 
    lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari. 
5. Kanker cervix:  
    Salep/cream berisi 3-50/o ricin & 3%  dimethyl sulfoxide, dioleskan  
    pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2 bulan.  
147 
 
    Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal. 
Efek samping:  
nyeri perut, gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak, pembengkakan 
larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki, menggigil, demam, yang hilang dengan 
obat-obat symptomatik. 
Daun: Pemakaian luar: Direbus, airnya untuk cuci atau dilumatkan,  
         tempel. 
        - Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus ditempat yang sakit. 
        - Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik  
          tengah telapak kaki. 
        - Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas,  
          tempelkan ke tempat sakit. 
Minyak:  
        - Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi  
          hari  sewaktu perut kosong. Wanita hamil dan sedang haid  
          dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada  organ panggul). 
Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum. 
        Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel. 
        - Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus,  
          minum. 
        - Pegal-pegal, luka terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus. 
GEJALA KERACUNAN:  
Sakit kepala, muntah berak, panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, 
keringat dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal.  Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji jarak pada 
orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak. 
Menghilangkan racunnya dilakukan dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus 
selama 2 jam.  Tetapi khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar sangat beracun, yang hilang 
dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C selama 20 menit. Anti radang, pencahar 
(purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik (anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: 
Bersifat penenang, anti-rheumatik. KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride 
dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah 
kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat 
acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, 
astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, 
linolenic acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%. 
Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol. 
 
Jarak Bali 
(Jatropha podagrica Hook.)  
Familia : 
Euphorbiaceae 
 
148 
 
Uraian : 
Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias, yang ditanam di pekarangan atau tempat rekreasi. Asalnya, 
dari Amerika tropis. Perdu tegak, tinggi 0,5- 1,5 m, bergetah warna putih, batang tunggal atau sedikit bercabang, 
dengan pangkal batang yang membesar dan melembung seperti umbi. Daun bertangkai yang panjangnya 20-30 cm, 
helai daun bangun perisai, bentuknya bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm, bercangap 3 atau 
5, taju runcing atau membulat. Bunga dalam malai rata yang bertangkai panjang, dengan bunga betina dan bunga 
jantan dalam satu tangkai, warnanya merah oranye. Buah bentuk elips melebar, berkendaga tiga, panjang 1,5 cm. 
Biji lonjong atau bulat panjang.  
Nama Lokal : 
Jarak batang gajah.;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Demam, bengkak terpukul, digigit ular biasa.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman 
KEGUNAAN: 
- Demam 
- Bengkak terpukul 
- Digigit ular berbisa 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk ditempelkan pada tempat yang sakit. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin. Menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan 
pembengkakan, menghilangkan racun dan membersihkan panas. 
 
Jarak Ulung 
(Jatropha gossypifolia L.)  
Familia : Euphorbiaceae 
 
Uraian : 
Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan rumput atau di semak, pada tempat-tempat terbuka 
yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Asalnya, dari Amerika Selatan. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 
1-2 m, dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk bintang yang bercabang, getahnya bersabun. Batang 
berkayu, bulat, warnanya cokelat, banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian daun bulat telur 
sungsang sampai bulat, berbagi 3-5, taju runcing, panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan, 
daun tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata bertangkai, berbentuk corong, kecil, 
warnanya keunguan, keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Buah 
berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi 
hitam. Bijinya bulat, coklat kehitaman. Bijinya mengandung minyak. Bila diperas, minyak tersebut dapat digunakan 
untuk lampu.  
149 
 
Nama Lokal : 
Jarak kosta merah, jarak landi, jarak cina (Jawa), ; Kaleke bacu, kaleke jharak, kaleke jharat (Madura).; Jarak ulung 
(Lampung).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang anak telinga, pembengkakan dan penyakit kulit, demam; Sembelit, lepra (morbus hansen), perangsang 
muntah;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, biji.  
 
KEGUNAAN:  
Daun:  
- Susah buang air besar.  
- Radang anak telinga.  
- Pembengkakan dan penyakit kulit.  
- Demam.  
Minyak dari biji:  
- Sembelit.  
- Perangsang muntah.  
- Lepra (Morbus Hansen).  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum:  
Pemakaian luar: Daun segar setelah dibersihkan lalu dilumatkan, dipakai untuk pemakaian setempat pada bengkak 
akibat terpukul, sakit kulit atau daun digodok, airnya dipakai untuk mandi pada penderita demam.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Susah buang air besar :  
    a. Daun segar sebanyak 3-4 lembar dicuci bersih, oleskan minyak  
       kelapa lalu dilayukan di atas api. Hangat-hangat ditempelkan  
       pada perut.  
    b. Biji yang telah masak sebanyak 20 butir, dibakar. Tumbuk sampai  
       halus, lalu dimakan. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pencahar, meningkatkan napsu makan. KANDUNGAN KIMIA: Akar: 
Alkaloid. Daun: Tanin, calcium oksalat, slifur, pectip-substans. Batang: Tanin, sulfur. 
 
Jarong 
(Achyranthes aspera Linn.)  
Sinonim : Centrostachys aspera, Standl. Cyathula geniculata, Lour. Desmochaeta repens, Llanos. 
Familia : Amaranthaceae 
 
150 
 
Uraian : 
Terna 1 atau 2 tahunan, tegak, tinggi mencapai 1 m. Batang bersegi empat, warna hijau atau sedikit merah muda, 
bercabang banyak, Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, warna hijau, bentuk bulat telur sungsang sampai 
jorong memanjang. Panjang daun 1,5 - 10 cm, kedua permukaan daun berambut. Ujung daun tumpul atau 
memudar, pangkal daun menyempit, pinggir rata atau agak bergelombang, tulang daun menyirip. Bunga tumbuh di 
ujung tangkai/antara percabangan berbentuk tandan (seperti tangkai padi), kuntum bunga hijau, bulir bulat keras 
dan tajam. 
Nama Lokal : 
Jarongan, jarong lalaki, daun sangketan, nyarang (jawa).; Sui in sui, sangko hidung (Sulawesi), ; Rai rai, dodinga 
(Maluku).; Dao kou cao (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Demam, Panas, Malaria, Enteritis, Amandel (Tonsilis), Radang paru; Gondongan, Reumatik, Infeksi Ginjal, Nyeri 
menstruasi,; Muntah darah, Kencing darah, Mudah persalinan, Kencing Batu;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, seluruh tanaman. 
KEGUNAAN: 
1. Demam, anas, malaria, enteritis. 
2. Radang amandel (tonsilitis), radang paru (pneumonia), gondongan. 
3. Radang sendi (rheumatic arthritis). 
4. Batu saluran kencing, bengkak pada infeksi ginjal. 
5. Nyeri menstruasi (dysmenorrhea), mempermudah persalinan  
    (induction of labor). 
6. Muntah darah, kencing darah (hematuria). 
PEMAKAIAN: 9 -15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, rebus, minum. 
PEMAKAIAN LUAR: Dilumatkan; tempel ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk cuci. Dipakai untuk obat 
luka, gigitan ular/ serangga, bisul (carbuncle). 
CARA PEMAKAIAN:                                         
1. Gondongan:  
    Rebus secukupnya akar jarong, minum, akarnya dilumatkan untuk  
    ditempelkan ke tempat yang sakit. 
2. Kencing batu:  
    Seluruh tumbuhan 18 - 30 gram (segar) atau 12 sampai 24 gram  
    (kering), rebus, minum sebelum makan, sehari satu kali. 
3. Bisul besar di ketiak (Carbuncle):  
    60 gram tanaman segar (seluruhnya) ditambah air dan arak  
    secukupnya, tim, minum. Ampasnya dilumatkan, tempel ke tempat  
    yang sakit. 
PERHATIAN: Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak pahit, sejuk. Melancarkan darah (blood stimulant), peluruh 
haid, memperkuat hati dan ginjal, memperkuat otot, urat dan tulang, anti inflamasi, anti toxin, peluruh air seni, 
menormalkan menstruasi, hemostatik, mempermudah persalinan. KANDUNGAN KIMIA: Akirantin, glokosa, 
galaktosa, reilosa, ramnosa, alkaloid. Biji: Hentriakontan, sapogenin. Akar: Betain, ecdysterone, triterpenoid 
saponins. 
 
 
 
 
 
 
 
151 
 
Jati Belanda 
(Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.)  
Sinonim : Guazuyna tomentosa Kunth. 
Familia : Sterculiaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, 
bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, 
pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di 
ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA: Gliazumae Folium; Daun Jati belanda. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. PENELITIAN Yusuf Husni, 1986. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan 
penelitian pengaruh pemberian daun Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari 
hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak menaikkan kadar kreatin dan 
urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah 
pemberian Jati belanda. Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian 
pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Dari hasil 
penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap 
aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya 
kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah 
melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil 
penelitian menunjukan bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-masing 
sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-
masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah makanan mencit.  
Pemanfaatan : 
Bagian yang Digunakan  
Daun, kulit kayu, dan buah. 
KEGUNAAN  
Daun: Kegemukan.  
Buah:  
Bronkhitis. 
Biji: 
1. Kegemukan.  
2.Sakit perut. 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Kegemukan  
Ramuan: 
Daun Jati belanda  7 helai 
Daun Tempuyung  7 helai 
Serbuk Majakan   sedikit 
152 
 
Air   115 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 30 hari. 
Sakit Perut dan Perut Kembung  
Ramuan: 
Buah Jati belanda (serbuk)   2 sendok teh 
Air mendidih   100 ml 
Minyak Adas (bila perlu)   1 tetes 
Cara pembuatan: Diseduh 
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Komposisi : 
Tanin, lendir, zat pahit, dan damar. 
 
Jayanti 
(Sesbania sesban Merr.)  
Sinonim : S.aegyptiaca, Pers. 
Familia : Papilionaceae  
 
Uraian : 
Jayanti banyak ditemukan di Jawa, biasa di tanam di pekarangan, galengan sawah atau di perkebunan sebagai 
tanaman naungan, penahan angin atau pupuk hijau. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang jelek dan dapat 
ditemukan dari dataran rendah sampai sekitar 800 m dpi. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-6 m, banyak bercabang, 
tumbuhnya cepat. Daun berupa daun majemuk menyirip, dengan 7-25 pasang anak daun. Anak daun berbentuk 
garis sampai memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, tepi rata. Bunga dalam tandan, warnanya kuning. 
Buahnya buah polong, tumbuh menggantung, berbentuk garis. Daunnya dapat dimasak dan dimakan sebagai sayur. 
Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk pupuk hijau dan digunakan sebagai makanan ternak. Perbanyakan 
dengan biji. 
Nama Lokal : 
Jayanti (Sunda), janti, giyanti, kelor wana (Jawa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
TB Paru (Tuberculosa), Kencing nanah, lnfeksi ginjal, demam;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar, kulit, biji, dan minyak, 
KEGUNAAN: 
Daun: 
1. Demam. 
2. Cacingan. 
3. TB Paru (Tuberculosa). 
4. Radang selaput lendir mata. 
5. Infeksi ginjal. 
Kulit: 
1. Sukar berkeringat. 
2. Kencing kurang lancar. 
3. Kencing nanah. 
Biji: 
1. Kepala pusing. 
2. Batuk. 
3. Keguguran, 
153 
 
4. Datang haid tidak teratur. 
Akar: 
1. Kencing nanah. 
2. Sifilis. 
Minyak: 
1. Borok, koreng, kudis. 
2. Trachoma. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 1/4-1 genggam daun. 
Pemakaian luar: Daun digiling halus, untuk pemakaian setempat. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. TB Paru:  
    Daun jayanti sebanyak 1/4 genggam, dicuci bersih lalu ditumbuk  
    sampai halus. Tambahkan 1/2 gelas air masak dan 1 sendok makan  
    madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan disaring, minum.  
    Lakukan 3 kali sehari. 
2. Kencing nanah:  
    1 jari akar jayanti, 6 lembar daun sirih, 6 buah kemukus, jintan hitam 
    dan adas masing-masing 3/4 sendok teh, 3/4 jari pulosari, 3 jari  
    gula enau, dicuci dan  dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 
    4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.  Setelah dingin  
    disaring, minum.  Sehari 3 x 3/4 gelas. 
3. lnfeksi ginjal:  
    Daun jayanti sebanyak 1 genggam, dicuci bersih lalu bilas dengan  
    air matang. Masukkan daun tadi kedalam  3/4 gelas air. Remas- 
    remas daunnya sampai airnya berbusa. Saring, minum airnya.   
    Lakukan setiap hari, sampai kencingnya menjadi lancar dan jernih  
    kembali. 
4. Demam:  
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dengan adas.  
    Dibalurkan pada badan, yang akan memberikan rasa sejuk pada  
    penderita demam. 
 
Jengger Ayam 
(Celosia cristata L.)  
Sinonim : C. argentea L. var cristata (L.) O. Ktze. 
Familia : Amaranthaceae 
 
Uraian : 
Umumnya, jengger ayam ditanam di halaman dan di taman-taman, jarang terdapat tumbuh liar. Tanaman ini dapat 
ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh tegak, tinggi 60--90 cm, 
154 
 
berbatang tebal dan kuat, bercabang, beralur. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya 
bulat telur sampai memanjang dengan panjang 5--12 cm, lebar 3,5--6,5 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi 
rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit garis merah di tengah daun. Bunga majemuk berbentuk 
bulir, tebal berdaging, bagian atas melebar seperti jengger ayam jago, berlipat-lipat dan bercangap atau bercabang, 
keluar di ujung batang atau di ketiak daun, warnanya ungu, merah, dadu, atau kuning. Buah kotak, bulat telur, 
merah kehijauan, retak sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam. Perbanyakan 
dengan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: celala (Gayo), banda ulu (Toba), bunga tali (Palembang). Jawa: jawer hayam, j. kotok 
(Sunda), bayem cenggeng, jengger ayam (Jawa), jhanghar ayam, rebha mangsor (Madura). Nusa Tenggara: janggar 
siap (Bali), ndae ana sina (Roti), bunak manula larit (Timor). Sulawesi: tatara manuk, sapiri manu, bunga api-api 
(Minahasa), laya (Gorontalo), langgelo (Buol), kaputi ayam, rangrang jangang (Makasar), bunga taEi manu, puwa ri 
sawito (Bugis). Maluku: wire, kolak (Kai), toko marerede (Halmahera), sule-sule (Ternate).Melayu: bayam biludu, 
rara ayam. NAMA ASING Ji guan hua (C.), coxcomb, cockscomb (I), hahnenkamm. NAMA SIMPLISIA Celosiae 
cristatae Flos (bunga jengger ayam 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Bunga jengger ayam rasanya manis, sifatnya sejuk, astringen, dengan afinitas ke meridian hati dan ginjal. Berkhasiat 
antiradang, penghenti perdarahan (hemostatis), dan menerangkan penglihatan.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunganya. Keringkan dengan cara dijemur untuk 
penyimpanan. 
INDIKASI 
Bunga digunakan untuk pengobatan: 
- perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk darah (hemoptisis), muntah darah (hematemesis), air kemih 
berdarah (hematuria), wasir berdarah,  perdarahan rahim, 
- disentri, diare, 
- penglihatan kabur, mata merah, 
- infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan o keputihan (leukorea). 
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, gunakan 10--15 g bunga kering yang direbus atau bunga kering yang digiling halus 
menjadi bubuk atau dibuat pil. 
Untuk pemakaian luar, rebus bunga segar. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci luka berdarah, wasir 
berdarah, gatal-gatal (pruritus). Selain itu, dapat juga menggunakan bunga segar yang digiling halus, lalu tempelkan 
ke tempat yang sakit, seperti wasir, gigitan serangga, atau luka. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Menghentikan perdarahan, seperti pada batuk darah, muntah darah, mimisan, dan wasir berdarah 
Rebus semua bahan segar, seperti bunga jengger ayam, urang-aring (Eclipta prostrata), dan akar alangalang 
(Imperata cylindrica) masing-masing 15 g dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring 
airnya, lalu minum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum pada sore hari. 
Perdarahan rahim 
Larutkan bubuk jengger ayam (6 g) dalam arak (15 g). Minum sekaligus sebelum makan nasi. Pantang makan yang 
amis-amis dan daging babi. 
Giling bunga jengger ayam kering menjadi serbuk. Ambil sebanyak 5 g, seduh dengan secangkir air panas, lalu 
tutup. Setelah dingin, minum sekaligus. Lakukan 3-4 kali sehari. 
Disentri 
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), sambiloto (Andrographis paniculata) (15 g), dan patikan kebo (Euphorbia hirta) 
(10 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa satu gelas. 
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi, minum airnya pada sore 
hari. 
Keputihan 
155 
 
Siapkan bunga jengger ayam dan sambiloto (Andrographis paniculata) (masing-masing bahan kering sebanyak 15 g) 
serta daun Iler segar (Coleus scutellarioides) (10 lembar). Tambahkan tiga gelas air dan rebus sampai airnya tersisa 
satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan. Rebus ampasnya sekali lagi dan minum 
airnya pada sore hari.  
Infeksi saluran kencing 
Siapkan bunga jengger ayam (15 g), herba daun sendok (Plantago mayor) (15 g), daun kumis kucing (Orthosiphon 
spicatus) (30 g), dan daun sambiloto (20 g). Semuanya dalam bentuk bahan kering. Cuci semua bahan, lalu rebus 
dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing 
setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 
Komposisi : 
Bunga mengandung minyak lemak, kaempferitrin, amaranthin, pinitol, sedangkan pada daun terdapat saponin, 
flavonoida, dan polifenol. 
 
Jeruk Nipis 
(Citrus aurantifolia, Swingle.)  
Familia : Rutaceae 
 
Uraian : 
Jeruk nipis (citrusaurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu 
yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit 
luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya 
berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) 
hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai 
tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 
200 m - 1.300 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.000 mm - 1.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 
100 mm/bulan): 5 bulan - 12 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 200 C - 
300 C · Kelembapan : sedang - tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : latosol, aluvial, andosol. · Tekstur : 
lempung berpasir lempung dan lempung liat · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 40 cm - 170 cm dari 
permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 4 - 9 · 
Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran50 cm x 
50 cm x 40 cm. · Tanah bagian atas dipisahkan dari tanah di bawahnya, kemudian diberi pupuk kandang. · Tanah 
bagian bawah dimasukkan kembali, kemudian disusul tanah bagian atas. b. Persiapan Bibit · Jeruk nipis dapat 
diperbanyak secara cangkok dan okulasi. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. · 
Jarak tanam 6 m x 6 m 
Nama Lokal : 
Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk Nipis (Indonesia), Jeruk pecel (Jawa); Limau asam (Sunda);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat 
haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah;  
Pemanfaatan : 
1. Amandel 
156 
 
    Bahan : 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang kunyit sebesar ibu jari  
    diparut dan 2 sendok makan madu; 
    Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil aimya, kunyit  
    diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan  
    madu dengan ditambah 1/2 gelas air, diaduk sampai merata, dan  
    disaring; 
    Cara menggunakan: diminum 2 hari sekali secara teratur. 
2. Malaria 
    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 sendok makan kecap, garam  
    secukupnya; 
    Cara membuat :jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian  
    dioplos dengan bahan lainnya dan disaring; 
    Cara menggunakan: diminum tiap pagi menjelang sarapan. 
3. Ambeien 
    Bahan: 2 - 4 potong akar jeruk nipis; 
    Cara membuat: direbus dengan 1 1/2 liter air sampai mendidih  
    hingga tinggal 1 liter, kemudian disaring; 
    Cara menggunakan : diminum setiap sore weara teratur. 
4. Sesak Nafas 
    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 siung bawang merah, 1 butir telur ayam  
    kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 potong gula batu, 
    Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, bawang  
    merah diparut kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan  
    diseduh dengan air panas secukupnya, diaduk sampai merata,  
    kemudian disaring; 
    Cara menggunakan: diminum setelah makan pagi secara teratur. 
5. Influenza 
    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kayu putih, kapur  
    sirih secukupnya; 
    Cara membuat: jeruk nipis dipanggang sejenak dan diperas untuk  
    diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahannya dan diaduk  
    sampai merata, dan disaring; 
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari secara teratur. 
6. Batuk 
    a. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 sendok kecap, garam  
       secukupnya; 
       Cara membuat: jeruk nipis diperis untuk diambil airnya, 
       Cara menggunakan: diminum secara teratur 1 kali sehari selama  
       sakit 
    b. Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/4 sendok tepung biji buah pala, 1  
       sendok minyak kayu putih; 
       Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian  
       dioplos dengan bahan lainnya sampai merata; 
       Cara menggunakan: dipakai sebagai bedak dan dioleskan pada  
       dada dan punggung. 
7. Sakit panas 
    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1/2 sendok minyak kelapa, 1 sendok  
    minyak kayu putih, 2-4 siung bawang merah yang dihaluskan; 
    Cara membuat:  jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian  
    dioplos dengan bahan lainnya sampai merata, 
    Cara menggunakan: dipakai sebagai kompres dan obat gosok untuk  
157 
 
    dada dan punggung. 
8. Sembelit 
    Bahan: 1 buah jeruk nipis, 2 - 4 siung bawang merah, 1 sendok  
    minyak kayu putih, buah asam secukupnya, 2 sendok air masak; 
    Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kemudian  
    dicampur dengan bahan lainnya dan dihaluskan bersama-sama; 
    Cara menggunakan: dioleskan di seluruh tubuh, terutama di seputar  
    perut. 
 
9. Telambat datang bulan 
    Bahan : 1 buah jeruk nipis, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, kapur  
    sirih dan garam secukupnya; 
    Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, kunyit  
    diparut dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan  
    tersebut dicampur merata dan disaring; 
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 
10. Perut mules pada waktu haid datang bulan 
     Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 1/2 rimpang jahe sebesar ibu jari, 3  
     mata buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa; 
     Cara membuat : jeruk nipis diperas untuk diambil airnya, jahe  
     diparut, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diberi 3/4  
     gelas air masak dan disaring; 
     Cara menggunakan: diminum pada hari pertama haid. 
11. Disentri 
     Bahan: 2 potong akar jeruk nipis; 
     Cara membuat: direbus dengan 2 1/2 gelas air sampai mendidih,  
     kemudian disaring; 
     Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 
12. Perut mules 
     Bahan: 1 buah jeruk nipis, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari; 
     Cara membuat: jeruk nipis diperas untuk 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kiniia yang bemianfaat. Misalnya: limonen, 
linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Di samping itu jeruk nipis mengandung asani sitrat. 100 gram 
buah jeruk nipis mengandung: - vitamin C 27 miligram, - kalsium 40 miligram, - fosfor 22 miligram, - hidrat arang 
12,4 gram, - vitamin B 1 0,04 miligram, - zat besi 0,6 miligram, - lemak 0,1 gram, - kalori 37 gram, - protein 0,8 gram 
dan - air 86 gram. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil 
asetat, fellandren, sitral dan asam sitrat. 
 
Jeruk Purut 
(Citrus hystrix D.C.)  
Sinonim : C. paeda Miq. 
Familia : rutaceae. 
 
158 
 
Uraian : 
Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk 
menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk 
bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, 
panjang 8 -15 cm, lebar 2 - 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas 
warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas 
baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. 
Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering 
digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok 
dan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik 
(Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang, 
jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku: 
Munte kereng (Alf'uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and 
zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun 
jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Daun jeruk purut berkhasiat stimulan dan penyegar. Ku lit buah berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik, 
rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan agak pahit.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun. 
INDIKASI 
Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :  
- influenza, 
- badan terasa lelah, 
- rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta  
- kulit bersisik dan mengelupas. 
Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi : 
- badan letih dan lemah sehabis sakit berat.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, sediakan 1 - 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum. 
Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 - 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan 
buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Influenza 
Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. 
Minum sekaligus selagi hangat.  
Kulit bersisik dan mengelupas 
Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di 
kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur.  
Mewangikan rambut kepala 
Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan 
saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut setelah keramas. 
Badan lelah setelah bekerja atau letih sehabis sakit berat 
Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan 
ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi. 
Komposisi : 
Daun mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri 1 - 1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin, 
tanin I%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2 - 2,5% v/b. 
159 
 
Jintan Putih 
(Cuminum cyminum, Linn.)  
Familia : Apiaceae 
 
Uraian : 
Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji 
jintan putih juga digunakan sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki aroma 
yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di 
daerah india utara dekat kiaki pegunungan himalaya. Di indonesia meskipun dapat tumbuh, tetapi pada umumnya 
kurang baik. Jintan putih mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan 
putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentukdaun jintan putih tidak berwujud lembaran, 
tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran 
kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang. 
Nama Lokal : 
Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura 
engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sakit Jantung, haid tidak lancar, Sulit tidur, Jamu putri ;  
Pemanfaatan : 
1. Sakit Jantung 
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 siung bawang merah, 7  
    pasang biji  kemukus, 6 lembar daun sirih; 
    Cara membuat: semua bahan tersebut  ditumbuk bersama sampai 
    halus, kemudia ditambah 4 sendok makan air masak dan diperas 
    serta disaring. 
    Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara teratur. 
2. Haid tidak lancar 
    Bahan:1 sendok the biji jintan putih, 2 biji cengkeh kering, ½ potong  
    biji pala, 1 rimpang kunyit, 1 buah kapulaga, 1 potong gula aren, 1  
    sendok makan gula pasir, 2 lembar daun srigading. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 ½ gelas air  
    sampai mendidih, kemudian di saring. 
    Cara Menggunakan:diminum lima hari sebelum tanggal haid. 
3. Jamu Putri 
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 rimpang kunyit, 1 genggam  
    bunga delima. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus  
    kemudian disedu dengan 1 gelas air dan disaring. 
    Cara menggunakan:diminum biasa 
4. Sulit Tidur 
    Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 3 potong kangkung sayur, 2 
160 
 
    lembar daun pegagan ¼ sendok makan ketumbar. 
    Cara membuat: Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2  
    gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 
    Cara menggunakan: diminum menjelang tidur. 
Komposisi : 
Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8%. Minyak menguap 
tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan cara disuling. 
 
Jintan/Ajeran 
(Coleus amboinicus, Lour.)  
Sinonim : Plectranthus amboinicus, Spreng.  
Familia : Labiatae 
 
Uraian : 
Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai 
berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas 
permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun 
Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan 
dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-
tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering).  
Nama Lokal : 
Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu 
(Timor);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok;  
Pemanfaatan : 
1. Asma dan batuk 
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas  
    air kelapa hijau; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa  
    dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk  
    sampai merata. 
    Cara menggunakan : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai  
    sembuh. 
2.  Perut Kembung 
     Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih; 
     Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;  
     Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param). 
3. Sakit Kepala dan sariawan 
    Bahan: 3 gagang daun kelor; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas  
161 
 
    air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk 
    sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum sebelum tidur. 
4. Demam Tinggi 
    Bahan: 3 gagang daun kelor; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan  
    diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai  
    ampasnya mengendap; 
    Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat 
    tetes mata. 
5. Luka/Borok 
    Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel  
    yang telah diparut dalam jumlah yang sama; 
    Cara Membuat  : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah  
    dengan 1 gelas air, kemudian disaring.  
    Cara menggunakan : diminum setiap hari. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti 
inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA:Phytosterin-B. 
 
Johar 
(Cassia siamea Lamk,)  
Sinonim : Cassia florida Valh. 
Familia : Caesalpiniceae (Leguminosae). 
 
Uraian : 
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang 
lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal 
rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di 
ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter 
lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat.  
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, 
SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun 
Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air 
rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) 
kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI - 
UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang 
162 
 
tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar 
glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. 
Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon 
tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh hepatoprotektif. Daun 
Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan 
hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. 
Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur 
penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh antibakteri 
terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan 
aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis.  
Pemanfaatan : 
Bagian yang Digunakan  
Daun muda. 
Kegunaan  
1. Demam.  
2. Kencing manis.  
3. Malaria. 
4. Tonik. 
5. Luka (obat luar) . 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Kencing Manis dan Malaria  
Ramuan: 
Daun Johar segar   1 genggam 
Air   220 ml 
Cara pembuatan:  Dibuat infus. 
Cara pemakaian:  Diminum 2 hari sekali 200 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml. 
Peringatan 
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid). 
Komposisi : 
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: 
Minyak lemak dan sitosterin. 
 
Jombang 
(Taraxacum officinale Weber et Wiggers)  
Sinonim : T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis 
Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum. 
Familia : compositae (asteraceae). 
 
163 
 
Uraian : 
Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa 
sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun 
berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, 
sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi 
sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga 
tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna 
kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau 
bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang be