herbal 1
Januari 01, 2023
herbal 1
Adas
(Foeniculum vulgare Mill.)
Sinonim: E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn.
Familia: Apiaccae (Umbelliferae)
Uraian :
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah
dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran
rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi.
Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India,
Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun
biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya
wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi.
Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1
0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong,
berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak
kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah
masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas,
yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan
pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai
bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan
bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau
dengan memisahkan anak tanaman.
Nama Lokal :
Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas
(Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru),
denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu
(Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia).
barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun
(orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma
(epididimis),; Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau
jamur, meningkatkan penglihatan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.
KEGUNAAN:
Buah bermanfaat untuk mengatasi :
4
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual,
muntah, diare,
- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
- batuk berdahak, sesak napas (asma),
- haid: nyeri haid, haid tidak teratur,
- air susu ibu (ASI) sedikit,
- putih telur dalam kencing (proteinuria),
- susah tidur (insomnia),
- buah pelir turun (orchidoptosis),
- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis),
- pembengkakan saluran sperma (epididimis),
- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),
- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,
- rematik gout, dan
- keracunan tumbuhan obat atau jamur.
Daun berkhasiat mengatasi :
- batuk, perut kembung, koilk, rasa haus, dan meningkatkan penglihatan.
CARA PEMAKAIAN :
Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk
diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum.
Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit
telinga dan luka.
Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Batuk
a) Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2 cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring,
tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai
sembuh.
b) Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga
tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula
merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
2. Sesak napas
a) Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat.
Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.
b) Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam
114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa
kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4
gelas.
3. Sariawan
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam,
sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam,
pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3
jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih
sampai tersisa separonya. Setelahdingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4
gelas.
4. Haid tidak teratur
Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2
sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur
ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih
5
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
Keracunan tumbuhan obat atau jamur Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan
setengah cangkir arak. Minum selagi hangat.
5. Batu empedu
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Min
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis,
pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak
adas (fennel oil). KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 -
60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat,
dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat
karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis
dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan
TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus).
3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid
berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian
pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan
binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak
menunjukkan khasiat ini.
Adem Ati
(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)
Sinonim: Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.
Familia: Lauraceae.
Uraian :
Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk
elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah
bulat, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang
digunakan Akar, kulit kayu, dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu
wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae
glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik.
Pemanfaatan :
Kegunaan Di Masyarakat
Akar: Mencret, Kencing manis, Radang usus, Radang kulit bernanah (obat luar).
Kulit kayu dan Daun (obat luar): Bisul, Luka berdarah; Obat penenang; Radang kulit bernanah; Radang payudara;
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis
6
Ramuan:
Akar Adem Ati 5 gram
Daun Salam segar 4 lembar
Air 140 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.
Mencret, Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem Ati 6 gram
Rimpang Kunyit segar 6 gram
Ai 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan
untuk ke dokter.
Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul
Ramuan:
Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya
Daun Sambilata secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan:Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya
dibersihkan dengan air hangat dahulu.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.
Komposisi :
Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri.
Ajeran
(Bidens pilosa L.)
Sinonim: Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume)
Sherff (1925).
Familia: Asteraceae (Compositae).
Uraian :
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman,
sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat,
warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang,
mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan
yang berada di atas tanah (herba).
7
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia:
kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi,
Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee
nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA
SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.
Penyakit Yang Dapat Diobati : SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT
Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik.
Pemanfaatan : Demam, Pencernaan tidak baik, Rematik (nyeri persendian), Selesma, Usus buntu, Wasir.
RAMUAN DAN TAKARAN
Selesma dan Demam
Ramuan:
Herba Ajeran (3 gram), Babakan Pule (200 mg), Daun Sembung (3 gram), Daun Poko (2 gram), Air (130 ml)
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh.
Usus Buntu
Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui,
ramuan ini dapat digunakan.
Ramuan: Herba Ajeran (5 gram), Air (120 ml)
Cara pembuatan: Dibuat infus atau pil.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan: Diulang selama 20 hari.
Komposisi :
Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.
Akar Manis
(Glycyrrhiza glabra L,)
Familia : Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Simplisia ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di Indonesia. Bagian yang digunakan Akar.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik.
Pemanfaatan :
Anti kolestrol, Bronkhitis, Batuk, Mulas, Tukak lambung
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Akar Manis 1,5 gram
8
Rimpang 8 gram
Daun Sirih 3 lembar
Air 130 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore sebelum makan, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh.
Tukak Lambung
Ramuan:
Akar Manis 3 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Air 130 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan
Diulang selama 14 hari. Bagi penderita yang tidak tahan panasnya kunyit, ramuan dapat ditambah air hingga encer,
diendapkan dahulu kemudian diminum.
Peringatan
Takaran yang terlalu besar dan pemakaian terlalu lama dapat mengakibatkan hipoklamia.
Komposisi :
Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam
hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin.
Akar Wangi
(Vitiveria zizanioides (L,) Nash. Ex, Small)
Sinonim: Andropogon zizanioides Urban. Andropogon squarrosus Hackel. Andropogon muricatus Retz.
Familia: Poaceae (Gramineae).
Uraian :
Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter. Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih. Daun tunggal,
bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warna hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di
ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang
digunakan Akar dan minyak atsiri.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Useur (Gayo); Hapias, Usar (Batak); Akar babau (Minangkabau); Akar banda (Timor); Iser, Morwastu
(Sumatera Utara); Usa, Urek usa (Makasar); Janur, Narawastu, Usar (Sunda); Larasetu, Larawastu, Rarawestu
(Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Vitiveriae Radix; Akar wangi. Oleum Vitiveriae aetheriae; Minvak Akar
wangi.
Penyakit Yang Dapat Diobati: Khasiat Diaforetik.
9
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Bau mulut (obat kumur).
Rematik (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Napas/Mulut bau
Ramuan:
Akar wangi beberapa potong
Daun Sirih segar 2 lembar
Herba Pegagan segar 1 genggam
Buah Kapulaga 6 butir
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat, sebagian dapat
ditelan karena tidak berbahaya.
Komposisi :
Akar: Minyak atsiri, hars, dan zat pahit. Minyak: Vetiverin, vetiveron, veton, dan vetivazulen. Kegunaan Bau mulut
(obat kumur). Rematik (obat luar).
Alang Alang
(Imperata cylindrica (L.)Beauv.)
Sinonim: Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo.
Familia: Poaceae
Uraian :
Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak
membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup,
helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga:
susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5
cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek
1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala
sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji:
berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan
Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah
tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai;
ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan.
Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi.
10
Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang.
Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH
tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif
dengan pertumbuhan alang-alang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang
kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih
(Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores);
Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING:
Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru
(Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-
mei. Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c
[or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di
samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja
singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan
sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang
alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih
jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot.
Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama
dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali
pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang
dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun
dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati
epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan
gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk
pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica,
Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik.
Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi
pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang
relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sebagai peluruh air seni:
49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air
tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali sehari.
Demam karena buang air kecil berdarah:
1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah beligu setengah
matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari.
Air kencing akan normal dan suhu badan turun.
"Zwartwaterkoorts" (Bld):
Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh.
Komposisi :
Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin,
simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam
klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat,
asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil
penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3',4',7-trihidroksi
11
flavon, 2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk
golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut
dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan
senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.
Alpokat
(Persea gratissima Gaertn.)
Sinonim: P. americana, Mill
Familia: Lauraceae
Uraian :
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan
yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi
hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik
dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat,
warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-
5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti
kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang
10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan
gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting,
warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau
atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak
lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah
alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice.
minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.
Nama Lokal :
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat
(Sumatera);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia),
nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus),
menstruasi tidak teratur.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.
KEGUNAAN:
Daging buah :
- Sariawan.
- Melembabkan kulit kering.
Daun:
12
Kencing batu. Darah tinggi, sakit kepala. Nyeri syaraf. Nyeri lambung. Saluran napas membengkak (bronchial
swellings). Menstruasi tidak teratur.
Biji:
- Sakit gigi.
- Kencing manis.
PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.
Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji
digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.
CARA PEMAKAIAN:
a) Sariawan: Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu
dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
b) Kencing batu:4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1
buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah
dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
c) Darah tinggi : 3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin
diminum sekaligus.
d) Kulit muka kering: Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan
cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut
mengering.
e) Sakit gigi berlubang: Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.
f) Bengkak karena Peradangan: Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan
seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.
g) Kencing manis: Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok
dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum setelah dingin.
h) Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas,
rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur.
Data penelitian:
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B.
Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E.
Ramstad 1975).
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang,
menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah
juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.
Andong
(Cordyline fruticosa (L) A. Cheval.)
Sinonim :Asperagus terminalis L. Cordyline terminalis (L.) Kunth.
Familia :Agavaceae (Liliaceae).
13
Uraian :
Perdu bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk cincin. Daun pada ujung ranting
berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk talang, helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm,
dengan pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek. Malai bunga di ketiak daun,
bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun
pelindung pada pangkal bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada bagian
separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali.
Benang sari 6, tertancap pada tenda bunga. Kepala putik pendek 3 taju. Buah buni ± bentuk bola, merah mengkilat.
Biji hitam mengkilat. Dari Asia Timur. Di kebun dan pagar, di kuburan; 1-1.900 m. Bagian yang digunakan Daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal, Linjuang, Si linjuang (Batak); Anjiluwang,
Jiluwang, Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang (Lampung); Renjuwang, Sabang, Sawang (Dayak);
Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong (Jawa); Andong, Endong, Handwang (BaIi); Tabongo (Gr); Panili, Siri (Ms);
Panyaureng, Siri (Bg); Ai buru (Sr); Weluga, Werusisi, Wersingin (Ab); Yasir (Ij); Pitako (Hm). NAMA ASING: NAMA
SIMPLISIA Cordylinae Folium; Daun Andong.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Mendinginkan. KHASIAT Hemostatik dan anti bengkak.
Pemanfaatan :
1.Batuk darah.
2.Disentri.
3.Haid terlalu banyak.
4.Wasir berdarah.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk Darah, Haid terlalu banyak
Ramuan:
Daun Andong segar 5 helai
Air secukupnya
Cara pembuatan: Dibuat infus, diseduh, atau dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipis, diminurn 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh.
Wasir
Ramuan:
Daun Andong segar 3 helai
Daun Wungu segar 7 helai
Air matang secukupnya
Cara pembuatan: Dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir.
Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.
Komposisi :
Kandungan Kimia Steroida, saponin, dam polisakarida.
14
Angsana
(Pterocarpus indicus Willd.)
Sinonim: Pterocarpus flavus Lour. Pterocarpus pallidus Blco.
Familia: Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2 cm. Daun berseling.
Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk
0,5-1,5 cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga
banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk
tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk
Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih
pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai
di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak
membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1.
Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan: Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan
sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang
bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah.
Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana
kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi
Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA:
Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Adstringen dan diuretik. PENELITIAN Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan
penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan
tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral
menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan 50 mg/kg bb tolbutamid,
sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada pengaruh oleh tolbutalmid.
Pemanfaatan :
Kulit kayu:
Batu ginjal.
Sariawan mulut (obat kumur).
Daun muda:
Kencing manis.
Bisul (obat luar).
Getah (Kino):
Luka (obat luar).
Sariawan mulut (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
15
Batu Ginjal
Ramuan:
Kulit kayu Angsana 3 gram
Daun Keji beling 2 gram
Daun Kumis kucing 4 gram
Air 115 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air
kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6%
dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan
minum teh.
Sariawan Mulut
Ramuan:
Kulit kayu Angsana 4 gram
Daun Saga segar 4 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Air 115 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian
beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).
Cara pemakaian:
Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air.
Bisul
Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul
tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.
Komposisi :
Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.
Anting-anting
(Acalypha australis Linn.)
Familia: Euphorbiaceae
Uraian :
Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di
pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian
ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan
berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari
tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing.
16
Nama Lokal :
Tie xian (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati: Disentri basiler dan disentri amuba, Diare, Malnutrition, mimisan; Muntah darah,
Berak darah, Kencing darah, Malaria;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, pemakaian segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Disentri basiler dan disentri amuba.
2. Diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan
gangguan pencernaan.
3. Muntah darah, mimisan, berak darah (melena), kencing darah
(hematuria).
4. Malaria.
PEMAKAIAN :
9 - 15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.
Dipakai untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis,
gigitan ular.
CARA PEMAKAIAN:
1. Dermatitis, eczema, koreng:
Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang
sakit.
2. Perdarahan, luka luar:
Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan
ditempel ke tempat yang sakit.
3. Disentri amoeba:
30 - 60 gram tanaman kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi
2 kali minum, selama 5 - 10 hari.
4. Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah (melena),
batuk:
Herba kering 30 - 60 gram direbus, minum.
5. Disentri basiler:
Acalypha australis 30 - 60 gram, Portulaca oleracea (Gelang) dan
gula masing-masing 30 gram rebus, minum setelah dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, astringen, sejuk. Anti-radang, antibiotik, peluruh air seni,
astringen menghentikan perdarahan (hemostatik).
17
Anyang Anyang
(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)
Sinonim: Rejasa.
Familia: Elaeocarpaceae.
Uraian :
Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih
demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah
api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah
cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi
dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus
(seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik
tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai
pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka
duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang
dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa).
NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.
Pemanfaatan :
Buah:
1. Disentri.
2. Sakit kandung kencing.
Kulit kayu:
1. Radang Ginjal.
2. Borok (obat luar).
Daun:
1.Demam.
2.Kelesuan.
3.Mual.
4.Sakit Kuning.
RAMUAN DAN TAKARAN
Demam
Ramuan:
Kulit kayu atau daun Anyang-anyang 4 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.
Kelesuan
Ramuan:
18
Daun Anyang-anyang 4 gram
Daun Sembung 3 gram
Herba Meniran 2 gram
Rimpang Temulawak 4 gram
Air 110 ml
Cara pernbuatan: Diseduh, dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.
Sakit Kandung Kencing
Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.
Ramuan:
Buah Anyang-anyang 7 biji
Buah Adas 1 gram
Pulosari 1/ 2 ruas jari
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Komposisi :
Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.
Apel
(Pyrus malus, Linn)
Sinonim: Malus sylvestris, Mill
Familia: Rosaceae
Uraian :
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa
dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari
daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200
meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran
dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan
bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel
biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya
merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.
Nama Lokal :
Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
19
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.
Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4
gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.
2. Diare
Bahan: buah apel yang belum begitu masak.
Cara menggunakan: dimakan biasa.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat
gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram -
Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %
Aren
(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.)
Sinonim: Arenga sacchrifera Labill.
Familia: Arecaceae (Palmae).
Uraian :
Tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm, sebagian batang yang cukup panjang
berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai
daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, bagian bawah ada
lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali;
cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12-15 mm; benang sari banyak. Bunga betina
berdiri sendiri, hampir bulat bola; bakal buah beruang 3, dengan 3 kepala putik. Buah buni bulat peluru, dengan
ujung pesok ke dalam, garis tengah 4 cm, beruang 3, berbiji 3. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam; 1-1400 m.
Catatan: Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman
dipakai; akarnya untuk bahan anyaman dan untuk cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya
untuk tongkat jalan dan usuk genting, pondoh untuk sayur-mayur makan nasi, tulang daun untuk sapu dan
kranjang, daun muda untuk ganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, untuk genting, kranjang, sapu, sikat,
terasnya dibuat „sagu". Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, di mana kemudian dibuat
gula (gula Jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka; bijinya dibuat manisan dan dimakan
(kolang-kaling). Bagian yang digunakan Tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau);
Kawung, Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel,
20
Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Arengae
pinnatae Radix; Akar Aren.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Diuretik.
Pemanfaatan :
Tuak/legen:
-Sariawan.
-Sembelit.
Akar:
-Batu ginjal.
-Ruam kulit.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Ginjal:
Ramuan:
Akar Aren 2 gram
Daun Keji beling 3 gram
Akar Alang-alang 3 gram
Herba Meniran 3 gram
Air 20 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian; Diminum 1 kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu,
pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.
Sembelit dan Sariawan:
Legen diminum seperti minuman segar lainnya.
Komposisi :
TUAK: Gula dan minyak lemak.
Asam Jawa
(Tamarindus indica, Linn.)
Familia: Leguminosae
Uraian :
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong.
Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang
cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm
dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan
rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji
berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.
21
Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok,
Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok;
Pemanfaatan :
1. Asma
Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara mrnggunakan: diminum 2 kali sehari
2. Batuk Kering
Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
3. Demam
Bahan: 1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air
sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
4. Sakit Panas
Bahan: 2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam
secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini
5. Reumatik
Bahan: 1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu =
jawa)
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus
Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit
6. Sakit perut
a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih
dan minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai obat gosok, terutama
pada bagian perut
b. Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren
Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu
jari, 1 potong gula kelapa
Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan
bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian
disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
7. Morbili
Bahan: 1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
22
kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi
penderita morbili
8. Alergi/Biduren (Jawa)
Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam
secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
9. Sariawan
Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu
jari, 1 potong gula kelapa
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
10. Luka baru
Bahan: daun asam jawa secukupnya
Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka
11. Luka borok
Bahan: beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa)
Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka, kemudian diperban
12. Eksim dan Bisul
Bahan: 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom =
jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit
13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah
Bahan: 3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: bagian yang bengkak dibersihkan terlebih
dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih,
kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa
tersebut.
14. Mencegah rambut rontok
Bahan: beberapa biji asam jawa
Cara menggunakan: sebelum keramas dengan shampo, kepala
dimasase terlebih dahulu dengan
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat,
asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon
diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram
per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100
gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram,
vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid
serta pati.
23
Awar Awar
(Ficus septica Burm.L)
Sinonim: Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata.
Familia: Moraceae
Uraian :
Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga,
gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun
berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal
membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan
banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun
samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk
berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu,
diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga
betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember.
Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak
ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-
abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo
(Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga,
Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA
SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in vitro, hasil
pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli)
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Daun digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan
sesak napas.
Akar digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun dapat
menyebabkan muntah.
Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.
Buah untuk pencahar.
Untuk mengobati bisul:
5 lembar daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan sebagai kompres pada
bisul (1-2 kali sehari).
Komposisi: Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin,
dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.
24
Bandotan
(Ageratum conyzoides L.)
Sinonim: A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia: compositae (asteraceae).
Uraian :
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya
sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.
Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal
membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut
panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3
atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm,
dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan
Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan
merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang.
Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada
ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan
mengeluarkan bau tidak enak.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam.
Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus
wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng
hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine,
eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam
(antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid
(emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula
sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat
yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus
birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada
uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak
ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993).
Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada
dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek
penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA
UI, 1993).
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa
herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI:
25
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang
telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri,
mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja
berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar,
lalu peras dan air perasannya diminum. Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya,
campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan
penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke
kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat
digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan
yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.
Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian
tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai
sembuh.
Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh
garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.
Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh
garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah
menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan
selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring
dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi
satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas
sehari.
Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan
saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum
ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk.
Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.
Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring
dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam
tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini
2-3 kali sehari sampai sembuh.
Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh
kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut d
26
Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene,
friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri,
alkaloid, dan kumarin
Bangle
(Zingiber purpureum Roxb.)
Sinonim: Zingiber cassumunar, Roxb.
Familia: Zingiberaceae
Uraian :
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di
pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m
dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk.
Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari
pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis,
ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar
20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang
sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm,
lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah
menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang
menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan
luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah
berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan
sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun.
Perbanyakan dengan stek rimpang.
Nama Lokal :
Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,;
Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei,
walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu,
kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang, daun.
KEGUNAAN:
Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
27
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.
Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala,
pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Demam, masuk angin.
15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2
cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu
diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
2. Perut mules:
Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi,
masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus
dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum.
3. Sakit kepala karena demam:
Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan
sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai
pilis pada dahi.
4. Sakit kuning:
1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air
masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring,
minum. Lakukan 2 kali sehari.
5. Nyeri sendi (rheumatism):
Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak
sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian
sendi yang sakit.
6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada
perut.
7. Cacingan:
3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar
tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk
halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu
diperas dan disaring. Minum.
8. Radang seiaput lendir mata:
Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah
dingin disaring, minum.
9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci
lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
28
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan
sore hari.
b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari
rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4
genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4
gelas.
c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari
tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk
nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-
remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas.
Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar
(laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.
Baru Cina
(Artemisia vulgaris Linn.)
Familia : Compositae
Uraian :
Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab
dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai
tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal
dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun
berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus.
Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil-
kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk,
keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.
Nama Lokal :
Baru cina (Indonesia, Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan
(jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah
persalinan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi
29
(Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin
berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus
(rectal haemorrhgia).
PEMAKAIAN:
10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet,
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).
PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa,
dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur.
Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.
CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas.
Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.
2. Lemah syahwat:
15 - 45 gram biji digiling halus, makan.
3. Ayan (Epilepsi):
1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula
enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.
4. Sakit tenggorok:
Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.
5. Disentri:
Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.
A.rtemisia argyi Levl et Vant:
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk
pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi,
dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.
EFEK SAMPING:
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung
(yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan
sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur
menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene,
cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta-
karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi
alkohol, dan ridentin.
30
Bawang Merah
(Allium cepa)
Familia: Amaryllidaceae (Liliaceae).
Uraian :
Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna
merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat,
berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang
sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang
abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng,
Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi
(Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa
rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menghangatkan, rasa dan bau tajam. KHASIAT Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. PENELITIAN M.
Jufri Samad, 1987. FMIPA Farmasi UNHAS. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah
terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang
Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada
pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar
22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula
darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan penelitian efek protektif
Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang
Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Batuk.
2. Haid tidak teratur.
3. Kencing manis.
4. Obat cacing.
5. Demam pada anak-anak (obat luar).
6. Perut kembung pada anak-anak (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Umbi Bawang merah 4 gram
Daun Poko segar 4 gram
Daun Sembung segar 3 gram
Herba Pegagan segar 4 gram
Buah Adas 2 gram
Air 125 ml
31
Cara pembuatan: Dipipis, dibuat infus atau pil.
Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari
9 pil.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Kencing Manis
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (dirajang) 4 gram
Buah Buncis (dirajang) 15 gram
Daun Salam (dirajang) 10 helai
Air 120 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Demam dan Perut
Kembung pada Anak-anak
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (potong tipis) secukupnya
Minyak Kelapa secukupnya
Minyak Kayu Putih secukupnya
Cara pembuatan: Diremas-remas.
Cara pemakaian:
Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.
Komposisi :
Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin,
dan zat pati.
Bawang Putih
(Allium sativum, Linn.)
Familia: Liliaceae
Uraian :
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih
termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara
berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-
pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari
serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang
32
(siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan
tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang
putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a.
Iklim · Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000
mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan
- 6 bulan · Suhu udara : 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol
(ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari
permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 ·
Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40
cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan
dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. · Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga
membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam,
bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak
cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit
berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm
dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam
tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15
cm x 10 cm
Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung);
Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka
memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
a. Bahan: 3 siung bawang putih,
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
air secukupnya, Ialu disaring;
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.
b. Bahan : 2 siung bawang putih;
Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;
Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.
2. Asma, batuk dan masuk angin
Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.
3. Sakit kepala
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.
4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
dan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
sore.
5. Ambeien
33
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.
6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminuni biasa.
7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
sendok madu dan dicampur sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
8. Luka kena benda tajam berkarat
Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
9. Mempercepat matangnya bengkak abses
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
kemudian ditumbuk halus;
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.
10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan
serpihan kaca, kayu atau duri.
11. Sengatan serangga
Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
serangga.
12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
Baban: beberapa siung bawang push;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung.
13. Sulit tidur (insomnia)
Bahan: beberapa slung bawang putih;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20
gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor
134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian
umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium,
scordinin, nicotinic acid.
34
Bayam
(Amaranthus tricolor L.)
Sinonim: A.gangeticus
Familia: amaranthaceae.
Uraian :
Bayam berasal dari Amerika tropik. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis
seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl,
tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di. dataran rendah pada lahan terbuka yang
udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah dan
berair. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta
warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian
atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulir. Bayam
yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran dikenal dengan bayam cabutan atau bayam sekul.
Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hijau biasa, bayam merah
(Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau
keputih-putihan. Sebagai informasi, daun dan batang bayam merah mengandung cairan berwarna merah. Selain A.
tricolor, terdapat bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam
kotok/bayam tanah (A. blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A. hybridus
sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar. Panen bayam cabut paling lama dilakukan selama 25 hari. Setelah itu,
kualitasnya akan menurun karena daunnya menjadi kaku. Bayam dapat disayur bening, dibuat gado-gado, pecal,
atau direbus untuk lalap. Kadangkadang, daun bayam yang muda dan lebar digunakan pula sebagai bahan
rempeyek. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jakarta: bayam glatik, b. putih, b. merah. Jawa: bayem abrit, b. lemah, b. ringgit, b. sekul, b. siti.
Maluku: jawa lufife, tona ma gaahu, hohoru itoka tokara, baya roriha, loda kohori. Nama asing: Chinese spinach (I)
Nama simplisia: Amaranthi tricoloris Folium (daun bayam), Amaranthi tricoloris Radix (akar bayam).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah
berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar
proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar,
penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun
bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang
dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang
diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN,
1986).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar.
Indikasi:
Daun bayam digunakan untuk pengobatan :
membersihkan darah sehabis bersalin,
35
memperkuat akar rambut,
tekanan darah rendah,
kurang darah (anemia), dan
gagal ginjal.
Akar digunakan untuk pengobatan: disentri
CARA PEMAKAIAN: Untuk obat yang diminum, sediakan 25-30 g daun segar, lalu rebus dan dimakan sebagai lalap.
Selain direbus, bayam dapat juga dijus untuk diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun bayam segar sampai halus, lalu tempelkan pada luka akibat gigitan binatang
berbisa.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Meningkatkan kerja ginjal, membersihkan darah sehabis bersalin Bayam dapat dikonsumsi dalam bentuk sayur
bening.
Kurang darah
Cuci tiga genggam daun bayam merah, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu sendok makan air jeruk nipis,
lalu saring. Selanjutnya, tambahkan satu sendok makan madu dan sebutir kuning telur ayam kampung dan aduk
sampai rata, kemudian ramuan ini diminum dan pengo>7atan dilakukan satu kali sehari selama seminggu.
Selanjutnya, pengobatan dapat dilakukan dua kali seminggu sampai penyakitnya sembuh.
Disentri
Cuci 10 batang akar bayam merah sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus seujung
sendok teh sambil diaduk rata, lalu saring. Untuk pengobatan, minum air saringannya sekaligus.
Memperkuat akar rambut
Cuci satu ikat daun dan batang bayam segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus
seujung sendok teh sambil diaduk rata. Selanjutnya, peras dan saring, lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali
seminggu.
Catatan
Penderita kadar asam urat darah yang cukup tinggi dan rematik Gout dilarang mengonsumsi bayam terlalu banyak
karena sayur ini mengandung purin yang cukup tinggi. Di dalam tubuh, purin akan dimetabolisir menjadi asam urat.
Untuk pengobatan, bayam merah dianggap lebih berkhasiat daripada bayam hijau.
Komposisi :
Bayam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin, dan vitamin (A, B dan C).
Bayam Duri
(Amaranthus Spinousus, Linn.)
Familia: Amaranthaceae
Uraian :
Bayam duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth.Tumbuhan ini mempunyai batang lunak
atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon
batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.Bentuk
daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau
muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, ladang atau di jalan-jalan
36
kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35
Celcius.
Nama Lokal :
Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); Senggang cucuk (Sunda), Bayam keruai (Lampung);
Ternyak duri, ternyak lakek (Madura), Podo maduri (Bugis); Thorny amaranthus (Inggris), Bayam Duri (Indonesia);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing Nanah, Kencing tidak lancar, Bronkhitis, Produksi ASI; Tambah Darah, Eksim, Bisul, Demam;
Pemanfaatan :
1. Kencing Nanah
Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri, adas
pulawaras secukupnya.
Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore
2. Kencing tidak lancar
Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: diminum sekaligus.
3. Gangguan pernapasan dan bronkhitis
Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.
Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian direbus dengan 1 liter air dan disaring.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore
4. Memproduksi ASI
Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dioleskan/dibobolkan seputar payudara
5. Tambah Darah
a. Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam
kampung.
Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus, kemudian ditambah 1
gelas air dan diperas/disaring, telur ayam kampung dimasukan
dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum (untuk orang dewasa 1 minggu sekali)
b. Bahan: 1 genggam daun batang bayam duri dan 1 sendok makan madu.
Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus dan diambil airnya,
kemudian ditambah madu.
Cara menggunakan: diminum biasa ( untuk bayi)
6. Eksim dan bisul
Bahan: 1 potong bayam duri.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dioleskan / dibobokan pada bagian yang sakit.
7. Demam
Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam kampung.
Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian ditambah 1 gelas air secukupnya.
Cara menggunakan: tempelkan di dahi sebagai kompres.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Bayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat,
garam fosfat, zat besi, serta Vitamin (A, C, K dan piridoksin=B6).
37
Belimbing Asam
(Averhoa bilimbi.)
Familia: Oxalidaceae
Uraian :
Belimbing asam (Averhoa bilimbi) dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian
kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. DI negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan
di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan.
Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras. Ada dua varitas
dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula
dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya yang
kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji-
biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam.
Nama Lokal :
Belimbing Asam (Indonesia), Calincing (sunda),; Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing buluh
(Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, Beguk, Encok, Sariawan, Hipertensi, Diabetes melitus; Demam, Radang poros usus, Menghilangkan jerawat;
Pemanfaatan :
1. Batuk
a. Bahan: 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ Gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin.
b. Bahan: daun, bunga dan buah belimbing asam ditambah gula
merah dan adas pulawaras
Cara Membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin
2. Beguk
Bahan: 10 lembar daun belimbing asam dan 4 siung bawang merah
Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus
Cara menggunakan: untuk bobok dan obat luar
3. Encok
a. Bahan: 1 genggam daun belimbing asam ditambah kapur sirih
Cara membuat: ditumbuk halus bersama-sama
Cara menggunakan: digosokan sebagai param
b. Bahan: 4 genggam daun belimbing asam
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara menggunakan: digunakan untuk menggosok bagian
pinggang
38
4. Sariawan
Bahan: 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore
5. Hipertensi
Bahan: 3 buah belimbing asam, ½ ikat daun kemangi
Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari
sekali
6. Diabetes mellitus, demam dan radang poros usus
Bahan: 3 genggam daun belimbing asam
Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
7. Menghilangkan Jerawat
Bahan: 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya
Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan
tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak pada bagian wajah
yang berjerawat
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah belimbing asam mempunyai kandungan unsur kandungan unsur kimia yang disebut
asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.
Belimbing Manis
(Averhoa carambola)
Familia: Oxalidaceae
Uraian :
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya
sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m
dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Belimbing wuiuh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang
muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan
21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat teiur sampai jorong, ujung runcing,
pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Perbungaan berupa malai, berkelornpok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bungs kecil-kecil
berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5
ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa
39
buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain,
mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan
obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
Nama Lokal :
Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ;
Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)
Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.
Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal
(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh,
15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya.
Lumurkan ketempat yang sakit.
2. Gondongan:
10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang
merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat
yang sakit.
3. Batuk pada anak.
Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula
secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah
dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum,
pagi dan malam sewaktu perut kosong.
4. Batuk:
25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari
kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4
genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun
inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.
40
Sehari 3 kali 3/4 gelas.
5. Batuk rejan:
a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus,
diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum,
lakukan 2 kali sehari.
b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.
6. Rematik :
a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji
merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya
sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi
ketempat yang sakit.
b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca
L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk
halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan
1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok
dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. Sariawan:
a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan
1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring,
dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang
muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari
pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok
makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk
mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
8. Jerawat:
a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus,
diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka
yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari,
b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang,
digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.
Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang
berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
9. Panu:
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur
sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai
untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.
10. Darah tinggi.
a. 3 bua
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak
pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin,
glucoside, calsium oksalat, suifur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, suifur, asam format, peroksidase, calsium
oksalat, kalium sitrat.
41
Belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.)
Familia: Oxalidaceae
Uraian :
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya
sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m
dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang
muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan
21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing,
pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil
berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5
ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa
buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain,
mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan
obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
Nama Lokal :
Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),; Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),;
balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),; Balimbing (Lampung). calincing, balingbing (Sunda),;
Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura).; Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores),; Libi
(Sawu), belerang (Sangi).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis),; Rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan,
sakit gigi berlubang; Jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan,; Memperbaiki fungsi
pencernaan, radang rektum.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)
Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.
Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
42
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal
(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh,
15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya.
Lumurkan ketempat yang sakit.
2. Gondongan:
10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang
merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat
yang sakit.
3. Batuk pada anak.
Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula
secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah
dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum,
pagi dan malam sewaktu perut kosong.
4. Batuk:
25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari
kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4
genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun
inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.
Sehari 3 kali 3/4 gelas.
5. Batuk rejan:
a. 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus,
diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum,
lakukan 2 kali sehari.
b. Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.
6. Rematik :
a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji
merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya
sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi
ketempat yang sakit.
b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca
L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk
halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan
1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok
dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. Sariawan:
a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan
1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring,
dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
b. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan
43
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang
muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari
pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok
makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk
mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.
8. Jerawat:
a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus,
diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka
yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang,
digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.
Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang
berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
9. Panu:
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur
sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai
untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.
10. Darah tinggi.
a. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-p
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak
pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin,
glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium
oksalat, kalium sitrat.
Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less.)
Sinonim: Baccharis indica, Linn.
Familia: Compositae
Uraian :
Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk
halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai
1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung
bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga
bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut
putih, lokos.
Nama Lokal :
Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas
(Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.
KEGUNAAN :
1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu
makan.
44
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)
PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Gangguan pencemaan pada anak-anak:
daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.
2. TBC kelenjar leher:
- extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi,
Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai
lunak, Ialu dimakan.
- Laminaria japonica (rumput laut)
3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.
4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.
5. Peluruh keringat, menurunkan panas:
Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Daun: menambah nafsu makan
(Stomakik), membantu pencernaan. KANDUNGAN KIMIA: Alkaloid, minyak atsiri.
Benalu
(Loranthus, Spec. div.)
Familia: Loranthaceae
Uraian :
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai
parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm
pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung
getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses
pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian
biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh
di dahan itu.
Nama Lokal :
Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Kanker, Amandel, Campak;
Pemanfaatan :
1. Tumor dan Kanker
Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1
45
batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas
2. Amandel
Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis,
adas palawaras secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.
3. Campak
Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya.
Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
halus.
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena
campak.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia
tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang
menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai
ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian
secara ilmiah belum dilakukan.
Beringin
(Ficus benyamina L.)
Sinonim: Ficus microcarpa, Linn. = F.nitida, auctt. = F.retusa, auctt. = F.retusa, auctt. non Linn. = F.retusa var. nitida
auctt. non verae.
Familia: Moraceae
Uraian :
Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m,
berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang
keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya
lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang 3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni,
bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih.
Nama Lokal :
Caringin (Sunda), waringin (Jawa, Sumatera).; Chinese banyan, (China), banyan tree (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
46
Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, ; Luka terpukul (memar), influenza, radang
saluran napas (bronkhitis); Batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis),; Disentri, kejang panas
pada anak.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Akar udara dan daun. Sebelum digunakan dicuci lalu dikeringkan.
INDIKASI :
Akar udara bermanfaat untuk mengatasi:
- pilek, demam tinggi,
- radang amandel (tonsilitis),
- nyeri pada rematik sendi, dan
- luka terpukul (memar).
Daun bermanfaat untuk mengatasi :
- influenza,
- radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis),
- malaria,
- radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan
- kejang panas pada anak.
CARA PEMAKAIAN :
Akar udara beringin kering sebanyak 15 - 30 g atau daun beringin kering sebanyak 50 - 120 g direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, daun beringin direbus lalu airnya selagi hangat digunakan untuk mandi.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Kejang panas pada anak :
Ambil 100 g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 Lt air
selama 25 rnenit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk
memandikan anak yang sakit.
2. Radang usus akut dan disentri
Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g. Kemudian dicuci bersih
lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing-
masing 1/2 gelas.
3. Radang amandel
Ambil akar udara beringin sebanyak 180 g, dicuci lalu dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Tambahkan 1 gelas cuka. Setelah dingin digunakan untuk kumur-
kumur (gargle). Lakukan beberapa kali sehari.
4. Bronkitis kronis
Ambil 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci
lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring lalu dibagi untuk. 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan
malam hari. Lakukan selama 10 hari.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Rasa sedikit pahit, astringen, sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar udara
mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange.
47
Bidara Laut
(Strychnos ligustrina Bl)
Sinonim: Strychnos lucida R.Br.
Familia: Loganiaceae.
Uraian :
Tumbuhan semak, tinggi lebih kurang 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang Digunakan
Kayu dan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bidara laut, Bidara pait, Bidara putih, Kayu ular. Dara laut, Dara putih (Jawa); Bidara gunong
(Madura); Aju mapa, Bidara mapai (Bugis); Ai betek, Ai hedu, Hau feta (Roti); Maba putih, Elu, Ai baku moruk
(Timor). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Ligustrinae Lignum; Kayu Bidara Laut. Ligustrinae Semen; Biji Bidara Laut.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Pahit, mendinginkan, melancarkan peredaran darah, rnembersihkan darah, dan beracun. Khasiat Anti
inflamasi, analgesik, dan diaforetik. PENELITIAN Supriadi, 1986. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan
penelitian pengaruh hipoglikemik rebusan kayu Bidara Laut terhadap kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata
bahwa pemberian rebusan 5, 10, 15, dan 25% dengan takaran 5 ml/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula
darah masing-masing 16,49%; 20,23%; 36,04%; dan 43,96%. Pada pemberian tobultamid dengan takaran 250
mg/kg bb, menunjukkan penurunan kadar gula darah sebesar 44,72%. E.Y. Sukandar, Ny. N.C. Soegiarso, dan I.
Payayuani. Farmakologi, Departernen Farmasi, ITB. Telah melakukan penelitian pengaruh infus Bidara Laut
terhadap efek antiradang pada tikus putih Wistar. Untuk meradangkan tikus digunakan karagen. Dari hasil
penelitian tersebut, ternyata infus Bidara Laut pada takaran tertentu mempunyai efek antiradang yang bermakna.
Peringatan Simplisia mengandung striknina dan brusina. Takaran berlebih dapat menyebabkan kaku pada leher dan
muka, napas pendek, dilatasi pupil mata, dan kejang. Tidak boleh digunakan untuk waktu lama.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Menyegarkan kulit muka
-Membangkitkan nafsu makan
-Rematik (nyeri persendian)
-Sakit perut
-Bisul (obat luar)
-Kurap (obat luar)
-Radang kulit bernanah (obat luar)
RAMUAN DAN TAKARAN
Menyegarkan raut muka:
Ramuan:
Kayu Bidara Laut 100 mg
Herba Pegagan segar 10 gram
Air mendidih 100 ml
48
Cara membuat: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama diperlukan.
Rematik
Ramuan:
Kayu Bidara Laut 100 mg
Daun Jambu Mete muda 8 gram
Biji Seledri 2 gram
Air 100 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Kurap, Bisul, dan Radang Kulit Bernanah
Ramuan:
Kayu Bidara Laut 500 mg
Daun Ketepeng 3 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Dikompreskan pada bagian kulit yang sakit.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.
Komposisi :
Strikhnina dan brusina.
Bidara Upas
(Merremia mammosa (Lour.) Hall.f.)
Sinonim: Batatta mammosa, Rumph. = Convoivuius mammosa, Hall. = lpomoea mammosa, Chois.
Familia: Convolvulaceae
Uraian :
Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat
dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi. Tanaman ini
mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m,
batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk
jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk
payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4
helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta
gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah
warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya.
49
Nama Lokal :
Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, batuk, serak, Difteri, Radang tenggorok, radang paru,; Radang usus buntu, Typhus, sembelit, Muntah
darah, Kanker; Kencing manis, Keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis (Luns).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Umbi.
KEGUNAAN:
- Demam, batuk, serak.
- Difteri, Radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu.
- Typhus, sembelit, buang air besar darah dan lendir.
- Muntah darah.
- Kencing manis (DM), Batu kandung kencing, Keracunan makanan,
gigitan ular.
- Kanker, kusta, syphilis (Lues).
PEMAKAIAN LUAR:
Digunakan untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit
kulit, gigitan ular.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-100 g umbi segar diparut atau digodok.
Pemakaian luar: Umbi diiris tipis-tipis atau diparut menjadi bubur, untuk dibalurkan ketempat yang sakit seperti
luka, bengkak-bengkak, gigitan ular dan sebagainya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu :
1/4 jari umbi dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan 1 sendok
makan air gula, kemudian diperas dan disaring Ialu diminum. Sehari
2 kali.
2. Muntah darah, typhus:
Umbi segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut, peras dengan
sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 1 gelas kecil. Minum.
3. Buang air besar darah dan lendir :
50 g umbi dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan gula jawa
secukupnya, godok dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, minum sedikit-sedikit.
4. Difteri
Umbi segar secukupnya, dicuci lalu diparut, peras dengan sepotong
kain sampai terkumpul 1 gelas kecil. Dipakai untuk kumur-kumur di
tenggorokan selama 23 menit, lalu ditelan.
5. Serak, batuk kering:
Umbi segar sebesar 1 jari tangan dicuci bersih, dipotong tipis-tipis
lalu dikunyah. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.
6. Batuk :
100 g umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan sirop gula batu
secukupnya, diaduk sampai merata lalu diperas dan disaring, minum.
7. Batuk rejan:
1/2 jari umbi segar dicuci lalu diparut, diremas dengan 2 sendok
makan air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring,
minum. lakukan 2 kali sehari.
8. Kencing manis:
100 g umbi segar dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan sepotong
kain. Minum setiap pagi, 1/2 jam sebelum makan.
50
9. Keracunan makanan:
Umbi segar secukupnya dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan
sepotong kain sampai terkumpul 1/2 gelas. Minum.
10. Kanker, kusta (Morbqs Hanson):
3/4 jari umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan 4 sendok makan
air matang dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata, lalu diperas
dengan sepotong kain, dibagi untuk 3 kali minum yang habis dalam
sehari.
11. Luka-luka di kulit :
Umbi segar dicuci lalu diiris tipis-tipis, letakkan di atas luka.
12. Melancarkan pengeluaran ASI:
Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, borehkan disekeliling
payudara.
13. Luka bakar:
Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, bubuhkan diatas luka bakar,
bila perlu dibalut.
14. Gigitan ular:
Umbi segar dicuci lalu diparut sampai menjadi adonan seperti
bubur.Tempelkan diatas luka gigitan, lalu dibalut.
15. Syphilis (lues):
1 jari umbi segar dicuci bersih lalu diparut, tambahkan 2 sendok
makan air masak dan 1 sendok makan madu murni, peras dan
saring, minum. Lakukan 3 kali sehari.
16. Batu kandung kencing / kencing batu:
10 g umbi bidara upas, 10 g daun kumis kucing, 15 g daun keji
beling, dicuci lalu umbi dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
1 liter air, sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring lalu
diminum. Sehari 3 x 50 cc.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Anti radang, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak,
pencahar (laxative), menetralkan racun (antidote), penyejuk. KANDUNGAN KIMIA: Damar, resin, pati, zat pahit.
Getah segar mengandung zat oxydase.
Biduri
(Calotropis gigantea [Willd.] Dryand.ex WTAit.)
Sinonim: C. gigantea R.Br., Asclepias gigantea Willd.
Familia: asclepiadaceae.
51
Uraian :
Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng
gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut
tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau
bulat panjang, ujung tumpul, pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm,
lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat
laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam
anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal,
berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya buah bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal
buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut
pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan
mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat
menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala.
Biduri dapat diperbanyak dengan biji
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: rubik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri,
saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu,
modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama asing: Giant milk weed, mudar plant (I), kapal-kapal
(Tag.), oscherstrauch. Nama simplisia : Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT: Kulit akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang muntah
(emetik), memacu kerja enzim pencernaan (alternatif), dan peluruh kencing (diuretik). Kulit kayu biduri berkhasiat
emetik, bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan (stomakik). Daun berkhasiat rubifasien dan
menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan dapat menyebabkan muntah. Namun, berkhasiat sebagai obat
pencahar.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit akar, daun, getah, dan bunga.
INDIKASI
Kulit akar digunakan untuk pengobatan : demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun,
borok kronis, dan penyakit kulit lainnya.
Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air (varicella), campak (measles),
demam, dan batuk.
Bunga digunakan untuk pengobatan: radang, lambung (gastritis), batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder,
kencing nanah (gonorrhoea), dan kusta (lepra).
Getah digunakan untuk pengobatan: bisul, eksim, pembesaran kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka di kaki,
sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 0,1-0,65 g kulit akar, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, layukan daun segar
secukupnya, lalu tambahkan kapur sirih dan giling sampai halus. Selanjutnya, lumurkan ramuan ke bagian tubuh
yang terkena penyakit kudis. Untuk sakit perut, layukan daun segar di atas api, lalu oleskan minyak di bagian
permukaannya, digunakan untuk menutup perut. Untuk sakit telinga, tumbuk daun muda sampai halus, lalu peras.
Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. Untuk luka atau borok, giling daun kering sampai halus, lalu
taburkan serbuk pada bagian yang luka atau borok.
CONTOH PEMAKAIAN
Gastritis
Cuci 1/3 genggam bunga biduri, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa kira-kira 2 1/4 gelas. Setelah dingin,
saring dan tambahkan madu secukupnya. Selanjutnya, ramuan slap untuk diminum. Untuk pengobatan, minum
ramuan ini sebanyak 3/4 gelas, sehari tiga kali.
Lepra, sifilis sekunder, gonorrhoea
52
Rebus 0,1 g bunga kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin saring dan air
saringannya diminum.
Digigit ular beracun
Cuci akar sebesar 1 jari sampai bersih, lalu kunyah dan airnya ditelan, sedangkan ampasnya digunakan untuk
menutup luka.
Kaki pegal dan lemas
Cuci akar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan tepung beras (sama banyak) dan aduk sampai
rata. Gosokan ramuan pada bagian kaki yang sakit.
Bisul
Teteskan getah buah di atas bisul yang membandel.
Luka pada sifilis dan kaki
Cuci luka-luka pada sifilis dan kaki, lalu oleskan getah biduri pada bagian luka tersebut.
Tertusuk duri halus
Teteskan getah biduri pada bagian tubuh yang tertusuk duri. Secara langsung, getah akan mengeluarkan duri di
dalam kulit dengan sendirinya.
Pembesaran kelenjar getah bening.
Oleskan kelenjar yang membengkak dengan getah biduri.
Sakit gigi
Oleskan getah biduri pada gigi yang sakit. Cara pengolesan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan mengenai
gigi yang sehat.
Batuk dan sesak napas
Bakar daun kering, lalu hirup asapnya.
Sariawan
Cuci daun secukupnya sampai bersih, tumbuk sampai halus, kemudian diperas. Oleskan air perasannya pada bagian
yang sariawan.
Campak
Cuci 1/4 genggam daun biduri, 1/4 genggan daun asam muda, dan rimpang kunyit sebesar 1/2 jari; lalu tumbuk
sampai halus. Tambahkan satu cangkir air masak dan satu sendok makan madu, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya,
ramuan disaring dan air saringannya diminum. Pengobatan ini dilakukan dua kali sehari.
Sakit telinga
Cuci daun muda sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu airnya diteteskan pada
bagian telinga yang sakit. Lakukan pengobatan ini 3-4 kali sehari.
Sakit perut
Cuci daun sampai bersih, lalu layukan di atas api. Oleskan minyak, kemudian letakkan daun di sekitar perut.
Kudis
Cuci satu genggam daun segar sampai bersih, lalu bilas dengan air matang. Layukan daun-daun tersebut di atas api,
lalu tumbuk dan tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Penumbukan dilakukan sampai ramuan menjadi adonan,
seperti bubur kental. Terakhir, oleskan ramuan pada tangan dan kaki yang kudisan.
Gatal
Cuci daun biduri sampai bersih, lalu oleskan minyak kelapa di bagian permukaannya dan layukan di atas api. Bahan
tersebut digunakan untuk membalur kulit yang gatal.
Catatan
Getah tumbu
Komposisi :
Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun
mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan
kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
53
Bligu
(Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.)
Sinonim: Benincasa cerifera Savi. Cucurbita hispida Thunb. Lagenaria dasystemon Miq
Familia: Cucurbitaceae.
Uraian :
Tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul,
pangkal membulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di
ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm,
warna hijau keputih putihan. Bagian yang Digunakan Biji dan buah.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Kundo (Aceh); Gundur (Gayo); Kudul (Simalur); Undru (Nias); Kundue (Minangkabau); Sardak
(Lampung); Butong (Dayak); Baligo, Leyor (Sunda); Baligo (Jawa); Bhaligu, Kondur (Madura); Kunrulu (Bugis); Laha
(Irian). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Benincasa Semen; Biji Bligu.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis, mendinginkan, dan membersihkan paru. KHASIAT Hemostatik, diuretik, dan ekspektoran
PENELITIAN Hermanto, 1993. Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. J. Soemartojo dan dr. Hidayat Dharmasagara.
Telah melakukan penelitian pengaruh infus buah Bligu dibandingkan buah Leganaria leucantha terhadap
penurunan suhu tubuh tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus buah Bligu menunjukkan pengaruh
menurunkan suhu tubuh tikus putih. Infus buah Bligu 40% menunjukkan efek yang sama dengan infus buah
Leganaria leucantha 40% dalam hal menurunkan suhu badan.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Biji:
-Batu ginjal.
-Demam.
-Kencing manis.
-Pelembut kulit.
-Radang paru
-Radang usus
-Sembelit
-Tonik.
-Wasir
Buah:
1. Disentri.
2. Panas dalam.
3. Perdarahan pada organ bagian dalam.
4. Tonik.
RAMUAN DAN TAKARAN
Disentri, Sakit Perut karena Panas Dalam
54
Suhu badan normal, tetapi perut sakit dan tinja berdarah.
Ramuan:
Buah Bligu sebesar telapak tangan
Buah Adas 10 buah
Kayu Pulosari (serbuk) satu buku jari tangan
Madu 1 sendok teh
Cara pembuatan: Dibuat infus atau ditim.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Anak umur 3-4 tahun tiap jam 1 sendok makan.
Anak umur 1-3 tahun tiap jam 1 sendok teh.
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.
Radang Paru
Ramuan:
Biji Bligu 4 gram
Rimpang Temu Putih 5 gram
Rimpang Temu Lawak 4 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Buah Kemukus 1 gram
Air 10 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Wasir
Ramuan:
Biji Bligu 3 gram
Daun Wungu segar 8 gram
Daun Duduk segar 6 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Komposisi :
Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.
Blustru
(Luffa cylindrica [L.] Roem.))
Sinonim: L.aegyptica Mill., L. pentandra Roxb., L. cattupincinna Ser., L. faetida Sieb. et Zucc., L. petola Ser.,
Momordica cylirzdrica L.
Familia: cucurbitaceae.
55
Uraian :
Umumnya, blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar
di semak, tepi sungai, dan pantai. Terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan
sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling.
Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung, tulang daun
menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-
25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning.
Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm,
dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna cokelat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat
anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat
disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah
tangga.Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: blustru (Melayu),- hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong
(Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p. cina. NAMA ASING: Si
gua luo (C), patola, taboboc (Tag.), sponskomkommer, zeefkomkommer (B), sponge gourd, gourd towel, loofah (I).
Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabut buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Buah blustru rasanya manis, sifatnya sejuk, masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Buah
blustru berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghenti perdarahan (hemostatis), pencahar ringan (laksatif), serta
membersihkan panas (panas yang teraba maupun perasaan panas di dalam) dan racun. Biji blustru rasanya pahit,
sifatnya dingin, dan beracun. Biji blustru berkhasiat untuk menghilangkan panas, peluruh kencing (diuretik),
perangsang muntah (emetik), pencahar, pemberantas cacing perut (antelmintik), peluruh haid, dan merangsang
pengeluaran ASI (laktagoga). Daun berkhasiat untuk membersihkan darah dan peluruh haid. Bunga blustru rasanya
manis, sedikit pahit, dan sifatnya dingin. Sabut rasanya manis, sifatnya netral, masuk meridian paru, lambung, dan
hati. Sabut berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghilang rasa nyeri (analgesik), antirematik, serta melancarkan
sirkulasi darah dan saraf. Akar rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan
menghilangkan bengkak. Batang rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun, masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal.
Batang berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan antelmintik. Ekstrak daun blustru 10% dapat meningkatkan
kontraksi rahim marmot yang terpisah dibandingkan dengan efek .sekole kornutum. Peningkatan tersebut bukan
disebabkan oleh adanya ion Ca, Na, dan K yang terdapat dalam ekstrak daun blustru (Astuti, FF WIDMAN, 1989).
Perasan, infus, dan ekstrak etanol buah blustru dapat merighambat motilitas clan viabilitas spermatozoa manusia
normal in vitro (Hesti Sila Rahayu, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). Pemberian isolat biji blustru
berpengaruh dalam proses terhambatnya pembentukan sperma (spermatogenesis) mencit (Hari Dwi Mulyani,
Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan, seperti buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun,
bunga, batang, dan akar.
INDIKASI
Buah digunakan untuk mengatasi:
demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan,haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air
besar,perdarahan, seperti air seni berdarah, mimisan, dan bisul.
Biji digunakan untuk mengatasi :
muka,tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir.
Daun digunakan untuk mengatasi:
sesak napas, tidak datang haid (amenore), radang testis (orkitis), luka bakar, bisul, kurap, dan digigit ular.
Kulit buah digunakan untuk mengatasi:
bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar), dan luka.
Bunga digunakan untuk mengatasi:
batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wasir, dan bisul.
56
Sabut digunakan untuk mengatasi:
sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara
bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar (orkitis), dan bisul.
Arang dari sabut digunakan untuk :
menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah.
Akar digunakan untuk mengatasi:
migrain,sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak (mastitis).
Batang digunakan untuk mengatasi:
rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema).
Tangkai buah digunakan untuk pengobatan:
cacar air pada anak-anak.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, ramuan dapat dibuat dengan cara berikut.
Rebus atau bakar 100-150 g buah segar atau 10-15 g buah kering (buah yang dibakar sampai menjadi serbuk).
Rebus atau gongseng 5-10 g biji, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus atau giling 50-150 g daun segar. Daun yang digiling, kemudian diperas dan air perasannya diminum. Cara
lain, keringkan daun, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 10-15 g bunga.
Rebus atau panggang 10-15 g sabut. Sabut yang dipanggang, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-150 g akar segar atau 5-15 g akar kering. Selain direbus, akar kering dapat digiling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-100 mg batang atau untuk dikeringkan dijadikan serbuk.
Untuk pemakaian luar, oleskan air perasan buah segar ke tempat yang sakit. Selain itu, pengobatan dapat juga
dilakukan dengan cara membubuhkan serbuk buah kering, biji, daun kering, sabut, atau batang di tempat yang
sakit. Air rebusan daun atau akar dapat digunakan untuk mencuci luka. Kulit buah yang dipanggang sampai kering,
lalu digiling halus dan ditambahkan arak secukupnya, dapat dioleskan ketempat yang sakit. Bunga segar yang
digiling halus dapat ditempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN
a. Haid tidak teratur
Cuci buah blustru sebesar 4 jari sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan seujung sendok teh
garam halus sambil diremas. Setelah tercampur rata, ramuan tadi diperas clan disaring. Air yang terkumpul
diminum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
b. Pelancar ASI
Masak buah blustru clan daun katuk menjadi sayur bening dan dapat dikonsumsi bersama nasi.
c. Sakit pinggang
1. Gongseng biji blustru secukupnya sampai hangus, lalu giling sampai halus dan masukkan ke dalam stoples. Jika
akan digunakan, ambil sebanyak 10 g lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak. Aduk merata, lalu endapkan. Airnya
diminum sekaligus, sedangkan ampasnya dibubuhkan ke bagian pinggang yang sakit.
2. Cuci akar blustru secukupnya, lalu bakar dengan dialasi genting. Setelah kering, giling akar sampai menjadi
serbuk dan masukkan ke dalam stoples. Setiap kali pemakaian, ambil 10 g serbuk, lalu masukkan ke dalam 1/2
seloki arak hangat dan minum sekaligus.
d. Sesak napas
Cuci S lembar daun blustru muda yang masih segar sampai bersih. Selanjutnya, asapkan sebentar dan makan
bersama nasi sebagai lalap. Lakukan sehari 2 kali.
e. Batuk disertai sesak
Cuci 10-15 g bunga blustru sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai t
Komposisi :
Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin,
lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol,
cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut
mengandung xylan, xylose, mannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C).
Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffein berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen
57
mempunyai aktivitas spermatisidal (membunuh sperma) sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi
(program keluarga berencana).
Boroco
(Celosia argentea Linn.)
Sinonim: Celosia linearis, Sweet. Celosia magaritacea, Linn.
Familia: Amaranthaceae
Uraian :
Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang
bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan
ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga
bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung
cabang.
Nama Lokal :
Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.
KEGUNAAN:
Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis).
- Radang kornea mata (Keratitis)
- Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)
- Keputihan (Leucorrhoe)
- Obat cuci mata.
Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)
- Infeksi saluran kencing (Urinary tract.
infection)
PEMAKAIAN:
Biji : 10 - 30 gram
bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.
Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.
CARA PEMAKAIAN:
1. Keratitis:
Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.
2. Hipertensi:
Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi
menjadi 2 (dua) kali minum.
3. Muntah darah:
Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya
58
rebus menjadi soup, makan.
4. Sebagai obat luar:
Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan
kertas saring/kapas).
5. Keputihan:
60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan
dagingnya.
PERHATIAN :
CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, sejuk, pengobatan radang mata dan tekanan darah tinggi
(Hipertensi).
Brojo Lintang
(Belamcanda chinensis (L.) DC.)
Sinonim: Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.
Familia: Iridaceae.
Uraian :
Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang
membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang
terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata,
hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak
rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari
dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu
tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di
Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia
Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew,
kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan
purgatif.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Asma.
-Batuk.
59
-Napas dan mulut bau.
-Pencernaan tidak baik.
-Radang amandel.
-Radang kerongkongan.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk atau Asma
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Kayu Masoyi 3 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Herba Patikan Kebo segar 5 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.
Radang Amandel atau Radang Kerongkongan
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Buah Adas 1 gram
Rimpang Nyamplung 2 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Air 100 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Peringatan
Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Komposisi :
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.
Brokoli
(Brassica oleracea var. italica)
Sinonim: Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa
Familia: cruciferae (brassicaceae)
Uraian :
Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas.
Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl.
Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi
60
kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip
dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga.
Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis. Demikian pula
dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli
akan terasa lebih lunak. Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam,
sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai
bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Untuk disantap, perlu dimasak
selama beberapa menit saja. Pemasakan yang terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli. Brokoli dapat
diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brokoli Nama asing Broccoli (I). Nama simplisia Brassicae oleraceae Flos (bunga brokoli).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Bunga brokoli akan mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan :
§mempercepat penyembuhan, serta
§mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker.
CARA PEMAKAIAN
Brokoli dimakan sebagai sayuran rebus atau dimasak dengan sayuran lain dengan porsi secukupnya.
CONTOH PEMAKAIAN
Mempercepat penyembuhan penyakit
Sediakan brokoli segar ukuran sedang, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, cuci dan rebus sebentar. Harus
diperhatikan bahwa perebusan yang terlalu lama akan merusak zat berkhasiatnya. Setelah direbus, brokoli dapat
dikonsumsi bersama nasi.
Komposisi :
Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin,
nikotinamide), kalsium, beta karoten, dan glutation. Selain itu, brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena
(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat berkhasiatnya, yaitu
sulforafan yang dapat mencegah penyakit kanker.
Brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim: Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum.
M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia: Menispermaceae
61
Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat.
Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking,
berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur
berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu.
Diperbanyak dengan stek.
Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.
KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.
PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.
PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
CARA PEMAKAIAN :
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas.
4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas
(antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat
pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
62
Buah Makasar
(Brucea javanica [L.] Merr.)
Sinonim: B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O.
Ktze., Rlzus javanica L.
Familia: Simaroubaceae.
Uraian :
Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada
ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa
daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk
lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau,
permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam
rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk
bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia,
buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung
peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku:
nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus
(buah makasar).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat
membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic),
antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar
mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich
ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8.
Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk
sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli
(cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil
yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10%
b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100
ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan
glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya.
Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.
INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan:
malaria,disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp., keputihan,wasir (hemoroid),cacingan
(nematoda, taemia),papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
63
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.
Akar digunakan untuk pengobatan:
malaria, dernam, keracunan makanan.
Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke
dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian
ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus
dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda
keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah
makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.
Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas
Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini
sekaligus dengan larutan air gula batu.
Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum
sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama
5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa
satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing
1/2 gelas.
Komposisi :
Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine),
dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya
mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya
mengandung tanin.
Buah Nona
(Annona reticulata L.)
Sinonim: Annona asiatica Lour. Annona longifolia Sesse et Moc.
Familia: Annonaceae (Anacardiaceae).
Uraian :
Pohon atau perdu, tinggi 3-7 m, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk Ianset, 9-
30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalam karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu
kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat
64
tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota
yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang
sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih
kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih
berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang Digunakan Biji,
buah muda, dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Buwah nona, Buah nona kapri, Jambu nona. Serba rabsa (Aceh); Buwah unah (Lampung); Manowa,
Nona (Sunda); Kanowa, Kemulwa, Kluwa (Jawa); Buwah nyonya (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Annonae
reticulatae Semen; Biji Buah Nona. Annonae reticulatae Folium; Daun Buah Nona.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Kelat, menetralkan, dan beracun. KHASIAT Biji: Insektisida. Daun: Anti inflamasi dan antelmintik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Biji: Kutu kepala (obat luar).
Daun: Sariawan, Obat cacing.
Buah muda: Disentri, Mencret, Obat cacing.
RAMUAN DAN TAKARAN
Obat Cacing
Ramuan:
Daun Buah Nona segar 4 gram, Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.
Sariawan Ramuan:
Daun Buah Nona segar 4 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Daun Saga 4 gram
Air 110 ml
Serbuk gips (ditambahkan setelah ramuan dingin) 6 gram
Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh, Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Komposisi :
Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.
Buncis
(Phaseolus vulgaris L.)
Familia: Papilionaceae (Leguminosae).
65
Uraian :
Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan
pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan
1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di
bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu
putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang
dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung
berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping
biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai
dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan
putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Diuretik.
Pemanfaatan :
Kencing manis.
Pelancar ASI.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis
Buah Buncis 250 gram, dikukus.
Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.
Komposisi :
Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin,
kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.
Bunga Kenop
(Gomphrena globose Linn.)
Familia: Amaranthaceae
Uraian :
Herba tahunan, tinggi 60 cm. atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di
ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut,
berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk
berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5
cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih.
Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. (Ada yang berwarna putih).
Nama Lokal :
Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (Indonesia); Adas-adasan, gundul (Jawa), Taimantulu (Gorontalo).; Qian
hong (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Radang mata, Sakit kepala, Mimpu buruk; Sakit panas, Disentri;
66
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga atau seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
1. Asthma bronchial, radang saluran napas acute dan menahun (acute
dan chronic bronchitis).
2. Batuk rejan (Pertusis)
3. Radang mata, sakit kepala
4. Panas pada anak, mimpi buruk (night screaming).
5. Dysentery.
PEMAKAIAN: 9-15 gram, rebus.
PEMAKAIAN LUAR:
Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian tubuh yang sakit atau direbus, untuk cuci. Dipakai untuk luka
terpukul atau koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. Asthma bronchial:
10 kuntum bunga direbus, ditambah arak kuning, minum secara rutine 3 kali.
2. Buang air kecil tidak lancar: 3-10 gr bunga direbus, diminum.
3. Panas pada anak (karena gangguan liver): 7-14 kuntum bunga segar direbus, minum.
4. Dysentery:
10 kuntum bunga segar ditambah arak kuning, rebus, minum.
5. Bronchitis chronis:
Sudah dibuat obat suntik, disuntikkan pada titik akupunktur. 10%
penderita, timbul rasa kering di tenggorokan setelah mendapat
suntikan, tapi hanya sementara.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, netral. Anti batuk, menghilangkan sesak (antiasthmatic),
pengobatan radang mata. KANDUNGAN KIMIA: Gomphresin I, II, Ill, V, VI.
Bunga Matahari
(Helianthus annuus Linn.)
Familia: Compositae
Uraian :
Herba anual (umumya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1 - 3 m, Ditanam pada halaman dan
taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah,
daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi
cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat.
Nama Lokal :
67
bungngong matahuroi, bungka matahari, purbanegara; Bunga panca matoari, bunga teleng matoari, Sungeng;
kembang sarengenge, kembhang mataare, bungga ledomata; kembang sangenge, kembhang tampong are; Xiang ri
kui (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kepala, Sakit gigi, nyeri menstruasi, reumatik; Nyeri lambung, radang payudara, Sulit melahirkan,
Disentri, Campak; Infeksi saluran kencing, Bronkhitis, Batuk, Keputihan, Malaria;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan: dikeringkan.
KEGUNAAN:
Bunga: Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala,
pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi (dysmenorrhoe), nyeri
lambung (gastric pain), radang payudara (mastitis), rheumatik
(arthritis), sulit melahirkan.
Biji: Tidak nafsu makan, lesu, disenteri berdarah, merangsang
pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala.
Akar: Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), batuk
rejan (pertussis), keputihan (leucorrhoe).
Daun: Malaria.
Sumsum dari batang dan dasar bunga (reseptaculum):
Kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk
nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri (dysuria), nyeri buang
air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah (hematuria)
dan ari kemih berlemak (chyluria).
PEMAKAIAN:
Bunga: 30 - 90 gr.
Dasar bunga (Receptaculum): 30 - 90 gr.
Sumsum dari batang: 15 - 30 gr. rebus.
Akar : 15 - 30 gr.
PEMAKAIAN LUAR: Terbakar, tersiram air panas, rheumatik.
CARA PEMAKAIAN:
Bunga (Flower head) :
1. Sakit kepala:
25 - 30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas
air, direbus menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.
2. Radang payudara (Mastitis):
Kepala bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur.
Setelah kering digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian
digiling menjadi serbuk/tepung. Setiap kali minum 10-15 gr,
dicampur arak putih + gula + air hangat. 3 kali sehari, minum
pertama kali harus keluar keringat. (Tidur pakai selimut).
3. Rheumatik:
Kepala bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat yang sakit.
4. Disentri :
30 gr biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam. Setelah diangkat,
ditambahkan gula batu secukupnya, minum.
Akar :
1. Kesulitan buang air besar dan kecil:
15 - 30 gr akan segar direbus, minum.
2. Infeksi saluran kencing:
30 gr akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih, diangkat), minum.
68
CATATAN : Sumsum dari batang dan dasar bunga berisi hemicellulose, yang menghambat sarcoma 180 dan ehrlich
ascitic carcinoma pada tikus. Ekstrak dari sumsum dapat menghancurkan nitrosamine dan dapat untuk pencegahan
dan pengobatan tumor saluran cerna (Tractus digestivus).
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang minum rebusan bunga !
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa lembut, netral. Bunga: Menurunkan tekanan darah, mengurangi
rasa nyeri (analgetik). Biji : Anti dysentery, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.),
merangsang pengeluaran campak (measles). Daun: Anti radang, mengurangi rasa nyeri, anti malaria. Akar: Anti
radang, peluruh air seni, pereda batuk, menghilangkan nyeri. Sumsum dari batang dan dasar bunga: Merangsang
energi vital, menenangkan liver, merangsang pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang
air kemih. KANDUNGAN KIMIA: Bunga : Quercimeritrin, helianthoside A,B,C , oleanolic acid, echinocystic acid. Biji :
Beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4-benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji
bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9, cholesterol: -.
Bunga Pagoda
(Clerodendrum japonicum [Thunb.] Sweet)
Sinonim: C. kaempferi (Jacq.) Sleb., C. paniculatum L., Volkameria japonica Thunb.
Familia: Verbenaceae.
Uraian :
Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di tepi jalan daerah luar kota sebagai
tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak
berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap
menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil-
kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Bunga pagoda dapat
diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bali: senggugu, tumbak raja. NAMA ASING He bao hua (C), pagoda flower (I). NAMA SIMPLISIA
Clerodendri japonici Radix (akar bunga pagoda), Clerodendri japonici Flos (bunga pagoda).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat antiradang, peluruh kencing
(diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat,
sifatnya netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga rasanya manis, sifatnya
hangat, berkhasiat sedatif, dan menghentikan perdarahan (hemostatis).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, dan daun. Untuk penyimpanan, akar harus dikeringkan.
INDIKASI
-Akar digunakan untuk pengobatan:
69
-sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik,
-tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah,
-wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri),
-susah tidur (insomnia), dan
-bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.
Bunga digunakan untuk pengobatan:
-penambah darah pada penderita anemia,
-keputihan,
-wasir berdarah, dan
-susah tidur (insomnia).
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 30-90 g akar atau bunga. Selain , itu, akar juga dapat dijadikan serbuk, lalu
diseduh dan diminum. Untuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada bisul, koreng,
dan memar. Selain itu, daun segar dapat diperas dan air perasannya dioleskan pada luka berdarah.
CONTOH PEMAKAIAN
Wasir berdarah
Masak 60 g akar atau bunga pagoda dengan usus sapi. Setelah dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat
dimakan.
Susah tidur
Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya, lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk
tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang
tidur.
Bisul, koreng
Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk
merata. Bubuhkan ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut. Ganti ramuan ini tiga kali sehari.
Bunga Pukul Delapan
(Turnera ulmifolia L.)
Sinonim:T, subulata J.E.Smith.
Familia: Turneraceae
Uraian :
Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh
berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat ini bisa ditemukan pada ketinggian 10--250 m dpl, pada
tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindung. Herba tegak dengan akar pena yang
panjangnya 0,3-0,8 m ini berdaun tunggal, berbentuk bulat telur elips, pangkal berbentuk baji, ujung runcing, tepi
bergerigi kasar, tulang daun menyirip, mempunyai kelenjar, panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Bunga mekar sekitar
pukul 8 pagi dan layu sekitar pukul 12 siang. Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang, pada pangkalnya
cokelat, kuning muda di atasnya, dan terpuntir waktu kuncup. Buah berbentuk telur lebar, dengan biji lebih dari 30.
Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
70
NAMA DAERAH Bunga pukul delapan, lidah kucing (Jawa). NAMA ASING W. Indian holly, sage rose, holly rose (I).
NAMA SIMPLISIA Turnerae ulmifoliae Folium (daun bunga pukul delapan), Turnerae ulmifoliae Radix (akar bunga
pukul delapan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat. Bunga pukul delapan berkhasiat tonik dan melancarkan aliran darah.
Rematik sendi disertai bengkak, bengkak akibat memar Cuci akar segar bunga pukul delapan, lalu potongpotong
seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum sehari
dua kali, masing-masing setengah gelas.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.
INDIKASI
Daun dan akar digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan,
rematik sendi yang disertai bengkak, o bengkak karena memar, dan lemah setelah sembuh dari sakit berat.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 g). Setelah dingin, saring dan minum airnya. Untuk
obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih (secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada
bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan memar, lalu balut.
Catatan
Bunga pukul delapan satu marga dengan damiana (Turnera diffusa), herbal yang berkhasiat mengatasi
pembengkakan prostat (hipertrofi prostat) clan gangguan disfungsi ereksi.
Komposisi :
Daun dan batang mengandung saponin dan polifenol. Daunnya juga mengandung flavonoid.
Bunga Tasbih
(Canna indica Linn.)
Sinonim: Canna orientalis, Roscoe. Canna patens, Roscoe.
Familia: Cannaceae
Uraian :
Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m., dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti ubi. Daun besar
dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna cerah (merah,
kuning) tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji banyak, bulat. Hampir selalu
ditanam sebagai tanaman hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari
permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) mempunyai kelopak bunga lebih kecil, daun hijau
tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia
sebagai penghasil tepung yang dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".
Nama Lokal : Gany hutan (Melayu), Nyong wana, ganyong alas (Jawa); Ganyol leuweung (Sunda), Puspanyidra; Mel
ren jiao gen (China);
71
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah,
Jerawat; Haid banyak;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KEGUNAAN: - Penurun panas
(antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit
kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah,
jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr.
PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1.
Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum,
selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3.
Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.
Komposisi :
SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah,
penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4
coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.
Bungli
(Oroxylum indicum (L.) Vent.)
Sinonim: Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.
Familia: Bignoniaceae.
Uraian :
Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong,
ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet.
Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu
lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi,
Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING:
NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan
antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Biji:
Bronkhitis, Nyeri tulang rusuk, Radang kerongkongan, Sakit perut bagian atas.
72
Kulit kayu:
Hepatitis, Rematik, Membangkitkan nafsu makan, Radang selaput lendir kandung kemih, Sakit perttt.
Kulit akar:
Disentri, Mencret.
RAMUAN DAN TAKARAN
Radang Kerongkongan dan Bronkhitis
Ramuan:
Biji Bungli 1 gram
Akar Manis 5 gram
Kencur 7 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.
Komposisi :
Oroksilin.
Bungur
(Lagerstroemia speciosa Pers.)
Sinonim: L. reginae Roxb., L. flos-reginae Retz., L. loudoni T. & B., Adanzbea glabra Lamk.
Familia: lythraceae.
Uraian :
Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang
tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur
dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m.
Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun
tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28
cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-
50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang,
panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji
cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak
dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung
(Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura). NAMA
SIMPLISIA Lagerstroemiae speciosae Semen (biji bungur), Lagerstroemiae speciosae Cortex (kulit kayu bungur),
Lagerstroemiae speciosae Folium (daun bungur).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
73
Ekstrak kulit batang bungur pada konsentrasi 1-3 g/ml menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap Eschericlzio
coli clan Shigello sonznei. Sebagai pembanding, digunakan kloramfenikol base (Heriyanto, Fakultas Farmasi
WIDMAN, 1992). Infus daun bungur (bunga putih) 10% dan 20% dengan takaran 5 ml/kg bb dapat menurunkan
kadar glukosa darah kelinci. Infus 40% dengan takaran sama tidak meningkatkan efek hipoglikemik. Sebagai kontrol,
digunakan air suling. Cara uji dengan metode toleransi glukosa oral (Putu Pramitasari, FF UBAYA, 1992).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah biji, daun, dan kulit kayu.
INDIKASI
Biji bungur digunakan untuk pengobatan : tekanan darah tinggi.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan :diare, disentri, dan kencing darah.
Daun digunakan untuk pengobatan : kencing batu, kencing manis, dan • tekanan darah tinggi.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus kulit kayu sebesar dua jari, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, dapat digunakan biji untuk mengobati eksim.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Eksim
Gongseng 5 g biji yang telah masak, lalu tumbuk sampai menjadi serbuk halus. Ke dalam serbuk tersebut,
tambahkan 1/2 sendok teh minyak kelapa, lalu aduk sampai rata. Untuk pengobatan, oleskan ramuan tersebut
pada bagian kulit yang terkena eksim.
Diare
Cuci kulit kayu sebesar 2 jari sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu aduk
sampai rata. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
Kencing manis
Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah
dingin saring, lalu minum sekaligus pada pagi hari.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Bungur Kecil
(Lagerstroemia indicct L.)
Sinonim: L. chinevsis L.
Familia: lythraceae.
Uraian :
Biasanya, bungur kecil ditanam sebagai tanaman hias di taman dan di halaman rumah atau bisa ditemukan sebagai
tumbuhan liar di tebing-tebing dan tepi hutan. Tanaman ini berasal dari Cina dan Korea. Perdu atau pohon kecil,
tinggi 2-7 m, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujung tumpul, pangkal
membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50
74
cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak
daun. Buahnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bungur jepang. NAMA ASING Zi wei hua, tzu hui (C), crape myrtle (I). NAMA SIMPLISIA
Lagerstroemiae indicae Radix (akar bungur kecil), Lagerstro miae indicae Flos (bunga bungur kecil ).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astringen. Khasiat akar bungur kecil adalah merangsang proses sirkulasi,
menghentikan perdarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing (diuretik), dan menetralisir racun
(detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, daun, dan kulit kayu. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu jemur sampai
kering agar dapat disimpan dan digunakan, jika diperlukan.
INDIKASI
Akar bungur kecil digunakan untuk pengobatan:menghentikan perdarahan, seperti batuk darah, muntah darah,
berak darah, luka berdarah, perdarahan sehabis melahirkan, radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice), perut
busung (asites), kaki bengkak (edema), keracunan Tripterygium wilfordii, disentri, sakit perut sehabis melahirkan,
sakit gigi, sakit kepala, dan keputihan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, rebus bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian tubuh yang
sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk tersebut ke tempat
yang sakit, seperti patah tulang (fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Batuk darah, muntah darah, berak darah, dan perdarahan lainnya
Rebus 30 g akar dalam 200 cc air bersih sampai tersisa 80 cc. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum,
sehari dua kali, masingmasing 40 cc.
Disentri
Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari tiga kali, masing-masing 1/2 gelas.
Disentri akut, hepatitis menular
Cuci 15 g akar dan 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah
dingin, saring air rebusannya dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali
minum 1/2 gelas, dapat ditambah madu secukupnya.
Bisul, koreng
Keringkan akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya
sampai berbentuk bubur kental, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan. balut dengan perban. Untuk
obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.
Eksim
Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai mendidih (selama 15 menit). Dalam
keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.
Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat mengganggu perkembangan janin.
Komposisi :
Daun mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akar
mengandung sitosterol, 3,3',4-tri-o-methylellagic acid.
75
Buni
(Antidesma bunius (L.) Spreng.)
Familia: Euphorbiaceae
Uraian :
Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh
liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal,
bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang,
ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah
dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1
cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih
dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab.
Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat
selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu
kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.
Nama Lokal :
Barune, huni, h. gedeh, h. wera (Sunda), wuni (Jawa); Burneh (Madura), buni, katakuti, kutikata (Maluku); Bune
tedong (Makasar); U ye cah (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kurang darah, darah kotor, Hipertensi, Jantung berdebar, Batuk; Ganguan pencernaan, Sifilis, Kencing nanah;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, ranting dan buah.
KEGUNAAN.,
Kurang darah, darah kotor, Tekanan darah tinggi, Jantung berdebar, Batuk, gangguan pencernaan, Sifilis, kencing
nanah.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3G-50 buah masak atau 15-30 9 daun, rebus.
Pemakaian luar. Daun dicuci bersih lalu digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.
CARA PEMAKAIAN:
1. Darah tinggi :
Buah buni yang telah masak sebanyak 30 butir dicuci bersih, Kunyah sampai halus, bijinya dibuang dan
daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.
2. Jantung berdebar.
Buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis)
sebanyak 6 lembar, daun sembung (Blumea balsam itera L.) sebanyak 10 tembar, kayu manis seukuran 1
jari, jahe sebesar 1/2 jari, gula enau 2 jari, dicuci da dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air
bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 kali, setiap kali 1 gelas.
3. Kurang darah:
76
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, asam kawak sebanyak 2 jari, rimpang kunyit seukuran 3/4
jari, dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan 1 sendok makan madu, aduk
sampai merata. Peras dan saring, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. dalam tandan, keluar dari ketiak
daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna
hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk
berbentuk jala.
4. Sifilis:
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, daun sambiloto(Andrographis paniculata) sebanyak 50
lembar, daun ngokilo sebanyak 7 lembar, daun paria hutan sebanyak 10 lembar, daun pegagan (Centelia
asiatica L.) 10 lembar, batang brotowali (Tinospora crispa L.) seukuran 1 jari, gula enau sebesar 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 4 gelas air bersih, rebus sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam. Peluruh keringat, hilangkan racun, hilangkan haus,
meningkatkan sirkulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang rasanya sepat, mengandung sedikit alkaloida yang
beracun. Daun: Friedelin.
Cabai Merah
(Capsicum Annuum L.)
Familia : Solanaceae
Uraian :
Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia,
umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu
tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang
bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak
tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata,
peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang,
berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok,
meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm,
beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang
masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa
buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya
untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki
beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal
merah dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo),
lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe,
lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia
(Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan:
77
sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow),
malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang
(Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah
(Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre
long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh
keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.
INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.
Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.
Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah
cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka,
bisul, dan sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Rematik
Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit.
Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.
Luka, bisul
Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut
selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.
Komposisi :
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin,
zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor,
dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak
akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata.
Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.)
Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb.
Familia : solanaceae.
Uraian :
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan
tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan
78
pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku
atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing,
pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga
keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna
putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat
telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya
pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang.
Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas,
yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek
bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan
ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan
sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat
diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias),
l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l.
cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi:
kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica,
l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan
kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi
(Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate).
Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). NAMA ASING La jiao (C), cayenne peper (B), piment de cayenne
(P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli (I). NAMA SIMPLISIA Capsici frutescentis
Fructus (buah cabe rawit).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik,
stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan),
meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas.
Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh
liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan
Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid
(Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.
INDIKASI
Cabal rawit digunakan untuk :
menambah nafsu makan,
menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,
batuk berdahak,
melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
migrain.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat
direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang
sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri
karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit
perut dan bisul.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
79
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah,
dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak
sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim
ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari
ramuan.
Sakitperut
Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata.
Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis,
lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.
Catatan:
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi
cabai rawit.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat
menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis),
menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah
yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten),
cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses
penuaan.
Komposisi :
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C).
Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji
mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin).
Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim : P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.
Familia : Piperaceae
Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat
yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl.
Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya,
panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun
tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan
80
menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau.
Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih
panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak
mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang,
masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya
menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek
batang.
Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada
panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk,
demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan
terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang,
kejang perut.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.
lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,