tanaman herbal 1 1



































































Adas

(Foeniculum vulgare Mill.) 

Sinonim: E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. 

Familia: Apiaccae (Umbelliferae)

Uraian :

Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di negara kita  telah 

dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran 

rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. 

Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di negara kita , India, 

Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun 

biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya 

wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan 

pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. 

Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 

0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, 

berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau sesudah  tua cokelat agak hijau atau cokelat agak 

kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah 

masak memiliki  bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, 

yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan 

pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai 

bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan 

bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau 

dengan memisahkan anak tanaman.

Nama Lokal :

Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas 

(Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), 

denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu 

(Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). 

barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, 

batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun 

(orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma 

(epididimis),; Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau 

jamur, meningkatkan penglihatan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.

KHASIAT :

Buah bermanfaat untuk mengatasi : 
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual, 

 muntah, diare, 

- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, 

- batuk berdahak, sesak napas (asma), 

- haid: nyeri haid, haid tidak teratur, 

- air susu ibu (ASI) sedikit,

- putih telur dalam kencing (proteinuria), 

- susah tidur (insomnia), 

- buah pelir turun (orchidoptosis), 

- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), 

- pembengkakan saluran sperma (epididimis), 

- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis), 

- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya, 

- rematik gout, dan

- keracunan tumbuhan obat atau jamur. 

Daun berkhasiat mengatasi : 

- batuk, perut kembung, koilk, rasa haus, dan meningkatkan penglihatan. 

CARA PEMAKAIAN :

Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk

diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum. 

Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit 

telinga dan luka. 

Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Batuk 

a) Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2 cangkir air mendidih. sesudah  dingin disaring, 

tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai 

sembuh. 

b) Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga 

tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula 

merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 

setengahnya. sesudah  dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

2. Sesak napas 

a) Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. 

Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.

b) Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 

114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan 

dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 

kira-kira separonya. sesudah  dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 

gelas. 

3. Sariawan

Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, 

sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, 

pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 

jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih 

sampai tersisa separonya. sesudah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 

gelas. 

4. Haid tidak teratur 

Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 

sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur 

ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih 
:
sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 

Keracunan tumbuhan obat atau jamur Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan 

setengah cangkir arak. Minum selagi hangat. 

5. Batu empedu 

Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Min

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, 

pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak 

adas (fennel oil). KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 -

60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, 

dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat 

karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis 

dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan 

TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 

3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid 

berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian 

pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas memiliki  efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan 

binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak 

menunjukkan khasiat ini.

Adem Ati

(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.) 

Sinonim: Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.

Familia: Lauraceae.

Uraian :

Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk 

elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah 

bulat, buah muda berwarna hijau, sesudah  tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang 

digunakan Akar, kulit kayu, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu 

wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae 

glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT  Di Masyarakat

Akar: Mencret, Kencing manis, Radang usus, Radang kulit bernanah (obat luar). 

Kulit kayu dan Daun (obat luar): Bisul, Luka berdarah; Obat penenang; Radang kulit bernanah; Radang payudara; 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis 
Ramuan:

Akar Adem Ati 5 gram

Daun Salam segar 4 lembar 

Air 140 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.

Mencret, Radang Usus 

Ramuan:

Akar Adem Ati 6 gram

Rimpang Kunyit segar 6 gram

Ai 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan 

untuk ke dokter.

Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul

Ramuan:

Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya

Daun Sambilata secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan:Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian:Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya 

dibersihkan dengan air hangat dahulu.

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.

Komposisi :

Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri.

Ajeran

(Bidens pilosa L.) 

Sinonim: Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume) 

Sherff (1925).

Familia: Asteraceae (Compositae).

Uraian :

Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, 

sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, 

warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, 

mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan 

yang berada di atas tanah (herba) Nama Lokal :

NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: 

kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi, 

Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee 

nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA 

SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.

Penyakit Yang Dapat Diobati : SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT 

Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik. 

Pemanfaatan : Demam, Pencernaan tidak baik, Rematik (nyeri persendian), Selesma, Usus buntu, Wasir.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Selesma dan Demam 

Ramuan:

Herba Ajeran (3 gram), Babakan Pule (200 mg), Daun Sembung (3 gram), Daun Poko (2 gram), Air (130 ml) 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Usus Buntu

Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, 

ramuan ini dapat digunakan. 

Ramuan: Herba Ajeran (5 gram), Air (120 ml) 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau pil. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan: Diulang selama 20 hari.

Komposisi :

Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.

Akar Manis

(Glycyrrhiza glabra L,) 

Familia : Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Simplisia ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di negara kita . Bagian yang digunakan Akar. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik. 

Pemanfaatan :

Anti kolestrol, Bronkhitis, Batuk, Mulas, Tukak lambung

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk

Ramuan:

Akar Manis 1,5 gram
Rimpang 8 gram

Daun Sirih 3 lembar

Air 130 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore sebelum makan, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Tukak Lambung

Ramuan:

Akar Manis 3 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Air 130 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan

Diulang selama 14 hari. Bagi penderita yang tidak tahan panasnya kunyit, ramuan dapat ditambah air hingga encer, 

diendapkan dahulu kemudian diminum.

Peringatan

Takaran yang terlalu besar dan pemakaian terlalu lama dapat mengakibatkan hipoklamia.

Komposisi :

Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam 

hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin.

Akar Wangi

(Vitiveria zizanioides (L,) Nash. Ex, Small) 

Sinonim: Andropogon zizanioides Urban. Andropogon squarrosus Hackel. Andropogon muricatus Retz.

Familia: Poaceae (Gramineae).

Uraian :

Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter. Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih. Daun tunggal, 

bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warna hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di 

ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang 

digunakan Akar dan minyak atsiri. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Useur (Gayo); Hapias, Usar (Batak); Akar babau (Minangkabau); Akar banda (Timor); Iser, Morwastu 

(Sumatera Utara); Usa, Urek usa (Makasar); Janur, Narawastu, Usar (Sunda); Larasetu, Larawastu, Rarawestu 

(Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Vitiveriae Radix; Akar wangi. Oleum Vitiveriae aetheriae; Minvak Akar 

wangi.

Penyakit Yang Dapat Diobati: Khasiat Diaforetik. 
Pemanfaatan :

KHASIAT 

Bau mulut (obat kumur).

Rematik (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Napas/Mulut bau

Ramuan:

Akar wangi beberapa potong

Daun Sirih segar 2 lembar

Herba Pegagan segar 1 genggam

Buah Kapulaga 6 butir

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat, sebagian dapat 

ditelan karena tidak berbahaya.

Komposisi :

Akar: Minyak atsiri, hars, dan zat pahit. Minyak: Vetiverin, vetiveron, veton, dan vetivazulen. KHASIAT  Bau mulut 

(obat kumur). Rematik (obat luar).

Alang Alang

(Imperata cylindrica (L.)Beauv.) 

Sinonim: Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo.

Familia: Poaceae

Uraian :

Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak 

membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, 

helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: 

susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 

cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 

1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala 

sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: 

berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan 

Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah 

tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; 

ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. 

Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. 

Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH 

tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif 

dengan pertumbuhan alang-alang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang 

kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih 

(Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); 

Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING: 

Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru 

(Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet￾mei. Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c 

[or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di 

samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja 

singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan 

sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang 

alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih 

jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. 

Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama 

dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali 

pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang 

dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun 

dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati 

epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan 

gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk 

pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, 

Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. 

Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi 

pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang memiliki  daya serap terhadap air yang 

relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sebagai peluruh air seni: 

49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air 

tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali sehari.

Demam karena buang air kecil berdarah:

1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah beligu setengah 

matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari. 

Air kencing akan normal dan suhu badan turun.

"Zwartwaterkoorts" (Bld):

Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh.

Komposisi :

Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, 

simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam 

klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, 

asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil 

penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3',4',7-trihidroksi 
flavon, 2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk 

golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon ada pada fraksi ekstrak yang larut 

dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan 

senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.

Alpokat

(Persea gratissima Gaertn.) 

Sinonim: P. americana, Mill

Familia: Lauraceae

Uraian :

Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan 

yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi 

hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik 

dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, 

warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-

5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti 

kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 

10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan 

gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, 

warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau 

atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak 

lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah 

alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. 

minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten. 

Nama Lokal :

Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat 

(Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), 

nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), 

menstruasi tidak teratur.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji. 

KHASIAT : 

Daging buah :

- Sariawan. 

- Melembabkan kulit kering. 

Daun: 
Kencing batu. Darah tinggi, sakit kepala. Nyeri syaraf. Nyeri lambung. Saluran napas membengkak (bronchial 

swellings). Menstruasi tidak teratur. 

Biji: 

- Sakit gigi. 

- Kencing manis. 

PEMAKAIAN,. 

Untuk minum: 3-6 lembar daun. 

Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji 

digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:

a) Sariawan: Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu 

dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

b) Kencing batu:4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 

buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  

dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas. 

c) Darah tinggi : 3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. sesudah  dingin 

diminum sekaligus.

d) Kulit muka kering: Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan 

cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air sesudah  lapisan masker alpokat tersebut 

mengering. 

e) Sakit gigi berlubang: Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat. 

f) Bengkak karena Peradangan: Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan 

seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit. 

g) Kencing manis: Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok 

dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum sesudah  dingin. 

h) Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, 

rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur. 

Data penelitian: 

Daun memiliki  aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. 

Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. 

Ramstad 1975).

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang, 

menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah 

juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.

Andong

(Cordyline fruticosa (L) A. Cheval.) 

Sinonim :Asperagus terminalis L. Cordyline terminalis (L.) Kunth.

Familia :Agavaceae (Liliaceae).
Uraian :

Perdu bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk cincin. Daun pada ujung ranting 

berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk talang, helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm, 

dengan pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek. Malai bunga di ketiak daun, 

bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun 

pelindung pada pangkal bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada bagian 

separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali. 

Benang sari 6, tertancap pada tenda bunga. Kepala putik pendek 3 taju. Buah buni ± bentuk bola, merah mengkilat. 

Biji hitam mengkilat. Dari Asia Timur. Di kebun dan pagar, di kuburan; 1-1.900 m. Bagian yang digunakan Daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal, Linjuang, Si linjuang (Batak); Anjiluwang, 

Jiluwang, Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang (Lampung); Renjuwang, Sabang, Sawang (Dayak); 

Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong (Jawa); Andong, Endong, Handwang (BaIi); Tabongo (Gr); Panili, Siri (Ms); 

Panyaureng, Siri (Bg); Ai buru (Sr); Weluga, Werusisi, Wersingin (Ab); Yasir (Ij); Pitako (Hm). NAMA ASING: NAMA 

SIMPLISIA Cordylinae Folium; Daun Andong.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Mendinginkan. KHASIAT Hemostatik dan anti bengkak. 

Pemanfaatan :

1.Batuk darah. 

2.Disentri.

3.Haid terlalu banyak. 

4.Wasir berdarah. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk Darah, Haid terlalu banyak 

Ramuan:

Daun Andong segar 5 helai

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dibuat infus, diseduh, atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipis, diminurn 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh. 

Wasir

Ramuan:

Daun Andong segar 3 helai

Daun Wungu segar 7 helai

Air matang secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari.

Komposisi :

Kandungan Kimia Steroida, saponin, dam polisakarida.
Angsana

(Pterocarpus indicus Willd.) 

Sinonim: Pterocarpus flavus Lour. Pterocarpus pallidus Blco.

Familia: Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2 cm. Daun berseling. 

Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 

0,5-1,5 cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga 

banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk 

tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk 

Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih 

pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai 

di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak 

membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. 

Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan: Kayunya memiliki  warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan 

sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang 

bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah. 

Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana 

kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi 

Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: 

Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Adstringen dan diuretik. PENELITIAN Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan 

penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan 

tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral 

menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan 50 mg/kg bb tolbutamid, 

sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada pengaruh oleh tolbutalmid. 

Pemanfaatan :

Kulit kayu:

Batu ginjal.

Sariawan mulut (obat kumur).

Daun muda:

Kencing manis. 

Bisul (obat luar). 

Getah (Kino):

Luka (obat luar).

Sariawan mulut (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Batu Ginjal

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 3 gram

Daun Keji beling 2 gram

Daun Kumis kucing 4 gram

Air 115 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air 

kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% 

dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan 

minum teh.

Sariawan Mulut 

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 4 gram

Daun Saga segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Air 115 ml

Cara pembuatan:

Dibuat infus atau diseduh.

Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian 

beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).

Cara pemakaian:

Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air. 

Bisul

Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul 

tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.

Komposisi :

Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.

Anting-anting

(Acalypha australis Linn.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di 

pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian 

ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan 

berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari 

tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing;
Batu Ginjal

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 3 gram

Daun Keji beling 2 gram

Daun Kumis kucing 4 gram

Air 115 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air 

kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% 

dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan 

minum teh.

Sariawan Mulut 

Ramuan:

Kulit kayu Angsana 4 gram

Daun Saga segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Air 115 ml

Cara pembuatan:

Dibuat infus atau diseduh.

Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian 

beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).

Cara pemakaian:

Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air. 

Bisul

Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul 

tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.

Komposisi :

Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.

Anting-anting

(Acalypha australis Linn.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di 

pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian 

ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan 

berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari 

tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing
Anyang Anyang

(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,) 

Sinonim: Rejasa.

Familia: Elaeocarpaceae.

Uraian :

Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih 

demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah 

api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah 

cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi 

dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus 

(seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik 

tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai 

pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka 

duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang 

dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). 

NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.

Pemanfaatan :

Buah:

1. Disentri.

2. Sakit kandung kencing.

Kulit kayu:

1. Radang Ginjal.

2. Borok (obat luar). 

Daun:

1.Demam. 

2.Kelesuan. 

3.Mual.

4.Sakit Kuning. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Demam

Ramuan:

Kulit kayu atau daun Anyang-anyang 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 

Kelesuan

Ramuan:
Daun Anyang-anyang 4 gram

Daun Sembung 3 gram

Herba Meniran 2 gram

Rimpang Temulawak 4 gram

Air 110 ml 

Cara pernbuatan: Diseduh, dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari. 

Sakit Kandung Kencing

Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.

Ramuan:

Buah Anyang-anyang 7 biji

Buah Adas 1 gram

Pulosari 1/ 2 ruas jari

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.

Apel

(Pyrus malus, Linn) 

Sinonim: Malus sylvestris, Mill

Familia: Rosaceae

Uraian :

Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang memiliki  temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa 

dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di negara kita  yang terkenal berasal dari 

daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di negara kita , apel dapat 

tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang memiliki  ketinggian sekitar 1200 

meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran 

dan memiliki  tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan 

bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel 

biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya 

merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

Nama Lokal :

Apel (negara kita , Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.

 Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4

 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

 Cara memakai  : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.

2. Diare

 Bahan: buah apel yang belum begitu masak.

 Cara memakai : dimakan biasa.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain memiliki  kandungan senyawa pektin juga mengandung zat 

gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram -

Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %

Aren

(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) 

Sinonim: Arenga sacchrifera Labill.

Familia: Arecaceae (Palmae).

Uraian :

Tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm, sebagian batang yang cukup panjang 

berdaun, di bawahnya ada pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai 

daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, bagian bawah ada 

lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali; 

cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12-15 mm; benang sari banyak. Bunga betina 

berdiri sendiri, hampir bulat bola; bakal buah beruang 3, dengan 3 kepala putik. Buah buni bulat peluru, dengan 

ujung pesok ke dalam, garis tengah 4 cm, beruang 3, berbiji 3. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam; 1-1400 m. 

Catatan: Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman 

dipakai; akarnya untuk bahan anyaman dan untuk cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya 

untuk tongkat jalan dan usuk genting, pondoh untuk sayur-mayur makan nasi, tulang daun untuk sapu dan 

kranjang, daun muda untuk ganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, untuk genting, kranjang, sapu, sikat, 

terasnya dibuat „sagu". Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, di mana kemudian dibuat 

gula (gula Jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka; bijinya dibuat manisan dan dimakan 

(kolang-kaling). Bagian yang digunakan Tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau); 

Kawung, Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel, 
Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Arengae 

pinnatae Radix; Akar Aren.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Diuretik. 

Pemanfaatan :

Tuak/legen:

-Sariawan. 

-Sembelit. 

Akar:

-Batu ginjal.

-Ruam kulit.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batu Ginjal:

Ramuan:

Akar Aren 2 gram

Daun Keji beling 3 gram

Akar Alang-alang 3 gram

Herba Meniran 3 gram

Air 20 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian; Diminum 1 kali sehari, 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan sesudah  batunya keluar berupa batu, 

pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.

Sembelit dan Sariawan:

Legen diminum seperti minuman segar lainnya.

Komposisi :

TUAK: Gula dan minyak lemak.

Asam Jawa

(Tamarindus indica, Linn.) 

Familia: Leguminosae

Uraian :

Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. 

Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang 

cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm 

dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan 

rasa khas asam. Di dalam buah polong selain ada kulit yang membungkus daging buah, juga ada biji 

berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.;
;Nama Lokal :

Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (negara kita ), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, 

Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok; 

Pemanfaatan :

1. Asma

 Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring.

 Cara mrnggunakan: diminum 2 kali sehari

2. Batuk Kering

 Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

3. Demam

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

4. Sakit Panas

 Bahan: 2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam 

 secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air 

 panas, kemudian disaring

 Cara memakai : diminum biasa

 Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini

5. Reumatik

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu = 

 jawa)

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus

 Cara memakai : dipakai untuk kompres bagian yang sakit

6. Sakit perut

 a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih 

 dan minyak kayu putih secukupnya

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata

 Cara memakai : digunakan sebagai obat gosok, terutama 

 pada bagian perut

 b. Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren 

 Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air

 panas, kemudian disaring

 Cara memakai : diminum biasa

 c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu 

 jari, 1 potong gula kelapa

 Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan 

 bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian 

 disaring

 Cara memakai : diminum biasa

7. Morbili

 Bahan: 1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
kunyit sebesar ibu jari

 Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut 

 dicampur sampai merata

 Cara memakai : digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi 

 penderita morbili

8. Alergi/Biduren (Jawa)

 Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam 

 secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

9. Sariawan

 Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu 

 jari, 1 potong gula kelapa

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih 

 hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring

 Cara memakai : diminum biasa

10. Luka baru

 Bahan: daun asam jawa secukupnya

 Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat

 Cara memakai : ditempelkan pada luka

11. Luka borok

 Bahan: beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa)

 Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus

 Cara memakai : ditempelkan pada luka, kemudian diperban

12. Eksim dan Bisul

 Bahan: 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = 

 jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara memakai : ditempelkan pada bagian yang sakit

13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah

 Bahan: 3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya

 Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus

 Cara memakai : bagian yang bengkak dibersihkan terlebih 

 dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, 

 kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa 

 tersebut.

14. Mencegah rambut rontok

 Bahan: beberapa biji asam jawa

 Cara memakai : sebelum keramas dengan shampo, kepala 

 dimasase terlebih dahulu dengan

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, 

asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon 

diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram 

per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 

gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, 

vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid 

serta pati.
Awar Awar

(Ficus septica Burm.L) 

Sinonim: Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata.

Familia: Moraceae

Uraian :

Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, 

gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun 

berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal 

membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan 

banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun 

samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk 

berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, 

diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga 

betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. 

Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak 

ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar￾abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo 

(Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, 

Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA 

SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in vitro, hasil 

pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat 

menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli) 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Daun digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan 

sesak napas.

Akar digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun dapat 

menyebabkan muntah.

Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.

Buah untuk pencahar. 

Untuk mengobati bisul:

5 lembar daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan sebagai kompres pada 

bisul (1-2 kali sehari).

Komposisi: Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, 

dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.
Bandotan

(Ageratum conyzoides L.) 

Sinonim: A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.

Familia: compositae (asteraceae).

Uraian :

Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya 

sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. 

Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal 

membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut 

panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 

atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, 

dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan 

Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di negara kita , bandotan 

merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. 

Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada 

ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan 

mengeluarkan bau tidak enak. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. 

Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus 

wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng 

hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, 

eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam 

(antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid 

(emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula 

sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., ada bandotan varietas lain yang memiliki  khasiat 

yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus 

birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada 

uterus, vagina, dan liver. sesudah  masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak 

ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). 

Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada 

dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek 

penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA 

UI, 1993).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa 

herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang 

telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, 

mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja 

berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut. 

Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, 

lalu peras dan air perasannya diminum. Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, 

campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan 

penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke 

kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat 

digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang 

Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan 

yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim 

Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian 

tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai 

sembuh.

Bisul, borok

Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh 

garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban. 

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo

Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh 

garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. sesudah  

menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan 

selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.

Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar

Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. sesudah  dingin, saring 

dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim

Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi 

satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas 

sehari.

Sakit tenggorokan

(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan 

saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum 

ramuan dan lakukan tiga kali sehari.

(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. 

Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza

Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. sesudah  dingin, saring 

dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah

Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 

tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. sesudah  dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 

2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut

Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh 

kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut d
Komposisi :

Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, 

friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, 

alkaloid, dan kumarin

Bangle

(Zingiber purpureum Roxb.) 

Sinonim: Zingiber cassumunar, Roxb.

Familia: Zingiberaceae

Uraian :

Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai negara kita . Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di 

pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m 

dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. 

Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari 

pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, 

ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 

20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang 

sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, 

lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah 

menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle memiliki  rimpang yang 

menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan 

luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah 

berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan 

sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan sesudah  tanaman berumur satu tahun. 

Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :

Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; 

Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, 

walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, 

kegemukan; Mengecilkan perut sesudah  melahirkan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang, daun.

KHASIAT :

Rimpang:

- Demam, sakit kepala.

- Batuk berdahak.

- Perut nyeri, masuk angin.

- Sembelit.

- Sakit kuning.
- Cacingan.

- Rheumatism.

- Ramuan jamu pada wanita sesudah  melahirkan.

- Mengecilkan perut sesudah  melahirkan.

- Kegemukan.

Daun:

· Tidak napsu makan.

· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.

Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, 

pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:

1. Demam, masuk angin. 

 15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 

 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu 

 diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules: 

 Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, 

 masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus 

 dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam: 

 Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan 

 sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai 

 pilis pada dahi.

4. Sakit kuning: 

 1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air 

 masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, 

 minum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism): 

 Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak 

 sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian 

 sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut sesudah  melahirkan:

 Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada 

 perut.

7. Cacingan: 

 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar 

 tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk

 halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu 

 diperas dan disaring. Minum.

8. Radang seiaput lendir mata: 

 Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir

 jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus 

 dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. sesudah  

 dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:

 a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci 

 lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 
 sesudah  dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan

 sore hari.

 b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari 

 rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4 

 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-

 potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai 

 tersisa 1/2-nya. sesudah  dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 

 gelas.

 c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari 

 tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk 

 nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-

 remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. 

Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar 

(laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

Baru Cina

(Artemisia vulgaris Linn.) 

Familia : Compositae 

Uraian :

Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab 

dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai 

tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini ada sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal 

dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun 

berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. 

Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil￾kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, 

keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.

Nama Lokal :

Baru cina (negara kita , Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan 

(jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah 

persalinan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, seluruh tanaman.

KHASIAT :

1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi 
 (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.

2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin 

 berlebihan.

3. Dysentery, keputihan.

4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.

5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus 

 (rectal haemorrhgia).

PEMAKAIAN: 

10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet, 

suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:

Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, 

dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur. 

Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:

1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:

 4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 

 Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat: 

 15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):

 1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula 

 enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok: 

 Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri: 

 Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant: 

memiliki  khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk

pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, 

dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING: 

30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi memiliki  keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung 

(yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan 

sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur 

menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, 

cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta￾karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi 

alkohol, dan ridentin.
Bawang Merah

(Allium cepa) 

Familia: Amaryllidaceae (Liliaceae).

Uraian :

Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna 

merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, 

berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang 

sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang 

abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, 

Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi 

(Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa 

rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menghangatkan, rasa dan bau tajam. KHASIAT Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. PENELITIAN M. 

Jufri Samad, 1987. FMIPA Farmasi UNHAS. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah 

terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang 

Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada 

pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 

22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula 

darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan penelitian efek protektif 

Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang 

Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

1. Batuk.

2. Haid tidak teratur. 

3. Kencing manis.

4. Obat cacing.

5. Demam pada anak-anak (obat luar).

6. Perut kembung pada anak-anak (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk 

Ramuan: 

Umbi Bawang merah 4 gram

Daun Poko segar 4 gram

Daun Sembung segar 3 gram

Herba Pegagan segar 4 gram

Buah Adas 2 gram

Air 125 ml 
Cara pembuatan: Dipipis, dibuat infus atau pil. 

Cara pemakaian:

Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari 

9 pil.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Kencing Manis

Ramuan:

Umbi Bawang Merah (dirajang) 4 gram

Buah Buncis (dirajang) 15 gram

Daun Salam (dirajang) 10 helai

Air 120 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Demam dan Perut 

Kembung pada Anak-anak 

Ramuan:

Umbi Bawang Merah (potong tipis) secukupnya 

Minyak Kelapa secukupnya

Minyak Kayu Putih secukupnya 

Cara pembuatan: Diremas-remas. 

Cara pemakaian:

Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.

Komposisi :

Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, 

dan zat pati.

Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.) 

Familia: Liliaceae

Uraian :

Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di negara kita  lazim disebut bawang putih. Bawang putih 

termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara 

berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, memiliki  batang semu yang terbentuk dari pelepah￾pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari 

serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang
(siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan 

tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di negara kita , jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang 

putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. 

Iklim · Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000 

mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan 

- 6 bulan · Suhu udara : 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol 

(ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari 

permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 · 

Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 

cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan 

dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. · sesudah  10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga 

membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, 

bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak 

cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit 

berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm 

dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam 

tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami sesudah  3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 

cm x 10 cm

Nama Lokal :

Garlic (Inggris), Bawang Putih (negara kita ), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); 

Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka 

memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia); 

Pemanfaatan :

1. Hipertensi

 a. Bahan: 3 siung bawang putih,

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan 

 air secukupnya, Ialu disaring;

 Cara memakai : diminum secara teratur setiap hari.

 b. Bahan : 2 siung bawang putih;

 Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api; 

 Cara memakai : dimakan setiap pagi selama 7 hari.

2. Asma, batuk dan masuk angin

 Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu 

 secukupnya;

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos 

 bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;

 Cara memakai : diminum setiap pagi sampai sembuh.

3. Sakit kepala

 Bahan: umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;

 Cara memakai : untuk kompres pada dahi.

4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air

 Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam

 Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua

 bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih 

 dan diaduk sampai merata, dan disaring;

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan 

 sore.

5. Ambeien
 Bahan : umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas

 untuk diambil airnya;

 Cara memakai : dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

6. Sembelit

 Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk 

 diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;

 Cara memakai : diminuni biasa.

7. Luka memar karena tikaman atau pukulan

 Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;

 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1 

 sendok madu dan dicampur sampai merata;

 Cara memakai : dioleskan pada bagian yang luka.

8. Luka kena benda tajam berkarat

 Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;

 Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke 

 dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;

 Cara memakai : dioleskan pada bagian yang luka.

9. Mempercepat matangnya bengkak abses

 Bahan : umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat, 

 kemudian ditumbuk halus;

 Cara memakai  : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri

 Bahan: umbi bawang putih;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;

 Cara memakai : ditempelkan pada baglan yang kemasukan 

 serpihan kaca, kayu atau duri.

11. Sengatan serangga

 Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;

 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian 

 dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;

 Cara memakai : dioleskan ada bagian tubuh yang disengat 

 serangga.

12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut

 Baban: beberapa siung bawang push;

 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;

 Cara memakai : dimakan langsung.

13. Sulit tidur (insomnia)

 Bahan: beberapa slung bawang putih;

 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;

 Cara memakai : dimakan langsung sebelum tidur.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 

gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 

134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian 

umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, 

scordinin, nicotinic acid.
Bayam

(Amaranthus tricolor L.) 

Sinonim: A.gangeticus

Familia: amaranthaceae.

Uraian :

Bayam berasal dari Amerika tropik. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis 

seluruh dunia. Di negara kita , bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl, 

tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di. dataran rendah pada lahan terbuka yang 

udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah dan 

berair. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta 

warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian 

atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulir. Bayam 

yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran dikenal dengan bayam cabutan atau bayam sekul. 

ada tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hijau biasa, bayam merah 

(Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau 

keputih-putihan. Sebagai informasi, daun dan batang bayam merah mengandung cairan berwarna merah. Selain A. 

tricolor, ada bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam 

kotok/bayam tanah (A. blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A. hybridus 

sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar. Panen bayam cabut paling lama dilakukan selama 25 hari. sesudah  itu, 

kualitasnya akan menurun karena daunnya menjadi kaku. Bayam dapat disayur bening, dibuat gado-gado, pecal, 

atau direbus untuk lalap. Kadangkadang, daun bayam yang muda dan lebar digunakan pula sebagai bahan 

rempeyek. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Jakarta: bayam glatik, b. putih, b. merah. Jawa: bayem abrit, b. lemah, b. ringgit, b. sekul, b. siti. 

Maluku: jawa lufife, tona ma gaahu, hohoru itoka tokara, baya roriha, loda kohori. Nama asing: Chinese spinach (I) 

Nama simplisia: Amaranthi tricoloris Folium (daun bayam), Amaranthi tricoloris Radix (akar bayam).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah 

berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar 

proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, 

penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun 

bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang 

dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang 

diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 

1986).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar.

Indikasi:

Daun bayam digunakan untuk pengobatan :

membersihkan darah sehabis bersalin, 
memperkuat akar rambut,

tekanan darah rendah,

kurang darah (anemia), dan 

gagal ginjal.

Akar digunakan untuk pengobatan: disentri

CARA PEMAKAIAN: Untuk obat yang diminum, sediakan 25-30 g daun segar, lalu rebus dan dimakan sebagai lalap. 

Selain direbus, bayam dapat juga dijus untuk diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun bayam segar sampai halus, lalu tempelkan pada luka akibat gigitan binatang 

berbisa.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Meningkatkan kerja ginjal, membersihkan darah sehabis bersalin Bayam dapat dikonsumsi dalam bentuk sayur 

bening.

Kurang darah

Cuci tiga genggam daun bayam merah, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu sendok makan air jeruk nipis, 

lalu saring. Selanjutnya, tambahkan satu sendok makan madu dan sebutir kuning telur ayam kampung dan aduk 

sampai rata, kemudian ramuan ini diminum dan pengo>7atan dilakukan satu kali sehari selama seminggu. 

Selanjutnya, pengobatan dapat dilakukan dua kali seminggu sampai penyakitnya sembuh.

Disentri

Cuci 10 batang akar bayam merah sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus seujung 

sendok teh sambil diaduk rata, lalu saring. Untuk pengobatan, minum air saringannya sekaligus.

Memperkuat akar rambut

Cuci satu ikat daun dan batang bayam segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus 

seujung sendok teh sambil diaduk rata. Selanjutnya, peras dan saring, lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali 

seminggu.

Catatan

Penderita kadar asam urat darah yang cukup tinggi dan rematik Gout dilarang mengonsumsi bayam terlalu banyak 

karena sayur ini mengandung purin yang cukup tinggi. Di dalam tubuh, purin akan dimetabolisir menjadi asam urat.

Untuk pengobatan, bayam merah dianggap lebih berkhasiat daripada bayam hijau.

Komposisi :

Bayam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin, dan vitamin (A, B dan C).

Bayam Duri

(Amaranthus Spinousus, Linn.) 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Bayam duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth.Tumbuhan ini memiliki  batang lunak 

atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon 

batang, tepatnya di pangkal tangkai daun ada duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.Bentuk

daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau 

muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, ladang atau di jalan-jalan kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 

Celcius.

Nama Lokal :

Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); Senggang cucuk (Sunda), Bayam keruai (Lampung); 

Ternyak duri, ternyak lakek (Madura), Podo maduri (Bugis); Thorny amaranthus (Inggris), Bayam Duri (negara kita ); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kencing Nanah, Kencing tidak lancar, Bronkhitis, Produksi ASI; Tambah Darah, Eksim, Bisul, Demam; 

Pemanfaatan :

1. Kencing Nanah

 Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri, adas 

 pulawaras secukupnya.

 Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.

 Cara memakai : diminum pagi dan sore

2. Kencing tidak lancar

 Bahan: 1 potong akar (dengan bonggolnya) bayam duri.

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

 Cara memakai : diminum sekaligus.

3. Gangguan pernapasan dan bronkhitis

 Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.

 Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian direbus dengan 1 liter air dan disaring.

 Cara memakai : diminum pagi dan sore

4. Memproduksi ASI

 Bahan: batang bayam duri lengkap dengan daun, bunga dan akarnya.

 Cara membuat: ditumbuk halus.

 Cara memakai : dioleskan/dibobolkan seputar payudara

5. Tambah Darah

 a. Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam

 kampung.

 Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus, kemudian ditambah 1 

 gelas air dan diperas/disaring, telur ayam kampung dimasukan 

 dan diaduk sampai merata.

 Cara memakai : diminum (untuk orang dewasa 1 minggu sekali)

 b. Bahan: 1 genggam daun batang bayam duri dan 1 sendok makan madu.

 Cara membuat: daun bayam ditumbuk halus dan diambil airnya, 

 kemudian ditambah madu.

 Cara memakai : diminum biasa ( untuk bayi)

6. Eksim dan bisul

 Bahan: 1 potong bayam duri.

 Cara membuat: ditumbuk halus.

 Cara memakai : dioleskan / dibobokan pada bagian yang sakit.

7. Demam

 Bahan: 2 genggam daun batang bayam duri dan 1 butir telur ayam kampung.

 Cara membuat: ditumbuk halus, kemudian ditambah 1 gelas air secukupnya. 

 Cara memakai : tempelkan di dahi sebagai kompres.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Bayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, 

garam fosfat, zat besi, serta Vitamin (A, C, K dan piridoksin=B6).
Belimbing Asam

(Averhoa bilimbi.) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Belimbing asam (Averhoa bilimbi) dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang memiliki  ketinggian 

kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. DI negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan 

di negara kita  banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan. 

Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan memiliki  batang yang keras. Ada dua varitas 

dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula 

dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya yang 

kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji￾biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam.

Nama Lokal :

Belimbing Asam (negara kita ), Calincing (sunda),; Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing buluh 

(Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk, Beguk, Encok, Sariawan, Hipertensi, Diabetes melitus; Demam, Radang poros usus, Menghilangkan jerawat; 

Pemanfaatan :

1. Batuk

 a. Bahan: 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu

 Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal ½ Gelas.

 Cara memakai : diminum pagi dan sore secara rutin.

 b. Bahan: daun, bunga dan buah belimbing asam ditambah gula 

 merah dan adas pulawaras

 Cara Membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai : diminum pagi dan sore secara rutin

2. Beguk

 Bahan: 10 lembar daun belimbing asam dan 4 siung bawang merah

 Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus

 Cara memakai : untuk bobok dan obat luar

3. Encok

 a. Bahan: 1 genggam daun belimbing asam ditambah kapur sirih

 Cara membuat: ditumbuk halus bersama-sama

 Cara memakai : digosokan sebagai param

 b. Bahan: 4 genggam daun belimbing asam

 Cara membuat: ditumbuk halus

 Cara memakai : digunakan untuk menggosok bagian

 pinggang
4. Sariawan

 Bahan: 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah

 Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal 1 gelas

 Cara memakai : diminum pagi dan sore

5. Hipertensi

 Bahan: 3 buah belimbing asam, ½ ikat daun kemangi

 Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih 

 hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.

 Cara memakai : diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari 

 sekali

6. Diabetes mellitus, demam dan radang poros usus

 Bahan: 3 genggam daun belimbing asam 

 Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian 

 disaring untuk diambil airnya

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

7. Menghilangkan Jerawat

 Bahan: 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya

 Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan 

 tersebut dicampur sampai merata

 Cara memakai : digunakan sebagai bedak pada bagian wajah 

 yang berjerawat

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah belimbing asam memiliki  kandungan unsur kandungan unsur kimia yang disebut 

asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.

Belimbing Manis

(Averhoa carambola) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan memiliki  garis tengah hanya 

sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m 

dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. 

Belimbing wuiuh memiliki  batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang 

muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 

21-45 

Related Posts:

  • tanaman herbal 1 1Adas(Foeniculum vulgare Mill.) Sinonim: E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. Familia: Apiaccae (Umbelliferae)Uraian :Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Sax… Read More