herbal 3





r khasiat tonik. Daun tua dapat 
dikukus atau dimasak sebagai sayuran Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman 
atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Jombang, taraksakum (Jawa). NAMA ASING Pu gong ying (C), dandelion (I). NAMA SIMPLISIA 
Taraxaci Herba (herba jombang). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Jombang rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya dingin. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan lambung, serta 
berkhasiat tonik pada liver dan darah. Selain itu, juga berkhasiat antibiotik, antiradang; menghilangkan bengkak, 
menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diuretik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan 
produksi empedu. Akar sedikit pahit, berkhasiat antitoksik, peluruh kencing (diuretik), pereda panas (antipiretik), 
penguat lambung, meningkatkan nafsu makan (stomakik), melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), 
melancarkan pengeluaran AS1 (laktagoga), laksatif ringan, dan menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Akar 
lebih berkhasiat jika digunakan setelah tumbuhan berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu 
mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa metabolisme serta merangsang ginjal 
mengeluarkan racun melalui air kemih. Selain itu, jombang berperan dalam proses pembuangan racun yang 
terbentuk pada infeksi dan polusi. Kandungan polisakarida dari tumbuhan jombang dapat menghambat 
perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus dan menghambat perkembangan 
sarcoma. Herba jombang berkhasiat menghambat perkembangan Staphylococcus aureus, Streptococcus 
hemolyticus, dan Neisseria catarrhalis. Ekstrak alkohol herba jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran 
empedu ke usus (kolagoga) pada tikus. Melindungi kerusakan liver (hati) tikus yang diberi zat karsinogenik CCl4. Air 
rebusan jombang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengaktifkan makrofag, 
merangsang pembentukan limfosit, dan pembentukan antibodi. Daun jombang berkhasiat diuretik kuat. Namun, 
tidak menyebabkan kekurangan kalium karena tumbuhan ini mengandung cukup kalium (Journal Planta Medica, 
1974). Akar jombang berkhasiat membersihkan hati, merangsang produksi cairan empedu, dan laksatif ringan 
(peneliti German, 1959).  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah herba dan akar segar maupun yang telah dikeringkan. 
INDIKASI 
Herba jombang digunakan untuk pengobatan : 
- radang, seperti radang tenggorokan, radang mata merah (konjungtivitis), radang akut usus buntu (akut 
apendisitis), radang panggul, radang hati (hepatitis), radang kandung empedu (kolesistitis), serta radang 
dan abses payudara, 
- infeksi dan batu saluran kencing,  
- gondongan (parotitis), 
- diare, disentri, 
- sakit maag (gastritis), tidak nafsu makan,  
- kencing manis (diabetes mellitus), 
- tekanan darah tinggi (hipertensi),  
- kurang darah (anemia), 
- kaki bengkak karena timbunan cairan,  
- keputihan (leukore), 
164 
 
- produksi air susu ibu (ASI) sedikit, 
- bisul, koreng, borok yang dalam, gigitan ular,  
- cellulite, 
- pembesaran prostat, 
- meningkatkan pembuangan asam urat,  
- bercak hitam di muka (freckles), 
- tumor pada sistem pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas), 
- kanker (payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, dan gusi), serta  
- leukemia granulositik kronik. 
Akar digunakan untuk pengobatan : 
- hepatitis, sakit kuning (jaundice), 
- infeksi kandung empedu, mencegah timbulnya batu empedu,  
- memperbanyak ASI, 
- buang air besar tidak lancar (sembelit), 
- penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis,  
- rematik,termasuk osteoarthritis dan gout. 
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, rebus atau tumbuk 15-30 g herba segar, lalu peras. Selanjutnya, minum air perasannya 
atau dapat digunakan untuk campuran resep. Khusus untuk mengobati kanker, tumor, atau penyakit berat, 
gunakan herba sebanyak 20 - 60 g. Cara lain, rebus 10 - 30 g akar, lalu air rebusannya diminum. Di beberapa negara, 
akar dikeringkan lalu digiling sampai halus. Ambil 1 - 2 sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Jika diperlukan, 
tambahkan air perasan jeruk nipis untuk memperbaiki rasa. 
Untuk pemakaian luar, giling herba segar atau akar sampai halus, kemudian bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti 
payudara yang bengkak, bisul, dan luka bakar. Selain itu, daunnya pun dapat direbus, lalu gunakan airnya untuk 
mandi atau menguapkan wajah. Cara ini bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan memelihara kulit wajah dari flek 
dan jerawat.  
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Radang dan abses payudara 
Cuci 60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Untuk pemakaian 
luar, cuci tumbuhan segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan pada payudara yang sakit.  
Radang kandung empedu 
Cuci 30 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. 
Kanker 
Rebus 20-60 g herba jombang segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air 
saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari. 
Keputihan akibat infeksi, kanker serviks, atau radang panggul  
Sediakan 30 g herba jombang segar (untuk kanker clan radang panggul sebanyak 60 g), lalu cuci sampai bersih. 
Selanjutnya, potong-potong dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air 
saringannya diminum sekaligus, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Selain direbus, herba pun dapat ditumbuk 
sampai halus. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 
Radang kandung empedu disertai hepatitis 
Cuci 30-60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 
tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, sehari 3 kali, masing-
masing 1/2 gelas. 
Kencing manis, tekanan darah tinggi 
Cuci 30 g herba jombang segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air 
rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 
setengah gelas. 
Komposisi : 
165 
 
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar 
mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxasterol, b-amyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline, levulin, pektin, 
inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, 
karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, dan vitamin (A, 
BI, B2, C dan D). Bunga mengandung arnidiol dan flavoxanthin. Pollen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-en-
3ß-ol, asam folat, dan vitamin C. 
 
Jung Rabab 
(Baeckea Frutescens L.)  
Sinonim : Baeckea chinensis Gaertn. Baeckea cochinchinensis Bl. 
Familia : Myrtaceae 
 
Uraian : 
Turnbuhan berbentuk perdu sampai semak, tinggi sampai 5 m, cabang-cabang liat. Daun berhadapan, helai daun 
sangat sempit seperti garis dan berkelenjar, tebal 0,8 mm dan panjang 5 mm sampai 16 mm. Bunga berkelipatan 5 
keluar dari ketiak daun, kecil, garis tengah lebih kurang 1,5 mm; tangkai bunga pendek; kelopak berbentuk lonceng 
dengan 5 belahan; tajuk 5 helai, agak bundar, warna putih dengan cincin hijau dibagian tengah dan lama kelamaan 
berubah menjadi merah; benang sari 10 buah. Keanekaragaman. Tinggi tumbuhan bervariasi, tergantung pada 
keadaan tempat tumbuh. Tumbuhan setinggi 30 cm sudah berbuah. Ekologi dan penyebaran. Tumbuh liar dipantai 
Cina Selatan serta digunung-gunung Sumatra dan Malaysia pada ketinggian 600 m sampai 2.200 m di atas 
permukaan laut; juga terdapat di Australia. Menyukai daerah agak kering. Budidaya. Merupakan tumbulian liar, 
belum dibudidayakan.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH. Aron (Aceh), game-game (Batak),si gamei-gamei (Minangkabau), ijar atap, junjung atap, tutur atap 
(Bangka), ujung atap, sesapu (Biliton), ujung atap, daun cucur atap (Melayu) Jung rabab, Jung rahab, jung raab, 
ujung raab (Jawa), jung rahab (Madura), Anjung atap, anjung raab (Bali)., NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Baeckea 
Folium; Daun Jung Rahab. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pedas dan aromatik. KHASIAT Analgesik, antispasmodik, tonik, dan diuretik.  
Pemanfaatan : 
Khasiat dan manfaat untuk pengobatan:  
Kakillengan (bengkak). 
Ambillah setengah ons jung rahab, remaslah halus, dan rebuslah di dalam setengah botol cuka anggur. Gosokkanlah 
cairan rebusan ini pada kakil lengan yang bengkak dalam keadaan panas-panas suam. 
Sakit Perut pada anak karena cacingan 
Sepotong belerang sebesar biji asam. Setengah sendok teh jung rahab, sepotong temu hitam sepanjang buku jari 
tangan, sebuah umbi kecil temu kunci, tiga iris temu lawak, satu sendok teh kayu masoyi, sepotong bengle 
sepanjang setengah buku jari tangan, sepotong lempuyang wangi sepanjang setengah jari tangan dan lima biji 
benih adas; kesemuanya ditumbuk halus, dibungkus daun pisang clan dikukus selama lebih kurang sepuluh menit. 
Cairan yang keiuar diminumkan si sakit. Kalau cairannya yang keluar hanya sedikit, tambahkanlah sesendok air. 
Demam pada wanita habis bersalin 
166 
 
Dengan segera sehabis bersalin minum obat berikut, dibuat baru dan diminum tiap pagi dan tiap sore. Kita dapat 
mencegah demam habis bersalin ini. 
Rebuslah selembar daun papaya muda segar dengan satu sendok kecii asam segar dan sepotong gula jawa dalam 
satu gelas kecil air sampai airnya tinggal separo dan minumlah cairan itu setelah cukup dingin. Di samping itu perlu 
pakai tapal terbuat dari tujuh lembar daun Iler, satu sendok teh besar jung rahab (dibakar dulu jadi abu) dan sedikit 
asam kawak, semua ini ditumbuk bersama-sama. 
Obat Penyegar terhadap kelelahan 
minumlah air rebusan jung rabab 
Komposisi : 
Minyak atsiri, fenkhol, glikosida, senyawa triterpinoid, tanin, dan baekeol. 
 
Kacapiring 
(Gardenia augusta, Merr.)  
Sinonim : Gardenia jasminoides, Ellis.  
Familia : Rubiaceae 
 
Uraian : 
Kacapiring (Gardenia) banyak dipelihara orang sebagai tanaman hias atau pagar hijau yang memiliki aroma bunga 
harum. Kacapiring termasuk tumbuhan perdu yang berumur tahunan serta banyak memiliki cabang, ranting 
maupun daun yang lebat. Kacapiring mudah tumbuh disembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas. 
Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter di atas 
permukaaan laut. Batang pohonnya mampu mencapai ketinggian berkisar 1-2 meter. Bunganya berukuran besar, 
indah mirip dengan bunga mawar putih dengan tajuk-tajuk melingkar dan bersusun membentuk satu kesatuan 
yang anggun. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin dan mengkilap pada permukaan telapak daun bagian atasnya. 
Karena keharuman bunganya, kacapiring mempunyai nilai komersial untuk dibuat minyak wangi. Sedang 
pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek. 
Nama Lokal : 
Kacapiring (Indonesia, Sunda), Ceplong piring (Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja putih (Aceh);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Diabetes melitus, Sariawan, Demam, Sukar buang air besar;  
Pemanfaatan : 
1. Diabetes Mellitus 
    Bahan: 12 lembar daun kacapiring 
    Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga  
    tinggal 1 gelas. 
    Cara menggunakan: diminum sekaligus dan diulangi secara rutin  
    setiap hari. 
2. Sariawan 
    Bahan: 7 lembar daun kacapiring, 2 sendok makan madu dan 1  
    potong gula aren; 
    Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dan ditambah dengan 
167 
 
    1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan  
    gula aren tersebut dan diaduk sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum dan diulangi setiap dua hari sekali. 
3. Demam 
    Bahan: 7 lembar daun kacapiring dan 1 potong gula batu; 
    Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dengan 1 gelas air  
    dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk  
    sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum 
4. Sukar buang air besar 
    Bahan: 3 biji buah kacapiring; 
    Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga  
    tinggal 1 gelas; 
    Cara menggunakan: diminum 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Kacapiring (Gardenia augusta dan Gardenia jasminoides) dari penelitian para ahli diketahui 
mempunyai senyawa kandungan zat minyak menguap. Minyak menguap tersebut antara lain mengandung unsur 
linaloldan styrolyl. 
 
Kaki Kuda 
(Centella asiatica, (Linn), Urban.)  
Sinonim : Hydrocotyle asiatica, Linn. Pasequinus, Rumph. 
Familia : Umbelliferae  
 
Uraian : 
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup 
mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-
kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat 
sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi 
dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap 
bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm 
- 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset 
yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, 
tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 
mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya 
pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 2.500 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 
1.500 mm - 2.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 
mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 20' C - 25' C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · 
Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm - 50 cm dari permukaan tanah · 
Kedalaman perakaran : 5 cm - 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. 
Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun 
168 
 
demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. · Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 
cm · Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. · Batangnya tumbuh 
merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. · Di daerah Jawa Barat, 
tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh. 
Nama Lokal : 
Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); 
Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Typus, Busung, Sakit kepala, Influenza, Keracunan Jengkol, Ayan;  
Pemanfaatan : 
1. Tyfus 
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5 
    batang tapakliman. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus  
    untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: hasilnya ditambah dengan 1 sendok makan  
    madu dan diminum. 
2. Busung 
    Bahan: tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3 
    batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air  
    sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas. 
    Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 cangkir. 
3. Sakit Kepala 
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan  
    jintan. 
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  
    sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas. 
    Cara menggunakan: disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan  
    madu, kemudian diminum. 
4. Influenza 
    Bahan: 1 genggam daun kaki kuda. 
    Cara membuat: ditumbuk halus (dipipis) untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: ditambah sedikit garam dan diminum. 
5. Keracunan jengkol 
    Bahan: 10-15 daun kaki kuda. 
    Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga  
    tinggal 1 ½ gelas. 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum. 
6. Ayan  
    Bahan: daun kaki kuda secukupnya yang sudah kering daun gula  
    aren secukupnya. 
    Cara membuat: daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1  
    sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan  
    tersebut disedu dengan 1 gelas air panas (masak). 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum; diulangi secara teratur. 
komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air 
seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, 
brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, 
natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut 
169 
 
asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen), Daun kaki kuda mengandung 
senyawa glikosida trigergepnoida, alkaloid hidrokotilin, steroid, tanin, minyak atsiri, gula pereduksi dan garam-
garam mineral seperti garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. 
 
 
Kaktus Pakis Giwang 
(Euphorbia milii Ch.des Moulins)  
Sinonim : E. splendens, Bojer. 
Familia : Euphorbiaceae 
 
Uraian : 
Tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m., pada umumnya sebagai tanaman hias di taman, mengandung getah. Batang 
warna coklat, berduri kasar. Daun tunggal bentuk bundar telur dengan ujung lebih bulat dari pangkal, pinggir rata, 
warna hijau. Bunga bertangkai, ada yang tunggal dan ada yang majemuk (Khas disebut siatium), warna bermacam-
macam, ada yang 0ranye, kuning, dadu dan sebagainya. 
Nama Lokal : 
Kaktus Pakis Giwang (Indonesia); Tie hai tang (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Perdarahan haid, Bisul, Radang kulit, luka bakar, kena air panas; Hepatistis;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI.  
Seluruh tanaman, pemakaian segar. 
KEGUNAAN. 
1. Bunga: Functional uterine bleeding (Perdarahan menstruasi yang  
   fungsionil). 
2. Batang: Hepatitis. 
3. Daun: Bisul, radang kulit bernanah (Piodermi), tersiram air panas,  
   luka bakar. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Functional uterine bleeding:  
    10-15 bunga segar, ditambah daging, direbus sebagai soup. 
2. Bisul dan radang kulit bernanah:  
    Daun segar dilumatkan, ditambah gula merah secukupnya,  
    ditempelkan ke tempat yang sakit. 
3. Hepatitis: 9-15 gram batang segar, direbus, minum airnya. 
PERHATIAN:  
Bila timbul mencret (diarrhea) yang berlebihan setelah minum obat ini, minum rebusan Glycyrrhiza uralensis 
(Gancao) sebigai antidote. 
NOTE : Glycyrrhim uralensis = G. glabra L. = Kayu Manis (kayu legi). 
170 
 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, astringen, netral, sedikit beracun (toxic). Bunga 
menghentikan perdarahan. (Hemostatik), batang dan daun sebagai anti pembengkakan (anti-swelling) clan anti 
radang (anti-inflammasi). 
 
Kamboja 
(Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.)  
Sinonim : Plumeria acuminata, Ait. P. acuminata, Roxb. P. acutifolia, Poir. P. alba, Blanco. P. obtusa, Lour. P. rubra, 
Linn. from acutifolia Woods. P. rubra, Linn. var. acutifolia (Poir) Bailey. 
Familia:  Apocynaceae 
 
Uraian : 
Morfologi Kamboja Daerah asal tumbuhan ini dari Amerika tropik dan Afrika, Termasuk tanaman hias, Varitas 
tumbuhan kamboja terdiri dari beberapa jenis antara lain : Kamboja putih dan kamboja merah / Kamboja jepang. 
Batang : batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang 
muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun : daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua 
ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga 
lebat, Bunga : Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, 
berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter 
di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk 
berkembang biaknya. 
Nama Lokal : 
Kamboja (Indonesia), Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali); Samoja, Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo); 
Campaka molja/bakul (Madura), Pandam (Minangkabau); Karasuti, Kolosusu, Tintis (Minahasa), Capaka 
kubu(Tidore);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kencing nanah (Gonorrhea), Bengkak, Bisul;  
Pemanfaatan : 
1. Kencing Nanah (Gonorrhea) 
    Bahan:  1 Potong akar kamboja 
    Cara membuat:  direbus dengan gelas air sampai mendidih. 
    Cara menggunakan:  diminum 1 kali sehari 1 cangkir. 
2. Patek, Puru (Frambusia) 
    Bahan:  2 Sirap kulit kamboja 
    Cara membuat:  ditumbuk halus dan direbus dengan 1 cerek air  
    sampai mendidih. 
    Cara Menggunakan: digunakan untuk mandi dan menggosok yang  
    luka. 
3. Memulihkan Bengkak 
    Bahan:  1 Sirap kulit kamboja 
171 
 
    Cara membuat:  ditumbuk halus dan direbus dengan 0,5 cerek air  
    sampai mendidih. 
    Cara menggunakan:  digunakan untuk merendam bagian tubuh yang 
    bengkak. 
4. Bisul 
    a. Bahan:  daun kamboja dan minyak kelapa 
       Cara membuat:  daun kamboja dilemaskan dan diolesi dengan  
       minyak kelapa. 
       Cara menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang bisul 
    b. Bahan:  Getah Kamboja 
        Cara membuat:  ambil getah kamboja dari pohonnya 
        Cara menggunakan:  oleskan pada bagian yang bisul. 
Komposisi : 
Getah Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa sejenis karet, triterpenoid amyrin, lupeol, 
kautscuk dan damar. Kandungan minyak mrnguapnya terdiri dari geraniol, sitronellol, linallol, farnesol dan 
fenetilalkohol. 
 
Kapas 
(Gossypium herbaceum L.)  
Sinonim : G.. hirsutum L. 
Familia : Malvaceae 
 
Uraian : 
Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, 
bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, 
warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan 
berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda 
berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Kapas (Jawa). NAMA ASING Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I). NAMA SIMPLISIA Gossypii 
Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, 
dan vital energi, antitusif, antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, 
mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). 
Biji kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan ginjal, menguatkan tulang punggung 
dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam 
(antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu, mempunyai efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan 
hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada pria. Hal ini berdasarkan 
penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan 
172 
 
ketidaksuburan (infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi 
sel yang memproduksi sperma. Mencit jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan 
ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu 
dan berkurang nafsu makannya (Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian pemberian 
oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak 
pengaruhnya pada gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman, Jurusan Farmasi, FMIPA 
UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas 
(Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya 
khasiat antifertilitas (Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990).  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya. 
INDIKASI 
Biji digunakan untuk mengatasi:  
- disfungsi ereksi (impoten),  
- ngompol (enuresis), 
- berkeringat pada malam hari, 
- wasir, dubur turun (prolaps anus), 
- perdarahan clan keluarnya cairan dari liang sanggama (vagina), 
- disentri, 
- nyeri perut clan ulu hati, 
- demam yang hilang timbul,  
- radang telinga,  
- memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI), dan  
- kontrasepsi pada pria. 
Akar digunakan untuk:  
- terlambat haid, 
- mengurangi keluarnya darah haid yang banyak,  
- mengurangi nyeri haid akibat endometriosis, 
- mempermudah persalinan, 
- mengatasi gangguan pencernaan, 
- fungsi limpa yang menurun dengan gejala batuk dan sesak akibat lemahnya   energi vital, dan 
- menghaluskan tumit yang teraba kasar.  
Buah muda digunakan untuk pengobatan: 
- diare. 
Daun digunakan untuk pengobatan:  
- radang usus (enteritis), 
- demam, dan 
- batuk berdahak.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, tidak ada rekomendasi dosis. Urftuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu 
gunakan untuk menurap panu, luka, luka bakar, dan memar. Biji yang digiling halus digunakan untuk menurap 
herpes, skabies, luka, dan radang buah zakar (orkhitis). 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Diare 
Cuci clan potong buah kapas yang masih mucla clan segar (lima buah). Rebus dengan satu gelas air selama 15 
menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus. 
Disfungsi ereksi (impoten) 
Gongseng biji kapas (300 g) sampai kuning sambil tambahkan arak beras 1-2 sendok teh. Gongseng pula biji bawang 
putih di tempat terpisah. Selanjutnya, giling semua bahan sampai halus. Untuk pemakaian, ambil 10 g bubuk 
campuran tadi, larutkan dalam arak dan minum sewaktu perut kosong. 
173 
 
Berkeringat malam 
Masukkan biji kapas sebanyak 10 g ke dalam panci email bersama tiga gelas air. Rebus dengan api kecil sampai 
airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum airnya sekaligus pada waktu perut kosong. Lakukan sekali sehari. 
Mempermudah persalinan 
Iris akar kapas tipis-tipis, lalu seduh dan minum seperti minum teh. 
Catatan: 
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji clan akar kapas karena dapat menyebabkan keguguran. 
Gosipol toksisitasnya rendah, namun menimbulkan beberapa efek samping. Pada sebagian pengguna bisa timbul 
rasa lemah sementara yang terjadi pada fase awal pengobatan tidak memerlukan pengobatan. Sekitar 1,2% 
pengguna timbul rasa mual dan muntah, sebagian lagi mengeluh menurunnya hasrat seksual. 
Bisa timbul hipokalemia pada sebagian pengguna obat ini tanpa menimbulkan gejala akibat kekurangan kalium. 
Sebaiknya, pemakaian obat ini dilakukan dengan pengawasan herbalis berpengalaman. 
Dengan mengeluarkan gosipol dari minyak biji kapas melalui proses pengolahan lanjutan maka minyak biji kapas 
aman dikonsumsi dan berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi. 
Komposisi : 
Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol 
(asesquiterpene) 0,56-2,05%, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2% 
gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat 
(15,58%). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. Gosipol berkhasiat 
menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan 
penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga mengandung kaempferol, herbacitrin, 
quercetin, isoquercetin, gossypetin, clan gossypitrin. 
 
Kapasan 
(Abelmoschus moschatus [L.] Medic.)  
Sinonim : Hibiscus abelmoschus L. 
Familia : malvaceae 
 
Uraian : 
Kapasan ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka pada tanah terlantar maupun semak-semak atau 
ditanam di kebun-kebun. Kapasan dapat ditemukan pada ketinggian 1-650 m dpl. Semak, berumur pendek, tumbuh 
tegak, tinggi 0,5-2,5 m. Batang bulat, bagian pangkalnya umumnya berkayu, percabangan sedikit, ditumbuhi 
rambut kasar. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berlekuk, bercangap, atau berbagi 5 yang sangat 
dalam, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, pertulangan menjari, kedua permukaan berambut 
kasar, panjang 6-22 cm, lebar 5-20 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk lonceng, berukuran besar, keluar 
dari ketiak daun, daun mahkota 5 buah, panjang 3,5-10 cm, berwarna kuning. Buahnya buah kotak, bulat telur, 
berusuk lima, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, jika sudah masa.k akan terbuka dengan 5 katup. 
Biji berbentuk ginjal, pipih, keras, berwarna kelabu, bergaris halus dari pangkal sampai ujung, baunya wangi. Bijinya 
menghasilkan minyak kasturi yang digunakan sebagai campuran kosmetik, obat gosok rematik, serta campuran 
pada bedak untuk melembutkan kulit dan obat ruam kulit. Kapasan dapat diperbanyak dengan biji.  
Nama Lokal : 
174 
 
NAMA DAERAH Sumatera: Gandapura, kapas sedeki (Lampung). Jawa: kakapasan, kaworo (Sunda), kapasan, 
kasturi, regula, rewulaw, waron (Jawa), kastore bukal (Madura). Maluku: kasturi (Ternate). NAMA ASING Huang kui 
(C), musk mallow (I). NAMA SIMPLISIA Abelmoschi Radix (akar kapasan). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Akar rasanya agak manis, sifatnya sejuk. Pereda panas (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), antiradang, dan 
melancarkan pengeluaran nanah.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian utama yang digunakan adalah akar. Selain itu, biji, daun, dan bunga juga berkhasiat sebagai obat. Daun dan 
akar digunakan sebagai bahan segar. 
INDIKASI 
Akar digunakan untuk pengobatan :  
- demam tinggi, 
- batuk, 
- sukar buang air besar (konstipasi), dan  
- batu saluran kencing. 
Biji digunakan untuk mengatasi :  
- sakit kepala. 
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, rebus 10-15 g akar segar, lalu air rebusannya diminum. 
Untuk pemakaian luar, cuci daun segar, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan tersebut pada bisul, koreng, 
atau pada tulang yang patah (fraktur), lalu balut dengan kain perban. Cara lain, rendam bunga dalam minyak 
kelapa, lalu oleskan pada luka bakar atau luka akibat tersiram air panas. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Batuk 
Cuci 10 g akar kapasan segar, lalu potong tipis-tipis. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, 
saring dan minum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 
Catatan 
Daun, bunga, dan biji bisa digunakan untuk membasmi serangga. 
Komposisi : 
Akar mengandung minyak asiri, lemak, asam palmitat, sterol/ terpen. Biji mengandung a-cephalin, fosfatidilserine, 
plasmalogen, fosfatidilkoline plasmalogen, ambrettolid, ambretol, afamesol, furfural, tanin clan minyak asiri. Daun 
kering mengandung a-sitosterol, a-D-glikosida, dan tanin. Bunga mengandung a-sitosterol, mirisetin, dan glikosida. 
 
Kapulaga 
(Amomum compactum Soland ex Maton,)  
Sinonim : Arnornun cardamornum Willd. Arnomlnn capulaga Spangue & Burk. 
Familia : Zingiberaceae. 
 
175 
 
Uraian : 
Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Berbatang semu, bulat, membentuk 
anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 
cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, 
panjang lebih kurang 12,5 mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA: Amomi Fructus; Buah Kapulaga. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sifat Khas Pahit, menghangatkan, dan membersihkan darah. Khasiat Ekspektoran dan karminatif. PENELITIAN 
Datten Bangun, Semin Tarigan, Nazaruddin Umar, dkk. Bagian Farmakologi, FK USU dan Jurusan Farrnasi, FMIPA 
USU. Telah melakukan penelitian infus rimpang Kapulaga terhadap efek analgesik pada mencit. Dari hasil penelitian 
tersebut ternyata infus 10% dengan takaran 10 ml/kg bb, telah menunjukkan efek analgesik. Semakin besar 
takarannya, semakin besar perpanjangan waktu reaksi (PWR).  
Pemanfaatan : 
Bagian yang Digunakan  
Buah. 
Kegunaan  
Buah: 
1. Aroma jamu. 
2. Napas/mulut bau.  
3. Perut kembung. 
4. Radang tenggorokan.  
5. Suara parau. 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Napas/Mulut Bau  
Ramuan: 
Buah Kapulaga   10 butir 
Daun Pegagan   1 genggam 
Air   secukupnya 
Cara pernbuatan:  Dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari, pagi hari 1/4 cangkir. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu. Usahakan buang air besar 
secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan. 
Perut Kembung dan Mulas  
Ramuan: 
Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar)   7 butir  
Biji Jati Belanda(disangrai dan tumbuk kasar)   10 butir 
Air mendidih   100 ml 
Cara pembuatan:  Diseduh 
Cara pemakaian:Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml. 
Radang Tenggorokan  
Ramuan: 
Buah Kapulaga (tumbuk kasar)   10 butir 
Rimpang Kunyit (tumbuk kasar)   6 gram 
Air mendidih   100 ml 
Cara pembuatan: Diseduh. 
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. 
Komposisi : 
Buah: Minyak atsiri, minyak lemak, zat pati, gula, dan protein. 
 
176 
 
Kastuba 
(Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch.)  
Sinonim : Poinsettia pulcherrima R. Grah. 
Familia : Euphorbiaceae 
 
Uraian : 
Kastuba berasal dari Meksiko. Umumnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-
taman. Kastuba bisa ditemukan pada 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok 
jika ditanam pada ketinggian 600 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1,5-4 m ini mempunyai batang berkayu, 
bercabang, dan bergetah seperti susu. Daunnya tunggal, bertangkai, tangkai daun yang muda berwarna merah clan 
hijau setelah tua, letaknya tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang besar 
umumnya mempunyai 2-4 lekukan, ujung clan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 2,5-6 
cm, dan bagian bawah mempunyai rambut halus. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas 
disebut cyathium, keluar dari ujung tangkai. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk 
lanset, warnanya merah atau kuning. Cyathium tingginya 1 cm, hijau dengan taju merah clan satu kelenjar besar, 
pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari berwarna merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 
cm, ketika masih muda berwarna hijau dan cokelat setelah tua . Biji bulat dan berwarna cokelat. Pohon merah 
memiliki banyak varietas yang berasal dari Eropa dan merupakan hasil pemuliaan. Hasilnya, tanaman menjadi lebih 
pendek, daun lebih lebar, dengan warna daun pelindung yang bermacam-macam, seperti merah menyala, pink, 
atau putih. Tanaman ini merupakan tanaman rumah yang favorit selama hari Natal karena daun bunganya yang 
berwarna menyala.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: denok, puring benggala. Jawa: kastuba, ki geulis (Sunda), godong racun, wit racun, 
racunan, pohon merah (Jawa), racun, kedapa (Bali). NAMA ASING Yi ping hong, ye xiang hua (C), christmas flower, 
eastern flower, lobster flower, poinsettia (I). NAMA SIMPLISIA Euphorbiae pulcherrimae Herba (herba kastuba). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rasanya pahit, sepat, sifatnya sejuk, toksik. Berkhasiat sebagai perangsang muntah, menormalkan siklus haid, 
menghentikan perdarahan (hemostatis), mempercepat penyembuhan tulang yang patah, menghilangkan bengkak, 
dan melancarkan keluarnya ASI (galaktagog). 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah seluruh tanamannya. Untuk penyimpanan, lakukan 
pengeringan. 
INDIKASI 
Kastuba digunakan untuk pengobatan:  
- datangnya haid yang tidak teratur,  
- darah haid banyak (menoragia),  
- disentri, TB paru, 
- air susu ibu sedikit, 
- tulang patah (fraktur), dan 
- bengkak karena terbentur (memar).  
177 
 
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, gunakan 10-15 g bahan yang direbus. 
Untuk pemakaian luar, giling daun segar secukupnya sampai halus, lalu turapkan kebagian yang sakit, seperti 
radang kulit, erisipelas, luka berdarah, bengkak karena terbentur (memar), dan bengkak karena tulang patah. 
CONTOH PEMAKAIAN 
Radang kulit, erisipelas, luka, memar 
Cuci daun kastuba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Turapkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--
3 kali sehari. Hentikan jika timbul lepuh. 
Melancarkan keluarnya ASI 
Cuci bunga kastuba segar sebanyak 10 g, lalu rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, 
saring clan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. 
Catatan: 
Kastuba merupakan tanaman obat berracun. Getahnya sangat iritatif, jika mengenai kulit sering menimbulkan 
lepuh kecil (vesikel). Jika digunakan sebagai obat minum, menyebabkan muntah dan diare. Hati-hati minum 
rebusan herba ini, jangan melebihi dosis yang dianjurkan. 
Komposisi : 
Daun mengandung alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang mengandung saponin, sulfur, lemak, 
amylodextrin, asam format, dan kanji. 
 
 
Katu 
(Sauropus androgynus (L,) Merr.)  
Sinonim : Sauropus albicus BL. Sauropus sumatranus Miq Sauropus indicus Wight. 
Familia : Euphorbiaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman perdu, tinggi 2-5 meter. Batang berkayu, bulat, bekas daun tampak jelas, tegak, daun muda berwarna 
hijau dan setelah tua berwarna cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi 
rata, panjang 1-6 cm, lebar 1-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk bentuk payung di ketiak 
daun, mahkota bulat telur, warna ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, diameter Iebih kurang 1,5 mm, warna hijau 
keputih-putihan. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA: Sauropi Folium; Daun Katu. Sauropi Radix; Akar Katu. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sifat Khas Manis, mendinginkan, dan membersihkan darah. Khasiat Antipiretik dan laktagog. PENELITIAN Tjandra 
Sridjaja Pradjonggo, Wahjo Dyatmiko, Troet Soemarno, dkk. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian 
daun Katu terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina menyusui. Hasil penelitian tersebut adalah 
sebagai berikut. 1. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 10% dan kelompok yang tidak diberi infus ada 
perbedaan yang bermakna. 2. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang tidak diberi infus 
178 
 
ada perbedaan yang bermakna. 3: Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang diberi infus 
10% ada perbedaan yang bermakna. Djuniati Kustifah, 1991. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan 
penelitian pengaruh infus daun Katu terhadap produksi air susu mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus 
daun secara per oral dapat meningkatkan kuantitas produksi air susu mencit. Agik Suprayogi, 1993. Fakultas 
Kedokteran Hewan IPB Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Katu terhadap peningkatan produksi 
susu kambing. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata larutan ekstrak daun Katu 20% yang diberikan secara in vitro 
dapat meningkatkan produksi air susu > 20%. kamposisi susu tidak berubah, terjadi peningkatan aktifitas 
metabolisme glukosa sebesar > 50%.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Daun dan akar. 
KEGUNAAN  
Daun: 
1. Demam 
2. Pelancar ASI  
3. Suara parau. 
Akar: 
1. Demam 
2. Kencing sedikit  
3. Lepra (obat luar). 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Demam dan Kencing Sedikit  
Ramuan: 
Akar Katu   4 gram 
Air   110 ml 
Cara pembuatan:  Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 
Pelancar ASI 
Daun Katu segar beberapa helai, dibuat sayuran. Selain daun Katu dapat digunakan daun Bayam, daun Lembayung, 
daun Sawi, Kacang Panjang, Kacang Koro, Jantung Pisang, buah Labu Air, buah Labu Merah, dan lain lain. Semua itu 
dijadikan sayuran dan dimakan secara bergantian. Makan harus teratur dan dipilih makanan yang bergizi. 
Komposisi : 
Senyawa steroid dan senyawa polifenol. 
 
Kayu Manis (padang) 
(Cinnamomum burmani (nees) Bl.)  
Sinonim : Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees. 
Familia : Lauraceae. 
 
179 
 
Uraian : 
Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun 
muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. 
Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry 
Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit 
Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian 
tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) mempunyai daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 
(berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien 
fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan 
penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil 
penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus 
pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Kulit kayu dan daun. 
KEGUNAAN  
1. Mencret.  
2. Membangkitkan nafsu makan.. 
3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional. 
4. Nyeri pinggang 
5. Rematik.  
6. Sakit perut. 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Mencret 
Selain minum obat mencret sebaiknya juga diberi tapal 
ramuan : 
Kayu Manis (Padang)   3 gram 
Buah Kayu Ules   2 gram 
Rasuk Angin   2 gram 
Rimpang Kencur segar   8 gram 
Ketumbar   3 gram 
jintan Hitam   2 gram 
Mungsi   2 gram 
Rimpang Lempuyang   10 gram 
Pulosari   2 gram 
Buah Adas   2 gram 
Biji Kedawung   4 butir 
Air   sedikit 
Cara pembuatan: Dipipis hingga menjadi pasta. 
Cara pemakaian: Ditapalkan di seluruh bagian perut dan pakailah gurita. 
Komposisi : 
Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendir 
 
 
 
 
 
180 
 
Kayu Putih 
(Meialeuca leucadendra L.)  
Sinonim : M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, 
Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel. 
Familia : Myrtaceae 
 
Uraian : 
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. 
Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang 
hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, 
kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak 
beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, 
agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 
4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun 
berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu 
putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala 
putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya 
coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat 
tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, 
dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas 
daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui 
proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-
kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar. 
Nama Lokal : 
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; 
Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono 
(Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang 
dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah. 
KEGUNAAN: 
Daun: 
- Rematik. 
- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia). 
- Radang usus, diare, perut kembung. 
- Radang kulit. 
- Ekzema, sakit kulit karena alergi. 
- Batuk, demam, flu. 
- Sakit kepala, sakit gigi. 
- Sesak napas (asma) 
Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia).  Susah tidur. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus. 
Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, 
ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Rasa lesu dan lemah, insomnia:  
    Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus  
181 
 
    dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring.  
    minum. 
2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:  
    Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai  
    tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring, minum. 
3. Radang kulit, ekzema:  
    Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3  
    gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk  
    mencuci bagian kulit yang sakit. 
4. Luka bernanah:  
    Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada  
    luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah  
    dari luka tersebut dan membersihkannya. 
CATATAN : 
- Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih  
  (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh  
  yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala,  
  pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut  
  kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang  
  sebagai obat batuk. 
· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka  
  gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat   
  menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur    
  dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang  
  terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. 
Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda 
kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat 
sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, 
Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida. 
 
Kecubung 
(Datura metel, Linn.)  
Sinonim : Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fasttuosa, Linn. var alba C.B. Clarke. 
Familia : Solanaceae 
 
Uraian : 
Kecubung (Daura Metel) termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal. 
Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun 
demikian, tinggi dari tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan pada bagian 
182 
 
tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga kecubung menyerupai terompet dan 
berwarna putih atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan 
yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil 
berwarna kuning kecoklatan. Selain Kecubung Kasihan (Datura Metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung Kecil 
(Datura Stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia Suaveolens, Humb, Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). 
Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain 
tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. 
Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek. 
Nama Lokal : 
Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), ; Bembe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram); 
Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate); Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul, Eksim;  
Pemanfaatan : 
1. Asma (Mengi atau Bengek) 
    a. Bahan:  10 lembar daun kecubung 
       Cara membuat:  Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur  
       sampai kering; 
       Cara menggunakan:  Dipakai untuk merokok dengan bungkus  
       kelobot jagung.       
    b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya 
       Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan 
       dijemur sampai kering;   
       Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya  
       tembakau. 
2. Reumatik 
    Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa 
    Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu,  
    kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api; 
    Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan  
    pada bagian yang sakit. 
3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul 
    Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya; 
    Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai  
    halus dan dibuat adonan sampai merata; 
    Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada  
    bagian yang sakit. 
4. Eksim 
    Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa; 
    Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan  
    minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api; 
    Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk  
    menggosok bagian badan yang kena eksim. 
Komposisi : 
Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, 
atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis 
kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas 
sebagai obat luar. Perhatian!! Apabila seseorang keracunan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Dan untuk 
melawan keracunan tersebut adalah dengan minum kopi yang keras dan usahakan supaya menghirup udara segar 
sebanyak-banyaknya. 
 
183 
 
Kecubung Gunung 
(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P)  
Sinonim : Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B. 
Familia : solanaceae. 
 
Uraian : 
Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya tumbuh liar di 
daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan 
ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-
cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur 
atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, 
pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 
4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota 
berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak 
pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. 
Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek 
dan biji.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali). NAMA ASING Datura, angel's trumpet (I). 
NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga kecubung gunung). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan penghilang nyeri (analgesik). 
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan 
dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair, 
1990).  
Pemanfaatan : 
Bagian yang digunakan adalah bunga.  
Bunga digunakan untuk mengatasi :  
- sesak napas, 
- nyeri haid, dan  
- sakit perut. 
CARA PEMAKAIAN 
Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Sesak napas 
Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok. 
Catatan: Jauhkan dari jangkauan anak-anak. 
Komposisi : 
Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasi. 
184 
 
Kedelai 
(Glycine max, (Linn.) Merrill.)  
Sinonim : Glycine soja, (Linn), Sieb. G. soja, (Linn), Zucc.  
Familia : Fabaceae 
 
Uraian : 
Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar 
tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. 
Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan 
kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil 
dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk 
sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan 
batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih 
dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna 
coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 
500 m di atas permukaan laut. 
Nama Lokal : 
Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui 
(Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung 
Pandang);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Diabetes melitus, Sakit ginjal, Reumatik;  
Pemanfaatan : 
1. Diabetes Mellitus 
    Bahan: 1 genggam biji kedelai hitam 
    Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga  
    tinggal 1 gelas dan disaring untuk diambil airnya 
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara rutin setiap hari. 
2. Sakit Ginjal 
    Bahan: 3 sendok makan biji kedelai. 
    Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga 
    tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. 
    Cara menggunakan: diminum pada pagi hari setelah bangun tidur  
    dan dilakukan secarar rutin setiap hari. 
3. Reumatik 
    Bahan: 1 sendok makan biji kedelai hitam, 1 sendok makan kacang  
    hijau, dan 2 sendok makan kacang tanah. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut digoreng tanpa minyak 
    (sangan = Jawa), kemudian ditumbuk (digiling) sampai halus. 
    Cara menggunakan: dimakan 2 kali sehari 1 sendok teh, pagi dan  
    sore. 
Komposisi : 
Kandungan Kedelai (100 gr.) - Protein 34,9 gram - Kalori 331 kal - Lemak 18,1 gram - Hidrat Arang 34,8 gram - 
Kalsium 227 mg - Fosfor 585 mg - Besi 8 mg - Vitamin A 110 SI - Vitamin B1 1,07 mg - Air 7,5 gram 
185 
 
Keji Beling 
(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)  
Sinonim : Strobilantes crispus, Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek. 
Familia : Acanthaceae 
 
Uraian : 
Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu 
menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai 
semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan 
apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan 
jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm 
(ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak 
terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan 
laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · 
Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · 
Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm 
dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : 
sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. 
Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang 
tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. 
Nama Lokal : 
Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;  
Pemanfaatan : 
1. Tumor 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan  
    secara teratur. 
    Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,  
    durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin. 
2. Diabetes Mellitus 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan  
    secara teratur. 
    Pantangan: makanan yang manis-manis. 
3. Lever (sakit Kuning) 
    Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 
186 
 
    secara teratur. 
    Pantangan: makanan yang mengandung lemak. 
4. Ambeien (wasir) 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan  
    secara teratur. 
    Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas. 
5. Kolesterol tinggi 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 
    secara teratur. 
    Pantangan:  makanan yang berlemak. 
6. Maag 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar. 
    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 
    secara teratur. 
    Pantangan: makanan pedas atau asam. 
7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam 
    Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar. 
    Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga  
    daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali  
    setelah berselang 2 jam. 
Komposisi : 
Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya. 
 
Kelapa 
(Cocos nucifera, Linn.)  
Familia : Palmaceae 
 
Uraian : 
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang 
pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya 
berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. 
Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus 
dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap 
tangkainya. 
Nama Lokal : 
Coconut (Inggris), Cocotier (Perancis); Kelapa, Nyiur (Indonesia), Kambil, Kerambil, Klapa (Jawa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Keracunan, Panas dalam, Sakit panas, Demam berdarah, morbili; Influenza, Kencing batu, Sakit saat haid, Cacing 
kremi, Sakit gigi; Ubanan, Ketombe;  
187 
 
Pemanfaatan : 
1. Keracunan 
    Bahan: 1 butir kelapa hijau; 
    Cara membuat: dilubangi ujungnya; 
    Cara menggunakan: Airnya diminum sampai habis. 
2. Sakit panas dalam 
    Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telor ayam kampung mentah; 
    Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung  
    yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian  
    dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut; 
    Cara menggunakan: diminum pada siang hari 
3. Sakit panas 
    Bahan: 1 gelas air kelapa muda dan 1 sendok madu; 
    Cara membuat: kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai rata; 
    Cara menggunakan:  
                            Untuk dewasa: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
                            Untuk balita: 2 kali sehari, 1/2  cangkir the; 
4. Demam berdarah 
    Bahan: 1 butir buah kelapa dan 1 butir jeruk nipis; 
    Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, jeruk nipis diperas  
    untuk diambil airnya, kemudian air jeruk nipis dimasukan ke dalam  
    buah kelapa dan diaduk sampai merata;  
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
5. Kencing batu 
    Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telur ayam kampung mentah; 
    Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung  
    yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian  
    dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut. 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
6. Mengurangi sakit waktu haid 
    Bahan: 1 gelas air kelapa hijau dan 1 potong gula  aren; 
    Cara membuat: Kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai merata; 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore, selama 3 hari berturut-turut. 
7. Influenza 
    Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari; 
    Cara membuat: buah kelapa dan kencur diparut, kemudian kedua  
    bahan tersebut dicampur merata, ditambah 1 gelas air masak dan  
    diperas untuk diambil airnya; 
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 
8. Morbili 
    Bahan: 2 helai daun kelapa kering, 1/2 genggam daun korokot, 1/2  
    rimpang dringo bengle, 1/2 genggam daun petai  cina, adas  
    pulawaras secukupnya; 
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus; 
    Cara mengunakan: digunakan sebagai bedak untuk seluruh tubuh si  penderita. 
9. Mengusir cacing kremi 
    Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 buah wortel; 
    Cara membuat: buah kelapa dan wortel diparut, kemudian kedua  
    bahan tersebut dicampur, ditambah 1 gelas air, diperas dan disaring; 
    Cara menggunakan: diminum malam hari menjelang tidur. 
10. Sakit gigi berlubang 
188 
 
     Bahan: tempurung (batok) 
     Cara membuat: tempurung kelapa dibakar dan minyak yang keluar  
     di pinggir api diambil dengan kapas dan digulung sebesar lubang gigi; 
     Cara menggunakan : dimasukan ke dalam lubang gigi yang sakit. 
11. Ubanan 
     Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua , air buah kelapa itu sendiri; 
     Cara membuat: buah kelapa diparut dan diperas dengan air kelapa  
     itu sendiri untuk diambil santannya; kemudian air santan tersebut  
     diberi garam secukupnya dan diaduk sampai merata, kemudian  
     diembunkan semalam di luar rumah; 
     Cara menggunakan: Sebagian dari santan tersebut dipergunakan      
     untuk mengurut bagian yang beruban dan dibiarkan 10 -15 menit,  
     sebagian santan lagi dipergunakan untuk keramas secara teratur 3  hari sekali. 
12. Ketombe 
     Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua dan 1/4 buah nanas, 1 butir jeruk 
     nipis, 11/2 gelas air kelapa itu sendiri; 
     Cara membuat: buah kelapa  dan nenas diparut untuk diambil  
     airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur sampai merata dan disaring; 
     Cara menggunakan: dipergunakan untuk keramas 5 hari sekali. 
Komposisi : 
Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah 
tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 
gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, 
dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. 
Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi 
kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat 
arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri 
dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 
gram. 
 
Kelingkit Taiwan 
(Malpighia coccigera Linn.)  
Familia : Malpighiaceae 
 
Uraian : 
Pertama kali ditemukan oleh Marcello Malpighi, seorang ahli ilmu pengetahuan berkebangsaan Itali (1628--1693). 
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh subur di segala jenis tanah, terutama di tanah Hat. Kelingkit 
Taiwan sering ditemukan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias sampai ketinggian 800 m dpl. Perdu dengan 
tinggi 0,5--2,5 m ini mempunyai ranting lurus yang menjulur, penuh dengan daun sehingga tampak rimbun. Daun 
tunggal, letaknya berhadapan, bentuknya oval dengan pangkal membulat, bagian tepi terdapat bagian-bagian yang 
bergigi menyerupai duri, panjang 1--2 cm, tebal seperti kulit, permukaan mengilap, warnanya hijau tua. Bunga di 
189 
 
ketiak, warnanya putih atau ros pucat. Buah keras (1--2 buah), besarnya sekitar 1 cm, bertangkai, warnanya merah, 
dan berbiji. Perbanyakan dengan stek batang.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Daun selaput, daun serut. NAMA ASING Mirten. NAMA SIMPLISIA Malphigiae coccigerae Folium 
(daun kelingkit taiwan). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Menghilangkan panas, bengkak, dan dahak.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya. 
INDIKASI 
Daun digunakan untuk: 
- menghentikan muntah akibat lambung panas, 
- janin dalam kandungan bergerak terus karena ibu terlalu panas, 
- gelisah, sukar tidur (insomnia),  
- lidah kaku dan sukar bicara, 
- rematik, dan  
- hepatitis.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk obat yang diminum, rebus 100--250 g daunnya dalam bentuk segar. 
Untuk pemakaian luar, cuci bersih daun segar, lalu tumbuk sampai halus. Kompreskan pada bisul atau abses.  
CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT 
Hepatitis akut dan kronis 
Cuci daun kelingkit taiwan yang masih segar (dua genggam), lalu rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa 
separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas.  
Bisul, abses 
Cuci daun segar (250 g), lalu tambahkan beberapa potong tang kwe. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu 
gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. 
 
Kelor 
(Moringa oleifera, Lamk.)  
Sinonim : Moringa pterygosperma, Gaertn.  
Familia : Moringacaea 
 
Uraian : 
Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. 
Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak 
terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. 
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat 
berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan 
laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor 
190 
 
keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut 
klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). 
Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek. 
Nama Lokal : 
Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo 
(Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, 
Cacingan; Luka bernanah;  
Pemanfaatan : 
1. Sakit Kuning 
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas  
    air kelapa hijau; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa  
    dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh. 
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu 
    Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih; 
    Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;  
    Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param). 
3. Rabun Ayam 
    Bahan: 3 gagang daun kelor; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas  
    air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum sebelum tidur. 
4. Sakit Mata 
    Bahan: 3 gagang daun kelor; 
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan  
    diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap; 
    Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat  tetes mata. 
5. Sukar Buang Air Kecil 
    Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau worteL yang telah diparut dalam jumlah yang sama; 
    Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.  
    Cara menggunakan: diminum setiap hari. 
6. Cacingan 
    Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang  meniran; 
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  
    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.  
    Cara menggunakan: diminum 
7. Biduren (alergi) 
    Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas  pulasari secukupnya; 
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air  
    sampai mendidih hingga tinggal 2  gelas, kemudian disaring.  
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore 
8. Luka bernanah 
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor; 
    Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.  
    Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan 
pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak. 
191 
 
Kembang Bokor 
(Cydrangea macrophylla [Thunb.] Seringe)  
Sinonim : Viburnum macrophylla Thunb. 
Familia : Saxifragaceae 
 
Uraian : 
Kembang bokor berasal dari Jepang. Biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. 
Perdu menahun ini tegak, berbatang kuat, warnanya hijau sewaktu muda, dan mempunyai tinggi 0,5--1 m. Daun 
tunggal, bertangkai, letaknya berhadapan bersilang. Helaian daun lebar dan tebal, bentuknya bulat telur, pangkal 
dan ujungnya runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip, warna permukaan hijau tua, dan bagian bawah hijau 
kekuningan. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai, membentuk rangkaian yang membulat dengan 
diameter dapat mencapai 20 cm, warnanya putih, merah muda, dan akan menjadi biru.  
Nama Lokal : 
NAMA ASING Yang siu chiu (C), hydrangea (I). NAMA SIMPLISIA Hydrangeae macrophyllae Herba (herba kembang 
bokor). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kembang bokor rasanya pahit dan sedikit pedas, sifatnya dingin, sedikit toksik. Berkhasiat sebagai antiradang dan 
antimalaria. 
Pemanfaatan : 
Bagian yang tanaman yang digunakan sebagai obat adalah herba dan akarnya. Bisa digunakan segar atau yang telah 
dikeringkan. 
Herba kembang bokor digunakan untuk mengatasi:  
malaria, demam,gelisah (ansietas), sakit tenggorok. 
CARA PEMAKAIAN 
- Untuk obat yang diminum, gunakan 9--15 g herba yang direbus. 
- Untuk pemakaian luar cuci herba secukupnya, lalu rebus. Airnya digunakan untuk mencuci ekzema pada kantung 
buah zakar dan kurap. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Malaria 
Rebus herba kembang bokor dan daun murbei (Morus alba L.) (masing-masing 9 g) dengan tiga gelas air sampai 
tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua jam sebelum terjadi serangan malaria.  
Sakit tenggorok 
Cuci akar segar kembang bokor secukupnya, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan cuka apel yang telah 
diencerkan secukupnya, giling sampai halus, lalu peras. Gunakan airnya untuk kumur tenggorok (gargle). 
Ekzema pada kantung buah zakar 
Cuci herba kembang bokor, herba bayam duri (Amaranthus spinosus L.), dan daun ketepeng cina (Cassia alata L.) 
secukupnya, lalu rebus sampai mendidih. Setelah dingin, gunakan untuk mencuci dan mengompres bagian yang 
ekzema. 
Catatan 
Kelebihan dosis menyebabkan mual. 
 
192 
 
Kembang Bugang 
(Clerodentrum calamitosum L.)  
Familia : Verbenaceae 
 
Uraian : 
Di Jawa, terdapat dari dataran rendah sampai 750 m dpl., terutama pada daerah dengan musim kemarau yang 
panjang dan di tempat-tempat yang ternaungi. Tanaman ini dapat ditemukan di sekitar kampung, di kebun, tepi 
hutan dan jalan, kadang ditanam di pekarangan sekitar rumah sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Perdu, 
tumbuh tegak, tinggi 0,5-1 m, berakar tunggang dengan tunas akar menjalar di bawah tanah, bagian yang muda 
berambut pendek dan rapat. Batang berkayu, bercabang, diameter sekitar 1 cm, warnanya putih kehijauan. Daun 
tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal meruncing, panjang 
4-9 cm, lebar 1,5-4 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai 
yang keluar dari ketiak daun, dengan 5 mahkota bunga berwarna putih yang bercangap sampai pada pangkalnya. 
Benangsari dan tangkai putik menjulang diluar mahkota. Buahnya buah batu, bentuknya bulat pipih berwarna 
hitam mengkilat, diameter sekitar 1 cm, dengan kelopak buah berwarna merah tua mengkilat. Bijinya keras, kecil, 
warnanya hitam. Perbanyakan dengan biji dan tunas akar.  
Nama Lokal : 
Kembang bugang, keci beling, keji beling (Jawa),; Kayu gambir (Sumatera);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Disentri, Demam, Wasir, Kencing tidak lancar, Kencing nanah; Kencing batu, sifilis, Digigit ular;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar.  
KEGUNAAN:  
Daun:  
- Disentri.  
- Demam.  
- Wasir.  
- Kencing tidak lancar, kencing nanah. Kencing batu jenis calsium  
  oksalat dan triple-phosphate.  
- Sifilis (lues).  
Akar:  
- Digigit ular.  
Buah:  
- Disentri.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: 9 lembar daun ukuran sedang atau 7 lembar daun ukuran besar, direbus.  
Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan sedikit minyak. Dipakai untuk pengobatan: Perut 
kembung (meteorismus), luka bakar, bisul, borok framboesia, radang ginjal (nephritis).  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Demam:  
193 
 
    10 g daun segar dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15  
    menit. Setelah dingin disaring,  minum sekaligus.  
2. Digigit ular:  
    Sepotong akar sebesar ibu jari dicuci bersih dan dibilas dengan air  
    matang, lalu dikunyah. Airnya ditelan, ampasnya diletakkan pada  
    luka gigitan.  
3. Wasir :  
    9 lembar daun dicuci bersih dan dipotong-potong seperlunya, rebus  
    dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin  
    disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas.  
4. Kencing batu:  
    a. 8 lembar daun dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, rebus  
       dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin  
       disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x 3/4 gelas.  
 
    b. Daun kembang bugang, daun sarap, daun pecut kuda, daun  
       kumis kucing, masing- masing 7 lembar, direbus dengan 5 gelas  
       air bersih sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin disaring, minum.  
       Sehari 3 x 1 gelas.  
5. Kencing nanah:  
   6 lembar daun kembang bugang, 10 lembar daun pegagan, 20 lembar  
   daun picisan, 25 lembar daun jinten, 12 sirip daun meniran, 9 lembar  
   daun murbei, 8 lembar daun sendok, 50 lembar daun kumis kucing,  
   8 lembar daun bengang, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong 
   seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa  
   2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum, Sehari 3 x 3/4  
   gelas.  
CATATAN:  
Clerodendrum calamitosum L. atau kembang bugang, dikenal juga dengan nama: Keci beling. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menghentikan perdarahan, penghancur batu ginjal. KANDUNGAN 
KIMIA: Saponin, flavonoida, politenol, alkaloid, kalium. 
 
Kembang Coklat 
(Zephyranthes candida Herb.)  
Familia : Amaryllidaceae 
 
Uraian : 
Terna kecil berumbi, warga suku bakung-bakungan, tinggi 15 - 30 cm, berasal dari Chili dan Brasilia. Daunnya 
panjang dan pipih keluar dari bonggol umbi yang terletak di dalam tanah. Daun agak melengkung, licin. Bunga 
194 
 
mempunyai tangkai, tunggal, warna putih dan dadu, berbentuk seperti corong yang menghadap ke atas. Biji warna 
hitam dan pipih. Umbi berwarna putih, berlendir. 
Nama Lokal : 
Kembang Coklat (Indonesia); Gan leng cao (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Lever (Gangguan hati), Kejang pada anak-anak, Ayan (Epilepsi);  
Pemanfaatan : 
YANG DIPAKAI: Seluruh herba (tanaman). 
KEGUNAAN:  
Gangguan fungsi hati (Lever), kejang pada anak-anak. ayan  
CARA PEMAKAIAN: 
1. Epilepsi: 10 gr herba (Z.candida) + gula batu, direbus, minum. 
2. Kejang pada anak-anak: 
    a. 10 - 15 gr daun segar + gula batu, direbus, minum. 
    b. 10 - 15 gr herba + garam, dilumatkan, untuk ditempel pada pelipis. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak manis, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Lycorine, 
tazettin, haemanthidine, nerinine. 
 
Kembang Kertas 
(Zinnia elegans Jacq.)  
Familia : Asteraceae  
 
Uraian : 
Kembang kertas merupakan tanaman asli Meksiko, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1.400 m dpl. Tanaman 
ini menyukai tempat-tempat terbuka yang terkena cahaya matahari, biasa ditanam secara bergerombol di taman-
taman atau di pekarangan sebagai tanaman hias atau bunganya digunakan sebagai bunga potong. Terna menahun 
yang tumbuh tegak dan berambut kasar ini tingginya sekitar 30-50 cm, daunnya berwarna hijau, letaknya 
berhadapan. Helaian daun bentuknya memanjang, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, tulang daun 
melengkung. Bentuk bunganya seperti bunga Aster, dengan warna yang beraneka ragam seperti merah tua, merah 
muda, kuning atau biru keunguan yang keluar dari ujung batang. Perbanyakan dengan biji.  
Nama Lokal : 
Kembang Kertas, Kembang ratna; Bai fi ju (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Disentri, Kencing nanah, Bisul, Sakit pada puting susu;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tumbuhan 
KEGUNAAN : 
- Disentri. 
- Kencing nanah 
- Bisul (furunculosis) 
195 
 
- Sakit pada puting susu (papilla mammae) 
PEMAKAIAN : 
Untuk minum: 10 - 30 gram, direbus. 
Pemakaian Luar: Secukupnya digiling halus dibubuhkan kebagian yang sakit. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tawar, sejuk 
 
Kembang Pukul Empat 
(Mirabilisjalapa Linn.)  
Sinonim : Jalapa congesta Moench. Nyctago hortensis, Bot. 
Familia : Nyctaginaccae 
 
Uraian : 
Herba tahunan, tegak, tinggi 20 cm - 80 cm, berasal dari Amerika Selatan, banyak ditanam orang sebagai tanaman 
hias di pekarangan atau sebagai pembatas pagar rumah. Tumbuh di dataran rendah yang cukup mendapat sinar 
matahari maupun di daerah perbukitan. Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang basah, daunnya berbentuk 
jantung, warna hijau tua, panjang 2 cm - 11 cm, lebar 8 mm - 7 cm, pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi 
daun rata, letak berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm. Bunganya berbentuk 
terompet, dengan banyak macam warna, antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang. 
Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya keras, warna hitam, 
berbentuk telur, dapat dibuat bedak. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 
7 cm - 9 cm dengan diameter 2 cm - 5 cm, isi umbi berwarna putih. 
Nama Lokal : 
Kembang pukul empat (Indonesia, Sumatra), ; Kembang pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); Kederat, segerat, 
tegerat (Jawa), Kupa oras, cako raha (Maluku); Bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki (Sulawesi); Pukul 
ampa, turaga, bodoko sina, bunga tete apa (Sulawesi); Zi Mo li (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Amandel (Tonsilis), Infeksi saluran kencing, Kencing manis; Kencing berlemak, Keputihan, Erosi mulut rahim, 
Reumatik,;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Akar, daun dan buah, dapat dipakai untuk pemakaian luar. 
KEGUNAAN: 
1. Radang amandel (tonsillitis). 
2. Infeksi saluran kencing (genito-urinary tract. infection), prostatitis. 
3. Kencing manis (DM), kencing berlemak (chyluria). 
4. Keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervival erosion). 
5. Radang sendi yang akut (acute arthritis) 
PEMAKAIAN: Akar 9 - 15 gr. kering atau 15 - 30 gr. segar. 
PEMAKAIAN LUAR:  
Pembengkakan payudara (acute mastitis), bisul, koreng, luka terpukul, ezcema.  Lumatkan tanaman segar untuk 
pemakaian luar atau rebus dengan air secukupnya untuk cuci. 
Daun bersifat maturatif (mempercepat pematangan bisul). 
196 
 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Acute arthritis:  
   akar segar direbus, minum. Bila badan panas, ditambah tahu, bila  
   badan dingin ditambah kaki sapi, Bunga putih sebanyak 120 gr.,  
   direbus, minum. 
2. Bisul: 
    a. Pada bisulnya dioleskan sedikit minyak kemiri. Daun kembang  
       pukul empat dilayukan di atas api, kemudian dioleskan sedikit  
       minyak kelapa, tengahnya dilubang dan letakkan di atas bisul. 
    b. 10 lembar daun kembang pukul empat dicuci, kemudian 
       dilumatkan, ditambah air garam secukupnya, ditempelkan pada 
       bisul dan sekelilingnya, Ialu dibalut. 
    c. Akar segar dibuang kuhtnya, kemudian dilumatkan dan ditambah  
       gula enau. Tempelkan pada bisulnya, sehari diganti 2 x (dua kali). 
4. Jerawat:  
    Buahnya mengandung zat tepung, dibuat tepung bedak. Tepung  
    bedak ini ditambah air, kemudian dioleskan. 
PERHATIAN: 
 Wanita hamil dilarang pakai.  Untuk merebus, tidak boleh memakai bahan dari besi (panci, sendok, dll.) 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Tidak berbau, manis, rasa netral sejuk. Anti radang, peluruh air seni, 
memperlancar-sirkulasi dan menghilangkan hambatan aliran KANDUNGAN KIMIA: Akar mengandung betaxanthins. 
Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%). 
 
 
Kembang Sepatu Sungsang 
(Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook. f.)  
Familia : Myrtaceae 
 
Uraian : 
Kembang sepatu yang satu ini tidak termasuk Hibiscus rosa-Sinensis, karena berbagai macam perbedaan bentuk 
bunga dan daunnya. Tanaman ini umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, atau sebagai tanaman 
pagar di pedesaan. Menurut kepustakaan, tanaman ini pada tahun 1901 dimasukkan ke Taiwan. Asalnya, mungkin 
dari Afrika tropis. Perdu tegak, tinggi 2-4 m, cabang bagian atas umumnya menggantung, Daun tunggal, bertangkai, 
bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, panjang 2-12 cm, lebar 1-7,5 cm, tumbuh berjejal 
diujung ranting. Bunga berdiri sendiri, keluar dari ketiak daun, letaknya tergantung ke bawah dengan tangkai yang 
panjangnya 8-16 cm, mahkota bunga malekuk ke atas. Mahkota bunga bentuknya khas, bercangap menyirip 
rangkap dengan taju sempit, berkesan compang-camping, warnanya merah cerah dengan pangkal lebih tua. 
Tabung benang sari lemas, panjangnya 8-9 cm. Bakal buah beruang lima. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.  
Nama Lokal : 
Kembang Sepatu, kembang wora-wari, kembang lampu; Kembang enting-enting;  
197 
 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Bisul, Abses;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun, pemakaian segar. 
KEGUNAAN : 
- Bisul 
- Abses 
PEMAKAIAN : 
Pemakaian Luar : Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan 
diatas bisul atau abses, lalu dibalut. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Menghilangkan pembengkakan, anti radang, megeluarkan nanah dan 
menumbuhkan sel-sel baru. 
 
Kembang Sore 
(Abutilon indicum (L.) Sweet)  
Sinonim :  Sida indicum, Linn.  
Familia : Malvaceae 
 
Uraian : 
Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan, semak, tanah kosong 
yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, 
pangkalnya kerapkali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat. Daun letak 
berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, 
tulang daun menjari, panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. Bunga tunggal dengan 5 daun mahkota berwarna kuning, 
diameter 2-2,5 cm, bertangkai yang panjangnya 2-6 cm, keluar dari ketiak daun dan mekar setelah tengah hari. 
Buah bentuknya seperti bola tertekan dengan tinggi 1,5 cm, penampang 2,5 cm, terdiri dari 15-20 celah yang berisi 
3 buah biji berbentuk ginjal. Herba ini merupakan tanaman yang menghasilkan serat berwarna putih. Perbanyakan 
dengan biji.  
Nama Lokal : 
Cemplok (Jawa), Barulau, belalang sumpa (Palembang); Jeuleupa (Aceh), Kembang sore kecil (Maluku),; Gandera 
ma cupa (Ternate);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Wasir, Bisul, Sakit Telinga, TB Paru (Bronkhitis), Kencing batu; Reumatik, Cacing keremi, sakit gigi, gusi bengkak, 
Demam, Diare; Kaligata, gondongan, Batuk, Sembelit, Kencing nanah;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan, herba setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya, kemudian 
dijemur sampai kering.  
KEGUNAAN:                                                                                  
Daun / seluruh tanaman:  
- Pembengkakan saluran telinga yang menyebabkan rasa sakit,  
198 
 
  pendengaran menurun atau teiinga berdenging (tinnitus).  
- Demam, gondongan (epidemic parotitis).  
- TB paru, radang saluran napas (bronchitis).  
- Kencing sedikit (oliguria), kencing nanah, kencing batu.  
- Radang kandung kencing, radang saluran kencing (urethritis).  
- Diare.  
- Bisul (furunkeo, kaligata (urticaria).  
- Sakit gigi, gusi bengkak.  
- Rematik.  
Akar:  
- Batuk.  
- Kencing nanah.  
- Diare.  
- Radang telinga tengah (otitis media).  
- Wasir.  
- Demam.  
Biji:  
- Disentri. Sembelit. Kencing nanah, cystitis kronis. Cacing keremi.  
- Bisul.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum:  
Seluruh tanaman: 15-30 g (bahan segar: 30-60 g), rebus.  
Akar: 10-15 g, rebus.  
Pemakaian luar: Daun dilumatkan sampai halus, untuk bisul dan koreng,  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Wasir:  
    150 g akar direbus dengan air secukupnya sampai kental. Diminum  
    100 cc, sisanya diuapkan ke lubang dubur selagi panas.  
2. Bisul:  
    1 buah biji kering digiling menjadi bubuk, lalu diseduh dengan 1  
    cangkir air panas, hangat-hangat diminum. Daunnya setelah dicuci  
    bersih dilumatkan dan tambahkan madu secukupnya, tempelkan  
    pada bisul.  
3. Sakit telinga, pendengaran menurun:  
    60 g herba segar atau 20-30 buah dicuci bersih lalu direbus dengan  
    daging tanpa lemak. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan  
    setiap hari.  
4. Tuberkulose paru (TB paru) yang masih ringan:  
    30 g akar kembang sore, 30 g akar 1 lex asprelia, 15 g Mahonia  
    japonica, direbus. Setelah dingin disaring, dibagi dalam 3 bagian  
    untuk diminum habis dalam satu hari.  
5. Kencing batu: 
    Herba direbus, dipakai untuk merendam tubuh. Untuk tapalnya,  
    ambil daun secukupnya, setelah dicuci bersih lalu digiling sampai  
    halus dan dipakai sebagai tapal pada pinggang dan kandung  
    kemih. Harus sering diganti, karena daunnya berbau busuk.  
6. Rematik: 
    Rebusan herba ini dipakai untuk mandi atau sebagai kompres pada  
    bagian tubuh yang sakit.  
7. Cacing kerami pada anak:  
    Biji digiling halus lalu digulung seperti rokok kemudian dibakar.  
199 
 
    Asapnya ditiupkan kelubang dubur.  
8. Sakit gigi, gusi bengkak:  
    Daun direbus, hangat-hangat dipakai untuk kumur-kumur.  
CATATAN :  
- Hati-hati bila pemakai sedang hamil.  
- Kasingsat (Cassia occidentalis) 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, tawar, netral. Membersihkan panas dan lembab di dalam tubuh 
(antipiretik), melancarkan peredaran darah, anti radang, peluruh dahak dan peluruh kencing (diuretik). Daun: 
Manis, kelat, hangat. Akar: Manis, tawar, sejuk. Peluruh kencing, menenangkan organ paru (pulmonary sedative), 
masuk kedalam meridian ginjal. Biji: Peluruh kencing, laksans, peluruh dahak, aphrodisiak. KANDUNGAN KIMIA: 
Asam amino, asam organik, zat gula dan flavonoid yang terdiri dari gossypin, gossypitrin dan cyanidin-3-rutinoside. 
Biji mengandung minyak raffinose (C18 H32 O16). 
 
Kembang Sungsang 
(Gloriosa superba L.)  
Sinonim : Methonica superba, lamk. 
Familia : Liliaceae 
 
Uraian : 
Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar di semak belukar, hutan jati, kadang ditanam sebagai tanaman hias yang 
di rambatkan di pagar atau pergola dari daerah pantai sampai 300 m dpl. Asalnya dari daerah tropik di benua Asia 
dan Afrika, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari penuh. Rajin berbunga terutama diawal musim 
penghujan, serta dikenal mempunyai rimpang yang beracun, Terna tahunan yang berumur panjang, memanjat, 
tingginya mencapai 2,5 m, bercabang melebar. Batangnya lunak, memanjat dengan sulur yang terdapat diujung 
daun. Daun tunggal bentuk lanset, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 8-25 cm, lebar 1-4 
cm, warnanya hijau, Bunga kuncup bentuknya bulat memanjang, bertangkai panjang, ujungnya runcing menghadap 
ke bawah. Bila mekar, bunganya akan membalik keatas, mahkota bunga berjumlah enam yang bentuknya keriting, 
bagian atas warnanya merah, pangkalnya berwarna kuning kehijauan. Warna bunganya lama kelamaan akan 
menjadi merah keseluruhan dan tidak cepat layu. Buah panjangnya 4-5 cm. Bijinya banyak, warnanya merah 
oranye. Akarnya mempunyai rimpang yang horizontal dan besar. Perbanyakan dengan biji atau rimpang.  
Nama Lokal : 
Kembang jonggrang, kembang kuku macan (Jakarta); Katongkat, kembang sungsang (Sunda), Mandalika (Bali);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Lumpuh, Sakit sendi, Panas tinngi, Kencing nanah, kramp; Badan membengkak, Sukar bersalin;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang.  
KEGUNAAN: 
- Lumpuh.  
- Sakit pada persendian.  
- Panas tinggi, kramp.  
200 
 
- Badan membengkak.  
- Kencing nanah.  
- Sukar bersalin.  
PEMAKAIAN: Untuk minum: 3 g.  
Pemakaian luar: Umbi secukupnya diparut, dipakai untuk menggosok dan menurap ekzema, kurap, kudis dan gatal 
gatal.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Ekzema:  
    1 jari rimpang kembang sungsang, 3/4 jari umbi bidara upas, dicuci  
    lalu diparut. Remas dengan 2 sendok makan minyak jarak, dipakai  
    untuk menggosok dan menurap kulit yang terkena ekzema, lalu dibalut. Ganti 2 x sehari. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang beracun (toksik). Menghilangkan panas dalam, menghilangkan 
nyeri dan menghilangkan bengkak. KANDUNGAN KIMIA: Colchicine, alkaloid. 
 
Kemuning 
(Murraya paniculata [L..] Jack.)  
Sinonim : M. banati Elm. = M. exotica, Linn. = M. exotica var. sumatrana Koord. et Val. = M. glenieli Thw. = M. 
odorata, Blanco. = M. sumatrana, Roxb. = Chalcas paniculata, Linn. = C. camuneng Burm.f. = C. intermedia, Roem. = 
Connarus foetens, Blanco, = C. santaloides, Blanco. 
Familia : Rutaceac 
 
Uraian : 
Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. 
Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam 
untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang 
banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 - 
9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal 
runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, 
bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun 
atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau 
setelah tua merah mengilap, berbiji dua.  
Nama Lokal : 
Kamuning (Sunda), kemuning, kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),; 
Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki, tanasa, kamone, kamoni 
(Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), ; Infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, 
sakit gigi,; Haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, ; Nyeri pada tukak (ulkus), kuli kasar, 
memar akibat benturan,; Rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema,; Bisul, koreng, epidemik 
encephalitis B, luka terbuka di kulit.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 
Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat.  
INDIKASI : 
Daun dan ranting berguna untuk mengatasi:  
- radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi  
  saluran kencing, kencing nanah,  
- keputihan,  
- datang haid tidak teratur,  
201 
 
- lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus),  
  sakit gigi,  
- kulit kasar.  
Akar berguna untuk mengatasi:  
- memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo,  
- digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng.  
- epideniik encephalitis B.  
Kulit batang berguna untuk mengatasi:  
- sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus).  
CARA PEMAKAIAN :  
Akar dan daun kering sebanyak 9- 1 5 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus atau direndam arak, lalu rninum. 
Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Bisul  
    Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong  
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya  
    tersisa l gelas. Setelah dingin disaring Lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.  
2. Rematik, keseleo, memar : 
    Akar kemuning kering sebanyak 15 - 30 g dicuci Lalu dipotong-  
    potong seperlunya. Tambahkan  arak dan air masing-masing 1 1/2  
    gelas, Lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,  
    Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 
3. Memar : 
    Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak,  
    dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di   
    atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar.  
4. Nyeri rematik sendi : 
    Akar kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci,  
    tambahkan 3 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong  
    seperlunya Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam.  
    Semua bahan tersebut Lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum sekaligus.  
5. Sakit gigi : 
    Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar  
    diteteskan ke dalam gigi yang berlubang.  
6. Melangsingkan badan : 
    Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia)  
    masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari  
    kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil  
    diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul  
    diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. 
7. Radang buah zakar: 
    9 Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto  
    sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai  
    airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali  
    sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.  
8. Infeksi saluran kencing:  
    Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas  
    air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin  
    disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  
9. Datang haid tidak teratur : 
    Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing-  
202 
 
    masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1   
    jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air  
    bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin  
    disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  
10. Kulit kasar  
     Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai  
     lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan  
     tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.  
CATATAN :  
- Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling.  
- Kapsul prolipid juga mengandung tumbuhan obat ini. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, 
geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan 
coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. 
Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Efek 
Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada 
percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, 
dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989). 2. Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 
200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI 
fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb 
menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan 
sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, 
Jan-Maret 1995). 3. Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan 
berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990). 
 
Kenanga 
(Canangium odoratum, (Lamk.), Hook dan Thorms. (Lat)  
Sinonim : Hook dan Thorms.  
Familia : Annonaceae 
 
Uraian : 
Kenanga (Canangium odoratum) adalah tumbuhan berbatang besar sampai diameter 0,1-0,7 meter dengan usia 
puluhan tahun. Tumbuhan kenangan mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi 
pohon ini dapat mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas 
pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota 
berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu-
garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Di pedesaan, kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. 
Tumbuhan liar yang kini mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 meter 
di atas permukaan laut.  
203 
 
Nama Lokal : 
Kenanga (Indonesia), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga 
(Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Malaria, Asma, Sesak nafas, Bronkhitis, Jamu setelah melahirkan;  
Pemanfaatan : 
1. Malaria dan Asma 
    Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan. 
    Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat. 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum secara teratur. 
2. Sesak Nafas 
    Bahan: ½ gemggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula putih.  
    Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas. 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore. 
3. Bronkhitis 
    Bahan: 2 kuntum bunga kenanga.  
    Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas. 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore. 
4. Jamu Sehat Setelah Melahirkan 
    Bahan: bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih,  
    kunci pepet, kunyit, jongrahab,  jalawe, dan jakeling.  
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis),  
    kemudian diseduh dengan air panas 
    Cara menggunakan: disaring dan diminum; 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Kenanga (Canangium odoratum) mengandung minyak yang khas kenanga. 
 
Kencur 
(Kaempferia galanga, Linn.)  
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis 
empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang 
tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. 
Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna 
coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun 
setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung 
dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim 
penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di 
tempat terbuka.  
204 
 
Nama Lokal : 
Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); 
Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan 
darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah;  
Pemanfaatan : 
1. Radang Lambung 
    Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. 
    Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;  
    Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian  
    minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh.  
2. Radang Anak Telinga 
    Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala.  
    Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat; 
    Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung 
3. Influenza pada bayi  
    Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb) 
    Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat.   
    Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung. 
4. Masuk Angin 
    Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. 
    Cara membuat: kencur dikuliti bersih.   
    Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya,  
    kemudian minum 1 gelas air putih.Dapat dilakukan 2 kali sehari.  
5. Sakit Kepala  
    Bahan: 2-3 lembar daun kencur. 
    Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus.  
    Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi. 
6. Batuk  
    a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. 
        Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.  
        Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya. 
    b. Bahan            : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. 
        Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;         
        Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin. 
7. Diare  
    a. Bahan            : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. 
        Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.  
        Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak. 
    b. Bahan            : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. 
        Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya.  
        Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak. 
8. Menghilangkan Darah Kotor  
    Bahan            : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering,  
                           adas pulawaras secukupnya. 
    Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring.  
    Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur. 
9. Memperlancar haid  
    Bahan           : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, 
                          adas pulawaras secukupnya. 
205 
 
    Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama        
                          dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.  
    Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir.  
10. Mata Pegal  
     Bahan            : 1 potong rimpang  
     Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian.  
     Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata. 
11. Keseleo 
     Bahan            : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. 
     Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya.  
     Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang  keseleo sebagai bedak. 
12. Menghilangkan Lelah. 
     Bahan            : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah.  
     Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih   
                            hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.  
     Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat   
                                   ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) 
berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, 
paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. 
 
Ketepeng Cina 
(Cassia alata, Linn.)  
Familia : Caesalpiniaceae  
 
Uraian : 
Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat 
yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau 
sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang 
letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina 
mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna 
coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur 
pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut. 
Nama Lokal : 
Seven golden candlestik (Inggris), Ketepeng kebo (Jawa); Ketepeng cina (Indonesia), Ketepeng badak (Sunda); Acon-
aconan (Madura), Sajamera (Halmahera),; Kupang-kupang (Ternate), Tabankun (Tidore); Daun kupang, daun kurap, 
gelenggang, uru'kap (Sumatera);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Panu, Kurap, Kudis, Sembelit, Cacingan, Sariawan;  
206 
 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun. 
KEGUNAAN : 
1. Panu, kurap 
    Bahan: 1 genggam daun ketepeng cina segar, sedikit tawas (atau 1 
    sendok makan kapur sirih) 
    Cara membuat: semua bahan direbus, dilumatkan sampai menjadi bubur 
    Cara menggunakan: digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 x per hari  
2. Sembelit (susah buang air besar) 
    Bahan: 7 lembar daun muda ketepeng cina segar,     
    Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1 gelas 
    Cara menggunakan: diminum sekaligus 
3. Sariawan  
    Bahan: 4 lembar daun ketepeng cina segar, garam secukupnya. 
    Cara menggunakan: dicuci bersih, dikunyah dengan garam  
    secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit,  
    kemudian airnya ditelan dan ampasnya dibuang.  
4. Cacing Keremi pada anak-anak 
    Bahan: 7 lembar daun ketepeng cina segar, asam secukupnya untuk 
    menghilangkan bau, 2 sendok teh bubuk akar kelembak. 
    Cara membuat : Semua bahan direbus dengan 2 gelas air hingga  
    mendidih sampai menjadi 1 gelas, disaring. 
    Cara menggunakan:  Sesudah hangat diminum 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, hangat, insecticidal, menghilangkan gatal-gatal, pencahar, obat 
cacing, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit. KANDUNGAN KIMIA: Rein aloe-emodina, rein aloe-
emodina-diantron, rein, aloe emodina, asam krisofanat, (dihidroksimetilanthraquinone), tannin. 
 
Ketepeng Kecil 
(Cassia tora Linn.)  
Sinonim : Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk. 
Familia : Caesalpiniaceae (Leguminosae) 
 
Uraian : 
Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi 
sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Batangnya lurus, pangkal batang 
berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk 
menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 - 
3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut halus. 
Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun. Buahnya 
buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman 
207 
 
perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran 
rendah sampai 800 m di atas permukaan laut. 
Nama Lokal : 
Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung air (ascites), sulit 
buang air besar;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, dikeringkan. 
KEGUNAAN: , 
1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun  
    senja, glaucoma. 
2. Tekanan darah tinggi. 
3. Hepatitis, cirrhosis, ascites (Perut busung air). 
4. Sulit buang air besar (habitual constipation). 
PEMAKAIAN:  
5 - 15 gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar. 
CARA PEMAKAIAN:                                              
1. Tekanan darah tinggi:  
    15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning,  
    kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya,  
    seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh. 
2. Radang mata:  
    Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya, tempelkan pada kedua  
    pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa). 
3. Cacingan pada anak:  
    9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah  
    sedikit arak putih, diaduk menjadi lempengan, kukus, makan. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa manit pahit dan asin, agak dingin. Pengobatan radang mata, 
peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk meridian liver (Purifies = membersihkan) dan 
meridian ginjal (Supports = menguatkan). KANDUNGAN KIMIA: Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe-
emodin, rhein, physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A. 
 
Ketimun 
(Cucumis sativus L.) 
Familia : Cucurbitaceae 
 
Uraian : 
I. URAIAN TANAMAN Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. 
Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara 
208 
 
yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun 
sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga 
berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Tanaman semusim, merayap atau merambat, berambut 
kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi 
tangkai daun. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7, dengan 
pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. 
Bunganya ada yang jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah 
bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10--
30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, 
warnanya putih kotor. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus. Buahnya bisa 
dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis 
ketimun yang ada di pasar, seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun watang. 
Perbanyakan dengan biji. II. SYARAT TUMBUH a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · 
Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan · Bulan 
kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 170 C - 230 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : 
sedang - tinggi b. Tanah · Tekstur : lempung · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan 
tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8 · Kesuburan : tinggi 
2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Pencangkulan tanah sedalam 30 cm lalu diratakan, dibuat bedengan 
ukuran 120 cm x (300 - 500) cm. · Pada bedengan dibuat lubang dan diberi pupuk kandang 1 kg - 2 kg/lubang. b. 
Persiapan Bibit · Tanaman mentimun dapat diperbanyak dengan biji. c. Penanaman · Biji ditanam langsung ke 
dalam lubang tanam. Setiap lubang diberi 2 butir - 3 butir. · Jarak tanam 50 cm x 100 cm · Sediakan turus untuk 
merambat mentimun. 
Nama Lokal : 
Bonteng, katimun, timun, temon, antemon, boyuk (Jawa); Dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka, koto (Sumatra); 
Kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu (Sumatra); Betiak, betik, lepang (Kalimantan), Suai, bojo 
(Sulawesi);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Hipertensi, Kulit gatal, Keracunan; 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI:  
Buah, daun, biji.  
KEGUNAAN:  
Buah:  
- Tekanan darah tinggi.  
- Sariawan.  
- Demam. 
- Jerawat.  
- Membersihkan muka berminyak.  
- Membersihkan ginjal.  
Biji:  
- Cacingan.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: Secukupnya diparut atau dimakan mentah.  
Pemakaian luar: Buah secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Dipakai untuk kompres pada demam, dibubuhkan pada 
luka, luka bakar, bercak noda di kulit, jerawat, membersihkan kulit muka yang berminyak dan mengurangi kulit 
yang gatal.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Takanan darah tinggi:  
    2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya  
    diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.Lakukan 2-3 kali sehari.  
2. Sariawan:  
209 
 
    Setiap hari makan buah ketimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara  rutin.  
4. Membersihkan ginjal:  
    Ketimun segar dicuci lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan  
    disaring. Airnya diminum sedikit demi sedikit sampai lambung  
    terbiasa menerima cairan ketimun.  
5. Demam: 
    Ketimun secukupnya dicuci bersih, lalu diparut. Hasil parutannya diletakkan di atas perut.  
6. Jerawat: Buah ketimun dicuci lalu diiris-iris.  
    lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari 
Komposisi: : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Buah: Penyegar badan, penyejuk, peluruh kencing, menghaluskan dan 
melemaskan kulit. Daun: Perangsang muntah. KANDUNGAN KIMIA: Biji: Minyak lemak, karoten. Daun: Kukurbitasin 
C, stigmasterol. Buah juga mengandung sedikit saponin, enzym pencernaan, glutathione, protein, lemak, 
karbohidrat, vitamin B dan C. 
 
Ki Tolod 
(lsotoma longiflora Presi.)  
Sinonim : Laurentia longiflora, (Linn.), Peterm.  
Familia : Campanuiaceae 
 
Uraian : 
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar 
pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 
1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam 
dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal 
menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, 
warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang 
berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji 
banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan.  
Nama Lokal : 
Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sakit gigi, Asma, Bronkhitis, radang tenggorokan, Obat luka; Obat tetes mata, Obat kanker;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga atau seluruh tanaman.  
 
KEGUNAAN:  
Daun:  
- Sakit gigi.  
- Asma, bronkhitis, radang tenggorok.  
210 
 
- Obat luka. Bunga:  
- Obat tetes mata.  
Seluruh tanaman:  
- Obat kanker.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: 3 lembar daun, direbus.  
Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, letakkan ditempat yang sakit.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Bronkhitis, radang tonggorok:  
    3 lembar daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air  
    bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.  
    Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore. 
2. Sakit gigi:  
    2 lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi yang sakit.  
3. Obat luka:  
    Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.  
    Tempelkan pada luka lalu dibalut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari.  
CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Getahnya beracun. Anti radang. KANDUNGAN KIMIA: Senyawa alkaloid 
yaitu lobelin, lobelamin, isotomin. 
 
Klabet 
(Trigonella foenoem-graecum L)  
Familia : Papilionaceae (Leguminoceae) 
 
Uraian : 
Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi 30 cm sampai 60 cm. Daun berbentuk bundar telur terbalik sampai bentuk 
baji. Bunga tunggal atau sepasang, keluar di ketiak daun, mahkota berwarna kuning terang. Buah polong gundul, 
memanjang atau berbentuk lanset. Buah berisi 10 sampai 20 biji. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Foenigraeci Semen; Biji Klabet. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pahit dan menghangatkan. KHASIAT Laksatif, ekspektoran, dan oroxigenik. PENELITIAN Sri Adi Sumiwi 
S.A., 1988. Studi Farmasi, FPS ITB. Pembimbing: Dr. Ny. N.C. Soegiarso. Telah melakukan penelitian pengaruh 
ekstrak biji Klabet terhadap spermatogenesis tikus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak biji Klabet 
berpengaruh terhadap spermatogenesis tikus jantan.  
211 
 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Biji. 
KEGUNAAN  
1. Asma.  
2. Batuk.  
3. Haid tidak teratur. 
4. Membangkitkan nafsu makan.  
5. Pencernaan tidak baik. 
6. Radang lambung. 
7. Sakit kerongkongan.  
8. Wasir. 
9. Bisul (obat luar). 
10. Rambut rontok (obat luar).  
11. Rematik - nyeri otot (obat luar).  
12. Pelembut kulit (kosmetika). 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Meningkatkan Pertumbuhan Rambut 
Minyak Kemiri dikenal untuk mencegah rambut rontok. Untuk meningkatkan pertumbuhan rambut, pada minyak 
Kemiri ditambahkan biji Klabet. 
Ramuan: 
Serbuk biji Klabet   5 gram 
Minyak Kemiri    100 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus. Campuran tersebut didiamkan selama semalam, kemudian dienaptuangkan. 
Cara pemakaian: Sebagai minyak rambut. 
Komposisi : 
Alkaloid trigonelina, steroida, sapogenin, diosgenin, gitogenin, tigogenin, yamogenin, trilin, diosin, flavonoid vitexin, 
dan enzim. 
 
Kol Banda 
(Pisonia alba Span.)  
Sinonim : P. grandis, R.Br. = P. sylvestris T & B. var. alba.  
Familia : Nyctaginaceae 
 
Uraian : 
Kol banda merupakan tanaman asli Indonesia, terutama di bagian timur Nusantara dan di Jawa serta tempat-
tempat lainnya. Tumbuh dengan baik di hutan, tepi pantai dan tempat-tempat terbuka lainnya seperti di 
pekarangan rumah sebagai tanaman pagar, di taman-taman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar dan dapat 
ditemukan dari 1-300 m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi sekitar 5-13 m, percabangan agak mendatar sehingga 
tampak rindang. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya jorong sampai memanjang, tepi rata atau bergerigi, ujung 
runcing, pangkal tumpul, panjang 9-24 cm, lebar 3-16 cm, tulang daun menyirip. Daun muda yang tumbuh di ujung 
212 
 
batang warnanya putih sampai kuning pucat, sedang daun tua berwarna hijau muda. Bunganya kecil-kecil 
berbentuk tabung, merupakan bunga majemuk menggarpu dan jarang ditemukan. Daun muda dapat dimakan 
sebagai lalab mentah, direbus atau sebagai pembungkus buntil. Perbanyakan dengan cangkok, stek batang atau 
rantingnya, biasanya dipilih ranting yang cukup besar.  
Nama Lokal : 
Kol bandang (Sunda, Jawa), safe (Roti), hale (Flores),; motong (Solor), hali (Alor), sayor bulan (Timor), kendu (Irian); 
kayu wulan, kayu bulan, kayu burang, kayu bulang, buring,; kai lolohun, kayu kulo (sulawesi), suwe, sayor putih, 
talang; air puiro, ai puti, ail putiil, kau fulan uta ambulane, hate bula, hate bulan (Maluku);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Asma, Bisul, Bengkak, Penebalan kulit, Mata ikan, sering kencing;  
Pemanfaatan : 
Daun.  
KEGUNAAN:  
- Asma.  
- Bengkak-bengkak, bisul.  
- Penebalan kulit, mata ikan (clavus).  
- Sering kencing.  
PEMAKAIAN:  
Untuk minum: Secukupnya.  
Pemakaian luar. Secukupnya, dipanaskan di atas api sampai lemas atau digodok dengan susu/santan untuk 
menurap bagian yang sakit.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Kaki bengkak:  
    Daun dicuci bersih lalu dipanaskan di atas api sampai terasa lemas,  
    kemudian diletakkan pada kaki  yang bengkak.  
2. Bisul : 
    Beberapa lembar daun muda, digodok dengan sedikit santan,  
    setelah lunak dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk  
    menurap seluruh permukaan bisul.  
3. Melunakkan kulit yang menebal dan mengeras (clavus):  
    Daun dicuci bersih lalu digodok dengan susu atau santan. Setelah  
    dingin ditempelkan kebagian kaki yang menebal.  
4. Sesak karena asma:  
    Beberapa lembar daun yang masih muda dicuci lalu diasapkan  
    sebentar, makan sebagai lalab matang. Lakukan 2 x sehari. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Bau lemah tidak khas, rasa tawar. Anti radang (anti-inflamasi), 
pembunuh kuman (anti septik). 
 
Kompri 
(Symphytum officinale L. Em,)  
Familia : Boraginaceae 
 
213 
 
Uraian : 
Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumpput basah atau pinggir selokan. Di 
Indonesia kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, 
tinggi 20 - 50 cm. Tumbuhan berbatang sernu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, 
permukaan berambut kasar, panjang 27 - 50 cm, lebar 4,5 - 14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh 
berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. 
Buah bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. 
Perbanyakan dengan pemisahan akar.  
Nama Lokal : 
Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rematik, pegal linu, diare, tifoid, nyeri ulu hati, kanker payudara,; Radang saluran napas (bronkhitis), luka memar, 
borok, ; Kencing manis (diabetes melitus), patah tulang (fraktur), ; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik gout, 
radang usus,; Payudara bengkak karena ASI, gangguan lambung,; Batuk berdahak, radang amandel (tonsilis), darah 
haid banyak,; Kencing darah, liur berdarah, dan wasir berdarah.;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar. 
INDIKASI : 
Daun berkhasiat untuk mengatasi:  
- rematik, pegal linu,  
- diare,  
- tifoid,  
- nyeri ulu hati, radang saluran napas (bronkitis), kencing manis (DM),  
- tekanan darah tinggi, dan  
- kanker payudara.  
Akar berkhasiat mengatasi:  
- luka memar, borok, luka pada paru,  
- tulang patah (fraktur),  
- rematik gout,  
- payudara bengkak karena bendungan ASI,  
- radang usus, gangguan lambung,  
- batuk berdahak, radang amandel (tonsilitis), radang saluran napas  
  (bronkitis),  
- rasa penuh di dada,  
- perdarahan: darah haid banyak, kencing darah, liur berdarah, dan  
  wasir berdarah.  
CARA PEMAKAIAN : 
Akar segar sebanyak 20-30 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar yang digiling halus untuk 
menyembuhkan luka, ekzema, dan memar. Akar yang digiling halus dicampur sedikit kapur untuk menyembuhkan 
luka bemanah, borok di tungkai, bisul besar, wasir, gangren, rematik gout, dan tumor.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Rematik : 
    Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil.  Makan sebagai lalab.  
2. Rematik gout : 
    Akar kompri segar secukupnya dicuci lalu digiling halus. Letakkan pada bagian tubuh yang sakit.  
3. Luka memar, borok, luka pada paru : 
    Akar kompri segar sebesar 1 ibu jari dipotong-potong lalu direbus  
    dengan 1 gelas air bersih atau   arak. Setelah dingin disaring, lalu  
    dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore sama banyak.  
4. Rasa penuh di dada  
    Akar kompri segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong  
214 
 
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  
    Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.  
5. Tulang patah, luka terpotong, luka baru : 
    Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada bagian  
    tulang yang patah atau luka terpotong, lalu dibalut.  
6. Payudara bengkak, wasir berdarah : 
    Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada wasir  
    yang berdarah atau payudara yang bengkak.  
7. Tonsilitis, bronkitis, batuk berdahak : 
    Akar kompri segar sebanyak 25 g dicuci lalu dipotong-potong  
    seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.  
    Setelah dingin disaring, dibagi 2 sarna banyak. Minum pagi dan sore hari.  
8. Menghentikan perdarahan : 
    Akar kompri segar sebanyak 20 g digiling halus. Air perasannya ditambah sedikit anggur, minum.  
CATATAN : 
- Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan hati.  
- Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai  
  penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan.  
  Penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan  
  yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).  
- Untuk pemakaian luar, penggunaan daun kompri sebagai obat untuk  
  penyembuhan luka dan tulang patah tidak bermasalah. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Daun kompri mengandung symphytine, echimidine, anadoline, al- kaloid pyrrolizidine (PAs), 
tanin, minyak asiri, allantoin, dan vitamin (B 1, B2, C dan E). Alkaloid pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab 
kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid 
pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun. Efek Farkologis dan Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 
20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan 
sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988). 
 
Kubis 
(Brassica oleracea var. capitata)  
Familia : cruciferae (brassicaceae). 
 
Uraian : 
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak. Yang lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis 
bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. 
sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah Utara Perancis 
Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial. Kubis yang telah 
dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Untuk memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh 
sebagai tanaman biennial. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan curah 
215 
 
hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, 
warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, 
daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda 
yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop 
samping pada kubis tunas (Brussel sprouts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai 
panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning. Buahnya buah polong berbentuk 
silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur panennya 
berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat 
dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak 
dengan biji atau setek tunas.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Kol, kobis, kubis telur, kubis krop. NAMA ASING Cabbage. NAMA SIMPLISIA Brassicae capitatae 
Folium (daun kubis). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Melindungi tubuh dari bahaya radiasi, menghambat pertumbuhan tumor, dan pencahar.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian yang digunakan adalah daun.  
Kubis digunakan untuk pengobatan : 
- gatal akibat jamurcandida (candidiasis),  
- jamur di kulit kepala, tangan, dan kaki  
- kadar kolesterol darah tinggi, 
- radang sendi (artritis), 
- melindungi tubuh dari sinar radiasi, seperti sinar x-ray, komputer, microwave, dan televisi berwarna, 
- antidote pada mabuk alkohol (hangover), racun di hati,  
- menghilangkan keluhan prahaid (premenstrual sindrom), 
- meningkatkan produksi ASI, 
- mencegah tumor membesar, 
- mencegah kanker kolon dan rektum,  
- borok (ulcus) pada saluran cerna, dan  
- sulit buang air besar (sembelit). 
CARA PEMAKAIAN 
Sediakan 25-30 g kubis, lalu makan mentah-mentah, sebagai lalap atau dapat juga direbus atau dijus. Karena kubis 
termasuk makanan berserat maka jika seseorang mengonsumsi kubis terlalu banyak bisa menimbulkan rasa penuh, 
kembung, dan menimbulkan gas di dalam perut yang cukup banyak. Selain itu, juga dapat mengganggu penyerapan 
zat gizi tertentu. 
Untuk pemakaian luar, jus kubis dapat digunakan untuk mencuci liang sanggama yang gatal akibat jamur Candida 
albicans, penyakitnya dikenal dengan nama candidosis vaginalis. Selain itu, ramuan ini dapat digunakan untuk 
mencuci luka, menyembuhkan jamur di kulit dan kepala (dengan cara dioleskan), serta mengompres bagian tubuh 
yang memar, membengkak, atau nyeri sendi. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Premenstrual sindrom, kandidiasis dan infeksi jamur 
Minum jus kubis segar setiap hari. Jus kubis juga dapat digunakan untuk mencuci kemaluan (vaginal douche). 
Sembelit 
Makan lalap kubis setiap hari, baik yang mentah atau matang.  
Ulcus pada saluran cerna 
Minum 1/2 gelas jus kubis segar, lakukan dua kali sehari.  
Melindungi tubuh dari sinar radiasi 
Makan kubis segar setiap hari sebagai lalap atau minum jus kubis.  
Meningkatkan produksi ASI 
Jus kubis dapat diberikan kepada ibu hamil beberapa saat sebelum melahirkan. 
216 
 
Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi 
Cuci 1/4 bagian kubis segar berukuran sedang sampai bersih, bilas dengan air matang, lalu potong-potong 
seperlunya. Jus kubis tersebut, lalu minum sarinya sekaligus, lakukan setiap hari. 
catatan 
Tapal dari kubis dapat menyebabkan lepuh jika digunakan selama beberapa jam. 
Jika jus kubis dikonsumsi terus-menerus, dapat mengurangi jumlah yodium di dalam tubuh. Akibatnya, kelenjar 
gondok (tiroid) kekurangan yodium. Untuk mencegahnya, perbanyak mengonsumsi makanan sumber yodium, 
seperti rumput laut (kelp). 
Komposisi : 
Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, 
E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung senyawa 
sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang 
bekerja dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh. Tingginya 
kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut (scurvy). Adanya zat anthocyanin 
menyebabkan warna kubis dapat berubah menjadi merah. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat 
menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon, dan rektum, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, 
seperti kobalt, nikel dan tembaga yang berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk 
melawan kanker. Kandungan asam amino dalam sulfurnya, juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang 
tinggi, penenang saraf, dan membangkitkan semangat. 
 
Kubis Bunga 
(Brassica oleracea var. botrytis)  
Sinonim : Brassica oleracea botrytis subvar. Cauliflora 
Familia : cruciferae (brassicaceae). 
 
Uraian : 
Kubis bunga berasal dari kawasan Eropa, Mediteran, dan Asia Tergah. Kubis bunga merupakan tanaman dataran 
tinggi atau pegunungan, cocok tumbuh di daerah sejuk selama masa pertumbuhannya, dan dapat ditemukan pada 
ketinggian lebih dari 600 m dpl. Bunganya padat, tebal, dan tersusun dari rangkaian bunga-bunga kecil bertangkai 
pendek. Bunga membentuk bagian yang padat berwarna putih atau putih kekuningan, diameternya dapat 
mencapai 30 cm. Untuk menghindari kerusakan bunga dan menjaga supaya bunga kubis tetap putih, 2-3 minggu 
sebelum panen daun-daun muda bagian bawah diikatke arah bunga sehingga berfungsi sebagai pelindung. Kubis 
bunga dipanen setelah 90-120 hari sejak ditanam. Bagian tumbuhan yang dikonsumsi adalah kelopak bunganya. 
Sebelum dimakan, harus dimasak terdahulu, seperti direbus, dibuat sup, dan sebagainya.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Kol bunga, kembang kol. NAMA ASING Cauliflower (I), bloemkool. NAMA SIMPLISIA Brassicae 
botrytis Flos (kubis bunga). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kubis bunga berkhasiat sebagai obat penenang dan antikanker.  
217 
 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian yang dapat digunakan adalah bunga.  
INDIKASI 
Kubis bunga digunakan untuk mengatasi :  
- sakit kepala, 
- gelisah (ansietas), stres,  
- gangguan sirkulasi, dan  
- kanker. 
CARA PEMAKAIAN 
Sediakan 25-30 g kubis bunga segar. Selanjutnya, kubis bunga ini dapat dikukus, ditumis, atau dimasak sebagai 
sayuran. 
CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT 
Sakit kepala, gelisah 
Kubis bunga dapat dimakan langsung sebagai lalap rebus. 
Catatan 
Penderita rematik gout dan kadar asam urat darah yang tinggi dilarang mengonsumsi kubis bunga. 
Komposisi : 
Kubis bunga mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, 
C, serta sejumlah kecil tiamin, riboflavin, dan niacin). Selain itu, juga mengandung senyawa sianohidroksibutena 
(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat yang berkhasiat, yaitu 
sulforafan dapat mencegah penyakit kanker. 
 
Kucing Kucingan 
(Acalypha indica L.)  
Sinonim : A. australis L. 
Familia : euphorbiaceae. 
 
Uraian : 
Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, 
maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, 
berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai 
lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga 
majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah 
kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar 
tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing-kucingan dapat 
diperbanyak dengan biji.  
218 
 
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput kokosongan (Sunda), 
rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba 
(herba kucing-kucingan). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), 
pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis). 
 
Kumis Kucing 
(Orthosiphon aristatus (B1) Miq.)  
Sinonim : O. longiflorum, Ham. O. grandiflorum et aristatum, Bl. O. spiralis, Merr. O. stamineus, Benth. O. 
grandiflorus, Bold. Clerodendranthus spicatus (Thunb.) C.Y. Wu. Trichostemma spiralis, Lour. 
Familia : Labiatae  
 
Uraian : 
I. URAIAN TANAMAN: Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi 1-2 m, 
batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah 
ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar 
minyak atsiri. Bunga berupa tandan yang keluar di ujung cabang, wama ungu pucat atau putih (ada yang warna biru 
dan putih), benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah geluk wama coklat gelap. Tumbuh di dataran rendah 
dan daerah ketinggian sedang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 500 m - 900 m di atas permukaan 
laut 2. Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun 3. Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan - 9 bulan 4. Bulan 
kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan - 5 bulan 5. Suhu udara : 280C - 340C 6. Kelembapan : sedang 7. 
Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : andosol, latosol 2. Tekstrur : lempung berpasir 3. Drainase : baik 4. Kedalaman 
air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah 6. 
Kemasaman (pH) : 5 - 7 7. Kesuburan : sedang - tinggi III. Pedoman Bertanam a. Pengolahan Tanah 1. Tanah 
dicangkul sedalam 30 cm - 40 cm hingga gembur 2. Buatkan bedengan selebar 100 cm - 120 cm, tinggi 30 cm, jarak 
antar bedengan 40 cm - 50 cm, dan panjangnya disesuaikan kondisi lahan 3. Tebarkan pupuk kandang diatas 
bedengan tersebut b. Persiapan Bibit 1. Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang 
atau stek cabang 2. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran 
panjang 15 cm - 25 cm atau beruas sekitar 2 buku - 3 buku c. Penanaman 1. Stek bibit ditanam langsung di kebun 
sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek 2. Jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 
cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm  
Nama Lokal : 
Kumis kucing, Mamang besar (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba (Jawa); Mao Xu Cao (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni, menghilangkan panas dan lembab;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI : 
Seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari). 
1. Infeksi ginjal (Acute dan chronic nephritis), infeksi kandung kemih  
   (Cystitis). 
219 
 
2. Sakit kencing batu. 
3. Encok (Gout arthritis). 
4. Peluruh air seni (Diuretic). 
5. Menghilangkan panas dan lembab. 
PEMAKAINAN : 
30 - 60 gr. (kering) atau 90 - 120 gr (basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Nephritis, edema (bengkak): 
    0. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr, 
    Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr, semuanya direbus. 
2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit  (anyang-anyangan) : 
    0. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr., direbus. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air 
seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zat samak, 
minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol. 
 
Kunci Pepet 
(Kaemferia rotunda L.)  
Familia : 
Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama latin yang salah. 
Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga 
sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat 
di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu 
tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang 
pertama disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang 
kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada 
dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga 
ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan 
batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 
7,5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak 
warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga bisa tumbuh 
menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Akarnya berdaging 
membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar 
kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang 
220 
 
induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar 
bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura: konce pet. Melayu: 
temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae rotundae Rhizoma (kunci pepet). 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan mempercepat 
penyembuhan luka. 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN 
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. 
INDIKASI 
Rimpang digunakan untuk mengatasi: 
gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan 
bengkak karena memar, keseleo.  
CARA PEMAKAIAN 
Untuk pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul 
yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan 
sebagai bedak. 
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Bengkak, memar, bisul 
Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, 
tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut. 
Mengeluarkan angin dari perut 
Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin, minum 
beningannya. 
Komposisi : 
Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil 
khavikol, dan saponin. 
 
Kunyit 
(Curcuma longa Linn.)  
Sinonim : Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct. 
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi 
wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, 
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah 
mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan 
dan kecantikan. 
221 
 
Nama Lokal : 
Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, 
Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken);  
Pemanfaatan : 
1. Diabetes mellitus 
    Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam 
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air  
    sampai mendidih, kemudian disaring. 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas. 
2. Tifus 
    Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto 
    Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, 
    kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring. 
    Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut. 
3. Usus buntu  
    Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula  
    kelapa/aren. Garam secukupnya. 
    Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian  
    dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring. 
    Cara menggunakan:diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur. 
4. Disentri 
    Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  
    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. 
    Cara menggunakan:diminum dan diulangi sampai sembuh. 
5. Sakit Keputihan 
    Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah 
    asam, 1 potong gula kelapa/aren 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air  
    sampai mendidih, kemudian di saring. 
    Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari. 
6. Haid tidak lancar 
    Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh 
    biji pala, 1/2 genggam daun srigading. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian  
    direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring 
    Cara menggunakan:diminum 1 gelas sehari. 
7. Perut mulas pada saat haid 
    Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 
    1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm  
    Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut 
    untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk 
    nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring. 
    Cara menggunakan:ditambah garam dan gula secukupnya dan  
    diminum pada hari pertama haid. 
8. Memperlancar ASI 
    Bahan: 1 rimpang kunyit 
    Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus 
    Cara menggunakan: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari. 
222 
 
9. Cangkrang (Waterproken) 
    Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng,  
    Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus 
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang. 
10. Amandel 
     Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu 
     Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya,  
     kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring 
     Cara menggunakan:diminum secara rutin 2 hari sekali. 
11. Berak lendir 
     Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4  sendok makan kapur sirih 
     Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2  
     gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring. 
     Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore. 
12. Morbili   
     Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle 
     Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus 
     Cara menggunakan:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri 
dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : 
Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = 
H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, 
sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam 
Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya. 
 
Kwalot 
(Brucea javanica (L.) Merr.)  
Sinonim : Brucea sumatrana, Brucea amarissima 
Familia : Brucea 
 
Uraian : 
Semak tinggi, tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m. Susunan daun menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar 
berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal 
membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm. Bunga berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit 
panjang 2-30 cm. Perhiasan bunga berupa kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 
0.75-1 mm. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi 
berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. 
Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan 
223 
 
tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buah batu bulat memanjang,panjang 8mm. Waktu 
berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Lebih 
kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang tumbuh di Afrika. Di Indonesia banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu 
biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar. 
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica NAMA ASING:- NAMA SIMPLISIA:- 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Ekstrak biji Brucea javanica efektif sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji 
yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan 
karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif 
terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe 11, Fibrio cholerae inaba, Fibrio cholerae 
ogawa. Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro 
maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui 
bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. 
Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan 
mencit. IC, dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K?1 (resisten terhadap 
klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046?0,0008 mg/ml; empat dari kesembilan senyawa 
tersebutjuga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo setelah pemberian secara oral. Efektivitas bruseolid 
yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada 
percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan 
kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Bruceajavanica 
kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea antidysentrica ditemukan 
bahwa ll?hidroksikantin?6?on dan 1,11?dimetoksikantin?6?on mempunyai potensi sebagai antitumor secara in 
vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi antitumor terhadap "human KB, 
A?549 lung carcinoma secara in vitro”) Farmakologi klinik Buah: Ekstrak buah biasa digunakan pada pengobatan 
disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila 
dibandingkan dengan emetin. Kontra indikasi Buah sebaiknya tidak digunakan pada anak?anak, wanita hamil dan 
wanita yang baru menyusui. Efek yang tidak dlinginkan Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa 
kasus anafilaksis .  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN DI MASYARAKAT 
Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, 
malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati 
demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian 
tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri.  
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 
mI, diulang selama 12 hari.  
Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule 
dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan 
diminum 1 kali sebulan 100 ml. 
Komposisi : 
Biji zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica 
L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid 
A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on. 
 
 
 
 
 
 
224 
 
Lada 
(Piper nigrum L.)  
Familia : Piperaceae. 
 
Uraian : 
Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor. 
Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, 
pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang 3,5-22 cm, warna hijau. 
Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah. 
Nama Lokal : 
NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih. 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik, diuretik, 
dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon, dkk. Pusat Penelitian 
Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah Lada dan buah Cabai Jawa, 
terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran 
yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit. Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian 
Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada 
mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, 
menyebabkan perpanjangan waktu reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 
mg/kg bb, dan lebih pendek dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. 
Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan 
penelitian pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada 
mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76 mg/kg bb yang 
diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb dapat menghambat proses 
hepatotoksis pada mencit.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
Buah. 
KEGUNAAN  
Buah: 
Disentri. 
Kolera. 
Kaki bengkak.  
Nyeri haid. 
Rematik (nyeri otot).  
Selesma. 
Sakit kepala (obat luar). 
Daun:  
Batu ginjal. 
 
225 
 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Kaki Bengkak (pada wanita hamil)  
Ramuan: 
Buah Lada hitam   10 butir 
Rimpang Lempuyang Emprit segar    1 Jari 
Daun Sirih segar   2 helai 
Arak   sedikit 
Cara pembuatan: Dipipis hingga halus dan ditambah sedikit arak. 
Cara pemakaian: Dibalurkan pada kaki pada waktu malam sebelum tidur. 
Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh 
Catatan 
Lada dalam obat tradisional dibedakan atas:  
1. Lada hitam (tidak dikupas). 
2. Lada putih (buah sudah masak dikupas).. 
Komposisi : 
Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, 
dan minyak lemak. 
 
Landep 
(Barleria prionitis L.)  
Sinonim : Prionitis hystrix, Miq.  
Familia : Acanthaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di Indonesia ditemukan di daerah yang beriklim kering, 
tumbuh liar atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu, tinggi 1,5 - 2 m. Batang 
berkayu, segi empat, berbuku- buku, berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun. tunggal, 
daun muda berambut, letak berhadapan., panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai daun jorong sampai lanset atau 
bundar telur memanjang, ujung meruncing, pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak 
berombak, panjang 2 - 18 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga tunggal, simetris dua 
sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju lima, bentuk elips memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, 
pipih, ujung agak lancip, keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih, mengilap seperti beludu, warna 
cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.  
Nama Lokal : 
Jarong, kembang landep (Sunda), landep (Jawa).; Bunga landak (Sumatera). landhep (Madura).; Katshare'ya, 
kurantak (India, Pakistan),; Percufine flower (Inggris).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut busung air,; Kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, cacingan,; 
Beser mani (spermatorea).;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar.  
Daun berguna untuk pengobatan:  
- rematik, sakit pinggang,  
226 
 
- demam,  
- sakit perut, perut busung air,  
- kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, dan  
- beser mani (spermatorea).  
Akar berguna untuk mengatasi:  
- cacingan.  
CARA PEMAKAIAN : 
Untuk minum: lihat contoh pemakaian. Untuk. pemakaian luar, daun segar secukupnya digiling halus untuk 
pengobatan rematik, nyeri punggung, panu, sakit kepala, dan sakit gigi. Akar untuk obat demam, luka, kurap. Air 
perasan akar untuk obat tetes pada radang telinga.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Luka : Sebanyak 15 g akar landep dicuci bersih. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Tumbuk 
sampai lumat, kemudian tempelkan pada  luka.  
2. Kurap, panu : Akar secukupnya digiling halus. Tambahkan air perasan 1 buah  jeruk nipis, lalu 
diaduk merata sampai seperti bubur. Balurkan pada kurap, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari, sampai 
sembuh.  
3. Rematik, sakit pinggang, sakit kepala : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu digiling 
halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur 
kental. Balurkan ke bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening.  
4. Sakit gigi : Daun dikunyah dengan gigi yang sakit.  
5. Gusi nyeri dan berdarah :Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air perasannya ditambahkan 
sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang sakit.  
6. Demam, sakit perut, kencing sedikit : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu diseduh 
dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. KANDUNGAN KIMIA : 
Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, da,n silikat Sedangkan akar mengandung 
saponin, flavonoida, dan polifenol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Rebusan daun landep dan daun kumis 
kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antara 
rebusan daun landep konsenttasi 20%, 40%, dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak 
menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fenny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992). 2. Lebih 
tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang 
terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990). 
 
Landik 
(Barleria lupulina Lindl.)  
Familia : Acanthaccae 
 
Uraian : 
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan 
dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu 
bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, 
227 
 
bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai 
daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus 
berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna 
kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. 
Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang.  
Nama Lokal : 
Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.; \ 
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.  
INDIKASI : 
Daun landik berguna untuk mengatasi:  
- gigitan anjing dan ular berbisa,  
- bengkak akibat terpukul atau terjatuh,  
- bisul, luka berdairah, koreng,dan  
- rematik.  
CARA PEMAKAIAN : 
Daun segar sebanyak 6- 1 0 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu 
tempelkan ke tempat yang sakit.  
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Rematik  
    Segenggam daun landik dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air  
    kapur sirih sedukupnya sambil diremas sampai menjadi seperti bubur.  
    Gunakan untuk membalur dan menggosok bagian tubuh yang sakit.  
CATATAN : Bagi perempuan yang sedang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA : 
Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida. 
 
Legundi 
(Vitex trifolia L.)  
Sinonim : Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f. 
Familia : Verbanaceae 
 
Uraian : 
Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit 
batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun 
berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat 
telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x 
1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-
15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median 
228 
 
dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah 
sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua. 
Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi, 
Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada 
daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau 
stek batang; jikamenggunakan stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang 
tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman. 
Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada 
daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang 
dan lempung.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% mempunyai aktivitas antibakteri 
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut 
dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro 
yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu 
adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi 
marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus 
putih secara oral 16,65 g/kg BB.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN DI MASYARAKAT 
Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan. 
Batang untuk menyembuhkan bengkak dan eksim.  
Biji sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut. 
Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid. 
Daun digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk, 
radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, 
membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga. 
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT  
Untuk obat caging: 
Digunakan 15 gram daun legundi segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; setelah dingin, diperas dan 
disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. 
Komposisi : 
Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), 
glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida 
dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna 
menggunakan metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa 
tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis 
dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa 
hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-
hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri, 
juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis 
A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi 
benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak. 
 
 
 
 
 
 
229 
 
Lempuyang Gajah 
(Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith)  
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 
m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 
hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 
membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 
lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 
daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 
berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak, 
berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan 
ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun 
pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 
cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat 
memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran 
bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat 
memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi 
aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang 
bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat 
ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering 
ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat 
ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah 
dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50 
cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan 
Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat 
gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 
1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air 
berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 
mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek 
toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap 
larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM. 
230 
 
Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. 
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum.  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIGUNAKAN  
rimpang. 
KEGUNAAN 
1. Batu ginjal.  
2. Disentri. 
3. Kejang pada anak-anak.  
4. Mencret. 
5. Membangkitkan nafsu makan.  
6. Penyegar. 
7. Sakit kuning. 
8. Sakit kulit.  
9. Selesma.  
10. Sakit kulit (obat luar). 
RAMUAN DAN TAKARAN 
Sakit Perut 
Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut. 
Ramuan: 
Rimpang Lempuyang Gajah  1 jari tangan 
Air matang   2 sendok makan 
Cara pembuaatan: 
Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang 
terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan. 
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 
Komposisi : 
Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (mempunyai efek 
sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, 
kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, 
zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a-
terpineol (45%), dan y-terpinen (10%). 
 
Lempuyang Wangi 
(Zingiber aromaticum Val.)  
Familia : Zingiberaceae 
 
231 
 
Uraian : 
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 
m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 
hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 
membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 
lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 
daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 
berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut 
halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar, 
ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat 
lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-
17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung 
meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau 
membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning 
terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik 
bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. 
Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia 
tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di 
tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada 
umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 
tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji. 
Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di 
bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering 
menimbulkan kerusakan.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis aromaticae rhizoma; Rimpang Lempuyang Wangi 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat 
menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan 
konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi mempunyai daya antibakteri terhadap 
Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan, 
infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan 
kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan 
kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri 
pada otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi 
respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air 
dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar 
gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak 
menimbulkan perubahan kadar air dan minyak atsiri.  
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN DALAM MASYARAKAT 
Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma, merangsang nafsu makan, 
merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, 
menurunkan kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga 
untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit 
syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa 
nyeri . 
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 
Untuk obat masuk angin: digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut, diperas dan 
disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk 
diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak. 
232 
 
 
Untuk obat sakit perut dan menambah nafsu makan:  
2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali 
sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan. 
Komposisi : 
Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, 
zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, 
dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula. 
 
Lengkuas 
(Alpinia galanga, Linn., Willd.)  
Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz.  
Familia : Zingiberaceae 
 
Uraian : 
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap 
masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat 
hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis 
tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang 
umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang 
umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-
pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri 
dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian 
daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga 
mempunyai aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. 
Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering 
(dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. 
Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung 
merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman 
perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi 
Nama Lokal : 
Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia); Laos (Jawa), Laja (Sunda);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis; Morbili, Panu;  
Pemanfaatan : 
1. Reumatik 
    a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung 
       Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya,  
       telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya,  
       kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata. 
233 
 
       Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari  
    b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk 
       merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa 
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama  
       hingga airnya tinggal 1 gelas 
       Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu 
2. Sakit Limpa 
    Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi  
    temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran 
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air  
    sampai mendidih 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore. 
3. Membangkitkan Gairah Seks 
    Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi  
    halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok  teh merica,  
    1 sendok teh garam dan 1 ragi tape.  
    Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk  
    diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain  
    dengan 0,5 gelas air masak sampai merata. 
    Cara menggunakan: diminum. 
4. Membangkitkan Nafsu Makan 
    a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah  mengkudu  
       mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh  
       bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa  
       yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.    
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  
       sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas 
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore. 
    b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang  
       temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit 
       adas pulawaras. 
       Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih 
       Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 
5. Bronkhitis 
    Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing  
    2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda,  
    0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya. 
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian  
    direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih 
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 
6. Morbili 
    Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh  
    minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura.  
    Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur  
    dengan bahan lainnya sampai halus. 
    Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar. 
7. Panu 
    a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya 
       Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus 
       Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore 
    b. bahan: rimpang lengkuas dan spirtus 
234 
 
       Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong. 
       Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan  
       potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus 
Komposisi : 
Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, 
eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning. 
 
Lenglengan 
(Leucas lavandulifolia Smith)  
Sinonim : L. linifolia, Spreng.  
Familia : labiatae 
 
Uraian : 
Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai 
tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna 
semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut 
halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan 
pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil-kecil, 
warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, 
warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas 
zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.  
Nama Lokal : 
Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); 
Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).;  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sukar tidur, Sakit kepala, Influenza, Batuk, Batuk rejan, difteri; Jantung berdebar, Tidak datang haid, Pencernaan 
terganggu; Cacingan, Kencing manis (Diabetes melitus, Kejang, ayan (epilepsi);  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.  
KEGUNAAN.  
- Sukar tidur, rasa gelisah.  
- Sakit kepala.  
- lnfluensa.  
- Batuk, batuk rejan, difteri.  
- Jantung berdebar.  
- Tidak datang haid.  
- Pencernaan terganggu.  
- Cacingan.  
- Kencing manis (diabetes mellitus, Kejang, ayan (epilepsi).  
PEMAKAIAN:  Untuk minum: 10-15 g, direbus. Pemakaian luar: Seluruh tanaman dicuci bersih lalu digiling halus, 
untuk pemakaian setempat pada luka, koreng, atau kudis.  
235 
 
CARA PEMAKAIAN:  
1. Sukar tidur : 
    15 g daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air selama 
    15 menit. Setelah dingin disaring dan dibagi menjadi 2 bagian.Minum pagi dan sore.  
2. Sukar tidur, rasa gelisah:   Bantal kepala untuk tidur diisi dengan daun yang telah dikeringkan.  
3. Epilepsi : 
    3/4 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air  
    bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, minum  
    dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 1/2 gelas.  
4. Kejang panas pada anak : 
    1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan air  
    garam secukupnya. Aduk sampai menjadi adonan seperti bubur, lalu  
    digunakan untuk menggosok dan melamur badan anak yang sedang  kejang.  
5. Sakit kepala, galisah:  
    1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan 1  
    cangkir air bersih. Dipakai untuk mengompres kepala dengan  
    handuk kecil yang dibasahi dengan ramuan tadi, lakukan 3 kali sehari.  
6. Batuk rejan:  
    1 batang tanaman berikut akarnya dicuci lalu direbus dengan 3  
    gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring,  
    minum dengan air gula seperlunya. Sehari 3 x 1/2 gelas.  
7. Difteri: 
    1/2 genggam daun berikut bunga lenglengan, 1/3 genggam daun  
    jinten, 1 jari asam trengguli, 1 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari,  
    dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas  
    air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring,  
    dipakai untuk berkumur dalam mulut dan tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.  
8. Cacing kremi : 
    3/5 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air  
    bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, minumdengan madu seperlunya Sehari 2 x 3/4     
gelas.  
9. Jantung berdebar:  
    3 genggam daun dicuci lalu direbus dengan 15 liter air bersih  
    sampai mendidih selama 15 menit, Hangat-hangat dipakai untuk mandi berendam. Lakukan 2 kali sehari.  
10. Luka, koreng, kudis:  
    1 batang tanaman segar dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air  
    sampai mendidih selama 15 menit. Dipakai untuk mencuci luka,  koreng atau kudis. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun 
dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
236 
 
Lidah Buaya 
(Aloe Vera Linn.)  
Sinonim : Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk. 
Familia : Liliaceae 
 
Uraian : 
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman 
hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-
bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning 
kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. 
Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui 
batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga 
muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan 
tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa 
tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita 
dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat 
sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. 
Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat 
dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, 
permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan 
berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning 
atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam 
rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di 
pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. 
Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan 
gembur di bagian atasnya. 
Nama Lokal : 
Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);  
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik, 
Jerawat;  
Pemanfaatan : 
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,  
1. Sakit kepala, pusing.  
2. Sembelit (Constipation).  
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).  
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.  
5. Kencing manis (DM), wasir.  
6. Peluruh. haid.  
7. Penyubur rambut.  
237 
 
PEMAKAIAN:  
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.  
Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal. 
PEMAKAIAN LUAR:  
Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis 
(gigi berlubang), penyubur rambut.  
a. Penyubur rambut:  
    Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam  
    yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah  
    mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya  
    rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.  
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):  
    Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas. 
c. Bisul:  
    Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.  
CARA PEMAKAIAN:  
1. Kencing manis (DM):  
    1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong  
    seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan.  
2. Batuk rejan:  
    Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum.  
3. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum.  
4. Cacingan, susah buang air kecil: 15 - 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum.  
5. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah):  
    10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga  
    ditim dengan arak putih, untuk pemakaian luar.  
 
6. Kencing darah:  
    15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah air beras secukupnya, minum.  
7. Wasir: 
    1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih 
    lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok nmakan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali.  
8. Sembelit:  
    1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya,  
    isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan  
    tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali.  
PERHATIAN : 
Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare. 
Komposisi : 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba 
ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, 
aloenin, aloesin. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
238 
 
Lidah Ular 
(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)  
 
Uraian : 
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 
m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan 
sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk 
benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung 
dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat 
pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan 
bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di 
atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung 
terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di 
Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di 
daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, 
parit, taman, secara lokal melimpah.  
Nama Lokal : 
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: -- 
Penyakit Yang Dapat Diobati : 
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan 
percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas 
aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat 
berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang 
disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) 
dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu 
ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan 
fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis 
dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons 
seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan 
stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak 
berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek 
samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan 
jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan 
hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah 
penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba 
dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan 
gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis 
dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.  
239 
 
Pemanfaatan : 
KEGUNAAN DI MASYARAKAT 
Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas. 
Komposisi : 
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester, 
benzoilskandosidinetilester

Related Posts:

  • herbal 3r khasiat tonik. Daun tua dapat dikukus atau dimasak sebagai sayuran Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji.  Nama Lokal : NA… Read More