bengkoang

BENGKOANG

hasil penelitian kandungan metabolit sekunder dalam 
 bengkoang  mengungkapkan  bahwa bengkoang gandung senyawa golongan   isoflavon antaralain :  5-OH-daidzein-7-o-β-
glukopiranosa ,8,9-furanyl-pterocarpan-3-ol,,daidzein, daidzein-7-o-β-
 glukopiranosa,
Bengkoang  mengandung vitamin A (179,21 ± 8,19 ppm) 
 , alpha hydroxyl acid (0,80 ± 0,01 % dihitung 
sebagai asam glikolat)  dan vitamin C 
(0,31 ± 0,06 %), 
bengkoang mempunyai  
 kandungan vitamin C walaupun  sangat rendah, 
bengkoang mempunyai  senyawa fl avonoid dan 
trilinolein yang terdapat dalam kandungan 
ekstrak etil asetat sebagai bahan 
antioksidan ,
Kandungan vitamin A dalam bengkoang 
sudah  dianalisa  menggunakan metode 
spektrofotometer pada panjang gelombang 
maksimum 332 nm  Validasi metode 
analisa  yang meliputi penetapan recovery 
dan batas deteksi analisa  juga sudah dilakukan sebelumnya, dengan hasil recovery 82,89 ± 15,92 
% dan limit of detection 0,043 mg/ml. 
Senyawa dalam  umbi bengkoang memiliki aktivitas  aktivitasnya 
yaitu  penghambat. enzim tyrosinase 
,menyerap sinar UV, 
antioksidan ,
 Kandungan fitosterol 
 dalam umbi bengkoang  mengandung stigmasterol dan β-sitosterol  dengan konsentrasi  0,02 % per berat 
 kering bengkoang atau sekitar 2,76 % dalam 
 ekstrak petroleum eter bengkoang ,
Vitamin C  sebagai antioksidan 
 yang mampu  mencegah hiperpigmentasi dan menangkap radikal bebas 
dalam tubuh ,kandungan Radikal bebas dalam tubuh  dapat 
meningkat pada kondisi tubuh akibat  paparan sinar matahari yang 
berlebihan  atau yang sudah  lanjut usia  
, umumnya dalam komposisi ideal sinar 
 matahari bermanfaat untuk mengubah provitamin 
 D menjadi vitamin D 
Namun   jika kulit terpapar   sinar 
 matahari    dalam jumlah yang berlebihan  maka sinar matahari  
mengaktivasi sel-sel melanosit , menghasilkan  radiasi  berupa 
radikal hidrogen peroksida, superoksid anion, 
 maupun radikal oksigen ,
merusak inti sel keratinosit dengan cara 
pengaktifan p53,
paparan sinar 
matahari yang berlebihan memicu  kerusakan lapisan kolagen kulit, 
sehingga kulit menua dan kehilangan elastisitasnya ,
Nutrisi bagi kulit 
adalah vitamin A yang berguna untuk  menjaga 
kesehatan kulit dengan cara ikut membantu dalam usaha  memperbaiki permukaan 
kulit yang berkerut  kasar ,senyawa  senyawa AHA,vitamin C, vitamin A dibutuhkan untuk   perawatan kulit, 
Penuaan kulit dini dapat dihambat 
oleh senyawa-senyawa alpha hydroxyl acid (AHA)
, AHA beraktifitas mempercepat pergantian 
kulit atau peremajaan sel kulit, sehingga kulit 
tampak segar dan tidak berkerut ,
Senyawa flavonoid,vitamin C, vitamin E , derivat fenol 
pada tanaman  memiliki aktivitas sebagai antioksidan  sekaligus mencegah 
hiperpigmentase melalui penghambatan 
 tyrosinase, 
peralatan : 
kalium 
hidroksida, standar vitamin A palmitat, metanol. 
Kecuali larutan penyari, bahan standard, aquades, bahan kimia  berderajat pro 
analisis (Merck, Darmstad, Jerman).
Larutan penyari petroleum eter dan etano (berderajat teknis), asam metafosfat, asam asetat, 
2,6-diklorofenolindofenol, heksan, standard asam 
glikolat, standard asam askorbat, aquades, 
alat gelas
,pompa 
vakum, oven, rotary evaporator (Heidolph WB 
2000), spektrofotometer uv-vis (Spectronic 
Genesys 10), neraca analitik, blender, 
Kromatografi Gas (Shimadzu tipe QP2010S) 
yang dilengkapi dengan detektor flame ionized 
detector (FID), 
Determinasi kandungan AHA 
Bengkoang dikupas kulitnya, dicuci ,dipotong memanjang kecil-kecil kemudian bahan  diblender. Bagian 
 air dipisahkan dari bagian ampas dengan 
penyaringan. sisa sisa  kemudian diekstraksi 
dengan menggunakan etanol dan  eter ,.kemudian Ekstrak  etanol dan  eter dikumpulkan secara 
terpisah, dipekatkan dan diteliti . Air perasan 
 bengkoang, ekstrak eter  dan etanol  dari bagian 
residu perasan bengkoang ditetapkan kandungan 
asam glikolatnya menggunakan kromatografi gas. 
Masing-masing komponen sampel ini dianalisa sebanyak tiga kali replikasi. 
Dibuat seri konsentrasi baku asam glikolat 
dengan rentang konsentrasi 2,50 – 20,00 mg/mL), 
 kemudian masing-masing diinjeksikan sejumlah 
1,0 µl ke dalam kromatografi gas. 
Pengaturan temperatur kolom : suhu diatur 
80°C selama 5 menit, kemidian dinaikkan hingga 
mencapai suhu 290°C pada menit ke-10. Suhu 
dipertahankan hingga menit ke-34. 
Suhu injektor diatur 300°C.
Kromatografi gas dikondisikan sebagai  berikut: Kolom : kolom kapiler Rtx-5 MS, panjang 
30 meter, diameter dalam 0,25 mm; Fase gerak : 
gas helium dengan kecepatan alir total 30 
ml/menit; Detektor : FID dengan suhu 300°C, 
tekanan gas hidrogen dan tekanan gas oksigen 
masing-masing 1kgf
Determinasi kandungan vitamin C 
Sebany mak 200,0 gram bengkoang 
diblender 
dalam pelarut asam metafosfat, kemudian  diperas,Bagian air perasan kemudian difraksinasi 
berturut-turut menggunakan eter dan heksan ,
Fraksi air bebas material non polar kemudian  
ditetapkan kandungan vitamin C nya dengan 
metode yaitu:  Diambil 25,0 ml fraksi air  dan dititrasi dengan  larutan 2,6-
diklorofenolindofenol 0,025% yang sudah  
distandarisasi menggunakan baku asam askorbat. 
Titrasi dihentikan sampai terbentuk warna merah 
 keunguan sebagai titik akhirnya. Volume titran 
dicatat sebagai V1. Analisa  dilakukan sebanyak 5
 kali pengulangan. Diambil 100 ml fraksi air dan 
ditambah 5 gram norit ke dalamnya. Larutan 
 kemudian  disaring secara kuantitatif dan volume 
titran ditambah dengan aquades hingga 
volumenya 100,0 ml. Diambil sebanyak 25,0 ml 
 filtrat dan dititrasi dengan larutan 2,6-
diklorofenolindofenol 0,025% hingga warna 
.merah keunguan. Volume titran dicatat sebagai 
V2. Analisa  dilakukan  sebanyak 5 kali 
pengulangan. 
Kadar vitamin C dinyatakan dengan 
 perhitungan:
Vitamin C= X 100%  berat badan 
 Keterangan : fp=faktor pengenceran; B=bobot
penimbangan sampel (gram)
  Determinasi kandungan vitamin A
 , Dibuat seri konsentrasi larutan vitamin A 
dalam pelarut etanol. Serapan masing-masing 
larutan baku dibaca pada panjang gelombang 332 
nm menggunakan spektrofotometer. Kurva baku 
 vitamin A selanjutnya dibuat dengan 
menghubungkan konsentrasi baku versus 
absorbansi, 
5  kilogram sampel bengkoang diblender 
halus kemudian diperas dan diambil filtratnya. 
Filtrat yang didapat  secara kuantitatif 
dimasukkan dalam corong pisah dan diekstraksi 
dengan petroleum eter. Fraksi petroleum eter 
yang didapat  dikumpulkan secara kuantitatif 
kemudian diuapkan dengan rotary ev aporator 
 hingga volume 50,0 mL. Bagian ampas dimaserasi 
berturut-turut menggunakan eter dan etanol. 
Fraksi eter dan etanol dikumpulkan secara 
terpisah dan dipekatkan. Diambil masing-masing   50,0 mL fraksi eter air perasan, ekstrak 
eter dan etanol ampas bengkoang kemudian 
dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 50 
ml etanol. Campuran segera direfluks di atas 
pemanas  air selama 30 menit menggunakan 5 ml 
.larutan KOH 50% yang dibuat baru. sesudah  dingin, 
kemudian  hasil refluks dipartisi menggunakan 
aquades dan petroleum eter. Fase petroleum eter 
dikumpulkan, dihilangkan tapak-tapak air dengan 
 natrium sulfat anhidrat, dipekatkan dan 
kemudian  dibaca absorbansinya pada panjang 
gelombang 332 nm. Kadar vitamin A dalam sampel 
dihitung menggunakan kurva baku yang sudah  
disiapkan.
Analisa  alpha hydroyxl acid yang 
 diekspresikan sebagai asam glikolat sudah  
dilakukan menggunakan kromatografi gas yang 
sudah  dioptimasi. Senyawa glikolat termasuk 
senyawa sederhana dan volatil dapat dianalisa  menggunakan gas kromatografi 
yang dilengkapi dengan kolom Rtx-5 MS yang 
berisi diphenyl dimethyl polysiloxane.
 Senyawa 
AHA jenis asam glikolat termasuk senyawa yang 
polar, sehingga banyak terdapat dalam air perasan 
dan ekstrak etanol, sedangkan dalam ekstrak eter 
diperkirakan  tidak mengandung asam 
glikolat. Asam glikolat mempunyai  waktu 
retensi 13,47 ± 0,12 menit. Persamaan kurva baku 
hubungan antara berat asam glikolat versus luas 
area kromatogram adalah
Y = (0,4385 ± 0,28) X – (0,0617 ± 0,0407)
X adalah 
berat standar asam glikolat (μg), 
harga R2 adalah 
0,9992
Y adalah luas area (mAU.sec), 
Berdasarkan persamaan kurva baku 
 dapat dihitung harga limit of 
detection (LOD) untuk menentukan perkiraan 
konsentrasi minimal asam glikolat yang dapat 
dideteksi secara kuantitatif dengan reliabilitas 
yang tinggi. Harga LOD yang diperoleh yaitu  
2,26 μg, yaitu 3  kali dari noise yang dalam hal 
ini diekspresikan dari tiga kali simpangan baku 
intersep (A). Kandungan asam glikolat total dalam 
bengkoang kering adalah 0,80 ± 0,01 % yang 
terdistribusi sesuai data , Berdasarkan hasil  maka bengkoang 
dapat dikembangkan sebagai bahan kosmetika 
exfoliant dengan efek meremajakan kulit.
Kandungan vitamin C dalam bengkoang 
sudah  dilakukan dengan titrasi menggunakan 2,6-
diklorofenolindofenol (DCIP) dan diperoleh hasil 
0,31 ± 0,06% berat kering ,   Metode titrasi menggunakan 2,6-
diklorofenolindofenol mempunyai  selektifitas rendah 
yaitu dapat bereaksi dengan reduktor selain 
vitamin C. Untuk meminimalisir interferensi 
reduktor lain, maka digunakan norit. Perendaman 
sampel dengan asam metafosfat bertujuan untuk 
mencegah kerusakan vitamin C oleh enzim 
pengoksidasi yang ada dalam sampel, 











Related Posts:

  • bengkoang BENGKOANGhasil penelitian kandungan metabolit sekunder dalam  bengkoang  mengungkapkan  bahwa bengkoang gandung senyawa golongan   isoflavon antaralain :  5-OH-daidzein-7-o-β-glu… Read More