corona 2



 sien Dipulangkan


8.1 Pelepasan dari isolasi harus memenuhi empat standar berikut:


8.1.1 Memiliki suhu tubuh normal selama lebih dari 3 hari;


8.1.2 Dengan gejala pernapasan yang pulih secara signifikan;


8.1.3 Pencitraan paru menunjukkan penyerapan dan pemulihan yang jelas dari lesi 


eksudatif akut;


8.1.4 Dengan hasil negatif dari tes asam nukleat patogen pernapasan selama dua 


kali berturut-turut (interval pengambilan sampel minimal 1 hari).


8.2 “Catatan setelah pasien dipulangkan” ditambahkan:


8.2.1 Rumah sakit yang ditunjuk harus memperkuat komunikasi dengan lembaga 


kesehatan primer di tempat tinggal pasien, berbagi catatan medis, dan meneruskan 


informasi kasus pasien yang telah dipulangkan ke komite lingkungan yang relevan dan 


lembaga kesehatan primer.


8.2.2 Untuk kasus pasien yang telah dipulangkan, mereka dianjurkan untuk tetap 


memantau kondisi kesehatannya secara terus-menerus selama 14 hari, memakai masker 


wajah, tinggal di kamar sendiri yang berventilasi, mengurangi frekuensi kontak dekat 


dengan anggota keluarga, makan sendirian, menjaga kebersihan tangan dan 


menghindari kegiatan di luar ruangan karena sistem imunitasnya sudah terganggu dan 


risiko terinfeksi patogen lain.


8.2.3 Disarankan untuk melakukan kunjungan tindak lanjut dan kunjungan ulang 


pada minggu kedua dan keempat setelah dipulangkan.



Sejak Desember 2019, telah terjadi Wabah Novel Penumonia Coronavirus di 


Wuhan, Hubei. Sejak epidemik ini menyebar kasus-kasus ini (secara resmi dinamakan 


COVID-19) telah dilaporkan juga menyebar di luar Wuhan termasuk kasus yang tidak 


berhubungan dengan Wuhan. Berdasarkan pemahaman mendalam Komisi Kesehatan 


Nasional RRC merilis 6 (enam) edisi Diagnosis dan Rencana Perawatan nCOV-19 sejak 15 


Januari - 19 Februari 2020 dalam rangka memperkuat deteksi dini dan perawatan kasus, 


tingkat perawatan serta sedapat mungkin mengurangi resiko infeksi di rumah sakit 


pada saat yang sama. Manifestasi klinik dan definisi kasus disempurnakan, proses 


diagnosis diptimalkan dan manajemen klinis kasusnya lebih ilmiah.


1 Etiologi


Dalam Diagnosis awal dan Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (Edisi 


Pertama Tentatif), deskripsi etiologi coronavirus didasarkan pada pemahaman sifat 


fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian yang terus menerus dan mendalam, edisi kedua menambahkan “coronavirus tidak dapat 


dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga ditambahkan dalam edisi keempat,


“nCov-19 adalah genus b, dengan envelope, bentuk bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan 


berdiameter 60-140 nm. Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari SARSr-CoV dan MERSr CoV. Homologi antara nCoV-2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika dikultur in 


vitro, nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam, 


sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan 


jaringan sel Huh-7“, serta ”corona virus sensitif terhadap sinar ultraviolet“.


2 Karakteristik Epidemiologis


Berdasarkan kasus yang ditelusuri ketika COVID-19 awal menyebar, deskripsi 


epidemiologinya dalam edisi pertama terbatas pada “sebagian besar kasus yang ditangani 


saat ini memiliki riwayat terpapar makanan laut pasar Wuhan Huanan, dan beberapa kasus 


muncul dalam agregasi keluarga”.


“Karakteristik epidemiologis” telah ditambahkan dan dijelaskan secara terpisah di 


edisi keempat. Sumber infeksi, rute penularan dan individu yang rentan dijelaskan


bahwa: “Sumber utama infeksi adalah pasien dengan COVID-19, dan sebagian besar ditularkan 


melalui percikan/droplet saat dahak, juga melalui rute kontak. Lansia dan pasien dengan penyakit 



bawaan berkembang ke kondisi yang lebih serius setelah terinfeksi, dan bahwa hanya ada sedikit 


kasus nCOV-19 pada anak-anak dan bayi”.


Berdasarkan edisi keempat, sumber infeksi telah diubah menjadi “sumber infeksi 


utama adalah pasien dengan COVID-19, dan pembawa asimptomatik nCov-19 juga bisa menjadi 


sumber infeksi” di edisi kelima. Deskripsi rute transmisi telah diubah menjadi “COVID-


19 terutama ditularkan oleh droplet saat bernapas dan kontak dan rute lain seperti aerosol dan 


gastrointestinal harus tetap dikonfirmasi”. Deskripsi kelompok rentan juga telah diubah 


menjadi “manusia semua umur pada umumnya rentan”.


Sumber infeksi pada edisi keenam telah diubah dari “COVID-19 terutama 


ditularkan oleh droplet pernapasan dan kontak” menjadi “COVID-19 terutama ditransmisikan 


oleh percikkan/droplet pernapasan dan kontak dekat”, dengan kata lain, kata “dekat” telah 


ditambahkan di depan “kontak”. Selain itu, “Transmisi Aerosol dimungkinkan ketika 


manusia lama terpapar dengan konsentrasi aerosol yang tinggi di ruang tertutup“


(ditambahkan dalam edisi keenam).


3 Karakteristik Klinis


Edisi keempat menambahkan “3 hingga 7 hari, hingga 14 hari” dalam deskripsi 


periode masa inkubasi yang telah dimodifikasi menjadi “1 hingga 14 hari, dan umumnya 


dalam 3 hingga 7 hari “di edisi kelima sesuai dengan hasil investigasi epidemiologi.


Edisi pertama menggambarkan gejala sebagai “demam, kelelahan, batuk kering, dll.”


dan edisi keempat menambahkan “beberapa pasien dengan gejala seperti hidung tersumbat, 


pilek, dan diare”. Dengan pemahaman patogenesis pasien kritis, edisi keempat


menekankan bahwa kasus yang parah adalah biasanya diperburuk 1 minggu setelah 


timbulnya penyakit, disertai dengan dispnea, dan edisi kelima menambahkan 


hipoksemia sebagai manifestasi yang parah.


Adapun kasus ringan, edisi kelima menggambarkannya secara terpisah dan 


mengubah “kasus kematian lebih umum pada lansia dan mereka dengan penyakit kronis.”


Dalam edisi keempat dengan “lansia dan penderita penyakit kronis bawaan memiliki 


prognosis yang buruk“.


Deskripsi bahwa “sebagian besar pasien memiliki prognosis yang baik, beberapa pasien 


sakit kritis, dan bahkan meninggal” belum berubah dari edisi pertama sampai edisi 


keenam. 


4 Pemeriksaan Laboratorium


Bahwa penurunan limfofenia dikaitkan dengan beberapa kasus parah yang telah 


ditekankan dalam semua edisi. “Peningkatan troponin dapat dilihat pada beberapa pasien


kritis,“ secara bertahap dipastikan berdasarkan pengetahuan “peningkatan kadar enzim 


hati, enzim otot dan mioglobin, dan fungsi koagulasi yang abnormal”.


Edisi keempat menambahkan bahwa “asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi dalam


apusan faring, dahak, sekresi saluran pernapasan bawah, spesimen darah” sementara “spesimen 


tinja dimana asam nukleat nCoV-2019 juga dapat dideteksi” ditambahkan di edisi kelima.


Edisi keenam menekankan “untuk meningkatkan tingkat positif asam nukleat yang 


dideteksi, disarankan untuk mengumpulkan dan mempertahankan dahak pada pasien umum 


kecuali yang dilakukan dengan intubasi trakea (sekresi saluran pernapasan bawah harus 


dikumpulkan); dan semua spesimen harus dikirim dan diuji secepat mungkin.“ Deskripsi 


rontgen dada sedikit berubah dari edisi pertama sampai edisi keenam.


5 Diagnosis Kasus


Definisi kasus diklasifikasikan ke dalam “kasus yang diawasi” dan “kasus yang 


dikonfirmasi”dalam edisi pertama.


Definisi kasus yang diawasi adalah seseorang harus memenuhi riwayat terpapar 


secara epidemiologis (memiliki riwayat perjalanan di Wuhan, atau pasar lokal yang 


relevan, terutama yang memiliki riwayat kontak langsung atau tidak langsung dengan 


petani di pasar dua minggu sebelum timbulnya penyakit) dan definisi klinis virus 


pneumonia yang tidak dapat dijelaskan pada tahun 2007 (demam, radiografi fitur 


pneumonia, atau jumlah sel darah putih normal atau menurun pada tahap awal, atau 


jumlah limfosit menurun, atau kondisinya tidak meningkat secara signifikan atau 


semakin diperburuk setelah 3 hari mendapatkan standar pengobatan dengan 


antibiotik). Untuk kasus yang dikonfirmasi, spesimen saluran pernapasan,seperti dahak 


dan usap oral, harus dikumpulkan dari kasus yang diamati untuk sekuensi seluruh 


genom dan harus sangat homolog dengan coronavirus baru.


Sejak peningkatan kasus tidak lagi berhubungan dengan paparan pasar makanan 


laut di Wuhan Huanan dan sejarah paparan epidemiologis menekankan pada “memiliki 


sejarah perjalanan di Wuhan dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya penyakit“, edisi kedua


diubah “kasus yang diawasi” menjadi “kasus yang dicurigai/suspek”, dan “memiliki riwayat 


perjalanan di Wuhan dalam 14 hari sebelum timbulnya penyakit” plus manifestasi klinis virus 


pneumonia dapat dianggap sebagai kasus yang diduga/suspek. “Pengobatan antibakteri 


3 hari tidak valid” telah dihapus. Sensitivitas deteksi dini kasus ditingkatkan. Terlebih 


lagi, kasus yang dikonfirmasi adalah terdeteksi dengan real time RT-PCR fluoresensi.


Definisi kasus berbeda antara Provinsi Hubei dan provinsi lainnya kecuali Hubei 


dalam edisi kelima. Kasus masih diklasifikasikan ke dalam “kasus yang diduga (suspected 


cases)” dan “kasus yang dikonfirmasi (confirmed cases)” di provinsi kecuali Hubei. Tapi 


“kasus yang didiagnosis secara klinis” didefinisikan sebagai kasus yang diduga dengan 


karakteristik khusus. nCOV-19 telah ditambahkan dalam klasifikasi kasus di Provinsi 


Hubei. Selain itu, kriteria untuk kasus yang dicurigai diperluas ke orang-orang dengan 


“gejala demam dan/atau gejala gangguan pernapasan” dan “jumlah sel darah putih normal atau 


menurun, atau penurunan jumlah limfosit pada tahap awal”.


Definisi kasus yang berbeda untuk Provinsi Hubei dan provinsi lain kecuali Hubei 


dihapus dalam edisi keenam dan disatukan sebagai “kasus yang diduga (suspected cases)”


dan “kasus yang terkonfirmasi (confirmed cases)”.


Definisi kasus yang dicurigai didasarkan pada 2 (dua) skenario yang berbeda: (1) 


“Bertemu dengan seseorang dengan riwayat epidemiologis terpapar dan dihubungkan dengan 


adanya 2 (dua) manifestasi klinis (demam dan/atau gejala gangguan saluran pernapasan;


memiliki gambaran pneumonia yang disebutkan di atas; jumlah leukosit normal atau menurun, 


atau jumlah limfosit menurun pada tahap awal penyakit).” dan (2) “Memenuhi ketiga 


manifestasi klinis (demam dan/atau gejala pernapasan; memiliki gambaran pneumonia yang 


disebutkan di atas; jumlah leukosit normal atau menurun, atau limfosit hitung menurun pada 


tahap awal penyakit) tetapi tanpa epidemiologi spesifik riwayat paparan.”


“Kasus parah” telah ditambahkan ke klasifikasi kasus sejak edisi kedua, dan 


definisi kasus kritis tetap/tidak berubah. Tipe biasa “ditambahkan pada edisi keempat


dan definisi kasus parah dimodifikasi (“rontgen paru menunjukkan beberapa lesi lobar, atau 


> 50% perkembangan lesi dalam waktu 48 jam dan kondisi klinis lainnya yang membutuhkan 


rawat inap “telah dihapus). Dalam edisi kelima, definisi “tipe ringan” ditambahkan, yaitu, 


gejala klinis ringan, dan tidak ada tanda-tanda pneumonia diamati juga sebagai 


gambaran diagnosis. 


6 Identifikasi kasus dan laporan


Edisi keempat menyederhanakan prosedur diagnosis, pelaporan, identifikasi, dan 


rujukan kasus yang diduga. 


Edisi kelima memisahkan Provinsi Hubei dengan provinsi lain. “Untuk area dengan 


ketinggian tinggi (di atas 1 kilometer), nilai PaO2/ FiO2 seharusnya disesuaikan berdasarkan 


persamaan PaO2/ FiO2 × Tekanan Atmosfer (mmHg)/760” ditambahkan dalam “PaO2/ FiO2


≤300 mmHg (1 mmHg = 0,133 kPa)” di edisi keenam. Pasien dengan “> 50% perkembangan 


lesi dalam 24 hingga 48 jam pada rontgen paru” harus diperlakukan sebagai kasus yang 


parah.


Dibandingkan dengan edisi keempat, identifikasi kasus dan prosedur pelaporan 


kasus sama di provinsi kecuali Hubei pada edisi kelima, tetapi menekankan bahwa 


pasien yang dicurigai/suspek harus dipindahkan segera ke rumah sakit yang ditunjuk 


dengan tujuan rujukan yaitu keselamatan. Untuk Provinsi Hubei, staf medis di semua 


tingkatan dan jenis harus segera diisolasi dan diobati bagi yang dicurigai dan 


didiagnosis secara klinis memenuhi definisi kasus. Setiap orang yang dicurigai atau 


yang memenuhi syarat diagnosis klinis harus diisolasi dalam satu ruangan dan 


spesimennya harus dikumpulkan untuk pengujian patogenik sesegera mungkin.


“Persyaratan disposal yang dibutuhkan untuk kasus diagnosis klinis di Provinsi Hubei”


dihapus dalam edisi keenam, serta “kriteria pengecualian untuk kasus yang dicurigai”.


Standar untuk isolasi pada kasus yang dicurigai berhubungan dengan “Penghapusan 


Standar Isolasi”. “Khusus untuk kasus yang diduga, deteksi dengan antigen cepat, Multiple PCR 


asam nukleat dan metode lain harus diadopsi untuk memerika patogen pernapasan umum”


ditekankan dalam edisi keenam.


7 Perawatan


Disarankan bahwa “tempat perawatan harus ditentukan sesuai dengan tingkat 


keparahan penyakit“, ”setiap kasus yang dicurigai harus dirawat di satu kamar“, dan “kasus 


kritis harus dimasukkan ke ICU sesegera mungkin”.


Dalam hal terapi antivirus, tidak ada terapi antivirus yang efektif ditekankan, 


tetapi inhalasi aerosol α-interferon, lopinavir/ritonavir, dan ribavirin direkomendasi 


sebagai obat uji coba.


Edisi kelima menjelaskan secara detail perawatan kasus yang parah dan kritis. 


Dukungan pernapasan menekankan pemantauan ketat oksigen jari-saturasi, pemberian 


terapi oksigen dan dukungan pernapasan yang tepat waktu, terutama jika kondisinya 


tidak membaik atau bahkan memburuk setelah “highflow terapi oksigen kateter hidung atau 


ventilasi mekanis non-invasif” untuk jangka waktu singkat (1-2 jam), intubasi endotrakeal 



dan mekanik invasif ventilasi harus dilakukan segera. Penggunaan antibiotik yang tidak 


tepat harus dihindari, terutama dalam kombinasi dengan antibiotik spektrum luas. 


Perlu dicatat bahwa dosis glukokortikoid yang lebih tinggi akan menunda pemusnahan 


coronavirus. Bahwa “untuk pasien dengan penyakit kritis respon inflamasi yang tinggi, 


teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal bisa dipertimbangkan ketika kondisi memungkinkan”


telah ditambahkan/lengkapi”.


“Klorokuin fosfat (500 mg untuk dewasa, dua kali sehari)” dan “Arbidol (200 mg untuk 


dewasa, tiga kali sehari)”ditambahkan sebagai obat uji coba pada edisi keenam. Kombinasi 


ribavirin dan interferon atau lopinavir/ritonavir direkomendasikan. Pengobatan 


dengan obat uji coba harus ≤ 10 hari dan efek obat uji coba direkomendasikan untuk 


dinilai selama penggunaan klinis. Penggunaan secara bersamaan tiga atau lebih jenis 


obat antivirus tidak direkomendasikan dan pengobatan relatif harus dihentikan jika 


terjadi efek yang tidak diharapkan.


Adapun pengobatan untuk kasus-kasus parah dan kritis, “terapi plasma 


penyembuhan” ditambahkan dalam edisi keenam untuk mengobati kasus yang 


berkembang cepat, parah, dan kasus kritis. “Teknologi pemurnian darah—extrakorporeal 


dapat dipertimbangkan jika memungkinkan” diubah menjadi “pertukaran plasma, adsorpsi, 


perfusi, penyaringan darah/plasma dan teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal lainnya harus 


dipertimbangkan jika memungkinkan” untuk kasus sulit dengan rekasi peradangan parah.


8 Pengobatan Cina


Edisi ketiga menambahkan pengobatan tradisional Cina. Pengobatan nCoV-19 


juga dapat dianggap sebagai bagian dari pengobatan tradisional Cina pada penyakit 


epidemi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor patogen epidemi itu terletak di paru paru. Dasar Patogenesis nCoV-19 ditandai oleh kelembaban, panas, racun, dan lanau. 


Daerah yang berbeda dapat merujuk ke skema yang berbeda untuk perawatan 


dialektiknya sesuai dengan kondisi penyakit, karakteristik iklim lokal, dan kondisi fisik 


yang berbeda. Empat resep dan dosis direkomendasikan, dan rekomendasi untuk 


periode pengamatan medis, periode menengah dan periode berat ditambahkan.


9 Setelah Isolasi/Pemulangan dan Catatan setelah Isolasi


Standar untuk mengakhiri isolasi sama sejak edisi pertama hingga edisi keempat, 


yaitu: “Suhu tubuh kembali ke normal selama lebih dari 3 (tiga) hari; gejala-gejala pernapasan 


pulih secara signifikan; kondisi paru-paru terlihat jelas penyerapannya dan pemulihan lesi 


eksudatif akut; dan deteksi pernapasan-asam nukleat patogen negatif pada kedua tes berturut turut (dimana pengambilan sampel dengan interval minimal 1 hari).”


Edisi keenam menambahkan “catatan setelah isolasi”:


(1) Rumah sakit yang ditunjuk harus memperkuat komunikasi dengan fasilitas 


kesehatan dasar di tempat tinggal pasien, menginformasikan catatan medis, dan


meneruskan informasi kasus yang telah diisolasi ke fasilitas kesehatan dasar dan faskes 


yang relevan.


(2) Pasien/kasus yang telah selesai direkomendasikan untuk dimonitor secara 


berkelanjutan selama 14 hari, memakai masker, tinggal di ruangan terpisah dengan 


ventilasi, mengurangi kontak dekat dengan anggota keluarga, makan dipisahkan, 


menjaga kebersihan tangan/higiene dan menghindari kegiatan/aktivitas di luar rumah


karena gangguan kekebalan tubuh (compromised immunocom) dan risiko infeksi patogen 


lain.


(3) Tindak lanjut dan kunjungan balik pada minggu kedua dan keempat setelah 


pemulangan/isolasi direkomendasikan.


nCoV-2019 merupakan genus coronavirus β dan memiliki karakteristik genetik 


yang berbeda dari SARSr-CoV dan MERSr-CoV. Coronavirus sensitif terhadap sinar 


ultraviolet dan panas, dan dapat dinonaktifkan secara efektif ketika suhu lingkungan 


560C selama 30 menit, pelarut lemak seperti ether, 75% ethanol, disinfektan yang 


mengandung klorin, asam Pyroxyacetic dan Kloroform kecuali chlorhexidine. 


Berdasarkan investigasi epidemiologi saat ini, masa inkubasi COVID-19 adalah 1-14 


hari, dan umumnya dalam 3 hingga 7 hari. Saat ini, sumber utama infeksi adalah pasien 


COVID-19 dan pembawa (Carrier) nCoV-2019 yang tanpa gejala juga dapat menjadi 


sumber infeksi. Rute penularan utama adalah droplets pernapasan dan kontak dekat, 


sementara rute penularan aerosol dan fecal-oral belum diverifikasi. Manusia pada semua 


golongan umur pada umumnya rentan. 


Untuk lebih mempromosikan kerja pencegahan dan pengendalian COVID-19 


secara nasional, memperkuat koordinasi lembaga-lembaga pencegahan dan 


pengendalian COVID-19, melengkapi pemantauan dan laporan informasi epidemi, 


mencapai “deteksi dini, laporan awal, diagnosis awal, karantina awal dan pengobatan 


dini”, penurunan penyebaran epidemi ini, mengurangi angka kesakitan dan kematian, 


meningkatkan keselamatan dan kesehatan kehidupan masyarakat, dan menjaga 


stabilitas sosial, edisi keempat Rencana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Virus 


Corona 2019 diperbarui dan dirumuskan berdasarkan edisi ketiga menurut fakta bahwa 


COVID-19 telah diklasifikasikan ke dalam Penyakit Menular Kelas B dan dikelola 


sebagai Penyakit Menular Kelas A, dan pengembangan epidemi nasional, epidemiologi 


kasus, dan penelitian klinis.


1 Tujuan 


Untuk mendeteksi dan melaporkan kasus COVID-19 tepat waktu, menganalisis 


karakteristik penyakit dan riwayat terpapar, mengatur manajemen kontak dekat, 


memberikan panduan kepada publik dan kelompok-kelompok tertentu untuk 


perlindungan pribadi, mendisinfeksi ketat tempat-tempat tertentu, secara efektif 


mencegah penyebaran ke masyarakat, dan mengurangi efek buruk dari infeksi nCoV-


2019 untuk kesehatan masyarakat.


2 Lingkup Aplikasi 


Rencana ini digunakan sebagai pedoman untuk upaya pencegahan dan


pengendalian penyakit secara nasional dan perencanaan yang akan diperbarui 


berdasarkan pada perubahan epidemi dan hasil penilaian.


3 Tindakan-tindakan Pencegahan dan Pengendalian


3.1 Memperbaiki Mekanisme Pencegahan dan Mengendalian, Memperkuat 


Kepemimpinan Organisasi


Pencegahan dan pengendalian COVID-19 harus ditempatkan sangat penting. 


Departemen kesehatan pada semua tingkatan/level harus mengikuti administrasi 


pemerintah dan memperkuat pedoman kerja pencegahan dan pengendalian epidemi 


lokal, membentuk kelompok ahli pencegahan dan pengendalian COVID-19. Sejalan 


dengan prinsip kerja “pencegahan pada tingkat pertama, integrasi pencegahan dan 


pengendalian, pedoman ilmiah, pegobatan tepat waktu, prinsip kerja, departemen departemen terkait harus diorganisasikan untuk merumuskan dan meningkatkan kerja 


dan solusi teknologi dan menstandarisasi pencegahan dan pengendalian COVID-19. 


Memperkuat pencegahan dan pengendalian bersama, meningkatkan komunikasi dan


kerjasama inter dan antardepartemen, melakukan konsultasi rutin untuk menganalisis 


perkembangan epidemi dan mendiskusikan kebijakan pencegahan dan pengendalian.


Departemen kesehatan pada semua tingkatan harus bertanggungjawab atas 


semua pedoman umum pengendalian epidemi dan penggunaan dana dan material. 


Tanggung jawab Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease 


Control and Prevention (CDC)) pada semua tingkatan termasuk mengatur, koordinasi, 


supervisi, dan evaluasi surveilans untuk pengumpulan, analisis, laporan, dan 


memberikan umpan balik terhadap data monitoring, melakukan pelatihan investigasi 


lapangan, pemeriksaan laboratorium dan pengetahuan profesional lainnya, 


memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat dan evaluasi risiko, menyiapkan 


pedoman metode perlindungan pribadi/individu untuk masyarakat umum dan orang orang khusus dan petunjuk disinfeksi tempat-tempat khusus.


Institusi-institusi kesehatan pada semua tingkatan dan tipe harus bertanggung jawab untuk deteksi kasus, pelaporan, isolasi, diagnosis, perawatan dan manajemen


klinis, serta pengumpulan spesimen. Melatih staf medis untuk mencegah dan 


mengendalikan infeksi nosokomial juga merupakan bagian dari tanggung jawab setiap 


institusi kesehatan.


3.2 Deteksi dan Laporan Kasus dan Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat


Semua tingkatan dan tipe institusi medis dan organisasi pengendalian penyakit 


harus melaksanakan surveilans, mendeteksi dan melakukan pelaporan kasus dan 


pembawa (carrier) tanpa gejala COVID-19 sesuai dengan rencana suveilaans Penyakit 


Virus Corona 2019 (Edisi Keempat) (Lampiran 1).


3.2.1 Deteksi Kasus


Semua tingkatan dan tipe institusi medis harus meningkatkan kesadaran akan 


diagnosis dan laporan kasus baru selama surveilans COVID-19 dan diagnosis dan 


perawatan rutin. Untuk kasus dengan demam yang tidak dapat dijelaskan, batuk atau 


sesak napas, dll., informasi berikut harus dikumpulkan: apakah kasus tersebut 


bepergian atau tinggal di Wuhan dan sekitarnya, atau masyarakat melaporkan kasus 


yang dikonfirmasi, 14 hari sebelum timbulnya gejala penyakit; apakah kasus memiliki 


kontak dengan pasien dengan gejala demam atau masalah pernapasan di daerah atau 


masyarakat yang disebutkan di atas; apakah adanya serangan yang bersamaan; dan 


apakah kasus tersebut telah kontak dengan kasus COVID-19.


Organisasi-organisasi utama yang berkaitan harus mengkoordinir uji sampel yang 


dilakukan oleh lembaga profesional untuk melakukan screening orang-orang berisiko 


tinggi yang memiliki riwayat perjalanan atau bertempat tinggal di Wuhan dan 


sekitarnya, atau kasus di masyarakat yang dilaporkan dalam 14 hari terakhir, dan 


memiliki gejala pernapasan, demam, kedinginan, kelelahan, diare, konjungtiva bengkak 


dan merah, dll.


3.2.2 Laporan kasus 


Kasus suspek yang dideteksi, kasus yang telah didiagnosis secara klinis (hanya di 


Provinsi Hubei), kasus yang dikonfirmasi, dan pembawa (carrier) yang tak bergejala 


COVID-19 harus segera dilaporkan secara daring oleh institusi kesehatan yang telah 


membentuk sistem pelaporan atau dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan 


Penyakit (CDC) kabupaten dan mengirimkan kartu-kartu laporan penyakit infeksi 


dalam 2 jam ke organisasi lain tanpa sistem ini atau CDC lokal sangat dibutuhkan untuk 


laporan kasus daring sesegera mungkin. Institusi Medis atau CDC yang bertanggung jawab untuk laporan daring langsung harus mematuhi Rencana Surveilans Penyakit 


Virus Corona 2019 (Edisi Keempat) untuk modifikasi klasifikasi atau penggolongan 


kasus, tingkat keparahan klinis, dan informasi tepat waktu berdasarkan hasil 


pemeriksaan laboratorium dan perkembangan penyakit.



3.2.3 Deteksi dan Laporan Kegawatdaruratan (emergency)


Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit (CDC) lokal harus melakukan 


laporan daring melalui Sistem Pelaporan Kegawatdarutan Masyarakat (Emergency 


Public Reporting System (EPRS)) dalam 2 jam setelah kasus pertama COVID-19 


dikonfirmasi atau epidemi dikonfirmasi oleh Rencana Surveilans Kasus Virus Corona 


2019 (Surveillance Plan of Corona Virus Disease 2019 Cases (Edisi Keempat)). Tingkat 


keparahan seharusnya tidak diklasifikasikan pada awal dan kemudian dimodifikasi 


oleh departemen kesehatan berdasarkan pada hasil investigasi kejadian, penilaian risiko 


dan perkembangan lebih lanjut. 


3.3 Investigasi Epidemiologi


Berdasarkan Rencana Investigasi Epidemiologi Kasus Corona Virus 2019 (Edisi 


Keempat) (Lampiran 2), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tingkat 


kabupaten harus melengkapi investigasi epidemiologi dalam 24 jam setelah kasus atau 


suspek dilaporkan, kasus yang telah didiagnosis secara klinis (hanya di Provinsi Hubei), 


Kasus yang telah dikonfirmasi, atau pembawa (carrier) yang tak bergejala COVID-19 


oleh institusi medis atau staf medis diterima.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tingkat kabupaten harus 


melaporkan kuisioner kasus melalui The National Notifiable Diseases Report System


(NNDRS) dalam 2 jam dan mengirimkan laporan investigasi dan analisis epidemiologi 


ke Departemen Kesehatan lokal dan senior Pusat Pengendalian dan Pencegahan 


Penyakit (CDC) setelah melengkapi investigasi kasus terhadap kasus yang dikonfirmasi 


atau pembawa (carrier) yang tak bergejala. 


3.4 Pengumpulan dan Pemeriksaan Spesimen 


Spesimen klinis dari tiap kasus yang dikumpulkan oleh institusi kesehatan harus 


dikirimkan ke laboratorium resmi lokal atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan 


Penyakit (CDC) atau laboratorium pihak ketiga untuk uji patogen sesegera mungkin 


(lihat Lampiran 4 untuk petunjuk pemeriksaan laboratorium).


Spesimen klinis termasuk spesimen saluran pernapasan atas (seperti hapusan 


tenggorokan, hapusan hidung, dll.) spesimen saluran pernapasan bawah (seperti 


aspirasi saluran pernapasan, cairan lavage bronchus, cairan lavage alveolar dan sputum 


dalam, dll), hapusan konjungtiva mata, spesimen feces, antikoagulan dan spesimen 


serum, dll. Berbagai upaya harus dibuat untuk mengumpulkan spesimen pernapasan 


(terutama spesimen saluran napas bawah) pada fase awal serangan penyakit, dan serum 


pada fase akut dalam 7 hari dari mulainya serangan, serta serum priode penyembuhan 


pada minggu ke-3 - 4 setelah serangan penyakit. 


Pengumpulan, pengiriman, penyimpanan sepesimen dan pengujian (test) 


spesimen untuk sementara dikelola sebagai mikroorganisme patogen patogenitas tinggi 


kelas B dan harus mengikuti Peraturan Manajemen Biosafety untuk Mikroorganisme, 


Peraturan dan Manajemen Pengiriman Sampel Manusia Patogen Patogenitas Tinggi 


(No. 45 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan sebelumnya) dan persyaratan 


terkait lainnya.


3.5 Pengobatan Kasus dan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial


Semua kasus harus di obati oleh institusi kesehatan yang ditunjuk. Institusi institusi ini harus memastikan persediaan yang cukup terkait tenaga kesehatan, obat obatan, fasilitas, peralatan, alat pelindung, dan lainnya. 


Institusi kesehatan seharusnya, sesuai dengan Petunjuk Teknis untuk Pencegahan 


dan Pengendalian Infeksi COVID-19 di Institusi Medis (Edisi Pertama), memusatkan 


perhatian dan memperkuat kerja sistem isolasi, disinfeksi dan perlindungan, 


menerapkan secara sempurna tindakan pencegahan infeksi nosokomial, menyelesaikan 


pemeriksaan yang ditetapkan dan prosedur diagnostik untuk grade/level, dan 


pengendalian infeksi nosokomial di klinik, unit-unit kegawatdaruratan dan bangsal 


umum lainnya. Kasus suspek, kasus yang didiagnosis secara klinis (hanya untuk 


Provinsi Hubei) dan kasus terkonfirmasi harusnya diisolasi dan diobati pada rumah 


sakit-rumah sakit yang ditentukan dengan kondisi isolasi dan perlindungan yang 


efektif. Orang terinfeksi namun masih belum bergejala harusnya diisolasi selama 14 hari 


dan akan dikeluarkan dari isolasi setelah konfirmasi hasil pemeriksaan asam nukleat 


negatif setelah 7 hari.


Institusi-institusi kesehatan harus menerapkan dengan ketat Standar Teknis 


Disinfeksi pada Institusi Kesehatan (Edisi Pertama) untuk membersihkan dan 


mendisinfeksi peralatan medis, peralatan yang terkontaminasi, permukaan objek, lantai, 


dll., disinfeksi udara sesuai dengan persyaratan Standar Manajemen Pemurnian Udara 


Rumah Sakit. Limbah medis yang dihasilkan selama proses diagnosis dan pengobatan/


perawatan harus dibuang dan dikelola berdasarkan Regulasi Manajemen Limbah Medis 


dan Tindakan Pengelolaan Limbah Medis dan Institusi Kesehatan.


3.6 Pelacakan dan Manajemen Kontak Dekat


Departemen Kesehatan pada tingkat kabupaten perlu mengatur dan menerapkan 



pelacakan dan manajemen kontak dekat dengan departemen terkait. Orang-orang yang 


pernah kontak dekat dengan orang yang suspek dan kasus yang terdiagnosis secara 


klinis (hanya di Provinsi Hubei), atau kasus yang telah dikonfirmasi, atau pembawa 


(carrier) tanpa gejala harus mendapatkan observasi isolasi medis terpusat. Daerah yang 


tidak memenuhi persyaratan dapat mengadopsi observasi medis isolasi berbasis rumah. 


Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Rencana Manajemen Kontak Dekat COVID-19 Edisi 


Keempat (Lampiran 3). Pantau suhu tubuh paling kurang 2 kali sehari dan pantau


apakah kontak dekat menunjukkan adanya gejala serangan akut pernapasan atau gejala 


terkait lainnya dan monitor perkembangan penyakit. Periode observasi untuk kontak 


dekat adalah 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus COVID-19 atau pembawa 


(carrier) tanpa gejala.


3.7 Pendidikan Kesehatan dan Komunikasi Risiko 


Pemerintah harus aktif melakukan pengawasan terhadap opini atau pendapat 


umum, mempopulerkan pengetahuan pencegahan dan pengendalian epidemi, 


melaksanakan pengendalian dan pencegahan kepada masyarakat, respon cepat 


terhadap kecemasan publik dan masalah sosial, dan membuat upaya untuk 


melaksanakan pencegahan dan pengendalian epidemi dan komunikasi risiko. 


Penguatan pendidikan kesehatan dan komunikasi risiko untuk populasi khusus, 


tempat-tempat utama dan aktivitas-aktivitas berkumpul dalam skala besar, khususnya 


penguatan petunjuk untuk proteksi pribadi/individu untuk masyarakat dan kelompok 


khusus dengan berbagai metode untuk mengurangi kemungkinan kontak atau terpapar 


(lihat Lampiran 5). Strategi pendidikan kesehatan harus tepat waktu pada berbagai 


tahap perkembangan epidemi berdasarkan analisis perubahan psikologis masyarakat 


dan informasi utama dan kampanye pengetahuan popular yang berkaitan harus juga 


dilaksanakan tepat waktu. Pengingat dan manajemen kesehatan harus dilaksanakan


dengan baik saat kembali ke sekolah atau bekerja.


3.8 Pelatihan Petugas Kesehatan 


Staf kesehatan pada institusi medis dan kesehatan harus dilatih terkait dengan 


deteksi kasus dan laporan COVID-19, investigasi epidemiologi, pengumpulan 


spesimen, pemeriksaan laboratorium, pengobatan dan perawatan medis, pencegahan 


dan pengendalian infeksi nosokomial, manajemen kontak dekat, perlidungan individu 


dan informasi lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan mereka 


terkait pencegahan dan perawatan.



3.9 Meningkatkan Kemampuan Pemeriksaan Laboratorium dan Kesadaran 


Keamanan Biologis


Semua Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tingkat provinsi dan


tingkat kabupaten yang memiliki peralatan pemeriksaan laboratorium, institusi medis 


dan kesehatan yang ditunjuk dan lembaga pemeriksaan spesimen pihak ketiga harus 


membentuk metode laboratorium diagnostik dan reagen cadangan dan teknologi, dan 


melaksanakan berbagai pemeriksaan Laboratorium kapan saja sesuai dengan peraturan 


laboratorium biosafety. 


3.10 Disinfeksi Tempat-tempat Khusus Tepat waktu 


Tempat-tempat khusus dimana terdapat kasus dan orang-orang yang terinfeksi 


tanpa gejala tinggal dan menetap, seperti rumah pasien, ruangan/bangsal isolasi rumah 


sakit atau institusi medis, alat-alat transportasi dan tempat observasi medis harus 


didisinfeksi tepat waktu. Kaji dan nilai efek disinfeksi pada permukaan objek, udara,


dan tangan jika perlu (lihat Lampiran 6).


3.11 Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Tempat-tempat Khusus, 


Institusi, dan Populasi


Memperkuat mekanisme pencegahan dan pengendalian bersama multi departemen untuk meminimalkan aktivitas masyarakat berkumpul, melaksanakan 


tindakan seperti ventilasi, disinfeksi and pengukuran temperatur di tempat-tempat 


umum seperti terminal, bandara, dermaga, pusat-pusat perbelanjaan, dan alat 


transportasi yang ditutup seperti mobil, kereta, dan pesawat sesuai dengan kondisi 


setempat. 


Untuk memperkuat pencegahan dan pengendalian COVID-19 pada unit-unit


tinggal bersama seperti sekolah, tempat-tempat penitipan anak, sistem pemeriksaan 


pagi dan sistem registrasi ketidakhadiran karena sakit harus dibentuk. Penguatan sistem 


pencegahan dan pengontrolan di kota-kota dengan banyak orang yang sering 


berpindah-pindah atau bepergian, dan penyiapan pencegahan dan pengendalian 


terhadap tingginya risiko COVID-19 setelah liburan festival musim semi. Pendidikan 


kesehatan kepada petani di pedesaan, siswa, pebisnis juga harus diperkuat. 


3.12 Klasifikasi Ilmiah dan Strategi Pencegahan dan Pengedalian


Berbagai strategi pencegahan dan pengendalian harus diadopsi oleh masyarakat 


dalam situasi epidemi yang berbeda. Komunitas tanpa kasus harus mengikuti strategi 


pencegahan kasus kiriman dari luar (imported external cases), sementara masyarakat


dengan adanya kasus yang dilaporkan atau wabah sangat disarankan untuk mengikuti 


strategi pencegahan penyebaran kasus ke dalam dan keluar. Untuk Masyarakat dimana 


terjadi penyebaran epidemi, strategi pencegahan epidemi dari penyebaran ke dalam dan 


ke luar harus diterapkan. Untuk lebih jelas dapat melihat Rencana Pencegahan dan 


Pengendalian COVID-19 di Komunitas (Edisi Tentatif) dalam Pemberitahuan tentang 


Penguatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Komunitas (No. 5 [2020]


Mekanisme Pneumonia). 


Lampiran-lampiran





















HALAMAN 47 BELUM


 


Kasus COVID-19 ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei sejak bulan Desember 


tahun 2019. Rencana ini disusun sebagai panduan untuk mendeteksi dan melaporkan 


kasus COVID-19, memastikan pelaporan tersebut tepat waktu, memastikan deteksi dini


dan pelaporan awal serta pencegahan penyebaran epidemi secara nasional.


1 Tujuan


1.1 Untuk mendeteksi dan melaporkan kasus COVID-19, kasus yang terinfeksi 


COVID-19 dan pengelompokan (cluster) wabah kasus dengan tepat waktu.


1.2 Untuk mengetahui karakteristik epidemi COVID-19, dan untuk memutuskan 


serta memprediksi tren perkembangannya setiap waktu.


2 Defenisi Surveilans 


2.1 Provinsi selain Hubei


2.1.1 Kasus Suspek (Suspected Cases)


Kasus suspek (suspected cases) harus didiagnosis secara komprehensif melalui 


kombinasi riwayat pajanan epidemiologis dan manifestasi klinis sebagai berikut:


(1) Epidemiologi 


1) Memiliki riwayat perjalanan atau bertempat tinggal di Wuhan dan sekitarnya, 


atau komunitas lain dengan adanya laporan kasus COVID-19 di tempat tersebut dalam 


14 hari sebelum timbulnya penyakit.


2) Memiliki riwayat kontak dengan pasien (hasil positif uji asam nucleat nCoV-


2019)


3) Memiliki riwayat kontak dengan pasien dengan demam atau gejala gangguan 


pernapasan dari Wuhan dan area sekitarnya, komunitas dengan laporan kasus dalam 


14 hari sebelum timbulnya penyakit.


4) Pengelompokan Kejadian (Clustering occurance) 



(2) Manifestasi Klinis


1) Demam dan/atau gelaja-gejala pernapasan


2) Memiliki gambaran karakteristik pneumonia


3) Pada tahap awal, jumlah sel darah putih masih dalam batas normal atau 


berkurang; limfosit menurun dapat ditemukan.


Pasien yang memenuhi salah satu dari riwayat paparan epidemiologi dan dua 


manifestasi klinis dapat didiagnosis sebagai kasus suspek (suspect). Pasien yang tidak 


memiliki riwayat epidemiologis dapat didiagnosis hanya jika ditemukan tiga 


manifestasi di atas.


2.1.2 Kasus Terkonfirmasi


Kasus suspek dengan salah satu etiologi berikut ini dapat didiagnosis sebagai 


kasus yang dikonfirmasi:


(1) Hasil positif dari asam nukleat nCoV-2019 secara real-time RT-PCR dalam 


spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah.


(2) Urutan gen virus specimen saluran pernapasan atau spesimen darah sangat 


homolog dengan nCoV- 2019 yang dikenal.


2.1.3 Pembawa (Carrier) Tanpa Gejala


Pembawa (carrier) tanpa gejala yang datang tanpa gejala klinis tetapi dengan hasil 


positif dari tes patogen nCoV-2019 pada spesimen saluran pernafasan dan sebagainya, 


terutama ditemukan melalui investigasi Kumpulan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan 


penyelidikan sumber infeksi.


2.1.4 Kumpulan Kejadian Luar Biasa (KLB)


Kejadian luar biasa memiliki makna bahwa terdapat lebih dari dua kasus yang 


dikonfirmasi atau pembawa tanpa gejaja (asimptomatik) ditemukan dalam 14 hari di 


daerah kecil (seperti keluarga, lokasi bangunan, unit kerja, dll.) dan terdapat 


kemungkinan penularan yang disebabkan oleh kontak dekat atau oleh pajanan terhadap 


sumber infeksi secara bersamaan.


2.2 Provinsi Hubei


2.2.1 Kasus Suspek (suspected cases)


Kasus yang diduga harus didiagnosis secara komprehensif melalui kombinasi 


riwayat pajanan epidemiologis dan klinis berikut ini:


(1) Epidemiolog



1) Memiliki sejarah perjalanan atau bertempat tinggal di Wuhan dan sekitarnya, 


atau area/lokasi atau komunitas lain dengan adanya laporan kasus COVID-19 di tempat 


tersebut dalam 14 hari sebelum timbulnya penyakit.


2) Memiliki riwayat kontak dengan pasien (hasil positif uji asam nucleat nCOV-


2019)


3) Memiliki riwayat kontak dengan pasien dengan demam atau gejala gangguan 


pernapasan dari Wuhan dan area sekitarnya, komunitas dengan laporan kasus dalam 


14 hari sebelum timbulnya penyakit.


4) Pengelompokan Kejadian (Clustering occurance)


(2) Manifestasi klinis


1) Demam dan/atau gejala masalah pernapasan;


2) Pada tahap awal, jumlah sel darah putih ditemukan masih dalam jumlah normal 


atau berkurang dan ditemukan penurunan limfosit. 


Terlepas dari riwayat pajanan secara epidemiologi, pasien dapat didiagnosis 


sebagai kasus suspek apabila memenuhi minimal dua manifestasi klinis.


2.2.2 Kasus Diagnosis Klinis


Kasus yang diduga dengan gambaran karakteristik pneumonia.


2.2.3 Kasus Terkonfirmasi


Kasus yang diduga dengan salah satu etiologi berikut ini dapat didiagnosis 


sebagai kasus yang dikonfirmasi.


(1) Hasil positif dari asam nukleat nCoV-2019 secara real-time RT-PCR dalam 


spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah.


(2) Urutan gen virus spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah sangat 


homolog dengan nCoV-2019 yang dikenal.


2.2.4 Pembawa (carrier) Tanpa Tanda dan Gejala (Asimptomatik)


Pembawa (carrier) tanpa gejala yang datang tanpa gejala klinis tetapi dengan hasil 


positif dari tes patogen nCoV-2019 pada spesimen saluran pernafasan dan sebagainya, 


terutama ditemukan melalui investigasi Kejadian Luar Biasa dan penyelidikan sumber 


infeksi.


2.2.5 Kejadian Luar Biasa


Kejadian luar biasa memiliki makna bahwa terdapat lebih dari dua kasus yang 


dikonfirmasi atau pembawa tanpa gejaja (asimptomatik) ditemukan dalam 14 hari di 


daerah kecil (seperti keluarga, lokasi bangunan, unit kerja, dll.) dan terdapat 


kemungkinan penularan yang disebabkan oleh kontak dekat atau oleh pajanan terhadap 


sumber infeksi secara bersamaan.


3 Isi


3.1 Deteksi Kasus


3.1.1 Seluruh tipe dan level institusi medis harus meningkatkan kesadaran 


diagnosis dan pelaporan kasus COVID-19 selama pemantauan dan diagnosis dan 


perawatan rutin. Untuk kasus dengan demam yang tidak dapat dijelaskan, batuk atau 


terengah-engah, dll., perlu dikumpulkan informasi selanjutnya, yaitu: apakah pernah 


bepergian atau tinggal di Wuhan dan daerah sekitarnya, atau dari daerah yang telah 


mengkonfirmasi adanya kasus dalam 14 hari sebelum gejala penyakit timbul; apakah 


kasus tersebut memiliki kontak dengan pasien dengan gejala demam atau gangguan 


pernapasan pada area atau komunitas yang telah disebutkan; apakah kasus berada pada 


kelompok yang diobservasi; dan apakah pernah melakukan kontak dengan kasus pasien 


terkonfirmasi COVID-19.


3.1.2 Organisasi primer yang relevan harus menyelenggarakan uji sampel yang 


dilakukan oleh lembaga profesional untuk menyaring orang-orang yang berisiko tinggi 


dan memiliki sejarah perjalanan atau bertempat tinggal di Wuhan dan sekitarnya, atau 


komunitas lain yang dilaporkan dalam 14 hari terakhir terinfeksi, dan mengalami 


gangguan pernapasan, demam, menggigil, kelelahan, diare, kongesti konjungtiva, dan 


lain-lain.


3.2 Laporan Kasus


Kasus suspek yang dideteksi, kasus yang telah didiagnosis secara klinis (hanya di 


Provinsi Hubei), kasus yang dikonfirmasi, dan pembawa tanpa gejala nCoV-2019 harus 


segera dilaporkan secara daring oleh seluruh lembaga medis dalam waktu 2 jam. Pusat 


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) harus menyelidiki dan memverifikasi 


segera setelah informasi mengenai kasus tersebut diperoleh, dan melengkapi konfirmasi 


tiga level peninjauan informasi laporan melalui sistem pelaporan daring dalam waktu 2


jam. Untuk organisasi lain tanpa sistem tersebut, kasus-kasus dilaporkan ke CDC 


tingkat kabupaten, kemudian kabupaten akan mengirimkan kartu laporan penyakit 


menular dalam waktu 2 jam dan CDC lokal diharapkan untuk melaporkan segera kasus 


secara daring serta menyusun tindak lanjut kasus tersebut.


Prosedur laporan daring yang dimaksud adalah sebagai berikut: Pilih “COVID-


19” sebagai jenis penyakit, kemudian pilih “kasus suspek” (suspected cases)”, “kasus 


diagnosis klinis” (hanya di Hubei), “kasus yang dikonfirmasi”, dan “test positif” dalam 


‘’klasifikasi kasus” untuk laporan. “Keparahan klnis” dari kasus suspek, kasus diagnosis 


klinis (hanya di Hubei) dan kasus yang dikonfirmasi harus diklasifikasikan sebagai 


“ringan”, “sedang”, “berat”, atau “kritis” berdasarkan Rencana Diagnosis dan 


Perawatan Penyakit COVID-19 (Edisi Kelima Tentatif). Tes yang positif mengacu pada


seseorang yang terinfeksi tanpa gejala dan kasus ini dikategorikan sebagai “pembawa 


asimptomatik” dalam “keparahan klinis”.


Kasus suspek dan kasus yang didiagnosis secara klinis (hanya di Provinsi Hubei) 


yang dilaporkan segera diubah menjadi “kasus yang dikonfirmasi” atau kasus yang 


dieliminasi segera mungkin setelah diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium. “Kasus 


Pembawa tanpa gejala” dan ditemukan adanya gejala harus diubah juga sebagai “kasus 


yang dikonfirmasi” jika ditemukan manifestasi klinisnya. Untuk seluruh kasus, koreksi 


untuk “keparahan klinis” harus dilakukan dalam waktu yang cepat berdasarkan 


perkembangan penyakit dan status keadaan yang paling parah dianggap sebagai status 


final.


3.3 Deteksi dan Laporan Insiden


CDC lokal wajib melakukan laporan secara daring melalui Emergency Public 


Reporting System dalam waktu 2 jam setelah kasus COVID-19 pertama dikonfirmasi, atau 


Kejadian Luar Biasa di suatu daerah dikonfirmasi menurut acuan National Emergency 


Plan for Public Health Emergencies and the National Working Standards for the Manajemen of 


Related Information Reports on Public Health Emergencies. Tingkat keparahan dapat “tidak 


diklasifikasi” pada awalnya dan dimodifikasi oleh Departemen Kesehatan berdasarkan 


hasil investigasi kejadian, penilaian risiko dan perkembangan lebih lanjut. Permulaan, 


perkembangan, dan akhir kasus harus dilaporkan segera secara daring.


3.4 Investigasi Epidemiologis


CDC tingkat kabupaten harus menyelesaikan investigasi kasus dalam 24 jam dan 


melakukan pendaftaran ketika diterima laporan tentang dugaan kasus COVID-19, kasus 


diagnosis klinis (hanya dalam Provinsi Hubei), kasus terkonfirmasi dan pembawa 


asimptomatik menurut acuan Epidemiological Investigation Plan of Corona Virus Disease 


2019 Cases dan Manajemen Plan for Close Contacts of Corona Viruses Disease 2019 Cases (Edisi 


Keempat). Informasi investigasi kasus terkonfirmasi dan pembawa asimptomatik harus 


segera dilaporkan melalui NNDRS.


Seluruh CDC tingkat kabupaten harus melaporkan laporan hasil investigasi dan 


analisis kepada Departemen Kesehatan segera dan CDC tingkat di atasnya.


3.5 Pengumpulan Spesimen dan Pemeriksaan Laboratorium


Spesimen klinis dari setiap kasus dikumpulkan oleh lembaga medis dan dikirim 


ke laboratorium yang ditunjuk, atau CDC, atau laboratorium pihak ketiga untuk uji 


patogen sesegera mungkin.


Spesimen klinis termasuk specimen saluran pernafasan bagian atas (seperti 


hapusan tenggorokan, hapusan hidung, dll.) dan bawah (seperti aspirasi saluran 


pernapasan, cairan lavage bronkial, cairan lavage alveolar, dahak dalam, dll.), hapusan 


konjungtiva, spesimen tinja, spesimen antikoagulan dan serum, dll. Seluruh upaya 


harus dilakukan untuk mengumpulkan spesimen dari saluran pernapasan, khususnya


bagian bawah pada awal tahap penyakit, dan serum pada fase akut dalam 7 hari setelah 


gejala timbul serta serum periode pemulihan pada 3 hingga 4 minggu setelah serangan 


penyakit. 


Persyaratan khusus untuk pengumpulan dan pemeriksaan laboratorium 


spesimen klinis mengikuti Pedoman teknis pemeriksaan Laboratorium COVID-19 (Edisi 


Keempat).


Pengumpulan, pengiriman, penyimpanan sepesimen dan pengujian spesimen 


untuk sementara dikelola sebagai mikroorganisme patogen patogenitas tinggi kelas B 


dan harus mengikuti Peraturan Manajemen Biosafety untuk Mikroorganisme, Peraturan 


dan Manajemen Pengiriman Sampel Manusia Patogen Patogenitas Tinggi (No. 45 yang 


dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan sebelumnya) dan persyaratan terkait lainnya. 


3.6 Persyaratan Peninjauan Hasil Pemeriksaan Laboratorium terhadap Kasus 


Berkelompok


Spesimen asli lebih dari 5 kasus kelompok pada masing-masing daerah harus 


dikirim ke CDC China untuk ditinjau dan dikonfirmasi.


Rencana ini dirumuskan untuk lebih memahami informasi epidemiologi tentang 


kejadian, paparan dan riwayat kontak kasus COVID-19, untuk screening kontak dekat, 


dan untuk mencegah penyebaran epidemik.


1 Tujuan


1.1 Untuk menyelidiki kejadian dan pengobatan, karakteristik klinis, faktor risiko 


dan riwayat pajanan setiap kasus.


1.2 Untuk mengidentifikasi dan mengelola kontak dekat.


2 Populasi


Kasus suspek COVID-19, kasus diagnosis klinis (hanya di Provinsi Hubei), kasus 


terkonfirmasi, pembawa tanpa gejala, dan kelompok KLB. 


3 Isi dan Metode


3.1 Penyelidikan Kasus 


CDC tingkat daerah (kabupaten) harus menyelesaikan penyelidikan epidemiologi 


dalam waktu 24 jam sejak menerima laporan yang relevan. Investigasi dapat dilakukan 


melalui referensi konsultasi, mengumpulkan informasi terkait kasus, para pekerja, dan 


dokter yang ditunjuk. Kasus harus diselidiki terlebih dahulu, dan kemudian para 


dokter, anggota keluarga dan orang yang merawat, jika memungkinkan.


Isi penyelidikan untuk kasus suspek dan kasus diagnosis klinis (hanya di Provinsi 


Hubei) adalah: informasi dasar dan kontak dekat. Hanya dua bagian pertama dari 


kuisioner yang harus diisi (Kotak 1.1). 


Isi penyelidikan untuk kasus yang dikonfirmasi dan pembawa asimptomatik 


adalah: informasi dasar, timbulnya penyakit dan pengobatan, faktor resiko dan riwayat 


pajanan, hasil pemeriksaan laboratorium, kontak dekat, dan informasi lain yang 


ditunjukkan dalam kuisioner (Kotak 1.1).

Penilaian dan pengelolaan kontak dekat dilakukan sesuai dengan Rencana 


Pengelolaan Kontak Dekat COVID-19 (Edisi Keempat). 


3.2 Penyelidikan KLB 


Penyelidikan harus dilakukan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 


(CDC) tingkat kabupaten begitu wabah kluster dikonfirmasi sesuai dengan NNDRS dan 


hasil survei kasus, sesuai definisi dalam Rencana Surveilans Kasus COVID-19 (Edisi 


Keempat). Kecuali untuk sumber infeksi dan kontak dekat dari semua kasus, survei juga 


harus fokus pada penyelidikan hubungan epidemiologi antarkasus, menganalisis rantai 


transmisi, dan mengisi informasi dasar dari insiden itu, permulaan, perkembangan 


kasus dan laporan akhir sesuai dengan persyaratan dari Standar Kerja Nasional 


Pengelolaan Laporan Informasi Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat (Edisi 


Tentatif).


4 Pengorganisasian dan Implementasi 


Berdasarkan prinsip “manajemen lokal”, departemen kesehatan di tingkat daerah 


Related Posts:

  • corona 2 sien Dipulangkan8.1 Pelepasan dari isolasi harus memenuhi empat standar berikut:8.1.1 Memiliki suhu tubuh normal selama lebih dari 3 hari;8.1.2 Dengan gejala pernapasan yang pulih secara signifikan;8.1.3 Pencitraan paru… Read More