corona 1

 





sejak Desember 2019,  terdiagnosis penyebaran yang 


epidemik  jumlah pengidap  novel  coronavirus pneumonia (NCP) di Wuhan, Provinsi Hubei,  Berdasarkan Undang-undang Republik Rakyat China (RRC) tentang Pencegahan dan 


Tindakan terhadap Penyakit Menular, COVID-19 dikategorikan sebagai Penyakit Menular 


Kelas B (communicable diseases), dan kemudian ditangani sebagai Penyakit Menular Kelas 




Karakteristik Patogenik: 




Novel coronavirus 2019 (nCoV-2019) secara resmi dinamai sebagai severe acute 


respiratory syndrome coronavirus 2 [SARS-CoV-2] oleh ICTV), termasuk genus β, memiliki 


envelope, berbentuk bundar atau oval dan sering pleomorfik, dengan diameter antara 60-


140 nm. Virus ini secara genetik berbeda dengan SARSr-CoV dan MERSr-CoV. bahwa tingkat kesamaan atau homologi antara nCoV-2019 dan 


bat-SARS-like coronavirus (bat-SL-CoVZC45) di atas angka 85%. Novel coronavirus 2019 


dapat ditemukan dalam sel epithelial pernafasan setelah 96 jam dengan kultur in vitro, 


dan memerlukan  waktu  6 hari untuk bisa  diisolasi dan dilakukan kultur cell 


line Vero E6 dan Huh-7.


Pengetahuan tentang karakteristik fisik dan kimia dari virus corona didapat dari 


studi sebelumnya tentang SARSr-CoV and MERSr-CoV. Virus corona sensitif

 terhadap  panas dan   sinar ultraviolet ,  dapat dinonaktifkan dengan pemanasan 


pada suhu 56°C selama 30 menit dan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 


75%, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali   khlorheksidin) , 




Karakteristik Epidemologis : 



sumber  infeksi adalah para pasien COVID-19. Pembawa   carrier 


nCoV-2019 yang asimptomatik juga berpotensi menjadi sumber infeksi,




Corona Virus Disease  ditularkan melalui kontak langsung dan percikan 


(droplet). penularan lewat udara  terjadi pada orang yang lama terpapar 


konsentrasi udara tinggi pada ruang tertutup, 



Manusia dalam segala usia    rentan  tertular, 




masa inkubasi COVID-19  berlangsung antara 1 sampai   14 hari, dan  dalam waktu 3 hingga 7 hari, 


gejala utama : Demam, kelelahan,  batuk kering ,

gejala  ringan hanya  demam ringan, kelelahan ringan, tanpa manifestasi pneumonia. 




 gejala  yang jarang  : hidung tersumbat, hidung berair, pharyngalgia, myalgia, 


diare 

gejala  yang parah : sesak nafas ,hipoksemia setelah onset satu minggu.


 gejala terparah yaitu :  acute respiratory distress syndrome, syok septik, asidosis metabolik  kelainan koagulasi dan perdarahan, multiple organ failure, 


 pasien dengan sakit parah  kritis hanya 


menunjukkan demam  atau bahkan tanpa demam sama sekali,

 kebanyakan pasien  memiliki prognosis yang baik. sedangkan untuk kaum lanjut usia dan orang dengan  penyakit kronis,  memiliki prognosis buruk.   pada anak-anak 


umumnya memiliki gejala yang relatif ringan,







Pada fase awal pasien pengidap  COVID-19,  ditemukan  sel darah putih 


total yang normal maupun menurun dan  limfosit yang menurun,  beberapa 


pasien mengalami  peningkatan nilai enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin;


 beberapa pasien yang kritis  ditemukan peningkatan kadar troponin,



kebanyakan  hasil  pemeriksaan laboratorium menunjukkan tingginya  nilai C-Reaktif 


Protein dan tingkat laju endap darah, sedangkan nilai prokalsitonin normal. 

pada pasien   yang parah, nilai D-dimer meningkat dan limfosit darah perifer terus menurun ,  peningkatan nilai faktor inflamasi  terjadi pada pasien yang  kritis,



Asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi melalui  spesimen biologis seperti hapusan  (swab) nasofaring, sputum (dahak), sekresi saluran pernapasan bagian bawah lainnya,darah dan feses.





guna  meningkatkan tingkat positif deteksi asam nukleat, disarankan  untuk 


mengambil dan menyimpan sputum dari semua pasien  kecuali pasien dengan 


intubasi trakheal (sekresi saluran pernapasan bawah yang harus diambil); dan semua   spesimen diuji ,





pada  fase awal COVID-19, hasil rontgen dada memperlihatkan  bayangan bercak-bercak 


kecil (small patched shadow) yang multipel dan perubahan interstitial, terutama  di 


periferal paru. seiring perjalanan penyakit, citra foto  yang muncul 


berkembang menjadi bayangan perselubungan (ground glass) yang multipel dan 


bayangan infiltrasi pada kedua paru. bila  parah  terjadi konsolidasi 


paru. namum jarang ditemukan efusi pleura pada pasien COVID-19.





hasil  pemeriksaan secara Epidemiologi :  


-  pasien  bepergian atau tinggal di Wuhan dan  sekitarnya 


 yang melaporkan  wabah  dalam 14 hari sebelum onset, 


- sudah pernah  kontak dengan pasien (hasil tes asam nukleat nCoV-2019 


positif) dalam 14 hari sebelum onset , 


- sudah pernah   kontak dengan pasien yang demam atau memiliki gejala 


gangguan sistem pernafasan dari Wuhan dan daerah sekitarnya,  yang melaporkan wabah  dalam 14 hari sebelum onset;,




hasil  pemeriksaan secara   Manifestasi Klinis: 


- Demam dan  gejala ganggguan sistem pernafasan,


- Menunjukkan foto  rontgen pneumonia seperti yang  sudah dijelaskan di atas, 

- Di fase awal,  ditemukan jumlah  sel darah putih total yang normal 


maupun menurun dan jumlah  limfosit yang menurun, 

Pasien yang memenuhi satu kriteria riwayat paparan secara epidemiologi 


maupun dua kriteria manifestasi klinis dapat didiagnosis sebagai pengidap,

 Pasien tanpa riwayat epidemiologi yang jelas baru dapat dianggap  pengidap jika 


memenuhi seluruh tiga kriteria manifestasi klinis, 



Kasus yang Terkonfirmasi (Confirmed Cases)


Kasus-kasus terduga dapat berubah statusnya menjadi kasus yang terkonfirmasi 


berdasarkan salah satu bukti etiologis antaralain: 


1. Hasil positif tes asam nukleat nCoV-2019 dengan real-time fluorescence RT PCR;


2. Urutan gen virus sangat mirip (highly homologous) dengan nCoV-2019 yang 


telah diketahui.




Klasifikasi Klinis (Clinical Classifications)


 Kasus Ringan (Mild Cases)


Gejalanya  ringan dan tidak ada  pneumonia pada rontgen, 


Kasus Biasa (Ordinary Cases)


Pasien mempunyai   gejala seperti demam dan gangguan sistem pernafasan, ada  pneumonia pada rontgen, 


 Kasus Parah (Severe Cases) jika  memenuhi salah satu kriteria,antaralain: 


-Respiratory distress, RR ≥30 kali nafas permenit;


-Pulse oxygen saturation (SpO2) ≤ 93% pada udara ruangan ketika  istirahat (on 


room air at rest state);


-Arterial partial pressure of oxygen (PaO2) / oxygen concentration (FiO2) ≤300 


mmHg (1 mmHg = 0.133kPa), 


Untuk daerah ketinggian  di atas 1 kilometer   nilai PaO2/FiO2 harus disesuaikan 


dengan persamaan PaO2/FiO2 × [Tekanan Atmosfir (mmHg)/760].


Pasien dengan perburukan lesi rontgen dada >50% dalam 24 hingga 48 jam harus 


diperlakukan sebagai kasus darurat, 




Kasus Kritis jika memenuhi salah satu kriteria, antaralain: 



- mengalami komplikasi dengan organ failure lain yang memerlukan  


 perawatan di ICU.


- mengalami gagal nafas dan membutuhkan ventilasi mekanis;


-  mengalami syok;







Manifestasi ringan yang dikarenakan  COVID-19  dibedakan dengan 


infeksi pernafasan yang disebabkan oleh virus lain, 


 NCP harus dibedakan dengan virus pneumonia yang disebabkan oleh virus 


influenza, adenovirus atau respiratory syncytial virus, dan mycoplasma pneumonia,

terutama untuk kasus-kasus suspek, deteksi rapid antigen, tes asam nukleat PCR 


berulang dan metode lainnya harus dilakukan untuk menguji patogen pernafasan yang umum, dibedakan dari penyakit non-infeksius seperti organizing pneumonia,vaskulitis dan  dermatomiositis, 



 Identifikasi dan Laporan  : 


perawat  di semua level dan semua tipe institusi medis harus  mengisolasi 


dan menangani setiap pasien   yang memenuhi definisi, di sebuah ruangan 


terpisah (single room). Setelah dilakukan konsultasi dengan in-hospital expert maupun 

 dokter tamu, pasien pengidap  perlu melapor secara 


daring dalam dua jam. harus dilakukan pengambilan spesimen dan tes asam nukleat 

 nCoV-2019. Pasien suspek (suspected patients) harus dipindahkan ke rumah sakit rujukan 

  , lrang yang kontak dekat dengan pasien COVID-19 atau bahkan mereka 

 dengan hasil positif untuk tes patogen pernafasan umum, disarankan  untuk nantinya 

 melakukan deteksi patogenik nCoV- 2019.




 Lokasi Terapi sesuai Tingkat Keparahan Penyakit


 pasien pengidap dan terkonfirmasi harus diisolasi dan ditangani di rumah sakit 


rujukan dengan kondisi isolasi yang efektif dan yang protektif. 





pasien pengidap harus ditangani di ruangan terpisah, sedangkan pasien  terkonfirmasi dapat diterima 

 dalam satu ruangan (ward) yang sama.


pasien  kritis harus dirawat di ICU , 




Terapi Umum


 Istirahatkan pasien di tempat tidur, berikan  terapi suportif, berikan 


nutrisi yang adekuat. jaga  keseimbangan air dan elektrolit ,



kondisi internal. pantau  tanda vital, saturasi oksigen, 


Evaluasi darah rutin, urin rutin, CRP, indikator biokimiawi (enzim hati, 


enzim miokardial, fungsi ginjal) , fungsi koagulasi, analisa gas darah 


arteri, rontgen dada, sesuai kondisi pasien,

lakukan tes sitokin,




berikan terapi oksigen yang  efektif secara terukur, antara lain nasal 


kanul, masker oksigen, terapi nasal oksigen aliran tinggi.



berikan terapi Antiviral: Berikan nebulisasi alfa-interferon (5 juta unit atau setara per 


kali untuk dewasa, tambahkan 2 mL sterile water untuk injeksi, inhalasi aerosol dua kali 

 per hari); lopinavir/ritonavir (200 mg/50 mg per kapsul, 2 kapsul setiap kali, dua kali 

 per hari untuk dewasa, lama terapi harus ≤ 10 hari); ribavirin (dianjurkan kombinasi 

 dengan interferon atau lopinavir/ritonavir, 500 mg per kali untuk dewasa, disuntikkan 

  2 sampai  3 kali per hari secara intravena, lama terapi harus ≤10 hari). Klorokuin fosfat (500 mg 

 untuk dewasa, dua kali per hari, lama terapi harus ≤10 hari), Arbidol (200 mg untuk 

 dewasa, tiga kali per hari, lama terapi harus ≤10 hari). hati hati  efek samping seperti  interaksi yang 


berbahaya dengan obat lain,

 diare, mual, muntah,  kerusakan hati terkait lopinavir/ritonavir, 



efek samping  obat yang dicobakan saat ini harus dievaluasi lebih 


lanjut selama pemakaian klinis. pemakaian  tiga atau lebih jenis antivirus secara 


bersamaan tidak disarankan  dan terapi medikamentosa yang relevan harus dihentikan 

  bila  muncul  efek samping yang merugikan, 


terapi Antibakteri dengan  menghindari pemakaian  antibiotik yang tidak perlu terutama  kombinasi dengan antibiotik spektrum luas, 



terapi Kasus Parah dan Kritis


terapi dilakukan secara simptomatik, aktif mencegah 


komplikasi, juga terapi penyakit yang menyertai, mencegah infeksi sekunder,  


memberi dukungan (support) fungsi organ , 



Alat Bantu Pernafasan: 


 Terapi Oksigen  dimana Pasien yang parah harus diberikan inhalasi oksigen dengan 


masker maupun kateter nasal. diawasi  secara terus menerus  apakah gangguan pernafasan 

 (respiratory distress) dan  atau hipoksemia berkurang, 


Terapi Oksigen Kateter Nasal Aliran Tinggi atau Ventilasi Mekanis Noninvasif yaitu 


 ketika  gangguan pernapasan dan/atau hipoksemia tidak berkurang dengan terapi 


oksigen standar, harus diganti dengan  terapi oksigen kateter nasal aliran tinggi atau 


ventilasi noninvasif. namun bila  kondisi  memburuk dalam waktu 


singkat  1 sampai 2 jam, segera lakukan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik invasif, 


Ventilasi Mekanik Invasif  yaitu  memakai  strategi ventilasi pelindung paru-paru 


(lung protective ventilation), yang berarti volume tidal kecil (4-8 mL/kg berat ideal) dan 

 tekanan inspirasi rendah (tekanan platform < 30 cm H2O) pada ventilasi mekanis untuk 

 mengurangi cedera paru terkait ventilator ,  beberapa pasien, sinkronisasi manusia mesin tidak tersedia, dan sedatif maupun relaksan otot harus digunakan secara tepat, 


 Terapi Penyelamatan (salvage treatment)  yaitu  untuk pasien dengan ARDS parah, 


disarankan   melakukan ekspansi paru. juga , lakukan ventilasi 


posisi prone (prone position ventilation) selama lebih dari 12 jam per hari. jika dengan 


ventilasi posisi prone tidak efektif , gunakan oksigenasi membran 


ekstrakorporeal (ECMO) , 


Bantuan Sirkulasi yaitu   Prinsipnya resusitasi cairan yang adekuat, memperbaiki 


mikrosirkulasi, memakai  obat vasoaktif, dan mengawasi  hemodinamik ,



Terapi plasma konvalesen  yaitu  sesuai untuk terapi kasus yang berkembang cepat, 


kasus parah dan kasus kritis. Pemberian terapi dan dosis mengacu pada Rencana Terapi 

 Plasma Klinis untuk Penyakit Virus Corona 2019 Penyembuhan selama Pemulihan , 







Berdasarkan tingkat keparahan gangguan pernapasan dan perkembangan 


rontgen dada, glukokortikoid dapat dipakai  dalam jangka waktu pendek 3 sampai 5 hari  

 sesuai keperluan,  disarankan  metilprednisolon dengan dosis tidak lebih dari  1 sampai  2 


mg/kg/hari,  glukokortikoid dengan dosis yang lebih tinggi 


akan menunda klirens coronavirus akibat efek imunosupresif; Injeksi Xuebijing (obat 


tradisional Cina) dapat diberikan sebagai terapi dengan dosis 100 mL/hari secara 

intravena, dua kali sehari , persiapan mikroekologi dapat dipakai  untuk menjaga 


keseimbangan mikroekologi usus dan mencegah infeksi bakteri sekunder; bila perlu  


 pertukaran plasma (plasma exchange), absorbsi, perfusi, penyaringan 


darah/plasma dan teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal lainnya harus 


diterapkan  untuk kasus kritis dengan reaksi inflamasi parah.





Terapi Pengobatan Tradisional Cina


COVID-19 bisa  diatasi dengan obat tradisional Cina, yang menganggap 


penyakit ini disebabkan oleh faktor patogen epidemi yang terletak di paru. Daerah yang 


berbeda dapat merujuk pada skema berikut untuk perawatan dialektik sesuai dengan 


kondisi penyakit, karakteristik iklim lokal, dan kondisi fisik yang berbeda. Gunakan 


obat di bawah bimbingan dokter jika dosis obat melebihi farmakope (buku standar 


obat).



 Observasi Medis antaralain: 


Manifestasi Klinis 1: kelelahan dengan  gangguan pencernaan, 


berikan  Kapsul Huoxiangzhengqi (pil, cairan oral), 


Manifestasi Klinis 2: kelelahan disertai demam


berikan  Butiran Jinhua Qinggan, Kapsul Lianhua 


Qingwen (butiran), Kapsul Shufeng Jiedu (butiran).


 Terapi Klinis (Untuk Kasus Terkonfirmasi)


berikan Sup untuk Pembersihan dan Detoksifikasi Paru


cocok untuk kasus ringan, kasus yang parah dan umum; kasus 


kritis yang masuk akal untuk diterapi sesuai dengan gejala klinis.


Resepnya : : Herba Ephedrae 9 g, roasted Radix Glycyrrhizae 6 g, Semen Armeniacae 


Amarum 9 g, raw Gypsum Fibrosum 15–30 g (decocted first), Ramulus Cinnamomi 9 g, Rhizoma 


Alismatis 9 g, Polyporus Umbellatus 9 g, Rhizoma Atractylodis Macrocephalae 9 g, Poria 15 g, 


Radix Bupleuri 16 g, Radix Scutellariae 6 g, Rhizoma Pinelliae Preparata 9 g, Rhizoma 


Zingiberis Recens 9 g, Radix Asteris 9 g, Flos Farfarae 9 g, Rhizoma Belamcandae 9 g, Herba 


Asari 6 g, Rhizoma Dioscoreae 12 g, Fructus Aurantii Immaturus 6 g, Pericarpium Citri 


Reticulatae 6 g, Herba Pogostemonis 9 g.


Pemberian dan Dosis: Resep dasar adalah obat tradisional Cina, yang harus diurai 


dengan air untuk diminum. Meminum obat yang sama dua kali sehari, di pagi hari dan 

di malam hari (40 menit setelah makan), sebanyak tiga potong dianggap sebagai sekali 

 pengobatan.




ambil setengah mangkuk sup nasi setelah minum obat, atau 


semangkuk sup nasi (bubur) untuk pasien  dengan lidah kering dan kekurangan cairan 

 tubuh. (Catatan: dosis gypsum mentah harus dikurangi untuk pasien  tanpa 


demam, dan ditingkatkan untuk pasien  dengan demam ringan atau parah). 


Lakukan pengobatan kedua jika gejalanya membaik tetapi tidak hilang, dan dapat 


dimodifikasi sesuai dengan situasi aktual untuk orang dengan kebutuhan khusus atau 


penyakit dasar lainnya. Pengobatan harus dihentikan jika gejalanya hilang.


Sumber Resep: Rekomendasi Pembersihan Paru dan Sup Detoksifikasi dalam 


Pengobatan Penyakit Virus Corona 2019 oleh Pengobatan Tradisional Cina dan Barat 


(No. (2020) 22, Kementerian Obat Tradisional Cina) yang dikeluarkan oleh Kantor 


Komisi Kesehatan Nasional dan Kantor Administrasi Nasional Pengobatan Tradisional 

 Cina.



(2) Tipe Ringan


1) Kelembaban Dingin Menstagnasi Paru-Paru


Manifestasi Klinis: demam, kelelahan, pegal, batuk, dahak, dada sesak, nafas 


pendek, mual, muntah dan tinja lengket. Pucat atau lidah merah dengan tanda lemak 


gigi, tebal berbau busuk atau putih berminyak, dan denyut nadi lemah dan 


mengambang atau tidak stabil.


Rekomendasi resep: Raw Herba Ephedrae 6 g, raw Gypsum Fibrosum 15 g, Semen 


Armeniacae Amarum 9 g, Rhizoma et Radix Notopterygii 15 g, Semen Lepidii 15 g, Rhizoma 


Cyrtomii 9 g, Lumbricus 15 g, Radix Cynanchi Paniculati 15 g, Herba Pogostemonis 15 g, Herba 


Eupatorii 9 g, Rhizoma Atractylodis 15 g, Poria 45 g, raw Rhizoma Atractylodis Macrocephalae 


30 g, charred Fructus Hordei Germinatus, charred Fructus Crataegi and charred Massa Medicata 


Fermentata 9 g each, Cortex Magnoliae Officinalis 15 g, charred Semen Arecae 9 g, Fructus 


Tsaoko 9 g, Rhizoma Zingiberis Recens 15 g.


Pemberian dan Dosis: satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct) dengan 600 mL air, diminum setiap pagi, siang, dan 


sore hari sebelum makan.


2) Akumulasi Panas-Lembab Paru


Manifestasi klinis: demam rendah atau suhu tubuh normal, sedikit menggigil 


bergantian, badan dan kepala terasa berat, nyeri otot, batuk kering, dan dahak lebih 


sedikit, sakit tenggorokan, mulut kering dan tidak ada keinginan untuk minum, atau 


dada sesak, kepenuhan epigastrik, tidak ada keringat atau keringat tidak lancar, atau 


muntah, mual, sulit buang air besar atau sembelit. Lidah pucat atau merah dengan bulu 


putih, tebal, berminyak atau tipis, dan denyut nadi halus.


Rekomendasi resep: Semen Arecae 10 g, Fructus Tsaoko 10 g, Cortex Magnoliae 


Officinalis 10 g, Rhizoma Anemarrhenae 10 g, Radix Scutellariae 10 g, Radix Bupleuri 10 g, 


Radix Paeoniae Rubra 10 g, Fructus Forsythiae 15 g, Herba Artemisiae Annuae 10 g (decocted 


later), Rhizoma Atractylodis 10 g, Folium Isatidis 10 g, raw Radix Glycyrrhizae 5 g.


Pemberian dan Dosis: satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct + 15 minutes) dengan 400 mL air, diminum sekali di 


pagi hari dan sekali di malam hari.


(3) Tipe Umum


1) Racun Basah Menstagnasi Paru


Manifestasi klinis: demam, batuk dengan dahak lebih sedikit atau dahak kuning, 


sesak dada, sesak napas, distensi perut. Lidah merah dan lemak gelap dengan bulu 


kuning berminyak atau kering, denyut nadi cepat dan/atau tidak stabil.


Rekomendasi resep: raw Herba Ephedrae 6 g, Semen Armeniacae Amarum 15 g, raw 


Gypsum Fibrosum 30 g, raw Semen Coicis 30 g, Rhizoma Atractylodis 10 g, Herba Pogostemonis 


15 g, Herba Artemisiae Annuae 12 g, Rhizoma Polygoni Cuspidati 20 g, Herba Verbenae 30 g, 


Dry Rhizoma Phragmitis 30 g, Semen Lepidii 15 g, Exocarpium Citri Grandis 15 g, Radix 


Glycyrrhizae 10 g.


Pemberian dan Dosis: satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct + 15 minutes) dengan 400 mL air, diminum sekali di 


pagi hari dan sekali di malam hari.


2) Kelembaban Dingin Menghambat Paru


Manifestasi klinis: Demam rendah, demam sembunyi, atau tanpa demam, batuk 


kering, dahak sedikit, kelelahan, sesak dada, mual, atau muntah, tinja longgar. Lidah 


pucat atau merah, bulu putih berminyak, denyut nadi lembut dan mengambang.


Rekomendasi resep: Rhizoma Atractylodis 15 g, Pericarpium Citri Reticulatae 10 g, 


Cortex Magnoliae Officinalis 10 g, Herba Pogostemonis 10 g, Fructus Tsaoko 6 g, raw Herba 


Ephedrae 6 g, Rhizoma et Radix Notopterygii 10 g, Rhizoma Zingiberis Recens 10 g, Semen 


Arecae 10 g



Pemberian dan Dosis: satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct + 15 minutes) dengan 400 mL air, diminum sekali di 


pagi hari dan sekali di malam hari.


(4) Tipe Parah


1) Paru Dihambat oleh Wabah Racun


Manifestasi klinis: demam, kemerahan, batuk, dahak lengket kurang kuning 


dengan atau tanpa darah, napas sesak dan berbunyi (mengi), kelelahan, mulut kering 


dan pahit, mual dengan anoreksia, gerakan tinja buruk, urin kurang coklat. Lidah merah 


dengan kuning berminyak, denyut nadi tidak stabil.


Rekomendasi resep: Raw Herba Ephedrae 6 g, Semen Armeniacae Amarum 9 g, Gypsum 


Fibrosum 15 g, Radix Glycyrrhizae 3 g, Herba Pogostemonis 10 g (decocted later), Cortex 


Magnoliae Officinalis 10 g, Rhizoma Atractylodis 15 g, Fructus Tsaoko 10 g, Rhizoma Pinelliae 


Preparatum 9 g, Poria 15 g, raw Radix et Rhizoma Rhei 5 g (decocted later), raw Radix Astragali 


seu Hedysari 10 g, Semen Lepidii 10 g, Radix Paeoniae Rubra 10 g.


Pemberian dan Dosis: Satu atau dua dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut 


dengan cara panaskan atau rebus (decoct + 15 minutes) dengan 100–200 mL air, diminum 


2-4 kali sehari, pemberian oral atau nasal.


2) Panas Terbakar dalam Qi dan Ying


Manifestasi Klinis: demam berat dan haus terus-menerus, sesak napas dan sulit 


bernapas, kehilangan fokus, penglihatan kabur, ruam, atau muntah darah dan mimisan, 


atau kejang-kejang pada tungkai. Lidah dengan sedikit atau tanpa bulu, denyut nadi 


keras dan cepat.


Rekomendasi resep: Raw Gypsum Fibrosum 30–60 g (decocted first), Rhizoma 


Anemarrhenae 30 g, Radix Rehmanniae 30–60 g, Cornu Bubali 30 g (decocted first), Radix 


Paeoniae Rubra 30 g, Radix Scrophulariae 30 g, Fructus Forsythiae 15 g, Cortex Moutan 15 g, 


Rhizoma Coptidis 6 g, Folium Phyllostachydis Henonis 12 g, Semen Lepidii 15 g, Radix 


Glycyrrhizae 6 g.


Pemberian dan Dosis: Satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct + 15 minutes) dengan 100 mL hingga 200 mL air, 


panaskan (decoct) Gypsum Fibrosum dan Cornu Bubali terlebih dahulu, diminum 2 


hingga 4 kali sehari, pemberian oral atau nasal.


Rekomendasi Pengobatan Cina: Injeksi Xiyanping, Injeksi Xuebijing, Injeksi 


Reduning, Injeksi Tanreqing, Injeksi Xingnaojing. Obat dengan efek yang sama dapat 



dipilih sesuai dengan kondisi individu atau dapat digunakan bersama sesuai dengan 


gejala klinis. Injeksi obat tradisional Cina dapat dikombinasi dengan rebusan.


(5) Tipe Kritis (Internal Block and Outward Desertion)


Manifestasi klinis: sulit bernapas, asma membutuhkan bantuan ventilasi, pusing, 


lekas marah, anggota badan berkeringat dingin, lidah ungu, tebal atau kering, nadi tak 


menentu.


Rekomendasi resep: Radix Ginseng 15 g, Radix Aconiti Lateralis Preparata10 g 


(decocted first), Fructus Corni 15 g, drinking with Suhexiang Pills or Angong Niuhuang Pills.


Rekomendasi Pengobatan Cina: Injeksi Xuebijing, Injeksi Reduning, Injeksi 


Tanreqing, Injeksi Xingnaojing, Injeksi Shenfu, Injeksi Shengmai 1, Injeksi Shengmai 2. 


Obat-obatan dengan efek serupa dapat dipilih sesuai dengan kondisi individu atau 


dapat digunakan bersama sesuai dengan gejala klinis. Injeksi obat tradisional Cina dapat 


dikombinasi dengan rebusan.


Catatan: Rekomendasi Penggunaan Injeksi Obat Tradisional Cina untuk Kasus Parah 


dan Kritis.


Penggunaan injeksi obat tradisional Cina harus mengikuti prinsip dimulai dengan 


dosis rendah, dimodifikasi secara bertahap dan dialektik sesuai dengan instruksi obat. 


Rekomendasi penggunaannya adalah sebagai berikut:


Infeksi virus atau Kombinasi dengan infeksi bakteri ringan: injeksi NaCL 0.9% 250 


mL dan injeksi Xiyanping 100 mg bid, atau injeksi NaCL 0.9% 250 mL dan injeksi 20 mL, 


atau injeksi NaCL 0.9% 250 mL dan injeksi Tanreqing 40 mg bid.


Demam Parah disertai Gangguan kesadaran: Injeksi Xingnao 20 mL dan injeksi 


NaCL 0.9% 250 mL, bid, dua kali sehari.


Sindrom Respon Inflamasi Sistemik (SIRS) dan/atau kegagalan organ multipel: 


Injeksi Xuebijing 100 mL dan injeksi NaCL 0.9% 250 mL, bid, dua kali sehari.


Kondisi Imunosupresi: Injeksi Shengmai 100 mL dan injeksi NaCL 0.9% 250 mL, 


bid, dua kali sehari.


Syok: Injeksi Shenfu 100 mL dan injeksi NaCL 0.9% 250 mL, bid, dua kali sehari.


(6) Periode Pemulihan


1) Defisiensi Qi Paru dan Limpa


Manifestasi klinis: sesak napas, kelelahan, anoreksia, rasa kembung dan 


kepenuhan, konstipasi, loose stool, lidah pucat, bulu berminyak keputihan (whitish greasy 


fur).


Rekomendasi resep: Rhizoma Pinelliae Preparatum 9 g, Pericarpium Citri Reticulatae 


10 g, Radix Codonopsis 15 g, roasted Radix Astragali seu Hedysari 30 g, roasted Rhizoma 


Atractylodis Macrocephalae 10 g, Poria 15 g, Herba Pogostemonis 10 g, Fructus Amomi Villosi 


6 g (decocted later), Radix Glycyrrhizae 6 g.


Pemberian dan Dosis: Satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct) dengan 400 mL air, diminum sekali di pagi hari dan 


sekali di malam hari.


2) Defisiensi Qi dan Yin


Manifestasi klinis: kelelahan, sesak napas, mulut kering, haus, keringat secara 


berlebihan, anoreksia, demam rendah atau tanpa demam, batuk kering, sedikit 


berdahak, lidah kering, nadi tipis atau lemah.


Rekomendasi resep: Radix Adenophorae 10 g, Radix Glehniae 10 g, Radix Ophiopogonis 


15 g, Radix Panacis Quinquefolii 6 g, Fructus Schisandrae Chinensis 6 g, raw Gypsum Fibrosum 


15 g, Herba Lophatheri 10 g, Folium Mori 10 g, Rhizoma Phragmitis 15 g, Radix Salviae 


Miltiorrhizae 15 g, Radix Glycyrrhizae 6 g.


Pemberian dan Dosis: Satu dosis per hari, ekstrak bahan-bahan tersebut dengan 


cara panaskan atau rebus (decoct) dengan 400 mL air, konsumsi sekali di pagi hari dan 


sekali di malam hari.


9 Pelepasan dari Isolasi dan Catatan setelah Pemulangan


9.1 Standar Pelepasan dari Isolasi dan Pemulangan


9.1.1 Suhu tubuh normal selama lebih dari 3 hari;


9.1.2 Perbaikan gejala gangguan pernafasan yang signifikan;


9.1.3 Rontgen paru menunjukkan absorbsi dan perbaikan lesi eksudatif akut yang 


nyata;


9.1.4 Hasil negatif dari tes asam nukleat patogen pernafasan selama dua kali 


berturut-turut (interval pengambilan sampel minimal 1 hari).


Pasien yang memenuhi standar yang disebutkan di atas dapat dilepaskan dari 


isolasi dan dipulangkan.


9.2 Catatan setelah Pemulangan


9.2.1 Rumah sakit rujukan harus meningkatkan komunikasi dengan layanan 


kesehatan primer (basic medical institution) di tempat tinggal pasien, berbagi catatan 


medis, dan meneruskan informasi kasus pasien yang boleh pulang kepada pengurus RT 


(relevant neighborhood committee) dan layanan kesehatan primer.


9.2.2 Kasus pasien yang boleh pulang dianjurkan untuk memonitor kesehatannya 


secara kontinyu selama 14 hari, memakai masker wajah, tinggal di kamar tunggal 


berventilasi, mengurangi frekuensi kontak dekat dengan anggota keluarga, makan 


sendirian, menjaga kebersihan tangan dan menghindari kegiatan di luar ruangan karena 


status imunitas yang menurun dan berisiko terinfeksi patogen lain.


9.2.3 Dianjurkan untuk kontrol pada minggu kedua dan keempat setelah 


dipulangkan.


10 Prinsip Transfer


Sesuai dengan Program Transfer Kasus Novel Coronavirus Pneumonia (Edisi 


Tentatif) yang dikeluarkan oleh komisi kami.


11 Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


Secara ketat mematuhi persyaratan Panduan Teknis untuk Pencegahan dan 


Pengendalian Infeksi Novel Coronavirus di Lembaga Medis (Edisi Pertama) dan 


Pedoman Penggunaan Peralatan Pelindung Medis Umum dalam Perlindungan Novel 


Coronavirus Pneumonia (Edisi Tentatif).






Pada tanggal 8 Februari 2020, Komisi Kesehatan Nasional Pemerintah Republik 


Rakyat Tiongkok merilis panduan Diagnosis dan Rencana Penanganan Virus Corona


2019 (COVID-19).


Sejak Desember 2019, Kota Wuhan, Provinsi Hubei berhasil menemukan beberapa 


kasus pasien COVID-19. Melalui penyebaran yang epidemik, beberapa kasus lain juga 


telah ditemukan di Cina dan negara lain Kebanyakan kasus yang dilaporkan adalah 


mereka yang memiliki riwayat menetap atau perjalanan ke Wuhan, tetapi beberapa 


kasus di tempat lainnya yang dilaporkan tidak memiliki riwayat menetap ataupun 


perjalanan ke Wuhan juga telah ditemukan di beberapa daerah. Berdasarkan UU RRC 


tentang pencegahan dan penanganan infeksi penyakit menular, COVID-19 merupakan 


salah satu infeksi saluran pernapasan akut yang dikategorikan dalam Kelas B golongan 


Penyakit Menular, dan ditangani sebagai Penyakit Menular kelas A.


Setelah wabah Corona, Komisi Nasional Kesehatan menunjuk beberapa ahli 


terkait untuk merumuskan penulisan edisi pertama, edisi kedua, edisi ketiga, edisi 


keempat, dan edisi kelima Diagnosis dan Rencana Penanganan COVID-19.


Edisi kelima ini mencakup karakteristik patogen virus corona, tanda-tanda klinis, 


definisi kasus, diagnosis banding, identifikasi dan pelaporan kasus, penanganan, 


standar pelepasan isolasi dan standar pemulangan, prinsip-prinsip pemindahan pasien, 


dan kontrol infeksi nosokomial.


1 Karakteristik Patogen Virus Corona


Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, dan δ. Selain 


virus baru ini (COVID-19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui menginfeksi 


manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas 


(ISPA), tetapi Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERSr-CoV), severe acute


respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr-CoV) dan novel coronavirus 2019 (nCoV-


2019) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, dan penularannya 


dapat terjadi antarmanusia.


Virus corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan dapat 


dinonaktifkan (inactivated) secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali 


klorheksidin. Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang mengandung klorheksidin 


tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kasus ini.



2 Karakteristik Epidemiologi


Sumber infeksi pada panduan ini telah direvisi menjadi “Sumber infeksi utama 


saat ini adalah pasien yang positif terinfeksi COVID-19 dan pembawa (karier) COVID-


19 yang asimptomatik juga dapat menjadi sumber infeksi”.


3 Karakteristik Klinis


Masa inkubasi COVID-19 adalah 1 sampai 14 hari, dan pada umumnya terjadi di 


hari ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam, kelelahan, dan batuk kering merupakan 


tanda-tanda umum infeksi corona disertai dengan gejala seperti hidung tersumbat, 


pilek, dan diare pada beberapa pasien. Karena beberapa pasien yang parah tidak 


mengalami kesulitan bernapas yang jelas dan datang dengan hipoksemia, sehingga ada 


perubahan dalam panduan ini menjadi “Dalam kasus yang parah, dispnea dan/atau 


hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih 


buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, 


syok sepsis, asidosis metabolik yang sulit ditangani, dan perdarahan dan disfungsi 


koagulasi, dll.” Edisi ini menekankan bahwa “Pasien dengan kondisi sakit ringan hanya 


mengalami demam ringan, kelelahan ringan dan sebagainya, tetapi tanpa manifestasi 


pneumonia”.


Dalam hal pemeriksaan laboratorium, edisi terbaru ini menambahkan penjelasan 


sebagai berikut, “Peningkatan kadar enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin dapat 


terjadi pada beberapa pasien; dan peningkatan level troponin dapat dilihat pada 


beberapa pasien kritis” dan “Asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi dalam spesimen 


biologis seperti apusan nasofaringeal, dahak, sekresi saluran pernapasan bagian bawah, 


darah dan feses”.


Pada tahap awal COVID-19, hasil rontgen menunjukkan bahwa ada beberapa 


bayangan pola kecil (multiple small patches shadow) dan perubahan interstitial, terutama 


di periferal paru. Seiring perkembangan penyakit, hasil rontgen pasien ini berkembang 


lebih lanjut menjadi beberapa bayangan tembus pandang/kaca (multiple ground glass 


shadow) dan bayangan infiltrasi di kedua paru. Pada kasus yang parah dapat terjadi 


konsolidasi paru. Pada pasien dengan COVID-19, jarang ditemui adanya efusi pleura.



4 Diagnosis Kasus


Ada perbedaan penegakan diagnosis kasus COVID-19 antara Provinsi Hubei dan 


provinsi lainnya. 


Kasus di provinsi lain kecuali Hubei masih diklasifikasikan ke dalam “kasus 


suspek atau terduga (suspected cases)” dan “kasus terkonfirmasi (confirmed cases)”. Data 


menunjukkan bahwa ada kasus terkonfirmasi tanpa riwayat paparan epidemiologi yang 


jelas, “Mereka yang tidak memiliki riwayat paparan epidemiologi yang jelas, tetapi memenuhi 


tiga manifestasi klinis (demam dan atau gejala gangguan sistem pernafasan; memiliki hasil 


rontgen pneumonia seperti disebutkan di atas; pada tahap awal, ditemukan hitung sel darah putih 


normal atau menurun, dan hitung limfosit menurun)” juga termasuk dalam penyelidikan 


“kasus suspek infeksi virus corona”. Kriteria diagnosis kasus yang terkonfirmasi tidak 


berubah. (Hasil positif tes asam nukleat nCoV-2019 melalui fluoresensi real-time RT PCR pada spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah, atau urutan gen virus 


spesimen saluran pernapasan atau spesimen darah sangat homolog dengan nCoV-2019 


yang diketahui.)


Klasifikasi “kasus terdiagnosis klinis” telah ditambahkan di Provinsi Hubei. Selain 


itu, standar “kasus suspek” direvisi menjadi, “Pasien dengan atau tanpa riwayat 


epidemiologis dapat dianggap sebagai kasus terduga bila memenuhi dua manifestasi klinis yakni: 


demam dan atau gejala gangguan sistem pernafasan dan pada tahap awal, hitung sel darah putih 


total normal atau menurun dan hitung limfosit menurun”. Ini berarti bahwa kriteria 


diagnosis kasus suspek infeksi COVID-19 telah diperlonggar. Kasus suspek dengan 


gambaran rontgen pneumonia merupakan kasus terdiagnosis secara klinis. Kriteria 


diagnostik untuk kasus yang terkonfirmasi tidak berubah.


5 Klasifikasi Klinis


Berdasarkan ada tidaknya gejala klinis atau pneumonia, tingkat keparahan 


pneumonia, ada tidaknya gagal nafas atau syok, dan ada tidaknya gagal fungsi organ, 


kasus-kasus COVID-19 dibagi menjadi: Kasus ringan (kasus dengan gejala klinis ringan 


dan tanpa gejala pneumonia dari hasil rontgen); Kasus biasa (dengan gejala seperti 


demam dan saluran pernapasan, dll. dan terlihat gambaran pneumonia pada rontgen); 


kasus parah (gangguan sistem pernapasan, RR ≥30 kali/menit; level saturasi oksigen 


nadi (SpO2) ≤93% pada suhu ruang saat istirahat, tekanan parsial oksigen arteri 


(PaO2)/konsentrasi oksigen (FiO2) ≤300 mmHg); dan kasus kritis (terjadi gagal nafas dan 


diperlukan ventilasi mekanis; syok, komplikasi dengan kegagalan organ lain yang 


membutuhkan pemantauan dan perawatan di ICU)


6 Diagnosis Banding


Ada lebih dari 100 spesies patogen yang menyebabkan pneumonia didapat dari 


komunitas, dimana 30% berasal dari virus, dan virus-virus lain yang menyebabkan 


pneumonia memiliki kesamaan dengan virus influenza biasa, virus parainfluenza, 


adenovirus, respiratory synctial virus, rhinovirus, metapneumovirus manusia, SARS-CoV, 


dll. Karena kemiripan dari manifestasi klinis dan hasil rontgen, perlu dilakukan uji 


patogen.


7 Identifikasi Kasus, Laporan dan Eksklusi


Provinsi Hubei berbeda dari provinsi-provinsi lainnya.


Di provinsi-provinsi selain Hubei, prosedur identifikasi dan pelaporan kasus sama 


dengan diagnosis dan rencana terapi revisi keempat, tetapi edisi terkini menekankan 


keamanan transfer dan transfer pasien suspek COVID-19 ke rumah sakit rujukan secepat 


mungkin.


Di Provinsi Hubei, tenaga kesehatan pada semua level dan jenis institusi 


kesehatan diminta untuk segera mengisolasi dan merawat kasus terduga dan kasus 


terdiagnosis secara klinis yang memenuhi definisi kasus tersebut. Setiap kasus terduga 


atau kasus terdiagnosis secara klinis harus diisolasi pada sebuah kamar tunggal. 


Pengumpulan spesimen dilakukan secepat mungkin untuk uji patogen.


Kasus terduga dapat dieksklusi/disingkirkan setelah dua kali berturut-turut tes 


asam nukleat untuk patogen pernapasan hasilnya negatif (interval pengambilan sampel 


minimal sehari).


8 Terapi


Terapi meliputi isolasi, terapi simptomatik, dan pemantauan ketat perubahan 


kondisi, khususnya laju pernapasan dan tingkat saturasi oksigen jari (finger pulse oxygen 


saturation).


Setiap kasus terduga harus ditangani dalam satu kamar tunggal, sementara kasus 


terkonfirmasi dapat ditangani di dalam bangsal yang sama.



Kasus kritis harus dirawat di ICU sesegera mungkin.


Penggunaan antibiotik: penggunaan antibiotik secara blind dan tidak tepat harus 


dihindari, khususnya dalam kombinasi dengan antibiotik spektrum luas.


Pengobatan antivirus: edisi ini menambahkan deskripsi dari “tidak ada terapi 


antivirus yang saat ini terkonfirmasi efektif”. Berdasarkan penggunaan obat inhalasi aerosol 


alfa-interferon dan lopinavir/ritonavir, ditambahkan “atau penambahan ribavirin”. 


Setelah diskusi penuh oleh Kelompok Ahli Penanganan Medis COVID-19 Nasional, 


dosis ribavirin telah disesuaikan menjadi 500 mg setiap kali pemberian untuk dewasa, 


dengan 2 hingga 3 kali infus intravena per hari, karena mempertimbangkan keamanan 


pasien terkait dosis yang tinggi. Perlu diperhatikan juga efek samping lopinavir/


ritonavir, seperti diare, mual, muntah, dan interaksi dengan obat lain.


Kunci untuk mengurangi tingkat fatalitas kasus adalah keberhasilan pengobatan 


kasus parah dan kritis. Pencegahan dan pengobatan komplikasi secara aktif, mengobati 


penyakit utama, mencegah infeksi sekunder, dan memberikan bantuan fungsi organ 


secara tepat. Pasien selalu merasa cemas dan takut sehingga perlu dilakukan konseling 


psikologis.


Tentang pemantauan penyakit, “deteksi sitokin terhadap orang-orang yang telah 


terinfeksi” telah ditambahkan dalam panduan ini.


Bantuan Pernapasan: (1) terapi oksigen: pasien yang parah harus disediakan 


inhalasi oksigen dengan masker wajah atau nasal kanul, dan mengkaji secara berkala


apakah gangguan pernapasan dan/atau hipoksemia membaik; (2) terapi nasal kanul 


aliran oksigen tinggi atau ventilasi mekanis non-invasif: jika gangguan pernapasan 


dan/atau hipoksemia tidak dapat distabilkan melalui terapi oksigen standar, harus 


dipetimbangkan terapi nasal kanul aliran tinggi atau ventilasi non-invasif. Hal yang 


perlu diingat sebagaimana di panduan ini ditekankan bahwa “jika kondisi tidak 


meningkat atau bahkan memburuk dalam waktu singkat (1-2 jam), intubasi endotrakeal 


dan ventilasi mekanik invasif harus dilakukan segera”. (3) Ventilasi mekanik invasif: 


strategi ventilasi pelindung paru (lung protective ventilation) harus digunakan, yang 


berarti volume tidal kecil (4-8 mL/kg berat ideal) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan 


platform <30 cmH2O) pada ventilasi mekanis untuk mengurangi cedera paru terkait 


ventilator. (4) Pada pasien dengan ARDS parah, dianjurkan untuk melakukan ekspansi 


paru. Jika memungkinkan, harus dilakukan ventilasi posisi prone selama lebih dari 12 


jam per hari. Bagi mereka dengan hasil ventilasi posisi prone yang buruk, oksigenasi 





membran ekstrakorporeal (ECMO) harus dipertimbangkan segera jika kondisinya 


memungkinkan.


Bantuan sirkulasi: Prinsipnya resusitasi cairan yang adekuat, meningkatkan 


sirkulasi mikro, menggunakan obat vasoaktif, dan melakukan pemantauan 


hemodinamik jika diperlukan.


Pertimbangan terapi lain: glukokortikoid dapat digunakan dalam terapi jangka 


pendek (3-5 hari) sesuai dengan tingkat keparahan gangguan pernapasan dan 


perkembangan rontgen dada. Dosis metilprednisolon yang direkomendasikan tidak 


boleh melebihi 1-2 mg/kg/hari. Perlu diperhatikan bahwa glukokortikoid dosis tinggi 


akan menunda klirens virus corona karena efek imunosupresif. Injeksi Xuebijing (obat 


tradisional Cina) dapat digunakan untuk terapi dengan pemberian 100 mL/hari secara 


intravena, dua kali sehari. Persiapan mikroekologi dapat digunakan untuk menjaga 


keseimbangan mikroekologi usus dan mencegah infeksi bakteri sekunder. Terapi 


plasma konvalesen juga dapat digunakan. Untuk pasien kritis dengan respon inflamasi 


tinggi, dapat dipertimbangkan teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal bila kondisi 


memungkinkan.


Terapi dengan obat Cina: COVID-19 termasuk dalam kategori penyakit epidemi 


pengobatan tradisional Cina. Penyakit ini disebabkan oleh faktor patogen epidemik, dan 


terletak di paru. Patogenesis utama COVID-19 ditandai oleh kelembaban, panas, racun, 


dan endapan. Daerah yang berbeda dapat merujuk pada skema berikut untuk terapi 


secara dialektik, sesuai dengan kondisi penyakit, karakteristik iklim lokal, dan kondisi 


fisik yang berbeda.


9 Pelepasan Isolasi dan Standar Pemulangan Pasien


Berdasarkan “dengan suhu tubuh normal selama lebih dari 3 hari, dan gangguan sistem 


pernapasan membaik secara signifikan”, dimana “dengan gambaran absorbsi inflamasi yang 


jelas pada rontgen paru” telah ditambahkan dalam revisi panduan ini. Selain itu, pasien 


juga harus memenuhi kriteria hasil negatif dari tes asam nukleat patogen pernapasan 


selama dua kali berturut-turut (interval pengambilan sampel minimal 1 hari). Hanya 


jika pasien memenuhi semua kriteria di atas, pasien dapat dilepaskan dari rumah sakit 


atau dipindahkan ke departemen terkait untuk penyakit lain sesuai dengan kondisi 


mereka


10 Prinsip Pemindahan Pasien


Untuk memastikan keamanan transportasi, pasien harus diangkut dalam 


kendaraan khusus, selain itu para petugas yang membantu pemindahan pasien harus 


menggunakan alat pelindung diri dan disinfeksi kendaraan harus dilakukan.




Pada tanggal 19 Februari 2020, Komisi Kesehatan Nasional Republik Rakyat China 


mengeluarkan Rencana Diagnosis dan Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (Edisi 


Keenam Tentatif). Rencana tersebut dapat diinterpretasi sebagai berikut.


1 Saluran/Jalur/Media Penularan


“COVID-19 terutama ditularkan melalui droplets/percikan dari saluran pernapasan saat 


bersin/batuk dan kontak” diubah menjadi “COVID-19 terutama ditularkan melalui 


droplets/percikan dari mulut saat bersin/batuk dan kontak dekat”. Dengan kata lain, kata 


“dekat” telah ditambahkan di belakang “kontak”. Selain itu, “penularan melalui aerosol 


dimungkinkan ketika manusia telah lama terpapar dengan aerosol konsentrasi tinggi dalam 


ruang yang relatif tertutup” juga ditambahkan.


2 Karakteristik Klinis


Dalam kasus yang parah, selain “berkembang pesat menjadi sindrom gangguan 


pernapasan akut, syok septik, kesulitan dalam memperbaiki asidosis metabolik, dan disfungsi 


perdarahan dan koagulasi”, “kegagalan banyak organ” juga dapat terjadi pada [kasus/


kondisi] yang lebih buruk. 


Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium, ditekankan bahwa “Untuk 


meningkatkan tingkat positif deteksi asam nukleat, dianjurkan untuk mengumpulkan dan 


mempertahankan dahak pada pasien umum kecuali yang dilakukan dengan intubasi trakea 


(sekresi saluran pernapasan bawah harus dikumpulkan); dan semua spesimen harus dikirim dan 


diuji secepat mungkin.”


3 Diagnosis Kasus




















Perbedaan kriteria diagnosis antara Provinsi Hubei dan provinsi lain dihapus dan 


disatukan sebagai “kasus yang diduga” dan “kasus yang terkonfirmasi”.


Ada dua penilaian terhadap kasus yang diduga. Pertama, “pasien memenuhi 


salah satu dari riwayat keterpaparan epidemiologis serta dua manifestasi klinis (demam 


dan/atau gejala pernapasan; memiliki fitur penggambaran pneumonia yang disebutkan 


di atas; pada tahap awal, normal atau penurunan total putih jumlah sel darah dan 


penurunan jumlah limfosit dapat ditemukan). Kedua, “pasien tanpa riwayat paparan 


epidemiologis yang pasti tetapi memenuhi tiga manifestasi klinis (demam dan/atau 


gejala pernapasan; memiliki fitur penggambaran pneumonia yang disebutkan di atas; 



pada tahap awal, normal atau penurunan total jumlah sel darah putih dan penurunan 


jumlah limfosit dapat ditemukan)”. 


Bukti patogen positif diperlukan untuk kasus yang dikonfirmasi (hasil positif dari 


asam nukleat nCoV-2019 oleh fluoresensi RT-PCR real-time, atau urutan gen virus sangat 


homolog dengan nCoV-2019 yang diketahui).


4 Klasifikasi Klinis


Kasus masih dibagi lagi menjadi kasus ringan, kasus biasa, kasus parah, dan kasus 


kritis. “Untuk daerah dataran tinggi (ketinggian di atas 1 kilometer), nilai PaO2/FiO2


harus disesuaikan berdasarkan persamaan PaO2/ FiO2 × [Tekanan Atmosfer (mmHg) / 


760]” ditambahkan dalam deskripsi tekanan parsial arteri oksigen (PaO2)/konsentrasi 


oksigen (FiO2) ≤ 300 mmHg. 


Pasien dengan > 50% perkembangan lesi dalam 24 hingga 48 jam dalam rontgen 


paru harus diperlakukan sebagai kasus yang parah.


5 Perbedaan Diagnosis


Diagnosis banding harus dilakukan sesuai dengan kasus COVID-19 dan NCP 


yang ringan. 


Sebagai contoh, manifestasi ringan yang disebabkan oleh COVID-19 harus 


dibedakan dari infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus lain. NCP harus 


dibedakan dari infeksi pneumonia yang disebabkan oleh virus influenza, adenovirus 


atau virus syncytial pernapasan, dan pneumonia mikoplasma. 


“Khusus untuk kasus yang dicurigai, deteksi antigen cepat, beberapa tes asam nukleat PCR 


dan metode lain harus diadopsi untuk memeriksa patogen pernapasan umum.” disorot dalam 


edisi ini.


6 Identifikasi Kasus dan Laporan 


“Persyaratan penyelesaian untuk kasus diagnosis klinis di Provinsi Hubei” dihapus. 


Selain itu, “Kriteria Pengecualian untuk Kasus yang Diduga” juga dihapus. Standar 


pelepasan isolasi untuk kasus yang dicurigai disesuaikan dengan “Standar Pelepasan 


Isolasi Kasus Terkonfirmasi”.


7 Tindakan (Treatment)


7.1 Tentukan tempat perawatan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit. “Kasus 


yang diduga dan kasus yang dikonfirmasi” dihapus dan “Kasus harus diisolasi dan dirawat di 


rumah sakit yang ditunjuk dengan kondisi isolasi dan perlindungan yang efektif. Kasus yang 


dikonfirmasi dapat dimasukkan ke bangsal yang sama.“ ditambahkan.


7.2 Perawatan antivirus. Deskripsi “tidak ada pengobatan antivirus yang efektif telah 


dikonfirmasi saat ini” dihapus. “Klorokuin fosfat (500 mg untuk dewasa, dua kali per hari)”


dan “Arbidol (200 mg untuk dewasa, tiga kali per hari)” ditambahkan sebagai obat 


percobaan. Kombinasi ribavirin dan interferon atau lopinavir/ritonavir 


direkomendasikan. Kursus pengobatan dengan obat percobaan harus ≤ 10 hari. Efek 


obat percobaan direkomendasikan untuk dievaluasi selama penggunaan klinis. 


Penggunaan simultan dari tiga atau lebih jenis obat antivirus tidak dianjurkan dan 


pengobatan relatif harus dihentikan jika terjadi efek samping yang tak tertahankan.


7.3 Adapun pengobatan untuk kasus yang parah dan kritis, “terapi pemulihan 


plasma” ditambahkan dan direkomendasikan untuk mengobati kasus yang berkembang 


pesat, kasus parah dan kasus kritis. Administrasi dan dosis mengacu pada Rencana 


Terapi Plasma Klinis untuk Penyakit Virus Corona 2019 yang pulih selama Pemulihan 


(Edisi Pertama Tentatif)


7.4 Perawatan lain. “Teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal harus dipertimbangkan 


jika memungkinkan” diubah menjadi “Perubahan plasma, adsorpsi, perfusi, penyaringan 


darah/plasma dan teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal lainnya harus dipertimbangkan 


jika memungkinkan” untuk kasus kritis dengan reaksi inflamasi parah.


7.5 Perawatan Pengobatan China. Rencana Diagnosis dan Perawatan Penyakit 


Virus Corona 2019 (Edisi Revisi Kelima Tentatif) dimodifikasi dan dilengkapi 


berdasarkan pengamatan mendalam dan pengobatan kasus, ringkasan dan analisis 


resep nasional tradisional Pengobatan China, skrining pengalaman dan resep yang 


efektif, dan pengumuman Rekomendasi Sup Paru-Kliring dan Detoksifikasi dalam 


Pengobatan Penyakit Virus Corona 2019 oleh Pengobatan Tradisional Cina dan Barat, 


Rencana Diagnosis dan Perawatan Penyakit Virus Corona Parah dan Kritis 2019 Kasus 


(Edisi Kedua Tentatif), dan Peraturan Manajemen Kasus Virus Corona Ringan dan 


Umum 2019. Klasifikasi tahap penyakit konsisten dengan edisi kelima dan pengobatan 


tradisional Cina dibagi menjadi periode observasi medis dan periode perawatan klinis 


(untuk kasus yang dikonfirmasi), yang selanjutnya dibagi menjadi periode ringan, 



umum, berat, kritis, dan pemulihan. Obat paten China direkomendasikan untuk periode 


observasi terapi medis, sementara resep obat yang biasa digunakan, sup untuk 


membersihkan paru dan sup untuk detoksifikasi dianjurkan untuk digunakan saat 


periode perawatan klinis. Interpretasi dari manifestasi klinis, resep yang 


direkomendasikan dan dosis serta metode asupan disediakan secara terpisah untuk 


periode ringan, umum, berat, kritis, dan pemulihan. Penggunaan khusus obat paten 


China (termasuk injeksi obat tradisional China) untuk kasus yang parah dan kritis 


ditambahkan sementara itu. Daerah yang berbeda dapat merujuk pada resep yang 


direkomendasikan untuk perawatan dialektik sesuai dengan kondisi penyakit, 


karakteristik iklim lokal, dan kondisi fisik yang berbeda.


8 Pelepasan dari Isolasi dan Catatan setelah Pa

Related Posts:

  • corona 1 sejak Desember 2019,  terdiagnosis penyebaran yang epidemik  jumlah pengidap  novel  coronavirus pneumonia (NCP) di Wuhan, Provinsi Hubei,  Berdasarkan Undang-undang Republik Rakyat China (… Read More