Tampilkan postingan dengan label obat 39. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label obat 39. Tampilkan semua postingan

obat 39

 





Derivat pirimidin ini (1965) yaitu  vasodilator kuat dengan kerja langsung terhadap 

dinding arteriole. Mekanisma kerjanya berdasar  aktivasi K+ channel di otot licin 

dan merelaksasinya. Mulai kerjanya cepat, 

yaitu dalam 30 menit dan mencapai puncak 

sesudah  rata-rata 5 jam; efeknya bertahan 2-5 

hari. dipakai  hanya pada hipertensi hebat 

yang resisten terhadap antihipertensiva lain, 

terutama pada penderita pria dengan gangguan ginjal. Harus selalu dikombinasi dengan diuretikum terhadap retensi cairan 

dan b-blocker untuk meniadakan efek kardiovaskular (mirip hidralazin). Antara dosis 

dan efek ada  korelasi baik (kurva curam).

Minoksidil juga merupakan perangsang 

ekskresi kuat dari renin dan aldosteron.

pemakaian nya sebagai perangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan tertentu 

berdasar  hipertrichosis (tumbuh rambut 

berlebihan) yang nampak sebagai efek samping akibat aktivasi dari K+ channel tersebut di atas. Senyawa ini merangsang DNA 

sintesis di foliker rambut, sehingga pertumbuhan rambut diperbaiki. Minoksidil hanya 

efektif pada alopecia androge­netica pada pria 

(botak bundar di ubun-ubun dan ‘teluk’ di 

sisi depan: ‘Jezuits crown’, ‘Geheimrats ecke’).

Pada bentuk kebotakan lain (akibat menua, 

keturunan) tidak ampuh. Juga pada wanita 

dilaporkan efektif ( Ph. Wkbl. 2001: 137:373). 

Efeknya baru nyata sesudah  ±4 bulan pada 

hanya ±30% dari pemakai. Bila penggunaannya dihentikan, pertumbuhan rambut baru 

juga berhenti dalam masa 4 bulan 

Senyawa-senyawa lain yang dapat memperbaiki pertumbuhan rambut yaitu  perintang 5-alfa-reduktase seperti finasterida dan 

dutasterida, sedangkan bagi wanita yaitu  

siproteron yang memblokir reseptor androgen.

Ref.: Coen G. Gho et al., Therapeutische opties bij 

androgenetische alopecia: Ned Tijdschr Geneeskd. 

2011;155:A2535.

Efek sampingnya selain hipertrichosis reversibel, juga tachycardia dan udema (retensi 

garam dan air), yang adakalanya tidak dapat diatasi dengan diuretika kuat (loop diuretika), seperti furosemida.

Dosis: oral semula 1 dd 5 mg, bila perlu 

berangsur-angsur dinaikkan sampai maksimal 2 dd 25 mg. 

Alopecia: larutan 2% dalam propilenglikol/

alkohol (Rogaine) dimasase 2 kali sehari 1 

ml pada kepala yang kering. Adakalanya 

pemakaian  topikal ini pada sebagian orang 

memicu  efek kardiovaskular minimal.




ANTILIPEMIKA

KOLESTEROL 

Kolesterol (Yun.: chole = empedu, stereos = 

padat) yaitu  zat alamiah dengan sifat fisik 

serupa lemak namun  berumus steroida, seperti 

banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol 

merupakan bahan bangun esensial bagi 

tubuh untuk sintesis zat-zat penting, seperti 

membran sel dan bahan isolasi sekitar serat 

saraf, begitu pula hormon kelamin dan anakginjal, vitamin D serta asam empedu.Kolesterol 

ada  pula dalam lemak hewani, kuning 

telur dan batu empedu. 

Resorpsinya dari usus hanya terjadi bila ada 

cukup asam empedu untuk mengemulsinya. 

Tergantung dari susunan makanan, a.l. 

jumlah kandungan kolesterol, lemak hewani 

dan serat nabati setiap hari dapat diserap 

sebanyak 200-600 mg kolesterol. Di samping 

itu tubuh, terutama hati, membentuk 700-

1.000 mg kolesterol sehari untuk memenuhi 

kebutuhannya.

Sintesis. Dalam keadaan normal hati melepaskan kolesterol ke darah sesuai kebutuhan. 

namun  bila diet mengandung terlampau banyak kolesterol atau lemak hewani jenuh 

maka kadar kolesterol darah akan meningkat.

sesudah  diserap tubuh, sebagian lemak dan 

minyak dalam bahan pangan dipakai  

sebagai sumber energi, melalui reaksi penguraian: CO2

 + H2

O + kalori. Zat-zat perombakan lainnya di dalam hati dipakai  lagi 

untuk sintesis kolesterol dan lemak lain. 

Sintesis endogen ini disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya selama berpuasa atau 

bila ada  banyak kolesterol dalam pangan, maka pembentukannya berkurang. 

Sebaliknya, bila kadar asam empedu menurun, sintesisnya meningkat untuk dibiotransformasikan menjadi asam empedu lagi. 

Lazimnya, ±2/3 dari kolesterol tubuh disintesis secara endogen, hanya 1/3 berasal dari 

pangan (eksogen). Sebagian orang yang genetik

cenderung membentuk banyak kolesterol 

endogen, terlepas dari dietnya, merupakan 

pasien hiperkolesterolemia familial.

Kolesterol dan telur. Sejak lama telah dicurigai bahwa telur dapat meningkatkan 

kadar kolesterol darah, maka asupannya 

harus dibatasi sampai 1 butir telur seminggu. 

Sekarang ini diketahui bahwa orang sehat 

dapat setiap hari mengonsumsi telur tanpa 

meningkatkan risiko PJP atau stroke (JAMA 

1999; 281: 1387-94 dan BMJ 1999; 318: 1094). 

Mungkin sekali kadar asam lemak jenuh 

yang tinggi dalam telur juga memegang 

peranan dalam kasus ini. Lihat selanjutnya 

Bab 54, Dasar-dasar diet sehat; Kolesterol.

LIPOPROTEIN 

Lipida darah terutama terdiri atas kolesterol, 

trigliserida (minyak), asam lemak bebas dan

fosfolipida, yang semuanya tidak dapat larut 

dalam darah (> 50% terdiri dari air). 

Oleh sebab  itu lipida diangkut melalui 

plasma darah dalam inti partikel-partikel 

yang memiliki kulit (shell) hidrofil yang terdiri atas fosfolipida dan kolesterol bebas. 

Lapisan permukaan ini juga terdiri atas protein yang disebut apolipoprotein atau apoprotein

yang berfungsi sebagai “etiket” (label) untuk 

reseptor-reseptor sel. Senyawa kompleks dengan protein transpor ini disebut lipoprotein, 

suatu makromolekul yang dapat bercampur 

baik dengan darah. Sekitar dua per tiga dari 

plasma lipoprotein disintesis dalam hati



Ada beberapa jenis lipoprotein yang sesuai 

kandungan lipidanya dibagi dalam beberapa 

komponen sebagai berikut.:

– chylomicron yang dibentuk di dinding 

usus dari trigliderida dan kolesterol berasal dari makanan. Kemudian TG ini 

dihidrolisis oleh lipoproteinlipase dan 

sisanya diekskresi oleh hati

– VLDL (very low density lipoprotein) dari 

hati, yang bersama chylomicron mengangkut sebagian besar TG dan asam 

lemak bebas ke jaringan otot dan lemak. 

Berat jenis VLDL rendah sekali, memiliki 

diameter dari 40-100 nm dan cukup besar 

untuk mengeruhkan larutan plasma. 

Hampir seluruh partikel LDL dibentuk 

dari VLDL.

– LDL(low density lipoprotein) mengangkut 

sebagian besar (±70%) kolesterol darah 

dari hati yang memiliki reseptor-reseptor 

LDL ke jaringan. Proses penarikan LDL 

dari plasma melalui reseptor-reseptor 

ini merupakan mekanisme utama dalam 

pengendalian nilai LDL. Dalam hal tertentu, oksi-LDL, yakni kolesterol yang 

telah dioksidasi oleh radikal bebas, dapat 

mengendap pada dinding pembuluh dan 

mengakibatkan atherosclerosis, lihat di 

bawah. 

– HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut kelebihan kolesterol (dan asam 

lemak) - yang tidak dapat dipakai  

oleh jaringan perifer- kembali ke hati 

untuk diubah menjadi asam empedu. 

Dengan bantuan enzim LCAT (= lecithine 

cholesterol acyl-transferase), oksi-LDL yang 

telah terendap pada dinding pembuluh „dilarutkan“ (secara kimiawi: pembentukan ester dengan lesitin) dan juga 

diangkut ke hati. HDL memiliki berat 

jenis tertinggi.

HDL juga disebut sebagai lipoprotein 

yang melindungi terhadap CHD, oleh 

sebab  itu sebaiknya nilai kadar HDL 

tinggi. Mekanisme perlindungan dari 

HDL terdiri dari apa yang disebut reverse 

cholesterol transport, yaitu suatu proses 

pa-damana kelebihan kolesterol dari selsel di transpor ke hati untuk selanjutanya 

diekskresi. HDL juga melindungi terha

dap atherogenesis melalui mekanisme lain, 

yaitu yang berhubungan dengan proses 

anti-peradangan, anti-oksidatif, anti-agregasi dari pelat darah dan antikoagulan.

Ref.: deGoma EM et al. Beyond high-density 

lipoprotein cholesterol levels. J Am Coll Cardiol, 

2008, 51:2199-2211.

Partikel-partikel lipoprotein (chylomicron dan VLDL) tidak bersifat aterogen 

sebab  ukurannya yang besar (diameter 

30-500 nm) tidak memungkinkan menembus dinding saluran darah. Sebaliknya 

partikel LDL (diameter 18-25 nm) dapat 

dengan mudah menembus dinding arteri dan menjadi penyebab utama dari 

atherosclerosis. HDL yang memiliki partikel terkecil (diameter 5-12 nm) mampu 

mengangkut kolesterol dari dinding arteri, yang merupakan dasar dari sifat antiaterogennya.

* Apolipoprotein (apo) yaitu  komponen 

protein penting dari pelbagai lipoprotein, di 

samping fraksi lipida ini  di atas. Apo ini 

berfungsi a.l. sebagai ligand (‚label‘, etiket) bagi 

pengikatan pada reseptor LDL. Ada lima 

jenis, yakni apo-A, B, C, D dan E, dengan 

sub-kelasnya. Selain fraksi-fraksi lipida, juga 

apo-B dan apo-AI (protein dalam masingmasing VLDL/LDL dan HDL) ternyata 

bersifat aterogen kuat dan juga merupakan 

indikator risiko bagi PJP.

HIPERLIPIDEMIA (HLD)

Hiperlipidemia (lebih tepat hiperlipoproteinemia)

yaitu  keadaan, pada mana kadar lipoprotein 

darah meningkat akibat predisposisi genetik 

(keturunan) (hiperlipidaemia primer) dan/

atau yang berhubungan pula dengan diet 

individual (diet berkalori tinggi, lemak jenuh 

dan kolesterol).

Untuk hiperlipidemia primer dapat dibedakan dua jenis, yaitu:

- hiperkolesterolemia dengan peningkatan 

kadar LDL (dan kolesterol total).

Gangguan pada metabolisme lemak ini 

merupakan gangguan yang paling umum dan 

±5% dari kasus yaitu  familial (keturunan), 

namun  dalam 95% dari kasus tidak diketahui 

pemicu nya .

- hipertrigliseridemia, pada mana kadar TG 

meningkat.

Chylomikron dibentuk dari asam lemak 

berasalkan trigliserida dan kolesterol asupan 

makanan yang diabsorpsi di usus kecil oleh 

sel-sel epitel di dinding usus dan terdiri 

untuk ±85% dari TG dan hanya ±4 % dari 

kolesterol. Dalam kapiler jaringan otot dan 

jaringan lemak, TG dirombak di bawah 

pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk 

yang masih mengandung banyak TG dan 

kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih 

lanjut oleh hati. namun  bila sebab  sesuatu 

sebab pengolahan tidak sempurna, maka 

sisanya sesudah  makan masih bersirkulasi 

dalam darah untuk jangka waktu lama. De

mikian terjadinya hipertrigliseridemia. Jenis 

HLD ini dapat ditentukan dengan naiknya 

kadar chylomikron segera sesudah  makan. 

Pada umumnya gangguan ini jauh hari sudah 

memicu  bentuk atherosclerosis serius 

dan timbulnya masalah sekitar usia 30 tahun.

Kadar trigliserida yang meningkat di antara 

150-400 mg/dl cukup memprihatinkan sebab  sering kali merupakan bagian dari gejala 

metabolisme yang berhubungan dengan 

resistensi insulin, kegemukan, tekanan darah 

tinggi dan meningkatnya risiko akan CVD. 

Oleh sebab  itu penderita dengan resistensi 

insulin harus diwaspadai mengenai kadar 

trigliseridanya, walaupun kadar kolesterol 

totalnya normal.

Hipertrigliseridaemia hebat (kadar trigliserid >1000 mg/dl) perlu diobati untuk menghindari pankreatitis.

Nilai normal dan yang meningkat

Nilai kolesterol normal sangat bervariasi secara geografis. Di negara-negara Asia-Afrika, 

makanan sehari-hari umumnya mengandung 

lebih sedikit kalori, lemak hewani dan protein. 

Dengan demikian nilai ini  umumnya 

lebih rendah dibandingkan dengan negaranegara Barat, misalnya kadar kolesterol total

masing-masing ±3,9 mmol/l (= 150 mg%) 

dan ±5,2 mmol/l (= 200 mg%). Pada tabel 

36-2 diberikan angka-angka yang dianggap 

normal bagi negara kita  dan negara-negara 

Barat, serta nilai yang meningkat. 

Semua bayi dilahirkan dengan kadar kolesterol rata-rata 80-100 mg% (2-2,6 mmol/l) 

yang selama pertumbuhan berangsur-angsur 

naik sampai ±150 mg% (3,9 mmol/l). Di 

negara berkembang, pada umumnya kadar 

menetap di tingkat ini, sedangkan di negara 

Barat nilainya terus meningkat sampai ratarata 220 mg% (5,8 mmol/l). Kenaikan tersebut secara fisiologis tidak normal dan diperkirakan ada hubungan kausal dengan 

susunan makanan yang tidak tepat, khususnya mengandung terlampau banyak 

lemak jenuh. 

Penggolongan 

Sejak 1967 dipakai  klasifikasi menurut 

Fredrickson untuk membedakan jenis-jenis 

hiperlipidemia. Klasifikasi ini memperlihatkan 5 tipe berdasar  kelainan lipoprotein (kecuali HDL). Tipe I dan III sangat 

jarang ditemukan, tipe II dan IV paling 

sering ada . Kegunaan klasifikasi ini 

agak terbatas, sebab  dikenal juga bentuk 

campuran; lagi pula hanya menggambarkan 

peta lipoprotein yang ada  dalam plasma 

dan bukan penyakit atau mekanisme patogenesisnya. Maka sekarang ini penggolongan 

ini  sudah banyak terdesak oleh pembagian atas dasar sebab terjadinya hiperlipidemia (fungsional/genetik) yang klinis dianggap lebih penting. Klasifikasi dari Goldstein ini memungkinkan pembagian gangguan-gangguan familial berdasar  kelainan komponen lipida yang mudah ditentukan 

dalam laboratotium, sebagai berikut:

a. kelainan dari VLDL dan chylomicron - 

hipertrigliseridemia tersendiri

b. kelainan dari LDL-hiperkolesterolemia 

tersendiri

c. kelainan dari HDL

d. hiperlipidemia campuran a + b

Jenis-jenis hiperlipidemia yang dapat terjadi 

yaitu :

a. HLD keturunan. Dalam jumlah kecil 

(2-3% dari penduduk), HLD bersifat familial akibat kelainan genetik yang memengaruhi langsung metabolisme lipida. Misalnya, pembentukan LDL ditingkatkan atau kekurangan reseptor LDL

yang berakibat LDL tidak diserap oleh 

sel. Tipe IIa yaitu  sama dengan hiperkolesterolemia familial, yang kerapkali 

sudah ada sejak lahir. Hipertrigliseridemia familial dan bentuk kombinasinya 

adakalanya terjadi.

b. HLD akibat susunan pangan (terlampau 

banyak lemak jenuh dan terlampau sedikit 

sayur-mayur) biasanya memicu  

HLD tipe II dan IV dengan kenaikan LDL 

dan/atau VLDL. Bentuk ini dapat diatasi 

dengan diet kalori rendah, yang miskin 

kolesterol-TG dan kaya akan asam lemak 

poly-unsaturated (lihat Bab 54. Dasar-dasar 

diet sehat). Bila diet ini tidak memberikan 

hasil, barulah dipakai  obat-obat sesuai 

tabel.

c. HLD sekunder akibat penyakit, misalnya diabetes, hipotirosis, insufisiensi ginjal menahun, obesitas, penyakit hati tertentu. Atau akibat pengobatan dengan 

misalnya hormon (obat-obat KB), kortikosteroida, diuretika tiazida dan betablocker. Lazimnya gangguan ini akan 

sembuh sesudah  pemicu nya  dihilangkan. Antilipemika biasanya tidak dipakai , kecuali mungkin pada penderita 

diabetes, yang risiko atherosclerosisnya 

sangat besar sebab  sistem pembuluhnya 

kurang kuat.

Gejala

Sering kali HLD tidak memperlihatkan 

gejala nyata, adakalanya xanthomata, yaitu 

lapisan kuning (Yun. xanthos) pada kulit, 

khususnya pada kelopak mata dan siku. 

Hiperkolesterolemia familial biasanya 

sudah menjadi manifes pada usia muda, 

antara 20 - 40 tahun, dalam bentuk angina 

pectoris dan infark jantung.

Faktor risiko

Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia merupakan faktor risiko bagi atherosclerosis dan 

akhirnya penyakit jantung dan pembuluh

(PJP), khususnya angina dan infark jantung. 

Faktor-faktor risiko terpenting dari CHD 

yaitu  kadar LDl yang tinggi, kadar HDL 

yang rendah, merokok, adipositas, tekanan 

darah tinggi, diabetes tipe 2, usia yang meningkat dan riwayat CHD dari keluarga. 

Petunjuk-petunjuk utk mengurangi faktor 

risiko terdiri dari a.l. olah raga (berjalan kaki cepat 20-30 menit sehari atau 150 menit 

dalam seminggu), pola makan sehat yang 

terdiri dari mengurangi konsumsi le-mak, 

menghindari trans-fat, makan ikan berlemak 

2 kali atau lebih dalam seminggu dan komsumsi makanan yang kaya akan asam alfalinolenik seperti minyak kanola dan minyak 

kacang kedele, serta mengurangi minuman bergula. Anak-anak juga harus dibekali 

petunjuk-petunjuk demikian sebab  kelakuan/kebiasaan mengenai kesehatan yang 

buruk diperoleh pada waktu anak-anak. 

Ref.: Lloyd-Jones et al., Defining and setting national goals for cardiovascular health 

promotion and disease reduction. Circulation, 2010, 121:586-613.

– Stres juga memegang peranan nyata, 

terutama pada orang dengan struktur 

kepribadian tipe A. Menurut peneliti Friedman & Rosenman, orang tipe A bersifat 

sangat ambisius dan bersemangat berlebihan, tidak sabaran, bekerja keras 

dan cepat. Mereka lebih besar risikonya 

mengidap PJP daripada orang tipe B

yang lebih santai dan tenang, tidak selalu 

sibuk dan tidak tergesa-gesa.

– LDL tinggi (>175 mg%) yaitu  faktor 

risiko terpenting, terlebih pula bila TG 

meningkat (>310 mg%). LDL dapat diturunkan dengan a.l. penurunan berat badan dan diet dengan mengurangi lemak 

jenuh dan kolesterol serta peningkatan 

asupan lemak tak-jenuh, serat dan protein 

nabati. 

– HDL rendah (<35 mg%) dapat disebabkan 

oleh merokok, obesitas dan kurang 

gerak badan, juga akibat obat-obat se-perti diuretika dan β-blocker, hormon 

kelamin (anabolika) dan hormon stres

(adrenalin dan kortisol). 

Faktor-faktor baik

Banyak studi membuktikan bahwa HDL 

tinggi (> 60 mg%) memiliki fungsi pelindung

terhadap PJP, mungkin sebab  khasiatnya 

dapat ‚melarutkan‘ endapan kolesterol pada 

dinding pembuluh sehingga menghindari 

pembentukan atheroma. 

Peningkatan HDL dapat dicapai dengan 

melakukan olahraga intensif, menurunkan berat 

badan dan berhenti merokok. HDL yang meningkat juga ditemukan pada mereka yang 

sekali-kali minum alkohol dalam jumlah kecil dan bila kadar vitamin C di lekosit tinggi. 

HDL dinamakan juga ‘kolesterol baik’, 

sedangkan nama julukan LDL yaitu  ‘kolesterol buruk’.

*Alkohol. Efek pelindung dari minum alkohol dalam jumlah kecil (bir, anggur 1-3 

konsumsi sehari) terhadap PJP dan risiko 

meninggal terutama didasarkan atas peningkatan HDL (dengan 10-20%). Sifat alkohol lainnya yang juga memegang peranan yaitu  pelebaran pembuluh, efek fibrinolitis (melarutkan fibrin) dan pengurangan 

kecenderungan beku darah. Dalam anggur 

merah pemeran penting yaitu  kandungan 

bioflavonoida (polifenol) yang berkhasiat antioksidans dan menghambat oksidasi LDL.

* Perbandingan kolesterol total : HDL. 

Telah ditentukan bahwa kadar HDL sangat 

penting untuk memperkirakan risiko PJP, 

misalnya bila kadar HDL < 35 mg%, maka 

risiko ini  akan sangat meningkat. Hendaknya kadar HDL setinggi mungkin agar 

atheroma dapat dilarutkan, dengan dibantu oleh penurunan kadar LDL. Para ahli 

sependapat bahwa kuosien kolesterol total 

(= HDL + LDL + VLDL + kolesterol bebas) : 

HDL-kol merupakan peramal risiko PJP yang 

lebih baik. Kuosien sebaiknya < 4,5; semakin 

rendah kuosien ini, semakin kecil risiko 

ini . 

* Antihipertensiva. Sejumlah obat hipertensi, 

yakni diuretika tiazida dan kebanyakan betablocker memengaruhi kuosien ini  secara buruk, maka pemakaian  jangka panjangnya disangsikan. namun  pada tahun 

1990-an telah dipastikan bahwa obat-obat itu 

justru memperkecil risiko meninggal akibat 

PJP; mengenai obat hipertensi lainnya hal ini 

belum ditentukan dengan jelas.

ATHEROSCLEROSIS (AS)

Atherosclerosis (Yun. athere = bubur, skleros

= keras), juga disebut pengapuran dinding 

pembuluh, yaitu  gangguan arteri besar dan 

sedang yang bercirikan bengkak lokal pada 

lapisan-dalam (intima) dan pengerasan pada 

lapisan-tengah (media) dinding pembuluh. 

Bengkak itu terdiri dari oksi-LDL yang telah 

mempenetrasi sel-sel intima, endapan kapur, 

fibrinogen serta jaringan ikat dan disebut 

atheroma(bengkak berisi zat lunak seperti 

bubur). 

Etiologi. Di negara-negara Barat kasus atherosclerosis (AS) sering ditemukan, hingga 

banyak orang menganggapnya sebagai proses 

menua normal. Proses terjadinya gangguan 

ini kebanyakan sudah dimulai pada orang 

dewasa muda usia 20-30 tahun dengan munculnya ‘fatty streaks’ pada intima. Fatty streaks

yaitu  bercak-bercak yang terdiri dari selsel busa berisi lemak yang menumpuk di 

intima. Pada fase selanjutnya oksi-LDL dan 

garam kalsium, sel-sel radang dan jaringan ikat

tertimbun pada streaks ini  yang lalu 

diselubungi dengan jaringan otot-polos. Fase 

ini dapat berlangsung selama puluhan tahun 

tanpa gejala, padamana streaks menebal 

sampai 2-3% setahun. Akhirnya antara 

usia 50-60 tahun terjadi plaques aterosklerotik, plak/lempeng tebal yang menyumbat 

pembuluh hingga lubangnya menyempit 

sampai 30% dan penyaluran darah sangat 

terhambat. Lagipula kelenturannya sangat 

berkurang. Baru pada saat itu muncullah 

gangguan serius dan tergantung dari lokasi 

penyumbatannya dapat timbul beberapa gejala mis. angina, infark jantung dan stroke. 

Insidensi dan parahnya gangguan-gangguan 

ini diperhebat oleh faktor-faktor risiko lain 

seperti merokok, hipertensi, diabetes, riwayat keluarga atau riwayat kesehatan sendiri bila 

pernah mengidap penyakit jantung atau 

pembesaran bilik jantung kiri. 

Peradangan dinding pembuluh ternyata berperan penting pada komplikasi AS. Lihat 

juga Bab 37. Infark jantung.

Penanganan hiperlipidemia. Atherosclerosis 

yang sudah terbentuk pada hakikatnya tidak 

bisa ditiadakan dengan pengobatan. namun  

riset menunjukkan bahwa penurunan kolesterol 

total dengan antilipemika dapat “melarutkan” 

plak aterosklerotik (‘regression’). Untuk ini peningkatan HDL yaitu  lebih esensial daripada penurunan LDL. Selain kombinasi damar (resin) dengan asam nikotinat, terutama

penghambat reduktase (statin), dapat memicu  regresi ini .

Dalam situasi gawat tertentu dapat dilakukan rekanalisissi dari arteri yang telah 

tersumbat oleh atheroma (metode dr Dotter, 

‘dottering’- stent), atau dalam kasus berat 

bedah bypass. Lihat selanjutnya Bab 37, sub 2, 

Angina pectoris.

Bagi kebanyakan orang penyesuaian pola 

hidup dan diet sehat lebih bermanfaat untuk 

menurunkan kadar kolesterol yang tinggi 

dan mengurangi risiko gangguan vascular 

daripada pemakaian  obat-obat dan juga 

lebih murah.

* Diet penurunan lipid. Unsur-unsur utama 

yang berkaitan dengan cara ini yaitu :

– kurangi pemasukan lemak (sampai ±30% 

dari energi total) ;

– misalnya kurangi asupan produk-produk 

dari susu (dairy) dan daging (susis, kornet) yang merupakan sumber utama 

lemak jenuh untuk diganti dengan ikan 

dan unggas

– substitusi minyak jenuh dengan minyak 

mono/poly-unsaturated (minyak olive, 

kembang matahari, jagung atau kedele)

– kurangi asupan kolesterol dengan menghindari a.l. jeroan, hati, otak dan lain-lain.

– tingkatkan asupan serat, mis. sayuran, buahbuahan, sereal murni dan lain-lain.

– kurangi asupan alkohol, sebab  bila berlebihan merupakan sebab penting dari 

hiperlipidemia sekunder dan mengakibatkan parahnya gangguan primer

– kurangi berat badan. Obesitas yang 

sendirinya sudah merupakan faktor 

risiko gangguan kardiovaskuler, juga 

mengakibatkan lebih parahnya gangguan 

hiperlipidemia

– gunakan makanan yang mengandung 

ester stanol. Stanol tumbuhan, seperti 

margarin khusus (Benecol), mengurangi 

absorpsi kolesterol dari saluran cerna. 

Mekanismenya yaitu  stanol menempati 

titik-titik dalam misel yang mengantar 

lipid ke sel-sel mukosa lambung-usus.

Pengobatan HLD

* HLD ringan (dengan nilai kolesterol ±240 

mg% atau TG ±310 mg%) akibat susunan 

makanan yang keliru, biasanya dimulai dengan diet. Bahan makanan hendaknya miskin 

lemak jenuh dan kolesterol serta kaya serat nabati

(±200 g sayuran + 2-3 butir buah-buahan 

sehari). Dengan diet ini  dapat dicapai 

penurunan kolesterol ±10%.

* HLD berat. Bila hasilnya belum memuaskan 

atau bila kadar kolesterol > 310 mg% perlu 

diberikan suatu obat antilipemik, yaitu damar, 

statin atau kombinasinya. Derivat nikotinat

juga dapat dipakai . Pada hiperlipidemia 

jenis familial dianjurkan suatu statin. 

* Hipertrigliseridemia (> 310 mg%) dapat 

efektif diobati dengan fibrat yang menghambat masuknya chylomikron dari usus 

ke darah dan mengaktivasi proteinlipase. 

Damar tidak dianjurkan sebab  peningkatan 

produksi VLDL mengakibatkan kenaikan 

kadar TG.

ANTILIPEMIKA

Antilipemika yaitu  obat-obat yang dapat 

menurunkan kadar kolesterol dan/atau TG 

darah yang tinggi. Obat-obat ini  tersedia dalam 4 kelompok utama:

a. Damar penukar anion/pengikat asam empedu: kolestiramin dan kolestipol (sequestrant

asam empedu) yang merupakanobat-obat 

penurun kolesterol tertua.  Berkhasiat mengikat asam empedu sehingga sekresi kolesterol ditingkatkan. Khususnya menurunkan LDL-kolesterol (tipe 

IIA) dan kolesterol total dengan 8-15%, bersama nikotinat sampai 40% dan bekerja 

sinergistik dengan penghambat-HMG-CoA reduktase. Kombinasi terakhir mampu menurunkan kadar LDL-kolesterol dengan 50-

60%! Penelitian telah menunjukkan bahwa 

kolestiramin menurunkan insidensi gangguan kardiovaskuler pada penderita hiperkolesterolemia (Lipid Research Clinic trial). Zat 

ini tidak di-absorpsi dari saluran cerna dan 

aman dalam pemakaian  jangka lama. Tidak 

bekerja terhadap HDL, sedangkan TG dan 

VLDL dapat meningkat!

Juga telah dilansir colesvelam (WelChol)

suatu sekwestran asam empedu yang efektif 

dengan dosis 4-6 dd 625 mg.

b. Asam nikotinat (niacin) dan acipimox terutama menurunkan TG dan VLDL, efeknya 

terhadap kolesterol total dan LDL lebih ringan. Berhubung efek sampingnya yang tidak nyaman (vasodilatasi pembuluh muka, 

flushing) khusus dipakai  sebagai obat 

tambahan pada damar dan fibrat.

c. fibrat: klofibrat, simfibrat, fenofibrat dan bezafibrat. Berkhasiat menurunkan TG dan 

VLDL dengan kuat, kolesterol total hanya 

sedikit. LDL dapat diturunkan pula, sedangkan HDL dinaikkan sedikit, kecuali gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat.

(Helsinki Heart Study). Obat-obat ini dapat 

menurunkan secara efektif terutama kadar 

TG yang tinggi (±30%) berdasar  penghambatan pemasukan chylomikron dari 

usus ke darah dan aktivasi lipoproteinlipase yang meningkatkan katabolisme dari 

lipoprotein yang kaya akan TG. Juga diguna

-kan pada HLD campuran. Singkatnya fibrat meningkatkan kadar HDL (±10%) dan 

menurunkan kadar LDL dengan 10-15%.

d. statin:lovastatin, simvastatin, pravastatin, 

atorvastatin dan rosuvastatin.

Obat yang paling ampuh dan “best-tolerated” untuk pengobatan dislipidemia yaitu  

statin, yang termasuk dalam kelompok obatobat penghalang kompetitif dari HMG-CoA 

reduktase.

Dosis tinggi dari statin yang lebih ampuh 

seperti atorvastatin, simvastatin dan rosuvastatin juga dapat menurunkan kadar trigliserida tinggi (akibat kadar VLDL yang 

meningkat).

Pertama kali statin di isolasi dari mold 

Penicillium citrinum di tahun 1976 oleh Endo 

c.s. dan merupakan senyawa yang merupakan 

penghalang dari sintesis kolesterol. Mekanismenya sebagai penghalang HMG-CoA 

reduktase di temukan berdasar  penelitian 

oleh Brown dan Goldstein.

Statin pertama yang disetujui penggunaannya bagi manusia yaitu  lovastatin yang 

kemudian disusul oleh derivat lovastatin 

yaitu pravastatin dan simvastatin, sedangkan 

atorvastatin, fluvastatin, rosuvastatin dan pitavastatin yaitu  senyawa sintetik. 

Senyawa penghambat-reduktase (HMGCoA-reductase-inhibitors) ini berkhasiat menurunkan sintesis kolesterol endogen dalam 

hati dan dengan demikian terjadi penurunan 

kolesterol total dengan kuat, LDL (±30-40%), 

TG dan VLDL lebih ringan, sedangkan HDL 

dinaikkan. Dapat dikombinasi dengan damar 

untuk pengobatan hiperlipidemia yang parah. Statin juga berkhasiat antitrombotik, 

anti-aritmia dan antiradang dengan menghambat sitokin-sitokin tertentu.

Efek samping pada umumnya ringan, a.l. 

nyeri otot (2-11%, myopathie) reversibel, yang 

adakalanya menjadi gangguan otot parah 

yang disebut (statin-induced) rhabdomyolysis.26

Risiko myopathy dan rhabdomyolysis meningkat dengan meningkatnya dosis statin 

dan kadar plasma. Risiko ini juga meningkat 

pada usia lanjut, disfungsi hati/ginjal dan 

diabetes. Juga beberapa obat yang dipakai  

bersamaan dapat meningkatkan risiko akan 

myopathy, seperti fibrat-fibrat (gemfibrozil), 

digoksin, warfarin dan antibiotika makrolida. 

Ref. Thompson et al. Statin-associated myopathy, JAMA, 2003, 289: 1681-1690

Pada tahun 2001 cerivastatin (Lipobay) 

telah ditarik dari peredaran oleh Bayer, sebab  kombinasinya dengan gemfibrozil meningkatkan risiko akan gangguan fatal ini. Juga terapi kombinasi senyawa statin lain 

dan fibrat (mis. fenofibrat-pravastatin) dapat 

memicu  gangguan ini yang ditandai 

nyeri dan lemah otot mendadak, gejala flu dan 

urin berwarna gelap.18 19 Efek samping yang 

paling sering terjadi dan berupa rasa letih 

dan nyeri otot, terutama dari bokong dan 

tungkai atas, disebabkan oleh berkurangnya kadar ko-enzim Q10(ubikinon) yang 

pembentukannya turut dirintangi oleh statin. Semakin tinggi dosis statin, semakin besar defisiensi Q10, yang merupakan antioksidan terpenting yang melindungi LDL 

terhadap oksidasi. Sekitar 5-10% dari pengguna statin (manula dan penderita gagal 

jantung, Corona study, 2003-6) menghentikan 

terapinya sebab  efek ini  di atas. Oleh 

sebab  itu untuk menghindarinya kalangan 

komplementer menganjurkan untuk selalu 

menambahkan Q10 pada terapi dengan statin; 

dosisnya 1-3 dd 100 mg.

Kolesterol tubuh disintesis dalam hati 

maksimal menjelang tengah malam sampai 

pukul 02.00 subuh. Oleh sebab  itu statin 

dengan t1/2< 4 jam harus diminum pada 

malam hari, terkecuali atorvastatin (Lipitor) 

dan rosuvastatin (Crestor). 

Wanita hamil tidak boleh memakai nya 

sebab  statin berefek teratogen, lagipula kolesterol mutlak dibutuhkan bagi pengembangan janin.

pemakaian  statin juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko diabetes (Journal 

of the American College of Cardiology), namun  

benefit dari statin lebih diutamakan pada 

pasien dengan risiko gangguan kardiovaskuler.

Risiko diabetes ini lebih jelas pada statin yang berefek kuat (rosuvastatin ≥10 mg, 

atorvastatin ≥20 mg dan simvastatin ≥40 

mg) terutama pada 4 bulan pertama dipakai nya.

Ref. BMJ. 2014;348:g3244

e. Obat lainnya. Neomisin sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan damar, bawang putih, minyak ikan dan sterol serta stanol nabati. Kedua zat terakhir termasuk kelompok penghambat absorpsi kolesterol yang 

berkhasiat menurunkan LDL kolesterol.

Bawang putih memiliki a.l. khasiat antiaterogen, menurunkan LDL, menghambat 

agregasi trombosit dan menurunkan tekanan 

darah. Maka sangat berguna sebagai obat 

tambahan pada penanganan dan pencegahan 

atherosclerosis dan PJP.

Minyak ikanmengandung dua jenis asam 

lemak omega-3 dengan 5/6 ikatan tak-jenuh 

(poly-unsaturated fatty acids, PUFA), yaitu 

EPA (eicospentaenic acid) dan DHA (docosahexaenic acid). Kedua PUFA ini memiliki 

banyak khasiat, a.l. menurunkan kadar TG

darah namun  efeknya terhadap HLD belum 

dipastikan. Lihat selanjutnya Bab 54. Dasardasar Diet Sehat.

MONOGRAFI

1. DAMAR PENGIKAT ASAM 

EMPEDU

1a. Kolestiramin:Questran

Secara kimiawi damar penukar ion ini 

(1961) yaitu  polistiren dengan gugusan 

-NH4

 kwaterner, yang tidak diresorpsi oleh 

usus. Berkhasiat menurunkan LDL dan 

kolesterol total, berdasar  pengikatan asam 

empedu dalam usus halus menjadi kompleks 

yang dikeluarkan melalui tinja. Tanpa asam 

empedu, kolesterol tidak diserap lagi. Kadar 

asam empedu dalam plasma menurun dan 

hati distimulasi untuk meningkatkan sintesis 

asam ini dari kolesterol. Efeknya yaitu  

turunnya LDL rata-rata dengan 25%.

pemakaian nya pada hiperkolesterolemia 

tertentu sedangkan pada tipe lain biasanya 

dikombinasi dengan klofibrat atau nikotinat 

sebab  tidak efektif terhadap VLDL. Bila 

dalam waktu 2-3 bulan hasilnya kurang baik, 

terapi hendaknya dihentikan. pemakaian  

lainnya yaitu  pada penyakit kuning 

tertentu (hepatitis) dengan gatal-gatal hebat 

akibat terhambatnya ekskresi asam empedu 

oleh hati. Juga pada diare yang disebabkan 

ada nya terlalu banyak garam empedu di 

usus besar.

Efek sampingnya berupa gangguan lambung-usus, terutama obstipasi. Rasanya tidak 

enak. Resorpsi dari vitamin A, D, E dan K 

dapat berkurang, begitu pula obat-obat lain 

yang diminum bersamaan waktu, maka sebaiknya obat-obat demikian diminum 1 jam 

sebelum kolestiramin. Pada pemakaian  lama, dianjurkan suplesi vitamin-vitamin tersebut.

Dosis: permulaan 4 g ½ jam a.c. dicampur 

dengan ±150 ml air (jangan diminum sebagai 

zat padat), berangsur-angsur dinaikkan sampai 1-2 dd 8 g. Pada gatal-gatal: permulaan 12-

16 g, lalu 4-8 g sehari, pada diare: 4 dd 4 g.

1b. Kolestipol: Colestid

Penukar ion ini dengan rumus kopolimer 

triamin (1969) memiliki khasiat dan efek 

samping yang sama dengan kolestiramin; 

perbedaannya yaitu  tidak berbau dan tanpa 

rasa. dipakai  pada hiperkolesterolemia dan 

pada intoksikasi digitoksin. Kombinasinya dengan nikotinat dapat menurunkan kolesterol 

sampai 45%. 

Dosis: permulaan 1-2 dd 5 g d.c. dicampur 

dengan air atau jus, untuk pemeliharaan 5-30 

g sehari. 

Catatan: Pada pemakaian  terus-menerus, 

kadar kolesterol bisa meningkat.

2. DERIVAT NIKOTINAT

2a. Asam nikotinat: niacin

Asam piridin-3-karbonat ini (1913) berkhasiat menurunkan LDL dan VLDL, sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya diperkirakan yaitu  dihambatnya sintesis LDL dan VLDL. Pembebasan asam 

lemak (lipolysis) dari TG jaringan dihambat 

pula, sehingga dalam hati tidak tersedia cukup asam lemak bebas untuk sintesis lipida 

dan lipoprotein. Dalam tubuh zat ini diubah 

menjadi nikotinamida.

pemakaian nya pada hiperlipidemia jenisjenis tertentu dan juga dapat dikombinasi 

dengan obat-obat lain. Adakalanya juga pada 

gangguan pembuluh perifer berkat khasiat 

vasodilatasinya, lihat Bab 34. Vasodilator sub 

8.

Efek sampingnya muka memerah (‘flushing’) 

dan rasa panas disebabkan oleh efek vaso- dilatasi, nyeri kepala, gatal-gatal dan iritasi 

kulit, juga penglihatan berkurang.

Dosis: 3 dd 100 mg d.c., bila perlu berangsurangsur dinaikkan sampai 2-9 g sehari dalam 

3-4 doses. Pada kejang pembuluh: 100-800 mg 

sehari d.c.

2b. Acipimox: Olbetam, Nedios

Derivat pirazinkarbonat ini yaitu  analogon dari nikotinat (1990) dengan khasiat 

dan efek samping sama. Selain itu, berkhasiat 

menghambat pembebasan asam lemak dari 

trigliserida, juga menstimulasi lipoproteinlipase

di jaringan lemak, yang berakibat percepatan 

perombakan VLDL dan TG. Acipimox terutama dipakai  pada hiperlipidemia jenisjenis tertentu. Dianjurkan pengawasan teratur dari fungsi hati, ginjal dan kadar urat.

Dosis: permulaan 2 dd 250 mg p.c., bila 

perlu dinaikkan sampai 3 dd 250 mg.

3. FIBRAT

3a. Klofibrat: Arterol, *Liposol

Ester butirat ini (1963) berkhasiat menurunkan kadar VLDL dan TG berdasar  

stimulasi aktivitas lipoproteinlipase, sehingga 

perombakan dan ekskresi TG dan kolesterol 

lewat tinja dipercepat. Oleh sebab  itu zat ini 

sangat efektif untuk menurunkan kadar TG, 

namun  kerjanya terhadap kolesterol (LDL) 

lebih ringan, sebab  umumnya penurunan 

VLDL disertai kenaikan LDL. dipakai  

pada TG yang meningkat (tipe III, adakalanya 

tipe IIB dan IV). Bila sesudah  3 bulan efeknya 

tidak memuaskan, pengobatan hendaknya 

dihentikan.

Resorpsi dari usus lambat namun  lengkap; 

di dalam hati segera dihidrolisir menjadi 

metabolit aktif dengan PP ±95% dan t½ ratarata 15 jam. Ekskresi melalui urin sebagai 

glukuronida.

Efek samping yang paling sering berupa 

gangguan (sementara) saluran cerna, kadangkala nyeri kepala, perasaan kantuk, 

eksantema, stimulasi nafsu makan, rambut 

rontok dan impotensi. Risiko batu empedu 

dan radang kandung empedu meningkat. 

Semua senyawa fibrat dapat memicu  

suatu sindroma myositis (radang otot) yang 

insidensinya lebih meningkat bila pada saat bersamaan dipakai  zat penghambat 

reduktase.

Interaksi. Efek derivat kumarin diperkuat, 

begitu pula efek furosemida dan antidiabetika 

oral berdasar  pendesakan dari ikatan 

proteinnya.

Dosis: permulaan 500 mg sehari, berangsurangsur dinaikkan sampai 3-4 dd 500 mg d.c./

p.c.

* Simfibrat (Cholesolvin) merupakan senyawa 

dari 2 molekul klofibrat dengan khasiat, sifat 

dan pemakaian  yang sama. Dosis: 3 dd 250-

500 mg d.c.

* Fenofibrat (Lipanthyl) yaitu  derivat dengan 

sifat dan pemakaian  sama, namun  khasiatnya 

lebih kuat. Dosis: 3 dd 100 mg d.c.

* Bezafibrat (Bezalip/retard) (1978) yaitu  derivat dengan sifat dan pemakaian  sama 

pula. Dosis: 2-3 dd 200 mg.

3b. Gemfibrozil: Lopid, Lipozil

Derivat asam pentan ini (1982) terutama 

berkhasiat menurunkan kadar TG (VLDL) 

dan kolesterol (LDL), sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya diperkirakan 

berdasar  penghambatan produksi VLDL 

dan stimulasi lipase untuk merombak TG. 

dipakai  pada terutama hipertrigliseridemia, juga pada hiperlipidemia tipe tertentu, 

adakalanya bersamaan obat lain. 

Resorpsi dari usus pesat dan lengkap, PPnya tinggi (95%), t½ ±1,5 jam. Dalam hati obat 

ini sebagian dirombak dalam 4 metabolit dan 

mengalami siklus enterohepatik. Ekskresi 

berlangsung lewat urin (70%) dan feses (6%).

Efek samping dan interaksinya serupa dengan 

klofibrat.

Dosis: 2 dd 600 mg 1/2 jam a.c., pemeliharaan 900-1500 mg sehari.

4. STATIN (PENGHAMBAT 

REDUKTASE)

Senyawa penghambat-Co-enzim-A reduktase

berkhasiat menurunkan kolesterol total, 

LDL, VLDL dan trigliserida, sedangkan HDL 

sedikit meningkat. Efeknya yaitu  peningkatan kuosien HDL : kolesterol total dan LDL diturunkan dengan 30-50%, padamana 

khasiat atorvastatin dan rosuvastatin dengan 

masa paruh panjang (t½ ±14-19 jam) lebih 

kuat daripada simvastatin, pravastatin dan 

fluvastatin (t½ 2-3 jam). Di samping blokade 

sintesis kolesterol, statin juga meningkatkan 

jumlah reseptor-LDL.

ada  indikasi bahwa statin menurunkan risiko akan kanker,trombosis(NTvG 

2002;146: 45), demensia Alzheimer (BMJ 

2002; 324: 936) dan infeksi dengan HIV (Ph.

Wkbl 2004; 139 : 1243). 

Mekanisme kerjanya berdasar  penghambatan enzim HMG-CoA-reduktase yang dalam hati berperan esensial untuk pengubahan HMG-CoA (hidroximetilglutaril-coenzim A)

menjadi asam mevalonat. Melalui langkah lain 

akhirnya terbentuk kolesterol. Mevalonat

selainnya merupakan precursor kolesterol 

yaitu  juga precursor dari coenzym Q10 

(ubiquinon, lihat Bab 14. Sitostatika dan Bab 

49. Dasar-dasar Imunologi.), pemeran penting pada produksi enersi dalam sel. Oleh 

sebab  itu penghambatan pembentukannya 

oleh statin memicu  masalah bagi produksi enersi tubuh. Hal ini mungkin ada 

hubungannya dengan kerusakan otot tertentu (rhabdomyolysis) yang pada tahun 2001 

mengakibatkan penarikan cerivastatin (Lipobay) dari peredaran.   pemakaian . Bila menjalani diet tidak berhasil 

cukup baik, statin merupakan obat pilihan 

pertama untuk menurunkan total- dan LDLkolesterol pada hiperkolesterolemia primer maupun familial dan demikian dapat 

mengurangi insidensi gangguan koroner dan 

kematian. Juga untuk prevensi sekunder

sesudah infark, TIA, stroke, bedah bypass dan 

pada angina stabil. Atau juga untuk prevensi 

primer pada penderita berisiko tinggi.24,25 

Mengingat peranan penting kolesterol pada 

sintesis hormon, pemakaian nya pada anakanak tidak dianjurkan. 

Di samping merintangi sintesis enzim 

HMG-coenzim-A, statin juga menurunkan 

kadar coenzim Q10, vitamin E dan beta-karoten dalam darah. Q10 dan vitamin E merupakan antioksidansia utama yang melindungi 

LDL terhadap oksidasi menjadi oksi-LDL 

dan timbulnya aterosklerosis. Penurunan 

kadar Q10 ada hubungannya dengan keluhan 

otot, kanker (carcinogenicity) dan fungsi 

jantung (cardiomyopathy) Berhubung dengan 

efek samping ini dianjurkan agar terapi statin 

disertai pemberian vitamin E dan Q10. (JAMA 

2002;287:598-605) sebagai prevensi kanker 

dan lemah jantung.

Efek sampingnya berupa gangguan ringan 

saluran cerna (nausea, obstipasi, flatulensi), 

adakalanya nyeri kepala dan otot, reaksi kulit 

dan rasa letih. Nyeri otot serta kejang-kejang 

(myopathy) dapat terjadi, begitupula gangguan 

mata dan fungsi hati (meningkatnya enzim 

transaminase). 

Lebih serius yaitu  efek melemahkan otot 

lurik akibat degradasi secara spontan dari 

jaringan ini, yang disebut rhabdomyolysis 

(Lat. rhabdomyo- : otot lurik, lysis: melarutkan).

Walaupun jarang terjadi, namun sangat 

berbahaya sebab  bisa fatal, terutama bila 

dipakai  terkombinasi dengan fibrat atau 

nikotinat. Pada prinsipnya semua statin dapat 

memicu  efek samping ini yang diperkirakan 

ada hubungannya dengan defisiensi coenzim Q10. 

sesudah  peristiwa penarikan cerivastatin, pada awal 2005 atorvastatin telah memicu  

heboh sebab  juga dilaporkan beberapa 

kasus rhabdomyolysis dan myopati pada 

pemakaian  bersamaan dengan gemfibrozil. 

Mungkin dengan dosis rendah dari statin 

efek buruk ini dapat dihindari. Bila sudah 

terjadi, selain minum Q10 200 mg sehari, di 

kalangan alternatif juga dianjurkan untuk 

memakai  suatu preparat kreatin. [Kreatin yaitu  suatu senyawa amino yang terutama ada  di jaringan otot (dan darah) 

bersama metabolit akhirnya kreatinin. Kreatin 

disintesis di ginjal dan hati.] Berhubung dengan hepato-toksisitasnya dianjurkan untuk 

memantau fungsi hati setiap 4-6 minggu, 

mengingat terapi dengan statin yaitu  untuk jangka panjang. Namun pada umumnya 

senyawa statin memiliki indeks terapi (safety 

margin) yang cukup besar.

Kontra-indikasi. Risiko akan myopati diperbesar bila dipakai  bersamaan dengan 

obat yang menghambat enzim cytochrom P450 

(CYP 3A4) dengan efek meningkatkan kadar 

plasma, terutama pada dosis agak tinggi (di 

atas 20 mg simvastatin atau atorvastatin). 

Misalnya eritromisin dan klaritromisin, ketokonazol dan itrakonazol, diltiazem dan 

verapamil, serta penghambat protease, juga 

(sari) grapefruit. Pengecualian yaitu  pravastatin yang perombakannya tidak melalui 

enzim CYP3A4. 

Wanita hamil tidak dianjurkan memakai nya sebab  senyawa statin dapat 

mengakibatkan cacat pada bayi (bersifat 

teratogen).

4a. Simvastatin: Zocor,

 *Inegy

Ester naftil dari asam butirat ini (1988) 

dibentuk dari produk fermentasi jamur tertentu dan dapat menurunkan kadar LDL 

dan kolesterol total dalam 2-4 minggu. 

Kadar VLDL dan TG juga dapat diturunkan, 

sedangkan HDL dinaikkan sedikit. dipakai  tersendiri atau dikombinasi dengan damar. Pada umumnya, efeknya sudah nyata 

sesudah  2 minggu dan maksimal sesudah 1 

bulan. Khasiat menurunkan LDL kuat, namun  

lebih lemah daripada atorvastatin. Dosis dari 

10 mg simvastatin per hari mampu menurunkan kadar LDL-kolesterol dengan 27%.23

Resorpsi dari usus baik, namun  mengalami 

FPE besar, PP tinggi. Di dalam hati simvastatin 

inaktif segera diubah menjadi suatu metabolit 

aktif. Ekskresinya berlangsung 69% melalui 

empedu dan feses serta 13% lewat urin.

Efek samping. Selain efek umum juga rambut rontok (reversibel), gangguan psikis (depresi, ketakutan, kecenderungan bunuh diri) 

dan kerusakan hati (hepatitis).

Risiko untuk myopati pada dosis 20-40 mg 

sehari rendah (kira-kira satu per 10000 pasien 

per tahun), namun  meningkat sampai kira-kira 

sepuluh kali (sekitar satu per 1000 pasien per 

tahun) pada dosis 80 mg sehari.

Ref.:

1. Lancet 2002; 360: 7–22.

2. Armitage J. The safety of statins in clinical 

practice. Lancet 2007;370: 1781–90).

Berhubung dengan meningkatnya risiko 

akan myopathy FDA menganjurkan dosis 

simvastatin tidak lebih dari 80 mg.

Disebabkan dapat meningkatkan kadar 

simvastatin beberapa jenis obat juga tidak 

boleh dipakai  bersamaan yakni itraconazole, ketoconazole, posaconazole, erythromycin, clarithromycin, telithromycin, HIV 

protease inhibitors, nefazodone, gemfibrozil, 

cyclosporine, danazol.

Lagipula pada dosis simvastatin melebihi 

10 mg jangan memakai  obat-obat amiodarone, verapamil dan diltiazem. Amlodipin 

dan ranolazin jangan dipakai  pada dosis 

simvasttin yang melebihi 20 mg.

Dosis: permulaan 10 mg malam hari, bila 

perlu dinaikkan dengan interval 4 minggu 

sampai maks. 40 mg. 

* Inegy = simvastatin + ezetimibe

* Pravastatin (Pravachol, Selektin, Mevalotin) 

yaitu  derivat naftalen (1990), juga hasil fermentasi jamur dengan khasiat, efek samping 

dan pemakaian  yang sama. Khasiatnya 

separuh lebih lemah dari pada simvastatin.

Menurut laporan fungsi hati tidak terlalu 

diganggu. Resorpsi pesat ±34%, mengalami 

FPE tinggi sehingga BA-nya hanya 17%. PPnya ±50%, t½ 1,5-2 jam. Metabolitnya aktif 

lemah; ekskresi melalui empedu dan feses 

(70%) serta urin (20%). 

Dosis: permulaan oral 10 mg malam hari, 

bila perlu sesudah  4 minggu dinaikkan sampai 

maks. 1 dd 40 mg.

* Fluvastatin (Lescol, Canef) yaitu  derivat 

indol sintetik dengan fluor (1994) yang profil kerja dan pemakaian nya sama pula. 

Khasiatnya lebih lemah dari pravastatin. BA 

hanya 24% akibat FPE tinggi, PP-nya lebih 

dari 98%, t½ 1,4-3,2 jam. Dirombak menjadi 

berbagai metabolit inaktif yang diekskresi 

lewat feses (93%) dan urin (6%). Dosis: oral 

20-40 mg malam hari.

4b. Atorvastatin: Lipitor

Derivat pyrrol sintetik ini (1997) memiliki 

khasiat lebih kuat dari ketiga statin lainnya. Dengan dosis rata-rata 20 mg/hari, LDL 

dan TG diturunkan masing-masing 42%-

44% dan 32% Pada HLD „campuran“ dapat 

dikombinasi dengan damar. Resorpsi dari 

usus cepat, BA hanya 11% akibat FPE besar, 

PP di atas 98%. Di dalam hati atorvastatin 

dirombak menjadi metabolit aktif. Masa 

paruhnya 14 jam. Dosis: permulaan 1 dd 10 

mg (garam-Ca), bila perlu dinaikkan sampai 

1 dd 80 mg.

Catatan: Atorvastatin juga memiliki sifat 

antiradang dan dapat mengurangi keluhan 

batuk pada pasien dengan bronchiektasis 

(pelebaran bronkus setempat).

Lancet Respir Med 2014, epub

* Rosuvastatin (Crestor) yaitu  derivat sintetik (2001) yang khasiatnya terkuat dari 

semua statin dengan penurunan kadar 

kolesterol dan TG dari masing-masing 50% 

dan 9-22%. Oleh sebab  itu juga disebut 

Superstatin. BA ±20% akibat FPE besar, 

PP 90%. Dalam hati dimetabolisasi untuk 

10% dan diekskresi secara utuh untuk 90% 

melalui feses. Masa paruhnya 19 jam. Zat ini 

bersifat relatif hidrofil, yang diperkirakan 

yaitu  penyebab bagi myotoksisitasnya yang 

lebih ringan. Dosis: 1 dd 10 mg (garam-Ca), 

pemeliharaan 10-80 mg.

4c. Ezetimibe: Zetia, Ezetrol

Obat ini (2003) selektif menghambat absorpsi kolesterol tanpa mengganggu absorpsi 

vitamin-vitamin yang melarut dalam minyak. 

Terapi kombinasi dengan atorvastatin dan 

simvastatin memperkuat khasiatnya menurunkan kadar trigliserida, LDL dan total 

kolesterol. Mekanisme kerjanya berdasar  

penghindaran absorpsi kolesterol oleh entrosit di usus halus.

Bila dipakai  sebagai monoterapi efektif 

bagi pasien yang intoleran terhadap senyawa 

statin, namun  hanya dapat menurunkan kadar 

kolesterol dengan ±15-20%, sama atau lebih 

rendah daripada yang diperoleh dengan 

kebanyakan statin. Kombinasi dengan statin 

dapat menurunkan kadar LDL sampai ratarata 60%, lebih tinggi daripada monoterapi 

dengan statin. (Feldman et al. Treatment of 

high risk patients with ezetimibe plus simvastatin co-administration versus simvastatin alone. Am J Cardiol 2004, 93:1481-1486). 

namun  benefit klinis dari kombinasi ini tetap 

kontroversial bila dibandingkan dengan efek 

dari pemakaian  statin saja. (Kastelein JJ et 

al. Simvastatin with or without ezetimibe in 

familial hypercholesterolaemia). 

Ref.:

1. Venrooy T., Nieuwe cholesterolverlager 

effectief bij statine-intolerante patiënten; Ned 

Tijdschr Geneeskd 2012;156

2. N Eng J.Med, 2008,358:1431-1443

Resorpsinya cepat, terikat pada protein 

plasma 88-93% sebagai metabolit aktif dan 

99,7% sebagai ezetimibe. T1/2 ± 22 jam dan di 

eliminasi 78% via feses dan 11% melalui urin.

Efek samping. Pernah terjadi rabdomyolisis 

Sebagai monoterapi sering kali sakit perut, 

diare, perasaan lelah, gangguan saluran pencernaan. Juga trombositopeni, sembelit, pusing-pusing dan depresi.

Bila dikombinasi dengan statin, sering kali 

sakit kepala dan nyeri otot. Juga mulut kering 

dan gatal-gatal. 

Dosis: dewasa dan anak > 10 tahun 1 dd 10 

mg.

5. OBAT LAINNYA

5a.Sterol nabati22,23: stigmastanol, sitostanol, 

sitosterol

Senyawa-senyawa ini dengan struktur mirip kolesterol yaitu  bagian dari membran 

sel tumbuhan dan merupakan bahan bangun 

bagi hormon-hormon tumbuhan. Sumber 

terpenting dalam makanan yaitu  minyak 

nabati, kacang-kacangan dan gandum (wheat 

germ oil), namun  jumlahnya kecil sekali. Juga 

ada  pada pohon cemara. Berkhasiat

menurunkan resorpsi kolesterol dari ±50% 

menjadi 20%, dengan mengikatnya dalam 

usus, sehingga kadar kolesterol darah juga 

menurun. Sterol nabati terpenting betasitosterol (etilkolesterol, dengan ikatan takjenuh antara C5-C6) tidak diresorpsi dan 

dalam usus dibebaskan dari esternya. Pada tahun 1957 perusahaan Lilly sudah melansir sitosterol sebagai obat penurun kadar 

kolesterol, namun  tidak berhasil dalam pema-sarannya sebab  dibutuhkan dosis dari 6 

sampai 18 g seharinya yang tidak menarik 

bagi pemakai. Dewasa ini sitosterol sudah 

dipakai  sebagai suplemen dalam bahan 

makanan seperti margarin, halvarin dan 

yoghurt. Bahan makanan yang diperkaya 

ini (mis. Benecol, Becel Pro-Activ) dinamakan 

„novel atau functional foods”(nutraceuticals). 

Bila margarin yang diperkaya ini  

dipakai  ±20 g setiap hari, kadar kolesterol 

dapat menurun dengan ±8%. 

* Serat nabati terdiri dari polisakarida yang 

tidak dapat dicerna oleh flora usus dan 

tidak diserap. Yang terpenting yaitu  selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin dan sejenis 

gom. Banyak ada  sebagai dinding sel 

dari gandum, sayuran dan buah-buahan. 

Berkhasiat antilipemik sebab  menyerap 

asam empedu, yang dikeluarkan lewat feses. 

Tanpa asam ini resorpsi kolesterol (dan lipida lainnya) sangat berkurang, sehingga 

kadarnya dalam plasma menurun. Bandingkan dengan mekanisme kerja damar. 

Lihat selanjutnya Bab 54. Dasar-dasar diet 

sehat, A. Hidratarang.

5b. Bawang putih: Allium sativum, Nature 

Garlic, Kyolic

Umbi ini dari family Liliaceae berasal dari kawasan Himalaya dan mengandung 

minyak atsiri dengan senyawa sulfur organik. Kandungan terpentingnya yaitu  aliin 

(S-allyl-L-cysteinsulfoxide, tanpa bau) yang 

oleh enzim aliinase diubah menjadi zat aktif 

allicin (diallyl-dithio-sulfoxide) dengan bau 

khasnya. Allicin secara spontan dapat berubah menjadi dialilsulfida. Zat kandungan 

aktif lainnya yaitu  alkilpolisulfida a