Derivat pirimidin ini (1965) yaitu vasodilator kuat dengan kerja langsung terhadap
dinding arteriole. Mekanisma kerjanya berdasar aktivasi K+ channel di otot licin
dan merelaksasinya. Mulai kerjanya cepat,
yaitu dalam 30 menit dan mencapai puncak
sesudah rata-rata 5 jam; efeknya bertahan 2-5
hari. dipakai hanya pada hipertensi hebat
yang resisten terhadap antihipertensiva lain,
terutama pada penderita pria dengan gangguan ginjal. Harus selalu dikombinasi dengan diuretikum terhadap retensi cairan
dan b-blocker untuk meniadakan efek kardiovaskular (mirip hidralazin). Antara dosis
dan efek ada korelasi baik (kurva curam).
Minoksidil juga merupakan perangsang
ekskresi kuat dari renin dan aldosteron.
pemakaian nya sebagai perangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan tertentu
berdasar hipertrichosis (tumbuh rambut
berlebihan) yang nampak sebagai efek samping akibat aktivasi dari K+ channel tersebut di atas. Senyawa ini merangsang DNA
sintesis di foliker rambut, sehingga pertumbuhan rambut diperbaiki. Minoksidil hanya
efektif pada alopecia androgenetica pada pria
(botak bundar di ubun-ubun dan ‘teluk’ di
sisi depan: ‘Jezuits crown’, ‘Geheimrats ecke’).
Pada bentuk kebotakan lain (akibat menua,
keturunan) tidak ampuh. Juga pada wanita
dilaporkan efektif ( Ph. Wkbl. 2001: 137:373).
Efeknya baru nyata sesudah ±4 bulan pada
hanya ±30% dari pemakai. Bila penggunaannya dihentikan, pertumbuhan rambut baru
juga berhenti dalam masa 4 bulan
Senyawa-senyawa lain yang dapat memperbaiki pertumbuhan rambut yaitu perintang 5-alfa-reduktase seperti finasterida dan
dutasterida, sedangkan bagi wanita yaitu
siproteron yang memblokir reseptor androgen.
Ref.: Coen G. Gho et al., Therapeutische opties bij
androgenetische alopecia: Ned Tijdschr Geneeskd.
2011;155:A2535.
Efek sampingnya selain hipertrichosis reversibel, juga tachycardia dan udema (retensi
garam dan air), yang adakalanya tidak dapat diatasi dengan diuretika kuat (loop diuretika), seperti furosemida.
Dosis: oral semula 1 dd 5 mg, bila perlu
berangsur-angsur dinaikkan sampai maksimal 2 dd 25 mg.
Alopecia: larutan 2% dalam propilenglikol/
alkohol (Rogaine) dimasase 2 kali sehari 1
ml pada kepala yang kering. Adakalanya
pemakaian topikal ini pada sebagian orang
memicu efek kardiovaskular minimal.
ANTILIPEMIKA
KOLESTEROL
Kolesterol (Yun.: chole = empedu, stereos =
padat) yaitu zat alamiah dengan sifat fisik
serupa lemak namun berumus steroida, seperti
banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol
merupakan bahan bangun esensial bagi
tubuh untuk sintesis zat-zat penting, seperti
membran sel dan bahan isolasi sekitar serat
saraf, begitu pula hormon kelamin dan anakginjal, vitamin D serta asam empedu.Kolesterol
ada pula dalam lemak hewani, kuning
telur dan batu empedu.
Resorpsinya dari usus hanya terjadi bila ada
cukup asam empedu untuk mengemulsinya.
Tergantung dari susunan makanan, a.l.
jumlah kandungan kolesterol, lemak hewani
dan serat nabati setiap hari dapat diserap
sebanyak 200-600 mg kolesterol. Di samping
itu tubuh, terutama hati, membentuk 700-
1.000 mg kolesterol sehari untuk memenuhi
kebutuhannya.
Sintesis. Dalam keadaan normal hati melepaskan kolesterol ke darah sesuai kebutuhan.
namun bila diet mengandung terlampau banyak kolesterol atau lemak hewani jenuh
maka kadar kolesterol darah akan meningkat.
sesudah diserap tubuh, sebagian lemak dan
minyak dalam bahan pangan dipakai
sebagai sumber energi, melalui reaksi penguraian: CO2
+ H2
O + kalori. Zat-zat perombakan lainnya di dalam hati dipakai lagi
untuk sintesis kolesterol dan lemak lain.
Sintesis endogen ini disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya selama berpuasa atau
bila ada banyak kolesterol dalam pangan, maka pembentukannya berkurang.
Sebaliknya, bila kadar asam empedu menurun, sintesisnya meningkat untuk dibiotransformasikan menjadi asam empedu lagi.
Lazimnya, ±2/3 dari kolesterol tubuh disintesis secara endogen, hanya 1/3 berasal dari
pangan (eksogen). Sebagian orang yang genetik
cenderung membentuk banyak kolesterol
endogen, terlepas dari dietnya, merupakan
pasien hiperkolesterolemia familial.
Kolesterol dan telur. Sejak lama telah dicurigai bahwa telur dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah, maka asupannya
harus dibatasi sampai 1 butir telur seminggu.
Sekarang ini diketahui bahwa orang sehat
dapat setiap hari mengonsumsi telur tanpa
meningkatkan risiko PJP atau stroke (JAMA
1999; 281: 1387-94 dan BMJ 1999; 318: 1094).
Mungkin sekali kadar asam lemak jenuh
yang tinggi dalam telur juga memegang
peranan dalam kasus ini. Lihat selanjutnya
Bab 54, Dasar-dasar diet sehat; Kolesterol.
LIPOPROTEIN
Lipida darah terutama terdiri atas kolesterol,
trigliserida (minyak), asam lemak bebas dan
fosfolipida, yang semuanya tidak dapat larut
dalam darah (> 50% terdiri dari air).
Oleh sebab itu lipida diangkut melalui
plasma darah dalam inti partikel-partikel
yang memiliki kulit (shell) hidrofil yang terdiri atas fosfolipida dan kolesterol bebas.
Lapisan permukaan ini juga terdiri atas protein yang disebut apolipoprotein atau apoprotein
yang berfungsi sebagai “etiket” (label) untuk
reseptor-reseptor sel. Senyawa kompleks dengan protein transpor ini disebut lipoprotein,
suatu makromolekul yang dapat bercampur
baik dengan darah. Sekitar dua per tiga dari
plasma lipoprotein disintesis dalam hati
Ada beberapa jenis lipoprotein yang sesuai
kandungan lipidanya dibagi dalam beberapa
komponen sebagai berikut.:
– chylomicron yang dibentuk di dinding
usus dari trigliderida dan kolesterol berasal dari makanan. Kemudian TG ini
dihidrolisis oleh lipoproteinlipase dan
sisanya diekskresi oleh hati
– VLDL (very low density lipoprotein) dari
hati, yang bersama chylomicron mengangkut sebagian besar TG dan asam
lemak bebas ke jaringan otot dan lemak.
Berat jenis VLDL rendah sekali, memiliki
diameter dari 40-100 nm dan cukup besar
untuk mengeruhkan larutan plasma.
Hampir seluruh partikel LDL dibentuk
dari VLDL.
– LDL(low density lipoprotein) mengangkut
sebagian besar (±70%) kolesterol darah
dari hati yang memiliki reseptor-reseptor
LDL ke jaringan. Proses penarikan LDL
dari plasma melalui reseptor-reseptor
ini merupakan mekanisme utama dalam
pengendalian nilai LDL. Dalam hal tertentu, oksi-LDL, yakni kolesterol yang
telah dioksidasi oleh radikal bebas, dapat
mengendap pada dinding pembuluh dan
mengakibatkan atherosclerosis, lihat di
bawah.
– HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut kelebihan kolesterol (dan asam
lemak) - yang tidak dapat dipakai
oleh jaringan perifer- kembali ke hati
untuk diubah menjadi asam empedu.
Dengan bantuan enzim LCAT (= lecithine
cholesterol acyl-transferase), oksi-LDL yang
telah terendap pada dinding pembuluh „dilarutkan“ (secara kimiawi: pembentukan ester dengan lesitin) dan juga
diangkut ke hati. HDL memiliki berat
jenis tertinggi.
HDL juga disebut sebagai lipoprotein
yang melindungi terhadap CHD, oleh
sebab itu sebaiknya nilai kadar HDL
tinggi. Mekanisme perlindungan dari
HDL terdiri dari apa yang disebut reverse
cholesterol transport, yaitu suatu proses
pa-damana kelebihan kolesterol dari selsel di transpor ke hati untuk selanjutanya
diekskresi. HDL juga melindungi terha
dap atherogenesis melalui mekanisme lain,
yaitu yang berhubungan dengan proses
anti-peradangan, anti-oksidatif, anti-agregasi dari pelat darah dan antikoagulan.
Ref.: deGoma EM et al. Beyond high-density
lipoprotein cholesterol levels. J Am Coll Cardiol,
2008, 51:2199-2211.
Partikel-partikel lipoprotein (chylomicron dan VLDL) tidak bersifat aterogen
sebab ukurannya yang besar (diameter
30-500 nm) tidak memungkinkan menembus dinding saluran darah. Sebaliknya
partikel LDL (diameter 18-25 nm) dapat
dengan mudah menembus dinding arteri dan menjadi penyebab utama dari
atherosclerosis. HDL yang memiliki partikel terkecil (diameter 5-12 nm) mampu
mengangkut kolesterol dari dinding arteri, yang merupakan dasar dari sifat antiaterogennya.
* Apolipoprotein (apo) yaitu komponen
protein penting dari pelbagai lipoprotein, di
samping fraksi lipida ini di atas. Apo ini
berfungsi a.l. sebagai ligand (‚label‘, etiket) bagi
pengikatan pada reseptor LDL. Ada lima
jenis, yakni apo-A, B, C, D dan E, dengan
sub-kelasnya. Selain fraksi-fraksi lipida, juga
apo-B dan apo-AI (protein dalam masingmasing VLDL/LDL dan HDL) ternyata
bersifat aterogen kuat dan juga merupakan
indikator risiko bagi PJP.
HIPERLIPIDEMIA (HLD)
Hiperlipidemia (lebih tepat hiperlipoproteinemia)
yaitu keadaan, pada mana kadar lipoprotein
darah meningkat akibat predisposisi genetik
(keturunan) (hiperlipidaemia primer) dan/
atau yang berhubungan pula dengan diet
individual (diet berkalori tinggi, lemak jenuh
dan kolesterol).
Untuk hiperlipidemia primer dapat dibedakan dua jenis, yaitu:
- hiperkolesterolemia dengan peningkatan
kadar LDL (dan kolesterol total).
Gangguan pada metabolisme lemak ini
merupakan gangguan yang paling umum dan
±5% dari kasus yaitu familial (keturunan),
namun dalam 95% dari kasus tidak diketahui
pemicu nya .
- hipertrigliseridemia, pada mana kadar TG
meningkat.
Chylomikron dibentuk dari asam lemak
berasalkan trigliserida dan kolesterol asupan
makanan yang diabsorpsi di usus kecil oleh
sel-sel epitel di dinding usus dan terdiri
untuk ±85% dari TG dan hanya ±4 % dari
kolesterol. Dalam kapiler jaringan otot dan
jaringan lemak, TG dirombak di bawah
pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk
yang masih mengandung banyak TG dan
kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih
lanjut oleh hati. namun bila sebab sesuatu
sebab pengolahan tidak sempurna, maka
sisanya sesudah makan masih bersirkulasi
dalam darah untuk jangka waktu lama. De
mikian terjadinya hipertrigliseridemia. Jenis
HLD ini dapat ditentukan dengan naiknya
kadar chylomikron segera sesudah makan.
Pada umumnya gangguan ini jauh hari sudah
memicu bentuk atherosclerosis serius
dan timbulnya masalah sekitar usia 30 tahun.
Kadar trigliserida yang meningkat di antara
150-400 mg/dl cukup memprihatinkan sebab sering kali merupakan bagian dari gejala
metabolisme yang berhubungan dengan
resistensi insulin, kegemukan, tekanan darah
tinggi dan meningkatnya risiko akan CVD.
Oleh sebab itu penderita dengan resistensi
insulin harus diwaspadai mengenai kadar
trigliseridanya, walaupun kadar kolesterol
totalnya normal.
Hipertrigliseridaemia hebat (kadar trigliserid >1000 mg/dl) perlu diobati untuk menghindari pankreatitis.
Nilai normal dan yang meningkat
Nilai kolesterol normal sangat bervariasi secara geografis. Di negara-negara Asia-Afrika,
makanan sehari-hari umumnya mengandung
lebih sedikit kalori, lemak hewani dan protein.
Dengan demikian nilai ini umumnya
lebih rendah dibandingkan dengan negaranegara Barat, misalnya kadar kolesterol total
masing-masing ±3,9 mmol/l (= 150 mg%)
dan ±5,2 mmol/l (= 200 mg%). Pada tabel
36-2 diberikan angka-angka yang dianggap
normal bagi negara kita dan negara-negara
Barat, serta nilai yang meningkat.
Semua bayi dilahirkan dengan kadar kolesterol rata-rata 80-100 mg% (2-2,6 mmol/l)
yang selama pertumbuhan berangsur-angsur
naik sampai ±150 mg% (3,9 mmol/l). Di
negara berkembang, pada umumnya kadar
menetap di tingkat ini, sedangkan di negara
Barat nilainya terus meningkat sampai ratarata 220 mg% (5,8 mmol/l). Kenaikan tersebut secara fisiologis tidak normal dan diperkirakan ada hubungan kausal dengan
susunan makanan yang tidak tepat, khususnya mengandung terlampau banyak
lemak jenuh.
Penggolongan
Sejak 1967 dipakai klasifikasi menurut
Fredrickson untuk membedakan jenis-jenis
hiperlipidemia. Klasifikasi ini memperlihatkan 5 tipe berdasar kelainan lipoprotein (kecuali HDL). Tipe I dan III sangat
jarang ditemukan, tipe II dan IV paling
sering ada . Kegunaan klasifikasi ini
agak terbatas, sebab dikenal juga bentuk
campuran; lagi pula hanya menggambarkan
peta lipoprotein yang ada dalam plasma
dan bukan penyakit atau mekanisme patogenesisnya. Maka sekarang ini penggolongan
ini sudah banyak terdesak oleh pembagian atas dasar sebab terjadinya hiperlipidemia (fungsional/genetik) yang klinis dianggap lebih penting. Klasifikasi dari Goldstein ini memungkinkan pembagian gangguan-gangguan familial berdasar kelainan komponen lipida yang mudah ditentukan
dalam laboratotium, sebagai berikut:
a. kelainan dari VLDL dan chylomicron -
hipertrigliseridemia tersendiri
b. kelainan dari LDL-hiperkolesterolemia
tersendiri
c. kelainan dari HDL
d. hiperlipidemia campuran a + b
Jenis-jenis hiperlipidemia yang dapat terjadi
yaitu :
a. HLD keturunan. Dalam jumlah kecil
(2-3% dari penduduk), HLD bersifat familial akibat kelainan genetik yang memengaruhi langsung metabolisme lipida. Misalnya, pembentukan LDL ditingkatkan atau kekurangan reseptor LDL
yang berakibat LDL tidak diserap oleh
sel. Tipe IIa yaitu sama dengan hiperkolesterolemia familial, yang kerapkali
sudah ada sejak lahir. Hipertrigliseridemia familial dan bentuk kombinasinya
adakalanya terjadi.
b. HLD akibat susunan pangan (terlampau
banyak lemak jenuh dan terlampau sedikit
sayur-mayur) biasanya memicu
HLD tipe II dan IV dengan kenaikan LDL
dan/atau VLDL. Bentuk ini dapat diatasi
dengan diet kalori rendah, yang miskin
kolesterol-TG dan kaya akan asam lemak
poly-unsaturated (lihat Bab 54. Dasar-dasar
diet sehat). Bila diet ini tidak memberikan
hasil, barulah dipakai obat-obat sesuai
tabel.
c. HLD sekunder akibat penyakit, misalnya diabetes, hipotirosis, insufisiensi ginjal menahun, obesitas, penyakit hati tertentu. Atau akibat pengobatan dengan
misalnya hormon (obat-obat KB), kortikosteroida, diuretika tiazida dan betablocker. Lazimnya gangguan ini akan
sembuh sesudah pemicu nya dihilangkan. Antilipemika biasanya tidak dipakai , kecuali mungkin pada penderita
diabetes, yang risiko atherosclerosisnya
sangat besar sebab sistem pembuluhnya
kurang kuat.
Gejala
Sering kali HLD tidak memperlihatkan
gejala nyata, adakalanya xanthomata, yaitu
lapisan kuning (Yun. xanthos) pada kulit,
khususnya pada kelopak mata dan siku.
Hiperkolesterolemia familial biasanya
sudah menjadi manifes pada usia muda,
antara 20 - 40 tahun, dalam bentuk angina
pectoris dan infark jantung.
Faktor risiko
Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia merupakan faktor risiko bagi atherosclerosis dan
akhirnya penyakit jantung dan pembuluh
(PJP), khususnya angina dan infark jantung.
Faktor-faktor risiko terpenting dari CHD
yaitu kadar LDl yang tinggi, kadar HDL
yang rendah, merokok, adipositas, tekanan
darah tinggi, diabetes tipe 2, usia yang meningkat dan riwayat CHD dari keluarga.
Petunjuk-petunjuk utk mengurangi faktor
risiko terdiri dari a.l. olah raga (berjalan kaki cepat 20-30 menit sehari atau 150 menit
dalam seminggu), pola makan sehat yang
terdiri dari mengurangi konsumsi le-mak,
menghindari trans-fat, makan ikan berlemak
2 kali atau lebih dalam seminggu dan komsumsi makanan yang kaya akan asam alfalinolenik seperti minyak kanola dan minyak
kacang kedele, serta mengurangi minuman bergula. Anak-anak juga harus dibekali
petunjuk-petunjuk demikian sebab kelakuan/kebiasaan mengenai kesehatan yang
buruk diperoleh pada waktu anak-anak.
Ref.: Lloyd-Jones et al., Defining and setting national goals for cardiovascular health
promotion and disease reduction. Circulation, 2010, 121:586-613.
– Stres juga memegang peranan nyata,
terutama pada orang dengan struktur
kepribadian tipe A. Menurut peneliti Friedman & Rosenman, orang tipe A bersifat
sangat ambisius dan bersemangat berlebihan, tidak sabaran, bekerja keras
dan cepat. Mereka lebih besar risikonya
mengidap PJP daripada orang tipe B
yang lebih santai dan tenang, tidak selalu
sibuk dan tidak tergesa-gesa.
– LDL tinggi (>175 mg%) yaitu faktor
risiko terpenting, terlebih pula bila TG
meningkat (>310 mg%). LDL dapat diturunkan dengan a.l. penurunan berat badan dan diet dengan mengurangi lemak
jenuh dan kolesterol serta peningkatan
asupan lemak tak-jenuh, serat dan protein
nabati.
– HDL rendah (<35 mg%) dapat disebabkan
oleh merokok, obesitas dan kurang
gerak badan, juga akibat obat-obat se-perti diuretika dan β-blocker, hormon
kelamin (anabolika) dan hormon stres
(adrenalin dan kortisol).
Faktor-faktor baik
Banyak studi membuktikan bahwa HDL
tinggi (> 60 mg%) memiliki fungsi pelindung
terhadap PJP, mungkin sebab khasiatnya
dapat ‚melarutkan‘ endapan kolesterol pada
dinding pembuluh sehingga menghindari
pembentukan atheroma.
Peningkatan HDL dapat dicapai dengan
melakukan olahraga intensif, menurunkan berat
badan dan berhenti merokok. HDL yang meningkat juga ditemukan pada mereka yang
sekali-kali minum alkohol dalam jumlah kecil dan bila kadar vitamin C di lekosit tinggi.
HDL dinamakan juga ‘kolesterol baik’,
sedangkan nama julukan LDL yaitu ‘kolesterol buruk’.
*Alkohol. Efek pelindung dari minum alkohol dalam jumlah kecil (bir, anggur 1-3
konsumsi sehari) terhadap PJP dan risiko
meninggal terutama didasarkan atas peningkatan HDL (dengan 10-20%). Sifat alkohol lainnya yang juga memegang peranan yaitu pelebaran pembuluh, efek fibrinolitis (melarutkan fibrin) dan pengurangan
kecenderungan beku darah. Dalam anggur
merah pemeran penting yaitu kandungan
bioflavonoida (polifenol) yang berkhasiat antioksidans dan menghambat oksidasi LDL.
* Perbandingan kolesterol total : HDL.
Telah ditentukan bahwa kadar HDL sangat
penting untuk memperkirakan risiko PJP,
misalnya bila kadar HDL < 35 mg%, maka
risiko ini akan sangat meningkat. Hendaknya kadar HDL setinggi mungkin agar
atheroma dapat dilarutkan, dengan dibantu oleh penurunan kadar LDL. Para ahli
sependapat bahwa kuosien kolesterol total
(= HDL + LDL + VLDL + kolesterol bebas) :
HDL-kol merupakan peramal risiko PJP yang
lebih baik. Kuosien sebaiknya < 4,5; semakin
rendah kuosien ini, semakin kecil risiko
ini .
* Antihipertensiva. Sejumlah obat hipertensi,
yakni diuretika tiazida dan kebanyakan betablocker memengaruhi kuosien ini secara buruk, maka pemakaian jangka panjangnya disangsikan. namun pada tahun
1990-an telah dipastikan bahwa obat-obat itu
justru memperkecil risiko meninggal akibat
PJP; mengenai obat hipertensi lainnya hal ini
belum ditentukan dengan jelas.
ATHEROSCLEROSIS (AS)
Atherosclerosis (Yun. athere = bubur, skleros
= keras), juga disebut pengapuran dinding
pembuluh, yaitu gangguan arteri besar dan
sedang yang bercirikan bengkak lokal pada
lapisan-dalam (intima) dan pengerasan pada
lapisan-tengah (media) dinding pembuluh.
Bengkak itu terdiri dari oksi-LDL yang telah
mempenetrasi sel-sel intima, endapan kapur,
fibrinogen serta jaringan ikat dan disebut
atheroma(bengkak berisi zat lunak seperti
bubur).
Etiologi. Di negara-negara Barat kasus atherosclerosis (AS) sering ditemukan, hingga
banyak orang menganggapnya sebagai proses
menua normal. Proses terjadinya gangguan
ini kebanyakan sudah dimulai pada orang
dewasa muda usia 20-30 tahun dengan munculnya ‘fatty streaks’ pada intima. Fatty streaks
yaitu bercak-bercak yang terdiri dari selsel busa berisi lemak yang menumpuk di
intima. Pada fase selanjutnya oksi-LDL dan
garam kalsium, sel-sel radang dan jaringan ikat
tertimbun pada streaks ini yang lalu
diselubungi dengan jaringan otot-polos. Fase
ini dapat berlangsung selama puluhan tahun
tanpa gejala, padamana streaks menebal
sampai 2-3% setahun. Akhirnya antara
usia 50-60 tahun terjadi plaques aterosklerotik, plak/lempeng tebal yang menyumbat
pembuluh hingga lubangnya menyempit
sampai 30% dan penyaluran darah sangat
terhambat. Lagipula kelenturannya sangat
berkurang. Baru pada saat itu muncullah
gangguan serius dan tergantung dari lokasi
penyumbatannya dapat timbul beberapa gejala mis. angina, infark jantung dan stroke.
Insidensi dan parahnya gangguan-gangguan
ini diperhebat oleh faktor-faktor risiko lain
seperti merokok, hipertensi, diabetes, riwayat keluarga atau riwayat kesehatan sendiri bila
pernah mengidap penyakit jantung atau
pembesaran bilik jantung kiri.
Peradangan dinding pembuluh ternyata berperan penting pada komplikasi AS. Lihat
juga Bab 37. Infark jantung.
Penanganan hiperlipidemia. Atherosclerosis
yang sudah terbentuk pada hakikatnya tidak
bisa ditiadakan dengan pengobatan. namun
riset menunjukkan bahwa penurunan kolesterol
total dengan antilipemika dapat “melarutkan”
plak aterosklerotik (‘regression’). Untuk ini peningkatan HDL yaitu lebih esensial daripada penurunan LDL. Selain kombinasi damar (resin) dengan asam nikotinat, terutama
penghambat reduktase (statin), dapat memicu regresi ini .
Dalam situasi gawat tertentu dapat dilakukan rekanalisissi dari arteri yang telah
tersumbat oleh atheroma (metode dr Dotter,
‘dottering’- stent), atau dalam kasus berat
bedah bypass. Lihat selanjutnya Bab 37, sub 2,
Angina pectoris.
Bagi kebanyakan orang penyesuaian pola
hidup dan diet sehat lebih bermanfaat untuk
menurunkan kadar kolesterol yang tinggi
dan mengurangi risiko gangguan vascular
daripada pemakaian obat-obat dan juga
lebih murah.
* Diet penurunan lipid. Unsur-unsur utama
yang berkaitan dengan cara ini yaitu :
– kurangi pemasukan lemak (sampai ±30%
dari energi total) ;
– misalnya kurangi asupan produk-produk
dari susu (dairy) dan daging (susis, kornet) yang merupakan sumber utama
lemak jenuh untuk diganti dengan ikan
dan unggas
– substitusi minyak jenuh dengan minyak
mono/poly-unsaturated (minyak olive,
kembang matahari, jagung atau kedele)
– kurangi asupan kolesterol dengan menghindari a.l. jeroan, hati, otak dan lain-lain.
– tingkatkan asupan serat, mis. sayuran, buahbuahan, sereal murni dan lain-lain.
– kurangi asupan alkohol, sebab bila berlebihan merupakan sebab penting dari
hiperlipidemia sekunder dan mengakibatkan parahnya gangguan primer
– kurangi berat badan. Obesitas yang
sendirinya sudah merupakan faktor
risiko gangguan kardiovaskuler, juga
mengakibatkan lebih parahnya gangguan
hiperlipidemia
– gunakan makanan yang mengandung
ester stanol. Stanol tumbuhan, seperti
margarin khusus (Benecol), mengurangi
absorpsi kolesterol dari saluran cerna.
Mekanismenya yaitu stanol menempati
titik-titik dalam misel yang mengantar
lipid ke sel-sel mukosa lambung-usus.
Pengobatan HLD
* HLD ringan (dengan nilai kolesterol ±240
mg% atau TG ±310 mg%) akibat susunan
makanan yang keliru, biasanya dimulai dengan diet. Bahan makanan hendaknya miskin
lemak jenuh dan kolesterol serta kaya serat nabati
(±200 g sayuran + 2-3 butir buah-buahan
sehari). Dengan diet ini dapat dicapai
penurunan kolesterol ±10%.
* HLD berat. Bila hasilnya belum memuaskan
atau bila kadar kolesterol > 310 mg% perlu
diberikan suatu obat antilipemik, yaitu damar,
statin atau kombinasinya. Derivat nikotinat
juga dapat dipakai . Pada hiperlipidemia
jenis familial dianjurkan suatu statin.
* Hipertrigliseridemia (> 310 mg%) dapat
efektif diobati dengan fibrat yang menghambat masuknya chylomikron dari usus
ke darah dan mengaktivasi proteinlipase.
Damar tidak dianjurkan sebab peningkatan
produksi VLDL mengakibatkan kenaikan
kadar TG.
ANTILIPEMIKA
Antilipemika yaitu obat-obat yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dan/atau TG
darah yang tinggi. Obat-obat ini tersedia dalam 4 kelompok utama:
a. Damar penukar anion/pengikat asam empedu: kolestiramin dan kolestipol (sequestrant
asam empedu) yang merupakanobat-obat
penurun kolesterol tertua. Berkhasiat mengikat asam empedu sehingga sekresi kolesterol ditingkatkan. Khususnya menurunkan LDL-kolesterol (tipe
IIA) dan kolesterol total dengan 8-15%, bersama nikotinat sampai 40% dan bekerja
sinergistik dengan penghambat-HMG-CoA reduktase. Kombinasi terakhir mampu menurunkan kadar LDL-kolesterol dengan 50-
60%! Penelitian telah menunjukkan bahwa
kolestiramin menurunkan insidensi gangguan kardiovaskuler pada penderita hiperkolesterolemia (Lipid Research Clinic trial). Zat
ini tidak di-absorpsi dari saluran cerna dan
aman dalam pemakaian jangka lama. Tidak
bekerja terhadap HDL, sedangkan TG dan
VLDL dapat meningkat!
Juga telah dilansir colesvelam (WelChol)
suatu sekwestran asam empedu yang efektif
dengan dosis 4-6 dd 625 mg.
b. Asam nikotinat (niacin) dan acipimox terutama menurunkan TG dan VLDL, efeknya
terhadap kolesterol total dan LDL lebih ringan. Berhubung efek sampingnya yang tidak nyaman (vasodilatasi pembuluh muka,
flushing) khusus dipakai sebagai obat
tambahan pada damar dan fibrat.
c. fibrat: klofibrat, simfibrat, fenofibrat dan bezafibrat. Berkhasiat menurunkan TG dan
VLDL dengan kuat, kolesterol total hanya
sedikit. LDL dapat diturunkan pula, sedangkan HDL dinaikkan sedikit, kecuali gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat.
(Helsinki Heart Study). Obat-obat ini dapat
menurunkan secara efektif terutama kadar
TG yang tinggi (±30%) berdasar penghambatan pemasukan chylomikron dari
usus ke darah dan aktivasi lipoproteinlipase yang meningkatkan katabolisme dari
lipoprotein yang kaya akan TG. Juga diguna
-kan pada HLD campuran. Singkatnya fibrat meningkatkan kadar HDL (±10%) dan
menurunkan kadar LDL dengan 10-15%.
d. statin:lovastatin, simvastatin, pravastatin,
atorvastatin dan rosuvastatin.
Obat yang paling ampuh dan “best-tolerated” untuk pengobatan dislipidemia yaitu
statin, yang termasuk dalam kelompok obatobat penghalang kompetitif dari HMG-CoA
reduktase.
Dosis tinggi dari statin yang lebih ampuh
seperti atorvastatin, simvastatin dan rosuvastatin juga dapat menurunkan kadar trigliserida tinggi (akibat kadar VLDL yang
meningkat).
Pertama kali statin di isolasi dari mold
Penicillium citrinum di tahun 1976 oleh Endo
c.s. dan merupakan senyawa yang merupakan
penghalang dari sintesis kolesterol. Mekanismenya sebagai penghalang HMG-CoA
reduktase di temukan berdasar penelitian
oleh Brown dan Goldstein.
Statin pertama yang disetujui penggunaannya bagi manusia yaitu lovastatin yang
kemudian disusul oleh derivat lovastatin
yaitu pravastatin dan simvastatin, sedangkan
atorvastatin, fluvastatin, rosuvastatin dan pitavastatin yaitu senyawa sintetik.
Senyawa penghambat-reduktase (HMGCoA-reductase-inhibitors) ini berkhasiat menurunkan sintesis kolesterol endogen dalam
hati dan dengan demikian terjadi penurunan
kolesterol total dengan kuat, LDL (±30-40%),
TG dan VLDL lebih ringan, sedangkan HDL
dinaikkan. Dapat dikombinasi dengan damar
untuk pengobatan hiperlipidemia yang parah. Statin juga berkhasiat antitrombotik,
anti-aritmia dan antiradang dengan menghambat sitokin-sitokin tertentu.
Efek samping pada umumnya ringan, a.l.
nyeri otot (2-11%, myopathie) reversibel, yang
adakalanya menjadi gangguan otot parah
yang disebut (statin-induced) rhabdomyolysis.26
Risiko myopathy dan rhabdomyolysis meningkat dengan meningkatnya dosis statin
dan kadar plasma. Risiko ini juga meningkat
pada usia lanjut, disfungsi hati/ginjal dan
diabetes. Juga beberapa obat yang dipakai
bersamaan dapat meningkatkan risiko akan
myopathy, seperti fibrat-fibrat (gemfibrozil),
digoksin, warfarin dan antibiotika makrolida.
Ref. Thompson et al. Statin-associated myopathy, JAMA, 2003, 289: 1681-1690
Pada tahun 2001 cerivastatin (Lipobay)
telah ditarik dari peredaran oleh Bayer, sebab kombinasinya dengan gemfibrozil meningkatkan risiko akan gangguan fatal ini. Juga terapi kombinasi senyawa statin lain
dan fibrat (mis. fenofibrat-pravastatin) dapat
memicu gangguan ini yang ditandai
nyeri dan lemah otot mendadak, gejala flu dan
urin berwarna gelap.18 19 Efek samping yang
paling sering terjadi dan berupa rasa letih
dan nyeri otot, terutama dari bokong dan
tungkai atas, disebabkan oleh berkurangnya kadar ko-enzim Q10(ubikinon) yang
pembentukannya turut dirintangi oleh statin. Semakin tinggi dosis statin, semakin besar defisiensi Q10, yang merupakan antioksidan terpenting yang melindungi LDL
terhadap oksidasi. Sekitar 5-10% dari pengguna statin (manula dan penderita gagal
jantung, Corona study, 2003-6) menghentikan
terapinya sebab efek ini di atas. Oleh
sebab itu untuk menghindarinya kalangan
komplementer menganjurkan untuk selalu
menambahkan Q10 pada terapi dengan statin;
dosisnya 1-3 dd 100 mg.
Kolesterol tubuh disintesis dalam hati
maksimal menjelang tengah malam sampai
pukul 02.00 subuh. Oleh sebab itu statin
dengan t1/2< 4 jam harus diminum pada
malam hari, terkecuali atorvastatin (Lipitor)
dan rosuvastatin (Crestor).
Wanita hamil tidak boleh memakai nya
sebab statin berefek teratogen, lagipula kolesterol mutlak dibutuhkan bagi pengembangan janin.
pemakaian statin juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko diabetes (Journal
of the American College of Cardiology), namun
benefit dari statin lebih diutamakan pada
pasien dengan risiko gangguan kardiovaskuler.
Risiko diabetes ini lebih jelas pada statin yang berefek kuat (rosuvastatin ≥10 mg,
atorvastatin ≥20 mg dan simvastatin ≥40
mg) terutama pada 4 bulan pertama dipakai nya.
Ref. BMJ. 2014;348:g3244
e. Obat lainnya. Neomisin sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan damar, bawang putih, minyak ikan dan sterol serta stanol nabati. Kedua zat terakhir termasuk kelompok penghambat absorpsi kolesterol yang
berkhasiat menurunkan LDL kolesterol.
Bawang putih memiliki a.l. khasiat antiaterogen, menurunkan LDL, menghambat
agregasi trombosit dan menurunkan tekanan
darah. Maka sangat berguna sebagai obat
tambahan pada penanganan dan pencegahan
atherosclerosis dan PJP.
Minyak ikanmengandung dua jenis asam
lemak omega-3 dengan 5/6 ikatan tak-jenuh
(poly-unsaturated fatty acids, PUFA), yaitu
EPA (eicospentaenic acid) dan DHA (docosahexaenic acid). Kedua PUFA ini memiliki
banyak khasiat, a.l. menurunkan kadar TG
darah namun efeknya terhadap HLD belum
dipastikan. Lihat selanjutnya Bab 54. Dasardasar Diet Sehat.
MONOGRAFI
1. DAMAR PENGIKAT ASAM
EMPEDU
1a. Kolestiramin:Questran
Secara kimiawi damar penukar ion ini
(1961) yaitu polistiren dengan gugusan
-NH4
kwaterner, yang tidak diresorpsi oleh
usus. Berkhasiat menurunkan LDL dan
kolesterol total, berdasar pengikatan asam
empedu dalam usus halus menjadi kompleks
yang dikeluarkan melalui tinja. Tanpa asam
empedu, kolesterol tidak diserap lagi. Kadar
asam empedu dalam plasma menurun dan
hati distimulasi untuk meningkatkan sintesis
asam ini dari kolesterol. Efeknya yaitu
turunnya LDL rata-rata dengan 25%.
pemakaian nya pada hiperkolesterolemia
tertentu sedangkan pada tipe lain biasanya
dikombinasi dengan klofibrat atau nikotinat
sebab tidak efektif terhadap VLDL. Bila
dalam waktu 2-3 bulan hasilnya kurang baik,
terapi hendaknya dihentikan. pemakaian
lainnya yaitu pada penyakit kuning
tertentu (hepatitis) dengan gatal-gatal hebat
akibat terhambatnya ekskresi asam empedu
oleh hati. Juga pada diare yang disebabkan
ada nya terlalu banyak garam empedu di
usus besar.
Efek sampingnya berupa gangguan lambung-usus, terutama obstipasi. Rasanya tidak
enak. Resorpsi dari vitamin A, D, E dan K
dapat berkurang, begitu pula obat-obat lain
yang diminum bersamaan waktu, maka sebaiknya obat-obat demikian diminum 1 jam
sebelum kolestiramin. Pada pemakaian lama, dianjurkan suplesi vitamin-vitamin tersebut.
Dosis: permulaan 4 g ½ jam a.c. dicampur
dengan ±150 ml air (jangan diminum sebagai
zat padat), berangsur-angsur dinaikkan sampai 1-2 dd 8 g. Pada gatal-gatal: permulaan 12-
16 g, lalu 4-8 g sehari, pada diare: 4 dd 4 g.
1b. Kolestipol: Colestid
Penukar ion ini dengan rumus kopolimer
triamin (1969) memiliki khasiat dan efek
samping yang sama dengan kolestiramin;
perbedaannya yaitu tidak berbau dan tanpa
rasa. dipakai pada hiperkolesterolemia dan
pada intoksikasi digitoksin. Kombinasinya dengan nikotinat dapat menurunkan kolesterol
sampai 45%.
Dosis: permulaan 1-2 dd 5 g d.c. dicampur
dengan air atau jus, untuk pemeliharaan 5-30
g sehari.
Catatan: Pada pemakaian terus-menerus,
kadar kolesterol bisa meningkat.
2. DERIVAT NIKOTINAT
2a. Asam nikotinat: niacin
Asam piridin-3-karbonat ini (1913) berkhasiat menurunkan LDL dan VLDL, sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya diperkirakan yaitu dihambatnya sintesis LDL dan VLDL. Pembebasan asam
lemak (lipolysis) dari TG jaringan dihambat
pula, sehingga dalam hati tidak tersedia cukup asam lemak bebas untuk sintesis lipida
dan lipoprotein. Dalam tubuh zat ini diubah
menjadi nikotinamida.
pemakaian nya pada hiperlipidemia jenisjenis tertentu dan juga dapat dikombinasi
dengan obat-obat lain. Adakalanya juga pada
gangguan pembuluh perifer berkat khasiat
vasodilatasinya, lihat Bab 34. Vasodilator sub
8.
Efek sampingnya muka memerah (‘flushing’)
dan rasa panas disebabkan oleh efek vaso- dilatasi, nyeri kepala, gatal-gatal dan iritasi
kulit, juga penglihatan berkurang.
Dosis: 3 dd 100 mg d.c., bila perlu berangsurangsur dinaikkan sampai 2-9 g sehari dalam
3-4 doses. Pada kejang pembuluh: 100-800 mg
sehari d.c.
2b. Acipimox: Olbetam, Nedios
Derivat pirazinkarbonat ini yaitu analogon dari nikotinat (1990) dengan khasiat
dan efek samping sama. Selain itu, berkhasiat
menghambat pembebasan asam lemak dari
trigliserida, juga menstimulasi lipoproteinlipase
di jaringan lemak, yang berakibat percepatan
perombakan VLDL dan TG. Acipimox terutama dipakai pada hiperlipidemia jenisjenis tertentu. Dianjurkan pengawasan teratur dari fungsi hati, ginjal dan kadar urat.
Dosis: permulaan 2 dd 250 mg p.c., bila
perlu dinaikkan sampai 3 dd 250 mg.
3. FIBRAT
3a. Klofibrat: Arterol, *Liposol
Ester butirat ini (1963) berkhasiat menurunkan kadar VLDL dan TG berdasar
stimulasi aktivitas lipoproteinlipase, sehingga
perombakan dan ekskresi TG dan kolesterol
lewat tinja dipercepat. Oleh sebab itu zat ini
sangat efektif untuk menurunkan kadar TG,
namun kerjanya terhadap kolesterol (LDL)
lebih ringan, sebab umumnya penurunan
VLDL disertai kenaikan LDL. dipakai
pada TG yang meningkat (tipe III, adakalanya
tipe IIB dan IV). Bila sesudah 3 bulan efeknya
tidak memuaskan, pengobatan hendaknya
dihentikan.
Resorpsi dari usus lambat namun lengkap;
di dalam hati segera dihidrolisir menjadi
metabolit aktif dengan PP ±95% dan t½ ratarata 15 jam. Ekskresi melalui urin sebagai
glukuronida.
Efek samping yang paling sering berupa
gangguan (sementara) saluran cerna, kadangkala nyeri kepala, perasaan kantuk,
eksantema, stimulasi nafsu makan, rambut
rontok dan impotensi. Risiko batu empedu
dan radang kandung empedu meningkat.
Semua senyawa fibrat dapat memicu
suatu sindroma myositis (radang otot) yang
insidensinya lebih meningkat bila pada saat bersamaan dipakai zat penghambat
reduktase.
Interaksi. Efek derivat kumarin diperkuat,
begitu pula efek furosemida dan antidiabetika
oral berdasar pendesakan dari ikatan
proteinnya.
Dosis: permulaan 500 mg sehari, berangsurangsur dinaikkan sampai 3-4 dd 500 mg d.c./
p.c.
* Simfibrat (Cholesolvin) merupakan senyawa
dari 2 molekul klofibrat dengan khasiat, sifat
dan pemakaian yang sama. Dosis: 3 dd 250-
500 mg d.c.
* Fenofibrat (Lipanthyl) yaitu derivat dengan
sifat dan pemakaian sama, namun khasiatnya
lebih kuat. Dosis: 3 dd 100 mg d.c.
* Bezafibrat (Bezalip/retard) (1978) yaitu derivat dengan sifat dan pemakaian sama
pula. Dosis: 2-3 dd 200 mg.
3b. Gemfibrozil: Lopid, Lipozil
Derivat asam pentan ini (1982) terutama
berkhasiat menurunkan kadar TG (VLDL)
dan kolesterol (LDL), sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya diperkirakan
berdasar penghambatan produksi VLDL
dan stimulasi lipase untuk merombak TG.
dipakai pada terutama hipertrigliseridemia, juga pada hiperlipidemia tipe tertentu,
adakalanya bersamaan obat lain.
Resorpsi dari usus pesat dan lengkap, PPnya tinggi (95%), t½ ±1,5 jam. Dalam hati obat
ini sebagian dirombak dalam 4 metabolit dan
mengalami siklus enterohepatik. Ekskresi
berlangsung lewat urin (70%) dan feses (6%).
Efek samping dan interaksinya serupa dengan
klofibrat.
Dosis: 2 dd 600 mg 1/2 jam a.c., pemeliharaan 900-1500 mg sehari.
4. STATIN (PENGHAMBAT
REDUKTASE)
Senyawa penghambat-Co-enzim-A reduktase
berkhasiat menurunkan kolesterol total,
LDL, VLDL dan trigliserida, sedangkan HDL
sedikit meningkat. Efeknya yaitu peningkatan kuosien HDL : kolesterol total dan LDL diturunkan dengan 30-50%, padamana
khasiat atorvastatin dan rosuvastatin dengan
masa paruh panjang (t½ ±14-19 jam) lebih
kuat daripada simvastatin, pravastatin dan
fluvastatin (t½ 2-3 jam). Di samping blokade
sintesis kolesterol, statin juga meningkatkan
jumlah reseptor-LDL.
ada indikasi bahwa statin menurunkan risiko akan kanker,trombosis(NTvG
2002;146: 45), demensia Alzheimer (BMJ
2002; 324: 936) dan infeksi dengan HIV (Ph.
Wkbl 2004; 139 : 1243).
Mekanisme kerjanya berdasar penghambatan enzim HMG-CoA-reduktase yang dalam hati berperan esensial untuk pengubahan HMG-CoA (hidroximetilglutaril-coenzim A)
menjadi asam mevalonat. Melalui langkah lain
akhirnya terbentuk kolesterol. Mevalonat
selainnya merupakan precursor kolesterol
yaitu juga precursor dari coenzym Q10
(ubiquinon, lihat Bab 14. Sitostatika dan Bab
49. Dasar-dasar Imunologi.), pemeran penting pada produksi enersi dalam sel. Oleh
sebab itu penghambatan pembentukannya
oleh statin memicu masalah bagi produksi enersi tubuh. Hal ini mungkin ada
hubungannya dengan kerusakan otot tertentu (rhabdomyolysis) yang pada tahun 2001
mengakibatkan penarikan cerivastatin (Lipobay) dari peredaran. pemakaian . Bila menjalani diet tidak berhasil
cukup baik, statin merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan total- dan LDLkolesterol pada hiperkolesterolemia primer maupun familial dan demikian dapat
mengurangi insidensi gangguan koroner dan
kematian. Juga untuk prevensi sekunder
sesudah infark, TIA, stroke, bedah bypass dan
pada angina stabil. Atau juga untuk prevensi
primer pada penderita berisiko tinggi.24,25
Mengingat peranan penting kolesterol pada
sintesis hormon, pemakaian nya pada anakanak tidak dianjurkan.
Di samping merintangi sintesis enzim
HMG-coenzim-A, statin juga menurunkan
kadar coenzim Q10, vitamin E dan beta-karoten dalam darah. Q10 dan vitamin E merupakan antioksidansia utama yang melindungi
LDL terhadap oksidasi menjadi oksi-LDL
dan timbulnya aterosklerosis. Penurunan
kadar Q10 ada hubungannya dengan keluhan
otot, kanker (carcinogenicity) dan fungsi
jantung (cardiomyopathy) Berhubung dengan
efek samping ini dianjurkan agar terapi statin
disertai pemberian vitamin E dan Q10. (JAMA
2002;287:598-605) sebagai prevensi kanker
dan lemah jantung.
Efek sampingnya berupa gangguan ringan
saluran cerna (nausea, obstipasi, flatulensi),
adakalanya nyeri kepala dan otot, reaksi kulit
dan rasa letih. Nyeri otot serta kejang-kejang
(myopathy) dapat terjadi, begitupula gangguan
mata dan fungsi hati (meningkatnya enzim
transaminase).
Lebih serius yaitu efek melemahkan otot
lurik akibat degradasi secara spontan dari
jaringan ini, yang disebut rhabdomyolysis
(Lat. rhabdomyo- : otot lurik, lysis: melarutkan).
Walaupun jarang terjadi, namun sangat
berbahaya sebab bisa fatal, terutama bila
dipakai terkombinasi dengan fibrat atau
nikotinat. Pada prinsipnya semua statin dapat
memicu efek samping ini yang diperkirakan
ada hubungannya dengan defisiensi coenzim Q10.
sesudah peristiwa penarikan cerivastatin, pada awal 2005 atorvastatin telah memicu
heboh sebab juga dilaporkan beberapa
kasus rhabdomyolysis dan myopati pada
pemakaian bersamaan dengan gemfibrozil.
Mungkin dengan dosis rendah dari statin
efek buruk ini dapat dihindari. Bila sudah
terjadi, selain minum Q10 200 mg sehari, di
kalangan alternatif juga dianjurkan untuk
memakai suatu preparat kreatin. [Kreatin yaitu suatu senyawa amino yang terutama ada di jaringan otot (dan darah)
bersama metabolit akhirnya kreatinin. Kreatin
disintesis di ginjal dan hati.] Berhubung dengan hepato-toksisitasnya dianjurkan untuk
memantau fungsi hati setiap 4-6 minggu,
mengingat terapi dengan statin yaitu untuk jangka panjang. Namun pada umumnya
senyawa statin memiliki indeks terapi (safety
margin) yang cukup besar.
Kontra-indikasi. Risiko akan myopati diperbesar bila dipakai bersamaan dengan
obat yang menghambat enzim cytochrom P450
(CYP 3A4) dengan efek meningkatkan kadar
plasma, terutama pada dosis agak tinggi (di
atas 20 mg simvastatin atau atorvastatin).
Misalnya eritromisin dan klaritromisin, ketokonazol dan itrakonazol, diltiazem dan
verapamil, serta penghambat protease, juga
(sari) grapefruit. Pengecualian yaitu pravastatin yang perombakannya tidak melalui
enzim CYP3A4.
Wanita hamil tidak dianjurkan memakai nya sebab senyawa statin dapat
mengakibatkan cacat pada bayi (bersifat
teratogen).
4a. Simvastatin: Zocor,
*Inegy
Ester naftil dari asam butirat ini (1988)
dibentuk dari produk fermentasi jamur tertentu dan dapat menurunkan kadar LDL
dan kolesterol total dalam 2-4 minggu.
Kadar VLDL dan TG juga dapat diturunkan,
sedangkan HDL dinaikkan sedikit. dipakai tersendiri atau dikombinasi dengan damar. Pada umumnya, efeknya sudah nyata
sesudah 2 minggu dan maksimal sesudah 1
bulan. Khasiat menurunkan LDL kuat, namun
lebih lemah daripada atorvastatin. Dosis dari
10 mg simvastatin per hari mampu menurunkan kadar LDL-kolesterol dengan 27%.23
Resorpsi dari usus baik, namun mengalami
FPE besar, PP tinggi. Di dalam hati simvastatin
inaktif segera diubah menjadi suatu metabolit
aktif. Ekskresinya berlangsung 69% melalui
empedu dan feses serta 13% lewat urin.
Efek samping. Selain efek umum juga rambut rontok (reversibel), gangguan psikis (depresi, ketakutan, kecenderungan bunuh diri)
dan kerusakan hati (hepatitis).
Risiko untuk myopati pada dosis 20-40 mg
sehari rendah (kira-kira satu per 10000 pasien
per tahun), namun meningkat sampai kira-kira
sepuluh kali (sekitar satu per 1000 pasien per
tahun) pada dosis 80 mg sehari.
Ref.:
1. Lancet 2002; 360: 7–22.
2. Armitage J. The safety of statins in clinical
practice. Lancet 2007;370: 1781–90).
Berhubung dengan meningkatnya risiko
akan myopathy FDA menganjurkan dosis
simvastatin tidak lebih dari 80 mg.
Disebabkan dapat meningkatkan kadar
simvastatin beberapa jenis obat juga tidak
boleh dipakai bersamaan yakni itraconazole, ketoconazole, posaconazole, erythromycin, clarithromycin, telithromycin, HIV
protease inhibitors, nefazodone, gemfibrozil,
cyclosporine, danazol.
Lagipula pada dosis simvastatin melebihi
10 mg jangan memakai obat-obat amiodarone, verapamil dan diltiazem. Amlodipin
dan ranolazin jangan dipakai pada dosis
simvasttin yang melebihi 20 mg.
Dosis: permulaan 10 mg malam hari, bila
perlu dinaikkan dengan interval 4 minggu
sampai maks. 40 mg.
* Inegy = simvastatin + ezetimibe
* Pravastatin (Pravachol, Selektin, Mevalotin)
yaitu derivat naftalen (1990), juga hasil fermentasi jamur dengan khasiat, efek samping
dan pemakaian yang sama. Khasiatnya
separuh lebih lemah dari pada simvastatin.
Menurut laporan fungsi hati tidak terlalu
diganggu. Resorpsi pesat ±34%, mengalami
FPE tinggi sehingga BA-nya hanya 17%. PPnya ±50%, t½ 1,5-2 jam. Metabolitnya aktif
lemah; ekskresi melalui empedu dan feses
(70%) serta urin (20%).
Dosis: permulaan oral 10 mg malam hari,
bila perlu sesudah 4 minggu dinaikkan sampai
maks. 1 dd 40 mg.
* Fluvastatin (Lescol, Canef) yaitu derivat
indol sintetik dengan fluor (1994) yang profil kerja dan pemakaian nya sama pula.
Khasiatnya lebih lemah dari pravastatin. BA
hanya 24% akibat FPE tinggi, PP-nya lebih
dari 98%, t½ 1,4-3,2 jam. Dirombak menjadi
berbagai metabolit inaktif yang diekskresi
lewat feses (93%) dan urin (6%). Dosis: oral
20-40 mg malam hari.
4b. Atorvastatin: Lipitor
Derivat pyrrol sintetik ini (1997) memiliki
khasiat lebih kuat dari ketiga statin lainnya. Dengan dosis rata-rata 20 mg/hari, LDL
dan TG diturunkan masing-masing 42%-
44% dan 32% Pada HLD „campuran“ dapat
dikombinasi dengan damar. Resorpsi dari
usus cepat, BA hanya 11% akibat FPE besar,
PP di atas 98%. Di dalam hati atorvastatin
dirombak menjadi metabolit aktif. Masa
paruhnya 14 jam. Dosis: permulaan 1 dd 10
mg (garam-Ca), bila perlu dinaikkan sampai
1 dd 80 mg.
Catatan: Atorvastatin juga memiliki sifat
antiradang dan dapat mengurangi keluhan
batuk pada pasien dengan bronchiektasis
(pelebaran bronkus setempat).
Lancet Respir Med 2014, epub
* Rosuvastatin (Crestor) yaitu derivat sintetik (2001) yang khasiatnya terkuat dari
semua statin dengan penurunan kadar
kolesterol dan TG dari masing-masing 50%
dan 9-22%. Oleh sebab itu juga disebut
Superstatin. BA ±20% akibat FPE besar,
PP 90%. Dalam hati dimetabolisasi untuk
10% dan diekskresi secara utuh untuk 90%
melalui feses. Masa paruhnya 19 jam. Zat ini
bersifat relatif hidrofil, yang diperkirakan
yaitu penyebab bagi myotoksisitasnya yang
lebih ringan. Dosis: 1 dd 10 mg (garam-Ca),
pemeliharaan 10-80 mg.
4c. Ezetimibe: Zetia, Ezetrol
Obat ini (2003) selektif menghambat absorpsi kolesterol tanpa mengganggu absorpsi
vitamin-vitamin yang melarut dalam minyak.
Terapi kombinasi dengan atorvastatin dan
simvastatin memperkuat khasiatnya menurunkan kadar trigliserida, LDL dan total
kolesterol. Mekanisme kerjanya berdasar
penghindaran absorpsi kolesterol oleh entrosit di usus halus.
Bila dipakai sebagai monoterapi efektif
bagi pasien yang intoleran terhadap senyawa
statin, namun hanya dapat menurunkan kadar
kolesterol dengan ±15-20%, sama atau lebih
rendah daripada yang diperoleh dengan
kebanyakan statin. Kombinasi dengan statin
dapat menurunkan kadar LDL sampai ratarata 60%, lebih tinggi daripada monoterapi
dengan statin. (Feldman et al. Treatment of
high risk patients with ezetimibe plus simvastatin co-administration versus simvastatin alone. Am J Cardiol 2004, 93:1481-1486).
namun benefit klinis dari kombinasi ini tetap
kontroversial bila dibandingkan dengan efek
dari pemakaian statin saja. (Kastelein JJ et
al. Simvastatin with or without ezetimibe in
familial hypercholesterolaemia).
Ref.:
1. Venrooy T., Nieuwe cholesterolverlager
effectief bij statine-intolerante patiënten; Ned
Tijdschr Geneeskd 2012;156
2. N Eng J.Med, 2008,358:1431-1443
Resorpsinya cepat, terikat pada protein
plasma 88-93% sebagai metabolit aktif dan
99,7% sebagai ezetimibe. T1/2 ± 22 jam dan di
eliminasi 78% via feses dan 11% melalui urin.
Efek samping. Pernah terjadi rabdomyolisis
Sebagai monoterapi sering kali sakit perut,
diare, perasaan lelah, gangguan saluran pencernaan. Juga trombositopeni, sembelit, pusing-pusing dan depresi.
Bila dikombinasi dengan statin, sering kali
sakit kepala dan nyeri otot. Juga mulut kering
dan gatal-gatal.
Dosis: dewasa dan anak > 10 tahun 1 dd 10
mg.
5. OBAT LAINNYA
5a.Sterol nabati22,23: stigmastanol, sitostanol,
sitosterol
Senyawa-senyawa ini dengan struktur mirip kolesterol yaitu bagian dari membran
sel tumbuhan dan merupakan bahan bangun
bagi hormon-hormon tumbuhan. Sumber
terpenting dalam makanan yaitu minyak
nabati, kacang-kacangan dan gandum (wheat
germ oil), namun jumlahnya kecil sekali. Juga
ada pada pohon cemara. Berkhasiat
menurunkan resorpsi kolesterol dari ±50%
menjadi 20%, dengan mengikatnya dalam
usus, sehingga kadar kolesterol darah juga
menurun. Sterol nabati terpenting betasitosterol (etilkolesterol, dengan ikatan takjenuh antara C5-C6) tidak diresorpsi dan
dalam usus dibebaskan dari esternya. Pada tahun 1957 perusahaan Lilly sudah melansir sitosterol sebagai obat penurun kadar
kolesterol, namun tidak berhasil dalam pema-sarannya sebab dibutuhkan dosis dari 6
sampai 18 g seharinya yang tidak menarik
bagi pemakai. Dewasa ini sitosterol sudah
dipakai sebagai suplemen dalam bahan
makanan seperti margarin, halvarin dan
yoghurt. Bahan makanan yang diperkaya
ini (mis. Benecol, Becel Pro-Activ) dinamakan
„novel atau functional foods”(nutraceuticals).
Bila margarin yang diperkaya ini
dipakai ±20 g setiap hari, kadar kolesterol
dapat menurun dengan ±8%.
* Serat nabati terdiri dari polisakarida yang
tidak dapat dicerna oleh flora usus dan
tidak diserap. Yang terpenting yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin dan sejenis
gom. Banyak ada sebagai dinding sel
dari gandum, sayuran dan buah-buahan.
Berkhasiat antilipemik sebab menyerap
asam empedu, yang dikeluarkan lewat feses.
Tanpa asam ini resorpsi kolesterol (dan lipida lainnya) sangat berkurang, sehingga
kadarnya dalam plasma menurun. Bandingkan dengan mekanisme kerja damar.
Lihat selanjutnya Bab 54. Dasar-dasar diet
sehat, A. Hidratarang.
5b. Bawang putih: Allium sativum, Nature
Garlic, Kyolic
Umbi ini dari family Liliaceae berasal dari kawasan Himalaya dan mengandung
minyak atsiri dengan senyawa sulfur organik. Kandungan terpentingnya yaitu aliin
(S-allyl-L-cysteinsulfoxide, tanpa bau) yang
oleh enzim aliinase diubah menjadi zat aktif
allicin (diallyl-dithio-sulfoxide) dengan bau
khasnya. Allicin secara spontan dapat berubah menjadi dialilsulfida. Zat kandungan
aktif lainnya yaitu alkilpolisulfida a