van Hunsel F.P. et al., Trombose en embolie bij
gebruik van Diane-35 ; Ned Tijdschr Geneeskd.
2014;158:A6651
Pil acne mengandung 35 mcg etinilestradiol
dan termasuk pil “ringan”, maka hanya
dipakai bila ada indikasi serentak
acne dan kontrasepsi. Keamanannya sama
tingginya dengan pil-pil kombinasi lain.
6. Pil melatonin mengandung hormon alamiah dari epifisis, yang berkhasiat anti gonadotrop dan merintangi ovulasi. Pil ini
khusus mengurangi sekresi LH, sedangkan
produksi FSH praktis tidak dipengaruhi
sehingga proses menjadi masaknya folikel
berlangsung terus, yang akhirnya akan diserap kembali. Melatonin dapat dianggap
sebagai zat anti konsepsi alamiah. Di musim
dingin dengan relatif sedikit sinar mata- hari, pada umumnya kadar “hormon tidur”
melatonin dalam darah agak tinggi dan
hewan menjadi relatif infertil (lihat juga Bab
42, Hormon hipofisis, sub Epifysis). Juga
telah ditemukan bahwa wanita dengan fertilitas rendah memiliki kadar melatonin darah
agak tinggi. Atas dasar ini telah dibuat pil
anti hamil kombinasi dari melatonin 75
mcg + noretisteron 0,5 mg. pemakaian pil
bifasis dalam sediaan kombinasi ini untuk
23 hari pertama dan hanya melatonin untuk
lima hari selanjutnya. Sebaiknya pil mulai
dipakai pada malam pertama haid, namun
bisa juga sampai hari kelima. Kombinasi
ini tidak dipasarkan sebab keamanannya
rendah dibanding jenis pil lainnya..
7. Morning-after pill (MAP)
MAP dapat dipakai sebagai cara antikonsepsi postcoital, yaitu untuk menghindari
kehamilan sesudah senggama “tanpa perlindungan”, seperti pada peristiwa perkosaan
atau bila kondom pecah. Pil ini diminum
pada pagi sesudahnya sebagai suatu kur
singkat dari beberapa hari. Semula khusus
dipakai estrogen dalam dosis tinggi sekali (etinilestradiol atau stilbestrol), namun keberatannya yaitu perasaan mual dan
muntah yang sering kali terjadi. Kemudian
ternyata bahwa pil kombinasi dengan dua
dosis (metode 2 x 2, lihat di bawah) sama
efektifnya, lagi pula toleransinya lebih baik.
Mungkin MAP yang teraman dan terpercaya
yaitu anti progesteron mifepriston. Steroid
ini menghambat ovulasi dan implantasi telur
yang sudah dibuahi melalui pemblokiran
secara kompetitif reseptor progesteron, lihat
Bab 44, Hormon-hormon Wanita. namun sediaan dengan senyawa ini tidak banyak dipakai sebagai MAP.
Mifepriston (pil abortus) kini dipakai
untuk penghentian kehamilan (abortus provocatus kimiawi) bersama analog prostaglandin
misoprostol.
12
a. Pil estrogen (Metode 5x5) memakai
etinilestradiol (5 dd 1 mg p.c.) selama
5 hari (atau 1 dd 5 mg). Efektif sampai
100% bila dimulai selambat-lambatnya
48 jam ‘sesudahnya’. Mekanisme kerjanya berdasar perlambatan proliferasi
endometrium dengan 5 hari akibat meningkatnya kadar estrogen darah dengan faktor 50. Dengan demikian, telur
yang mungkin sudah dibuahi tercegah
implantasinya. Di samping itu ovulasi
pun dirintangi. Perdarahan sering kali
terjadi sebelum waktunya dan pada wanita dengan oligomenorroea (haid kurang
deras) umumnya bahkan tidak terjadi
sama sekali.
Efek samping utama berupa mual dan
muntah akibat dosis estrogen tinggi,
kadang-kadang pusing, perubahan suasana jiwa (mood) dan nyeri buah dada.
Untuk menghindari mual sebaiknya diberikan bersamaan suatu anti emetikum,
misalnya domperidon.
b. Pil kombinasi: Metode 2x2 (Yuzpe) ini
dianggap sebagai cara kontrasepsi yang
paling praktis dan dapat dipakai sebagai MAP sampai selambat-lambatnya
72 jam sesudah pembuahan. Cara ini juga
lebih praktis dan menguntungkan sebab
kur hanya satu hari. Lagi pula pil ini lebih
jarang memicu efek samping. Yang
dipakai yaitu 2 tablet dari kombinasi
EE 50 mcg + l-norgestrel 250 mcg. Tablet
pertama harus diminum sedini mungkin
(sebaiknya dalam waktu 24 jam), tablet
kedua 12 jam kemudian. Metode ini
telah diregistrasi di Inggris dan sejumlah
negara lain, serta dimuat dalam “Essential
drugs list” dari WHO.
c. Pil progestagen Norlevo memakai
2 tablet levonorgestrel 750 mcg dengan
selang waktu 12 jam. Metode ini kini
banyak dipakai di seluruh dunia
sebab ternyata lebih efektif daripada
Metode Yuzpe (85% dibanding 75%). Lagi
pula pil ini lebih jarang memicu
mual dan muntah-muntah dibanding pil
kombinasi.
d. IUD juga dapat dipakai sebagai pencegah kehamilan postcoital yang sangat dapat
dipercaya. Keuntungan besarnya ialah
dapat dilakukan sampai 5 hari sesudah
pembuahan dan selambat-lambatnya pada hari ke-19 dari siklus teratur. Hal ini
berkaitan dengan lamanya perjalanan
telur yang sudah dibuahi dari saluran telur ke rahim, yang memakan waktu 4,5–
5 hari. Sebelum pemasangan IUD perlu
dipastikan bahwa tidak ada kehamilan
atau penyakit kelamin.
pemakaian lainnya
Di samping untuk kontrasepsi pil antihamil
dapat pula dipakai untuk sejumlah
keadaan berikut.
a. gangguan haid. Untuk menormalisasi siklus tak teratur (oligomenorrhea) dan nyeri perut yang menyertainya (dysmenorroea);
b. menunda haid. Pil antihamil sering kali
dipakai untuk menunda haid, misalnya
berhubung dengan libur, perlombaan olahraga atau sering kali menjelang naik haji.
Pengunduran haid sebaiknya dibatasi sampai 8 hari dan maksimal 2 minggu berhubung meningkatnya risiko perdarahan antara. Pengunduran lebih lama biasanya memicu perdarahan ini dan juga
tidak dianjurkan untuk melakukannya terlalu sering.
Cara penundaan yaitu sesudah satu kur
jangan mengadakan istirahat, namun melanjutkan minum pil selama 7 atau 14 hari bila
haid ingin diundur dengan masing-masing
7 atau 14 hari. Sesudah itu baru diadakan
istirahat;
c. a c n e, khususnya pil dengan siproteron
(Diane-35), lihat di atas.
Faktor-faktor yang mengurangi keamanan pil
a.Terlupa minum
– bila lupa minum pil satu kali, dalam waktu
12 jam pil masih dapat diminum;
– bila lupa minum pil lebih dari 12 jam atau
lebih dari 2-3 pil, keamanannya tidak
dapat dijamin lagi. Pil-pil yang terlupa
dibuang dan kur dilanjutkan sampai
selesai dengan mengadakan cara antikonsepsi lain (kondom dengan spermicida).
Bila pil yang terlupa lebih dari 12 jam
merupakan satu dari empat pil terakhir, sebaiknya diadakan istirahat selama
4 hari, saat akan terjadi perdarahan.
Kemudian dimulai lagi dengan kur baru.
– bila pil terlupa 3 kali atau lebih, kur harus
dihentikan sebab perdarahan penarikan
tidak dapat dihindari lagi. Terlepas dari
terjadinya perdarahan atau tidak, tanpa
istirahat segera dimulai lagi dengan kur
baru.
b. Gangguan lambung-usus juga dapat mengurangi keamanan pil anti hamil akibat
berkurangnya resorpsi dari usus, misalnya
sebab diare atau muntah dalam waktu 3 jam
sesudah meminumnya. Dalam keadaan ini
sebaiknya sesudah beberapa waktu diminum
satu pil baru.
c. Interaksi dengan obat-obat lain. Sejumlah
obat yang diberikan bersamaan dengan pil
anti hamil mengurangi keamanannya melalui
induksi enzim (mikrosomal hati) sehingga
hormon-hormon dalam pil dipercepat penguraiannya. Hal ini terutama berlaku bagi pil
sub-50. Oleh sebab itu risiko perdarahan
break-through (perdarahan antara dua periode
menstruasi) dan spotting (perdarahan ringan
berupa bercak-bercak) juga lebih besar.
*Induktor enzim terkenal yaitu rifampisin, fenilbutazon, griseofulvin, terbinafin dan
anti epileptika fenobarbital, karbamazepin,
primidon dan fenitoin. Selain itu antibiotik
seperti ampisilin, amoksisiklin dan tetrasiklin, juga mengurangi keamanannya. Menurut perkiraan hal ini disebabkan oleh efek
buruknya terhadap flora usus, yang berefek
mengurangi siklus enterohepatik dari hormon-hormon dan turunnya kadar darah.
*Efek terhadap obat-obat lain. Di lain pihak,
pil anti hamil memperpanjang efek diazepam,
klordiazepoksida dan imipramin, sebab
mengurangi metabolisme oksidatifnya. Efek
kortikosteroid dan teofilin diperkuat, begitu pula daya kerja dari antihipertensiva,
antikoagulansia dan antidiabetika oral dapat
dipengaruhi oleh pil.
Efek samping
Pil antihamil dapat mengakibatkan banyak
efek samping yang tergantung pada dosis
komponen-komponennya, keseimbangan es-trogen-progestagen dalam pil dan lamanya
pemakaian . Lagi pula efek-efek tertentu
dari kedua hormon dapat saling ditiadakan.
Kebanyakan efek samping tidak terjadi pada
pil ringan (sub-50).
a. Efek-efek kombinasi yang berkaitan dengan khasiat antikonsepsinya yaitu perdarahan-antara bila pil pertama diminum pada
hari ke-5 dari siklus haid, juga mual, nyeri
kepala, buah dada tegang dan sensitif. Seringkali efek-efek ini hilang dengan sendirinya,
namun bila tetap timbul perlu dipertimbangkan pil yang lebih berat (mengandung lebih banyak estrogen). Efek samping
lebih serius yaitu meningkatnya tekanan
darah, berkurangnya toleransi glukosa, terbentuknya batu empedu dan pigmentasi
kulit (melasma, bintik-bintik hitam). Serius
pula yaitu trombosis (terbentuknya gumpalan darah di pembuluh), yang risiko
timbulnya lebih besar pada kombinasi dengan progestagen generasi ketiga (gestoden,
desogestrel dan drospirenon). Anovulasi
dan amenorroea dapat terjadi sesudah penggunaan dihentikan, pada umumnya selama
3-6 bulan.
b. Efek estrogen dapat berupa mual, muntah,
mudah tersinggung, retensi air dan udema,
nyeri buah dada dan kepala, peningkatan
tekanan darah serta melasma. Lagi pula
gangguan fungsi hati, hypermenorroea, perdarahan antara di paruh kedua dari siklus,
pembesaran myoma dan kontraksi nyeri dari
rahim. Kolesterol-HDL ditingkatkan dan
LDL diturunkan.
c. Efek progestagen terdiri dari obstipasi,
rasa letih, nyeri kepala, reaksi kulit alergi
dan melasma, varices dan kejang tungkai,
juga depresi. Di samping itu, zat ini juga
dapat mengakibatkan perdarahan-antara di
minggu-minggu pertama, hipomenorroea
dan amenorroea, libido berkurang dan
gangguan pembuluh. Kolesterol-HDL diturunkan.
d. Efek androgen dari derivat nortestosteron
nampak sebagai acne, kulit dan rambut
berlemak, bertambahnya nafsu makan dan
berat badan, penurunan kolesterol-HDL
dan meningkatnya LDL Pil trifasis dengan
kadar progestagen total yang rendah sekali,
tidak memengaruhi HDL-LDL. Toleransi
karbohidrat menurun.
Efek samping positifnya yaitu berkurangnya insidensi kanker endometrium dan ovarium serta tumor mammae jinak (benigne).
,
begitu pula membaiknya siklus haid dengan
mengurangi nyeri perut, perdarahan ovulasi
dan dysmenorrea.
Pilihan pil
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pilihan
pertama yaitu pil dengan kadar hormon
serendah mungkin, yaitu pil sub-50 dengan
estrogen di bawah 50 mcg dan progestagen
di bawah 125 mcg. Juga yang paling dapat
dipercaya yaitu dengan Pearl Indeks kurang
dari 0,1. Maka lazimnya antikonsepsi diawali dengan suatu pil sub-50 (Stediril), kebanyakan dengan EE 30 atau 37,5 mcg dan
levonorgestrel 125 atau 150 mcg. Pil sub-30
(Mercilon, Meliane, Lovette) dengan 20 mcg EE
lebih jarang dipakai sebab lebih sering
mengakibatkan «spotting», perdarahan-antara dan amenorroea. Peristiwa ini terutama
terjadi pada pil-mini yang hanya mengandung progestagen. Bila timbul keluhan demikian barulah dapat beralih ke pil yang
lebih berat dengan 30 atau 50 mcg EE.
Bila pil memicu efek samping tertentu,
maka atas dasar keluhannya pil dapat diganti
dengan pil lain yang lebih sesuai dengan
profil hormon pemakai. Artinya, beralih ke
pil dengan dosis estrogen/progestagen lebih
tinggi atau lebih rendah.
Pil dengan 30 ug etinilestradiol dan levonorgestrel merupakan pil antikonsepsi standar.
Kontra-indikasi
Kontra-indikasi pemakaian pil antihamil
dapat disimpulkan dari efek sampingnya.
Untuk lengkapnya dikemukakan lagi keadaan pada mana pil (sebaiknya) jangan diberikan, yaitu:
– bila ada riwayat trombosis, hiperlipidemia, myoma dan semua jenis kanker
yang bersifat estrogendependent (endometrium, mammae)
– perdarahan rahim yang tidak terdiagnosis
– pasien hati, migrain hebat, gangguan jantung dan pembuluh
pemakaian nya harus dengan hati-hati pada
pasien diabetes dan hipertensi. Pil tidak dianjurkan untuk wanita di atas usia 40 tahun,
terutama yang merokok dan terlalu gemuk,
atau memiliki faktor risiko PJP lain. Tidak
pula bagi wanita sekitar masa peralihan, berhubung haid akan berlangsung terus dan saat
menopause tidak dapat ditentukan. sebab
itu sebaiknya pemakaian pil dihentikan
pada usia sekitar 45 tahun, sebab pada usia
ini kemungkinan hamil kecil sekali dan yang
lebih dikuatirkan yaitu trombo-emboli, terutama pada wanita yang merokok.
SEDIAAN-SEDIAAN
Kebanyakan sediaan pil antihamil mengandung EE sebagai estrogen terkombinasi
dengan berbagai progestagen. Tersedia beberapa sediaan yang hanya berisi progestagen. Dalam ikhtisar di bawah ini dimuat
sediaan-sediaan yang paling banyak dipakai .