Tampilkan postingan dengan label obat 46. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label obat 46. Tampilkan semua postingan

obat 46





 as FSH selama 

10 hari untuk memasakkan folikel. Disusul 

dengan HCG untuk menginduksi ovulasi.1,2

Pada pria dipakai  antara lain pada 

pubertas terlambat akibat insufisiensi fungsi 

hipofisis dan pada kemandulan untuk menstimulasi produksi sperma.

Efek samping dapat berupa sakit kepala, 

rasa letih, iritasi, gelisah, depresi, udema dan 

gynecomastie. 

Dosis: kemandulan wanita i.m. 5-10.000 UI/

hari selama 1-3 hari sesudah  kur HMG/folitropin. Sanggama hendaknya dilakukan pada hari ke-1 dan/atau ke-2 dari pemberian 

HMG. Pria: 1-2.000 UI/hari 2-3x seminggu, 

bersamaan dengan 75-150 UI HMG, selama 

minimal 3 bulan.

2. Menopausal Gonadotropin: HMG, menotropin, Humegon, Pergonal

Ekstrak murni yang diperoleh dari urin 

wanita postmenopause mengandung FSH 

dan LH dalam perbandingan 1:1. Sekarang 

juga dibuat dengan teknik rekombinan-DNA 

(Puregon), lihat di bawah. 

FSH dan LH —berbeda dengan hormon 

hipofisis dan hormon hipotalamus lainnya— 

termasuk kelompok glikopeptida. dipakai  terutama pada kemandulan wanita dengan keberhasilan (ovulasi) ±90%. Persentase 

poli-ovulasi dan kehamilan ganda cukup 

tinggi. 

IVF. Meningkatnya permintaan akan HMG 

berkaitan dengan IVF (in vitro fertilization).

Oleh sebab  kesulitan meningkatkan pengumpulan air seni, maka lambat-laun terjadi 

kekurangan HMG. Oleh sebab  itu, introduksi dari folitropin rekombinan-DNA yaitu  

tepat pada waktunya.

Dosis: i.m. 150 UI selama 10 hari, sesudah  24-

48 jam disusul oleh HCG untuk menginduksi 

ovulasi. Untuk IVF, ada beberapa protocol 

dan dosisnya jauh lebih tinggi.

* Folitropin (-alfa) (Puregon, Gonal-F) dibuat 

dari sel-sel ovarium hewan hamster Cina 

dengan teknik rekombinan-DNA. Hanya 

berefek FSH tanpa aktivitas LH (1996), 

struktur kimianya hanya berbeda dari FSH 

alamiah pada gugus samping karbohidratnya. Folitropin selain secara i.m. dapat juga 

diberikan subkutan. Sediaan folitropin melengkapi kekurangan HMG dengan baik, 

namun  harganya rata-rata tiga kali lebih tinggi!

Dosis: pada anovulasi selama 7 hari i.m. 

50 UI atau s.k. dengan pena khusus (Puregon 

pen). Pada IVF: hari ke-2 atau 3 dari siklus 

150-225 UI/hari, maks. 450 U, sampai tercapai 

pertumbuhan folikel secukupnya (rata-rata 

10 hari), disusul dengan HCG maks. 10.000 U 

untuk pemasakan folikel dengan tuntas.

* Lutropin-alfa (Luveris) yaitu  human 

LH sangat murni, yang diperoleh dari selsel ovarium hewan hamster Cina dengan 

teknologi-DNA. dipakai  untuk menunjang produksi estradiol serta menstimulasi 

pemasakan folikel dan selalu terkombinasi 

dengan folitropin, terutama bila ada 

kadar-LH dan –FSH yang rendah sekali (untuk induksi ovulasi). 

Dosis: s.k. individual berdasar  besarnya 

folikel dan kadar estradiol dalam darah.

3. Somatropin: somatotrofin, Growth Hormone, 

GH, Saizen, Humatrope, Norditropin, Genotropin

Hormon pertumbuhan ini terdiri dari 

rantai polipeptida 191 asam amino dan dibuat sejak tahun 1985 dari kuman E. coli

dengan teknik rekombinan-DNA. Produksi 

dari hipofisis manusia dihentikan sesudah  

dilaporkan timbulnya penyakit CreutzfeldtJakob akibat infeksi viral. Produksi GH distimulasi oleh GHRH dan 

dihambat oleh GHRIF dari hipotalamus. 

Faktor mana yang aktif tergantung dari kadar 

glukosa dalam plasma. Sekresinya berkurang bila kadar glukosa meningkat dan bertambah pada keadaan lapar atau sesudah 

injeksi insulin. Berbagai jenis stress, fisik dan 

psikis, termasuk olahraga, juga menstimulasi 

produksi GH. 

Khasiat. Somatropin berkhasiat anabol, 

yaitu menstimulasi sintesis protein dan pertumbuhan dari semua organ dan jaringan, 

termasuk otot, kulit dan tulang terutama melalui peningkatan jumlah sel-sel otot kerangka. 

Gonad, hati, anak ginjal dan timus dapat 

membesar. Pada anak-anak GH menstimulasi 

pertumbuhan cakram epifisis, yaitu tulang 

rawan di kedua ujung tulang pipa panjang, 

tempat terjadinya pertumbuhan. Di samping 

itu somatropin memengaruhi metabolisme 

lemak dan karbohidrat. 

Pada orang dewasa somatropin meningkatkan energi dan vitalitas, memperbesar 

masa otot dan menurunkan masa lemak, 

juga menstimulasi timus. Pada usia menua 

produksinya lambat laun berkurang; penelitian di AS (1990) menunjukkan efek peremajaan dan revitalisasi pada manula yang 

«disuplesi» dengan GH. Sejumlah geriater di 

AS menganjurkan suplesi ini dalam rangka 

menghambat proses menua dan memperpanjang hidup (life extension). Daya kerja GH 

terutama melalui insulin-like growth factors

(IGF), suatu peptida yang dibentuk di semua 

jaringan, khusus dalam hati. Plasma-t½ 4 jam.

pemakaian nya terutama pada gangguan 

pertumbuhan pada anak-anak akibat kekurangan GH, misalnya pada anak kerdil untuk 

meninggikan tubuhnya. Pemberian subkutan 

menghasilkan efek lebih baik dan kurang 

nyeri daripada secara intramuskuler. Terapi 

tidak ada gunanya bila cakram epifisis sudah 

menutup dan pertumbuhan memanjang 

berhenti (pada akhir pubertas). IOC (International Olympic Comittee), menganggap GH 

sebagai zat doping.

Efek samping jarang terjadi dan dapat berupa sakit kepala, sakit sendi dan otot, udema, reaksi kulit dan hipoglikemia. Pada anakanak adakalanya dilaporkan leukemia.

Dosis: subkutan (kadang-kadang i.m.) 0,5-

0,8 UI/kg/minggu dalam 6-7 dosis, sebaiknya pada malam hari.

4. Corifollitropine alfa: Elonva

Efektivitas senyawa ini pada IVF sama 

dengan follitropin (rFSH). 

Merupakan glikoprotein yang diproduksi 

di sel-sel ovarium hewan hamster dari Cina. 

Khasiatnya sesuai dengan FSH rekombinan. 

Lama kerjanya 7 hari. sesudah  resorpsi disalurkan terutama ke ovarium dan ginjal. Ekskresi khusus melalui ginjal. T1/2 ±69 jam.

Dalam kombinasi dengan antagonis GnRH 

dipakai  untuk menstimulasi ovarium.

Efek samping sering kali sakit kepala, perasaan letih, mual dan sindrom hiperstimulasi 

ovarium (nyeri panggul). Kadang-kadang 

pusing, nyeri perut, muntah dan diare.

Dosis: parenteral dan disesuaikan dengan 

respons ovariil.

5. Mecasermine: Increlex

Merupakan faktor pertumbuhan rekombinan yang dipakai  pada defisiensi/gangguan pertumbuhan anak. Metabolisasi di hati 

dan ginjal dengan T1/2 ±6 jam.

Efek samping sering kali hipoglikemia (bulan 

pertama), hipertrofi timus dan tonsil, sakit 

kepala, gangguan pendengaran, tachycardie 

dan rasa pusing.

Dosis: permulaan s.k. 2 dd 0,04 mg/kg 

dan lambat laun dapat ditingkatkan sampai 

maksimal 2 dd 0,12 mg/kg.

6. Tetracosactide: Synacthen

Polipeptida sintetik ini terdiri dari 24 asam 

amino ACTH alamiah. Khasiat biologiknya 

serupa dengan ACTH, yaitu stimulasi biosintesis gluko- dan mineralokortikoid serta sebagian androgen.

Terutama dipakai  untuk diagnostik 

gangguan fungsi anak ginjal dan terhadap 

eksaserbasi MS akut.

Efek samping terdiri dari reaksi hipersensitivitas, kadangkala syok anfilaktik; pada 

pemakaian  lama dapat timbul efek-efek mineralokortikoid, glukokortikoid dan androgen.

Dosis: untuk diagnostik i.m. atau i.v. 0,25 

mg; terapeutik i.v. infus permulaan sehari 1 mg dan untuk pemeliharaan 0,5 mg tiap 2-3 

hari atau 1 mg seminggu.

7. Urofollitropine: Fostimon

Senyawa ini dibuat dari menopausal 

gonadotrofin human (HMG) dan terdiri dari 

FSH dalam keadaan yang sangat murni. FSH 

berfungsi merangsang pertumbuhan dan 

pemasakan follikel dalam ovarium, kemudian memicu follikel memproduksi oestrogen. 

T1/250 jam (s.k.). Obat ini dipakai  pada 

infertilitas akibat anovulasi dan bila terapi 

dengan klomifen tidak membuahkan hasil. 

namun  follitropin lebih efektif daripada 

urofollitropin pada in vivo fertilisasi (IVF). 

Efek samping yang sering terjadi yaitu  sakit 

kepala, sembelit, sindrom hiperstimulasi ovarium, mual, nyeri perut dan dispepsi.

Dosis: permulaan i.m. atau s.k. 75-150 IE 

sehari, maksimal 225 IE sehari.

HORMON NEUROHIPOFISIS

8. Oksitosin: Oxytocin-S, Piton-S, Syntocinon

Nonapeptida (dengan 9 asam amino) ini 

bersama vasopresin sebetulnya dibentuk di 

hipotalamus dan hanya disimpan di umbai 

belakang hipofisis. Kini senyawa ini dibuat 

secara sintetik. Berkhasiat oksitosik, yaitu 

memicu  kontraksi ritmis pada rahim 

dan memperkuat kontraksi yang sudah 

ada. Di samping itu bekerja laktogen (‘milkejecting’) melalui kontraksi ritmis dari otot 

sekitar kelenjar susu. Bila bayi menghisap 

putting susu, secara reflektoris hipofisis 

mensekresi oksitosin. Tidak memengaruhi 

pembentukan air susu.

pemakaian nya khusus dalam ilmu kebidanan untuk menstimulasi kontraksi sebelum persalinan bila ada  kelemahan his, 

namun  hanya bila mulut rahim sudah praktis 

terbuka seluruhnya. Juga dipakai  sesudah 

persalinan untuk mencegah perdarahan 

berlebihan.

Plasma-t½ singkat, rata-rata 10 menit. Seperti semua peptida, oksitosin dalam lambung diuraikan oleh enzim proteolitik, sehingga tidak dapat dipakai  per oral.

Efek samping berupa kejang rahim (tetania)

dengan risiko rahim robek (ruptura uteri) dan 

hambatan sirkulasi janin, juga aritmia dan 

reaksi hipersensitivitas. 

Dosis: menjelang persalinan infus i.v. 0,001 

UI/min dari larutan dengan 0,002-0,010 UI/

ml. Sesudah persalinan i.v./i.m. 2-10 UI dari 

larutan 5-10 UI/ml. Spray hidung untuk 

mempermudah laktasi 4 UI di setiap lubang 

hidung, 2-5 menit sebelum menyusui.

9. Vasopresin: antidiuretic hormone, ADH, Pitressin

Nonapeptida ini diperoleh dari hipofisis 

babi dan hanya berbeda 1 asam amino (lysine) dari hormon manusia/sapi (arginine).

Berkhasiat antidiuretik, yaitu mencegah 

ekskresi air berlebihan oleh ginjal melalui 

peningkatan resorpsi kembali oleh tubuli 

ginjal. Mekanisme kerjanya yaitu  pelebaran 

pori-pori membran mukosa tubuli, sehingga 

molekul air dapat melintasinya sekaligus 

dalam kelompok lebih besar. Dengan demikian dari ±180 l filtrat glomerulus seharinya, 

hanya 1-1,5 l dikeluarkan sebagai urin. Lihat 

Bab 33, Diuretika, fisiologi ginjal. 

pemakaian nya untuk menguji fungsi hipofisis berdasar  efeknya menstimulasi 

sekresi ACTH. Terutama dipakai  pada 

diabetes insipidus yang bergejala poliuria (banyak kencing) akibat kekurangan ADH. 

Juga pada perdarahan varices di esofagus (vena 

mekar), berdasar  efek konstriksi arteriole 

dan biasanya bersamaan dengan nitrogliserin 

untuk mengurangi efek sampingnya. 

Efek sampingnya berkaitan dengan efek 

kontraksinya terhadap jaringan otot polos 

dan berupa muka pucat, tekanan darah naik, 

bronchokonstriksi, kejang lambung-usus dan 

uterus, terutama pada dosis tinggi.

Dosis: diabetes insipidus, i.m. 1,5-5 UI setiap 1-3 hari (-tanat dalam minyak), pada 

varices esofagus infus i.v. 0,2-0,6 UI/menit 

selama 24 jam.

Sekarang ini vasopresin alamiah sudah praktis terdesak oleh analogon sintetiknya, yaitu : 

a. Desmopresin (Minrin). Khasiat antidiuretiknya lebih kuat dan lebih lama kerjanya. Dapat dipakai  intranasal sebagai 

spray atau tetes hidung, antara lain pada 

ngompol malam (enuresis nocturna).b. Terlipresin (Glypressin). Khasiat antidiuretik lebih ringan, namun  dipakai  berdasar  efek vasokonstriksinya, terutama pada saluran cerna dan rahim.

B. HORMON HIPOTALAMUS

10. Gonadorelin:GnRH, LH-RH, Cryptocur, 

Relefact, Lutrelef

Dekapeptida sintetik ini (dengan 10 asam 

amino, 1974) yaitu  identik dengan GnRH 

dari hipotalamus yang mengatur sekresi 

LH dan FSH oleh hipofisis. dipakai  

pada kemandulan wanita akibat anovulasi 

dan pada infertilitas pria sebab  insufisiensi 

GnRH. Pada anak kecil dengan cryptorchisme

(buah zakar tidak turun ke kandung zakar) 

sebaiknya dipakai  pada usia dua tahun. 

Juga sebagai diagnostikum untuk menentukan 

fungsi adenohipofisis.

Bioavailability-nya pada pemakaian  nasal 

yaitu  1-2%, sesudah  injeksi subkutan 75-90%. 

Kerjanya hanya singkat, plasma-t½ 15-60 

menit.

Efek samping berupa nyeri buah dada, pada pria gynecomasti dan priapisme, jarang 

reaksi hipersensitivitas (gatal-gatal, udema, 

urticaria, bronchospasme, syok anafilaktik). 

Pada dosis tinggi memicu  mual serta 

nyeri perut dan sakit kepala. Pada wanita, 

risiko kehamilan ganda tidak demikian besar 

dibandingkan dengan pemakaian  gonadotropin. Pada anak lelaki, kadang-kadang 

timbul agresi dan membesarnya penis.

Dosis: wanita i.v./s.c. 5-15 mcg sekali 

dengan interval 90 menit. Anak-anak: nasal 

3 dd 0,2 mg di setiap lubang hidung selama 

4 minggu, bila perlu diulang sesudah  3 bulan.

* Goserelin (Zoladex, 1987) yaitu  analogon 

yang 50-100 x lebih kuat daripada GnRH. 

Obat ini mula-mula meningkatkan sekresi LH 

dan FSH oleh hipofisis, yang memicu  

naiknya kadar estrogen atau testosteron. Bila 

pemakaian  dilanjutkan, sesudah  3 minggu 

hipofisis menjadi tidak peka lagi (desensitasi). Akibat turunnya jumlah reseptor aktif, 

maka sekresi gonadotropin dihambat dan 

kadar testosteron pada pria menurun sampai 

keadaan laksana kastrasi. Pada wanita kadar 

estrogen menurun sampai nilai postmenopause.

pemakaian . berdasar  efek anti androgen/estrogen ini  goserelin dipakai  

pada tumor prostat (yang peka bagi testosteron dan sudah bermetastasis) dengan efek 

penghambatan pertumbuhannya. Terapi ini 

juga dinamakan kastrasi kimiawi, lihat juga 

Bab 43, Zat-zat androgen, Antihormon. Pada 

wanita penurunan kadar estrogen dipakai  

untuk menghambat pertumbuhan kanker 

mamma (yang peka bagi estrogen). Juga 

untuk mengecilkan myoma uterus dan mengurangi gejala endometriosis (antara lain 

nyeri perut dan dysmenorroe). Plasma-t½ ±4 

jam.

Dosis: implantasi s.k. di kulit perut 3,6 mg 

(sebagai asetat) setiap 4 minggu.

* Buserelin(Suprefact, 1984) yaitu  analogon 

yang 16x lebih kuat dengan pemakaian  

sama seperti goserelin. Dosis: s.k. selama 7 

hari 3 dd 0,5 mg, disusul oleh spray nasal 3 

dd 1 mg.

* Leuprorelin (leuprolide, Tapros, Lucrin, 1985)

yaitu  analogon yang ±20x lebih kuat daripada GnRH. Juga dipakai  pada kanker 

prostat dan endometriosis. Larutannya dalam air dipakai  untuk injeksi subkutan; 

plasma-t½ ±3 jam.

Dosis: s.k. sediaan delayed action 3,75 mg 

setiap bulan (sebagai asetat). 

11. Protirelin:TRH, Relefact

Tripeptida sintetik ini (1970) yaitu  identik dengan TRH (Thyreotrophin Releasing Hormone) alamiah yang menstimulasi sekresi tireotropin dan prolaktin dari adenohipofisis. 

Protirelin terutama dipakai  untuk diagnosis gangguan tireoid dan tumor hipofisis. 

Juga pada produksi prolaktin berlebihan 

(hiperprolaktinemia) yang antara lain menyebabkan kelebihan produksi air susu.

Dosis: oral 1-2 dd 40 mg a.c.atau i.v. 0,2 mg.

12. Somatostatin: GHR-IF, SR-IF, Somatofalk, 

Stilamin

Tetradekapeptida sintetik ini (1980) adalah identik dengan SR-IF alamiah, selain 

di hipotalamus dan otak juga dibentuk di saluran lambung-usus dan pankreas. Somatostatin menghambat sekresi GH dan tireotropin di lambung dari gastrin, HCl dan 

pepsin, di pankreas dari insulin dan glukagon. 

Terutama dipakai  pada perdarahan akut 

yang parah dari tukak lambung-usus dan 

varices esofagus.

Dosis: i.v. 250 mcg dalam 1-2 ml larutan 

NaCl 0,9%, langsung disusul dengan infus i.v. 

3,5 mcg/kg/jam sampai perdarahan berhenti 

selama 48 jam.

13. Cetrorelix: Cetrotide

Senyawa ini seperti juga ganirelix termasuk GnRH antagonis, yang dipakai  pada 

pembuahan artifisial (teknik IVF). Secara 

kompetitif mengikat diri pada reseptor 

GnRH di hipofisis, sehingga pelepasan LH 

maupun FSH diblokir dan ovulasi tertunda. 

Efek injeksi dari 0,25 mg berlangsung selama 

24 jam. 

Efek samping sering kali eritema, gatal dan 

bengkak pada tempat injeksi. yang hanya 

berlangsung singkat. Juga sakit kepala, mual 

dan alergi.

Dosis: s.k. 1 dd 0,25 mg di bagian bawah 

perut. 

14. Ganirelix: Orgalutran

Antagonis gonadorelin (GnRH) ini memiliki khasiat dan pemakaian  yang sama 

dengan cetrorelix dan juga lebih murah. 

Ekskresi melalui feses ±75% sebagai metabolit dan 22% via urin dalam keadaan utuh. 

T1/2 ±13 jam. 

Efek samping hampir serupa dengan cetrorelix.

Dosis: s.k. 1 dd 0,25 mg di bagian paha. 

15. Histreline: Vantasse

Pada penanganan paliatif dari kanker 

prostat lanjut, pilihannya yaitu  pemakaian  

agonis GnRH seperti leuprorelin, goserelin, 

buserelin dan triptorelin. Histrelin sebagai 

agonis GnRH dan antagonis GnRH degarelix 

juga dapat menurunkan kadar testosteron. 

Dimetabolisasi melalui hidrolisis dan dealkilasi. T1/2 ±4 jam. 

Efek samping sering kali depresi, insomnia, 

pusing, sakit kepala dan obstipasi.

Dosis: sebagai implantasi s.k. di bagian 

lengan atas; tiap hari dilepaskan 50 mcg 

histrelin asetat.

16. Nafareline: Synarel

yaitu  agonis gonadorelin (GnRH) dan 

merupakan analogon sintetik dari gonadorelin (LH-RH). dipakai  untuk penanganan endometriosis.

Ekskresi terutama sebagai metabolit via 

urin (35%) dan melalui feses (50%).

T1/2 2-4 jam.

Efek samping sakit kepala, mual dan gejala 

klimakterium,

Dosis: sebagai semprotan hidung 2 dd 200 

mcg (=1 semprotan). 

17. Octreotide: Sandostatin

Merupakan oktapeptida sintetik dan analogon dari somatostatin alamiah, dengan 

daya kerja lebih kuat dan tahan lebih lama. 

Menghambat sekresi hormon pertumbuhan 

dan IGF-1, juga dari peptida sistem endokrin 

saluran lambung-usus dan pankreas.T1/2 100 

menit (s.k.) dan 90 menit (i.v.) 

dipakai  terhadap akromegali dan untuk 

meringankan gejala tumor endokrin dari 

saluran cerna dan pankreas. Sama dengan 

somatostatin senyawa ini juga dipakai  

terhadap perdarahan lambung/usus, berdasar  antara lain penghambatan sekresi 

pepsin dan asam lambung.

Efek samping sering kali sakit kepala, diare, 

sakit perut, mual, obstipasi dan hiperglikemia.

Dosis: permulaan s.k. 0,05-0,1 mg tiap 8-12 

jam

18. Triptoreline: Decapeptyl, Pamorelin, Salvacyl

yaitu  juga agonis gonadorelin (GnRH) 

dan merupakan analogon sintetik dari gonadorelin (LH-RH) dengan daya kerja kuat. 

Metabolisasi terutama di hati dan ginjal 

menjadi peptida lebih kecil dan asam amino. 

Ekskresi via urin ±5% utuh. T1/2 s.k. 3-5 jam.

dipakai  untuk kanker prostat yang 

sudah bermetastasis dan peka terhadap testosteron. Juga terhadap miom pra-bedah. 

Efek samping sebagai akibat dari penurunan kadar testostron atau estrogen, sering kali 

gangguan mental dan penurunan libido. Juga 

depresi, iritasi, mual, gangguan tidur dan 

alergi. 

Dosis: untuk kanker prostat permulaan 

s.k. 500 mcg sehari, selanjutnya s.k. 100 mcg 

sehari.

C. HORMON KELENJAR EPIFISIS

19. Melatonin

Sintesis dan pelepasan melatonin terjadi 

khusus pada waktu malam hari dan dihambat 

oleh cahaya. Pada musim dingin negaranegara belahan bumi Utara mengalami kekurangan cahaya matahari. Oleh sebab  itu 

sebagian penduduknya menderita depresi 

musim dingin, yang bertalian dengan kebanyakan produksi melatonin, lihat Bab 30, 

Antidepresiva. Melatonin diperoleh dari kelenjar epifisis anak sapi atau melalui sintesis 

kimiawi.

Fungsi faal. Melatonin berkhasiat meregulasi bioritme tubuh, yaitu lonceng biologik 

yang dimiliki oleh setiap mahluk hidup dan 

yang mengatur berbagai fungsi tubuh. Pada 

manusia ada  banyak bentuk bioritme, 

misalnya sekresi hormon endokrin, denyut 

jantung (lamanya kira-kira 1 detik), siklus 

haid (±28 hari), proses regenerasi jaringan 

(1 minggu) dan ritme siang-malam (circadian rhythm) yang lamanya 25 jam (Lat circa

= kurang lebih, diem = hari). sebab  satu hari 

(= ritme bola dunia) terdiri dari 24 jam, maka 

lonceng intern selalu terlambat sedikit dan 

perlu dicocokkan terus menerus. Sinkronisasi 

ini berlangsung melalui saraf mata. Di samping itu melatonin dapat dianggap sebagai

obat tidur alamiah. Pada manula lonceng 

circadian umumnya bekerja kurang baik 

dengan akibat terganggunya ritme siangmalam, menurunnya kadar melatonin dan 

kualitas tidur.

pemakaian . Melatonin (Circadin, tablet 

slow-release 2 mg) dipakai  sebagai monoterapi bagi pasien di atas usia 55 tahun untuk 

gangguan insomnia primer akibat kualitas 

tidur yang buruk. Sifat-sifat insomnia primer yaitu  masalah sulitnya tidur dan kelangsungan tidur. 

Di dalam tubuh melatonin diproduksi oleh 

kelenjar pinealis dan mengatur siklus tidursadar sebagai agonis dari reseptor melatonin. 

Sekresinya meningkat sesudah  magrib dengan 

puncak antara pukul 2 dan 4 subuh dan 

kemudian menurun.

Meningkatnya kadar melatonin dalam darah memicu  rasa mengantuk dan penurunan suhu tubuh, Lansia memproduksi 

lebih sedikit melatonin.

Khasiat lainnya. Melatonin memiliki banyak 

khasiat lain dan yang terpenting di antaranya 

yaitu :

– khasiat anti ovulasi berdasar  penghambatan sekresi FSH. Atas dasar sifat 

ini pernah diselidiki pemakaian nya 

sebagai pil antihamil kombinasi, lihat Bab 

45, Antikonseptiva.

– efek antioksidan intrasel. Melatonin 

bersifat hidrofil dan lipofil, mudah melintasi sawar darah-otak dan mampu 

mencapai setiap sel dalam tubuh. Zat 

ini mengikatkan dirinya pada inti sel 

dan melindungi DNA-nya terhadap radikal bebas oksidatif, terutama dengan 

“menangkap” radikal hidroksil (OH) berbahaya. Juga menstimulasi anti-oksidan 

alamiah glutation-peroksidase

– stimulasi pertumbuhan timus dan sekresi hormon timosin, yaitu polipeptida 

yang memegang peranan penting pada 

perkembangan dan pemasakan T-limfosit 

(Thymus-dependent lymphocyte). Bila pada 

hewan percobaan kelenjar epifisisnya 

dikeluarkan, timus akan mengerut. Lihat juga Bab 48, Hormon-hormon tiroid, 

timus. 

– stimulasi sistem imun berkat stimulasi 

fagositosis dan pertumbuhan natural killer cells (NKc), juga mempercepat pertumbuhan sel-sel sumsum tulang. Ternyata 

T-helper cells juga memiliki reseptor melatonin.

– antikanker. Pada hewan percobaan, melatonin menghambat dengan kuat pertumbuhan kanker mamma dan prostat, 

yang mungkin berdasar  efek melindunginya bagi inti sel dan stimulasi 

T-limfosit (NKc).

pemakaian nya terutama sebagai obat mem-percepat tidur bagi orang-orang yang 

lonceng biologik dan ritme circadiannya 

terganggu, misalnya manula dan karyawan 

yang bekerja pada malam hari. Juga sebagai 

obat pencegah jet-lag bagi wisatawan udara yang dalam waktu singkat melintasi 

beberapa zona waktu. Jet-lag terutama terjadi 

bila terbang dari Barat ke arah Timur. 

berdasar  khasiat antioksidannya ada  petunjuk bahwa melatonin dapat

memperlambat proses menua. berdasar  

khasiat melindungi membran sel dan inti 

sel, melatonin pada tahun-tahun terakhir 

dianjurkan oleh dokter alternatif pada kanker

dan untuk ‘life-extension’. Terutama di AS 

ada  aliran yang yakin bahwa kehidupan 

dapat diperpanjang dengan memakai  

setiap hari 3 hormon, yakni melatonin, somatropin dan DHEA (dehidroepiandrosteron), 

suatu precursor dari testosteron, lihat Bab 43, 

Zat-zat androgen.

Resorpsi dari usus tidak konstan dengan 

FPE besar, BA bervariasi antara 3 dan 76%, PP 

±60%, plasma-t½ singkat 30-45 menit. Dalam 

hati zat ini hampir seluruhnya dirombak 

menjadi derivat-6-hidroksi dan N-asetilserotonin, yang diekskresi lewat urin sebagai 

konyugatnya.

Efek samping dapat berupa perdarahan 

tak teratur, gangguan haid dan nyeri buah 

dada. Umumnya efek ini hanya selama 5 

bulan pertama, kemudian hilang dengan 

sendirinya. Juga gangguan lambung-usus, 

nyeri ulu hati (heartburn), rasa lapar dan 

pusing. pemakaian nya tidak dianjurkan selama kehamilan dan laktasi.

Dosis: pada gangguan ritme siang-malam

sebagai obat menidurkan 1 dd 3-5 mg malam 

hari, prevensi jet-lag dimulai satu hari sebelum berangkat. 

20. Serotonin:5-hidroksitriptamin, 5HT

Neurohormon ini antara lain juga disekresi oleh kelenjar epifisis dan dapat pula 

terbentuk dari melatonin. Produksinya tidak begitu tergantung dari cahaya, namun  

dari insulin dan kadar glukosa darah. Berkhasiat menghambat nafsu makan dan 

meningkatkan rasa kantuk. sesudah  makan 

banyak karbohidrat atau makanan manis 

(gula), produksi insulin naik berikut sekresi 

serotonin, sehingga hasrat makan menurun 

dan timbul rasa kantuk. Bila kadar 5HT di 

otak rendah, nafsu makan bertambah dan 

kebutuhan gula naik.

* Antagonis serotonin: siproheptadin (Periactin, Ennamax) dan pizotifen (Litec, Sandomigran) meningkatkan nafsu makan berdasar  pengaruhnya terhadap pusat-pusat 

tertentu di hipotalamus.HORMON-HORMON 

PRIA

Testosteron yaitu  zat androgen utama yang 

disintesis dalam testis, ovarium dan anakginjal. Hormon ini pertama kali diisolasi 

oleh ahli fisiologi Belanda Ernst Laqueur dari 

testikel kerbau, 1935).

Sel-sel Leydig (sel interstitium) dari testes

distimulasi oleh LH untuk menghasilkan 

testosteron sebanyak 2,5-11 mg sehari, sedangkan ovaria dan anak-ginjal membentuk 

hanya 0,5-2 mg sehari. Sintesis testosteron 

diregulasi oleh FSH dan LH dari hipofisis, 

yang juga menstimulasi pertumbuhan testes 

dan pembentukan sel-sel mani (spermatogenesis). 

LH yang dahulu juga disebut ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) bereaksi 

dengan sel-sel Leydig dengan efek peningkatan produksi c-AMP (cyclic AdenosineMono-Phosphate). Hasilnya ialah dimulainya 

reaksi enzimatis: asetat ––> kolesterol ––> 

testosteron. Dalam ovaria dan folikel reaksi 

yang sama berlangsung di bawah pengaruh 

FSH. Pada pria FSH mengaktifkan sel-sel 

Sertoli dalam dinding saluran mani untuk 

memproduksi sel-sel sperma. Selain itu juga 

dapat menstimulasi sintesis testosteron dan 

memperkuat aktivitas LH. Kadar testosteron 

darah yang meningkat memicu  feedback negatif terhadap GnRH dan gonadotropin.

Produksi testosteron mencapai puncaknya

sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastis 

sampai ±60% pada usia 40 tahun dan 

selanjutnya menyusut terus sampai kira-kira 

50%, 37% dan 33% pada masing-masing usia 

50, 70 dan 80 tahun.

* Dihidrotestosteron (DHT) yaitu  metabolit 

aktif yang terbentuk dengan bantuan enzim 

5-alfa-reduktase dalam darah dan di kebanyakan jaringan-tujuan dari testosteron. DHT 

berperan atas sebagian besar aktivitas androgen dan hipertrofi prostat, sedangkan rontok 

rambut dihubungkan dengan produksi DHT 

berlebihan. DHT dimetabolisasi selanjutnya 

menjadi androsteron. Testosteron atau 

metabolit-metabolit lainnya melaksanakan 

daya kerjanya hanya dalam otot kerangka 

dan sumsum tulang.

* Androgen (Yun. andros = pria) juga dapat 

disintesis oleh ovaria dan anak-ginjal; organ 

terakhir ini juga dapat membentuk 2 precursor

dari testosteron dan estradiol, yakni dehidroepi-androsteron (DHEA) dan androstendion.

Pada wanita testosteron diproduksi sekitar 

0,25 mg sehari, separuhnya berasal dari pengubahan androstendion di jaringan. Produksi berlebihan dapat memicu  efek 

virilisasi (sifat kejantanan).

* Estradiol, suatu estrogen, yaitu  juga metabolit testosteron yang dibentuk di jaringan 

perifer dan berkhasiat memperkuat atau 

memperlemah beberapa efek androgen. Setiap hari dibentuk rata-rata 2-25 mcg, produksi 

yang berlebihan dapat mengakibatkan feminisasi pada pria. Kerja fisiologi

Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi dan farmakologi penting sebagai berikut:

a. efek virilisasi (Lat. virile = jantan). Testosteron bertanggungjawab atas ciri-ciri kelamin primer dan sekunder serta memegang peranan penting pada spermatogenesis. Mungkin sekali hormon ini 

memengaruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

b. efek anabol, yaitu daya retensi protein atau 

menghambat perombakannya, khusus 

dalam jaringan otot, juga meningkatkan 

pembentukan protein dan pertumbuhan selsel otot.

c. efek tulang. Androgen mempercepat 

pertumbuhan tulang pipa dan epifisisnya, 

yaitu tulang rawan di kedua ujungnya. 

Pada anak lelaki selama pubertas produksi testosteron meningkat dengan kuat, 

yang mengakibatkan mereka tumbuh 

lebih panjang untuk beberapa waktu. 

Pertumbuhan ini kemudian berhenti, 

sebab  epifisis menutup ujung tulang 

seluruhnya. Dalam hal ini, somatropin 

(GH) juga memegang peranan penting.

d. efek anti-gonadotrop, artinya menghambat sekresi FSH dan LH bila kadar 

testosteron dalam darah melebihi nilai 

tertentu. Sebaliknya kadar hormon rendah merupakan isyarat bagi hipofisis 

untuk meningkatkan sekresi gonadotropin, yang menstimulasi testes untuk memperbanyak produksi testosteron. Dengan demikian ada  keseimbangan 

antara androgen dan gonadotropin. Mekanisme feedback ini juga berlaku bagi hormon-hormon lainnya. Pemberian 

androgen dari luar dapat menghambat 

sekresi testosteron melalui feedback negatif ini.

e. efek anti-estrogen. Testosteron dapat melawan sejumlah efek estrogen, misalnya 

pertumbuhan endometrium rahim dan 

pertandukan epitel mukosa vagina.

f. efek atas sebum. Kelenjar sebum diperbesar dan sekresi urapnya (lemak kulit, 

‘talg’) ditingkatkan, sehingga selama pubertas dapat mengakibatkan acne, juga 

pada anak perempuan. Pemberian estrogen memperbaiki gejala acne melalui 

penekanan sekresi gonadotropin dan 

androgen.

g. efek kolesterol. Testosteron menurunkan 

kadar HDL-kolesterol dan menaikkan 

sedikit LDL. Sifat ini dianggap sebagai 

faktor risiko bagi terjadinya penyakit 

jantung dan pembuluh, lihat Bab 37, Obat 

jantung.

h. retensi garam dan air dengan efek berat 

badan meningkat. Sifat ini dimiliki oleh 

semua hormon steroida.

Kinetik

Secara oral testosteron untuk sebagian besar 

diuraikan oleh mukosa usus selama absorpsi 

dan kemudian oleh FPE. Lagi pula dari jumlah ini sebagian besar terikat pada SHBG (Sex 

Hormone Binding Globuline), sehingga sedikit 

sekali ada  dalam bentuk bebas aktif 

dalam darah. Injeksi dari larutan minyak, 

dengan cepat diinaktifkan oleh FPE.

Ester testosteron, yaitu testosteron.-propionat, -enantat dan -undekanoat sebagai injeksi 

diabsorpsi lebih lambat dan ternyata efektif 

menghasilkan kadar darah yang lebih tinggi. 

Dalam hati ester dimetabolisasi melalui oksidasi dari gugusan-17OH menjadi androstendion, reduksi dari gugusan-3-keto menghasilkan androsteron. DHT dirombak pula 

menjadi androsteron, androstandiol dan 

androstandion. Ekskresi berlangsung melalui 

urin untuk ±90% sebagai androsteron, hanya 

±6% lewat feses.

Derivat 17-alkil (metiltestosteron dan fluoksimesteron) lebih lambat metabolismenya dalam hati, oleh sebab  itu dapat dipakai  

secara oral. namun  risiko hepatotoksisitasnya 

lebih besar.

pemakaian 

Androgen dipakai  sebagai terapi suplesi

pada insufisiensi fungsi hipofisis atau testes 

(hipogonadisme), seperti sesudah  kastrasi dan 

pada klimakterium pria di atas usia ±50 tahun, 

yang istilahnya kadangkala diplesetkan menjadi «penopause». Akibat menurunnya kadar 

testosteron dalam darah, maka dapat timbul 

beberapa keluhan, seperti berkurangnya libido dan potensi seksual. Jika tidak ada  sebab-sebab psikis, androgen dapat 

memberikan efek baik. Pada pria dengan 

kadar androgen darah normal pemberian 

testosteron tidak memicu  rangsangan 

seksual, bahkan tidak pada dosis tinggi. Oleh 

sebab  itu tidak berguna sebagai afrodisiakum !

Pada pubertas terlambat, bagi anak lakilaki di atas usia 16 tahun yang terlambat 

pertumbuhannya (kerdil) akibat hipofungsi 

hipofisis. Pengobatan dibatasi sampai maksimal 6 bulan berhubung risiko penutupan 

epifisis sebelum waktunya dan virilisasi. 

Indikasi lainnya seperti pada kanker buah dada

dan osteoporosis, dewasa ini jarang dipakai  

lagi berhubung tersedianya obat-obat baru 

yang lebih efektif. Misalnya untuk kanker 

mammae pada umumnya kini diberikan 

suatu anti-estrogen.

Efek samping

Pada pemakaian  oral selainnya efek samping ringan seperti mual, androgen juga dapat memicu  efek-efek yang lebih serius, 

yaitu:

– efek virilisasi pada wanita dengan gejala acne, tumbuhnya rambut di muka, 

suara menjadi rendah (umumnya tidak 

reversibel) dan gangguan haid. Anakanak di bawah usia 16 tahun dapat terhambat pertumbuhannya akibat penutupan epifisis. Pada pria dapat terjadi 

peningkatan libido, priapisme dan hipertrofi prostat. Anabolika pada dosis tinggi 

juga bisa memicu  efek ini.

– menekan spermatogenesis dan degenerasi tubuli mani. Bila dipakai  untuk 

jangka waktu lama, androgen dapat menyebabkan azoospermia akibat hambatan sekresi FSH/LH serta perombakan 

testosteron menjadi estradiol. Supresi ini 

sudah nampak sesudah  pemberian testosteronpropionat 25 mg i.m. selama 6 minggu. 

sesudah  penghentian terapi dapat timbul 

impotensi pada pria, sedangkan pada 

wanita kemandulan yang tidak jarang 

bersifat irreversibel. Efek samping ini 

berlaku juga bagi anabolika.

– efek feminisasi, terutama gynecomastia

(buah dada laki-laki membesar), terutama 

pada anak-anak. pemicu nya  belum jelas, hanya diketahui bahwa ester testosteron memicu  kadar estrogen plasma meningkat.

– udema dan naiknya berat badan akibat 

retensi garam dan air, khususnya pada 

dosis tinggi. Sering kali disebabkan pula 

oleh bertambahnya nafsu makan. Pada 

pasien jantung dan pada manula, udema memperbesar risiko gagal jantung 

(dekompensasi).

– penyakit kuning (hepatitis cholestatic)

dapat terjadi akibat tersumbatnya kapiler 

empedu, khusus sebab  derivat 17-alkil

yang aktif secara oral

– tumor hati dilaporkan pada pemakaian  

lama dengan dosis tinggi

Banyak efek samping ini dapat dihindari bila androgen dipakai  untuk kur 

singkat dari maksimal 3-4 minggu. Kemudian bila perlu kur dapat diulang sesudah  

istirahat empat minggu.

Anabolika

Steroida anabol yaitu  derivat testosteron 

(dan progesteron) sintetik yang telah dikembangkan untuk memperoleh daya kerja 

anabol besar dengan efek virilisasi seringan 

mungkin. Maksudnya ialah agar juga dapat 

dipakai  oleh khususnya wanita dan anakanak di bawah usia 16 tahun. namun  ternyata 

bahwa pemisahan kedua efek ini  hanya 

berhasil untuk sebagian saja; semua anabolika 

masih memiliki sifat-sifat androgen yang 

tidak diinginkan.

Anabolika yang banyak dipakai  yaitu :

– derivat testosteron: metandrostenolon, 

metenolon (Primobolan), oksimetolon (Zenalosyn) dan stanozol (Stromba)

– derivat nandrolon: nandrolon dan etilestrenol 

pemakaian . Obat-obat ini terutama dipakai  untuk penanganan simtomatik pada 

anemia aplastis, osteoporosis parah yang resisten terhadap obat-obat lain dan kanker 

mammae yang sudah menyebar pada wanita 

postmenopausal. Di samping itu juga banyak 

disalahgunakan sebagai doping di dunia 

olahraga. Disfungsi ereksi dan sildenafil.

Banyak pria di atas usia 50-60 tahun menderita gangguan potensi berupa disfungsi (kegagalan) 

ereksi dari alat kelaminnya (dahulu disebut impotensi) yang sangat memperburuk kehidupan 

seksual dan kesehatannya. 

Ereksi terjadi sebab  pada eksitasi seksual saraf-saraf otak memberikan isyarat ke penis yang 

mencetuskan pelepasan sejumlah neurotransmittter oleh semua sel dinding pembuluh di badan 

pengembangnya, a.l. nitrogenoksida (NO). Gas neurotransmitter ini berperan penting pada daya 

tahan tubuh serta imunomodulasi dan dengan demikian terlibat pada banyak masalah peradangan, 

lihat selanjutnya Bab 40, Obat Asma, boks Radikal bebas. Antara lain NO mengaktifkan enzim

guanylatcyclase yang menstimulasi pengubahan GTP (guanyltriphosphate) menjadi cGMP(cyclic guanylmonophosphate). Zat ini juga disebut “second messenger”dan memegang peranan di banyak proses 

hayati. Misalnya cGMP menurunkan kadar kalsium dalam sel, sehingga terjadi relaksasi sel-sel otot 

dindingnya dan kemudian vasodilatasi lokal. Badan pengembang (corpora cavernosa) dari penis terisi 

darah dan terjadilah ereksi. Bandingkan dengan kerja trinitrogliserin di Bab 37B, Obat-obat Angina 

Pectoris.

Secara biokimiawi ereksi bercirikan adanya keseimbangan antara cGMP dan enzim PDE-5

(phosphodiësterase tipe-5) yang menguraikan cGMP menjadi 5-GMP, lihat Gambar di Bab 40, Obat asma 

dan Bab 37, Obat-obat Jantung, sub A3. Penghambat fosfodiësterase. Pada keadaan normal keseimbangan ini baik, yaitu darah dapat mengalir ke dalam penis namun  tidak bisa keluar lagi. Baru seusai 

orgasme, PDE melaksanakan daya kerjanya dan ereksi berlalu. 

Gangguan ereksi dapat disebabkan oleh kerusakan saraf, misalnya sesudah  kerusakan sumsum 

tulang belakang. Atau sebagai komplikasi pada penderita diabetes atau MS, pada peminum alkohol 

kronis, perokok berat atau sesudah  bedah prostat. Pada semua keadaan ini keseimbangan antara 

cGMP dan PDE terganggu, mungkin sebab  berkurangnya produksi cGMP sehingga persediaannya 

”dihabiskan” terlalu cepat.

Penanganan. Sejak dahulu gangguan ereksi ditangani dengan afrodisiaka, yaitu zat-zat yang dapat 

membangkitkan syahwat, seperti obat terkenal yohimbin atau sediaan androgen, namun  hasilnya 

sering kali mengecewakan. Obat kuno apomorfin yang berkhasiat meningkatkan syahwat, semula 

dianggap tidak cocok sebab  efek sampingnya (mual, muntah-muntah) terlalu hebat. namun  dengan 

munculnya sildenafil dan meningkatnya minat luar biasa untuk obat-obat ereksi, apomorfin telah 

dipasarkan lagi, lihat di bawah Uprima. 

Pada akhir tahun 80-an mulai dipakai  papaverin yang diinjeksikan ke dalam badan pengembang 

dari penis. Juga diusahakan cara-cara mekanis yang berupa pompa vakum dan implantasi prothesis penis.

Namun semua penanganan ini hingga sekarang tidak begitu banyak dipraktikkan, sebab  terlalu 

invasif atau sulit pemakaian nya.

Baru akhir 1990-an telah ditemukan suatu obat ampuh, sildenafil yang dipasarkan untuk indikasi 

disfungsi ereksi. Obat revolusioner ini dalam waktu singkat menjadi sangat populer. Dewasa ini 

beberapa obat ereksi lain telah dipasarkan, a.l. vardenafil (Levitra, Nuviva, efek lebih cepat), tadalafil 

(Cialis,daya kerja lebih lama), vasomax dan ICS. 

1. Sildenafil(Viagra, 1998; Revatio)

Obat ini telah mengakibatkan suatu gejolak pada kelompok penderita impotensi di seluruh dunia. 

Penjualannya di AS selama enam bulan pertama (1998) sudah memecahkan semua rekor obat baru, 

termasuk obat antidepresi fluoksetin(Prozac). Penemuan “pil ereksi” ini terjadi secara kebetulan oleh 

Dr.Ian Osterloh, A.S., pada waktu sildenafil diteliti sebagai vasodilator koroner untuk terapi angina 

pectoris. Efek vasodilatasinya terhadap myocard kurang memuaskan, namun  ternyata efektif untuk 

memelihara ereksi selama beberapa jam. [Dengan demikian sildenafil termasuk obat-obat serendipity, 

yaitu obat yang ditemukan secara tidak sengaja sewaktu seorang ilmuwan menyelidiki atau meneliti 

suatu zat mengenai khasiatnya untuk indikasi lain. Contoh terkenal yaitu  penemuan penisilin.]

Mekanisme kerjanya berdasar  perintangan enzim fosfodiësterase (PDE) melalui blokade 

reseptornya di badan pengembang, sehingga cGMP terhambat penguraiannya dan ereksi diperpanjang. sebab  tidak menstimulasi pembentukan cGMP, namun  hanya memperkuat dan memperpanjangdaya kerjanya, sildenafil tidak efektif jika belum ada  stimulasi atau eksitasi seksual. Artinya, 

tidak bekerja sebagai afrodisiakum untuk memicu  syahwat (libido). 

Pada 30-35% penderita disfungsi ereksi perintang PDE-5 kurang memberikan hasil memuaskan 

sebab  daya kerjanya tergantung pada kadar testosteron, yang pada defisiensi mengurangi efeknya.

1. Spitzer M, et al. Effect of testosterone replacement on response to sildenafil citrate in men with 

erectile dysfunction: a parallel, randomized trial. Ann Intern Med. 2012;157:681-91.

2. Buvat J, et al.Hypogonadal men nonresponders to the PDE5 inhibitor tadalafil benefit from 

normalization of testosterone levels with a 1% hydroalcoholic testosterone gel in the treatment of 

erectile dysfunction. (TADTEST study). J Sex Med. 2011;8:284-93.

pemakaian  lain dari sildenafil (Revatio) yaitu  untuk hipertensi arteri pulmonal dengan dosis 3 dd 

20 mg.

Resorpsinya dari usus cepat dengan BA 41% dan efeknya sudah nampak sesudah  ±20 menit. Kadar 

puncak dicapai sesudah  ½ - 2 jam, PP di atas 95%, plasma-t½ 3-5 jam. Dalam hati dirombak oleh enzim 

CYP3A4 menjadiN-desmetilsildenafil dengan aktivitas 50% dan masa paruh 4 jam. Ekskresi sebagai metabolit terutama melalui feses (80%) dan untuk 13% via urin.

Efek samping umumnya bersifat singkat, tidak begitu serius dan tergantung dari dosis. Paling sering 

timbul sakit kepala (10%), muka merah (flushing) dan gangguan penglihatan (guram sampai melihat 

segala sesuatu kebiru-biruan, 3%) dan mual. Semua efek ini berkaitan dengan blokade PDE yang 

ada  di seluruh tubuh. Lagi pula dapat terjadi hilangnya kesadaran (‘black out’) akibat turunnya 

tensi terlalu drastis, terutama dalam kombinasi dengan nitrogliserin atau antihipertensiva lainnya. 

Beberapa kematian di antara pemakai telah dilaporkan, namun  tidak ditemukan hubungan kausal 

dengan sildenafil. Namun lansia di atas 60 tahun yang mengidap penyakit jantung, hipertensi atau

diabetes hendaknya berhati-hati memakai  sildenafil.

Kontra-indikasi. pemakaian  bersamaan dengan obat yang juga dirombak oleh enzim CYP3A4

meningkatkan kadarnya dalam darah, seperti simetidin, ketokonazol, itrakonazol, eritromisin dan 

obat anti-HIV penghambat-protease (AZT, DDI, dan lain-lain). Ritonavir bahkan meningkatkan kadar 

sildenafil dalam darah dengan 300%, oleh sebab  itu dosis perlu diturunkan menjadi 1x 25 mg per 

48 jam.

Dosis: 25 - 100 mg (sebagai sitrat) 1 jam sebelumnya aktivitas seksual, maks. 1 x sehari. 

*Vardenafil (Levitra) yaitu  isomer sildenafil (2002) dengan efek dan pemakaian  sama. Pada 

stimulasi seksual terbentuk NO yang mendorong produksi cGMP, yang kadarnya meningkat akibat

penghambatan PDE-5. Masa paruhnya 4 jam. Khasiatnya yaitu  relaksasi otot polos, peningkatan 

penyaluran darah dan ereksi dipertahankan selama 4-6 jam. 

Dosis: 1 dd 5-40 mg 

* Tardanafil (tadalafil, Cialis) yaitu  juga derivat dengan khasiat dan pemakaian  sama, namun  masa 

paruhnya lebih panjang, ±17 jam, maka efeknya bertahan sampai 36 jam. Juga hanya bekerja sesudah  

stimulasi seksual. Dosis: 1 dd 10-20 mg.

2. Apomorfin :Uprima14

Derivat morfin ini tanpa khasiat opiat/narkotik yaitu  agonis dopamin yang dipakai  sebagai 

obat Parkinson, lihat Bab 28, Obat-obat Parkinson. Di samping itu sejak 1998 juga dipakai  sebagai 

obat disfungsi ereksi dengan mekanisme kerja yang sama seperti sildenafil, yaitu melalui senyawa 

NO. sesudah  pemakaian  sublingual kadarnya dalam darah memuncak dalam 40-60 menit dan ereksi 

dapat terjadi sesudah 20 menit. Masah paruhnya 3 jam. 

Efek samping utama yaitu  mual (7%), juga sakit kepala (7%) dan pusing-pusing (4%). Lebih jarang 

terjadi perasaan mengantuk, batuk, pilek dan sakit tenggorok. Penderita jantung dan hipotensi tidak 

dianjurkan minum apomorfin. namun  berlainan dengan sildenafil dapat dikombinasi dengan nitrat 

(Pharm.Wkbl 2002; 137: 823)

Dosis: s.l. 2 mg dilarutkan di bawah lidah ±20 menit menjelang aktivitas seksual. Bila perlu dosis 

dapat ditingkatkan sampai 3 mg. Dosis kedua baru boleh diminum sesudah  8 jam. Untuk penyakit 

Parkinson dosisnya lebih tinggi, sampai 4 dd 10 mgDoping

Doping didefinisikan sebagai pelanggaran 

kode antidoping dari World Anti-Doping 

Agency (WADA, didirikan th 2003) yang 

telah menyusun daftar dari obat-obat dan 

cara-cara yang dilarang. Susunan dari daftar 

ini berdasar  3 pilar, yaitu «fair play», 

merugikan kesehatan dan image olah raga. 

Yang termasuk obat-obat yang dilarang adalah a.l. obat anabol, beta-simpatikomimetika, 

eritropoetin (epo, doping darah), hormon 

pertumbuhan dan senyawa-senyawa yang 

menutupi pemakaian  obat terlarang. Cara 

mengontrolnya yaitu  melalui pemeriksaan 

darah (deteksi obatnya sendiri) dan urin 

(deteksi zat-zat penguraiannya). Dispensasi 

dapat diberikan untuk pemakaian  medis 

dari obat yang tercantum dalam daftar.

pemakaian  anabolika oleh atlit-atlit dimaksudkan untuk mengembangkan dan 

memperkuat ototnya, terutama pada cabang 

olah-raga yang prestasinya sangat tergantung 

pada kekuatan otot, seperti angkat besi dan

atletik, juga pada bina raga (body building).

Volume dan kekuatan otot bertambah sebab  

peningkatan sintesis protein di otot kerangka,

begitu pula berat badan meningkat, antara lain 

sebab  retensi air. Prestasi dapat dinaikkan 

10-15%, namun  sesudah  4 minggu menurun 

lagi. Efeknya hanya nyata bila sebelum dan 

selama pemakaian  zat anabol dilakukan 

latihan intensif, yang disertai diet yang kaya 

akan protein dan kalori.

Mengingat dosis tinggi yang diperlukan 

untuk mencapai efek ini  dan efek samping buruk yang dapat terjadi (yang terpenting

yaitu  gangguan fungsi hati dan tumor hati, 

lihat di bawah), maka pemakaian  doping 

tidak dapat dibenarkan. Semua organisasi 

olahraga dunia melarang pemakaian  obatobat yang dimuat dalam suatu daftar khusus. 

Atlit yang tertangkap basah atas dasar tes urin

selalu didiskualifikasi dan didenda berat. 

Walaupun demikian, sampai sekarang masih 

sering kali dilaporkan terjadinya pelanggaran.

Zat-zat lain. Di samping steroida androgen 

dan anabolika (nandrolon, stanozolol) kini juga 

banyak dipakai  sejumlah obat lain untuk 

doping. Misalnya amfetamin dan derivatnya 

yang berefek peningkatan prestasi (efek ergogen), terutama pada jenis olahraga yang memerlukan pengeluaran tenaga «eksplosif» 

untuk waktu singkat. Adrenergika(obat asma 

efedrin, klenbuterol) dan somatropin (GH)juga 

menghasilkan efek positif terhadap volume dan kekuatan otot. Doping darah sendiri dan 

eritropoetin juga masih sering dipakai  

pada jenis olahraga yang membutuhkan keuletan jangka panjang (lari dan lomba sepeda 10 km atau lebih). Efek ergogennya berdasar  antara lain peningkatan jumlah 

eritrosit dan kapasitas transpor oksigen dan 

CO2

, lihat juga Bab 39, Hemopoetika.

Zat-zat anti androgen

Zat anti androgen yaitu  steroida sintetik 

yang berkhasiat menekan efek androgen secara selektif, antara lain siproteron, finasterida dan danazol. Senyawa-senyawa penghambat reseptor androgen (RA) atau singkatnya anti androgen non-steroida yaitu  

flutamida dan derivat long-actingnya nilutamida dan bikalutamida. Zat-zat ini memiliki efek androgen lemah dan dapat menempati reseptor testosteron di hipotalamus 

dan organ tujuan. sebab  aktivitasnya lebih 

ringan daripada hormon alamiah, maka 

efeknya yaitu  antagonistik. Kebanyakan zat 

ini juga berdaya progestatif dan anti gonadotrop.

pemakaian nya terutama pada hiperseksualitas pria (libido berlebihan) dan gangguan 

seksual lainnya. Flutamida, nilutamida dan

bikalutamida dipakai  sejak beberapa dekade untuk terapi (‘kastrasi kimiawi’) kanker 

prostat yang tersebar. Lazimnya ber-sama 

suatu analogon LHRH (goserelin, buserelin, 

leuprorelin) yang menekan produksi testosteron dengan melemahkan sel-sel hipofisis 

gonadotrop.

Wanita hamil tidak boleh diberikan obatobat ini, sebab  dapat melintasi plasenta dan 

mengganggu perkembangan janin (maskulinasi dari foetus wanita).

Ref. Tombal B. Will new AR inhibitors 

reshape the prostate cancer landscape? The 

Lancet Oncology, Volume 15, Issue 9, Pages 

912 - 913, 2014.

MONOGRAFI

A. ZAT ANDROGEN

1. Testosteron (F.I.): Andriol, *Sustanon, Testoviron, Nebido.

Testosteron dibuat secara (semi) sintetik 

dari kolesterol atau diosgenin, suatu senyawa 

steroid berasalkan tumbuhan Mexican Dioscorea spec.

Resorpsi dari usus tidak teratur, BA hanya 

kecil sebab  inaktivasi di lambung-usus dan 

FPE besar. Oleh sebab  itu harus dipakai  

parenteral sebagai esternya. Pengikatan (PP) 

pada SHBG lebih dari 90%. Plasma-t½ 20 

menit. Di dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit inaktif, antara lain androstendion melalui oksidasi dari gugusan 17-

OH dan androsteron melalui reduksi dari 

gugusan-3-keto. Bentuk aktif DHT dirombak 

pula menjadi androsteron, androstandiol dan

androstandion. Ekskresi berlangsung lewat 

urin untuk ±90% sebagai androsteron, lewat 

feses hanya untuk ±6% dan sisanya sebagai 

zat-zat konyugasi (glukuronida dan sulfat).

Ester-esternya:

* T-undekanoat(Andriol) yaitu  ester yang 

oral aktif sebab  sebagian diserap oleh 

sistem limfe bersama lemak dan diangkut ke 

sirkulasi besar. Dengan demikian dalam hati 

tidak diinaktivasi melalui FPE. Di jaringan 

perifer dihidrolisis menjadi hormon bebas 

lagi. Dosis: oral 2 dd 60-80 mg (larutan asam 

oleat) p.c. selama 2-3 minggu.

* T - enantat (Testoviron): i.m. 50-400 mg 

setiap 2-4 minggu; 

* T -propionat + dekanoat (Sustanon): i.m. 

250 mg setiap 3 minggu.

2. Mesterolon:Proviron

Derivat dihidrometil dari testosteron ini 

(1941) dinyatakan menghambat hipofisis 

pada dosis terapi secara ringan, sehingga 

sekresi androgen dan spermatogenesis tidak 

dirintangi. Efek samping lebih ringan, antara 

lain kurang toksik bagi hati. 

Dosis: oral permulaan 3 dd 25-50 mg p.c., 

lalu 2-3 dd 25 mg.

* Fluoksimesteron(Halotestin) yaitu  derivat 

fluor (1956) yang ±5x lebih aktif dan bekerja 

lebih lama (t½ ±9 jam). Dosis: oral 5-20 mg 

sehari dalam 1-2 dosis.

3. Prasteron : DHEA, dehidro-epi-androsteron

Derivat androsteron ini diproduksi dalam 

jumlah besar di anak ginjal dalam bentuk sulfat inaktif, 10-20 kali lebih banyak daripada 

produksi kortisol. DHEA merupakan precursor

dari testosteron maupun dari estradiol yang 

disintesis dalam jaringan perifer, lihat Skema 

reaksi di atas. Kadar darahnya paling tinggi 

pada sekitar usia 30 tahun (4,1 - 8,7 mmol/l, 

rata-rata 30 mg), lalu berangsur-angsur menurun dengan ±2% setahun sampai 0,7-1,7 

mmol/l (rata-rata 5 mg) pada usia 60 tahun. 

Pada wanita kadarnya rata-rata 30% lebih 

rendah. Pada lansia produksi kortisol menjadi 

jauh lebih besar daripada DHEA, seperti 

juga pada keadaan stres kronis. Penyusutan kontinu ini mungkin disebabkan oleh 

turunnya aktivitas sel-sel retikularis dari anakginjal. Oleh sebab  itu prasteron adakalanya 

dianggap sebagai biomarker proses menua.*

«Obat ajaib». DHEA menjadi sangat populer di AS sebagai ‘miracle anti-aging drug’

(hormon antimenua) yang dapat meningkatkan sistem imun, libido, membentuk massa otot, melindungi terhadap PJP, kanker, 

diabetes tipe-II dan demensia. Lagi pula 

dikemukakan dapat menghambat penyakit 

L.E., Parkinson dan Alzheimer. Zat ini diberi 

nama julukan ‘sumber