strogen
kuat, begitu pula noretisteron, linestrenol,
megestrol dan medroksiprogesteron, tetapi lebih lemah.
Khasiat farmakologi
Di bawah ini diberikan ringkasan khasiat
progestagen terpenting, yaitu:
a. efek progestagen, yaitu mempersiapkan
rahim untuk implantasi telur melalui induksi fase sekresi dari endometrium
b. efek gestagen berupa memelihara kehamilan. Kedua efek ini paling nyata pada
OH-progesteron, didrogesteron dan alilestrenol. berdasar sifat ini gestagen dipakai untuk menghindari abortus.
Medroksiprogesteron juga bekerja gestagen, namun tidak dianjurkan berhubung
efek androgennya.
c. anti ovulasi. Sebagai anti gonadotrop,
zat ini bersifat mencegah ovulasi. Sifat ini
terutama kuat pada noretisteron, norgestrel,
linestrenol, desogestrel dan gestoden. Oleh
sebab sifat itu, zat-zat ini ada dalam
kebanyakan pil antihamil.
d. efek androgen dimiliki oleh progesteron
dan kebanyakan zat progestagen turunan
(nor)testosteron. Dalam dosis tinggi zatzat ini mengurangi produksi androgen
(dan estrogen).
e. efek estrogen. Khususnya derivat testosteron berkhasiat estrogen lemah, sebab di
dalam hati diubah menjadi estrogen. Efek
antiestrogennya nampak dari khasiatnya
untuk mengentalkan lendir cervix, yang
justru mencair di bawah pengaruh estrogen. Efek ini merupakan salah satu
mekanisme kerja dari pil antihamil dan
terkuat pada norgestrel.
f. efek termogen, yaitu meningkatkan suhu
badan. Sesudah ovulasi, kadar progesteron darah meningkat sebab C. luteum
mulai memproduksinya dan suhu dasar
badan naik kira-kira 0,38º C.
Prinsip ini dipakai pada metode suhu antikonsepsi, lihat Bab 45, Antikonseptiva.
pemakaian nya
pemakaian progestativa yang terpenting
yaitu pada berbagai keadaan, yaitu :
– prevensi abortus yang mengancam (abortus imminens) sebab kekurangan progesteron. Berhubung risiko mencederai
C. luteum (luteolyse) dan mengakibatkan
cacat pada janin (teratogenese), sebaiknya
jangan memakai zat-zat sintetik,
namun (hidroksi) progesteron atau alilestrenol.
– pil antihamil (bersama estrogen), juga
sebagai zat tunggal dalam pil mini dan
pil suntik, berdasar khasiatnya menekan ovulasi dan menstruasi. Efektivitasnya lebih ringan daripada pil kombinasi.
Juga sebagai senyawa tunggal dalam pil
implantasi.
– gangguan haid akibat defisiensi progesteron dan pada PMS (premenstrual
syndrome), yaitu sekelompok gejala tidak
nyaman sebelum datangnya haid (murung,
tegang, mudah tersinggung serta nyeri
payudara dan nyeri kepala). Efektivitasnya pada PMS masih diragukan.
– klimakterium sebagai tambahan (12-14
hari per siklus) pada terapi suplesi dengan
estrogen untuk mengurangi risiko kanker
endometrium. Tibolon dipakai sebagai
monoterapi tanpa estrogen
– endometriosis yang mengakibatkan kemandulan
– kanker endometrium/mammae tersebar
yang tidak dapat dibedah
Efek samping
Zat-zat progestagen dapat memicu efek
samping agak ringan seperti mual, anoreksia,
nyeri kepala, migrain, peningkatan berat
badan, juga perdarahan penarikan sesudah
pemakaian nya dihentikan. Selain itu juga
memperlihatkan efek-efek lain, terutama pada dosis tinggi, seperti :
– efek virilisasi pada (janin) wanita bila
dipakai untuk jangka waktu lama
dengan dosis tinggi, khususnya derivat
testosteron akibat kerja sisa androgennya.
Juga udema akibat retensi garam dan air
– efek sentral. Pada dosis tinggi semua
steroid menekan SSP dan dapat memicu rasa kantuk, kelesuan, perubahan
suasana jiwa dan depresi
– gangguan hati, khususnya dapat terjadi
penyumbatan saluran empedu (cholestasis).
Zat anti progestagen
Zat-zat ini “melawan” khasiat progesteron
melalui blokade reseptornya secara kompetitif di organ tujuan. dipakai khusus sebagai abortivum medis (misalnya janin mati)
berdasar peniadaan efek gestagen dari
progesteron. Kehamilan dihentikan akibat
efek progesteron terhadap endometrium dihambat. Yang terkenal yaitu mifepriston
(Mifegyne) dengan struktur steroid, yang
dengan dosis tunggal (600 mg) efektif untuk
±80% bila diberikan sampai 6 minggu sesudah
haid terakhir. Bila 36-48 jam kemudian te-rapi
disusul dengan suatu prostaglandin, misalnya dinoproston (Prostin E2), hasilnya naik
sampai 95%.
Di samping itu, mifepriston10 mg dipakai
sebagai morning-after-pill (anti hamil) yang
sangat aman dan dapat dipercaya, lihat Bab
45, Antikonseptiva oral.Pil abortus ini sudah
dipasarkan di banyak negara Eropa, antara
lain di Skandinavia, Inggris, Belgia, Jerman,
Austria, Yunani dan Belanda.
MONORAFI
A. ESTROGEN
1. Estradiol: E2, Progynova, Estraderm TTS
Estrogen alamiah terkuat ini diperoleh
antara lain dari jaringan plasenta. Oral kurang
aktif akibat FPE tinggi yang berlangsung
cepat, terkecuali ester valeratnya (Progynova)
yang lebih lambat perombakannya dalam
hati. Pada umumnya, zat ini dipakai
parenteral sebagai ester long-acting, misalnya
ester benzoat, -fenilpropionat dan -valerat (Progynon depot). Terapi substitusi pada keluhan klimakterium dan prevensi osteoporosis perlu dikombinasi dengan suatu zat
progestagen selama 10-14 hari per 4 minggu.
Estradiol diserap dengan baik melalui kulit
(plester Estraderm) dan mukosa (krem vaginal).
Dosis pada insufisiensi dan prevensi osteoporosis : Oral 1 dd 1-2 mg p.c. (-valerat) siklis,
bersama suatu progestagen. Transkutan: 1
plester Estraderm TTS 50 yang melepaskan
50 mcg/24 jam setiap 3-4 hari, bersama
progestagen selama 12-14 hari per bulan.
Intramuskuler 10 mg valerat/minyak pada
hari ke-1 dan ke-14 bersama progestagen
pada hari ke-19 sampai ke-26. Subkutan: tablet
implantasi 20 mg setiap 4-8 bulan. [TTS =
Transdermal Therapeutic System].
*Cyclo-Progynova: estradiol valerat 2 mg +
norgestrel 0,5 mg
*Femoston : estradiol 2 mg + didrogesteron 10
mg
*Etinilestradiol (EE, Lynoral, *Diane 35, *Lyndiol, *Marvelon, *Microgynon, *Triquilar, *Gynera, *Mercilon) yaitu derivat semi sintetik yang berkhasiat sangat kuat, oral sama
efektifnya dengan estradiol i.m. (atau 25 x
daripada pemakaian oral). Zat ini juga dapat
dipakai oromukosal dan merupakan
komponen dari banyak pil antihamil dengan
kadar 20-50 mcg. Resorpsi dari usus cepat dan
lengkap, namun sebab FPE tinggi maka BA
hanya 40%. PP ±98%, plasma-t½ 6-20 jam.
Mengalami siklus enterohepatik. Ekskresi
melalui feses (60%) dan urin secara utuh dan
sebagai metabolit.
Dosis:pada defisiensi oral 10-30 mcg selama
2 minggu per siklus haid; prevensi osteoporosis:
15 mcg sehari p.c. secara siklis, selalu bersama
progestagen. Sebagai ‘morning-after-pill’ 1
dd 1 mg p.c. selama 5 hari, dimulai 12 jam
(maksimal 72 jam) sesudah senggama, namun
MAP yang paling efektif yaitu pil antihamil
2 x 2 tablet dengan jarak waktu 12 jam. Lihat
Bab 45, Antikonseptiva. Morning-after pill.
* Mestranol yaitu metileter-EE yang baru
aktif sesudah di dalam hati dirombak menjadi
EE kembali. Adakalanya zat ini dipakai
dalam sejumlah pil antihamil, walaupun
tidak lebih baik dibandingkan dengan EE.
Aktivitasnya: mestranol 80 mcg = EE 50 mcg.
2. Estron: E1, konyugat estrogen, Premarin
Hormon alamiah ini diisolasi dari air seni
kuda hamil (1929) dan mengandung sebanyak 100 mg konyugat (= -sulfat dan -glukuronida) dari sejumlah estrogen, terutama
estron. Khasiat estrogennya agak lemah, dapat di-gunakan secara kontinu dan jarang
memicu perdarahan penarikan atau
spotting bila dipakai untuk gejala klimakterium. Oleh sebab itu Premarin banyak
sekali dipakai untuk terapi substitusi
hormonal, juga dalam pil antihamil.
sesudah diserap konyugat estron baru
menjadi aktif sesudah dihidrolisis menjadi E1
(dan E3) bebas. Sebagian E1 dalam hati diubah
menjadi estriol. Efek samping lebih ringan
daripada estradiol.
Dosis: pada klimakterium: oral 0,625-2,5 mg
p.c. sehari, prevensi osteoporosis: 0,625/hari
secara siklis atau kontinu, selalu bersama
progestagen.
3. Estriol:E3, Synapause, Ovestin
Hormon alamiah yang terlemah ini juga
aktif per oral. Sifatnya mirip estron. Sebagai
estrogen lemah dipakai oral pada klimakterium secara kontinu dan sebagai krem
berkat efek stimulasinya terhadap mukosa
vagina dan cerviks. Tidak memicu proliferasi pada endometrium, sehingga jarang
atau tidak memicu perdarahan.
Dosis: pada defisiensi oral 2 dd 2-4 mg (-suk
sinat) selama 1 minggu, lalu 1 dd 1-2 mg dengan istirahat 1 minggu setiap 3 bulan. Pada
atrofia vagina oral 1 dd 0,25-3 mg atau vaginal
1 ovula dari 0,5 mg selama 2 minggu.
* Epimestrol (Stimovul) yaitu derivat metoksi yang sebagai estrogen lemah memiliki aktivitas anti estrogen. Zat ini menstimulasi ovulasi melalui peningkatan sekresi
gonadotropin dan dipakai pada kemandulan akibat hipofungsi hipofisis.
Dosis: oral 1 dd 5 mg selama 10 hari, dimulai pada hari haid ke-5. Bila perlu terapi
dilanjutkan selama 3 siklus dengan dosis 10
mg sehari.
4. Dietilstilbestrol (F.I.):DES, stilbestrol
Derivat stilben ini tanpa rumus steroid (1938)
memiliki aktivitas estrogen yang letaknya
antara E1 dan E2. Aktif secara oral dengan
kerja panjang. Di tahun 1960-an, obat ini
banyak dipakai sebagai obat anti abortus.
Sekitar tahun 1974 ternyata bahwa DES dapat
memicu kanker vagina (adenocarcinome)
dan cerviks, serta kemandulan pada keturunan
pengguna ini . Oleh sebab itu sejak
1980 di banyak negara DES telah ditarik dari
peredaran. Hanya beberapa derivatnya yang
kini masih dipakai .
* Fosfestrol (Honvan) yaitu derivat dioksifosfat yang khusus dipakai pada kanker
prostat dengan dosis 3 dd 1-4 tablet dari 120
mg.
* Diënestrol (Ortho-diënestrol) yaitu isomer
DES yang 4x lebih lemah. Zat ini terutama dipakai sebagai krem 0,01% pada vaginitis.
B. ANTI ESTROGEN
5. Klomifen: Clomid, Profertil
Derivat klor dari stilbestrol ini (1961) adalah campuran dari dua isomer dan hanya
bentuk-cisnya yang aktif. Berkhasiat antiestrogen cukup baik dengan efek estrogen
lemah dan tidak memiliki efek androgen
atau progestagen. Kerjanya panjang dengan
plasma-t½ ±5 hari.
dipakai pada kemandulan wanita tanpa ovulasi akibat hipofungsi hipofisis, tetapi dengan cukup estrogen endogen. Pada
70% pasien yang diinduksi ovulasi, hanya
±40% hamil. Pada kemandulan pria akibat
oligospermia (terlalu sedikit sel mani), klomifen menghasilkan efek yang variabel.
Efek samping jarang terjadi dan berupa
gangguan lambung-usus dan penglihatan,
nyeri kepala, pusing, flushing, depresi dan
sukar tidur. Hipertrofia dari ovaria akibat
overstimulasi dan hiperovulasi —yang dapat
memicu kehamilan ganda— dapat terjadi, namun lebih jarang dibandingkan dengan
terapi HMG + HCG, lihat Bab 42, Hormon
hipofisis.
Dosis: oral 1 dd 5 mg selama 5 hari, dimulai
pada hari haid ke-5. Bila perlu dapat diulang
secara siklis.
6. Tamoksifen: Nolvadex, Tamofen
Derivat klomifen ini tanpa klor (1973) memiliki khasiat anti estrogen kuat dan efek
estrogen lemah. Dengan lain kata tamoksifen
merupakan antagonis dan sebagian agonis
dari reseptor estrogen, lambat laun sifat agonisnya lebih menonjol sehingga mengurangi
kegiatan anti kankernya.13 Hanya isomer
transnya yang bekerja anti estrogen, namun
oleh sinar-UV dapat diubah menjadi isomer
cisnya dengan efek kebalikan, yaitu berkhasiat
estrogen. Tamoksifen termasuk dalam ‘selective estrogen receptor modulators’ (SERM’s),
yaitu obat-obat dengan sifat estrogen (terhadap tulang dan endometrium) maupun antiestrogen (terhadap jaringan payudara).
Khusus dipakai pada kanker payudara
(sejak tahun 1970-an) yang peka terhadap
estrogen. Senyawa ini tidak memicu
penurunan kadar estrogen, namun berdasar blokade reseptor estrogen dalam jaringan
tumor sehingga oestrogen tidak meningkatkan pertumbuhan. Juga efektif untuk prevensi kanker pada wanita di atas 60 tahun
yang berisiko tinggi.
Resorpsi dari usus baik. Di dalam hati zat
ini dirombak menjadi metabolit aktif, yang
diekskresi sampai 80% lebih lewat empedu
dan feses. Plasma-t½ 7-12 hari.
Efek samping dapat berupa gangguan lambung-usus, pusing, nyeri kepala, berkeringat, flushing, perdarahan tak teratur, pruritus vulvae dan sebagainya. Gejala tumor
semula diperhebat. Yang terpenting yaitu
hiperplasia sel endometrium dan risiko meningkatnya kanker endometrium, begitu pula risiko
trombosis vena tungkai/paru-paru dan emboli
paru-paru.
Dosis: oral 20 mg sehari dalam 1-2 dosis
(-sitrat), bila perlu sesudah 1 bulan ditingkatkan
sampai 40 mg/hari. Tablet harus disimpan
dalam wadah yang tertutup baik dan kedap
cahaya, untuk menghindarkan inaktivasi
oleh lembap dan sinar UV.
* Raloksifen (Evista) yaitu derivat (1998)
yang juga termasuk dalam SERM namun
profilnya berbeda dari tamoksifen, yaitu
berdasar efek estrogen bekerja terhadap
jaringan tulang (menghambat resorpsi tulang,
meningkatkan massanya) dan berdasar
efek anti-estrogen berkhasiat menurunkan
risiko kanker mammae dan endometrium.
Resorpsi dari usus cepat dan agak baik (60%),
namun BA hanya 2% akibat FPE besar. Dalam
hati dirombak menjadi glukuronidanya,
yang terutama diekskresi dengan tinja. PP
di atas 98%, masa paruh ±30 jam. Terutama
dipakai untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis pasca menopause. Dilaporkan
berkhasiat preventif terhadap kanker payudara tanpa menstimulasi pertumbuhan sel-sel
endometrium, namun tidak ditemukan keuntungan jelas dibandingkan dengan tamoksifen. Dalam dosis dari 120 mg per hari menurunkan risiko timbulnya gangguan kognitif (mild cognitive impairment). Dosis:
osteoporosis 1-2 dd 60 mg, prevensi 1 dd 60
mg.
C. PENGHAMBAT AROMATASE
7. Aminoglutetimida: Orimeten
Derivat piperidin ini (1981) berkhasiat anti
estrogen melalui inhibisi enzim aromatase
yang perlu untuk konversi testosteron menjadi estradiol di jaringan perifer. Berkhasiat
pula merintangi sintesis kortikosteroid melalui blokade pengubahan kolesterol menjadi pregnenolon, selain itu menghambat sintesis hormon tireoid. dipakai pada kanker
payudara dan prostat yang sudah bermetastasis sebagai obat pilihan kedua, dengan
suplesi kortison. Begitu pula pada sindroma
Cushing (dengan hiperproduksi kortisol).
Efek samping berupa menurunnya kesadaran (lethargia) dan ruam kulit, jarang gangguan
hematologi. Dosis: pada kanker payudara
dan prostat dimulai dengan 2 dd 125 mg,
setiap minggu dinaikkan sampai 4 dd 500
mg, bersama suatu kortikosteroid. Terhadap
Cushing‘s sindrome dosisnya sama, pemeliharaan 2-4 dd 250 mg.
8. Anastrozol:Arimidex
Derivat triazol ini (cincin lima dengan 3
atom-N dalam intinya, 1995) berkhasiat merintangi aromatase secara selektif, sehingga
pembentukan estrogen dari testosteron di
jaringan lemak dan otot serta di tumor payudara dihambat. Khusus dipakai seba-gai
obat pilihan kedua pada kanker payudara
pada wanita pasca menopause, bila tamoksifen
tidak efektif. Pada wanita sebelum menopause
kurang efektif sebab kekurangan estrogen
akan merangsang ovaria via hipofisis untuk
meningkatkan produksinya (feedback).
Resorpsi dari usus cepat dan tuntas, PP
40%, plasma-t½ 40-50 jam. Dalam hati zat ini
dirombak dengan kuat; ekskresi berlangsung
melalui urin, hanya 10% dalam keadaan utuh.
Efek samping terpenting berupa mual
dan muntah-muntah, juga sakit kepala,
punggung, udema dan tidak bertenaga (asthenia). Selama kehamilan dan laktasi
tidak boleh dipakai .
Efek samping lain berupa gejala kekurangan estrogen (flushing, atrofia mukosa, perdarahan, rontok rambut) juga gangguan lambung-usus, SSP dan kulit, serta perasaan letih.
Dosis: oral 1 dd 1 mg.
* Letrozol(Femara) juga derivat triazol (1996)
dengan khasiat dan sifat yang sama. Daya
kerjanya lebih panjang, t½ sampai 2 hari.
Dosis: 1 dd 2,5 mg.
D. PROGESTAGEN
1. Progesteron (F.I.): Progestine, Progestan,
Crinone
Progesteron diperoleh dari ovaria ternak
(1933) atau dibuat secara sintetik dari diosgenin atau kolesterol. Resorpsi dari usus cepat
dan baik, namun sebab FPE besar, BA hanya
kecil, rata-rata 5%. Oleh sebab itu, zat ini
terutama diberikan secara parenteral. Serbuk
microfine (< 5 mcg) dalam minyak diserap
melalui sistem limfe dan tidak mengalami FPE
dalam hati, oleh sebab itu aktif per oral (Progestan). Dalam darah diangkut dalam keadaan
terikat pada SHBG, lihat estradiol. Dalam hati
zat ini dirombak menjadi beberapa metabolit,
terutama pregnandiol inaktif dan juga (di)
hidroprogesteron aktif. Zat-zat ini diekskresi lewat urin sebagai glukuronidanya.
Plasma-t½ 10-30 menit. Kadar pregnandiol
dalam air seni dipakai sebagai ukuran
untuk menentukan produksi seharinya.
Dosis: pada insufisiensi per oral kapsul 200
mg a.n. atau i.m. 25-50 mg selama 12-14 hari
per bulan.
* Hidroksiprogesteron(Proluton depot) yaitu
metabolit dengan sifat-sifat yang sama
(1956), efek progestatif dari injeksi bertahan
8-10 hari. Berkhasiat androgen lemah tanpa
efek estrogen. Sekarang tidak dipakai
lagi. Dosis: prevensi abortus i.m. 500 mg 2-3
x seminggu, lalu 2x seminggu 250 mg (ester
kaproat).
* Medroksiprogesteronasetat (MPA, Depo/
Pro-vera, Farlutal) yaitu derivat sintetik
(1958) dengan khasiat progestagen agak
lemah. Zat ini juga memiliki efek androgen
tanpa efek estrogen. Berlainan dengan zat-zat
lainnya MPA tidak memengaruhi lipoprotein
darah. dipakai pada kanker payudara
yang rentan hormon sesudah menopause dan
juga sebagai pil-suntik antikonsepsi dengan
do-sis 150 mg MPA i.m. setiap 3 bulan. Pada
dysmenorrhea oral 2,5-10 mg sehari.
* Megestrol(Megace, Niagestin, 1963) dapat
dianggap sebagai turunan MPA yang dihidrogenasi (C6-7), namun khasiat progestagennya kira-kira 10 kali lebih kuat. Zat ini
juga memiliki aktivitas anti estrogen. Kini
megestrol terutama dipakai pada kanker
payudara (4 dd 40 mg ester asetat) dan kanker
endometrium 160 mg sehari dalam 1-4 dosis.
* Didrogesteron (Duphaston) (1960) yaitu
derivat dengan gugus metil pada C10; atom-H
pada C14 berada dalam posisi alfa, artinya
mengarah ke belakang (Lat.=retro). Maka zat
ini disebut juga retroprogesteron. Khusus
berkhasiat gestagen terhadap endometrium
dan vagina tanpa efek androgen atau estrogen, juga tidak menekan ovulasi.
Dosis: pada abortus mengancam (imminens)
oral semula 40 mg, lalu setiap 8 jam 10-20 mg
sampai 1 minggu sesudah semua gejala hilang.
* Nomegestrol (Lutenyl) yaitu progestagen
sangat selektif dan merupakan turunan dari
progesteron alamiah. Berkhasiat anti gonadotrop, anti estrogen dan anti androgen lemah.
2. Noretisteron: noretindron, Primolut-N
Derivat nortestosteron ini (1957) berkhasiat
menekan ovulasi serta memiliki aktivitas
androgen dan estrogen lemah, juga efek
anti estrogen. Banyak dipakai dalam pil
antihamil (1-3 mg N.asetat), juga untuk menunda haid. Plasma-t½ 5-14 jam.
Dosis: menunda haid 3 dd 5 mg dimulai
selambat-lambatnya 3 hari sebelum haid selama maksimal 14 hari; beberapa hari sesudah
kur terjadi perdarahan penarikan.
* Norgestrel (levo-): Mirena. yaitu isomer
aktif dari norgestrel (1966) dan homolog dari
noretisteron. Efek progestagennya kuat sekali
dengan kerja panjang (t½ 11-45 jam), juga
berkhasiat anti estrogen kuat dan androgen
lemah. Zat ini juga banyak sekali dipakai
dalam pil antihamil kombinasi dengan kadar
50-250 mcg. (*Microgynon, *Nordiol).
3. Linestrenol: Exluton, Endometril, *Lyndiol,
*Ministat
Derivat nortestosteron ini (1961) tanpa gugus 3-keto, baru aktif sesudah dalam hati
dirombak menjadi noretisteron. Zat ini memiliki khasiat estrogen, anti estrogen dan
androgen. Bersifat lipofil dan distribusinya
ke dalam organ baik. Plasma-t½ 17 jam.
Berkat khasiat anti gonadotrop yang baik
linestrenol terutama dipakai dalam pil
anti hamil kombinasi, namun sebagai pil mini
(monoterapi) ternyata tidak begitu meyakinkan dan kini sudah ditinggalkan. Juga
banyak dipakai pada gangguan haid.
Dosis: gangguan haid 1-3 dd 5 mg, dalam
pil kombinasi 0,75-2,5 mg sehari secara siklis.
*Gestoden (*Gynera, *Minulet, *Femodeen) adalah derivat norgestrel dengan ikatan ganda
pada C15-16 (1987). Berkhasiat progestagen
terkuat dari semua derivat lainya. Profil
kegiatannya sama dengan desogestrel. Pada
pemakaian lama zat ini meningkatkan
risiko tromboemboli sampai 2 kali. Resorpsi
dari usus hampir tuntas dan dalam hati
seluruhnya dimetabolisasi menjadi metabolit
inaktif. Ekskresi melalui urin dan tinja. Masa
paruh 13-20 jam. Khusus dipakai dalam
pil antihamil generasi k-3.
Dosis: dalam pil kombinasi 75 mcg bersama
EE 30 mcg (= *Gynera).
4. Desogestrel: Cerazette, *Marvelon, *Mercilon
Rumus steroid dasar zat ini sama dengan
linestrenol. Zat ini merupakan pro-drug yang
di dalam hati diubah menjadi keto-desogestrel (= etonogestrel) aktif (1981) dengan masa paruh 25-31 jam. Berkhasiat anti gonadotrop kuat dengan menekan ovulasi dan
mengentalkan lendir cerviks. Juga berkhasiat anti estrogen kuat dan bersifat androgen
lemah. Desogestrel terutama dipakai dalam pil antihamil kombinasi dari generasi
ketiga.
Efek samping. Pada akhir 1995 dilaporkan
suatu penelitian WHO, yang menunjukkan
adanya risiko tromboemboli yang dua kali lebih
tinggi pada pengguna pil antihamil dengan
desogestrel dan gestoden. Risiko ini untuk
wanita yang tidak menelan pil yaitu 1:
10.000, bila menelan pil konvensional lainnya
rata-rata 1,3 : 10.000, sedangkan dengan kedua pil generasi-ke3 rata-rata 2,5: 10.000.
Oleh sebab itu di sejumlah negara Eropa
(antara lain di Inggris, Jerman dan Norwegia)
ahli-ahli kesehatan telah menganjurkan para
dokter untuk membatasi pemberian pil-pil
ini pada pasiennya.
Dosis: untuk antikonsepsi 0,125-0,15 mg sehari siklis, bersama estrogen.
* Etonogestrel (3-ketodesogestrel, Implanon)
yaitu metabolit aktif dari desogestrel yang
dalam bentuk terdispersi dalam suatu kopolimer ada dalam “pil implantasi” (Implanon). Batang-batang kecil ini disuntikkan subkutan dan selama minimal 3 tahun
membebaskan lebih dari 30 mcg etonogestrel
sehari, yang dianggap cukup untuk mencegah konsepsi. Jumlah total progestagen
dalam Implanon yaitu 67 mg. Lihat juga Bab
45, Antikonseptiva oral.
5. Tibolon: Livial
Derivat nortestosteron ini (1988) memiliki ikatan ganda pada C 5-10 sebagai
pengganti C 4-5. Berkhasiat progestagen,
estrogen dan androgen, namun semuanya
agak lemah. Tidak merangsang mukosa
endometrium atau epitel vagina dan tidak
memicu perdarahan penarikan.
Dianjurkan sebagai monoterapi pada gangguan klimakterium.
Dosis: oral 1 dd 2,5 mg selama 3-6 bulan.
6. Drospirenon: *Yasmin, *Angeliq
Senyawa steroid ini (2000) memiliki rumus berlainan. Di samping berkhasiat progestagen juga berefek anti androgen Oleh
sebab itu memicu retensi air lebih
ringan dengan efek baik atas tekanan darah,
berat badan, akne dan seborrhea. Resorpsi
dari usus baik sekali, BA ±80%, PP 96%. Dalam hati dimetabolisasi tuntas yang kemudian diekskresi dengan urin dan feses. Masa
paruh 20-40 jam.
Dosis: pil antihamil 3 mg sehari + 30 mcg
EE (*Yasmin)
*Angeliq = drospirenon 2 mg + estradiol
1 mg
7. Ulipristal: Esmyar
Progesteron reseptor modulator ini memiliki afinitas selektif dan kuat bagi reseptor
progesteron dan afinitas minimal bagi reseptor
androgen. Memiliki efek langsung terhadap
besarnya myom berdasar penghambatan
proliferasi sel dan menginduksi apoptosis.
dipakai sebagai terapi awal prabedah
myom di uterus dan merupakan terapi alternatif dengan GnRH agonis.
Juga sebagai kontraseptif darurat yang
efektif sampai 120 jam sesudah senggama tanpa perlindungan (unprotected).
Dosis harian dari 5 mg menghambat ovulasi
pada kebanyakan wanita dan memicu
penurunan kadar FSH sebagian.
Resorpsi cepat, PP > 98% dan T1/2 38 jam.
Metabolit-metabolitnya diekskresi terutama
melalui feses dan 10% via urin.
Efek samping sering kali amenorroe (±82%),
penebalan endometrium, gangguan emosional, sakit kepala dan vertigo, juga nyeri perut dan mual.
Dosis: 1 dd 5 mg selama maksimal 3 bulan.
Ref. Farm. Kompas ; Goodman & Gilman
p.1837.
ANTIPROGESTAGEN
8. Mifepriston: Mifegyne
Zat steroid ini (1988) berkhasiat anti progestagen melalui blokade reseptor progesteron. Oleh sebab itu aktivitas hormon
ini terhadap endometrium dan myometrium
(lapisan otot) dihambat, sehingga stimulasi
endometrium oleh prostaglandin lebih berperan dan kontraktilitas uterus dipacu yang
mengakibatkan abortus. Mifepriston juga
berkhasiat agonis parsial dan anti glukokortikoid. sesudah diminum BA-nya 70%, PP 98%,
dalam hati dirombak menjadi beberapa metabolit aktif yang diekskresi lewat feses (90%)
dan urin (10%). Masa paruh ±18 jam.
Terutama dipakai untuk abortus kimiawi (medis) sampai dengan 49 hari sesudah
haid terakhir bersama zat anti radang prostaglandin misoprostol. Dapat pula dipakai
sebagai MAP sampai 120 jam sesudah senggama tanpa perlindungan.
Efek samping terpenting berupa perdarahan,
kejang, nyeri perut dan mual.
Dosis: untuk penghentian kehamilan sekaligus 600 mg, sesudah 36-48 jam disusul
oleh misoprostol 0,4 mg. Sebagai MAP 600
mg sedini mungkin, sampai maks 72 jam
sesudahnya.
ANTIKONSEPTIVA
ANTIKONSEPSI DAN
KELUARGA BERENCANA
Dengan bertambahnya penduduk dunia
setiap tahun, pada tahun 2013 populasi dunia
telah mencapai angka 7.171 juta manusia
(United States Census Bureau)dan negara kita
mengambil bagian sebanyak 247 juta jiwa
(Nov. 2013). Diperkirakan penduduk dunia
di tahun 2050 akan melambung sampai
sekitar 8.3 and 10.9 milyar jiwa.
1. ”World Population Prospects, the 2012
Revision – “Low variant” and “High variant”
values”. UN. 2012. June 15, 2013.
2. ”World population projected to reach 9.6
billion by 2050 – UN report”. UN News Centre.
June 14, 2013. June 16, 2013.
Teori Malthus (1766-1834; Essay on Population) mengatakan bahwa reproduksi manusia
cenderung merupakan deret ukur, sedangkan
pasokan bahan pangan hanya tumbuh sesuai
deret hitung. Kini sudahlah jelas bahwa
teori Malthus ini tidak tepat sebab kendati
populasi dunia sudah berlipat ganda dalam
abad terakhir, namun produksi pangan selalu
mencukupi kebutuhan. Namun di samping
masalah makanan, ledakan pertumbuhan
penduduk dunia akan membawa serta
banyak aspek sosial lainnya.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), disingkat
BKKBN, yaitu Lembaga Pemerintah Non
Departemen negara kita . Telah dirintis sejak
tahun 1968 (LKBN) dan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil yang sehat
dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pertumbuhan penduduk. Penyelenggaraannya ditempuh oleh Pemerintah (BKKBN)
maupun oleh unsur-unsur Non-Pemerintah,
seperti organisasi profesi dan institusi Penunjang Program KB.
BKKBN pernah sukses dengan slogan
dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja.
Namun, untuk “menghormati”hak asasi manusia, kini BKKBN memiliki slogan dua anak
lebih baik.
Tujuan keluarga berencana
negara kita .
Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran,
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Khusus
• Meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi.
• Menurunkan jumlah angka kelahiran
bayi.
• Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
Dengan demikian, kehamilan yang tidak
diinginkan dapat ditekan dan angka kematian ibu melahirkan juga akan semakin menurun.
Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) sampai tahun 2013
ini belum sesuai harapan. Di antara beberapa
sasaran yang belum tercapai yaitu angka
fertilitas (TFR) yang mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dan masih tetap
2,6 per wanita usia 15-49 tahun. Untuk
menghadapi salah satu tantangan ini, BKKBN
telah me-rumuskan beberapa kebijakan dan
strategi akselerasi pembangunan KB untuk
tahun 2013 dan 2014, a.l. meningkatkan
sosialisasi dan pelayanan KB di lapangan
dengan memberdayakan institusi masyarakat
perdesaan dan perkotaan.
Ref. Deputi Bidang KB dan Kesehatan Re-produksi
(KR) Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Juni 2013.
Keluarga Berencana merupakan suatu cara
efektif untuk antara lain mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan risiko tinggi, mengurangi angka
kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur jarak kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Cara-cara tradisional
Metode antikonsepsi yang ideal untuk dipakai secara massal harus memenuhi
syarat sebagai berikut. Pertama-tama harus
efektif, dapat dipercaya, aman, tanpa risiko
gagal dan tanpa efek samping buruk, tidak
memengaruhi senggama, mudah memakai dan mendapatkannya, serta harganya (relatif) murah. Juga hendaknya bersifat reversibel (dapat dibatalkan bila dikehendaki), dapat diterima (akseptabel) bagi
sipemakai dan tidak memerlukan motivasi
terus menerus.
Sejumlah metode tradisional seperti alatalat mekanis dan sediaan spermicida memenuhi
banyak persyaratan ini, namun dalam praktik ternyata kurang dapat dipercaya. Di
samping itu cara lainnya yaitu sterilisasi dan
pantangan berkala.
Alat-alat mekanis berupa kondom lateks
(tidak tahan lemak yang berasal dari krem
dan ovula) bagi pria yaitu sangat populer.
Untuk wanita tersedia pessarium dan sejak
1994 tersedia suatu pessarium khusus, yaitu
kondom wanita (Femidon), yang terbuat dari
poliuretan (tahan lemak). Alat-alat ini mencegah pembuahan sel telur dengan membentuk rintangan mekanis bagi sel-sel mani.
Sediaan spermicida mengandung zat-zat
yang dapat mematikan spermatozoa dan
agak banyak dipakai , khususnya dalam
bentuk sediaan intravaginal. Spermicida terkenal yaitu nonoksinol dan tablet busa
fenilmerkuriasetat yang sekarang jarang
dipakai lagi. Juga (pernah) banyak dipakai yaitu “Intravag” (tisu KB), yakni tisu
yang di-impregnir dengan alkil-fenoksipolietoksietanol.
pemakaian alat mekanis memberikan perlindungan yang agak tinggi, sekitar 97%,
sedangkan sediaan spermicida lebih rendah.
Bila dipakai bersamaan bahkan mencapai
hampir 100%, misalnya kondom Durex Topsafe, yang mengandung suatu spermicida.
Akan namun sukar sekali untuk memelihara
motivasi berkelanjutan yang diperlukan untuk memperoleh efektivitas ini , oleh
sebab itu memicu kegagalan yang
jauh lebih tinggi, rata-rata 20%.
Sterilisasi secara operatif adakalanya dilakukan, baik pada wanita maupun pada pria
(lihat di bawah). Pada wanita kedua saluran
telur (tubae) “disumbat”, sehingga sel-sel
telur terhenti jalan keluarnya. Cara ini efektif
untuk hampir 100% dan bersifat reversibel,
artinya bila perlu saluran dapat disambung
kembali dengan pemulihan (70-80%) fertilitas. Dengan perkembangan teknik-teknik
modern dewasa ini sterilisasi sangat dipermudah. Metode ovabloc dilakukan poliklinis
tanpa narkosa dan mempergunakan suatu
hysteroscop khusus. Melalui kateter ke mulut
saluran telur di rahim disemprotkan sedikit
silikon yang membeku pada suhu badan.
Dengan demikian transpor dari telur dan sel
mani dihambat. namun sebab ternyata tidak
begitu efektif, maka tidak pernah menjadi
populer. Perkembangan baru memakai
Essure untuk memblok saluran telur.
Cara-cara modern
Cara-cara baru yang populer dan sejak tahun
1960-an lazim dipakai di seluruh dunia
yaitu pil antikonsepsi oral, umumnya
disebut pil antihamil atau pil KB. Metode kedua yaitu AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) atau IUD(intra-uterine contraceptive
device).
1. IUD
IUD yaitu alat kontrasepsi yang terbuat
dari plastik halus dengan panjang beberapa
cm, berupa spiral atau huruf T, yang dipasang
oleh dokter atau bidan yang sudah terlatih ke
dalam rahim melalui vagina dengan suatu
alat khusus. Kerjanya diperkirakan berdasar pencegahan implantasi sel telur di
endometrium, sebab mukosa rahim selalu
berada dalam keadaan terangsang dan timbulnya peradangan steril tanpa gejala. Akibat
peradangan terjadi infiltrasi lekosit (makrofag)
dan fagositosis dari sel-sel mani. Mungkin
juga pelepasan prostaglandin yang meningkat
di rahim memegang peranan. pemakaian
zat-zat antiprostaglandin (obat-obat rema
NSAID) mengurangi sedikit efektivitas IUD.
Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR
1. Adanya sangkaan kehamilan
2. Pendarahan di saluran kencing
Efektivitas : Sangat efektif, yaitu 0,51 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun
pemakaian . (Ref. Universitas Sumatra Utara)
Tembaga memperkuat reaksi radang dan
berdaya toksik terhadap sel-sel mani, maka
semua alat modern dililit dengan benang
tembaga untuk meningkatkan daya kerjanya
(Flexi-T, Copper T, Nova T Cu 380 AG, Multiload
Cu, GyneFix, T-Safe Cu). Baru sesudah minimal
5 tahun, benang tembaga larut seluruhnya
dan IUD perlu diganti dengan yang baru.
Efektivitasnya terletak antara 97 dan 98%
dan dapat ditingkatkan sampai hampir 100%
bila diimpregnir dengan progestagen. Contohnya: Mirena mengandung 52 mg levonorgestrel yang dilepaskan sebanyak 20 mcg
sehari. Keuntungan tambahan dari cara ini
yaitu bahwa hormon hanya bekerja lokal di
rahim dan tidak sistemik.
IUD juga dipakai sebagai spiral “morning-after” (dalam 120 jam sesudah senggama)
berdasar penghindaran implantasi. Lihat
di bawah.
*Nuvaring: etinilestradiol + etonogestrel
Berbentuk cincin yang dimasukkan ke liang
vagina dan selama 3 minggu melepaskan
per hari rata-rata 0,015 mg etinilestradiol dan
0,120 mg etonogestrel (= metabolit aktif dari
desogestrel) yang diresorpsi dengan cepat
oleh mukosa vagina.
*Evra: etinilestradiol + norelgestromin
Metode antikonsepsi berbentuk plester yang
dalam waktu 24 jam melepaskan 34 mcg EE
dan 203 mcg NGMN. PP NGMN > 97% dan di
dalam hati dimetabolisasi menjadi norgestrel
dan beberapa metabolit lain yang diekskresi
melalui urin dan feses. T1/2 28 jam (NGMN)
dan 17 jam (EE). Plester ini dipakai sebagai alternatif bila enggan untuk tiap hari
minum pil. Keberatannya yaitu kurangnya
pengalaman, efek samping lokal (iritasi kulit),
terlepasnya plester dan harganya yang tinggi.
2. Sterilisasi pria
Vasectomy di dunia Barat cukup sering
dilakukan, sebab hanya memerlukan pembedahan kecil poliklinis dengan pembiusan
setempat. Menurut taksiran di seluruh dunia, sekitar 60 juta pria telah disterilisasi.
Pada prosedur ini saluran mani (vas deferens)
dalam testes diputuskan, hingga sel-sel mani terhenti jalan keluarnya dan diresorpsi
kembali oleh jaringan testes. Pria yang telah
disterilisasi masih tetap membentuk cairan
mani (ejakulat), namun tidak berisi sel-sel mani
lagi. Cara ini efektif untuk hampir 100% dan
dianggap sebagai sterilisasi permanen. Fungsi
seksual lainnya seperti libido dan potensi
tidak berkurang. Bila dikehendaki sterilisasi dapat ditiadakan dengan menyambung
kembali ujung-ujung saluran mani. namun
ternyata fertilitas hanya pulih kembali pada
kira-kira 70% dari kasus dalam jangka waktu
18 bulan sesudah pembedahan. pemicu nya
ialah mungkin sebab tubuh sudah membentuk antibodi terhadap spermatozoa diri
sendiri. Lagipula ada risiko 5% akan
kehamilan di luar rahim (ectopic pregnancy).
3. Pil antihamil pria
Sejak beberapa puluh tahun para ahli telah menyelidiki kemungkinan untuk menerapkan antikonsepsi hormonal pada pria.
namun hingga kini usaha ini belum berhasil.
Problem terbesar untuk realisasi teknisnya
yaitu sebab spermatogenesis lebih sulit
dihambat secara fisiologis daripada ovulasi.
Misalnya ovulasi ditekan secara alamiah
selama kehamilan dan laktasi, sedangkan
spermatogenesis berlangsung terus mulai
dari pubertas sampai mati. Spermatogenesis
dapat dihambat oleh banyak zat, termasuk
zat-zat anti androgen, sitostatika, gossypol, derivat sulfonamida (sulfasalazin, dapson) dan
penghambat asam folat lainnya (pirimetamin).
namun zat-zat ini tidak dapat dipakai
sebab toksisitasnya atau kerjanya yang tidak
reversibel.
Testosteron pada dosis tinggi juga menekan
spermatogenesis, namun memicu relatif banyak efek samping. Zat progestagen
berefek sama, lagi pula menghambat produksi testosteron. Kombinasi testosteron dan
progestagen mungkin efektif, prinsipnya
yaitu progestagen memperkuat supresi
sekresi gonadotropin dan spermatogenesis
oleh tes-tosteron, sedangkan testosteron berfungsi menghindarkan efek-efek samping
akibat supresi sekresinya. (Lancet 1996; 347:
316).
Cara lain yaitu melalui imobilisasi sel-sel
mani oleh zat anti progestagen mifepriston.
Motilitas spermatozoa tergantung dari tingginya kadar kalsium intraseluler, yang menurun dengan drastis di bawah pengaruh
mifepriston. Daya kerja ini cepat sekali dan
bertahan hanya untuk beberapa jam, yang
merupakan keuntungan dibandingkan dengan metode hormonal. Penelitian dengan
hewan percobaan telah memberikan harapan
baik.
4. Pil perintang ovulasi
Pil antihamil yaitu cara hormonal, yang
memakai hormon wanita yang berkhasiat mencegah pelepasan telur. Pil ini
merupakan cara antikonsepsi yang mendekati
ideal, sebab paling dapat dipercaya dengan
keamanan sekitar 99,9%. Juga bersifat reversibel dengan efek samping yang sangat
akseptabel. Oleh sebab itu sekarang ini pil
antihamil paling banyak dipakai di seluruh dunia, menurut perkiraan sekitar 180 juta
wanita di antara usia 15 dan 49 tahun.Keamanan dan Pearl-Index
Sebagai kriterium untuk keamanan metode antikonsepsi umumnya dipakai PI =
Pearl Index, yang diintroduksi pada tahun
1934 oleh biolog Amerika dr R.Pearl. Semula
angka ini menyatakan jumlah kehamilan per
tahun yang terjadi pada 100 wanita bersuami.
Dengan munculnya antikonseptiva, PI dipakai untuk menilai keamanan dari suatu
metode kontrasepsi.
PI didefinisikan sebagai jumlah kehamilan
yang terjadi pada 100 wanita yang telah
memakai pil (atau menjalankan cara
antikonsepsi lain) selama 1 tahun, yakni
1200 siklus. Dalam praktik dapat pula
diambil lebih dari 100 wanita selama masa
lebih dari satu tahun, asal saja semua siklus
dijumlahkan.
PIL PERINTANG OVULASI
Sejarah. Pil antihamil pertama pada tahun
1955 telah diintroduksi di Puerto Rico oleh
biolog Dr G.G.Pincus (1903-1967) yang menemukan bahwa progesteron merintangi
ovulasi. Pil kombinasi pertama yang kemudian dikembangkan (Enovid) terdiri dari
suatu estrogen dan progestagen (mestranol
150 + noretinodrel 9,85 mcg) yang diminum
secara siklis. Dengan demikian terjadi siklus haid tanpa ovulasi, yang menyerupai
keadaan alamiah selama beberapa bulan
pasca persalinan. Selama waktu itu banyak
zat estrogen dan progesteron bersirkulasi
dalam darah.
Pada tahun-tahun berikutnya banyak
kombinasi lain dipasarkan, yang semuanya
mengandung kombinasi dua hormon, yakni:
– estrogen: umumnya etinilestradiol, adakalanya mestranol
– progestagen: umumnya suatu derivat
nortestosteron, antara lain noretisteron,
l-norgestrel, linestrenol, desogestrel,gestoden
dan drospirenon
Dengan bertambah banyaknya pengalaman ternyata dosis hormon ini dapat
sangat diturunkan dengan mempertahankan
efektivitasnya, sedangkan risiko efek samping serius menjadi minimal. Dewasa ini
kebanyakan pil antihamil mengandung hanya 20-75 mcg estrogen dan 75-250 mcg progestagen.
Pada beberapa dekade yll berbagai alternatif antikonsepsi telah diintroduksikan.
Misalnya gestagen drospirenon dalam kombinasi dengan EE 20 ug, plester pil dengan
EE dan norelgestromin, implantasi gestagen dengan etonogestrel (metabolit aktif
dari desogestrel), cincin vagina dengan
EE dan etonogestrel dan teknik sterilisasi
histeroskopik.
Gestagen atau progestativum yaitu hormon dengan sifat-sifat progesteron.
Mekanisme kerja
Pil antihamil berkhasiat berdasar dua
komponennya, yaitu:
– efek estrogen: perintangan ovulasi melalui
supresi GnRH dan pelepasan gonadotropin;
– efek progestagen: pengentalan lendir serviks dan perintangan pertumbuhan endometrium. Beberapa bulan sesudah penggunaan pil dihentikan, ovulasi pulih
kembali dan pengguna bisa hamil lagi.
Belum pernah ada bayi yang kemudian dilahirkan memperlihatkan kelainan
buruk.
a. Perintangan ovulasi. Estrogen maupun
progestagen masing-masing memiliki efek
menghambat pemasakan dan pelepasan
ovum. Terutama estrogen berkhasiat menekan sekresi FSH, progestagen khusus
menghambat sekresi LH sehingga di pertengahan siklus tidak terjadi puncak, yang
mutlak bagi ovulasi. Lihat Bab 44, Hormonhormon Wanita, grafik di Gambar 44-2. Selain
itu, progestagen juga berperan utama bagi
terjadinya perdarahan sesudah kur selesai.
Penghambatan ovulasi nampak melalui
penentuan kadar pregnandiol (metabolit
progesteron) dalam air seni sesudah ovulasi
atau kadar progesteron darah.
b. Pengentalan lendir serviks. Pada minggu
pertama siklus, leher rahim tertutup oleh
suatu sumbat lendir. Selama masa ovulasi di
bawah pengaruh estrogen, lendir ini menjadi
lebih cair dan bening untuk memudahkan
masuknya spermatozoa ke dalam rahim.
Akibat progestagen di dalam pil, lendir menjadi
lebih kental dan liat, hingga sel-sel mani tidak
dapat menembusinya lagi. Dengan demikian,
mekanisme ini merupakan suatu katup
pengaman ekstra terhadap pembuahan.
– Pil mini, “pil suntik” dan pil implantasi
mengandung hanya progestagen tanpa
estrogen dan bekerja khusus menurut
mekanisme ini.
– Morning-after pill antara lain memakai estrogen tunggal dalam dosis
tinggi dan penghentian pemakaian nya
menginduksi perdarahan penarikan. Lebih praktis yaitu pemakaian 2 pil
Microgynon-50 (EE 50 + norgestrel 250
mcg) atau 1 pil Postinor-2 (norgestrel 750
mcg), yang diulang dalam waktu 12 jam,
lihat di bawah.
c. Perintangan pertumbuhan endometrium.
Di bawah pengaruh kedua hormon dalam pil,
perkembangan dan proliferasi endometrium dihambat, tidak mengalami fase sekresi dan
sesudah pemakaian lama malah menjadi
lisut (atrofia). Dengan demikian dalam hal
kedua mekanisme di atas gagal, implantasi
telur tidak bisa berlangsung.
Jenis pil
Ada beberapa bentuk pil antihamil yang
masing-masing berbeda baik isi, dosis maupun cara pemakaian nya.
1. Pil kombinasi terdiri dari estrogen dan
progestagen. Pil mulai diminum pada hari
haid pertama (atau hari kelima) selama 21
hari dan disusul dengan istirahat selama 7
hari dengan memakai 7 pil kosong tanpa
hormon (memory pills). Akibat turunnya kadar
progestagen dalam darah maka pada hari
istirahat ke-2 sampai ke-5 umumnya terjadi
perdarahan penarikan yang mirip haid biasa.
sesudah istirahat dilanjutkan dengan kur
kedua dari 21 tablet, juga apabila perdarahan
belum berhenti tuntas. Kemudian disusul
dengan istirahat 7 hari dan seterusnya. Pil
kombinasi ada dalam beberapa bentuk,
yaitu sebagai:
a. pil monofasis (Microgynon, Marvelon, Gynera,Yasmin) mengandung kedua hormon
dalam dosis tetap. Dapat dibedakan pil
sub-50 dan pil sub-30 dengan kadar
estrogen masing-masing di bawah 50 dan
30 mcg. Kedua pil ini disebut “pil ringan”
dibandingkan dengan “pil berat” yang
berisi 50 mcg estrogen. Pil ini (sub-50)
memiliki Pearl Indeks kurang dari 0,1
(artinya kurang dari 1 kasus kehamilan
pada 100 tahun-wanita).
b. pil bifasis (Binordiol) terdiri dari dua jenis
tablet dengan susunan hormon berlainan.
Yang paling banyak dipakai yaitu
pil step-up dengan kombinasi kedua
hormon, namun selama 7-10 hari pertama
dosis progestagen yaitu 2,5-5 x lebih
rendah daripada 14-11 hari selanjutnya.
c. pil trifasis (Trinordiol, Trigynon, Triquilar)
terdiri dari 3 jenis tablet dengan perbandingan antar komponennya yang berbeda-beda, tergantung dari fase siklus.
Dosis estrogen (EE) dalam ketiga fase
yaitu kurang lebih tetap, sedangkan
dosis progestagen (levonorgestrel) ditingkatkan. Pearl Indeks bagi senyawa bifasis
dan trifasis terletak antara 0,1 – 0,3.
Qlaira: penghalang ovulasi ini mengandung
estradiolvalerat dan dienogest dalam kadar
yang berbeda-beda tergantung dari fase
siklus.
2. Pil mini hanya berisi progestagen, misalnya linestrenol 500 mcg (Exluton) atau desogestrel 75 mcg (Cerazette). Pil mini mulai
diminum pada hari haid pertama secara
kontinu tanpa istirahat. Dosis agak rendah
ini tidak selalu cukup untuk menghambat
ovulasi melalui poros hipotalamus-hipofisis.
Oleh sebab itu efeknya khusus berdasar
pembentukan sumbat lendir kental di cervix.
Lama kerjanya hanya 24 jam, sehingga untuk
menjamin efektivitasnya penting sekali untuk diminum setiap hari pada waktu yang sama,
dengan kelonggaran 1-2 jam.
Keamanan pil mini lebih rendah dari pil
kombinasi, sekitar 98% dan lebih rendah
lagi bila terlupa satu hari. Datangnya haid
semula tidak teratur, namun umumnya menjadi normal kembali sesudah beberapa bulan.
Hanya jarang sekali berhenti seluruhnya.
sebab tak jarang dilaporkan kehamilan di
luar rahim (extra-uterine), maka bila haid
terlambat hendaknya dilakukan tes kehamilan.
3. “Pil suntik” (Depo Provera, Megestron, Sayana) sebetulnya bukan pil, melainkan injeksi,
yang juga hanya mengandung progestagen
MPA (medroksiprogesteron-asetat 150 mcg).
berdasar kerja panjangnya, penyuntikan
cukup 3 bulan sekali (i.m.). Pengaruh kegagalan pasien (patient-failure) terhadap efektivitas di sini ditiadakan seluruhnya, maka
pil suntik sangat cocok bagi wanita yang
sebab sesuatu sebab (antara lain penyakit
jiwa) tidak sanggup atau tidak bersedia
minum pil dengan teratur. Mekanisme kerjanya
berdasar penghambatan pelepasan LH
dan perintangan ovulasi serta pengentalan
lendir serviks. Keberhasilannya praktis 100%.
Cara demikian banyak dipakai oleh para
mahasiswa di Amerika dan Kanada. Efek samping utamanya yaitu menjadi
kacaunya pola perdarahan, terutama pada
bulan-bulan pertama dan sesudah 3-12 bulan
umumnya berhenti dengan tuntas. Sering kali
berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam
waktu 2 bulan. Di negara kita cara ini sangat
populer berhubung relatif murah dan praktis.
4. Implant (Norplant, Implanon) khusus dikembangkan untuk program family planning
besar-besaran di negara berkembang bagi
keluarga yang sudah “lengkap”. Alat kontrasepsi ini terdiri dari batang-batang kecil
dengan kandungan hanya progestagen (bersama suatu polymer sebagai zat-pembantu),
yang ditanam di bawah kulit lengan atas
dengan suatu alat suntik khas (trocar). Melalui
suatu membran semipermeabel, hormon
dilepaskan secara berangsur-angsur dalam
jumlah konstan selama 3-5 tahun. Mekanisme
kerja dan efek sampingnya sama dengan pil
suntik, haid bisa berhenti tuntas (25%) atau
menjadi tidak teratur (75%). sesudah implantat dikeluarkan, haid akan kembali. Keamanannya 100% dan bila perlu implantasi
dapat dengan mudah dikeluarkan lagi.
Sangat efektif (kegagalan 0,21 kehamilan
per 100 wanita).
Kontraindikasi pemakaian IMPLANT : Pada kebanyakan pasien dapat memicu
perubahan pola haid berupa bercak pendarahan (spotting, hipermenorea serta amenorea).
*Norplant terdiri dari 6 batang (34 x 2,4
mm) yang keseluruhannya mengandung
216 mg kristal levonorgestrel (+ dimetikon)
yang pada tahun pertama melepaskan ratarata 75 mcg LNG sehari dan selama 4 tahun
selanjutnya ±30 mcg/hari. Norplant -2 adalah bentuk lain yang hanya terdiri dari 2
batang (44 x 2,4 mm) yang keseluruhannya
mengandung 140 mg LNG dan lebih konstan
melepaskan kandungan hormonnya.
*Implanon terdiri dari 1 batang yang mirip sebuah korek api (40 x 2 mm) dan mengandung 3-ketodesogestrel (+ etilenvinilasetat). Batang ini melepaskan 60-70 mcg
KDG/hari pada minggu ke-5 dan ke-6, yang
menurun sampai 35-45 mcg pada akhir tahun
pertama dan 25-30 mcg pada akhir tahun
ketiga. 3-Ketodesogestrel yaitu zat aktif
dari desogestrel, lihat juga Bab 44, Hormonhormon Wanita.
5. Pil acne (Diane-35) yaitu pil kombinasi
yang mengandung etinilestradiol dan progestagen siproteron (2 mg) dengan efek anti
androgen. Hal ini berbeda dengan progestagen
dalam pil lain yang memiliki efek androgen.
Efek anti androgen dari siproteron (suatu
derivat dari progesteron) diperkuat oleh
estrogen, maka efektif pada wanita dengan
acne hebat (seborrhoea) yang tidak dapat dikendalikan dengan obat-obat biasa.
Dianjurkan untuk menghentikan penggunaan obat akne ini sesudah 3-4 bulan.
Juga dipakai bagi wanita dengan bentuk
ringan hirsutisme (rambut berlebihan di muka, dada dan perut) akibat hiperaktivitas hormon pria.
Akhir-akhir ini diberitakan bahwa jawatan
kesehatan Prancis akan menarik dari
peredaran Diane-35 sebagai obat terhadap
akne. Hal ini disebabkan oleh sebab risiko
trombosis dan emboli.
Ref.
1. European Medicines Agency starts safety
review of Diane 35 and its generics. European
Medicines Agency, press release 8 februari
2013.