mosistein tidak
menumpuk. Menstimulasi pembentukan endorfin di otak dengan efek analgetik. Fosfatidilserin yaitu komponen penting dari dinding sel otak dan pada pengobatan
alternatif dianjurkan untuk memperkuat daya konsentrasi dan ingatan.
Dosis: pada defisiensi 1-2 dd 250 mg, RDA
30 mg/hari
20. Taurin: 2-amino-ethanesulfonic acid, NH2-
CH2
-CH2
-SO3
H
Asam amino yang mengandung belerang
ini diperoleh dari empedu sapi. ada
dalam ikan dan otak hewan, hanya sedikit
dalam susu sapi. Kadarnya dalam sel-sel
tangkis tinggi sekali, di limfosit 50% dan
di granulosit neutrofil bahkan 75% lebih.
Berkhasiat antioksidan dan memperbaiki toleransi glukosa, juga meningkatkan ekskresi kolesterol melalui pengikatan garam empedu.
Selain menurunkan kolesterol darah, taurin
juga memperkuat detak jantung (efek inotrop positif), berkhasiat antiaritmia dan menurunkan tekanan darah tinggi.19 Pangan
dengan 3 g taurin sehari ternyata aman dan
dapat memperbaiki fungsi sistolis jantung.
Taurin tidak dipakai untuk sintesis protein.
Dosis: pada defisiensi 1-2 dd 500 mg,
sebagai suplemen 1 dd 50-100 mg.
RDA 20 mg sehari.
21. Treonin: CH3
-CH(OH)-CH(NH2
)–COOH
Asam amino esensial ini berperan pada
pencernaan dan absorpsi bahan gizi dari
makanan, juga menstimulasi pertumbuhan timus
dan pembentukan timosin. Tidak ada
dalam protein nabati (gandum, kacangkacangan); defisiensi dapat memicu
gangguan mental. Dosis: vegetarian150-500
mg sehari.
22. Triptofan: R–CH2
–CH(NH2
)-COOH
Asam amino esensial ini yaitu precursor
dari hormon antidepresi serotonin dan “hor
mon tidur” melatonin. Oleh sebab itu berkhasiat antidepresif dan hipnotik melalui
perbaikan ritme tidur, terutama bila dikombinasi dengan piridoksin dan magnesium.
Triptofan juga mengurangi rasa lapar dan
menstimulasi sekresi hormon pertumbuhan
(GH) oleh hipofisis.
Gambar 54-1: Pembentukan serotonin
dan melatonin dari triptofan.
pemakaian nya sebagai antidepresivum
dan obat tidur, adakalanya dikombinasi
dengan piridoksin, yang memegang peranan
pada sintesis serotonin. sebab efeknya tidak
menentu, maka zat ini hanya dipakai
sebagai obat antidepresi bila obat-obat lain
kurang berhasil. Pada schizofrenia ada
kekurangan enzim NAD di otak yang dibentuk di bawah pengaruh niasinamida. Bagi
pengubahan triptofan mutlak diperlukan
vitamin B3
dan piridoksin, yang merupakan
ko-enzim bagi hidroksilase; penumpukan
triptofan di otak dapat memicu kelainan
suasana jiwa dan gangguan pancaindra.
Tubuh sendiri juga mampu membentuk
niasinamida dari triptofan, yang prosesnya
diperkuat oleh perasan grapefruit. Wanita
selama kehamilan supaya waspada. Lihat
juga Bab 29, 30 dan 53.
Efek samping dapat berupa mual, anoreksia dan termenung-menung. Triptofan
dalam dosis besar dilaporkan memicu
neurotoksisitas, sakit persendian, sesak, demam dan reaksi kulit, juga kelainan hematologi. Berhubung beberapa kasus fatal akibat
gangguan darah, maka pada akhir 1989 semua sediaan triptofan telah ditarik dari peredaran.
Dosis: sebagai obat tidur 1-5 g a.n, pada
depresi 3 dd 1 g a.c., berangsur-angsur dinaikkan sampai maks. 3 dd 2 g, sebaiknya
bersama 1 g nikotinamida (vit B3
). Untuk
meringankan rasa sakit 2 dd 1 g a.c.23. Tirosin: HO-C6
H4
–CH2
-CH(NH2
)-COOH.
Tirosin dapat dibentuk dari fenilalanin dan
merupakan bahan pangkal untuk sintesis
hormon tiroid dan hormon anak ginjal, juga
neurohormon otak dopa, dopamin, adrenalin
dan NA. Adakalanya tirosin dipakai sebagai antidepresivum, bila triptofan tidak
efektif. Dianjurkan sebagai obat tambahan
pada penyakit Parkinson.
Dosis: sebagai suplemen 1 dd 100-200 mg.
24. Valin: (CH3
)
2
–CH2
-CH(NH2
)–COOH
Asam amino esensial ini penting bagi
susunan saraf dan jaringan otot agar dapat
berfungsi dengan baik. Dosis: sebagai suplemen 1 dd 250 mg a.c.
C. LEMAK
Lemak/minyak atau trigliserida yaitu senyawa dari gliserin dengan tiga asam lemak, yang dalam usus dihidrolisis menjadi
komponennya. Asam lemak diserap oleh
usus dan mensuplai sebagian bahan bakar
untuk tubuh. Sifat lemak ditentukan oleh
jenis asam lemaknya, yaitu asam lemak jenuh
atau tak jenuh. Lemak tubuh terdiri dari 87%
lemak dan 13% air.
Asam lemak
berdasar ada tidaknya ikatan ganda
dalam struktur kimianya, asam lemak dapat
dibagi dalam asam jenuh dan asam tak jenuh.
1. Asam lemak jenuh tidak mengandung
ikatan ganda, contoh asam palmitat (C16
H31 COOH) dan asam stearat (C17 H35 COOH).
Asam lemak ini berbentuk padat pada suhu
rendah (suhu lemari es, < 8o
C) dan terutama
ada dalam lemak hewan, seperti lemak
daging sapi/babi/ayam/domba dan mentega. Asam lemak jenuh juga ada dalam
jumlah agak besar di beberapa jenis minyak
nabati, seperti minyak kelapa, minyak sawit dan
lemak kakao (dalam cokelat) dan banyak dalam
margarin biasa (bukan margarin diet). Pada
proses pembuatan margarin, minyak nabati
tak-jenuh menjalani proses “pengerasan” melalui pemanasan dengan gas hidrogen di
bawah tekanan tinggi dan menjadi lemak
jenuh yang bersifat lebih padat dan lebih
mudah dioleskan pada roti. Pada proses itu
juga terbentuk sedikit asam lemak trans dari
asam tak jenuh yang selalu ada dalam
jumlah kecil pada semua minyak ini di
atas, lihat di bawah.
2. Asam lemak tak jenuh bersifat cair, juga
pada suhu lemari es (t < 8o C), sedangkan
minyak dengan banyak asam jenuh berbentuk padat pada suhu di bawah ±15o
C.
Dikenal dua kelompok asam lemak tak-jenuh
berdasar jumlah ikatan tak-jenuhnya,
yaitu dengan satu ikatan ganda atau dengan
lebih banyak ikatan ganda. Juga letaknya
C=C yaitu penting, di posisi C3
, C6
atau C9
dari rantai asam lemak, terhitung dari ujung
dengan gugusan metil (= ujung omega). Posisi
ini lazimnya digambarkan dengan w(= omega)
atau n, contoh w-3 (= n-3) dan w-6 (= n-6).
Lihat Tabel 54-5. Kedua atom H pada ikatan
ganda (C=C) bisa dalam posisi cis atau trans
(Gamb 54-2).
a. Asam mono unsaturated (juga disebut
oleat), memiliki hanya satu ikatan tak
jenuh, khususnya asam oleat (oleic acid)
yang banyak ada dalam minyak
zaitun, minyak wijen dan minyak kacang
(oleum arachidis). Asam oleat termasuk
asam lemak omega-9.
b. Asam poly unsaturated (PUFA), juga
disebut linolat, yaitu asam dengan 2
atau lebih ikatan tak-jenuh dan merupakan
asam lemak esensial, artinya tidak bisa
dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam-asam
ini terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu
asam lemak:
– omega-3 (n-3): EPA, DHAdan ALA (asam
alfa-linolenat). Yang pertama khusus terdapat dalam minyak ikan, α-linolenat antara
lain di oleum lini (linseed oil).
– omega-6 (n-6): asam linolat, asam gamalinolenat (GLA) dan asam arachidonat.
Asam-asam ini dengan kadar tinggi (60-
65%) ada dalam banyak jenis minyak
nabati terutama dalam minyak bunga
matahari, kedele dan jagung, juga dalam
margarin diet. * Asam lemak trans yaitu asam tak jenuh
yang akibat proses pengerasan atau pemanasan pada suhu tinggi (selama penggorengan di atas 180o
C) diubah posisi atomH-nya, yaitu dari sisi yang sama dari atom-C
pada ikatan ganda (-cis) ke sisi berlainan,
lihat Gamb 54-2.
Trans fat ada alamiah dengan jumlah
kecil dalam lemak daging dan susu. namun
sebagian besar akibat penambahan oleh perusahaan makanan pada berbagai makanan seperti snack, deep-fried food, gorengan,
margarin dan cracker, berdasar sifat-sifat
komersial yang menguntungkan seperti tahan lama (long shelf life), stabilitas selama
pembuatan dan rasanya yang enak. Sejak
tahun 1990 telah ditemukan efek negatif dari
trans fat terhadap kesehatan dan kemudian
dipastikan bahwa bahan ini meningkatkan
risiko penyakit jantung koroner, mungkin
akibat efek buruknya terhadap low-density
lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL) kolesterol.
Ref. Brownell K.D. et al., The Trans-Fat Ban
— Food Regulation and Long-Term Health;
N Engl J Med 2014; 370:1773-1775.
Oleh sebab itu sejak beberapa tahun di
negara Barat produk susu dan lemak disyaratkan/diharuskan mengandung kurang
dari 1% asam lemak trans. FDA di A.S.
pada bulan December 2006 bahkan telah
mengharuskan rantaian restoran cepat saji
(McDonald, Kentucky, dan lain-lain) untuk
memakai minyak goreng tanpa lemak
yang merugikan ini.
*Asam lemak esensial
Asam oleat,linolat dan linolenat tidak dapat
disintesis oleh tubuh, maka disebut asam lemak
esensial. Dari kedua asam terakhir, jaringan
tubuh dapat membentuk asam arachidonat,
EPA dan DHA dalam jumlah terbatas.
Penggolongan lain
Kadangkala asam lemak juga digolongkan
atas dasar panjang rantai-karbonnya, yaitu
sebagai asam dengan rantai pendek (C4-6),
sedang (C8-12) dan panjang (C16-22).
a. Asam rantai pendek/sedang (Short/Middle
Chain Triglycerides, SCT/MCT) dengan jumlah
atom-C di bawah 15. ada dalam jumlah
kecil sekali dalam lemak susu dan mentega.
Asam-asam ini dapat diserap oleh usus tanpa
dihidrolisis oleh lipase dan diemulgir oleh empedu.
Setelah resorpsi, zat-zat ini diangkut melalui
vena portae ke hati. Dalam tubuh, asam ini
dapat menggantikan lemak biasa (LCT) bila
ada kekurangan akibat resorpsi buruk.
b. Asam rantai panjang (Long Chain Tg, LCT)
dengan jumlah atom-C di atas 15 memerlukan
lipase dan empedu untuk resorpsinya. Terdapat dalam minyak kelapa dan minyak sawit,
transpornya melalui pembuluh limfe.
Pengganti lemak
Lemak penting bagi cita rasa makanan, karena lemak di dalam pangan memberikan
sensasi rasa khas yang tidak dapat diberikan
oleh zat gizi lain. Sebaliknya, efek buruk
akibat terlalu banyak lemak (jenuh) untuk
kesehatan (overweight, PJP dan kanker) sangat meresahkan, sehingga di banyak negara telah dilancarkan kampanje besar-besaran
agar para konsumen mengurangi penggunaan lemak dari ±14 sampai ±10 En%.
Dalam konteks ini, sejak tahun 1996 di
Amerika dipakai secara terbatas suatu
pengganti lemak, yang disebut Olestra. Produk ini hanya boleh dipakai untuk menggoreng kudapan, seperti crackers/chips dan
diwajibkan menambahkan vitamin yang larut dalam minyak (A,D,E dan K).
* Olestra yaitu polyester dari sukrosa (gula
putih), yang di usus tidak difermentasi, sehingga tidak diabsorpsi dan tidak menghasilkan energi. Sifat baik lainnya yaitu efek menurunkan kadar kolesterol (ringan). Keberatannya berupa pengurangan resorpsi
vitamin A, D, E dan K, juga tidak menghambat
produksi asam lambung seperti lemak biasa.
Lagi pula senyawa ini tidak mengkontraksi
kandung empedu, sehingga empedu tidak
tersalurkan; hal ini meningkatkan risiko akan
pembentukan batu empedu. Mengonsumsi
sesuatu dengan Olestra tidak memicu
perasaan kenyang (saturasi), seperti yang
terjadi sesudah makan sesuatu dengan lemak
alamiah.
Efek samping pada pemakaian berlebihan
berupa keluhan lambung-usus, khususnya
sakit perut dan diare.
sebab semua efek negatif ini, manfaatnya
untuk mengurangi konsumsi makanan demi
kesehatan yang lebih baik, agak disangsikan.
MONOGRAFI
1. Asam oleat: C18:1, n-9
Oleat bersama linolat dan linolenat, yang
memiliki masing-masing 1 dan 2 ikatan takjenuh, merupakan asam lemak esensial,
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita.
Penelitian dari dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa sama dengan asam PUFA,
oleat juga berkhasiat menurunkan kadar
kolesterol dan trigliserida darah. Menu sehari-hari penduduk negara di sekitar Lautan
Tengah (Spanyol, Italia, Yunani, Algeria, Tunisia, dan lain-lain) biasanya mengandung
minyak zaitun, yang kadar oleatnya tinggi,
dan sering kali dikombinasi dengan ikan
sebagai sumber protein, banyak buah-buahan dan sayur mayur serta tentu anggur merah (Mediterranean diet). berdasar pola
makan inilah dapat dijelaskan mengapa mereka lebih jarang menderita dan meninggal
akibat PJP dan kanker (Arch.Internal Med
1998; 158: 1189-94).
* Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang
sangat kaya akan minyak yang mengandung
sejumlah difenol, seperti hidroksitirosol (HT)
dan oleuropein (OE), dalam jumlah sampai 800 mg per liter. Antioksidan kuat ini
berperan bagi stabilitas dan shelf-life yang
panjang dari minyak zaitun, artinya tidak
mudah teroksidasi maupun menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya bila disimpan
lama. Selain itu juga diketemukan zat antiradang oleocanthal, yang menghambat enzim COX-1 dan COX-2 seperti NSAIDs. Efek
dua sendok makan minyak zaitun setara
dengan efek ibuprofen 400 mg (Nature 2005;
437: 45-6). Minyak zaitun dapat dipanaskan
sampai 220ºC sebelum diubah menjadi bentuk
transnya, sedangkan minyak lain sudah dirombak pada suhu 180-190ºC. Zat-zat fenol
ini juga menghindari oksidasi dari LDLkolesterol dan terjadinya aterosklerosis.
2. Asam linolat: oleum lini, C18:2, n-6
Linolat ada sebagai gliserida dalam
banyak minyak nabati, contoh minyak kacang, minyak jagung, minyak kedele, minyak kembang matahari dan minyak saflur.
Oleum lini terdiri sebagian besar dari asam
linolat dan linolenat, yang bersifat sangat
”mengeringkan”, yaitu mengeras bila dibiarkan pada udara (teroksidasi). Dahulu senyawa ini banyak dipakai dalam industri cat
dan pernis. Di apotik, decoctum Lini dibuat
dari bijinya (Semen lini) yang mengandung
minyak dan zat lendir, untuk dipakai
sebagai laksans lembut.
3.Asam gama-linolenat: GLA, C18:3, n-6
Asam esensial ini ada dalam minyak
borage (20%), minyak evening primrose
(Oenothera, 9%) dan minyak black currant
(zwarte bes,17%), juga dalam air susu ibu.
Minyak nabati lainnya dan minyak hewani
hanya mengandung sedikit sekali GLA, kecuali dalam lemak domba. GLA merupakan
precursor dari eicosanoida dari seri-1 (PgE1,
TXA1
), yang khasiatnya bertentangan dengan PGE2
dan TXA2
. Berkhasiat antiradang maupun vasodilatasi dengan mengurangi agregasi trombosit dan juga tidak
menghasilkan leukotriën, yang memperkuat proses peradangan. Senyawa ini dipakai pada eksim atopik. Tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh, sehingga diperlukan dalam diet.
Fungsinya yang terpenting dalam tubuh
bervariasi, yaitu:
a. mengikat dan mentranspor O2
dan CO2..
GLA mengikat oksigen pada permukaan
paru dan mentranspornya melalui membran ke darah dan seterusnya ke dalam
eritrosit. Di sini O2
diikat oleh hemoglobin
untuk kemudian “diserahkan” pada jaringan. Kemudian GLA mengangkutnya lagi melalui dinding pembuluh dan membran
sel ke dalam sel. Dengan cara yang sama,
CO2
diangkut dari sel untuk dikeluarkan
di paru-paru.
b. menyalurkan energi ke molekul sel.
GLA berdaya mengikat diri (tidak erat)
pada asam amino yang mengandung
belerang (sistin, sistein, metionin), yaitu
yang memiliki gugus-SH. Reaksi ini
memicu aliran energi listrik yang
dibutuhkan tubuh untuk impuls pukulan
jantung, sinyal saraf, kontraksi otot, dan
sebagainya.
c. menahan O2
dalam sel untuk melindunginya terhadap kuman, virus dan
fungi anaerob yang tak dapat hidup bila
ada oksigen.
pemakaian nya terutama sebagai obat kulit pada eksim, kulit kasar dan kering, ruam,
akne dan peradangan. Senyawa ini juga efektif pada eksim popok pada bayi yang tidak
diberikan air susu ibu (yang mengandung
GLA). Disamping itu, GLA ternyata efektif dan sering kali dipakai untuk meringankan gejala PMS (Premenstrual Syndrome).
Dosis: oral 1 dd 150- 250 mg, untuk PMS
dimulai beberapa hari sebelum haid sampai
2 hari sesudahnya.
* Asam alfa-linolenat(ALA, C18:3, n-3) merupakan isomer yang sebagai gliseridanya
ada dalam banyak minyak mengering
(Oleum Lini), juga dalam kedele, walnut dan
banyak sayuran. Dalam tubuh, ALA dapat
diubah menjadi EPA dan DHA. Asam ini
dipakai sebagai nutrien.
4. Asam arachidonat: C20:4, n-6., docosatetraenoic acid
Asam ini antara lain ada dalam minyak kacang tanah (Oleum arachidis), kuning
telur, lumut laut, ikan dan daging merah/
unggas. Lihat tabel di bawah ini:
daging ikan
bistik 130 makril 45
babi 53 salem 30
ayam 150 sardencis 50
kalkun 100 cod 150
ham 100 tongkol 180
daging organ 600 kerang 40
Tabel 54-6: Kadar arachidonat (mg)
dalam 100 g daging dan ikan
Selain itu, dalam tubuh arachidonat dapat
disintesis dari linolat, yang juga banyak terdapat dalam makanan sehari-hari. Kebanyakan jaringan mengandung 2-3 kali lebih banyak arachidonat daripada EPADHA. Sebagai komponen dari dinding sel, arachidonat
dapat diubah menjadi eicosanoida (prostaglandin PGE2
, tromboksan TXA2
, dan leukotriën LTB4
). Eikosanoida (Yun. eikosi = 20)
mencakup PGs, LTs dan derivat-derivatnya.
Lihat skema di Bab 21, Prostaglandin. Beberapa zat ini terlibat pada reaksi imun maupun peradangan serta pada regulasi bila terdapat kecenderungan trombosis dan hipertensi. Prostaglandin E2 menstimulasi peradangan dan pertumbuhan tumor, oleh kare
na itu penderita penyakit radang dan kanker
sedapat mungkin menghindari makanan
yang mengandung arachidonat (semua daging hewan dan kacang tanah).
5. EPA : timnodonic acid, eicosapentaenoic acid,
(20:5, n-3).
DHA : cervonic acid, docosahexaenoic acid
(22:6, n-3)
Minyak ikan mengandung kedua asam
lemak omega-3 ini (Yun. eicosa = 20, docosa
= 22), yang terdiri dari masing-masing 20
dan 22 atom C serta 5 dan 6 ikatan tak-jenuh.
EPA dan DHA praktis tidak dapat disintesis
oleh tubuh, hanya dalam jumlah kecil sekali
terjadi pengubahan dari asam alfa-linolenat
(ALA). Dalam tubuh EPA dirubah menjadi
DHA, yang merupakan zat paling aktif,
yang melalui beberapa tingkat akhirnya
menghasilkan eicosanoida dari seri-3, yaitu
prostaglandin (PGE3
) dan leukotriën (LT5
),
yang seperti PGE1
dan LT5 berkhasiat anti
radang dan anti tumor.. Lihat Gambar 54-2.
Asam-asam ini paling banyak ada
dalam minyak ikan laut dingin seperti
herring, salem, makril, belut, sardencis dan
tongkol. Daging merah, daging organ dan
telur mengandung hanya sedikit asam ini.
Di membran sel ikan-ikan tersebut, asam
arachidonat digantikan oleh EPA dan DHA,
sehingga terpelihara fleksibilitasnya pada
suhu rendah (lautan dingin). Akibatnya,
pembentukan eicosanoida peradang (PgE2
,
LTB4, interleukin IL1,) terhalang, begitu pula
pembentukan TNF dan fibrinogen. Sebagai
gantinya, terbentuklah eicosanoida dari seri-
3 ini di atas, yang praktis tidak bersifat
meradang.
Khasiat. Minyak ikan berkhasiat melindungi pasien jantung terhadap meninggal
mendadak akibat infark jantung sekunder
bila dimakan dua kali seminggu sebagai ikan
berlemak. Efek ini diperkirakan berkat DHA
yang berkhasiat mencegah gangguan ritme
dan mungkin juga berkat zat-zat pelindung
lain dalam minyak tersebut. Pada bangsa
Eskimo yang makan ikan dalam jumlah besar
(400-500 g/hari), angka kematian akibat PJP
rendah sekali, begitu juga pasien Jepang.
pasien Eskimo juga sangat jarang menderita
diabetes; pada binatang percobaan telah
ditemukan bahwa DHA melindungi terhadap
diabetes. Menurut perkiraan, DHA membuat
membran sel lebih cair (liquid), sehingga
menjadi lebih peka bagi daya kerja insulin,
sehingga insulin bekerja lebih efektif dan
nilai glukosa menurun.
Tabel 54-7: Kandungan minyak total
dan minyak tak-jenuh dari beberapa
jenis ikan.
Asam omega-3 juga memiliki sejumlah khasiat lain, seperti dapat dilihat pada ringkasan
seluruh daya kerjanya di bawah ini:
a. anti trombotik: menghambat agregasi
trombosit melalui inhibisi produksi TXA2
(tromboksan), yang bersifat mendorong
penggumpalannya.
b. anti radang dengan mencegah sintesis PG
dari seri-2 dan leukotrien dari seri-4, yang
bersifat meradang kuat dan menstimulasi
pertumbuhan tumor. Pembentukan TNF
dan interleukin (efek meradang) oleh lekosit dan makrofag juga dihambat.
c. antitumor. Pada perkembangan obat
diabetes dari kelompok glitazon (thiazolindion, lihat Bab 47) telah ditemukan
bahwa PPAR-gama (Peroxisome Proliferator-Activated Receptor) memegang peranan penting pada mekanisme khasiat antitumornya. Pasien diabetes yang kebetulan juga menderita kanker ternyata tidak
hanya diperbaiki regulasi glukosanya
oleh glitazon, melainkan juga proliferasi
sel-sel kankernya dihambat. Kemudian
ternyata bahwa juga beberapa zat lain
dengan khasiat agonis PPAR-gama berkhasiat memberantas sel tumor, a.l. EPA/
DHA dan squalen (dari minyak hati ikan
hiu). Setelah aktivasi PPAR oleh EPA,
terjadi diferensiasi sel dan pertumbuhan
sel tumor dialihkan menjadi sel lemak
terminal (adiposit) dengan “mereparasi”
apoptosis yang telah ditiadakan oleh sel
tumor. Beberapa studi menunjukkan
efek baik dari minyak ikan pada kanker
payudara, prostat, paru-paru dan kolon17,18. Di samping mekanisme ini EPA/
DHA juga diperkirakan bekerja antitumor berdasar penghentian pembentukan PGE2 dan LTB4, yang menstimulir pertumbuhan sel kanker. Sebagai gantinya terbentuk PGE1 dan PGE3
tanpa khasiat stimulasi tersebut, lihat
Gambar 54-2.
d. menurunkan trigliserida darah dengan
25-30% dan berdasar sifat antitrombotiknya mencegah aterosklerosis dan
PJP. Efeknya terhadap kolesterol masih
perlu ditegaskan. pasien Eskimo, yang
diet sehari-harinya mengandung banyak
EPA dan DHA (antara lain dari anjing
dan singa laut), jarang sekali menderita
penyakit jantung.
e. menurunkan kadar glukosa darah
dan memperbaiki efek insulin. Dengan
demikian sangat bermanfaat pada diabetes tipe 2 sebagai zat tambahan (komplementer).
f. memperbaiki perkembangan saraf otak
dan fungsinya, terutama pada janin dan
bayi. Otak terdiri dari lemak untuk ±60%
dan dengan DHA sebagai asam yang
terbanyak. ASI mengandung DHA dan
enzim delta-6-desaturasis yang penting
untuk sintesis asam omega dan sering
kali belum ada pada bayi. Susu
formula/botol sekarang ini banyak yang
diperkaya dengan EPA dan DHA. Dalam
rangka ini EPA memengaruhi dengan
baik gejala ADHD dan dipakai pada
terapi alternatif (lihat Bab 31, Adrenergika
dan Adrenolitika, boks). Penambahan asam
lemak omega 3/6 sebagai terapi kombinasi dengan metilfenidat yang dosisnya
dapat dikurangi sehingga lebih dapat
diterima, mungkin dapat memperbaiki
kesetiaan terapi.
Journal of Attention Disorders, online 24
januari 2014.
Juga dilaporkan memiliki efek antidepresi yang baik sehingga dosis antidepresi dapat diturunkan. Wanita hamil pada
trimester terakhir memiliki kekurangan
DHA dalam darahnya sedangkan pada
wanita dengan depresi postnatal kadarnya lebih rendah lagi.
g. memperkuat sistem imun melalui stimulasi aktivitas limfosit.
pemakaian . berdasar sifatnya, minyak
ikan salem/makril dipakai terhadap penyakit peradangan, contoh pada rematik
berkhasiat mengurangi kakunya sendi di
waktu pagi. Pada peradangan usus kronis, seperti colitis dan Crohn, masa remisi
diperpanjang atau frekuensi kambuh dikurangi. Begitu juga pada penyakit autoimun SLE (Systemic Lupus Erythematodes).
Pada eksim konstitusional, asam omega
dapat mengurangi bersisiknya kulit dan
meringankan gatal-gatal. Secara preventif,
minyak ikan dianjurkan konsumsinya oleh
wanita hamil dan menyusui untuk menjamin
perkembangan optimal fungsi otak janin dan
untuk memperkecil risiko penyakit jantung,
infark otak dan jantung. sebab ikatan ganda
dari EPA dan DHA mudah teroksidasi,
maka pada sediaannya selalu ditambahkan
vitamin E sebagai antioksidan, lazimnya 5
mg per 500 ml minyak ikan. Adakalanya juga
dikombinasi dengan suatu asam omega-6
untuk melengkapi efeknya.
Efek samping pada overdosis dapat berupa
perpanjangan waktu perdarahan berhubung
penghambatan penggumpalan pelat darah.
Pada dosis tinggi, senyawa ini dapat menimbulkan perdarahan di hidung. Oleh sebab
itu tidak boleh dikombinasi dengen asetosal
yang memiliki daya kerja sama.
Dosis: 3-4 dd 250 - 500 mg asam lemak (EPA
+ DHA). Selama kehamilan dan laktasi 1 dd
200 mg; untuk prevensi umum 1 dd 100 mg.
Minyak ikan (salem, makril) 1000 mg mengandung ±300 mg EPA+DHA (30%). Salem
dan makril mengandung 12-20% minyak.
* Cod liver oil (levertraan) mengandung
±20% EPA+DHA, di samping asam tak-jenuh lainnya, asam lemak jenuh (±19%)
serta vitamin A dan D, lihat monografi Bab
53, Vitamin dan Mineral. Dalam tubuh, EPA
diubah menjadi DHA yang dapat menghalau
arachidonat dari dinding sel.
OBAT-OBAT SELAMA KEHAMILAN
DAN LAKTASI
pemakaian obat selama kehamilan dan laktasi merupakan suatu masalah khusus yang
tidak selalu dapat dihindari dan harus diusahakan dengan risiko seminimal mungkin
bagi ibu maupun janin.
Sewaktu kehamilan timbul beberapa perubahan farmakokinetik yang dapat memengaruhi kadar obat dalam darah, seperti
menurunnya pengikatan protein, meningkatnya arus pendarahan di hati dan ginjal
serta meningkatnya metabolisme akibat berubahnya aktivitas enzim CYP.
Anderson GD. Pregnancy-induced changes in
pharmacokinetics: a mechanistic-based approach.
Clin Pharmacokinet. 2005;44(10) 989-1008.
Loebstein R. et al. Clinical relevance of therapeutic drug monitoring during pregnanct. Ther Drug
Monit. 2002 feb:24(1)15-22.
Selama beberapa dekade diperkirakan bahwa
plasenta berfungsi sebagai sawar (barrier)
yang melindungi janin terhadap efek merugikan dari obat-obat. namun ternyata bahwa
kebanyakan obat dapat menembus secara
pasif atau ditranspor secara aktif melalui
plasenta. Hal ini terbukti secara drastis dan
menyedihkan oleh peristiwa talidomida pada
permulaan tahun 1960, bahwa pengaruh
suatu obat terhadap janin selama masa kritis
dari perkembangannya dapat mengakibatkan
defek fisik pada organ-organ tertentu.Lihat
Bab 4, Prinsip-prinsip Farmakodinamika,
Efek-efek teratogen.
Periode intra-uterin selama 2 pekan sampai
tiga bulan merupakan masa perkembangan
janin yang sangat peka terhadap efek obat
yang dapat mengakibatkan malformasi, karena pada masa inilah terbentuknya organorgan utama.
Teratogenesis
Didefinisikan sebagai disgenesik (pembentukan keliru) dari organ-organ janin secara
struktural maupun fungsional (contoh
fungsi otak). Manifestasi yang khas dari
teratogenesis berupa pertumbuhan yang
terhambat atau kematian dari janin, karsinogenesis dan malformasi struktur organ maupun fungsinya.
Merupakan pedoman emas bahwa semua
obat harus dihindari selama kehamilan, terkecuali ada sebab-sebab yang mendesak untuk pemakaian nya. Dalam hal ini harus
dipertimbangkan dengan saksama benefitnya bagi ibu terhadap risiko potensial bagi
janin. Lagipula keamanan dari kebanyakan
obat belum dapat dipastikan secara mutlak,
sebab efeknya mungkin baru tampak beberapa tahun setelah kelahiran. Oleh sebab itu
penelitian-penelitian jangka panjang semakin
penting, sebab ternyata bahwa efek jangka
panjang dari obat-obat teratogen terhadap
perkembangan saraf dapat lebih parah daripada kelainan-kelainan struktural. Dalam hal
ini dapat disebut beberapa obat yang memengaruhi perkembangan otak seperti karbamazepin, isotretinoin, fenitoin, asam valproat dan
warfarin (Tabel A).
Proses untuk menentukan
keamanan obat selama kehamilan
Tiap tahun banyak sekali obat baru disalurkan ke pasaran, namun pada saat pemasaran data mengenai efek-efeknya terhadap
janin pada umumnya masih sangat terbatas.
Pedoman pertama yang dipegang yaitu
penelitian terhadap binatang percobaan.
Ternyata bahwa obat-obat yang memi
liki sifat teratogen pada manusia dapat menyebabkan efek-efek teratogen yang sama
pada hewan percobaan. namun ada pula
obat-obat yang memiliki efek teratogen
pada hewan bila diberikan dalam dosis
tinggi, namun tidak bersifat teratogen pada
manusia bila diberikan dalam dosis klinis.
Dalam peristiwa talidomid justru terjadi
kebalikannya, yakni hanya dosis tinggi bersifat teratogen pada hewan, sedangkan pada
manusia ternyata dosis rendah pun sudah
memicu cacat pada janin. Dosis tinggi
dari glukokortikoid atau benzodiazepin dapat
mengakibatkan bibir sumbing pada hewan,
namun dalam dosis klinis tidak memberikan
efek demikian pada manusia. Juga senyawa
salisilat dapat mengakibatkan malformasi
pada hewan namun tidak pada manusia.
Dari peristiwa-peristiwa ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian pada hewan
dapat mendeteksi efek teratogen, namun sulit
untuk mengekstrapolasi efek-efek ini pada
manusia.
Di samping percobaan pada hewan beberapa usaha lain ditempuh untuk mengidentifikasi kemungkinan sifat teratogen,
antara lain dengan menelaah hasil-hasil
monitoring obat (case reports dan penelitianpenelitian epidemiologik). Untuk ini telah
di-bentuk suatu jenis pelayanan yang disebut International Development of Teratologyinformation Services.
Efek dari penyakit ibu
Dalam penentuan peran obat terhadap janin,
jangan pula dilupakan bahwa penyakit yang
diderita ibu dapat merupakan risiko pada
janin. contoh ibu penderita tekanan darah
tinggi atau kanker lebih cenderung untuk
bayinya menderita pertumbuhan intra-uterin yang terhambat. Juga ibu hamil yang
menderita epilepsi atau diabetes condong
untuk melahirkan bayi dengan malformasi.
pemakaian asam valproat oleh ibu hamil
dapat meningkatkan risiko bagi bayi menderita neural tube defect, IQ rendah atau autis.
Keluhan asma meningkat pada sekitar
sepertiga dari wanita hamil dan pengobatannya dengan kortikosteroid dapat menimbulkan perlambatan pertumbuhan bayi
sebagai efek samping. namun bila pengobatan
asma ini dihentikan, dapat mengakibatkan
kekurangan oksigen bagi janin.
berdasar masalah-masalah demikian,
maka perlu pertimbangan serius mengenai
risiko pemakaian obat selama kehamilan
dan untung-ruginya bagi ibu maupun janin.
Pilihan obat saat kehamilan
Banyak ibu hamil memerlukan pengobatan
bagi keluhan-keluhan yang disebabkan oleh
kehamilan, contoh mual dan muntah. Beberapa prinsip harus dipatuhi pada pemilihan obat selama kehamilan.
1. Sebaiknya memakai obat-obat yang
sejak lama sudah dipakai dalam praktik daripada obat-obat pengganti baru
(lihat Tabel B), walaupun obat baru memiliki contoh lebih sedikit efek samping
bagi pasien dewasa, namun keamanannya
bagi janin kurang jelas.
2. Untuk menurunkan risiko sejauh mungkin bagi janin, sebaiknya dipakai
dosis obat yang paling rendah selama kehamilan. Hal ini sebetulnya bertentangan sebab sebagian wanita hamil justru
membutuhkan dosis obat yang lebih
tinggi dari normal pada saat hamil tua
berhubung meningkatnya berat badan
dan lebih cepatnya “clearance” (ekskresi)
dari banyak obat , contoh litium, digoksin dan fenitoin.
3. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk
memakai obat bebas (over-the-counter drugs) tanpa konsultasi dengan dokter,
sebab banyak faktor, termasuk taraf kehamilan, dapat memengaruhi risiko bagi
janin. contoh suatu obat NSAID dapat
dipakai terhadap nyeri pada trimester
pertama dari kehamilan, namun semakin
banyak bukti menyatakan bahwa beberapa obat NSAID merupakan risiko bagi
janin pada masa kehamilan tua.
Di Swedia telah disusun klasifikasi penggunaan obat selama kehamilan dan laktasi
terutama atas dasar pengalaman klinis pada
manusia. sebab klasifikasi ini sangat luas
dan meliputi banyak sekali obat, maka kami telah meringkaskannya menjadi tiga daftar,
yaitu:
A. Daftar obat yang tidak boleh diberikan
pada wanita hamil
Daftar ini terdiri dari obat-obat yang
bersifat teratogen dan telah dibuktikan
dapat membuat cacat janin. Obat-obat
yang tercantum dalam daftar ini tidak
mutlak dilarang pemakaian nya oleh
wanita hamil, namun dalam keadaan darurat masih dapat dipakai dengan
mempertimbangkan benefit bagi ibu dan
risiko bagi janin.
B. Daftar obat yang dianggap aman bagi
wanita hamil
Dalam daftar ini tertera obat-obat yang
dianggap aman bagi wanita hamil, yang
setelah dipakai selama jangka waktu
panjang tidak menampilkan efek buruk
pada janin. Obat-obat lainnya yang tidak dimasukkan dalam daftar dapat secara potensial merugikan janin berdasarkan percobaan hewan atau pula belum
ada cukup data mengenai keamanannya.
C. Daftar obat yang aman selama laktasi
Sebagian besar dari obat-obat yang
dikonsumsi ibu dapat dideteksi dalam air
susunya walaupun dalam jumlah kecil.
Namun demikian beberapa obat dapat
memicu masalah pada bayi yang
diberi ASI. Sebagai contoh contoh karbimazol yang dapat mengganggu fungsi
tiroid dari bayi. Terkenal yaitu tetrasiklin yang juga mencapai air susu dan dapat
mengakibatkan pewarnaan kuning irreversibel pada gigi yang sedang/akan
tumbuh.
Sama seperti pada waktu hamil, ibu-ibu yang
menyusui juga harus menghindari penggunaan obat, terkecuali bila mutlak dibutuhkan.
Dalam hal ini risiko bagi bayi harus dipertimbangkan terhadap benefits dari pemberian
ASI atau untuk sementara diganti dengan
susu kaleng.
Obat yang dapat diminum dengan aman
oleh ibu selama menyusui yaitu obat yang
tidak atau hanya sedikit diekskresikan ke
dalam susu ibu. Obat lainnya yang tidak tercantum dalam daftar merupakan obat yang
dapat mencapai susu ibu dalam jumlah banyak dan mungkin dapat berefek buruk pada
bayi atau belum ada (cukup) data mengenai keamanannya.
Daftar dosis lazim (per oral)
(dosis obat-obat lain lihat teks)
Nama obat Dosis lazim
A
Akseroftol pengobatan: 25.000 I.U.
Alfa-tokoferol sehari 100-600 mg
Alilestrenol 3 dd 5 mg
Alklofenak 3 dd 500 mg, maks. sehari 3 g
Alopurinol permula 2-3 dd 50 mg; maks. sehari 800 mg;
pemeliharaan 1 dd 300 mg pagi p.c.
Alprenolol hipertensi: 1-2 dd 100-200 mg;
aritmia: 4 dd 25-100 mg;
angina pect.: 4 dd 50-100 mg
Aluminium hidroksida tiap kali 0.5-1 g
Amfepramon 1 dd 75 mg a.c.
Amilorida sehari 5-20 mg; pemelih. 5-10 mg
Aminofilin 3 dd 100-200 mg p.c.; rektal 3 dd 250-500 mg
anak-anak 1-3 dd 5 mg/kg bb
Amitriptilin sehari 30-200 mg
Amoksisilin 3-4 dd 250-500 mg; a.c.
Ampisilin 3-4 dd 250-500 mg; a.c.
Aneurin HCl sehari 10-50 mg
Antazolin 2-4 dd 50-100 mg
Asam asetilsalisilat lihat Asetosal
Asam askorbat pencegahan: sehari 25-75 mg; pengobatan 1-3 dd 200-500 mg
kebutuhan sehari anak 3bln-12 th: 25-75 mg
Asam empedu 250-500 mg
Asam folat 1 dd 5-10 mg; sehari 20-50 mg
sampai 30 bln: sehari 5-10 mg
Asam mefenaminat permula 500 mg; kmd 3-4 dd 250 mg p.c.
Asam nalidiksat 4 dd 1 g; maks. 7-14 hari
Asam nifluminat 3-4 dd 250 mg
Asam nikotinat hiperlipid.: 3dd 100 mg; berangsur sampai sehari 1,5-6 g
Asam pantotenat terapi 5-100 mg (garam Na/Ca)
Asam valproat permula 3-4 dd 100-150 mg d.c., dl 2
minggu naik sampai 900-1800mg sehari
Asebutolol hipertensi: 1 dd 400 mg;
aritmia/angina pect. 2-3 dd 100-200 mg
Asefilin piperazin 2-4 dd 250-500 mg p.c.
Asenokumarol permula15-25 mg;pemelih. 2-10 mg vesp.
Asetazolamida 8-30mg/kg bb; maks.1g sehari; atau 1-4 dd 250 mg
Asetilsistein 3 dd 200 mg; 3 bl-1 th 1-2 dd 50-150 mg
Asetosal 1 th s/d 6 th: 1-2 dd 200-300 mg
6 th s/d 12 th: 1-2 dd 300-500 mg
Aspirin lih.Asetosal
Atenolol hipertensi: 1dd100 mg; angina pect. 2 dd 50-100 mg
Atropin 3 dd 0.25-0.8 mg
Azathioprin sehari 2-5 mg/kg bb
B
Beklometason dipropionat inhalasi 3-4 dd 50 mcg; maks.1 mg sehari
Belladonna ekstrak 3 dd 10-20 mg
Bendroflumethiazida 1 dd 5-10 mg;atau 3x seminggu
Benfotiamin terapi: sehari 100-300 mg
Benorilat 4 dd 1-2 g p.c.
Benzbromaron 1 dd 50 mg d.c.; naik sampai sehari 200 mg
Benzidamin 3-4 dd 50 mg p.c. (klorida)
Benziodaron 1 dd 50 mg d.c.;naik sampai sehari 200 mg
Benzoktamin 3 dd 10 mg; sbg obat tidur 20 mg
Benzonatat 3 dd 100-200 mg
Betametason 4 dd 0.25-0.5 mg (di-Na-fosfat)
Bevonium 2-3 dd 50-100 mg (metilsulfat)
Bezitramida 1-6 dd 5 mg
Biotin sehari 0.15 mg
Bisakodil 5-10 mg vesp.; sup. 10 mg pagi
Bismutsubkarbonat 2-3 dd 0.5-1 g
Bismutsubnitrat 2-3 dd 0.5-1 g
Bromazepam sehari 4.5-9 mg
Bromheksin 3-4 dd 4-8 mg
Bromisoval 300-600 mg vesp.;sedativ. 2-3 dd 300mg
Buformin permula 200 mg pagi d.c. dan
100 mg d.c. vesp.; kmd 1-2 dd 100 mg
Bumetanid 1 dd 1 mg; maks. 4 mg
Busulfan sehari 4-6 mg
Butilskopolamin oral/rektal 3-5 dd 10-20 mg (HBr)
D
Dapson selama 4 minggu 2 dd seminggu 50mg;
naik dg 100 mg seminggu sampai 400 mg; maks. 600 mg
Deksametason 4 dd 0,25-0,5 mg
Deksklorfeniramin 3 dd 2 mg
Dekstrometorfan 3-4 dd 5-15 mg
Dekstrotiroksin permulaan 1 dd 1-2 mg, naik dg 1-2 mg tiap minggu
sampai maks. 1 dd 8 mg.
Diazepam sehari 6-30 mg
Dibunat sehari 60-120 mg
Didrogesteron 2-4 dd 5-10 mg
Difenhidramin 4 dd 25-50 mg
Difenilhidantoin Natrium 1-2 dd 100-300 mg d.c.
Digitoksin permulaan 0,1-0,3 mg, kmd setiap 6-8 jam 0,2 mg sampai
1-2 mg sehari; pemeliharaan 1 dd 0,05-0,2 mg.
Digoksin permulaan 0,25-1 mg; kmd setiap 6-8 jam 0,25-0.75 mg, sampai
2-3 mg; pemeliharaan 1-3 dd 0,25 mg
Dihidralazin permulaan 3 dd 12,5 mg (sulfat), kmd naik sampai maks.
3 dd 50 mg
Dihidroergotamin 3 dd 1-2 mg (mesilat)
Diklofenak 3 dd 25-50 mg
Diloksanida 3 dd 500 mg; anak-anak sehari 20 mg/kg bb
Diltiazem permula 3 dd 30 mg a.c.; kmd 3-4 dd 60 mg; maks. sehari 360 mg
Dimenhidrinat 4 dd 50-100 mg
Dimetilpolisiloksan 3 dd 40-80 mg d.c.
Dipiridamol 2-3 dd 25-50 mg
Dipiron 2-3 dd 0,5-1 g
Disopiramida permulaan 100-200 mg d.c. ; sampai 3 dd 100-200 mg
Doksisiklin loading dose 200 mg; kmd 1 dd 100 mg
Domperidon 3-4 dd 10-20 mg a.c.; anak 3-4 dd 0,3 mg/kg bb
E
Efedrin 3 dd 25-50 mg
Efetonin 3 dd 50 mg
Ergometrin maleat 2-3 dd 0,5-1 mg
Ergonovin lih. Ergometrin
Ergotamin tartrat 3-4 dd 1-2 mg; maks. sehari 8 mg
Eritromisin 4 dd 250-500 mg a.c.; anak sehari 20-40 mg/kg bb
Estradiol 1 dd 2 mg
Ethambutol 1 dd 15-25 mg/kg bb
Etilmorfin sekali 10-50 mcg; sehari 30-150 mcg
F
Famotidin sehari 20-40 mg hs
Felodipin sehari 5-10 mg; maks. sehari 20 mg
Fenfluramin 3 dd 20-40 mg a.c.
Fenformin 1-2 dd 25-50 mg d.c.
Fenilbutazon 3-4 dd 200 mg d.c.; pemeliharaan 1 dd 100-200 mg
Fenilefrin 3 dd 20 mg
Fenilpropanolamin 3 dd 25-50 mg (HCl)
Feniramin 3 dd 25 mg
Fenitoin 1-2 dd 100-300 mg (garam Na) d.c.
Fenkamfamin 1-2 dd 10 mg
Fenobarbital sedatif 15-50 mg; dosis tidur 100-200 mg
Fenolftalein 100-200 mg a.n.
Fenoterol 3 dd 2,5 mg (bromida)
Fenprokumon permulaaln 20-30 mg; pemeliharaan 0,75-6 mgFentermin 1 dd 15-30 mg pagi p.c.
Ferofumarat 3 dd 200 mg (= 65 mg Fe)
Feroglukonat 3 dd 430 mg (= 50 mg Fe)
Ferosulfat sehari 150-300 mg fero; (125 mg ferosulfat~25 mg fero)
Finasterida sehari 5 mg
Fitomenadion 1-10 mg
Floktafenin permula 200-400 mg; kmd 4-6 dd 200 mg; maks. sehari 1,6 g
Flukloksasilin 3-4 dd 500 mg; anak sampai 2 th 3 dd 125 mg
Flunitrazepam 1 - 4 mg a.n.
Fluokortolon 1 dd 20-60 mg
Fluoksimesterolon 1-2 dd 5 mg
Fluoro-urasil sehari 6-15 mg/kg bb
Flurazepam 7,5-30 mg (garam HCl) a.n.
Flurbiprofen sehari 150-200 mg
Flutamida 3 dd 250 mg p.c.
Fluvastatin 1 dd 20-40 mg hs
Fluvoksamin sehari 100-200 mg
Frusemida lih. Furosemida
Ftalilsulfathiazol 4-6 dd 0,5-1 g
Furazolidin 4-6 dd 100 mg p.c.; anak 4-6 dd 25-50 mg
Furosemida 40-80 mg pagi p.c.
G
Gabapentin 3 dd 100-200 mg
Gemfibrozil 2 dd 600 mg a.c. pagi
Glafenin 3-5 dd 200 mg; maks. sehari 1 g
Glibenklamida 1-2 dd 2,5-5 mg p.c.
Gliklazida 2-3 dd 80 mg d.c.
Glipizida 1-2 dd 5-10 mg d.c.
Gliserilguaiakolat 4-6 dd 100-200 mg
Gliseriltrinitrat 0,4-1 mg; maks. sehari 10 mg
Glutetimida sedativum 3 dd 250 mg; dosis tidur 500 mg
Griseofulvin 4 dd 125 mg atau1 dd 500 mg p.c.
Guaifenesin lih. Gliserilguaiakolat
Guanfasin 1 dd 1 mg; maks. sehari 6 mg
H
Haloperidol 3 dd 1-5 mg
Hidralazin 4 dd 10 mg
Hidroklorthiazida 1-2 dd 25-100 mg, maks. sehari 200 mg
Hidroksizin 3 dd 10-25 mg
I
Ibuprofen 3-4 dd 400 mg d.c.; pemeliharaan 3 dd 200 mg
Imipramin 3 dd 25-50 mg sampai sehari 250-300 mg (klorida)
Indapamida 1 dd 2,5-5 mg pagi d.c.
Indometasin 2-3 dd 25-50 mg d.c.Isoaminil 3 dd 40-80 mg (siklamat, sitrat)
Isoniazida 2 dd 100-200 mg a.c.
Isoprenalin sublingual 5-10 mg
Isopropilaminofenazon 3 dd 400 mg; kmd 1 dd 600 mg
Isoproterenol subling. 10-15 mg
Isosorbida dinitrat akut subling. 5-10 mg; profilakt. 3-4 dd 5 mg
Isosorbida mononitrat 3 dd 1-2 mg d.c.
Isoxsuprin 3-4 dd 10-20 mg (klorida) p.c.
Itrakonazol 1 dd 100-200 mg
K
Kalsiferol sehari 1000-2000 U
Kalsitriol sehari 250 mcg
Kaptopril permula 3 dd 25 mg a.c.; kmd 2-3 dd 37,5-50 mg
Karbamazepin 2-3 dd 200-400 mg
Karbimazol 3 dd 10-20 mg
Karbo adsorbens 3-4 dd 0,5-1 g
Karbosistein 3-4 dd 750 mg; anak 3 dd 100-375 mg
Karisoprodol 4 dd 350 mg
Ketokonazol 1 dd 200 mg d.c.; maks. sehari 400 mg; anak 3 mg/kg bb
Ketoprofen 2-4 dd 50 mg
Ketotifen 2 dd 1-2 mg
Kinidin 2-3 dd 0,75-1,5g (bisulfat)
Kinin 3 dd 300 mg-500 mg (HCl/bisulfat); pereda otot 100-200 mg a.n.
Kinin anak < 1 th, sehari 10 mg per bln usia; anak>1th, sehari 100 mg
per tahun usia (tanat, etilkarbonat)
Klemastin 2 dd 1 mg a.c.
Klidinium bromida 3-4 dd 2,5 mg (bromida)
Klindamisin 4 dd 150-300 mg
Klobazam 3 dd 10 mg
Klofazimin 1 dd atau tiap 2hari 100 mg
Klofibrat 3-4 dd 0,5 g p.c.
Klomifen sehari 5 mg p.c. selama 5 hari
Klomipramin sehari 50-200 mg
Klonazepam 3 dd 1-2,5 mg; anak 3 dd 0,5-1 mg
Klonidin permula 3 dd 75 mcg (klorida), sampai 3 dd 150-300 mcg;
profilakt. migrain 2 dd 25-75 mcg
Klopamida 1 dd 20-60 mg p.c. ; maks 100 mg
Klorambusil sehari 5-10 mg; pemeliharaan sehari 2-4 mg
Kloramfenikol permula 2 g; kmd 4 dd 1 g selama 4 minggu (tifus)
Klordiazepoksida sehari 15-75 mg
Klorfenamin 4 dd 2-8 mg
Kloroquin difosfat 2 dd 250-400 mg; anak sehari 5-10 mg/kg bb
Klorothiazida 1-2 dd 0,5-1 g p.c.
Klorprenalin 4-6 dd 20-30 mg (klorida)
Klorfeniramin 3-4 dd 3-4 mg (maleat)Klorpromazin sehari 75-100 mg
Klorpropamida 125-250 mg p.c. pagi; maks. sehari 0,5 g
Klorthalidon 1 dd 100-200 mg; maks. 200 mg; pemeliharaan 1 dd 50-100 mg
atau 3 kali seminggu
Kodein HCl batuk 3-5 dd 20-40 mg; diare 4 dd 20-40 mg;
analget. maks. 3 dd 30-60 mg
Kofein 1-3 dd 100-200 mg
Kolestiramin 3-4 dd 4 g d.c.
Kolinteofilinat 3-4 dd 200-400 mg
Kolistin akut: tiap 1-2 jam 0,5-1 mg, maks sehari 6 mg;
Kolkisin akut 1 mg, lalu 0,5 mg setiap 2 jam, maks. 8 mg
Kotrimoksazol 2 dd 2 tab. (sm 400 mg+tmp 80 mg) ; tifus/infeksi parah 2 dd 3 tab
maks. 14 hari; gonore 4 dd 2-4 tab. selama 2 hari
L
Labetalol permula 3 dd 100 mg; kmd 3-4 dd 200-600 mg
Laktulosa permula 15-30 g larutan 50%; pemeliharaan 5-15 g
Lamotrigin 2 dd 100 mg
Lanatosida C pemeliharaan 1-4 dd 0.25 mg
Lansoprazol 1 dd 30-60 mg a.c. pagi
Levamisol 1 dd 2,5 mg/kg bb p.c. selama 2 hari (garam HCl)
Levodopa 1-5 dd 300 mg d.c.
Levomepromazin sehari 75-150 mg
Lidoflazin 1-3 dd 60 mg d.c.
Linestrenol sehari 5 mg
Linkomisin 3-4 dd 500 mg a.c.
Lisinopril permula 1 dd 10 mg; pemeliharaan 1 dd 20-40 mg; maks. sehari 80 mg
Loperamida permula 4 mg, kmd tiap jam 2 mg; maks sehari 16 mg
anak sampai 8 th: 2-3 dd 0,1 mg/kg bb;
anak 8-12 th permula 2 mg; maks. sehari 8-12 mg
Lorazepam 3 dd 1-2,5 mg
Lovastatin 1 dd 20 mg malam; maks. sehari 80 mg
M
Magnesiumsulfat sekaligus 15-30 g
Maprotilin 3 dd 25-50 mg
Mazindol 3 dd 1-2 mg p.c.
Mebendazol dew. dan anak: oksiuriasis 100 mg d.c. pagi;
cacing lain 2 dd 100 mg, selama 3 hari
Mebeverin 3-4 dd 100 mg (HCl) a.c.
Mebhidrolin sehari 100-300 mg
Megestrol 2 dd 30-75 mg (asetat) p.c.; pemeliharaan sehari 15-30 mg
Meklizin 3 dd 12,5-25 mg
Menadion sehari 5-10 mg
Mepenzolat bromida 5 dd 10-20 mg
Meprobamat 3-4 dd 400 mg
Metamizol lih. Dipiron
Metampiron lih. Dipiron
Metformin permula 3 dd 0,5 g d.c.; kmd sampai 3 dd 1 g
pemeliharaan 2 dd 0,5 g
Methenamin 3 dd 0,5-1 g
Metotreksat sehari 5-10 mg
Metildigoksin pemeliharaan 2-3 dd 0,1 mg
Metildopa permula 250 mg pagi p.c.; kmd 2-3 dd 250 mg;
maks. 4 dd 500 mg
Metilergometrin 2-3 dd 0,25-0,5 mg
Metilprednisolon 4 dd 2-4 mg
Metiltestosteron sehari 10-50 mg
Metisergida permula 1 mg d.c., kmd sampai 2 dd 1-2 mg
Metoklopramida 3 dd 10 mg (HCl);
Metoprolol hipertensi 1 dd 50-100 mg; angina pect. 3 dd 50-100 mg
Metronidazol disenteri usus: 3 dd 750 mg; amebiasis 3 dd 500 mg;
trichomon. 2 dd 250 mg; giardiasis 1 dd 500 mg
Minoksidil permula 4 dd 2,5 mg, kmd sampai sehari 20-40 mg
Minosiklin loading dose 200 mg, kmd single dose 100 mg sehari
Minyak Kastor lih. Ricini Oleum
Moklobemida 3 dd 100 mg p.c.; maks. sehari 600 mg
N
Nabumeton 1 dd 0,5-1 g h.s.
Nalokson 1-5 mg
Naproksen 2- 3 dd 250 mg, maks. sehari 750 mg;
Natriumbikarbonat sehari 1-4 g
Natriumsalisilat urikosurik: 3-4 dd 2g
Neomisin sulfat 4-6 dd 0,5 g
Neostigmin 3 dd 15-30 mg (bromida)
Niasin lihat nikotinilalkohol
Nifedipin permula 3 dd 10 mg; kmd 3-4 dd 20-30 mg d.c.
Nikardipin 3 dd 20 mg; pemeliharaan 3 dd 30 mg; maks. sehari 120 mg
Niklosamida 1 g a.c., 1 jam kmd 1 g lagi; anak 2-8 th: 1/2 dosis;
di bawah 2 th: 1/4 dosis
Nikotinamida 3-4 dd 50-100 mg; maks. sehari 1 g
Nikotinil alkohol 3-4 dd 25-150 mg (hidrogentartrat)
Nimodipin tiap 4 jam 60 mg
Nimorazol amebiasis: sekaligus 2 g p.c. (7 hari); trichomon.: 3 dd 1 g
Nistatin 3 dd 0,5 - 1 MU
Nitrazepam 2,5-10 mg a.n.; epilepsi permula 1 dd 5 mg, sampai sehari 10-30 mg
Nitrofurantoin 3-4 dd 100 mg d.c.
Nitrogliserin subling. 0,5-1 mg setiap kali, maks. sehari 10 mg
Norefedrin 3 dd 25-50 mg
Norethisteron 2-3 dd 5 mg
Norfloksazin 2-3 dd 400 mg
Nortriptilin sehari 30-250 mg
Noskapin 3-4 dd 15-50 mg; maks. sehari 250 mg
Novaminsulfon 2-3 dd 0,5-1 g
O
Oksazepam sehari 30-150 mg
Oksifenbutazon permula 2-3 dd 200 mg
Oksifenonium 3-4 dd 5-10 mg
Oksolamin tiap 4 jam 100-200 mg (sitrat)
Oksomemazin sehari 10-40 mg
Oksprenolol hipertensi: 2 dd 100-200 mg; aritmia 4 dd 25-100 mg;
angina pect.: 4 dd 50-100 mg
Oleum Ricini lih. Ricini Oleum
Opipramol sehari 50-300 mg
Orsiprenalin 4 dd 10-20 mg (sulfat)
P
Pankreatin 0,5 g
Papaverin HCl 3-4 dd 40-100 mg; maks. sehari 600 mg
Parafinum lIquidum 15-45 ml a.n.
Parasetamol 4-6 dd 325-650 mg; maks. sehari 4 g;
anak 60-120 mg, maks. sehari 1,2-2,4 g
Pentazosin 4-6 dd 50-100 mg
Pentoksiverin 3-4 dd 15-30 mg
Perfenazin sehari 5-30 mg
Pindolol hipertensi: 1 dd 5-20 mg; aritmia/angina pect.: 3 dd 5-10 mg
Pipenzolat 3 dd 5 mg a.c. dan 5-10 mg a.n. (HBr)
Piperazin askaris: sekaligus 3 g (heksahidrat); anak 50 mg/kg bb;
1-2 th: 1 g; 3-5 th : 2 g; di atas 6 th: sekaligus 3 g
Pirantel sekaligus 500-750 mg; anak 10 mg/kg bb
Pirazinamida 3 dd 0,6-1 g
Piridoksin 4-5 dd 10 mg; anti-vomit: sehari 50-100 mg
Piridostigmin 3 dd 20-80 mg
Pirimethamin profilakt.: 1 kali seminggu 25 mg; maks. 4 minggu
Pirvinium sekaligus 5 mg (basa)/kg bb
Pizotifen permula 0,5 mg a.n. sampai 3 dd 0,5 mg; maks. sehari 4,5 mg
Prazepam sehari 10-60 mg
Prazosin 2-3 dd 0,5-2 mg
Prednisolon setiap 24 jam 5-50 mg pagi atau setiap 48 jam p.c.
Prednison 4 dd 2,5-5 mg
Primaquin 1 dd 15 mg (basa) (14 hari)
Primidon 4 dd 125-500 mg
Probenesid 2 dd 250 mg d.c. (1 minggu), kmd 2 dd 500 mg
Proguanil profilakt.: 1 dd 100 mg
Prokainamida 4-6 dd 250-500 mg (klorida)
Prokarbazin permula sehari 50 mg, kmd sehari 250-500 mg
Promethazin 3 dd 25-50 mg
Propantelin bromida 3 dd 15 mg d.c. dan 30 mg a.n.
Propifenazon 3 dd 250 mg
Propiltiourasil 2-4 dd 100 mg; kmd sehari 50-200 mg
Propranolol hipertensi: 2 dd 60-80 mg; aritmia sehari 10-40 mg;
angina pect.: 4 dd 20-80 mg
Prostigmin permula 7,5 mg; pemeliharaan sehari 15-375 mg
Pseudo-efedrin 3-4 dd 60 mg, maks. sehari 240 mg; anak 4 dd 1 mg/kg bb
R
Reserpin 3 dd 0,1-1 mg
Retinol sehari 50.000 UI; anak sampai 8 th sehari 10.000-20.000 I.U.
Riboflavin 5-10 mg
Ricini Oleum 15-30 ml; anak 4-15 ml
Rifampisin tbc: sekaligus 400-600 mg pagi a.c.; lepra: sekaligus 600 mg a.c.
gonore: sekaligus 900 mg (2-3 hari)
Rutosida 3-4 dd 20-50 mg
S
Salazosulfapiridin 3-6 dd 0,5 1 g
Salbutamol 4 dd 2-4 mg
Salisilamida 4 dd 1 g p.c.
Sefadroksil 1-2 dd 0,5-1 g; anak sehari 25-50 mg/kg bb dl 1-2 dosis
Sefaklor tiap 6-8 jam 250 mg, maks. sehari 4 g; anak sehari 20 mg/kg bb dl 3 dosis
Sefaleksin tiap 6 jam 250-500 mg, maks. sehari 4 g; anak 25-50 mg/kg bb dl 4 dosis
Sefiksim 1-2 dd 200 mg; anak 2 dd 4 mg/kg bb
Sefprozil 1-2 dd 500 mg; tiap 12 jam 7,5 mg/kg bb
Sefradin tiap 6 jam 250-500 mg; anak 25-50 mg/kg bb dl 2-4 dosis
Seftibuten sehari 400 mg; anak sehari 9 mg/kg bb
Sefuroksim 2 dd 250-500 mg d.c.; anak 2 dd 125-250 mg
Sianokobalamin 1-2 dd 100 mcg
Siklandelat 3-4 dd 200-400 mg p.c.
Siklizin 3 dd 50 mg
Siklofosfamida 3 dd 50-100 mg
Sikloserin 2 dd 250 mg
Simetidin 3 dd 200 mg d.c. dan 400 mg a.n., total sehari 1 -2 g
Sinarizin vertigo: 1-3 dd 25-50 mg
Siprofloksasin 2 dd 250-500 mg
Siproheptadin 3-4 dd 2-4 mg
Siproteron 2-4 dd 50-100 mg; pemeliharaan sehari 50 mg
Sisaprida 3-4 dd 5-10 mg a.c.; anak 3-4 dd 0,2 mg/kg bb, maks. 3 dd 0,3 mg/kg bb
Skopolamin HBr 0,25 mg; maks. sehari 0.6 mg
Sotalol hipertensi: 2 dd 40-120 mg; aritmia /angina pect. 2-4 dd 80-160 mg
Spiramisin 4 dd 50 mg (5 hari) cek
Spironolakton 2 dd 50 mg
Suksinilsulfathiazol 4-6 dd 0,5-1 g
Sulfinpirazon permula 4 dd 25-50 mg d.c.; kmd 4 dd 100-200 mg;
pemeliharaan sehari 200-400 mg
Sulpirida 1-3 dd 200 mg
T
Tamoksifen 2 dd 10-20 mg
Tanalbumin 3 dd 0,5-1 g
Temazepam sehari 10-30 mg
Teofilin 3-4 dd 125-250 mg p.c.
Terbutalin 2-3 dd 2,5-5 mg (sulfat); anak 0,075 mg/kg bb;
Tetrasiklin 4 dd 250-500 mg; anak sehari 20-40 mg/kg bb
Thiabendazol 2 dd 0,5 g; anak sehari 50 mg/kg bb
Thiamfenikol 4-6 dd 250 mg
Thiazinamium 3 dd 300-600 mg d.c.; anak 3 dd 100-200 mg
Tiamin HCl sehari 20-50 mg, kmd sehari 10 mg
Timolol hipertensi: 2-3 dd 5-10 mg; angina pect. 2-3 dd 10-15 mg
Tinidazol amebiasis: sekaligus 2 g (3 hari); trichom./giardia: single dose 2g
Tioridazin sehari 75-600 mg
Tiroksin-l permula sehari 0,05-0,1 mg; kmd sehari 0,2-0,4 mg
Tolbutamida permula 3 dd 0,5-1 g d.c.; pemeliharaan 2 dd 0,5 g
Tretoquinol 3 dd 3 mg; maks. 4 dd 6 mg (klorida)
Triamsinolon 2-4 dd 2 mg
Triamteren sehari 50-100 mg p.c. ; maks. 2 dd 100 mg
Triazolam 0.25-1 mg a.n.
Trifluoperazin sehari 3-30 mg
Trimetoprim 2 dd 200 mg; anak sehari 6-9 mg/kg bb dalam 1-2 dosis
V
Verapamil angina: 3 dd 40-80 mg
Y
Yohimbin 3 dd 3-10 mg