obat 61


 mosistein tidak 

menumpuk. Menstimulasi pembentukan endorfin di otak dengan efek analgetik. Fosfatidilserin yaitu  komponen penting dari dinding sel otak dan pada pengobatan 

alternatif dianjurkan untuk memperkuat daya konsentrasi dan ingatan. 

Dosis: pada defisiensi 1-2 dd 250 mg, RDA 

30 mg/hari

20. Taurin: 2-amino-ethanesulfonic acid, NH2-

CH2

-CH2

-SO3

Asam amino yang mengandung belerang 

ini diperoleh dari empedu sapi. ada  

dalam ikan dan otak hewan, hanya sedikit 

dalam susu sapi. Kadarnya dalam sel-sel 

tangkis tinggi sekali, di limfosit 50% dan 

di granulosit neutrofil bahkan 75% lebih. 

Berkhasiat antioksidan dan memperbaiki toleransi glukosa, juga meningkatkan ekskresi kolesterol melalui pengikatan garam empedu.

Selain menurunkan kolesterol darah, taurin 

juga memperkuat detak jantung (efek inotrop positif), berkhasiat antiaritmia dan menurunkan tekanan darah tinggi.19 Pangan 

dengan 3 g taurin sehari ternyata aman dan 

dapat memperbaiki fungsi sistolis jantung.

Taurin tidak dipakai untuk sintesis protein. 

Dosis: pada defisiensi 1-2 dd 500 mg, 

sebagai suplemen 1 dd 50-100 mg. 

RDA 20 mg sehari.

21. Treonin: CH3

-CH(OH)-CH(NH2

)–COOH

Asam amino esensial ini berperan pada 

pencernaan dan absorpsi bahan gizi dari 

makanan, juga menstimulasi pertumbuhan timus

dan pembentukan timosin. Tidak ada  

dalam protein nabati (gandum, kacangkacangan); defisiensi dapat memicu  

gangguan mental. Dosis: vegetarian150-500 

mg sehari.

22. Triptofan: R–CH2

–CH(NH2

)-COOH

Asam amino esensial ini yaitu  precursor 

dari hormon antidepresi serotonin dan “hor

mon tidur” melatonin. Oleh sebab  itu berkhasiat antidepresif dan hipnotik melalui 

perbaikan ritme tidur, terutama bila dikombinasi dengan piridoksin dan magnesium. 

Triptofan juga mengurangi rasa lapar dan 

menstimulasi sekresi hormon pertumbuhan 

(GH) oleh hipofisis. 

Gambar 54-1: Pembentukan serotonin

dan melatonin dari triptofan.

pemakaian nya sebagai antidepresivum 

dan obat tidur, adakalanya dikombinasi 

dengan piridoksin, yang memegang peranan 

pada sintesis serotonin. sebab  efeknya tidak 

menentu, maka zat ini hanya dipakai 

sebagai obat antidepresi bila obat-obat lain 

kurang berhasil. Pada schizofrenia ada  

kekurangan enzim NAD di otak yang dibentuk di bawah pengaruh niasinamida. Bagi 

pengubahan triptofan mutlak diperlukan 

vitamin B3

dan piridoksin, yang merupakan 

ko-enzim bagi hidroksilase; penumpukan 

triptofan di otak dapat memicu  kelainan 

suasana jiwa dan gangguan pancaindra.

Tubuh sendiri juga mampu membentuk 

niasinamida dari triptofan, yang prosesnya 

diperkuat oleh perasan grapefruit. Wanita 

selama kehamilan supaya waspada. Lihat 

juga Bab 29, 30 dan 53.

Efek samping dapat berupa mual, anoreksia dan termenung-menung. Triptofan 

dalam dosis besar dilaporkan memicu  

neurotoksisitas, sakit persendian, sesak, demam dan reaksi kulit, juga kelainan hematologi. Berhubung beberapa kasus fatal akibat 

gangguan darah, maka pada akhir 1989 semua sediaan triptofan telah ditarik dari peredaran. 

Dosis: sebagai obat tidur 1-5 g a.n, pada 

depresi 3 dd 1 g a.c., berangsur-angsur dinaikkan sampai maks. 3 dd 2 g, sebaiknya 

bersama 1 g nikotinamida (vit B3

). Untuk 

meringankan rasa sakit 2 dd 1 g a.c.23. Tirosin: HO-C6

H4

–CH2

-CH(NH2

)-COOH.

Tirosin dapat dibentuk dari fenilalanin dan 

merupakan bahan pangkal untuk sintesis 

hormon tiroid dan hormon anak ginjal, juga 

neurohormon otak dopa, dopamin, adrenalin 

dan NA. Adakalanya tirosin dipakai sebagai antidepresivum, bila triptofan tidak 

efektif. Dianjurkan sebagai obat tambahan 

pada penyakit Parkinson. 

Dosis: sebagai suplemen 1 dd 100-200 mg. 

24. Valin: (CH3

)

2

–CH2

-CH(NH2

)–COOH

Asam amino esensial ini penting bagi 

susunan saraf dan jaringan otot agar dapat 

berfungsi dengan baik. Dosis: sebagai suplemen 1 dd 250 mg a.c.

C. LEMAK

Lemak/minyak atau trigliserida yaitu  senyawa dari gliserin dengan tiga asam lemak, yang dalam usus dihidrolisis menjadi 

komponennya. Asam lemak diserap oleh 

usus dan mensuplai sebagian bahan bakar 

untuk tubuh. Sifat lemak ditentukan oleh 

jenis asam lemaknya, yaitu asam lemak jenuh

atau tak jenuh. Lemak tubuh terdiri dari 87% 

lemak dan 13% air.

Asam lemak

berdasar  ada tidaknya ikatan ganda 

dalam struktur kimianya, asam lemak dapat 

dibagi dalam asam jenuh dan asam tak jenuh.

1. Asam lemak jenuh tidak mengandung 

ikatan ganda, contoh  asam palmitat (C16 

H31 COOH) dan asam stearat (C17 H35 COOH). 

Asam lemak ini berbentuk padat pada suhu 

rendah (suhu lemari es, < 8o

C) dan terutama 

ada  dalam lemak hewan, seperti lemak 

daging sapi/babi/ayam/domba dan mentega. Asam lemak jenuh juga ada  dalam 

jumlah agak besar di beberapa jenis minyak 

nabati, seperti minyak kelapa, minyak sawit dan 

lemak kakao (dalam cokelat) dan banyak dalam 

margarin biasa (bukan margarin diet). Pada 

proses pembuatan margarin, minyak nabati 

tak-jenuh menjalani proses “pengerasan” melalui pemanasan dengan gas hidrogen di 

bawah tekanan tinggi dan menjadi lemak 

jenuh yang bersifat lebih padat dan lebih 

mudah dioleskan pada roti. Pada proses itu 

juga terbentuk sedikit asam lemak trans dari 

asam tak jenuh yang selalu ada  dalam 

jumlah kecil pada semua minyak ini di 

atas, lihat di bawah.

2. Asam lemak tak jenuh bersifat cair, juga

pada suhu lemari es (t < 8o C), sedangkan 

minyak dengan banyak asam jenuh berbentuk padat pada suhu di bawah ±15o

 C. 

Dikenal dua kelompok asam lemak tak-jenuh 

berdasar  jumlah ikatan tak-jenuhnya, 

yaitu dengan satu ikatan ganda atau dengan 

lebih banyak ikatan ganda. Juga letaknya 

C=C yaitu  penting, di posisi C3

, C6

 atau C9

dari rantai asam lemak, terhitung dari ujung 

dengan gugusan metil (= ujung omega). Posisi 

ini lazimnya digambarkan dengan w(= omega)

atau n, contoh  w-3 (= n-3) dan w-6 (= n-6). 

Lihat Tabel 54-5. Kedua atom H pada ikatan 

ganda (C=C) bisa dalam posisi cis atau trans 

(Gamb 54-2).

a. Asam mono unsaturated (juga disebut 

oleat), memiliki hanya satu ikatan tak 

jenuh, khususnya asam oleat (oleic acid)

yang banyak ada  dalam minyak 

zaitun, minyak wijen dan minyak kacang 

(oleum arachidis). Asam oleat termasuk 

asam lemak omega-9. 

b. Asam poly unsaturated (PUFA), juga 

disebut linolat, yaitu  asam dengan 2 

atau lebih ikatan tak-jenuh dan merupakan 

asam lemak esensial, artinya tidak bisa 

dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam-asam 

ini terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu 

asam lemak:

– omega-3 (n-3): EPA, DHAdan ALA (asam 

alfa-linolenat). Yang pertama khusus terdapat dalam minyak ikan, α-linolenat antara 

lain di oleum lini (linseed oil). 

– omega-6 (n-6): asam linolat, asam gamalinolenat (GLA) dan asam arachidonat. 

Asam-asam ini dengan kadar tinggi (60-

65%) ada  dalam banyak jenis minyak 

nabati terutama dalam minyak bunga 

matahari, kedele dan jagung, juga dalam 

margarin diet. * Asam lemak trans yaitu  asam tak jenuh 

yang akibat proses pengerasan atau pemanasan pada suhu tinggi (selama penggorengan di atas 180o

 C) diubah posisi atomH-nya, yaitu dari sisi yang sama dari atom-C 

pada ikatan ganda (-cis) ke sisi berlainan, 

lihat Gamb 54-2. 

Trans fat ada  alamiah dengan jumlah 

kecil dalam lemak daging dan susu. namun  

sebagian besar akibat penambahan oleh perusahaan makanan pada berbagai makanan seperti snack, deep-fried food, gorengan, 

margarin dan cracker, berdasar  sifat-sifat 

komersial yang menguntungkan seperti tahan lama (long shelf life), stabilitas selama 

pembuatan dan rasanya yang enak. Sejak 

tahun 1990 telah ditemukan efek negatif dari 

trans fat terhadap kesehatan dan kemudian 

dipastikan bahwa bahan ini meningkatkan 

risiko penyakit jantung koroner, mungkin 

akibat efek buruknya terhadap low-density 

lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL) kolesterol.

Ref. Brownell K.D. et al., The Trans-Fat Ban 

— Food Regulation and Long-Term Health; 

N Engl J Med 2014; 370:1773-1775.

Oleh sebab  itu sejak beberapa tahun di 

negara Barat produk susu dan lemak disyaratkan/diharuskan mengandung kurang 

dari 1% asam lemak trans. FDA di A.S. 

pada bulan December 2006 bahkan telah 

mengharuskan rantaian restoran cepat saji 

(McDonald, Kentucky, dan lain-lain) untuk 

memakai  minyak goreng tanpa lemak 

yang merugikan ini.

*Asam lemak esensial

Asam oleat,linolat dan linolenat tidak dapat 

disintesis oleh tubuh, maka disebut asam lemak 

esensial. Dari kedua asam terakhir, jaringan 

tubuh dapat membentuk asam arachidonat, 

EPA dan DHA dalam jumlah terbatas.

Penggolongan lain

Kadangkala asam lemak juga digolongkan 

atas dasar panjang rantai-karbonnya, yaitu 

sebagai asam dengan rantai pendek (C4-6), 

sedang (C8-12) dan panjang (C16-22). 

a. Asam rantai pendek/sedang (Short/Middle 

Chain Triglycerides, SCT/MCT) dengan jumlah 

atom-C di bawah 15. ada  dalam jumlah 

kecil sekali dalam lemak susu dan mentega. 

Asam-asam ini dapat diserap oleh usus tanpa 

dihidrolisis oleh lipase dan diemulgir oleh empedu. 

Setelah resorpsi, zat-zat ini diangkut melalui 

vena portae ke hati. Dalam tubuh, asam ini 

dapat menggantikan lemak biasa (LCT) bila 

ada  kekurangan akibat resorpsi buruk.

b. Asam rantai panjang (Long Chain Tg, LCT) 

dengan jumlah atom-C di atas 15 memerlukan

lipase dan empedu untuk resorpsinya. Terdapat dalam minyak kelapa dan minyak sawit, 

transpornya melalui pembuluh limfe.

Pengganti lemak

Lemak penting bagi cita rasa makanan, karena lemak di dalam pangan memberikan 

sensasi rasa khas yang tidak dapat diberikan 

oleh zat gizi lain. Sebaliknya, efek buruk 

akibat terlalu banyak lemak (jenuh) untuk 

kesehatan (overweight, PJP dan kanker) sangat meresahkan, sehingga di banyak negara telah dilancarkan kampanje besar-besaran 

agar para konsumen mengurangi penggunaan lemak dari ±14 sampai ±10 En%. 

Dalam konteks ini, sejak tahun 1996 di 

Amerika dipakai secara terbatas suatu 

pengganti lemak, yang disebut Olestra. Produk ini hanya boleh dipakai untuk menggoreng kudapan, seperti crackers/chips dan 

diwajibkan menambahkan vitamin yang larut dalam minyak (A,D,E dan K). 

* Olestra yaitu  polyester dari sukrosa (gula 

putih), yang di usus tidak difermentasi, sehingga tidak diabsorpsi dan tidak menghasilkan energi. Sifat baik lainnya yaitu  efek menurunkan kadar kolesterol (ringan). Keberatannya berupa pengurangan resorpsi 

vitamin A, D, E dan K, juga tidak menghambat 

produksi asam lambung seperti lemak biasa. 

Lagi pula senyawa ini tidak mengkontraksi 

kandung empedu, sehingga empedu tidak 

tersalurkan; hal ini meningkatkan risiko akan 

pembentukan batu empedu. Mengonsumsi 

sesuatu dengan Olestra tidak memicu  

perasaan kenyang (saturasi), seperti yang 

terjadi sesudah makan sesuatu dengan lemak 

alamiah.

Efek samping pada pemakaian  berlebihan 

berupa keluhan lambung-usus, khususnya 

sakit perut dan diare. 

sebab  semua efek negatif ini, manfaatnya 

untuk mengurangi konsumsi makanan demi 

kesehatan yang lebih baik, agak disangsikan.

MONOGRAFI

1. Asam oleat: C18:1, n-9

Oleat bersama linolat dan linolenat, yang 

memiliki masing-masing 1 dan 2 ikatan takjenuh, merupakan asam lemak esensial,

yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita. 

Penelitian dari dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa sama dengan asam PUFA, 

oleat juga berkhasiat menurunkan kadar 

kolesterol dan trigliserida darah. Menu sehari-hari penduduk negara di sekitar Lautan 

Tengah (Spanyol, Italia, Yunani, Algeria, Tunisia, dan lain-lain) biasanya mengandung 

minyak zaitun, yang kadar oleatnya tinggi, 

dan sering kali dikombinasi dengan ikan 

sebagai sumber protein, banyak buah-buahan dan sayur mayur serta tentu anggur merah (Mediterranean diet). berdasar  pola 

makan inilah dapat dijelaskan mengapa mereka lebih jarang menderita dan meninggal 

akibat PJP dan kanker (Arch.Internal Med 

1998; 158: 1189-94). 

* Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang 

sangat kaya akan minyak yang mengandung 

sejumlah difenol, seperti hidroksitirosol (HT) 

dan oleuropein (OE), dalam jumlah sampai 800 mg per liter. Antioksidan kuat ini 

berperan bagi stabilitas dan shelf-life yang 

panjang dari minyak zaitun, artinya tidak 

mudah teroksidasi maupun menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya bila disimpan 

lama. Selain itu juga diketemukan zat antiradang oleocanthal, yang menghambat enzim COX-1 dan COX-2 seperti NSAIDs. Efek 

dua sendok makan minyak zaitun setara 

dengan efek ibuprofen 400 mg (Nature 2005; 

437: 45-6). Minyak zaitun dapat dipanaskan 

sampai 220ºC sebelum diubah menjadi bentuk 

transnya, sedangkan minyak lain sudah dirombak pada suhu 180-190ºC. Zat-zat fenol 

ini juga menghindari oksidasi dari LDLkolesterol dan terjadinya aterosklerosis. 

2. Asam linolat: oleum lini, C18:2, n-6

Linolat ada  sebagai gliserida dalam 

banyak minyak nabati, contoh  minyak kacang, minyak jagung, minyak kedele, minyak kembang matahari dan minyak saflur. 

Oleum lini terdiri sebagian besar dari asam 

linolat dan linolenat, yang bersifat sangat 

”mengeringkan”, yaitu mengeras bila dibiarkan pada udara (teroksidasi). Dahulu senyawa ini banyak dipakai dalam industri cat 

dan pernis. Di apotik, decoctum Lini dibuat 

dari bijinya (Semen lini) yang mengandung 

minyak dan zat lendir, untuk dipakai 

sebagai laksans lembut. 

3.Asam gama-linolenat: GLA, C18:3, n-6

Asam esensial ini ada  dalam minyak 

borage (20%), minyak evening primrose

(Oenothera, 9%) dan minyak black currant

(zwarte bes,17%), juga dalam air susu ibu.

Minyak nabati lainnya dan minyak hewani 

hanya mengandung sedikit sekali GLA, kecuali dalam lemak domba. GLA merupakan 

precursor dari eicosanoida dari seri-1 (PgE1, 

TXA1

), yang khasiatnya bertentangan dengan PGE2

 dan TXA2

. Berkhasiat antiradang maupun vasodilatasi dengan mengurangi agregasi trombosit dan juga tidak 

menghasilkan leukotriën, yang memperkuat proses peradangan. Senyawa ini dipakai  pada eksim atopik. Tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh, sehingga diperlukan dalam diet. 

Fungsinya yang terpenting dalam tubuh 

bervariasi, yaitu:

a. mengikat dan mentranspor O2

dan CO2..

GLA mengikat oksigen pada permukaan 

paru dan mentranspornya melalui membran ke darah dan seterusnya ke dalam 

eritrosit. Di sini O2

 diikat oleh hemoglobin 

untuk kemudian “diserahkan” pada jaringan. Kemudian GLA mengangkutnya lagi melalui dinding pembuluh dan membran 

sel ke dalam sel. Dengan cara yang sama, 

CO2

 diangkut dari sel untuk dikeluarkan 

di paru-paru.

b. menyalurkan energi ke molekul sel.

GLA berdaya mengikat diri (tidak erat)

pada asam amino yang mengandung

belerang (sistin, sistein, metionin), yaitu 

yang memiliki gugus-SH. Reaksi ini 

memicu  aliran energi listrik yang 

dibutuhkan tubuh untuk impuls pukulan 

jantung, sinyal saraf, kontraksi otot, dan 

sebagainya.

c. menahan O2

 dalam sel untuk melindunginya terhadap kuman, virus dan 

fungi anaerob yang tak dapat hidup bila 

ada oksigen.

pemakaian nya terutama sebagai obat kulit pada eksim, kulit kasar dan kering, ruam, 

akne dan peradangan. Senyawa ini juga efektif pada eksim popok pada bayi yang tidak 

diberikan air susu ibu (yang mengandung 

GLA). Disamping itu, GLA ternyata efektif dan sering kali dipakai untuk meringankan gejala PMS (Premenstrual Syndrome).

Dosis: oral 1 dd 150- 250 mg, untuk PMS 

dimulai beberapa hari sebelum haid sampai 

2 hari sesudahnya.

* Asam alfa-linolenat(ALA, C18:3, n-3) merupakan isomer yang sebagai gliseridanya 

ada  dalam banyak minyak mengering 

(Oleum Lini), juga dalam kedele, walnut dan 

banyak sayuran. Dalam tubuh, ALA dapat 

diubah menjadi EPA dan DHA. Asam ini 

dipakai sebagai nutrien. 

4. Asam arachidonat: C20:4, n-6., docosatetraenoic acid

Asam ini antara lain ada  dalam minyak kacang tanah (Oleum arachidis), kuning 

telur, lumut laut, ikan dan daging merah/

unggas. Lihat tabel di bawah ini: 

daging ikan

bistik 130 makril 45 

babi 53 salem 30 

ayam 150 sardencis 50 

kalkun 100 cod 150 

ham 100 tongkol 180 

daging organ 600 kerang 40

Tabel 54-6: Kadar arachidonat (mg) 

dalam 100 g daging dan ikan 

 

Selain itu, dalam tubuh arachidonat dapat 

disintesis dari linolat, yang juga banyak terdapat dalam makanan sehari-hari. Kebanyakan jaringan mengandung 2-3 kali lebih banyak arachidonat daripada EPADHA. Sebagai komponen dari dinding sel, arachidonat 

dapat diubah menjadi eicosanoida (prostaglandin PGE2

, tromboksan TXA2

, dan leukotriën LTB4

). Eikosanoida (Yun. eikosi = 20) 

mencakup PGs, LTs dan derivat-derivatnya.

Lihat skema di Bab 21, Prostaglandin. Beberapa zat ini terlibat pada reaksi imun maupun peradangan serta pada regulasi bila terdapat kecenderungan trombosis dan hipertensi. Prostaglandin E2 menstimulasi peradangan dan pertumbuhan tumor, oleh kare

na itu penderita penyakit radang dan kanker 

sedapat mungkin menghindari makanan 

yang mengandung arachidonat (semua daging hewan dan kacang tanah).

5. EPA : timnodonic acid, eicosapentaenoic acid, 

(20:5, n-3). 

DHA : cervonic acid, docosahexaenoic acid 

(22:6, n-3) 

Minyak ikan mengandung kedua asam 

lemak omega-3 ini (Yun. eicosa = 20, docosa 

= 22), yang terdiri dari masing-masing 20 

dan 22 atom C serta 5 dan 6 ikatan tak-jenuh. 

EPA dan DHA praktis tidak dapat disintesis 

oleh tubuh, hanya dalam jumlah kecil sekali 

terjadi pengubahan dari asam alfa-linolenat 

(ALA). Dalam tubuh EPA dirubah menjadi 

DHA, yang merupakan zat paling aktif, 

yang melalui beberapa tingkat akhirnya 

menghasilkan eicosanoida dari seri-3, yaitu 

prostaglandin (PGE3

) dan leukotriën (LT5

), 

yang seperti PGE1

 dan LT5 berkhasiat anti 

radang dan anti tumor.. Lihat Gambar 54-2.

Asam-asam ini paling banyak ada  

dalam minyak ikan laut dingin seperti 

herring, salem, makril, belut, sardencis dan 

tongkol. Daging merah, daging organ dan 

telur mengandung hanya sedikit asam ini. 

Di membran sel ikan-ikan tersebut, asam 

arachidonat digantikan oleh EPA dan DHA, 

sehingga terpelihara fleksibilitasnya pada 

suhu rendah (lautan dingin). Akibatnya, 

pembentukan eicosanoida peradang (PgE2

LTB4, interleukin IL1,) terhalang, begitu pula 

pembentukan TNF dan fibrinogen. Sebagai 

gantinya, terbentuklah eicosanoida dari seri-

3 ini di atas, yang praktis tidak bersifat 

meradang.

Khasiat. Minyak ikan berkhasiat melindungi pasien jantung terhadap meninggal 

mendadak akibat infark jantung sekunder

bila dimakan dua kali seminggu sebagai ikan 

berlemak. Efek ini diperkirakan berkat DHA 

yang berkhasiat mencegah gangguan ritme 

dan mungkin juga berkat zat-zat pelindung 

lain dalam minyak tersebut. Pada bangsa 

Eskimo yang makan ikan dalam jumlah besar 

(400-500 g/hari), angka kematian akibat PJP 

rendah sekali, begitu juga pasien  Jepang. 

pasien  Eskimo juga sangat jarang menderita 

diabetes; pada binatang percobaan telah 

ditemukan bahwa DHA melindungi terhadap 

diabetes. Menurut perkiraan, DHA membuat 

membran sel lebih cair (liquid), sehingga 

menjadi lebih peka bagi daya kerja insulin, 

sehingga insulin bekerja lebih efektif dan 

nilai glukosa menurun.

Tabel 54-7: Kandungan minyak total 

dan minyak tak-jenuh dari beberapa 

jenis ikan. 

Asam omega-3 juga memiliki sejumlah khasiat lain, seperti dapat dilihat pada ringkasan 

seluruh daya kerjanya di bawah ini:

a. anti trombotik: menghambat agregasi 

trombosit melalui inhibisi produksi TXA2

(tromboksan), yang bersifat mendorong 

penggumpalannya.

b. anti radang dengan mencegah sintesis PG 

dari seri-2 dan leukotrien dari seri-4, yang 

bersifat meradang kuat dan menstimulasi 

pertumbuhan tumor. Pembentukan TNF 

dan interleukin (efek meradang) oleh lekosit dan makrofag juga dihambat. 

c. antitumor. Pada perkembangan obat 

diabetes dari kelompok glitazon (thiazolindion, lihat Bab 47) telah ditemukan 

bahwa PPAR-gama (Peroxisome Proliferator-Activated Receptor) memegang peranan penting pada mekanisme khasiat antitumornya. Pasien diabetes yang kebetulan juga menderita kanker ternyata tidak 

hanya diperbaiki regulasi glukosanya 

oleh glitazon, melainkan juga proliferasi 

sel-sel kankernya dihambat. Kemudian 

ternyata bahwa juga beberapa zat lain 

dengan khasiat agonis PPAR-gama berkhasiat memberantas sel tumor, a.l. EPA/

DHA dan squalen (dari minyak hati ikan 

hiu). Setelah aktivasi PPAR oleh EPA, 

terjadi diferensiasi sel dan pertumbuhan

sel tumor dialihkan menjadi sel lemak 

terminal (adiposit) dengan “mereparasi”

apoptosis yang telah ditiadakan oleh sel 

tumor. Beberapa studi menunjukkan 

efek baik dari minyak ikan pada kanker 

payudara, prostat, paru-paru dan kolon17,18. Di samping mekanisme ini EPA/

DHA juga diperkirakan bekerja antitumor berdasar  penghentian pembentukan PGE2 dan LTB4, yang menstimulir pertumbuhan sel kanker. Sebagai gantinya terbentuk PGE1 dan PGE3

tanpa khasiat stimulasi tersebut, lihat

Gambar 54-2. 

d. menurunkan trigliserida darah dengan 

25-30% dan berdasar  sifat antitrombotiknya mencegah aterosklerosis dan 

PJP. Efeknya terhadap kolesterol masih 

perlu ditegaskan. pasien  Eskimo, yang 

diet sehari-harinya mengandung banyak 

EPA dan DHA (antara lain dari anjing 

dan singa laut), jarang sekali menderita 

penyakit jantung. 

e. menurunkan kadar glukosa darah 

dan memperbaiki efek insulin. Dengan 

demikian sangat bermanfaat pada diabetes tipe 2 sebagai zat tambahan (komplementer).

f. memperbaiki perkembangan saraf otak

dan fungsinya, terutama pada janin dan 

bayi. Otak terdiri dari lemak untuk ±60% 

dan dengan DHA sebagai asam yang 

terbanyak. ASI mengandung DHA dan 

enzim delta-6-desaturasis yang penting 

untuk sintesis asam omega dan sering 

kali belum ada  pada bayi. Susu 

formula/botol sekarang ini banyak yang 

diperkaya dengan EPA dan DHA. Dalam 

rangka ini EPA memengaruhi dengan 

baik gejala ADHD dan dipakai pada 

terapi alternatif (lihat Bab 31, Adrenergika 

dan Adrenolitika, boks). Penambahan asam 

lemak omega 3/6 sebagai terapi kombinasi dengan metilfenidat yang dosisnya 

dapat dikurangi sehingga lebih dapat 

diterima, mungkin dapat memperbaiki 

kesetiaan terapi.

Journal of Attention Disorders, online 24 

januari 2014.

Juga dilaporkan memiliki efek antidepresi yang baik sehingga dosis antidepresi dapat diturunkan. Wanita hamil pada 

trimester terakhir memiliki kekurangan 

DHA dalam darahnya sedangkan pada 

wanita dengan depresi postnatal kadarnya lebih rendah lagi. 

g. memperkuat sistem imun melalui stimulasi aktivitas limfosit.

pemakaian . berdasar  sifatnya, minyak 

ikan salem/makril dipakai terhadap penyakit peradangan, contoh  pada rematik 

berkhasiat mengurangi kakunya sendi di 

waktu pagi. Pada peradangan usus kronis, seperti colitis dan Crohn, masa remisi 

diperpanjang atau frekuensi kambuh dikurangi. Begitu juga pada penyakit autoimun SLE (Systemic Lupus Erythematodes). 

Pada eksim konstitusional, asam omega 

dapat mengurangi bersisiknya kulit dan 

meringankan gatal-gatal. Secara preventif, 

minyak ikan dianjurkan konsumsinya oleh 

wanita hamil dan menyusui untuk menjamin 

perkembangan optimal fungsi otak janin dan 

untuk memperkecil risiko penyakit jantung, 

infark otak dan jantung. sebab  ikatan ganda 

dari EPA dan DHA mudah teroksidasi, 

maka pada sediaannya selalu ditambahkan 

vitamin E sebagai antioksidan, lazimnya 5 

mg per 500 ml minyak ikan. Adakalanya juga 

dikombinasi dengan suatu asam omega-6 

untuk melengkapi efeknya.

Efek samping pada overdosis dapat berupa 

perpanjangan waktu perdarahan berhubung 

penghambatan penggumpalan pelat darah. 

Pada dosis tinggi, senyawa ini dapat menimbulkan perdarahan di hidung. Oleh sebab  

itu tidak boleh dikombinasi dengen asetosal 

yang memiliki daya kerja sama.

Dosis: 3-4 dd 250 - 500 mg asam lemak (EPA 

+ DHA). Selama kehamilan dan laktasi 1 dd 

200 mg; untuk prevensi umum 1 dd 100 mg.

Minyak ikan (salem, makril) 1000 mg mengandung ±300 mg EPA+DHA (30%). Salem 

dan makril mengandung 12-20% minyak.

* Cod liver oil (levertraan) mengandung 

±20% EPA+DHA, di samping asam tak-jenuh lainnya, asam lemak jenuh (±19%) 

serta vitamin A dan D, lihat monografi Bab 

53, Vitamin dan Mineral. Dalam tubuh, EPA 

diubah menjadi DHA yang dapat menghalau 

arachidonat dari dinding sel.




OBAT-OBAT SELAMA KEHAMILAN 

DAN LAKTASI

pemakaian  obat selama kehamilan dan laktasi merupakan suatu masalah khusus yang 

tidak selalu dapat dihindari dan harus diusahakan dengan risiko seminimal mungkin 

bagi ibu maupun janin.

Sewaktu kehamilan timbul beberapa perubahan farmakokinetik yang dapat memengaruhi kadar obat dalam darah, seperti 

menurunnya pengikatan protein, meningkatnya arus pendarahan di hati dan ginjal 

serta meningkatnya metabolisme akibat berubahnya aktivitas enzim CYP. 

Anderson GD. Pregnancy-induced changes in 

pharmacokinetics: a mechanistic-based approach. 

Clin Pharmacokinet. 2005;44(10) 989-1008.

Loebstein R. et al. Clinical relevance of therapeutic drug monitoring during pregnanct. Ther Drug 

Monit. 2002 feb:24(1)15-22.

Selama beberapa dekade diperkirakan bahwa 

plasenta berfungsi sebagai sawar (barrier) 

yang melindungi janin terhadap efek merugikan dari obat-obat. namun  ternyata bahwa 

kebanyakan obat dapat menembus secara 

pasif atau ditranspor secara aktif melalui 

plasenta. Hal ini terbukti secara drastis dan 

menyedihkan oleh peristiwa talidomida pada 

permulaan tahun 1960, bahwa pengaruh 

suatu obat terhadap janin selama masa kritis 

dari perkembangannya dapat mengakibatkan 

defek fisik pada organ-organ tertentu.Lihat 

Bab 4, Prinsip-prinsip Farmakodinamika, 

Efek-efek teratogen.

Periode intra-uterin selama 2 pekan sampai 

tiga bulan merupakan masa perkembangan 

janin yang sangat peka terhadap efek obat 

yang dapat mengakibatkan malformasi, karena pada masa inilah terbentuknya organorgan utama. 

Teratogenesis

Didefinisikan sebagai disgenesik (pembentukan keliru) dari organ-organ janin secara 

struktural maupun fungsional (contoh  

fungsi otak). Manifestasi yang khas dari 

teratogenesis berupa pertumbuhan yang 

terhambat atau kematian dari janin, karsinogenesis dan malformasi struktur organ maupun fungsinya.

Merupakan pedoman emas bahwa semua 

obat harus dihindari selama kehamilan, terkecuali ada sebab-sebab yang mendesak untuk pemakaian nya. Dalam hal ini harus 

dipertimbangkan dengan saksama benefitnya bagi ibu terhadap risiko potensial bagi 

janin. Lagipula keamanan dari kebanyakan 

obat belum dapat dipastikan secara mutlak, 

sebab  efeknya mungkin baru tampak beberapa tahun setelah kelahiran. Oleh sebab  itu 

penelitian-penelitian jangka panjang semakin 

penting, sebab  ternyata bahwa efek jangka 

panjang dari obat-obat teratogen terhadap 

perkembangan saraf dapat lebih parah daripada kelainan-kelainan struktural. Dalam hal 

ini dapat disebut beberapa obat yang memengaruhi perkembangan otak seperti karbamazepin, isotretinoin, fenitoin, asam valproat dan

warfarin (Tabel A).

Proses untuk menentukan 

keamanan obat selama kehamilan

Tiap tahun banyak sekali obat baru disalurkan ke pasaran, namun  pada saat pemasaran data mengenai efek-efeknya terhadap 

janin pada umumnya masih sangat terbatas. 

Pedoman pertama yang dipegang yaitu  

penelitian terhadap binatang percobaan. 

Ternyata bahwa obat-obat yang memi

liki sifat teratogen pada manusia dapat menyebabkan efek-efek teratogen yang sama 

pada hewan percobaan. namun  ada pula 

obat-obat yang memiliki efek teratogen 

pada hewan bila diberikan dalam dosis 

tinggi, namun  tidak bersifat teratogen pada 

manusia bila diberikan dalam dosis klinis. 

Dalam peristiwa talidomid justru terjadi 

kebalikannya, yakni hanya dosis tinggi bersifat teratogen pada hewan, sedangkan pada 

manusia ternyata dosis rendah pun sudah 

memicu  cacat pada janin. Dosis tinggi 

dari glukokortikoid atau benzodiazepin dapat 

mengakibatkan bibir sumbing pada hewan, 

namun  dalam dosis klinis tidak memberikan 

efek demikian pada manusia. Juga senyawa 

salisilat dapat mengakibatkan malformasi 

pada hewan namun  tidak pada manusia. 

Dari peristiwa-peristiwa ini dapat ditarik 

kesimpulan bahwa penelitian pada hewan 

dapat mendeteksi efek teratogen, namun  sulit 

untuk mengekstrapolasi efek-efek ini pada 

manusia.

Di samping percobaan pada hewan beberapa usaha lain ditempuh untuk mengidentifikasi kemungkinan sifat teratogen, 

antara lain dengan menelaah hasil-hasil 

monitoring obat (case reports dan penelitianpenelitian epidemiologik). Untuk ini telah 

di-bentuk suatu jenis pelayanan yang disebut International Development of Teratologyinformation Services.

Efek dari penyakit ibu

Dalam penentuan peran obat terhadap janin, 

jangan pula dilupakan bahwa penyakit yang 

diderita ibu dapat merupakan risiko pada 

janin. contoh  ibu penderita tekanan darah 

tinggi atau kanker lebih cenderung untuk 

bayinya menderita pertumbuhan intra-uterin yang terhambat. Juga ibu hamil yang 

menderita epilepsi atau diabetes condong 

untuk melahirkan bayi dengan malformasi.

pemakaian  asam valproat oleh ibu hamil 

dapat meningkatkan risiko bagi bayi menderita neural tube defect, IQ rendah atau autis.

Keluhan asma meningkat pada sekitar 

sepertiga dari wanita hamil dan pengobatannya dengan kortikosteroid dapat menimbulkan perlambatan pertumbuhan bayi 

sebagai efek samping. namun  bila pengobatan 

asma ini dihentikan, dapat mengakibatkan 

kekurangan oksigen bagi janin.

berdasar  masalah-masalah demikian, 

maka perlu pertimbangan serius mengenai 

risiko pemakaian  obat selama kehamilan 

dan untung-ruginya bagi ibu maupun janin. 

Pilihan obat saat kehamilan

Banyak ibu hamil memerlukan pengobatan 

bagi keluhan-keluhan yang disebabkan oleh 

kehamilan, contoh  mual dan muntah. Beberapa prinsip harus dipatuhi pada pemilihan obat selama kehamilan. 

1. Sebaiknya memakai  obat-obat yang 

sejak lama sudah dipakai dalam praktik daripada obat-obat pengganti baru 

(lihat Tabel B), walaupun obat baru memiliki contoh  lebih sedikit efek samping 

bagi pasien  dewasa, namun  keamanannya 

bagi janin kurang jelas. 

2. Untuk menurunkan risiko sejauh mungkin bagi janin, sebaiknya dipakai 

dosis obat yang paling rendah selama kehamilan. Hal ini sebetulnya bertentangan sebab  sebagian wanita hamil justru 

membutuhkan dosis obat yang lebih 

tinggi dari normal pada saat hamil tua 

berhubung meningkatnya berat badan 

dan lebih cepatnya “clearance” (ekskresi) 

dari banyak obat , contoh  litium, digoksin dan fenitoin.

3. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk 

memakai  obat bebas (over-the-counter drugs) tanpa konsultasi dengan dokter, 

sebab  banyak faktor, termasuk taraf kehamilan, dapat memengaruhi risiko bagi 

janin. contoh  suatu obat NSAID dapat 

dipakai terhadap nyeri pada trimester 

pertama dari kehamilan, namun  semakin 

banyak bukti menyatakan bahwa beberapa obat NSAID merupakan risiko bagi 

janin pada masa kehamilan tua.

Di Swedia telah disusun klasifikasi penggunaan obat selama kehamilan dan laktasi 

terutama atas dasar pengalaman klinis pada 

manusia. sebab  klasifikasi ini sangat luas 

dan meliputi banyak sekali obat, maka kami telah meringkaskannya menjadi tiga daftar, 

yaitu:

A. Daftar obat yang tidak boleh diberikan 

pada wanita hamil

Daftar ini terdiri dari obat-obat yang 

bersifat teratogen dan telah dibuktikan 

dapat membuat cacat janin. Obat-obat 

yang tercantum dalam daftar ini tidak 

mutlak dilarang pemakaian nya oleh 

wanita hamil, namun  dalam keadaan darurat masih dapat dipakai dengan 

mempertimbangkan benefit bagi ibu dan 

risiko bagi janin. 

B. Daftar obat yang dianggap aman bagi 

wanita hamil

Dalam daftar ini tertera obat-obat yang 

dianggap aman bagi wanita hamil, yang 

setelah dipakai selama jangka waktu 

panjang tidak menampilkan efek buruk 

pada janin. Obat-obat lainnya yang tidak dimasukkan dalam daftar dapat secara potensial merugikan janin berdasarkan percobaan hewan atau pula belum 

ada  cukup data mengenai keamanannya.

C. Daftar obat yang aman selama laktasi

Sebagian besar dari obat-obat yang 

dikonsumsi ibu dapat dideteksi dalam air 

susunya walaupun dalam jumlah kecil. 

Namun demikian beberapa obat dapat 

memicu  masalah pada bayi yang 

diberi ASI. Sebagai contoh contoh  karbimazol yang dapat mengganggu fungsi 

tiroid dari bayi. Terkenal yaitu  tetrasiklin yang juga mencapai air susu dan dapat 

mengakibatkan pewarnaan kuning irreversibel pada gigi yang sedang/akan 

tumbuh.

Sama seperti pada waktu hamil, ibu-ibu yang 

menyusui juga harus menghindari penggunaan obat, terkecuali bila mutlak dibutuhkan. 

Dalam hal ini risiko bagi bayi harus dipertimbangkan terhadap benefits dari pemberian 

ASI atau untuk sementara diganti dengan 

susu kaleng.

 Obat yang dapat diminum dengan aman 

oleh ibu selama menyusui yaitu  obat yang 

tidak atau hanya sedikit diekskresikan ke 

dalam susu ibu. Obat lainnya yang tidak tercantum dalam daftar merupakan obat yang 

dapat mencapai susu ibu dalam jumlah banyak dan mungkin dapat berefek buruk pada 

bayi atau belum ada  (cukup) data mengenai keamanannya.





Daftar dosis lazim (per oral)

(dosis obat-obat lain lihat teks)


Nama obat Dosis lazim

A

Akseroftol pengobatan: 25.000 I.U.

Alfa-tokoferol sehari 100-600 mg

Alilestrenol 3 dd 5 mg

Alklofenak 3 dd 500 mg, maks. sehari 3 g

Alopurinol permula 2-3 dd 50 mg; maks. sehari 800 mg;

pemeliharaan 1 dd 300 mg pagi p.c.

Alprenolol hipertensi: 1-2 dd 100-200 mg;

aritmia: 4 dd 25-100 mg;

angina pect.: 4 dd 50-100 mg

Aluminium hidroksida tiap kali 0.5-1 g

Amfepramon 1 dd 75 mg a.c.

Amilorida sehari 5-20 mg; pemelih. 5-10 mg

Aminofilin 3 dd 100-200 mg p.c.; rektal 3 dd 250-500 mg

anak-anak 1-3 dd 5 mg/kg bb

Amitriptilin sehari 30-200 mg

Amoksisilin 3-4 dd 250-500 mg; a.c.

Ampisilin 3-4 dd 250-500 mg; a.c.

Aneurin HCl sehari 10-50 mg

Antazolin 2-4 dd 50-100 mg

Asam asetilsalisilat lihat Asetosal

Asam askorbat pencegahan: sehari 25-75 mg; pengobatan 1-3 dd 200-500 mg

kebutuhan sehari anak 3bln-12 th: 25-75 mg

Asam empedu 250-500 mg

Asam folat 1 dd 5-10 mg; sehari 20-50 mg

sampai 30 bln: sehari 5-10 mg

Asam mefenaminat permula 500 mg; kmd 3-4 dd 250 mg p.c.

Asam nalidiksat 4 dd 1 g; maks. 7-14 hari

Asam nifluminat 3-4 dd 250 mg

Asam nikotinat hiperlipid.: 3dd 100 mg; berangsur sampai sehari 1,5-6 g 

Asam pantotenat terapi 5-100 mg (garam Na/Ca)

Asam valproat permula 3-4 dd 100-150 mg d.c., dl 2

 minggu naik sampai 900-1800mg sehari

Asebutolol hipertensi: 1 dd 400 mg;

aritmia/angina pect. 2-3 dd 100-200 mg

Asefilin piperazin 2-4 dd 250-500 mg p.c.

Asenokumarol permula15-25 mg;pemelih. 2-10 mg vesp.

Asetazolamida 8-30mg/kg bb; maks.1g sehari; atau 1-4 dd 250 mg

Asetilsistein 3 dd 200 mg; 3 bl-1 th 1-2 dd 50-150 mg

Asetosal 1 th s/d 6 th: 1-2 dd 200-300 mg

6 th s/d 12 th: 1-2 dd 300-500 mg

Aspirin lih.Asetosal

Atenolol hipertensi: 1dd100 mg; angina pect. 2 dd 50-100 mg

Atropin 3 dd 0.25-0.8 mg

Azathioprin sehari 2-5 mg/kg bb

B

Beklometason dipropionat inhalasi 3-4 dd 50 mcg; maks.1 mg sehari

Belladonna ekstrak 3 dd 10-20 mg

Bendroflumethiazida 1 dd 5-10 mg;atau 3x seminggu

Benfotiamin terapi: sehari 100-300 mg

Benorilat 4 dd 1-2 g p.c.

Benzbromaron 1 dd 50 mg d.c.; naik sampai sehari 200 mg

Benzidamin 3-4 dd 50 mg p.c. (klorida)

Benziodaron 1 dd 50 mg d.c.;naik sampai sehari 200 mg

Benzoktamin 3 dd 10 mg; sbg obat tidur 20 mg

Benzonatat 3 dd 100-200 mg

Betametason 4 dd 0.25-0.5 mg (di-Na-fosfat)

Bevonium 2-3 dd 50-100 mg (metilsulfat)

Bezitramida 1-6 dd 5 mg

Biotin sehari 0.15 mg

Bisakodil 5-10 mg vesp.; sup. 10 mg pagi

Bismutsubkarbonat 2-3 dd 0.5-1 g

Bismutsubnitrat 2-3 dd 0.5-1 g

Bromazepam sehari 4.5-9 mg

Bromheksin 3-4 dd 4-8 mg

Bromisoval 300-600 mg vesp.;sedativ. 2-3 dd 300mg

Buformin permula 200 mg pagi d.c. dan

100 mg d.c. vesp.; kmd 1-2 dd 100 mg

Bumetanid 1 dd 1 mg; maks. 4 mg

Busulfan sehari 4-6 mg

Butilskopolamin oral/rektal 3-5 dd 10-20 mg (HBr)

D

Dapson selama 4 minggu 2 dd seminggu 50mg;

naik dg 100 mg seminggu sampai 400 mg; maks. 600 mg

Deksametason 4 dd 0,25-0,5 mg

Deksklorfeniramin 3 dd 2 mg

Dekstrometorfan 3-4 dd 5-15 mg

Dekstrotiroksin permulaan 1 dd 1-2 mg, naik dg 1-2 mg tiap minggu

sampai maks. 1 dd 8 mg.

Diazepam sehari 6-30 mg

Dibunat sehari 60-120 mg

Didrogesteron 2-4 dd 5-10 mg

Difenhidramin 4 dd 25-50 mg

Difenilhidantoin Natrium 1-2 dd 100-300 mg d.c.

Digitoksin permulaan 0,1-0,3 mg, kmd setiap 6-8 jam 0,2 mg sampai 

1-2 mg sehari; pemeliharaan 1 dd 0,05-0,2 mg.

Digoksin permulaan 0,25-1 mg; kmd setiap 6-8 jam 0,25-0.75 mg, sampai

2-3 mg; pemeliharaan 1-3 dd 0,25 mg

Dihidralazin permulaan 3 dd 12,5 mg (sulfat), kmd naik sampai maks.

3 dd 50 mg

Dihidroergotamin 3 dd 1-2 mg (mesilat)

Diklofenak 3 dd 25-50 mg

Diloksanida 3 dd 500 mg; anak-anak sehari 20 mg/kg bb

Diltiazem permula 3 dd 30 mg a.c.; kmd 3-4 dd 60 mg; maks. sehari 360 mg

Dimenhidrinat 4 dd 50-100 mg

Dimetilpolisiloksan 3 dd 40-80 mg d.c.

Dipiridamol 2-3 dd 25-50 mg

Dipiron 2-3 dd 0,5-1 g

Disopiramida permulaan 100-200 mg d.c. ; sampai 3 dd 100-200 mg

Doksisiklin loading dose 200 mg; kmd 1 dd 100 mg

Domperidon 3-4 dd 10-20 mg a.c.; anak 3-4 dd 0,3 mg/kg bb

E

Efedrin 3 dd 25-50 mg

Efetonin 3 dd 50 mg

Ergometrin maleat 2-3 dd 0,5-1 mg

Ergonovin lih. Ergometrin

Ergotamin tartrat 3-4 dd 1-2 mg; maks. sehari 8 mg

Eritromisin 4 dd 250-500 mg a.c.; anak sehari 20-40 mg/kg bb

Estradiol 1 dd 2 mg

Ethambutol 1 dd 15-25 mg/kg bb

Etilmorfin sekali 10-50 mcg; sehari 30-150 mcg

F

Famotidin sehari 20-40 mg hs

Felodipin sehari 5-10 mg; maks. sehari 20 mg

Fenfluramin 3 dd 20-40 mg a.c.

Fenformin 1-2 dd 25-50 mg d.c.

Fenilbutazon 3-4 dd 200 mg d.c.; pemeliharaan 1 dd 100-200 mg

Fenilefrin 3 dd 20 mg

Fenilpropanolamin 3 dd 25-50 mg (HCl)

Feniramin 3 dd 25 mg

Fenitoin 1-2 dd 100-300 mg (garam Na) d.c.

Fenkamfamin 1-2 dd 10 mg

Fenobarbital sedatif 15-50 mg; dosis tidur 100-200 mg

Fenolftalein 100-200 mg a.n.

Fenoterol 3 dd 2,5 mg (bromida)

Fenprokumon permulaaln 20-30 mg; pemeliharaan 0,75-6 mgFentermin 1 dd 15-30 mg pagi p.c.

Ferofumarat 3 dd 200 mg (= 65 mg Fe)

Feroglukonat 3 dd 430 mg (= 50 mg Fe)

Ferosulfat sehari 150-300 mg fero; (125 mg ferosulfat~25 mg fero)

Finasterida sehari 5 mg

Fitomenadion 1-10 mg

Floktafenin permula 200-400 mg; kmd 4-6 dd 200 mg; maks. sehari 1,6 g

Flukloksasilin 3-4 dd 500 mg; anak sampai 2 th 3 dd 125 mg

Flunitrazepam 1 - 4 mg a.n.

Fluokortolon 1 dd 20-60 mg

Fluoksimesterolon 1-2 dd 5 mg

Fluoro-urasil sehari 6-15 mg/kg bb

Flurazepam 7,5-30 mg (garam HCl) a.n.

Flurbiprofen sehari 150-200 mg

Flutamida 3 dd 250 mg p.c.

Fluvastatin 1 dd 20-40 mg hs

Fluvoksamin sehari 100-200 mg 

Frusemida lih. Furosemida

Ftalilsulfathiazol 4-6 dd 0,5-1 g

Furazolidin 4-6 dd 100 mg p.c.; anak 4-6 dd 25-50 mg

Furosemida 40-80 mg pagi p.c. 

G

Gabapentin 3 dd 100-200 mg

Gemfibrozil 2 dd 600 mg a.c. pagi

Glafenin 3-5 dd 200 mg; maks. sehari 1 g

Glibenklamida 1-2 dd 2,5-5 mg p.c.

Gliklazida 2-3 dd 80 mg d.c.

Glipizida 1-2 dd 5-10 mg d.c.

Gliserilguaiakolat 4-6 dd 100-200 mg

Gliseriltrinitrat 0,4-1 mg; maks. sehari 10 mg

Glutetimida sedativum 3 dd 250 mg; dosis tidur 500 mg 

Griseofulvin 4 dd 125 mg atau1 dd 500 mg p.c.

Guaifenesin lih. Gliserilguaiakolat

Guanfasin 1 dd 1 mg; maks. sehari 6 mg

H

Haloperidol 3 dd 1-5 mg

Hidralazin 4 dd 10 mg

Hidroklorthiazida 1-2 dd 25-100 mg, maks. sehari 200 mg

Hidroksizin 3 dd 10-25 mg

I

Ibuprofen 3-4 dd 400 mg d.c.; pemeliharaan 3 dd 200 mg

Imipramin 3 dd 25-50 mg sampai sehari 250-300 mg (klorida)

Indapamida 1 dd 2,5-5 mg pagi d.c.

Indometasin 2-3 dd 25-50 mg d.c.Isoaminil 3 dd 40-80 mg (siklamat, sitrat)

Isoniazida 2 dd 100-200 mg a.c.

Isoprenalin sublingual 5-10 mg

Isopropilaminofenazon 3 dd 400 mg; kmd 1 dd 600 mg

Isoproterenol subling. 10-15 mg

Isosorbida dinitrat akut subling. 5-10 mg; profilakt. 3-4 dd 5 mg

Isosorbida mononitrat 3 dd 1-2 mg d.c.

Isoxsuprin 3-4 dd 10-20 mg (klorida) p.c.

Itrakonazol 1 dd 100-200 mg

K

Kalsiferol sehari 1000-2000 U

Kalsitriol sehari 250 mcg

Kaptopril permula 3 dd 25 mg a.c.; kmd 2-3 dd 37,5-50 mg

Karbamazepin 2-3 dd 200-400 mg

Karbimazol 3 dd 10-20 mg

Karbo adsorbens 3-4 dd 0,5-1 g

Karbosistein 3-4 dd 750 mg; anak 3 dd 100-375 mg

Karisoprodol 4 dd 350 mg

Ketokonazol 1 dd 200 mg d.c.; maks. sehari 400 mg; anak 3 mg/kg bb

Ketoprofen 2-4 dd 50 mg

Ketotifen 2 dd 1-2 mg

Kinidin 2-3 dd 0,75-1,5g (bisulfat)

Kinin 3 dd 300 mg-500 mg (HCl/bisulfat); pereda otot 100-200 mg a.n.

Kinin anak < 1 th, sehari 10 mg per bln usia; anak>1th, sehari 100 mg 

per tahun usia (tanat, etilkarbonat)

Klemastin 2 dd 1 mg a.c.

Klidinium bromida 3-4 dd 2,5 mg (bromida)

Klindamisin 4 dd 150-300 mg

Klobazam 3 dd 10 mg

Klofazimin 1 dd atau tiap 2hari 100 mg

Klofibrat 3-4 dd 0,5 g p.c.

Klomifen sehari 5 mg p.c. selama 5 hari

Klomipramin sehari 50-200 mg

Klonazepam 3 dd 1-2,5 mg; anak 3 dd 0,5-1 mg

Klonidin permula 3 dd 75 mcg (klorida), sampai 3 dd 150-300 mcg;

profilakt. migrain 2 dd 25-75 mcg

Klopamida 1 dd 20-60 mg p.c. ; maks 100 mg

Klorambusil sehari 5-10 mg; pemeliharaan sehari 2-4 mg

Kloramfenikol permula 2 g; kmd 4 dd 1 g selama 4 minggu (tifus)

Klordiazepoksida sehari 15-75 mg

Klorfenamin 4 dd 2-8 mg

Kloroquin difosfat 2 dd 250-400 mg; anak sehari 5-10 mg/kg bb

Klorothiazida 1-2 dd 0,5-1 g p.c.

Klorprenalin 4-6 dd 20-30 mg (klorida)

Klorfeniramin 3-4 dd 3-4 mg (maleat)Klorpromazin sehari 75-100 mg

Klorpropamida 125-250 mg p.c. pagi; maks. sehari 0,5 g

Klorthalidon 1 dd 100-200 mg; maks. 200 mg; pemeliharaan 1 dd 50-100 mg

atau 3 kali seminggu

Kodein HCl batuk 3-5 dd 20-40 mg; diare 4 dd 20-40 mg;

analget. maks. 3 dd 30-60 mg

Kofein 1-3 dd 100-200 mg

Kolestiramin 3-4 dd 4 g d.c.

Kolinteofilinat 3-4 dd 200-400 mg

Kolistin akut: tiap 1-2 jam 0,5-1 mg, maks sehari 6 mg;

Kolkisin akut 1 mg, lalu 0,5 mg setiap 2 jam, maks. 8 mg

Kotrimoksazol 2 dd 2 tab. (sm 400 mg+tmp 80 mg) ; tifus/infeksi parah 2 dd 3 tab

maks. 14 hari; gonore 4 dd 2-4 tab. selama 2 hari

L

Labetalol permula 3 dd 100 mg; kmd 3-4 dd 200-600 mg

Laktulosa permula 15-30 g larutan 50%; pemeliharaan 5-15 g

Lamotrigin 2 dd 100 mg

Lanatosida C pemeliharaan 1-4 dd 0.25 mg

Lansoprazol 1 dd 30-60 mg a.c. pagi

Levamisol 1 dd 2,5 mg/kg bb p.c. selama 2 hari (garam HCl)

Levodopa 1-5 dd 300 mg d.c.

Levomepromazin sehari 75-150 mg

Lidoflazin 1-3 dd 60 mg d.c.

Linestrenol sehari 5 mg

Linkomisin 3-4 dd 500 mg a.c.

Lisinopril permula 1 dd 10 mg; pemeliharaan 1 dd 20-40 mg; maks. sehari 80 mg

Loperamida permula 4 mg, kmd tiap jam 2 mg; maks sehari 16 mg

anak sampai 8 th: 2-3 dd 0,1 mg/kg bb; 

anak 8-12 th permula 2 mg; maks. sehari 8-12 mg

Lorazepam 3 dd 1-2,5 mg

Lovastatin 1 dd 20 mg malam; maks. sehari 80 mg

M

Magnesiumsulfat sekaligus 15-30 g

Maprotilin 3 dd 25-50 mg

Mazindol 3 dd 1-2 mg p.c.

Mebendazol dew. dan anak: oksiuriasis 100 mg d.c. pagi;

cacing lain 2 dd 100 mg, selama 3 hari

Mebeverin 3-4 dd 100 mg (HCl) a.c.

Mebhidrolin sehari 100-300 mg

Megestrol 2 dd 30-75 mg (asetat) p.c.; pemeliharaan sehari 15-30 mg

Meklizin 3 dd 12,5-25 mg

Menadion sehari 5-10 mg

Mepenzolat bromida 5 dd 10-20 mg 

Meprobamat 3-4 dd 400 mg

Metamizol lih. Dipiron

Metampiron lih. Dipiron

Metformin permula 3 dd 0,5 g d.c.; kmd sampai 3 dd 1 g

pemeliharaan 2 dd 0,5 g

Methenamin 3 dd 0,5-1 g

Metotreksat sehari 5-10 mg

Metildigoksin pemeliharaan 2-3 dd 0,1 mg

Metildopa permula 250 mg pagi p.c.; kmd 2-3 dd 250 mg; 

maks. 4 dd 500 mg

Metilergometrin 2-3 dd 0,25-0,5 mg

Metilprednisolon 4 dd 2-4 mg

Metiltestosteron sehari 10-50 mg

Metisergida permula 1 mg d.c., kmd sampai 2 dd 1-2 mg

Metoklopramida 3 dd 10 mg (HCl);

Metoprolol hipertensi 1 dd 50-100 mg; angina pect. 3 dd 50-100 mg

Metronidazol disenteri usus: 3 dd 750 mg; amebiasis 3 dd 500 mg;

trichomon. 2 dd 250 mg; giardiasis 1 dd 500 mg 

Minoksidil permula 4 dd 2,5 mg, kmd sampai sehari 20-40 mg

Minosiklin loading dose 200 mg, kmd single dose 100 mg sehari

Minyak Kastor lih. Ricini Oleum

Moklobemida 3 dd 100 mg p.c.; maks. sehari 600 mg

N

Nabumeton 1 dd 0,5-1 g h.s.

Nalokson 1-5 mg

Naproksen 2- 3 dd 250 mg, maks. sehari 750 mg;

Natriumbikarbonat sehari 1-4 g

Natriumsalisilat urikosurik: 3-4 dd 2g 

Neomisin sulfat 4-6 dd 0,5 g

Neostigmin 3 dd 15-30 mg (bromida)

Niasin lihat nikotinilalkohol

Nifedipin permula 3 dd 10 mg; kmd 3-4 dd 20-30 mg d.c.

Nikardipin 3 dd 20 mg; pemeliharaan 3 dd 30 mg; maks. sehari 120 mg

Niklosamida 1 g a.c., 1 jam kmd 1 g lagi; anak 2-8 th: 1/2 dosis;

di bawah 2 th: 1/4 dosis

Nikotinamida 3-4 dd 50-100 mg; maks. sehari 1 g

Nikotinil alkohol 3-4 dd 25-150 mg (hidrogentartrat)

Nimodipin tiap 4 jam 60 mg

Nimorazol amebiasis: sekaligus 2 g p.c. (7 hari); trichomon.: 3 dd 1 g

Nistatin 3 dd 0,5 - 1 MU

Nitrazepam 2,5-10 mg a.n.; epilepsi permula 1 dd 5 mg, sampai sehari 10-30 mg

Nitrofurantoin 3-4 dd 100 mg d.c.

Nitrogliserin subling. 0,5-1 mg setiap kali, maks. sehari 10 mg

Norefedrin 3 dd 25-50 mg

Norethisteron 2-3 dd 5 mg

Norfloksazin 2-3 dd 400 mg

Nortriptilin sehari 30-250 mg

Noskapin 3-4 dd 15-50 mg; maks. sehari 250 mg

Novaminsulfon 2-3 dd 0,5-1 g

O

Oksazepam sehari 30-150 mg

Oksifenbutazon permula 2-3 dd 200 mg

Oksifenonium 3-4 dd 5-10 mg

Oksolamin tiap 4 jam 100-200 mg (sitrat)

Oksomemazin sehari 10-40 mg

Oksprenolol hipertensi: 2 dd 100-200 mg; aritmia 4 dd 25-100 mg;

angina pect.: 4 dd 50-100 mg

Oleum Ricini lih. Ricini Oleum

Opipramol sehari 50-300 mg

Orsiprenalin 4 dd 10-20 mg (sulfat)

P

Pankreatin 0,5 g

Papaverin HCl 3-4 dd 40-100 mg; maks. sehari 600 mg

Parafinum lIquidum 15-45 ml a.n.

Parasetamol 4-6 dd 325-650 mg; maks. sehari 4 g; 

anak 60-120 mg, maks. sehari 1,2-2,4 g

Pentazosin 4-6 dd 50-100 mg

Pentoksiverin 3-4 dd 15-30 mg

Perfenazin sehari 5-30 mg

Pindolol hipertensi: 1 dd 5-20 mg; aritmia/angina pect.: 3 dd 5-10 mg

Pipenzolat 3 dd 5 mg a.c. dan 5-10 mg a.n. (HBr)

Piperazin askaris: sekaligus 3 g (heksahidrat); anak 50 mg/kg bb;

1-2 th: 1 g; 3-5 th : 2 g; di atas 6 th: sekaligus 3 g

Pirantel sekaligus 500-750 mg; anak 10 mg/kg bb

Pirazinamida 3 dd 0,6-1 g

Piridoksin 4-5 dd 10 mg; anti-vomit: sehari 50-100 mg

Piridostigmin 3 dd 20-80 mg

Pirimethamin profilakt.: 1 kali seminggu 25 mg; maks. 4 minggu

Pirvinium sekaligus 5 mg (basa)/kg bb

Pizotifen permula 0,5 mg a.n. sampai 3 dd 0,5 mg; maks. sehari 4,5 mg

Prazepam sehari 10-60 mg

Prazosin 2-3 dd 0,5-2 mg

Prednisolon setiap 24 jam 5-50 mg pagi atau setiap 48 jam p.c.

Prednison 4 dd 2,5-5 mg

Primaquin 1 dd 15 mg (basa) (14 hari)

Primidon 4 dd 125-500 mg

Probenesid 2 dd 250 mg d.c. (1 minggu), kmd 2 dd 500 mg

Proguanil profilakt.: 1 dd 100 mg

Prokainamida 4-6 dd 250-500 mg (klorida)

Prokarbazin permula sehari 50 mg, kmd sehari 250-500 mg

Promethazin 3 dd 25-50 mg

Propantelin bromida 3 dd 15 mg d.c. dan 30 mg a.n.

Propifenazon 3 dd 250 mg

Propiltiourasil 2-4 dd 100 mg; kmd sehari 50-200 mg

Propranolol hipertensi: 2 dd 60-80 mg; aritmia sehari 10-40 mg;

angina pect.: 4 dd 20-80 mg

Prostigmin permula 7,5 mg; pemeliharaan sehari 15-375 mg

Pseudo-efedrin 3-4 dd 60 mg, maks. sehari 240 mg; anak 4 dd 1 mg/kg bb 

R

Reserpin 3 dd 0,1-1 mg

Retinol sehari 50.000 UI; anak sampai 8 th sehari 10.000-20.000 I.U.

Riboflavin 5-10 mg

Ricini Oleum 15-30 ml; anak 4-15 ml

Rifampisin tbc: sekaligus 400-600 mg pagi a.c.; lepra: sekaligus 600 mg a.c.

gonore: sekaligus 900 mg (2-3 hari)

Rutosida 3-4 dd 20-50 mg

S

Salazosulfapiridin 3-6 dd 0,5 1 g

Salbutamol 4 dd 2-4 mg

Salisilamida 4 dd 1 g p.c.

Sefadroksil 1-2 dd 0,5-1 g; anak sehari 25-50 mg/kg bb dl 1-2 dosis

Sefaklor tiap 6-8 jam 250 mg, maks. sehari 4 g; anak sehari 20 mg/kg bb dl 3 dosis

Sefaleksin tiap 6 jam 250-500 mg, maks. sehari 4 g; anak 25-50 mg/kg bb dl 4 dosis

Sefiksim 1-2 dd 200 mg; anak 2 dd 4 mg/kg bb

Sefprozil 1-2 dd 500 mg; tiap 12 jam 7,5 mg/kg bb

Sefradin tiap 6 jam 250-500 mg; anak 25-50 mg/kg bb dl 2-4 dosis

Seftibuten sehari 400 mg; anak sehari 9 mg/kg bb

Sefuroksim 2 dd 250-500 mg d.c.; anak 2 dd 125-250 mg

Sianokobalamin 1-2 dd 100 mcg

Siklandelat 3-4 dd 200-400 mg p.c.

Siklizin 3 dd 50 mg

Siklofosfamida 3 dd 50-100 mg

Sikloserin 2 dd 250 mg

Simetidin 3 dd 200 mg d.c. dan 400 mg a.n., total sehari 1 -2 g

Sinarizin vertigo: 1-3 dd 25-50 mg

Siprofloksasin 2 dd 250-500 mg

Siproheptadin 3-4 dd 2-4 mg

Siproteron 2-4 dd 50-100 mg; pemeliharaan sehari 50 mg

Sisaprida 3-4 dd 5-10 mg a.c.; anak 3-4 dd 0,2 mg/kg bb, maks. 3 dd 0,3 mg/kg bb

Skopolamin HBr 0,25 mg; maks. sehari 0.6 mg

Sotalol hipertensi: 2 dd 40-120 mg; aritmia /angina pect. 2-4 dd 80-160 mg

Spiramisin 4 dd 50 mg (5 hari) cek

Spironolakton 2 dd 50 mg

Suksinilsulfathiazol 4-6 dd 0,5-1 g

Sulfinpirazon permula 4 dd 25-50 mg d.c.; kmd 4 dd 100-200 mg; 

pemeliharaan sehari 200-400 mg

Sulpirida 1-3 dd 200 mg

T

Tamoksifen 2 dd 10-20 mg

Tanalbumin 3 dd 0,5-1 g

Temazepam sehari 10-30 mg

Teofilin 3-4 dd 125-250 mg p.c.

Terbutalin 2-3 dd 2,5-5 mg (sulfat); anak 0,075 mg/kg bb;

Tetrasiklin 4 dd 250-500 mg; anak sehari 20-40 mg/kg bb

Thiabendazol 2 dd 0,5 g; anak sehari 50 mg/kg bb

Thiamfenikol 4-6 dd 250 mg

Thiazinamium 3 dd 300-600 mg d.c.; anak 3 dd 100-200 mg

Tiamin HCl sehari 20-50 mg, kmd sehari 10 mg

Timolol hipertensi: 2-3 dd 5-10 mg; angina pect. 2-3 dd 10-15 mg

Tinidazol amebiasis: sekaligus 2 g (3 hari); trichom./giardia: single dose 2g

Tioridazin sehari 75-600 mg

Tiroksin-l permula sehari 0,05-0,1 mg; kmd sehari 0,2-0,4 mg

Tolbutamida permula 3 dd 0,5-1 g d.c.; pemeliharaan 2 dd 0,5 g

Tretoquinol 3 dd 3 mg; maks. 4 dd 6 mg (klorida)

Triamsinolon 2-4 dd 2 mg

Triamteren sehari 50-100 mg p.c. ; maks. 2 dd 100 mg

Triazolam 0.25-1 mg a.n.

Trifluoperazin sehari 3-30 mg

Trimetoprim 2 dd 200 mg; anak sehari 6-9 mg/kg bb dalam 1-2 dosis

V

Verapamil angina: 3 dd 40-80 mg

Y

Yohimbin 3 dd 3-10 mg