as FSH selama
10 hari untuk memasakkan folikel. Disusul
dengan HCG untuk menginduksi ovulasi.1,2
Pada pria dipakai antara lain pada
pubertas terlambat akibat insufisiensi fungsi
hipofisis dan pada kemandulan untuk menstimulasi produksi sperma.
Efek samping dapat berupa sakit kepala,
rasa letih, iritasi, gelisah, depresi, udema dan
gynecomastie.
Dosis: kemandulan wanita i.m. 5-10.000 UI/
hari selama 1-3 hari sesudah kur HMG/folitropin. Sanggama hendaknya dilakukan pada hari ke-1 dan/atau ke-2 dari pemberian
HMG. Pria: 1-2.000 UI/hari 2-3x seminggu,
bersamaan dengan 75-150 UI HMG, selama
minimal 3 bulan.
2. Menopausal Gonadotropin: HMG, menotropin, Humegon, Pergonal
Ekstrak murni yang diperoleh dari urin
wanita postmenopause mengandung FSH
dan LH dalam perbandingan 1:1. Sekarang
juga dibuat dengan teknik rekombinan-DNA
(Puregon), lihat di bawah.
FSH dan LH —berbeda dengan hormon
hipofisis dan hormon hipotalamus lainnya—
termasuk kelompok glikopeptida. dipakai terutama pada kemandulan wanita dengan keberhasilan (ovulasi) ±90%. Persentase
poli-ovulasi dan kehamilan ganda cukup
tinggi.
IVF. Meningkatnya permintaan akan HMG
berkaitan dengan IVF (in vitro fertilization).
Oleh sebab kesulitan meningkatkan pengumpulan air seni, maka lambat-laun terjadi
kekurangan HMG. Oleh sebab itu, introduksi dari folitropin rekombinan-DNA yaitu
tepat pada waktunya.
Dosis: i.m. 150 UI selama 10 hari, sesudah 24-
48 jam disusul oleh HCG untuk menginduksi
ovulasi. Untuk IVF, ada beberapa protocol
dan dosisnya jauh lebih tinggi.
* Folitropin (-alfa) (Puregon, Gonal-F) dibuat
dari sel-sel ovarium hewan hamster Cina
dengan teknik rekombinan-DNA. Hanya
berefek FSH tanpa aktivitas LH (1996),
struktur kimianya hanya berbeda dari FSH
alamiah pada gugus samping karbohidratnya. Folitropin selain secara i.m. dapat juga
diberikan subkutan. Sediaan folitropin melengkapi kekurangan HMG dengan baik,
namun harganya rata-rata tiga kali lebih tinggi!
Dosis: pada anovulasi selama 7 hari i.m.
50 UI atau s.k. dengan pena khusus (Puregon
pen). Pada IVF: hari ke-2 atau 3 dari siklus
150-225 UI/hari, maks. 450 U, sampai tercapai
pertumbuhan folikel secukupnya (rata-rata
10 hari), disusul dengan HCG maks. 10.000 U
untuk pemasakan folikel dengan tuntas.
* Lutropin-alfa (Luveris) yaitu human
LH sangat murni, yang diperoleh dari selsel ovarium hewan hamster Cina dengan
teknologi-DNA. dipakai untuk menunjang produksi estradiol serta menstimulasi
pemasakan folikel dan selalu terkombinasi
dengan folitropin, terutama bila ada
kadar-LH dan –FSH yang rendah sekali (untuk induksi ovulasi).
Dosis: s.k. individual berdasar besarnya
folikel dan kadar estradiol dalam darah.
3. Somatropin: somatotrofin, Growth Hormone,
GH, Saizen, Humatrope, Norditropin, Genotropin
Hormon pertumbuhan ini terdiri dari
rantai polipeptida 191 asam amino dan dibuat sejak tahun 1985 dari kuman E. coli
dengan teknik rekombinan-DNA. Produksi
dari hipofisis manusia dihentikan sesudah
dilaporkan timbulnya penyakit CreutzfeldtJakob akibat infeksi viral. Produksi GH distimulasi oleh GHRH dan
dihambat oleh GHRIF dari hipotalamus.
Faktor mana yang aktif tergantung dari kadar
glukosa dalam plasma. Sekresinya berkurang bila kadar glukosa meningkat dan bertambah pada keadaan lapar atau sesudah
injeksi insulin. Berbagai jenis stress, fisik dan
psikis, termasuk olahraga, juga menstimulasi
produksi GH.
Khasiat. Somatropin berkhasiat anabol,
yaitu menstimulasi sintesis protein dan pertumbuhan dari semua organ dan jaringan,
termasuk otot, kulit dan tulang terutama melalui peningkatan jumlah sel-sel otot kerangka.
Gonad, hati, anak ginjal dan timus dapat
membesar. Pada anak-anak GH menstimulasi
pertumbuhan cakram epifisis, yaitu tulang
rawan di kedua ujung tulang pipa panjang,
tempat terjadinya pertumbuhan. Di samping
itu somatropin memengaruhi metabolisme
lemak dan karbohidrat.
Pada orang dewasa somatropin meningkatkan energi dan vitalitas, memperbesar
masa otot dan menurunkan masa lemak,
juga menstimulasi timus. Pada usia menua
produksinya lambat laun berkurang; penelitian di AS (1990) menunjukkan efek peremajaan dan revitalisasi pada manula yang
«disuplesi» dengan GH. Sejumlah geriater di
AS menganjurkan suplesi ini dalam rangka
menghambat proses menua dan memperpanjang hidup (life extension). Daya kerja GH
terutama melalui insulin-like growth factors
(IGF), suatu peptida yang dibentuk di semua
jaringan, khusus dalam hati. Plasma-t½ 4 jam.
pemakaian nya terutama pada gangguan
pertumbuhan pada anak-anak akibat kekurangan GH, misalnya pada anak kerdil untuk
meninggikan tubuhnya. Pemberian subkutan
menghasilkan efek lebih baik dan kurang
nyeri daripada secara intramuskuler. Terapi
tidak ada gunanya bila cakram epifisis sudah
menutup dan pertumbuhan memanjang
berhenti (pada akhir pubertas). IOC (International Olympic Comittee), menganggap GH
sebagai zat doping.
Efek samping jarang terjadi dan dapat berupa sakit kepala, sakit sendi dan otot, udema, reaksi kulit dan hipoglikemia. Pada anakanak adakalanya dilaporkan leukemia.
Dosis: subkutan (kadang-kadang i.m.) 0,5-
0,8 UI/kg/minggu dalam 6-7 dosis, sebaiknya pada malam hari.
4. Corifollitropine alfa: Elonva
Efektivitas senyawa ini pada IVF sama
dengan follitropin (rFSH).
Merupakan glikoprotein yang diproduksi
di sel-sel ovarium hewan hamster dari Cina.
Khasiatnya sesuai dengan FSH rekombinan.
Lama kerjanya 7 hari. sesudah resorpsi disalurkan terutama ke ovarium dan ginjal. Ekskresi khusus melalui ginjal. T1/2 ±69 jam.
Dalam kombinasi dengan antagonis GnRH
dipakai untuk menstimulasi ovarium.
Efek samping sering kali sakit kepala, perasaan letih, mual dan sindrom hiperstimulasi
ovarium (nyeri panggul). Kadang-kadang
pusing, nyeri perut, muntah dan diare.
Dosis: parenteral dan disesuaikan dengan
respons ovariil.
5. Mecasermine: Increlex
Merupakan faktor pertumbuhan rekombinan yang dipakai pada defisiensi/gangguan pertumbuhan anak. Metabolisasi di hati
dan ginjal dengan T1/2 ±6 jam.
Efek samping sering kali hipoglikemia (bulan
pertama), hipertrofi timus dan tonsil, sakit
kepala, gangguan pendengaran, tachycardie
dan rasa pusing.
Dosis: permulaan s.k. 2 dd 0,04 mg/kg
dan lambat laun dapat ditingkatkan sampai
maksimal 2 dd 0,12 mg/kg.
6. Tetracosactide: Synacthen
Polipeptida sintetik ini terdiri dari 24 asam
amino ACTH alamiah. Khasiat biologiknya
serupa dengan ACTH, yaitu stimulasi biosintesis gluko- dan mineralokortikoid serta sebagian androgen.
Terutama dipakai untuk diagnostik
gangguan fungsi anak ginjal dan terhadap
eksaserbasi MS akut.
Efek samping terdiri dari reaksi hipersensitivitas, kadangkala syok anfilaktik; pada
pemakaian lama dapat timbul efek-efek mineralokortikoid, glukokortikoid dan androgen.
Dosis: untuk diagnostik i.m. atau i.v. 0,25
mg; terapeutik i.v. infus permulaan sehari 1 mg dan untuk pemeliharaan 0,5 mg tiap 2-3
hari atau 1 mg seminggu.
7. Urofollitropine: Fostimon
Senyawa ini dibuat dari menopausal
gonadotrofin human (HMG) dan terdiri dari
FSH dalam keadaan yang sangat murni. FSH
berfungsi merangsang pertumbuhan dan
pemasakan follikel dalam ovarium, kemudian memicu follikel memproduksi oestrogen.
T1/250 jam (s.k.). Obat ini dipakai pada
infertilitas akibat anovulasi dan bila terapi
dengan klomifen tidak membuahkan hasil.
namun follitropin lebih efektif daripada
urofollitropin pada in vivo fertilisasi (IVF).
Efek samping yang sering terjadi yaitu sakit
kepala, sembelit, sindrom hiperstimulasi ovarium, mual, nyeri perut dan dispepsi.
Dosis: permulaan i.m. atau s.k. 75-150 IE
sehari, maksimal 225 IE sehari.
HORMON NEUROHIPOFISIS
8. Oksitosin: Oxytocin-S, Piton-S, Syntocinon
Nonapeptida (dengan 9 asam amino) ini
bersama vasopresin sebetulnya dibentuk di
hipotalamus dan hanya disimpan di umbai
belakang hipofisis. Kini senyawa ini dibuat
secara sintetik. Berkhasiat oksitosik, yaitu
memicu kontraksi ritmis pada rahim
dan memperkuat kontraksi yang sudah
ada. Di samping itu bekerja laktogen (‘milkejecting’) melalui kontraksi ritmis dari otot
sekitar kelenjar susu. Bila bayi menghisap
putting susu, secara reflektoris hipofisis
mensekresi oksitosin. Tidak memengaruhi
pembentukan air susu.
pemakaian nya khusus dalam ilmu kebidanan untuk menstimulasi kontraksi sebelum persalinan bila ada kelemahan his,
namun hanya bila mulut rahim sudah praktis
terbuka seluruhnya. Juga dipakai sesudah
persalinan untuk mencegah perdarahan
berlebihan.
Plasma-t½ singkat, rata-rata 10 menit. Seperti semua peptida, oksitosin dalam lambung diuraikan oleh enzim proteolitik, sehingga tidak dapat dipakai per oral.
Efek samping berupa kejang rahim (tetania)
dengan risiko rahim robek (ruptura uteri) dan
hambatan sirkulasi janin, juga aritmia dan
reaksi hipersensitivitas.
Dosis: menjelang persalinan infus i.v. 0,001
UI/min dari larutan dengan 0,002-0,010 UI/
ml. Sesudah persalinan i.v./i.m. 2-10 UI dari
larutan 5-10 UI/ml. Spray hidung untuk
mempermudah laktasi 4 UI di setiap lubang
hidung, 2-5 menit sebelum menyusui.
9. Vasopresin: antidiuretic hormone, ADH, Pitressin
Nonapeptida ini diperoleh dari hipofisis
babi dan hanya berbeda 1 asam amino (lysine) dari hormon manusia/sapi (arginine).
Berkhasiat antidiuretik, yaitu mencegah
ekskresi air berlebihan oleh ginjal melalui
peningkatan resorpsi kembali oleh tubuli
ginjal. Mekanisme kerjanya yaitu pelebaran
pori-pori membran mukosa tubuli, sehingga
molekul air dapat melintasinya sekaligus
dalam kelompok lebih besar. Dengan demikian dari ±180 l filtrat glomerulus seharinya,
hanya 1-1,5 l dikeluarkan sebagai urin. Lihat
Bab 33, Diuretika, fisiologi ginjal.
pemakaian nya untuk menguji fungsi hipofisis berdasar efeknya menstimulasi
sekresi ACTH. Terutama dipakai pada
diabetes insipidus yang bergejala poliuria (banyak kencing) akibat kekurangan ADH.
Juga pada perdarahan varices di esofagus (vena
mekar), berdasar efek konstriksi arteriole
dan biasanya bersamaan dengan nitrogliserin
untuk mengurangi efek sampingnya.
Efek sampingnya berkaitan dengan efek
kontraksinya terhadap jaringan otot polos
dan berupa muka pucat, tekanan darah naik,
bronchokonstriksi, kejang lambung-usus dan
uterus, terutama pada dosis tinggi.
Dosis: diabetes insipidus, i.m. 1,5-5 UI setiap 1-3 hari (-tanat dalam minyak), pada
varices esofagus infus i.v. 0,2-0,6 UI/menit
selama 24 jam.
Sekarang ini vasopresin alamiah sudah praktis terdesak oleh analogon sintetiknya, yaitu :
a. Desmopresin (Minrin). Khasiat antidiuretiknya lebih kuat dan lebih lama kerjanya. Dapat dipakai intranasal sebagai
spray atau tetes hidung, antara lain pada
ngompol malam (enuresis nocturna).b. Terlipresin (Glypressin). Khasiat antidiuretik lebih ringan, namun dipakai berdasar efek vasokonstriksinya, terutama pada saluran cerna dan rahim.
B. HORMON HIPOTALAMUS
10. Gonadorelin:GnRH, LH-RH, Cryptocur,
Relefact, Lutrelef
Dekapeptida sintetik ini (dengan 10 asam
amino, 1974) yaitu identik dengan GnRH
dari hipotalamus yang mengatur sekresi
LH dan FSH oleh hipofisis. dipakai
pada kemandulan wanita akibat anovulasi
dan pada infertilitas pria sebab insufisiensi
GnRH. Pada anak kecil dengan cryptorchisme
(buah zakar tidak turun ke kandung zakar)
sebaiknya dipakai pada usia dua tahun.
Juga sebagai diagnostikum untuk menentukan
fungsi adenohipofisis.
Bioavailability-nya pada pemakaian nasal
yaitu 1-2%, sesudah injeksi subkutan 75-90%.
Kerjanya hanya singkat, plasma-t½ 15-60
menit.
Efek samping berupa nyeri buah dada, pada pria gynecomasti dan priapisme, jarang
reaksi hipersensitivitas (gatal-gatal, udema,
urticaria, bronchospasme, syok anafilaktik).
Pada dosis tinggi memicu mual serta
nyeri perut dan sakit kepala. Pada wanita,
risiko kehamilan ganda tidak demikian besar
dibandingkan dengan pemakaian gonadotropin. Pada anak lelaki, kadang-kadang
timbul agresi dan membesarnya penis.
Dosis: wanita i.v./s.c. 5-15 mcg sekali
dengan interval 90 menit. Anak-anak: nasal
3 dd 0,2 mg di setiap lubang hidung selama
4 minggu, bila perlu diulang sesudah 3 bulan.
* Goserelin (Zoladex, 1987) yaitu analogon
yang 50-100 x lebih kuat daripada GnRH.
Obat ini mula-mula meningkatkan sekresi LH
dan FSH oleh hipofisis, yang memicu
naiknya kadar estrogen atau testosteron. Bila
pemakaian dilanjutkan, sesudah 3 minggu
hipofisis menjadi tidak peka lagi (desensitasi). Akibat turunnya jumlah reseptor aktif,
maka sekresi gonadotropin dihambat dan
kadar testosteron pada pria menurun sampai
keadaan laksana kastrasi. Pada wanita kadar
estrogen menurun sampai nilai postmenopause.
pemakaian . berdasar efek anti androgen/estrogen ini goserelin dipakai
pada tumor prostat (yang peka bagi testosteron dan sudah bermetastasis) dengan efek
penghambatan pertumbuhannya. Terapi ini
juga dinamakan kastrasi kimiawi, lihat juga
Bab 43, Zat-zat androgen, Antihormon. Pada
wanita penurunan kadar estrogen dipakai
untuk menghambat pertumbuhan kanker
mamma (yang peka bagi estrogen). Juga
untuk mengecilkan myoma uterus dan mengurangi gejala endometriosis (antara lain
nyeri perut dan dysmenorroe). Plasma-t½ ±4
jam.
Dosis: implantasi s.k. di kulit perut 3,6 mg
(sebagai asetat) setiap 4 minggu.
* Buserelin(Suprefact, 1984) yaitu analogon
yang 16x lebih kuat dengan pemakaian
sama seperti goserelin. Dosis: s.k. selama 7
hari 3 dd 0,5 mg, disusul oleh spray nasal 3
dd 1 mg.
* Leuprorelin (leuprolide, Tapros, Lucrin, 1985)
yaitu analogon yang ±20x lebih kuat daripada GnRH. Juga dipakai pada kanker
prostat dan endometriosis. Larutannya dalam air dipakai untuk injeksi subkutan;
plasma-t½ ±3 jam.
Dosis: s.k. sediaan delayed action 3,75 mg
setiap bulan (sebagai asetat).
11. Protirelin:TRH, Relefact
Tripeptida sintetik ini (1970) yaitu identik dengan TRH (Thyreotrophin Releasing Hormone) alamiah yang menstimulasi sekresi tireotropin dan prolaktin dari adenohipofisis.
Protirelin terutama dipakai untuk diagnosis gangguan tireoid dan tumor hipofisis.
Juga pada produksi prolaktin berlebihan
(hiperprolaktinemia) yang antara lain menyebabkan kelebihan produksi air susu.
Dosis: oral 1-2 dd 40 mg a.c.atau i.v. 0,2 mg.
12. Somatostatin: GHR-IF, SR-IF, Somatofalk,
Stilamin
Tetradekapeptida sintetik ini (1980) adalah identik dengan SR-IF alamiah, selain
di hipotalamus dan otak juga dibentuk di saluran lambung-usus dan pankreas. Somatostatin menghambat sekresi GH dan tireotropin di lambung dari gastrin, HCl dan
pepsin, di pankreas dari insulin dan glukagon.
Terutama dipakai pada perdarahan akut
yang parah dari tukak lambung-usus dan
varices esofagus.
Dosis: i.v. 250 mcg dalam 1-2 ml larutan
NaCl 0,9%, langsung disusul dengan infus i.v.
3,5 mcg/kg/jam sampai perdarahan berhenti
selama 48 jam.
13. Cetrorelix: Cetrotide
Senyawa ini seperti juga ganirelix termasuk GnRH antagonis, yang dipakai pada
pembuahan artifisial (teknik IVF). Secara
kompetitif mengikat diri pada reseptor
GnRH di hipofisis, sehingga pelepasan LH
maupun FSH diblokir dan ovulasi tertunda.
Efek injeksi dari 0,25 mg berlangsung selama
24 jam.
Efek samping sering kali eritema, gatal dan
bengkak pada tempat injeksi. yang hanya
berlangsung singkat. Juga sakit kepala, mual
dan alergi.
Dosis: s.k. 1 dd 0,25 mg di bagian bawah
perut.
14. Ganirelix: Orgalutran
Antagonis gonadorelin (GnRH) ini memiliki khasiat dan pemakaian yang sama
dengan cetrorelix dan juga lebih murah.
Ekskresi melalui feses ±75% sebagai metabolit dan 22% via urin dalam keadaan utuh.
T1/2 ±13 jam.
Efek samping hampir serupa dengan cetrorelix.
Dosis: s.k. 1 dd 0,25 mg di bagian paha.
15. Histreline: Vantasse
Pada penanganan paliatif dari kanker
prostat lanjut, pilihannya yaitu pemakaian
agonis GnRH seperti leuprorelin, goserelin,
buserelin dan triptorelin. Histrelin sebagai
agonis GnRH dan antagonis GnRH degarelix
juga dapat menurunkan kadar testosteron.
Dimetabolisasi melalui hidrolisis dan dealkilasi. T1/2 ±4 jam.
Efek samping sering kali depresi, insomnia,
pusing, sakit kepala dan obstipasi.
Dosis: sebagai implantasi s.k. di bagian
lengan atas; tiap hari dilepaskan 50 mcg
histrelin asetat.
16. Nafareline: Synarel
yaitu agonis gonadorelin (GnRH) dan
merupakan analogon sintetik dari gonadorelin (LH-RH). dipakai untuk penanganan endometriosis.
Ekskresi terutama sebagai metabolit via
urin (35%) dan melalui feses (50%).
T1/2 2-4 jam.
Efek samping sakit kepala, mual dan gejala
klimakterium,
Dosis: sebagai semprotan hidung 2 dd 200
mcg (=1 semprotan).
17. Octreotide: Sandostatin
Merupakan oktapeptida sintetik dan analogon dari somatostatin alamiah, dengan
daya kerja lebih kuat dan tahan lebih lama.
Menghambat sekresi hormon pertumbuhan
dan IGF-1, juga dari peptida sistem endokrin
saluran lambung-usus dan pankreas.T1/2 100
menit (s.k.) dan 90 menit (i.v.)
dipakai terhadap akromegali dan untuk
meringankan gejala tumor endokrin dari
saluran cerna dan pankreas. Sama dengan
somatostatin senyawa ini juga dipakai
terhadap perdarahan lambung/usus, berdasar antara lain penghambatan sekresi
pepsin dan asam lambung.
Efek samping sering kali sakit kepala, diare,
sakit perut, mual, obstipasi dan hiperglikemia.
Dosis: permulaan s.k. 0,05-0,1 mg tiap 8-12
jam
18. Triptoreline: Decapeptyl, Pamorelin, Salvacyl
yaitu juga agonis gonadorelin (GnRH)
dan merupakan analogon sintetik dari gonadorelin (LH-RH) dengan daya kerja kuat.
Metabolisasi terutama di hati dan ginjal
menjadi peptida lebih kecil dan asam amino.
Ekskresi via urin ±5% utuh. T1/2 s.k. 3-5 jam.
dipakai untuk kanker prostat yang
sudah bermetastasis dan peka terhadap testosteron. Juga terhadap miom pra-bedah.
Efek samping sebagai akibat dari penurunan kadar testostron atau estrogen, sering kali
gangguan mental dan penurunan libido. Juga
depresi, iritasi, mual, gangguan tidur dan
alergi.
Dosis: untuk kanker prostat permulaan
s.k. 500 mcg sehari, selanjutnya s.k. 100 mcg
sehari.
C. HORMON KELENJAR EPIFISIS
19. Melatonin
Sintesis dan pelepasan melatonin terjadi
khusus pada waktu malam hari dan dihambat
oleh cahaya. Pada musim dingin negaranegara belahan bumi Utara mengalami kekurangan cahaya matahari. Oleh sebab itu
sebagian penduduknya menderita depresi
musim dingin, yang bertalian dengan kebanyakan produksi melatonin, lihat Bab 30,
Antidepresiva. Melatonin diperoleh dari kelenjar epifisis anak sapi atau melalui sintesis
kimiawi.
Fungsi faal. Melatonin berkhasiat meregulasi bioritme tubuh, yaitu lonceng biologik
yang dimiliki oleh setiap mahluk hidup dan
yang mengatur berbagai fungsi tubuh. Pada
manusia ada banyak bentuk bioritme,
misalnya sekresi hormon endokrin, denyut
jantung (lamanya kira-kira 1 detik), siklus
haid (±28 hari), proses regenerasi jaringan
(1 minggu) dan ritme siang-malam (circadian rhythm) yang lamanya 25 jam (Lat circa
= kurang lebih, diem = hari). sebab satu hari
(= ritme bola dunia) terdiri dari 24 jam, maka
lonceng intern selalu terlambat sedikit dan
perlu dicocokkan terus menerus. Sinkronisasi
ini berlangsung melalui saraf mata. Di samping itu melatonin dapat dianggap sebagai
obat tidur alamiah. Pada manula lonceng
circadian umumnya bekerja kurang baik
dengan akibat terganggunya ritme siangmalam, menurunnya kadar melatonin dan
kualitas tidur.
pemakaian . Melatonin (Circadin, tablet
slow-release 2 mg) dipakai sebagai monoterapi bagi pasien di atas usia 55 tahun untuk
gangguan insomnia primer akibat kualitas
tidur yang buruk. Sifat-sifat insomnia primer yaitu masalah sulitnya tidur dan kelangsungan tidur.
Di dalam tubuh melatonin diproduksi oleh
kelenjar pinealis dan mengatur siklus tidursadar sebagai agonis dari reseptor melatonin.
Sekresinya meningkat sesudah magrib dengan
puncak antara pukul 2 dan 4 subuh dan
kemudian menurun.
Meningkatnya kadar melatonin dalam darah memicu rasa mengantuk dan penurunan suhu tubuh, Lansia memproduksi
lebih sedikit melatonin.
Khasiat lainnya. Melatonin memiliki banyak
khasiat lain dan yang terpenting di antaranya
yaitu :
– khasiat anti ovulasi berdasar penghambatan sekresi FSH. Atas dasar sifat
ini pernah diselidiki pemakaian nya
sebagai pil antihamil kombinasi, lihat Bab
45, Antikonseptiva.
– efek antioksidan intrasel. Melatonin
bersifat hidrofil dan lipofil, mudah melintasi sawar darah-otak dan mampu
mencapai setiap sel dalam tubuh. Zat
ini mengikatkan dirinya pada inti sel
dan melindungi DNA-nya terhadap radikal bebas oksidatif, terutama dengan
“menangkap” radikal hidroksil (OH) berbahaya. Juga menstimulasi anti-oksidan
alamiah glutation-peroksidase
– stimulasi pertumbuhan timus dan sekresi hormon timosin, yaitu polipeptida
yang memegang peranan penting pada
perkembangan dan pemasakan T-limfosit
(Thymus-dependent lymphocyte). Bila pada
hewan percobaan kelenjar epifisisnya
dikeluarkan, timus akan mengerut. Lihat juga Bab 48, Hormon-hormon tiroid,
timus.
– stimulasi sistem imun berkat stimulasi
fagositosis dan pertumbuhan natural killer cells (NKc), juga mempercepat pertumbuhan sel-sel sumsum tulang. Ternyata
T-helper cells juga memiliki reseptor melatonin.
– antikanker. Pada hewan percobaan, melatonin menghambat dengan kuat pertumbuhan kanker mamma dan prostat,
yang mungkin berdasar efek melindunginya bagi inti sel dan stimulasi
T-limfosit (NKc).
pemakaian nya terutama sebagai obat mem-percepat tidur bagi orang-orang yang
lonceng biologik dan ritme circadiannya
terganggu, misalnya manula dan karyawan
yang bekerja pada malam hari. Juga sebagai
obat pencegah jet-lag bagi wisatawan udara yang dalam waktu singkat melintasi
beberapa zona waktu. Jet-lag terutama terjadi
bila terbang dari Barat ke arah Timur.
berdasar khasiat antioksidannya ada petunjuk bahwa melatonin dapat
memperlambat proses menua. berdasar
khasiat melindungi membran sel dan inti
sel, melatonin pada tahun-tahun terakhir
dianjurkan oleh dokter alternatif pada kanker
dan untuk ‘life-extension’. Terutama di AS
ada aliran yang yakin bahwa kehidupan
dapat diperpanjang dengan memakai
setiap hari 3 hormon, yakni melatonin, somatropin dan DHEA (dehidroepiandrosteron),
suatu precursor dari testosteron, lihat Bab 43,
Zat-zat androgen.
Resorpsi dari usus tidak konstan dengan
FPE besar, BA bervariasi antara 3 dan 76%, PP
±60%, plasma-t½ singkat 30-45 menit. Dalam
hati zat ini hampir seluruhnya dirombak
menjadi derivat-6-hidroksi dan N-asetilserotonin, yang diekskresi lewat urin sebagai
konyugatnya.
Efek samping dapat berupa perdarahan
tak teratur, gangguan haid dan nyeri buah
dada. Umumnya efek ini hanya selama 5
bulan pertama, kemudian hilang dengan
sendirinya. Juga gangguan lambung-usus,
nyeri ulu hati (heartburn), rasa lapar dan
pusing. pemakaian nya tidak dianjurkan selama kehamilan dan laktasi.
Dosis: pada gangguan ritme siang-malam
sebagai obat menidurkan 1 dd 3-5 mg malam
hari, prevensi jet-lag dimulai satu hari sebelum berangkat.
20. Serotonin:5-hidroksitriptamin, 5HT
Neurohormon ini antara lain juga disekresi oleh kelenjar epifisis dan dapat pula
terbentuk dari melatonin. Produksinya tidak begitu tergantung dari cahaya, namun
dari insulin dan kadar glukosa darah. Berkhasiat menghambat nafsu makan dan
meningkatkan rasa kantuk. sesudah makan
banyak karbohidrat atau makanan manis
(gula), produksi insulin naik berikut sekresi
serotonin, sehingga hasrat makan menurun
dan timbul rasa kantuk. Bila kadar 5HT di
otak rendah, nafsu makan bertambah dan
kebutuhan gula naik.
* Antagonis serotonin: siproheptadin (Periactin, Ennamax) dan pizotifen (Litec, Sandomigran) meningkatkan nafsu makan berdasar pengaruhnya terhadap pusat-pusat
tertentu di hipotalamus.HORMON-HORMON
PRIA
Testosteron yaitu zat androgen utama yang
disintesis dalam testis, ovarium dan anakginjal. Hormon ini pertama kali diisolasi
oleh ahli fisiologi Belanda Ernst Laqueur dari
testikel kerbau, 1935).
Sel-sel Leydig (sel interstitium) dari testes
distimulasi oleh LH untuk menghasilkan
testosteron sebanyak 2,5-11 mg sehari, sedangkan ovaria dan anak-ginjal membentuk
hanya 0,5-2 mg sehari. Sintesis testosteron
diregulasi oleh FSH dan LH dari hipofisis,
yang juga menstimulasi pertumbuhan testes
dan pembentukan sel-sel mani (spermatogenesis).
LH yang dahulu juga disebut ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) bereaksi
dengan sel-sel Leydig dengan efek peningkatan produksi c-AMP (cyclic AdenosineMono-Phosphate). Hasilnya ialah dimulainya
reaksi enzimatis: asetat ––> kolesterol ––>
testosteron. Dalam ovaria dan folikel reaksi
yang sama berlangsung di bawah pengaruh
FSH. Pada pria FSH mengaktifkan sel-sel
Sertoli dalam dinding saluran mani untuk
memproduksi sel-sel sperma. Selain itu juga
dapat menstimulasi sintesis testosteron dan
memperkuat aktivitas LH. Kadar testosteron
darah yang meningkat memicu feedback negatif terhadap GnRH dan gonadotropin.
Produksi testosteron mencapai puncaknya
sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastis
sampai ±60% pada usia 40 tahun dan
selanjutnya menyusut terus sampai kira-kira
50%, 37% dan 33% pada masing-masing usia
50, 70 dan 80 tahun.
* Dihidrotestosteron (DHT) yaitu metabolit
aktif yang terbentuk dengan bantuan enzim
5-alfa-reduktase dalam darah dan di kebanyakan jaringan-tujuan dari testosteron. DHT
berperan atas sebagian besar aktivitas androgen dan hipertrofi prostat, sedangkan rontok
rambut dihubungkan dengan produksi DHT
berlebihan. DHT dimetabolisasi selanjutnya
menjadi androsteron. Testosteron atau
metabolit-metabolit lainnya melaksanakan
daya kerjanya hanya dalam otot kerangka
dan sumsum tulang.
* Androgen (Yun. andros = pria) juga dapat
disintesis oleh ovaria dan anak-ginjal; organ
terakhir ini juga dapat membentuk 2 precursor
dari testosteron dan estradiol, yakni dehidroepi-androsteron (DHEA) dan androstendion.
Pada wanita testosteron diproduksi sekitar
0,25 mg sehari, separuhnya berasal dari pengubahan androstendion di jaringan. Produksi berlebihan dapat memicu efek
virilisasi (sifat kejantanan).
* Estradiol, suatu estrogen, yaitu juga metabolit testosteron yang dibentuk di jaringan
perifer dan berkhasiat memperkuat atau
memperlemah beberapa efek androgen. Setiap hari dibentuk rata-rata 2-25 mcg, produksi
yang berlebihan dapat mengakibatkan feminisasi pada pria. Kerja fisiologi
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi dan farmakologi penting sebagai berikut:
a. efek virilisasi (Lat. virile = jantan). Testosteron bertanggungjawab atas ciri-ciri kelamin primer dan sekunder serta memegang peranan penting pada spermatogenesis. Mungkin sekali hormon ini
memengaruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
b. efek anabol, yaitu daya retensi protein atau
menghambat perombakannya, khusus
dalam jaringan otot, juga meningkatkan
pembentukan protein dan pertumbuhan selsel otot.
c. efek tulang. Androgen mempercepat
pertumbuhan tulang pipa dan epifisisnya,
yaitu tulang rawan di kedua ujungnya.
Pada anak lelaki selama pubertas produksi testosteron meningkat dengan kuat,
yang mengakibatkan mereka tumbuh
lebih panjang untuk beberapa waktu.
Pertumbuhan ini kemudian berhenti,
sebab epifisis menutup ujung tulang
seluruhnya. Dalam hal ini, somatropin
(GH) juga memegang peranan penting.
d. efek anti-gonadotrop, artinya menghambat sekresi FSH dan LH bila kadar
testosteron dalam darah melebihi nilai
tertentu. Sebaliknya kadar hormon rendah merupakan isyarat bagi hipofisis
untuk meningkatkan sekresi gonadotropin, yang menstimulasi testes untuk memperbanyak produksi testosteron. Dengan demikian ada keseimbangan
antara androgen dan gonadotropin. Mekanisme feedback ini juga berlaku bagi hormon-hormon lainnya. Pemberian
androgen dari luar dapat menghambat
sekresi testosteron melalui feedback negatif ini.
e. efek anti-estrogen. Testosteron dapat melawan sejumlah efek estrogen, misalnya
pertumbuhan endometrium rahim dan
pertandukan epitel mukosa vagina.
f. efek atas sebum. Kelenjar sebum diperbesar dan sekresi urapnya (lemak kulit,
‘talg’) ditingkatkan, sehingga selama pubertas dapat mengakibatkan acne, juga
pada anak perempuan. Pemberian estrogen memperbaiki gejala acne melalui
penekanan sekresi gonadotropin dan
androgen.
g. efek kolesterol. Testosteron menurunkan
kadar HDL-kolesterol dan menaikkan
sedikit LDL. Sifat ini dianggap sebagai
faktor risiko bagi terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh, lihat Bab 37, Obat
jantung.
h. retensi garam dan air dengan efek berat
badan meningkat. Sifat ini dimiliki oleh
semua hormon steroida.
Kinetik
Secara oral testosteron untuk sebagian besar
diuraikan oleh mukosa usus selama absorpsi
dan kemudian oleh FPE. Lagi pula dari jumlah ini sebagian besar terikat pada SHBG (Sex
Hormone Binding Globuline), sehingga sedikit
sekali ada dalam bentuk bebas aktif
dalam darah. Injeksi dari larutan minyak,
dengan cepat diinaktifkan oleh FPE.
Ester testosteron, yaitu testosteron.-propionat, -enantat dan -undekanoat sebagai injeksi
diabsorpsi lebih lambat dan ternyata efektif
menghasilkan kadar darah yang lebih tinggi.
Dalam hati ester dimetabolisasi melalui oksidasi dari gugusan-17OH menjadi androstendion, reduksi dari gugusan-3-keto menghasilkan androsteron. DHT dirombak pula
menjadi androsteron, androstandiol dan
androstandion. Ekskresi berlangsung melalui
urin untuk ±90% sebagai androsteron, hanya
±6% lewat feses.
Derivat 17-alkil (metiltestosteron dan fluoksimesteron) lebih lambat metabolismenya dalam hati, oleh sebab itu dapat dipakai
secara oral. namun risiko hepatotoksisitasnya
lebih besar.
pemakaian
Androgen dipakai sebagai terapi suplesi
pada insufisiensi fungsi hipofisis atau testes
(hipogonadisme), seperti sesudah kastrasi dan
pada klimakterium pria di atas usia ±50 tahun,
yang istilahnya kadangkala diplesetkan menjadi «penopause». Akibat menurunnya kadar
testosteron dalam darah, maka dapat timbul
beberapa keluhan, seperti berkurangnya libido dan potensi seksual. Jika tidak ada sebab-sebab psikis, androgen dapat
memberikan efek baik. Pada pria dengan
kadar androgen darah normal pemberian
testosteron tidak memicu rangsangan
seksual, bahkan tidak pada dosis tinggi. Oleh
sebab itu tidak berguna sebagai afrodisiakum !
Pada pubertas terlambat, bagi anak lakilaki di atas usia 16 tahun yang terlambat
pertumbuhannya (kerdil) akibat hipofungsi
hipofisis. Pengobatan dibatasi sampai maksimal 6 bulan berhubung risiko penutupan
epifisis sebelum waktunya dan virilisasi.
Indikasi lainnya seperti pada kanker buah dada
dan osteoporosis, dewasa ini jarang dipakai
lagi berhubung tersedianya obat-obat baru
yang lebih efektif. Misalnya untuk kanker
mammae pada umumnya kini diberikan
suatu anti-estrogen.
Efek samping
Pada pemakaian oral selainnya efek samping ringan seperti mual, androgen juga dapat memicu efek-efek yang lebih serius,
yaitu:
– efek virilisasi pada wanita dengan gejala acne, tumbuhnya rambut di muka,
suara menjadi rendah (umumnya tidak
reversibel) dan gangguan haid. Anakanak di bawah usia 16 tahun dapat terhambat pertumbuhannya akibat penutupan epifisis. Pada pria dapat terjadi
peningkatan libido, priapisme dan hipertrofi prostat. Anabolika pada dosis tinggi
juga bisa memicu efek ini.
– menekan spermatogenesis dan degenerasi tubuli mani. Bila dipakai untuk
jangka waktu lama, androgen dapat menyebabkan azoospermia akibat hambatan sekresi FSH/LH serta perombakan
testosteron menjadi estradiol. Supresi ini
sudah nampak sesudah pemberian testosteronpropionat 25 mg i.m. selama 6 minggu.
sesudah penghentian terapi dapat timbul
impotensi pada pria, sedangkan pada
wanita kemandulan yang tidak jarang
bersifat irreversibel. Efek samping ini
berlaku juga bagi anabolika.
– efek feminisasi, terutama gynecomastia
(buah dada laki-laki membesar), terutama
pada anak-anak. pemicu nya belum jelas, hanya diketahui bahwa ester testosteron memicu kadar estrogen plasma meningkat.
– udema dan naiknya berat badan akibat
retensi garam dan air, khususnya pada
dosis tinggi. Sering kali disebabkan pula
oleh bertambahnya nafsu makan. Pada
pasien jantung dan pada manula, udema memperbesar risiko gagal jantung
(dekompensasi).
– penyakit kuning (hepatitis cholestatic)
dapat terjadi akibat tersumbatnya kapiler
empedu, khusus sebab derivat 17-alkil
yang aktif secara oral
– tumor hati dilaporkan pada pemakaian
lama dengan dosis tinggi
Banyak efek samping ini dapat dihindari bila androgen dipakai untuk kur
singkat dari maksimal 3-4 minggu. Kemudian bila perlu kur dapat diulang sesudah
istirahat empat minggu.
Anabolika
Steroida anabol yaitu derivat testosteron
(dan progesteron) sintetik yang telah dikembangkan untuk memperoleh daya kerja
anabol besar dengan efek virilisasi seringan
mungkin. Maksudnya ialah agar juga dapat
dipakai oleh khususnya wanita dan anakanak di bawah usia 16 tahun. namun ternyata
bahwa pemisahan kedua efek ini hanya
berhasil untuk sebagian saja; semua anabolika
masih memiliki sifat-sifat androgen yang
tidak diinginkan.
Anabolika yang banyak dipakai yaitu :
– derivat testosteron: metandrostenolon,
metenolon (Primobolan), oksimetolon (Zenalosyn) dan stanozol (Stromba)
– derivat nandrolon: nandrolon dan etilestrenol
pemakaian . Obat-obat ini terutama dipakai untuk penanganan simtomatik pada
anemia aplastis, osteoporosis parah yang resisten terhadap obat-obat lain dan kanker
mammae yang sudah menyebar pada wanita
postmenopausal. Di samping itu juga banyak
disalahgunakan sebagai doping di dunia
olahraga. Disfungsi ereksi dan sildenafil.
Banyak pria di atas usia 50-60 tahun menderita gangguan potensi berupa disfungsi (kegagalan)
ereksi dari alat kelaminnya (dahulu disebut impotensi) yang sangat memperburuk kehidupan
seksual dan kesehatannya.
Ereksi terjadi sebab pada eksitasi seksual saraf-saraf otak memberikan isyarat ke penis yang
mencetuskan pelepasan sejumlah neurotransmittter oleh semua sel dinding pembuluh di badan
pengembangnya, a.l. nitrogenoksida (NO). Gas neurotransmitter ini berperan penting pada daya
tahan tubuh serta imunomodulasi dan dengan demikian terlibat pada banyak masalah peradangan,
lihat selanjutnya Bab 40, Obat Asma, boks Radikal bebas. Antara lain NO mengaktifkan enzim
guanylatcyclase yang menstimulasi pengubahan GTP (guanyltriphosphate) menjadi cGMP(cyclic guanylmonophosphate). Zat ini juga disebut “second messenger”dan memegang peranan di banyak proses
hayati. Misalnya cGMP menurunkan kadar kalsium dalam sel, sehingga terjadi relaksasi sel-sel otot
dindingnya dan kemudian vasodilatasi lokal. Badan pengembang (corpora cavernosa) dari penis terisi
darah dan terjadilah ereksi. Bandingkan dengan kerja trinitrogliserin di Bab 37B, Obat-obat Angina
Pectoris.
Secara biokimiawi ereksi bercirikan adanya keseimbangan antara cGMP dan enzim PDE-5
(phosphodiësterase tipe-5) yang menguraikan cGMP menjadi 5-GMP, lihat Gambar di Bab 40, Obat asma
dan Bab 37, Obat-obat Jantung, sub A3. Penghambat fosfodiësterase. Pada keadaan normal keseimbangan ini baik, yaitu darah dapat mengalir ke dalam penis namun tidak bisa keluar lagi. Baru seusai
orgasme, PDE melaksanakan daya kerjanya dan ereksi berlalu.
Gangguan ereksi dapat disebabkan oleh kerusakan saraf, misalnya sesudah kerusakan sumsum
tulang belakang. Atau sebagai komplikasi pada penderita diabetes atau MS, pada peminum alkohol
kronis, perokok berat atau sesudah bedah prostat. Pada semua keadaan ini keseimbangan antara
cGMP dan PDE terganggu, mungkin sebab berkurangnya produksi cGMP sehingga persediaannya
”dihabiskan” terlalu cepat.
Penanganan. Sejak dahulu gangguan ereksi ditangani dengan afrodisiaka, yaitu zat-zat yang dapat
membangkitkan syahwat, seperti obat terkenal yohimbin atau sediaan androgen, namun hasilnya
sering kali mengecewakan. Obat kuno apomorfin yang berkhasiat meningkatkan syahwat, semula
dianggap tidak cocok sebab efek sampingnya (mual, muntah-muntah) terlalu hebat. namun dengan
munculnya sildenafil dan meningkatnya minat luar biasa untuk obat-obat ereksi, apomorfin telah
dipasarkan lagi, lihat di bawah Uprima.
Pada akhir tahun 80-an mulai dipakai papaverin yang diinjeksikan ke dalam badan pengembang
dari penis. Juga diusahakan cara-cara mekanis yang berupa pompa vakum dan implantasi prothesis penis.
Namun semua penanganan ini hingga sekarang tidak begitu banyak dipraktikkan, sebab terlalu
invasif atau sulit pemakaian nya.
Baru akhir 1990-an telah ditemukan suatu obat ampuh, sildenafil yang dipasarkan untuk indikasi
disfungsi ereksi. Obat revolusioner ini dalam waktu singkat menjadi sangat populer. Dewasa ini
beberapa obat ereksi lain telah dipasarkan, a.l. vardenafil (Levitra, Nuviva, efek lebih cepat), tadalafil
(Cialis,daya kerja lebih lama), vasomax dan ICS.
1. Sildenafil(Viagra, 1998; Revatio)
Obat ini telah mengakibatkan suatu gejolak pada kelompok penderita impotensi di seluruh dunia.
Penjualannya di AS selama enam bulan pertama (1998) sudah memecahkan semua rekor obat baru,
termasuk obat antidepresi fluoksetin(Prozac). Penemuan “pil ereksi” ini terjadi secara kebetulan oleh
Dr.Ian Osterloh, A.S., pada waktu sildenafil diteliti sebagai vasodilator koroner untuk terapi angina
pectoris. Efek vasodilatasinya terhadap myocard kurang memuaskan, namun ternyata efektif untuk
memelihara ereksi selama beberapa jam. [Dengan demikian sildenafil termasuk obat-obat serendipity,
yaitu obat yang ditemukan secara tidak sengaja sewaktu seorang ilmuwan menyelidiki atau meneliti
suatu zat mengenai khasiatnya untuk indikasi lain. Contoh terkenal yaitu penemuan penisilin.]
Mekanisme kerjanya berdasar perintangan enzim fosfodiësterase (PDE) melalui blokade
reseptornya di badan pengembang, sehingga cGMP terhambat penguraiannya dan ereksi diperpanjang. sebab tidak menstimulasi pembentukan cGMP, namun hanya memperkuat dan memperpanjangdaya kerjanya, sildenafil tidak efektif jika belum ada stimulasi atau eksitasi seksual. Artinya,
tidak bekerja sebagai afrodisiakum untuk memicu syahwat (libido).
Pada 30-35% penderita disfungsi ereksi perintang PDE-5 kurang memberikan hasil memuaskan
sebab daya kerjanya tergantung pada kadar testosteron, yang pada defisiensi mengurangi efeknya.
1. Spitzer M, et al. Effect of testosterone replacement on response to sildenafil citrate in men with
erectile dysfunction: a parallel, randomized trial. Ann Intern Med. 2012;157:681-91.
2. Buvat J, et al.Hypogonadal men nonresponders to the PDE5 inhibitor tadalafil benefit from
normalization of testosterone levels with a 1% hydroalcoholic testosterone gel in the treatment of
erectile dysfunction. (TADTEST study). J Sex Med. 2011;8:284-93.
pemakaian lain dari sildenafil (Revatio) yaitu untuk hipertensi arteri pulmonal dengan dosis 3 dd
20 mg.
Resorpsinya dari usus cepat dengan BA 41% dan efeknya sudah nampak sesudah ±20 menit. Kadar
puncak dicapai sesudah ½ - 2 jam, PP di atas 95%, plasma-t½ 3-5 jam. Dalam hati dirombak oleh enzim
CYP3A4 menjadiN-desmetilsildenafil dengan aktivitas 50% dan masa paruh 4 jam. Ekskresi sebagai metabolit terutama melalui feses (80%) dan untuk 13% via urin.
Efek samping umumnya bersifat singkat, tidak begitu serius dan tergantung dari dosis. Paling sering
timbul sakit kepala (10%), muka merah (flushing) dan gangguan penglihatan (guram sampai melihat
segala sesuatu kebiru-biruan, 3%) dan mual. Semua efek ini berkaitan dengan blokade PDE yang
ada di seluruh tubuh. Lagi pula dapat terjadi hilangnya kesadaran (‘black out’) akibat turunnya
tensi terlalu drastis, terutama dalam kombinasi dengan nitrogliserin atau antihipertensiva lainnya.
Beberapa kematian di antara pemakai telah dilaporkan, namun tidak ditemukan hubungan kausal
dengan sildenafil. Namun lansia di atas 60 tahun yang mengidap penyakit jantung, hipertensi atau
diabetes hendaknya berhati-hati memakai sildenafil.
Kontra-indikasi. pemakaian bersamaan dengan obat yang juga dirombak oleh enzim CYP3A4
meningkatkan kadarnya dalam darah, seperti simetidin, ketokonazol, itrakonazol, eritromisin dan
obat anti-HIV penghambat-protease (AZT, DDI, dan lain-lain). Ritonavir bahkan meningkatkan kadar
sildenafil dalam darah dengan 300%, oleh sebab itu dosis perlu diturunkan menjadi 1x 25 mg per
48 jam.
Dosis: 25 - 100 mg (sebagai sitrat) 1 jam sebelumnya aktivitas seksual, maks. 1 x sehari.
*Vardenafil (Levitra) yaitu isomer sildenafil (2002) dengan efek dan pemakaian sama. Pada
stimulasi seksual terbentuk NO yang mendorong produksi cGMP, yang kadarnya meningkat akibat
penghambatan PDE-5. Masa paruhnya 4 jam. Khasiatnya yaitu relaksasi otot polos, peningkatan
penyaluran darah dan ereksi dipertahankan selama 4-6 jam.
Dosis: 1 dd 5-40 mg
* Tardanafil (tadalafil, Cialis) yaitu juga derivat dengan khasiat dan pemakaian sama, namun masa
paruhnya lebih panjang, ±17 jam, maka efeknya bertahan sampai 36 jam. Juga hanya bekerja sesudah
stimulasi seksual. Dosis: 1 dd 10-20 mg.
2. Apomorfin :Uprima14
Derivat morfin ini tanpa khasiat opiat/narkotik yaitu agonis dopamin yang dipakai sebagai
obat Parkinson, lihat Bab 28, Obat-obat Parkinson. Di samping itu sejak 1998 juga dipakai sebagai
obat disfungsi ereksi dengan mekanisme kerja yang sama seperti sildenafil, yaitu melalui senyawa
NO. sesudah pemakaian sublingual kadarnya dalam darah memuncak dalam 40-60 menit dan ereksi
dapat terjadi sesudah 20 menit. Masah paruhnya 3 jam.
Efek samping utama yaitu mual (7%), juga sakit kepala (7%) dan pusing-pusing (4%). Lebih jarang
terjadi perasaan mengantuk, batuk, pilek dan sakit tenggorok. Penderita jantung dan hipotensi tidak
dianjurkan minum apomorfin. namun berlainan dengan sildenafil dapat dikombinasi dengan nitrat
(Pharm.Wkbl 2002; 137: 823)
Dosis: s.l. 2 mg dilarutkan di bawah lidah ±20 menit menjelang aktivitas seksual. Bila perlu dosis
dapat ditingkatkan sampai 3 mg. Dosis kedua baru boleh diminum sesudah 8 jam. Untuk penyakit
Parkinson dosisnya lebih tinggi, sampai 4 dd 10 mgDoping
Doping didefinisikan sebagai pelanggaran
kode antidoping dari World Anti-Doping
Agency (WADA, didirikan th 2003) yang
telah menyusun daftar dari obat-obat dan
cara-cara yang dilarang. Susunan dari daftar
ini berdasar 3 pilar, yaitu «fair play»,
merugikan kesehatan dan image olah raga.
Yang termasuk obat-obat yang dilarang adalah a.l. obat anabol, beta-simpatikomimetika,
eritropoetin (epo, doping darah), hormon
pertumbuhan dan senyawa-senyawa yang
menutupi pemakaian obat terlarang. Cara
mengontrolnya yaitu melalui pemeriksaan
darah (deteksi obatnya sendiri) dan urin
(deteksi zat-zat penguraiannya). Dispensasi
dapat diberikan untuk pemakaian medis
dari obat yang tercantum dalam daftar.
pemakaian anabolika oleh atlit-atlit dimaksudkan untuk mengembangkan dan
memperkuat ototnya, terutama pada cabang
olah-raga yang prestasinya sangat tergantung
pada kekuatan otot, seperti angkat besi dan
atletik, juga pada bina raga (body building).
Volume dan kekuatan otot bertambah sebab
peningkatan sintesis protein di otot kerangka,
begitu pula berat badan meningkat, antara lain
sebab retensi air. Prestasi dapat dinaikkan
10-15%, namun sesudah 4 minggu menurun
lagi. Efeknya hanya nyata bila sebelum dan
selama pemakaian zat anabol dilakukan
latihan intensif, yang disertai diet yang kaya
akan protein dan kalori.
Mengingat dosis tinggi yang diperlukan
untuk mencapai efek ini dan efek samping buruk yang dapat terjadi (yang terpenting
yaitu gangguan fungsi hati dan tumor hati,
lihat di bawah), maka pemakaian doping
tidak dapat dibenarkan. Semua organisasi
olahraga dunia melarang pemakaian obatobat yang dimuat dalam suatu daftar khusus.
Atlit yang tertangkap basah atas dasar tes urin
selalu didiskualifikasi dan didenda berat.
Walaupun demikian, sampai sekarang masih
sering kali dilaporkan terjadinya pelanggaran.
Zat-zat lain. Di samping steroida androgen
dan anabolika (nandrolon, stanozolol) kini juga
banyak dipakai sejumlah obat lain untuk
doping. Misalnya amfetamin dan derivatnya
yang berefek peningkatan prestasi (efek ergogen), terutama pada jenis olahraga yang memerlukan pengeluaran tenaga «eksplosif»
untuk waktu singkat. Adrenergika(obat asma
efedrin, klenbuterol) dan somatropin (GH)juga
menghasilkan efek positif terhadap volume dan kekuatan otot. Doping darah sendiri dan
eritropoetin juga masih sering dipakai
pada jenis olahraga yang membutuhkan keuletan jangka panjang (lari dan lomba sepeda 10 km atau lebih). Efek ergogennya berdasar antara lain peningkatan jumlah
eritrosit dan kapasitas transpor oksigen dan
CO2
, lihat juga Bab 39, Hemopoetika.
Zat-zat anti androgen
Zat anti androgen yaitu steroida sintetik
yang berkhasiat menekan efek androgen secara selektif, antara lain siproteron, finasterida dan danazol. Senyawa-senyawa penghambat reseptor androgen (RA) atau singkatnya anti androgen non-steroida yaitu
flutamida dan derivat long-actingnya nilutamida dan bikalutamida. Zat-zat ini memiliki efek androgen lemah dan dapat menempati reseptor testosteron di hipotalamus
dan organ tujuan. sebab aktivitasnya lebih
ringan daripada hormon alamiah, maka
efeknya yaitu antagonistik. Kebanyakan zat
ini juga berdaya progestatif dan anti gonadotrop.
pemakaian nya terutama pada hiperseksualitas pria (libido berlebihan) dan gangguan
seksual lainnya. Flutamida, nilutamida dan
bikalutamida dipakai sejak beberapa dekade untuk terapi (‘kastrasi kimiawi’) kanker
prostat yang tersebar. Lazimnya ber-sama
suatu analogon LHRH (goserelin, buserelin,
leuprorelin) yang menekan produksi testosteron dengan melemahkan sel-sel hipofisis
gonadotrop.
Wanita hamil tidak boleh diberikan obatobat ini, sebab dapat melintasi plasenta dan
mengganggu perkembangan janin (maskulinasi dari foetus wanita).
Ref. Tombal B. Will new AR inhibitors
reshape the prostate cancer landscape? The
Lancet Oncology, Volume 15, Issue 9, Pages
912 - 913, 2014.
MONOGRAFI
A. ZAT ANDROGEN
1. Testosteron (F.I.): Andriol, *Sustanon, Testoviron, Nebido.
Testosteron dibuat secara (semi) sintetik
dari kolesterol atau diosgenin, suatu senyawa
steroid berasalkan tumbuhan Mexican Dioscorea spec.
Resorpsi dari usus tidak teratur, BA hanya
kecil sebab inaktivasi di lambung-usus dan
FPE besar. Oleh sebab itu harus dipakai
parenteral sebagai esternya. Pengikatan (PP)
pada SHBG lebih dari 90%. Plasma-t½ 20
menit. Di dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit inaktif, antara lain androstendion melalui oksidasi dari gugusan 17-
OH dan androsteron melalui reduksi dari
gugusan-3-keto. Bentuk aktif DHT dirombak
pula menjadi androsteron, androstandiol dan
androstandion. Ekskresi berlangsung lewat
urin untuk ±90% sebagai androsteron, lewat
feses hanya untuk ±6% dan sisanya sebagai
zat-zat konyugasi (glukuronida dan sulfat).
Ester-esternya:
* T-undekanoat(Andriol) yaitu ester yang
oral aktif sebab sebagian diserap oleh
sistem limfe bersama lemak dan diangkut ke
sirkulasi besar. Dengan demikian dalam hati
tidak diinaktivasi melalui FPE. Di jaringan
perifer dihidrolisis menjadi hormon bebas
lagi. Dosis: oral 2 dd 60-80 mg (larutan asam
oleat) p.c. selama 2-3 minggu.
* T - enantat (Testoviron): i.m. 50-400 mg
setiap 2-4 minggu;
* T -propionat + dekanoat (Sustanon): i.m.
250 mg setiap 3 minggu.
2. Mesterolon:Proviron
Derivat dihidrometil dari testosteron ini
(1941) dinyatakan menghambat hipofisis
pada dosis terapi secara ringan, sehingga
sekresi androgen dan spermatogenesis tidak
dirintangi. Efek samping lebih ringan, antara
lain kurang toksik bagi hati.
Dosis: oral permulaan 3 dd 25-50 mg p.c.,
lalu 2-3 dd 25 mg.
* Fluoksimesteron(Halotestin) yaitu derivat
fluor (1956) yang ±5x lebih aktif dan bekerja
lebih lama (t½ ±9 jam). Dosis: oral 5-20 mg
sehari dalam 1-2 dosis.
3. Prasteron : DHEA, dehidro-epi-androsteron
Derivat androsteron ini diproduksi dalam
jumlah besar di anak ginjal dalam bentuk sulfat inaktif, 10-20 kali lebih banyak daripada
produksi kortisol. DHEA merupakan precursor
dari testosteron maupun dari estradiol yang
disintesis dalam jaringan perifer, lihat Skema
reaksi di atas. Kadar darahnya paling tinggi
pada sekitar usia 30 tahun (4,1 - 8,7 mmol/l,
rata-rata 30 mg), lalu berangsur-angsur menurun dengan ±2% setahun sampai 0,7-1,7
mmol/l (rata-rata 5 mg) pada usia 60 tahun.
Pada wanita kadarnya rata-rata 30% lebih
rendah. Pada lansia produksi kortisol menjadi
jauh lebih besar daripada DHEA, seperti
juga pada keadaan stres kronis. Penyusutan kontinu ini mungkin disebabkan oleh
turunnya aktivitas sel-sel retikularis dari anakginjal. Oleh sebab itu prasteron adakalanya
dianggap sebagai biomarker proses menua.*
«Obat ajaib». DHEA menjadi sangat populer di AS sebagai ‘miracle anti-aging drug’
(hormon antimenua) yang dapat meningkatkan sistem imun, libido, membentuk massa otot, melindungi terhadap PJP, kanker,
diabetes tipe-II dan demensia. Lagi pula
dikemukakan dapat menghambat penyakit
L.E., Parkinson dan Alzheimer. Zat ini diberi
nama julukan ‘sumber