Peranan jamur dalam kehidupan manusia sudah dikenal
sejak dahulu, karena jamur hidupnya kosmopolitan sehingga
banyak ada pada macam-macam benda yang berhubungan
dengan manusia seperti makanan, pakaian, rumah dan
perabotannya dapat ditumbuhi jamur. Hal ini berlaku pula
pada tumbuhan dan binatang peliharaan.
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan
kelembapan berkisar antara 70-90% dan temperatur rata-rata
30
o
C. Faktor-faktor ini sangat optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan jamur . Di negara-negara
tropis, kontaminasi makanan oleh jamur merupakan masalah
yang sulit diatasi. Jamur yang tumbuh pada makanan ini
dapat memproduksi dan mengakumulasikan mikotoksin yang
sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia.
Dengan sifat jamur yang tidak mempunyai klorofil, maka
cara untuk mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan
zat-zat yang sudah ada yang berasal oleh organisme lain, maka
jamur disebut sebagai organisme yang heterotrop. Kalau zat
organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak
dibutuhkan lagi oleh pemiliknya maka jamur semacam itu
disebut saproba. Kalau jamur itu hidup pada jasad-jasad lain
yang masih hidup sehingga akibatnya merugikan, maka jamur
itu disebut parasit.
Jamur merupakan tumbuhan yang kosmopolitan sehingga
tempat hidupnya sangat luas. Udara merupakan tempat yang
penuh oleh spora jamur, umumnya jenis-jenis jamur penyebab
9
kontaminasi ataupun jenis tertentu penyebab penyakit pada
tanaman dan hewan termasuk manusia. Tanah merupakan
tempat yang paling padat oleh bermacam-macam jenis jamur,
dari jamur yang bersifat saprofit ataupun parasit, serta jenis-
jenis lain yang berguna dan bermanfaat. Sekelompok kecil
jamur ada juga yang hidup di air, umumnya penyebab penyakit
pada ikan dan tanaman air.
Kepentingan jamur di dalam kehidupan manusia
bermacam-macam. Ada yang menguntungkan baik sebagai
bahan makanan secara langsung, seperti beberapa jamur yang
sudah dikenal antara lain: mushroom, champignon, shitake,
mouleh, jamur kuping, jamur merang, dan sebagainya, maupun
sebagai bahan makanan secara tidak langsung, misalnya jamur
yang aktif di dalam proses pembuatan jenis makanan
fermentasi seperti; oncom, kecap, tempe, sosis, tauco, yoghurt,
keju dan sebagainya. Juga minuman fermentasi, seperti;
anggur, tuak, bier, brem, dan sebagainya. Berperan juga di
dalam pembuatan obat-obatan, vitamin, asam amino, hormon,
protein dan sebagainya.
Ada juga jamur yang merugikan, baik secara langsung
sebagai penyebab penyakit, seperti; panu, kadas, kurap, TBC
semu dan sebagainya. Juga sebagai penghasil senyawa yang
bersifat toksik atau racun, misalnya; aflatoksin, ochratoksin,
luteoskirin dan sebagainya.
B. DEFINISI DAN PENGERTIAN UMUM JAMUR
Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari jamur, berasal
dari kata: mykes = jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani).
Perintis ilmu jamur yaitu Pier Antonio Micheli, seorang ahli
tumbuhan berbangsa Italia yang mempelajari jamur dan
mempublikasikan bukunya berjudul Nova Plantarum Genera
10
pada tahun 1729.
Penggunaan istilah umum jamur mencakup semua bentuk
yang kecil maupun besar yang disebut kapang, cendawan,
lapuk, kulat dan lain-lain. Dengan demikian jamur itu
merupakan nama taksonomi seperti halnya dengan bakteri,
ganggang, lumut-lumutan, dan paku-pakuan.
Jamur yaitu suatu tumbuhan yang sangat sederhana,
berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang
bercabang-cabang dengan dinding dari selulosa atau khitin atau
keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan
aseksual.
Jamur terbagi dalam dua golongan yaitu jamur yang
uniseluler disebut khamir; contoh Saccharomyces cerevisiae
dan yang multiselluler disebut kapang; contoh Aspergillus
fumigatus. Jamur juga terbagi dalam dua golongan berdasarkan
ukuran yaitu mikrofungi merupakan jamur yang strukturnya
hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi yaitu
jamur yang membentuk tubuh buah yang terbagi lagi dalam
dua golongan yaitu jamur-jamur yang dapat dimakan atau
disebut Edible mushroom; contoh Pleurotus ostreatus (jamur
tiram), Auricularia auricular (jamur kuping), dan lain-lain, dan
jamur-jamur beracun; contoh Amanita palloides, Rusula
emetika, dan lain-lain.
SIFAT-SIFAT UMUM JAMUR
A. MORFOLOGI DAN ANATOMI JAMUR
1. Hifa dan Miselium
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu
thallus yang merupakan filament atau benang hifa, miselium
merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan yaitu
yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan
yang bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir
lebih besar dari pada kebanyakan bakteri dengan ukuran
beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang atau bola.
Setiap spesies memiliki bentuk yang khas.
Tubuh kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu
miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan Hifa
(filament).
Bentuk Hifa ada 3 macam yaitu :
1. Aseptat yaitu Hifa yang tidak bersekat mengandung banyak
inti disebut senositik (coenocytic).
2. Septat dengan sel-sel uninukleat disebut monositik hifa.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat.
Diameter Hifa berkisar 3 – 30 µm. Hifa tua mempunyai
ketebalan antara 100 – 150 µm dan pada dinding selnya
ada senyawa melanin dan lipid yang berfungsi untuk
melindungi sitoplasma dari ultraviolet.
Secara fungsional Hifa terdiri dari:
1. Hifa vegetatif yang umumnya rebah di atas substrat,
berfungsi untuk menyerap nutrisi dari substrat.
2. Hifa fertil yaitu hifa yang tumbuh tegak di atas permukaan
substrat berfungsi untuk reproduksi. Hifa fertil berupa
sporangiofor atau konidiofor. Sejalan dengan
12
pertumbuhannya hifa-hifa bertambah banyak dan
membentuk jalinan hifa yang disebut miselium yang makin
lama makin tebal maka terbentuk koloni. Hifa udara (aerial
hypha) atau miselium udara (aerial mycelium)
3. Stolon yaitu hypa panjang menegak yang ada pada
Rhizopus spp. dan Mucor spp.
4. Klamidospora yaitu sel-sel hifa berdinding tebal dan
merupakan sel dominan dan akan berkecambah bila kondisi
lingkungan kondusif.
Anastomosis hifa yaitu pertemuan 2 ujung hifa atau ujung
hifa satu bertemu dengan bagian yang menonjol dari sel hifa
lain atau pertemuan antara bagian yang menonjol dari masing-
masing sel hifa, kemudian terjadi persatuan sitoplasma dan inti,
selanjutnya membentuk hifa baru dan menjadi jala atau
miselium. (modifikasi ST Chang, carlie & Wathmann, 1994
dalam Indrawati Ganjar, dkk., 2006).
Macam-macam Hifa berdasarkan proses pembentukan-
nya:
1. Hifa palsu atau Pseudohifa yaitu hifa yang terbentuk pada
jamur uniselluler (Khamir). Khamir bersifat dimorphism
yaitu memiliki 2 fase dalam siklus hidupnya yaitu fase
khamir dan fase hifa yang selanjutnya membentuk
pseudomiselium; contohnya Candida spp., Kluyveromyces
spp., dan Pichia spp. Pada golongan khamir juga ada yang
dapat membentuk miselium sejati misalnya pada
Trichosporon spp.
2. Hifa sejati yaitu hifa cendawan berbentuk tabung yang
kemudian terbentuk sekat-sekat/atau tidak terbentuk sekat.
Pada setiap sel dari hifa hanya ada satu inti disebut
monokariotik. Bila dalam satu sel selalu ada dua inti
disebut hifa dikariotik. Basidiomycetes mempunyai 3
13
macam hifa yaitu;
a. Hifa primer yaitu hifa yang tumbuh dari satu
basidiospora dan berinti banyak, selanjutnya terbentuk
sekat-sekat dan setiap sel berinti satu (homokariotik).
b. Hifa sekunder yaitu hifa yang terbentuk dari hasil
persatuan antara 2 hifa homokariotik yang kompatibel.
c. Hifa tertier yaitu hifa yang berfungsi sebagai
penyangga tubuh buah, pada ujungnya membentuk
lamella dengan basidium yang mengandung
basidiospora.
Miselium yaitu kumpulan dari hifa atau filamen yang
membentuk koloni.
2. Dinding Hifa
Dinding Hifa atau dinding sel umumnya terdiri dari
selulose (suatu karbohidrat yang berantai panjang), zat serupa
lignin dan beberapa zat organik lainnya.
Tabel 2.1 Komposisi dinding sel jamur
(Alexopolous dan Mims, 1979).
Katagori
dinding sel
Kelompok
jamur
Genus
1. Sellulose –
Glycogen
2. Sellulose –
B-Glucan
3. Sellulose –
Chitin
4. Chitin –
Chitosan
5. Chitin-B-
Acrasiomycet
es
Oomycetes
Hyphochytridi
omycetes
Zygomycetes
Chytridiomyc
etes
Ascomycetes
Poltsphondylium,
Dictyostellium
Phytophthora, Phythium,
Saprolegnia
Rhizidiomyces
Mucor, Phycomyces,
Zygorchynchus
Allomyces,
Blastocladiella
14
Glucan
6. Mannan-B-
Glucan
7. Chitin-
Mannan
8.Galactosamin
e-Galactosa
polymers
Deuteromycet
es
Basidiomycet
es
Ascomycetes
Basidiomycet
es
Trichomycete
a
Neurospora,
Ajellomycetes
Aspergillus
Schizophyllum, Fomes,
Polyporus
Sporobolomyces,
Rhodotorula
Sporobolomyces,
Rhodotorula
Amoebidium
3. Membran Hifa (Moore-Landecker, 1996)
Di bawah dinding sel yang kuat ada lapisan yang
melindungi isi sel, yaitu membran sel. Komposisi kimia
membran sel fungi diduga terdiri dari senyawa-senyawa sterol,
protein (dalam bentuk molekul-molekul yang amorf), serta
senyawa-senyawa fosfolipid.
15
4. Kompartemen lain pada Hyfa
Adanya kompartemen pada hifa memudahkan kita
mempelajari isi sel fungi dengan mikroskop elektron. Di
samping nukleus seringkali terlihat bentuk-bentuk ultra struktur
seperti mitokondria, reticulum endoplasma, ribosom, apparatus
Golgi, microbodies (peroksisom, glioksisom, hidrogenesom,
dan lisosom).
Mitokondria ada dalam sitoplasma sel fungi
berbentuk oval atau memanjang.
Retikulum endoplasma yaitu membran yang mengeli-
lingi organel-organel yang hanya ada pada golongan
eukariot.
Ribosom ada pada sitoplasma berfungsi untuk
sintesis polipeptida, Ribosom ada dalam matriks
mitokondria.
Aparatus Golgi berfungsi dalam sintesis bahan dinding
sel yaitu glikoprotein, menyekresikan bahan-bahan
ekstraseluler seperti cell coat pada pembelahan spora dari suatu
sitoplasma yang multiseluler dan menghasilkan vesikel yang
berperan dalam pembentukan dinding sel.
Vesikel merupakan struktur berbentuk kantung ada
pada lokasi-lokasi pertumbuhan dinding sel, terutama pada hifa
apical.Vesikel mengandung bahan-bahan untuk pembentukan
dinding sel.Vesikel juga berperan dalam mengikat zat warna
dan racun serta mengekskresikan enzim-enzim ekstraseluler.
Selain itu ada vesikel yang sangat kecil yang disebut kitosom,
mengandung enzim kitin-sintase dan berperan dalam
membentuk fibril kitin dari prekursornya.(Moore-Landecker,
1996).
Microbodies yaitu: peroksisom yang mengandung kata-
lase, glioksisom mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam
16
oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat, hidro-
genosom mengandung hidrogenase untuk reaksi-reaksi
anaerob dalam sel, lisosom mengatur pemecahan komponen-
komponen sel, misalnya pemecahan septum agar inti sel dapat
bergerak dari sel satu ke sel yang lain dan pada sel yang
bersifat parasit untuk memecahkan dinding sel inang (Moore-
Landecker, 1996).
Nukleus / Inti jamur mempunyai inti yang lengkap yang
kita sebut eukarion, yaitu inti yang berdinding, mempunyai
nucleolus dan bahan inti (kromatin) yang membentuk
kromosom. Pada jamur yang tumbuhnya terdiri dari hifa yang
tidak bersekat (nonseptate), inti tersebar dimana-mana, hifa
ini dinamakan senosit (ceonocyt). Sedang pada hifa yang
bersekat (septate hypha), pada setiap sel ada satu, dua atau
lebih inti.
5. Haustoria
Haustoria yaitu hifa bercabang atau gelembung
bertangkai yang ada pada jamur parasit yang dapat
menembus dinding sel inang berfungsi untuk absorpsi makanan
dari sel inang.
6. Plectenchym
Plectenchym yaitu jaringan tenun dari miselium, ada
dua bentuk yaitu jaringan longgar disebut prosenchyma dan
jaringan padat disebut pseudopharenchyma.
7. Stroma
Stroma yaitu suatu anyaman / jalinan hifa yang cukup
padat, fungsinya sebagai bantalan untuk tumbuh bagian-bagian
lain.
17
8. Sklerotium
Sklerotium yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi
untuk melekat.
9. Spora
Spora yaitu ujung hifa jamur yang menggelembung
membentuk serupa wadah, sedangkan protoplasmanya menjadi
spora, berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jamur.
Spora terbagi dalam dua golongan yaitu: spora aseksual
dan spora seksual.
1. Spora aseksual terdiri dari:
a. Konidiospora atau konidium, terbentuk di ujung di sisi
suatu hifa
b. Sporangiospora, terbentuk dalam suatu kantung yang
disebut sporangium
c. Oidium atau Oidiospora, terbentuk karena terputusnya
sel-sel hifa
d. Klamidospora, terbentuk dari sel hifa somatik
e. Blastospora, terbentuk pada bagian tengah hifa
Berdasarkan ukuran, spora terbagi dalam:
a. Mikrospora atau mikrokonidia, umumnya pada
golongan kapang dan khamir.
b. Makrospora atau makrokonidia, banyak ada pada
beberapa jenis jamur pathogen.
18
Gambar 2.2 Spora Aseksual
(Sumber : Siswapedia, 2019)
2. Spora seksual terdiri dari :
a. Askospora, terbentuk dalam kandung askus ada
pada kelas Ascomycetes
b. Basidiospora, terbentuk dalam struktur yang berbentuk
gada disebut basidium, ada pada kelas
Basidiomycetes.
c. Zigospora disebut juga gametosit, terbentuk bila dua
hifa secara seksual serasi.
d. Oospora, terbentuk dalam struktur betina khusus yang
disebut oogonium.
19
Meskipun suatu cendawan tunggal dapat membentuk
spora aseksual dan seksual dengan beberapa cara pada
waktu yang berlainan dan dalam kondisi yang berbeda,
struktur dan metode pembentukkan spora-spora ini
cukup konstan untuk digunakan dalam identifikasi dan
klasifikasi.
FISIOLOGI JAMUR
A. NUTRISI JAMUR
Jamur yaitu suatu organisme heterotrop artinya untuk
hidupnya memerlukan zat-zat organik dari organisme lain. Dari
cara hidupnya jamur dibagi dalam 4 golongan yaitu: parasit,
saprofit, komensal dan simbion. Sebagai parasit jamur memer-
lukan zat hidup yang diperoleh dari makhluk lain yaitu
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebagai saproba atau
saprofit jamur memerlukan zat organik mati untuk hidupnya
terutama pada tumbuh-tumbuhan. Sebagai komemsal atau
simbion jamur memerlukan organisme lain untuk menumpang
atau bersimbiosis misalnya mikoriza dan lichen.
Senyawa-senyawa nutrisi yang diperlukan untuk
kehidupan jamur antara lain:
1. Senyawa organik, sumber karbon diperoleh dari glukosa,
sukrosa, maltose, tepung dan selulosa.
2. Sumber nitrogen diperoleh dari pepton, asam amino,
protein,nitrat, garam ammonium dan urea
3. Ion-ion anorganik esensial yaitu Na, P, Mg, S.
4. Ion-ion anorganik sebagai trace element: Fe, Zn, Cu, Mn,
Mo dan Galium.
5. Faktor tumbuh: Zat perangsang tumbuh, vitamin dan
hormon.
Disamping senyawa-senyawa nutrisi ini di atas ada
beberapa jamur yang membutuhkan suatu zat organik khusus
yaitu thiamin. Energi yang diperlukan oleh jamur didapat dari
senyawa-senyawa karbon melalui suatu proses respirasi aerob
yaitu adanya pemecahan karbohidrat menjadi CO2 + H2O +
Energi.
21
Pemecahan karbohiodrat dalam kondisi anaerob juga
dihasilkan energi yang nilainya kurang dibandingkan dengan
energi yang dihasilkan dari proses respirasi. Tipe energi ini
ada dalam proses fermentasi. Sebagai contoh misalnya
pada jamur Aspergillus oryzae memerlukan 51 senyawa
terutama alkohol dan asam-asam untuk pertumbuhan dan
respirasi. Contoh senyawa yang diperlukan ini yaitu
triolen, pentosan, amilo peptin, selulose, gula, tepung, dll.
B. METABOLISME
Metabolisme yaitu proses kimiawi dalam sel hidup yang
menghasilkan dan menggunakan energi untuk hidup sel. Oleh
karena itu dibutuhkan nutrisi yang mungkin berbeda untuk
setiap jenis. Nutrisi ini dirubah menjadi materi sel, energi
dan produk buangan.
Metabolisme dibagi dua yaitu katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme merupakan penguraian atau
desimilasi senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana yang disertai dengan pembebasan energi. Energi
ini disimpan dalam bentuk Adenosin trifosfat (ATP) hasil
sintesis dari ADP dan fosfat atau melalui reduksi Nikotinamida
Adenin Dinukleotida (NADP
+
) menjadi Nikotinamida
Dinukleotida Fosfat Hidrogen (NADPH).
Anabolisme merupakan pembentukan senyawa-senyawa
kompleks dari nutrisi-nutrisi sederhana dan disebut juga
asimilasi/ biosintesis ATP dan NADPH sebagai energi tinggi
digunakan dalam proses-proses asimilasi atau biosintesis.
Antara katabolisme atau desimilasi dengan anabolisme
atau asimilasi satu sama lain berkaitan karena energi yang
dibebaskan kemudian dimanfaatkan kembali dalam proses
sintesis. Kelebihan energi yang tidak dimanfaatkan dalam sel
22
dikeluarkan dalam bentuk panas dan gerak.
Jamur atau fungi merupan organisme heterotrof karena
membutuhkan energi yang diambil dari organisme autotrof
yang mampu mengasimilasi karbon anorganik. Senyawa
karbon anorganik dimanfaatkan juga untuk membuat materi sel
baru dari molekul sederhana seperti gula sederhana, asam
organik, karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat.
Karbohidrat merupakan substrat utama untuk
metabolisme karbon pada jamur yaitu dapat dioksidasi menjadi
energi kimia dalam bentuk ATP dan nukleotida fosforilasi
tereduksi dan untuk asimulasi konstituen sel fungi yang
mengandung karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat.
Jamur juga mempunyai peran yang sangat penting dalam
proses-proses fermentasi, terutama dari golongan khamir.
Fermentasi berasal dari bahasa latin fervere yang berarti
mendidih/berbuih, ini disebabkan karena produk akhir dari
fermentasi antibiotika yaitu karbon dioksida yang merupakan
aktivitas katabolisme anaerob terhadap gula-gula dalam ekstrak
. Gula diasimilasi melalui jalur glikolisis (Embden Mayer hof –
paenas) dan menghasilkan asam piruvat, kemudian asam
piruvat mengalami penguraian oleh enzim piruvat
dekarboksilasi menjadi etanol dan CO2 dalam kondisi anaerob.
Selain itu dari asam piruvat dapat diasimilasi oleh berbagai
mikroorganisme baik dalam keadaan aerob maupun anaerob
akan menghasilkan berbagai asam.
Berikut yaitu skema dari proses metabolisme dan
pembentukan metabolit skunder dari metabolit primer :
Untuk memenuhi kebutuhan nitrogen fungi menggunakan
protein menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim
protease yang selanjutnya diangkut ke dalam sel melalui
system transport. Kemampuan fungi menggunakan nitrogen
anorganik seperti asimilasi nitrat menjadi ammonium oleh
enzim nitrat reduktase dan nitrit reduktase. Contoh A. nidulans,
Harisenula anomata, H. polymarpha. Kemampuan fungi
menggunakan nitrogen organik juga dibuktikan oleh S.
24
cerevisiae yang menggunakan asparagin, asam aspartat, asam
glutamate, alanin, valin, leusin, serin, arnithin, arginin,
feninalanin, terosin dan prolin, tetapi tidak tumbuh pada media
yang mengandung lisin karena bersifat toksik bagi S.
cerevisiae. Geotrichun candidum juga dapat menggunakan
histidin, metionin, trionin, fenil alanin dan sistein. P.
camemberti dapat menggunakan metionin. Urea dapat
dihidrolisis oleh jamur yang menggunakan urease menjadi
ammonium dan karbon dioksida. S. cerevisiae tidak
mengandung urease, tetapi mengandung enzim urea
amidohidrolase, sehingga urea dihidrolisis menjadi alofanat
dulu, baru didrolisis oleh enzim alofanat hidralase menjadi
ammonium.
Fungi menguraikan lipida dalam bentuk lemak dan
minyak melalui proses hidrolosis oleh enzim lipase menjadi
gliserol atau asam lemak. Contoh jamur yaitu Penicillium
chrysogenium, P. citrun, P. requefali, Mucor sp., Rhizopus
javanicus dan R. oligosporus.
Fungi-fungi yang mendekomposin selulose dari alam
oleh enzim selulase ekstraseluler yaitu Aspergillus,
Cladosporium, Chaetomium, Fusarium, Geotrichum,
Phesilomyces dan Penicillium.
C. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEM-
PENGARUHI KEHIDUPAN JAMUR:
1). Temperatur/ suhu : Suhu minimum : 2 – 5
0
C
Suhu optimum : 22 – 27
0
C
Suhu maksimum : 35 – 40
0
C
2). Kemasaman (pH) : pH optimum : 5 – 6,5
pH medium : 4,5
3). Kelembaban : 40 – 60 %
25
4). Kandungan oksigen
5). Cahaya untuk tumbuh
D. MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR
Berdasarkan kepada kebutuhan elemen-elemen ini
di atas untuk pertumbuhan jamur, maka untuk keperluan isolasi
jamur dari sumber utama misalnya air dan tanah atau benda-
benda lain di laboratorium, maka ada beberapa medium
pertumbuhan yang cukup penting.
Menurur susunannya, medium dapat di bagi menjadi tiga
golongan yaitu medium alam, medium semi sintetik dan
medium sintetik. Dalam medium alam komposisi nutrisi tidak
dapat di ketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat
berubah-rubah dalam bahan yang di gunakan dan bergantung
dari asalnya; sebagai contoh ialah kentang, jagung, kacang,
wortel dan sebagainya.
Sebagai contoh medium alam yaitu :
Agar Jagung/Kentang
Biji Jagung/Kentang 200 g
Akuades 1000 ml
Dimasak setengan jam, lalu disaring untuk diambil ekstraknya,
kemudian di tambah akuades hingga mencapai volume 1000
ml
Agar 15 g
Contoh Medium sintetik yaitu :
Agar Czapek
Sukrosa 30g
NaNo3 2g
K2PHO4 1g
MgSO4 7H2O 10g
26
KCl 0,5g
FeSo4 7H2O 0,01g
Agar 15g
Air/akuades 1000 ml
Untuk suspensi tanah, digunakan agar 20 gram dan pH
medium netral atau sedikit asam sampai pH 4 dengan
menambahkan larutan H3PO 4 (1:20) sesudah sterilisasi. Untuk
Mucor yang tidak dapat tumbuh baik pada media yang
mengandung sukrosa, maka sukrosa diganti dengan glukose.
1. Medium Semi Sintetik
Agar ekstrak Malt/Malt Agar
Ekstrak Malt 25 g
Agar 15 g
Akuades 1000 ml
Agar Sabouraud
Medium ini untuk pertumbuhan jamur dan ragi paloghen
Komposisinya sebagai berikut:
Peptone 10 g
Dextrose/glucose/maltose 40 g
Agar 15 g
Akuades 1000 ml
pH 5,6
Catatan: maltose digunakan untuk jamur pathogen
Microsporum audoini dan Microsporum lanosum.
2. Medium selektif
Digunakan khusus untuk spesies tertentu seperti Agar
PCNB untuk mengisolasi Fommes annosus dari tanah dan
kayu, Aspergillus Differential Medium digunakan untuk
27
mengisolasi Aspergillus dan lain sebagainya.
3. Media Cair
Digunakan untuk menyimpan strain jamur dan dibuat
dengan komposisi yang sama seperti di atas hanya tidak di
beri agar. Semua media harus disterilkan basah pada
autoclave selama 30 menit pada tekanan 1 – 1,5 atmosfir
dan temperatur 120
o
C.
E. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR
Jamur hidup kosmopolitan (tanah, air, udara, benda-
benda, makanan, dan lain-lain). Bahan isolasi jamur
bertgantung kebutuhan. Jadi dapat berupa padat atau cairan.
Media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur umumnya
yaitu PDA (Patato Dekstrose Agar) dan Sabouraud Agar
(untuk jamur pathogen).
Metode isolasi yang digunakan yaitu TPC (Total Plate
Count) untuk mengetahui jumlah jamur, kemudian dilakukan
pemurnian untuk mengamati koloni dan struktur jamur. Masa
inkubasi sampai ada pertumbuhan koloni untuk jamur
sekitar 3–5 hari bahkan bisa lebih bergantung pada jenisnya.
Koloni jamur yang telah dimurnikan, kemudian
diidentifikasikan secara makroskopis dan mikroskopis
(Analisis fenotip) yaitu mengamati karakter meliputi bentuk,
ukuran, warna, sifat permukaan (granular, berbulu, licin, dan
lain-lain) dan balik koloninya. Selanjutnya dilakukan
pengamatan secara mikroskopis untuk melihat struktur hifa dan
spora.
Untuk mengamati sifat-sifat hidup jamur dengan secara
makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis dengan
mengamati pertumbuhan koloni jamur pada media
28
pertumbuhan. Sifat-sifat koloni seperti, bentuk susunan, warna
dan ukuran koloni.Secara mikroskopis yaitu dengan
mengamati struktur jamur seperti hifa, spora, tubuh buah
dll.Kemudian adanya zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh
tubuh jamur seperti preparat enzim, asam-asam, alkohol dan
pigmen-pigmen,juga polysacharida, sterol dan golongan
miscellanous, vitamin-vitamin, acetaldehyde, senyawa arsenic,
lipid dan antibiotika yang merupakan produk dari jamur.
Dengan adanya metabolit-metabolit yang di hasilkan dari
tubuh jamur, maka jamur merupakan organisme penting di
dalam dunia industri makanan, minuman dan obat-obatan.
Disamping metabolit penting untuk dunia industri juga ada
metabolit yang sifatnya racun untuk organisme lain yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan maupun tumbuhan.
Untuk meningkatkan validitas hasil identifikasi maka
dilanjutkan dengan analisis genotip yaitu identifikasi secara
molekuler yaitu mengamati DNA. Tahapan kerja analisis
genotip yaitu : Isolasi DNA, Anypifikasi (PCR),
Elektroforesis DNA, Sekrening dan terakhir analisis
Felogenetik.
PERKEMBANGBIAKAN JAMUR
Perkembanganbiakan jamur ialah pembentukan individu
baru yang mempunyai sifat-sifat khas bagi species. Pada jamur
ada 2 macam perkembangbiakan yaitu seksual dan
asekual. Perkembangbiakan secara seksual cirinya yaitu
pertemuan 2 (dua) nukleus (inti) yang sesuai. Proses reproduksi
seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy,
karyyogamy, dan fase meiosis. Plasmogamy ialah
pembauran dari protoplast yang mendekati kedua nukleus
dalam sel yang sama. Karyogamy ialah pencampuran kedua
nukleus tadi.
Meiosis yaitu fase mereduksi jumlah kromonsom diploid
menjadi haploid.
Gambar 4.1 Pembentukan Askospora dan Basidiospora
30
A. PERKEMBANGBIAKAN SECARA ASEKSUAL
Perkembangbiakan secara aseksual yaitu pembiakan
untuk memperoleh individu baru yang dapat terjadi berulang
kali dalam suatu musim.
Reproduksi aseksual ini dapat berlangsung secara :
1. Fragmentasi, tiap fragmen atau bagian somatiknya
membentuk individu baru,
2. Membelah, dengan membentuk dinding sekat yang
memisahkan kedua anak sel yang baru,
3. Budding, ada pada yeast (uniseluler) dan beberapa
cendawan lainnya pada keadaan tertentu
4. Pembentukan spora
Gambar 4.2 Reproduksi Seksual dan Aseksual
Berdasarkan kemampuan berkembangbiak, klasifikasi
jamur-jamur yang diketahui hanya berbiak secara aseksual kita
masukan dalam suatu klas khusus, yaitu Deuteromycetes.
Reproduksi jamur secara umum dapat kita lihat sebagai
berikut:
31
Tabel 4.1 Pengeompokan Jamur
KELAS
ASEKSUAL
(Pembentu vegetatif
spora)
SEKSUAL
(Pembentukan
spora generatif)
MYXOMYCETES SPORANGIOSPO
RA
ZYGOSPORA
PHYCOMYCETES SPORANGIOSPO
RA
ZYGOSPORA
ASCOMYCETES KONIDIA ASKOSPORA
BASIDIOMYCETE
S
KONIDIA BASIDIOSPOR
A
DEUTEROMYCET
ES
KONIDIA BELUM
DIKETAHUI
Jamur bersel satu berbiak dengan membelah diri, atau
dengan bertunas. Tunas-tunas yang dihasilkan itu biasanya kita
sebut blastospora. Sepotong miselium atau sepotong hifa dapat
tercabik-cabik sehingga terbentuk semacam koloni. Pembiakan
aseksual samacam ini biasanya kita sebut fragmentasi.
Banyak jamur menghasilkan konidia, yaitu ujung hifa-
hifa tertentu yang membagi-bagi diri menjadi bentuk-bentuk
bulat atau bulat telur atau empat-persegi panjang.Bentuk
ini dinamakan konidiospora. Disamping oidia
(oidiospora) dan artrospora yang merupakan deretan spora
dikenal juga Klamidospora, yaitu spora yang berdinding
tebal.Klamidospora ada yang tunggal, ada yang berderet
ada pada ujung hifa atau di tengah-tengah hifa. Spora-
spora ini dalam keadaan terbuka, jadi tidak terwadahi di
dalam suatu kotak. Hifa tempat tumbuhnya konidia disebut
32
konidiofor.
Ujung hifa di beberapa jamur dapat menggelembung
merupakan suatu wadah, sedang protoplastnya membagi-bagi
diri menjadi suatu spora. Wadah itu kita sebut sporangium,
sporanya kita sebut sporangiospora, sedang hifa yang
merupakan tangkai sporangium kita sebut sporangiofor.
Pada umumnya warna jamur-jamur rendah itu ditentukan
oleh warna konidia Berbagai jamur dapat bervariasi dari bening
tak berwarna sampai kuning, hijau, jingga, merah, coklat,
hitam. Bentuknya dapat berupa bola kecil, serupa telur, bulat
panjang, seperti sabit, serupa jarum dan sebagainya. Konidia
dapat pula bersel tunggal, dapt pula bersel banyak.
Gambar 4.3 Perekembangbiakan aseksual,
A. Pembelahan sel, B. Buding C. Fragmentasi
Sporangium beberapa jamur Phycomycetes menghasilkan
spora-apora yang dapar bergerak, dan oleh karena itu spora-
spora ini mempunyai bulu cambuk (flagel). Flagel ada
yang polos, ada juga yang berambut. Flagel berpangkal dalam
protoplast. Pangkal itu disebut blefaroplast. Blefaroplast
bargandengan dengan inti dengan perantaraan benang-benang
dan disebut rizoplast. Penampang melintang flagel menunjukan
adanya 9 pasang benang yang mengelilingi di pinggir, dan 2
33
benang ditengah yang disebut aksonema
Sporangium tempat pembentukan zoospora disebut
zoosporangium. Dalam prakteknya dijumpai kesulitan dalam
membedakan antara sporangium dan konidia dan juga antara
bentuk-bentuk alat pembiakan aseksual yang lain; dalam hal ini
acapkali ada perbedaan antara para ahli.
B. PERKEMBANGBIAKAN SECARA SEKSUAL
Pembiakan secara seksual memerlukan dua jenis jamur
yang cocok, artinya dapat kawin. Untuk kecocokan ini kita
berikan istilah kompatibel. Dua jenis yang kompatibel kita
tandai dengan (+) dan (-) atau dengan A dan a, atau dengan lain
kode.
Proses perkawinan antara 2 jenis yang kompatibel pada
hakekatnya terdiri atas persatuan antara dua protoplast yang
kemudian diikuti persatuan intinya persatuan antara protoplast
disebut plasmogami, sedang persatuan antara inti di sebut
karyogami. Didalam pembicaraan jamur-jamur dibelakang ter-
nyata, bahwa plasmogami tidak selalu segera di ikuti dengan
karyogami secara masal antara inti-inti dari sel yang lain yang
kompatibel, tetapi kadang-kadang ada juga karyogami
antara inti yang sama.
Pada jamur tinggi tidak demikian. Kadang-kadang karyo-
gami hanya berlangsung sebentar dalam siklus hidupnya. Hifa
atau miselium yang terbentuk karena perkawinan dua hifa yang
kompatibel dapat mengalami dua kemungkinan. Kalau kedua
inti yang kompatibel segera bersatu, maka hifa baru disebut
berinti satu (monokaryotik), inti baru itu diploid. Sebaliknya,
kalau kedua inti tetap terpisah, maka hifa baru disebut hifa
berinti dua tak sama (dikaryotik). Hifa yang dikaryotik
berkembangbiak pula dengan membelah diri yang didahului
34
dengan pembelahan kedua inti secara bersama-sama. Dengan
demikian tiap sel baru pada hifa ini yaitu heterokaryotik.
Pada suatu ketika keadaan heterokaryotik berubah menjadi
monokaryotik. Akan tetapi meiosis akan segera terjadi
sehingga inti yang diploid menjadi haploid lagi. Hal ini terjadi
pada waktu jamur akan menghasilkan spora-spora baru.
Jamur yang berinti satu haploid tidak dapat mengadakan
perkawinan sendiri, maka jamur yang demikian itu dinamakan
heterotalik mandul. Jadi jamur yang demikian itu hanya dapat
kawin dengan jenis lain yang kompatibel.
Jamur yang berinti dua (atau banyak) yang tidak sama
dan dapat mengadakan perkawinan sendiri disebut homotalik
subur. Jika suatu jamur secara morfologik jelas menghasilkan
jenis kelamin jantan (anteridium) yang menghasilkan sel
kelamin jantan dan alat kelamin betina (oogonium) yang
mengandung sel telur, maka jamur itu disebut hermafrodit.
Biasanya jamur hermafrodit dapat mengadakan perkawinan
sendiri, keadaan ini kita sebut berumah satu (monoecius).
Bila ada jamur yang hanya menghasilkan alat kelamin
jantan saja, atau hanya alat kelamin betina saja, maka keadaan
itu kita sebut berumah dua (dioecius).
Alat kelamin pada umumnya kita sebut gametangium,
sedang sel kelamin disebut gamet. Gametangium yang
menghasilkan sel kelamin jantan dinamakan anteridium,
sedang gametangium yang menghasilkan sel kelamin betina
kita namakan oogonium. Sering kali gamet jantan dan gamet
betina secara morfologis tidak dapat dibedakan yang satu dari
yang lain; dalam hal demikian gamet-gamet itu disebut
isogamete. Jika gamet-ganet ini jelas berbeda,maka
disebut mereka anisogamet, jika berbeda besar dan kecilnya,
atau heterogamet apabila berbeda jenis kelaminnya. Pada jamur
35
rendah ada gamet-gamet yang bergerak, untuk itu
dinamakan planogamet, sedang yang tidak bergerak disebut
aplanogamet. Sel telur yaitu suatu aplanogamet, sedang
anterozoida yaitu planogamet. Berbagai bentuk gamet.
semuanya yaitu planogamet, kecuali sel telur yang menetap
dalam oogonium
Cara bersatunya dua sel yang berlainan jenis dapat kita
klasifikasikan sebagai berikut:
1. Persatuan planogamet
Ini terjadi antara dua gamet yang dapat bergerak; untuk ini
dapat diciptakan istilah planogametogami. Kalau persatuan
itu terjadi antara dua planogamet yang berbeda ukuran atau
planogamet yang satu dapat bergerak sedang yang lain
tidak, maka persatuan itu disebut anisogametomi.
Contohnya pada Allomyces dan Monoblephari.
2. Kontak antara Gametangium
Pada banyak species jamur yang tidak menghasilkan sel
kelamin, plasmogami dapat terjadi langsung antara dua
gametangium yang kompatibel, sedang masing-masing
gametangium selama plasmogami tidak mengalami peru-
bahan. Melalui suatu lubang atau saluran kecil yang terjadi
antara kedua gametangium yang mengadakan kontak,
mengalirlah inti atau inti-inti dari anteridium ke oogonium.
Setelah ini berakhir, maka oogonium dapat berkembang,
sedangkan anteredium mungkin mengalami desintegrasi.
3. Persatuan Gametangium atau Gametangiogami
Pada Gametangiogami ini terjadi perpindahan seluruh isi
anteredium keogonium. Dalam hal ini ada dua cara.
Pertama ialah, antara anteridium dan oogonium terbentuk
lubang atau saluran, sehingga seluruh protoplast dari
anteridium pindah ke oogonium lewat lubang atau saluran
36
ini .Kedua, gametangium luluh menjadi satu tubuh
baru.
Gambar 4.4 Peristiwa gametangiogami pada jamur tingkat
rendah
4. Spermatisasi
Beberapa jamur tinggi menghasilkan semacam konidia
kecil berinti satu yang kita sebut spermatia. Spermatia
dapat terbawa angin, air, serangga atau lainnya untuk
membuahi gametangium betina. Antara spermatania dan
gametangium ada lubang tempat mengalir protoplast
dari spermatatia ke gametangium (oogonium).
37
5. Somatogami
Pada Jamur-jamur tinggi tertentu tidak ada alat
kelamin, maupun sel kelamin, dan persatuan protoplast
antara dua jenis yang kompatibel dapat berlangsung dari
setiap sel tubuh (hifa) dari jenis yang satu dengan sel tubuh
(hifa) dari jenis yang lain.
KLASIFIKASI JAMUR
Penamaan jamur mengikuti permufakatan internasional.
Tiap jamur diberi dwinama yang menyebutkan genus dan
speciesnya (binomial). Klasifikasi dan penamaan jamur masih
jauh dari sempurna. Masih banyak hal-hal yang memerlukan
penelitian lebih luas dan mendalam sebelum kita dapat
menetapkan suatu taksonomi yang agak stabil. Untuk
sementara waktu kita ikuti klasifikasi menurut konsep
Alexopolous dan Mims (1979).
Karena filogeni (asal-usul) masing-masing species yang
di golongkan sebagai jamur itu belum seluruhnya jelas, maka
penelitian lebih lanjut memungkinkan terjadinya perubahan
dalam klasifikasi. Dalam penggolongan jamur lendir dan jamur
tingkat rendah Dwidjoseputro (1979) memperhatikan pendapat
Wolf, Webster, dan Von Ark, sehingga mengusulkan adanya
Pseudomycomycetes untuk menampung ordo Acrasiales dan
ordo Labyrynthulales, sedang klas Plasmodiophora,
Myxoromycetes dianggap lebih sesuai kalau dimasukkan dalam
subdivisi Myxomycotina. Sulit bahkan mustahil untuk
mengelompokkan misalnya jamur lendir dengan jamur-jamur
yang lain menjadi suatu kesatuan yang wajar; yang dimasukkan
dalam suatu wadah sangatlah heterogen. Tak mengherankan
kalau ada sarjana-sarjana yang menciptakan suatu Kerajaan
(Regnum) baru untuk merangkum makhluk-makhluk yang
tidak diketahui apakah itu tumbuhan atau hewan. Mereka
mengusulkan adanya kerajaan Protista, dan jamur lendir
tercakup di dalamnya dengan nama Mycetozoa. Yang di
usulkan oleh sarjana-sarjana lain menarik juga, namun kurang
langsung berhubungan dengan taksonomi.
39
Dwidjoseputro dalam bukunya Pengantar Mikologi
(1979), memasukkan semua jamur dalam kerajaan Tumbuhan
(Ragnum Plantae). Kerajaan ini di bagi atas divisi-divisi, dan
jamur masuk dalam Mycota/Mycophyta. Selanjutnya divisi
Mycota di bagi menjadi dua dua subdivisi yaitu subdivis
Myxomycotina/ Mycomycophyta dan subdivisi Eumycotina/
Eumyxomy-cophyyta. Subdivisi dibagi atas klas, nama klas
berakhiran – mycetes. Klas dibagi atas subklas, nama subklas
berakhiran – mycetidae. Subklas di bagi atas ordo, dan nama
ordo berakhiran – ales. Ordo di bagi atas famili, dan nama
famili berakhiran – aceae.
Kingdom : Plantae
Divisio : Mycota /Mycophyta/Thallophyta
Kelas : mycetes / mycetea
Ordo : ales
Famili : aceae
Sedangkan Alexopolous dan Mims (1979) dalam
bukunya Introductory Mycology memasukkan jamur dalam
klasifikasi sebagai berikut :
Superkingdom : Eukaryo
Kingdom : Myceteae (Fungi)
Divisi 1 : Gymnomycota
Subdivisi I : Acrasiogymnomycotin
Kelas I : Acrasiomycetes
Subdivisi 2 : Plasmodiogymnomycotina
Kelas 1 : Protosteliomycetes
2 : Myxomycetes
40
Subkelas 1 : Ceratiomyxomcetidae
2 : Myxogastromycetidae
3 : Stemonitomycetidae
Divisi II : Mastigomycota
Subdivisi 1 : Haplomastigomycotina
Kelas 1 : Chytridiomycetes
2 : Hyphochytridiomycetes
3 : Plasmodiophoromycetes
Subdivisi 2 : Diplomastigomycotina
Kelas 1 : Oomycetes
Divisi III : Amastigomycota
Subdivisi 1 : Zygomycotina
Kelas 1 : Zygomycetes
2 : Trichomycete
Subdivisi 2 : Ascomycotina
Kelas 1 : Ascomycetes
Subkelas 1 : Hemiascomycetidae
2 : Plectomycetidae
3 : Hymenoascomycetidae
4 : Laboulbeniomycetidae
5 : Loculoascomycetidae
Subdivisi 3 : Basidiomycotina
Kelas 1 : Basidiomycetes
Subkelas 1 : Holobasidiomycetidae
2 : Phragmobasidiomycetidae
3 : Teliomycetidae
Subdivisi 4 : Deuteromycotina
41
Kelas 1 : Deutromycetes
Subkelas 1 : Blastomycetidae
2 : Coleomycetidae
3 : Hyphomycetidae
A. Klasifikasi lain sub divisi Schizmycophyta (bakteri), hanya
satu kelas yaitu Schizomycetes.
B. Subdivisio Myxomycophyta mempunyai 3 kelas yaitu:
1. Myxomycetes (mempunyai Peridium/ kantung spora)
2. Acrasiae (mempunyai Pseudoplasmodium)
3. Plasmodiophoreae (parasit pada tanaman hijau dan
fungi)
C. Subdivisio Eumycophyta (True Fungi), mempunyai empat
kelas yaitu:
1. Phycomycetes (Uniseluler, dan miselium non septa).
2. Ascomycetes (Spora dihasilkan dalam ascus/asci).
3. Basidiomycetes (Spora dihasilkan dalam Basidium)
4. Deuteromycetes/fungi Imperfekti (Hanya ada stadium
Asexual)
A. SCHIZOMYCOPHYTA
Schizomycophyta, mempunyai kelas Schizomycetes
(Yunani Schizein = memotong, memisah, + myketes = jamur)
meliputi bakteri yaitu makhluk terkecil yang dapat di lihat
dengan mikroskop cahaya. Diantara beberapa organisma dalam
division ini ada yang agak besar. Tetapi umumnya masih
terlalu kecil untuk di lihat dengan mata bugil. Ukurannya
berkisar antara 0.001 sampai 0,005 mm (1 sampai 5 mikron).
Kebanyakan spesies dengan ukuran ini disebut bacteria (bentuk
jamak dari bakteri), kecuali bila ada catatan lain. Untuk
42
memudahkan kita pakai nama ini bagi kelas keseluruhan.
Sebagian besar Schizomycetes yaitu konsumen yang
mendapatkan energinya dari makanan yang dihasilkan
organisma lain. Beberapa di antaranya yaitu parasit, tetapi
kebanyakan yaitu saprofor, yaitu organisma yang hidupnya
dari organisma yang telah mati. Ada beberapa bakteri yang
mempunyai pigmen. Sifat kimia pigmen ini mirip dengan
chlorophyl dalam tumbuhan. Oleh karenanya dapat melakukan
semacam fotosintesis. Fotosintesis ini agak lain daripada
fotosintesis pada tumbuhan. Juga ada sejumlah kecil bakteri
yang memperoleh energinya dari zat-zat anorganik yang
mengandung besi, belerang atau nitrogen. Kelompok bakteri
ini sajalah yang untuk memperoleh energinya tidak bergantung
kepada energi cahaya matahari secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Sejak mikroba diduga menjadi suatu faktor penyebab
penyakit pada manusia. Bakteri parasit mendapat lebih banyak
perhatian daripada bakteri lainnya. Tetapi aktivitas bakteri
bukan parasit sangat menguntungkan umat manusia.Bakteri
menguraikan senyawa-senyawa kimia dari tubuh organisma
mati, sehingga zat-zat itu dapat diserap oleh tumbuhan. Bakteri
menjadi sumber makanan bagi sejumlah besar organisma kecil,
umpamanya Crustaceae yang masih muda, yang sangat penting
artinya sebagai salah satu bagian dalam rantai makanan yang
akhirnya sampai kepada manusia. Manusia memanfaatkan
bakteri dalam menghasilkan alkohol, penyamakan kulit,
memisahkan serabut nenas dan rami, dalam proses pembuatan
teh, kopi, coklat di pabrik. Pada ikan kembung, trasi, keju,
mentega, Yoghurt juga merupakan hasil bakteri, begitu pula
asinan sawi dan rumput silo.
43
B. MYXOMYCOPHYTA ( Slime Molds )
Slime Molds/jamur lendir termasuk divisio
Myxomycophyta (Yunani: myto = lendir, myketes = jamur).
Organisma ini pada umumnya hidup sebagai saprophyt. Ada
juga beberapa spesies yang parasitic. Di musim hujan
Myxomycetes sering ditemukan pada daun-daun mati, kayu
yang membusuk, pupuk kadang dan lain-lain materi yang
merugikan. Dalam fase kehidupan ini Myxomycetes berwujud
suatu plasmodium, yaitu segumpal protoplasma yang berinti
banyak. Bentuk plasmodium ini menyerupai lembaran jala-jala
mengkilap. Warnanya dapat jingga atau kuning atau putih atau
kadang-kadang dapat tak berwarna sama sekali. Plasmodium
dapat beberapa sentimeter panjangnya, tetapi dapat juga lebih
dari satu meter.
Plasmodium Myxomycophyta makan dan bergerak
menyerupai amuba, hanya ukuranya beberapa ribu kali bahkan
berjuta kali lebih besar. Dengan pseudopoda plasmodium
bergerak perlahan-lahan dari tempat yang satu ke tempat yang
lain dan menangkap makanannya yang terdiri dari bakteri,
spora jamur dan zat-zat organik lainnya.
Sesudah masa makan dan masa tumbuh, plasmodium
bergerak ke suatu tempat yang agak kering dan lebih terbuka.
Disana plasmodium berubah menjadi beberapa kantong spora,
sporangium, yang bertangkai halus dan berwarna cerah. Dalam
sporangium ada sejumlah besar spora. Apabila sporangium
pecah, spora-spora akan keluar. Kalau spora itu jatuh di suatu
tempat yang menguntungkan, yaitu di tempat lembab, spora itu
akan berubah menjadi sel yang berflagel dan berenang-renang.
Setelah beberapa waktu sel yang berflagel ini kemudian
menarik kembali flagelnya dan begerak perlahan-perlahan
seperti amuba. Sel ini di sebut myxamuba. Akhirnya sel ini
44
berpadu berpasang-pasangan dan membentuk zygot yang
berubah menjadi plasmodium baru.
Organisma lain yang mempunyai sejarah hidup seperti
jamur lendir tidak banyak. Dalam masa berflagel dan
menyerupai amuba, jamur lendir bergerak seperti hewan, tetapi
kantong spora dan sporanya sendiri menyerupai tumbuhan.
Adanya organisme yang mempunyai sifat hewan dan sifat
tumbuhan menjadi alasan kuat untuk membentuk golongan
ketiga dalam klasifikasi makhluk hidup, yaitu golongan
Protista.
C. EUMYCOPHYTA
Divisi Eumycophyta (jamur benar) mempunyai 4 kelas
yaitu:
1. Phycomycetes
2. Ascomycetes
3. Basidiomycetes
4. Deuteromycetes
1. Klasifikasi Kelas Phycomycetes
a. Seri Uniflagellatea
b. Seri Biflagellatae
c. Seri Aplanatae (tidak mempunyai alat gerak)
Uniflagelatae
Ordo 1 : Chytridiales
Famili 1. Olpidiaceae, contoh : Olipidium viciae
2. Synchitriaceae, contoh: Synchytium endobioticum
3. Phlyctidiaceae, contoh: Rhizopodium couchii
Ordo 2 : Blastocladiales
Famili 1 : Coelomomycetaceae
45
2 : Catenariaceae
3 : Blastocladiaceae contoh : Allomyces java,
Arbuscula, Evallomyces
Ordo 3 : Monoblepharidales
Contoh: Monoblepharis Polymorpha, Monoble-
pharella, Gonapodya
Biflagellateae
Ordo 1 : Saprolegniales
Famili : Saprolegniaceae,
Contoh : Saprolegnia parasiticia, Aphanomyces
sp, leptolegnia sp, Geolegnia sp.
Ordo 2 : Leptomitales
Contoh: Apodachlya pyrifera, Rhipidium
americanum
Ordo 3 : Peronosporales
Famili 1 : Peronosporaceae
Contoh : Plasmopara viticola (Lapuk pada
anggur)
Peranospora destructor (Bawang)
Bremia lactucae (Sla)
Peroplasmopara cubensis (Labu)
Sclerospora graminicola (Rumput-rumputan)
Famili 2 : Pythiaceae
Contoh : Pythium debarianum (damping-off)
Pythoptora infestant (Kentang)
Famili 3 : Albuginaceae (Karat Putih)
Contoh : Albugo candida (Crucifera)
Albugo ipomoea panduranae (Ubi)
A.portulaceae (Portulaceae)
46
A.bliti (Amaranthaceae)
Aplanatae
Ordo 1 : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Contoh: Rhizopus nigricans (Strawberry-Uby)
Mucor mucedo
Absidia lichtenia (Organ dalam manusia)
Mucor pusillus (Organ dalam manusia)
R. nigricans (Asam laktat)
R. sinensis (Asam laktat)
R. oryzae (Asam laktat)
R. nodosus
Famili : Pilobolaceae
Contoh : Pilobolus (akar tumbuhan)
Zygorinchus heterogamous (akar tumbuhan)
Mortierella rostafinensis (akar
tumbuhan)Endogone (akar tumbuhan)
Choanofora cucubitarum (bunga, buah)
Phycomyces antens (Nuclei heterokariotyc)
Ordo 2 : Entomophthorales
Famili : Entomophthoraceae (saproba)
Contoh : Entomophthora muscae (lalat mati)
Conidiobolus brefeldianus
2. Klasifikasi Kelas Ascomycetes
Group: Yeasts, Black molds, Green molds, Powdery,
Mildews, Cup Fungi, Morels, Trufles.
Sifat umum :
a. Parasit pada tumbuhan hijau, manusia dan binatang
b. Saprofit (tanah, kayu lapuk dll.)
47
c. Membentuk badan buah (ascus)
d. Hypogean (dunia bawah)
e. Cophropilous (kotoran)
f. Hifa bersepta
g. Jaringan prosenkim dan Pseudoparenkim behubungan
dengan tubuh buah.
h. Reproduksi aseksual :
Budding, Fussion, Fragmentasi, Oidia, Chlamidospora,
Konidia.
i. Reproduksi seksual :
Gametangial Copulation, Gametangial contact,
Spermatization, Somatogamy.
Pada reproduksi aseksual ada 4 tipe tubuh buah :
a. Pycnidium
b. Acervulus
c. Sporodichium
d. Synema
48
Kelas : ASCOMYCETES
Sub kelas : 1. Protoascomycetes (tak ada ascocarp)
2. Euascomycetes (asci di bentuk pada
ascocarp dari Ascogenous)
Gambar 5.1 Ascomycetes
49
PROTOASCOMYCETES (Penyebab daun keriting)
Ordo : Endomycetales (asci tumbuh langsung dari zygote)
Famili 1 : Ascoidaceae (asci berisi lebih dari 8 ascospora)
Contoh : Dinodascus albidus, D uninucleatus
Famili 2 : Endomyceteceae (asci berisi 1 sampai 8 ascospora)
Contoh: Eremascus fertilis, Endomyces, Endomy-
copsis
Yeast: Ditemukan misalnya pada nectar, buah-
buahan, tanah, excret, binatang, susu,
bagian vegetatif dari tanaman.
EUASCOMYCETES
Seri 1 : Plectomycetes
Ordo 1 : Aspergillales
Famili : Aspergillaceae
Contoh : Aspergillus niger (Black molds)
A.fumigatus (Aspergillosis pada paru-paru
binatang dan manusia),
A.flavus (penghasil eflatoksin)
A. oryizae (Sake, Alkohol)
A. wentii (Pembuatan kecap)
P. italicum (buah jeruk)
Ordo 2 : Myriangiales (parasit pada tanaman dan binatang
di daerah Tropik)
Famili 1 : Myriangiaceae
Contoh : Myriangium duriaei
Famili 2 : Elsinoeceae
Contoh : Elsinoe fawcelli (kudis jeruk )
E. ampelinu ( anggur )
E. veneta ( raspberry )
Seri 2 : Pyrenomycetes
50
Ordo 1 : Erysiphales
Famili : Erysiphaceae ( powdery mildews )
Contoh : Erysiphe polygoni ( Omnivorous )
Podosphaera leucotricha (apel)
Sphaerotheca phytophila (poedery mildews)
S. morsuvae (powdery mildew buah talok)
S. Pannosa (Powdery mildew rose)
E. cichoracearum (Cucurbitaceae)
Ordo 2 : Laboulbeniales (parasit pada insecta)
Contoh : laboulbenia formicarum
Ordo 3 : Sphaeriales (non stroma)
Contoh : Endothia parasitica (Chestunut blight)
Famili : Chaetomiceae (Penghancur sellulosa)
Contoh : Chaetomium sp (Lapuk pada pakaian)
Famili : Fimetariaceae (saproba)
Contoh : Neurospora, fimetaria, pleurage,
gelasino, N. sitophila, N. Tetrasperma,
N. crassa
Famili : Opiostomataceae
Contoh : Ophiostoma ulmi
O. fimbriatum (kentang manis busuk)
Famili : Gnomoniaceae
Contoh : Gnomonia leptostyla (antrak pada
Walnut)
G. veneta (Sycamore antrak)
G. Ulmea (titik pada daun Elm)
G. erytrosta (daun cherry hangus)
Famili : Diaportaceae (saprobic)
Contoh : Diaporthe Citri (Jeruk)
D. vexans (Egg plant)
51
D. phaseolarum (lima bean)
Glomerrella cingulata (apel)
Ordo 4 : Allantosphaeriales
Famili : Xylariaceae
Contoh : Hypoxylon pruinosun (parasit) Xylaria,
Daldinia
Famili : Phyllachoraceae
Contoh : Phylachora graminis (parasit pada
rumput)
Ordo 5 : Hypocreales
Famili : Nectriaceae
Contoh : Nectria cinnabarina (pohon maple)
N.dirssina, N. coccinea, N. gallimena
Famili : Clavipitaceae
Contoh : Claviceps purpurea (sebangsa gandum)
Ordo 6 : Dothideales
Contoh : Dothidea colecta
Ordo 7 : Pseudosphaeriales
Famili : Mycosphaerellaceae (Leaf spot)
Contoh : Mycosphaerella cercidicola (redbud)
M. fragrariae (strawberry)
M. sentina (pear)
Guignardia bidwelli (anggur)
Famili : Pleosporaceae
Contoh : Venturia inaequalis (kudia pada apel)
V. pyrina (kudis pada pear)
Pleospora (saprobe atau parasit ringan)
Seri 3 : Discomycetes (Cup fungi, Morels, Truffles)
Sub Seri A : Inoperculate
Ordo 1 : Ostropales
Ordo 2 : Helotiales
52
Famili : Phacidiaceae
Famili : Sclerotiniaceae
Contoh : Monilinia fructicola (bintik coklat pada
peach)
Famili : Geoglosaceae
Contoh : Gleoglossus, Spathularia, Leotia, Cudonia
Sub seri B: Operculate
Ordo 1 : Pezizales
Famili 1 : Pezizaceae (Cup berwarna cerah)
Contoh : Plectania coccinia (Apothecia merah)
Urnula craterium (Apothecia hitam)
Peziza sp (diameter 20 cm)
Ascodesmis borcina (pada kotoran babi)
Ascobolus magnificus (kotoran kuda)
Bulgaria globosa (tubuh buah
bergelatin)
Famili 2 : Elvelaceae (Morels, Sponge, Mushroom)
Contoh : Morcella conica,M. deliciosa (Delicious
morel )
M.esculenta (Common morel), M. Cras-
sipes (Thick Stemmed more), Elvella sp
(sadlle fungi dan false Fungi)
Ordo 2 : Tuberales (Truffles)
Sebagai makanan yang bernilai tinggi di Eropa.
Contoh : Tuber agstivum, T. rufum, T.
generharknesii.
3. Klasifikasi Kelas Basidiomycetes
Sub Kelas : Hemibasidiomycetes (basidium bersepta)
(Jelly fungi, rust, smuts). Terdiri dari 5 mempunyai 5 yaitu :
1. Dacrymycetales (basidia seperti garpu tala)
53
2. Tremellales (basidia bersepta longitudinal)
3. Auriculariales (basidia bersepta transversal)
4. Uredinales (basidiocarp tidak ada; teleutospora dibentuk di
ujung hifa)
5. Ustilaginales (teleutospora dibentuk pada chlamidospora)
Ordo nomor 1, 2, 3, termasuk Jelly fungi.
Ordo 1 : Dacrymycetales
Famili: Dacrymycetaceae (kuning/orange, kecil,
pada pohon mati )
Contoh : Dacrymyces deliquescens
Ordo 2 : Tremellales
Famili : Tremellaceae (abu-abu, ungu, coklat)
Contoh: Tremella fusiformis (putih), sebagai
makanan cina, Phlogioti shelvelloides (tubuh buah–
10cm, warna pink/orange – merah)
Ordo 3 : Auriculariales (saproba, parasit pada tanaman,
parasit pada Insekta)
Famili 1 : Auriculariaceae (bergelatin)
Tubuh buah bervariasi dari yang sederhana
(helicobasidium) sampai yang besar (auricularia)
Contoh: Eucronartium muscicola (parasit pada
lumut),
Jola Javanensis (parasit pada lumut)
Helicobasidium
purpureum (parasit pada akar tanaman bunga)
Herpobasidium deformans (daun busuk honeysuck)
Auricularia auricula (jamur kuping).
Famili 2 : Septobasidiaceae (tidak bergelatin), parasit pada
insekta
54
Contoh : Septobasidium fumigatum,
(Uredinella coccidiophaga)
Ordo 3 : Uredinales ( rusts=karat); parasit tanaman
Contoh : Septobasidium fumigatum,
(Uredinella coccidiophaga)
Famili 1 : Pucciniaceae
Contoh : Uromyces appendiculalus (karat kacang)
U. fabae (karat kacang merah)
U. pisi (karat kapri)
U.caryophyllinus (karat bunga anyer)
Puccinia graminis (karat gandum)
P.malvacearum (karat malvaceae)
Gymnosporangium juniperi-virginianae
(karat juniper-apel)
G.globasum (juniper, apel, pear),
G.sabinae (juniper, pear)
Famili 2 : Melansporaceae
Contoh : Cronartium ribicola (pada karat pinus
putih)
Famili 3 : Coleosporiaceae
Contoh : Coleosporium solidaginues (karak pada
daun solidagi)
Ordo 5 : Ustilaginales (noda hitam=smuts); parasit pada
tanaman
Famili 1 : Ustilaginaceae (Promycelium bersepta)
Contoh : Ustilago maydis ( smuts pada jagumg)
U.tritici (pada gandum)
U.avenae (pada gandum)
Famili 2 : Tilletiaceae
Contoh : Tilletia caries (pada gandum)
T. foetida (pada gandum )
55
Sub Kelas 2 :
Holobasidiomycetes/Eubasidiomycetes/Homobasidiomycete
s (mushrooms, shaddle fungi, coral fungi, puffballs,
earthstars,stink horns,birds nest fungi)
Seri 1 : Hymenomycetes (basidia dalam hymenium)
Ordo : Agaricales
Famili 1 : Exobasidiaceae tanpa basidiocarp
Parasit pada tanaman bunga (ericaceae)
Contoh : Exobasidium vaccinii
Famili 2 : Thelephoraceae
Contoh : Pellicularia filamentosa ( kentang menjadi
hitam)
Famili 3 : Clavariaceae (coral fungi); kuning, orange, violet
Ada yang dapat di makan, ada yang beracun
Contoh : Sporassisradicata (parasit pada Conivera)
Famili 4 : Hydnaceae (coral fungi)
Contoh : Hericium coralloides (putih, besar, indah)
Steccherinum septentrionale (parasit pada Maple)
Famili 5 : Polyporaceae (Crust, shelves/mushroom)
Contoh : Polyporus sulphureus (sulfur mushroom,
penyebab busuk daun oak / pohon lain,
warna kuning)
P.versicolor
Fomes applanatus (bentuk papan, putih,
halus)
F.igniarius (bentuk papan, putih, halus)
Famili 6 : Boletus sphaerophorus, banyak jenis Boletus dalam
bentuk Mycorhyza pada akar pohon.
Famili 7 : Agaricus campestris (jamur merang/mushroom)
A.rodmani (pada rumput kota)
Marasmius oreades (mushroom cincin kota)
56
Collybia longipes (mushroom panjang di hutan)
Pholiota praecox
P.autumnalis (Fall agarics)
P.adiposa (Fall agarics)
Pleurotus ostreatus (bisa di makan)
Russula americana (spora putih, beracun, tudung
merah, di rawa-rawa)
Amanita muscarina
Pluteus cervinus (bisa di makan)
Clitopilus abortivus (bisa di makan)
Seri 2 : Gastromycetes
(Basidiocarp=Gleba)
Ordo 1 : Hymenogastrales (gleba lembut)
Contoh : Endoptychum agaricoides
Ordo 2 : Lycoperdales (gleba seperti powder, ada hymenium,
spora kecil berwarna. (puffballs, earthstars)
ditemukan di city town, Self Green, Grassy,Open
Fields
Famili : Lycoperdaceae (puffballs)
Geastraceae (earthstars )
Contoh : Calvatia gigantea
Lycop
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)






