Tampilkan postingan dengan label Mikologi 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mikologi 1. Tampilkan semua postingan

Mikologi 1

 






Peranan jamur dalam kehidupan manusia sudah dikenal 

sejak dahulu, karena jamur hidupnya kosmopolitan sehingga 

banyak ada  pada macam-macam benda yang berhubungan 

dengan manusia seperti makanan, pakaian, rumah dan 

perabotannya dapat ditumbuhi jamur. Hal ini  berlaku pula 

pada tumbuhan dan binatang peliharaan. 

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan 

kelembapan berkisar antara 70-90% dan temperatur rata-rata 

30

o

C. Faktor-faktor ini  sangat optimal untuk pertumbuhan 

dan perkembangan jamur . Di negara-negara 

tropis, kontaminasi makanan oleh jamur merupakan masalah 

yang sulit diatasi. Jamur yang tumbuh pada makanan ini  

dapat memproduksi dan mengakumulasikan mikotoksin yang 

sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia.  

Dengan sifat jamur yang tidak mempunyai klorofil, maka 

cara untuk mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan 

zat-zat yang sudah ada yang berasal oleh organisme lain, maka 

jamur disebut sebagai organisme yang heterotrop. Kalau zat 

organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak 

dibutuhkan lagi oleh pemiliknya maka jamur semacam itu 

disebut saproba. Kalau jamur itu hidup pada jasad-jasad lain 

yang masih hidup sehingga akibatnya merugikan, maka jamur 

itu disebut parasit. 

Jamur merupakan tumbuhan yang kosmopolitan sehingga 

tempat hidupnya sangat luas. Udara merupakan tempat yang 

penuh oleh spora jamur, umumnya jenis-jenis jamur penyebab 

 9 

kontaminasi ataupun jenis tertentu penyebab penyakit pada 

tanaman dan hewan termasuk manusia. Tanah merupakan 

tempat yang paling padat oleh bermacam-macam jenis jamur, 

dari jamur yang bersifat saprofit ataupun parasit, serta jenis-

jenis lain yang berguna dan bermanfaat. Sekelompok kecil 

jamur ada juga yang hidup di air, umumnya penyebab penyakit 

pada ikan dan tanaman air. 

Kepentingan jamur di dalam kehidupan manusia 

bermacam-macam. Ada yang menguntungkan baik sebagai 

bahan makanan secara langsung, seperti beberapa jamur yang 

sudah dikenal antara lain: mushroom, champignon, shitake, 

mouleh, jamur kuping, jamur merang, dan sebagainya, maupun 

sebagai bahan makanan secara tidak langsung, misalnya jamur 

yang aktif di dalam proses pembuatan jenis makanan 

fermentasi seperti; oncom, kecap, tempe, sosis, tauco, yoghurt, 

keju dan sebagainya. Juga minuman fermentasi, seperti; 

anggur, tuak, bier, brem, dan sebagainya. Berperan juga di 

dalam pembuatan obat-obatan, vitamin, asam amino, hormon, 

protein dan sebagainya.  

Ada juga jamur yang merugikan, baik secara langsung 

sebagai penyebab penyakit, seperti; panu, kadas, kurap, TBC 

semu dan sebagainya. Juga sebagai penghasil senyawa yang 

bersifat toksik atau racun, misalnya; aflatoksin, ochratoksin, 

luteoskirin dan sebagainya. 

 

B. DEFINISI DAN PENGERTIAN UMUM JAMUR       

Mikologi yaitu  ilmu yang mempelajari jamur, berasal 

dari kata: mykes = jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani). 

Perintis ilmu jamur yaitu  Pier Antonio Micheli, seorang ahli 

tumbuhan berbangsa Italia yang mempelajari jamur dan 

mempublikasikan bukunya berjudul Nova Plantarum Genera 

 10 

pada tahun 1729.    

Penggunaan istilah umum jamur mencakup semua bentuk 

yang kecil maupun besar yang disebut kapang, cendawan, 

lapuk, kulat dan lain-lain. Dengan demikian jamur itu 

merupakan nama taksonomi seperti halnya dengan bakteri, 

ganggang, lumut-lumutan, dan paku-pakuan. 

Jamur yaitu  suatu tumbuhan yang sangat sederhana, 

berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang 

bercabang-cabang dengan dinding dari selulosa atau khitin atau 

keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan 

aseksual. 

Jamur terbagi dalam dua golongan yaitu jamur yang 

uniseluler disebut khamir; contoh Saccharomyces cerevisiae 

dan yang multiselluler disebut kapang; contoh Aspergillus 

fumigatus. Jamur juga terbagi dalam dua golongan berdasarkan 

ukuran yaitu mikrofungi merupakan jamur yang strukturnya 

hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi yaitu 

jamur yang membentuk tubuh buah yang terbagi lagi dalam 

dua golongan yaitu jamur-jamur yang dapat dimakan atau 

disebut Edible mushroom; contoh Pleurotus ostreatus (jamur 

tiram), Auricularia auricular (jamur kuping), dan lain-lain, dan 

jamur-jamur beracun; contoh Amanita palloides, Rusula 

emetika, dan lain-lain.  

 

 

 

SIFAT-SIFAT UMUM JAMUR 

 

A.  MORFOLOGI DAN ANATOMI JAMUR 

1.  Hifa dan Miselium 

Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu 

thallus yang merupakan filament atau benang hifa, miselium 

merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan yaitu 

yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan 

yang bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir 

lebih besar dari pada kebanyakan bakteri dengan ukuran 

beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang atau bola. 

Setiap spesies memiliki bentuk yang khas. 

Tubuh kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu 

miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan Hifa 

(filament).  

Bentuk Hifa ada 3 macam yaitu : 

1. Aseptat yaitu Hifa yang tidak bersekat mengandung banyak 

inti disebut senositik (coenocytic). 

2. Septat dengan sel-sel uninukleat disebut monositik hifa. 

3. Septat dengan sel-sel multinukleat.  

Diameter Hifa berkisar 3 – 30 µm. Hifa tua mempunyai 

ketebalan antara 100 – 150 µm dan pada dinding selnya 

ada  senyawa melanin dan lipid yang berfungsi untuk 

melindungi sitoplasma dari ultraviolet. 

Secara fungsional Hifa terdiri dari: 

1. Hifa vegetatif yang umumnya rebah di atas substrat, 

berfungsi untuk menyerap nutrisi dari substrat. 

2. Hifa fertil yaitu hifa yang tumbuh tegak di atas permukaan 

substrat berfungsi untuk reproduksi. Hifa fertil berupa 

sporangiofor atau konidiofor. Sejalan dengan 

 12 

pertumbuhannya hifa-hifa bertambah banyak dan 

membentuk jalinan hifa yang disebut miselium yang makin 

lama makin tebal maka terbentuk koloni. Hifa udara (aerial 

hypha) atau miselium udara (aerial mycelium) 

3. Stolon yaitu hypa panjang menegak yang ada  pada 

Rhizopus spp. dan Mucor spp. 

4. Klamidospora yaitu  sel-sel hifa berdinding tebal dan 

merupakan sel dominan dan akan berkecambah bila kondisi 

lingkungan kondusif. 

Anastomosis hifa yaitu pertemuan 2 ujung hifa atau ujung 

hifa satu bertemu dengan bagian yang menonjol dari sel hifa 

lain atau pertemuan antara bagian yang menonjol dari masing-

masing sel hifa, kemudian terjadi persatuan sitoplasma dan inti, 

selanjutnya membentuk hifa baru dan menjadi jala atau 

miselium. (modifikasi ST Chang, carlie & Wathmann, 1994 

dalam Indrawati Ganjar, dkk., 2006). 

Macam-macam Hifa berdasarkan proses pembentukan-

nya: 

1. Hifa palsu atau Pseudohifa yaitu hifa yang terbentuk pada 

jamur uniselluler (Khamir). Khamir bersifat dimorphism 

yaitu memiliki 2 fase dalam siklus hidupnya yaitu fase 

khamir dan fase hifa yang selanjutnya membentuk 

pseudomiselium; contohnya Candida spp., Kluyveromyces 

spp., dan Pichia spp. Pada golongan khamir juga ada yang 

dapat membentuk miselium sejati misalnya pada 

Trichosporon spp. 

2. Hifa sejati yaitu hifa cendawan berbentuk tabung yang 

kemudian terbentuk sekat-sekat/atau tidak terbentuk sekat. 

Pada setiap sel dari hifa hanya ada satu inti disebut 

monokariotik. Bila dalam satu sel selalu ada dua inti 

disebut hifa dikariotik.  Basidiomycetes mempunyai 3 

 13 

macam hifa yaitu; 

a. Hifa primer yaitu hifa yang tumbuh dari satu 

basidiospora dan berinti banyak, selanjutnya terbentuk 

sekat-sekat dan setiap sel berinti satu (homokariotik). 

b. Hifa sekunder yaitu  hifa yang terbentuk dari hasil 

persatuan antara 2 hifa homokariotik yang kompatibel. 

c. Hifa tertier yaitu  hifa yang berfungsi sebagai 

penyangga tubuh buah, pada ujungnya membentuk 

lamella dengan basidium yang mengandung 

basidiospora. 

Miselium yaitu  kumpulan dari hifa atau filamen yang 

membentuk koloni. 

 

2. Dinding Hifa       

Dinding Hifa atau dinding sel umumnya terdiri dari 

selulose (suatu karbohidrat yang berantai panjang), zat serupa 

lignin dan beberapa zat organik lainnya. 

 

Tabel 2.1 Komposisi dinding sel jamur 

(Alexopolous dan Mims, 1979). 

Katagori 

dinding sel 

Kelompok 

jamur 

Genus 

1. Sellulose – 

Glycogen 

2. Sellulose – 

B-Glucan 

3. Sellulose – 

Chitin  

4. Chitin – 

Chitosan  

5. Chitin-B-

Acrasiomycet

es 

Oomycetes 

Hyphochytridi

omycetes 

Zygomycetes 

Chytridiomyc

etes 

Ascomycetes 

Poltsphondylium, 

Dictyostellium 

Phytophthora, Phythium, 

Saprolegnia 

Rhizidiomyces 

Mucor, Phycomyces, 

Zygorchynchus 

Allomyces, 

Blastocladiella 

 14 

Glucan 

 

 

 

6. Mannan-B-

Glucan 

7. Chitin-

Mannan 

8.Galactosamin

e-Galactosa 

polymers 

Deuteromycet

es 

Basidiomycet

es 

Ascomycetes 

Basidiomycet

es 

Trichomycete

Neurospora, 

Ajellomycetes 

Aspergillus 

Schizophyllum, Fomes, 

Polyporus 

Sporobolomyces, 

Rhodotorula 

Sporobolomyces, 

Rhodotorula 

Amoebidium 

 

 

3.  Membran Hifa (Moore-Landecker, 1996) 

Di bawah dinding sel yang kuat ada  lapisan yang 

melindungi isi sel, yaitu membran sel. Komposisi kimia 

membran sel fungi diduga terdiri dari senyawa-senyawa sterol, 

protein (dalam bentuk molekul-molekul yang amorf), serta 

senyawa-senyawa fosfolipid. 

 

 


 

 15 

4.  Kompartemen lain pada Hyfa 

Adanya kompartemen pada hifa memudahkan kita 

mempelajari isi sel fungi dengan mikroskop elektron. Di 

samping nukleus seringkali terlihat bentuk-bentuk ultra struktur 

seperti mitokondria, reticulum endoplasma, ribosom, apparatus 

Golgi, microbodies (peroksisom, glioksisom, hidrogenesom, 

dan lisosom). 

Mitokondria ada  dalam sitoplasma sel fungi 

berbentuk oval atau memanjang. 

Retikulum endoplasma yaitu  membran yang mengeli-

lingi organel-organel yang hanya ada  pada golongan 

eukariot. 

Ribosom ada  pada sitoplasma berfungsi untuk 

sintesis polipeptida, Ribosom ada  dalam matriks 

mitokondria. 

Aparatus Golgi berfungsi dalam sintesis bahan dinding 

sel yaitu glikoprotein, menyekresikan bahan-bahan 

ekstraseluler seperti cell coat pada pembelahan spora dari suatu 

sitoplasma yang multiseluler dan menghasilkan vesikel yang 

berperan dalam pembentukan dinding sel. 

Vesikel merupakan struktur berbentuk kantung ada  

pada lokasi-lokasi pertumbuhan dinding sel, terutama pada hifa 

apical.Vesikel mengandung bahan-bahan untuk pembentukan 

dinding sel.Vesikel juga berperan dalam mengikat zat warna 

dan racun serta mengekskresikan enzim-enzim ekstraseluler. 

Selain itu ada vesikel yang sangat kecil yang disebut kitosom, 

mengandung enzim kitin-sintase dan berperan dalam 

membentuk fibril kitin dari prekursornya.(Moore-Landecker, 

1996). 

Microbodies yaitu: peroksisom yang mengandung kata-

lase, glioksisom mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam 

 16 

oksidasi asam lemak dan dalam siklus glio-oksalat, hidro-

genosom mengandung hidrogenase untuk reaksi-reaksi 

anaerob dalam sel, lisosom mengatur pemecahan komponen-

komponen sel, misalnya pemecahan septum agar inti sel dapat 

bergerak dari sel satu ke sel yang lain dan pada sel yang 

bersifat parasit untuk memecahkan dinding sel inang (Moore-

Landecker, 1996). 

Nukleus / Inti jamur mempunyai inti yang lengkap yang 

kita sebut eukarion, yaitu inti yang berdinding, mempunyai 

nucleolus dan bahan inti (kromatin) yang membentuk 

kromosom. Pada jamur yang tumbuhnya terdiri dari hifa yang 

tidak bersekat (nonseptate), inti tersebar dimana-mana, hifa 

ini  dinamakan senosit (ceonocyt). Sedang pada hifa yang 

bersekat (septate hypha), pada setiap sel ada  satu, dua atau 

lebih inti. 

 

5.  Haustoria   

Haustoria yaitu hifa bercabang atau gelembung 

bertangkai yang ada  pada jamur parasit yang dapat 

menembus dinding sel inang berfungsi untuk absorpsi makanan 

dari sel inang. 

 

6.  Plectenchym     

Plectenchym yaitu jaringan tenun dari miselium, ada  

dua bentuk yaitu jaringan longgar disebut prosenchyma dan 

jaringan padat disebut pseudopharenchyma. 

 

7.  Stroma 

Stroma yaitu suatu anyaman / jalinan hifa yang cukup 

padat, fungsinya sebagai bantalan untuk tumbuh bagian-bagian 

lain. 

 17 

8.  Sklerotium 

Sklerotium yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi 

untuk melekat. 

 

9.  Spora 

Spora yaitu  ujung hifa jamur yang menggelembung 

membentuk serupa wadah, sedangkan protoplasmanya menjadi 

spora, berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jamur. 

Spora terbagi dalam dua golongan yaitu: spora aseksual 

dan spora seksual. 

1. Spora aseksual terdiri dari: 

a. Konidiospora atau konidium, terbentuk di ujung di sisi 

suatu hifa 

b. Sporangiospora, terbentuk dalam suatu kantung yang 

disebut sporangium 

c. Oidium atau Oidiospora, terbentuk karena terputusnya 

sel-sel hifa 

d. Klamidospora, terbentuk dari sel hifa somatik 

e. Blastospora, terbentuk pada bagian tengah hifa 

Berdasarkan ukuran, spora terbagi dalam: 

a. Mikrospora atau mikrokonidia, umumnya pada 

golongan kapang dan khamir. 

b. Makrospora atau makrokonidia, banyak ada  pada 

beberapa jenis jamur pathogen. 

 

 

 

 18 

 

Gambar 2.2 Spora Aseksual 

(Sumber : Siswapedia, 2019) 

 

2. Spora seksual terdiri dari : 

a. Askospora, terbentuk dalam kandung askus ada  

pada kelas Ascomycetes 

b. Basidiospora, terbentuk dalam struktur yang berbentuk 

gada disebut basidium, ada  pada kelas 

Basidiomycetes. 

c. Zigospora disebut juga gametosit, terbentuk bila dua 

hifa secara seksual serasi. 

d. Oospora, terbentuk dalam struktur betina khusus yang 

disebut oogonium. 

 19 

Meskipun suatu cendawan tunggal dapat membentuk 

spora aseksual dan seksual dengan beberapa cara pada 

waktu yang berlainan dan dalam kondisi yang berbeda, 

struktur dan metode pembentukkan spora-spora ini  

cukup konstan untuk digunakan dalam identifikasi dan 

klasifikasi. 

 

 

 

FISIOLOGI JAMUR 

 

A. NUTRISI JAMUR 

Jamur yaitu  suatu organisme heterotrop artinya untuk 

hidupnya memerlukan zat-zat organik dari organisme lain. Dari 

cara hidupnya jamur dibagi dalam 4 golongan yaitu: parasit, 

saprofit, komensal dan simbion. Sebagai parasit jamur memer-

lukan zat hidup yang diperoleh dari makhluk lain yaitu 

manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebagai saproba atau 

saprofit jamur memerlukan zat organik mati untuk hidupnya 

terutama pada tumbuh-tumbuhan. Sebagai komemsal atau 

simbion jamur memerlukan organisme lain untuk menumpang 

atau bersimbiosis misalnya mikoriza dan lichen.  

Senyawa-senyawa nutrisi yang diperlukan untuk 

kehidupan jamur antara lain:  

1. Senyawa organik, sumber karbon diperoleh dari glukosa, 

sukrosa, maltose, tepung dan selulosa. 

2. Sumber nitrogen diperoleh dari pepton, asam amino, 

protein,nitrat, garam ammonium dan urea 

3.  Ion-ion anorganik esensial yaitu Na, P, Mg, S. 

4.  Ion-ion anorganik sebagai trace element: Fe, Zn, Cu, Mn, 

Mo dan Galium. 

5.  Faktor tumbuh: Zat perangsang tumbuh, vitamin dan 

hormon. 

Disamping senyawa-senyawa nutrisi ini  di atas ada 

beberapa jamur yang membutuhkan suatu zat organik khusus 

yaitu thiamin. Energi yang diperlukan oleh jamur didapat dari 

senyawa-senyawa karbon melalui suatu proses respirasi aerob 

yaitu adanya pemecahan karbohidrat menjadi CO2 + H2O + 

Energi. 

 21 

Pemecahan karbohiodrat dalam kondisi anaerob juga 

dihasilkan energi yang nilainya kurang dibandingkan dengan 

energi yang dihasilkan dari proses respirasi. Tipe energi ini 

ada  dalam proses fermentasi. Sebagai contoh misalnya 

pada jamur Aspergillus oryzae memerlukan 51 senyawa 

terutama alkohol dan asam-asam untuk pertumbuhan dan 

respirasi. Contoh senyawa yang diperlukan ini  yaitu  

triolen, pentosan, amilo peptin, selulose, gula, tepung, dll. 

  

B. METABOLISME 

Metabolisme yaitu  proses kimiawi dalam sel hidup yang 

menghasilkan dan menggunakan energi untuk hidup sel. Oleh 

karena itu dibutuhkan nutrisi yang mungkin berbeda untuk 

setiap jenis. Nutrisi ini  dirubah menjadi materi sel, energi 

dan produk buangan. 

Metabolisme dibagi dua yaitu katabolisme dan 

anabolisme. Katabolisme merupakan penguraian atau 

desimilasi senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa 

sederhana yang disertai dengan pembebasan energi. Energi 

ini  disimpan dalam bentuk Adenosin trifosfat (ATP) hasil 

sintesis dari ADP dan fosfat atau melalui reduksi Nikotinamida 

Adenin Dinukleotida (NADP

+

) menjadi Nikotinamida 

Dinukleotida Fosfat Hidrogen (NADPH). 

Anabolisme merupakan pembentukan senyawa-senyawa 

kompleks dari nutrisi-nutrisi sederhana dan disebut juga 

asimilasi/ biosintesis ATP dan NADPH sebagai energi tinggi 

digunakan dalam proses-proses asimilasi atau biosintesis. 

Antara katabolisme atau desimilasi dengan anabolisme 

atau asimilasi satu sama lain berkaitan karena energi yang 

dibebaskan kemudian dimanfaatkan kembali dalam proses 

sintesis. Kelebihan energi yang tidak dimanfaatkan dalam sel 

 22 

dikeluarkan dalam bentuk panas dan gerak. 

Jamur atau fungi merupan organisme heterotrof karena 

membutuhkan energi yang diambil dari organisme autotrof 

yang mampu mengasimilasi karbon anorganik. Senyawa 

karbon anorganik dimanfaatkan juga untuk membuat materi sel 

baru dari molekul sederhana seperti gula sederhana, asam 

organik, karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. 

Karbohidrat merupakan substrat utama untuk 

metabolisme karbon pada jamur yaitu dapat dioksidasi menjadi 

energi kimia dalam bentuk ATP dan nukleotida fosforilasi 

tereduksi dan untuk asimulasi konstituen sel fungi yang 

mengandung karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. 

Jamur juga mempunyai peran yang sangat penting dalam 

proses-proses fermentasi, terutama dari golongan khamir. 

Fermentasi berasal dari bahasa latin fervere yang berarti 

mendidih/berbuih, ini disebabkan karena produk akhir dari 

fermentasi antibiotika yaitu  karbon dioksida yang merupakan 

aktivitas katabolisme anaerob terhadap gula-gula dalam ekstrak 

. Gula diasimilasi melalui jalur glikolisis (Embden Mayer hof – 

paenas) dan menghasilkan asam piruvat, kemudian asam 

piruvat mengalami penguraian oleh enzim piruvat 

dekarboksilasi menjadi etanol dan CO2 dalam kondisi anaerob. 

Selain itu dari asam piruvat dapat diasimilasi oleh berbagai 

mikroorganisme baik dalam keadaan aerob maupun anaerob 

akan menghasilkan berbagai asam. 

Berikut yaitu  skema dari proses metabolisme dan 

pembentukan metabolit skunder dari metabolit primer  :  

 

 

Untuk memenuhi kebutuhan nitrogen fungi menggunakan 

protein menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim 

protease yang selanjutnya diangkut ke dalam sel melalui 

system transport. Kemampuan fungi menggunakan nitrogen 

anorganik seperti asimilasi nitrat menjadi ammonium oleh 

enzim nitrat reduktase dan nitrit reduktase. Contoh A. nidulans, 

Harisenula anomata, H. polymarpha. Kemampuan fungi 

menggunakan nitrogen organik juga dibuktikan oleh S. 

 24 

cerevisiae yang menggunakan asparagin, asam aspartat, asam 

glutamate, alanin, valin, leusin, serin, arnithin, arginin, 

feninalanin, terosin dan prolin, tetapi tidak tumbuh pada media 

yang mengandung lisin karena bersifat toksik bagi S. 

cerevisiae. Geotrichun candidum juga dapat menggunakan 

histidin, metionin, trionin, fenil alanin dan sistein. P. 

camemberti dapat menggunakan metionin. Urea dapat 

dihidrolisis oleh jamur yang menggunakan urease menjadi 

ammonium dan karbon dioksida. S. cerevisiae tidak 

mengandung urease, tetapi mengandung enzim urea 

amidohidrolase, sehingga urea dihidrolisis menjadi alofanat 

dulu, baru didrolisis oleh enzim alofanat hidralase menjadi 

ammonium. 

Fungi menguraikan lipida dalam bentuk lemak dan 

minyak melalui proses hidrolosis oleh enzim lipase menjadi 

gliserol atau asam lemak. Contoh jamur yaitu  Penicillium 

chrysogenium, P. citrun, P. requefali, Mucor sp., Rhizopus 

javanicus dan R. oligosporus. 

Fungi-fungi yang mendekomposin selulose dari alam 

oleh enzim selulase ekstraseluler yaitu  Aspergillus, 

Cladosporium, Chaetomium, Fusarium, Geotrichum, 

Phesilomyces dan Penicillium. 

 

C.  FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEM-

PENGARUHI KEHIDUPAN JAMUR: 

1). Temperatur/ suhu : Suhu minimum :   2 – 5  

0

  Suhu optimum : 22 – 27 

0

  Suhu maksimum : 35 – 40 

0

C   

2). Kemasaman (pH) : pH optimum :   5 – 6,5 

  pH medium :   4,5    

3). Kelembaban   : 40 – 60 % 

 25 

4). Kandungan oksigen 

5). Cahaya untuk tumbuh 

 

D.  MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR 

Berdasarkan kepada kebutuhan elemen-elemen ini  

di atas untuk pertumbuhan jamur, maka untuk keperluan isolasi 

jamur dari sumber utama misalnya air dan tanah atau benda-

benda lain di laboratorium, maka ada beberapa medium 

pertumbuhan yang cukup penting. 

Menurur susunannya, medium dapat di bagi menjadi tiga 

golongan yaitu medium alam, medium semi sintetik dan 

medium sintetik. Dalam medium alam komposisi nutrisi tidak 

dapat di ketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat 

berubah-rubah dalam bahan yang di gunakan dan bergantung 

dari asalnya; sebagai contoh ialah kentang, jagung, kacang, 

wortel dan sebagainya. 

Sebagai contoh medium alam yaitu : 

Agar Jagung/Kentang 

Biji Jagung/Kentang                              200 g 

Akuades                                                 1000 ml 

Dimasak setengan jam, lalu disaring untuk diambil ekstraknya, 

kemudian di tambah akuades   hingga mencapai volume 1000 

ml 

Agar                                                          15 g 

 

Contoh Medium sintetik yaitu  : 

Agar Czapek  

Sukrosa   30g 

NaNo3    2g 

K2PHO4   1g 

MgSO4 7H2O   10g 

 26 

KCl    0,5g 

FeSo4 7H2O   0,01g 

Agar    15g 

Air/akuades   1000 ml 

Untuk suspensi tanah, digunakan agar 20 gram dan pH 

medium netral atau sedikit asam sampai pH 4 dengan 

menambahkan larutan H3PO 4 (1:20) sesudah sterilisasi. Untuk 

Mucor yang tidak dapat tumbuh baik pada media yang 

mengandung sukrosa, maka sukrosa diganti dengan glukose. 

 

1.  Medium Semi Sintetik 

Agar ekstrak Malt/Malt Agar 

Ekstrak Malt     25 g 

Agar      15 g 

Akuades             1000 ml 

 

Agar Sabouraud 

Medium ini untuk pertumbuhan jamur dan ragi paloghen 

Komposisinya sebagai berikut: 

Peptone      10 g 

Dextrose/glucose/maltose    40 g 

Agar      15 g 

Akuades      1000   ml 

pH                   5,6 

Catatan: maltose digunakan untuk jamur pathogen 

Microsporum audoini dan Microsporum lanosum. 

 

2.  Medium selektif 

Digunakan khusus untuk spesies tertentu seperti Agar 

PCNB untuk mengisolasi Fommes annosus dari tanah dan 

kayu, Aspergillus Differential Medium digunakan untuk 

 27 

mengisolasi Aspergillus dan lain sebagainya. 

 

3.  Media Cair 

Digunakan untuk menyimpan strain jamur dan dibuat 

dengan komposisi yang sama seperti di atas hanya tidak di 

beri agar. Semua media harus disterilkan basah pada 

autoclave selama 30 menit pada tekanan 1 – 1,5 atmosfir 

dan temperatur 120

C. 

 

E.  ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR 

Jamur hidup kosmopolitan (tanah, air, udara, benda-

benda, makanan, dan lain-lain). Bahan isolasi jamur 

bertgantung kebutuhan. Jadi dapat berupa padat atau cairan. 

Media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur umumnya 

yaitu  PDA (Patato Dekstrose Agar) dan Sabouraud Agar 

(untuk jamur pathogen). 

Metode isolasi yang digunakan yaitu  TPC (Total Plate 

Count) untuk mengetahui jumlah jamur, kemudian dilakukan 

pemurnian untuk mengamati koloni dan struktur jamur. Masa 

inkubasi sampai ada  pertumbuhan koloni untuk jamur 

sekitar 3–5 hari bahkan bisa lebih bergantung pada jenisnya. 

Koloni jamur yang telah dimurnikan, kemudian 

diidentifikasikan secara makroskopis dan mikroskopis 

(Analisis fenotip) yaitu mengamati karakter meliputi bentuk, 

ukuran, warna, sifat permukaan (granular, berbulu, licin, dan 

lain-lain) dan balik koloninya. Selanjutnya dilakukan 

pengamatan secara mikroskopis untuk melihat struktur hifa dan 

spora.  

Untuk mengamati sifat-sifat hidup jamur dengan secara 

makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis dengan 

mengamati pertumbuhan koloni jamur pada media 

 28 

pertumbuhan. Sifat-sifat koloni seperti, bentuk susunan, warna 

dan ukuran koloni.Secara mikroskopis yaitu  dengan 

mengamati struktur jamur seperti hifa, spora, tubuh buah 

dll.Kemudian adanya zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh 

tubuh jamur seperti preparat enzim, asam-asam, alkohol dan 

pigmen-pigmen,juga polysacharida, sterol dan golongan 

miscellanous, vitamin-vitamin, acetaldehyde, senyawa arsenic, 

lipid dan antibiotika yang merupakan produk dari jamur. 

Dengan adanya metabolit-metabolit yang di hasilkan dari 

tubuh jamur, maka jamur merupakan organisme penting di 

dalam dunia industri makanan, minuman dan obat-obatan. 

Disamping metabolit penting untuk dunia industri juga ada 

metabolit yang sifatnya racun untuk organisme lain yang dapat 

membahayakan kesehatan manusia, hewan maupun tumbuhan. 

Untuk meningkatkan validitas hasil identifikasi maka 

dilanjutkan dengan analisis genotip yaitu identifikasi secara 

molekuler yaitu mengamati DNA. Tahapan kerja analisis 

genotip yaitu : Isolasi DNA, Anypifikasi (PCR), 

Elektroforesis DNA, Sekrening dan terakhir analisis 

Felogenetik. 

 

PERKEMBANGBIAKAN JAMUR 

 

Perkembanganbiakan jamur ialah pembentukan individu 

baru yang mempunyai sifat-sifat khas bagi species. Pada jamur 

ada  2 macam perkembangbiakan yaitu seksual dan 

asekual. Perkembangbiakan secara seksual cirinya yaitu  

pertemuan 2 (dua) nukleus (inti) yang sesuai. Proses reproduksi 

seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy, 

karyyogamy, dan fase meiosis. Plasmogamy ialah 

pembauran dari protoplast yang mendekati kedua nukleus 

dalam sel yang sama. Karyogamy ialah pencampuran kedua 

nukleus tadi. 

Meiosis yaitu fase mereduksi jumlah kromonsom diploid 

menjadi haploid. 

 

 

Gambar 4.1 Pembentukan Askospora dan Basidiospora 

  

 30 

A.  PERKEMBANGBIAKAN SECARA ASEKSUAL 

Perkembangbiakan secara aseksual yaitu pembiakan 

untuk memperoleh individu baru yang dapat terjadi berulang 

kali dalam suatu musim. 

Reproduksi aseksual ini dapat berlangsung secara : 

1. Fragmentasi, tiap fragmen atau bagian somatiknya 

membentuk individu baru, 

2. Membelah, dengan membentuk dinding sekat yang 

memisahkan kedua anak sel yang baru, 

3. Budding, ada  pada yeast (uniseluler) dan beberapa 

cendawan lainnya pada keadaan tertentu  

4. Pembentukan spora 

 

Gambar 4.2 Reproduksi Seksual dan Aseksual  

 

Berdasarkan kemampuan berkembangbiak, klasifikasi 

jamur-jamur yang diketahui hanya berbiak secara aseksual kita 

masukan dalam suatu klas khusus, yaitu Deuteromycetes. 

Reproduksi jamur secara umum dapat kita lihat sebagai 

berikut: 

 31 

Tabel 4.1 Pengeompokan Jamur 

      

KELAS 

ASEKSUAL 

(Pembentu vegetatif 

spora) 

SEKSUAL 

(Pembentukan 

spora generatif) 

MYXOMYCETES SPORANGIOSPO

RA 

ZYGOSPORA 

PHYCOMYCETES SPORANGIOSPO

RA 

ZYGOSPORA 

ASCOMYCETES KONIDIA ASKOSPORA 

BASIDIOMYCETE

KONIDIA BASIDIOSPOR

DEUTEROMYCET

ES 

KONIDIA BELUM 

DIKETAHUI 

  

Jamur bersel satu berbiak dengan membelah diri, atau 

dengan bertunas. Tunas-tunas yang dihasilkan itu biasanya kita 

sebut blastospora. Sepotong miselium atau sepotong hifa dapat 

tercabik-cabik sehingga terbentuk semacam koloni. Pembiakan 

aseksual samacam ini biasanya kita sebut fragmentasi.  

Banyak jamur menghasilkan konidia, yaitu ujung hifa-

hifa tertentu yang membagi-bagi diri menjadi bentuk-bentuk  

bulat atau bulat telur atau empat-persegi panjang.Bentuk 

ini  dinamakan konidiospora. Disamping oidia 

(oidiospora) dan artrospora yang merupakan deretan spora 

dikenal juga Klamidospora, yaitu spora yang berdinding 

tebal.Klamidospora ada yang tunggal, ada yang berderet 

ada  pada ujung hifa atau di tengah-tengah hifa. Spora-

spora ini  dalam keadaan terbuka, jadi tidak terwadahi di 

dalam suatu kotak. Hifa tempat tumbuhnya konidia disebut 

 32 

konidiofor. 

Ujung hifa di beberapa jamur dapat menggelembung 

merupakan suatu wadah, sedang protoplastnya membagi-bagi 

diri menjadi suatu spora. Wadah itu kita sebut sporangium, 

sporanya kita sebut sporangiospora, sedang hifa yang 

merupakan tangkai sporangium kita sebut sporangiofor.                   

Pada umumnya warna jamur-jamur rendah itu ditentukan 

oleh warna konidia Berbagai jamur dapat bervariasi dari bening 

tak berwarna sampai kuning, hijau, jingga, merah, coklat, 

hitam. Bentuknya dapat berupa bola kecil, serupa telur, bulat 

panjang, seperti sabit, serupa jarum dan sebagainya. Konidia 

dapat pula bersel tunggal, dapt pula bersel banyak. 

 

Gambar 4.3 Perekembangbiakan aseksual,   

 A. Pembelahan sel,  B. Buding   C. Fragmentasi 

 

Sporangium beberapa jamur Phycomycetes menghasilkan 

spora-apora yang dapar bergerak, dan oleh karena itu spora-

spora ini  mempunyai bulu cambuk (flagel). Flagel ada 

yang polos, ada juga yang berambut. Flagel berpangkal dalam 

protoplast. Pangkal itu disebut blefaroplast. Blefaroplast 

bargandengan dengan inti dengan perantaraan benang-benang 

dan disebut rizoplast. Penampang melintang flagel menunjukan 

adanya 9 pasang benang yang mengelilingi di pinggir, dan 2 

 33 

benang ditengah yang disebut aksonema 

Sporangium tempat pembentukan zoospora disebut 

zoosporangium. Dalam prakteknya dijumpai kesulitan dalam 

membedakan antara sporangium dan konidia dan juga antara 

bentuk-bentuk alat pembiakan aseksual yang lain; dalam hal ini 

acapkali ada perbedaan antara para ahli. 

 

B.  PERKEMBANGBIAKAN SECARA SEKSUAL   

Pembiakan secara seksual memerlukan dua jenis jamur 

yang cocok, artinya dapat kawin. Untuk kecocokan ini kita 

berikan istilah kompatibel. Dua jenis yang kompatibel kita 

tandai dengan (+) dan (-) atau dengan A dan a, atau dengan lain 

kode. 

Proses perkawinan antara 2 jenis yang kompatibel pada 

hakekatnya terdiri atas persatuan antara dua protoplast yang 

kemudian diikuti persatuan intinya persatuan antara protoplast 

disebut plasmogami, sedang persatuan antara inti di sebut 

karyogami. Didalam pembicaraan jamur-jamur dibelakang ter-

nyata, bahwa plasmogami tidak selalu segera di ikuti dengan 

karyogami secara masal antara inti-inti dari sel yang lain yang 

kompatibel, tetapi kadang-kadang ada  juga karyogami 

antara inti yang sama. 

Pada jamur tinggi tidak demikian. Kadang-kadang karyo-

gami hanya berlangsung sebentar dalam siklus hidupnya. Hifa 

atau miselium yang terbentuk karena perkawinan dua hifa yang 

kompatibel dapat mengalami dua kemungkinan. Kalau kedua 

inti yang kompatibel segera bersatu, maka hifa baru disebut 

berinti satu (monokaryotik), inti baru itu diploid. Sebaliknya, 

kalau kedua inti tetap terpisah, maka hifa baru disebut hifa 

berinti dua tak sama (dikaryotik). Hifa yang dikaryotik 

berkembangbiak pula dengan membelah diri yang didahului 

 34 

dengan pembelahan kedua inti secara bersama-sama. Dengan 

demikian tiap sel baru pada hifa ini  yaitu  heterokaryotik. 

Pada suatu ketika keadaan heterokaryotik berubah menjadi 

monokaryotik. Akan tetapi meiosis akan segera terjadi 

sehingga inti yang diploid menjadi haploid lagi. Hal ini terjadi 

pada waktu jamur akan menghasilkan spora-spora baru. 

Jamur yang berinti satu haploid tidak dapat mengadakan 

perkawinan sendiri, maka jamur yang demikian itu dinamakan 

heterotalik mandul. Jadi jamur yang demikian itu hanya dapat 

kawin dengan jenis lain yang kompatibel. 

Jamur yang berinti dua (atau banyak) yang tidak sama 

dan dapat mengadakan perkawinan sendiri disebut homotalik 

subur. Jika suatu jamur secara morfologik jelas menghasilkan 

jenis kelamin jantan (anteridium) yang menghasilkan sel 

kelamin jantan dan alat kelamin betina (oogonium) yang 

mengandung sel telur, maka jamur itu disebut hermafrodit. 

Biasanya jamur hermafrodit dapat mengadakan perkawinan 

sendiri, keadaan ini kita sebut berumah satu (monoecius). 

Bila ada jamur yang hanya menghasilkan alat kelamin 

jantan saja, atau hanya alat kelamin betina saja, maka keadaan 

itu kita sebut berumah dua (dioecius). 

Alat kelamin pada umumnya kita sebut gametangium, 

sedang sel kelamin disebut gamet. Gametangium yang 

menghasilkan sel kelamin jantan dinamakan anteridium, 

sedang gametangium yang menghasilkan sel kelamin betina 

kita namakan oogonium. Sering kali gamet jantan dan gamet 

betina secara morfologis tidak dapat dibedakan yang satu dari 

yang lain; dalam hal demikian gamet-gamet itu disebut 

isogamete. Jika gamet-ganet ini  jelas berbeda,maka 

disebut mereka anisogamet, jika berbeda besar dan kecilnya, 

atau heterogamet apabila berbeda jenis kelaminnya. Pada jamur 

 35 

rendah ada  gamet-gamet yang bergerak, untuk itu 

dinamakan planogamet, sedang yang tidak bergerak disebut 

aplanogamet. Sel telur yaitu  suatu aplanogamet, sedang 

anterozoida yaitu  planogamet. Berbagai bentuk gamet. 

semuanya yaitu  planogamet, kecuali sel telur yang menetap 

dalam oogonium 

Cara bersatunya dua sel yang berlainan jenis dapat kita 

klasifikasikan sebagai berikut: 

1.   Persatuan planogamet 

     Ini terjadi antara dua gamet yang dapat bergerak; untuk ini 

dapat diciptakan istilah planogametogami. Kalau persatuan 

itu terjadi antara dua planogamet yang berbeda ukuran atau 

planogamet yang satu dapat bergerak sedang yang lain 

tidak, maka persatuan itu disebut anisogametomi. 

Contohnya pada Allomyces dan Monoblephari. 

2.  Kontak antara Gametangium 

     Pada banyak species jamur yang tidak menghasilkan sel 

kelamin, plasmogami dapat terjadi langsung antara dua 

gametangium yang kompatibel, sedang masing-masing 

gametangium selama plasmogami tidak mengalami peru-

bahan. Melalui suatu lubang atau saluran kecil yang terjadi 

antara kedua gametangium yang mengadakan kontak, 

mengalirlah inti atau inti-inti dari anteridium ke oogonium. 

Setelah ini berakhir, maka oogonium dapat berkembang, 

sedangkan anteredium mungkin mengalami desintegrasi. 

3. Persatuan Gametangium atau Gametangiogami   

     Pada Gametangiogami ini terjadi perpindahan seluruh isi 

anteredium keogonium. Dalam hal ini ada dua cara. 

Pertama ialah, antara anteridium dan oogonium terbentuk 

lubang atau saluran, sehingga seluruh protoplast dari 

anteridium pindah ke oogonium lewat lubang atau saluran 

 36 

ini .Kedua, gametangium luluh menjadi satu tubuh      

baru. 

 

 

Gambar 4.4 Peristiwa gametangiogami pada jamur tingkat 

rendah 

 

4. Spermatisasi 

Beberapa jamur tinggi menghasilkan semacam konidia 

kecil berinti satu yang kita sebut spermatia. Spermatia 

dapat terbawa angin, air, serangga atau lainnya untuk 

membuahi gametangium betina. Antara spermatania dan 

gametangium ada  lubang tempat mengalir protoplast 

dari spermatatia ke gametangium (oogonium). 

 37 

 

   

 

5. Somatogami 

Pada Jamur-jamur tinggi tertentu tidak ada  alat 

kelamin, maupun sel kelamin, dan persatuan protoplast 

antara dua jenis yang kompatibel dapat berlangsung dari 

setiap sel tubuh (hifa) dari jenis yang satu dengan sel tubuh 

(hifa) dari jenis yang lain. 

 

KLASIFIKASI JAMUR 

 

Penamaan jamur mengikuti permufakatan internasional. 

Tiap jamur diberi dwinama yang menyebutkan genus dan 

speciesnya (binomial). Klasifikasi dan penamaan jamur masih 

jauh dari sempurna. Masih banyak hal-hal yang memerlukan 

penelitian lebih luas dan mendalam sebelum kita dapat 

menetapkan suatu taksonomi yang agak stabil. Untuk 

sementara waktu kita ikuti klasifikasi menurut konsep 

Alexopolous dan Mims (1979). 

Karena filogeni (asal-usul) masing-masing species yang 

di golongkan sebagai jamur itu belum seluruhnya jelas, maka 

penelitian lebih lanjut memungkinkan terjadinya perubahan 

dalam klasifikasi. Dalam penggolongan jamur lendir dan jamur 

tingkat rendah Dwidjoseputro (1979) memperhatikan pendapat 

Wolf, Webster, dan Von Ark, sehingga mengusulkan adanya 

Pseudomycomycetes untuk menampung ordo Acrasiales dan 

ordo Labyrynthulales, sedang klas Plasmodiophora, 

Myxoromycetes dianggap lebih sesuai kalau dimasukkan dalam 

subdivisi Myxomycotina. Sulit bahkan mustahil untuk 

mengelompokkan misalnya jamur lendir dengan jamur-jamur 

yang lain menjadi suatu kesatuan yang wajar; yang dimasukkan 

dalam suatu wadah sangatlah heterogen. Tak mengherankan 

kalau ada sarjana-sarjana yang menciptakan suatu Kerajaan 

(Regnum) baru untuk merangkum makhluk-makhluk yang 

tidak diketahui apakah itu tumbuhan atau hewan. Mereka 

mengusulkan adanya     kerajaan Protista, dan jamur lendir 

tercakup di dalamnya dengan nama Mycetozoa. Yang di 

usulkan oleh sarjana-sarjana lain menarik juga, namun kurang 

langsung berhubungan dengan taksonomi. 

 39 

Dwidjoseputro dalam bukunya Pengantar Mikologi 

(1979), memasukkan semua jamur dalam kerajaan Tumbuhan 

(Ragnum Plantae). Kerajaan ini di bagi atas divisi-divisi, dan 

jamur masuk dalam Mycota/Mycophyta. Selanjutnya divisi 

Mycota di bagi menjadi dua dua subdivisi yaitu subdivis 

Myxomycotina/ Mycomycophyta dan subdivisi Eumycotina/ 

Eumyxomy-cophyyta. Subdivisi dibagi atas klas, nama klas 

berakhiran – mycetes. Klas dibagi atas subklas, nama subklas 

berakhiran – mycetidae. Subklas di bagi atas ordo, dan nama 

ordo berakhiran – ales. Ordo di bagi atas famili, dan nama 

famili berakhiran – aceae. 

 

Kingdom :  Plantae 

Divisio :  Mycota /Mycophyta/Thallophyta 

Kelas :  mycetes / mycetea 

Ordo :  ales 

Famili :  aceae 

 

Sedangkan Alexopolous dan Mims (1979) dalam 

bukunya Introductory Mycology memasukkan jamur dalam 

klasifikasi sebagai berikut :  

 

Superkingdom    :   Eukaryo 

Kingdom     :   Myceteae (Fungi) 

Divisi 1  :   Gymnomycota 

Subdivisi I  :   Acrasiogymnomycotin 

Kelas I   :   Acrasiomycetes 

 

Subdivisi 2  :   Plasmodiogymnomycotina             

Kelas 1  :   Protosteliomycetes          

 2  :   Myxomycetes 

 40 

Subkelas 1  :   Ceratiomyxomcetidae 

   2  :   Myxogastromycetidae 

   3  :   Stemonitomycetidae 

 

Divisi  II    :  Mastigomycota 

Subdivisi 1  :  Haplomastigomycotina 

Kelas 1  :  Chytridiomycetes 

 2  :  Hyphochytridiomycetes 

 3  :  Plasmodiophoromycetes 

Subdivisi 2  :  Diplomastigomycotina 

Kelas 1  :  Oomycetes 

 

Divisi III              :  Amastigomycota 

Subdivisi 1  :  Zygomycotina 

Kelas 1  :  Zygomycetes 

 2  :  Trichomycete 

Subdivisi 2  :  Ascomycotina 

Kelas 1  :  Ascomycetes 

Subkelas 1  :  Hemiascomycetidae 

    2  :  Plectomycetidae 

   3  :  Hymenoascomycetidae 

    4  :  Laboulbeniomycetidae 

   5  :  Loculoascomycetidae 

 

Subdivisi 3  :  Basidiomycotina 

Kelas 1  :  Basidiomycetes 

Subkelas 1  :  Holobasidiomycetidae 

 2  :  Phragmobasidiomycetidae 

 3  :  Teliomycetidae 

 

Subdivisi 4  :  Deuteromycotina 

 41 

Kelas 1  :  Deutromycetes 

Subkelas 1  :  Blastomycetidae 

 2  :  Coleomycetidae 

 3  :  Hyphomycetidae 

 

A. Klasifikasi lain sub divisi Schizmycophyta (bakteri), hanya 

satu kelas yaitu Schizomycetes. 

B. Subdivisio Myxomycophyta mempunyai 3 kelas yaitu: 

1. Myxomycetes (mempunyai Peridium/ kantung spora) 

2. Acrasiae (mempunyai Pseudoplasmodium) 

3. Plasmodiophoreae (parasit pada tanaman hijau dan 

fungi) 

 

C. Subdivisio Eumycophyta (True Fungi), mempunyai empat 

kelas yaitu:  

1. Phycomycetes (Uniseluler, dan miselium non septa). 

2. Ascomycetes (Spora dihasilkan dalam ascus/asci). 

3. Basidiomycetes (Spora dihasilkan dalam Basidium) 

4. Deuteromycetes/fungi Imperfekti (Hanya ada stadium 

Asexual) 

 

A.  SCHIZOMYCOPHYTA 

Schizomycophyta, mempunyai kelas Schizomycetes 

(Yunani Schizein = memotong, memisah, + myketes = jamur) 

meliputi bakteri yaitu makhluk terkecil yang dapat di lihat 

dengan mikroskop cahaya. Diantara beberapa organisma dalam 

division ini ada yang agak besar. Tetapi umumnya masih 

terlalu kecil untuk di lihat dengan mata bugil. Ukurannya 

berkisar antara 0.001 sampai 0,005 mm (1 sampai 5 mikron). 

Kebanyakan spesies dengan ukuran ini disebut bacteria (bentuk 

jamak dari bakteri), kecuali bila ada catatan lain. Untuk 

 42 

memudahkan kita pakai nama ini bagi kelas keseluruhan. 

Sebagian besar Schizomycetes yaitu  konsumen yang 

mendapatkan energinya dari makanan yang dihasilkan 

organisma lain. Beberapa di antaranya yaitu  parasit, tetapi 

kebanyakan yaitu  saprofor, yaitu organisma yang hidupnya 

dari organisma yang telah mati. Ada beberapa bakteri yang 

mempunyai pigmen. Sifat kimia pigmen ini mirip dengan 

chlorophyl dalam tumbuhan. Oleh karenanya dapat melakukan 

semacam fotosintesis. Fotosintesis ini agak lain daripada 

fotosintesis pada tumbuhan. Juga ada sejumlah kecil bakteri 

yang memperoleh energinya dari zat-zat anorganik yang 

mengandung besi, belerang atau nitrogen. Kelompok bakteri 

ini sajalah yang untuk memperoleh energinya tidak bergantung 

kepada energi cahaya matahari secara langsung maupun secara 

tidak langsung. 

Sejak mikroba diduga menjadi suatu faktor penyebab 

penyakit pada manusia. Bakteri parasit mendapat lebih banyak 

perhatian daripada bakteri lainnya. Tetapi aktivitas bakteri 

bukan parasit sangat menguntungkan umat manusia.Bakteri 

menguraikan senyawa-senyawa kimia dari tubuh organisma 

mati, sehingga zat-zat itu dapat diserap oleh tumbuhan. Bakteri 

menjadi sumber makanan bagi sejumlah besar organisma kecil, 

umpamanya Crustaceae yang masih muda, yang sangat penting 

artinya sebagai salah satu bagian dalam rantai makanan yang 

akhirnya sampai kepada manusia. Manusia memanfaatkan 

bakteri dalam menghasilkan alkohol, penyamakan kulit, 

memisahkan serabut nenas dan rami, dalam proses pembuatan 

teh, kopi, coklat di pabrik. Pada ikan kembung, trasi, keju, 

mentega, Yoghurt juga merupakan hasil bakteri, begitu pula 

asinan sawi dan rumput silo. 

 

 43 

B.  MYXOMYCOPHYTA ( Slime Molds )      

Slime Molds/jamur lendir termasuk divisio 

Myxomycophyta (Yunani: myto = lendir, myketes = jamur). 

Organisma ini pada umumnya hidup sebagai saprophyt. Ada 

juga beberapa spesies yang parasitic. Di musim hujan 

Myxomycetes sering ditemukan pada daun-daun mati, kayu 

yang membusuk, pupuk kadang dan lain-lain materi yang 

merugikan. Dalam fase kehidupan ini Myxomycetes berwujud 

suatu plasmodium, yaitu segumpal protoplasma yang berinti 

banyak. Bentuk plasmodium ini menyerupai lembaran jala-jala 

mengkilap. Warnanya dapat jingga atau kuning atau putih atau 

kadang-kadang dapat tak berwarna sama sekali. Plasmodium 

dapat beberapa sentimeter panjangnya, tetapi dapat juga lebih 

dari satu meter. 

Plasmodium Myxomycophyta makan dan bergerak 

menyerupai amuba, hanya ukuranya beberapa ribu kali bahkan 

berjuta kali lebih besar. Dengan pseudopoda plasmodium 

bergerak perlahan-lahan dari tempat yang satu ke tempat yang 

lain dan menangkap makanannya yang terdiri dari bakteri, 

spora jamur dan zat-zat organik lainnya. 

Sesudah masa makan dan masa tumbuh, plasmodium 

bergerak ke suatu tempat yang agak kering dan lebih terbuka. 

Disana plasmodium berubah menjadi beberapa kantong spora, 

sporangium, yang bertangkai halus dan berwarna cerah. Dalam 

sporangium ada  sejumlah besar spora. Apabila sporangium 

pecah, spora-spora akan keluar. Kalau spora itu jatuh di suatu 

tempat yang menguntungkan, yaitu di tempat lembab, spora itu 

akan berubah menjadi sel yang berflagel dan berenang-renang. 

Setelah beberapa waktu sel yang berflagel ini kemudian 

menarik kembali flagelnya dan begerak perlahan-perlahan 

seperti amuba. Sel ini di sebut myxamuba. Akhirnya sel ini 

 44 

berpadu berpasang-pasangan dan membentuk zygot yang 

berubah menjadi plasmodium baru. 

Organisma lain yang mempunyai sejarah hidup seperti 

jamur lendir tidak banyak. Dalam masa berflagel dan 

menyerupai amuba, jamur lendir bergerak seperti hewan, tetapi 

kantong spora dan sporanya sendiri menyerupai tumbuhan. 

Adanya organisme yang mempunyai sifat hewan dan sifat 

tumbuhan menjadi alasan kuat untuk membentuk golongan 

ketiga dalam klasifikasi makhluk hidup, yaitu golongan 

Protista.  

 

C.  EUMYCOPHYTA 

Divisi Eumycophyta (jamur benar) mempunyai 4 kelas 

yaitu:  

1. Phycomycetes 

2.  Ascomycetes 

3.  Basidiomycetes 

4.  Deuteromycetes 

 

1.  Klasifikasi Kelas Phycomycetes 

a. Seri Uniflagellatea 

b. Seri Biflagellatae 

c. Seri Aplanatae (tidak mempunyai alat gerak) 

 

Uniflagelatae 

Ordo  1 : Chytridiales 

Famili  1. Olpidiaceae, contoh : Olipidium viciae 

           2. Synchitriaceae, contoh: Synchytium endobioticum 

           3. Phlyctidiaceae, contoh: Rhizopodium couchii 

Ordo  2 : Blastocladiales 

Famili  1 : Coelomomycetaceae 

 45 

            2 : Catenariaceae 

           3 : Blastocladiaceae contoh : Allomyces java, 

Arbuscula, Evallomyces 

Ordo  3 : Monoblepharidales 

Contoh: Monoblepharis Polymorpha, Monoble-

pharella, Gonapodya 

 

Biflagellateae 

Ordo  1 :  Saprolegniales 

Famili     :  Saprolegniaceae, 

Contoh :  Saprolegnia parasiticia, Aphanomyces 

sp, leptolegnia sp, Geolegnia sp. 

 

Ordo  2 :  Leptomitales 

Contoh: Apodachlya pyrifera, Rhipidium 

americanum 

Ordo  3 :  Peronosporales 

Famili  1 :  Peronosporaceae 

Contoh : Plasmopara viticola (Lapuk pada 

anggur) 

Peranospora destructor (Bawang) 

Bremia lactucae (Sla) 

Peroplasmopara cubensis (Labu) 

Sclerospora graminicola (Rumput-rumputan) 

Famili  2 :  Pythiaceae 

 Contoh : Pythium debarianum (damping-off) 

 Pythoptora infestant (Kentang) 

Famili  3 :  Albuginaceae (Karat Putih) 

Contoh : Albugo candida (Crucifera) 

Albugo ipomoea panduranae (Ubi) 

A.portulaceae (Portulaceae)  

 46 

A.bliti (Amaranthaceae) 

 

Aplanatae 

Ordo  1 :  Mucorales 

Famili     :  Mucoraceae 

Contoh: Rhizopus nigricans (Strawberry-Uby) 

Mucor mucedo  

Absidia lichtenia (Organ dalam manusia) 

Mucor pusillus (Organ dalam manusia) 

R. nigricans (Asam laktat) 

R. sinensis (Asam laktat) 

R. oryzae (Asam laktat) 

R. nodosus 

Famili  :  Pilobolaceae 

Contoh :  Pilobolus (akar tumbuhan) 

Zygorinchus heterogamous (akar tumbuhan) 

Mortierella rostafinensis (akar 

tumbuhan)Endogone (akar tumbuhan) 

Choanofora cucubitarum (bunga, buah) 

Phycomyces antens (Nuclei heterokariotyc) 

Ordo  2 :  Entomophthorales 

Famili     :  Entomophthoraceae (saproba)  

Contoh :  Entomophthora muscae (lalat mati) 

Conidiobolus brefeldianus 

 

2.  Klasifikasi Kelas Ascomycetes 

Group: Yeasts, Black molds, Green molds, Powdery, 

Mildews, Cup Fungi, Morels, Trufles. 

Sifat umum :  

a. Parasit pada tumbuhan hijau, manusia dan binatang 

b. Saprofit (tanah, kayu lapuk dll.) 

 47 

c. Membentuk badan buah (ascus) 

d. Hypogean (dunia bawah) 

e. Cophropilous (kotoran) 

f. Hifa bersepta 

g. Jaringan prosenkim dan Pseudoparenkim behubungan 

dengan tubuh buah. 

h. Reproduksi aseksual : 

      Budding, Fussion, Fragmentasi, Oidia, Chlamidospora, 

Konidia.  

i. Reproduksi seksual :  

    Gametangial Copulation, Gametangial contact, 

Spermatization, Somatogamy. 

 

Pada reproduksi aseksual ada 4 tipe tubuh buah :  

a.   Pycnidium 

b.  Acervulus 

c.  Sporodichium 

d.  Synema   

 

  

 48 

Kelas  :  ASCOMYCETES  

Sub kelas   :  1.  Protoascomycetes (tak ada ascocarp)     

   2.  Euascomycetes (asci di bentuk pada 

ascocarp dari Ascogenous) 

 

 Gambar 5.1 Ascomycetes 

  

 49 

PROTOASCOMYCETES  (Penyebab daun keriting)  

Ordo  :  Endomycetales (asci tumbuh langsung dari zygote) 

Famili 1 :  Ascoidaceae (asci berisi lebih dari 8 ascospora) 

                Contoh : Dinodascus albidus, D uninucleatus 

Famili 2 :  Endomyceteceae (asci berisi 1 sampai 8 ascospora)  

Contoh: Eremascus fertilis, Endomyces, Endomy-

copsis 

Yeast:  Ditemukan misalnya pada nectar, buah-

buahan, tanah, excret, binatang, susu, 

bagian vegetatif dari tanaman. 

 

EUASCOMYCETES  

Seri 1 :  Plectomycetes  

Ordo 1 :  Aspergillales 

Famili    :  Aspergillaceae 

                  Contoh :  Aspergillus niger  (Black molds) 

A.fumigatus (Aspergillosis pada paru-paru 

binatang dan manusia),  

A.flavus (penghasil eflatoksin) 

A. oryizae (Sake, Alkohol) 

A. wentii (Pembuatan kecap) 

P. italicum  (buah jeruk) 

Ordo 2 :  Myriangiales (parasit pada tanaman dan binatang 

di daerah Tropik) 

Famili 1 :  Myriangiaceae 

   Contoh : Myriangium duriaei    

 Famili 2 :  Elsinoeceae 

                   Contoh : Elsinoe fawcelli (kudis jeruk ) 

E. ampelinu ( anggur ) 

E. veneta ( raspberry ) 

Seri 2 : Pyrenomycetes 

 50 

Ordo 1 : Erysiphales 

 

Famili   :  Erysiphaceae ( powdery mildews )  

                     Contoh :  Erysiphe polygoni ( Omnivorous ) 

Podosphaera leucotricha (apel) 

Sphaerotheca phytophila (poedery mildews) 

S. morsuvae (powdery mildew buah talok) 

S. Pannosa (Powdery mildew rose) 

E. cichoracearum (Cucurbitaceae) 

Ordo 2 :  Laboulbeniales (parasit pada insecta) 

                   Contoh : laboulbenia formicarum 

Ordo 3 :  Sphaeriales (non stroma) 

   Contoh : Endothia parasitica (Chestunut blight) 

Famili    :  Chaetomiceae (Penghancur sellulosa) 

                   Contoh : Chaetomium sp (Lapuk pada pakaian) 

Famili    :  Fimetariaceae (saproba) 

                    Contoh :  Neurospora, fimetaria, pleurage, 

gelasino, N. sitophila, N. Tetrasperma, 

N. crassa 

Famili  :  Opiostomataceae 

                   Contoh :  Ophiostoma ulmi 

O. fimbriatum (kentang manis busuk) 

Famili    :  Gnomoniaceae 

   Contoh  : Gnomonia leptostyla (antrak pada 

Walnut) 

G. veneta (Sycamore antrak) 

G. Ulmea (titik pada daun Elm) 

G. erytrosta (daun cherry hangus) 

Famili    :  Diaportaceae (saprobic) 

        Contoh :  Diaporthe Citri (Jeruk) 

D. vexans (Egg plant) 

 51 

D. phaseolarum (lima bean) 

Glomerrella cingulata (apel)  

Ordo 4 :  Allantosphaeriales 

Famili  :  Xylariaceae 

                     Contoh : Hypoxylon pruinosun (parasit) Xylaria, 

Daldinia 

Famili    :  Phyllachoraceae 

Contoh : Phylachora graminis (parasit pada 

rumput) 

Ordo 5    :  Hypocreales 

Famili  :  Nectriaceae 

                Contoh : Nectria cinnabarina (pohon maple) 

N.dirssina, N. coccinea, N. gallimena 

Famili    :  Clavipitaceae 

             Contoh : Claviceps purpurea (sebangsa gandum) 

Ordo 6  :  Dothideales 

                  Contoh : Dothidea colecta 

Ordo 7  :  Pseudosphaeriales 

Famili  :  Mycosphaerellaceae (Leaf spot) 

   Contoh : Mycosphaerella cercidicola (redbud)  

M. fragrariae (strawberry) 

M. sentina (pear) 

Guignardia bidwelli (anggur) 

Famili   :  Pleosporaceae 

   Contoh : Venturia inaequalis (kudia pada apel)  

V. pyrina (kudis pada pear) 

Pleospora (saprobe atau parasit ringan) 

Seri 3  :  Discomycetes (Cup fungi, Morels, Truffles) 

Sub Seri A : Inoperculate 

Ordo 1 :  Ostropales 

Ordo 2 :  Helotiales 

 52 

Famili :  Phacidiaceae 

Famili :  Sclerotiniaceae 

  Contoh :  Monilinia fructicola (bintik coklat pada 

peach) 

Famili :  Geoglosaceae 

  Contoh : Gleoglossus, Spathularia, Leotia, Cudonia 

Sub seri B:  Operculate 

Ordo 1  :  Pezizales 

Famili 1    :  Pezizaceae (Cup berwarna cerah) 

Contoh :  Plectania coccinia (Apothecia merah)  

Urnula craterium (Apothecia hitam) 

Peziza sp (diameter 20 cm) 

Ascodesmis borcina (pada kotoran babi) 

Ascobolus magnificus (kotoran kuda) 

Bulgaria globosa (tubuh buah 

bergelatin) 

Famili 2    :  Elvelaceae (Morels, Sponge, Mushroom) 

   Contoh :  Morcella conica,M. deliciosa (Delicious 

morel )  

M.esculenta (Common morel), M. Cras-

sipes (Thick Stemmed more), Elvella sp 

(sadlle fungi dan false Fungi) 

Ordo 2 :  Tuberales (Truffles) 

  Sebagai makanan yang bernilai tinggi di Eropa. 

                   Contoh : Tuber agstivum, T. rufum, T. 

generharknesii. 

 

3.  Klasifikasi Kelas Basidiomycetes 

Sub Kelas : Hemibasidiomycetes (basidium bersepta) 

(Jelly fungi, rust, smuts). Terdiri dari 5 mempunyai 5 yaitu :  

1.  Dacrymycetales (basidia seperti garpu tala) 

 53 

2.  Tremellales (basidia bersepta longitudinal) 

3.  Auriculariales (basidia bersepta transversal) 

4.  Uredinales (basidiocarp tidak ada; teleutospora dibentuk di 

ujung hifa) 

5.  Ustilaginales (teleutospora dibentuk pada chlamidospora) 

Ordo nomor 1, 2, 3, termasuk Jelly fungi. 

 

Ordo 1 :  Dacrymycetales  

Famili: Dacrymycetaceae (kuning/orange, kecil, 

pada pohon mati ) 

Contoh : Dacrymyces deliquescens 

 

Ordo 2 :  Tremellales 

Famili :  Tremellaceae (abu-abu, ungu, coklat) 

                Contoh: Tremella fusiformis (putih), sebagai 

makanan cina, Phlogioti shelvelloides (tubuh buah–

10cm, warna pink/orange – merah) 

Ordo 3 :  Auriculariales (saproba, parasit pada tanaman, 

parasit pada Insekta) 

Famili 1 :  Auriculariaceae (bergelatin) 

                 Tubuh buah bervariasi dari yang sederhana 

(helicobasidium) sampai yang besar (auricularia) 

Contoh: Eucronartium muscicola (parasit pada 

lumut),  

Jola Javanensis (parasit pada lumut) 

Helicobasidium  

purpureum (parasit pada akar tanaman bunga)  

Herpobasidium deformans (daun busuk honeysuck) 

Auricularia auricula (jamur kuping). 

Famili 2 : Septobasidiaceae (tidak bergelatin), parasit pada 

insekta  

 54 

                  Contoh : Septobasidium fumigatum, 

           (Uredinella coccidiophaga) 

Ordo  3  :  Uredinales ( rusts=karat); parasit tanaman  

    Contoh : Septobasidium fumigatum, 

           (Uredinella coccidiophaga) 

Famili 1  :  Pucciniaceae 

Contoh : Uromyces appendiculalus (karat kacang) 

U. fabae (karat kacang merah) 

U. pisi (karat kapri) 

U.caryophyllinus (karat bunga anyer) 

Puccinia graminis (karat gandum) 

P.malvacearum (karat malvaceae) 

Gymnosporangium juniperi-virginianae 

(karat juniper-apel) 

G.globasum (juniper, apel, pear), 

G.sabinae (juniper, pear) 

Famili 2  :  Melansporaceae  

                  Contoh : Cronartium ribicola (pada karat pinus 

putih) 

Famili 3  :  Coleosporiaceae 

Contoh : Coleosporium solidaginues (karak pada 

daun solidagi) 

Ordo 5    :  Ustilaginales (noda hitam=smuts); parasit pada 

tanaman  

Famili 1 :  Ustilaginaceae (Promycelium bersepta) 

Contoh :  Ustilago maydis ( smuts pada jagumg) 

U.tritici (pada gandum) 

U.avenae (pada gandum) 

Famili 2  :  Tilletiaceae 

Contoh : Tilletia caries (pada gandum) 

T. foetida (pada gandum ) 

 55 

Sub Kelas 2 :  

Holobasidiomycetes/Eubasidiomycetes/Homobasidiomycete

s (mushrooms,  shaddle   fungi, coral fungi, puffballs, 

earthstars,stink horns,birds nest fungi) 

Seri 1      :  Hymenomycetes (basidia dalam hymenium) 

Ordo :  Agaricales 

Famili 1 :  Exobasidiaceae  tanpa basidiocarp 

  Parasit pada tanaman bunga (ericaceae) 

Contoh  :  Exobasidium vaccinii 

Famili 2 :  Thelephoraceae 

  Contoh : Pellicularia filamentosa ( kentang menjadi 

hitam) 

Famili 3 :  Clavariaceae (coral fungi); kuning, orange, violet 

  Ada yang dapat di makan, ada yang beracun 

Contoh  :  Sporassisradicata (parasit pada Conivera) 

Famili 4 :  Hydnaceae (coral fungi) 

  Contoh : Hericium coralloides (putih, besar, indah) 

  Steccherinum septentrionale (parasit pada Maple) 

Famili 5 :  Polyporaceae (Crust, shelves/mushroom) 

  Contoh : Polyporus sulphureus (sulfur mushroom, 

penyebab busuk daun  oak / pohon lain, 

warna kuning) 

P.versicolor 

Fomes applanatus (bentuk papan, putih, 

halus) 

F.igniarius (bentuk papan, putih, halus) 

Famili 6 :  Boletus sphaerophorus, banyak jenis Boletus dalam 

bentuk Mycorhyza pada akar pohon. 

Famili 7 :  Agaricus campestris (jamur merang/mushroom) 

A.rodmani  (pada rumput kota)  

Marasmius oreades (mushroom cincin kota) 

 56 

Collybia longipes (mushroom panjang di hutan) 

Pholiota praecox 

P.autumnalis (Fall agarics) 

P.adiposa (Fall agarics) 

Pleurotus ostreatus (bisa di makan) 

Russula americana (spora putih, beracun, tudung 

merah, di rawa-rawa) 

Amanita muscarina  

Pluteus cervinus (bisa di makan) 

Clitopilus abortivus (bisa di makan) 

Seri 2 :  Gastromycetes 

   (Basidiocarp=Gleba) 

Ordo 1 :  Hymenogastrales (gleba lembut) 

                Contoh : Endoptychum agaricoides 

Ordo 2 :  Lycoperdales (gleba seperti powder, ada hymenium, 

spora kecil berwarna. (puffballs, earthstars) 

ditemukan di city town, Self Green, Grassy,Open 

Fields 

 

Famili   :  Lycoperdaceae (puffballs) 

                  Geastraceae (earthstars ) 

                 Contoh : Calvatia gigantea 

Lycop