Tampilkan postingan dengan label biomedik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biomedik. Tampilkan semua postingan

biomedik

 




ANATOMI SISTEM PERNAFASAN 

 

 

 

  Pernafasan 

Pengertian pernafasan atau respirasi yaitu  suatu proses mulai dari pengambilan 

oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia 

dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida 

ke lingkungan. 

 

  Mekanisme Pernafasan 

Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. 

Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke selsel tubuh. 

1. Pernafasan dada 

- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut 

- Tulang rusuk terangkat ke atas 

- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil 

sehingga udara masuk ke dalam badan. 

2. Pernafasan perut 

- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi 

 

- Diafragma datar 

- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada 

dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. 

 

 

  Komponen sistem pernafasan 

 

1. Rongga hidung 

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung 

berlapis selaput lendir, di dalamnya ada  kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan 

kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda 

asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, ada  juga rambut pendek 

dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. 

Juga ada  konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi 

menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung 

dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. 

 

 

Pada permukaan rongga hidung ada  rambut-rambut halus dan selaput lendir 

yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung. 

2. Faring (Tenggorokan) 

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 

saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran 

pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring 

(posterior) ada  laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). 

Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan 

terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan 

masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang 

terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, 

bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan 

kesehatan. 

 

Fungsi utama faring yaitu  

- menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan 

makanan dan minuman yang ditelan, 

- faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan. 

3. Batang tenggorokan (trakea) 

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan 

sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi 

oleh 4 cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini 

berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang 

tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, 

batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam 

paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat 

kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut 

gelembung paru-paru (alveolus) 

4. Pangkal Tenggorokan (laring) 

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada 

diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada 

laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring 

diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup 

tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama 

laring yaitu  menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara. 

Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. 

Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada 

waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada 

waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok ada  selaput suara yang 

akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara. 

5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus) 

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan 

bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang 

rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar 

cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus 

bercabangcabang lagi menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi 

dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju 

paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah 

 

kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), 

sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang 

yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding 

alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus 

inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus yaitu  

menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru. 

 

 

 

 

6. Bronkiolus 

Cabang dari bronkus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya 

bersilia. Setiap bronkus bermuara ke alveolus. Ciri khas bronkiolus yaitu  tidak 

adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang 

bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. Fungsi bronkiolus yaitu  

sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru- 

paru. 

7. Paru-paru (Pulmo) 

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi 

oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. 

Paruparu ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 

lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru 

dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang 

 

langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan 

selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk 

disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, 

jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang 

rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai 

epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang 

lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding 

duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus. 

8. Alveolus 

 

struktur anatomi yang memiliki bentuk berongga. Letak alveolus ini berada pada 

Gian parenkim paru-paru yang merupakan ujung dari saluran pernapasan, dimana 

kedua sisinya merupakan tempat pertukaran udara dengan darah. Alveolus 

merupakan gelembung-gelembung yang berisi udara dalam paru-paru dengan 

jumlah sekitar 300 juta buah. Bentuk jamak alveolus yaitu  alveoli. Pada 

umumnya, alveolus yaitu  tempat bertukarnya gas di paru-paru pada sistem 

pernafasan, dimana masing-masing dilapisi oleh sel-sel tipis datar dan berisi 

banyak kapiler. Alveolus inilah yang didalamnya akan terjadi pertukaran gas 

dalam tubuh. Pertukaran gas tersusun dari penyerapan oksigen dan juga 

pengeluaran karbondioksida pada tubuh. 

  Fisiologi respirasi 

1. Ventilasi 

Pergerakan udara ke dalam dan ke luar paru – paru. Dipengaruhi oleh : 

a) pusat pernapasan 

b) zat kimia di cairan serebrospinal 

c) tekanan parsial CO 2 * 

d) tekanan parsial O2 

e) pH 

f) faktor lain seperti nyeri, temperatur, emosi, 

g) aktifitas fisik 

Ventilasi efektif : jalan napas paten, ekspansi paru da tracheobronchial efisien, 

adekuat muskuloskeletal aparatus dari dinding thoraks, hubungan yg normal antara 

 

jumlah udara yg di inspirasi dengan jumlah di dalam paru. Diukur dengan gas darah 

arteri. 

2. Perfusi dan difusi (pertukaran gas) 

Perfusi yaitu  suplai darah ke paru. Difusi pertukaran gas O2 dan CO2 di alveoli 

karena perbedaan tekanan. 

- respirasi eksternal = pertukaran O2 dan CO2 di dalam alveoli 

- respirasi internal terjadi di dalam sel (transportasi). 

3. Transportasi 

Transportasi oksigen ke jaringan dalam bentuk oksihemoglobin, sedangkan 

transportasi CO2 dalam bentuk: bikarbonat 65% dalam darah, 

karbaminohemoglobin dan asam karbonat. Faktor – faktor yg mempengaruhi 

transportasi: 

- Curah jantung 

- Jumlah eritrosit 

- Exercise 

- Hematokrit darah 

10 

 


 

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN 

 

 

  Pencernaan 

yaitu  pemecahan makanan secara mekanik dan kimiawi menjadi bentuk yang lebih 

sederhana sehingga dapat diserap oleh sel tubuh 

 

 

 

  Berdasarkan Fungsi 4 bagian saluran cerna 

1. Tempat menampung/menerima makanan 

2. Tempat menyimpan dan menyaluran makanan 

3. Tempat mencerna dan menyerap makanan 

4. Tempat menyerap air dan mengeluarkan sisa makanan 

 

 

  Aktivitas dalam saluran cerna 

- Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna 

- Propulsi : menelan dan peristaltis 

- Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot pada dinding organ 

- Digesti mekanik : mengunyah, mencampur, mengaduk makanan. Dilakukan oleh 

gigi. Makanan bercampur dengan saliva sebelum ditelan 

- Digesti kimia : penguraian makanan/katabolic secara hidrolisis (molekul besar à 

kecil). 

- Absorbsi : gerakan nutrient dari saluran cerna ke darah atau limpa 

- Defekasi : eliminasi buangan padat yang tidak dapat dicerna 

  Proses pencernaan 

1. Motilitas kontraksi otot untuk mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan 

2. Sekresi getah pencernaan disekresikan ke dalam saluran pencernaan oleh kelenjar 

eksokrin 

3. Pencernaan  menguraikan makanan dari struktur kompleks menjadi lebih kecil 

yang dapat diserap oleh enzim sistem pencernaan 

4. Penyerapan terjadi di usus halus; air, vitamin, elektrolit, hasil pencernaan 

dipindahkan dari lumen sal pencernaan ke darah atau limfe. 

  Struktur dan fungsi saluran pencernaan 

1. Mulut 

- Rongga permulaan saluran pencernaan 

- Berhubungan dengan bibir, pipi, palatum, dan lidah 

- Terdiri dari 2 bagian: 

o Bag luar, vestibula dan bag dalam rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh 

tulang maksilatis dan gigi 

o Seb. Belakang bersambung dengan orofaring 

- Fungsi: Untuk menahan abrasi, mulut dilapisi lapisan epitelium; gusi, palatum 

keras dan dorsum lidah yang sedikit mengandung keratinKemudian kelenjar 

submaksilaris yang ada di rahang bawah, dan kelenjar sublingualis yang berada 

di lidah. 

2. Kerongkongan 

Makanan yang sudah dikunyah oleh gigi kemudian akan masuk ke kerongkongan 

melalui faring. Faring yaitu  daerah persimpangan saluran dari rongga mulut ke 

kerongkongan. Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat 

jalannya makanan menuju lambung. Tidak ada proses pencernaan makanan di 

kerongkongan. Kerongkongan itu relatif lurus dan cukup panjang sekitar 25 

sentimeter, berbentuk tabung dengan diamater 2 sentimeter. Kedua ujung 

kerongkongan ditutup oleh penyempitan otot dibagian atas dan bawah. Dinding 

kerongkongan ada  otot –otot yang bisa mengembang dan mengempis saat 

mendorong makanan yang berbentuk gumpalan menuju lambung. Gerakan otot 

yang demikian disebut peristaltik. 

 

3. Lambung 

Lambung merupakan kantung tempat menyimpan makanan untuk sementara. 

Lambung terletak di dalam rongga perut sebelah kiri di bawah rongga dada. Dalam 

lambung ada tiga bagian, yakni bagian atas (kardiak), bagian tengan (fundus), dan 

bagian bawah (pylorus). Pada kedua ujung lambung ada  dua klep, yaitu 

spingter esophangeal yang berbatasan antara kerongkongan, dan berfungsi untuk 

menjaga makanantetap dilambung dan akan terbuka jika ada makanan yang masuk. 

Kemudian klep (spingter) pylorus berbatasan dengan usus dua belas jari. Di dalam 

proses pencernaan protein dimulai. 

Fungsi lambung 

o Penyimpanan makanan Menerima makanan, bekerja sebagai penampung 

sementara (jangka pendek) 

o Produksi kimus  Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus 

(massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari 

bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum. 

o Digesti protein  sekresi tripsin dan HCl. Mulai pencernaan protein, diubah 

menjadi pepton 

o Produksi faktor intrinsik (glikoprotein yang disekresi sel parietal) • 

o Produksi mucus membentuk barrier 1 mm untuk melindungi lambung. 

4. Pankreas 

- Berada dekat dengan kurvatura besar lambung 

- Bagian kepala dikelilingi oleh duodenum & ekor berbatasan dengan limpa 

- Fungsi eksokrin 

o Mensekresi cairan pankreatik yang memecah makanan 

o Sel asinus (bagian dari sel sekretori) mengandung granul zymogen 

dengan enzim pencernaan 

- Fungsi endokrin 

o Melepaskan insulin dan glukagon 

5. Usus halus 

Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Pada usus halus terdiri atas usus 

dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan, makanan akan kembali diproses 

dengan enzim pencernaang yang diproduksi pankreas, dinding usus halus, dan 

cairan empedu dari kantong empedu. Ketiga usus tersebut akan bekerja bersama- 

sama untuk menyelesaikan pencernaan makanan agar menjadi unit-unit kecil yang 


 

diserap ke dalam pembuluh darah usus. 4. Usus besar Pada usus besar berdiri dari 

enam bagian, seperti sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, 

kolon sigmoid, dan akhiri rektum. Tugas utama usus besar itu menyerap air dan 

mineral dari sisa makanan. Sehingga membuatnya menjadi padat dan membentuk 

tinja. Gerak peristaltik lalu akan mendorong tinja menuju rektum hingga 

dikeluarkan melalui anus. 

6. Usus besar 

- Tidak memiliki vili dan lipatan-lipatan sirkular, diameter lebih lebar, panjang 

lebih pendek, daya rengang lebih besar dibanding usus halus 

- Terdiri dari sekum, kolon, apendiks, dan rektum 

- Fungsi : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang 

tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat. 

- Memproduksi mucus, tidak mengandung enzim pencernaan 

- Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan 

memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga 

memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas. 


 

ANATOMI SISTEM ENDOKRIN 

 

 

 

  Kelenjar endokrin 

Suatu sistem yang melibatkan hormon dalam melaksanakan tugasnya. 

Berpengaruh pada : 

1. Pertumbuhan dan perkembangan 

2. Homeostasis 

3. Reproduksi 

 

 

GANGGUAN 

1. Hipo (under) production  Hipofungsi 

2. Hiper (over) production Hiperfungsi 

Penyebab gangguan : 

1. Rangsangan mekanis 

2. Tumor 

3. Kelainan kongenital 

 

  Pengaturan sekresi hormon 

- Kelenjar sebagai reseptor ( Stimuli  Kelenjar  HORMON ) 

Ex: Gld.Parathyroid  terangsang oleh kadar Ca darah Gld.Pancreas  diatur 

kadar gula darah 

- Pengeluaran hormon melalui rangsangan CNS (Stimuli  CNS  Kelenjar 

HORMON) 

Ex: Medula suprarenalis  melalui rangsangan saraf simpatik 

 

 

  Macam-macam kelenjar endokrin 

- Berupa SEL 

Ex: Sel Argentaffine (pd lambung)  menghasilkan gastrin 

- KELENJAR ENDOKRIN 

o Gld. Hipophysis (Pituitary gland) 

o Gld. Thyroid 

o Gld. Parathyroid 

o Gld. Adrenal (suprarenal) 

o Pancreas 

o Gonads (ovarium dan testis) 

o Gld. Pineal 

o Gld. Timus 

16 

 

 

 

 

1. Kelenjar pituitari 

Kelenjar pituitari, atau hipofisis, yaitu  kelenjar produsen hormon-hormon tertentu 

yang bertindak sebagai pengedali berbagai aspek tubuh manusia. Hormon yang 

diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, 

produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya. 

Kelenjar ini sering dijuluki “kelenjar master” karena hormon yang disekresi 

olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Hormon-hormon ini dapat diproduksi 

baik dari depan (anterior) atau bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut. 

- Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi 

hormon adrenal. 

- Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH): Hormon- 

hormon ini mengatur produksi estrogen dan progesteron pada tubuh wanita dan 

produksi testosteron pada tubuh pria. Letaknya di ovarium dan testis. 

- Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam pertumbuhan 

tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk anak-anak, hormon ini 

membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat. Untuk orang dewasa, GH 

17 

 

bertindak sebagai penyeimbang distribusi lemak serta menjaga kesehatan 

tulang dan otot. 

- Prolaktin: Fungsi utama hormon ini yaitu  menstimulasi produksi ASI pada 

wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitas seksual yang berbeda pada 

pria dan wanita. 

- Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk 

memproduksi hormonnya sendiri, yang bertugas mendorong metabolisme pada 

hampir seluruh jaringan tubuh. 

2. Kelenjar tyroid 

Kelenjar tiroid yaitu  salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh 

manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. 

Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, 

membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. 

Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. 

Tiroid mengeluarkan dua hormon penting, yaitu: 

1) Triiodotironin (T3) 

2) Tiroksin (T4) 

 

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir 

bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa. Jika Tiroid 

mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin (Hipotiridisme), maka 

tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. 

Sebaliknya jika terlalu banyak (Hipertiroidisme), tubuh akan berkeringat, merasa 

gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang. 

3. Kelenjar parathyroid 

Kelenjar parathyroid  yaitu   sebuah kelenjar endokrin di leher yang 

memproduksi hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar 

paratiroid, yang biasanya ada  di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau 

kelenjar yang dekat dengan kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid", 

atau, di kasus yang langka, di dalam kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon 

paratiroid mengontrol jumlah kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon 

Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan 

kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya yaitu  

penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon 


 

Paratiroid mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan 

reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh 

Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan 

penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat 

dalam darah. 

4. Kelenjaar adrenal 

Kelenjar adrenal yaitu  dua kelenjar kecil yang menjadi bagian dari sistem 

endokrin atau sistem hormon. Sebagai bagian dari sistem hormon, kelenjar 

adrenal memang bertugas dalam menghasilkan hormon-hormon yang 

berperan penting untuk tubuh. Kelenjar adrenal terletak di bagian atas 

masing-masing ginjal. Kelenjar-kelenjar ini dikendalikan oleh kelenjar 

pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar 

pituitari memerintahkan kelenjar adrenal terkait jumlah hormon yang perlu 

dilepaskan. Apabila penyampaian sinyal terkait jumlah hormon terganggu, 

maka bisa memicu ketidakseimbangan hormonal di tubuh. Apabila kadarnya 

tak seimbang, berbagai gejala dan gangguan medis pun dapat terjadi. 

Hormon adrenalin merupakan salah satu hormon yang dihasilkan kelenjar ini. 

Kelenjar adrenal juga menghasilkan hormon kortisol, noradrenalin, dan 

aldosteron. Berikut pembahasannya: 

a. Hormon kortisol 

Hormon kortisol atau hormon stres dihasilkan di lapisan adrenal luar 

(korteks). Kortisol berperan dalam mengendalikan reaksi kita terhadap stres. 

Kortisol juga berperan dalam kontrol metabolisme, gula darah, dan tekanan 

darah. 

b. Hormon aldosteron 

Hormon aldosteron juga dihasilkan di lapisan adrenal luar. Hormon ini 

memainkan peran dalam pengendalian tekanan darah dengan memelihara 

keseimbangan kalium dan natrium dalam tubuh. 

c. Hormon adrenalin 

Disebut juga hormon epinefrin, hormon adrenalin dihasilkan di lapisan 

adrenal dalam atau medula. Hormon adrenalin bekerja sama dengan hormon 

kortisol dan noradrenalin dalam mengatur reaksi tubuh terhadap stres. 

Hormon ini membuat detak jantung kita lebih cepat, aliran darah 

19 

 

menjadi meningkat, dan merangsang tubuh untuk melepaskan gula 

menjadi energi. 

d. Hormon noradrenalin 

Hormon noradrenalin disebut juga dengan hormon norepinefrin. Hormon ini 

bekerja sama dengan hormon kortisol dan adrenal dalam mengatur reaksi 

tubuh terhadap kondisi stres. Hormon ini juga memengaruhi cara otak 

memperhatikan dan merespons berbagai peristiwa, seperti peningkatan detak 

jantung, memicu pelepasan glukosa ke dalam darah, dan meningkatkan aliran 

darah ke otot. 

5. Kelenjar pankreas 

Kelenjar pankreas itu sendiri merupakan salah satu organ yang ada  pada sistem 

pencernaan pada manusia. Karena begitu besarnya manfaat kelenjar pankreas sangat 

mempengaruhi kinerja sistem organ di dalam tubuh kita. Jadi, apabila kelenjar 

pankreas ini mengalami gangguan maka sudah pasti berbagai macam proses kimiawi 

yang terjadi di dalam tubuh kita juga tentunya akan mengalami gangguan seperti 

halnya metabolisme protein atau pun metabolisme lemak yang tidak bisa bekerja 

maksimal. Pada sadarnya komponen – komponen di dalam tubuh bekerja sama 

antara satu dengan yang lainnya. 

Adapun kelenjar pankreas ini ada  dalam pulau – pulau hangerlandas. Kelenjar 

ini terdiri atas dua tipe, yaitu alpa dan juga beta. Adapun fungsi dari kelenjar jenis 

ini yaitu  untuk menghasilkan atau memproduksi hormon glucagon dan juga 

hormon insulin. Tanpa adanya insulin, keseimbangan metabolisme menjadi 

terganggu. 

6. Kelenjar gonad 

yaitu  kelenjar endokrin yang menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu 

organisme. Dalam betina dari spesies sel-sel reproduksi  yaitu  sel  telur,  dan  

pada jantan sel-sel reproduksi yaitu  sperma.[2] Gonad laki-laki, testis, 

menghasilkan sperma dalam bentuk spermatozoa. Gonad wanita, indung telur, 

menghasilkan sel telur. Kedua gamet ini, yaitu  sel-sel germinal haploid. 

7. Kelenjar pineal 

Kelenjar pineal terletak pada tengah – tengah otak dan menghasilkan hormon 

timosin yang berfungsi untuk mengatur ritme biologis, misalnya saja pada saat tidur. 

Pada saat malam hari, konsentrasi melantonin akan tinggi sehingga membuat 

seseorang akan mengantuk sehingga tidur. Sedangkan pada siang hari, konsentrasi 


 

melantonin ini akan rendah sehingga membuat seseorang menjadi terjaga. Oleh 

karena itulah fungsi hormon ini sangatlah berperan penting bagi aktivitas manusia 

sehari – hari. 

8. Kelenjar Timus 

Kelenjar timus merupakan kelenjar yang terletak di bagian atas rongga dada. 

Kelenjar ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan hormone timosi yang berfungsi 

untuk pematangan limfosit T. Adapun limfosit T ini merupakan sejenis sel darah 

putih yang berperan dalam membantu menjaga sistem kekebalan tubuh (imunitas) 

  Mekanisme kerja hormon 

 

 

 

 

 

- Mekanisme kerja Hormon Insulin Pankreas merupakan kelenjar endokrin yang 

sekaligus berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Berdasarkan strukturnya, sebagian 

besar organ pancreas atau sekitar 98%an berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang 

menghasilkan senyawa bikarbonat dan getah pancreas yang berperan dalam proses 

pencernaan. Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang  

 

spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu: - 

subunit α yang besar dengan BM yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan 

molekul insulin - subunit β yang lebih kecil dengan BM yang dominan di dalam 

sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin 

dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi) Reseptor 

insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat 

reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 

pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek 

insulin yang berbeda. Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik 

dan jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah 

kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk 

Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini 

berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat- 

zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut. Kelainan reseptor 

insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya. akan berpengaruh terhadap kerja 

insulin. Down Regulation yaitu  fenomena dimana jumlah ikatan reseptor insulin 

jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi 

kronik, contohnya pada keadaan adanya kortisol dalam jumlah berlebihan. 

Sebaliknya jika kadar insulin rendah,maka ikatan reseptor akan mengalami 

peningkatan.kondisi ini terlihat pada keadaan latihan fisik dan puasa. 

 

- Kerja hormon insulin yang beragam dapat terjadi dalam waktu beberapa detik atau 

beberapa menit (kerja pengangkutan, fosforilasi protein, aktivasi dan inhibisi 

enzim, sintesis RNA) atau sesudah beberapa jam (kerja sintesis protein serta DNA 

dan pertumbuhan sel) Resepto insulin ditemukan pada sebagian besar sel mamalia 

dengan konsentrasi sampai per sel, dan sering pula ada  pada sel yang secara 

khusus tidak diperkirakan sebagai sasaran insulin. Insulin mempunyai seprangkat 

efek yang diketahui benar terhadap berbagai proses metabolik kendati juga terlibat 

dalam pertumbuhan dan replikasi sel (lihat atas) disamping dalam organogenesis 

serta difensiasi janin dan dalam perbaikan serta regenerasi jaringan. Struktur 

reseptor insulin dan kemampuan insulin yang berbeda untuk terikat dengan reseptor 

serta mencetuskan berbagai respons biologik, pada hakekatnya identik dalam semua 

sel dan semua spesies. Jadi, insulin babi selalu lebih efektif kali daripada proisulin 

habit yang selanjutnya lebih efektif kali lipat daripada insulin marmut bahkan di 

dalam tubuh marmut itu sendiri. Reseptor insulin tampaknya sangat dilestarikan 

yang bahkan melebihi insulinnya sendiri. Kalau insulin terikat dengan reseptor, 

beberapa peristiwa akan terjadi (1). Terjadi perubahan bentuk reseptort (2), reseptor 

akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat, 3). Reseptor akan mengalami 

penyatuan (intenalisasi) dan 4). Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Kepentingan 

perubahan bentuk tersebut tidak diketahui dan interanlisasi mungkin merupakan 

sarana untuk mengendalikan konsentrasi serta pergantian reseptor. Dalam kondisi 

dengan kadar insulin yang tinggi,misalnya obesitas atau akromegaii, jumlah 

reseptor insulin berkurang dan jaringan sasaran menjadi kurang peka terhadap 

insulin. Regulasi ke bawah ini terjadi akibat hilangnya reseptor oleh proses 

internalisasi yang dengan proses ini, kompleks reseptor insulin akan masuk ke 

dalam sellewat endositosis dalam vesike bersalut klatrin. Regulasike bawah 

menjelaskan bagian dari resistansi insulin pada obesitas dan diabetes melitus tipe 

II. Peranan utama insulin dalam metabolisme karbohidrat, lipid dan protein dapat 

dipahami paling jelas dengan memeriksa berbagai akibat defisiensi insulin pada 

manusia. Manifestasi utama penyakit diabetes melitus yaitu  hiperglikemia, yang 

terjadi akibat (1) berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel; (2). 

Berkurangnya penggunaan glukosa oleh pelbagai jaringan, dan(3) peningkatan 

produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh hati. Efek Insulin 

 

  Mekanisme kerja enzim 

Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme yaitu 

dengan cara menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk dapat 

memulai suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang berlangsung 

juga akan dapat lebih cepat lagi. 

Energi aktivasi didalam suatu reaksi kimia tersebut dapat diperumpakan yaitu  

sebagai “biaya jalan” dalam sebuah proses produksi. Semakin rendah “biaya jalannya”, 

maka makin akan cepat prosesnya pula. 

Selain dari itu, keuntungan menggunakan enzim yaitu  selain lebih “murah” 

dapat proses reaksi tetap berlangsung sebagaimana seharusnya, karena enzim inilah 

yang membantu proses metabolisme tidak ikut bereaksi. 

Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia yaitu  dengan cara 

berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi sebuah 

23 

 

produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’ dari substrat 

tersebut. 

 

 

 

 

 

 

 

 

ANATOMI & FISIOLOGI

SISTEM PERSYARAFAN


  Otak merupakan organ tubuh yang ikut 

berpartisipasi pada semua kegiatan tubuh, yang 

dapat berupa bergerak, merasa, berfikir, 

berbicara, emosi, mengenang, berkhayal, 

membaca, menulis, berhitung, melihat, mendengar, 

dan  lain-lain. 

  Bila bagian-bagian dari otak ini terganggu, 

misalnya suplai darah berkurang, maka tugasnya 

pun dapat terganggu.

  Otak membutuhkan banyak oksigen. 

  Berat otak hanya 2,5% dari berat badan 

seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir 

mencapai 20% dari kebutuhan badan seluruhnya. 

  Oksigen ini diperoleh dari darah. 

  Pada keadaan normal, darah yang mengalir ke 

otak (CBF = cerebro blood flow) yaitu  50-60 

ml/100 g otak/menit.

Susunan saraf terdiri dua bagian

• Otak Besar (serebrum)

• Otak kecil (serebelum)

• Batang otak (Trunkus

serebri)

Susunan

saraf sentral

(pusat)

• Susunan saraf somatik

• Susunan saraf otonom

(simpatis dan

parasimpatis)

Susunan

saraf Tepi

(Perifer)

1. Serebrum

  Serebrum terbagi oleh lekukan dalam menjadi 2 bagian 

yang disebut hemisfer serebri.

  Lapisan paling luar serebrum disebut korteks serebri, 

memiliki tebal 2-5 mm.

  Langsung dibawah korteks serebri, ada  traktus 

assosiasi yang terletak diatas traktus komisura yang 

di sebut korpus kalosum.


  Korteks serebri tersusun atas substansi grasea yang 

terbentuk dalam kelokan2 atau girus.

  Sekitar 75% badan sel saraf otak terletak di korteks.

  Lekukan dangkal diantara girus, membagi korteks 

serebri dalam 5 lobus:

  1. Lobus Frontalis.

  2. Lobus parietalis.

  3. Lobus oksipitalis.

  4. Lobus temporalis.

  5. Lobus sentral (insula)

Lobus frontalis

   Lobus frontalis, girus

presentalis mengontrol

aktivitas motorik

volunter. 

   Area Brocca

mengkoordinasi

aktivitas muskular

kompleks mulut, lidah

dan laring serta

pembicaraan

ekspresif (motorik).

Area Prefrontalis: 

1. Perhatian jangka panjang.

2. Motivasi

3. Kemampuan memilih tujuan

4. Kemampuan perencanaan

5. Kemampuan inisiasi, 

mempertahankan & mengakhiri

inisiasi.

6. Kemampuan monitor diri.

7. Kemampuan menggunakan

umpan balik

8. Berperan juga pada penalaran, 

aktivitas memecahkan masalah & 

stabilitas emosi

Lobus Parietalis

   Lobus parietalis

mengandung area 

reseptif somatik primer 

dan area assosiasi

somatik.

   Parietal kanan 

orientasi spasial dan

kesadaran akan ukuran, 

bentuk dan posisi tubuh.

   Parietal kiri  orientasi

kanan & kiri dan

matematika

  Girus post sentralis 

dan bagian anterior 

lobus parietalis 

area reseptif primer 

(interpretasi) untuk 

sensasi taktil (seperti 

suhu, sentuhan dan 

tekanan).

Lobus Oksipitalis

   Mengandung area 

reseptif visual primer 

(interpretasi) dan area 

assosiasi visual. 

   Memori visual disimpan

pada area ini yang 

memberikan kontribusi

pada kemampuan kita

mengenali visual dan

memahami lingkungan

kita

Lobus temporalis

  Mengandung area 

reseptif audiotori 

primer (interpretasi) 

dan area assosiasi 

audiotori.

  Lobus temporalis kiri: 

menyimpan Memori 

bahasa.

   Lobus temporalis 

kanan: menyimpan 

semua memori suara 

selain bahasa (musik, 

suara aneka binatang, 

suara lain). 

   Sel yang memfasilitasi 

pemahaman bahasa 

di area wernicke.

Lobus Sentral (Insula)

  Banyak serabut asosiasi 

menuju bagian lain dari 

korteks serebri melalui 

lobus sentral.

  Serabut saraf untuk 

pengecapan melalui lobus 

parietalis menuju lobus 

insula.

Serebelum

   Serebelum 

mengintegrasikan 

informasi sensoris 

dengan posisi bagian 

tubuh, koordinasi 

gerakan otot skelet 

dan mengatus 

kekuatan otot untuk 

keseimbangan dan 

postur

Batang Otak

   Batang otak terdiri :

1. Otak tengah

2. Pons

3. Medula oblongata

Batang Otak

• Struktur ini terdiri:

1. Jaras asendens

2. Formasi retikularis: 

membantu 

pengaturan gerakan 

motorik skeletal dan 

refleks spinal

3. Jaras desendens 

motorik & autonomik

Ada 3 selaput yang melapisi otak, 

yaitu 

1. duramater

2. araknoid 

3. pia mater

Suplai darah ke otak melalui dua 

pasang arteri, yaitu 

• arteri vertebralis 

(kanan dan kiri) 

1. arteri 

vertebralis 

• arteri karotis 

interna (kanan 

dan kiri).

2. arteri 

karotis 

interna 

1. Arteri Vertebralis

   Arteri vertebralis 

menyuplai darah 

ke area 

belakang dan 

area bawah dari 

otak, sampai di 

tempurung 

kepala

2. Arteri Karotis

  arteri karotis 

interna 

menyuplai 

darah ke area 

depan dan 

area atas 

otak.

  Cabang-cabang dari arteri vertebralis dan 

arteri karotis interna bersatu membentuk 

sirkulus willisi. 

  Guna sistem willisi: memungkinkan pembagian 

darah di dalam kepala untuk mengimbangi 

setiap gerakan leher jika aliran darah dalam 

salah satu pembuluh nadi leher mengalami 

kegagalan.

Hemisfer Serebri

Ada dua hemisfer serebri (belahan 

otak): 

  1. hemisfer serebri sinistra (kiri): berfungsi dalam 

mengendalikan gerakan sisi kanan tubuh, seperti 

berbicara, berhitung dan menulis, 

  2. hemisfer serebri dextra (kanan): berfungsi dalam 

mengendalikan gerakan sisi kiri tubuh, seperti 

perasaan, kemampuan seni, keterampilan dan 

orientasi.