mpertahankan posisi seperti pada saat
ditemukan atau posisikan ke posisi mantap
3. Jika pasien tidak respons, mengaktifkan sistem
layanan gawat darurat dengan meminta bantuan
orang terdekat atau penolong sendiri yang
menelepon jika tidak ada orang lain
4. Memeriksa denyut nadi arteri karotis dalam waktu
maksimal 10 detik.
Jika teraba nadi, berikan 1 napas setiap 5-6 detik,
periksa nadi setiap 2 menit.
5. Melakukan kompresi dada jika tidak teraba nadi:
a. Membaringkan pasien di tempat yang datar dan
keras
b. Melakukan kompresi dada dengan cara
meletakkan pangkal telapak salah satu tangan
di tengah dada pasien (sisi setengah bawah
tulang dada pasien (sternum)
90 |
c. Meletakkan pangkal telapak tangan lainnya di
atas tangan pertama
d. Melakukan posisi kunci jari-jari tangan Anda
dan pastikan tekanan yang diberikan tidak di
atas rusuk pasien. Jaga posisi lengan lurus.
Jangan melakukan kompresi di perut bagian
atas atau tulang dada (sternum) bagian ujung
bawah
e. Memposisikan badan anda secara vertical
tepat di atas dada pasien dan tekan bawah
pada tulang dada setidaknya 5 cm (tidak
melebihi 6 cm)
f. Setiap tiap kompresi, lepaskan tekanan pada
dada tanpa melepaskan tangan dari titik
kompresi, lakukan dengan kecepatan minimal
100 kompresi per menit (tetapi tidak boleh lebih
dari 120 kompresi per menit)
g. Kompresi dan dekompresi harus memiliki
waktu yang sama
h. Melakukan kompresi dengan perbandingan
kompresi dan ventilasi 30:2
6. sesudah melakukan kompresi 30 kali, melakukan
ventilasi dengan membuka jalan nafas dengan
teknik:
a. Head tilt chin lift maneuver
Mendorong kepala pasien dengan mendorong
dahi ke belakang (head tilt) dan pada saat yang
bersamaan dagu pasien (chin lift)
| 91
b. Jaw thrust (bila dicurigai fraktur servikal)
• Meletakkan siku-siku pada bidang datar
tempat pasien dibaringkan. Mencari rahang
bawah. Memegang rahang bawah dengan
jari-jari kedua tangan dari sisi kanan dan kiri
pasien.
• Mendorong rahang bawah dengan
mendorong kedua sudutnya ke depan
dengan jari-jari kedua tangan
• Membuka mulut pasien dengan ibu jari dan
jari telunjuk kedua tangan
c. Memasang Oropharyngeal airway (OPA) jika
tersedia
7 Memberikan bantuan napas dengan metode:
Mulut ke mulut:
a. Mempertahankan posisi head tilt chin lift,
menjepit hidung dengan menggunakan ibu jari
dan telunjuk tangan
b. Membuka sedikit mulut pasien, Menarik narik napas
panjang dan menempelkan rapat bibir penolong
melingkari mulut pasien. Menghembuskan
napas lambat setiap tiupan selama 1 detik.
Memastikan dada terangkat
c. Melepaskan mulut penolong dari mulut pasien,
melihat apakah dada pasien turun waktu
ekshalasi
92 |
Mulut ke hidung:
a. Mengatupkan mulut pasien disertai chin lift
selama 1 detik, kemudian menghembuskan
udara seperti pernapasan mulut ke mulut.
Membuka mulut pasien waktu ekshalasi
Mulut ke sungkup:
a. Meletakkan sungkup pada muka pasien dan
dipegang dengan kedua ibu jari
b. Melakukan head tilt chin lift/jaw thrust. Menekan
sungkup ke muka pasien dengan rapat
c. Menghembuskan udara melalui lubang sungkup
hingga dada terangkat selama 1 detik
d. Mengamati turunnya pergerakan dinding dada
Dengan kantung pernapasan:
a. Menempatkan tangan untuk membuka jalan
napas
b. Meletakkan sungkup menutupi muka dengan
teknik E-C clamp (bila seorang diri) yaitu dengan
meletakkan jari ketiga, keempat, kelima
membentuk huruf E dan meletakkan di bawah
rahang bawah dan mengekstensi dagu serta
rahang bawah; ibu jari dan telnjuk membentuk
huruf C untuk mempertahankan sungkup
c. Bila 2 penolong, 1 penolong berada pada posisi
di atas kepala pasien dan dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan kanan
mencegah agar tidak terjadi kebocoran di sekitar
sungkup. Jari-jari yang lain mengekstensikan
| 93
kepala sambil melihat pergerakan dada.
Penolong kedua memompa kantung sampai
dada terangkat
8. Mengecek irama jantung dan mengulangi siklus
setiap 2 menit
9. Automated external defibrillator (AED) tersedia
10 • Menyalakan AED dan hubungkan tempelan
elektroda di dada pasien
• Jika ada lebih dari satu penolong, RJP harus
diteruskan hingga tempelan elektroda terpasang
di dada
• Mengikuti segera petunjuk berupa suara (audio)
ataupun gambar (visual)
• Meyakinkan tidak ada orang yang menyentuh
pasien saat AED menganalisi irama jantung
11 Shockable:
Yakinkan tidak ada orang yang menyentuh pasien,
tekan tombol shock sesuai instruksi, segera mulai
RJP 30:2, lanjutkan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
sesuai petunjuk suara/visual
Nonshockable:
Segera melanjutkan RJP, dengan rasio 30: 2,
lanjutkan BHD sesuai dengan petunjuk suara/visual
12 Melanjutkan dan mengikuti petunjuk AED hingga:
• Tenaga medis penolong tiba dan mengambil alih
tindakan resusitasi
94 |
• Pasien bangun, bergerak, membuka mata, dan
bernapas normal
• Penolong kelelelahan
13. Melakukan tindakan dengan cara yang lege artis.
| 95
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
pada Kelenjar Getah Bening
(Teknik Zajdela/Teknik Non-Aspirasi)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
4. Membersihkan daerah KGB dan sekitarnya dengan
alcohol swab yang telah dibasahi dengan antiseptik
secara sentrifugal.
5. Melakukan fiksasi KGB dengan tangan pemeriksa
yang bebas menggunakan jari ke 2 dan ke 3.
6. Menusukkan jarum ukuran 22-27 G tanpa spuit
secara tegak lurus menembus kulit ke kelenjar getah
bening, gerakkan maju-mundur dengan rotasi pada
benjolan dari pinggir ke tengah.
7. sesudah jarum masuk, gerakkan jarum maju-mundur
dengan rotasi sampai spesimen terlihat di pangkal
jarum, kemudian jarum ditarik sedikit lalu ditusukkan
lagi ke arah kiri dan kanan berbeda dengan arah
sebelumnya, kira-kira 3-7 kali tusukan.
8. Menarik narik jarum keluar sambil menutup lubang
pangkal jarum.
96 |
9. Mengaspirasi udara bebas pada spuit (2,5 atau 5
mL) tanpa jarum kemudian memasang jarum pada
spuit.
10. Mendekatkan ujung jarum ke tengah kaca objek, lalu
menyemprotkan spuit yang sudah di aspirasi.
11. Menempelkan aspirat pada kaca objek untuk
membuat preparat kering dan preparat basah yang
difiksasi dengan alkohol 95%.
12. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
13. Merapihkan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis
14. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 97
Biopsi Sumsum Tulang
(Two Needle Technique)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat dan botol berisi
formalin 10%.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
4. Meminta pasien untuk telungkup atau lateral
decubitus.
5. Menentukan lokasi biopsi di spina iliaka posterior
superior (SIPS) dan memberi tanda pada lokasi
tersebut.
6. Asepsis dan antisepsis lokasi aspirasi
menggunakan kasa steril yang dibasahi antiseptik
(misalnya povidon-iodin 10% atau klorheksidin)
dengan gerakan memutar (sentrifugal), dimulai dari
tempat yang ditandai menuju keluar sampai kira-kira
8-9 cm. Selanjutnya, dibersihkan dengan alcohol
swab pada area yang akan dilakukan penusukan,
7. Memasang duk steril.
8. Melakukan infiltrasi kulit dengan lidokain
hidroklorida 2% dengan jarum 25G untuk infiltrasi
lidokain intradermal hingga membentuk wheal.
98 |
9. Melakukan infiltrasi kulit, jaringan subkutaneus dan
periosteum dengan jarum 20 G dengan lidokain
dalam jumlah sedikit pada beberapa titik berbeda.
Melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan lidokain.
10. Menentukan apakah dosis anestesi sudah adekuat
dengan cara menusukkan jarum spuit secara
perlahan (gently tapping) sesudah beberapa menit.
11. Memegang jarum biopsi dengan hub pada telapak
tangan dan telunjuk pada kulit untuk mengontrol
penetrasi jarum.
12. Memasukkan jarum melalui tempat infiltrasi kulit.
13. Dengan gerakan stabil, memasukkan jarum biopsi
lebih dalam ke tulang.
14. Di tulang, masukkan jarum melalui korteks dengan
gerakan memutar (clockwise dan counterclockwise)
yang kuat.
16. Mengeluarkan obturator saat jarum telah tertancap
pada tulang.
17. Memasukkan jarum lebih dalam kira-kira 1-2 cm
dengan putaran “back and forth” atau menggunakan
main drain sebagai ukuran kedalaman.
18. Memotong/memisahkan biopsi dari tulang sekitar
dengan memutar jarum 360O dengan kuat beberapa
kali sambil memberikan sedikit tekanan.
19. Memutar jarum selama melewati tulang, periosteum,
dan kulit (saat ditarik).
| 99
20. Memberikan tekanan pada tempat biopsi sampai
perdarahan dan oozing berhenti.
21. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
22. Memantau tanda perdarahan pada lokasi
penusukan sebelum meninggalkan pasien.
23. Merapikan alat, dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
24. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
100 |
Elektrokardiografi:
Pemasangan dan Interpretasinya
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta izin pasien melepaskan baju dan alat-alat
logam yang menempel di tubuh serta berbaring
terlentang.
5. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol di:
• Kedua pergelangan tangan pada bagian yang
datar.
• Kedua pergelangan kaki pada bagian yang
datar.
• Bagian dada tempat pemasangan elektroda
prekordial.
6. Membubuhkan gel elektrolit pada ke-6 elektroda
hisap dan ke-4 elektroda lempeng atau pada kulit
dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki yang
telah dibersihkan.
7. Memasang elektroda lempeng pada pergelangan
tangan dan kaki dengan baik, pada bagian yang
telah dibersihkan dan diberi gel elektrolit.
| 101
8. Menentukan lokasi tempat pemasangan elektroda
prekordial yang tepat di dada sambil memasang
elektroda prekordial pada:
• V1 – sela iga IV garis sternal kanan.
• V2 – sela iga IV garis sternal kiri.
• V4 – sela iga V garis midklavikula kiri.
• V3 – antara V2 dan V4.
• V5 – perpotongan garis horizontal melalui V4 –
garis aksila anterior.
• V6 – perpotongan garis horizontal melalui V4 –
garis aksila media.
9. Menghubungkan kabel penghubung pasien dengan
elektroda pergelangan tangan dan kaki yang
sesuai.
10. Menghubungkan kabel penghubung pasien dengan
elektroda isap prekordial yang sesuai.
11. sesudah elektroda terpasang, nyalakan mesin
elektrokardiografi (EKG), operasikan sesuai
prosedur tetap sesuai jenis mesin EKG (manual
atau otomatis).
12. Mengecek kalibrasi dan kecepatan kertas (1 mV
harus digambarkan dengan defleksi vertical sekitar
10 mm dan kecepatan kertas 25 mm/detik atau
setara dengan 5 kotak besar/detik).
13. Merekam EKG.
14. Memastikan nama pasien, mencatat tanggal, dan
waktu pencacatan.
102 |
15. sesudah hasil didapatkan, melepaskan elektroda
yang terpasang.
16. Membersihkan dada pasien.
17. Merapikan alat.
18. Mencuci tangan.
Interpretasi Hasil Elektrokardiogram
19. Menilai irama sinus atau tidak.
20. Menilai irama regular atau aritmia/disritmia serta
jenisnya.
21. Menghitung heart rate.
22. Menilai aksis.
23. Menilai gelombang P.
24. Menilai PR interval.
25. Menilai gelombang Q.
26. Menilai QRS kompleks.
27. Menilai segmen ST.
28. Menilai gelombang T.
29. Menilai apakah terdapat LVH, RVH, infark miokard
akut, dan blok AV.
| 103
Flebotomi Terapeutik
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien berbaring terlentang.
5. Melakukan evaluasi status hemodinamik.
6. Identifikasi vena yang besar dan jelas (disarankan
fossa antecubiti).
7. Pasang torniket dan kembungkan 40-60 mmHg
untuk membuat vena lebih jelas terlihat.
8. Meminta pasien untuk membuka dan menutup
tangan beberapa kali.
9. sesudah memilih vena yang akan digunakan,
melepaskan tekanan.
10. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
11. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada
daerah lengan flebotomi.
12. Melakukan pembendungan vena mediana cubiti
dengan tensimeter tekanan 60 mmHg (atau di
antara sistolik dan diastolik jika diperlukan).
13. Meminta pasien mengepalkan tangan.
104 |
14. Menginsersi vena mediana cubiti dengan jarum
donor set pada sudut 30 derajat atau kurang dan
kemudian mengalirkan darah ke kantong darah.
15. Meminta pasien untuk membuka dan menutup
tangan tiap 10-12 detik, memastikan aliran darah
pada selang lancar.
16. Melepas turniket ketika aliran darah stabil atau
sesudah 2 menit.
17. Melakukan monitoring pada pasien:
• Evaluasi apakah ada keringat dingin, pucat atau
keluhan pusing.
• Hematoma pada tempat injeksi.
18. sesudah mencapai volume yang direncanakan,
mencabut jarum dari lengan pasien.
19. Menekan bekas tusukan dengan kasa steril.
20. Meminta pasien untuk mengangkat lengan dengan
tetap melakukan penekanan pada lokasi
pengambilan darah.
21. Melakukan inspeksi pada lokasi penusukan, jika
tidak berdarah dilanjutkan memasang perban. Jika
masih berdarah, penekanan dengan kasa steril
dilanjutkan hingga pendarahan berhenti baru
kemudian dipasang perban.
22. Meminta pasien untuk berdiri perlahan, dan
menanyakan/mengevaluasi kondisinya.
23. Merapihkan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
| 105
24. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
25 Menilai hemodinamik pasca prosedur (tekanan
darah, nadi, dan frekuensi napas).
106 |
Flebotomi Terapeutik
pada Orang Tua di atas 65 tahun atau Pasien
dengan Kecenderungan Penyakit Kardiovaskular
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Melakukan evaluasi status hemodinamik,
pengukuran tekanan darah sebaiknya dalam posisi
duduk atau berdiri.
Bila hemodinamik baik, pasien diminta untuk
berbaring terlentang.
5. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
6. Memasang set infus pada sisi lengan lainnya
dengan cairan kristaloid atau pengganti plasma
(plasma expander) yang dimulai secara bersamaan
dengan tindakan flebotomi dengan jumlah yang
sama seperti darah yang dikeluarkan.
7. Identifikasi vena yang besar dan jelas (disarankan
fossa antecubiti).
8. Memasang torniket dan mengembungkan 40-60
mmHg untuk membuat vena lebih jelas terlihat.
| 107
9. Meminta pasien untuk membuka dan menutup
tangan beberapa kali.
10. sesudah memilih vena yang akan digunakan,
melepaskan tekanan.
11. Melakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada
daerah lengan flebotomi.
12. Melakukan pembendungan vena mediana cubiti
dengan tensimeter tekanan 60 mmHg (atau di
antara sistolik dan diastolik jika diperlukan).
13. Meminta pasien mengepalkan tangan.
14. Menginsersi vena mediana cubiti dengan jarum
donor set pada sudut 30 derajat atau kurang dan
kemudian mengalirkan darah ke kantong darah
15. Meminta pasien untuk membuka dan menutup
tangan tiap 10-12 detik, memastikan aliran darah
pada selang lancar.
16. Melepas turniket ketika aliran darah stabil atau
sesudah 2 menit.
17. Melakukan monitoring pada pasien:
• Evaluasi apakah ada keringat dingin, pucat atau
keluhan pusing
• Hematoma pada tempat injeksi.
18. sesudah mencapai volume yang direncanakan
(pada pasien dengan penyakit kardiopulmoner
disarankan 250 mL), mencabut jarum dari lengan
pasien.
19. Menekan bekas tusukan dengan kasa steril.
108 |
20. Meminta pasien untuk mengangkat lengan dengan
tetap melakukan penekanan pada lokasi
pengambilan darah.
21. Melakukan inspeksi pada lokasi penusukan, jika
tidak berdarah dilanjutkan memasang perban. Jika
masih berdarah, penekanan dengan kasa steril
dilanjutkan hingga pendarahan berhenti baru
kemudian dipasang perban.
22. Biarkan pasien tetap pada tempat tidur/kursi
selama beberapa saat, kemudian meminta pasien
untuk berdiri perlahan, dan
menanyakan/mengevaluasi kondisinya.
23. Merapihkan alat dan membuang bahan medis
habis pakai ke tempat sampah medis
24. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
25 Menilai hemodinamik pasca prosedur (tekanan
darah, nadi, dan frekuensi napas).
| 109
Kardioversi
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Memberikan sedasi kepada pasien:
• Diazepam 2 mg intravena, atau
• Midazolam 0,5-1 mg intravena.
5. Memberikan gel pada paddle
6. Menempelkan paddle pada anterolateral pasien.
7. Menyetel mode sinkronisasi untuk kardioversi.
8. Memilih energi yang dibutuhkan.
Dosis rekomendasi inisial pada synchronized
cardioversion (ACLS 2010):
• Narrow regular: 50-100 J, atau
• Narrow irregular: 120-200 J (bifasik) atau 200 J
(monofasik), atau
110 |
• Wide regular: 100 J, atau
• Wide irregular: dosis defibrilasi.
9. Menilai respon pasien.
10. Merapikan alat
11. Mencuci tangan.
| 111
Injeksi Struktur Intraartikular pada Sendi Bahu
(Pendekatan Posterior)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien duduk pada kursi dengan
sandaran lengan.
5. Melakukan penandaan pada lokasi yang akan
dilakukan penyuntikan.
6. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
7. A dan antisepsis menggunakan povidon iodin pada
lokasi yang akan dilakukan penyuntikan.
8. Memberikan anestesi lokal dengan
menyemprotkan etil klorida.
9. Melakukan injeksi dengan pendekatan posterior:
• Melakukan palpasi mencari batas posterior dari
acromion.
• Menusukkan jarum dengan arah
posterioanterior 1 cm di bawah dan 1 cm medial
dari angulus acromion posterior.
• Mengarahkan jarum pada prosesus korakoid
sampai menyentuh tulang pada celah sendi.
112 |
10. Melakukan penyuntikan obat tertentu.
11. Menarik narik jarum secara cepat, memberikan tekanan
ringan pada lokasi penyuntikan.
12. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
13. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
14. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 113
Injeksi Struktur Intraartikular pada Sendi Lutut
(Pendekatan Medial Mid-Patella)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat dan obat yang akan
disuntikkan (jika diperlukan).
3. Mencuci tangan.
4. Memposisikan pasien pada posisi supinasi dan
lutut ekstensi.
5. Melakukan pemeriksaan fisik dan menentukan
lokasi penyuntikan dengan pendekatan medial.
6. Melakukan penandaan pada lokasi yang akan
dilakukan penyuntikan.
7. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
8. A dan antisepsis menggunakan povidon iodin pada
lokasi yang akan dilakukan penyuntikan.
9. Memberikan anestesi lokal dengan
menyemprotkan etil klorida.
10. Menusukkan jarum dari arah medial ke lokasi
penyuntikan yang telah ditandai.
11. Melakukan aspirasi dan atau menyuntikkan agen
aktif tertentu.
114 |
12. Menarik narik jarum secara cepat, memberikan tekanan
ringan pada lokasi penyuntikan.
13. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
14. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
15. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 115
Interpretasi Bone Densitometry untuk
Wanita Postmenopause dan Pria > 50 Tahun
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
Interpretasi Bone Mineral Density (BMD) Tulang
Belakang
2. Mengevaluasi tulang belakang L1-L4
3. Melakukan eksklusi pada vertebra jika secara jelas
abnormal dan tidak dapat dievaluasi dengan
resolusi sistem BMD atau terdapat perbedan T-
score lebih dari 1.0 antara vertebra yang dimaksud
dengan vertebra yang berdekatan.
4. Menggunakan 3 vertebra jika tidak dapat
menggunakan 4 vertebra, menggunakan 2 vertebra
jika tidak dapat menggunakan 3 vertebra.
5. Jika hanya satu vertebra yang dapat digunakan,
diagnosis ditegakkan dengan pertimbangan hasil
BMD dari tempat lain
Interpretasi Bone Mineral Density (BMD) Panggul
6. Nilai BMD dapat diambil pada sisi panggul
manapun
7. Mengambil nilai terendah antara femoral neck atau
total proximal femur sebagai nilai BMD panggul
116 |
Interpretasi Bone Mineral Density (BMD) pada Radius
8. Jika tersedia: jika hasil pemeriksaan pada panggul dan
tulang belakang tidak dapat diinterpretasi,
hiperparatiroidisme, pasien sangat obesitas
9. Mengevaluasi BMD 33% radius (1/3 distal radius) pada
tangan non-dominan
Interpretasi Bone Mineral Density (BMD) menggunakan
Interpretasi menurut WHO
10. Normal
Osteopenia
Osteporosis
Severe
Osteoporosis
:
:
:
:
T-score -1 atau lebih
T-score di bawah -1 dan lebih
dari -2.5
T-score -2.5 atau lebih rendah
T-score -2.5 atau lebih rendah
dan ditemkan paling tidak satu
fraktur fragilitas
11. Menggunakan nilai terendah dari ketiga lokasi untuk
diagnosis osteoporosis
| 117
Interpretasi Pemeriksaan Foto Toraks
Melakukan Keterampilan
1. Memasang film pada lightbox.
2. Mengecek nama, tanggal, dan diagnosis pasien.
3. Memastikan film dibaca pada arah yang benar
(melihat side marker).
4. Mengidentifikasi jenis film: Anteroposterior (AP) /
Posteroanterior (PA) / Supine / Erect / Lateral
5. Menilai kualitas film:
• Pada film yang baik, dapat terlihat 10 iga
posterior, 6 iga anterior.
• Vertebrae torakal akan terlihat samar-samar.
• Klavikula sejajar dan sternum tepat berada di
tengahnya.
6. Menilai apakah adanya tube atau kabel yang
terpasang pada pasien.
7. Toraks :
Radioanatomi: menilai bagian-bagian pada foto
toraks yaitu jantung, paru, vaskuler, trakea, bronkus
utama, hilus, sinus kostofrenikus, diafragma, tulang
dan jaringan lunak, disertai bentuk dan ukurannya.
8. Menilai paru dan pleura: ada/tidaknya
penarikan/pendorongan trakea, pelebaran bronchi,
gambaran sarang tawon, pelebaran hilus, corakan
pembuluh darah, infiltrate, cavitas, fibrosis, nodul
pada parenkima dari apeks hingga ke basal, bagian
di belakang jantung, dan penebalan pleura.
118 |
Dilakukan penilaian gambaran radiolusen dan
radioopak: udara, cairan.
9. Menilai jaringan lunak dan tulang :
• Leher, supraklavikula, aksila, dinding dada,
payudara, abdomen atas dan udara lambung .
• Sendi bahu, scapula, klavikula, vertebrae, iga
dan sternum.
10. Menilai mediastinum:
• Menilai batas atas, tengah dan bawah
anterior/medial/posterior.
• Menilai ukuran, bentuk dan densitasnya.
11. Menilai diafragma:
Bentuk (dome shape), garis dan ketinggian
diafragma, ada tidaknya udara bebas di bawah
diafragma, tenting, elevasi, pendataran
12. Menilai sudut kostofrenikus: sudut kostofrenikus
tajam atau tidak.
| 119
Intubasi Endotrakeal
Melakukan Keterampilan
1. Memeriksa ketersediaan alat.
2. Mencuci tangan.
3. Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan,
kacamata google).
4. Memastikan jalan nafas terbuka.
5. Memastikan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat.
6. Memastikan tersedianya jalur intravena/
intraosseous.
7. Memasang monitor.
8. Menyiapkan pipa endotrakea:
• Memeriksa patensi balon.
• Memberikan sedikit lubrikan pada stylet dan
memasukkan stylet kedalam pipa endotrakea.
• Memberikan sedikit lubrikan pada balon sampai
ujung pipa endotrakea.
9. Menyiapkan laringoskop:
• Menyiapkan blade yang sesuai.
• Memastikan lampu menyala dengan baik (sinar
fokus dan berwarna putih).
10. Menempatkan bantal tipis atau kain di bawah
oksipital jika tidak ada curiga cedera spinal/servikal.
11. Melakukan preoksigenasi dengan oksigen 100%
selama 2-3 menit, jika waktu memungkinkan.
12. Memberikan sedasi, analgesia, dan pelumpuh otot
sesuai indikasi.
120 |
13. Operator berdiri dibagian kepala tempat tidur.
Tempat tidur pada posisi datar.
14. Memegang laringoskop pada tangan kiri.
15. Membuka mulut dengan cara cross finger
technique, yaitu ibu jari tangan kanan ditempatkan
didepan gigi bawah mandibula dan jari telunjuk
didepan gigi atas maksila, mulut dibuka perlahan
dengan menggerakkan jari-jari tersebut dan
laringoskop dimasukkan kedalam mulut.
16. Memasukkan ujung bilah laringoskop kedalam sisi
kanan mulut pasien, masukkan bilah sampai
kepangkal lidah.
17. Menyingkirkan lidah ke arah kiri.
18. Dengan lembut masukkan bilah laringoskop pada
posisi yang tepat. Bilah lurus dibawah epiglotis, dan
bilah lengkung dimasukkan kedalam vallecula
diatas epiglotis.
19. Visualisasi pita suara dan pembukaan glotis.
20. Secara lembut masukkan pipa endotrakea melalui
pita suara, dengan memegang pipa endotrakea
menggunakan tangan kanan.
21. Secara hati-hati angkat stylet dan laringoskop,
sambil tetap memegang pipa endotrakea.
22. Mengembangkan balon.
23. Memastikan posisi pipa endotrakea:
• Memasang bag-valve-mask.
| 121
• Inspeksi dan auskultasi dada untuk
mendengarkan suara nafas yang simetris.
• Perhatikan pengembunan yang terjadi pada pipa
endotrakea saat ekshalasi nafas.
24. Memfiksasi posisi pipa endotrakea dengan plester
pada nomor yang tertera pada pipa setinggi bibir.
25. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
26. Membuka alat pelindung diri, lalu mencuci tangan.
27. Melakukan tindakan dengan cara yang lege artis.
122 |
Parasentesis Abdomen/Pungsi Asites
(Tanpa Panduan USG)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
4. Meminta pasien berbaring terlentang dengan
meninggikan bagian atas tubuh 45-90O agar cairan
terakumulasi di bagian bawah abdomen.
5. Mengidentifikasi tempat aspirasi (menghindari
vena-vena kolateral, pembuluh darah epigastrika
inferior, lokasi bekas operasi dan limpa yang
membesar), dan memberi tanda.
Parasentesis biasa dilakukan pada dinding perut
pada kuadran kiri bawah atau kanan bawah
(menghindari regio midline abdomen).
6. Membersihkan lokasi tindakan dengan teknik
aseptik dan antiseptik.
7. Memasang duk steril.
8. Memberikan anestesi dengan lidokain 1%
sebanyak 2 mL sampai dengan peritoneum.
| 123
9. Memasang IV-cath no 14 atau 16 G dengan teknik
Z-track untuk mencegah risiko rembesan cairan
asites sesudah tindakan.
10. Aspirasi cairan minimal 25 mL dengan spuit untuk
pemeriksaan analisis cairan asites, sitologi, dan
kultur (sesuai indikasi).
11. Bila akan dilakukan pungsi terapeutik,
menyambungkan IV cath dengan set infus, lalu
mengalirkan cairan keluar ke dalam kantong
penampung yang disediakan.
(Jika aliran melemah, pasien dapat mengubah
posisi secara perlahan, atau menekan abdomen
untuk memaksimalkan jumlah cairan yang
dikeluarkan).
12. Mencabut IV-cath secara lege artis.
13. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
14. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
124 |
15. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
16. Menilai hemodinamik pasca prosedur (tekanan
darah, nadi, dan frekuensi napas).
| 125
Pemasangan Kateter Folley pada Laki-laki
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
4. Meminta pasien berbaring terlentang.
5. Berdiri di sisi kanan (bila right-handed), atau berdiri
di sisi kiri (bila left-handed/kidal).
6. A dan anti sepsis menggunakan povidon iodin di
daerah orifisium uretra eksterna sampai corpus
penis.
7. Memasang duk steril.
8. Memegang corpus penis dengan tangan non-
dominan.
9. Memasukkan gel anesthetic ke orifisium uretra
eksterna dengan tangan dominan secara steril.
10. Memasukan kateter menggunakan pinset steril,
memastikan kateter masuk ke dalam kandung
kemih ditandai dengan keluarnya urin, kemudian
kateter diklem pada ujung kateter (agar kandung
kemih masih tetap terisi urin untuk mencegah ruptur
uretra) sambil didorong sampai ada tahanan atau
sampai percabangan kateter.
126 |
11. Mengisi balon kateter dengan cairan aqua steril
minimal 20 mL menggunakan spuit 10 mL tanpa
jarum.
12. Menghubungkan kateter dengan kantung urin.
13. Klem dilepaskan, kateter ditarik perlahan sampai
terasa adanya tahanan .
14. Menutup orifisium uretra eksterna dengan kasa
steril yang telah dibubuhi povidon iodin.
15. Melakukan fiksasi kateter dengan plester pada
paha.
17. Merapikan alat, dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
18. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 127
Pemasangan Kateter Folley pada Perempuan
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
4. Meminta pasien berbaring terlentang.
5. Berdiri di sisi kanan pasien (bila right-handed) atau
sisi kiri pasien (bila kidal/left-handed).
6. Membuka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan nondominan. Identifikasi letak orifisium
uretra eksterna yang terletak di bawah klitoris dan
di atas orifisium vagina.
7. A dan antisepsis menggunakan larutan povidon
iodin pada orifisium uretra ekstrena dan sekitar
vulva menggunakan tangan dominan.
8. Memasang duk steril.
9. Memasukkan gel anesthetic ke orifisium uretra
eksterna dengan tangan dominan secara steril,
tunggu selama 2-3 menit untuk menunggu efek
anestesi bekerja.
10. Memasukan kateter menggunakan pinset steril,
memastikan kateter masuk ke dalam kandung
kemih ditandai dengan keluarnya urine, kemudian
kateter diklem pada ujung kateter (agar kandung
128 |
kemih masih tetap terisi urine untuk mencegah
ruptur uretra) sambil didorong sampai ada tahanan
atau percabangan kateter mencapai meatus.
11 Lepaskan klem pada ujung kateter, biarkan urine
keluar dari kateter. Jika urine tidak keluar, aspirasi
urine dengan spuit.
12. Mengisi balon kateter dengan cairan aqua steril
minimal 20 mL (atau sesuai dengan keterangan
pada kateter) menggunakan spuit 10 mL tanpa
jarum.
13. Menghubungkan kateter dengan kantung urine.
14. Klem dilepaskan, kateter ditarik perlahan sampai
terasa adanya tahanan .
15. Melakukan fiksasi kateter dengan plester pada paha
bagian dalam.
16. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
17. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 129
Pemasangan Pipa Nasogastrik
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
4. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
5. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan
untuk insersi.
6. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
7. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan
dengan cara mengukur panjang dari tengah telinga
ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara
processus xiphoideus dan umbilikus lalu tandai
dengan melihat skala pada pipa.
8. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15
cm pertama untuk melicinkan.
9. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung
sambil meminta pasien untuk melakukan gerakan
menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
10. Untuk memeriksa ketepatan posisi ujung pipa di
lambung, masukkan udara dengan bantuan catheter
tip dan semprotkan ke dalam pipa nasogastrik dan
akan terdengar suara udara dengan stetoskop yang
diletakkan di atas lambung.
130 |
11. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik
pipa, dan coba memasangnya lagi.
Bila penderita mengalami sianosis atau masalah
respirasi segera tarik pipa.
12. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi
pipa menggunakan plester pada muka dan hidung,
hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
13. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang
disediakan atau menutup ujung pipa bila tidak
segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa
nasogastrik.
14. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa
nasogastrik dan rencana penggantian pipa
nasogatrik.
15. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
16. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 131
Pemeriksaan Glukosa Darah Kapiler
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
4. Desinfeksi (antisepsis) jari tangan pasien dengan
alcohol swab pada sisi samping jari, cukup usap 1-2
kali satu arah. Biarkan mengering 5-10 detik.
5. Sambil menunggu alkohol mengering, pasang jarum
pada lancet pen lalu kokang lancet pen. Lakukan
desinfeksi alcohol swab pada kepala lancet pen.
6. Mengambil satu glucose strip dari tabung dan
memasang strip ke glucometer serta menutup tabung
strip rapat-rapat.
7. Menempelkan kepala lancet pen pada sisi samping
jari, lalu menekan tombol jarum lancet pen.
8. Menempelkan sampel darah ke glucose strip, lalu
menunggu hingga hasil muncul di layar.
9. Mengintruksikan pasien untuk menekan luka bekas
tusukan lancet dengan alcohol swab sampai darah
tidak keluar lagi.
10. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
11. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
132 |
Pengambilan Contoh Darah dan
Prosedur Transfusi Darah
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mengisi formulir permintaan darah dengan lengkap,
termasuk golongan darah ABO –Rh yang selama ini
diketahui, nama pasien (bila 2 suku kata, dituliskan
secara lengkap), nomor rekam medis, tanggal lahir,
reaksi transfusi yang pernah dialami, indikasi dan lain-
lain.
4. Menandatangani formulir.
5. Mencuci tangan.
6. Mengambil sampel darah 2-5 cc.
7. Menempelkan label yang kuat bertuliskan nama
lengkap (sesuai formulir), jenis kelamin, umur, nomor
rekam medis, tanggal dan jam pengambilan sampel
serta ruang perawatan, segera sesudah pengambilan
sampel darah.
8. Formulir ditandatangani oleh dokter yang meminta,
perawat menilai kembali kelengkapan pengisian
formulir.
| 133
Prosedur Transfusi Darah
9. Melakukan identifikasi secara benar dan cermat
bahwa identitas pasien dan data lainnya sesuai antara
rekam medis, formulir permintaan darah, label dan
kantong darah/komponen darah yang akan diberikan
(dilakukan oleh 2 orang dokter/perawat).
10. Pasien sudah terpasang IV line yang tersambung
dengan cairan NaCl 0,9% dan memastikan alirannya
lancar selama ±15 menit
11. Memberikan premedikasi sesuai indikasi.
12. Mentransfusikan darah dengan kecepatan sesuai
komponen darah (tidak melebihi 100 mL/menit).
13. Mengawasi dan mengisi form monitoring transfusi
darah pada 15 menit pertama pemberian transfusi,
kemudian setiap 1 jam (atau setiap unit/kantong pada
transfusi produk darah yang cepat) sampai tindakan
tranfusi selesai.
Monitoring dilakukan sampai 1 jam post transfusi
(pasien rawat jalan) dan 4 jam post transfusi (pasien
rawat inap).
14. sesudah transfusi darah selesai, menyambungkan
kembali IV line dengan cairan NaCl 0,9% untuk
membilas blood set yang dilakukan selama ±15 menit
15. Merapihkan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis
16. Mencuci tangan.
134 |
Penilaian Keseimbangan
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien untuk duduk di kursi dengan tinggi
standar.
5. Meminta pasien untuk bangkit dari posisi duduk,
berjalan 3 meter pada permukaan rata, berputar
kemudian berjalan kembali ke kursi lalu duduk,
dengan kecepatan terbaik sesuai kemampuan pasien
.
6. Menghitung waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan perintah tersebut (no 5) dalam
hitungan detik.
7. Melakukan interpretasi terhadap hasil tes:
• <10 detik: normal
• 10-29 detik: gangguan keseimbangan
• 30 detik atau lebih: mobilitas terganggu dan
ketergantungan pada banyak aktivitas karena
risiko jatuh tinggi.
8. Mencuci tangan.
| 135
Semmes-weinstein Monofilament Test 10 g
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien untuk melepaskan alas kaki dan
kaos kaki. Pasien diposisikan berbaring terlentang.
5. • Melakukan contoh pemeriksaan pada lengan
atau tangan pasien dengan cara pemeriksa
memegang monofilamen tegak lurus dengan
lengan atau tangan pasien, kemudian dengan
gerakan stabil sentuh kulit lengan atau tangan
tersebut hingga monofilamen bengkok tidak
lebih dari 2 detik. Selanjutnya, menahan
monofilamen selama 2 detik.
• Meminta pasien untuk memberikan respon atau
mengatakan ‘ya’ apabila pasien merasakan
bagian lengan atau tangan tersentuh
monofilamen.
6. Memegang monofilamen tegak lurus dengan kaki,
kemudian dengan gerakan stabil sentuh kulit kaki
hingga monofilamen bengkok tidak lebih dari 2 detik.
136 |
Selanjutnya, menahan monofilamen selama 2 detik.
Meminta pasien untuk memberikan respon atau
mengatakan ‘ya’ apabila pasien merasakan bagian
kakinya tersentuh monofilamen.
7. Menggunakan monofilamen untuk menilai 3 titik
pada setiap kaki secara acak untuk menghindari
pasien menebak urutan pemeriksaan.
8. Melakukan tes pada titik-titik sekitar lesi ketika
terdapat ulkus, kalus, atau jaringan parut
(menghindari paparan langsung pada lesi).
9. Merapikan alat.
10. Mencuci tangan.
| 137
Spirometri
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Mengukur tinggi dan berat badan pasien tanpa
mengenakan sepatu.
5. Memposisikan pasien duduk di kursi berlengan
tanpa roda dengan posisi duduk tegak, kaki tidak
boleh menyilang dan telapak kaki harus menyentuh
lantai.
6. Meminta pasien memasang penjepit hidung.
7. Meminta pasien Menarik narik napas sedalam mungkin
kemudian memasang mouthpiece pada mulut dan
menutup bibir di sekitar mouthpiece. Selanjutnya,
membuang napas kuat-kuat hingga tidak ada udara
yang bisa dikeluarkan lagi sambil menjaga posisi
tubuh tegak.
8. Mengulangi instruksi bila perlu.
9. Melakukan maneuver sedikitnya tiga kali dan tidak
lebih dari delapan kali.
10. Melakukan evaluasi terhadap pengulangan tes,
melakukan maneuver lagi bila perlu.
138 |
11. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
12. Mencuci tangan.
| 139
Teknik Injeksi Insulin dengan Insulin Pen
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat dan memastikan
insulin tidak kadaluarsa.
3. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
4. Bila menggunakan insulin intermediate atau
premixed, posisikan pen secara horizontal, lalu
memilin pen dengan kedua telapak tangan atau
mengayunkan pen insulin sampai cairan insulin
tampak homogen.
5. Memasang jarum pada pen insulin sesudah
membersihkan karet pada ujung pen dengan alcohol
swab.
6. Dengan posisi pen insulin terbalik, membuka tutup
jarum, lalu memutar 1-2 unit dan menekan plunger
pen untuk membuang gelembung udara dalam
cartridge pen insulin.
7. Memutar sejumlah dosis sesuai dengan yang
diperlukan.
8. Menggenggam pen insulin dengan ke-4 jari dan
meletakkan ibu jari pada ujung pen sebagai penekan
plunger.
140 |
9. Menentukan lokasi penyuntikan.
10. Membersihkan lokasi suntikan dengan alcohol swab
dan menunggu sampai kering.
11. Fiksasi daerah suntikan dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk atau mencubit 1 sampai 2 inci
bagian kulit dan lemak dengan menggunakan ibu jari
dan telunjuk apabila pasien kurus.
12. Menusukkan jarum secara tegak lurus ke permukaan
kulit dengan gerakan cepat. Memastikan jarum
sudah masuk sepenuhnya dan pertahankan posisi
tangan.
13. Menekan plunger pen dengan ibu jari sampai
dengan skala unit kembali ke 0 (nol).
| 141
14. Membiarkan jarum tetap di kulit selama 10 detik.
15. Menarik narik jarum dari kulit.
16. Melepaskan cubitan kulit.
17. Melepaskan jarum dari pen dengan klem, lalu
membuang ke sharp container.
18. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
19. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
142 |
Tes Tusuk (Skin Prick Test)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Menentukan lokasi tempat prosedur (sisi volar
lengan bawah, tidak dilakukan pada tempat yang
sedang mengalami inflamasi).
5. Membersihkan lokasi yang akan di tes dengan
alkohol 70%, tunggu sampai kering.
6. Memberi batas tiap alergen dengan ballpoint sesuai
jumlah alergen yang akan di tes, buat jarak 2-3 cm
antara tetesan alergen untuk mencegah terjadinya
pencampuran.
7. Meneteskan alergen pada tempat yang sudah
ditandai.
8. Meneteskan kontrol positif dan kontrol negatif.
9. Melakukan tusukan dangkal dengan jarum khusus
atau bila tidak ada jarum khusus, dapat memakai
jarum disposable ukuran 26 G dengan cara mencukit
pada masing-masing alergen.
10. Mengganti jarum setiap melakukan tusukan pada
tiap tetesan untuk mencegah bercampurnya alergen.
11. Melakukan pembacaan hasil sesudah 15-20 menit.
12. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
13. Mencuci tangan.
Torakosentesis
(dengan atau Tanpa Panduan USG)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien berada dalam posisi duduk tegak,
kedua lengan pasien diletakkan diatas penyangga di
depan dada.
5. Menentukan lokasi dan memberikan tanda pada
lokasi torakosintesis (lokasi adalah satu sela iga di
bawah perubahan suara sonor menjadi redup pada
perkusi).
6. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
steril.
7. A dan antisepsis menggunakan povidon iodin pada
daerah kulit yang sudah ditentukan .
8. Melakukan infiltrasi kulit dengan lidokain 1-2%
dengan jarum 23 G hingga membentuk wheal
intradermal.
9. Menusukkan jarum tegak lurus terhadap dinding
dada (di bagian bawah sela iga), sambil
menyuntikkan lidokain sampai mencapai pleura
parietalis.
| 145
10. sesudah menembus pleura parietal, melakukan
penghisapan dengan spuit sampai cairan pleura
teraspirasi.
11. sesudah tercapai anastesi (5-10 menit), melakukan
pungsi pleura dengan IV cath no 14/16 pada daerah
yang di anastesi, di atas iga bawah.
12. Aspirasi cairan dengan spuit untuk pemeriksaan
analisis cairan pleura.
13. Memasang set infus atau set transfusi (boleh
menggunakan threeway), lalu mengalirkan cairan
keluar.
14. Mencabut kateter secara lege artis.
15. Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa
steril dan micropore.
16. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
17 Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
18. Menilai hemodinamik pasca prosedur (tekanan
darah, nadi, dan frekuensi napas).
146 |
Ultrasonografi (USG) Abdomen
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mencuci tangan.
4. Memberikan gel ke probe USG atau langsung ke
perut pasien.
Parenkim Hati Lobus Kiri
5. mendapat visualisasi parenkim hati lobus kiri
(potongan longitudinal).
6. mendapat interpretasi: ukuran (normal, mengecil
atau membesar).
7. mendapat interpretasi: ekogenitas (homogen
atau inhomogen).
8. mendapat interpretasi: permukaan reguler atau
tidak regular.
9. Bila ditemukan nodul: jumlah, ukuran, tepi regular
atau ireguler, ekogenitas.
10. mendapat interpretasi: tepi (tajam atau tumpul).
Parenkim Hati Lobus Kanan
11. mendapat visualisasi parenkim hati lobus kiri
(potongan longitudinal).
12. mendapat interpretasi: ukuran (normal, mengecil
atau membesar).
| 147
13. mendapat interpretasi: ekogenitas (homogen
atau inhomogen).
14. mendapat interpretasi: permukaan reguler atau
tidak regular.
15. Bila ditemukan nodul: jumlah, ukuran, tepi regular
atau ireguler, ekogenitas.
16. mendapat interpretasi: tepi (tajam atau tumpul).
17. mendapat visualisasi perbandingan parenkim
hati lobus kanan dan korteks ginjal kanan.
Pankreas, Arteri Mesenterika (Potongan Tranversal)
18. mendapat visualisasi pankreas, vena lienalis,
arteri mesenterika (potongan tranversal).
19. mendapat interpretasi: ekogenitas pankreas
(homogen atau inhomogen).
20. mendapat interpretasi: ada tumor atau tidak.
Vena Hepatika
21. mendapat visualisasi vena hepatika.
22. mendapat interpretasi: bentuk (normal,
membesar, atau terputus-putus).
Vena Porta
23. mendapat visualisasi vena porta.
24. mendapat interpretasi: ukuran (normal atau
melebar).
Kandung Empedu
25. mendapat visualisasi kandung empedu.
26. mendapat interpretasi: ukuran (normal, mengecil
atau membesar).
148 |
27. mendapat interpretasi: dinding normal atau
menebal.
28. mendapat interpretasi: ada batu atau tidak.
29. Menilai sistem billier intra ekstra hepatik: normal
atau melebar dan ada atau tidaknya batu.
Limpa
30. mendapat visualisasi limpa.
31. mendapat interpretasi: ukuran (normal,
membesar, atau tidak ada).
32. mendapat interpretasi: ekogenitas (homogen
atau inhomogen).
33. mendapat interpretasi: permukaan reguler atau
tidak regular.
34. Menilai ada tidaknya cairan bebas.
35. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
36. Mencuci tangan.
| 149
Vaksinasi Dewasa
(Injeksi Intramuskular)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mengecek vial vaksin yang diberikan apakah sudah
sesuai jenis dan tanggal kadaluarsa vaksin.
4. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
5. Mengambil jarum suntik ukuran 23 sampai 25 G
yang baru.
6. Membuang sisa udara di dalam jarum dengan
mendorong plunger.
7. Mengambil vial vaksin dan mengoleskan alcohol
swab di permukaan vial.
8. Melakukan aspirasi vaksin sesuai dosis/volume yang
diperlukan.
9. Membuang udara dari dalam spuit.
10. Menentukan tempat yang akan dilakukan injeksi:
• Deltoid, atau
• Vastus lateralis, atau
• Kuadran atas kanan otot gluteus.
11. Membersihkan daerah suntikan dengan alcohol
swab. Mulai dari tengah ke perifer. Menunggu
sampai alkohol kering.
150 |
12. Ibu jari dan telunjuk tangan yang bebas
meregangkan kulit pada daerah suntikan.
13. Memasukkan jarum dengan posisi sudut 90O secara
cepat dan lurus hingga ke otot.
14. Menyuntikkan vaksin.
15. Menarik narik jarum dengan cepat lalu menekan daerah
bekas suntikan dengan alcohol swab.
16. Melepaskan alcohol swab dan lihat apakah ada
perdarahan di tempat suntikan.
17. Mempersilahkan pasien kembali ke tempat duduk.
18. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
19 . Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 151
Vaksinasi Dewasa
(Injeksi Subkutan)
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat.
3. Mengecek vial vaksin yang diberikan apakah sudah
sesuai jenis dan tanggal kadaluarsa vaksin.
4. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
5. Mengambil jarum suntik 23 sampai 25 G yang baru.
6. Membuang sisa udara di dalam jarum dengan
mendorong plunger.
7. Mengambil vial vaksin dan mengoleskan alkohol
swab di permukaan vial.
8. Melakukan aspirasi vaksin sesuai dosis/volume yang
diperlukan.
9. Membuang udara dari dalam spuit.
10. Menentukan tempat yang akan dilakukan injeksi
(lengan atas atau paha atas).
11. Membersihkan daerah suntikan dengan alkohol
swab. Mulai dari tengah ke perifer. Menunggu
sampai alkohol kering.
12. Ibu jari dan telunjuk tangan yang bebas mencubit
kulit di sekitar lokasi suntikan.
152 |
13. Memasukkan jarum dengan posisi sudut 45o secara
cepat dan lurus.
15. Menyuntikkan vaksin.
16. Menarik narik jarum dengan cepat lalu menekan daerah
bekas suntikan dengan alkohol swab.
19. Mempersilahkan pasien kembali ke tempat duduk.
20. Merapikan alat, dan membuang bahan medis habis
pakai ke tempat sampah medis.
21. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
| 153
Vibratory Sensation Testing
dengan Garpu Tala 128 Hz
Melakukan Keterampilan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
memastikan identitas pasien, menjelaskan dan
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa ketersediaan alat (memilih garpu tala
yang benar yaitu 128 Hz).
3. Mencuci tangan.
4. Meminta pasien untuk melepaskan alas kaki dan
kaos kaki. Pasien diposisikan berbaring terlentang.
5. Pasien diminta untuk tidak melihat lokasi
pemeriksaan dengan mengalihkan pandangan ke
tempat lain atau memejamkan mata.
6. Menggetarkan garpu tala dengan tangan
pemeriksa.
7. Meletakkan pangkal garpu tala pada prosesus
styloideus ulnaris di pergelangan tangan pasien
atau pada daerah frontal wajah (dahi). Getaran yang
dirasakan pasien dijadikan standar pemeriksaan.
8. Meletakkan garpu tala secara tegak lurus dengan
tekanan konstan pada bagian tulang yang menonjol
pada daerah dorsal falang jari pertama kaki.
154 |
9. Menanyakan kepada pasien apakah merasakan
getaran di kakinya sama seperti yang dirasakan
pada getaran standar. Apabila pasien menjawab
“ya”, lalu mintalah pasien memberi tahu apabila
getaran sudah tidak dirasakan lagi.
10. Jika pasien tidak dapat merasakan getaran pada ibu
jari kaki, tes dilakukan kembali pada tempat yang
lebih proksimal seperti maleolus atau tuberositas
tibia.
11. Melakukan pemeriksaan serupa pada kaki yang lain.
12. Merapikan alat.
13. Mencuci tangan.
.jpeg)
.jpeg)






