Tampilkan postingan dengan label biopsikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biopsikologi. Tampilkan semua postingan

biopsikologi

 






NEURON AND ACTION 

POTENTIALS COMMUNICATION AT 

SYNAPSES 

 

Neuron and Action Potential (nuron dan aksi potensial) 

Sistem saraf terdiri atas dua jenis sel yaitu: Sel saraf yang merupakan unit fungsional terkecil dari 

sistem saraf  dan Sel Glia yang mendukung kerja dari sel saraf. Hanya sel saraf yang menghantarkan 

impuls dari dari satu lokasi ke lokasi lain. Jumlah neuron pada otk manusia dapat diestimasikan sekitar 

12 hingga 15 juta neuron pada korteks serebri, 70 juta neuron pada serebelum, dan 1 juta neuron 

pada medula spinalis. 

  

 

Neuron 

Neuron memiliki cabang-cabang disebut yang akson dan dendrit dengan pola percabangan yang dapat 

berubah akibat dari pengalaman, umur dan pengaruh zat kimia. Dendrit merupakan percabangan yang 

menuju badan sel sedangkan akson yang keluar dari badan sel.  

 

 

Neuron dan percabangannya 

 

Dalam sel saraf ada  potensial (muatan) listrik yang berada di luar dan di dalam membran sel saraf. 

Aksi potensial terjadi disebabkan oleh masuknya secara tiba-tiba ion natrium melalui membran sel ke 

bagian dalam sel, kemudian diikuti oleh keluarnya ion kalium meliwati membran sel saraf. Dalam 

keadaan membran istirahat, ion natrium dipertahankan lebih banyak di luar sel sedangkan sel kalium 

dipertahankan banyak di dalam sel.  

Banyak molekul di dalam aliran darah tidak bisa masuk ke dalam otak, tetapi bisa masuk ke dalam sel 

organ lainnya seperti sel otot, sel kulit dsb. Hal ini disebabkan sebab  pada otak ada  Blood-Brain 

Barrier. Blood brain barier sangat penting sebab  otak sangat sensitif terhadap jumlah konsentrasi zat-

zat yang ada di darah . Jika kita mengkonsumsi kelapa muda yang banyak mengandung kalium, tanpa 

adanya blood brain barier maka konsentrasi kalium yang tinggi di sekitar neuron akan dengan mudah 

mengganggu  kerja neuron sehingga sangat mudah timbul potensial aksi yang dapat termanifestasi 

sebagai kejang. 

 

 

Blood Brain Barier 

 

The Nerve Impulse 

Untuk merekam aktivitas neuron, kita bisa memanfaatkan kelistrikan yang ada di neuron. Kerja utama 

neuron sangat erat berhubungan dengan perpindahan ion. Hal ini akan menimbulkan aliran listrik yang 

dapat kita pantau dengan menggunakan alat. 

 

 

10 

Metode untuk merekam aktivitas neuron 

  

Aliran Ion Pada Membran Neuron 

 

Potensial Aksi 

Tercapainya nilai ambang rangsang menyebabkan terbukanya saluran Na dan K. Terbukanya saluran 

Na menyebabkan sejumlah (banyak) Na  masuk ke dalam sel . Kemudian saluran Na pada bagian saraf 

disebelahnya akan terbuka. Pada puncak AP saluran Na tertutup, terjadi depolarisasi . sebab  terjadi 

depolarisasi, maka saluran K akan terbuka (volted-gate potassium channel). K akan ke luar sel, 

membran akan kembali ke dalam posisi depolarisasi awal. Beberapa detik kemudian  saluran (voltage 

–dependent) K akan tertutup, akan terjadi periode refrakter (tidak bisa dirangsang) . 

 

11 

  

 

 

 

Potensial Aksi 

Aksi potensial besarnya tetap (konstan) pada perjalanannya sepanjang saraf . Pada akson yang berlapis 

myelin transmisi aksi potensial lebih cepat darpada yang tidak bermyelin .  

 

12 

  

  

Perambatan potensial aksi 

 

 

The concept of the synapse 

Pada sinap, neuron melepaskan zat kimia yg disebut dengan Neurotrasmitters (NT). Kalau NT sedikit 

maka responnya subtreshold. Beberapa respon subthreshold bergabung (bersumasi) sampai besarnya 

mampu memunculkan  aksi potensial. Transmisi di daerah sinap terjadi dalam beberapa tahap, adanya 

gangguan pada suatu tahapan menyebabkan perubahan respons. Hampir semua obat-obatan yang 

dapat memberi suatu pengalaman dan prilaku, ternyata bekerjanya di sinaps. Penyalahgunaan obat 

hampir semuanya meningkatkan lepasnya dopamin di bagian otak tertentu. Keadaan Adiksi dapat 

 

13 

mengubah bagian otak tertentu, meningkatkan upayanya untuk memperoleh zat adiktif dan 

menurunkan respon terhadap pemberian dosis berikutnya 

  

Sinaps 

 

  

Temporal and Spatial Summation 

 

 

14 

 

Urutan stimulus 

 

  

 

15 

  

 

Inhibitory Synapses 

 

Chemical Events at the Synapse 

 

16 

 

Some major events in transmission at a synapse 

 

 

17 

 

Synthesis of Transmitters 

 

  

Anatomi sinap di serebelum tikus (a) dan akson terminal pada soma (b) 

 

 

18 

 

Acetylcholine receptor 

 

 

19 

 

Metabotropic receptor 

 

  

 

20 

 

  

Hormone 

 

Synapses, Drugs, and Addictions 

Obat-obatan sangat penting dan berguna bagi dunia kesehatan. Namun ada beberapa jenis obat-

obatan yang sering disalahgunakan yaitu:  

  Stimulant drugs (amphetamin, coccain) 

  Nicotine 

  Opiates 

  Marijuana 

 

21 

  Halllucinogenic drugs 

 

Mekanisme Kerja dari obat-obatan tersebut antara lain: Kokain (cocaine) reuptake transporters. 

Kanabinoid (cannabinoid) retrograde singnaling from postsinaptic cells to presinaptic cells. Masih 

banyak mekanisme yang belum jelas seperti, bagaimana kerja dopamin di nukleus akumben? Kenapa 

terjadi halusinasi? Mengapa? Beberapa hal yang perlu untuk dipahami yaitu Alcohol and Alcoholism: 

Genetics, Risk factors. Addiction: Tolerance and Withdrawal, Brain Reorganization. Medication to 

combat Substance Abuse: Medication to combat Alcohol Abuse, Medication to Combat Opiate Abuse. 

 

 

 

Effect of Drugs at Dopamine synapse 

 

22 

 

Location of Nucleus Accumbens 

                                                  

 

Penyalahgunaan Zat  

 

 

 

23 

Visual 

 

Penginderaan 

Penginderaan kita berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup. Bersama-sama 

dengan seluruh sistem organ lainnya dalam tubuh manusia menjaga homeostasis. Dengan 

keadaan homeostasis tersebut maka seluruh sel -sel yang menyusun tubuh manusia dapat 

beraktivitas dengan optimal. Suhu tubuh yang normal (±36,5oC suhu aksila) memberikan sel-sel 

tubuh manusia kondisi lingkungan yang sempurna untuk menjalankan berbagai funginya. 

Enzim-enzim yang digunakan oleh tubuh bekerja dengan baik sehingga berbagai reaksi kimia 

dalam tubuh dapat berjalan lancar. Pada keadaan yang tidak normal (misal suhu aksila 40oC) 

maka akan terjadi gangguan kerja dari sel-sel tubuh kita. Akan terjadi berbagai masalah akibat 

terganggunya kerja berbagai sistem organ dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh manusia yang 

sangat peka terhadap perubahan ini antara lain adalah sel saraf. Kerja sel saraf akan terganggu, 

khususnya sistem saraf pusat yang paling nyata terlihat. Neuron-neuron pada otak akan 

tereksitasi tidak terkendali sehingga timbul manifestasi klinis “kejang”. Keadaan ini tentu 

berpengaruh buruk pada kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh manusia, yang bahkan pada 

suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan inaktivasi kerja enzim dan bahkan denaturasi protein 

sehingga menyebabkan kematian. Untuk mencegah hal itu terjadi, kita memiliki mekanisme 

dalam menjaga homeostasis suhu tubuh agar tetap normal. Kita memiliki sistem integumen 

untuk menurunkan suhu tubuh yang mulai meningkat. Mekanisme berkeringat adalah salah 

satunya. Dengan berkeringat, maka kalor pada tubuh akan dikeluarkan melalui penguapan 

keringat itu sendiri. Penguapan membutuhkan kalor dan kalor pada tubuh digunakan untuk 

tujuan tersebut sehingga suhu tubuh dapat menurun. Disamping mekanisme berkeringat yang 

melibatkan sistem integumen, juga ada mekanisme yang melibatkan fungsi organ yang lebih 

tinggi. Pada suhu yang tinggi, akan membuat manusia “merasa tidak nyaman”. Dengan 

merasakan hal tersebut, manusia akan melakukan sesuatu untuk mengatasi rasa tidak nyaman 

tersebut seperti mencari tempat yang lebih sejuk, mencari kipas lalu melakukan gerakan 

mengipas sehingga terasa lebih sejuk, menghidupkan pendingin ruangan, mengguyur tubuh 

dengan air, dan lain sebagainya. Banyak sekali sistem organ yang terlibat dalam kegiatan-

kegiatan tersebut diantaranya sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, sistem saraf, sistem 

endokrin, dan panca indera. Panca indera disini berperan memberikan informasi ke otak untuk 

membuat keputusan dalam bertindak. Kulit memberikan informasi mengenai suhu lingkungan 

yang tinggi kepada otak sehingga otak akan memutuskan harus melakukan mekanisme 

berkeringat dan berpindah mencari tempat yang sejuk atau mencari kipas dengan tujuan untuk 

menurunkan suhu tubuh. Bagaimana dengan visual? Bagaimana perannya dalam mengatasi 

masalah ini? Tentu sangat besar peranannya. Tanpa adanya pengelihatan, otak tidak akan 

mendapatkan informasi mengenai lokasi tempat yang sejuk, atau lokasi kipas maupun remote 

ac. Hal ini akan menyebabkan otak tidak dapat mengambil keputusan untuk memerintahkan 

otot tubuh berkontraksi dalam rangka berpindah ke suatu tempat yang sejuk.  

Dalam rangka memahami bagaimana sistem penginderaan kita bekerja, khususnya 

sistem visual, maka kita harus memahami mengenai rangsangan dan reseptor. Apa itu 

rangsangan? Sederhananya, rangsangan adalah sesuatu yang dapat merangsang reseptor. 

Rangsangan ada  dalam bentuk berbagai energi seperti panas, cahaya, suara, tekanan, dan 

kimiawi. sebab  satu-satunya cara untuk menyalurkan informasi ke sistem saraf pusat adalah 

 

24 

melalui sinyal listrik, maka berbagai bentuk rangsangan tersebut akan diubah oleh reseptor 

yang ada di masing-masing indera menjadi impuls listrik. Selanjutnya impuls listrik tersebut akan 

dibawa oleh saraf-saraf tepi menuju saraf pusat, untuk dipersepsikan dan digunakan sebagai 

dasar pengambilan keputusan. Tiap satu jenis reseptor bersifat khusus terhadap satu jenis 

rangsangan. Beberapa jenis reseptor antara lain: 

1. Fotoreseptor, merupakan reseptor yang peka terhadap rangsangan cahaya. Jika 

terkena rangsangan cahaya, maka fotoreseptor akan menghasilkan impuls listrik yang 

selanjutnya akan dibawa ke pusat pengelihatan di bagian oksipital otak kita. 

Informasi ini selanjutnya akan diinterpretasikan oleh otak dan berperan dalam 

menimbulkan suatu persepsi sehingga otak dapat mengambil keputusan sebagai 

tindak lanjut dari rangsangan tersebut. Sebagai contoh lainnya, jika fotoreseptor kita 

beri rangsangan suara, maka tidak akan terjadi apa-apa pada fotoreseptor, sehingga 

tidak ada informasi apapun yang diterima otak mengenai suara tadi. Fotoreseptor 

pada tubuh manusia yaitu sel kerucut dan sel batang yang ada  pada retina mata 

kita. 

2. Mekanoreseptor, merupakan reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis atau 

gerakan. Contoh mekanoreseptor pada tubuh kita yaitu organ korti yang ada  pada 

koklea yang terletak di telinga dalam. Organ korti mampu menerima rangsangan 

mekanis getaran suara. Jika ada rangsangan getaran suara yang mampu menggetarkan 

organ korti, maka organ korti akan menghasilkan impuls listrik yang selanjutnya 

dibawa oleh serabut saraf tepi menuju ke sistem saraf pusat, di otak bagian temporal. 

Hal ini akan mengakibatkan otak mampu mengenali informasi suara tersebut. Selain 

organ korti, mekanoreseptor juga ada  pada kulit. Paccini merupakan contoh 

mekanoreseptor pada kulit. Paccini akan bereaksi terhadap rangsangan mekanis 

berupa tekanan pada kulit. 

3. Termoreseptor, merupakan reseptor yang peka terhadap rangsangan perubahan 

suhu. Contoh reseptor ini adalah ruffini dan krause pada kulit. Penerimaan panas oleh 

kulit, akan merangsang ruffini yang akan memberikan impuls listriknya ke otak dan 

diterjemahkan sebagai sensasi panas oleh otak. Jika kulit kehilangan panas, akan 

merangsang krause menghasilkan impuls listrik yang akan diterjemahkan sebagai 

sensasi dingin oleh otak. 

4. Kemoreseptor, merupakan reseptor yang peka terhadap struktur kimia tertentu. 

Contoh reseptor ini ada pada lidah dan hidung. Kuncup kecap pada lidah mampu 

membedakan 5 struktur kimia dasar yang larut seperti rasa manis, asam, asin, pahit, 

dan umami. Sedangkan pada hidung ada  reseptor olfaktorius yang mampu 

membedakan struktur kimia yang menguap, yang bahkan lebih banyak lagi misalnya 

struktur kimia bunga mawar, bunga melati, parfum, dan lain sebagainya. 

5. Nosiseptor, merupakan reseptor yang peka terhadap rangsangan kerusakan jaringan. 

Nosiseptor akan memberikan persepsi rasa nyeri. Contoh rangsangan yang dapat 

diterima nosiseptor adalah cubitan, luka bakar, distorsi jaringan, dan lain sebagainya. 

Nosiseptor ada  di hampir seluruh bagian tubuh manusia. 

 

Visual psikophysiology 

Selain sebagai informasi awal yang dibutuhkan otak untuk bertindak, rangsangan visual 

ternyata juga dapat mempengaruhi psikologis manusia. Rangsangan visual yang sampai ke otak 

 

25 

bagian oksipitalis akan diintegrasikan ke bagian otak lainnya yang berperan dalam pengaturan 

emosi, yaitu sistem limbik. Saat kita melihat seekor ular menjalar di dekat kita, maka informasi 

visual tersebut akan membangkitkan memori kita mengenai ular yang merupakan hewan 

berbahaya sehingga kita akan merasa takut. 

 

Visual Mempengaruhi Psikologi Manusia 

 

Untuk lebih memahami bagaimana sistem visual mempengaruhi psikologis manusia, 

perlu dipahami mekanisme kerja dari sistem pengelihatan kita. Mata sebagai organ yang terlibat 

dalam sistem pengelihatan berperan sangat penting dalam pengolahan rangsangan cahaya 

yang kemudian ditransduksi menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini kemudian akan dihantarkan 

ke pusat pengelihatan di otak melalui serabut-serabut saraf pengelihatan.  

 

Struktur Mata 

 

 

26 

Untuk memahami secara lengkap bagaimana sistem pengelihatan bekerja, kita akan 

membahas mengenai empat hal yaitu  

1. Bagaimana sistem optik pada mata bekerja sama untuk memfokuskan cahaya ke 

retina 

2. Bagaimana proses transduksi cahaya menjadi impuls listrik yang berlangsung pada 

sel kerucut dan sel batang di retina. 

3. Bagaimana impuls listrik dibawa melalui serabut-serabut saraf menuju bagian otak 

yang bersesuaian. 

4. Bagaimana impuls listrik diterjemahkan oleh pusat pengelihatan di otak dan 

diintegrasikan ke berbagai bagian otak serta efeknya dalam mempengaruhi emosi 

seseorang. 

 

Sistem Optik 

Sistem optik mata manusia terdiri dari 3 bagian penting yaitu kornea, lensa, serta cairan 

bola mata. Ketiga struktur tersebut bersama-sama berperan dalam pembiasan cahaya yang 

masuk ke dalam mata sehingga tercipta suatu bayangan yang fokus di retina. Dalam memahami 

sistem optik mata, kita perlu membahas tiga hal penting yaitu refraksi, akomodasi, serta visus. 

Refraksi 

Refraksi yaitu pembiasan cahaya oleh alat optik mata. Jika alat optik mata tersebut 

mampu membiaskan cahaya tepat di retina, maka dapat dikatakan bahwa mata tersebut 

memiliki refraksi yang normal atau disebut emetropi. Mata dengan refraksi yang tidak normal 

disebut ametrapi. Ametropi lebih dikenal sebagai miopi hiperopi, serta astigmatisma. Miopi 

dikenal juga sebagai rabun jauh. Hal ini disebabkan sebab  sinar sejajar yang masuk ke dalam 

mata, dibiaskan dan terfokus di depan retina. Hal ini menyebabkan bayangan yang jatuh di 

retina tidak dalam kondisi fokus sehingga didapatkan bayangan yang kabur. Hiperopi adalah 

rabun dekat dan merupakan kebalikan dari miopi. Sinar sejajar pada mata hiperopi akan 

difokuskan di belakang retina. Retina juga akan menerima bayangan yang tidak fokus sehingga 

bayangan yang jatuh di retina menjadi kabur. Mata miopi dapat dikoreksi dengan menggunakan 

lensa negatif (min) sehingga oleh masyarakat awam sering sekali disebut sebagai mata min. 

sebaliknya mata hiperopi dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa positif (plus) sehingga 

sering disebut mata plus. Kelainan mata astigmatisma terjadi jika fokus sinar yang masuk ke 

mata terjadi pada lebih dari satu tempat, atau mata memiliki fokus lebih dari satu. Astigmatisma 

dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa silinder. 

Kelainan refraksi pada mata dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu kelengkungan kornea, 

kecembungan lensa, serta panjang sumbu bola mata. Mata miopi bisa disebakan oleh kornea 

yang terlalu lengkung, lensa mata yang terlalu cembung, atau sumbu bola mata yang terlalu 

panjang. Sebaliknya pada mata hiperopi dapat disebabkan oleh kornea yang kurang lengkung, 

lensa mata yang kurang cembung, atau sumbu bola mata yang terlalu pendek. Sedangkan pada 

mata astigmatisma biasanya disebabkan sebab  bentuk kornea yang tidak bulat sempurna, 

melainkan agak lonjong. Hal ini mengakibatkan kornea memiliki dua titik fokus yang berbeda. 

 

27 

 

Kelainan Refraksi Akibat Panjang Sumbu Bola Mata 

 

Akomodasi 

Daya akomodasi lensa mata adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan 

memipih. Akomodasi mata disebabkan oleh kontraksi dari otot siliaris yang berada disekeliling 

lensa mata. Saat otot siliaris berkontraksi maka ukurannya akan semakin membesar, sehingga 

ligamen suspensorium yang memegang lensa mata menjadi mengendur dan sebab  sifat lensa 

mata yang elastis, lensa akan semakin mencembung. Begitu juga sebaliknya, ketika otot siliaris 

relaksasi maka ukurannya semakin mengecil sehingga ligamen suspensorium semakin 

mengencang dan sebab  sifat lensa yang elastis, maka lensa mata akan semakin memipih. Saat 

kita melihat dalam jarak dekan, misalnya saat membaca buku, maka otot siliaris akan 

berkontraksi untuk meningkatkan akomodasi mata. Sebaliknya saat kita melihat benda-benda 

yang sangat jauh, otot siliaris akan berelaksasi untuk menurunkan akomodasi mata. Itu 

sebabnya mata kita akan terasa lelah jika terlalu lama melihat dekat. Hal ini disebabkan salah 

satunya sebab  kelelahan otot siliaris itu sendiri. 

 

Otot Siliaris dalam Akomodasi Mata 

 

28 

Visus 

Visus merupakan ketajaman atau kejernihan pengelihatan. Penggunaan visus sebagai 

suatu ukuran yang bernilai objektif sangat penting. Sebagai perbandingan, lebih mudah 

memperkirakan jarak “1 meter” dibandingkan dengan jarak “dekat”. Seseorang yang 

mendengar kata “dekat” akan bertanya-tanya, apakah dekat itu sejauh lemparan batu? Atau 

sejauh pandangan, atau hanya beberapa langkah saja? Atau hanya sejangkauan tangan? 

Seseorang yang mendengar kata “1 meter” akan lebih mudah membayangkan suatu jarak. Kita 

bisa memperkirakan bahwa “1 meter” kira-kira sejangkauan tangan. Begitu juga dengan 

ketajaman pengelihatan. Jika kita mendengar kata “pengelihatan kabur”, maka kita akan 

bertanya-tanya, apakah orang tersebut benar-benar tidak bisa melihat, atau hanya tidak bisa 

melihat wajah seseorang dengan jelas, atau hanya tidak bisa melihat tulisan kecil saja? Untuk 

itulah diperlukan suatu ukuran pasti  yang bernilai objektif dari ketajaman pengelihatan 

seseorang. Misalkan suatu tulisan di papan bisa dilihat oleh orang yang memiliki visus normal 

adalah dari jarak 6 meter, dan seseorang yang akan diperiksa visusnya juga dapat melihat tulisan 

itu dengan jelas dari jarak 6 meter maka kita dapat mengatakan bahwa orang tersebut memiliki 

ketajaman pengelihatan yang normal, atau visusnya normal, atau memiliki visus 6/6. Jika 

ternyata orang tersebut tidak mampu melihat tulisan itu dengan jelas dari jarak 6 meter dan 

baru dapat melihatnya dengan jelas dari jarak 4 meter, maka orang tersebut dikatakan 

mengalami penurunan tajam pengelihatan, atau penurunan visus, atau memiliki nilai visus 4/6. 

Pengukuran visus seseorang secara objektif bisa dilakukan dengan menggunakan snellen 

chart, hitung jari, lambaian tangan, dan dengan senter. Visus dilambangkan sebagai “d/D” 

dimana “d” adalah jarak orang ke snellen chart sedangkan “D” adalah jarak orang normal 

mampu membaca huruf yang ada di snellen chart. Cara pengukurannya yai tu, orang yang akan 

diukur dimita duduk 6 meter di depan snellen chart. Kondisi ruangan harus nyaman dan terang. 

Jika ingin mengukur visus mata kanan, maka mata kiri ditutup tanpa menekannya. Minta orang 

tersebut membaca tulisan pada baris ke-8 dari snellen chart. Jika ia mampu membacanya 

dengan baik, maka visusnya normal (6/6). Jika ia tidak dapat membacanya dengan benar, maka 

minta ia membaca pada baris diatasnya, begitu seterusnya. Jika ia baru mampu membaca 

snellen chart baris ke-2, berarti visusnya 6/30 (orang normal bisa melihat tulisan itu dari jarak 

30 meter sedangkan dia hanya bisa membacanya dari jarak 6 meter). Jika ia tidak bisa membaca 

semua huruf yang ada di snellen chart, berarti visusnya lebih buruk dari 6/60 sebab  snellen 

chart hanya bisa mengukur visus paling buruk adalah 6/60. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan 

hitung jari. Orang normal mampu menghitung jari dari jarak 60 meter. Kita berdiri pada jarak 5 

meter dari orang coba. Jika ia mampu menghitung jari kita dari jarak 5 meter, maka visusnya 

adalah 5/60. Jika ia tidak mampu menghitung jari kita, maka kita maju 1 meter sehingga jaranya 

adalah 4 meter. Begitu seterusnya hingga jarak terdekat adalah 1 meter (jika bisa maka visusnya 

1/60). Visus yang lebih buruk dari 1/60 bisa diukur dengan pemeriksaan menggunakan lambaian 

tangan. Orang normal mampu melihat lambaian tangan dari jarak 300 meter. Jika ia menyadari 

ada gerakan tangan, maka visusnya adalah 1/300. Jika tidak bisa meihat lambaian tangan, maka 

visusnya lebih buruk dari 1/300, dimana selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan senter. 

Orang normal mampu melihat cahaya dari jarak tak terhingga (∞). Jika ia mampu mengenali 

adanya cahaya, artinya visusnya adalah 1/∞. Jika ia tidak mampu mengenali adanya cahaya 

artinya orang tersebut buta. 

Selain menggunakan snellen chart, pemeriksaan visus juga bisa dilakukan dengan e chart 

dan cincin landolt. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya menjawab kekurangan dari snellen 

chart untuk memeriksa orang yang buta huruf. Jika pada pemeriksaan didapatkan visus yang 

 

29 

menurun, maka harus dipastikan apakah penurunan visus disebabkan sebab  kelainan refraksi, 

atau disebabkan sebab  kerusakan atau penurunan fungsi di pusat pengelihatan di otak. Untuk 

memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan pinhole. Dengan mengintip dari celah yang kecil, 

jika terjadi perbaikan visus, maka kerusakan bisa dipastikan ada di refraksinya. Jika tidak terjadi 

peningkatan visus dengan pinhole, maka kerusakan ada di pusat pengelihatan di otak. Kelainan 

refraksi bisa dikoreksi dengan lensa maupun dengan pembedahan (lasik).  

 

Snellen Chart, E-Chart, Cincin Landolt 

 

 

Koreksi Kelainan Visus dengan Lensa 

 

Retina 

Retina merupakan reseptor cahaya pada mata. Di retina terjadi proses transduksi, dimana 

cahaya diubah menjadi impuls listrik. Proses ini melibatkan sel kerucut dan sel batang pada 

 

30 

retina. Sel kerucut dengan pigmennya bernama iodopsin, berfungsi dalam pengelihatan terang. 

Sedangakn sel batang dengan pigmennya yang bernama rhodopsin berperan dalam 

pengelihatan remang. Sel kerucut banyak ditemukan di retina bagian sentral yaitu pada fovea 

sentralis. Sel batang banyak ditemukan di bagian perifer yaitu di sekitar fovea sentralis.  

 

Sel Kerucut dan Sel Batang pada Retina 

 

Pengelihatan terang atau photopic vision yang melibatkan sel -sel kerucut memiliki 

beberapa perbedaan dengan pengelihatan remang atau scotopic vision yang melibatkan sel 

batang. Photopic vision memiliki adaptasi yang relatif lebih cepat dibanding scotopic vision yaitu 

sekitar 5 detik berbanding setengah menit. Hal ini dapat menjelaskan mengapa saat kita 

berpindah dari luar ruangan yang sangat terang dan tiba-tiba memasuki ruangan yang relatif 

remang, maka kita tidak akan bisa melihat apapun. setelah itu, berangsur-angsur pengelihatan 

kita mulai membaik dan akhirnya bisa melihat seperti biasa setelah setengah menit. Begitu juga 

saat kita berada di dalam ruangan yang gelap lalu tiba-tiba berpindah ke luar ruangan yang 

sangat terang, kita akan merasa silau. Sekitar 5 detik berlalu, pengelihatan kita akan kembali 

normal. 

Perbedaan berikutnya yaitu saat terang dimana kita menggunakan photopic vision, kita 

akan mampu membedakan warna dengan baik. Saat remang dimana kita menggunakan 

scotopic vision, kita tidak dapat membedakan warna, hanya terlihat abu-abu saja. Kondisi 

remang dapat kita temukan pada malam hari tanpa lampu dan hanya diterangi sinar bulan. 

Berbeda dengan malam hari di kota besar yang sudah penuh dengan lampu sehingga yang 

berperan adalah sel kerucut kita. 

Pengelihatan remang kita tidak mampu memfiksasi objek dengan baik. Semua objek 

terlihat sedikit bergerak-gerak dan juga tidak terlalu jelas. Pengelihatan terang sebaliknya, objek 

mampu terlihat dengan jelas dan terfiksasi dengan baik. Hal ini berkaitan dengan persarafan 

 

31 

yang melayani sel batang dan sel kerucut memiliki  karakteristik yang berbeda. Satu sel kerucut 

dilayani oleh satu saraf, sedangkan satu sel saraf dapat melayani beberapa sel batang.  

Retina hanya dapat menangkap gelombang cahaya tambak yaitu gelombang 

elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 400 hingga 700 nanometer. 

Gelombang cahaya tampak lebih dikenal dengan sebutan “mejikuhibiniu” (merah, jingga, 

kuning, hijau, biru, nila, ungu). Merah memiliki energi terendah dan ungu memiliki energi 

tertinggi. Dibawah merah (red) ada infrared yang sudah tidak dapat dilihat oleh manusia. Diatas 

ungu (violet) ada ultraviolet yang sudah tidak dapat kita lihat lagi. Jika digambarkan, hanya 

sedikit panjang gelombang yang dapat kita lihat  

 

 

Gelombang Elektromagnetik 

 

Sel kerucut dalam membedakan warna, dipengaruhi oleh pigmen yang dimilikinya. Ada 

tiga jenis sel kerucut yaitu sel kerucut merah, sel kerucut hijau, dan sel kerucut biru. Masing-

masing sel kerucut mampu mengirimkan impuls ke otak sesuai dengan panjang gelombang yang 

paling sensitif diterimanya. Untuk lebih memahaminya, bisa dilihat pada gambar di bawah ini  

 

32 

 

Absorbsi Cahaya pada Reseptor cahaya 

Saat cahaya hijau dengan panjang gelombang 500nm mengenai retina, maka sel kerucut 

hijau akan terangsang paling kuat (75% penyerapan), sedangkan sel kerucut hijau dan merah 

akan terangsang lebih lemah, masing-masing sekitar 30% penyerapan. Masing-masing sel 

kerucut akan menghasilkan impuls yang berbeda-beda dan menyampaikannnya ke otak. Otak 

kemudian akan menerjemahkan kombinasi impuls ini sebagai suatu cahaya hijau. begitu juga 

saat cahaya orange dengan panjang gelombang 600nm menyentuh retina, sel kerucut hijau 

akan menyerap cahaya sebesar 20%, sel kerucut merah menyerap cahaya sekitar 75% 

sedangkan sel kerucut biru tidak menyerap sama sekali. Kombinasi impuls dari dua sel kerucut 

ini akan menimbulkan persepsi warna orange di otak. 

Jika seseorang kehilangan salah satu jenis sel kerucut  maka orang tersebut akan 

mengalami kelemahan pengelihatan warna atau dikenal sebagai colour weakness atau buta 

warna parsial. Jika seseorang mengalami masalah dengan pigmen warna semua sel kerucut 

maka orang tersebut akan mengalami buta warna total. 

 

Tes Ishihara untuk Colour Weaknes 

 

33 

Berbagai macam warna yang dapat dilihat oleh manusia sering kali dihubungkan dengan 

kondisi psikologis seseorang. warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, 

kekuatan dan kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik seperti 

meningkatkan nafsu makan dan gairah seksual. 

Warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Warna kuning sangat baik 

digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga individu penyuka 

warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih kreatif dan 

pandai meciptakan ide yang original. 

Warna biru dapat merangsang kemampuan berkomunikasi, ekspresi  artistic dan juga 

sebagai symbol kekuatan. Warna biru tua mampu merangsang pemikiran yang jernih dan biru 

muda membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi . 

Warna hijau identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang dan santai. 

Warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi 

lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam 

berkomunikasi. 

Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap dan menakutkan 

namun juga elegan. sebab  itu elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan 

terlihat menarik 

Warna putih adalah kemampuannya untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ini 

disebab kan warna putih memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Bagi pekerja kesehatan 

warna putih memberi kesan steril, suci dan bersih. 

 

Jalur Visual 

Jalur visual memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jalur saraf pada bagian organ-

organ lainnya. Impuls sensoris pada lengan kanan akan dibawa seluruhnya menuju otak bagian 

kiri dan impuls dari lengan kiri akan dibawa seluruhnya ke otak bagian kanan. Sedangkan impuls 

visual pada mata kanan, akan dibawa sebagian menuju otak bagian kanan dan sebagian dibawa 

ke otak bagian kiri. Begitu juga dengan mata kiri, impuls visual akan dibawa ke kedua belahan 

otak.  

Impuls dari retina bagian lateral akan dibawa ke otak ipsilateralnya. Maksudnya, impuls 

dari retina bagian lateral mata kanan akan dibawa menuju otak bagian kanan. Begitu juga 

dengan impuls dari retina lateral mata kiri, akan dibawa menuju ke otak bagian kiri. Impuls dari 

retina bagian nasal akan dibawa menuju ke otak kontralateralnya. Jadi impuls dari retina nasal 

mata kanan akan dibawa menuju ke otak bagian kiri dan impuls dari retina nasal mata kiri akan 

dibawa menuju otak bagian kanan. Masing-masing jalur visual retina nasal dari kedua mata akan 

“berpapasan” di kiasma optikus. 

 

34 

 

Jalur Visual 

 

Melalui jalur-jalur visual ini kita jadi mengetahui dan bisa memprediksi letak kerusakan 

jalur visual dari gangguan pengelihatan yang terjadi. Misalnya, jika seseorang mengalami buta 

mata kanan akibat kecelakaan, kita bisa memperkirakan bahwa kerusakan kemungkinan ada di 

mata kanan atau pada nervus optikus mata kanan. Jika terjadi kebutaan perifer (bipolar 

hemianopia) maka kemungkinan ada kerusakan pada kiasma optikus atau ada tumor di daerah 

tersebut. 

 

Kerusakan pada Jalur Visual 

 

35 

 

 

Kerusakan pada Kiasma Optikus 

 

Visual Field 

Visual field atau lapang pandang adalah suatu area yang dapat dilihat oleh mata. 

Normalnya, manusia mampu melihat 60o ke arah superior, 70o ke arah inferior, 60o ke arah 

nasal, dan 100o ke arah lateral. Walaupun demikian, setiap orang memiliki lapang pandang yang 

berbeda-beda, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah anatomi wajah 

seseorang. Pengukuran lapang pandang dapat dilakukan dengan menggunakan alat perimeter.  

 

Visual Field 

 

Saat manusia melihat suatu area, ada bagian area tersebuat yang dapat dijangkau oleh 

kedua mata secara bersamaan, ada area yang hanya mampu dilihat oleh satu mata saja. Suatu 

 

36 

area yang mampu dilihat oleh kedua mata secara bersamaan disebut sebagai binokular zone. 

Sedangkan area yang hanya mampu dilihat oleh satu mata saja disebut monocular zone. 

 

Zona Pengelihatan 

 

Pada daerah binokular, mata kanan dan mata kiri mengirimkan impuls berupa gambar 

yang mirip walaupun tidak identik, dibedakan dari sudut mata tersebut melihat. Pada otak, 

kedua impuls yang berbeda ini akan mengalami fusi atau penggabungan sehingga akan timbul 

persepsi satu gambar tiga dimensi. Dengan memanfaatkan binokular zone ini, manusia bisa 

mengenali suatu ketebalan suatu benda atau kedalaman suatu daerah. 

 

37 

 

Fusi pada Otak Manusia 

  


Pendengaran dan penginderaan kimiawi 

 

Mengapa kita bisa mendengar? Hal ini disebabkan sebab  pusat pendengaran di otak 

bagian temporal menerima impuls listrik dan diterjemahkan oleh otak sebagai suatu “suara”. 

Gelombang suara yang memasuki telinga akan menggetarkan membran timfani, selanjutnya 

getaran ini akan dihantarkan melalui tulang-tulang pendengaran (maleus, incus, stapes) menuju 

ke oval window sebagai jalan masuk ke koklea. Getaran ini selanjutnya akan diteruskan melalui 

cairan yang ada di dalam koklea yang akhirnya menggetarkan organ korti yang ada di sepanjang 

koklea. Organ korti yang bergetar akan menghasilkan impuls listrik dan akhirnya dibawa menuju 

ke pusat pendengaran di otak temporalis melalui saraf-saraf pendengaran. 

 

Struktur Telinga 

 

39 

 

Perjalanan Getaran Suara pada Telinga 

 

Dalam memahami fungsi pendengaran, kita perlu memahami karakteristik suara yang 

dapat kita dengar. Manusia hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 hingga 20.000 

Hz. Frekuensi suara menentukan tinggi rendahnya nada suara tersebut. Semakin rendah 

frekuensi, maka suara memiliki nada yang semakin rendah, begitu juga sebaliknya, semakin 

tinggi frekuensi suara, nada suara tersebut semakin tinggi. Manusia paling sensitif terhadap 

nada dengan frekuensi 1.000 hingga 4.000 Hz. Frekuensi ini digunakan oleh manusia sebagai 

percakapan sehari-hari. Laki-laki memiliki suara dengan nada yang cenderung rendah dan 

perempuan memiliki suara yang cenderung bernada tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh anatomi 

pita suara. Selain nada, suara juga dibedakan berdasarkan intensitasnya. Manusia agar tetap 

sehat hanya diperbolehkan mendengar intensitas 85 dB selama 8 jam. Semakin tinggi tingkat 

kebisingan, semakin singkat waktu yang diperbolehkan untuk mendengarkannya. Contoh 

ekstremnya, kebisingan 100 dB (suara pesawat jet) hanya diperbolehkan terpapar 15 menit saja. 

Itu sebabnya, orang yang bekerja disekitar pesawat yang menyala harus mengenakan pelindung 

telinga. Hal lainnya yang berkaitan dengan karakteristik suara adalah kualitas bunyi. Kualitas 

bunyi ditentukan oleh nada tambahan yang mengenai nada dasar. Setiap benda atau orang 

memiliki kualitas bunyi yang berbeda. Itu sebabnya kita bisa membedakan suara si A dengan 

suara si B. mungkin saja si A memiliki nada suara dengan frekuensi dasar 1.200 Hz ditambah 

dengan frekuensi 1.230 Hz + 1.197 Hz +…. Sehingga memberikan kesan khas pada suara si A. 

begitu juga alat-alat musik, memiliki kualitas yang berbeda sehingga “Do” pada piano akan 

berbeda dengan “Do” pada Angklung. 

 

40 

 

Intensitas yang diperbolehkan 

 

Manusia bisa membedakan lokasi suara berasal. Hal ini disebabkan sebab  otak mampu 

mengambil kesimpulan dari perbedaan intensitas suara yang berasal dari telinga kanan dan 

telinga kiri. Ketika sumber suara berasal dari kanan, maka telinga kanan akan menerima 

gelombang suara yang lebih besar dibanding telinga kiri sehingga menghasilkan impuls listrik 

yang berbeda. Kedua impuls listrik ini akan dibawa ke otak dan otak akan menyimpulkan bahwa 

sumber suara dari kanan. Hal ini menjelaskan ketika kita mendengarkan sebuah musik dengan 

menggunakan earphone, dimana telinga kanan dan telinga kiri menerima intensitas yang persis 

sama, menghasilkan impuls listrik yang identik, sehingga otak menyimpulkan bahwa sumber 

suara ada di tengah-tengah dalam kepala. 

 

Perkiraan Lokasi Sumber Suara 

Kerusakan pada organ pendengaran akan menyebabkan ketulian. Tuli dibedakan menjadi 

tiga jenis yaitu tuli hantar, tuli saraf, dan tuli sentral. Tuli hantar terjadi akibat kerusakan dari 

proses penghantaran getaran suara mulai dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. 

Contoh tuli hantar jika kerusakan terjadi pada membran timfani yang robek, atau tulang-tulang 

pendengaran yang sudah kaku. Tuli saraf terjadi akibat kerusakan pada saraf pendengaran, 

termasuk organ korti. Pada usia lanjut, biasanya organ korti semakin kaku sehingga terjadi tuli 

hantar. Begitu juga dengan penderita tumor atau trauma akibat kecelakaan, sehingga 

 

41 

menyebabkan saraf pendengaran rusak. Tuli sentral adalah tuli akibat kerusakan pada pusat 

pendengaran di otak. hal ini sangat jarang terjadi, misalnya sebab  penyakit stroke.  

 

Jalur Auditori 

 

 

42 

 

Pusat Pendengaran di Korteks Serebri 

 

 

Komunikasi Pusat Pendengaran dengan Bagian Lainnya pada Korteks Serebri 

 

Suara juga mempengaruhi emosi seseorang. Saat seseorang dibisikkan seseatu oleh 

orang lain, maka otak akan membuka kembali memori mengenai informasi tersebut. Dengan 

prosesnya yang rumit yang melibatkan sistem limbik di otak, informasi itu akan menimbulkan 

suatu reaksi emosi yang akhirnya dibawa ke pusat motorik untuk memberikan ekspresi wajah 

yang sesuai dengan emosi yang timbul. 

 

43 

 

Respon Emosi Manusia terhadap Informasi Pendengaran 

 

Indera Kimiawi 

Reseptor kimia pada manusia ada dua yaitu pengecapan dan penghidu. Kedua reseptor 

ini juga mempengaruhi emosi seseorang. Hal ini sering dimanfaatkan dalam aromaterapi. 

Dengan menggunakan wewangian yang dapat mempengaruhi emosi dengan berbagai 

mekanismenya yang melibatkan sistem saraf dan sistem hormon, kita dapat memanipulasi 

emosi seseorang sehingga akan merasa lebih rileks dan timbul rasa damai dan bahagia.  

Indera pengecapan memiliki reseptor taste bud atau kuncup kecap. Tast bud ada  

sebagian besar pada lidah. Taste bud juga ada  pada palatum, faring, dan tonsil. Taste bud 

dibedakan menjadi lima jenis yaitu taste bud manis, asam, asim, pahit dan umami. Taste bud 

manis dapat mengenali keberadaan struktur kimia glukosa yang larut.  sebab  kecerdasan 

manusia, manusia mampu membuat suatu struktur kimia yang juga dapat merangsang taste 

bud manis ini yaitu sakarin, atau pemanis buatan. Namun, selain dapat merangsang taste bud 

manis, ternyata sakarin juga dapat sedikit merangsang taste bud pahit. Itu sebabnya, sakarin 

akan terasa manis dan sedikit pahit. Taste bud asin dapat dirangsang oleh larutan garam, taste 

bud asam dapat dirangsng oleh ion hidrogen, taste bud pahit dapat dirangsang oleh alkaloid 

seperti kafein, morfin, dan lain sebagainya, dan taste bud umami dapat dirangsang oleh 

glutamat misalnya daging yang akan memberikan sensasi gurih. Taste bud umami juga dapat 

dirangsang oleh monosodium glutamat (MSG). 

Rangsangan-rangsangan ini selanjutnya akan ditransduksikan menjadi impuls li strik yang 

selanjutnya akan dibawa ke pusat pengecapan di korteks serebri. Impuls kemuadian diolah, 

diterjemahkan dan membangkitkan memori mengenai rasa tersebut, menimbulkan suatu 

sensasi rasa dan ikut serta dalam mempengaruhi emosi. Ada beberapa hormon “bahagia” yang 

dihasilkan saat kita makan sehingga ada beberapa orang yang mencari pelarian dari masalah 

yang ia hadapai dengan cara makan. Hal ini akan mengakibatkan masalah kesehatan baru yaitu 

obesitas.  

 

 

44 

 

Jalur Pengecapan 

Dalam kaitannya mempengaruhi kondisi emosi seseorang, rasa juga akan mempengaruhi 

ekspresi seseorang. Saat memakan makanan yang sangat kecut, selain menimbulkan rasa yang 

tidak nyaman, juga akan menimbulkan suatu ekspresi yang khas seperti menutup kedua 

matanya sambil mengkontraksikan beberapa otot wajahnya. 

 

Ekspresi terhadap Cita Rasa 

 

 

45 

Informasi dari indera penghidu juga mempengaruhi persepsi kecap seseorang. Impuls 

yang dihasilkan oleh reseptor olfaktorius di rongga hidung, akan dibawa menuju ke pusat 

penghidu di korteks serebri yang selanjutnya akan diintegrasikan dengan informasi dari pusat 

pengecap, sehingga akan menimbulkan suatu selera makan. Itu sebabnya saat kita menderita 

influensa, dimana reseptor olfaktorius terganggu kerjanya akibat adanya mukus tebal yang 

menutupinya, selera makan kita akan menurun.  

 

Jalur Penghidu 

 

 

Sumber 

Guyton & Hall. 2016. State of brain activity. Dalam Textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier 

Pinel JPJ. Biopsikologi. Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

 

 

 

 

 

46 

TIDUR DAN TERJAGA ( SLEEPING AND WAKING) 

Susy Purnawati 

Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 

 

 Tidur merupakan kebutuhan manusia terutama ketika mengalami perasaan mengantuk. Kualitas 

tidur malam yang baik akan memberi perasaan segar ketika bangun pagi. Tidur sangat penting bagi tubuh 

manusia untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia sebab  dapat memulihkan tenaga dan 

berpengaruh terhadap metabolisme tubuh (Aman, 2005), sebab  ganguan tidur sering menjadi gejala awal 

penyakit fisik maupun jiwa. Mekanisme Tidur manusia merupakan sebuah proses fisiologis, merupakan 

suatu keadaan berulang teratur, mudah reversible yang ditandai dengan keadaan yang tidak relative tidak 

bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal dibandingkan dengan 

keadaan terjaga , tidur merupakan suatu urutan keadaan   fisiologis yang dipertahankan oleh 

integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan pada s istem saraf periferal, 

endokrin, kardiovaskular, pernafasan dan muskular. Mekanisme tidur tergantung pada hubungan antara dua 

mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi untuk 

mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga, dan yang lain menyebabkan tidur.  

 

Siklus Tidur-Bangun (Siaga) 

Berbagai keadaan aktivitas otak, diantaranya: tidur, siaga (terjaga). Akibat dari berbagai daya 

pengaktivasi atau penginhibisi dlm otak itu sendiri. Aktivasi hipothalamus posterior terlibat dlm 

keadaan tidur. Aktivitas daerah otak yg lbh tinggi (otak depan, mesensefalik, hipothalamus anterior dan 

retikular pontil bagian atas / pontomesensefalon) terlibat dlm keadaan bangun. Bila pusat tidur off, maka 

tjd rangsangan thd korteks serebri dan sistem saraf perifer untuk mengirim impuls ke nuklei retikular 

agar sistem aktif (siaga/bangun). 

Pada mulanya, mengacu teori dasar tidur, menyatakan bahwa tidue merupakan kondisi 

kelelahan sistem aktifasi reticular. Akan tetapi hal ini sudah ditentang dengan tori baru yang 

menyatakan bahwa tidur merupakan proses penghambatan aktif sistem reticular. Dikatakan 

juga bahwa diperlukan aktivasi penyebab tidur dengan perangsangan di area pusat kontrol yg 

terletak dibawah area midpontil dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya. 

Teori-teori yang berhubungan dengan fungsi tidur yaitu teori recuperation theories of 

sleep dan circadian theories of sleep. Pada teori recuperation theories of sleep 

 

47 

   Bangun, mendesrupsi homeostasis (stabilitas fisiologis internal) tubuh melalui 

mekanisme tertentu, tidur dibutuhkan untuk memulihkannya. 

   Tidur untuk memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron 

 

Sedangkan pada circadian theories of sleep 

  Tidur sebagai akibat mekanisme timing internal 24 jam. Manusia terprogram untuk 

tidur pada mlm. hari. 

  Saat tidur menjadi rentan, dan pemenuhan energi sendiri scr internal (tanpa makan). 

  Pengontrol sirkadian, “pemberi waktu” (zeitgebers, baca: TSITE-gayber): siklus 

terang-gelap. 

  “Siklus sirkadian free-running”: tanpa perlu zeitgebers. Mulai tidur sll lbh lambat 1.3 

jam dari hari sblm.nya. 

 

Tidur harus dibedakan dengan koma. Di mana tidur merupakan keadaan bawah sadar di 

mana org tersebut dpt dibangunkan dgn pemberian rangsang sensorik atau dgn rangsang 

lainnya. Sedangkan koma merupakan keadaan bawah sadar di mana org tsb tdk dpt 

dibangunkan. 

Tahap tidur, dari tidur ringan sampai dalam.Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis, 

yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Pada tidur NREM, 

yang terdiri atas tahap 1 sampai 4, sebagian besar fungsi fisiologis dapat berkurang 

dibandingkan dengan keadaan terjaga. Tidur REM merupakan jenis tidur yang secara kualitat i f 

berbeda, ditandai dengan tingginya aktivitas otak dan tingkat aktivitas fisiologis yang 

menyerupai aktivitas saat terjaga. Kira-kira 90 menit setelah awitan tidur, NREM 

menghasilkan episode REM pertama malam tersebut. Elektroensefalogram (EEG) merekam 

gerakan mata konjugat cepat yang merupakan ciri pengidentifikasi keadaan tidur. Perubahan 

fisiologis lain yang terjadi selama tidur REM adalah paralisis hampir total pada otot rangka 

(postural). sebab  inhibisi motorik ini, gerakan tubuh tidak ada selama tidur REM. Mungkin 

ciri tidur REM yang paling khas adalah mimpi. Orang yang terbangun saat tidur REM sering 

(60 hingga 90 persen) melaporkan bahwa mereka mengalami mimpi. Mimpi selama tidur REM 

secara khas abstrak dan aneh. Mimpi dapat terjadi selama tidur NREM tetapi khasnya jelas dan 

bertujuan. 

 

48 

Pada orang normal, tidur NREM merupakan keadaan tentram dibandingkan saat 

terjaga. Denyut jantung secara khas melambat lima hingga sepuluh denyut per menit di bawah 

tingkat saat terjaga sedang istirahat dan sangat teratur denyutnya. Pernapasan juga dipengaruhi 

dan tekanan darah cenderung rendah, dengan beberapa variasi dari menit ke menit. Potensial 

otot istirahat pada otot-otot tubuh lebih rendah pada tidur REM daripada keadaan terjaga. 

Gerakan tubuh episodic dan involunter ada  pada tidur NREM. 

Ukuran poligrafik selama tidur REM menunjukkan pola yang tidak teratur, kadang-

kadang mendekati pola terjaga ketika dibangunkan. Denyut jantung, pernapasan, dan tekanan 

darah pada manusia semuanya tinggi pada saat tidur REM.Lebih tiggi daripada selama tidur 

NREM dan sering lebih tinggi daripada saat bangun. Pengunaan oksigen otak meningkat 

selama tidur REM. Hampir semua periode REM pada laki-laki disertai dengan ereksi penis 

parsial atau penuh 

 

Peran Melatonin dalam Regulasi Tidur 

Melatonin diketahui berperanan dalam regulasi tidur. Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal, dari 

bahan triptopan yang dikonversi menjadi serotonin kemudian menjadi melatonin  dan dikeluarkan setiap 

malam  untuk menginduksi dan mempertahankan tidur.  

 

The circadian rhytm 

   Berbagai fungsi tubuh berfluktusi dlm siklus  24 jam, yg disebut : 

◦ the diurnal, atau  

◦ circadian rhythm  

   (diurnus = daily,  

   circa dies = approximately a day) 

   Irama endogen 

◦ Biasanya merupakan siklus 24 jam 

◦ Secara individual bervariasi dlm siklusnya, antara 22 dan 25 jam. 

◦ Disinkronisasi o/ berbagai “time-keepers”: 

 Perubahan terang-gelap 

 Kontak sosial 

 Kerja dan situasi yg berhub. 

 Pengetahuan ttg waktu  

 

 

49 

   Circadian bodily function: 

◦ Sleep 

◦ Readiness for work 

◦ Mental abilities 

◦ Metabolisme 

◦ Body temperature 

◦ Heart rate 

◦ Blood pressure 

◦ Respiratory volume 

◦ Adrenaline production 

◦ Excretion of 17-keto-steroids 

◦ Flicker-fusion frequency of eyes 

◦ Release hormones into the bloodstream 

◦ Melatonin production 

 

   Secara umum: 

1. Saat daytime seluruh organ dan fungsinya siap beraksi (ergotropic phase) 

2. Saat malam hari merupakan waktu u/ istirahat memperbaharui cadangan energi (trophotropic 

phase) 

 

Lokasi jam sirkadian:  

       Nuklei suprasiasmatik (di hipothalamus  

       medial) 

 

Berapa lamakah waktu tidur yg kita butuhkan? 

   Panjang kebutuhan tidur berbeda menurut usia 

   Bayi baru lahir, butuh tidur 15-17 jam per hari spi usia 6 bln awal. 

   Org tua butuh tidur lbh sedikit dan makin sedikit. 

   Bisa dipengaruhi secara genetis (He dkk., 2009)   

 

50 

   Penelitian psikiatri di Universitas California San Diego terhadap sejuta lebih orang dewasa, 

menemukan bahwa:  

      subjek dgn umur terpanjang ditemukan pada org yg tidur 6-7 jam tiap mlm  Dan terbangun 

secara alami (tanpa alarm) ( Rowland, 2002) 

   Tidur lebih dari 7 spi 8 jam per hari terbukti berhubungan dengan peningkatan kematian (Patel 

dkk., 2006), depresi, status sosioekonomi yg rendah. 

   Short sleep menimbulkan risiko peningkatan berat badan, hipertensi dan diabetes tipe-2  

   Berkurangnya keadaan tidur akan mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat. 

   Keadaansiaga yg berkepanjangan sering dikaitkan dengan gangguan fungsi pikiran yg 

progresif, dan kdg2 bahkan dpt menyebabkan perilaku yg abnormal dari sistem saraf (mis. 

kelambanan pikiran, mudah tersinggung, psikotik).  

 

Efek Fisiologik Utama Tidur 

   Tidur menyebabkan timbulnya dua macam efek fisiologik utama: 

1. Efek pada sitem sarafnya sendiri, dan 

2. Efek pada struktur tubuh lainnya 

 Aktivitas parasimpatis meningkat (penurunan tekanan darah arteri, 

frekuensi nadi, dilatasi pembuluh darah kulit, otot-otot relaksasi, 

kecepatan metabolisme basal 10-30%) 

Tipe Tidur 

   Dua tipe tidur, yg dialami setiap mlm saling bergantian : 

1. Tidur gelombang lambat (NREM) 

2. Tidur dgn gerakan mata cepat, Rapid Eye Movement (REM) sleep. 

 Berfungsi memperkuat ingatan eksplisit (Rash dkk, 2007) 

 Timbul scr periodik,  

 meliputi 25% seluruh masa tidur,  

 pd org dewasa muda normal terjadi setiap 90 menit,  

 berhub dgn mimpi 

 Proporsi tidur REM lbh besar pada bayi, krn berhub dgn kebutuhan 

untuk kematangan otak. 

Tidur REM 

Default theory, tentang pendekatan tidur REM (Horne, 2000) 

 

51 

   Sulit u/ terus-menerus tetap berada dlm keadaan tidur NREM (Non-REM), jadi otak secara 

periodik memindahkan ke keadaan REM.  

   Bila ada kebutuhan tubuh yg tiba2 yg perlu diurus (mis. makan, minum), otak pindah ke 

keadaan bangun.  

    Ada kemiripan antara tidur REM dgn  

                      keadaan bangun 

 

Empat tahap EEG tidur: 

1. Tahap 1 (initial stage 1 EEG). Setelah mata tertutup, dari active wakefulness (awf) ke 

gelombang alfa tidur tahap 1 (gelombang yg lbh lambat dari awf) 

 

2. Tahap 2, 3, 4. Voltase EEG meningkat gradual   (amplitudo lbh tinggi), frekuensi makin 

menurun. 

Tahap 2 (ada K complexes dan sleep spindles) 

 

 

K-complex: glb. besar defleksi ke atas diikuti glb defleksi ke bawah 

 

52 

Sleep spindle: glb. 12-14 Hz selama 1-2 detik 

 

Tahap 3 (ada gelombang delta, lamban) 

Tahap 4 (bertahan gelombang delta) 

Selanjutnya berjalan mundur spi ke tahap 1 (tapi dengan REM dan hilangnya ketegangan otot 

tubuh) 

 

 

   Dari Stadium  1 ke Stadium  4 tidur NREM kurang dari 1 jam.  

   Satu siklus penuh, dari stadium 1 kembali ke stadium 1 (emergent stage 1 EEG) tjd sekitar  

90-100 menit 

   Terjadi  3-5 episode tidur  REM setiap  7-8 jam periode tidur , dan SS otonom menjadi aktif 

saat tidur REM. 

 

Mimpi 

   Stimulasi eksternal yg masuk ke mimpi 

   Mimpi distimulasi oleh pons dan dominan muncul pada tidur REM.  

   Sigmund Freud mempostulasikan bahwa mimpi adalah lambang ekspresi dari keputusasaan 

dari suatu harapan yang tersimpan di pikiran bawah sadar 

   John Allan Hobson dan Robert McCarley (1977). Dalam  activation synthesis theory, 

menyatakan bahwa mimpi disebabkan oleh aktivasi acak neuron2 di korteks serebri pada tidur 

REM.  

   Mimpi bisa muncul sekitar 4 kali dlm semalam  

 

53 

   Dan jika terbangun pada tahap tidur REM, kita bisa mengingat mimpi. 

 

Siaga (bangun, terjaga) 

Penelitian menemukan bahwa aktivitas neuron-neuron di area formasi retikularis (yaitu struktur 

yang meluas dari medulla / batang otak ke forebrain / otak depan, salah satu bagiannya yaitu 

pontomesencephalon, terlibat dalam keadaan terjaga. Neuron ini melepas Ach dan glutamat yang 

mengeksitasi sel-sel di hipothalamus, thalamus dan dasar otak depan. 

 

Gambar General location of the reticular formation and its projections to the cerebral cortex. Shown 

as a single red bar in this figure, the reticular formation consists of numerous brainstem nuclei.  

 

Pontomesencephalon mempertahankan keadaan terjaga dan meningkatkan respon terhadap tugas2 

baru yg menantang. Terjadi peningkatan aktivitas simpatis serta impuls saraf otot rangka untuk 

meningkatkan ketegangan otot. 

 

Shift Work 

   Shift work = kerja gilir 

 

54 

   Pekerja industri di era 24 hours society dituntut untuk menyesuaikan siklus tidur bangun 

alamiahnya untuk memenuhi tuntutan jadwal kerja yg berubah-ubah 

   Bisa berakibat gangguan tidur, kelelahan, ataupun penurunan fungsi kognitif. 

   Bagaimana mengantisipasi dampak negatif gangguan tidur akibat shift work? 

   Aklimatisasi: secara gradual mengubah siklus tidur-bangun 

   Mengatur jadwal dgn memberi kesempatan libur 2 hari setelah shift malam,  

   atau menerapkan penjadwalan fase delay (untuk memberi kesempatan tidur lebih lambat dan 

bangun lebih lambat) 

 


   Kenapa harus memahami tentang gerakan tubuh? 

 

   We have brain The purpose of a brain is to control behavior, and Behaviors are movement 

(James W. Kalat) 

Integrasi kontrol gerakan tubuh 

   Tubuh melakukan gerakan dari gerakan sederhana-kompleks 

   Meski untuk gerakan sederhana, tetap dibutuhkan kontrol timing tepat, sehingga otot2 

antagonis dan sinergis dapat berkontraksi dengan tingkat kontraksi dan tahap gerakan yang 

sesuai  

 

 

55 

Klasifikasi gerakan: 

1. Gerakan refleks 

2. Gerakan volunter (disadari): kalau semakin terampil bisa menyerupai gerakan refleks, mis. 

mengendarai sepeda. 

3. Gerakan ritmik: berjalan, berlari 

 

Tiga prinsip kontrol gerakan (sensorimotor): 

1. Sistem sensorimotor terorganisasi secara hierarkis 

   Sistem sensorimotor (perusahan besar) 

   Dari korteks asosiasi (presiden direktur) ke otot-otot (pekerja): 

   Paralel  

    (banyak tugas scr. bersamaan) 

   Segregasi fungsional  

    (msg-msg. struktur saraf merup. unit yg menjalankan fungsi berbeda)  

   Hirarkinya: 

   Korteks asosiasi 

   Korteks motorik primer 

   Nuklei motorik batang otak 

   Sirkuit motorik spinal 

   (korda spinalis) 

   Otot-otot 

 

 

2. Output motorik dipandu oleh masukan/input sensorik 

3. Belajar dapat mengubah sifat dan lokus kontrol sensorimotor 

 

56 

 

Korteks motorik primer 

 

Korteks motorik primer 

 

   Homunkulus motorik: peta somatotopik korteks motorik primer manusia 

   Stimulasi, memicu gerakan-gerakan sederhana di bagian-bagian tubuh yg 

diindikasikan 

Anatomi-fisiologis korteks motoric primer dan struktur-struktur yang berhubungan 

 

57 

   

 

58 

 

 

 

 

   Gerakan yang disadari (volunter) membutuhkan koordinasi antara korteks otak, serebelum, 

dan basal ganglia.  

   Cerebellum 

   Menerima informasi dari  

   Korteks motorik primer dan sekunder 

   Memainkan peran dlm belajar motorik (sekuensi2 gerakan yg timing-nya merupakan 

faktor kritis) 

   Ganglia basalis 

   Berperan dalam belajar melakukan respon habitual secara tepat. (untuk belajar 

menjadi terampil akan gerakan2 baru).  

   Untuk memulai gerakan, informasi turun dari area kortek asosiasi dan area motorik otak ke 

batang otak, korda spinalis dan serebelum. 

 

59 

   Serebelum membantu menyesuaikan postural dg mengintegrasikan feedback dari reseptor 

sensorik perifer. 

   Basal ganglia yang dibantu o/ area korteks motorik dlm merencanakan dan memberi 

informasi tentang postur, keseimbangan dan langkah kepada batang otak  

   Keputusan tentang gerakan kemudian dikirimkan ke bawah berupa aksi potensial melalui 

traktus kortikospinal (kontrol gerakan yang disadari)  

 

    kemudian dari korteks, menyeberang sisi berlawanan di daerah pyramid batang otak (disebut j uga 

traktus piramidalis) menuju  korda spinalis. 

 

 

 

60 

 

 

Jalur-jalur motorik yg mengalir dari atas ke bawah 

   Sinyal2 neural dari korteks motorik primer (gerakan sengaja) ke neuron2 motorik medula 

spinalis melalui empat jalur yg berbeda: 

   Dua jalur di daerah dorsolateral (traktus kortikospinal dan kortikorubrospinal 

dorsolateral): ke otot2 lengan, tangan, kaki, wajah) 

 

61 

   Dua jalur di daerah ventromedial (traktus kortikospinal ventromedial dan traktus 

korteks-batang otak-medula spinalis ventromedial): otot2 proksimal batang tubuh 

dan anggota badan (pundak) 

 

 

 

2. Output motorik dipandu oleh input sensorik 

 

Respon input sensorik dipantau oleh: 

1. Mata 

2. Organ-organ keseimbangan 

3. Reseptor di kulit 

4. Otot 

5. Persendian 

3. Belajar dapat mengubah sifat dan lokus kontrol sensorimotor 

o Respon2 individual dpt menjadi berkesinambungan dan lancar, berlangsung 

melalui arus balik sensori tanpa regulasi sadar 

o Ciri belajar sensorimotor: transfer pengontrolan ke tingkat2 yg lbh rendah 

(yaitu basal ganglia).  

 

62 

  Keuntungannya: gerakan lbh cepat (akibat respon yg baru sdh menjadi 

aktif sebelum respon sebelumnya diselesaikan) 

 

 

 

Kontraksi Otot 

 

 

 

   The motor unit / unit motorik: terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua 

serabut otot skeletal individual yg diinervasinya. 

   Kontrol motorik derajat plg tinggi: unit motorik jari dan wajah 

 

Refleks:  

   Tidak membutuhkan input dari korteks serebral. 

   Penentu pergerakan tubuh 

   Respons otomatis dan konsisten terhadap rangsangan  

   Respons apapun yg tjd. scr . otomatis tanpa usaha sadar. 

   Batang otak (brain stem) bertugas untuk refleks2 postural dan gerakan2 tangan dan 

mata. Komandonya berasal dari serebelum. 

 

63 

   Sebagian informasi, jika terkirim ke korteks otak, akan menjadi bahan perencanaan 

gerakan yang disadari (volunter). 

 

Refleks 

   Dimulai dari adanya stimulus yang mengaktifkan reseptor sensorik 

   Reseptor akan mengirimkan informasinya dlm bentuk aksi potensial melalui neuron sensorik 

menuju SSP. 

   SSP mengintegrasikan dan memutuskan respon yang sesuai, dan kemudian menginisiasi aksi 

potensial pada neuron efferent. 

   Menuju/responnya pada efektor2, yaitu otot2 dan kelenjar2. 

   Dalam setiap gerakan, refleks otot skeletal dominan terlibat. 

   Komponen refleks:  

   Sensory receptors 

   Sensory neurons 

   SSP (susunan saraf pusat) 

   Somatic motor neurons 

 

64 

   Effectors 

   Informasi ke SSP berasal dari reseptor2 (proprioseptor, oleh perub /gerakan sendi, perub 

tegangan otot dan perub panjang otot) 

   Jenis refleks yang didapat dibedakan mjd: 

   Stretch reflex (ref. regang): ref. yang dibangkitkan o/ kekuatan perentangan 

eksternal pada sebuah otot.   

   Con. : ref. tendon patelar. 

   Ref. regang berfungsi sgb mekanisme umpan balik negatif u/ menahan 

setiap perubahan pasif panjang otot, shg panjang optimal dpt 

dipertahankan. 

   Tujuan utama ref. regang: menahan kecenderungan peregangan pasif otot2 

ekstensor yg ditimbulkan o/ gaya gravitasi ketika seorang berdiri tegak. 

      (lutut cenderung melengkung akibat gravitasi. ref. menahan tungkai tetap 

terekstensi shg tetap berdiri tegak) 

 

   Withdrawal reflex (ref. menarik diri):  jalur multisinaptik, yg sebagian melibatkan 

korteks.  

       Con. : menarik tangan tiba2 saat menyentuh suatu yg menyakitkan (mis. 

menyentuh wadah panas). 

   = Refleks fleksi 

menarik anggota badan menjauh dari rangsangan nyeri  

   Ketika kaki menginjak benda tajam, nosiseptor (reseptor nyeri) di kaki 

mengirimkan informasi ke korda spinalis, memicu kontraksi otot2 fleksor 

anggota gerak 

 

65 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

66 

1. Muscle spindle : 

    

   reseptor yg paralel di otot, memberi respon terhadap regangan 

 

2. Golgi tendon organs:  

 

Sbg pengerem atau shock absorber 

Organ tendon Golgi terdiri dari ujung-ujung saraf bebas diantara serat2 kolagen di 

dalam kapsul jaringan ikat.  

Input aferen dari aktivasi organ tendon golgi menstimulasi hambatan interneuron-

interneuron di korda spinalis. Interneuron menghambat alfa motor neuron yg 

menginervasi otot. Akibatnya kontraksi otot menurun. 

Berfungsi mencegah kontraksi berlebihan yang berisiko mencederai otot. 

 

 

67 

 

 

 

 


 

68 

PENDEKATAN BIOLOGI DALAM PSIKOLOGI 

A. Materi 

Dua pertanyaan besar yang ada selama ini terkait dengan kehidupan adalah bagaimana kaitan fisika 

dengan kehidupan dan bagaimana kaitan antara fisika dengan ilmu psikologi.  

1. Fisika 

 Gottfried Leibniz (1714) 

 Why is there something rather than nothing? 

Bagaimana universe terbentuk?  String theory  (gravitasi, electromagnetik, tenaga nuklir (kuat 

ataupun lemah)) 

2. Fisika dan Psikologi 

 David Chalmers 

 Hard problem adalah kesadaran. 

Mind – Brain Problem, apakah ada kaitan antara pengalaman mental dengan aktivitas otak? 

Mind – Body Problem 

Biological psychology adalah Studi mengenai aspek fisiologi, evolusi, dan perkembangan mekanisme 

dari tingkah laku dan pengalaman. Mirip dengan terminologi biopsikologi , psikobiologi, fisiologi 

psikologi, dan behavioral neuroscience. Kajian aspek biologi terhadap isu – isu psikologi atau 

pendekatan biologi pada studi tentang psikologi. Biological psychology tidak hanya sekedar field of 

study, namun juga cara pandang. 

Penjelasan biologis terkait tingkah laku: 

1. Physiological explanation. 

Kaitan antara tingkah laku dengan aktivitas otak serta organ lainnya. 

2. Ontogenetic explanation. 

Struktur dari tingkah laku terbentuk akibat pengaruh gen, nutrisi, pengalaman, dan 

interaksinya. 

3. Evolutionary explanation. 

Struktur tingkah laku terbentuk sebab  sejarah dan evolusi.  

4. Functional explanation. 

Struktur tingkah laku terbentuk berdasarkan manfaatnya. 

Bidang spesialisasi dari biological psychology adalah: 

1 Bidang Riset yakni neuroscientist, behavioral neuroscientist, cognitive neuroscientist, 

neuropsychologist, psycophysiologist, neurochemist, comparative psychologist, dan 

evolutionary psychologist. 

 

69 

2. Bidang Praktisi yakni clinical psychologist, counseling psychologist, dan school psychologist. 

3. Bidang Kesehatan yakni neurologist, neurosurgeon, psychiatrist, physical therapist, 

occupational therapist, dan social worker. 

 


Sexual Behavior 

 

A. Seksualitas dan Hormon 

XX dan XY. Mamalia jantan dan betina (male & female) memiliki anatomi yang sama pada tahapan 

awal perkembangan prenatal. Mullerian ducts adalah struktur anatomi betina. Wolffian ducts adalah 

struktur anatomi jantan. Kromosom Y pada jantan + SRY (sex-determining region on the Y 

chromosome) gen akan mengubah primitif gonad menjadi testis. Testis berkaitan dengan  hormon 

androgen, yang berperan dalam pertumbuhan testis dan menghasilkan androgen lebih banyak 

(positive feedback). Androgen juga mendorong Wolffian ducts membentuk seminal  vesicels (semen) 

dan vas deferens (testis dan penis) Testis juga menghasilkan Mullerian inhibiting hormone (MIH) yang 

mengakibatkan Mullerian ducts berdegenerasi. Hasil akhirnya pembentukan penis dan skrotum. 

Betina tidak memiliki SRY. Gonads berkembang menjadi ovarium. Wolffian ducts berdegenarasi, tidak 

menghasilkan MIH. Mullerian ducts berkembang menjadi oviducts, uterus, dan upper vagina. Hormon 

steroid memiliki empat cincin karbon dan steroid merupakan turunan dari kolesterol. Hormon seks, 

yakni estrogen, progesteron, dan androgen adalah hormon steroid kategori khusus. Hormon tersebut 

sebagian besar dilepaskan oleh gonad (testis dan ovarium) dan sebagian kecil oleh kelenjar adrenal. 

Androgen adalah kelompok hormon yang terdiri atas testosteron dan beberapa hormon lainnya yang 

dianggap sebagai hormon laki-laki sebab  kadarnya lebih tinggi pada laki-laki. Estrogen adalah 

kelompok hormon yang terdiri dari estradiol dan beberapa hormon lainnya yang dianggap sebagai 

hormon perempuan. Progesteron adalah hormon yang terutama dimiliki oleh betina yang berfungsi 

mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum dan memicu proses kehamilan. Awalnya pakar biologi 

berasumsi bahwa perbedaan antara jantan dan betina berasal dari sex-limited genes, yaitu gen-gen 

yang diaktivasi oleh androgen atau estrogen. Sex-limited genes mengendalikan sebagian perbedaan 

yang terlihat antara jantan dan betina. Androgen dan estrogen adalah unsur kimia. Androgen yang 

dikenal luas adalah testosterone yang berperan dalam pertumbuhan ciri -ciri jantan. Estrogen yang 

dikenal luas adalah estradiol yang berperan dalam pertumbuhan ciri-ciri betina. Progesteron 

dibutuhkan saat proses kehamilan, mempersiapkan uterus agar kuat bagi janin. Androgen dan 

estrogen juga mempengaruhi aktivitas di beberapa area otak. Beberapa area otak relatif lebih besar 

pada jantan dibandingkan dengan betina. Perbedaan ini berkaitan dengan gender bukan ukuran otak. 

B. Pengaruh Hormon Seks 

Pengaruh dari hormone ada dua yakni  

1. Organizing effects yaitu efek struktur dan permanen. Terjadi pada tahapan sensitif awal 

perkembangan. Sebelum dan sesudah proses kelahiran atau pada saat proses pubertas. 

 

71 

2. Activiting effects yaitu lebih bersifat temporer. Bisa terjadi pada setiap masa.  

Organ genital eksternal dibentuk oleh level testosterone. Organ genital internal dipengaruhi oleh 

estradiol. Pada manusia genital formation terjadi pada usia kehamilan 3-4 bulan. Pada tikus terjadi di 

hari-hari terakhir kehamilan dan hari-hari pertama setelah kelahiran. Tikus betina yang diinjeksi 

testosteron sebelum dan sesudah proses kelahiran terlihat maskulin. Klitorisnya lebih besar dari 

normal, namun perilakunya masih menampakan perilaku betina.  Berbeda dengan tikus jantan yang 

diinjeksi estrogen tidak memperlihatkan efek pada organ eksternal. Perkembangan anatomi dan 

memperlihatkan tingkah laku betina terjadi jika dikastrasi, lack of androgen, atau terekspos zat yang 

memblok efek testosteron. Walau demikian estradiol tetap berpengaruh pada abnormalitas dari 

kelenjar prostat (menyimpan sperma dan merilisnya pada saat intercourse) Estradiol berkontribusi 

terhadap perkembangan betina, walaupun tidak berpengaruh pada anatomi eksternal. Jadi pada 

betina bisa saja organ eksternalnya tumbuh dengan baik, namun jika kekurangan hormon estradiol 

akan menyebabkan sexual desire nya menurun. 

C. Seks di Hipotalamus 

Di hipotalamus, hormon dapat dibedakan berdasarkan aromanya. Obat-obatan yang mencegah untuk 

mengidentifikasi aroma androgen dapat berakibat pada kemandulan dan abnormalitas pada perilaku 

seksual jantan. 

D. Peran Activating Hormon 

Kadar testoteron atau estradiol mengeluarkan pengaruh yang mengaktivasi sehingga mengubah 

perilaku secara sementara, bukan saja pada masa awal periode sensitif, tetapi juga pada saat dalam 

hidup. Hormon mengubah aktivitas beragam area otak untuk mengubah cara otak merespon beragam 

stimulus. Hormon juga mengubah sensitivitas pada penis, vagina, dan serviks.  

1. Hewan pengerat   

Setelah testis hewan pengerat jantan dihilangkan atau ovarium hewan pengerat betina 

dihilangkan, perilaku seksual akan menurun seiring dengan penurunan hormon seks. Hormon 

seks mengaktivasi perilaku seksual sebagian melalui penguatan sensasi. Estrogen 

meningkatkan sensitivitas saraf pudendal, yaitu saraf yang mengirimkan stimulasi rabaan dari 

area pubis menuju otak.  

2. Manusia 

Hormon seksual pada manusia juga berkaitan dengan perilaku lainnya serta menurunkan rasa 

sakit dan kecemasan. Menurunnya produksi hormon seksual bisa mengakibatkan kanker dan 

penurunan memori. Level testosteron berbanding lurus dengan sexual arousal dan dorongan 

 

72 

untuk mencari pasangan. Namun level testosteron tidak berkaitan dengan impotensi. 

Hipotalamus dan kelenjar pituitary pada perempuan berfungsi pada siklus menstruasi. Pada 

akhir periode menstruasi, pituitary mengeluarkan follicle-stimulating hormone (FSH) yang 

akan memfasilitasi pertumbuhan follicle. Follicle bertugas menjaga ovum dan hormon 

estrogen, salah satunya estradiol. Estradiol, FSH, LH (luteinizing hormone) akan release ovum. 

Jika terjadi pembuahan maka corpus luteum akan merelease progesteron yang menghambat 

LH. Estradiol + progesteron yang meningkat akan menyebabkan mual. Periovulatory period, 

periode di tengah-tengah siklus menstruasi  maksimum fertilisasi dan level estrogen. Peran 

Oksitosin adalah menstimulasi kontraksi uterus pada saat persalinan, menstimulasi kelenjar 

mammae untuk memproduksi ASI. Pada saat orgasme, oksitosin juga direlease. Oksitosin juga 

meningkatn bonding antar pasangan dan ibu-anak, serta memfasilitasi perilaku sosial/ 

menolong. 

E. Perilaku Pengasuhan 

Tiga hormone yang berperan adalah prolaktin yang menghasilkan ASI, estradiol, vasopresin  yang 

memfasilitasi social behavior. Namun peranan hormon pada pengasuhan manusia tidak signifikan.  

 

F. Identitas Gender dan Perbedaan Perilaku Gender 

Beberapa orang memiliki anatomi yang intermediet antara laki-laki dan perempuan (Haqq & Donahoe, 

1998). Contohnya, beberapa laki-laki XY dengan mutasi pada gen SRY telah mengalami perkembangan 

alat kelamin yang buruk. Beberapa orang lahir dengan pola kromosom XX tetapi dengan sebuah gen 

SRY yang mengalami translokasi dari kromosom Y ayahnya yang masuk ke kromosom lainnya. 

Meskipun kromosom mereka adalah XX, mereka memiliki ovum dan testis, atau dua testis, atau 

percampuran pada jaringan testis dan ovum pada setiap bagian. Yang lainnya mengembangkan 

penampilan intermediet sebab  sebuah pola hormon atipikal. Diketahui bahwa testosteron 

memaskulinisasi alat kelamin dan hipotalamus pada awal perkembangannya. Seorang laki-laki yang 

memiliki testosteron yang rendah atau mengalami mutasi pada reseptor testosteron akan 

mengembangkan penampilan perempuan atau intermediet. Orang dengan perkembangan seksual 

intermediet atau ambigu, dinamakan interseks. 

1. Ketertarikan dan Preferensi Anak Perempuan Penderita CAH  

Individu dengan gen perempuan dan menderita CAH atau kondisi serupa, sering kali dibesarkan 

sebagai anak perempuan. Akan tetapi, otak mereka telah terpapar kadar testosteron lebih tinggi 

selama periode pranatal dan postnatal dari pada anak perempuan lain nya. Sebagai contoh, 

 

73 

dibandingkan dengan remaja putri normal, remaja putri penderita CAH lebih banyak membaca 

majalah olahraga daripada majalah remaja perempuan dan majalah glamor. 

2. Ferninisasi Testikular  

Beberapa individu tertentu yang memiliki kromosom XY, memiliki tampilan kelamin wanita. Kondisi 

tersebut dikenal dengan ketidaksensitifan androgen atau feminisasi testikular. Individu tersebut 

menghasilkan androgen dalam kadar yang normal, akan tetapi mereka kekurangan reseptor androgen 

yang berfungai untuk mengaktivasi gen di dalam inti sel. Kondisi tersebut berlangsung dengan tingkat 

yang bervariasi, sehingga kisaran efek anatominya mulai dari ukuran penis yang lebih kecil dari rata-

rata hingga tampilan kelamin yang menyerupai wanita normal. Pada beberapa kasus tidak ada orang 

yang menduga bahwa individu tersebut mengalami feminisasi testikular. Meskipun payudaranya 

berkembang dan pinggulnya melebar, tidak terjadi menstruasi. Hal tersebut terjadi sebab  didalam 

tubuhnya ada  sepasang testis daripada ovarium dan sebuah uterus. Rambut kemaluan pun jarang 

sebab  pada wanita dan pria hal tersebut bergantung pada androgen. 

G. Isu-Isu Terkait Penentuan Gender dan Pembesaran Anak 

Banyak anak perempuan penderita CAH dan kondisi lain yang terkait, terlahir dengan penampilan 

sedikit termaskulinisasi, tetapi sebagian lagi memiliki penampilan yang sulit dibedakan antara pria dan 

wanita. Dimulai sekitar tahun 1950-an, para dokter menyarankan semua individu interseks dibesarkan 

sebagai anak perempuan. Alasannya, sebab  lebih mudah untuk mengurangu ukuran klitoris yang 

membesar daripada menambah ukurannya sehingga menyamai ukuran penis rata-rata. Jika dianggap 

perlu, dokter bedah dapat membuat vagina buatan atau memperpanjang vagina yang pendek.   Dokter 

dan psikolog berasumsi jika seorang anak yang secara konsisten dibesarkan sebagai anak perempuan 

akan menerima identitas tersebut secara  penuh. Jadi bagaimana cara untuk membesarkan anak 

tersebut ? Berikut adalah beberapa rekomendasinya.  

1. Benar-benar jujur dengan orang interseks dan keluarganya, dan tidak melakukan apapun 

tanpa persetujuan dari mereka. 

2. Mengidentifikasi anak sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan penampilan 

eksternal terutama yang dominan. 

3. Rawat anak tersebut sekonsisten mungkin dan bersiap dengan kemungkinan orientasi 

seksual kea rah laki-laki, perempuan, keduanya atau lainnya. 

4. Jangan melakukan operasi untuk mengurangi penis yang ambigu (tidak jelas) / klitoris 

menjadi ukuran klitoris normal. 

 

 

 

74 

H. Orientasi Seksual 

Peneliti telah mengidentifikasikan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam genetik dan lingkungan 

sebelum lahir bagi pria homoseksual. Apakah pengaruh gen? Studi pada kembar monozygotic dengan 

dizygotic. Keturunan dari pihak ibu atau ayah juga berpengaruh. Faktor prenatal yang berpengaruh 

adalah jumlah saudara laki-laki, stress  dan alkohol saat kehamilan.  

Bagaimana dengan anatomi otak mereka? Pada heteroseksual female ditemukan hemisfer kiri dan 

kanan sama besar, koneksi di amigdala kiri lebih luas. Anterior commissure lebih besar. Pada 

heteroseksual maleditemukan hemisfer kanan lebih besar. Koneksi di amigdala kanan lebih luas.  


TEMPERATUR, RASA HAUS, DAN RASA LAPAR 

 

A. TEMPERATUR  

 Homeostatis berasal dari kata HO-me-oh-STAY-si yang berarti suatu pengaturan 

temperatur & sistem tubuh lainnya, yg menjaga atau membuat tubuh berada pd 

kondisi yg tetap. 

 Set point adalah suatu nilai (kondisi tubuh) yg dipertahankan agar tubuh dpt bekerja 

dg baik. 

 Negative feedback: adalah proses utk mengurangi ketidaksesuaian set point (set point 

mengalami perubahan yg dinamis). 

 Allostatis: adalah perubahan kondisi tubuh dg cara yg adaptif atau sesuai, yang 

didasarkan pada situasi. 

Kalori tubuh manusia dibawa menuju “Basal Metabolism”, yaitu penggunaan energi utk 

menjaga kondisi temperatur tubuh tetap stabil saat beristirahat. Adapun jenis dari dari 

pengaturan temperature pada organisme yaitu: 

1. POIKILOTHERMIC 

  Adalah cara mengatur temperatur tubuh yaitu menyesuaikan dg temperatur 

lingkungan. 

  Hewan-hewan poikilothermic memiliki kelemahan dlm mekanisme pengaturan 

temperatur scr fisiologis  (seperti mengigil dan berkeringat) 

 Contoh: amfibi, reptil, sebagian besar jenis ikan  

 

2. HOMEOTHERMIC 

  Mekanisme scr fisiologis utk menjaga temperatur tubuh mendekati stabil atau 

konstan, meskipun temperatur lingkungan mengalami perubahan, contoh: 

mamalia, burung  

  Jika suhu lingkungan lbh panas dari suhu tubuh → Evaporation/penguapan  

  Mekanisme tubuh jika berada pada lingkungan bertemperatur dingin, yaitu: 

 

76 

  Menggigil →kontraksi otot-otot akan menghasilkan panas  

  Menurunkan aliran darah ke kulit, utk mencegah banyak erjadinya 

pendinginan darah  

  Berdirinya bulu2 kecil atau halus pd kulit  

 Uraian mekanisme otak dalam pengaturan temperatur adalah  hewan-hewan akan 

bereaksi saat merasa panas maupun dingin, ketika Hypothalamus dalam kondisi panas 

maupun dingin pula. 

 Kerusakan lokal kecil pd POA/AH → mengganggu salah 1 aspek regulasi temperature. 

Kerusakan seluruh area POA/AH → regulasi temperatur tubuh dilakukan dg cara mencari 

lingkungan yg lbh dingin atau yg lebih hangat. 

 

 

 

 

 

77 

B. RASA HAUS 

Mekanisme regulasi air  

  Konsentrasi kimia dlm air, menentukan tingkat reaksi kimia di seluruh tubuh.  

  Cara yg paling sering dilakukan utk menjaga kandungan air dlm tubuh adalah minum 

banyak air lebih dr yg dibutuhkan, & sisanya akan dikeluarkan melalui urine. 

  Vasopressin (hormon Antidiuretik): hormon yg dilepas oleh Posterior Pituitary, yg 

menimbulkan tekanan darah dg menyempitkan pembuluh darah → membantu 

kompensasi volume air yg menurun  

  Vasopressin = hormon antidiuretik → krn memungkinkan ginjal utk menyerap 

kembali airdan mengeluarkan konsentrasi yg tinggi pd urine. 

  ada  dua (2) macam jenis haus, yg memotivasi munculnya perilaku yg bbda yaitu:  

1. Osmotic Thirst : haus krn makan makanan asin  

  Haus osmotik dpt terjadi krn tubuh manusia mempertahankan konsentrasi zat 

terlarut pd tingkat konstan yaitu 15 M (molar). 

  Terjadi krn zat terlarut terkonsentrasi pd di satu sisi membran.  

  Makan makanan asin menyebabkan ion natrium menyebar melalui darah dan 

cairan ekstraseluler sel. Konsentrasi zat terlarut yg lbh tinggi di luar sel, akan 

memicu tekanan osmotik. 

  Adanya neuron-neuron ttt yg mendeteksi hilangnya air & memicu haus 

osmotik, utk membantu tubuh ke keadaan normal. 

  Organum Vasculosum Laminae Terminalis (OVLT)& Subfornical Organ (SFO): 

area otak yg berperan utk mendeteksi tekanan osmotik & zat garam dlm darah.  

  Otak mendeteksi tekanan osmotik, melalui reseptor-reseptor sekitar 

area ventrikel ketiga, OVLT & Subfornical Organ, utk mendeteksi tekanan 

osmotik & kandungan garam, reseptor-reseptor di periphery, perut, & 

tempat lainnya utk mengantarkan informasi ke Hypothalamus  

  Reseptor-reseptor yg mengantarkan informasi ke area preoptik lateral, 

bertujuan utk mengontrol minum. 

 

78 

  Saat haus osmotik terpicu, maka air yg diminum harus diserap melalui 

pencernaan. 

  Utk menghambat haus, tubuh memonitor penelanan makanan & 

mendeteksi air pd isi perut dan usus. 

 

 

2. Hypovolemic Thirst : haus yang dihasilkan krn hilangnya cairan akibat 

pendarahan atau keringat. 

  Haus yg berkaitan dg rendahnya volume air dlm darah  

  Pemicu haus hypovolemic adalah: 

  Pelepasan Vasopressin & Angiotensin II, yg menyempitkan pembuluh 

darah, utk mengimbangi menurunnya tekanan darah. 

  Angiotensin II: menstimulasi neuron-neuron di area yg berbatasan dg 

ventrikel ketiga  

  Neuron-neuron di ventrikel ketiga mengirim akson-akson ke 

hypothalamus, saat Angiotensin II jg melepas neurotransmitter. 

  Organisme yg mengalami haus osmotik → cenderung minum air murni.  

  Organisme yg mengalami haus hypovolemic → cenderung meminum air 

sedikit asin dr air murni, utk mencairkan cairan tubuh & perubahan tekanan 

osmotik. 

  Sodium-spesific hunger adalah keinginan kuat utk makan makanan asin  

  Berkembang secara otomatis utk mengembalikan kadar zat terlarut 

dlm darah. 

 

 

79 

C. RASA LAPAR 

1. Pencernaan dan pemilihan makanan  

 Sistem pencernaan berfungsi utk memecah makanan menjd molekul2 kecil agar 

dpt dicerna oleh sel2 tubuh. 

 Mulut: awal sistem pencernaan, dg pengeluaran enzim oleh saliva utk memecah 

karbohidrat. 

 Hydrochloric Acid & enzim-enzim dlm lambung memecah protein. 

 Usus kecil: memiliki enzim utk memecah protein, lemak, karbohidrat, & menyerap 

makanan yg dicerna ke aliran darah. 

 Usus besar: menyerap air & mineral, serta melumasi sisa2 bahan makanan 

menjadi feses. 

 Sebgian bsr individu dewasa mmliki cukup Lactase (enzim dlm lambung, utk 

mencerna Lactose = gula dlm susu), utk mencerna susu & olahannya sepanjang 

hidup. 

 Hampir seluruh org Cina & negara2 sekitarnya, mengalami kekurangan gen yg 

memungkinkan org dewasa utk mencerna laktosa (hanya sedikit produk olahan 

susu yg dpt dikonsumsi). 

 Cara-cara memilih makanan, yaitu: 

  Pilih makanan yg manis, hindari makanan pahit  

  Pilihlah sstu yg telah akrab dg diri sendiri  

  Belajar dr konsekuensi yg tjd setelah mengonsumsi makanan  

2. Regulasi pencernaan makanan 

  Sinyal utama utk berhenti makan adalah  gastrousus (penambahan) perut. 

  Saraf Fagus memberikan sinyal-sinyal atau informasi ke otak mengenai 

peregangan dinding perut. 

  Saraf Splanchnic menyampaikan informasi mengenai gizi isi perut. 

 

80 

  Duodenum: bagian usus kecil, tempat tjdnya penyerapan awal sebagian bsr 

nutrisi. 

  Melepaskan hormon Cholecystokinin (CCK), yg membantu mengatur kelaparan  

  Gastrousus duodenum: jg dpt memproduksi perasaan kenyang  

 

Glukosa, insulin dan glukagon 

  Sebagian bsr mknan yg dicerna, masuk ke dlm aliran darah sbg sumber energi 

(glukosa), & cairan adlh hmpir satu-satunya yg digunakan oleh otak. 

  Saat kadar glukosa tinggi, sel-sel hati akan mengubah kelebihan dr glukosa menjd 

glikogen & sel-sel lemak mengubahnya menjd lemak. 

  Saat kadar glukosa rendah, sel-sel hati akan mengubah glikogen kembali menjadi 

glukosa. 

  Insulin: hormon yg dihslkan pankreas, utk membantu glukosa masuk ke dlm sel-

sel. 

  Kadar insulin meningkat → saat individu siap utk mkn mknan & setelah makan,  

glukosa masuk ke dlm sel dg mudah. 

  Pada umumnya, kadar insulin yg tinggi akan menurunkan appetite krn insulin dpt  

membantu glukosa masuk ke dlm sel dlm jmlh banyak.  

 

 

 

81 

 

  Glukagon: hormon yg jg dihslkan pankreas, saat kadar glukosa rendah. 

  Glukagon merangsang hati untuk mengkonversi bbrp glikogen yg disimpan menjd 

glukosa, utk mengisi persediaan yg rendah dlm darah.  

  Saat kadar insulin ↓, maka lambatnya glukosa masuk ke dlm darah & rasa lapar 

meningkat. 

  Jika kadar insulin tinggi terus-menerus → tubuh akan terus menggerakkan glukosa 

dlm darah menuju ke dlm sel, jangka wkt lama stlh mkn. 

  Glukosa darah turun & rasa lapar meningkat, meskipun tingkat insulin tinggi.  

   Makanan cepat disimpan sebagai lemak & glikogen  

  Berat badan meningkat. 

  Pada individu dg DM → kadar insulin tetap rendah, tetapi kadar glukosa darah 

tinggi. 

  Organisme dg DM, akan makan lebih banyak dr normal krn sel-sel mereka lapar, 

tetapi mereka banyak mengeluarkan glukosa, & menurunnya berat badan. 

 

  

 

 

 

 

 

82 

3. Mekanisme otak terhadap rasa lapar 

 Individu dg mutasi gen pd reseptor melanocortin → makan berlebihan & menjadi 

gemuk.  

  Melanocortin adlh neuropeptida yg bertanggungjawab utk membatasi asupan 

makanan. 

  Prader-Willis syndrome adlh suatu kondisi genetik yg ditandai dg 

keterbelakangan mental, perawakan pendek & obesitas.  

  Tingkat ghrelin peptida darah lima kali lebih tinggi dari normal.  

 

 Lateral Hypothalamus berperan dlm sistem pencernaan melalui: 

  Mendeteksi kelaparan dan mengirim pesan utk membuat rasa makanan yg lebih 

baik.  

  Membangkitkan cerebral cortex utk memfasilitasi proses pencernaan, menelan, 

&meningkatkan responsivitas thp rasa, aroma dan tampilan makanan.  

  Mestimulasi kelenjar pituitari thp sekresi hormon, yg meningkatkan sekresi insulin.  

  Meningkatkan sekresi pencernaan.  

  Kerusakan hipotalamus ventromedial yg meluas ke area2 sekitar → makan 

berlebihan & berat badan meningkat.  

  Individu dg kerusakan area ini, makan makanan dg ukuran normal tetapi sering. 

  Sekresi lambung yg meningkat & mobilitas menyebabkan perut utk 

mengosongkan lebih cepat dari biasanya. 

 

83 

  Kerusakan area ini, meningkatkan produksi insulin & banyak makanan yg disimpan 

sbg lemak.  

  Meskipun satu gen tdk dpt diidentifikasi, namun pengaruh genetik telah dianggap 

di berbagai faktor penyebab obesitas  

  Umumnya berkaitan dengan kombinasi pengaruh genetik dan lingkungan.  

4. Gangguan makan  

  Anoreksia nervosa: gangguan makan terkait dg keengganan utk makan sebanyak 

yg diperlukan.  

  Penyebab dan kecenderungan fisiologis tdk dpt dipahami dg baik.  

  Dikaitkan dg rasa takut menjadi gemuk & tidak tertarik dg makanan.  

  Kemungkinan dialaminya kelainan biokimia di otak & darah, cenderung bukan 

penyebab tetapi hasil dari penurunan berat badan.  

  Bulimia nervosa: gangguan makan di mana orang bergantian antara Diet ekstrim 

dan binges dari makan berlebihan.  

  Ada kekuatan muntah setelah makan. Terkait dengan penurunan rilis CCK 

(Cholecystokinin), meningkatkan pelepasan ghrelin, dan perubahan dari beberapa 

hormon dan transmitter.  

  Dimungkinkan sbg hasil dr gangguan makan, bukan penyebab gangguan. 

  Banyak terjadi pd remaja  

D. Kesimpulan 

 Tiap organisme memiliki mekanisme mengenai temperature, rasa haus dan rasa lapar 

tersendiri, yang tentunya membantu organisme untuk dapat menyesuaikan diri dengan 

lingkungan. 


PROSES BELAJAR DAN MEMORI 

 

A. Representasi Lokasi dari Memori  

  Engram: representasi scr fisiologis (koneksi antara area di otak) mengenai hal -hal 

yg telah dipelajari. 

  Penelitian mengenai Engram, dilakukan oleh Karl Lashley & Richard F.Thompson 

dkk. (penelitian modern)  

 

Penelitian Karl Lashley mengenai lokasi memori di otak, diantaranya adalah: 

  Penelitian dg tikus, dg menekankan pd pengujian pemotongan area otak & area 

cerebral cortex. 

  Dua (2) prinsip Lashley berdsrkan penelitiannya: 

o Seluruh bagian di cortex saling berkontribusi pd suatu perilaku yg kompleks  

o Cortex bekerja scr keseluruhan.  

Penelitian Richard F.Thompson dkk. menunjukkan bahwa: 

  Penelitian pd kedipan kelopak mata kelinci (embusan angin + suara). 

  Penelitian menekankan pd pencaritahuan letak tjdnya proses belajar di otak. 

  Kesimpulan hsl penelitian Thompson dkk.: 

o Terjadinya proses belajar (percobaan classical conditioning kedipan kelopak 

mata kelinci), disertai dg aktivasi LIP (Lateral Interpositus Nucleus) & medial 

geniculate nucleus. 

o Meningkatnya medial geniculate nucleus, dikrnkan adanya umpan balik dr LIP 

 

B. Tipe-tipe Memori 

Secara umum memori dibagi atas dua jenis yaitu memori jangka pendek (short-term 

memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). 

 

85 

Memori jangka pendek (short-term memory) memiliki karakteristik sebagai berikut: 

 Kapasitas very limited atau sangat terbatas, mencakup dua atau lebih sistem 

penyimpanan yang berbeda, bergantung pada modalitas sensori yg berbeda pula. 

Individu cenderung mampu menyimpan 7 ± 2 jumlah per unit informasi dlm memori 

jangka pendek. Durasi kemampuan menyimpan oleh memori jangka pendek adalah 

singkat  yaitu sekitar 5 hingga 20 detik. Dengan demikian, memori jangka pendek 

rentan mengalami decay & interference, atau lupa. 

Memori jangka panjang (long-term memory) memiliki karakteristik sebagai berikut: 

 Kapasitas unlimited atau tidak terbatas, informasi yg diperoleh tersimpan dg 

berbagai cara yaitu Semantically dan Interconnectedness. Durasi dari penyimpanan 

informasi oleh memori jangka panjang adalah bertahan dlm jangka waktu yg lama.  

Berikut adalah bentuk-bentuk dari memori dalam memori jangka panjang yaitu: 

a. Episodic memory: ingatan ttng pengalaman hidup (remember/pernah dialami).  

b. Semantic memory: ingatan ttng pengetahuan scr umum (know/dipahami).  

c. Procedural knowledge: mencakup informasi ttng bgmn merespon pd situasi atau 

lingkungan yang berbeda.  

d. Conceptual knowledge: mencakup pemahaman ttng bgmn proses terjadinya suatu 

peristiwa. 

e. Explicit knowledge: pengetahuan yg dg mudah utk dipanggil kembali & dijelaskan.  

f. Implisit knowledge: pengetahuan yg kadangkala sulit utk dijelaskan kembali,ketika 

pengetahuan tsb dipanggil kembali.  

Pengalaman yang melibatkan emosi, akan cenderung tersimpan lebih lama di 

ingatan atau memori, dibandingkan dengan pengalaman yang tidak melibatkan emosi. 

Hal ini sebab  adanya sekresi epinephrine danc ortisol meningkat, yang mengaktivasi 

amygdala dan hippocampus. Dengan demikian proses penyimpanan atau storage dan 

terjadi penguatan informasi baru. 

 

 

 

86 

Working memory 

 Delayed response task: teknik menguji working memory, dg cara meminta 

mengulang kembali informasi yg baru berlalu. 

 Selama delay, aktivasi sel-sel prefrontal cortex & parietal cortex meningkat, 

meningkatnya penyimpanan kalsium utk meningkatkan kesiapan sel-sel dlm 

merespon datangnya sinyal baru. 

 Kerusakan pd prefrontal cortex → terganggu atau melemahnya performa.  

 Perubahan saraf-saraf pd prefrontal cortex (umum pada lansia) → sulit menerima 

informasi baru.  

Hippocampus  

Individu dengan kerusakan berat pada hippocampus (kasus H.M operasi pada area 

hippocampus), berdampak pada: 

  Mengalami Anterograde amnesia & Retrograde amnesia 

  Working memory terganggu, terutama bila teralihkan pd objek lain. 

  Terganggunya semantic memory dan episodic memory. 

  Implicit memory lebih baik dibanding explicit memory. 

  Procedural memory, hampir seutuhnya baik. 

Basal Ganglia 

  Melalui percobaan yaitu dengan pemberian tugas berulang, diketahui “gradual 

learning” lbh bergantung pd area basal ganglia. 

  Lebih berperan pd procedural memory, dibanding declarative memory yang lebih 

mengandalkan pada area hippocampus. 

 

 

 

 

87 

C. Jenis Amnesia Lainnya 

1. KORSAKOFF’S SYNDROME 

  Sindrom akibat kurangnya “Thiamine” (vitamin B1) bg otak, utk memetabolisme 

glukosa. 

  Tjd bila seseorang diet dlm jangka wkt lama atau alcoholic kronis, tanpa asupan 

gizi/vitamin. 

  Mengalami “confabulation” yaitu mengisi kesenjangan memori dg tebakan. 

 

 

2. ALZHEIMER DISEASE 

  Penyakit akibat akumulasi di dlm & di luar sel oleh protein “amyloid-ß” (tjd variasi 

kerusakan sel), serta masalah terkait “tau protein” pd intraselular dlm membentuk 

struktur akson-akson. 

  Procedural memory lbh baik dibandingkan declarative memory. 

  Lemah atau terganggunya working memory. 

  Seiring bertambah wkt, dampak Alzheimer semakin berat: amnesia smkin parah, 

depresi, confusion, halusinasi & delusi, kegelisahan, hilangnya nafsu makan. 

Adapun area otak lainnya yang berkaitan dengan proses memori individu atau manusia 

adalah: 

Thiamine 

rendah,jngka

wkt lama

Dorsomedial

thalamus

Prefrontal 

cortex

Apatis, 

confusion, 

amnesia

 

88 

  Area anterior & inferior temporal lobe: area yg menyimpan bbrp informasi & 

berperan mengkomunikasikan dg area otak lainnya mengenai suatu informasi utk 

menjd informasi yg utuh. 

  Bila tjd kerusakan → “semantic dementia”. 

  Semantic dementia → hilangnya semantic memory.  

 


Emotional Behavior 

Psikologi biasanya mendefinisikan emosi dalam 3 komponen yaitu : 

1.   Kognisi, biasanya kognisi menggambarkan situasi yang sangat berbahaya. 

2.   Perasaan 

3.   Tingkah laku 

Dari ketiga komponen tersebut biasany emosi yang paling mendasar adalah konsep dari 

emosi itu sendiri. 

Jika mengacu pada James-Lange Theory, maka arousal fisiologis menjadi hal yang penting. 

Lalu bagaimana dengan mereka yang mengalami kerusakan pada spinal cord (lumpuh) dan 

hambatan dalam autonomic nervous system atau botulinum toxin (BOTOX)? Apakah serta 

merta tidak mampu mengenali emosi? Pada intinya mereka tetap mampu hanya saja dengan 

intensitas yang berkurang dan lebih condong ke ranah kognitif dari emosi. Body changes is 

important for feeling an emotion. 

Apakah berkeringat, nafas yang cepat mengidentifikasikan emosi tertentu atau sekedar hasil 

dari aktivitas tertentu (seperti lari, berolahraga, atau mengerjakan tugas rumah tangga?) Jika 

dirasakan secara spontan, maka perubahan saraf simpatis bisa dikaitkan dengan emosi 

tertentu. 

Apakah semua emosi seperti itu? Bagaimana dengan tersenyum dan mengerut apakah 

penting dalam emosi bahagia? HASILNYA: Persepsi kita terhadap aksi tubuh berkontribus i 

terhadap bagaimana kita merasakan emosi yang diistilahkan dengan embodied. 

1. Otak kiri (lobus frontal dan temporal) atau Behavioral Activation System (BAS): 

a. Low – moderate autonomi arousal. 

b. Kecenderungan approach/ mendekati. 

c. Berkaitan dengan bahagia dan marah. 

2. Otak kanan (lobus frontal dan temporal) atau  Behavioral Inhibition System (BIS) 

a. Meningkatkan atensi dan arousal. 

b. Menghambat aksi. 

c. Mengstimulasi emosi takut dan muak. 

Bagaimana relasinya terhadap kepribadian? 

1. Mereka yang lebih aktif korteks frontal dan juga belahan otak kirinya biasanya lebih 

bahagia, outgoing, dan fun-loving. 

 

90 

2. Mereka yang lebih aktif belahan otak kanannya biasanya lebih menarik diri, kurang 

puas akan hidupnya, merasakan emosi negatif lebih sering. 

3. Belahan otak kanan lebih responsif terhadap stimulus emosional. 

4. Belahan otak kanan tidak hanya lebih ekspresif, namun juga mampu mendeteksi 

emosi orang lain. 

5. Ketika belahan otak kanan tidak aktif, maka seseorang tidak mampu mengalami 

emosi yang kuat, bahkan tidak ingat sama sekali aspek afektif/ feeling dari emosinya. 

 

Fungsi emosi adalah: 

1. Alarm System. 

a. Menghindari situasi yang berbahaya dan menakutkan. 

b. Adaptasi terhadap situasi tertentu. 

2. Moral Decisions. 

a. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan moral dillema. 

b. Kerusakan pada prefrontal cortex dan amigdala yang berpengaruh pada 

kesalahan pada pengambilan keputusan disebab kan proses emotional 

information nya lebih lambat. 

Perilaku menyerang sebagai sebuah emosi sangat dipengaruhi oleh konsep embodied. Mana 

yang lebih berpengaruh apakah hereditas atau lingkungan dalam perilaku menyerang? 

Bagaimana hereditas (decreased Enzym Monoamine Oxidase (MAOa) akan memecah 

dopamin, norepinephrine dan serotonin + lingkungan. Laki – laki lebih agresif dibanding 

perempuan. Hormon testosteron berperan dalam perilaku agresif. Agresifitas juga 

disebab kan kortisol yang rendah. Kortisol mengembangkan rasa takut. Pelepasan serotonin 

yang rendah berpengaruh terhadap perilaku agresif. Produksi serotonin ditingkatkan dengan 

meningkatkan konsumsi tryptophan (enzim yang berperan tryptophan hydrixilase) dan juga 

menurunkan konsumsi protein phenylalanine dan amino acids.  

Perilaku takut dan cemas sebagai sebuah emosi. Amigdala berperan dalam emosi takut dan 

cemas. Startle reflex: apakah suara yang keras selalu menghasilkan ketakutan dan 

kecemasan sehingga meningkatkan startle reflex? Sangat tergantung dengan situasinya. 

Amigdala berperan dalam meningkat startle reflex, beberapa sel berkaitan dengan reward, 

punishment, kejutan, dan direction.  

 

a. Keluaran amigdala – hipothalamus berkaitan dengan respon autonomi dari 

rasa takut. 

b. Axon yang berhubungan dengan korteks prefrontal berkaitan dengan kontrol 

respon mendekati atau menghindar. 

c. Axon yang terhubung dengan otak tengah merelay informasi ke pons untuk 

mengkontrol startle reflex. 

 

Amigdala berperan dalam mengidentifikasi hal apa yang harus ditakuti. Tidak hanya untuk 

satu situasi tetapi dalam situasi yang beragam. Ketika pernah mengalami trauma, ada 

kecenderungan untuk lebih alert. Area otak yang berperan Bed Nucleus of The Stria 

Terminalis, serangkaian axon yang terhubung dengan amigdala. Kluver Bucy Syndrome. 

Amigdala lebih cepat berespon terhadap ekspresi wajah takut dan lebih susah serta butuh 

effort yang lebih besar untuk mengetahui eskpresi wajah marah. Individu dengan reaktifasi 

amigdala lebih mudah mengidentifikasi situasi berbahaya sehingga menjadi lebih alert. 

Individu dengan kerusakan pada bagian amigdala mampu secara kognisi mengenali emosi 

negatif, namun gagal untuk mengenali aspek afeksi/ feeling dari emosi. Urbach – Wiethe 

Disease lebih fokus pada bagian mulut dan hidung, namun tidak fokus pada mata. Emosi 

takut tercermin lewat mata. 

Ketika peristiwa dipersepsikan sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam, maka akan 

berakibat pada kondisi distres psikologis. Kondisi ini biasanya akan berdampak pada kondisi 

kesehatan individu baik short term maupun long term (Taylor, 2009). Dua system tubuh yang 

berkaitan dengan kondisi stres adalah sympathetic-adrenomedullary (SAM) system dan 

hypothalamic-pituitary-adrenocortical (HPA) axis. 

Ketika peristiwa dipersepsikan mengancam, maka akan mempengaruhi korteks. Informasi di 

korteks kemudian akan diteruskan ke hipotalamus. Disinilah respon awal terhadap stres 

terbentuk yang kemudian mempengaruhi adrenal glands dalam memproduksi epinephrine 

dan norepinephrine.  Mekanisme inilah yang kemudian menghasilkan perasaan tidak nyaman 

pada individu ketika berhadapan dengan stressor. Sympathetic arousal anak meningkatkan 

tekanan darah, denyut jantung, dan produksi keringat. Gangguan tidur adalah efek dari 

terganggunya ritme jantung. Tidak jarang, seseorang yang mengalami stres dan depresi 

biasanya kualitas dan kuantitas tidurnya menurun 

Selye (dalam Taylor, 2009) memberikan dasar pemikiran terkait dengan bagaimana kondisi 

stres berpengaruh pada HPA. Selye dengan teorinya terkait general adaptation syndrome 

(Atwater, 1983) mengungkapkan bahwa ada  tiga tahapan progresif saat individu 

berhadapan dengan stres. Tahapan tersebut dan juga karakteristik adalah sebagai berikut: 

a. The Alarm Reaction 

Tahapan ini adalah respon emergency individu terhadap stres. Secara fisiologis akan 

ditandai dengan adanya perubahan reaksi dan kimia tubuh. Dalam tataran psikologis 

akan ditandai dengan adanya kecemasan,  

b. The Stage of Resistance 

Dalam tahapan ini, tubuh sudah mampu beradaptasi dengan stres yang 

berkepanjangan. Gejala pada tahapan sebelumnya sudah hilang dan resistensi tubuh 

hingga level di atas normal. Hal ini bentuk dari coping terhadap stres. Selye (dalam 

Taylor, 2009) melihat tahapan ini sebagai tahapan diseases adaptation. 

c. The Stage of Exhaustion 

Tahapan ini terjadi ketika kondisi stres berlanjut dimana pertahanan tubuh menjadi 

menurun. Gejala fisiologis dari stres kembali muncul. Pada tahapan ini terjadi 

penuruan yang drastis pada sistem imunitas tubuh, beberapa penyakit degeneratif 

pun muncul. Prosesnya hampir menyerupai proses penuaan dan tubuh berespon 

terhadap tuntutan yang serupa. 

Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa stres memberikan dampak langsung pada kondisi 

fisik, kebiasaan, dan juga perubahan tingkah laku. 

Gb 2. Routes By Which Stress May Produce Disease 

Sumber: Taylor, 2009 

STRESS

DIRECT PHYSIOLOGICAL 

EFFECT

1. Elevated lipids.

2. Elevated blood pressure.

3. Decreased immunity.

4. Increased hormonal activity .

HEALTH HABIT EFFORTS

1. Increased smoking, alcohol use.

2. Decreased nutrition.

3. Decreased sleep.

4. Increased drug use.

HEALTH BEHAVIOR EFFECTS

1. Decreased compliance.

2. Increased delay in seeking care.

3. Obscured symptom profile.

4. Decreased likehood of seeking 

care.

 

93 

LATERALIZATION, LANGUAGE, & CONSCIOUSNESS 

 

A. Lateralization  

Lateralization adalah pembagian kerja antara dua (2) hemisphere. 

Corpus callosum: rangkaian akson2 yg menghubungkan kedua hemisphere, sehingga 

hemisphere dpt menerima informasi dr dua sisi.  

 

 

Koneksi  Visual-Auditory dan Hemisphere 

Visual → Optic Chiasm/Optic Cross 

 Koneksi antara akson-akson pd tiap mata dg belahan otak bersifat 

bertolakbelakang.  

Auditory  

 Sistem auditory manusia menerima informasi pd kedua telinga menuju kedua 

sisi belahan otak. 

Informasi

diterima

hemisphere scr

bertolakbela-

kang

Corpus 

callosum

Anterior 

commisure

Hippocampal

commisure

Pasangan

small 

commisure

 

94 

 Masing-masing belahan otak memperhatikan informasi dr telinga, scr 

bertolakbelakang.   

 

Cutting The Corpus Callosum 

Split-brain people adalah istilah bagi individu yg mengalami operasi pd corpus 

callosum. Yang memiliki karakteristik: 

  Mudah melakukan dua aktivitas dg menggunakan dua tangan yg berbeda pada 

satu waktu. 

  Informasi yg diterima oleh indera penglihatan, tdk diterima oleh hemisphere 

scr bertolakbelakang. 

  Dpt menyebutkan objek yg diterima oleh hemisphere kiri (objek pd sisi kanan), 

tp tdk pd hemisphere kanan (objek pd sisi kiri). 

  Adanya competition & cooperation respon pd individu split-brain. 

  Hemisphere kanan memberikan respon lbh dominan, pd gambar ekspresi 

wajah berbeda  

Development of Lateralization & Handedness 

  Ditemukan & diketahui bahwa “planum temporal”(bagian temporal cortex) 

pada hemisphere kiri lbh besar, dibandingkan di hemisphere kanan (pd 65% 

manusia, penelitian pd bayi meninggal < 3 bln). 

  Pada anak-anak cenderung blm mampu melakukan aktivitas-aktivitas yg 

melibatkan dua tangan utk dua aktivitas berbeda → corpus callosum belum 

sepenuhnya matang. 

Individu tanpa corpus callosum memiliki dampak tersendiri diantaranya kurang 

tepat dlm merespon tugas-tugas yg melibatkan kedua hemisphere, dapat menjelaskan 

scr verbal apa yg dirasakan oleh kedua tangan dan kedua visual, dapat merasakan objek 

dg kedua tangan, & mampu menjlskan objek tsb berbeda atau sama. Lbh baik 

dibandingkan individu dengan kerusakan corpus callosum. Hal ini dapat terjadi sebab  

masing-masing hemisphere mengembangkan jalur yg menghubungkan kedua sisi tubuh. 

Sedangkan anterior commisure mnjd lbh bsr, bag.dpnnya terhubung dg cerebral cortex, 

hippocampal commisure terhubung dg hippocampi kanan & kiri. Perkembangan bagian 

otak commisure adlh kompensasi krng berkembangnya corpus callosum.  

 

95 

 

B. Language  

Pentingnya memperhatikan usia sensitif perkembangan bahasa utk adaptasi 

individu dlm belajar bahasa. Hemisphere kiri adalah belahan otak yg dominan dlm 

kemampuan bahasa. Individu yg diajarkan atau terkondisikan dlm lingkungan bilingual, 

akan menunjukkan aktivitas terkait bahasa scr bilingual pula. 

Brain Damage & Language 

A. Broca Aphasia (Nonfluent Aphasia) 

  Terganggunya kemampuan produksi suara & pemahaman bahasa (terutama 

struktur bahasa yg kompleks), akibat kerusakan otak. 

  Bagian otak yg mengalami kerusakan → frontal cortex bagian kiri (pd 

hemisphere kiri). 

  Karakteristik: 

  Lambat atau terbata-bata dlm bicara, menulis, gesture 

  Cenderung menghilangkan kata ganti, kata dpn, kata penghubung, kata 

bantu (‘close-class’) 

  Pengetahuan grammar tdk sepenuhnya hilang  

B. Wernicke’s Aphasia (Fluent Aphasia) 

  Terganggunya kemampuan mengingat nama objek, akibat kerusakan otak. 

  Bagian otak yg mengalami kerusakan → area Wernicke, lokasi dekat auditory 

cortex. 

  Karakteristik: 

  Articulate speech: dpt berbicara dg lancar, kecuali diharuskan mengingat 

nama objek. 

  Anomia: kesulitan dlm menemukan kata-kata yg tepat. 

 

96 

  Poor language comprehension: pemahaman bahasa yg lemah/buruk scr 

verbal & tulisan.  

C. Dyslexia 

  Gangguan/lemahnya kemampuan membaca dlm berbagai bentuk, dg 

kemampuan penglihatan, motivasi, & kognisi yg memadai. 

  Memiliki bilateral cortex yg simetris (normalnya, ukuran planum temporal & 

area otak ttt yg lbh bsr pd hemisphere kiri). 

  Masalah utama yg sering muncul adlh saat mengkonversi sinyal2 visual menjadi 

informasi auditory. 

  Adanya respon otak yg rendah drpd normal thp suara bicara, terutama pd 

konsonan (scanning otak).  

C. Consciousness  

Aktivitas otak terkait dengan kesadaran (conciousness) 

A. Experiments using “Masking” 

  Tjd peningkatan aktivitas visual cortex & menyebar ke area prefrontal cortex & 

parietal cortex, pd saat kondisi sadar. 

  Saat individu melihat & mengenali suatu objek → aktivitas sinkronisasi bbrp area 

otak meningkat  → gelombang gamma (30-50 Hz). 

  Berada dlm kondisi sadar → melibatkan/terjadi aktivitas otak yg lbh banyak.  

B. Experiments using “Binocular Rivalry 

  Sesungguhnya otak manusia tdk dpt menerima 2 bentuk visual bbda pd lokasi 

otak yg sama. Yang tjd adalah persepsi. 

  Rata-rata wkt yg dibthkan individu saat mempersepsi suatu objek adlh 2 dtk, 

sblm beralih ke objek lain. 

  Peralihan persepsi thp satu objek ke objek lainnya disebut binocular rivalry. 

 

97 

  Setiap peralihan persepsi, disertai dg peralihan atau perubahan aktivitas pada 

sebagian bsr area di otak. 

 

Attention (perhatian) 

Attention is a tendency to respond to some stimuli more than others at any given time 

or to remember some more than others. 

  Perhatian individu cenderung tdk dpt terbagi scr sama, dlm wkt yg bersamaan. 

  Change blindness/Inattentional blindness: frekuensi kegagalan dlm 

mendeteksi/mengenali bagian-bagian, dlm perubahan tampilan. 

  Bottom-up attention: reaksi thp suatu stimulus. 

  Top-down attention: proses yg cenderung disengaja.  

  Stroop effect: kecenderungan mengucapkan kata-kata, daripada mengucapkan 

warna sesuai yg diinstruksikan. 

  Saat berhasil melakukan sesuai instruksi pengucapan warna (bukan kata), aktivitas 

area visual cortex meningkat. 

  Pada top-down attention → berkaitan dg aktivitas prefrontal cortex & parietal 

cortex.  

 

D. Kesimpulan 

Lateralization pada otak manusia memiliki fungsinya masing-masing dalam 

aktivitas kehidupan manusia, termasuk dalam perkembangan bahasa dan atensi 

maupun kondisi kesadaran manusia. 

E. Latihan soal mandiri (quiz) 

1. Jelaskan karakteristik Fluent Aphasia (Wernicke’s Aphasia)!. 

2. Individu yang terlahir tanpa corpus callosum dapat melakukan aktivitas dengan 

tangan kanan, dan dapat pula melakukan aktivitas dengan tangan kiri meski secara 

tidak disengaja atau bukan kemauan individu yang bersangkutan. Berikan 

penjelasan Saudara mengenai kejadian atau uraian di atas!