onimnya: Tinea tonsurans, Herves tonsurans,
Ringworm of the Scalf.
Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada stratum
corneum dari kulit kepala dan rambut. Umumnya pada anak-
anak. Sifat-sifatnya: Kulit pecah-pecah seperti sisik, dermatitis,
rambut pecah-pecah, timbul pada masa puber.
Penyebabnya yaitu Mikrosporum dan Trichopython.
Pengobatannya sukar dan tidak memuaskan: Kulit kepala
dicuci tap hari dengan menggunakan sabun dan air sampai
sisik-sisik dan kerak-kerak kulit hilang. Kemudian diolesi
dengan obat-obat sebagai berikut: Sopronol, Desenex, Saliciyl
sulfide zalf atau Amoniated merkuri zalf 5%. Bila terjadi
infeksi sekunder dikompres dengan larutan garam hangat.
Sulfur 3% dan salicylic acid 3% dalam Petrolatum di campur
dengan Amoniated mercurizalf sebagai obat tambahan. Sisir,
sikat rambut dan lain-lain harus disterilkan lebih dahulu
sebelum dipergunakan. Griseovulvin merupakan antibiotika
yang dapat di minum, untuk infeksi yang di sebabkan oleh
Dernatophyta, Trichophyton, Micropsorum dan
Epidermophyton.
2. Tinea favosa
Sinonim: Favus
Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada kulit kepala,
106
badan dan pada kuku, terutama pada anak-anak yang dapat ber-
tahan sampai dewasa. Penyakit ini kelihatan seperti borok yang
kekuning-kuningan. Penyababnya: Trichophyton schoenleinii.
Pengobatan dan pencegahan sama dengan pada tinea capitis.
3. Tinea barbae
Sinonim: Tinea sycosys, barbers itch, ringworm of beard.
Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada daerah
janggut dan leher manusia, kadang-kadang kulit, rambut dan
rambut folikel. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang
kronis. Penyakit ini juga menyerang unta dan menular pada
manusia bila terjadi kontak langsung dengan unta-unta yang
terinfeksi. Penyebab penyakit : Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton rubrum, Trichopyton violaceum dan
Microsporum canis.
Infeksi terhadap unta disebabkan oleh Trichophyton
mentagrophytes atau Trichophyton verucosum. Pengobatan
dengan ammoniated mercury 3% atau jodium tintuur.
Pengobatan untuk penyakit yang sudah kronis sangat sukar,
dikompres dengan larutan Burrow (1:15), larutan Vleminck
(1:33) atau larutan garam hipertonik, sehari dua kali selama
setengah jam. Antibiotik dan sulfanilamide dapat di gunakan
untuk mencegah infeksi skunder yang disebabkan oleh bakteri.
Griseovulvin digunakan untuk pengobatan melalui oral.
4. Tinea cruris
Sinonim : Dhobie itch, eczema marginatum,ringworm of
the groin, crotch icth, jochyitch.
Penyakit ini merupakan infeksi jamur supervisial,
terutama pada lipat paha.
Penyebab utama: Epidermophyton floccosum dan jarang
107
yang di sebabkan Trichophyton.
Sifat-sifat klinis: daerah yang terinfeksi kelihatan
berwarna kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan,
permukaannya bersisik. Infeksi dapat meluas, terutama
kebagian bawah tubuh yaitu bagian scrotum dan perineum.
Pengobatan: Dikompres dengan Kalium permanganate
1:4000, pada malam hari. Kemudian dibubuhi dengan
Whithfield‟s zalf 1/4-1/2 padat atau sodium propionate zalf.
Pragmatar zalf dapat digunakan di samping Whithfield‟s zalf.
Talk yang mengandung calcium propionate 15%. Griseovulvin
sebagai antibiotic melalui oral.
5. Tinea circinata
Sinonim : Tinea corporis, Tinea glabrous, Trichophytosis,
Ringworm of the body.
Penyakit ini merupakan infeksi superficial dengan
granulomatous atau terjadi pengerakan dari kulit dan diiringi
dengan gejala gatal. Penyebab : Trichiphyton dan
MicrosporumSifat-sifat klinis: Mula-mula daerah yang
terinfeksi berpapula denagn rata dan berwarna kemerah-
merahan.
Pengobatan: Whithfield‟s zalf setengah padat digosokan
pada daerah ini , 2 atau 3 kali sehari. Ammonia mercury
5%, 2 sampai 3 kali sehari. Jodium tinctuur ¼-1/2 padat. 2-3
kali sehari, di samping zalf-zalf di atas. Griseovulvin, melalui
oral.
6. Tinea imbricata
Sinonim: Tolelau, Burmese ringworm, Malabar itch.
Penyebabnya: Trichophyton concectrucum. Sifat-sifat klinis:
Mula-mula daerah yang terkena penyakit ini kelihatan
108
kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan pada bagian
periphernnya, kulit bersisik dan bagian sentralnya agak halus.
Bentuknya bulat-bulat dan meluas, antara bulatan-bulatan
ada jarak antara 1/8-1/2 inch atau 1/2 sampai 1 cm.
Pengobatan : Chrysarobin zalf 5-10%, Recolcinol 12-25%
dalam campiran dengan benzoin tinctuur, 1 kali sehari atau 1
kali dalam 2 hari. Griseovulvin.
7. Tinea Versicolor
Sinonim : Pityriasis versicolor, Achromia parasitaria.
Penyakit ini merupakan infeksi jamur yang hampir menyeluruh
pada kulit bagian superficial dari badan. Penyebabnya:
Mallazezia furfur. Penyakit ini di namakan juga Tinea flava
oleh Castellani, Achromia parasitica oleh Pardo Castello dan
Domininguez.
Sifat-sifat klinis: terdiri dari macular yang tidak jelas,
terutama pada kulit bagian bahu, dada, punggung dan axilliae.
Bagian yang terinfeksi kelihatan bersisik, yang diikuti dengan
depigmentasi untuk sesudah beberapa minggu atau bulan.
Pengobatan : Dibersihkan dengan Sodium hyposulfite
15%, 2 kali sehari atau dengan pragmatar zalf 2 kali sehari,
Sulfur 3% dan Salicyl acid 3 dalam petrolotum zalf, pada tiap
malam. Setiap mandi bagian-bagian sisik ini di gosok atau
dihilangkan.
C. OTOMYCOSIS
Sinonim : Singapore ear, Myringomycosis
Penyakit ini menyerang daerah telinga dan umumnya
ada di daerah tropic dan juga di daerah yang berangin kuat
dan berdebu. Penyebabnya : Banyak jamur-jamur yang
saprofit diisolasi dari infeksi ini. Tetapi penyakit ini pertama-
109
tama disebabkan oleh bakteri. Sifat-sifat klinis : penyakit ini
jarang di dapat dan menyerang bagian kulit dari external
auditory canal dan ada bermacam-macam fenomena klinik
kulit di daerah ini kelihatan merah dan bersisik, membuat
suatu permukaan yang membingungkan dengan seborrhea.
Pada tingkat lain karena tertutup dengan mycelia yang
berwarna kelabu, yang mempunyai permukaan yang basah
seperti kertas kembang kelabu. Pada pemeriksaan langsung
dengan KOH 10%, akan terlihat Candida, selain itu juga di
sebabkan pleh Aspergillus dan Penicillium.
Pengobatan : Dikompres dengan kain wol dengan thymol
1% dalam cresin selama 12 jam. Salicyl acid 3% dalam alkohol
70%, 2 kali sehari. Dibersihkan dahulu dengan larutan
hydrogen peroksida, kemudian dibubuhi Silver nitrat 12%,
dibasahi dengan alkohol, 3 kali sehari. Tidak boleh kena air
dan sabun.
D. ONYCHOMYCOSIS
Sinonim : Tinea unguium
Penyakit ini menyerang kuku. Pengobatan penyakit ini
yaitu dengan menempelkan kertas yang di celupkan terlebih
dahulu dalam kalium permanganate 1: 4000, selama 1/2 jam.
Sesudah itu di ulas dengan roentgen dengan dosis (75 gr) pada
interval 4 sampai 6 minggu, akan menolong dalam
pengontrolan terhadap onychomycosis.
E. DERMATOPHYTOSIS
Sinonim: Trichophytosis, Epidermophytosis, Ringworm
of the hand and foot, Hongkong foot, athletefoot. Penyakit ini
tersebar di daerah tropik dan subtropik. Penyebabnya:
Trichophyton, Epidermophyton floccosum dan Candida
110
Albicans.
Infeksi umunya tersebar, jamurnya resisten dan banyak
ada pada sepatu atau kontaminasi dari banda-benda lain,
misalnya handuk, pakaian yang kurang bersih, atau kontak
langsung dari individu masing-masing. Temperatur hangat,
iklim yang lembab dan kaki yang lembab merupakan faktor
yang baik untuk penularan.
Sifat-sifat patologisnya: Infeksi ini terutama pada lapisan
lesions. Pada tingkat yang akut dianyatakan denagn erythema
(bintik-bintik merah), bersisik dan kulit pecah-pecah.
Sifat-sifat klinisnya: Daerah interdigital terutama antara
jari-jari ketiga, keempat dan kelima yang biasa terinfeksi.
Daerah ini terlihat adanya erythema yang sederhana dan
bersisik, dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dari
bakteri. Pada infeksi yang kronis, kulit kelihatan menebal putih
dan mengelupas.
Pengobatan : untuk penyakit yang kronis
- Dikompres dengan Kalium permanganate 1:4000, selama ½
jam setiap hari, sehingga
Keropeng-keropeng, sisik-sisik dan kulit yang mati
terkelupas.
- Whithfield‟s zalf 1/2 padat, Sopronol, Desenex atau
Salicylic zalf. Kemudian keeseokan harinya dibubuhi
dengan: 15% Calcium propionate talcum powder (sapronol
powder) atau Desenex powder penuh.
- 1% lidine dan 3% Salicyl acid dalam 75% alkohol diper-
gunakan pada malam harinya di samping whithfield zalf ½
padat.
- Dapat di gunakan zat warna aniline dalam air atau dalam
alkohol 10-20 %
Pencegahan :
111
Pencegahan terutama harus mendapat perhatian misalnya
kulit harus selalu kering, terutama antara jari-jari. Kalau akan
ke pemandian umum atau ke kamar mandi, kaki selalu beralas
kaki. Pakaian, handuk dan lain-lain harus diusahankan dalam
keadaan bersih. Dengan menggunakan talk yang mengandung
Calcium propionate 15%, yaitu lebih baik untuk mencegah
terhadap penularan-penularan penyakit kulit.
F. BEBERAPA JENIS JAMUR BERACUN DAN ASPEK-
ASPEKNYA.
Untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak sampai
saat ini masih berdasarkan kepada bentuk, sifat dan
keadaannya tapi masih juga sukar untuk membedakannya jika
hanya memperhatikan hal-hal ini .
Walaupun demikian ada beberapa patokan yang bisa
dijadikan pegangan, antara lain:
1. Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna
mencolok, merah darah, hitam legam, biru tua ataupun
warna lainnya. Walaupun ada juga jenis beracun yang
mempunyai warna terang (kuning muda) atau putih sekali
pun.
2. Jenis jamur neracun dapat menghasilkan bau yang menusuk
hidung (H2S) ataupun bau amoniak.
3. Jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan.
Walaupun ada yang sebaliknya, seperti jamur merang
mempunyai cawan dan jamur kompos (mushroom)
mempunyai cincin.
4. Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat-tempat
yang kotor, tempat pembuangan sampah, kotoran kandang
dan sebagainya.
5. Bila jamur ini dikerat pisau dari perak maka akan
112
terbentuk warna hitam atau biru.
6. Cepat berubah warna jika di masak atau di panaskan.
Senyawa racun yang umumnya didapatkan pada jenis-
jenis jamur beracun di antaranya yaitu :
1. Kholin, yaitu racun yang paling berbahaya dan daya
bunuhnya sangat kuat. Senyawa ini di miliki oleh Amanita,
Lepiota dan sebagainya.
2. Muskarin juga merupakan senyawa yang berbahaya, hanya
dengan dosis 0,003-0,005 gram sudah dapat mematikan
manusia.
3. Falin
4. Atropin
5. Asam Helvelat
Beberapa Jenis Jamur Beracun dan Beberapa Aspeknya
1. Aspergillus flavus
Aspergillus flavus termasuk dalam class Ascomycetes
dan di seluruh dunia terutama di daerah tropik dan subtropik
karena kelembabannya. Jamur ini memproduksi suatu zat yang
di sebut aflatoksin penyakitnya disebut aflatoksikosis. Menurut
hasil penelitian di Jawa Barat aflatoksikosis. banyak ada
pada itik dan manusia. Pada hewan dan manusia aflatoksin
dapat mengakibatkan kanker hati karena tersumbatnya
pembuluh vena hepatica yang bersamaan dengan terjadinya
proliferasi pada saluran empedu. Hal ini mungkin terjadi
karena jamur Aspergillus flavus ini banyak mencemari bahan-
bahan makanan seperti bungkil kacang tanah, bungkil kelapa,
jagung dan tepung kedelai.
Gejala klinik yang nampak yaitu lemah, tidak ada nafsu
makan, kurus, dan lumpuh yamg di susul kemudian dengan
kematian.
113
2. Asperhillus parasiticus
Sama halnya dengan Aspergillus flavus, Aspergillus
parasiticus juga dapat memproduksi racun aflatoksin. Dari
beberapa penelitian sudah di ketahui bahwa kelompok
aflatoksin ini muncul sebagai kontaminan dari komoditi
pertanian juga produksi pangan yang juga memiliki efek
hepatocarsinogen kuat pada hewan dan manusia. Aflatoksin
yang ditenukan pada beberapa jenis media dapat di pengaruhi
oleh berbagai faktor seperti pH, suhu, tersedianya nutrien dan
kompetisi pertunbuhan dengan mikroorganisme lain. Interaksi
antara sesama mikroorganisma yang tumbuh bersama dalam
suatu niche ekologi yang sama bisa merubah ketersediaan
nutrient dan produk akhir dari organisme-organisme ini .
Berdasarkan hal ini diatas Weckbach dan Marth juga
Wiseman telah berhasil memanfaatkan aflatoksin ini
untuk hal-hal yang lebih berguna. Keberadaan aflatoksin yang
di hasilkan oleh Aspergillu sparasiticus ternyata dapat
meningkatkan pertumbuhan Lactobasillus casei yang berguna
dalam pembuatan keju. Pada garam glukosa broth Aspergillus
Parasiticus dan Lactobacillus casei ditumbuhkan bersama-
sama lalu di eramkan pada suhu 28
0
C selama 10 hari hasil yang
didapatkan yaitu :
- Jumlah L. casei yang bartahan hidup jauh lebih banyak dari
pada bakteri ini hidup sendiri.
- Pertumbuhan A. parasiticus pada awalnya lebih cepat tapi
pertumbuhan total selama pengeraman dapat dibandingkan
dengan jamur yang tumbuh sendiri.
- Produksi aflatoksin lebih sedikit bila jamur ini tumbuh
sendiri.
- Degradasi aflaktosin oleh jamur agak lebih besar dari pada
114
bila jamur itu tumbuh sendiri.
a. Amanita phalloides (Tudung Kematian)
Bersama dengan sejumlah jamur dari kelompok
Basidiomycetes lainnya. Mengandung senyawa yang di kenal
sebagai toksin protoplasma yamg mampu menyebabkan
degenerasi beberapa organ tubuh yang penting.
Secara klinis racun Amanita belum diketahui secara pasti
sifat-sifat dan cara kerja racunnya. Paling sedikit 10 jenis toxin
protoplasma telah dapat diekstrasi dari badan buah Amanita
phalloides yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
phallotoxin dan Amatosin. Keduanya berhubungan secara
kimiawi. Yang termasuk ke dalam phallotoxin yaitu
phalloidin dan phallotoxin sedangkan yang termasuk ke dalam
Amatoxin yaitu amanitin.
Akumulasi phalloidin dapat menyerang membram plasma
dari sel hati dan mengganggu kemampuan sel-sel ini untuk
mengontrol pergerakan ion-ion. Juga dapat mengganggu
membram sel lain, dapat menyebabkan organel melepaskan
enzim ke dalam sitoplasma dan sel mulai mencerna diri sendiri
sehingga akhirnya hancur. Bila dimasukkan dalam saluran
darah pada hewan percobaan dengan alat injeksi interaperitonia
akibatnya cepat terlihat.
Amanitin menyebabkan pengurangan sel-sel pada perut
dan beberapa daerah usus dan bisa menimbulkan gejala awal
gastro intestinal. Kerusakan yang lebih besar lagi dapat terjadi
bila racun ini mencapai hati dan ginjal melalui saluran darah.
Dalam waktu beberapa menit sel-sel di daerah ini
diserang dan inti sel mulai pecah sehungga hati dan ginjal
kehilangan fungsinya.
115
b. Claviceps purpurea
C. Purpurea yaitu species pembentuk skierotium yang
menyebabkan penyakit yang di sebut Ergot yang umum di
temukan pada rumput-rumputan liar atau yang dibudidayakan,
tapi sering terjadi pada gandum. Ergot dapat menyerang lebih
dari 200 species rumput-rumputan pada daerah-daerah panas di
seluruh dunia. Parasit ini menyerang bunga-bunga
rumput. Pada akhir musim panas bunga yang diserang mudah
di kenal sebagai sklerotia ini jatuh ke tanah dan tetap disitu
sampai mereka berkecambah pada musim semi. Selam
perkecambahan setiap ergot menyebabkan tangkai yang kurus
dengan ujung kepala yang kecil.
Pada rumput-rumputan yang dipanen, ergot dapat mengu-
rangi hasil panen bukan saja secara langsung tapi juga secara
tidak langsung melalui pemandulan. Tingkat kemandulan pada
individu yang ditanam dapat mencapai 20%. Selain itu ergot
juga dapat menimbulkan penyakit pada hewan dan manusia
yang di kenal sebagai Ergotisme.
Bila hewan ternak memakan ergot dalam dosis yang
cukup tinggi dapat menyebabkan regenarasi sel pada ujung
arteri kecil sehingga jaringan-jaringan pada telinga ekor dan
kaki menjadi mati. Ergot juga dapat mengakibatkan keguguran.
Ergot dapat masuk ke tubuh hewan melalui hewan-hewan yang
sedang merumput atau ketika hasil panen disimpan ergot jatuh
ke tanah dan termakan hewan.
Penelitian menunjukan dapat menimbulkan 3 gejala yaitu
:
- Diare, sakit perut dan muntah-muntah
- Ada perubahan sirkulasi karena penurunan diameter
pembuluh darah terutama yang mensuplai anggota badan.
- Gejala neurologi yang di tandai dengan sakit kepala, kejang
116
dan gangguan psykotik.
Ergot mengandung sejumlah besar senyawa organikc
komplek yang disebut Ergolin alkaloid. Dua diantaranya yaitu
Ergotamin dan Ergonitin menyerang otot jaringan dan dua
lainnya yaitu Ergokristin dan Ergokristinin menyerang system
saraf simpatik. Spektrum gejala tergantung pada jumlah ergot
yang masuk ke dalam tubuh. Struktur molekul beberapa
alkaloid Ergot berdasarkan pada asam lisergat yang derivat-
derivatnya dikenal sebagai halusinogenik. Selain menyebabkan
penyakit derivate ergot juga dapat memberikan keuntungan
bila digunakan secara benar. Pada awal abad XVI diketahui
bahwa ergot dapat meningkatkan kontraksi uterus pada waktu
melahirkan dan juga mempercepat proses kelahiran. Dewasa
ini ergot digunakan untuk mengurangi pendarahan selama
percobaan laboratorium migrain.
Beberapa contoh jenis jamur beracun lainnya yang
membahayakan bila dimakan dan banyak tumbuh di lapangan
antara lain :
1. Amanita, tudung coklat tua dan batang putih kotor tumbuh
pada tanah berhumus
2. Lepiota, tudung, coklat hitam, batang putih kebiruan
tumbuh pada tanah berhumus
3. Lactarius, tudung putih kecoklatan, putih kekuningan,
dengan batang putih kuning atau kecoklatan tumbuh pada
tanah berhumus
4. Coentinarius, tudung putih kuning dan batang putih,
tumbuh pada tanah berhumus.
5. Russula, tudung berwarna coklat muda atau coklat tua,
batang berwarna putih atau putih kotor, tumbuh pada tanah
berhumus.
6. Boletus, tudung berwarna coklat atau coklat tua, batang
117
berwarna putih kecoklatan atau putih kotor, tumbuh pada
tanah berhumus.
7. Pholiota, tudung berwarna coklat kuning dan batang putih
kotor, tumbuh pada tanah berhumus.
8. Phallus, tudung berwarna hijau atau kuning tua dan batang
putih kehijauan, tumbuh pada tanah berhumus.
9. Morchella, batang dan tudung berwarna coklat muda atau
coklat keputih-putihan, tumbuh banyak pada tanah
berhumus.
10. Gyromitra, tudung coklat tua dan batang putih kotor,
tumbuh pada tanah berhumus.
118
BAB 9
MIKOLOGI PERTANIAN
Disebut peranan yang menguntungkan kalau
kehadirannya baik secara langsung ataupun tidak langsung,
menguntungkan bagi yang bersangkutan. Beberapa peran yang
menguntungkan dari jamur di dalam kehidupan manusia, antara
lain :
A. DI BIDANG PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Organik tanah, misal humus, mempunyai peran yang
sangat penting dibidang pertanian dan kehutanan. Karena
kehadiran senyawa ini , minimal akan dapat
mempertahankan sifat fisik tanah ini sehingga lebih baik.
Sifat fisik tanah yang baik akan membawa banyak pengaruh
terhadap tanah, misal di dalam efisiensi penggunaan pupuk, di
dalam penyerapan dan penyimpanan air hujan dalam kelarutan
mineral di dalam tanah dan di dalam sirkulasi udara tanah.
Akibatnya maka pada tanah yang fisiknya baik, sifatnya akan
tetap gembur serta tidak kekurangan air.
Organik tanah sebagian besar datang dari hasil
perombakan atau penguraian jatuhan daun, sisa tanaman atau
hewan serta bahan-bahan lainnya yang jatuh kepermukaan
tanah oleh mikroba, khususnya oleh jamur.
Di bidang agronomi, proses perombakan sumber organik
oleh jamur di dalam tanah mempunyai nilai yang sangat tinggi
dan menentukan untuk keberhasilan pertanian ataupun
kehutanan.
Kehadiran beberapa jenis jamur di dalam akar tanaman
dengan membentuk mikoriza, yaitu asosiasi kehidupan antara
119
jamur dengan tanaman ini , ternyata mempunyai arti yang
sangat penting di bidang agronomi. Karena dengan adanya
jamur ini maka proses penguraian senyawa di dalam tanah
yang dapat di hisap oleh akar semakin meningkat. Juga ada di
antara jenis jamur ini yang mempunyai peran yang sangat
penting di dalm siklus mineral tanah, seperti di dalam siklus
nitrogen, karbon fosfor dan belerang.
Di bidang kehutanan misalnya kehadiran mikoriza pada
tanaman pinus dan banyak jenis tanaman hutan lainnya yang
bernilai ekonomi, sudah diketahui sejak lama dan
dimanfaatkan. Beberapa jenis jamur di antaranya seperti
Tricholoma, Lycoperdon, Clytoeybe dan sebagainya secara
buatan banyak di tambah pada persemaian bibit tanaman hutan
tertentu agar pertumbuhannya lebih baik dan subur.
Secara langsung, banyak jenis jamur di tanam dan di
pelihara untuk kepentingan bahan makanan dan obat-obatan.
Seperti jamur merang, champignon, shiitake, cruza, dan
sebagainya.
B. JAMUR SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT
TANAMAN
1. Sifat Sifat Umum
Jamur termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan,
Thallophyta,akan tetapi tidak mempunyai klorofil, sehingga
untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organic. Dinding
selnya kebanyakan mengandung zat khitin, yamg terdiri dari
rangkaian molekul N-acetylgloucosamine.
Bentuk vegetatifnya yang khas berupa thallus, yaitu suatu
system berupa benang yang disebut hifa. Hifa ini tersusun
bersama membentuk miselium, yamg mungkin dapat tanpa
sekat atau septa (disebut coenocytis) berupa sel panjang dengan
120
banyak inti; misal pada Oomycetes dan Zygomycetes.
Sedangkan pada kelas lain umumnya bersepta, misalnya pada
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Untuk menghubungkan satu sel ke sel lainnya, pada
septum di bentuk suatu lubang yang disebut spora, melalui
inilah protoplasma berpindah. Dalam perkembangan hidupnya,
hifa-hifa ini dapat membentuk berbagai struktur khusus
yang mempunyai fungsi tertentu, antara lain :
a. Haustorium, untuk menyerap unsur hara (makanan) dari
inang.
b. Sclerotium, untuk melindungi diri dari keadaan lingkungan
yang kurang menguntungkan.
c. Apresorium, untuk melekatkan diri pada sumber makanan
dan sebagai persiapan menembus jaringan inang.
d. Stroma, tempat melekatnya tubuh buah.
e. Plectechyma, merupakan jaringan yang tebal terbentuk dari
anyaman, hifa biasanya merupakan dinding badan buah;
apabila nampak jelas anyaman hifanya disebut
prosenchyma, sedangkan bila menyerupai parenchyma
tanaman tinggi, disebut pseudoparenchym.
f. Alat-alat reproduksi seperti: gametangium, sporangium dan
sporangiofor, konidium dan konidiofor, khlamidospora, dan
bermacam-macam tubuh buah (peritesium, kleistotesium,
apotesium, dan lain-lain).
Berbagai jenis penyakit pada tanaman pertanian,
kehutanan dan perkebunan banyak yang disebabkan oleh
jamur. Padi sebagai contoh banyak diserang oleh penyakit yang
disebabakan oleh jamur, seperti busuk leher pada leher malai,
daun dan letak daun yang disebabkan oleh Pyricularia oryzae,
busuk kaki oleh Gibberella fujikuroi / Fusarium sp., bintik
121
noda bergaris putih pada daun di sebabkan oleh Cercospora
oryzae, busuk bibit yang ada pada tanaman muda
(seedling) oleh Sclerotium rolfsii dan Rhizoctonia solani.
C. GEJALA PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMUR
PADA TUMBUHAN.
Jamur menyebabkan gejala local atau gejala sistemik
pada inangnya, dan gejala ini mungkin terjadi secara
terpisah pada inang-inang yang berbeda, secara bersamaan
pada inang yang sama, atau yang satu mengikuti yang lain pada
inang yang sama. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis
local atau nekrosis umum atau membunuh jaringan tumbuhan,
hipotrofil, dan hipoplasia (kerdil) organ-organ tumbuhan atau
keseluruhan tumbuhan, dan hiperplansia (Pertumbuhan lebih)
bagian tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan.
Gejala nekrosis yang sangat umum yaitu :
a. Bercak daun (leaf spot)- Luka atau noda yang bersifat lokal
pada daun inang yang terdiri atas sel-sel yang mati atau
kolaps.
b. Hawar (Blight)- Organ daun, cabang, ranting, dan bunga
menjadi coklat dengan sangat cepat dan menyeluruh yang
menyebabkan kematian.
c. Kanker-Luka nekrosis atau luka yang terlokalisasi, sering
mencekung pada permukaan batang jaringan tumbuhan
berkayu.
d. Mati ujung (dieback)-Nekrosis ranting secara ekstensif
yang berawal dari ujung dan berkembang menuju
pangkalnya.
e. Busuk akar-Hancur atau membusuknya sebagian atau
seluruh system perakaran tumbuhan.
f. Rebah kecambah atau patah rebah (damping off)-Kolaps
122
dan mati dengan cepat kecambah yang masih sangat muda
pada pembibitan atau dilapangan.
g. Busuk batang bawah-Hancurnya batang bagian bawah.
h. Busuk basah dan busuk kering –terjadi maserasi
(pembusukan) dan hancurnya buah, akar, umbi, umbi lapis,
dan daun yang berdaging.
i. Antraknosa –Luka nekrosis yang lekuk seperti mangkuk
pada batang, daun, buah atau bunga tumbuhan inang.
j. Kudis-Luka yang terlokalosasi pada buah, daun dan umbi,
dan lain-lain, biasanya sedikit menonjol dan puncaknya
mencekung dan pecah, yang memberi bentuk seperti kudis.
k. Decline-Tumbuhan yang tumbuh kurus; daun mengecil,
kaku, menguning atau merah; ada yang terdefolasi
(menggugurkan daun) dan mati ujung (dieback).
Hampir semua gejala di atas mungkin dapat
menyebabkan tumbuhan yang terinfeksi menjadi sangat kerdil.
Disamping itu, gejala yang lain seperti karat daun, embun
(mildew), layu daun bahkan penyakit tertentu menyebabkan
hiperplansia pada beberapa bagian.
Organ tumbuhan, seperti akar pekuk (clubroot) mungkin
menyebabkan kekerdilan tumbuhan secara menyeluruh.
Gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertrofi atau
hiperplansia dan perubahan bentuk atau pemutaran (distorsi)
bagian tumbuh meliputi :
a. Akar pekuk – akar membesar terlihat seperti kumparan
gada.
b. Bengkak atau puru – bagian tunbuhan membesar dan
biasanya dipenuhi oleh miselium jamur.
c. Kutil – Tonjolan seperti – kutil pada umbi dan batang.
d. Witches – broom (sapu setan) – cabang-cabang ranting
yang mengarah ke atas dengan banyak.
123
e. Kriting daun – Daun yang berubah bentuk menebal, dan
kriting.
Di samping hal di atas mungkin dapat di tambah tiga kelompok
gejala lagi, yaitu :
a. Layu – Biasanya gejala sekunder yang menyeluruh yaitu
daun atau tunas kehilangan turgor dan merunduk karena
terganggunya system vascular akar atau batang.
b. Karat – ada banyak luka-luka kecil pada daun atau
batang, biasanya berwarna seperti karat.
c. Mildew (embun) –Bagian daun, batang dan buah yang
klorosis atau nekrosis, biasanya ditutupi oleh miselium dan
fruktifikasi jamur.
Pada banyak penyakit, pathogen tumbuh atau
menghasilkan berbagai struktur pada permukaan inang.
Struktur ini , meliputi miselium, sklerotium,sporofor,
tubuh buah dan spora, yang disebut tanda (sign) dan dapat di
bedakan dengan gejala (symptoms), yaitu hanya berkenaan
dengan penampakan tumbuhan atau jaringan tumbuhan yang
terinfeksi, misalnya, pada penyakit embun ( mildew) sebagai
contoh, orang melihat tanda-tanda terdiri dari miselium dan
spora jamur keputih-putihan yang tumbuh seperti bulu-bulu
halus pada daun, buah atau batang tumbuhan, sedangkan
gejalanya terdiri dari luka nekrosis atau klorosis pada daun,
buah dan batang, menurunnya pertumbuhan tumbuhan dan
sebagainya.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYAKIT TUMBUHAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit di antaranya
yaitu kelembaban, curah hujan suhu, angina dan unsur hara.
1. Kelembaban dan curah hujan.
124
Tinggi kelembaban udara dan hujan yang sering turun
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jamur
Plasmopora viticola pada permukaan bawah daun. Bila
cuaca lembab, maka di samping dapat menyebabkan
berkembangnya tepung putih jamur ini pada
permukaan bawah daun, ternyata berkembang pula tepung
putih pada tunas dan sulur. Tetapi bila diikuti dengan cuaca
yang kering, maka jaringan daun yang bertepung putih
ini akan berwarna coklat dan menggumpal yang
akhirnya matidan gugur. Penyebaran bercak-bercak dari
penyakit ini yang cenderung ada pada bagia-bagia
tertentu dari daun membuktikan bahwa sebagian besar
infeksi terjadi pada keadaan basah, terutama di tepi-tepi
daun dimana tetesan air hujan cenderung untuk berkumpul.
Suatu epidemik akan cepat meluas apabila cuaca basah,
sebaliknyta dalam cuaca kering perluasan epidermi akan
terhambat.
Infeksi jamur Plasmopora viticola pada daun tua hanya
dapat terjadi pada kelembaban 80–100%, sedangkan pada
daun cukup dengan kelembaban 70 -80%.
2. Suhu
Suhu yang optimum untuk perkecambahan aporangium dari
oospora yaitu 20
0
C – 25
0
C. sedangkan suhu optimum
untuk perkembangan epidemik yaitu 18
0
C – 24
0
C,
minimum 12
0
C-13
0
C Dan 30
0
C.
3. Angin
Hembusan angin akan menyebarkan sporangium dan
zoospora dari tunas, sulur, daun dan buah anggur yang
berupa tepung putih dan menempel pada permukaan
jaringan tanaman anggur yang masih sehat yang kemudian
dapat berkecambah untuk mengadakan infeksi baru.
125
4. Unsur hara
Timbulnya penyakit ini di dorong oleh defisiensi Nitrogen,
oleh karena itu bagian tanaman yang terserang harus
mendapat pemupukan Nitrogen pada permulaan musim.
Cara-cara Penularan Penyakit
Pada tahun 1870 jamur Plasmopora viticola secara tidak
sengaja terbawa dari America Serikat ke eropa melalui bibit-
bibit anggur yang diimfort. Kapan dan bagaimana penyakit ini
masuk ke Indonesia masih belum jelas di ketahui, diduga
bersamaan dengan pembudidayaan tanaman anggur, sekitar
tiga abad yang lalu.
Selain penularan penyakit melalui bibit, ternyata
penularan penyakit dengan perantaraan angin dan air lebih
sering terjadi.
Perlu ditambahkan bahwa di Negara beriklim sedang
jamur ini selama musim dingin dapat bertambah hidup dengan
membentuk oospora pada runtuhan daun dan buah yang berada
di tanah, pada saat ini penularan penyakit terhenti untuk
sementara waktu sampai saat datangnya musim semi.
Cara-Cara Penanggulangan Penyakit
ada beberapa macam cara untuk menanggulangi
penyakit ini, diantaranya yaitu sacara mekanis, fisik,
penggunaan varietas resisten dan secara kimia. Uraian dari
masing-masing cara yaitu sebagai berikut :
1. Secara mekanis dan fisik.
Bahwa untuk memberantas penyakit ini di antaranya dapat
di lakukan dengan jalan menyingkirkan dan membakar
semua daun dan sulur yang terserang.
2. Penggunaan varietas resisten.
126
Beberapa ahli berpendapat bahwa tanaman anggur varietas
Amerika lebih tahan terhadap penyakit ini dari pada
tanaman anggur varietas Eropa.
3. Secara Kimia.
Penyakit ini dapat diberantas dengan efektif jika dilakukan
program penyemprotan fungisidia secara teratur. Pengen-
dalian dengan pemakaian fungisida pada umunya akan
lebih efektif jika tunas-tunas hasil pangkasan telah
mencapai panjang sedikitnya 15–20 cm.
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)






