Tampilkan postingan dengan label Mikologi 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mikologi 3. Tampilkan semua postingan

Mikologi 3

 




onimnya: Tinea tonsurans, Herves tonsurans, 

Ringworm of the Scalf. 

Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada stratum 

corneum dari kulit kepala dan rambut. Umumnya pada anak-

anak. Sifat-sifatnya: Kulit pecah-pecah seperti sisik, dermatitis, 

rambut pecah-pecah, timbul pada masa puber.  

Penyebabnya yaitu  Mikrosporum dan Trichopython. 

Pengobatannya sukar dan tidak memuaskan: Kulit kepala 

dicuci tap hari dengan menggunakan sabun dan air sampai 

sisik-sisik dan kerak-kerak kulit hilang. Kemudian diolesi 

dengan obat-obat sebagai berikut: Sopronol, Desenex, Saliciyl 

sulfide zalf atau Amoniated merkuri zalf 5%. Bila terjadi 

infeksi sekunder dikompres dengan larutan garam hangat. 

Sulfur 3% dan salicylic acid 3% dalam Petrolatum di campur 

dengan Amoniated mercurizalf sebagai obat tambahan. Sisir, 

sikat rambut dan lain-lain harus disterilkan lebih dahulu 

sebelum dipergunakan. Griseovulvin merupakan antibiotika 

yang dapat di minum, untuk infeksi yang di sebabkan oleh 

Dernatophyta, Trichophyton, Micropsorum dan 

Epidermophyton. 

 

2. Tinea favosa 

Sinonim: Favus 

Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada kulit kepala, 

 106

badan dan pada kuku, terutama pada anak-anak yang dapat ber-

tahan sampai dewasa. Penyakit ini kelihatan seperti borok yang 

kekuning-kuningan. Penyababnya: Trichophyton schoenleinii. 

Pengobatan dan pencegahan sama dengan pada tinea capitis. 

 

3. Tinea barbae  

Sinonim: Tinea sycosys, barbers itch, ringworm of  beard. 

Penyakit ini merupakan infeksi jamur pada daerah 

janggut dan leher manusia, kadang-kadang kulit, rambut dan 

rambut folikel. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang 

kronis. Penyakit ini juga menyerang unta dan menular pada 

manusia bila terjadi kontak langsung dengan unta-unta yang 

terinfeksi. Penyebab penyakit : Trichophyton mentagrophytes, 

Trichophyton rubrum, Trichopyton violaceum dan 

Microsporum canis.  

Infeksi terhadap unta disebabkan oleh Trichophyton 

mentagrophytes atau Trichophyton verucosum. Pengobatan 

dengan ammoniated mercury 3% atau jodium tintuur. 

Pengobatan untuk penyakit yang sudah kronis sangat sukar, 

dikompres dengan larutan Burrow (1:15), larutan Vleminck 

(1:33) atau larutan garam hipertonik, sehari dua kali selama 

setengah jam. Antibiotik dan sulfanilamide dapat di gunakan 

untuk mencegah infeksi skunder yang disebabkan oleh bakteri. 

Griseovulvin digunakan untuk pengobatan melalui oral. 

 

4.  Tinea cruris   

Sinonim : Dhobie itch, eczema marginatum,ringworm of 

the groin, crotch icth, jochyitch. 

Penyakit ini merupakan infeksi jamur supervisial, 

terutama pada lipat paha. 

Penyebab utama: Epidermophyton floccosum dan jarang 

 107 

yang di sebabkan Trichophyton. 

Sifat-sifat klinis: daerah yang terinfeksi kelihatan 

berwarna kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan, 

permukaannya bersisik. Infeksi dapat meluas, terutama 

kebagian bawah tubuh yaitu bagian scrotum dan perineum. 

Pengobatan: Dikompres dengan Kalium permanganate 

1:4000, pada malam hari. Kemudian dibubuhi dengan 

Whithfield‟s zalf 1/4-1/2 padat atau sodium propionate zalf. 

Pragmatar zalf dapat digunakan di samping Whithfield‟s zalf. 

Talk yang mengandung calcium propionate 15%. Griseovulvin  

sebagai antibiotic melalui oral. 

 

5.  Tinea circinata 

Sinonim : Tinea corporis, Tinea glabrous, Trichophytosis, 

Ringworm of the body. 

Penyakit ini merupakan infeksi superficial dengan 

granulomatous atau terjadi pengerakan dari kulit dan diiringi 

dengan gejala gatal. Penyebab : Trichiphyton dan 

MicrosporumSifat-sifat klinis: Mula-mula daerah yang 

terinfeksi berpapula denagn rata dan berwarna kemerah-

merahan. 

Pengobatan: Whithfield‟s zalf setengah padat digosokan 

pada daerah ini , 2 atau 3 kali sehari. Ammonia mercury 

5%, 2 sampai 3 kali sehari. Jodium tinctuur ¼-1/2 padat. 2-3 

kali sehari, di samping zalf-zalf di atas. Griseovulvin, melalui 

oral. 

 

6.  Tinea imbricata 

Sinonim: Tolelau, Burmese ringworm, Malabar itch. 

Penyebabnya: Trichophyton concectrucum. Sifat-sifat klinis: 

Mula-mula daerah yang terkena penyakit ini kelihatan 

 108

kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan pada bagian 

periphernnya, kulit bersisik dan bagian sentralnya agak halus. 

Bentuknya bulat-bulat dan meluas, antara bulatan-bulatan 

ada  jarak antara 1/8-1/2 inch atau 1/2 sampai 1 cm. 

Pengobatan : Chrysarobin zalf 5-10%, Recolcinol 12-25% 

dalam campiran dengan benzoin tinctuur, 1 kali sehari atau 1 

kali dalam 2 hari. Griseovulvin. 

 

7. Tinea Versicolor 

Sinonim : Pityriasis versicolor, Achromia parasitaria. 

Penyakit ini merupakan infeksi jamur yang hampir menyeluruh 

pada kulit bagian superficial dari badan. Penyebabnya: 

Mallazezia furfur. Penyakit ini di namakan juga Tinea flava 

oleh Castellani, Achromia parasitica oleh Pardo Castello dan 

Domininguez. 

Sifat-sifat klinis: terdiri dari macular yang tidak jelas, 

terutama pada kulit bagian bahu, dada, punggung dan axilliae. 

Bagian yang terinfeksi kelihatan bersisik, yang diikuti dengan 

depigmentasi untuk sesudah beberapa minggu atau bulan. 

Pengobatan : Dibersihkan dengan Sodium hyposulfite 

15%, 2 kali sehari atau dengan pragmatar zalf 2 kali sehari, 

Sulfur 3% dan Salicyl acid 3 dalam petrolotum zalf, pada tiap 

malam. Setiap mandi bagian-bagian sisik ini  di gosok atau 

dihilangkan. 

 

C.  OTOMYCOSIS 

Sinonim : Singapore ear, Myringomycosis 

Penyakit ini menyerang daerah telinga dan umumnya 

ada  di daerah tropic dan juga di daerah yang berangin kuat 

dan berdebu. Penyebabnya : Banyak jamur-jamur yang  

saprofit diisolasi dari infeksi ini. Tetapi penyakit ini pertama-

 109 

tama disebabkan oleh bakteri. Sifat-sifat klinis : penyakit ini 

jarang di dapat dan menyerang bagian kulit dari external 

auditory canal dan ada  bermacam-macam fenomena klinik 

kulit di daerah ini  kelihatan merah dan bersisik, membuat 

suatu permukaan yang membingungkan dengan seborrhea. 

Pada tingkat lain karena tertutup dengan mycelia yang 

berwarna kelabu, yang mempunyai permukaan yang basah 

seperti kertas kembang kelabu. Pada pemeriksaan langsung 

dengan KOH 10%, akan terlihat Candida, selain itu juga di 

sebabkan pleh Aspergillus dan Penicillium. 

Pengobatan : Dikompres dengan kain wol dengan thymol 

1% dalam cresin selama 12 jam. Salicyl acid 3% dalam alkohol 

70%, 2 kali sehari. Dibersihkan dahulu dengan larutan 

hydrogen peroksida, kemudian dibubuhi Silver nitrat 12%, 

dibasahi dengan alkohol, 3 kali sehari. Tidak boleh kena air 

dan sabun. 

 

D.  ONYCHOMYCOSIS 

Sinonim : Tinea unguium 

Penyakit ini menyerang kuku. Pengobatan penyakit ini 

yaitu dengan menempelkan kertas yang di celupkan terlebih 

dahulu dalam kalium permanganate 1: 4000, selama 1/2 jam. 

Sesudah itu di ulas dengan roentgen dengan dosis (75 gr) pada 

interval 4 sampai 6 minggu, akan menolong dalam 

pengontrolan terhadap onychomycosis. 

 

E.  DERMATOPHYTOSIS 

Sinonim: Trichophytosis, Epidermophytosis, Ringworm 

of the hand and foot, Hongkong foot, athletefoot. Penyakit ini 

tersebar di daerah tropik dan subtropik. Penyebabnya: 

Trichophyton, Epidermophyton floccosum dan Candida 

 110

Albicans. 

Infeksi umunya tersebar, jamurnya resisten dan banyak 

ada  pada sepatu atau kontaminasi dari banda-benda lain, 

misalnya handuk, pakaian yang kurang bersih, atau kontak 

langsung dari individu masing-masing. Temperatur hangat, 

iklim yang lembab dan kaki yang lembab merupakan faktor 

yang baik untuk penularan. 

Sifat-sifat patologisnya: Infeksi ini terutama pada lapisan 

lesions. Pada tingkat yang akut dianyatakan denagn erythema 

(bintik-bintik merah), bersisik dan kulit pecah-pecah. 

Sifat-sifat klinisnya: Daerah interdigital terutama antara 

jari-jari ketiga, keempat dan kelima yang biasa terinfeksi. 

Daerah ini  terlihat adanya erythema yang sederhana dan 

bersisik, dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dari 

bakteri. Pada infeksi yang kronis, kulit kelihatan menebal putih 

dan mengelupas. 

Pengobatan : untuk penyakit yang kronis 

-  Dikompres dengan Kalium permanganate 1:4000, selama ½ 

jam setiap hari, sehingga  

    Keropeng-keropeng, sisik-sisik dan kulit yang mati 

terkelupas. 

-  Whithfield‟s zalf 1/2 padat, Sopronol, Desenex atau 

Salicylic zalf. Kemudian keeseokan harinya dibubuhi 

dengan: 15% Calcium propionate talcum powder (sapronol 

powder)   atau Desenex powder penuh. 

- 1% lidine dan 3% Salicyl acid dalam 75% alkohol diper-

gunakan pada malam harinya di samping whithfield zalf ½ 

padat. 

- Dapat di gunakan zat warna aniline dalam air atau dalam 

alkohol 10-20 %  

Pencegahan : 

 111 

Pencegahan terutama harus mendapat perhatian misalnya 

kulit harus selalu kering, terutama antara jari-jari. Kalau akan 

ke pemandian umum atau ke kamar mandi, kaki selalu beralas 

kaki. Pakaian, handuk dan lain-lain harus diusahankan dalam 

keadaan bersih. Dengan menggunakan talk yang mengandung 

Calcium propionate 15%, yaitu  lebih baik untuk mencegah 

terhadap penularan-penularan penyakit kulit. 

 

F.  BEBERAPA JENIS JAMUR BERACUN DAN ASPEK-

ASPEKNYA. 

Untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak sampai 

saat ini masih berdasarkan kepada bentuk, sifat dan 

keadaannya tapi masih juga sukar untuk membedakannya jika 

hanya memperhatikan hal-hal ini . 

Walaupun demikian ada beberapa patokan yang bisa 

dijadikan pegangan, antara lain: 

1.  Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna 

mencolok, merah darah, hitam legam, biru tua ataupun 

warna lainnya. Walaupun ada juga jenis beracun yang 

mempunyai warna terang (kuning muda) atau putih sekali 

pun. 

2.  Jenis jamur neracun dapat menghasilkan bau yang menusuk 

hidung (H2S) ataupun bau amoniak. 

3.  Jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan. 

Walaupun ada yang sebaliknya, seperti jamur merang 

mempunyai cawan dan jamur kompos (mushroom) 

mempunyai cincin. 

4.  Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat-tempat 

yang kotor, tempat pembuangan sampah, kotoran kandang 

dan sebagainya. 

5. Bila jamur ini  dikerat pisau dari perak maka akan 

 112

terbentuk warna hitam atau biru. 

 6. Cepat berubah warna jika di masak atau di panaskan. 

Senyawa racun yang umumnya didapatkan pada jenis-

jenis jamur  beracun di antaranya yaitu  : 

1.   Kholin, yaitu racun yang paling berbahaya dan daya 

bunuhnya sangat kuat. Senyawa ini di miliki oleh Amanita, 

Lepiota dan sebagainya. 

2.  Muskarin juga merupakan senyawa yang berbahaya, hanya 

dengan dosis 0,003-0,005 gram sudah dapat mematikan 

manusia. 

3.  Falin 

4.  Atropin 

5.   Asam Helvelat 

 

Beberapa Jenis Jamur Beracun dan Beberapa Aspeknya 

1.  Aspergillus flavus 

Aspergillus flavus termasuk dalam class Ascomycetes 

dan di seluruh dunia terutama di daerah tropik dan subtropik 

karena kelembabannya. Jamur ini memproduksi suatu zat yang 

di sebut aflatoksin penyakitnya disebut aflatoksikosis. Menurut 

hasil penelitian di Jawa Barat aflatoksikosis. banyak ada  

pada itik dan manusia. Pada hewan dan manusia aflatoksin 

dapat mengakibatkan kanker hati karena tersumbatnya 

pembuluh vena hepatica yang bersamaan dengan terjadinya 

proliferasi pada saluran empedu. Hal ini mungkin terjadi 

karena jamur Aspergillus flavus ini banyak mencemari bahan-

bahan makanan seperti bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, 

jagung dan tepung kedelai. 

Gejala klinik yang nampak yaitu  lemah, tidak ada nafsu 

makan, kurus, dan lumpuh yamg di susul kemudian dengan 

kematian. 

 113 

 

2.  Asperhillus parasiticus 

Sama halnya dengan Aspergillus flavus, Aspergillus 

parasiticus juga dapat memproduksi racun aflatoksin. Dari 

beberapa penelitian sudah di ketahui bahwa kelompok 

aflatoksin ini muncul sebagai kontaminan dari komoditi 

pertanian juga produksi pangan yang juga memiliki efek 

hepatocarsinogen kuat pada hewan dan manusia. Aflatoksin 

yang ditenukan pada beberapa jenis media dapat di pengaruhi 

oleh berbagai faktor seperti pH, suhu, tersedianya nutrien dan 

kompetisi pertunbuhan dengan mikroorganisme lain. Interaksi 

antara sesama mikroorganisma yang tumbuh bersama dalam 

suatu niche ekologi yang sama bisa merubah ketersediaan 

nutrient dan produk akhir dari organisme-organisme ini . 

Berdasarkan hal ini  diatas Weckbach dan Marth juga 

Wiseman telah berhasil memanfaatkan aflatoksin ini  

untuk hal-hal yang lebih berguna. Keberadaan aflatoksin yang 

di hasilkan oleh Aspergillu sparasiticus ternyata dapat 

meningkatkan pertumbuhan Lactobasillus casei yang berguna 

dalam pembuatan keju. Pada garam glukosa broth Aspergillus 

Parasiticus dan Lactobacillus casei ditumbuhkan bersama-

sama lalu di eramkan pada suhu 28

0

C selama 10 hari hasil yang 

didapatkan yaitu  : 

-  Jumlah L. casei yang bartahan hidup jauh lebih banyak dari 

pada bakteri ini  hidup sendiri. 

- Pertumbuhan A. parasiticus pada awalnya lebih cepat tapi 

pertumbuhan total selama pengeraman dapat dibandingkan 

dengan jamur yang tumbuh sendiri. 

- Produksi aflatoksin lebih sedikit bila jamur ini  tumbuh 

sendiri. 

- Degradasi aflaktosin oleh jamur agak lebih besar dari pada 

 114

bila jamur itu tumbuh sendiri. 

 

a. Amanita phalloides (Tudung Kematian) 

Bersama dengan sejumlah jamur dari kelompok 

Basidiomycetes lainnya. Mengandung senyawa yang di kenal 

sebagai toksin protoplasma yamg mampu menyebabkan 

degenerasi beberapa organ tubuh yang penting. 

Secara klinis racun Amanita belum diketahui secara pasti 

sifat-sifat dan cara kerja racunnya. Paling sedikit 10 jenis toxin 

protoplasma telah dapat diekstrasi dari badan buah Amanita 

phalloides yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 

phallotoxin dan Amatosin. Keduanya berhubungan secara 

kimiawi. Yang termasuk ke dalam phallotoxin yaitu  

phalloidin dan phallotoxin sedangkan yang termasuk ke dalam 

Amatoxin yaitu  amanitin. 

Akumulasi phalloidin dapat menyerang membram plasma 

dari sel hati dan mengganggu kemampuan sel-sel ini untuk 

mengontrol pergerakan ion-ion. Juga dapat mengganggu 

membram sel lain, dapat menyebabkan organel melepaskan 

enzim ke dalam sitoplasma dan sel mulai mencerna diri sendiri 

sehingga akhirnya hancur. Bila dimasukkan dalam saluran 

darah pada hewan percobaan dengan alat injeksi interaperitonia 

akibatnya cepat terlihat. 

Amanitin menyebabkan pengurangan sel-sel pada perut 

dan beberapa daerah usus dan bisa menimbulkan gejala awal 

gastro intestinal. Kerusakan yang lebih besar lagi dapat terjadi 

bila racun ini mencapai hati dan ginjal melalui saluran darah. 

Dalam waktu beberapa menit sel-sel di daerah ini  

diserang dan inti sel mulai pecah sehungga hati dan ginjal 

kehilangan fungsinya. 

 

 115 

b. Claviceps purpurea 

C. Purpurea yaitu  species pembentuk skierotium yang 

menyebabkan penyakit yang di sebut Ergot yang umum di 

temukan pada rumput-rumputan liar atau yang dibudidayakan, 

tapi sering terjadi pada gandum. Ergot dapat menyerang lebih 

dari 200 species rumput-rumputan pada daerah-daerah panas di 

seluruh dunia. Parasit ini  menyerang bunga-bunga 

rumput. Pada akhir musim panas bunga yang diserang mudah 

di kenal sebagai sklerotia ini jatuh ke tanah dan tetap disitu 

sampai mereka berkecambah pada musim semi. Selam 

perkecambahan setiap ergot menyebabkan tangkai yang kurus 

dengan ujung kepala yang kecil. 

Pada rumput-rumputan yang dipanen, ergot dapat mengu-

rangi hasil panen bukan saja secara langsung tapi juga secara 

tidak langsung melalui pemandulan. Tingkat kemandulan pada 

individu yang ditanam dapat mencapai 20%. Selain itu ergot 

juga dapat menimbulkan penyakit pada hewan dan manusia 

yang di kenal sebagai Ergotisme. 

Bila hewan ternak memakan ergot dalam dosis yang 

cukup tinggi dapat menyebabkan regenarasi sel pada ujung 

arteri kecil sehingga jaringan-jaringan pada telinga ekor dan 

kaki menjadi mati. Ergot juga dapat mengakibatkan keguguran. 

Ergot dapat masuk ke tubuh hewan melalui hewan-hewan yang 

sedang merumput atau ketika hasil panen disimpan ergot jatuh 

ke tanah dan termakan hewan.  

Penelitian menunjukan dapat menimbulkan 3 gejala yaitu 

- Diare, sakit perut dan muntah-muntah 

- Ada perubahan sirkulasi karena penurunan diameter 

pembuluh darah terutama yang mensuplai anggota badan. 

- Gejala neurologi yang di tandai dengan sakit kepala, kejang 

 116

dan gangguan psykotik. 

Ergot mengandung sejumlah besar senyawa organikc 

komplek yang disebut Ergolin alkaloid. Dua diantaranya yaitu 

Ergotamin dan Ergonitin menyerang otot jaringan dan dua 

lainnya yaitu Ergokristin dan Ergokristinin menyerang system 

saraf simpatik. Spektrum gejala tergantung pada jumlah ergot 

yang masuk ke dalam tubuh. Struktur molekul beberapa 

alkaloid Ergot berdasarkan pada asam lisergat yang derivat- 

derivatnya dikenal sebagai halusinogenik. Selain menyebabkan 

penyakit derivate ergot juga dapat memberikan keuntungan 

bila digunakan secara benar. Pada awal abad XVI diketahui 

bahwa ergot dapat meningkatkan kontraksi uterus pada waktu 

melahirkan dan juga mempercepat proses kelahiran. Dewasa 

ini ergot digunakan untuk mengurangi pendarahan selama 

percobaan laboratorium migrain. 

Beberapa contoh jenis jamur beracun lainnya yang 

membahayakan bila dimakan dan banyak tumbuh di lapangan 

antara lain :  

1. Amanita, tudung coklat tua dan batang putih kotor tumbuh 

pada tanah berhumus 

2. Lepiota, tudung, coklat hitam, batang putih kebiruan 

tumbuh pada tanah berhumus 

3. Lactarius, tudung putih kecoklatan, putih kekuningan, 

dengan batang putih kuning atau kecoklatan tumbuh pada 

tanah berhumus 

4. Coentinarius, tudung putih kuning dan batang putih, 

tumbuh pada tanah berhumus. 

5. Russula, tudung berwarna coklat muda atau coklat tua, 

batang berwarna putih atau putih kotor, tumbuh pada tanah 

berhumus. 

6. Boletus, tudung berwarna coklat atau coklat tua, batang 

 117 

berwarna putih kecoklatan atau putih kotor, tumbuh pada 

tanah berhumus. 

7. Pholiota, tudung berwarna coklat kuning dan batang putih 

kotor, tumbuh pada tanah berhumus. 

8. Phallus, tudung berwarna hijau atau kuning tua dan batang 

putih kehijauan, tumbuh pada tanah berhumus. 

9. Morchella, batang dan tudung berwarna coklat muda atau 

coklat keputih-putihan, tumbuh banyak pada tanah 

berhumus. 

10. Gyromitra, tudung coklat tua dan batang putih kotor, 

tumbuh pada tanah berhumus. 

   

 

 118

BAB 9 

MIKOLOGI PERTANIAN 

 

 

Disebut peranan yang menguntungkan kalau 

kehadirannya baik secara langsung ataupun tidak langsung, 

menguntungkan bagi yang bersangkutan. Beberapa peran yang 

menguntungkan dari jamur di dalam kehidupan manusia, antara 

lain : 

 

A.  DI BIDANG PERTANIAN DAN KEHUTANAN  

Organik tanah, misal humus, mempunyai peran yang 

sangat penting dibidang pertanian dan kehutanan. Karena 

kehadiran senyawa ini , minimal akan dapat 

mempertahankan sifat fisik tanah ini  sehingga lebih baik. 

Sifat fisik tanah yang baik akan membawa banyak pengaruh 

terhadap tanah, misal di dalam efisiensi penggunaan pupuk, di 

dalam penyerapan dan penyimpanan air hujan  dalam kelarutan 

mineral di dalam tanah dan di dalam sirkulasi udara tanah. 

Akibatnya maka pada tanah yang fisiknya baik, sifatnya akan 

tetap gembur serta tidak kekurangan air. 

Organik tanah sebagian besar datang dari hasil 

perombakan atau penguraian jatuhan daun, sisa tanaman atau 

hewan serta bahan-bahan lainnya yang jatuh kepermukaan 

tanah oleh mikroba, khususnya oleh jamur. 

Di bidang agronomi, proses perombakan sumber organik 

oleh jamur di dalam tanah mempunyai nilai yang sangat tinggi 

dan menentukan untuk keberhasilan pertanian ataupun 

kehutanan. 

Kehadiran beberapa jenis jamur di dalam akar tanaman 

dengan membentuk mikoriza, yaitu asosiasi kehidupan antara 

 119 

jamur dengan tanaman ini , ternyata mempunyai arti yang 

sangat penting di bidang agronomi. Karena dengan adanya 

jamur ini  maka proses penguraian senyawa di dalam tanah 

yang dapat di hisap oleh akar semakin meningkat. Juga ada di 

antara jenis jamur ini  yang mempunyai peran yang sangat 

penting di dalm siklus mineral tanah, seperti di dalam siklus 

nitrogen, karbon fosfor dan belerang. 

Di bidang kehutanan misalnya kehadiran mikoriza pada 

tanaman pinus dan banyak jenis tanaman hutan lainnya yang 

bernilai ekonomi, sudah diketahui sejak lama dan 

dimanfaatkan. Beberapa jenis jamur di antaranya seperti 

Tricholoma, Lycoperdon, Clytoeybe dan sebagainya secara 

buatan banyak di tambah pada persemaian bibit tanaman hutan 

tertentu agar pertumbuhannya lebih baik dan subur. 

Secara langsung, banyak jenis jamur di tanam dan di 

pelihara untuk kepentingan bahan makanan dan obat-obatan. 

Seperti jamur merang, champignon, shiitake, cruza, dan 

sebagainya. 

 

B.   JAMUR SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT 

TANAMAN 

1.  Sifat Sifat Umum  

Jamur termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan, 

Thallophyta,akan tetapi tidak mempunyai klorofil, sehingga 

untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organic. Dinding 

selnya kebanyakan mengandung zat khitin, yamg terdiri dari 

rangkaian molekul N-acetylgloucosamine. 

Bentuk vegetatifnya yang khas berupa thallus, yaitu suatu 

system berupa benang yang disebut hifa. Hifa ini tersusun 

bersama membentuk miselium, yamg mungkin dapat tanpa 

sekat atau septa (disebut coenocytis) berupa sel panjang dengan 

 120

banyak inti; misal pada Oomycetes dan Zygomycetes. 

Sedangkan pada kelas lain umumnya bersepta, misalnya pada 

Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. 

Untuk menghubungkan satu sel ke sel lainnya, pada 

septum di bentuk suatu lubang yang disebut spora, melalui 

inilah protoplasma berpindah. Dalam perkembangan hidupnya, 

hifa-hifa ini  dapat membentuk berbagai struktur khusus 

yang mempunyai fungsi tertentu, antara lain : 

a.  Haustorium, untuk menyerap unsur hara (makanan) dari 

inang. 

b.  Sclerotium, untuk melindungi diri dari keadaan lingkungan 

yang kurang menguntungkan. 

c.  Apresorium, untuk melekatkan diri pada sumber makanan 

dan sebagai persiapan menembus jaringan inang. 

d.  Stroma, tempat melekatnya tubuh buah. 

e.  Plectechyma, merupakan jaringan yang tebal terbentuk dari 

anyaman, hifa biasanya merupakan dinding badan buah; 

apabila nampak jelas anyaman hifanya disebut 

prosenchyma, sedangkan bila menyerupai parenchyma 

tanaman tinggi, disebut pseudoparenchym. 

f. Alat-alat reproduksi seperti: gametangium, sporangium dan 

sporangiofor, konidium dan konidiofor, khlamidospora, dan 

bermacam-macam tubuh buah (peritesium, kleistotesium, 

apotesium, dan lain-lain). 

 

Berbagai jenis penyakit pada tanaman pertanian, 

kehutanan dan perkebunan banyak yang disebabkan oleh 

jamur. Padi sebagai contoh banyak diserang oleh penyakit yang 

disebabakan oleh jamur, seperti busuk leher pada leher malai, 

daun dan letak daun yang disebabkan oleh Pyricularia oryzae, 

busuk kaki oleh Gibberella fujikuroi / Fusarium sp., bintik 

 121 

noda bergaris putih pada daun di sebabkan oleh Cercospora 

oryzae, busuk bibit yang ada  pada tanaman muda 

(seedling) oleh Sclerotium rolfsii dan Rhizoctonia solani. 

 

C. GEJALA PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMUR 

PADA TUMBUHAN. 

Jamur menyebabkan gejala local atau gejala sistemik 

pada inangnya, dan gejala ini  mungkin terjadi secara 

terpisah pada inang-inang yang berbeda, secara bersamaan 

pada inang yang sama, atau yang satu mengikuti yang lain pada 

inang yang sama. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis 

local atau nekrosis umum atau membunuh jaringan tumbuhan, 

hipotrofil, dan hipoplasia (kerdil) organ-organ tumbuhan atau 

keseluruhan tumbuhan, dan hiperplansia (Pertumbuhan lebih) 

bagian tumbuhan atau keseluruhan tumbuhan. 

Gejala nekrosis yang sangat umum yaitu  : 

a.  Bercak daun (leaf spot)- Luka atau noda yang bersifat lokal 

pada daun inang yang terdiri atas sel-sel yang mati atau 

kolaps. 

b.  Hawar (Blight)- Organ daun, cabang, ranting, dan bunga 

menjadi coklat dengan sangat cepat dan menyeluruh yang 

menyebabkan kematian. 

c.  Kanker-Luka nekrosis atau luka yang terlokalisasi, sering 

mencekung pada permukaan batang jaringan tumbuhan 

berkayu. 

d. Mati ujung (dieback)-Nekrosis ranting secara ekstensif 

yang berawal dari ujung dan berkembang menuju 

pangkalnya. 

e. Busuk akar-Hancur atau membusuknya sebagian atau 

seluruh system perakaran tumbuhan. 

f.  Rebah kecambah atau patah rebah (damping off)-Kolaps 

 122

dan mati dengan cepat kecambah yang masih sangat muda 

pada pembibitan atau dilapangan. 

g.  Busuk batang bawah-Hancurnya batang bagian bawah. 

h. Busuk basah dan busuk kering –terjadi maserasi 

(pembusukan) dan hancurnya buah, akar, umbi, umbi lapis, 

dan daun yang berdaging. 

i. Antraknosa –Luka nekrosis yang lekuk seperti mangkuk 

pada batang, daun, buah atau bunga tumbuhan inang. 

j. Kudis-Luka yang terlokalosasi pada buah, daun dan umbi, 

dan lain-lain, biasanya sedikit menonjol dan puncaknya 

mencekung dan pecah, yang memberi bentuk seperti kudis. 

k. Decline-Tumbuhan yang tumbuh kurus; daun mengecil, 

kaku, menguning atau merah; ada yang terdefolasi 

(menggugurkan daun) dan mati ujung (dieback). 

Hampir semua gejala di atas mungkin dapat 

menyebabkan tumbuhan yang terinfeksi menjadi sangat kerdil. 

Disamping itu, gejala yang lain seperti karat daun, embun 

(mildew), layu daun bahkan penyakit tertentu menyebabkan 

hiperplansia pada beberapa bagian. 

Organ tumbuhan, seperti akar pekuk (clubroot) mungkin 

menyebabkan kekerdilan tumbuhan secara menyeluruh. 

Gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertrofi atau 

hiperplansia dan perubahan bentuk atau pemutaran (distorsi) 

bagian tumbuh meliputi : 

a. Akar pekuk – akar membesar terlihat seperti kumparan 

gada. 

b. Bengkak atau puru – bagian tunbuhan membesar dan 

biasanya dipenuhi oleh miselium jamur. 

c. Kutil – Tonjolan seperti – kutil pada umbi dan batang. 

d. Witches – broom (sapu setan) – cabang-cabang ranting 

yang mengarah ke atas dengan banyak. 

 123 

e. Kriting daun – Daun yang berubah bentuk menebal, dan 

kriting. 

Di samping hal di atas mungkin dapat di tambah tiga kelompok 

gejala lagi, yaitu : 

a.   Layu – Biasanya gejala sekunder yang menyeluruh yaitu 

daun atau tunas kehilangan turgor dan merunduk karena 

terganggunya system vascular akar atau batang. 

b.  Karat – ada  banyak luka-luka kecil pada daun atau 

batang, biasanya berwarna seperti karat. 

c.  Mildew (embun) –Bagian daun, batang dan buah yang 

klorosis atau nekrosis, biasanya ditutupi oleh miselium dan 

fruktifikasi jamur. 

Pada banyak penyakit, pathogen tumbuh atau 

menghasilkan berbagai struktur pada permukaan inang. 

Struktur ini , meliputi miselium, sklerotium,sporofor, 

tubuh buah dan spora, yang disebut tanda (sign) dan dapat di 

bedakan dengan gejala (symptoms), yaitu hanya berkenaan 

dengan penampakan tumbuhan atau jaringan tumbuhan yang 

terinfeksi, misalnya, pada penyakit embun ( mildew) sebagai 

contoh, orang melihat tanda-tanda terdiri dari miselium dan 

spora jamur keputih-putihan yang tumbuh seperti bulu-bulu 

halus pada daun, buah atau batang tumbuhan, sedangkan 

gejalanya terdiri dari luka nekrosis atau klorosis pada daun, 

buah dan batang, menurunnya pertumbuhan tumbuhan dan 

sebagainya. 

 

D.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 

PENYAKIT TUMBUHAN 

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit di antaranya 

yaitu  kelembaban, curah hujan suhu, angina dan unsur hara. 

1. Kelembaban dan curah hujan. 

 124

 Tinggi kelembaban udara dan hujan yang sering turun 

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jamur 

Plasmopora viticola pada permukaan bawah daun. Bila 

cuaca lembab, maka di samping dapat menyebabkan 

berkembangnya tepung putih jamur ini  pada 

permukaan bawah daun, ternyata berkembang pula tepung 

putih pada tunas dan sulur. Tetapi bila diikuti dengan cuaca 

yang kering, maka jaringan daun yang bertepung putih 

ini  akan berwarna coklat dan menggumpal yang 

akhirnya matidan gugur. Penyebaran bercak-bercak dari 

penyakit ini yang cenderung ada  pada bagia-bagia 

tertentu dari daun membuktikan bahwa sebagian besar 

infeksi terjadi pada keadaan basah, terutama di tepi-tepi 

daun dimana tetesan air hujan cenderung untuk berkumpul. 

 Suatu epidemik akan cepat meluas apabila cuaca basah, 

sebaliknyta dalam cuaca kering perluasan epidermi akan 

terhambat. 

 Infeksi jamur Plasmopora viticola pada daun tua hanya 

dapat terjadi pada kelembaban 80–100%, sedangkan pada 

daun cukup dengan kelembaban 70 -80%. 

2. Suhu 

 Suhu yang optimum untuk perkecambahan aporangium dari 

oospora yaitu  20

0

C – 25

0

C. sedangkan suhu optimum 

untuk perkembangan epidemik yaitu  18

0

C – 24

0

C, 

minimum 12

0

C-13

0

C Dan 30

0

C. 

3. Angin  

 Hembusan angin akan menyebarkan sporangium dan 

zoospora dari tunas, sulur, daun dan buah anggur yang 

berupa tepung putih dan menempel pada permukaan 

jaringan tanaman anggur yang masih sehat yang kemudian 

dapat berkecambah untuk mengadakan infeksi baru. 

 125 

4. Unsur hara  

 Timbulnya penyakit ini di dorong oleh defisiensi Nitrogen, 

oleh karena itu bagian tanaman yang terserang harus 

mendapat pemupukan Nitrogen pada permulaan musim. 

       

Cara-cara Penularan Penyakit 

Pada tahun 1870 jamur Plasmopora viticola secara tidak 

sengaja terbawa dari America Serikat ke eropa melalui bibit-

bibit anggur yang diimfort. Kapan dan bagaimana penyakit ini 

masuk ke Indonesia masih belum jelas di ketahui, diduga 

bersamaan dengan pembudidayaan tanaman anggur, sekitar 

tiga abad yang lalu. 

Selain penularan penyakit melalui bibit, ternyata 

penularan penyakit dengan perantaraan angin dan air lebih 

sering terjadi. 

Perlu ditambahkan bahwa di Negara beriklim sedang 

jamur ini selama musim dingin dapat bertambah hidup dengan 

membentuk oospora pada runtuhan daun dan buah yang berada 

di tanah, pada saat ini  penularan penyakit terhenti untuk 

sementara waktu sampai saat datangnya musim semi.      

 

Cara-Cara Penanggulangan Penyakit 

ada  beberapa macam cara untuk menanggulangi 

penyakit ini, diantaranya yaitu  sacara mekanis, fisik, 

penggunaan varietas resisten dan secara kimia. Uraian dari 

masing-masing cara yaitu  sebagai berikut : 

1. Secara mekanis dan fisik. 

Bahwa untuk memberantas penyakit ini di antaranya dapat 

di lakukan dengan jalan menyingkirkan dan membakar 

semua daun dan sulur yang terserang. 

2. Penggunaan varietas resisten. 

 126

Beberapa ahli berpendapat bahwa tanaman anggur varietas 

Amerika lebih tahan terhadap penyakit ini dari pada 

tanaman anggur varietas Eropa. 

3. Secara Kimia. 

Penyakit ini dapat diberantas dengan efektif jika dilakukan 

program penyemprotan fungisidia secara teratur. Pengen-

dalian dengan pemakaian fungisida pada umunya akan 

lebih efektif jika tunas-tunas hasil pangkasan telah 

mencapai panjang sedikitnya 15–20 cm.