Tampilkan postingan dengan label penyakit Nusantara 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit Nusantara 2. Tampilkan semua postingan

penyakit Nusantara 2

 



ak yang lahir hidup.  

 

Jadi fertilitas dihubungkan dengan jumlah kelahiran hidup, 

sedangkan fekunditas dihubungkan dengan kemampuan 

 51 

untuk hamil dan melahirkan anak yang hidup. Seorang wanita 

yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan 

anak, misalnya sebab  tidak menikah ataupun menikah lagi 

tetapi menggunakan kontrasepsi, sehingga fertilitasnya nol.  

 

Ahli demografi hanya mengadakan pengukuran terhadap 

kelahiran hidup (live birth). Suatu kelahiran disebut lahir 

hidup jika  pada waktu lahir terdapat tanda - tanda 

kehidupan, misalnya denyut jantung, bernafas, bergerak, 

menangis dan sebagainya. jika  pada waktu lahir tidak ada 

tanda - tanda kehidupan disebut dengan mati lahir                

(still birth), yang dalam demografi tidak dianggap sebagai 

suatu peristiwa kelahiran.  

 

Ukuran dari fertititas ada bermacam - macam. Dua 

diantaranya yang dicontohkan di sini yaitu  Angka Kelahiran 

Kasar (Crude Birth Rate) dan Angka Kelahiran Umum 

(General Birth Rate), yang rumusnya yaitu  sebagai berikut : 

 

CBR  =   B x  K 

 Pm  

 

 Dimana : CBR  = Crude Birth Rate 

 B    = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tertentu 

 Pm  = Jumlah kelahiran pada pertengahan tahun tertentu 

 K  = Bilangan Konstanta (1000 0/00 ) 

 

GBR  =   B x  K 

 Pf ( 15 – 49 ) 

 

 

 

GBR = General Birth Rate 

B = Jumlah Kelahiran Hidup pada tahun 

tertentu 

Pf (15-49) = Jumlah penduduk wanita pada usia subur 

 52 

(umur  15 - 49 tahun) pada  pertengahan 

tahun tersebut. 

 

Tinggi rendahnya fertilitas penduduk dipengaruhi oleh dua 

faktor, yaitu faktor demografi dan non demografi. Faktor 

demografi di antaranya struktur umur penduduk, umur kawin 

pertama, disrupsi perkawinan dan proporsi penduduk wanita 

yang kawin.  Sedangkan faktor non demografi diantaranya 

tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, perbaikan status 

wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai hasil dari 

Program Keluarga Berencana, di Indonesia Angka Fertilitas 

Total (TFR) berangsur - angsur telah dapat diturunkan.  

 

 

b.  Mortalitas Penduduk 

Mortalitas penduduk merupakan salah satu variabel 

demografi yang penting. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas 

penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi 

pertumbuhan penduduk, tetapi juga nerupakan barometer dari 

tinggi rendahnya tingkat kesehatan warga  daerah 

tersebut. 

 

Yang dimaksud dengan mati yaitu  peristiwa hilangnya 

semua tanda - tanda kehidupan secara permanen, yang bisa 

terjadi setiap saat sesudah kelahiran hidup. Khusus untuk 

bayi, kematian dapat dibedakan atas dua hal., yaitu : 

1.  Lahir Mati (still birth), yakni kematian bayi yang cukup 

masanya (40 minggu) pada waktu keluar rahim tidak ada 

tanda - tanda kehidupan. 

2.  Kematian Baru Lahir ( Neo Natal Death), yaitu kematian 

bayi sebelum berumur satu bulan (28 hari). 

3.  Kematian lepas baru lahir (post neo natal death), yaitu  

kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang 

dari satu tahun. 

 

 53 

Ada beberapa macam pengukuran kematian penduduk, 

diantaranya ada tiga yang dianggap penting, yaitu Angka 

Kematian Kasar (Crude Death Rate), Angka Kematian Ibu 

(Maternal Mortality Rate) dan Angka Kematian Bayi (Infant 

Mortality Rate), yang masing - masing ditulis dengan rumus 

sebagai berikut : 

 

CDR  =   D x  K 

 Pm  

 

CDR = Crude Birth Rate 

D = Jumlah seluruh kematian dalam tahun tertentu  

Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun 

tersebut 

K = Bilangan Konstanta (1000 0/00) 

 

MMR  =   Dm x  K 

 B1  

 

MMR = Maternal Mortality Rate 

Dm = Jumlah Kematian ibu hamil, melahirkan dan 

nifas pada tahun tertentu 

B1 = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tersebut 

K = Bilangan Konstanta (1000 0/00) 

 

IMR  =   Do x  K 

 B1  

 

IMR = Infant Mortality Rate 

Do = Jumlah kelahiran bayi selama satu tahun 

B1 = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tersebut 

K = Bilangan Konstanta (1000 0/00) 

 

 54 

Tinggi rendahnya CDR merupakan indikator keadaan 

kesehatan warga  pada umumnya. CDR yang tinggi 

menggambarkan keadaan kesehatan warga  yang buruk. 

 

MMR dapat dijadikan ukuran kesejahteraan kaum wanita di 

samping kualitas pelayanan KIA. Sampai tahun 1992 dilihat 

dari besarnya MMR, Indonesia masih menempati rangking 

terburuk diantara negara - negara ASEAN. Pada tahun 

tersebut Indonesia memiliki  MMR sebesar 400 - 450 setiap 

100.000 kelahiran. 

 

Terdapat variasi IMR antara negara - negara sedang 

berkembang dengan negara - negara maju. Di negara 

berkembang besarnya IMR dapat mencapai 200 per 1000 

kelahiran hidup, sedangkan di negara maju angka tersebut 

umumnya di bawah 15 per 1000 kelahiran hidup. 

 

IMR merupakan indikator yang sangat peka untuk menilai 

status kesehatan, sosial ekonomi dan sanitasi lingkungan 

hidup penduduk suatu daerah / negara. Baik dinegara maju 

maupun di negara sedang berkembang, terdapat hubungan 

terbalik antara IMR dengan status kesehatan, sosial-ekonomi 

dan kesehatan lingkungan hidup. 

 

 

c.  Angka Harapan Hidup 

Angka Harapan Hidup dan suatu umur didefinisikan sebagia 

rata - rata tahun hidup yang masih dijalani oleh seseorang 

yang telah berhasil mencapai umur tersebut, dalam situasi 

mortalitas yang berlaku dilingkungan warga nya. Angka 

Harapan Hidup waktu lahir misalnya, merupakan rata - rata 

tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir. 

AHH pada suatu umur merupakan indikator yang baik untuk 

menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Angka 

tersebut besarnya berkisar antara kurang dari 40 tahun pada 

 55 

negara berkembang sampai lebih dari 70 tahun pada negara 

maju.  

 

Besarnya AHH waktu lahir di Indonesia yaitu  52,41 tahun 

pada tahun 1980, naik menjadi 55,30 tahun pada tahun 1985, 

dan diharapkan akan naik lagi menjadi 64,05 tahun pada 

tahun 2000. Angka kematian bayi untuk kelompok 

perempuan lebih rendah dari kelompok laki - laki, sehingga 

AAHH pada waktu lahir bayi perempuan lebih tinggi dari 

bayi laki - laki.  

 

 

d.  Mobilitas Penduduk 

Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan 

antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda - 

beda. Untuk Indonesia secara keseluruhan tingkat 

pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi oleh tinggi 

rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas, sebab  migrasi 

netto hampir dikatakan nol. Tidak banyak orang Indonesia 

yang pindah ke luar negri, begitu juga orang - orang luar negri 

yang pindah ke Indonesia.  

 

Mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu 

mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen 

atau mobilitas sirkuler. 

 

Migrasi yaitu  perpindahan penduduk dari satu wilayah ke 

wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. 

Sedangkan mobilitas sirkuler ialah gerakan penduduk dari 

satu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niatan untuk 

menetap di daerah tujuan.  

Secara garis besar migrasi dapat dibagi dua, yaitu migrasi 

internal yang disebut juga transmigrasi, dan migrasi 

internasional yang dapat dibedakan atas migrasi masuk           

(= imigrasi) dan migrasi keluar (= emigrasi). 

 56 

 

Migrasi penduduk terjadi sebab  adanya beberapa faktor yang 

dapat dibedakan atas faktor pendorong dan faktor penarik, 

sebagai berikut :    

 

Faktor pendorong : makin berkurangnya sumber alam, 

menyempitnya lapangan pekerjaan, adanya tekanan politik 

ataupun masalah yang menyangkut SARA, adanya masalah 

budaya dan kepercayaan, sebab  ada bencana alam 

 

Faktor penarik : tersedianya lapangan pekerjaan, adanya 

kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi, 

adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih 

tinggi, lingkungan hidup yang lebih menyenangkan, adanya 

pusat kegiatan industri, perdagangan, kebudayaan dan 

hiburan 

  

Di Indonesia migrasi antar pulau (transmigrasi) khususnya 

dari pulau Jawa ke pulau - pulau lainnya dapat dibedakan atas 

yang diselenggarakan oleh pemerintah dan transamigrasi 

spontan (atas kemauan sendiri). Di daerah penerima atau atau 

daerah tujuan pengaruh demografis akibat transmigrasi itu 

cukup terasa, sebab  sebelumnya jumlah penduduk setempat 

relatif masih sedikit / jarang. 

 

Hingga sekarang,  migrasi penduduk yang tetap menimbulkan 

keprihatinan sebab  menimbulkan banyak masalah kesehatan 

dan lain – lain yaitu  migrasi penduduk dari desa ke kota 

besar (urbanisasi), seperti misalnya yang terjadi di Jakarta dan 

kota - kota besar lainnya 

 

 

 

 

 

 57 

B.  Permasalahan Kependudukan di Indonesia  

 

Secara umum terdapat tujuh masalah kependudukkan di Indonesia, 

yaitu : 

1.   Jumlah penduduk yang sangat besar 

Dari hasil sensus penduduk yang dilaksanakan pada tahun 

1990 tercatat jumlah penduduk Indonesia yaitu  179,3 juta. 

Ini berarti Indonesia menempati urutan keempat dalam hal 

besarnya jumlah penduduk, sesudah RRC, India dan USA. 

Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tersebut sudah 

barang tentu sangat banyak pula masalah yang dihadapi oleh 

pemerintah seperti penyediaan pangan, pendidikan, lapangan 

pekerjaan dan sebagainya. 

 

2.   Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi 

Di Indonesia besarnya Angka Kelahiran Kasar (CBR) yaitu  

35,90/00  dan Angka Kematian Kasar(CDR) 12,50/00, sehingga 

dengan demikian besarnya Angka Pertumbuhan Penduduk 

23,40/00. Dengan Angka Pertumbuhan Penduduk sebesar ini 

diperkirakan penduduk Indonesia akan menjadi berlipat dua 

setiap kira - kira 28 tahun. 

 

3.   Persebaran penduduk tidak merata 

 

4.   Penduduk Indonesia berstruktur umur muda 

 

5.   Penduduk Indonesia memiliki  pola perekonomian agrari. 

Bagian terbesar penduduk Indonesia hidup dari pertanian dan 

perkebunan yang menghasilkan hanya bahan mentah ataupun 

setengah jadi. Oleh sebab  pertanian dan perkebunan itu 

sangat tergantung pada alam (musim, hama, bencana alam 

dan lain - lain), maka akibatnya Pendapatan Nasional Bruto 

(GNP) sulit ditingkatkan. 

 

 

 58 

6.   Mobilitas penduduk Indonesia rendah 

Secara umum peranan wanita dalam keluarga masih belum 

memadai. Tingginya TFR dan MMR menandakan bahwa 

perhatian terhadap kesejahteraan wanita masih belum seperti 

yang diharapkan. 

 

 Sebenarnya keprihatinan terhadap pesatnya pertumbuhan 

penduduk dengan segala permasalahannya itu sudah lama menjadi 

pembicaraan pada ahli, yaitu sejak Robert Thomas Maltus 

mengemukakan teorinya dalam tahun  1798. 

 Dalam bukunya “ The Principle of Population “ Malthus 

menyatakan, bahwa jika  pertumbuhan penduduk tidak 

dikendalikan, pada suatu masa dunia akan dilanda krisis 

kependudukkan (population crisis), disebabkan perkembangan 

penduduk berjalan mengikuti deret ukur, sedangkan perkembangan 

produksi pangan hanya mengikuti deret hitung. 

 Meskipun akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan 

teknik ternyata teori Malthus tersebut tidak selamanya benar, akan 

tetapi akhirnya orang menyadari, bahwa demi kesejahteraan 

warga  dan kemajuan negara, pertumbuhan penduduk harus 

dikendalikan, sebab  penduduk yang perkembangannya tidak 

terkendali akan menimbulkan berbagai masalah. Hal inilah yang 

mendorong negara - negara di dunia termasuk Indonesia untuk 

memasukkan program Keluarga Berencana sebagai bagian yang 

tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Nasional. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 59 

Upaya - upaya untuk mengatasi masalah kependudukkan di 

Indonesia 

  

 Untuk mengatasi masalah - masalah kependudukkan 

sebagaimana tersebut di atas, upaya - upaya yang dapat 

dilaksanakan di Indonesia yaitu  sebagai berikut : 

 

1.  Melaksanakan Program Keluarga Berencana  

Dengan program KB maka TFR akan dapat diturunkan, 

sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. 

Disamping itu juga dengan program KB tersebut diharapkan 

struktur penduduk Indonesia akan berubah dari struktur muda 

menjadi struktur umur tua, sehingga Rasio Beban 

Tanggungan dapat di turunkan. 

 

2.  Melaksanakan Trasmigrasi 

Dengan meningkatkan migrasi penduduk khususnya dari 

pulau Jawa ke pulau - pulau lainya yang kepadatan 

penduduknya rendah, lambat laun persebaran penduduk 

Indonesia akan merata. Di samping itu juga kawasan - 

kawasan yang belum dimanfaatkan, khususnya di luar pulau 

Jawa, Maudra dan Bali dapat dimanfaatkan secara optimal. 

 

3.  Industrialisasi 

Bagi Indonesia, industrialisasi sangat penting sebab  

disamping dapat meningkatkan GNP dengan cepat, berarti 

juga mendapatkan lapangan pekerjaan bagi penduduk. 

Industrialisasi juga merupakan sarana mengejar ketinggalan 

kita dari bangsa - bangsa lain yang sudah maju. 

 

4.  Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian dan Perkebunan 

Intensifikasi (khususnya untuk pulau - pulau Jawa, Madura 

dan Bali) serta ekstensifikasi (untuk pulau - pulau lainnya) 

bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian (bahan pangan) 

maupun hasil perkebunan (bahan ekspor non migas). 

 60 

Disamping itu ekstensifikasi lahan pertanian dan perkebunan 

bertujuan juga menciptakan lapangan pekerjaan. 

 

5.  Pemerataan Pembangunan dan Hasil - Hasilnya 

Azas pemerataan dilaksanakan dengan tujuan agar seluruh 

rakyat Indonesia secara merata dapat menikmati hasil - hasil 

Pembangunan Nasional. Di samping itu dengan membangun 

proyek - proyek secara merata khususnya di luar Jawa, akan 

dapat mengurangi daya tarik penduduk luar Jawa migrasi ke 

Jawa. 

 

6.  Peningkatan Peranan dan Kesejahteraan Wanita 

Dewasa ini Pemerintah menaruh perhatian yang besar 

terhadap peningkatan peranan wanita. Kepada wanita 

diberikan berbagai latihan dan tambahan pengetahuan yang 

bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dalam berbagai 

bidang, sehingga dapat lebih maju dan mandiri.  

 

Di samping itu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu 

khususnya dan kesejahteraan keluarga umumnya 

dilaksanakan beberapa kegiatan, antara lain Kampanye Ibu 

Sehat Sejahtera (KISS), Kampanye Keluarga Kecil Mandiri 

(KKM) dan perluasan serta peningkatan pelayanan 

kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA). 

 

 

C.  Kesehatan Ibu dan Anak 

 

 Usaha kesehatan ibu dan anak yang bergerak dalam 

pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan 

kesehatan penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum  

warga . Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) melayani 

pemeliharaan ibu, bayi dan anak sampai umur 5 tahun. Sekarang ini 

pada umumnya BKIA sudah diintegrasikan ke dalam Puskesmas. 

Maksud dan tujuan  BKIA :  

 61 

a. Usaha Kesehatan Ibu dan Anak memiliki  tujuan 

memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu - ibu secara 

teratur dan terus menerus pada saat sakit, sehat, masa ante 

partum, post partum, masa menyusui pemeliharaan anak dari 

lahir sampai pra sekolah. 

b. Keluarga berencana bagi suami / istri yang membutuhkannya. 

c. Mengadakan integrasi ke dalam General Public Health 

Services dan mengadakan kerja sama dan koordinasi dengan 

dinas kesehatan lain. 

d. Mencari dan mengumpulkan masalah dalam warga  dan 

mencoba memecahkannya. 

 

Kegiatan - kegiatan yang dijalankan dalam BKIA : 

 

1.  Yang ditujukan kepada ibu hamil, melahirkan dan menyusui : 

a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan 

menyusui 

b. Pertolongan persalinan di luar rumah sakit  

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak 

d. Imunisasi dasar dan revaksinasi  

e. Pengobatan sederhana. Hal ini besar sekali pengaruhnya 

terhadap gagasan Keluarga Berencana untuk diterima dan 

dilaksanakan oleh para keluarga dengan penuh 

kesadaran. Semua agama yang ada di Indonesia pada 

prinsipnya menerima gagasan Keluarga Berencana 

(melahirkan) meliputi perawatan masa nifas, 

pemeriksaan jumlah air susu ibu, nasehat cara 

memelihara bayi, menyusui makan yang sehat. 

 

2.  Usaha yang ditujukan kepada bayi :  

Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya, 

makanan yang sehat, pemberian vaksinasi dasar yaitu BCG 

(sebelum satu bulan), DPT dan Polio (umur 3,4 dan 5 bulan),  

Campak (9-14 bulan) 

 

 62 

3.  Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah  

Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan 

perkembangan, revaksinasi, pendidikan kesehatan. 

 

4.  Kursus dukun  

Tujuannya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi 

yang meliputi cara kerja yang bersih seperti cuci tangan 

terlebih dahulu dengan sabun, memotong tali pusar dengan 

gunting yang telah dimasak / disterilkan  dan pengetahuan 

mengenai hal - hal yang memerlukan pertolongan bidan dan 

dokter. 

 

5.  Keluarga berencana  

Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak 

serta keluarga secara keseluruhan dengan sasaran ibu - ibu 

dari pasangan usia subur (PUS). 

 

 

D.  Keluarga Berencana 

 

1.  Sejarah & Organisasi Program Kependudukkan / Keluarga 

 Berencana di Indonesia. 

 

 Sesuai undang - undang RI Nomor 10 tahun 1992 tentang 

perkembangan kependudukkan dan pembangunan keluarga 

sejahtera yang dimaksud dengan : 

a. Keluarga Berencana yaitu  upaya peningkatan kepedulian 

dan peranserta warga  melalui pendewasaan usia 

perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan 

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk 

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 

b. Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yaitu  

suatu nilai yang sesuai dengan nilai - nilai agama dan sosial 

budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga dan 

warga , yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera 

 63 

dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan 

lahir dan kebahagiaan batin. 

     

 Prakarsa untuk melaksanakan kegiatan KB di Indonesia 

dimulai pada tahun 1953 oleh  sekelompok kecil warga  yang 

terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari kalangan kesehatan, 

di Jakarta. Kelompok itu berkembang dan pada tahun 1957 

berdirilah perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). 

Dalam kegiatan PKBI ditunjang oleh Departemen Kesehatan 

dengan menyediakan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) 

serta tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan KB. 

 Pada tahun 1967 Presiden Suharto bersama dengan pimpinan 

- pimpinan dunia lainnya, menanda tangani Deklarasi 

Kependudukkan Dunia.  Sebagai tindak lanjut penandatanganan ini 

maka pada tahun 1968 dibentuk sebuah lembaga semi pemerintah 

yang dinamakan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN). 

Lembaga ini pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi sebuah badan 

pemerintah penuh, bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana 

Nasional (BKKBN). Selanjutnya badan inilah yang diserahi dan 

bertanggung jawab mengelola program kependudukan dan keluarga 

berencana di Indonesia. 

BKKBN yaitu  suatu badan yang non Departemental, dan langsung 

bertanggung jawab kepada presiden. 

 

 

2.  Tujuan dan Kegiatan Program Keluarga Berencana 

 Program keluarga berencana di Indonesia memiliki  dua 

tujuan yaitu : 

a. Tercapainya kondisi Penduduk Tanpa Pertumbuhan (PTP). 

Untuk mencapai tujuan tersebut maka Total Fertility Rate 

(TFR) harus diturunkan menjadi sekitar 2,0 yang berarti 

bahwa rata - rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang 

wanita usia subur di Indonesia yaitu  sekitar 2,0. 

  

 64 

b. Membudayakan Norma Keluarga Bahagia dan Sejahtera 

(NKKBS) 

Untuk itu berbagai upaya dilaksanakan agar supaya NKKBS 

menjadi pola hidup bangsa Indonesia, dalam rangka 

mendukung keberhasilan program pembangunan manusia 

seutuhnya serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk. 

 

 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan 

kegiatan - kegiatan sebagai berikut : 

 

a. Perluasan jangkauan  

Yaitu usaha untuk mengajak peserta KB baru sebanyak - 

banyaknya, serta mengembangkan lembaga ilmu baru yang 

diharapkan dapat turut serta mengelola program. Di sini 

tercermin juga usaha untuk memperluas dan meratakan 

program KB ke seluruh pelosok tanah air. 

 

b. Pembinaan 

Yaitu usaha untuk lebih memantapkan penerimaan gagasan 

Keluarga Berencana secara lestari, baik dalam keikutsertaan 

sebagai akseptor KB maupun dalam keikutsertaan mengelola 

program. 

 

c. Pelembagaan - pembudayaan 

Yaitu usaha untuk meningkatkan diterimanya NKKBS yang 

membudaya. Di sini termasuk pula usaha untuk 

meningkatkan peranan warga  dan aparatur pemerintah 

dalam berperan serta mengelola program kependudukkan / 

Keluarga Berencana secara mantap. 

 

3.  Hubungan Keluarga Berencana dengan Masalah lainnya. 

 Hubungan antara pelaksanaan program Keluarga Berencana 

dengan masalah - masalah lainnya di Indonesia yaitu  sebagai 

berikut : 

 

 65 

a.  Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga  

Kesehatan ibu sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan 

keluarga. Dilain pihak kesehatan ibu dipengaruhi oleh 

beberapa hal, antara lain umur ibu waktu melahirkan, jumlah 

kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki serta jarak 

antara tiap kelahiran.  

 

Dengan melaksanakan KB semua hal yang berpengaruh 

terhadap kesehatan ibu tersebut dapat diprogram, sebab  

kontrasepsi dapat dipergunakan untuk menunda kehamilan, 

menjarangkan kehamilan bahkan menghentikan sama sekali 

kesuburan. 

 

Dengan melaksanakan KB, resiko kematian bagi kelompok 

ibu dengan resiko tinggi (high risk group) dapat dihindari. 

Yang termasuk kelompok ibu dengan resiko tinggi yaitu   

ibu yang hamil pada usia dibawah 20 ataupun diatas 35 tahun, 

ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 3 kali, dan ibu 

hamil yang menderita penyakit menahun, misalnya penyakit 

paru, jantung dan ginjal. Dalam hal ini, yang dianjurkan 

yaitu  kehamilan terjadi pada usia ibu antara         20 - 30 

tahun, jarak kelahiran sekitar 3 tahun dan paling banyak 

hanya 2 anak. Dengan pola keluarga kecil maka kesejahteraan 

keluarga akan lebih dapat ditingkatkan sehingga seluruh 

keluarga mengalami kebahagian. 

 

 

b.  Keluarga Berencana dan Pembangunan Nasional 

Tujuan akhir dari pembangunan yaitu  kesejahteraan 

penduduk. sebab nya pembangunan nasional harus disertai 

perencanaan penduduk yang terjadi serasi dengan penyediaan 

pangan, sandang, perumahan, fasilitas kesehatan, fasilitas 

pendidikan, lapangan kerja dan segala kebutuhan penduduk 

lainnya. 

 

 66 

 

c.  Keluarga Berencana dan Derajat Kaum Wanita 

Pandangan kuno yang terdapat dalam warga  Indonesia 

menyatakan bahwa fungsi utama wanita yaitu  melahirkan 

dan mengurus anak serta seluruh anggota keluarga. Demikian 

juga wanita tidak mempuyai hak untuk menentukan kapan dia 

mau hamil dan berapa jumlah anak yang dia lahirkan. 

Dalam hal seperti tersebut di atas, Keluarga Berencana 

merupakan jalan utama untuk meningkatkan derajat kaum 

wanita. Dengan pengaturan kehamilan, seorang ibu dapat 

memelihara dan meningkatkan kesehatannya, 

mempertahankan kemudaannya serta membina karier dalam 

pekerjaannya, sehingga dengan demikian emansipasi seperti 

yang dicita - citakan oleh Ibu Kartini dapat benar - benar 

diwujudkan. 

 

 

d.  Keluarga Berencana dan Agama. 

Agama memegang peranan penting dalam menentukan sikap 

hidup manusia. sebab  itu juga besar sekali pengaruhnya 

terhadap gagasan Keluarga Berencana untuk dapat diterima 

dan dilaksanakan oleh keluarga - keluarga dengan penuh rasa 

kesadaran. 

 

Semua agama yang ada di Indonesia (Islam, Kristen, 

Katholik, Hindu dan Budha) pada prinsipnya menerima 

gagasan Keluarga Berencana, meskipun terdapat perbedaan 

pandangan tentang metode pelaksanaan ataupun alat - alat 

yang boleh dan yang tidak boleh dalam Keluarga Berencana 

tersebut. 

 

4.  Metoda - Metoda Keluarga Berencana  

 Metoda dan alat - alat yang dapat dipergunakan dalam 

melaksanakan keluarga Berencana yaitu  sebagai berikut : 

 

 67 

a.  Pantang Berkala  

Di sebut juga Istibra berkala ataupun Sistem Kalender, yaitu 

tidak melakukan hubungan seksual pada saat ibu dalam 

keadaan subur. 

 

b.  Metoda Sederhana  

Metoda Sederhana yaitu  mencegah terjadinya pertemuan 

antara sel jantan dan sel telur (pembuahan) dengan 

menggunakan penghalang. Penghalang itu dapat berupa 

penghalang mekanis seperti misalnya kondom dan diafragma, 

dapat juga berupa penghalang kimiawi (spermacida) yaitu : 

vagina tablet, jelly,  tissue KB dan cairan berbusa (foam). 

 

c.  Membuat Seorang Ibu Seakan - akan Dalam Keadaan Hamil 

Ke dalam tubuh ibu dimasukkan hormon yang dapat 

mencegah lepasnya sel telur dari indung telur. Bentuknya 

dapat berupa pil KB (diminum tiap hari), Suntikkan KB 

(diulang tiap tiga bulan) dan Implant Norplant/ Susuk KB 

(diulang tiap lima tahun). 

 

d.  Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 

Alat kontrasepsi dalam rahim yang disebut juga Intra Uterine 

Device (IUD), yaitu  alat kontrasepsi yang diletakkan di 

dalam rahim untuk mencegah terjadinya pembuahan dan 

nidasi (penempelan sel telur yang sudah di buahi pada 

dinding rahim). 

Alat kontrasepsi dalam rahim, yang biasanya disebut spiral, 

merupakan suatu alat yang dibuat dari plastik halus berukuran 

kecil. Ada yang berbentuk spiral (Lippes Loop), seperti huruf 

T (Coper T) dan seperti kipas (Multi Load).  

 

e.  Metode Sterilisasi 

Metoda sterilisasi bersifat permanen, sebab nya disebut juga 

Kontrasepsi Mantap. Pada wanita disebut juga Kontrasepsi 

Mantap Wanita, Medis Operatif Wanita / MOW atau 

 68 

Tubectomi, dan pada laki - laki disebut Kontrasepsi Mantap 

Pria / MOP atau vasectomi, keduanya dilaksanakan dengan 

cara operasi. 

 

Pada Tubectomi kedua saluran telur (Tuba Fallopi) dipotong 

kemudian kedua ujung - ujungnya diikat, sehingga telur dari 

ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim dan dengan 

demikian tidak akan terjadi pembuahan. 

 

Vasectomi dilaksanakan dengan memotong saluran sperma 

(Vas Deferens), sehingga dengan demikian mani tidak 

mengandung sperma dan tidak dapat terjadi pembuahan. 

 

 

 

5.  Keluarga Berencana Mandiri 

 Sasaran dari program KB yaitu  pasangan usia subur (PUS). 

Pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi (alat atau obat 

untuk mencegah terjadinya pembuahan) disebut Akseptor. 

  Dalam program KB diadakan kegiatan pembinaan terhadap 

akseptor yang bertujuan agar para akseptor setelah pertama kali 

memakai alat kontrasepsi akan terus memakainya sampai habis 

masa usia suburnya. Seorang akseptor yang aktif secara terus - 

menerus dalam jangka waktu minimal 5 tahun, disebut akseptor 

Lestari. Di samping itu terdapat juga yang disebut Akseptor Mental, 

yaitu orang - orang yang mendukung pelaksanaan NKKBS, 

khususnya generasi muda yang menunda pernikahan. 

 Dengan telah membudayanya perencanaan keluarga dalam 

warga , dewasa ini sedang dikembangkan gerakan yang disebut 

KB Mandiri, yaitu pelaksanaan KB dimana kebutuhan akan alat - 

alat dan pelayanan sepenuhnya menjadi tanggungan akseptor 

dengan subsidi pemerintah, khususnya dalam pengadaan alat dan 

obat kontrasepsi. 

 Untuk itu dalam tahun 1987 dicanangkan pelayanan KB 

Mandiri dengan logo Lingkaran Biru (LIBI), dimana dipasarkan              

 69 

4 jenis kontrasepsi (AKDR), Pil KB, Suntikan KB dan Kondom), 

melalui Dokter dan Bidan Praktek swasta serta Apotik. 

 Dalam tahun 1992 pelayanan LIBI diperluas dengan 

memperkenalkan LIMAS (Lingkaran Emas, di mana dipasarkan 6 

jenis kontrasepsi (AKDR, Pil KB, Suntikan KB, Kondom, Implant 

Norplant dan Tissue KB), yang penjualannya dilakukan oleh pihak 

swasta. 

 

 

6.  Peranan Tenaga Farmasi Dalam Program KB  

 Bersama - sama dengan petugas - petugas lainnya yang 

menangani pelaksanaan program KB, petugas - petugas farmasi 

memiliki  peranan sebagai berikut : 

 

a. Berperan serta aktif dalam penyediaan pengedaran alat - alat 

dan obat - obat kontrasepsi.  

Peran serta ini diperlukan terutama dalam menunjang 

pelaksanaan KB Mandiri Lingkaran Biru (LIBI) dan 

Lingkaran Emas (LIMAS). 

 

b. Berperan serta secara aktif dalam penyuluhan 

Penyuluhan kesehatan dilaksanakan oleh semua petugas 

kesehatan secara terpadu / terintegrasi dalam tugasnya masing 

- masing. Dalam hal ini petugas - petugas farmasi juga 

berkewajiban memberikan penyuluhan, khususnya  dalam 

rangka membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan 

Sejahtera (NKKBS). 

    

  

  

 70 

BAB  VI 

STATISTIKA KESEHATAN 

 

 

 

A.  Pendahuluan 

 

 Dalam laporan suatu instansi seringkali dicantumkan angka – 

angka atau diagram dengan tujuan untuk memberikan gambaran 

tentang kemajuan atau hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. 

Angka yang dicantumkan yaitu  angka – angak akhir yang 

merupakan  hasil pengolahan dari angka – angka hasil kerja  yang 

dihimpun dari hari kehari, bulan kebulan bahkan dari tahun ke 

tahun. Itulah yang dinamakan statistik 

 Statistik dalam pengertian umum yaitu  kumpulan fakta, 

umumnya berbentuk angka – angka dan atau diagram yang 

menggambarkan suatu persoalan atau keadaan. Sedangkan 

statistik dalam pengertian sempit yaitu  ukuran, ebagai wakil dari 

kumpulan fakta mengenai sesuatu hal.  

 Dalam suatu penelitian statistik, agar angka – angka yang 

disajikan dan kesimpulan yang diambil dapat 

dipertanggungjawabkan, maka pemrosesan data mulai dari 

pengumpulan angka – angka, pengolahan, penyajian sampai pada 

analisis dan pengambilan kesimpulan  harus dilaksanakan dengan 

cara – cara yang benar. Ini merupakan ilmu pengetahuan tersendiri 

yang disebut dengan Statistika. Jadi statistika yaitu  ilmu 

pengetahuan yang berhubungan dengan cara – cara pengumpulan 

fakta, pengolahan, penyajian dan analisis serta penarikan 

kesimpulannya.  

 

 

 

 

 

 71 

B.  Kegunaan Statistik 

 

 Statistik diberi nama sesuai dengan jenis persoalan yang 

diliputinya. Sebagai contoh, yang membicarakan masalah - masalah 

kesehatan disebut Statistik Kesehatan, yang membahas masalah - 

masalah pertanian disebut Statistik Pertanian dan seterusnya. 

 Dalam pelaksanaan tugas - tugas kesehatan, secara umum 

kegunaan statistik ada dua, yaitu : 

1.   Merupakan sarana untuk melakukan evaluasi.  

Yaitu untuk menilai pekerjaan – pekerjaan, baik yang sedang 

maupun yang telah selesai dilaksanakan, apakah hasilnya 

sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum.          

Contohnya program imunisasi dikatakan berhasil jika  

jumlah penderita penyakit menular yang bersangkutan 

menurun atau nol.  

 

2.   Merupakan bahan untuk membuat perencanaan 

Dengan menggunakan statisik yang sudah kita miliki, kita 

dapat membuat rencana yang realitis, artinya sesuai dengan 

kebutuhan dan kenyataan yang ada di lapangan. Contohnya 

penambahan fasilitas kesehatan yang didasarkan pada 

peningkatan jumlah penduduk. 

 

 

C.  Jenis Statistik 

 

 Hal, keadaan atau peristiwa - peristiwa yang dicatat, 

dikumpulkan untuk kemudian disusun menjadi statistik, disebut 

data statistik. Sebagai contoh, jika  kita akan menyusun statistik 

tentang tinggi dan berat badan sejumlah balita, maka angka - angka 

yang menunjukkan tinggi dan berat badan dari masing - masing 

balita tersebut yaitu  data statistik. Data statistik yang baru 

dikumpulkan dan belum diolah disebut data mentah. 

 

 72 

 Data statistik ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data 

kualitatif. Data kuantitatif yaitu  data yang berbentuk bilangan, 

harganya dapat berubah - ubah atau bersifat variabel. Dari 

nilainya dikenal dua golongan data kuantitatif, yaitu data diskrit 

(merupakan hasil menghitung, selalu dalam bentuk angka yang 

utuh), dan data kontinyu (merupakan hasil mengukur atau 

menimbang, dapat berupa angka pecahan).  

 Data kuantitatif yaitu  data yang tidak dilukiskan dengan 

bilangan melainkan dengan lukisan kualitatif yang dikenal dengan 

nama kategoti dan atribut, misalnya baik, rusak, gagal, berhasil dan 

sebagainya.   

 

 jika  kita ingin mengetahui berat badan rata - rata dari 

murid SD di kota K, maka seluruh murid dari semua SD yang ada 

dalam kota K yang menjadi sasaran penelitian kita disebut populasi 

atau universe. Populasi terdiri dari individu - individu yang dalam 

hal ini yaitu  masing - masing murid SD, yang satu persatu akan 

ditimbang berat badannya. Dengan demikian dikatakan bahwa 

populasi atau universe yaitu  kumpulan besar dari individu dapat 

berupa manusia, hewan, atau benda yang dijadikan sasaran 

penelitian statistik “.  

 Dalam praktek penelitian, untuk menghimpun data dapat 

dipergunakan dua metode yaitu :  

1.   Metode Sensus 

Di sini kita meneliti keseluruhan individu yang ada dalam 

populasi. 

 

2.   Metode Sampling 

Dalam hal ini kita tidak meneliti keseluruhan populasi, tetapi 

halnya sebagian saja yang disebut sample. Metode sampling 

sering dipergunakan dalam penelitian - penelitian sebab  

alasan efisiensi.  

 

 

 

 73 

 

 Memilih sejumlah individu untuk dijadikan sample dari suatu 

populasi tidak dapat dilakukan sembarangan, sebab  individu - 

individu yang kita pilih itu harus merupakan sample yang 

representatif. Yaitu memiliki  karakteristik yang sama atau 

semaksimal mungkin mendekati karakteristik dari populasinya. 

 Untuk memperoleh sample yang demikian kita 

mempergunakan metode acak (random). Dengan memanfaatkan 

lotere, buah dadu ataupun Daftar Angka - angka Random.  

 

 

D.  Langkah – Langkah Penyusunan Statistik 

 

 Untuk membuat statistik tentang sesuatu persoalan ada             

5 tahapan kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :  

1.  Perencanaan  

2.  Pengumpulan data  

3.  Pengolahan data  

4.  Penyajian data  

5.   Pembuatan analisis dan pengambilan kesimpulan  

 

 

1.  Perencanaan  

Dalam setiap kegiatan, peran perencanaan sangat penting, 

sebab  disamping sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, 

rencana juga merupakan pedoman untuk melaksanakan 

evaluasi. Dalam perencanaan ini ditentukan tujuan penelitian, 

sasaran penelitian, cara - cara yang dipergunakan, 

pelaksananya siapa saja, kapan penelitian dilaksanakan dan 

seterusnya.  

 

 

 

 

 

 74 

 

2.  Pengumpulan data : 

Mengumpulkan data statistik dapat dilakukan baik dengan 

sensus atau sampling. Untuk ini ada 3 macam teknik yang 

dapat dijalankan, yaitu : 

 

   Observasi  

Yaitu melaksanakan penelitian dengan terjun langsung 

dilapangan untuk menemui dan wawancara dengan 

individu - individu sasaran, sehingga diperoleh data yang 

akurat. Untuk persoalan tertentu dapat juga dilakukan 

penelitian di laboratorium. Dalam hal ini data yang 

diperoleh disebut data intern.  

 

   Registrasi  

Ini dilakukan dengan mengambil dan mempergunakan 

data yang telah terhimpun dan dilaporkan oleh pihak lain, 

misalnya dengan memanfaatkan kepustakaan. Dengan 

cara ini data dapat dihimpun dengan lebih mudah dan 

murah. Di sini data yang diperoleh disebut data ekstern.   

Data ekstern dibagi menjadi data ekstern primer dan data 

ektern sekunder. Jika data itu dikeluarkan dan 

dikumpulkan oleh badan yang sama, maka di disebut  

data ekstern primer. Dalam hal lainnya merupakan data 

sekunder.  

 

   Dengan mempergunakan Angket.   

Angket yaitu  sejumlah pertanyaan atau isian tertulis 

yang dikirimkan kepada individu - individu (disebut 

responden) untuk dijawab atau diisi, dan dikirimkan 

kembali kepada pihak peneliti. Angket dapat berisi 

pertanyaan - pertanyaan terbuka di mana responden dapat 

menjawab dengan bebas, ataupun pertanyaan tertutup 

dimana responden tinggal menandai kotak - kotak 

jawaban yang sudah disediakan. Ada kemungkinan tidak 

 75 

semua angket yang dikirim diterima kembali, dan 

jawabannya seringkali juga tidak akurat.  

 

 

3.  Pengolahan data :  

Data mentah yang terkumpul diolah, dikelompokkan, disusun 

menjadi array, dihitung karakteristik - karakteristiknya dan 

seterusnya.  

 

4.  Penyajian data :  

Penyajian data bertujuan agar hasil penelitian itu dapat dibaca 

dengan mudah dan dipahami oleh orang lain. Juga agar dapat 

dianalisis dan disimpulkan. Ada beberapa cara penyajian data 

yang dapat dilakukan, yaitu : 

 

   Penyajian secara naratif  

Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk cerita (teks). Cara ini 

jarang dipergunakan sebab  dengan cerita seringkali 

persoalan kurang dapat digambarkan dengan jelas, misalnya 

dalam mengemukakan perbandingan antara beberapa angka 

dan sebagainya.  

 

   Dalam bentuk daftar atau tabel 

Ada dua macam diagram atau tabel yaitu Daftar Baris 

Kolom dan Daftar Disrtibusi Frekuensi  

 

   Dalam bentuk diagram atau grafik 

Ada 6 macam diagram, yaitu Diagram Garis, Diagram 

Batang, Diagram Lambang / Simbol, Diagram Lingkaran 

/ Pastel dan Diagram Titik / Pencar  

 

 

 

5. Pembuatan analisis dan pengambilan kesimpulan.  

 76 

Analisis dan kesimpulan merupakan hasil akhir dari 

pembuatan statistik. Yang dapat dihimpun dan dibuat 

statistiknya yaitu  antara lain :  

 

   Data Demografi 

Yaitu data tentang jumlah penduduk, pembagiannya 

menurut jenis kelamin, umur, pendidikkan, pekerjaan, 

besarnya angka perkembangan dan sebagainya.  

 

   Data Kesehatan Lingkungan 

Misalnya jumlah rumah dan keadaannya, jumlah sumber 

air minum, jumlah jamban, tempat pembuangan sampah, 

pembuangan air limbah dan sebagainya. 

 

   Data Fasilitas Kesehatan 

Jumlah rumah sakit, puskesmas, posyandu, apotik, toko 

obat, pptical, jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan 

seterusnya.  

 

   Data Tentang Penyakit 

Jenis penyakit yang sering timbul, Incidence Rate, 

Prevalence Rate, KLB ( Kejadian Luar Biasa ), Wabah, 

dan sebagainya.   

 

   Data Vital Statistik  

Angka kesuburan, angka kelahiran, angka kematian, 

angka kesakitan dan sebagainya. 

 

 

 

 

 

E.  Vital Statistik 

 

 77 

 Vital statistik yaitu  statistik yang berhubungan dengan 

peristiwa - peristiwa penting dalam kehidupan manusia, mulai sejak 

dilahirkan sampai meninggal dunia. Oleh sebab  peristiwa - 

peristiwa yang demikian itu sangat banyak jumlahnya, biasanya 

yang dibuat oleh instansi kesehatan hanya yang berhubungan erat 

dengan indikator - indikator kesehatan saja, sedangkan data yang 

lain jika  diperlukan dapat diminta dari instansi - instansi lain 

yang menanganinya, misalnya Pemerintah Daerah tingkat II, 

Pemerintah Daerah Tingkat I,  Kantor Statistik dan lain - lainnya.  

  Angka - angka Vital statistik tersebut umumnya dinyatakan 

sebagai perbandingan (Rate) dan satuan promil ( ‰ ) dan dengan 

jangka waktu satu tahun. Beberapa angka vital statistik yang 

penting yaitu  sebagai berikut :  

 

 

Yang berhubungan dengan Kelahiran dan Kesuburan :    

1.  Angka Kelahiran Umum (Crude Birth Rate = CBR) 

Yaitu angka antara jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun 

dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut          

( tanggal 1 Juli ). 

 

CBR  =   B x  K 

 Pm  

 

 Dimana : CBR  = Crude Birth Rate 

 B    = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tertentu 

 Pm  = Jumlah kelahiran pada pertengahan tahun tertentu 

 K  = Bilangan Konstanta (0/00 ) 

 

 

 

 

 

2.  Angka Kesuburan Umum (General Fertility Rate = GFR) 

 78 

Yaitu perbandingan antara jumlah kelahiran hidup dalam 

suatu tahun dengan jumlah penduduk wanita umur 15 - 49 

tahun pada pertengahan tahun tersebut. 

 

GFR  =   B x  K 

 Pr (15 – 49)  

 

 

Yang berhubungan dengan kesakitan : 

 

1.  Attack Rate (AR)  

Perbandingan antara jumlah kasus baru suatu penyakit yang 

ditemukan pada suatu saat, dengan jumlah population at risk 

pada saat itu.    

 

2.   Angka Insidensi (Incidence Rate = IR) 

Perbandingan antara jumlah kasus baru suatu penyakit dalam 

satu tahun, dengan jumlah population at risk pada 

pertengahan tahun tersebut.  

 

3.   Angka Prevalensi (Prevalensi Rate = PR) 

Perbandingan antara jumlah kasus baru dan kasus lama suatu 

penyakit selama suatu tahun, dengan jumlah population at 

risk pada pertengahan tahun tersebut.  

 

Yang berhubungan dengan kematian 

 

1.  Angka Kematian Umum (Crude Death Rate = CDR) 

Perbandingan antara jumlah seluruh kematian dalam suatu 

tahun, dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 

tersebut.  

 

 

 

2.   Angka Kematian Khusus (Case Fatality Rate = CFR) 

 79 

Misalnya akibat penyakit DHF : Perbandingan antara jumlah 

kematian akibat penyakit DHF selama suatu tahun, dengan 

jumlah  penduduk yang menderita penyakit DHF selama 

tahun tersebut.  

 

3.   Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate = MMR) 

Perbandingan antara jumlah kematian ibu hamil, bersalin dan 

dalam masa nifas selama suatu tahun dengan jumlah 

kelahiran ( hidup dan mati ) selama tahun tersebut.  

 

4.   Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR) 

Perbandingan antara jumlah bayi yang meninggal selama 

suatu tahun, dengan jumlah kelahiran hidup selama tahun 

tersebut. IMR sering dipergunakan sebagai indikator keadaan 

kesehatan warga , khususnya kesehatan  lingkungan, 

sedangkan MMR sebagai indikator keadaan sosial ekonomi 

warga  serta kualitas pelayanan KIA.  

 

 

 

 

 

 

 

 80 

BAB  VII 

M A S Y A R A K A T 

 

 

 

A. A.  Pendahuluan 

  Ilmu kewarga an disebut juga Sosiologi, yang berasal dari 

bahasa latin Socius yang berarti kawan dan logos yang berarti  berbicara. 

Jadi arti harfiah dari Sosiologi yaitu  berbicara mengenai warga . 

  Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar tentang 

sosiologi. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi mengemukakan 

Sosiologi atau Ilmu warga  ialah Ilmu yang mempelajari struktur 

sosial dan proses - proses sosial, termasuk perubahan - perubahan 

sosial.   

  Dalam definisi ini, yang dimaksud dengan struktur sosial yaitu  

keseluruhan jalinan antara unsur - unsur sosial yang pokok, yaitu 

kelompok - kelompok sosial, norma - norma sosial, pranata - pranata 

sosial serta lapisan - lapisan sosial. Proses sosial yaitu  pengaruh timbal 

balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya antara segi 

kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan hukum, segi kehidupan 

hukum dengan segi kehidupan politik dan seterusnya.  

 Jadi sasaran dari sosiologi yaitu  warga . Apakah warga  

itu? Tentang warga , Ralph Linton mengemukakan bahwa 

warga  yaitu  setiap kelompok manusia yang telah hidup dan 

bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri 

mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial, 

dengan batas - batas yang dirumuskan dengan jelas “. 

 

 

 

 

 81 

  Sesuai definisi Linton, maka warga  itu meliputi beberapa 

unsur :  

 

1.  Sejumlah manusia yang hidup bersama 

Dalam Ilmu Sosial, tidak ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk 

menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Secara teoritis 

angka minimalnya yaitu  dua orang. 

 

2.  Bercampur untuk waktu yang lama 

Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda - 

benda mati seperti meja, kursi dan sebagainya. Manusia yang 

berkumpul sesamanya akan berorientasi sehingga timbul sistem 

komunikasi, peraturan - peraturan dan seterusnya yang mengatur 

hubungan antara manusia tersebut. 

 

3.  Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan 

Antara anggota satu dengan anggota yang lain terdapat rasa 

keterikatan dan  solidaritas.  

 

4.  Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama 

Mereka dalam kehidupan sehari - hari saling membutuhkan, bahwa 

mungkin juga terdapat saling ketergantungan di antara mereka.  

 

 

B.  Strata Kewarga an  dan Mobilitas Sosial 

 

  Setiap warga  selalu memiliki  penghargaan yang bersifat 

khusus terhadap hal - hal tertentu yang ada dalam warga  

bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi tehadap hal - hal tertentu 

akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari 

hal - hal lainnya.  

 

 82 

  Kalau suatu warga  misalnya lebih menghargai kekayaan 

materiil dari pada lainnya, maka mereka yang lebih banyak memiliki  

harta benda akan menempati kedudukan yang lebih tingi dibandingkan 

dengan orang lain, dan sebaliknya mereka yang hanya sedikit sekali atau 

tidak memiliki sesuatu yang berharga, dalam pandangan warga  

memiliki  kedudukan yang rendah. 

  Sistem lapisan dalam warga  tersebut dalam sosiologi dikenal 

dengan Stratifikasi Sosial ( sratum = lapisan ). Bentuk - bentuk lapisan 

warga  itu banyak dan berbeda - beda, dan tetap ada sekalipun dalam 

warga  yang kapitalis, demokratis, komunis ataupun lainnya, sebab  

dalam pembedaan atas lapisan - lapisan tersebut merupakan gejala 

universal, yang merupakan bagian dari sistem sosial setiap warga . 

 

 

1.   Sifat – Sifat Sistem Lapisan warga  

 

  Sifat dari sistem lapisan yang ada di dalam suatu warga  ada 

dua, yaitu tertutup dan terbuka. Yang bersifat tertutup membatasi 

kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, 

baik yang merupakan gerak ke atas ataupun bawah.  

  Dalam sistem yang demikian satu - satunya jalan untuk menjadi 

anggota suatu lapisan dalam warga  yaitu  kelahiran. Contoh : 

warga  India yang terbagi atas kasta - kasta, yaitu kasta Brahmana 

(pendeta), Ksatria (bangsawan dan tentara), Waisya (pedagang), Sudra 

(rakyat jelata), serta mereka yang tidak berkasta yang disebut golongan 

Paria.  

  Sistem lapisan yang tertutup, dalam batas - batas tertentu, juga 

dapat kita jumpai warga  Bali. 

  Berbeda dengan sistem tertutup, pada sistem terbuka setiap anggota 

warga  memiliki  kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan 

sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk 

jatuh ke lapisan bawah. Pada umumnya sistem terbuka memberi 

 83 

perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota warga  untuk 

dijadikan landasan pembangunan warga , dari pada sistem tertutup. 

 

 

2.  Dasar – Dasar Lapisan warga   

 

  Di antara lapisan teratas dengan yang terendah, terdapat lapisan 

yang jumlahnya relatif banyak. Akan tetapi pembagian yang umumnya 

dipergunakan yaitu  lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah.  

 Lapisan atas biasanya tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa 

yang dihargai oleh warga , tetapi kedudukkannya yang tinggi itu 

bersifat kumulatif, yaitu  mereka yang memiliki  harta benda banyak 

akan mudah untuk mendapatkan tanah, kehormatan dan mungkin juga 

kekuasaan. 

  Dasar atau kriteria yang biasa dipergunakan untuk menggolongkan 

anggota warga  ke dalam suatu lapisan             (di sebut juga kelas ), 

yaitu  :  

   Ukuran kekayaan  

Mereka yang memiliki kekayaan yang paling banyak, masuk ke 

dalam lapisan teratas.  

 

   Ukuran kekuasaan  

Yang memiliki kekuasaan atau wewenang atau terbesar, menempati 

lapisan teratas.  

 

   Ukuran kehormatan  

Ukuran ini terlepas dari ukuran - ukuran kekayaan ataupun 

kekuasaan. Mereka yang paling dihormati dan paling disegani 

mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai 

pada warga  tradisional. Di sini yang paling dihormati atau 

disegani tersebut yaitu  golongan orang tua - tua dan mereka yang 

pernah berjasa. 

 

 84 

   Ukuran ilmu pengetahuan  

Ukuran ini dipergunakan oleh warga  yang menghargai ilmu 

pengetahuan. Kadang - kadang dapat menimbulkan akibat yang 

negatif, sebab  orang yang berkeinginan besar untuk dapat masuk 

ke lapisan atas, yang dipentingkan bukan mutu ilmu 

pengetahuannya tetapi kesarjanaannya, yang kemudian 

diusahakannya dengan segala cara, termasuk cara - cara yang tidak 

wajar. 

 

 

3.   Mobilitas Sosial 

 

  Mobilitas sosial  (= Gerak sosial = Social Mobility) yaitu  suatu 

gerak yang terjadi dalam struktur sosial. jika  seorang petani beralih 

pekerjaan menjadi pemilik toko, maka dia melakukan mobilitas sosial. 

  Tipe - tipe dari mobilitas / gerak sosial yang pokok ada dua macam, 

yaitu gerak sosial yang horizontal dan yang vertikal.  

 

   Gerak sosial horizontal  

Merupakan peralihan individu atau obyek - obyek sosial lainnya, 

dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat, 

atau mungkin juga peralihan atau gerak dari obyek - obyek sosial 

seperti misalnya mode pakaian, ideologi dan sebagainya. Dengan 

adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi perubahan dalam 

derajat kedudukan seseorang ataupun suatu obyek sosial.  

 

   Gerak sosial vertikal  

Yang dimaksud yaitu  perpindahan individu atau obyek sosial, dari 

suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak 

sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak 

sosial yang vertikal, yaitu yang naik (social climbing) dan yang 

turun (social sinking). Contohnya seorang petani yang diangkat 

menjadi kepala desa yaitu  social climbing, sedangkan seorang 

 85 

pegawai kantor yang dipecat dari jabatannya merupakan social 

sinking. 

Social climbing dapat dilakukan oleh individu ataupun kelompok 

melalui beberapa macam saluran, misalnya lembaga pendidikan, 

lembaga keagamaan, organisasi politik dan sebagainya. 

 

 

C.     Tata Nilai warga  / Pranata Sosial (Social Institution) 

 

  Pranata sosial yaitu  himpunan norma - norma dari segala 

tingkatan yang mengatur kehidupan bersama dalam warga , sehingga 

kehidupan bersama itu berlangsung dengan tertib.             Di sebut juga 

dengan Lembaga Sosial atau Lembaga Kewarga an. Pranata Sosial 

terdapat dalam semua warga , baik yang memiliki  taraf 

kebudayaan yang masih bersahaja maupun yang sudah modern.  

  Dalam kehidupan bersama, Pranata Sosial berfungsi sebagai berikut 

:   

1.  Memberikan pedoman kepada para anggota warga  tentang 

bagaimana mereka harus bertingkah laku dan bersikap dalam 

menghadapi masalah - masalah yang ada dalam warga  itu.  

2.  Memberikan pegangan kepada warga  dalam hal pengendalian 

sosial (Social Control), yaitu sistem pengawasan warga  

terhadap tingkah laku anggota - anggotanya. 

3.  Menjaga keutuhan dan ketentraman warga . 

  

  Beberapa fungsi tersebut di atas mengharuskan seseorang yang 

hendak memasuki ataupun mempelajari suatu warga  tertentu 

memperhatikan dengan teliti pranata sosial yang ada dalam warga  

tersebut.  

 

  Norma - norma itu umumnya tidak tertulis, wajib ditaati dan 

dilaksanakan baik oleh individu maupun kelompok dalam warga , 

 86 

sebab  memang diciptakan demi tercapainya ketertiban dan kesejahteraan 

dari warga  tersebut.  

 Beberapa macam norma memiliki  kekuatan mengikat yang berbeda 

– beda,  ada yang lemah dan ada yang sangat kuat. Untuk membedakan 

kekuatan mengikat dari norma - norma tersebut, secara sosiologis dikenal 

adanya empat pengertian, yaitu :  

1.  Cara ( Usage ) 

2.  Kebiasaan ( Folkways ) 

3.  Tata kelakuan ( Mores ) 

4.  adat Istiadat ( Custom )  

 

  Masing - masing pengertian di atas memiliki  dasar yang sama, 

yaitu merupakan petunjuk ataupun larangan yang merupakan pedoman 

dari perilaku seseorang yang hidup dalam warga  itu, dengan 

penjelasan sebagai berikut :  

 

1.  Cara ( Usage ) 

Cara, menunjuk pada suatu bentuk perbuatan, khususnya dalam 

hubungan antar individu dalam warga . Suatu penyimpangan 

terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, 

mungkin hanya sekedar celaan dari individu yang dihadapi saja. 

Contohnya, orang memiliki  cara masing - masing untuk minum, 

ada yang minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang 

mengeluarkan bunyi sebagai pertanda kepuasannya. Cara yang 

terakhir biasanya dalam pertemuan dianggap sebagai perbuatan 

yang tidak sopan, dan jika  dijalankan mungkin orang yang 

minum bersamanya akan merasa tersinggung dan mencelanya.  

 

 

 

 

2.  Kebiasaan ( Folkways )   

 87 

Kebiasaan memiliki  kekuatan yang lebih besar dari pada cara. 

Kebiasaan yaitu  perbuatan yang diulang - ulang dalam bentuk 

yang sama, merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai 

perbuatan itu. Dapat dikatakan bahwa kebiasaan yaitu  perilaku 

yang diakui dan diterima oleh warga .                         

Contohnya kebiasaan memberi hormat kepada orang lain yang lebih 

tua, jika  hal itu tidak dilakukan, maka akan dianggap sebagai 

suatu penyimpangan terhadap kebiasaan umum yang berlaku dalam 

warga  tersebut, dan setiap orang akan mencela pelakunya.  

 

3.   Tata - kelakuan ( Mores )     

Tata kelakuan yaitu  kebiasaan yang tidak hanya dianggap sebagai 

cara perilaku saja, akan tetapi sudah diterima sebagai norma 

pengatur. Tata kelakuan di suatu pihak memaksakan suatu 

perbuatan dan di lain pihak melarangnya, sehingga secara langsung 

merupakan alat agar semua anggota warga  menyesuaikan 

perbuatan - perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Contohnya 

hubungan antara pria dengan wanita yang berlaku bagi semua 

orang. Penyimpangan yang dilakukan terhadap tata kelakuan akan 

berakibat pelakunya dikenakan sanksi untuk menyesuaikan 

tindakan - tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku.  

 

4.   Adat istiadat (Custom)     

Adat istiadat yaitu  tata kelakuan yang sudah bersifat kekal dan 

kuat integrasinya dengan pola perilaku warga . Anggota 

warga  yang melanggarnya akan mendapat sanksi yang keras 

dan kadang - kadang sampai berdampak luas. Contohnya, di daerah 

Lampung terdapat suatu hukum adat yang melarang terjadinya 

perceraian antara suami - istri, sebab  perkawinan dinilai sebagai 

kehidupan bersama yang dinilai abadi dan hanya dapat terputus 

jika  salah satunya meninggal dunia. jika  sampai terjadi 

perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan saja yang tercemar 

 88 

namanya, tetapi seluruh keluarganya akan dikeluarkan dari          

warga  itu.  

 

 

 Dalam warga  tradisional (pedesaan), tradisi itu berlaku sangat 

kuat. Di sini norma - norma itu berlaku secara turun - temurun tanpa 

mengalami perubahan.  

 warga  di kota berlainan keadaannya. Dalam warga  kota, 

anggota warga  selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan 

- perubahan yang terjadi, sebab  kota memang merupakan pintu gerbang 

masuknya pengaruh - pengaruh dari luar. 

 Berbagai peralatan modern dalam bidang komunikasi, khususnya 

komunikasi masa (koran, majalah, radio, televisi) memungkinkan orang 

kota mengikuti perubahan - perubahan yang terjadi di luar batas 

daerahnya, sehingga norma - norma dalam warga  kota juga selalu 

mengalami perubahan dan perkembangan. Di kota juga selalu mengalami 

perubahan dan perkembangan. Di kota besar bahkan ketaatan terhadap 

norma - norma dan tata nilai warga  seringkali dianggap sebagai 

hambatan terhadap kemajuan dan perkembangan zaman. 

 

 

D.  warga  Pedesaan dan warga  Perkotaan  

 

  Dalam warga  yang modern sering dibedakan antara 

warga  pedesaan dan warga  perkotaan (rural community dan 

urban community). Pembedaan itu pada hakikatnya hanya bersifat 

gradual.  

  Agak sulit untuk memberikan batasan apa yang dimaksudkan 

dengan perkotaan, sebab  adanya hubungan antara konsentrasi penduduk 

dengan gejala - gejala sosial yang dinamakan urbanisme. Orang boleh 

saja berpendapat, bahwa semua tempat dengan kepadatan penduduk yang 

tinggi merupakan warga  perkotaan. Hal itu kurang benar, sebab  

 89 

banyak pula daerah yang berpenduduk padat tidak dapat digolongkan ke 

dalam warga  perkotaan.  

 Yang dimaksud dengan warga  perkotaan atau urban community 

yaitu   warga  kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. 

Tekanan pengertian “kota“ terletak pada sifat serta ciri  kehidupan yang 

berbeda dengan warga  pedesaan . 

 

Perbedaan - perbedaan tersebut jika  kita bandingkan yaitu  seperti 

yang tercantum di bawah ini :  

 

 

warga  Pedesaan 

 

warga  Perkotaan 

 

1 Hubungan antar warga bersifat 

kekeluargaan, erat, mendalam, 

saling mengenal, dan saling 

memerlukan. 

 

 Hubungan antar warga atas 

dasar kepentingan pribadi, 

bersifat individualistis. 

2 Umumnya hidup dari pertanian 

/perkebunan, sifat kerjanya 

serabutan. 

 Jenis pekerjaannya sangat 

bervariasi dan bersifat 

spesialistis. 

 

3. Sangat terikat pada tanah 

garapan dan     tidak mudah 

berpindah tempat tinggal 

 

 Mudah pindah - pindah, baik 

tempat tinggal maupun 

pekerjaan. 

4.  Barang – barang, makanan dan 

sebagainya hanya untuk 

memenuhi kebutuhan hidup. 

 

 Selain untuk kebutuhan hidup 

juga untuk kebutuhan sosial           

( gengsi ). 

 

 

 90 

 

warga  Pedesaan 

 

warga  Perkotaan 

 

5 Komunikasi umumnya hanya 

berlangsung secara informal, 

dari mulut ke mulut. 

 Umumnya berlangsung 

secara formal dan dengan 

sarana komunikasi yang 

modern. 

 

6 Lapangan pekerjaan sempit.  Lapangan pekerjaan luas dan 

beragam. 

 

7 Pembagian waktu tidak penting. 

 

 Pembagian waktu sangat 

penting. 

 

8 Kepemimpinan tradisional, 

orang tua menjadi panutan 

 Kepemimpinan formal dan 

rasional. 

 

9 Kehidupan beragama menonjol 

juga peranan pemuka agama. 

 

 Kurang menonjol 

10 Perubahan sosial jarang dan 

tidak mudah terjadi 

 Sering dan mudah terjadi. 

 

 

 

   

 

        

 91 

BAB VIII 

KEBUTUHAN KELOMPOK 

 

 

 

A.  Kelompok – Kelompok Sosial 

 

  Manusia yaitu  mahluk sosial, yang hanya dapat hidup 

normal bila berada diantara manusia - manusia lainnya. Manusia 

yang hidup terpisah sama sekali dari orang lain akan tumbuh 

menjadi tidak wajar,  baik jiwa maupun raganya.  

 Sejak dilahirkan manusia sudah memiliki  dua keinginan 

pokok, yaitu :   

   Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di 

sekelilingnya (warga ). 

   Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam 

sekelilingnya.  

 

  Dua keinginan tersebut di atas, ditambah dengan adanya 

kesadaran bahwa dengan bekerja sendiri - sendiri mereka tidak 

akan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam 

kehidupannya, menyebabkan manusia itu bekerja sama saling 

membantu yang satu dengan yang lain. Maka terbentuklah 

himpunan - himpunan atau kesatuan - kesatuan manusia yang hidup 

bersama, yang disebut kelompok – kelompok  sosial                     

(Social Groups).  

   

  Tidak semua himpunan dapat di samakan kelompok sosial, 

melainkan hanya yang memenuhi syarat - syarat tertentu, yaitu :  

   Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran, 

bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang 

bersangkutan.  

 

 

 92 

 

   Antara anggota yang satu dengan anggota yang lain 

terdapat hubungan timbal balik. 

   Ada suatu faktor yang dimiliki bersama yang 

menyebabkan hubungan sesama anggota menjadi erat.  

   memiliki  struktur, kaidah dan pola perilaku. 

   Bersistem dan berproses. 

 

 

1.   Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder  

  Menurut Charles H. Cooley, kelompok sosial dapat dibagi 

menjadi dua, yaitu Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder.  

   Kelompok primer  

yaitu  kelompok sosial yang umumnya kecil, bersifat 

agak permanen dan di antara anggotanya terdapat kenal - 

mengenal serta kerja sama erat yang bersifat pribadi, 

seperti misalnya keluarga, kelompok penggemar sesuatu 

( hobby ), kelompok RT. 

 

   Kelompok Sekunder  

yaitu  kelompok sosial yang besar, terdiri dari berbagai 

macam individu yang saling berhubungan dengan tujuan 

masing - masing (tidak bersifat pribadi) dan tidak begitu 

permanen. Contohnya organisasi para pedagang, 

organisasi buruh suatu perusahaan, partai politik.  

 

 

2.   Paguyuban dan Patembayan 

  Ferdinand Tonnies membedakan kelompok - kelompok sosial 

atau 2 jenis, yang disebutnya Gemeineschaft (Paguyuban) dan 

Gesellchaf (Patembayan).   

   Paguyuban  

yaitu  bentuk kehidupan bersama dimana anggota - 

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan 

 93 

bersifat alamiah serta bersifat kekal seperti misalnya 

keluarga, kerabat, kelompok rukun tetangga.  

 

   Patembayan 

Pada Patembayan hubungan yang ada antara anggota - 

anggota hanya ikatan dalam bentuk lahiriah, bersifat 

buatan (bukan alamiah), juga tidak bersifat kekal sebab  

orang menjadi anggotanya disebabkan memiliki  

kepentingan yang rasional. Contohnya organisasi para 

pedagang, organisasi buruh, partai politik. Konsep 

Tonnies pada dasarnya sama dengan konsep Cooley.  

 

 

3.   Kelompok Formal dan Kelompok Informal 

  Kelompok Formal (Formal Group) yaitu  kelompok yang 

memiliki  peraturan - peraturan yang tegas dan dengan sengaja 

diciptakan oleh anggota - anggotanya. Contohnya partai politik, 

perkumpulan koperasi, oraganisasi buruh.  

  Kelompok Informal (Informal Group) yaitu  kelompok yang 

tidak memiliki  struktur dan organisasi tertentu. Kelompok ini 

biasanya terbentuk sebab  pertemuan - pertemuan yang 

berulangkali, yang menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan - 

kepentingan dan pengalaman yang sama, misalnya kelompok 

arisan, kelompok gemar kesenian dan sebagainya.  

 

 

4.   Kerumunan (Crowd) dan Publik (Public) 

  Berbeda dengan semua yang telah disebutkan dimuka, 

kerumunan dan publik tergolong dalam kelompok sosial yang tidak 

teratur.  

  Kerumunan yaitu  sejumlah orang yang secara kebetulan 

berkumpul disuatu tempat, bersifat sementara dan tidak 

terorganisasi, seperti misalnya penonton pertandingan sepakbola, 

pengunjung supermarket dan sebagainya. 

 94 

  Sifat yang khas dari kerumunan yaitu  jika mereka sudah 

beraksi, memiliki  kecenderungan merusak. Ini disebabkan dalam 

kerumunan interaksi terjadi secara spontan dan tidak terduga. 

Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam jika  orang 

tersebut ikut serta dalam suatu kerumunan.  

  Bebeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan 

kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Pada publik interaksi 

terjadi secara tidak langsung melalui media komunikasi yang 

bersifat massal, misalnya surat kabar, radio, televisi, desas desus 

dan sebagainya, yang memungkinkan suatu publik memiliki  

pengikut yang amat luas. Tingkah laku publik didasarkan pada 

tingkah laku individu - individu  yang menjadi anggota - 

anggotanya, sebab  dalam publik masing - masing individu masih 

memiliki kesadaran akan kedudukan sosialnya.  

 

 

5.   In Group dan Out Group 

  In group yaitu  kelompok sosial dimana individu 

mengidentifikasi dirinya. Sikap In group pada umumnya didasarkan 

pada adanya rasa simpati dan perasaan dekat dengan anggota - 

anggota kelompoknya.  

  Out group yaitu  kelompok sosial yang oleh individu 

diartikan sebagai lawan In groupnya.    

  Sikap Out group selalu ditandai dengan suatu pandangan 

yang berwujud antagonisme atau antipati, yang dapat menjadi dasar 

suatu sikap yang disebut etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang 

menilai unsur - unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan 

ukuran - ukuran kebudayaan sendiri.  

  Dilain pihak sikap etnosentrisme seringkali juga di dasari 

oleh stereotip, yakni gambaran ataupun tanggapan yang bersifat 

mengejek terhadap suatu obyek tertentu.  

  Contoh  stereotip : sebagai orang kulit putih selalu 

beranggapan bahwa orang kulit hitam (Negro) itu pemalas, bodoh 

dan seterusnya.  

 

 95 

 

6.   Membership Group dan Reference Group 

  Membership group yaitu  kelompok sosial di mana 

seseorang secara fisik menjadi anggotanya. Sedangkan reference 

group yaitu  kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang      

(bukan anggota kelompok itu) untuk membentuk pribadi dan 

perilakunya.  

 

 

B.   Ciri – Ciri Kelompok Sosial 

 

  Kelompok Sosial merupakan organisme terkecil dari struktur 

sosial warga . Selaku unit terkecil dari struktur sosial, 

kelompok sosial memiliki  ciri - ciri sebagai berikut : 

1.  Adanya dorongan / keinginan yang sama pada setiap individu 

untuk berkelompok.  

Dorongan yang sama itu yang merupakan terjadinya 

kelompok, terlepas dari adanya motivasi - motivasi yang 

mungkin berbeda pada masing - masing individu tersebut. 

 

2.  Ada struktur kelompok yang jelas.  

Struktur kelompok yang dimaksud yaitu  sistem pengaturan 

peranan dan kedudukan dari masing - masing individu yang 

menjadi anggota kelompok, yang diperlukan dalam rangka 

bersama - sama mencapai tujuan kelompok.  Contoh : ketua 

yang berperan sebagai pemimpin, anggota - anggota yang 

berperan sebagai pelaksanaan dan seterusnya. 

 

3.  Ada norma - norma kelompok.   

Norma yaitu  peraturan yang telah disetujui oleh anggota 

kelompok dan perilaku yang diharapkan dari seseorang 

sebagai anggota suatu  kelompok, yang disertai dengan 

sanksi - sanksi bagi pelanggarnya. Bagian terbesar norma 

 96 

sosial kita temui dalam bentuk lisan yang berupa pepatah, 

kiasan, cerita rakyat, kesenian tradisional dan sebagainya. 

 

4.  Ada reaksi dan kecakapan yang berbeda antara individu yang 

satu dengan yang lain.  

Perbedaan reaksi dan kecakapan diantara para anggota 

kelompok merupakan hal yang alamiah dan wajar. Dalam 

banyak hal justru perbedaan itulah yang menyebabkan 

kelompok itu hidup dinamis. 

 

 

C.  Bentuk – Bentuk Kelompok Sosial 

 

  Dilihat dari karakteristik masing - masing, bentuk kelompok 

sosial ada bermacam - macam. Akan tetapi secara garis besar dapat 

dibedakan atas dua golongan, yaitu :   

 

1.   Kelompok Formal dan Informal. 

  Kelompok Formal yaitu  kelompok yang sengaja dibentuk 

untuk melaksanakan tugas tertentu, diberi wewenang tertentu dan 

anggota - anggotanya ditetapkan serta diangkat oleh suatu badan 

atau organisasi tertentu pula. Contoh : unit organisasi dari suatu 

instansi pemerintah, panitia yang dibentuk oleh kepala kelurahan 

dan sebagainya. Kelompok Formal ditandai dengan adanya 

komunikasi formal dan hierarki (susunan fungsi - fungsi yang 

berdasarkan jabatandan wewenang). 

  Sedangkan Kelompok Informal yaitu  kelompok yang 

tumbuh dari proses interaksi dan daya ikat (cohesiveness) serta 

kebutuhan individu yang menjadi anggotanya. Dalam kelompok 

jenis ini anggota kelompok tidak diangkat dan diberi wewenang 

secara formal, melainkan lebih ditentukan oleh Kelompok Informal 

berlangsung secara bebas, dari mulut ke mulut dan dekat              

(face to face).    

 

 97 

5.  Kelompok Terbuka dan Kelompok Tertutup 

  Kelompok Terbuka yaitu  kelompok yang selalu tanggap 

terhadap perubahan dan pembaharuan, sehingga secara terus - 

menerus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan 

yang terjadi disekelilingnya. Sikap terbuka ini juga terlihat pada 

kebijaksanaannya sewaktu menerima anggota baru, semua 

golongan dan aliran diterima dengan baik. Contoh : Organisasi 

Pemuda KNPI. 

  Sedang kelompok Tertutup yaitu  sebaliknya, sulit menerima 

perubahan dan pembaharuan dan selektif dalam menerima anggota. 

Kelompok ini biasanya memiliki  kecenderungan untuk 

mempertahankan kemapanan yang sudah ada, sehingga sangat 

selektif dalam menerima ide - ide baru. Contoh : beberapa 

organisasi yang berlatar keagamaan. 

 

 

D.  Dinamika Kelompok Sosial 

 

  Dinamika memiliki  arti kekuatan, gerak atau semangat, di 

samping itu berarti juga pengetahuan yang mempelajari gerak atau 

tenaga yang menyebabkan gerak itu sendiri. Sedangkan tentang 

kelompok (kelompok sosial), banyak definisi yang dibuat oleh para 

pakar. Salah satunya yaitu  yang dikemukakan olehW.J Duncan, 

bahwa kelompok sosial yaitu  kumpulan yang terdiri dari dua 

orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan 

bersama, interaksi tersebut bersifat tetap dan memiliki struktur 

tertentu.  

  Selanjutnya tentang Dinamika Kelompok, F.D Ruch 

menyatakan bahwa Dinamika kelompok yaitu  analisis hubungan - 

hubungan Kelompok Sosial yang berdasarkan prinsip, bahwa 

tingkah laku dalam kelompok yaitu  hasil interaksi yang dinamis 

antara individu dalam stuasi sosial . 

 

 Dinamika kelompok mempelajari kehidupan kelompok dengan 

merinci sejumlah konsep yang berhubungan dengan terbentuknya, 

 98 

berfungsi serta integrasinya kelompok. Dengan konsep - konsep 

tersebut kemudian dapat diambil langkah - langkah yang diperlukan 

untuk meningkatkan kualitas kelompok. 

 

 

Kelompok Sosial Sebagai Wahana Kehidupan Manusia 

  Sebagai mahluk sosial, manusia memiliki  naluri ingin 

selalu berkumpul dengan manusia lain. Disamping itu dalam 

perjalanan kehidupannya manusia memiliki ketergantungan yang 

besar pada manusia lain. Bahkan dia akan mengalami kelainan baik 

fisik maupun mental, jika  hidup sama sekali terpisah dari orang 

lain.  

  Semua hal tersebut merupakan sebab utama terjadinya 

kelompok - kelompok manusia dalam kehidupan ini, yang disebut 

Kelompok Sosial. Kelompok - kelompok Sosial tersebut 

merupakan himpunan - himpunan atau kesatuan - kesatuan manusia 

yang hidup bersama. 

  Akan tetapi tidak semua himpunan manusia dapat disebut 

sebagai kelompok sosial. Sesuai dengan definisi dari Duncan yang 

telah disebutkan di muka, suatu himpunan manusia baru dapat 

disebut kelompok sosial jika  terpenuhi unsur - unsurnya yaitu :  

   Ada dua orang atau lebih. 

   Ada interaksi yang teratur diantara mereka. 

   Ada tujuan yang telah disepakati bersama. 

   Ada kesadaran bahwa mereka merupakan bagian dari 

kelompok. 

   Ada struktur tertentu yang mengatur masing - masing 

anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama. 

 

 Kelompok Sosial memiliki  bentuk, jenis dan sifat bermacam - 

macam, banyak diantaranya yang tumpang tindih (over lapping), 

sebab  dalam kehidupan berwarga  umumnya seorang individu 

merupakan anggota dari beberapa kelompok sosial sekaligus. 

Sebagai contoh, seorang warga suatu RT sekaligus juga merupakan 

 99 

anggota dari RW, kelurahan, warga  setempat ( community ), 

warga  luas ( society  dan juga warga suatu bangsa ( nation ). 

  Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis. 

Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan dan 

perkembangan. Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil dari 

pada kelompok sosial lainnya, atau dengan perkataan lain 

strukturnya tidak mengalami perubahan yang mencolok.  

  Ada pula kelompok sosial  yang mengalami perubahan secara 

cepat, walaupun tidak mengalami pengaruh dari luar. Akan tetapi 

pada umumnya kelompok sosial mengalami perubahan, baik sebab  

sebab - sebab yang berasal dari dalam kelompok itu sendiri maupun 

sebab  adanya pengaruh dari luar.  

  Keadaan tidak stabil dalam kelompok dapat terjadi sebab  

adanya konflik antar individu dalam kelompok atau antar bagian 

dari kelompok tersebut, sebagai akibat tidak adanya keseimbangan 

antara kekuatan - kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Misalnya 

ada individu atau bagian dari kelompok yang ingin berebut 

kekuasaan, ada perbedaan paham tentang cara - cara mencapai 

tujuan kelompok dan sebagainya, yang kesemuanya dapat 

mengakibatkan perpecahan di dalam kelompok dan terjadinya 

perubahan struktur kelompok. 

  Di samping sebab - sebab yang berasal dari dalam kelompok 

sendiri, perubahan kelompok sosial dipengaruhi juga oleh sebab - 

sebab yang berasal dari luar, misalnya berubahnya faktor - faktor 

sosial, ekonomi dan budaya dalam warga . 

  Konflik dalam kelompok dapat dikurangi atau bahkan 

dihapuskan sebab  adanya kepemimpinan yang baik, atau bila 

kelompok tersebut menghadapi musuh dari luar. 

 

 

 

 

 

 

 

 100 

E.   Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Individu 

 

  Tentang besarnya pengaruh kelompok sosial terhadap 

individu / anggotanya dapat kita lihat dari hasil percobaan yang 

dilakukan oleh Solomon E. Asch sebagai berikut : 

Suatu kelompok yang terdiri dari 7 - 9 orang mahasiswa 

dibagi menjadi dua bagian, yang merupakan kelompok 

mayoritas (terdiri dari sebagian besar individu) dan kelompok 

minoritas (terdiri dari 1 - 2 individu). 

Tanpa sepengetahuan kelompok minoritas, kepada kelompok 

mayoritas diberitahukan tentang maksud dari percobaan ini, 

dan juga dipesan agar nanti jika  ditanya supaya 

memberikan jawaban yang keliru. 

Kepada kedua kelompok diperlihatkan 3 buah garis A, B dan 

C dengan ukuran sebagai berikut : garis A berukuran standart, 

garis B lebih panjang dari garis A dan garis C berukuran 

sama dengan garis A       

Kemudian pada mereka diajukan pertanyaan : garis manakah, 

B atau C, yang sama panjangnya dengan garis standart (A) 

dan kepada kelompok mayoritas diberikan ke