ak yang lahir hidup.
Jadi fertilitas dihubungkan dengan jumlah kelahiran hidup,
sedangkan fekunditas dihubungkan dengan kemampuan
51
untuk hamil dan melahirkan anak yang hidup. Seorang wanita
yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan
anak, misalnya sebab tidak menikah ataupun menikah lagi
tetapi menggunakan kontrasepsi, sehingga fertilitasnya nol.
Ahli demografi hanya mengadakan pengukuran terhadap
kelahiran hidup (live birth). Suatu kelahiran disebut lahir
hidup jika pada waktu lahir terdapat tanda - tanda
kehidupan, misalnya denyut jantung, bernafas, bergerak,
menangis dan sebagainya. jika pada waktu lahir tidak ada
tanda - tanda kehidupan disebut dengan mati lahir
(still birth), yang dalam demografi tidak dianggap sebagai
suatu peristiwa kelahiran.
Ukuran dari fertititas ada bermacam - macam. Dua
diantaranya yang dicontohkan di sini yaitu Angka Kelahiran
Kasar (Crude Birth Rate) dan Angka Kelahiran Umum
(General Birth Rate), yang rumusnya yaitu sebagai berikut :
CBR = B x K
Pm
Dimana : CBR = Crude Birth Rate
B = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tertentu
Pm = Jumlah kelahiran pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan Konstanta (1000 0/00 )
GBR = B x K
Pf ( 15 – 49 )
GBR = General Birth Rate
B = Jumlah Kelahiran Hidup pada tahun
tertentu
Pf (15-49) = Jumlah penduduk wanita pada usia subur
52
(umur 15 - 49 tahun) pada pertengahan
tahun tersebut.
Tinggi rendahnya fertilitas penduduk dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor demografi dan non demografi. Faktor
demografi di antaranya struktur umur penduduk, umur kawin
pertama, disrupsi perkawinan dan proporsi penduduk wanita
yang kawin. Sedangkan faktor non demografi diantaranya
tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, perbaikan status
wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai hasil dari
Program Keluarga Berencana, di Indonesia Angka Fertilitas
Total (TFR) berangsur - angsur telah dapat diturunkan.
b. Mortalitas Penduduk
Mortalitas penduduk merupakan salah satu variabel
demografi yang penting. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas
penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga nerupakan barometer dari
tinggi rendahnya tingkat kesehatan warga daerah
tersebut.
Yang dimaksud dengan mati yaitu peristiwa hilangnya
semua tanda - tanda kehidupan secara permanen, yang bisa
terjadi setiap saat sesudah kelahiran hidup. Khusus untuk
bayi, kematian dapat dibedakan atas dua hal., yaitu :
1. Lahir Mati (still birth), yakni kematian bayi yang cukup
masanya (40 minggu) pada waktu keluar rahim tidak ada
tanda - tanda kehidupan.
2. Kematian Baru Lahir ( Neo Natal Death), yaitu kematian
bayi sebelum berumur satu bulan (28 hari).
3. Kematian lepas baru lahir (post neo natal death), yaitu
kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang
dari satu tahun.
53
Ada beberapa macam pengukuran kematian penduduk,
diantaranya ada tiga yang dianggap penting, yaitu Angka
Kematian Kasar (Crude Death Rate), Angka Kematian Ibu
(Maternal Mortality Rate) dan Angka Kematian Bayi (Infant
Mortality Rate), yang masing - masing ditulis dengan rumus
sebagai berikut :
CDR = D x K
Pm
CDR = Crude Birth Rate
D = Jumlah seluruh kematian dalam tahun tertentu
Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun
tersebut
K = Bilangan Konstanta (1000 0/00)
MMR = Dm x K
B1
MMR = Maternal Mortality Rate
Dm = Jumlah Kematian ibu hamil, melahirkan dan
nifas pada tahun tertentu
B1 = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tersebut
K = Bilangan Konstanta (1000 0/00)
IMR = Do x K
B1
IMR = Infant Mortality Rate
Do = Jumlah kelahiran bayi selama satu tahun
B1 = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tersebut
K = Bilangan Konstanta (1000 0/00)
54
Tinggi rendahnya CDR merupakan indikator keadaan
kesehatan warga pada umumnya. CDR yang tinggi
menggambarkan keadaan kesehatan warga yang buruk.
MMR dapat dijadikan ukuran kesejahteraan kaum wanita di
samping kualitas pelayanan KIA. Sampai tahun 1992 dilihat
dari besarnya MMR, Indonesia masih menempati rangking
terburuk diantara negara - negara ASEAN. Pada tahun
tersebut Indonesia memiliki MMR sebesar 400 - 450 setiap
100.000 kelahiran.
Terdapat variasi IMR antara negara - negara sedang
berkembang dengan negara - negara maju. Di negara
berkembang besarnya IMR dapat mencapai 200 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan di negara maju angka tersebut
umumnya di bawah 15 per 1000 kelahiran hidup.
IMR merupakan indikator yang sangat peka untuk menilai
status kesehatan, sosial ekonomi dan sanitasi lingkungan
hidup penduduk suatu daerah / negara. Baik dinegara maju
maupun di negara sedang berkembang, terdapat hubungan
terbalik antara IMR dengan status kesehatan, sosial-ekonomi
dan kesehatan lingkungan hidup.
c. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup dan suatu umur didefinisikan sebagia
rata - rata tahun hidup yang masih dijalani oleh seseorang
yang telah berhasil mencapai umur tersebut, dalam situasi
mortalitas yang berlaku dilingkungan warga nya. Angka
Harapan Hidup waktu lahir misalnya, merupakan rata - rata
tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.
AHH pada suatu umur merupakan indikator yang baik untuk
menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Angka
tersebut besarnya berkisar antara kurang dari 40 tahun pada
55
negara berkembang sampai lebih dari 70 tahun pada negara
maju.
Besarnya AHH waktu lahir di Indonesia yaitu 52,41 tahun
pada tahun 1980, naik menjadi 55,30 tahun pada tahun 1985,
dan diharapkan akan naik lagi menjadi 64,05 tahun pada
tahun 2000. Angka kematian bayi untuk kelompok
perempuan lebih rendah dari kelompok laki - laki, sehingga
AAHH pada waktu lahir bayi perempuan lebih tinggi dari
bayi laki - laki.
d. Mobilitas Penduduk
Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda -
beda. Untuk Indonesia secara keseluruhan tingkat
pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas, sebab migrasi
netto hampir dikatakan nol. Tidak banyak orang Indonesia
yang pindah ke luar negri, begitu juga orang - orang luar negri
yang pindah ke Indonesia.
Mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen
atau mobilitas sirkuler.
Migrasi yaitu perpindahan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
Sedangkan mobilitas sirkuler ialah gerakan penduduk dari
satu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niatan untuk
menetap di daerah tujuan.
Secara garis besar migrasi dapat dibagi dua, yaitu migrasi
internal yang disebut juga transmigrasi, dan migrasi
internasional yang dapat dibedakan atas migrasi masuk
(= imigrasi) dan migrasi keluar (= emigrasi).
56
Migrasi penduduk terjadi sebab adanya beberapa faktor yang
dapat dibedakan atas faktor pendorong dan faktor penarik,
sebagai berikut :
Faktor pendorong : makin berkurangnya sumber alam,
menyempitnya lapangan pekerjaan, adanya tekanan politik
ataupun masalah yang menyangkut SARA, adanya masalah
budaya dan kepercayaan, sebab ada bencana alam
Faktor penarik : tersedianya lapangan pekerjaan, adanya
kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi,
adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi, lingkungan hidup yang lebih menyenangkan, adanya
pusat kegiatan industri, perdagangan, kebudayaan dan
hiburan
Di Indonesia migrasi antar pulau (transmigrasi) khususnya
dari pulau Jawa ke pulau - pulau lainnya dapat dibedakan atas
yang diselenggarakan oleh pemerintah dan transamigrasi
spontan (atas kemauan sendiri). Di daerah penerima atau atau
daerah tujuan pengaruh demografis akibat transmigrasi itu
cukup terasa, sebab sebelumnya jumlah penduduk setempat
relatif masih sedikit / jarang.
Hingga sekarang, migrasi penduduk yang tetap menimbulkan
keprihatinan sebab menimbulkan banyak masalah kesehatan
dan lain – lain yaitu migrasi penduduk dari desa ke kota
besar (urbanisasi), seperti misalnya yang terjadi di Jakarta dan
kota - kota besar lainnya
57
B. Permasalahan Kependudukan di Indonesia
Secara umum terdapat tujuh masalah kependudukkan di Indonesia,
yaitu :
1. Jumlah penduduk yang sangat besar
Dari hasil sensus penduduk yang dilaksanakan pada tahun
1990 tercatat jumlah penduduk Indonesia yaitu 179,3 juta.
Ini berarti Indonesia menempati urutan keempat dalam hal
besarnya jumlah penduduk, sesudah RRC, India dan USA.
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar tersebut sudah
barang tentu sangat banyak pula masalah yang dihadapi oleh
pemerintah seperti penyediaan pangan, pendidikan, lapangan
pekerjaan dan sebagainya.
2. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi
Di Indonesia besarnya Angka Kelahiran Kasar (CBR) yaitu
35,90/00 dan Angka Kematian Kasar(CDR) 12,50/00, sehingga
dengan demikian besarnya Angka Pertumbuhan Penduduk
23,40/00. Dengan Angka Pertumbuhan Penduduk sebesar ini
diperkirakan penduduk Indonesia akan menjadi berlipat dua
setiap kira - kira 28 tahun.
3. Persebaran penduduk tidak merata
4. Penduduk Indonesia berstruktur umur muda
5. Penduduk Indonesia memiliki pola perekonomian agrari.
Bagian terbesar penduduk Indonesia hidup dari pertanian dan
perkebunan yang menghasilkan hanya bahan mentah ataupun
setengah jadi. Oleh sebab pertanian dan perkebunan itu
sangat tergantung pada alam (musim, hama, bencana alam
dan lain - lain), maka akibatnya Pendapatan Nasional Bruto
(GNP) sulit ditingkatkan.
58
6. Mobilitas penduduk Indonesia rendah
Secara umum peranan wanita dalam keluarga masih belum
memadai. Tingginya TFR dan MMR menandakan bahwa
perhatian terhadap kesejahteraan wanita masih belum seperti
yang diharapkan.
Sebenarnya keprihatinan terhadap pesatnya pertumbuhan
penduduk dengan segala permasalahannya itu sudah lama menjadi
pembicaraan pada ahli, yaitu sejak Robert Thomas Maltus
mengemukakan teorinya dalam tahun 1798.
Dalam bukunya “ The Principle of Population “ Malthus
menyatakan, bahwa jika pertumbuhan penduduk tidak
dikendalikan, pada suatu masa dunia akan dilanda krisis
kependudukkan (population crisis), disebabkan perkembangan
penduduk berjalan mengikuti deret ukur, sedangkan perkembangan
produksi pangan hanya mengikuti deret hitung.
Meskipun akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknik ternyata teori Malthus tersebut tidak selamanya benar, akan
tetapi akhirnya orang menyadari, bahwa demi kesejahteraan
warga dan kemajuan negara, pertumbuhan penduduk harus
dikendalikan, sebab penduduk yang perkembangannya tidak
terkendali akan menimbulkan berbagai masalah. Hal inilah yang
mendorong negara - negara di dunia termasuk Indonesia untuk
memasukkan program Keluarga Berencana sebagai bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Nasional.
59
Upaya - upaya untuk mengatasi masalah kependudukkan di
Indonesia
Untuk mengatasi masalah - masalah kependudukkan
sebagaimana tersebut di atas, upaya - upaya yang dapat
dilaksanakan di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan Program Keluarga Berencana
Dengan program KB maka TFR akan dapat diturunkan,
sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.
Disamping itu juga dengan program KB tersebut diharapkan
struktur penduduk Indonesia akan berubah dari struktur muda
menjadi struktur umur tua, sehingga Rasio Beban
Tanggungan dapat di turunkan.
2. Melaksanakan Trasmigrasi
Dengan meningkatkan migrasi penduduk khususnya dari
pulau Jawa ke pulau - pulau lainya yang kepadatan
penduduknya rendah, lambat laun persebaran penduduk
Indonesia akan merata. Di samping itu juga kawasan -
kawasan yang belum dimanfaatkan, khususnya di luar pulau
Jawa, Maudra dan Bali dapat dimanfaatkan secara optimal.
3. Industrialisasi
Bagi Indonesia, industrialisasi sangat penting sebab
disamping dapat meningkatkan GNP dengan cepat, berarti
juga mendapatkan lapangan pekerjaan bagi penduduk.
Industrialisasi juga merupakan sarana mengejar ketinggalan
kita dari bangsa - bangsa lain yang sudah maju.
4. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian dan Perkebunan
Intensifikasi (khususnya untuk pulau - pulau Jawa, Madura
dan Bali) serta ekstensifikasi (untuk pulau - pulau lainnya)
bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian (bahan pangan)
maupun hasil perkebunan (bahan ekspor non migas).
60
Disamping itu ekstensifikasi lahan pertanian dan perkebunan
bertujuan juga menciptakan lapangan pekerjaan.
5. Pemerataan Pembangunan dan Hasil - Hasilnya
Azas pemerataan dilaksanakan dengan tujuan agar seluruh
rakyat Indonesia secara merata dapat menikmati hasil - hasil
Pembangunan Nasional. Di samping itu dengan membangun
proyek - proyek secara merata khususnya di luar Jawa, akan
dapat mengurangi daya tarik penduduk luar Jawa migrasi ke
Jawa.
6. Peningkatan Peranan dan Kesejahteraan Wanita
Dewasa ini Pemerintah menaruh perhatian yang besar
terhadap peningkatan peranan wanita. Kepada wanita
diberikan berbagai latihan dan tambahan pengetahuan yang
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dalam berbagai
bidang, sehingga dapat lebih maju dan mandiri.
Di samping itu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
khususnya dan kesejahteraan keluarga umumnya
dilaksanakan beberapa kegiatan, antara lain Kampanye Ibu
Sehat Sejahtera (KISS), Kampanye Keluarga Kecil Mandiri
(KKM) dan perluasan serta peningkatan pelayanan
kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA).
C. Kesehatan Ibu dan Anak
Usaha kesehatan ibu dan anak yang bergerak dalam
pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum
warga . Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) melayani
pemeliharaan ibu, bayi dan anak sampai umur 5 tahun. Sekarang ini
pada umumnya BKIA sudah diintegrasikan ke dalam Puskesmas.
Maksud dan tujuan BKIA :
61
a. Usaha Kesehatan Ibu dan Anak memiliki tujuan
memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu - ibu secara
teratur dan terus menerus pada saat sakit, sehat, masa ante
partum, post partum, masa menyusui pemeliharaan anak dari
lahir sampai pra sekolah.
b. Keluarga berencana bagi suami / istri yang membutuhkannya.
c. Mengadakan integrasi ke dalam General Public Health
Services dan mengadakan kerja sama dan koordinasi dengan
dinas kesehatan lain.
d. Mencari dan mengumpulkan masalah dalam warga dan
mencoba memecahkannya.
Kegiatan - kegiatan yang dijalankan dalam BKIA :
1. Yang ditujukan kepada ibu hamil, melahirkan dan menyusui :
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan
menyusui
b. Pertolongan persalinan di luar rumah sakit
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak
d. Imunisasi dasar dan revaksinasi
e. Pengobatan sederhana. Hal ini besar sekali pengaruhnya
terhadap gagasan Keluarga Berencana untuk diterima dan
dilaksanakan oleh para keluarga dengan penuh
kesadaran. Semua agama yang ada di Indonesia pada
prinsipnya menerima gagasan Keluarga Berencana
(melahirkan) meliputi perawatan masa nifas,
pemeriksaan jumlah air susu ibu, nasehat cara
memelihara bayi, menyusui makan yang sehat.
2. Usaha yang ditujukan kepada bayi :
Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya,
makanan yang sehat, pemberian vaksinasi dasar yaitu BCG
(sebelum satu bulan), DPT dan Polio (umur 3,4 dan 5 bulan),
Campak (9-14 bulan)
62
3. Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah
Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, revaksinasi, pendidikan kesehatan.
4. Kursus dukun
Tujuannya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
yang meliputi cara kerja yang bersih seperti cuci tangan
terlebih dahulu dengan sabun, memotong tali pusar dengan
gunting yang telah dimasak / disterilkan dan pengetahuan
mengenai hal - hal yang memerlukan pertolongan bidan dan
dokter.
5. Keluarga berencana
Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak
serta keluarga secara keseluruhan dengan sasaran ibu - ibu
dari pasangan usia subur (PUS).
D. Keluarga Berencana
1. Sejarah & Organisasi Program Kependudukkan / Keluarga
Berencana di Indonesia.
Sesuai undang - undang RI Nomor 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukkan dan pembangunan keluarga
sejahtera yang dimaksud dengan :
a. Keluarga Berencana yaitu upaya peningkatan kepedulian
dan peranserta warga melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
b. Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yaitu
suatu nilai yang sesuai dengan nilai - nilai agama dan sosial
budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga dan
warga , yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera
63
dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan
lahir dan kebahagiaan batin.
Prakarsa untuk melaksanakan kegiatan KB di Indonesia
dimulai pada tahun 1953 oleh sekelompok kecil warga yang
terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari kalangan kesehatan,
di Jakarta. Kelompok itu berkembang dan pada tahun 1957
berdirilah perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Dalam kegiatan PKBI ditunjang oleh Departemen Kesehatan
dengan menyediakan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA)
serta tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan KB.
Pada tahun 1967 Presiden Suharto bersama dengan pimpinan
- pimpinan dunia lainnya, menanda tangani Deklarasi
Kependudukkan Dunia. Sebagai tindak lanjut penandatanganan ini
maka pada tahun 1968 dibentuk sebuah lembaga semi pemerintah
yang dinamakan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN).
Lembaga ini pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi sebuah badan
pemerintah penuh, bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Selanjutnya badan inilah yang diserahi dan
bertanggung jawab mengelola program kependudukan dan keluarga
berencana di Indonesia.
BKKBN yaitu suatu badan yang non Departemental, dan langsung
bertanggung jawab kepada presiden.
2. Tujuan dan Kegiatan Program Keluarga Berencana
Program keluarga berencana di Indonesia memiliki dua
tujuan yaitu :
a. Tercapainya kondisi Penduduk Tanpa Pertumbuhan (PTP).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Total Fertility Rate
(TFR) harus diturunkan menjadi sekitar 2,0 yang berarti
bahwa rata - rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang
wanita usia subur di Indonesia yaitu sekitar 2,0.
64
b. Membudayakan Norma Keluarga Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS)
Untuk itu berbagai upaya dilaksanakan agar supaya NKKBS
menjadi pola hidup bangsa Indonesia, dalam rangka
mendukung keberhasilan program pembangunan manusia
seutuhnya serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan
kegiatan - kegiatan sebagai berikut :
a. Perluasan jangkauan
Yaitu usaha untuk mengajak peserta KB baru sebanyak -
banyaknya, serta mengembangkan lembaga ilmu baru yang
diharapkan dapat turut serta mengelola program. Di sini
tercermin juga usaha untuk memperluas dan meratakan
program KB ke seluruh pelosok tanah air.
b. Pembinaan
Yaitu usaha untuk lebih memantapkan penerimaan gagasan
Keluarga Berencana secara lestari, baik dalam keikutsertaan
sebagai akseptor KB maupun dalam keikutsertaan mengelola
program.
c. Pelembagaan - pembudayaan
Yaitu usaha untuk meningkatkan diterimanya NKKBS yang
membudaya. Di sini termasuk pula usaha untuk
meningkatkan peranan warga dan aparatur pemerintah
dalam berperan serta mengelola program kependudukkan /
Keluarga Berencana secara mantap.
3. Hubungan Keluarga Berencana dengan Masalah lainnya.
Hubungan antara pelaksanaan program Keluarga Berencana
dengan masalah - masalah lainnya di Indonesia yaitu sebagai
berikut :
65
a. Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga
Kesehatan ibu sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga. Dilain pihak kesehatan ibu dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain umur ibu waktu melahirkan, jumlah
kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki serta jarak
antara tiap kelahiran.
Dengan melaksanakan KB semua hal yang berpengaruh
terhadap kesehatan ibu tersebut dapat diprogram, sebab
kontrasepsi dapat dipergunakan untuk menunda kehamilan,
menjarangkan kehamilan bahkan menghentikan sama sekali
kesuburan.
Dengan melaksanakan KB, resiko kematian bagi kelompok
ibu dengan resiko tinggi (high risk group) dapat dihindari.
Yang termasuk kelompok ibu dengan resiko tinggi yaitu
ibu yang hamil pada usia dibawah 20 ataupun diatas 35 tahun,
ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 3 kali, dan ibu
hamil yang menderita penyakit menahun, misalnya penyakit
paru, jantung dan ginjal. Dalam hal ini, yang dianjurkan
yaitu kehamilan terjadi pada usia ibu antara 20 - 30
tahun, jarak kelahiran sekitar 3 tahun dan paling banyak
hanya 2 anak. Dengan pola keluarga kecil maka kesejahteraan
keluarga akan lebih dapat ditingkatkan sehingga seluruh
keluarga mengalami kebahagian.
b. Keluarga Berencana dan Pembangunan Nasional
Tujuan akhir dari pembangunan yaitu kesejahteraan
penduduk. sebab nya pembangunan nasional harus disertai
perencanaan penduduk yang terjadi serasi dengan penyediaan
pangan, sandang, perumahan, fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, lapangan kerja dan segala kebutuhan penduduk
lainnya.
66
c. Keluarga Berencana dan Derajat Kaum Wanita
Pandangan kuno yang terdapat dalam warga Indonesia
menyatakan bahwa fungsi utama wanita yaitu melahirkan
dan mengurus anak serta seluruh anggota keluarga. Demikian
juga wanita tidak mempuyai hak untuk menentukan kapan dia
mau hamil dan berapa jumlah anak yang dia lahirkan.
Dalam hal seperti tersebut di atas, Keluarga Berencana
merupakan jalan utama untuk meningkatkan derajat kaum
wanita. Dengan pengaturan kehamilan, seorang ibu dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mempertahankan kemudaannya serta membina karier dalam
pekerjaannya, sehingga dengan demikian emansipasi seperti
yang dicita - citakan oleh Ibu Kartini dapat benar - benar
diwujudkan.
d. Keluarga Berencana dan Agama.
Agama memegang peranan penting dalam menentukan sikap
hidup manusia. sebab itu juga besar sekali pengaruhnya
terhadap gagasan Keluarga Berencana untuk dapat diterima
dan dilaksanakan oleh keluarga - keluarga dengan penuh rasa
kesadaran.
Semua agama yang ada di Indonesia (Islam, Kristen,
Katholik, Hindu dan Budha) pada prinsipnya menerima
gagasan Keluarga Berencana, meskipun terdapat perbedaan
pandangan tentang metode pelaksanaan ataupun alat - alat
yang boleh dan yang tidak boleh dalam Keluarga Berencana
tersebut.
4. Metoda - Metoda Keluarga Berencana
Metoda dan alat - alat yang dapat dipergunakan dalam
melaksanakan keluarga Berencana yaitu sebagai berikut :
67
a. Pantang Berkala
Di sebut juga Istibra berkala ataupun Sistem Kalender, yaitu
tidak melakukan hubungan seksual pada saat ibu dalam
keadaan subur.
b. Metoda Sederhana
Metoda Sederhana yaitu mencegah terjadinya pertemuan
antara sel jantan dan sel telur (pembuahan) dengan
menggunakan penghalang. Penghalang itu dapat berupa
penghalang mekanis seperti misalnya kondom dan diafragma,
dapat juga berupa penghalang kimiawi (spermacida) yaitu :
vagina tablet, jelly, tissue KB dan cairan berbusa (foam).
c. Membuat Seorang Ibu Seakan - akan Dalam Keadaan Hamil
Ke dalam tubuh ibu dimasukkan hormon yang dapat
mencegah lepasnya sel telur dari indung telur. Bentuknya
dapat berupa pil KB (diminum tiap hari), Suntikkan KB
(diulang tiap tiga bulan) dan Implant Norplant/ Susuk KB
(diulang tiap lima tahun).
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim yang disebut juga Intra Uterine
Device (IUD), yaitu alat kontrasepsi yang diletakkan di
dalam rahim untuk mencegah terjadinya pembuahan dan
nidasi (penempelan sel telur yang sudah di buahi pada
dinding rahim).
Alat kontrasepsi dalam rahim, yang biasanya disebut spiral,
merupakan suatu alat yang dibuat dari plastik halus berukuran
kecil. Ada yang berbentuk spiral (Lippes Loop), seperti huruf
T (Coper T) dan seperti kipas (Multi Load).
e. Metode Sterilisasi
Metoda sterilisasi bersifat permanen, sebab nya disebut juga
Kontrasepsi Mantap. Pada wanita disebut juga Kontrasepsi
Mantap Wanita, Medis Operatif Wanita / MOW atau
68
Tubectomi, dan pada laki - laki disebut Kontrasepsi Mantap
Pria / MOP atau vasectomi, keduanya dilaksanakan dengan
cara operasi.
Pada Tubectomi kedua saluran telur (Tuba Fallopi) dipotong
kemudian kedua ujung - ujungnya diikat, sehingga telur dari
ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim dan dengan
demikian tidak akan terjadi pembuahan.
Vasectomi dilaksanakan dengan memotong saluran sperma
(Vas Deferens), sehingga dengan demikian mani tidak
mengandung sperma dan tidak dapat terjadi pembuahan.
5. Keluarga Berencana Mandiri
Sasaran dari program KB yaitu pasangan usia subur (PUS).
Pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi (alat atau obat
untuk mencegah terjadinya pembuahan) disebut Akseptor.
Dalam program KB diadakan kegiatan pembinaan terhadap
akseptor yang bertujuan agar para akseptor setelah pertama kali
memakai alat kontrasepsi akan terus memakainya sampai habis
masa usia suburnya. Seorang akseptor yang aktif secara terus -
menerus dalam jangka waktu minimal 5 tahun, disebut akseptor
Lestari. Di samping itu terdapat juga yang disebut Akseptor Mental,
yaitu orang - orang yang mendukung pelaksanaan NKKBS,
khususnya generasi muda yang menunda pernikahan.
Dengan telah membudayanya perencanaan keluarga dalam
warga , dewasa ini sedang dikembangkan gerakan yang disebut
KB Mandiri, yaitu pelaksanaan KB dimana kebutuhan akan alat -
alat dan pelayanan sepenuhnya menjadi tanggungan akseptor
dengan subsidi pemerintah, khususnya dalam pengadaan alat dan
obat kontrasepsi.
Untuk itu dalam tahun 1987 dicanangkan pelayanan KB
Mandiri dengan logo Lingkaran Biru (LIBI), dimana dipasarkan
69
4 jenis kontrasepsi (AKDR), Pil KB, Suntikan KB dan Kondom),
melalui Dokter dan Bidan Praktek swasta serta Apotik.
Dalam tahun 1992 pelayanan LIBI diperluas dengan
memperkenalkan LIMAS (Lingkaran Emas, di mana dipasarkan 6
jenis kontrasepsi (AKDR, Pil KB, Suntikan KB, Kondom, Implant
Norplant dan Tissue KB), yang penjualannya dilakukan oleh pihak
swasta.
6. Peranan Tenaga Farmasi Dalam Program KB
Bersama - sama dengan petugas - petugas lainnya yang
menangani pelaksanaan program KB, petugas - petugas farmasi
memiliki peranan sebagai berikut :
a. Berperan serta aktif dalam penyediaan pengedaran alat - alat
dan obat - obat kontrasepsi.
Peran serta ini diperlukan terutama dalam menunjang
pelaksanaan KB Mandiri Lingkaran Biru (LIBI) dan
Lingkaran Emas (LIMAS).
b. Berperan serta secara aktif dalam penyuluhan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan oleh semua petugas
kesehatan secara terpadu / terintegrasi dalam tugasnya masing
- masing. Dalam hal ini petugas - petugas farmasi juga
berkewajiban memberikan penyuluhan, khususnya dalam
rangka membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
70
BAB VI
STATISTIKA KESEHATAN
A. Pendahuluan
Dalam laporan suatu instansi seringkali dicantumkan angka –
angka atau diagram dengan tujuan untuk memberikan gambaran
tentang kemajuan atau hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Angka yang dicantumkan yaitu angka – angak akhir yang
merupakan hasil pengolahan dari angka – angka hasil kerja yang
dihimpun dari hari kehari, bulan kebulan bahkan dari tahun ke
tahun. Itulah yang dinamakan statistik
Statistik dalam pengertian umum yaitu kumpulan fakta,
umumnya berbentuk angka – angka dan atau diagram yang
menggambarkan suatu persoalan atau keadaan. Sedangkan
statistik dalam pengertian sempit yaitu ukuran, ebagai wakil dari
kumpulan fakta mengenai sesuatu hal.
Dalam suatu penelitian statistik, agar angka – angka yang
disajikan dan kesimpulan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan, maka pemrosesan data mulai dari
pengumpulan angka – angka, pengolahan, penyajian sampai pada
analisis dan pengambilan kesimpulan harus dilaksanakan dengan
cara – cara yang benar. Ini merupakan ilmu pengetahuan tersendiri
yang disebut dengan Statistika. Jadi statistika yaitu ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan cara – cara pengumpulan
fakta, pengolahan, penyajian dan analisis serta penarikan
kesimpulannya.
71
B. Kegunaan Statistik
Statistik diberi nama sesuai dengan jenis persoalan yang
diliputinya. Sebagai contoh, yang membicarakan masalah - masalah
kesehatan disebut Statistik Kesehatan, yang membahas masalah -
masalah pertanian disebut Statistik Pertanian dan seterusnya.
Dalam pelaksanaan tugas - tugas kesehatan, secara umum
kegunaan statistik ada dua, yaitu :
1. Merupakan sarana untuk melakukan evaluasi.
Yaitu untuk menilai pekerjaan – pekerjaan, baik yang sedang
maupun yang telah selesai dilaksanakan, apakah hasilnya
sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum.
Contohnya program imunisasi dikatakan berhasil jika
jumlah penderita penyakit menular yang bersangkutan
menurun atau nol.
2. Merupakan bahan untuk membuat perencanaan
Dengan menggunakan statisik yang sudah kita miliki, kita
dapat membuat rencana yang realitis, artinya sesuai dengan
kebutuhan dan kenyataan yang ada di lapangan. Contohnya
penambahan fasilitas kesehatan yang didasarkan pada
peningkatan jumlah penduduk.
C. Jenis Statistik
Hal, keadaan atau peristiwa - peristiwa yang dicatat,
dikumpulkan untuk kemudian disusun menjadi statistik, disebut
data statistik. Sebagai contoh, jika kita akan menyusun statistik
tentang tinggi dan berat badan sejumlah balita, maka angka - angka
yang menunjukkan tinggi dan berat badan dari masing - masing
balita tersebut yaitu data statistik. Data statistik yang baru
dikumpulkan dan belum diolah disebut data mentah.
72
Data statistik ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan,
harganya dapat berubah - ubah atau bersifat variabel. Dari
nilainya dikenal dua golongan data kuantitatif, yaitu data diskrit
(merupakan hasil menghitung, selalu dalam bentuk angka yang
utuh), dan data kontinyu (merupakan hasil mengukur atau
menimbang, dapat berupa angka pecahan).
Data kuantitatif yaitu data yang tidak dilukiskan dengan
bilangan melainkan dengan lukisan kualitatif yang dikenal dengan
nama kategoti dan atribut, misalnya baik, rusak, gagal, berhasil dan
sebagainya.
jika kita ingin mengetahui berat badan rata - rata dari
murid SD di kota K, maka seluruh murid dari semua SD yang ada
dalam kota K yang menjadi sasaran penelitian kita disebut populasi
atau universe. Populasi terdiri dari individu - individu yang dalam
hal ini yaitu masing - masing murid SD, yang satu persatu akan
ditimbang berat badannya. Dengan demikian dikatakan bahwa
populasi atau universe yaitu kumpulan besar dari individu dapat
berupa manusia, hewan, atau benda yang dijadikan sasaran
penelitian statistik “.
Dalam praktek penelitian, untuk menghimpun data dapat
dipergunakan dua metode yaitu :
1. Metode Sensus
Di sini kita meneliti keseluruhan individu yang ada dalam
populasi.
2. Metode Sampling
Dalam hal ini kita tidak meneliti keseluruhan populasi, tetapi
halnya sebagian saja yang disebut sample. Metode sampling
sering dipergunakan dalam penelitian - penelitian sebab
alasan efisiensi.
73
Memilih sejumlah individu untuk dijadikan sample dari suatu
populasi tidak dapat dilakukan sembarangan, sebab individu -
individu yang kita pilih itu harus merupakan sample yang
representatif. Yaitu memiliki karakteristik yang sama atau
semaksimal mungkin mendekati karakteristik dari populasinya.
Untuk memperoleh sample yang demikian kita
mempergunakan metode acak (random). Dengan memanfaatkan
lotere, buah dadu ataupun Daftar Angka - angka Random.
D. Langkah – Langkah Penyusunan Statistik
Untuk membuat statistik tentang sesuatu persoalan ada
5 tahapan kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Perencanaan
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Penyajian data
5. Pembuatan analisis dan pengambilan kesimpulan
1. Perencanaan
Dalam setiap kegiatan, peran perencanaan sangat penting,
sebab disamping sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan,
rencana juga merupakan pedoman untuk melaksanakan
evaluasi. Dalam perencanaan ini ditentukan tujuan penelitian,
sasaran penelitian, cara - cara yang dipergunakan,
pelaksananya siapa saja, kapan penelitian dilaksanakan dan
seterusnya.
74
2. Pengumpulan data :
Mengumpulkan data statistik dapat dilakukan baik dengan
sensus atau sampling. Untuk ini ada 3 macam teknik yang
dapat dijalankan, yaitu :
Observasi
Yaitu melaksanakan penelitian dengan terjun langsung
dilapangan untuk menemui dan wawancara dengan
individu - individu sasaran, sehingga diperoleh data yang
akurat. Untuk persoalan tertentu dapat juga dilakukan
penelitian di laboratorium. Dalam hal ini data yang
diperoleh disebut data intern.
Registrasi
Ini dilakukan dengan mengambil dan mempergunakan
data yang telah terhimpun dan dilaporkan oleh pihak lain,
misalnya dengan memanfaatkan kepustakaan. Dengan
cara ini data dapat dihimpun dengan lebih mudah dan
murah. Di sini data yang diperoleh disebut data ekstern.
Data ekstern dibagi menjadi data ekstern primer dan data
ektern sekunder. Jika data itu dikeluarkan dan
dikumpulkan oleh badan yang sama, maka di disebut
data ekstern primer. Dalam hal lainnya merupakan data
sekunder.
Dengan mempergunakan Angket.
Angket yaitu sejumlah pertanyaan atau isian tertulis
yang dikirimkan kepada individu - individu (disebut
responden) untuk dijawab atau diisi, dan dikirimkan
kembali kepada pihak peneliti. Angket dapat berisi
pertanyaan - pertanyaan terbuka di mana responden dapat
menjawab dengan bebas, ataupun pertanyaan tertutup
dimana responden tinggal menandai kotak - kotak
jawaban yang sudah disediakan. Ada kemungkinan tidak
75
semua angket yang dikirim diterima kembali, dan
jawabannya seringkali juga tidak akurat.
3. Pengolahan data :
Data mentah yang terkumpul diolah, dikelompokkan, disusun
menjadi array, dihitung karakteristik - karakteristiknya dan
seterusnya.
4. Penyajian data :
Penyajian data bertujuan agar hasil penelitian itu dapat dibaca
dengan mudah dan dipahami oleh orang lain. Juga agar dapat
dianalisis dan disimpulkan. Ada beberapa cara penyajian data
yang dapat dilakukan, yaitu :
Penyajian secara naratif
Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk cerita (teks). Cara ini
jarang dipergunakan sebab dengan cerita seringkali
persoalan kurang dapat digambarkan dengan jelas, misalnya
dalam mengemukakan perbandingan antara beberapa angka
dan sebagainya.
Dalam bentuk daftar atau tabel
Ada dua macam diagram atau tabel yaitu Daftar Baris
Kolom dan Daftar Disrtibusi Frekuensi
Dalam bentuk diagram atau grafik
Ada 6 macam diagram, yaitu Diagram Garis, Diagram
Batang, Diagram Lambang / Simbol, Diagram Lingkaran
/ Pastel dan Diagram Titik / Pencar
5. Pembuatan analisis dan pengambilan kesimpulan.
76
Analisis dan kesimpulan merupakan hasil akhir dari
pembuatan statistik. Yang dapat dihimpun dan dibuat
statistiknya yaitu antara lain :
Data Demografi
Yaitu data tentang jumlah penduduk, pembagiannya
menurut jenis kelamin, umur, pendidikkan, pekerjaan,
besarnya angka perkembangan dan sebagainya.
Data Kesehatan Lingkungan
Misalnya jumlah rumah dan keadaannya, jumlah sumber
air minum, jumlah jamban, tempat pembuangan sampah,
pembuangan air limbah dan sebagainya.
Data Fasilitas Kesehatan
Jumlah rumah sakit, puskesmas, posyandu, apotik, toko
obat, pptical, jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan
seterusnya.
Data Tentang Penyakit
Jenis penyakit yang sering timbul, Incidence Rate,
Prevalence Rate, KLB ( Kejadian Luar Biasa ), Wabah,
dan sebagainya.
Data Vital Statistik
Angka kesuburan, angka kelahiran, angka kematian,
angka kesakitan dan sebagainya.
E. Vital Statistik
77
Vital statistik yaitu statistik yang berhubungan dengan
peristiwa - peristiwa penting dalam kehidupan manusia, mulai sejak
dilahirkan sampai meninggal dunia. Oleh sebab peristiwa -
peristiwa yang demikian itu sangat banyak jumlahnya, biasanya
yang dibuat oleh instansi kesehatan hanya yang berhubungan erat
dengan indikator - indikator kesehatan saja, sedangkan data yang
lain jika diperlukan dapat diminta dari instansi - instansi lain
yang menanganinya, misalnya Pemerintah Daerah tingkat II,
Pemerintah Daerah Tingkat I, Kantor Statistik dan lain - lainnya.
Angka - angka Vital statistik tersebut umumnya dinyatakan
sebagai perbandingan (Rate) dan satuan promil ( ‰ ) dan dengan
jangka waktu satu tahun. Beberapa angka vital statistik yang
penting yaitu sebagai berikut :
Yang berhubungan dengan Kelahiran dan Kesuburan :
1. Angka Kelahiran Umum (Crude Birth Rate = CBR)
Yaitu angka antara jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut
( tanggal 1 Juli ).
CBR = B x K
Pm
Dimana : CBR = Crude Birth Rate
B = Jumlah Kelahiran hidup pada tahun tertentu
Pm = Jumlah kelahiran pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan Konstanta (0/00 )
2. Angka Kesuburan Umum (General Fertility Rate = GFR)
78
Yaitu perbandingan antara jumlah kelahiran hidup dalam
suatu tahun dengan jumlah penduduk wanita umur 15 - 49
tahun pada pertengahan tahun tersebut.
GFR = B x K
Pr (15 – 49)
Yang berhubungan dengan kesakitan :
1. Attack Rate (AR)
Perbandingan antara jumlah kasus baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat, dengan jumlah population at risk
pada saat itu.
2. Angka Insidensi (Incidence Rate = IR)
Perbandingan antara jumlah kasus baru suatu penyakit dalam
satu tahun, dengan jumlah population at risk pada
pertengahan tahun tersebut.
3. Angka Prevalensi (Prevalensi Rate = PR)
Perbandingan antara jumlah kasus baru dan kasus lama suatu
penyakit selama suatu tahun, dengan jumlah population at
risk pada pertengahan tahun tersebut.
Yang berhubungan dengan kematian
1. Angka Kematian Umum (Crude Death Rate = CDR)
Perbandingan antara jumlah seluruh kematian dalam suatu
tahun, dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun
tersebut.
2. Angka Kematian Khusus (Case Fatality Rate = CFR)
79
Misalnya akibat penyakit DHF : Perbandingan antara jumlah
kematian akibat penyakit DHF selama suatu tahun, dengan
jumlah penduduk yang menderita penyakit DHF selama
tahun tersebut.
3. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate = MMR)
Perbandingan antara jumlah kematian ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas selama suatu tahun dengan jumlah
kelahiran ( hidup dan mati ) selama tahun tersebut.
4. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Perbandingan antara jumlah bayi yang meninggal selama
suatu tahun, dengan jumlah kelahiran hidup selama tahun
tersebut. IMR sering dipergunakan sebagai indikator keadaan
kesehatan warga , khususnya kesehatan lingkungan,
sedangkan MMR sebagai indikator keadaan sosial ekonomi
warga serta kualitas pelayanan KIA.
80
BAB VII
M A S Y A R A K A T
A. A. Pendahuluan
Ilmu kewarga an disebut juga Sosiologi, yang berasal dari
bahasa latin Socius yang berarti kawan dan logos yang berarti berbicara.
Jadi arti harfiah dari Sosiologi yaitu berbicara mengenai warga .
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar tentang
sosiologi. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi mengemukakan
Sosiologi atau Ilmu warga ialah Ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses - proses sosial, termasuk perubahan - perubahan
sosial.
Dalam definisi ini, yang dimaksud dengan struktur sosial yaitu
keseluruhan jalinan antara unsur - unsur sosial yang pokok, yaitu
kelompok - kelompok sosial, norma - norma sosial, pranata - pranata
sosial serta lapisan - lapisan sosial. Proses sosial yaitu pengaruh timbal
balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya antara segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan hukum, segi kehidupan
hukum dengan segi kehidupan politik dan seterusnya.
Jadi sasaran dari sosiologi yaitu warga . Apakah warga
itu? Tentang warga , Ralph Linton mengemukakan bahwa
warga yaitu setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial,
dengan batas - batas yang dirumuskan dengan jelas “.
81
Sesuai definisi Linton, maka warga itu meliputi beberapa
unsur :
1. Sejumlah manusia yang hidup bersama
Dalam Ilmu Sosial, tidak ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk
menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Secara teoritis
angka minimalnya yaitu dua orang.
2. Bercampur untuk waktu yang lama
Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda -
benda mati seperti meja, kursi dan sebagainya. Manusia yang
berkumpul sesamanya akan berorientasi sehingga timbul sistem
komunikasi, peraturan - peraturan dan seterusnya yang mengatur
hubungan antara manusia tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
Antara anggota satu dengan anggota yang lain terdapat rasa
keterikatan dan solidaritas.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Mereka dalam kehidupan sehari - hari saling membutuhkan, bahwa
mungkin juga terdapat saling ketergantungan di antara mereka.
B. Strata Kewarga an dan Mobilitas Sosial
Setiap warga selalu memiliki penghargaan yang bersifat
khusus terhadap hal - hal tertentu yang ada dalam warga
bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi tehadap hal - hal tertentu
akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari
hal - hal lainnya.
82
Kalau suatu warga misalnya lebih menghargai kekayaan
materiil dari pada lainnya, maka mereka yang lebih banyak memiliki
harta benda akan menempati kedudukan yang lebih tingi dibandingkan
dengan orang lain, dan sebaliknya mereka yang hanya sedikit sekali atau
tidak memiliki sesuatu yang berharga, dalam pandangan warga
memiliki kedudukan yang rendah.
Sistem lapisan dalam warga tersebut dalam sosiologi dikenal
dengan Stratifikasi Sosial ( sratum = lapisan ). Bentuk - bentuk lapisan
warga itu banyak dan berbeda - beda, dan tetap ada sekalipun dalam
warga yang kapitalis, demokratis, komunis ataupun lainnya, sebab
dalam pembedaan atas lapisan - lapisan tersebut merupakan gejala
universal, yang merupakan bagian dari sistem sosial setiap warga .
1. Sifat – Sifat Sistem Lapisan warga
Sifat dari sistem lapisan yang ada di dalam suatu warga ada
dua, yaitu tertutup dan terbuka. Yang bersifat tertutup membatasi
kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain,
baik yang merupakan gerak ke atas ataupun bawah.
Dalam sistem yang demikian satu - satunya jalan untuk menjadi
anggota suatu lapisan dalam warga yaitu kelahiran. Contoh :
warga India yang terbagi atas kasta - kasta, yaitu kasta Brahmana
(pendeta), Ksatria (bangsawan dan tentara), Waisya (pedagang), Sudra
(rakyat jelata), serta mereka yang tidak berkasta yang disebut golongan
Paria.
Sistem lapisan yang tertutup, dalam batas - batas tertentu, juga
dapat kita jumpai warga Bali.
Berbeda dengan sistem tertutup, pada sistem terbuka setiap anggota
warga memiliki kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan
sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk
jatuh ke lapisan bawah. Pada umumnya sistem terbuka memberi
83
perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota warga untuk
dijadikan landasan pembangunan warga , dari pada sistem tertutup.
2. Dasar – Dasar Lapisan warga
Di antara lapisan teratas dengan yang terendah, terdapat lapisan
yang jumlahnya relatif banyak. Akan tetapi pembagian yang umumnya
dipergunakan yaitu lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah.
Lapisan atas biasanya tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa
yang dihargai oleh warga , tetapi kedudukkannya yang tinggi itu
bersifat kumulatif, yaitu mereka yang memiliki harta benda banyak
akan mudah untuk mendapatkan tanah, kehormatan dan mungkin juga
kekuasaan.
Dasar atau kriteria yang biasa dipergunakan untuk menggolongkan
anggota warga ke dalam suatu lapisan (di sebut juga kelas ),
yaitu :
Ukuran kekayaan
Mereka yang memiliki kekayaan yang paling banyak, masuk ke
dalam lapisan teratas.
Ukuran kekuasaan
Yang memiliki kekuasaan atau wewenang atau terbesar, menempati
lapisan teratas.
Ukuran kehormatan
Ukuran ini terlepas dari ukuran - ukuran kekayaan ataupun
kekuasaan. Mereka yang paling dihormati dan paling disegani
mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai
pada warga tradisional. Di sini yang paling dihormati atau
disegani tersebut yaitu golongan orang tua - tua dan mereka yang
pernah berjasa.
84
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ini dipergunakan oleh warga yang menghargai ilmu
pengetahuan. Kadang - kadang dapat menimbulkan akibat yang
negatif, sebab orang yang berkeinginan besar untuk dapat masuk
ke lapisan atas, yang dipentingkan bukan mutu ilmu
pengetahuannya tetapi kesarjanaannya, yang kemudian
diusahakannya dengan segala cara, termasuk cara - cara yang tidak
wajar.
3. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial (= Gerak sosial = Social Mobility) yaitu suatu
gerak yang terjadi dalam struktur sosial. jika seorang petani beralih
pekerjaan menjadi pemilik toko, maka dia melakukan mobilitas sosial.
Tipe - tipe dari mobilitas / gerak sosial yang pokok ada dua macam,
yaitu gerak sosial yang horizontal dan yang vertikal.
Gerak sosial horizontal
Merupakan peralihan individu atau obyek - obyek sosial lainnya,
dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat,
atau mungkin juga peralihan atau gerak dari obyek - obyek sosial
seperti misalnya mode pakaian, ideologi dan sebagainya. Dengan
adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang ataupun suatu obyek sosial.
Gerak sosial vertikal
Yang dimaksud yaitu perpindahan individu atau obyek sosial, dari
suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak
sosial yang vertikal, yaitu yang naik (social climbing) dan yang
turun (social sinking). Contohnya seorang petani yang diangkat
menjadi kepala desa yaitu social climbing, sedangkan seorang
85
pegawai kantor yang dipecat dari jabatannya merupakan social
sinking.
Social climbing dapat dilakukan oleh individu ataupun kelompok
melalui beberapa macam saluran, misalnya lembaga pendidikan,
lembaga keagamaan, organisasi politik dan sebagainya.
C. Tata Nilai warga / Pranata Sosial (Social Institution)
Pranata sosial yaitu himpunan norma - norma dari segala
tingkatan yang mengatur kehidupan bersama dalam warga , sehingga
kehidupan bersama itu berlangsung dengan tertib. Di sebut juga
dengan Lembaga Sosial atau Lembaga Kewarga an. Pranata Sosial
terdapat dalam semua warga , baik yang memiliki taraf
kebudayaan yang masih bersahaja maupun yang sudah modern.
Dalam kehidupan bersama, Pranata Sosial berfungsi sebagai berikut
:
1. Memberikan pedoman kepada para anggota warga tentang
bagaimana mereka harus bertingkah laku dan bersikap dalam
menghadapi masalah - masalah yang ada dalam warga itu.
2. Memberikan pegangan kepada warga dalam hal pengendalian
sosial (Social Control), yaitu sistem pengawasan warga
terhadap tingkah laku anggota - anggotanya.
3. Menjaga keutuhan dan ketentraman warga .
Beberapa fungsi tersebut di atas mengharuskan seseorang yang
hendak memasuki ataupun mempelajari suatu warga tertentu
memperhatikan dengan teliti pranata sosial yang ada dalam warga
tersebut.
Norma - norma itu umumnya tidak tertulis, wajib ditaati dan
dilaksanakan baik oleh individu maupun kelompok dalam warga ,
86
sebab memang diciptakan demi tercapainya ketertiban dan kesejahteraan
dari warga tersebut.
Beberapa macam norma memiliki kekuatan mengikat yang berbeda
– beda, ada yang lemah dan ada yang sangat kuat. Untuk membedakan
kekuatan mengikat dari norma - norma tersebut, secara sosiologis dikenal
adanya empat pengertian, yaitu :
1. Cara ( Usage )
2. Kebiasaan ( Folkways )
3. Tata kelakuan ( Mores )
4. adat Istiadat ( Custom )
Masing - masing pengertian di atas memiliki dasar yang sama,
yaitu merupakan petunjuk ataupun larangan yang merupakan pedoman
dari perilaku seseorang yang hidup dalam warga itu, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Cara ( Usage )
Cara, menunjuk pada suatu bentuk perbuatan, khususnya dalam
hubungan antar individu dalam warga . Suatu penyimpangan
terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat,
mungkin hanya sekedar celaan dari individu yang dihadapi saja.
Contohnya, orang memiliki cara masing - masing untuk minum,
ada yang minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang
mengeluarkan bunyi sebagai pertanda kepuasannya. Cara yang
terakhir biasanya dalam pertemuan dianggap sebagai perbuatan
yang tidak sopan, dan jika dijalankan mungkin orang yang
minum bersamanya akan merasa tersinggung dan mencelanya.
2. Kebiasaan ( Folkways )
87
Kebiasaan memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada cara.
Kebiasaan yaitu perbuatan yang diulang - ulang dalam bentuk
yang sama, merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai
perbuatan itu. Dapat dikatakan bahwa kebiasaan yaitu perilaku
yang diakui dan diterima oleh warga .
Contohnya kebiasaan memberi hormat kepada orang lain yang lebih
tua, jika hal itu tidak dilakukan, maka akan dianggap sebagai
suatu penyimpangan terhadap kebiasaan umum yang berlaku dalam
warga tersebut, dan setiap orang akan mencela pelakunya.
3. Tata - kelakuan ( Mores )
Tata kelakuan yaitu kebiasaan yang tidak hanya dianggap sebagai
cara perilaku saja, akan tetapi sudah diterima sebagai norma
pengatur. Tata kelakuan di suatu pihak memaksakan suatu
perbuatan dan di lain pihak melarangnya, sehingga secara langsung
merupakan alat agar semua anggota warga menyesuaikan
perbuatan - perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Contohnya
hubungan antara pria dengan wanita yang berlaku bagi semua
orang. Penyimpangan yang dilakukan terhadap tata kelakuan akan
berakibat pelakunya dikenakan sanksi untuk menyesuaikan
tindakan - tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku.
4. Adat istiadat (Custom)
Adat istiadat yaitu tata kelakuan yang sudah bersifat kekal dan
kuat integrasinya dengan pola perilaku warga . Anggota
warga yang melanggarnya akan mendapat sanksi yang keras
dan kadang - kadang sampai berdampak luas. Contohnya, di daerah
Lampung terdapat suatu hukum adat yang melarang terjadinya
perceraian antara suami - istri, sebab perkawinan dinilai sebagai
kehidupan bersama yang dinilai abadi dan hanya dapat terputus
jika salah satunya meninggal dunia. jika sampai terjadi
perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan saja yang tercemar
88
namanya, tetapi seluruh keluarganya akan dikeluarkan dari
warga itu.
Dalam warga tradisional (pedesaan), tradisi itu berlaku sangat
kuat. Di sini norma - norma itu berlaku secara turun - temurun tanpa
mengalami perubahan.
warga di kota berlainan keadaannya. Dalam warga kota,
anggota warga selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan
- perubahan yang terjadi, sebab kota memang merupakan pintu gerbang
masuknya pengaruh - pengaruh dari luar.
Berbagai peralatan modern dalam bidang komunikasi, khususnya
komunikasi masa (koran, majalah, radio, televisi) memungkinkan orang
kota mengikuti perubahan - perubahan yang terjadi di luar batas
daerahnya, sehingga norma - norma dalam warga kota juga selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Di kota juga selalu mengalami
perubahan dan perkembangan. Di kota besar bahkan ketaatan terhadap
norma - norma dan tata nilai warga seringkali dianggap sebagai
hambatan terhadap kemajuan dan perkembangan zaman.
D. warga Pedesaan dan warga Perkotaan
Dalam warga yang modern sering dibedakan antara
warga pedesaan dan warga perkotaan (rural community dan
urban community). Pembedaan itu pada hakikatnya hanya bersifat
gradual.
Agak sulit untuk memberikan batasan apa yang dimaksudkan
dengan perkotaan, sebab adanya hubungan antara konsentrasi penduduk
dengan gejala - gejala sosial yang dinamakan urbanisme. Orang boleh
saja berpendapat, bahwa semua tempat dengan kepadatan penduduk yang
tinggi merupakan warga perkotaan. Hal itu kurang benar, sebab
89
banyak pula daerah yang berpenduduk padat tidak dapat digolongkan ke
dalam warga perkotaan.
Yang dimaksud dengan warga perkotaan atau urban community
yaitu warga kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya.
Tekanan pengertian “kota“ terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang
berbeda dengan warga pedesaan .
Perbedaan - perbedaan tersebut jika kita bandingkan yaitu seperti
yang tercantum di bawah ini :
warga Pedesaan
warga Perkotaan
1 Hubungan antar warga bersifat
kekeluargaan, erat, mendalam,
saling mengenal, dan saling
memerlukan.
Hubungan antar warga atas
dasar kepentingan pribadi,
bersifat individualistis.
2 Umumnya hidup dari pertanian
/perkebunan, sifat kerjanya
serabutan.
Jenis pekerjaannya sangat
bervariasi dan bersifat
spesialistis.
3. Sangat terikat pada tanah
garapan dan tidak mudah
berpindah tempat tinggal
Mudah pindah - pindah, baik
tempat tinggal maupun
pekerjaan.
4. Barang – barang, makanan dan
sebagainya hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Selain untuk kebutuhan hidup
juga untuk kebutuhan sosial
( gengsi ).
90
warga Pedesaan
warga Perkotaan
5 Komunikasi umumnya hanya
berlangsung secara informal,
dari mulut ke mulut.
Umumnya berlangsung
secara formal dan dengan
sarana komunikasi yang
modern.
6 Lapangan pekerjaan sempit. Lapangan pekerjaan luas dan
beragam.
7 Pembagian waktu tidak penting.
Pembagian waktu sangat
penting.
8 Kepemimpinan tradisional,
orang tua menjadi panutan
Kepemimpinan formal dan
rasional.
9 Kehidupan beragama menonjol
juga peranan pemuka agama.
Kurang menonjol
10 Perubahan sosial jarang dan
tidak mudah terjadi
Sering dan mudah terjadi.
91
BAB VIII
KEBUTUHAN KELOMPOK
A. Kelompok – Kelompok Sosial
Manusia yaitu mahluk sosial, yang hanya dapat hidup
normal bila berada diantara manusia - manusia lainnya. Manusia
yang hidup terpisah sama sekali dari orang lain akan tumbuh
menjadi tidak wajar, baik jiwa maupun raganya.
Sejak dilahirkan manusia sudah memiliki dua keinginan
pokok, yaitu :
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya (warga ).
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya.
Dua keinginan tersebut di atas, ditambah dengan adanya
kesadaran bahwa dengan bekerja sendiri - sendiri mereka tidak
akan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya, menyebabkan manusia itu bekerja sama saling
membantu yang satu dengan yang lain. Maka terbentuklah
himpunan - himpunan atau kesatuan - kesatuan manusia yang hidup
bersama, yang disebut kelompok – kelompok sosial
(Social Groups).
Tidak semua himpunan dapat di samakan kelompok sosial,
melainkan hanya yang memenuhi syarat - syarat tertentu, yaitu :
Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran,
bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
92
Antara anggota yang satu dengan anggota yang lain
terdapat hubungan timbal balik.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama yang
menyebabkan hubungan sesama anggota menjadi erat.
memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku.
Bersistem dan berproses.
1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Menurut Charles H. Cooley, kelompok sosial dapat dibagi
menjadi dua, yaitu Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder.
Kelompok primer
yaitu kelompok sosial yang umumnya kecil, bersifat
agak permanen dan di antara anggotanya terdapat kenal -
mengenal serta kerja sama erat yang bersifat pribadi,
seperti misalnya keluarga, kelompok penggemar sesuatu
( hobby ), kelompok RT.
Kelompok Sekunder
yaitu kelompok sosial yang besar, terdiri dari berbagai
macam individu yang saling berhubungan dengan tujuan
masing - masing (tidak bersifat pribadi) dan tidak begitu
permanen. Contohnya organisasi para pedagang,
organisasi buruh suatu perusahaan, partai politik.
2. Paguyuban dan Patembayan
Ferdinand Tonnies membedakan kelompok - kelompok sosial
atau 2 jenis, yang disebutnya Gemeineschaft (Paguyuban) dan
Gesellchaf (Patembayan).
Paguyuban
yaitu bentuk kehidupan bersama dimana anggota -
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
93
bersifat alamiah serta bersifat kekal seperti misalnya
keluarga, kerabat, kelompok rukun tetangga.
Patembayan
Pada Patembayan hubungan yang ada antara anggota -
anggota hanya ikatan dalam bentuk lahiriah, bersifat
buatan (bukan alamiah), juga tidak bersifat kekal sebab
orang menjadi anggotanya disebabkan memiliki
kepentingan yang rasional. Contohnya organisasi para
pedagang, organisasi buruh, partai politik. Konsep
Tonnies pada dasarnya sama dengan konsep Cooley.
3. Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok Formal (Formal Group) yaitu kelompok yang
memiliki peraturan - peraturan yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh anggota - anggotanya. Contohnya partai politik,
perkumpulan koperasi, oraganisasi buruh.
Kelompok Informal (Informal Group) yaitu kelompok yang
tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu. Kelompok ini
biasanya terbentuk sebab pertemuan - pertemuan yang
berulangkali, yang menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan -
kepentingan dan pengalaman yang sama, misalnya kelompok
arisan, kelompok gemar kesenian dan sebagainya.
4. Kerumunan (Crowd) dan Publik (Public)
Berbeda dengan semua yang telah disebutkan dimuka,
kerumunan dan publik tergolong dalam kelompok sosial yang tidak
teratur.
Kerumunan yaitu sejumlah orang yang secara kebetulan
berkumpul disuatu tempat, bersifat sementara dan tidak
terorganisasi, seperti misalnya penonton pertandingan sepakbola,
pengunjung supermarket dan sebagainya.
94
Sifat yang khas dari kerumunan yaitu jika mereka sudah
beraksi, memiliki kecenderungan merusak. Ini disebabkan dalam
kerumunan interaksi terjadi secara spontan dan tidak terduga.
Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam jika orang
tersebut ikut serta dalam suatu kerumunan.
Bebeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Pada publik interaksi
terjadi secara tidak langsung melalui media komunikasi yang
bersifat massal, misalnya surat kabar, radio, televisi, desas desus
dan sebagainya, yang memungkinkan suatu publik memiliki
pengikut yang amat luas. Tingkah laku publik didasarkan pada
tingkah laku individu - individu yang menjadi anggota -
anggotanya, sebab dalam publik masing - masing individu masih
memiliki kesadaran akan kedudukan sosialnya.
5. In Group dan Out Group
In group yaitu kelompok sosial dimana individu
mengidentifikasi dirinya. Sikap In group pada umumnya didasarkan
pada adanya rasa simpati dan perasaan dekat dengan anggota -
anggota kelompoknya.
Out group yaitu kelompok sosial yang oleh individu
diartikan sebagai lawan In groupnya.
Sikap Out group selalu ditandai dengan suatu pandangan
yang berwujud antagonisme atau antipati, yang dapat menjadi dasar
suatu sikap yang disebut etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang
menilai unsur - unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan
ukuran - ukuran kebudayaan sendiri.
Dilain pihak sikap etnosentrisme seringkali juga di dasari
oleh stereotip, yakni gambaran ataupun tanggapan yang bersifat
mengejek terhadap suatu obyek tertentu.
Contoh stereotip : sebagai orang kulit putih selalu
beranggapan bahwa orang kulit hitam (Negro) itu pemalas, bodoh
dan seterusnya.
95
6. Membership Group dan Reference Group
Membership group yaitu kelompok sosial di mana
seseorang secara fisik menjadi anggotanya. Sedangkan reference
group yaitu kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota kelompok itu) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya.
B. Ciri – Ciri Kelompok Sosial
Kelompok Sosial merupakan organisme terkecil dari struktur
sosial warga . Selaku unit terkecil dari struktur sosial,
kelompok sosial memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
1. Adanya dorongan / keinginan yang sama pada setiap individu
untuk berkelompok.
Dorongan yang sama itu yang merupakan terjadinya
kelompok, terlepas dari adanya motivasi - motivasi yang
mungkin berbeda pada masing - masing individu tersebut.
2. Ada struktur kelompok yang jelas.
Struktur kelompok yang dimaksud yaitu sistem pengaturan
peranan dan kedudukan dari masing - masing individu yang
menjadi anggota kelompok, yang diperlukan dalam rangka
bersama - sama mencapai tujuan kelompok. Contoh : ketua
yang berperan sebagai pemimpin, anggota - anggota yang
berperan sebagai pelaksanaan dan seterusnya.
3. Ada norma - norma kelompok.
Norma yaitu peraturan yang telah disetujui oleh anggota
kelompok dan perilaku yang diharapkan dari seseorang
sebagai anggota suatu kelompok, yang disertai dengan
sanksi - sanksi bagi pelanggarnya. Bagian terbesar norma
96
sosial kita temui dalam bentuk lisan yang berupa pepatah,
kiasan, cerita rakyat, kesenian tradisional dan sebagainya.
4. Ada reaksi dan kecakapan yang berbeda antara individu yang
satu dengan yang lain.
Perbedaan reaksi dan kecakapan diantara para anggota
kelompok merupakan hal yang alamiah dan wajar. Dalam
banyak hal justru perbedaan itulah yang menyebabkan
kelompok itu hidup dinamis.
C. Bentuk – Bentuk Kelompok Sosial
Dilihat dari karakteristik masing - masing, bentuk kelompok
sosial ada bermacam - macam. Akan tetapi secara garis besar dapat
dibedakan atas dua golongan, yaitu :
1. Kelompok Formal dan Informal.
Kelompok Formal yaitu kelompok yang sengaja dibentuk
untuk melaksanakan tugas tertentu, diberi wewenang tertentu dan
anggota - anggotanya ditetapkan serta diangkat oleh suatu badan
atau organisasi tertentu pula. Contoh : unit organisasi dari suatu
instansi pemerintah, panitia yang dibentuk oleh kepala kelurahan
dan sebagainya. Kelompok Formal ditandai dengan adanya
komunikasi formal dan hierarki (susunan fungsi - fungsi yang
berdasarkan jabatandan wewenang).
Sedangkan Kelompok Informal yaitu kelompok yang
tumbuh dari proses interaksi dan daya ikat (cohesiveness) serta
kebutuhan individu yang menjadi anggotanya. Dalam kelompok
jenis ini anggota kelompok tidak diangkat dan diberi wewenang
secara formal, melainkan lebih ditentukan oleh Kelompok Informal
berlangsung secara bebas, dari mulut ke mulut dan dekat
(face to face).
97
5. Kelompok Terbuka dan Kelompok Tertutup
Kelompok Terbuka yaitu kelompok yang selalu tanggap
terhadap perubahan dan pembaharuan, sehingga secara terus -
menerus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
yang terjadi disekelilingnya. Sikap terbuka ini juga terlihat pada
kebijaksanaannya sewaktu menerima anggota baru, semua
golongan dan aliran diterima dengan baik. Contoh : Organisasi
Pemuda KNPI.
Sedang kelompok Tertutup yaitu sebaliknya, sulit menerima
perubahan dan pembaharuan dan selektif dalam menerima anggota.
Kelompok ini biasanya memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan kemapanan yang sudah ada, sehingga sangat
selektif dalam menerima ide - ide baru. Contoh : beberapa
organisasi yang berlatar keagamaan.
D. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika memiliki arti kekuatan, gerak atau semangat, di
samping itu berarti juga pengetahuan yang mempelajari gerak atau
tenaga yang menyebabkan gerak itu sendiri. Sedangkan tentang
kelompok (kelompok sosial), banyak definisi yang dibuat oleh para
pakar. Salah satunya yaitu yang dikemukakan olehW.J Duncan,
bahwa kelompok sosial yaitu kumpulan yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama, interaksi tersebut bersifat tetap dan memiliki struktur
tertentu.
Selanjutnya tentang Dinamika Kelompok, F.D Ruch
menyatakan bahwa Dinamika kelompok yaitu analisis hubungan -
hubungan Kelompok Sosial yang berdasarkan prinsip, bahwa
tingkah laku dalam kelompok yaitu hasil interaksi yang dinamis
antara individu dalam stuasi sosial .
Dinamika kelompok mempelajari kehidupan kelompok dengan
merinci sejumlah konsep yang berhubungan dengan terbentuknya,
98
berfungsi serta integrasinya kelompok. Dengan konsep - konsep
tersebut kemudian dapat diambil langkah - langkah yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas kelompok.
Kelompok Sosial Sebagai Wahana Kehidupan Manusia
Sebagai mahluk sosial, manusia memiliki naluri ingin
selalu berkumpul dengan manusia lain. Disamping itu dalam
perjalanan kehidupannya manusia memiliki ketergantungan yang
besar pada manusia lain. Bahkan dia akan mengalami kelainan baik
fisik maupun mental, jika hidup sama sekali terpisah dari orang
lain.
Semua hal tersebut merupakan sebab utama terjadinya
kelompok - kelompok manusia dalam kehidupan ini, yang disebut
Kelompok Sosial. Kelompok - kelompok Sosial tersebut
merupakan himpunan - himpunan atau kesatuan - kesatuan manusia
yang hidup bersama.
Akan tetapi tidak semua himpunan manusia dapat disebut
sebagai kelompok sosial. Sesuai dengan definisi dari Duncan yang
telah disebutkan di muka, suatu himpunan manusia baru dapat
disebut kelompok sosial jika terpenuhi unsur - unsurnya yaitu :
Ada dua orang atau lebih.
Ada interaksi yang teratur diantara mereka.
Ada tujuan yang telah disepakati bersama.
Ada kesadaran bahwa mereka merupakan bagian dari
kelompok.
Ada struktur tertentu yang mengatur masing - masing
anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
Kelompok Sosial memiliki bentuk, jenis dan sifat bermacam -
macam, banyak diantaranya yang tumpang tindih (over lapping),
sebab dalam kehidupan berwarga umumnya seorang individu
merupakan anggota dari beberapa kelompok sosial sekaligus.
Sebagai contoh, seorang warga suatu RT sekaligus juga merupakan
99
anggota dari RW, kelurahan, warga setempat ( community ),
warga luas ( society dan juga warga suatu bangsa ( nation ).
Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis.
Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan dan
perkembangan. Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil dari
pada kelompok sosial lainnya, atau dengan perkataan lain
strukturnya tidak mengalami perubahan yang mencolok.
Ada pula kelompok sosial yang mengalami perubahan secara
cepat, walaupun tidak mengalami pengaruh dari luar. Akan tetapi
pada umumnya kelompok sosial mengalami perubahan, baik sebab
sebab - sebab yang berasal dari dalam kelompok itu sendiri maupun
sebab adanya pengaruh dari luar.
Keadaan tidak stabil dalam kelompok dapat terjadi sebab
adanya konflik antar individu dalam kelompok atau antar bagian
dari kelompok tersebut, sebagai akibat tidak adanya keseimbangan
antara kekuatan - kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Misalnya
ada individu atau bagian dari kelompok yang ingin berebut
kekuasaan, ada perbedaan paham tentang cara - cara mencapai
tujuan kelompok dan sebagainya, yang kesemuanya dapat
mengakibatkan perpecahan di dalam kelompok dan terjadinya
perubahan struktur kelompok.
Di samping sebab - sebab yang berasal dari dalam kelompok
sendiri, perubahan kelompok sosial dipengaruhi juga oleh sebab -
sebab yang berasal dari luar, misalnya berubahnya faktor - faktor
sosial, ekonomi dan budaya dalam warga .
Konflik dalam kelompok dapat dikurangi atau bahkan
dihapuskan sebab adanya kepemimpinan yang baik, atau bila
kelompok tersebut menghadapi musuh dari luar.
100
E. Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Individu
Tentang besarnya pengaruh kelompok sosial terhadap
individu / anggotanya dapat kita lihat dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Solomon E. Asch sebagai berikut :
Suatu kelompok yang terdiri dari 7 - 9 orang mahasiswa
dibagi menjadi dua bagian, yang merupakan kelompok
mayoritas (terdiri dari sebagian besar individu) dan kelompok
minoritas (terdiri dari 1 - 2 individu).
Tanpa sepengetahuan kelompok minoritas, kepada kelompok
mayoritas diberitahukan tentang maksud dari percobaan ini,
dan juga dipesan agar nanti jika ditanya supaya
memberikan jawaban yang keliru.
Kepada kedua kelompok diperlihatkan 3 buah garis A, B dan
C dengan ukuran sebagai berikut : garis A berukuran standart,
garis B lebih panjang dari garis A dan garis C berukuran
sama dengan garis A
Kemudian pada mereka diajukan pertanyaan : garis manakah,
B atau C, yang sama panjangnya dengan garis standart (A)
dan kepada kelompok mayoritas diberikan ke
.jpeg)
.jpeg)






