sesan
78
informasi pada awal perkembangannya. Misalnya bayi secara
signifikan menunjukkan hubungan sosial yang lebih sedikit
(menunjuk, menatap mata, dan memberi perhatian) yang
mengarahkan ke perhatian dan aksi, memanipulasi mainan lebih
jarang, lebih cenderung memegang mainan saja, dan menunjukkan
perilaku yang lebih pasif dalam menanggapi perhatian ibu. Kesulitan
dalam keterlibatan, pemrosesan informasi, dan manipulasi mainan
secara fisik dapat mengganggu kemampuan anak untuk secara
aktif menggali dan memahami lingkungan. Kompetensi motorik
perseptual (seperti menatap mata dan memberi perhatian pada suatu
objek, orang dan lingkungan) dapat diajarkan dengan permainan
untuk memaksimalkan kualitas hubungan interaksi antara orang
tua dan bayi Sindrom Down. Intervensi didesain untuk menargetkan
domain spesifik seperti motorik dan bahasa dalam konteks yang
lebih luas dan terintegrasi.114
Tidak seperti kelompok anak dengan keterlambatan bicara
dan bahasa yang lain, anak Sindrom Down dapat diidentifikasi
sejak lahir sehingga intervensi dapat dimulai sejak awal. Melatih
orang tua menjadi terapis utama bagi anak tentu sangat penting
adanya, sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa interaksi
orang tua dengan anak melibatkan perkembangan kognitif dan
komunikasi. Hubungan orang tua dan anak mulai terganggu
oleh Sindrom Down sejak usia lima bulan. Salah satu aspek yang
penting yaitu responsivitas. Sebagai contoh, Mahoney menemukan
bahwa anak dengan Sindrom Down memiliki skor lebih tinggi di
domain mental Bayley Scales of Infant Development (BSID) jika ibunya
menggunakan gaya interaksi responsif ketika bermain dengan
anaknya dibandingkan anak dengan ibu yang menggunakan lebih
banyak gaya mengajar direktif. Penelitian Martin pada tahun 2009
menyarankan untuk memberi kosakata yang lebih sederhana dalam
komposisi maupun variabilitas untuk anak Sindrom Down.18
Intervensi bahasa bagi individu dengan Sindrom Down
ditujukan untuk memperbaiki fungsi komunikasi, akademik, sosial,
dan vokasional. Prioritas target intervensi perlu mempertimbangkan
prioritas keluarga, tingkat keparahan, dan kepentingan fungsi
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 79
akademik dan sosial. Pengetahuan tentang fenotip kognitif dan
tingkah laku Sindrom Down, termasuk profil neurokognitif dan
perkembangan yang dapat mengarahkan pada intervensi yang
diberikan. Misalnya, strategi intervensi yang menekankan pada
memori visual, seperti gambar yang menarik secara visual pada
buku cerita dapat meningkatkan pembelajaran pada anak Sindrom
Down.115 Intervensi dini lebih efektif dibandingkan intervensi
yang lebih lambat untuk anak dengan Sindrom Down, bahkan ketika
intervensi itu tertunda dalam waktu 2 bulan. Pelatihan keterampilan
prelinguistik dan edukasi orang tua dapat menjadi intervensi yang
efektif untuk anak dengan Sindrom Down yang memproduksi
sedikit bahkan tidak sama sekali kata.115
8.3 INTERACTIVE FOCUSED STIMULATION
‘Intensive focused stimulation’ yang dikenal juga sebagai
‘responsivity education/teaching’ atau ‘naturalistic teaching’ memiliki
tujuan untuk melatih pengasuh mengenali dan merespons
komunikasi dan sosialisasi nonverbal pada anak untuk mendorong
penggunaan komunikasi konvensional (verbal). Salah satu contoh
programnya yaitu ‘It takes two to talk’ yang mengedukasi orang
tua tentang pentingnya perilaku berorientasi pada anak untuk
mendorong kemunculan atensi, interaksi resiprokal, dan membantu
anak untuk mengaplikasikan bahasa dalam interaksi sehari-hari.
‘Enhanced Millieu Teaching’ (EMT) yaitu versi lain dari intervensi
jenis ini yang mengombinasikan beberapa elemen dari pendidikan
responsif dengan strategi perilaku dan pengajaran melalui pemberian
model dan pengaturan lingkungan yang mendukung. 18
Beberapa program (seperti pengajaran prelinguistik)
mengombinasikan elemen-elemen dari intervensi orang tua dengan
intervensi langsung dari klinisi. Intervensi dengan mediasi orang
tua sering kali dilakukan di sesi kelas berkelompok di mana mereka
belajar tentang strategi komunikasi dan secara rutin merekam
interaksi dengan anak mereka untuk mendapatkan umpan balik
dan target latihan dari klinisi. Sebagai alternatif, intervensi dapat
80
diberikan berbasis individual, di mana klinisi dan orang tua bekerja
bersama untuk menentukan target pencapaian orang tua-anak.
Orang tua dilatih oleh klinisi melalui diskusi, permainan peran,
dan umpan balik dari video rekaman. 18
Intervensi berbasis orang tua muncul dari observasi alamiah
dari interaksi dua arah antara anak dengan Sindrom Down dengan
orang dewasa. Peningkatan komunikasi nonverbal maupun verbal
dari anak dapat mengubah respons orang dewasa (respons kontingen)
yang dapat mendukung perkembangan komunikasi pada anak.
Komunikasi di antara keduanya dapat berubah dari waktu ke waktu
dan berdampak secara timbal balik. Intervensi ini mengajak orang
dewasa menjadi lebih peka terhadap komunikasi dan interaksi anak
dan mengubah responsnya dengan tujuan mendorong anak untuk
meningkatkan komunikasi verbal, nonverbal, maupun keduanya
(misalnya menunjuk dan gerakan tubuh).18
Ada banyak aspek yang dapat memengaruhi efektivitas
intervensi, di antaranya bagaimana dan oleh siapa intervensi ini
diberikan, implementasi strategi oleh orang tua, dan kemampuan
anak, hubungan pengasuh dengan klinisi. Sebuah studi menyatakan
bahwa gaya interaksi ibu dan tingkat pendidikan sebelum terapi
memberikan dampak pada intervensi serupa. Bagi anak, penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa kemampuan kognitif dan bahasa
dasar dapat memengaruhi respons anak terhadap intervensi jenis
ini.18
8.4 PROGRAM LITERASI DINI UNTUK ANAK DENGAN SINDROM
DOWN
Telah disadari sekarang bahwa anak Sindrom Down dapat
dan seharusnya diajar untuk membaca dan menulis. Literasi yaitu
kombinasi dari kemampuan kognitif dan bahasa, namun membaca
dan menulis yaitu keterampilan berbasis bahasa. Beberapa studi
tentang intervensi yang menargetkan literasi dini dengan siswa
Sindrom Down. Studi heterogen ini mempertimbangkan usia
kronologis dan kemampuan peserta, walaupun kebanyakan studi
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 81
ditujukan untuk siswa yang lebih tua dibandingkan usia prasekolah.
Penelitan menyatakan bahwa dengan instruksi yang jelas dan
sistematis, siswa dengan Sindrom Down dapat mengembangkan
keterampilan literasi dini termasuk pengetahuan nama dan bunyi
huruf (letter names dan letter sounds), membaca kata yang sering
digunakan dan kata sederhana, mengidentifikasi huruf awal maupun
bunyi akhir kata, dan menggabungkan bunyi untuk membentuk
kata-kata. Respons terhadap intervensi sangat bervariasi dan tidak
semua anak mengalami peningkatan dari setiap pengukuran.116
Sebuah penelitian tentang program literasi dini dilakukan oleh
Collozo dkk (2016) di Canada pada anak dengan usia 3-6 tahun.
Program membaca dini berjalan selama 45 minggu. Terdiri atas
sesi individu bersama guru bersertifikat dengan latihan tambahan
reguler. Untuk memulai, anak memilih sebuah buku dari koleksi
pribadinya untuk dibacakan oleh guru. Kemudian, guru akan
memilihkan sebuah buku untuk dibaca bersama dengan siswa.
Buku-buku ini menargetkan kata-kata spesifik yang bermakna
bagi setiap anak dan kata-kata awal dari daftar Fry. Kata-kata dalam
setiap halamannya berkisar antara dua hingga lima kata, tergantung
tingkatan masing-masing siswa sesuai dengan berjalannya program.
Kebanyakan cerita diambil dari situs Reading A-Z (https://www.
readinga-z.com), yang menyediakan cerita bergambar dengan teks
yang mengandung kata-kata dengan frekuensi tinggi. Setiap buku
cerita diidentifikasi dengan tingkatan membaca sesuai dengan
Common Core State Standards tahun 2010. Buku yang dikhususkan
untuk siswa bertujuan untuk menyesuaikan ketertarikan anak
(seperti makanan, kegiatan) dan kata-kata yang bermakna (seperti
nama anggota keluarga). Setelah kegiatan membaca dua buku
ini, anak diajak untuk berlatih membaca kata-kata yang sering
digunakan dan bermain, berlatih nama dan bunyi huruf, dan tugas
Phonologycal Awareness (PA). Kegiatan PA berfokus pada deteksi
suku kata, segmen bunyi fonem, dan kecocokan irama. Setiap sesi
termasuk sesi membaca bersama dan diskusi sekitar 5-10 menit
dengan orang tua setiap minggunya. Setiap minggunya, guru
mengajarkan hingga empat kata, disesuaikan dengan kemajuan
82
setiap siswa. Tujuannya yaitu untuk mencapai keseimbangan
antara latihan dan menjaga siswa tetap termotivasi. Beberapa siswa
memerlukan flash card dengan teks bergambar di awal program. Sight
words juga diintegrasikan dalam aktivitas bermain dalam bentuk
gerak dan lagu. Pada akhir program, seluruh siswa telah terekspos
dengan 20 Fry words pertama.116
8.5 TERAPI ORAL MOTOR
Pada tahun 1970, Castilo Morales mengembangkan sebuah
program untuk mengurangi disfungsi oral fasial yang terdiri atas
orofacial therapy, body therapy, dan stimulating palate therapy. Orofacial
dan body therapy terdiri atas beberapa tipe latihan sentuhan, tekanan,
elongasi, dan vibrasi untuk memperbaiki postur mulut dan badan.
Tujuan dari terapi regulasi oral fasial yaitu memundurkan lidah
ke arah dorsokranial yang dikombinasikan dengan latihan otot dan
stimulasi bibir atas yang tidak aktif. Plat palatal bermanfaat untuk
melatih fungsi motorik mulut dan memperbaiki artikulasi. 116
Gambar 8.1 Anak Sindrom Down tanpa plat stimulasi (kiri); Anak yang sama
dengan plat stimulasi (kanan). (Sumber: Svensson H, Eriksson I, 2017)
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 83
Gambar 8.2 Gambar skematik anak dengan otot oral fasial hipotonus dan lidah
protrusi (kiri); Gambar skematik anak dengan otot oral fasial hipotonus yang
diberi plat stimulasi (kanan). (Sumber: Svensson H, Eriksson I, 2017)
8.6 INTERVENSI SENSORIS
Anak dengan Sindrom Down memiliki disfungsi sensoris
integrasi sebagai dampak dari terbatasnya pengalaman sensoris
sebab kurangnya kontrol motorik. Permasalahan fisik, kognitif, dan
sensoris integrasi menurunkan kemampuan fungsional anak untuk
beraktivitas sehari-hari. Pendekatan neurodevelopmental, terapi
sensoris integrasi dan stimulasi vestibular telah digunakan untuk
memperbaiki fungsi tersebut pada anak dengan Sindrom Down.81
Intervensi berbasis sensoris yaitu pendekatan yang sering
dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku pada anak, terdiri atas
intervensi berbasis taktil, proprioseptif, dan vestibular. Stimulasi
taktil meliputi sensasi sentuhan terhadap objek dan lingkungan
yang berbeda. Sensasi sentuhan yang berbeda seperti dingin, hangat,
nyeri, halus, dan keras. Stimulasi proprioseptif menyediakan sensasi
ketika otot dan persendian diaktivasi oleh gerakan dan kontrasi otot.
84
Stimulasi vestibular yaitu ketika seorang individu bergerak dalam
suatu kecepatan dan arah tertentu. Stimulasi vestibular berhubungan
dengan keseimbangan tubuh ketika bagian dalam telinga dari
seseorang distimulasi dari beberapa bentuk gerakan kepala.
Intervensi berbasis taktil seperti terapi pijat menjadi intervensi yang
paling menjanjikan dalam mengurangi masalah perilaku.117
8.7 PIJAT BAYI
Pengayaan lingkungan (Environmental Enrichment) bermanfaat
sebagai strategi dini noninvasif untuk efek positif plastisitas otak
pada bayi dengan gangguan perkembangan. Paradigma pengayaan
lingkungan didefinisikan sebagai kombinasi dari stimulasi kompleks
dan stimulasi sosial serta sebagai dampak peningkatan stimulasi
sensoris motoris. Pengayaan lingkungan pada tikus dengan stimulasi
sensoris motoris serupa dengan teknik pijat bayi pada manusia. Pijat
bayi tidak hanya model stimulasi taktil yang terstandar, namun juga
mempunyai efek proprioseptif dan dimediasi oleh beberapa sensor
lain, disediakan oleh tangan pengasuh, meliputi belaian pelan
di setiap bagian tubuh, yang sekarang banyak digunakan dalam
perawatan neonatus. Bukti bahwa efek pijat bayi dalam peningkatan
berat badan, penurunan hormon stres seperti kortisol, pada hormon
pertumbuhan dan pada IGF-1 ada pada bayi baru lahir dan bayi usia
kurang dari satu tahun.118
Hipotesis bahwa pengayaan lingkungan dengan pijat bayi
memberikan efek positif bagi perkembangan bayi dengan Sindrom
Down, mendukung dan mempercepat maturasi fungsi visual yang
memiliki peran penting untuk perkembangan kompetensi kognitif
dan komunikasi sosial, terutama dalam tahun pertama. Pijat bayi
yaitu suatu proses kompleks yang dilandasi ide yang mengatur
dan memfasilitasi kedekatan antara ibu dan bayi serta hubungan
ibu dan bayi melalui kontak kulit ke kulit, stimulasi kinestetik, dan
komunikasi ibu-bayi nonverbal (kontak mata, senyum sosial, meniru
ekspresi, pengenalan dan interpretasi petunjuk komunikasi bayi,
serta bahasa tubuh). 118
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 85
Dalam sebuah penelitian oleh Giulia dkk (2014)di Italia tentang
pijat bayi dan efeknya terhadap anak Sindrom Down, orang tua
dilatih untuk melakukan pijatan oleh pemijat bayi bersertifikat
internasional. Pijatan dilakukan sekali dalam sehari saat bayi terjaga
atau tenang, setidaknya hingga usia 6 bulan. Setiap sesi terdiri atas 15
menit stimulasi taktil, diikuti 5 menit stimulasi kinestetik. Stimulasi
dilakukan di kepala, leher, bahu, pantat, kedua kaki, dan tangan.
Untuk fase kinestetik, bayi diletakkan dalam posisi supine dan orang
tua membantu menggerakkan fleksi ekstensi secara pasif anggota
geraknya.118
8.8 TERAPI SENSORIS INTEGRASI
Pada tahun 1972, Ayres memperkenalkan konstruksi sensoris
integrasi (SI). SI yaitu proses neurologis yang mengatur sensasi
tubuhnya sendiri dari lingkungan dan menggerakkan tubuh
secara efektif di tengah lingkungan. SI terjadi di korteks otak
dan membutuhkan keseimbangan antara sistem saraf sentral dan
perifer, seperti halnya sistem neurologis eksitatori dan inhibitori. SI
dipandang sebagai kebutuhan untuk menjaga peta tubuh seseorang.
Terapi SI banyak digunakan pada anak dengan Sindrom Down.81
Sebuah penelitian oleh Uyanik (2003) di Turki membandingkan
3 kelompok anak dengan Sindrom Down yang mendapat terapi
sensoris integrasi, sensoris integrasi dengan stimulasi vestibular,
dan kelompok dengan terapi neurodevelopmental. Dari hasil pre dan
post test pada kelompok pertama didapat perbaikan signifikan hanya
pada sensoris integrasi dan kemampuan motorik halus (p<0,05). Pada
kelompok kedua (terapi sensoris integrasi dan stimulasi vestibular)
didapatkan perbaikan signifikan pada kemampuan sensoris
integrasi, sistem vestibular, motorik halus tangan, perkembangan
refleks, dan insekuritas gravitasi (p<0,05). Pada kelompok ketiga
(terapi neurodevelopmental) terdapat perbedaan signifikan di seluruh
kemampuan (p<0,05). Stimulasi vestibular rotasional efektif untuk
meningkatkan integrasi refleks, keseimbangan, fungsi intelektual,
keterampilan persepsional motorik, pendengaran bahasa, dan
86
perkembangan sosio-emosional. Terapi neurodevelopmental
memberikan perbaikan pada keseimbangan, koordinasi visual
motorik, praksis, motorik halus, dan lokomotor setelah 3 bulan
terapi.81
8.9 TERAPI OKUPASI
Terapi okupasi merupakan suatu terapi yang diberikan untuk
melatih kemandirian, kognitif (pemahaman), kemampuan sensorik
dan motorik anak dengan Sindrom Down. Terapi ini diberikan
sebab pada dasarnya anak Sindrom Down sangat bergantung
dengan orang lain dan acuh sehingga mereka beraktifitas tanpa
berkomunikasi serta tidak mempedulikan orang lain. Terapi okupasi
ini sangat membantu anak dalam mengembangkan kekuatan dan
koordinasi otot. Terapi okupasi yaitu intervensi kompleks berupa
pendampingan untuk mencapai kesehatan dan kehidupan yang
baik dengan memperbaiki kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Aspek tersebut di antaranya sensoris motorik,
perseptual, sistem kognitif, psikologis, sosial, simbolis, dan kultural
dari perilaku.118
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 87
LAMPIRAN
Skala Perkembangan Anak Sindrom Down
Nama Pasien
_____________________________________________________________
Tanggal Tes
_____________________________________________________________
Umur Kronologis
_____________________________________________________________
Kelamin
_____________________________________________________________
Nama Wali/Orang Tua
_____________________________________________________________
Nama Pemeriksa
_____________________________________________________________
Alamat Pasien
______________________________________________________________
___ ________________________________________________________
No. Telepon Pasien
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Skala Umur Tertinggi:
Anak dengan Perkembangan Sesuai: ____________
Anak dengan Sindrom Down: _______________
Diterjemahkan oleh Taufan Adtyawardhana dan Irwanto
Diadopsi dari “Developmental Scale for Children with Down Syndrome”
milik Thomas L. Layton, Ph.D
Penghargaan untuk Thomas L. Layton, Ph. D
Copyright © 2004 Extraordinary Learning Foundation 100 Meredith. Drive
Suite 100 Durham, NC 27713
88
Perbandingan Skala Perkembangan Anak Normal dan Anak Sindrom
Down
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
0-5 bulan
• Bereaksi dengan suara
• Mengarahkan kepala ke arah sumber suara
• Melihat orang tua saat berbicara
• Menciptakan suara-suara (tertawa kecil,
menangis)
• Anak menangis saat ingin sesuatu
• Mulai meniup gelembung busa
• Tidak ada suara saat diajak berkomunikasi
• Mata terpaku pada sendok atau botol
• Mengetahui saatnya minum bila melihat
botol
• Tertawa saat main
• Tersenyum kepada orang tua
• Mencari lokasi pusat suara/yang berbicara
• Terkadang bereaksi
dengan suara
• Tidak selalu mengarahkan
kepala ke arah sumber
suara
• Tidak selalu memerhatikan
muka orang tua saat
berbicara
• Membutuhkan
pemeriksaan pendengaran
• Kurang vokalisasi (tidak
menangis, kurang cerewet)
• Tidak ada suara saat
diajak berkomunikasi
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
6-10 bulan
• Mengerti beberapa perintah verbal
• (“tidak” untuk tidak, “shhh” untuk diam)
• Mengerti beberapa gerak-isyarat
(menggerakkan tangan untuk mengatakan
ayo ke sini, menunjuk sesuatu untuk
mengatakan lihat)
• Mengoceh (mengatakan “ba-ba-ba”, “ma-
ma”)
• Melambai untuk mengatakan selamat
tinggal
• Mencoba berkomunikasi dengan gerakan
• Memberikan gerakan sebagai bantahan
• Menunjuk ke arah suatu objek dan gambar
• Mencoba mengulangi suatu suara
• Mengerti 10-15 kata
• Sadar akan nama sendiri
• Ekstensi tangan sebagai isyarat untuk
digendong
• Mengulum sedotan
• Duduk tanpa bantuan
• Bisa berdiri beberapa saat
• Bermain dengan mainan sesuai usia
• Mengerti kata “tidak” untuk
tidak
• Tidak mengoceh sampai
10-12 bulan
• Memerhatikan muka saat
seseorang bicara
• Tersenyum kepada orang
tua
• Bisa menemukan sumber
suara
• Mengerti 2-4 kata
• Belum bisa bicara
• Tidak ada isyarat-isyarat
• Bergantung kepada orang
tua
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 89
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
11-15 bulan
Berbicara kurang dari 10 huruf•
Bisa menirukan suara binatang•
Mengerti 50 kata•
Mengenal nama-nama keluarga•
Mendengarkan cerita pendek•
Respons dengan pertanyaan•
Memberikan mainan bila diminta•
Tidak suka bila mainannya diambil•
Mulai bersuara kepada orang lain•
Menirukan suara dan perbuatan •
yang sering dilihat
Memperkenalkan suatu barang •
kepada orang lain
Bisa memberi makan•
Bisa membelai boneka•
Mengikuti perintah•
Berjalan pada usia 12 bulan•
Mengerti 20 • kata
Bisa meniup • gelembung
Mencoba berkomunikasi dengan •
gerakan
Bisa berdiri beberapa saat (sekitar •
usia 12 bulan)
Mengunyah makanan • lunak
Mengerti beberapa perintah • verbal
(“tidak” untuk tidak, “shhh” untuk •
diam)
Mengerti beberapa gerak-isyarat •
(menggerakkan tangan untuk
mengatakan ayo ke sini, menunjuk
sesuatu untuk mengatakan lihat)
Melambai untuk mengatakan •
selamat tinggal
Penggunaan tanda kebiasaan •
terbatas
Mengucapkan kata • pertama
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
16-20 bulan
Berbicara 15-20 kata •
Memproduksi suara yang dikenal •
Mengatakan nama bila ditanya •
Mengerti 50-100 kata •
Bisa menaikkan dan menurunkan •
intonasi suara
Banyak bertanya •
Bisa menunjuk ke arah jari kaki, •
mata, dan hidung
Mengikuti satu perintah sederhana •
Merespons dengan kontak mata, •
mengulang atau dijawab
Mengidentifikasi dengan • menunjuk
Mengulum • sedotan
Mengunyah makanan • padat
Berjalan (sekitar umur 18 • bulan)
Mencari mainan untuk bermain •
sesuai dengan mainannya
Mendengarkan cerita • pendek
Tidak nyaman bila mainannya •
diambil
Mengerti 40-60 • kata
Mengenal nama-nama • keluarga
90
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
21-25 bulan
Mengerti 200-300 kata•
Mengucapkan 50 kata dengan jelas•
Mulai bisa mengucapkan 2 kata•
Mulai untuk menggunakan kata •
kerja dan kata sifat
Bisa mengganti kata diri sendiri •
dengan aku/saya
Menjawab pertanyaan “di mana” •
dan “apa”
Mendengarkan cerita panjang•
Melakukan perintah dengan dua •
langkah
Mengerti 100-125 • kata
Bicara 3-6 • kata
10-15 • isyarat
Bisa menyuapi • makan
Bisa membelai sebuah • boneka
Mengikuti perintah satu • langkah
Memberikan mainan atau suatu •
objek bila diminta
Memulai vokalisasi kepada orang •
lain
Mengimitasikan suara dan •
perbuatan yang familiar
Bisa menirukan suara • binatang
Menunjukkan beberapa objek •
kepada orang lain
Merespons dengan kontak mata, •
mengulang atau dijawab
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
26-30 bulan
Mengerti 300-500 kata•
Mengucapkan 50 kata dengan jelas •
Mencocokkan warna •
Memiliki jadwal tidur•
Mengenal satu atau dua warna•
Menggunakan pernyataan negatif•
Berbagi mainan•
Bisa mengacu kepada diri sendiri •
dengan kata ganti
Menggunakan kalimat mengandung •
2 kata
Bisa mengacu kepada sendiri •
dengan nama
Mengerti konsep dari “yang •
pertama”
Mengerti 150-175 • kata
Mengucapkan 10-20 • kata
Menggunakan 20-25 • isyarat
Mengatakan namanya bila • ditanya
Bisa menunjuk ke arah jari kaki, •
mata, dan hidung
Mengucapkan • “tidak”
Mengikuti perintah mudah dengan •
satu langkah
Mendengarkan cerita pendek saat •
dibacakan
Merespons dalam pertanyaan • ya/
tidak
Memberikan mainan atau suatu •
objek bila diminta
Intervensi Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down 91
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
31-35 bulan
Mengerti 500-900 kata •
Mengerti beberapa kata kerja•
Berbicara 100 kata•
Menguasai konsonan p, m, n, w, b•
Memulai bilangan 3 digit•
Bisa menggunakan preposisi•
Terkadang memunculkan beberapa •
kata ganti
Menggunakan nama depan dan •
belakang
Menghitung sampai • lima
Tertarik dengan alasan • sesuatu
Mengetahui bagian suatu • objek
Mengerti 180-250 • kata
Mengucapkan 30-80 kata dengan •
jelas
Memunculkan 13-20 • tanda
Memproduksi suara yang • dikenal
Menjawab pertanyaan • mudah
Mendengarkan cerita yang lebih •
panjang
Melakukan perintah dengan satu •
langkah
Mengerti konsep dari • pertama
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
36-40 bulan
Menguasai konsonan b, d, k, g, f, y •
Mengerti 1.200 kata •
Mengucapkan 200-500 kata •
dengan jelas
Mendengarkan cerita berdurasi 20 •
menit
Mencocokkan warna •
Mengerti di dalam/di atas/di bawah, •
besar/kecil
Menjawab pertanyaan “siapa, •
mengapa, di mana, berapa”
Menanyakan pertanyaan simpel •
(“apa itu?”)
Mengulangi kalimat dengan 6 atau •
tujuh suku kata
Ikut serta dalam percakapan •
singkat
Menggunakan bahasa dengan •
imajinasi
Meminta penjelasan akan • sesuatu
Bercerita dari ide yang tidak •
berhubungan
Mengerti 250-400 • kata
Mengucapkan 90-150 kata dengan •
jelas
Memunculkan 10-15 • isyarat
Mulai menyampaikan minimal dua •
ungkapan
Menyatakan beberapa nama • warna
Menghitung 3 • objek
Memilih cerita • sendiri
Melakukan perintah dengan dua •
langkah
Bisa menaikkan dan menurunkan •
intonasi suara
Mengikuti cerita lebih • panjang
92
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
41-59 bulan
Mengerti 2500 kata •
Mengucapkan 1.500-2.000 kata •
Berbicara dengan sangat jelas •
Mengenali kebanyakan warna •
utama
Menghitung 10 objek •
Mengulangi 4 digit angka •
Menggunakan pertanyaan “apa •
yang dilakukan?”
Mengklasifikasi berdasarkan •
bentuk warna
Menanyakan arti dari sebuah kata •
Menceritakan cerita panjang •
Menggunakan istilah “ini, itu, di sini, •
di sana”
Bercerita: Tidak fokus dan tidak •
ada karakter utama
Mengenali beberapa tanda seperti •
tanda McDonald’s, rambu-rambu
lalu lintas
Mengerti 500-900 • kata
Mengucapkan 200-300 • kata
Terbatas • simbol-suara
Mengulangi 3 digit • angka
Mengerti di dalam/di atas/di bawah, •
besar/kecil
Menggunakan pernyataan • negatif
Menceritakan cerita • pendek
Mengenali beberapa tanda seperti •
tanda McDonald’s dan rambu-
rambu lalu lintas
Mengetahui sebagian besar huruf •
dalam alfabet
Membaca 15-20 • kata
Mengetahui pertama dan • terakhir
Perkembangan Anak Normal Anak Dengan Sindrom Down
60-71 bulan
Mengerti 13.000 huruf•
Mengerti istilah “lawan/lawan kata”•
Mengerti lebih/kurang, beberapa/•
banyak/sedikit, paling banyak
/paling sedikit, • sebelum/sesudah/
sekarang/nanti
Mengerti sebagian dan semuanya•
Menghitung 12-20 objek•
Menyatakan huruf-huruf dalam •
alfabet
Mengetahui pertama, kedua, ketiga •
Menyatakan nama-nama hari •
Menggunakan semua kata ganti •
Menggunakan kalimat dengan 3-4 •
kata
Mengucapkan 100-400 kata •
dengan jelas
Mengerti 500-900 • kata
Menghitung 10 • objek
Menggunakan kata kerja dan kata •
sifat
Bisa mengacu kepada diri sendiri •
dengan kata ganti
Menggunakan beberapa kata • ganti
Menanyakan pertanyaan • simpel
Ikut serta dalam percakapan •
singkat
Membaca cerita • pendek
Mempunyai suara cedal beberapa •
kata
.jpeg)
.jpeg)






