mikro RNA

 









foto Drosha dan Dicer, pemrosesan dan fungsi microRNA

(miRNA).1


 foto   Peran

 berbagai miRNA

 dan faktor

transkripsi pada

hematopoesis

normal. 


foto  Peran miRNA

 dan faktor transkripsi pada

hematopoesis normal



MikroRNA  berfungsi sebagai modulator translasi dan stabilitas mRNA ,MikroRNA   mempengaruhi berbagai apoptosis sel, jalur proliferasi dan  diferensiasi,   MikroRNA  atau  miRNA  adalah  keluarga RNA yang tidak menyandi ,   MikroRNA   mengatur ekspresi gen pada jalur transduksi sinyal seluler, MikroRNA   dapat bersifat onkogen atau gen supresor tumor, tergantung mRNA sasarannya ,  Kelainan pada miRNA, baik ekspresi berlebihan maupun delesi, dapat berpengaruh pada berbagai proses seluler di atas dan berakibat transformasi ganas.berbagai jenis miRNA yang berperan terhadap  keganasan telah  diidentifikasi, diukur kadarnya dalam serum dan cairan tubuh lain sebagai circulating miRNA, sehingga  dapat digunakan sebagai biomarker non-invasif untuk diagnosa   prognosis dan pemantauan  penyakit,bahwa sel manusia normal mengekspresikan RNA (mRNA) yang  merupakan cetakan (template) bagi translasi gen menjadi protein,  bahwa sel normal  mengekspresikan RNA (mRNA) yang menyandi  juga mengekspresikan jutaan  molekul RNA fungsional yang tidak  menyandi (non-coding RNA). RNA yang tidak menyandi ini ditranskripsikan dari sekuen RNA  (yang karena merupakan molekul kecil dinamakan   microRNA atau miRNA) , satu miRNA tunggal dapat  berikatan dengan 200 gen sasaran,  gen  sasaran ini dapat berupa faktor faktor yang disekresikan maupun transporter,  transkripsi, reseptor, sekuen RNA

 berfungsi regulasi dalam sel normal, molekul  miRNA  berperan mengatur berbagai proses penting dalam pertumbuhan, diferensiasi, apoptosis, adhesi,  ekspresi tidak normal miRNA memicu  tumorigenesis, metastasis,  miRNA mengendalikan  ekspresi  sepertiga dari seluruh mRNA manusia,  miRNA

 digolongkan  sebagai kelompok regulator gen yang baru, miRNA dimasukkan dalam kelompok molekul yang berfungsi  dalam jalur transduksi sinyal seluler,  genom manusia menyandi sedikitnya 1000 miRNA yang berlokasi

 di semua kromosom, kecuali kromosom Y   dan   molekul-molekul ini  mempengaruhi berbagai jalur proliferasi, diferensiasi, dan apoptosis sel,miRNA berfungsi sebagai modulator translasi dan  stabilitas mRNA,  banyak  pola peningkatan ekspresi miRNA  dikaitkan  dengan subset sitogenetik dan subset

 molekuler leukemia mielositik akut,  miRNA mampu  berfungsi sebagai  gen supresor  dan sebagian lagi berfungsi  sebagai onkogen MiRNA berperan  pada pengaturan siklus sel punca embrionik,  MiRNA mengendalikan  komitmen sel

 punca untuk berdiferensiasi ke arah jalur lineage sel  tertentu,  perubahan

 atau disregulasi ekspresi miRNA  berperan dalam  perubahan sel punca menjadi sel punca kanker dan  berperan pada tumorigenesis, termasuk leukemo genesis, 

MICRO-RNA PADA HEMATOPOESIS NORMAL

Faktor transkripsi mengatur berbagai ekspresi gen yang kemudian mengendalikan  diferensiasi dan komitmen sel  punca hemopoetik untuk menjadi lineage tertentu, ekspresi  miRNA sebagian kecil adalah spesifik jaringan, sedang sebagian besar yang lain diekspresikan pada banyak

jaringan, MiRNA terlibat dalam berbagai tahap diferensiasi mieloid, mulai stadium dini diferensiasi sel progenitor hingga stadium terminal diferensiasi. 

  miRNA seperti miRNA 223 ,142, 181, lebih banyak diekspresikan pada jaringan hemopoetik. Melalui modifikasi pasca-transkripsi dan pascatranslasi, miRNA itu  mengubah ekspresi faktor transkripsi dan kemudian mengatur lebih lanjut (fine tune) jalur regulasi hematopoesis, miRNA 146 dan miRNA 155/24a/17 masing masing menghambat diferensiasi progenitor multipoten menjadi common lymphoid progenitor dan common myeloid progenitor. MiRNA 181,17, 24, 146,155 dan  128,   terlibat dalam mengatur  transisi sel progenitor multipoten menjadi common myeloid progenitor dan common lymphoid progenitor. MiRNA 181,17, 24, 146, 155 dan  128,   terlibat dalam mempertahankan stadium awal fenotip sel punca progenitor, miRNA 223  

 mempengaruhi  granulopoesis dengan jalan  meningkatkan ekspresi faktor transkripsi CEPBA yang merupakan regulator positif granulopoesis,  GMP granulocyte macrophage  progenitor; GP granulocyte progenitor;  HSC hematopoetic stem cell; MEP macrophage erythroid progenitor; MP monocyte/macrophage progenitor. CLP common lymphoid progenitor; CMP common

 myeloid progenitor; DP double positive; EP erythroid progenitor; G granulocyte,  MicroRNA 107,16 dan  103, mem-blok komitmen progenitor myeloid menjadi makrofag dan granulosit ,  MiRNA 223 meningkatkan granulopoesis dengan memblok faktor transkripsi NF1-A , yang diketahui merupakan regulator negatif

 dari granulopoesis, MiRNA 181 berperan  pada perkembangan sel T. MiRNA 150 diekspresikan pada sel B dan sel T matang yang mengendalikan  faktor transkripsi C-MYB yang terlibat dalam perkembangan multistep limfosit. Ekspresi ektopik miRNA dalam sel punca hematopoetik memicu  berkurangnya  pool sel B matur dengan cara menghambat pematangan pro-B menjadi pre-B ,

 penurunan miRNA  221/222 secara progresif berakibat peningkatan protein

kit dan memicu  ekspansi sel eritroid,  MiRNA 150 menekan c-Myb dan meningkatkan megakarioporesis.MiRNA 223 meningkatkan granulopoesis dengan memblok faktor transkripsi NF1-A, Peran inhibisi dari miRNA 17-5P-20A-106A pada monositopoesis terjadi dengan menargetkan AML,

penelitian MicroRNA pertama kali  oleh  Lee  tahun  1993  saat melakukan sekuen gen lin-4 , Pada penelitian itu diketahui bahwa gen ini  terlibat dalam

menentukan waktu dan progresi siklus hidup nematoda dan  perkembangan larva,  bahwa lin-4 tidak menyandi protein, namun menghasilkan  sepasang RNA kecil yang mengatur translasi lin-14 secara negatif melalui interaksi anti-sens  antara RNA-RNA, dan peran penting interaksi RNA-RNA  ini,  pada 2001 miRNA diidentifikasi dan di-klon pada berbagai spesies dan  mamalia , dimulainya penggunaan  Istilah miRNA   , Genom manusia menyandi sedikitnya

 1000 miRNA yang berada  pada semua kromosom, kecuali kromosom Y, MicroRNA merupakan keluarga RNA yang tidak menyandi   yang tersusun atas 19-24 nukleotida yang mengatur stabilitas dan translasi mRNA,

 miRNA berperan penting pada berbagai jalur proliferasi, diferensiasi dan  apoptosis sel,  miRNA terlibat dalam tingkat pascatranslasi dengan

mendegradasikan atau memblok translasi mRNA sasaran yang berakibat modifikasi ekspresi gen, miRNA mengatur ekspresi gen melalui pengikatan

 pada elemen pengenalan (recognition elements) regio 3’ dari mRNA yang tidak ter-translasi, MiRNA  mengikatkan diri (hybridize) pada regio 3’ dari mRNA yang tidak ter-translasi dan memicu  represi dan atau degradasi pascatranskripsi

 mRNA bersangkutan dalam sel yang berproliferasi, MicroRNA ditranskripsikan sebagai unit tunggal atau sebagai cluster.MicroRNA yang ditranskripsikan sebagai cluster dinamakan  polycistronic miRNA ,MicroRNA dibentuk dari miRNA primer (atau  pri-miRNA) yang ditranskripsikan oleh RNA  polymerase II dengan ekor cap dan poly A. MicroRNA primer dipecah oleh ribonuklease III Drosha dan protein pengikat DNA untaian ganda (double stranded DNA)

Pasha/DCGR8 menjadi struktur pre-miRNA berbentuk seperti jepit rambut  yang besarnya 70-100 nukleotida, kemudian diekspor ke sitoplasma oleh exportin/Ran GTP. kemudian , Dicer (enzim ribonuclease III)memproses pre-miRNA menjadi dupleks miRNA yang besarnya 19-24 nukleotida. Dicer juga mengawali

 pembentukan RNA-induced silencing complex yangbertanggung jawab atas terjadinya gene silencing dengan cara mengikat dupleks miRNA, Dicer bersama-sama dengan  Loqs-TRBP memotong kedua pada pre-miRNA untuk menghasilkan dupleks  mi-RNA matang (mature miRNA). Dupleks ini kemudian

 masuk ke dalam kompleks protein ketiga yang dinamakan 

RNA-induced silencing complex (RISC), yang menghasilkan dan mengarahkan miRNA matang ke sasarannya, MiRNA matang kemudian berikatan pada regio ,  UTR dan regio penyandi mRNA sasaran,  sasaran miRNA sebagian besar merupakan pasangan basa dalam  untaian (sekuen) kecil. Untaian ini terdiri atas 7 nukleotida  pada ujung ,  miRNA yang sekuen-nya cocok atau merupakan sekuen komplementer  dari mRNA.  kecocokan  ini memberikan fleksibilitas

 yang besar. Karena itu, miRNA  dapat mengatur  sepertiga dari semua gen penyandi dalam sel manusia, sehingga  ada crosstalk yang nyata

 antara miRNA dengan faktor pengatur siklus sel,  bahwa sel kanker sering memodifikasi fungsi regulasi miRNA tersebut untuk keuntungan proliferasinya sendiri. miRNA mengenali  sasarannya berdasarkan sekuen komplementer. Sebagian miRNA matang komplementer dengan satu atau lebih

 mRNA. Pada manusia, situs komplementer ini  berada  pada regio 3,  mRNA sasaran yang tidak tertranslasi, Agar supaya menjadi efektif, miRNA matang

 membentuk kompleks dengan RNA-induced silencing  complex. MiRNA yang terinkorporasi dalam silencing  complex  dapat berikatan dengan mRNA sasaran melalui pasangan basa (base pairing). Base pairing ini

  memicu  inhibisi translasi protein dan  atau degradasi mRNA, Konsekuensinya adalah kadar  protein gen sasaran berkurang, namun  di lain pihak kadar

 mRNA sendiri dapat berkurang atau tidak.

MICRO-RNA DAN PERANANNYA PADA PROGNOSIS KEGANASAN

 perubahan ekspresi miRNA dapat dideteksi pada berbagai jenis keganasan , hubungan miRNA dengan  dua jenis leukemia, yaitu AML dan CLL  ini berkaitan erat,.faktor prognostik AMLadalah kelainan kromosom.yang ada  pada sebagian besar AML, 49% AML tidak menunjukkan  kelainan kromosom (CN-AML) dan dalam 15 tahun  terakhir dapat dibuktikan bahwa kelompok CN-AML ini  secara molekuler merupakan kelompok yang heterogen dengan mutasi dan perubahan ekspresi berbagai gen  yang  mempengaruhi clinical outcome atau

prognosis. Misalnya, mutasi FLT3-ITD yang berkorelasi dengan prognosis buruk, dan NPM1 yang berkorelasi  dengan prognosis baik, terutama jika  tidak dengan  mutasi FLT3-ITD.

TABEL 2 memperlihatkan beberapa miRNA penting yang berkaitan dengan profil sitogenetik dan molekuler pada AML . Dari TABEL 2  ini  tampak bahwa pada

kelainan kromosom tertentu, ekspresi miRNA yang satu dapat meningkat sedangkan miRNA yang lain menurun, 

namun, pada kasus sitogenetik normal tampak kelainan ekspresi miRNA, baik meningkat atau menurun,   ini  berhubungan  dengan kelainan molekuler yang

 erat kaitannya dengan prognosis AML. Karena itu, di samping pemeriksaan kelainan sitogenetik saat ini dianjurkan untuk menyertakan pemeriksaan kelainan molekuler untuk menentukan prognosis. 

 miRNA telah diidentifikasi dapat membedakan CLL dari populasi sel B CD5+ normal,  miRNA  termasuk dalam golongan faktor prognostik dikaitkan dengan profilmolekuler CLL yang ditentukan dengan mutasi atau non mutasi IgVH dan kadar ZAP70 (prognosis CLL berhubungan  dengan ada tidaknya mutasi IgVH dan kadar ZAP70). Ekspresi miRNA tertentu berkaitan erat dengan respons terapi -yang berarti juga menentukan prognosis- misalnya respons CLL terhadap terapi fludarabine.  53% pasien  dengan CLL yang refrakter terhadap fludarabine menunjukkan kadar miR-34a yang rendah dibanding 9% CLL yang sensitif,MicroRNA  seperti miR-21,miR-  222 dan miR-148a,  diekspresikan berbeda di antara CLL yang sensitif dan CLL yang resistan terhadap fluradabine. yang berpengaruh pada  strategi pengobatan CLL,   ekspresi miRNA juga berpengaruh  pada prognosis keganasan  hematologik,juga berpengaruh  pada  prognosis tumor padat. Pada kanker paru  bahwa ada kelainan biogenesis miRNA. Kanker paru jenis NSCLC dengan peningkatan ekspresi

miR-155 dan penurunan ekspresi miR-let7a-2 menunjukkan kerusakan, 

MICRO-RNA PADA PERKEMBANGAN SEL PUNCA

Mekanisme self-renewal dan diferensiasi pada sel punca sangat rumit, Ciri  sel punca yaitu  bahwa sel-sel itu   mampu  self-renewal dan diferensiasi, 

miRNA  berperan  pada self-renewal dan  diferensiasi sel punca, miRNA yang

 merupakan kelompok terbesar regulator pasca-transkripsi berperan pada berbagai proses biologi, sel punca  dapat bersifat unipoten yang berarti hanya menghasilkan satu lineage. sel punca dapat  bersifat  pluripoten yang berarti dapat menghasilkan sel-sel semua lineage embrional, sel punca dapat bersifat multipoten yang berarti  menghasilkan sel-sel berbagai (multipel) lineage, 

Ada 2 ciri program self-renewal, yaitu  specialized cell cycle profile dan self-reinforcing transcriptional network , Walaupun berpotensi seperti itu, semua sel

 punca mampu menekan  program self-renewal ketika  diferensiasi. Program self-renewal merupakanintegrasi antara stimulus internal dan   dengan stimulus

eksternal yang menghasilkan sel yang berproliferasi sambil mempertahankan potensi self-renewal-nya, Micro-RNA berperan dalam re-inforce atau menghambat program self-renewal sel punca dan dengan demikian

mengatur arah jalur diferensiasi sel, Gangguan fungsi enzim Dicer mempengaruhi proses yang terjadi dalam sel punca dan  mengganggu

kemampuan untuk diferensiasi,miRNA  yang dibutuhkan  oleh sel punca, misalnya miR-124 dapat  mengatur alternative splicing maupun jejaring

transkripsi untuk meningkatkan diferensiasi sel neuron. miR-302   menghambat atau menekan jalur  cyclin E-CDK2 dan cyclin DCDK4/6 sehingga mampu

mencegah >70% transisi G1-S pada siklus sel, Beberapa jenis mi-RNA diekspresikan pada sel punca dan mengendalikan  proses self-renewal sel

punca dan diferensiasinya melalui pengaturan secara negatif ekspresi gen-gen kunci dalam sel punca, contoh, pada manusia terdapat   4 lokus miRNA , yaitu miR-373*, miR- 371, miR-372 dan miR-373 yang  terletak dalam regio 1050-bp kromosom 19  dan  8 lokus miRNA, yaitu miR-302d, miR-373*, miR- 302b, miR302b*, miR-302c, miR-302*, hsc-3 dan  miR-302a*, yang berada   dalam regio 700- bp kromosom 4, sehingga mungkin miRNA spesifik sel punca terlibat dalam mengatur diferensiasi  sel punca dan self-renewal , 

cara  memfungsikan  fungsi gen supresor tumor p16ink4a sehingga menghambat proliferasi,  Yang unik dari ekspresi miRNA pada sel

punca yaitu  keterlibatannya dalam memeliharastemness yaitu  kelompok (cluster) miR-520 , Cluster miR yang lain pada sel punca yaitu  miR-125a

yang mengendalikan l besarnya populasi sel punca dengan mengatur apoptosis. Salah satu cara di antaranya yaitu  menekan ekspresi gen pro-apoptotik Bak-1.14

MICRO-RNA DAN PERANANNYA PADA KEGANASAN

 peran miRNA pada  keganasan hematologik  yang disebabkan  miRNA yang

paling dahulu diidentifikasi pada C-elegans dan Drosophila mengatur  proliferasi dan apoptosis sel, disregulasi miRNA memicu penyakit proliferatif seperti kanker;pada  miRNA manusia , banyak gen miRNA yang  terletak pada situs fragil genom atau regio yang biasanya  diamplifikasi atau didelesi pada kanker,

 tumor ganas  dan cell line tumor  menunjukkan disregulasi ekspresi miRNA yang lebih tersebar luas dibanding  jaringan normal,  fungsi miRNA, Dampak miRNA pada patologi  dan fisiologi sel  sangat kompleks karena  Micro-RNA ber potensi sebagai onkogen maupun sebagai gen supresor tumor tergantung  sasarannya, jika mRNA yang menjadi sasarannya adalah supresor tumor maka miRNA berfungsi sebagai onkogen sedang  jika  mRNA sasarannya adalah onkogen maka ia berfungsi sebagai supresor. setiap mRNA dapat dikendalikan  oleh lebih dari satu miRNA, aktivitasnya berlangsung dalam bentuk  satu-terhadap banyak yaitu tiap miRNA dapat  mengendalikan  translasi berpuluh bahkan beberapa ratus mRNA yang berbeda, 


TABEL 1   peranan berbagai miRNA pada keganasan hematologik.

 prognosis AML bergantung.pada berbagai kelainan sitogenetik dan molekuler.

Walaupun demikian, dalam kelompok prognostik sitogenetik dan molekuler yang sama terbukti masih tetap ada perbedaan dalam outcome klinik, 

pertanda miRNA spesifik terkait dengan subtipe AML tertentu  berperan dalam

menentukan outcome ,  Sama halnya dengan AML, profil ekspresi miRNA spesifik juga terdapat pada ALL dan berbeda untuk subtipe ALL yang satu dengan yang lain, sehingga profil ekspresi miRNA  dapat digunakan untuk menentukan diagnosa   dan prognosis keganasan hematologi.

 miRNA  berperan  pada tumor padat dan sebagian besar dampak miRNA terjadi pada jalur transduksi sinyal, misalnya jalur Wnt, VEGF, TGF-β ,

miRNA  berpotensi sebagai supresor atau sebagai onkogen, tergantung mRNA sasarannya. Keluarga let-7 merupakan golongan miRNA yang diketahui mengendalikan  ekspresi protoonkogen RAS.  Ekspresi berlebihan protein RAS pada jaringan kanker paru berkorelasi dengan penurunan ekspresi miRNA let-7, sehingga  let-7 berfungsi sebagai supresor tumor,

17 Micro-RNA lain  berfungsi sebagai supresor dengan menghambat

proliferasi adalah miR-148b. MiR-148b sering tidak  diekspresikan pada kanker lambung yang berakibat terjadinya proliferasi tidak  terkendali,  miR-17,miR-125b, miR-195, miR-10b, let7c, yang bersifat

supresor mengatur ekspresi ADAM9,MEMO1,mRNA EZH2, CCND1,

  yang sifatnya onkogenik,   miR-182,miR-7, miR-93, miR-183, miR-181b,  yang bersifat onkogenik mengendalikan  ekspresi mRNA EGR1, CBX7,

HOXA9  yang bersifat supresor tumor,  Disregulasi dari berbagai miRNA itu  memicu   perubahan ekspresi mRNA atau gen-gen itu  pada  stadium dini, khususnya delesi miR-125b dan amplifikasi miR-182 dan miR-183 merupakan pemicu  kanker payudara,   miRNA dikonservasi dan bertahan selama evolusi perkembangan sel, MiRNA ini dinamakan miR-10 dan terletak dalam cluster Hox yang merupakan regulator perkembangan. Ia merupakan regulator biogenesis ribosom dan produksi protein secara global. Dalam sistem hemopoetik, miR-10 diekspresikan pada sel CD34+, dan kadar miR-10 dalam sel punca hemopoetik lebih banyak dibanding dalam limfosit darah perifer. MiR-

10a, miR-10b, dan miR100 diekspresikan berlebihan pada AML yang mengandung mutasi NPM1, sehingga  keluarga miR ini terkait  kausal dengan

mutasi NPM1. Disregulasi miR-10 terdapat  pada  kanker payudara,hati, pankreas, kolon, Kadar miR-10 menentukan besarnya kemungkinan sel untuk transformasi onkogenik.


MICRO-RNA DALAM SIRKULASI SEBAGAI BIOMARKER KEGANASAN

Pada 2008  pertama kali nya  miRNA dapat dideteksi dan diukur kadarnya dalam serum  dan cairan tubuh lain sebagai cell-free-miRNA. meskipun 

serum mengandung ribonuclease yang dapat merusak  RNA, adanya miRNA dalam serum menunjukkan bahwa miRNA resistan terhadap perombakan oleh RNAse.,miRNA  stabil pada suhu tinggi, ph tinggi atau rendah, tindakan

beku-cair berulang kali,  ini disebabkan miRNA berada dalam partikel (kompleks lipid  atau lipoprotein) atau microvesicle (exosome) yang melindunginya terhadap degradasi oleh RNAse. Karena microvesicle dan exosome juga terdapat  dalam cairan tubuh lain  selain serum,  ekspresi miRNA menunjukkan ciri-ciri yang berkaitan dengan perjalanan penyakit,klasifikasi dan diagnosa, satu miRNA tunggal mampu mengatur beberapa mRNA, kelainan pada satu miRNA dapat mengganggu ekspresi beberapa mRNA dan protein sekaligus. Selain  itu, sebagian besar miRNA adalah spesifik jaringan dan mengatur perkembangan  lineage dan diferensiasi sel. Karena itu, profil ekspresi miRNA dapat digunakan untuk deteksi status lineage dan diferensiasi tumor tertentu dan  asal jaringan kanker yang tumor primernya tidak diketahui,  profil ekspresi miRNA dalam cairan tubuh seperti cairan amnion, cairan , pleura urin, saliva, 

berbeda dengan profil ekspresinya dalam darah, yang membuktikan hipotesis bahwa profil microRNA dalam cairan tubuh merefleksikan fisiologi, 

Dalam keadaan normal, kadar cell-free-miRNA dalam serum stabil dan profil-nya sesuai dengan sel-sel darah  dalam sirkulasi. Karena itu, perubahan dalam kadar microRNA dapat digunakan sebagai indikator adanya,dengan spesifisitas 79% sensitivitas 73% , Identifikasi dan pengukuran kadar miRNA dapat digunakan untuk menunjang diagnosa  dini kanker.  pengukuran miRNA dalam sirkulasi dapat digunakan untuk membedakan orang sehat dari pasien dengan adenoma, perubahan fisiologis maupun patologis dan dapat digunakan sebagai biomarker non-invasif, analisa   ekspresi miRNA dalam  plasma perokok yang tidak menunjukkan gejala kanker  1-2 tahun sebelum munculnya gejala klinik kanker paru menghasilkan ciri-ciri perubahan miRNA dengan potensi prediktor molekuler dan agresivitas kanker paru,Pemeriksaan miRNA pada  feses 

menunjang diagnosa   kanker kolorektal.  miRNA dalam feses  digunakan untuk membedakan kontrol sehat dari kolitis ulseratif, juga  membedakan kanker

kolorektal berbagai stadium Duke’s. miR-326, miR-92,miR-21, miR-106a,

mioR-96, miR-203, miR-20a, diekspresikan lebih tinggi pada kanker kolorektal stadium Duke’s lanjut,  ekspresi miR-145,,miR-125b ,miR-320, miR-126, miR-

143, pada stadium Duke’s lanjut lebih rendah. maka  pemeriksaan miRNA

dalam feses dapat digunakan untuk diagnosa   kanker kolorektal yang lebih sensitif dan spesifik dibanding fecal occult-blood-test (FOBT) 

TABEL  3  memperlihatkan profil miRNA dalam sirkulasi pada berbagai jenis kanker

(dimodifikasi dari Brase.24 ) sebagian miRNA merupakan miRNA spesifik jaringan, namun  sebagian lain   ada  pada jaringan-jaringan lain.  contoh,

kanker kolorektal menunjukkan beberapa miRNA yang sama dengan kanker paru, misalnya miR-23a,  miR-134, miR-146a, miR-221, miR-222, dan lain-lain. Keberadaan miRNA yang sama pada kedua jenis kanker ini konsisten

sehingga  ada miRNA terkait tumor yang umum (common-tumor-related-miRNA), ekspresi masing-masing miRNA pada kanker tertentu dapat berbeda. Pada kanker kolorektal, kadar miR-17-3p dan miR-92 dalam serum meningkat sangat tinggi, dan menurun sangat drastis sesudah  tumor diangkat.  bahwa pengukuran kadar miRNA  dalam serum dapat digunakan sebagai biomarker untuk memantau keganasan.Metode deteksi yang digunakan bermacam-macam, namun  pada umumnya menggunakan RT-PCR kuantitatif, atau microarray,



tabel 1.Berbagai MicroRNA dan peranannya pada keganasan hematologi

4

MiRNA :  21 

Lokus gen :  FRA17b 

Peran leukemogenesis:    Meningkat pada CLL 

Sasaran faktor transkripsi:     Target PTEN dan BCL2 

Efek/fungsi

:   Onkogen

MiRNA :   143/145 

Lokus gen :  5q32 

Peran leukemogenesis:   Ditekan pada CLL 

Sasaran faktor transkripsi:    Target ERKS 

Efek/fungsi

:    Supresor

MiRNA :  125b 

Lokus gen :   11q24 

Peran leukemogenesis:   Translokasi pada B-ALL

Sasaran faktor transkripsi:   kosong

Efek/fungsi

:   Supresor

MiRNA :  382 

Lokus gen :   17p13.1 

Peran leukemogenesis:    Meningkatpada AML

Sasaran faktor transkripsi:    Target TP53 

Efek/fungsi

:  Onkogen

MiRNA :   10A 

Lokus gen :  17q21

Peran leukemogenesis:    Meningkat pada AML 

Sasaran faktor transkripsi:    Target HOX1A 

Efek/fungsi

: Onkogen

MiRNA : 128A 

Lokus gen :  2q21 

  Peran leukemogenesis:  Meningkat pada ALL 

Sasaran faktor transkripsi:   kosong

Efek/fungsi

: Onkogen

MiRNA : 196A 

Lokus gen :   17q21-22 

Peran leukemogenesis:  Meningkat pada ALL

Sasaran faktor transkripsi: Target HOXB 

Efek/fungsi

:  Onkogen

MiRNA :  32 

Lokus gen : 12p12.1-p11.1 

Peran leukemogenesis:   Meningkat pada mieloma sel plasma 

Sasaran faktor transkripsi:  Target RAS 

Efek/fungsi

:   Supresor

MiRNA  :

Lokus gen :

Peran leukemogenesis:

 Sasaran faktor transkripsi:

 Efek/fungsi

:

MiRNA :  204 

Lokus gen : 9q21

Peran leukemogenesis:  Ditekan pada AML dengan mutasi NPM1 dan AML dengan kariotip normal 

Sasaran faktor transkripsi: Target HOXA-10

Efek/fungsi

: Supresor 

MiRNA :   181a 

Lokus gen : 1q31 

Peran leukemogenesis:  Ditekan pada AML dan CLL 

Sasaran faktor transkripsi:  Target TCL1, CD69, BCL2 

Efek/fungsi

:   Supresor

MiRNA :   155 

Lokus gen : 21q21 

Peran leukemogenesis:  Meningkat pada CLL dan limfoma Burkitt 

Sasaran faktor transkripsi:   Proliferasi limfosit 

Efek/fungsi

:   Onkogen

MiRNA :    15-a,161 

Lokus gen :  13q14(CLL) 

Peran leukemogenesis:   Ditekan pada CLL, meningkat pada APL 

Sasaran faktor transkripsi:    Target BCL2 

Efek/fungsi

:    Supresor

MiRNA :    29b 

Lokus gen :  7q32 

Peran leukemogenesis:   Ditekan pada AML dan CLL

Sasaran faktor transkripsi:    Target MCL1 dan TCL1 

Efek/fungsi

:    Onkogen





Tabel 2: MiRNA   berkaitan dengan kelainan kromosom

dan molekuler pada AML7

kelainan kromosom:  t(11q23)/MLL 

MiRNA meningkat : miR-326 ,miR-219 ,miR-17-92 ,miR-196a

MiRNA menurun

:  miR-29s

miR-34a

,,miR-16

,

kelainan kromosom: Trisomy 8 

MiRNA meningkat :  miR-124a

,miR-30d

,

MiRNA menurun

:  kosong

kelainan kromosom: t(15;17) 

MiRNA meningkat : miR-127 ,miR-299,miR-323

,miR-368

,miR-382

,

MiRNA menurun

: miR-17

,miR-126

kelainan kromosom:  t(8;21) inv(16)

MiRNA meningkat : miR-126 

MiRNA menurun

: miR-133

Sitogenetik normal

 Kelainan gen

kelainan kromosom:Mutasi CEBPA 

MiRNA meningkat :  miR-181a  ,miR-335

  

MiRNA menurun

:  miR-34a

kelainan kromosom: BAALC overexpression

MiRNA meningkat : kosong

MiRNA menurun

:    miR-148a

kelainan kromosom: MN1 overexpression 

MiRNA meningkat : miR-126  miR-126* miR-424

MiRNA menurun

:    miR-16

,miR-17-92

,miR-100

,miR-196a

kelainan kromosom: Mutasi NPM1 

MiRNA meningkat :  miR-10a/-10b,miR-196a ,miR-196b 

MiRNA menurun

:      miR-204

 ,miR-128

, miR-126

,miR-130a

,miR-451

kelainan kromosom:  FLT3-ITD 

MiRNA meningkat :  miR-155

MiRNA menurun

:  kosong





Tabel 3: Profil miRNA serum pada berbagai jenis kanker

(dimodifikasi dari Brase 24)

jenis tumor :  Kanker pankreas 

miRNA dalam sirkulasi:    mi-RNA 201, miR-21, miR-210, miR-155, miR-196a 

teknik pemeriksaan

:   RT-PCR arrays

jenis tumor :   Kanker prostat 

miRNA dalam sirkulasi:     miRNA-141, miRNA-375 

teknik pemeriksaan

:  RT-PCR kuantitatif

jenis tumor :   SCC 

miRNA dalam sirkulasi:    mi-RNA-184 

teknik pemeriksaan

:    RT-PCR kuantitatif arrays

jenis tumor: Limfoma sel B 

miRNA dalam sirkulasi: miRNA-155, miRNA-210, mi-RNA-21 

teknik pemeriksaan

: RT-PCR kuantitatif

jenis tumor: Kanker payudara

miRNA dalam sirkulasi:  miRNA-195, let-7a 

teknik pemeriksaan

: RT-PCR kuantitatif

miRNA dalam sirkulasi:   miRNA-155   

teknik pemeriksaan

: RT-PCR kuantitatif

jenis tumor:  Kanker kolon 

miRNA dalam sirkulasi:   miRNA-29, miRNA-92a 

teknik pemeriksaan

:  RT-PCR kuantitatif

miRNA dalam sirkulasi:   miR-17-3p, miR-92 

teknik pemeriksaan

:  RT-PCR kuantitatif

jenis tumor: Kanker lambung 

miRNA dalam sirkulasi:    miR-17-5p, miR-21, miR-106a, miR-106b, let-7a

teknik pemeriksaan

:   RT-PCr kuantitatif

jenis tumor:Leukemia 

miRNA dalam sirkulasi:  miRNA-92a 

teknik pemeriksaan

: Microarray microRNA

jenis tumor : Kanker paru 

miRNA dalam sirkulasi:  miRNA-25, miRNA-223, miR-486, miR-30d, miR-1, miR-499

teknik pemeriksaan

:  RT-PCR kuantitatif dan sekuensing

jenis tumor :  Kanker mulut

miRNA dalam sirkulasi:   miR-31 

teknik pemeriksaan

:   RT-PCR kuantitatif arrays

jenis tumor :   Kanker ovarium 

miRNA dalam sirkulasi:    miRNA-21, miRNA-92, miRNA-93, miRNA-29a, miRNA-155, miRNA-127, miRNA-99b 

teknik pemeriksaan

:   RT-PCR kuantitatif arrays