secara praktik sehari-hari.
Perkembangan Penting dari Persepsi Fungsi Kulit
Pengalaman dermatologi pada awalnya berupa efek yang telah dicapai jauh pada
perkembangan pertumbuhan fisik dan emosional dan selanjutnya predisposisi kearah
ekspresi somatik dari kelelahan emosional.
Kulit yaitu jalur komunikasi antara bayi dengan karakter awalnya melalui kecemasan
yang dapat diatur (dimodulasi). Jika modulasi tidak efektif diatasi sebelum usia saat mulai
berbicara, kemampuan untuk mengekspresi kecemasan melalui mimpi fantasi dan bermain
terhambat, dan ekspresi ini akan melalui lintasan fisiologi, hal ini memicu
kecenderungan individu ini kearah somatik.
Daerah kortek sensorik yang mewakili bebagai bagian badan yaitu plastik, berbagai
keadaan yang parallel dengan perbedaan derajat stimulasi rabaan. Pengaruh persepsi kulit
taktil ini terhadap perkembangan kemampuan keterampilan secara keseluruhan melalui
stimulasi kulit normal/abnormal memicu pertanyaan yang masih perlu dijelaskan.
Persepsi kulit dari lingkungan dan dari perkiraan diri sendiri antara 1-4 tahun
merupakan pola persepsi badan yang menonjol. Jika lingkungan emosional tak menyenangkan,
persepsi badan ini mungkin tidak stabil/terpecah. Individu ini mungkin selanjutnya
menjadi kurban kekhawatiran obsesi tentang dilusi. Pecahnya kepribadian/keutuhan diri dan
tidak jelasnya batas diri mungkin akibat dari keagalan empati terhadap bagian karakter
awal selama usia tahun kedua. Individu ini dapat menderita penyakit taktisial untuk
mendapatkan eksistensinya dan untuk membuat jelas batas diri ini , gejala-gejala
psikofisiologi dapat terjadi unntuk mempertahankan ketergantungan, sebab ketertutupan
emosional tidak tertoleransi.
Kepercayaan diri yang positif dan kuat akan didapat bila karakter awal berespon
positif dan empatik terhadap kelakuan kelakuan/tingkah laku bayi; respon ini
memicu bayi ini merasa berharga. Individu-individu yang kurang
senang/bahagia, kepercayaan dirinya jelek dan dapat menjadi depresi sebagai kelainan
dasarnya meliputi kelainan-kelainan yang cenderung nyeri, pruritus idiopatik, obsesi
konvulasi dan dermatosis-dermatosis, inflamasi seperti psoriasis eksema.
MEKANISME INTERAKSI PSIKOFISIOLOGIK
Penyakit akan timbul bila stress, apakah stress fisik, emosional, atau lingkungan, pada
individu-individu yang mengalaminya dan mengatasi dengan mekanisme pertahanan yang
dapat dilakukan individu ini . Sikap yang diperlukan berkembang mempengaruhi hasil
upaya mengatasi stress; sikap yang lebih diadaptasi lebih menguntungkan kesehatan.
Stress-stress yang dapat diatasi yaitu kurang patogen dibandingkan stress-stress yang tak
dapat diatasi.
Tiga bentuk yang terlibat dalam transduksi pengalaman emosional kedalam reaksi
fisik:
1) Cara interaksi yang idiosinkrasi namun bervariasi antara respon stress dari “sympatic-
adrenomedullary” dan respon stress dari “hypofiseal-adrenocortical”
2) Pengetahuan imun yang disebabkan stress
3) Neuropeptida
Hubungan pasien-dokter
Hubungan:
Dalam dermatologi dimana individu sering berhubungan singkat saja. Hubungan dari
pasien mungkin bukan merupakan suatu cara pengobatan. Setiap pasangan membawa
harapan-harapan pada pertemuan dan sering menyangka bahwa hubungan ini mungkin
tidak disadari. Reaksi-reaksi ini yaitu cara awal interaksi dengan karakter utama;
dengan bergabung mereka menjadi spontan dan merupakan bagian dari sikap masing-masing
individu. Meskipun umumnya dipegaruhi oleh pengalaman hidup dan kematangan, sikap
reaktif spontan ini dapat muncul pada pasien/dokter saat stress. Seseorang harus selalu
ingat hal ini dan mengatasi reaksi perasaan dirinya sendiri sementara pada waktu
yang sama ikut merasakan apa yang dialami pasiennya. Kelakuan/tingkah laku dokter harus
obyektif dan tepat terhadap situasi kulit saat itu, tidak melupakan hal-hal yang lalu.
Komunikasi langsung, jujur, empatik dan respek akan membawa pasien langsung
sehingga memicu pasien merasa lebih enak. Bila perasaan negatif atau kekurang
percayaan terdeteksi, mereka harus diarahkan langsung dan tidak dibiarkan hal ini
berkembang. Ketergantungan harus disadari, bantuaan beban, tingkah laku manipulasi harus
disadari; tingkah laku ini harus dibicarakan secara terbuka namun dengan perasaan.
Membuat rujukan psikiatrik
Pasien-pasien yang datang pada ahli penyakit kulit sering tidak siap secara emosi
untuk dirujuk ke psikiatri dan disiapkan untuk itu, sehingga rujukan tidak dianggap sebagai
penolakan atau stigma/cacat.
sesudah laporan dibuat segera pasien diberi pengertian pelan-pelan tentang perlunya
bantuan lebih lanjut dan secara lisan membuat kesadaran ini sebagai bagian dibandingkan
pengalaman dibidang penyakit kulit, menyadari cara yang gejala-gejalanya mengganggu
aktifitasnya dan hubungan antar manusia; dan memperbaiki sendiri ketidakpuasan, frustasi
dan penyakitan emosional yang telah dialami. Dan ini kemudian akan terbukti oleh pasien
ini bahwa konsultasi psikiatrik merupakan langkah logis selanjutnya.
Obat-obat psikotropik dalam dermatologi
Obat-obat psikotropik satu diantaranya menguatkan atau memblok neurotransmiter.
Neurotransmiter-neurotransmiter dihubungkan dengan jalur neural spesifik, dan sindroma-
sindroma spesifik dengan neurotransmiter spesifik. Fenomena ini memungkinkan obat-obat
yang efektif terhadap perkembangan terapi sindroma-sindroma spesifik melalui efeknya
pada neurotransmitter yang relevan.
Tiga klas obat psikotropik yang telah dipakai dalam Dermatologi
1) Antidepresan, ini untuk mengeblok masuknya kembali sinaptik norepinefrin dan
serotonin, neurotransmitter yang berhubungan dengan pengaturan afek.
2) Antipsikotik, ini untuk mengeblok masuknya kembali sinaptik dopamine, transmitter yang
berkaitan dengan tingkah laku emosional, koordinasi motor dan pelepasan hormone
hipofisitropik.
3) Tranquilizer, ini mengikat reseptor-reseptor gama amino butyric acid yang merupakan
penghambat transmiter yang utama.
ANTIDEPRESAN
Dibagi dalam 3 grup; trisiklik, atipik, atau nontrisiklik anti depresan dan monoamine
oksidase (MAO) inhibitor. MAO inhibitor meningkatkan jumlah pemakaian nor epenefrin
dan serotonin melalui hambatan enzim-enzim degradasi trisiklik antidepresan. Derajat
trisiklik bervariasi untuk memproduksi sedasi, efek antikholinergik dan “blokade prefential
uptake” dari epinefrin dan serotonin. Juga memiliki potensi sebagai antihistamin.
Doxepin, antihistamin yang sangat kuat akan dipakai sebagai prototipe.
Trisiklik Antidepressan Trisiklik berbeda dalam tingkatan bagi mereka yang
memicu sediasi, efek antikholinergik, dan blokade yang sering dialami reuptake
norepineprin maupun serotonin. Mereka juga memiliki potensi antihistamin. Doksepin,
antihistamin yang paling kuat, akan dipakai sebagai prototip.
Aturan dosis.
Dosis antipruritik.
Sebagai antihistamin, doksepin yaitu 800 kali lebih poten dibandingkan difenhidramin.
Tidak seperti efek anti depresan, efek antipruritusnya sedang. Dosis antara 10-25 mg
sekali pada waktu tidur sampai 10 mg 3x sehari atau 10 mg pagi dan 25-50 mg waktu tidur.
Krem topikal 5% juga dilaporkan efektif sebagai antipruritus.
Dosis antidepresan
Terapi dimulai dengan dosis terbagi, bertahap ditingkatkan sampai tingkat yang
diinginkan, kemudian diubah menjadi dosis tunggal waktu tidur untuk mengurangi efek
samping yang kurang menyenangkan. Dosis 50 mg 3x sehari dapat ditingkatkan bertahap
sampai dosis total 150-200 mg selama 1-2 minggu, kemudian diubah menjadi sekali pada
waktu tidur sebagai dosis yang dapat ditoleransi. Pasien yang agak tua hanya memerlukan
50% dari dosis dewasa. Jika satu obat tidak efektif dalam 3 minggu, dan diganti dengan
obat lain dari kelas yang sama, Jika efek teraputik tercapai, dosis pemeliharaan 50-75%
dari dosis teraputik sehari mungkin adekuat, Percobaan penghentian tiba-tiba mungkin
memicu sakit kepala atau mual.
Diperlukan perhatian bila memberi obat pada anak-anak, sebab pernah dilaporkan
adanya kematian mendadak.
Obat-obat untuk gejala obsesif-kompulsif
Serotonin yaitu neurotransmitter yang dikaitkan dengan gejala obsesif kompulsif.
Jika obat-obatan dipakai , akan dipilih anti depresan dengan aksi selektif pada reuptake
serotonin, contohnya klomigramin, dosis untuk efek antidepresan.
Efek samping, diperlukan 2-3mg untuk mencapai aksi teraputik, mengantuk dan efek
anti kholinergik mungkin menjadi masalah pada awalnya tapi membaik sesuai dengan
bertambahnya waktu. Fotosensitivitas dan kebutuhan karbohidrat dengan peningkatan
berat badan jarang terjadi. Efek samping kardiovaskuler jarang terjadi namun lebih
berbahaya, ini termasuk postural hipertensi dan perpanjangan interval QT. Pemeriksaan
fisik dianjurkan sebelum rangkaian antidepresan; ini meliputi tekanan darah posisi duduk
dan tidur, EKG dan jumlah darah lengkap. Tergantung umur penyakit jantung EKG dilakukan
tiap 6 minggu pada 6 bulan pertama. Resikonya jelas terutama pada dosis tinggi pada
orangtua, riwayat penyakit jantung, atau mereka yang menggunakan obat lain yang
mempengaruhi konduksi jantung.
ANTIDEPRESAN ATIPIKAL (NONTRISIKLIK)
Diantaranya, fluoxetine (Prozac) sangat berguna, obat ini secara struktural unik,
merupakan inhibitor selektif pada uptake serotonin terutama tanpa pengaruh pada
norepinefrin. Oleh sebab itu mungkin dipilih untuk terapi obsesi atau kompulsi. Absorbsi
tidak dipengaruhi oleh makanan, namun oleh sebab waktu paruhnya yang panjang,
konsentrasi dalam plasma tidak lebih dari 6 minggu.
Fluoxetin memiliki kelebihan dari trisiklik: Dia menghasilkan sedasi minimal dan
mungkin agak mengurangi rangsangan nafsu makan; tidak ada efek samping kardiovaskuler
dan ditoleransi dengan baik oleh pasien-pasien geriatrik. Mungkin terjadi ansietas,
insomnia, headache, gelisah, dan kadang sangat lelah. Laporan akhir-akhir ini mengenai
keganasan yang reversible dangan gangguan pikiran yang merugikan pada sekelompok pasien
yang sakit berat tidak dapat disingkirkan; pasien-pasien ini mendapat dosis yang tinggi;
mereka juga mengeluh lelah, hypersomnia dan gelisah. Pasien juga dianjurkan untuk
memanggil dokter bila mengalami terapi yang tidak menyenangkan. Fenoxetin diberikan
pada pagi hari untuk menghindari insomnia. Dosis awal 20 mg dapat dinaikkan 40 mg
selanjutnya 20 mg kapsul tengah hari, sesudah 2-3 minggu, jika respon tidak adekuat.
Dibiarkan 6 minggu sebelum obat ini diputuskan tidak efektif. Waktu paruh yang panjang
memberi obat tanpa tepering sesudah 6 bulan bebas gejala.
ANTIPSIKOTIK
Dopamin yaitu neurotransmitter yang dikaitkan dengan gejala psikotik seperti
kepercayaan akan dilusi dan persepsi dan halusinasi. Dalam dermatologi fenomena ini
DITEMUI pada beberapa macam manifestasi dari psikosis monosimtomatis, hipokondria,
kepercayaan dilusi terhadap perubahan struktur kulit dan diatesi halusinasi. Kapasitas yang
lebih luas dari obat untuk memblok dopamine lebih kuat dari obat-obat uang memiliki
efek antipsikotik.
Pimozide (Orap), suatu definilbutil piparidin yaitu suatu obat antipsikotik dosis
rendah yang memiliki potensi untuk memblok reseptor dopamine dan opiat. Selain
memblok nyeri secara endogen opiat juga menambah sensasi gatal. sebab kapasitasnya
untuk memblok gatal sehingga membuat pimozide efektif pada pengobatan diastasis
kutaneus dan dilusi.
ATURAN DOSIS,
Dosis 2 mg pagi dinaikkan dengan penambahan 2 mg tiap 1-2 minggu sampai maksimum
8 atau 10 mg sampai terjadi perbaikan; ini biasanya beberapa hari sampai 2 minggu.
Meskipun demikian diperlukan beberapa bulan untuk mendapat efek maksimal. Beberapa
pasien dikontrol dengan 1-2 mg perhari, meskipun rata-rata perhari berkisar 4-6 mg/hari,
kemudian dihentikan secara bertahap sesudah 6 bulan bebas gejala.
EFEK SAMPING.
Seperti obat-obatan antispikotik lain, pimozide mungkin menghasilkan beberapa efek
antikolinergik. Blokade dopamine pada ganglion basalis mungkin memicu sindroma
ekstrapiramidal, khas ditandai dengan ekspresi wajah yang datar, cara berjalan kaku, badan
dan ekstremitas kaku salivasi, dan tremor “pill-rolling”, ini biasanya hanya 3-4 minggu dan
berespon terhadap Bensotropin myselate (Cogentin) 0,5-1 mg 3x/hari. Blokade alfa
adrenergik konkomitan mungkin memicu hipotensi postural. Walaupun penulis sadar
tidak pernah ada laporan diskenesis “tardive” dalam literatur dermatologi, (kemungkinan
disebabkan pemberian dosis yang rendah). Secara teoritis ini dapat terjadi, tampak
beberapa korelasi antara insiden dan dosis total obat antipsikotik sepanjang waktu. Pada
awalnya reversibel, saat ini tampak bahwa jika Diagnosa dibuat secara dini dan antipsikotik
dihentikan segera, perbaikan lambat dapat diantisipasi pada lebih 87% masalah . Sindrom ini
prevalensinya lebih banyak pada wanita, usia tua, dan bersama-sama dengan penyakit lain
secara medis, khas ditandai dengan gerakan mulut yang abnormal, dan gerakan khoreiform
dari badan dan ekstremitas.
Meskipun pimizide merupakan penghambat penyaluran kalsium. Satu studi pada 40
pasien hanya menunjukkan pemanjangan dari QT interval pada EKG; perubahan gelombang T
nonspesifik juga pernah dilaporkan. Polifarmasi dengan obat-obat yang memperpanjang QT
interval akan dihindari. Meskipun dipakai dosis yang sangat kecil, EKG diulang tiap minggu
pada bulan pertama atau 6 minggu, harus hati-hati bila menggunakan pimozide.
TRANQUILIZER (ANGIOLITIK)
Sebagian besar tranquilizer yang dipakai akhir-akhir ini yaitu bensodiazepin, kasiat
antisolitik berkaitan dengan afinitas obat-obat ini untuk reseptor bensodiazepin dalam
otak. Mereka bekerja melalui peningkatan aktifitas penghambatan neurotransmitter gama
aminobutiricacid. Tempat tranquilizer untuk dermatologi terbatas dan obat-obat ini paling
bagus dipakai unutk ansietas situasional episodik atau ansietas yang diikuti sakit fisik.
Semua bensoziadepin berbentuk biasa, dan kronitsitas dari kebanyakan kondisi kulit
yang ditimbulkan untuk ansietas membuat resiko ini nyata. Selanjutnya tidak semua tipe
ansietas paling baik diterapi dengan obat ini . Contohnya komponen fisiologis dari
ansietas, seperti takikardis, disines, tremor, berkeringat banyak, mulut kering dsb, lebih
baik diterapi dengan beta bloker seperti propranolol. Sedangkan ansietas fobik, ansietas
yang berhubungan dengan stress post traumatis, dan ansietas yang merupakan suatu bentuk
kelaianan yang merupakan depresi primer lebih baik diterapi denga trisiklik anti depresan.
pemakaian CARA LAIN
Cara nonkimia patut diteliti lebih luas, keuntungan yang diperoleh pasien, tidak harus
mengeluarkan biaya dalam jangka panjang dan psikologi dan fisik.
PSIKOTERAPI
Meskipun keuntungan dari terapi obat selalu ditambah bersama psikoterapi, ada
beberapa pasien yang berespon terhadap psikoterapi saja, pilihan cara tergantung pada
kecurigaan dokter dan tingkat psikopatologi. Sayangnya ini sulit untuk tidak dianjurkan
mengobati jalannya antara telapak kaki yang ditandai dengan bermacam-macam “heterodoks
un orthodoxies” dan kepastian terhadap suatu rujukan akan menguntungkan pasien. Ini
untuk menarik dokter agar bersifat familier dengan dasar-dasar psikologi dan teori
psikiatrik dan untuk mengembangkan hubungan kerja dengan pemberi terapi dengan
orang-orang yang memiliki pandangan bersama dapat dibagi.
Praktisioner dari latar belakang yang tak sejenis sebagai pekerja sosial, teologi dan
edukasi, sebagaimana psikologi dan psikiatri, dapat mereka rencanakan sendiri sebagai
pemberi terapi. Dan sayangnya tidak semua diberi “label terapi” benar-benar terapetik.
Semua terapi legitimasi pada umumnya mereka mencoba struktur yang aman dimana pasien
dapat menggali perasaan dan aksi dalam mengontrol arah tanpa menyangkut konsekuensi
norma dari perasaan dan aksi. Seperti terapi dapat secara luas diklasifikasikan sebagai
supportif, ekspresif, tingkagh laku, “insight oriented”, meskipun dalam praktek ada
overlapping.
PSIKOTERAPI SUPORTIF
Pasien dengan patologi berat, seperti dilusi, halusniasi, atau penyakit faktisial pada
umumnya secara psikologi fragil. Mereka memiliki resiko dekompensasi dibawah stress,
dengan kemungkinan 3 terapi ulang yang teratur lebih luas, dari kenyataan ini mungkin mulai
terhadap lingkungan yang lebih besar maladaptasi. Untuk pasien ini terapetik merupakan
satu dorongan kekuatan pasien, menyokong pertahaan pasien dan mensahkan perasaannya
untuk mengurangi perasaan isolasi dan kerenggangan hubungan, ini akan membantu pasien
untuk mendapat pilihan untuk menyeusaikan diri dan mendapatkan kemandirian pada saat
yang sama.
PSIKOTERAPI EKSPRESIF
Terapi ekspresif tergantung pada perbaikan kecakapan dan ekspresi emosional.
Fokusnya superfisial, interpersonal lebih baik dibandingkan intrapsikik, dan problem-problem
disampaikan pada tingkat kesadaran. Situasi mungkin dicari untuk keadaan spesifik;
prosesnya mungkin tergantung pada ventilasi atau “abraction” untuk membebaskan dari
kecemasan atau terapis dipertemukan untuk membesarkan ataupun memperdalam
pengertian, jadi memungkinkan pasien untuk mengalami emosinya secara logis.
TERAPI BEHAVIORAL
Terapi behavioral meliputi aplikasi dari prinsip belajar untuk analisis dan pengobatan
kelainan tingkah laku, ini difokuskan pada pola yang dapat dilihat dari tingkah laku yang
agak menurunkan status mental dan pembinaannya. sesudah analisa hati-hati dan lengkap
dari respon adaptif yang merupakan kelainan, satu dari program terapi yang berbeda
direncanakan. Masing-masing program termasuk satu kombinasi tingkat relaksasi otot yang
dalam bersama dengan satu metode untuk mengurangi keadaan cemas dan progresif,
seperti desensitisasi sistemik, “floading”, atau bala bantuan positif. Dalam dermatologi
terapi behavior telah dipakai terutama dalam terapi obsesif-kompulsif dan garukan.
TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif berdasar pada asumsi bahwa keseimbangan psikologi sering timbul
pada kesalahan dalam spesifik habitual dalam berpikir dan keadaan orang menafsirkan dan
mengerti seperti keadaan-keadaan yang menentukan dan mengubah bagaimana dia berpikir
dan berperan. Terapi berisi elemen-elemen dari behavior terapi, kemudian direncanakan
untuk membantu pasien mempersempit area problem, menginterpretasikan lebih realistis
dan berlatih lebih adaptif dan berespon terhadap orientasi nyata melalui medium tugas
pekerjaan rumah. Tipe terapi ini pendek, pendekatan orientasi problem yang mungkin
menolong pasien yang cukup utuh secara psikologi untuk mengerjakan pekerjaan antara dua
session. Meskipun ini tidak mempengaruhi struktur personalitas atau efek perubahan
intrapsikik. Terapi kognitif telah efektif yang terapinya meningkatkan fungsi individual
secara relatif dengan tipe situasi cemas, depresi, dan pengertian kronik yang pasti.
Insight -oriented atau psikoterapi dinamik
Berlawanan terhadap terapi diatas, psikodinamik atau “insight oriented
psychotherapy” berpusat pada elemen-elemen intra psikis yang dapat diikuti kembali
kemasa anak-anak, dapat memfokuskan pada tingkah laku maladaptif eksternal bahwa
berdasar kegagalan transaksi interpersonal elemen-elemen intra psikis ini berlanjut
pada jalannya atau kerjanya sebagai kesalahan adaptasi kekuatas motivasi bawah sadar
dalam kulit saat ini. Tidak terpecahkan konflik bawah sadar memicu kecemasan bahwa
gerakan tingkah laku direncanakan untuk meringankan. Yang termasuk “Insight oriented
psychotherapy” antara lain psiko analisis, bukan merupakan problem orientasi namun
merupakan perbaikan kepribadian melalui perubahan intrapsikis. Distorsi dari persepsi
dikoreksi, dan akibat atau hasil perbaikan fungsi dan peningkatan nilai hidup mengurangi
stress intrapsikis dan memicu penanganan yang lebih baik terhadap stress lingkungan.
sebab selama terapi ini memicu regresi psikologikal dan kerusakan struktur
pertahanan yang mengadaptasi, indikasi mereka pada individu yang memiliki kekuatan
yang adekuat untuk mempertahankannya, individu-individu ini harus memiliki keyakinan
pada realitas suatu kemampuan untuk memahami. Satu tingkat fleksibilitas, toleransi pada
frustasi dan kontrol terhadap rangsangan-rangsangan. Dalam dermatologi, cara ini
ditujukan pada terapi gejala-gejala obsesif kompulsif, keadaan gejala depresi dan beberapa
dermatosis yang dicetuskan oleh kecemasan. Mereka juga bermanfaat pada pasien dengan
kelainan kepribadian seperti dermatosis artefakta, meskipun terapi ini pada pasien seperti
ini perlu waktu lama dan sulit.
Tergantung dari sekolah mana ahli mengobati berbeda secara bermakna pada
efektifitas mereka, beberapa diantaranya secara konsisten menghasilkan hasil yang lebih
baik dibandingkan yang lain.
CARA LAIN
Hipnosis
Dalam hipnoterapi pasien dimasukkan dalam stadium relaksasi yang dalam dimana dia
menerima suatu sugesti dan pengaruh orang yang menerapi. Sejarahnya, hipnosis merupakan
suatu cara eksperiman dari bermacam-macam riset psikosomatik awal, misalnya respon
hipersensitivitas tipe cepat dapat ditekan untuk hipnosis dan respon seluler diatur.
Hipnoterapi telah dipakai untuk terapi pruritus, veruka, dan trikotilomaniaterapi hasilnya
sulit dievaluasi dan sugesti hipnotik hilang efeknya dengan berlalunya waktu.
Biofeedback
Melalui cara ini dilatih secara sadar membuat perubahan dalam keadaan fisiknya pada
respon terhadap timbal balik visual atau audio yang diberikan untuk instrumen bioelektrik.
Tehnik relaksasi merupakan bagian yang perlu dari latihan ini dan usaha mengatur
diri sendiri hal-hal seperti kecemasan dan komponen psikologinya, berkeringat, respon
vaskuler dan gatal dapat dilakukan. Keberhasilan telah dilaporkan 70% pada pengobatan
fenomena raynaud’s. Biofeedback ini telah dipakai pada hiperhidrosis, pruritus, dan aksi
kompulsifkutan misal pada trikotilomania.
Kelompok Pendukung
Kelompok pendukung masuk diantara pasien-pasien ada beberapa format yang
berbeda, kelompok ini mungkin “open” (terbuka) dianjurkan hadir untuk setiap pesta
yang menarik dan bila mereka senang atau terbatas hanya untuk orang-orang tertentu saja,
mereka mungkin “open-minded” terus menerus berlanjut berdasar pada suatu dasar
kelanjutan atau terbatas pada acara-acara tertentu saja, mereka mungkin juga secara
mudah untuk dukungan sosial dan emosional atau mereka memiliki tujuan pengobatan
tertentu, dibawah pengawasan pimpinan atau fasilitator, kelompok tertutup terhadap 6-7
partisipan bertemu tiap minggu, untuk kemungkinan 10 acara yang setiap acara 1 setengah
jam, sehingga memberanikan keakraban kelompok dan beberapa efek terapentik. Kelompok
terbuka dengan suatu jadwal “open-endeed” dan mungkin bertemu setiap bulan, sehingga
membuat partisipan merasa diterima dan merasa kurang terisolasi, mereka memberi
dukungan emosional seperti forum untuk edukasi tentang penyakit tertentu dan pertukaran
tehnik-tehnik mengatasi diantara pasien-pasien. namun kelompok demikian kurang
kekakrabannya dan kurang memenuhi tujuan psikoterapi. Kelompok-kelompok digabungkan
bersama satu dokter (terapist) dan pasien telah bertemu dengan beberapa hasil yang
dicapai. Saat ini ada kelompok-kelompok pendukung untuk beberapa luad antara lain
iktiosis, alopesiaareata, psoriasis dan ektiema.
TABEL 3-1 KLASIFIKASI PENYAKIT PSIKOKUTANEUS
I. Gangguan-gangguan psikiatrik yang muncul di kulit
A. Dilusi dan Halusinasi
1. Dilusi parasitosis
2. Dilusi dismorfik dan halusinasi
B. Sindroma faktisiosa
C. Obsessional concern
D. Compulsive habits
1. Trikotilomania
2. Neurotik excoriations
3. Kurangnya contoh-contoh umum
II. Gangguan-Gangguan Dermatologis bermakna yang berkaitan dengan stress
A. Psikogenik pruritus
B. Urtikaria kronik
C. Sindroma psikogenik purpura
D. Alopecia aerata
E. Telogen effluvium
F. Sindroma nyeri atipikal
G. Dermatosisi inflamatori kronis
III. Rekasi-Reaksi Somatopsikis
GANGGUAN PSIKIATRIK YANG MUNCUL PADA KULIT
Delusi dan Halusinasi
Fenomena ini bila konsisten dan terus menerus merupakan patognomanik dari psikosis.
Isi pikiran mungkin penuh dengan serangga, kutu atau cacing-cacing atau mungkin kesalahan
persepsi dari gangguang struktur atau fungsi kulit. Timbulnya tanpa rangsangan dari luar,
kepercayaan ini sangat kuat dipegang oleh pasien dengan berbagai alasan. Evaluasi
dan terapi yaitu satu bentuk (uniform) menghilangkan isi pikiran, terapi efekti
memerlukan Diagnosa psikiatrik yang akurat. Tabel 3-2 daftar kelainan-kelainan medik
psikiatrik yang mungkin ada dengan suatu investasi penuh dengan paraasit.
Delusi Parasitosis (Ekbom’s Disease)
Aspek-aspek sejarah. Pertama diuraikan oleh Thieberge tahun 1984. Ekbom
menemukan sindroma dan menamakan dengan nama itu. Sumbangan penting oleh Skott dan
Lyell telah menerangkan “delusional nature” dan epidemiologi, sedang Munro dan yang lain
menjelaskan etiologi.
Epidemiologi
Keadaan ini jarang, Lyell membandingkan ratio pria terhadap wanita 1:1 dibawah 50
tahun, dan 1:3 diatas 50 tahun, rasio rata-rata 1:2. Meskipun awalnya mungkin pada usia
sesudah adolesens, insiden tertinggi antara 50-80 tahun, dengan puncak pada akhir 60 an.
Etiologi dan Patogenesis
Pruritus atau paraestesi yang berasal dari lingkungan atau somatic, contoh xeros
senilis, elektrisitas static, penyakit-penyakit sistemik atau suatu terapi terdahulu atau
sebelumnya, mungkin mengarah pada status delusioal yang berkepanjangan. Isolasi sosial,
visual, atau perbaikan auditori dan stress psikososial saat itu mungkin merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi. Bayangkan relative mungkin mengikuti kepercayaan delusional
pasien dalam suatu “folie a deus”
Manifestasi Klinis
Kecemasan dan “pre occupation” yang pelik dengan kepercayaan delusi yang meonjol.
Pasien sulit untuk melaksanakan dan ragu atau takut mengatakan secara detail morfologi,
“life cycle” dan kebiasaan khas dari parasite pribadinya dan tahap-tahap “Herculian”
diberikan untuk menghilangkkanya dari diri mereka. Banyak “Specimens” terdiri dari debris,
lint, atau bagian-bagian dari serangga terbang yang dikemukakan dan banyak dokter,
entomologists dan “pest Control Companies” terdahulu dicemooh. Secara khas, perabot dan
pakaian yang dikurangi sehingga sedikit mungkin pergantian tempat tinggal, dan keluarga
dan teman-teman jauh dari kontaminasi. Suatu logika internal menunjukkan uraian
terperinci dan dibuat tahapan-tahapan.
Disamping keputusasaan dan frustasi, “Paranoid Rage” dirahasiakan sedikit, proyeksi pada
parasite-parasit eksternal dan agresi internal dan dosa atau kesalahan yang mendasari
kepercayaan delusional.
Penyelidikan pada kepribadian premorbid mungkin memperlihatkan kecemasan kronik dan
paranoid, schizoid, atau sifat obsesional. Lesi kulit seperti ekskoriasi, papula yang tergaruk
atau bekas garukan mungkin tampak atau tidak; namun dermatitis iritan sekunder terhadap
kaustik, abrasive dan insektisida yang telah dipakai pasien sering ditemukan.
LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN KHUSUS
“Specimen” haurs diperiksa secara mikroskopis dan riset dapat dilihat pada table
3-2. Garukan pada skebies atau biopsy mungking jarang diperlukan. Semua akan negatif.
PATOLOGI. Lesi-lesi, bila tampak tidak spesifik.
Diagnosa DAN Diagnosa BANDING.
Gambaran klinis tidak ada kelainan, yaitu dengan gejala hipokondriasis dengan dilusi
yang berbatas tegas (lihat tabel 3-2) dan fungsi pada umumnya baik dalam aspek kehidupan
mereka, meskipun pada pasien skizofrenik dilusi parasitic merupakan bagian dari suatu
kompleks dan kelainan yang menjalan dari pikiran atau persepsi. Dysporic atau sindroma
bipolar dilakukan Diagnosa melalui Riwayat terapi, gambaran klinik. Pada pasien obsesional,
intensitas ketidakgoncangan kepercayaan yaitu tidak cukup dan kehidupan pasien, jangan
pikiran konsumsinya hilang total.
TABEL 3-2 Diagnosa Diferensial Pasien yang Dikeluarkan
Dengan Adanya Infestasi Parasit
I. Infestasi Parasit Benar
II. Penyakit Somatik
A. Psikosis toksik (alkoholm amphetamine, cocain)
B. Obat-obatan (glukortikoid, metilphenidate)
C. Organik brain sindrom
D. Penyakit ginjal, diabetes, penyakit herper, ilmfoma, pellagra, defisiensi
vit.B12, defisiensi as. Folat
III. Obsesional Fears-Pasien yang merasa khawatir bahwa mereka bisa mengidap
parasite, namun pada saat yang sama diketahui bahwa mereka tidak
mengandungnya
IV. Phobik fears. Pasien yang menghindari kontak dengan orang atau subyek yang
tidak terinfestasi parasite
V. Kepercayaan dilusional benar-fenomena halusinasi – pasien yang ‘mengerti’ mereka
memiliki parasite yang dapat mereka ‘lihat’ dan digambarkan dengan rinci.
A. Psikosis hipokondiakal monosimptomatik
B. Schizofrenia paranoid
C. Gangguan affektif bipolar
D. Gangguan depresi major
E. Psikosis Induksi
Terapi
penyakitan yang amat sangat dan beban hidup, meskipun demikian, jelas keyakinan
pasien bahwa merupakan psikiatrik tetap ditolak untuk mengulang riset hanya
menentukan kesalaham kepercayaan lebih jelas. Pasien dalam penyelidikandan sebenarnya
percaya apa yang dilaporkan , pertamuan terapetik akan diakhir jika dokter dapat empati
dan mensyahkan pengalaman yang menyakitkan ini . Bertentangan dengan isi delusi
yang “Counter Productive”, isu ini akan dikesampingkan, sering kunjungan singkat diatur
untuk dorongan dan penemuan jalan yang bijaksana sehingga pasien menerima suatu resep
untuk pengobatan. Terapi topikal simtomatik, sebab gejala ini mencerminkan psikosis dan
sebab gejala psikotik hubungan reseptor dopamine, obat yang wajar akan menghentikannya.
Pimozide yaitu obat pilihan dan mungkin sebab jumlah kapasitas untuk menghentikan
reseptor-reseptor opioid dan menjadi sensai gatal. Haloperidal mungkin juga efektif. Suatu
antidepresan mungkin diresepkan, sendiri, atau bersama pimozide, dimana diindikasikan.
Perjalanan dan Prognosis
Bila tidak diterapi, keadaan kaan menjadi kronik. 60-80% pasien-pasien berespon terhadap
pimozide, perbaikan gangguan terjadi dalam dua minggu, meskipun mungkin diperkukan
beberapa bulan untuk kontrol lengkap. Untuk depresi post psikotik terjadi dalam 10-15%
pasien ini akan berespon terhadap penambahan satu anti depresan terhadap regimen. Pasien
tua dengan depresi yang menyolok mungkin berespon terhadap anti depresan sendiri dan
tampak memiliki suatu prognosis jangka panjang yang lebih baik. Kebanyakan pasien
memerlukan terapi pemeliharaan, beberapa mencapai remisi dan kadang-kadang terjadi
penyembuhan, bila gangguan kemudian berulang, respon terhadap terapi sebelumnya
dilupakan dan pemberian obat dinyatakan “useless) (sia-sia)> Dalam “folie a deux”,
kesembuhan mengikuti perbaikan pada pasien pertama.
Delusi Dysmorfik dan Halusinasi
Delusi atau halusinasi dari kelainan struktur kulit atau fungsi mirip dalam atau pada setiap
jalan parasitosis ini , evaluasi dan penanganan yaitu identic, angan-angan yang
mungkin berisi halitosis, toksis atau bau badan yang tak enak, hal-hal yang memicu
cacat fisik atau disintegrasi jaringan. “Dermatologic non-disease” suatu distorsi malignan
dari body image, terjadi diantara obsesi dan delusi, pasien ini memiliki “idie fixie”
mengenai keburukan atau abnormalitas pada wajah atau area genital mereka sering
tertekan, bahkan bunuh diri, dan mungkin responnya sedikit terhadap terapi yang identik
terhadap dilusi.
Sindroma-Sindroma Faktisial
Aspek Sejarah
Diakui jaman hipocrates, lesi-lesi kulot facticial telah ditemukan apakah mereka
diakui atau disangkal, dan apakah mereka dihasilkan secara sadar atau dalam keadaan
terpisah. Semua itu varian “artifcators”, dan pemakaian biasanya sebagai berikut:
1. Dermatitis artefacta, Dermatitis factisius: responsibilitas untuk lesi-lesi tetap
disangkal untuk pasien, apakah lesi-lesi dihasilkan secara atau bawah sadar
2. Kompulasi kutaneus: lesi yang dihasilkan dari aksi-aksi sadar dan repetitive, seperti
neurotic ekskoriasi, trikolilomania
3. Malingering/pura-pura: lesi-lesi yang dihasilkan secara sadar dan secara curang
untuk tujuan sekunder. Karakter kelainan ini selanjutnya tidak akan didiskusikan.
Dermatitis artefakta:
Epidemiologi: rasio antara wanita dan pria bervariasi sebagai 3:1 sampai 8:1. Meskipun
kebanyakan pada adolescen dan dewasa muda, dan dapat terjadi pada semua umur,
beberapa yang tidak sesuai dari pasien-pasien telah bekerja pada atau memiliki
keluarga dekat yang bekerja pada bidang kesehatan, hal ini menunjukkan keyakinannya.
Biasanya didapat episode sebelumny dari penyakit-penyakit psikosomatik atau penyakit-
penyakit faktisius.
Etiologi dan Patogenesis
Sindroma kutaneus masuk bagian dari spektrum umum dari factisia;, mungkin ada
morbiditas barat atau sesuatu yang membuat cacat dan lesi-lesi. Kebanyakan dihasilkan
pada diri sendiri, ada juga pada yang lain. Bila terjadi pada orang dewasa mungkin
neurotic tapi lebih umum memiliki kelainan kepribadian yang khas ditandai dengan
infantile, ketergantungan, tingkah laku manipulative dan control rangsangan buruk. Pada
masa tingkat anak-anak hubungan ibu dan anak merupakan difungsional terhadap
berbagai tingkat dan mungkin termasuk penyalahgunaan fisik dan emosi. Pada masalah -
masalah yang tidak berat Diagnosa mungkin merupakan suatu kecemasan atau kelainan
penyesuaian dari masa anak, padahal sudah mengenai kelainan kepribadian yang lebih
berat. Pengendapan kedua, dimana pasien tidak mengetahui secara sadar, motivasi
aktivitas merusak diri sendiri.
Bermacam-macam konflik dan motivasi dibawah sadar telah ditunjukkan.
Manifestasi Klinik.
Lesi tunggal atau multiple, bilateral dan simetri atau pada tangan yang mudah dicari.
Morfologi yaitu bermacam-macam seperti metode-metode khusus namun ini berubah-
ubah secara aneh, sering angulated atau geometric, dengan permukaan nekrosis atau
garis lurus yang menyerupai dermatosis yang tak diketahui. (Gambar 3-1, 3-2, dan 3-3).
Gambar 3.1 (a) Dermatitis artefakta, erosi linier
dan bersudut dengan krusta yang dalam
Gambar 3.1 (b) Gambar close-up dari lesi dermatitis artefacta
Gambar 3.2 Dermatitis artefakta. Alur-alur linier bekas olesan cairan kaustik
Gambar 3-3, Dermatitis artefakta. ulkus soliter
pada punggung tangan; tendon tampak pada dasar.
Gambar 3.2 Dermatitis artefakta. Alur-alur linier bekas olesan cairan kaustik
Gambar 3-3, Dermatitis artefakta. ulkus dengan bentuk berubah-ubah
tampak pada lengan bawah pria.
Lyell telah membuat ringkasan spektrum yang luas dari modalitas yang biasa dipakai
dan telah menekan “hollow history” yang khas dan belum didapatkan gambaran pertumbuhan
lesi. Meskipun dari pihak keluarga pasien mungkin merasa kecewa dengan hasil medis yang
didapatkan, pasien tetap tidak terganggu dengan lesi yang memburuk secara nyata dan
memicu sakit nyeri. Pasien tampak kooperatif, tapi perjalanan penyakit yang terus
menerus menghalangi kepatuhan ini , menolak bertangggung jawab dengan sindroma
yang dialami ini .
riset khusus dan Laboratorium
Hitung jenis, serologis kultus, pada masalah -masalah inokulasi septic. Biopsi mungkin sesuai
untuk dermatosis khusus tapi negative untuk study konfirmasi.
Patologi.
Penemuan mikroskopik sama dengan modus operandi.
Diagnosa dan Diagnosa banding
Infeksi, gigitan arthropoda vasculitis, penyakit vaskuler kolagen, dan koagulopati
paling mirip. riset ini diindikasikan melalui morfologi yang akan diusahakan, hanya
sebab suatu riset selanjutkan akan mengalihkan fokus dari masalah psikiatri.
Diagnosa tak melalui pengecualian, namun berdasar pada morfologi , afek dan
kepribadian pasien, penyakit yang tak jelas sebelumnya, dan stress psikososial saat ini.
Sebaliknya, bila lesi faktisial terjadi sebagai bagian dari psikosis dan pasien tak menyangkal
responsibilitas pada lesi.
Pengobatan
Dewasa
sebab pasien ini mengemukakan keinginannya dalam bentuk psikosomatik, komunikasi
efektif dengan seorang dokter seperti empati mungkin mengurangi keinginannya untuk
menciptakan penyakit. Keinginan singkat yang sering berpura-pura melihat terapi topikal,
membolehkan suatu terapi gabungan untuk perkembangan dalam untuk ketidakadilan
lingkungan. Pasien ini akan membandingkan pengalaman sebagai pengobatan atau serangan,
hal ini dapat memicu bahaya persekutuan tindakan yang mutlak. Pengenalan empati
dari kebohongan yang terbatas oleh sakit yang akan didiskusikan pada stress saat ini dan
lama kelamaan membuat masalah rujukan psikiatrik tak terpecahkan, pengakuat bahwa
penyakit itu sendiri merupakan stress mungkin membuat pasien menyetujui rujukan.
berdasar dengan depresi atau episode pendek psikotik memerlukan terapi obat-obatan,
tapi bahkan tidak adanya indikasi yang nyata, obat-obatan psikotropik yang sering dapat
membantu.
Anak-anak
Durasi pendek dari penyakit dan orang tua dengan adanya rasa empati memungkinkan
dokter untuk mengadakan pendekatan, sering melakukan kontrol singkat dapat menambah
dorongan, membantu orang tua mengidentifikasi dan meringankan stress dan menyelesaikan
kecemasan-kecemasan anak-anak melalui perkataan. Bila keadaan memungkinkan, perlu
evaluasi keluarga oleh seorang ahli psikiatrik anak atau psikoanalisis, sebab penyelesaian-
penyelesaian fisik dan emosional sepanjang hidup. Terapi keluarga, psikotik individual atau
psikoanalisis untuk orang tua dan anak-anak mungkin direkomendasi untuk memastikan
proteksi yang seharusnya dan terapi adekuat.
Prognosis
Dewasa
Prognosis ditentukan melalui psikopatologi, kurangnya perbaikan pasien-pasien yang
memiliki gangguan-gangguan durasi pendek mungkin sanggup untuk melepaskan ini dengan
pertolongan empati dorongan. Dimana formasi gangguan disebabkan sebab tidak
terputusnya konflik bawah sadar, seperti pada pasien-pasien neurotic, “insight-oriented
psychotherapy” diperlukan dan berhasil. Untuk kepribadian “borderline”, penjelasan
faktisiusnya dekat pada kehidupan, dengan pencetus kekambuhan melalui lingkungan masing-
masing atau stress intrapsikis. Meskipun beberapa pasien mungkin mendapat untung dari
psikoterapi intensif jangka panjang, hidup perbaikan biasanya terjadi hanya bila keadaan
terganggu.
Anak-anak.
Meningkatnya maturitas atau kematangan dan edukasi orang tua membantu
mewujudkan prognosis yang baik bila gangguannya baru mulai dan PEMICU stress
teridentifikasi, gangguan sering dilepaskan tanpa orang tua atau responsibilitas pengakuan
anak. Prognosis juga bagus pada masalah -masalah yang lebih menetap bila psikotik yang layak
dapat dimulai. Anak itu dikuasai untuk kesalahan fisik dan emosi yang berat, meskipun akan
ditakdirkan untuk sakit psikogenik kronik rekuren jika tak segera dan perantara psiko
sosial yang kuat dimulai.
Compulsive Habits.
Lesi-lesi faktisius dari perbuatan disengaja, pengulangan, tak terkontrol termasuk
ekskoriasi neurotic, lilunsimpleks kronikus, prurigo nodularis, trikotilomania, onikotilomania,
liplicking dermatitis dan sebagainya.
Gambar 3-4 Compulsive habit. Dermatitis perigral, sekunder terhadap jilatan bibir,
Aspek Sejarah
Ademson, Pussy, dan Senear, Mckee, dan Michelson memberi pengertian awal dari
ekskoriasi, sedangkan Halloppeau memperkenalkan perangai kompulsif dari trikotilomania,
hanya saja akhir-akhir ini kelainan ini telah dihubungkan terhadap patologi obsessive-
kompulsive. Ekskoriasi neurotic dan trikotilomania akan dianggap tersendiri atau terpisah.
Ekskoriasi Neurotik.
Epidemiologi. Meskipun terjadi pada semua usia, kebanyakan masalah -masalah berat dan
rekalsitran mulai pada dekade ketiga sampai kelima.
Etiologi dan Patogenesis
Konfigurasi kepribadian yaitu obsessive-compulsive, rigid atau kaku, perfeksionistik,
gangguan mental (penuh peritimbangan), kontroling dan khawatir untuk berbuat salah,
pasien ini jarang tersentuh dengan perasaan dan serangan bawah sadar yang sulit dicapai.
Serangan ini sering berasal dari tak terputusnya perasaan kepada orang tua. Gangguan-
gangguan mengandung kecemasan yang dihasilkan bila bekerja agresif mengancam
permukaan. Depresi yaitu tanda umum. Serotonin tampak sebagai neurotransimter yang
rumit dalam formasi gangguan. Satu patologi berspektrum luas ditemukan secara tak
sengaja, berkisar dari satu gangguan neurotic yang timbul hanya dibawah stress terhadap
atau pada pasien yang tak sanggup berfungsi sebab tingkah laku kompulsif menganggu
setiap aspek kehidupannya.
Manifestasi Klinik.
Beberapa pasien linglung, tapi biasanya lesi-lesi incidental masing-masing terpisah
seperti acne “acne exorice”. Folikulitis, atau gigitan serangga, tipe ini tidak umum, mungkin
episodic atau terus menerus, dan dapat dikenal sebagai kebiasaan sederhana. masalah -masalah
lebih berat sering mulai pada pertengahan kehidupan. Lesi-lesi yang mulai sebagai suatu
papel urtikaria atau yang dihasilkan pada kulit normal berkembang melalui pengulangan
robekan, mengkilat atau tercungkil menjadi bulat oval atau ekskoriasi linier, distribusi
bilateral dan simetik dalam riset atau pemeriksaan tangan. Biasanya timbul pada saat
sebelumnya dan tempat yang biasa, dan tekanan yang tak tertahan dialami oleh pasien bila
memperhatikan secara hati-hati terhadap semua lesi yang mengganggu. Tak diketahui apa
yang mendorong mereka untuk melukai diri mereka sendiri, pasien-pasien menjadi malu dan
terhina oleh kurangan kontrol mereka. Satu spektrum dari stadium evolusioner tampak atau
muncul serentak, dari ulkus superfisial sampai dalam hiperpigmentasi atau tapi hipertropik
sampai nodul-nodul yang hipertropik bila sembuh, macula hipo atau hiperpigmentasi, dan
jaringan parut atropik. (Gb 3-5)
Gambar 3-5. Ekskoriasi neurotic. Lesi tampak pada semua stadium evolusi.
Laboratorium pemeriksaan khusus. Tidak ada.
Patologi
Tidak spesifik dengan bermacam-macam stadium lesi.
Diagnosa dan Diagnosa banding.
Penampiln yang depresife, kepribadian kompulsif, morfologi klinik, dan penjelasan
mengenai PEMICU stress akan diperoleh suatu Diagnosa yang positif. Tidak ada penemuan
PEMICU kutaneus atau internal yang mendasari.
Terapi.
Terapi tergantung pada perkiraan dokter dan beratnya gejala. sebab gejala obsesif-
kompulsif tampak dikaitkan dengan serotonin, obat anti depresan yang secara selektif
menghambat reuptake serotonin dilaporkan memberi respon yang paling menyenangkan.
Hasil yang baik dilaporlan dengan clomipramine dan fluoxetine, doxepin mungkin juga
efektif. Beberapa pendekatan tingkah laku dilaporkan berhasil, namun studi kontrol dengan
follow up adekuat tetap diusahakan. “Insight-Oriented Psycotherapy” dan psikoanalisis
memiliki tempat dalam terapi. Terapi dermatologis yaitu simtomatik.
Perjalanan penyakit dan prognosis.
masalah -masalah ringan durasi pendek mungkin diatas dengan tindakan topikal, dorongan
empati, dan doxepin dosis anti pruritic. masalah -masalah yang lama pada pasien-pasien yang
memiliki kepribadian tetap dan yang tidak berminat pada “long-term psychotherapy”.
Terapi tingkah laku mungkin bermanfaat. Cara ini meskipun singkat dan sangat efektif,
memperhatikan gangguan yang jelas dari pada faktor-faktor psikopatologi dan kepribadian
yang mendasarinya, sehingga membuka kemungkinan kambuh kembali. Anak-anak dan dewasa
muda yang terkena secara berat, paksaan mungkin merupakan sentuhan dari gunung es, dan
disini terapi “insight oriented” mungkin menghalangi berkurangnya penyesuaian
penyelesaian-penyelesaian terhadap konflik yang tidak terpecahkan dari keadaan kemudian,
gejala-gejala kutan akan diselesaikan “pari passu” dengan bantuan terapi yang lain.
Penulis menyediakan clomipramine dan fluoxetine untuk gejala-gejala berat yang lama,
khususnya pada pasien-pasien tua yang depresi, 50% perbaikan gangguan dapat ditunjukkan,
namun obat harus terus menerus dalam waktu yang lama.
TRIKOTILOMANIA. EPIDEMIOLOGI
Meskipun menjumpai persilangan spektrum penyakit psikitriatik dalam praktek
dermatologi trikotilomania biasanya pada individu untuk gangguan tidak terkontrol. Puncak
onset pada masa anak-anak kadang-kadang sebelum 18 tahun. Terutama pada wanita dengan
perbandingan pria : wanita yaitu 1:5, kebanyakan laporan publikasi menyangkut wanita.
Etiologi dan Patogenesis
Modulasi emosional optimal dan pemisahan konstelasi lobus dari ibu tidak berkembang
pada pasien-pasien ini sebab suatu kesalahan susunan keluarga yang khas. Ibu tidak biasa
ambivalen, intrusive, penuntut dan tidak konsisten, sedangkan ayah tidak terlibat secara
emosional. Penemuan ini disangsikan namun penulis menemukannya secara sangat konsisten
seperti suatu miliu emosional merintangi perkembangan mekanisme adaptasi untuk
pelepasan ketegangan kontrol yang buruk dan tak terselesaikannya kemarahan bawah sadar
kemudian. Satu cara untuk menurunkan ketegangan dengan mencabut rambut. jika
rambut atau bahan yang telah dipakai untuk menenangkan diri selama bayi. Pada masalah
persistan satu spektrum kelainan-kelainan tingkah laku sering dikaitkan, ini termasuk
menghisap ibu jari, memotong kuku-kuku sedikit-sedikit, penampilan sekolah yang buruk dan
hubungan yang buruk dengan orang sebaya dan keluarga. Pengaruh wanita disebabkan pada
makna psikologis anak-anak perempuan dalam kehidupan emosional ibu. Macam-macam
konflik rasi bawah sadar dan arti simbolik telah dihubungkan pada trikotilomania, dan
ditunjukkan hubungan terhadap obyek transisional.
Manifestasi Klinik
Scalp rambut sangat sering terjadi, demikian juga pada rambut ketiak, bulu mata
ataupun rambut pubis, mungkin tertarik secara melingkar, bergelombang, ataupun secara
sentrifugal. Lesi biasanya terjadi secara tunggal, namun mungkin sangat besar, dan
mengandung rambut yang tidak sama panjangnya, yang memberi rasa bristle-like
terhadap palpasi lelaki. Plucking mungkin ditentukan pada suatu waktu dan tempat, dengan
manipulasi ritual sebelum jambakkan rambut hingga rontok, atau ingesti ingesti mungkin
dapat memicu permulaan obstruksi dari trichobezoar. masalah -masalah relaksitrans yang
sangat sering terjadi yaitu pada permulaan usia dewasa; diikuri rasa malu maupun
kebingungan memicu penolakan yang hampir menyeluruh.
Pengamatan Khusus dan Laboratoris. Tidak ada
Patologi
Pertumbuhan rambut secara normal terjadi tersebar diantara folikel-folikel yang
kosong pada lapisa dermil noninflamasi. Pertumbuhan kembali dari rambut yang terpotong
dapat memiliki konfigurasi “corkscrew”.
Diagnosa dan Diagnosa banding. Morfolofi, konfigurasi kepribadian, susunan
keluarga maupun perilaku yaitu merupakan sauatu Diagnosa . Infeksi jamur, alopecia
areata, dan penyakit inflamasi scalp yang seharusnya diatur jarang terjadi. Balut tertutup
untuk menunjukkan pertumbuhan rambut jarang sekali diperlukan.
Terapi: Penanganan ini terlihat seperti ekskoriasi neurotic
Perjalanan dan Prognosis:
Episode “Transcent stress related” pada masa anak-anak berespon terhadap
dorongan, edukasi orang tua, dan peningkatan kematangan. Indikasi dan pembatasan tingkah
laku yaitu seperti ekskoriasi neurotik publikasi terbanyak melaporkan masalah -masalah
kejadian dengan follow up terbatas satu riset menunjukkan 90% gangguan berkurang
pada 19 tahun 22 bulan. Hipnosis juga dilaporkan berhasil. Clompramine dan fluoxetine
mengontrol gangguan, meskipun antidepresan lain dilaporkan berhasil dalam menekan pasien.
Tanpa pengobatan masalah anak-anak atau dewasa muda mungkin berlanjut sepanjang hidup,
dengan remisi dan eksaserbasi, psikoterapi atau psikoanalisis memberi prognosis jangka
panjang terbaik. 4 pasien yang menunjukkan “insight oriented psikoterapi”, disamping 6
penilaian penulis, menghilangkan gejala lama mereka.
Obsesi dan Kompulsi lain
Psikopatologi, evaluasi dan pengobatan kompulsi kutaneus lain dan bermascam-macam
kekhawatiran obsesi tentang pengaruh kulit atau PEMICU cacat yang serupa garis-garis
panjang.
ASPEK PSIKIATRIK PENYAKIT DERMATOLOGIS
Pruritus
ada bukti yang bagus bahwa gatal yaitu “sensation ipso facto”, dengan
mediator-mediator dan cara transmisi yang khas. Stress memicu pruritus mediator
banyak jalan/cara secara sentral, opioid peptide memblok nyeri tapi meningkatkan gatal:
secara peripheral, histamin beberapa polipeptida dan mediator-mediator inflmalasi lepas
melalui mekanisme stress dapat memicu gatal. Gatal pada awalnya dikurangi dengan
stress. Respon histamin terhadap suntikan epinefrin bervariasi sesuai dengan faktor
psikososial dan ciri khas neurotik, padahal situasi kehidupan yang tak dapat dikontrol dan
tidak dapat diduga memungkinkan terjadi pruritus melalu aktivasi jalur opioid. Faktor
pembantu lain yang memungkinkan terjadi stress masuk perubahan hemodinamik,
bermacam-macam temperantur kulit, dan respon keringan. Aktivitas kognitif dilaporkan
mempengaruhi sirkulasi darah di kulit dan merangsang gatal. Menggaruk salah satu respon
kebiasaan terhadap stress, mungkin menambah masalah.
Sebagai hasilnya, beberapa dermatosis pruritik mungkin dicetuskan oleh stress, jika
“adaptive coping” dan mekanisme “tension release” tak pernah berkembang. Ini merupakan
bukti yang baik pada pasien psoriasis dan dermatitis atopik.
Pruritus psikogenik generalisata
Bila penyakit dermatologi fisik dan tersembunyi disingkirkan, 10-50% dewasa dan
100% anak-anak dengan pruritus generalisata terDiagnosa sebagai pruritus psikogenik.
Psikopatologi yang mendasari pada kebanyakan pasien yaitu depresi, meskipun kecemasan
mungkin menonjil pada anak-anak. Salah satu konflik bawah sadar dilaporkan.
Pengobatan:
Empati, dorongan selama kunjungan singkat yang sering, dan tindakan topikal penting,
antihistamin, antidepresan, khususnya doxepin, dan psikoterapi berperan dalam pengobatan,
dan akupuntur dilaporkan efektif. Naltrexon, untuk antagonis opiate oral, berjasa pada
percobaan.
Pruritus Psikogenik Lokalisata
“Ambience” dan makna simbolik bawah sadar menambah etiologic multikfaktorial dari
pruritus pada daerah anogenital dan kulit kepala. Meskipun banyak literatur kuno dan
pendapat yang berbeda, pengalaman klinik penting untuk masukan emosional. Pada umumnya
depresi sebagai dasarnya. Prognosis baik jika semua faktor-faktor penyokong
dipertimbangkan.
Urtikaria Kronik
Deermografi yaitu salah satu komponen urtikaria kronik yang sering dan pada
persentase masalah -masalah yang mendasari/incipent (pasien sakit somatik), mungkin
merupakan pencetus pruritus. Meskipun salah satu vehicle awal untuk riset
psikosomatik, pendapat-pendapat berbeda seperti persentase masalah -masalah yang dianggap
psikogenik. Tak diketahuinya etiologic, meskipun, faktor psikologis sering memperjelas
gambar klinis, dan sesudah semua kondisi fisik yang berhubungan/terkait dihilangkan,
dilaporkan hanya 4% masalah sebagai pencetus dan salah satu spektrum konflik bawah sadar
mungkin ditunjukkan melalui gejala-gejala.
Nortriptyline dilaporkan berhasil dalam pengobatan, dan doxepin lebih baik dan kurang
sedative dibandingkan antihistamin konvensional. Hipnosis dan sugesti merupakan cara
pengobatan yang efektif sebagai psikoterapi, respon yang baik terhadap danazol dilaporkan
pada varian cholinergik. Walaupun untuk respon terapi, episode rekuren dapat diantisipasi
pada 50% pasien.
Sindroma Purpura Psikogenik
Dibedakan 5 kategori, namun untuk (pengelolaan) manajemen praktis cukup 3:
psikogenik, histerical (termasuk stigmata religious) dan faktisius, diantaranya, varian
faktisius dikelola seperti sindroma faktisius lainnya.
Gambaran klinik dari purpura psikogenik tetap luarbiasa. Didahului oleh operasi atau
trauma, kadang-kadang periode beberapa bulan, saat onset diketahui secara pasti ada
pasien. Dalam beberapa jam perubahan inflamasi, sangat nyeri, malaise, menggigil dan mual
dan muntah mengikuti dysesthesia lokal. Perdarahan pada kulit ini tak pernah dilaporkan.
Meskipun kadang-kadang sangat udema dan memar, kerusakan permanen jarang. Riwayat
kelainan hemoragik dan non hemoragik sebelumnya, prosedur operasi dan evaluasi
laboratorium menyatakan data obyektif yang luarbiasa. Stress biasanya memicu
wabah episodic pada wanita atau anak yang psikopatologi.
Lesi-lesi dihasilkan melalui sugesti dan dibawah pengaruh hypnosis. Biopsi menunjukkan
ekstravasasi eritrosit pada berbagai kedalaman dengan berbagai perubahan peradangan.
Pengelolaan ditunjukkan untuk perlindungan terhadap pasien yang rapuh ini dari riset
ulang dan campur tangan bagian bedah; dianjurkan kesabaran dukungan yang kuat dan
psikoterapi, antidepresan seringkali bermanfaat.
Mekanisme histerik dapat dilihat pada semua derajat psikopatologi; lesi-lesi yang memberi
arti simbolik bawah sadar yang ditimbulkan oleh mekanisme histerik terjadi pada sub
kelompok pasien purpura, termasuk stigmata religious. Penatalaksanaan seperti yang
tercantum diatas.
Alopesia Areata
Faktor-faktor tidak dipengaruhi oleh predisposisi genetik, mekanisme patofisiologi
tak diduga, atau berkaitan dengan kelainan autoimun, kontroversi ini disimpulkan oleh
penulis. Keterkaitan stress terhadap patologi autoimun dipertanyakan saat ini. Bukti klinik
dapat ditunjukkan untuk menyokong presipitant-presipitant psikologi pada alopesia areata.
Kehilangan dan perpisahan, depresi, atau keadaan stress 6 bulan sebelumnya kemungkinan
merupakan pencetus (alopesia areata) dengan profil kepribadian yang mudah rusak,
menunjukkan psikiatri dipertimbangkan untuk masalah -masalah yang berat atau menetap. Penulis
berpendapat psikoterapi efektif pada banyak aksus, meskipun banyak yang menemukan satu
tempat untuk antidepresan dalam pengelolaan.
Effluvium Telogen
Dua bentuk effluvium Telogen, akut berat atau tingkat rendah, mungkin dihasilkan
dari stress psikososial dan hilangnya stress akan diperhatikan bila terkena.
Sindroma Nyeri Atipik
Makalah Engel’s 1959 menujukkan pasien-pasien “masochistic hysterical pain prone”
ditandai bukti hubungan syndrome nyeri kronik dengan kelainan-kelainan depresif. Blumer
dan Helibron melukiskan salah satu kepribadian premorbid yang konsisten ditandai oleh
aktifitas fisik yang lemah dalam melayani yang lain yang ditutupi masochisme dan
ketergantungan nyerti gunakan untuk menjaga harga diri pada pasien ini, membantu
rasionalisasi stress yang tak menutup ketergantungan yang tersembunyi yang dapat
diterima mereka.
Nyeri fasial atipik, glossodynia, glossopyrosis, vulvodynia dan rasa terbakar pada kaki
DITEMUI pada praktek dermatologi, dan sindrom ini lebih sering pada wanita usia
pertengahan. Respon terhadap antidepresan memuaskan dan mungkin ditambah dengan
dosis kecil antispikotik.
Respon dari neuralgia postzoster tehadap obat-obat psikotropik menunjukkan
kemungkinan hubungan erat.
Penyakit kulit radang kronik
PEMICU dari pengaruh respon-respon stress fisiologis pada mekanisme radang dan
imun, ada kecenderungan untuk stress terhadap pencetus atau dermatosis yang
dicetuskan oleh stress pada orang-orang/individu yang merupakan predisposisi secara
genetik. Sebagian laporan mengenai proses infeksi, perhatian dipusatkan pada Psoriasis dan
Dermatitis atopic.
Psoriasis
Gupta dkk. Menyimpulkan perbedaan literatur pada aspek psikososial dari psoriasis.
Sedikit riset terkontrol, kebanyakan menggunakan alat-alat pelaaporan sendiri yang
mengabaikan pertahanan psikologis bawah sadar, dan beberapa hal yang diabaikan seperti
macam-macam pencetus stress intra psikis dan cara mengatasi individual. Meskipun hal ini
kurang memuaskan, ada sedikit keraguan yang pada beberapa pasien memainkan peran
penting dalam memicu penyakit, bahwa depresi; penyerangan secara langsung kearah
luar, dan biasanya ditemukan gangguan pikiran dan alkoholisme mungkin terlihat, pruritus
mungkin terkait dengan psikopatologi.
Secara eksperimen, pasien-pasien psoriatic menunjukkan perubahan psikologis dan
berespon terhadap stress fisiologi, ini mungkin memicu penyakit mereka melalui
sumbu pituitary-adrenocortical. Hubungan positif sedang (moderate) antara beratnya
penyakit dan distress psikososial dicatat; Farber mengaitkan salah satu rangsangan stress
mengeluaran substansial lokal pada proses penyakit. Ketidakmampuan untuk
mengekspresikan emosi secara verbal dan saat ini perkembangan awal sulit dikonfirmasi
pada pasien-pasien psoriatik.
Sebaliknya, perhatian saat ini dipusatkan pada impat psoriasis pada pasien . 60%
dari pasien, penyakit mulai sebelum usia 30 tahun dan 14% sebelum 10 tahun. Jadi
kronisitas, memerlukan perawatan terus menerus, dan gambaran oerbaikan fisik secara
pasti memengaruhi perkembangan psikososial pada banyak pasien. Perasaan terhadap
kecacatan, antisipasi pada penolakan, perasaan berdosa, malu, kebingungan.
Rasa nyeri ini akibat pilihan pekerjaan waktu yang senggang dari aktivitas dan sosial
dan fungsi seksual. Banyak pasien mengeluh kegagalan empati pada diri mereka dan
merasa tidak sama dengan dorongan dalam kesulitas penyesuaian psikososiak mereka.
Meskipun kelompok-kelompok pendorong, kelompok terapi, empati dan kecakapan; terapi
relaksasi dan hypnosis sangat membantu, akhir-akhir ini pengobatan dengan pendekatan
psiososial hasilnya luarbiasa.
Dermatitis atopik
Kemungkinan disatropik lebih dari kondisi lain, menunjukkan keseimbangan yang harus
ada antara kecenderungan pada faktor-faktor lingkungan, dan faktor-faktor psikososial
untuk memelihara kesehatan. Dermatitis atopic merupakan penyakit multifactorial, dan
peningkatan stress disatu pihak dapat mempercepat atau memperburuk gambaran klinis.
Bahwa keikutdan an faktor emosional telah ditunjukkan secara jelas dari Brocq dan
Jaquet’s soubriquet, “neurodermatitis”. Stakes, Wittkower dan Russel, Obemeyer dan
peneliti lain terdahuli, masing-masing mencoba menggambarkan tipe-tipe kepribadian
khusus. Beberapa penulis menunjukkan bawa stress psikososial dapat mencetuskan atau
menyebarkan penyakit. Keterangan ini telah disimpulkan oleh penulis.
Rogerson pertama tertarik apda kemungkinan hubungan ibu dan anak dalam atopik.
beberapa penulis mencoba untuk menemukan kualitas khusus yang negatif, penekanan
terlihat adanya permusuhan terbuka atau tertutup dan penolakan pada sisi ibu. Gil dan
Sampson, melihat pada lingkungan keluarga yang normal, menunjukkan bahwa gejala
hilangnya susunan keluarga, dimana ketidaktergantungan dipelihara dan diamati adanya
pertentangan besar atau moralitas yang kaku. Williams menunjukkan perbaikan jangka
panjang bila faktor penolakan maternal dikoreksi, dan penulis telah menguraikan satu
gerakan keluarga yang khas dalam masalah anak-anak yang tak menurut dan tampak nyata
perbaikan klinik secara bertahap penambahan pertumbuhan emosional melalui pendidikan
orang tuan dan pengertian yang mendalam.
Serangan awal terjadi selama tahun pertama kehidupan pada 60% dan 5 tahun
pertama pada 85% pasien, dimana observasi interaksi psikosomatik selama fase awal
perkembangan emosional. Yang sangat penting hubungan erat ibu anak untuk pertumbuhan
optimal dan perkembangan dan untuk penyesuaian dari pengaruh yang telah direncanakan.
Kegagalan dalam penyesuaian afektif dan atau salah satu disfungsional lingkungan keluarga
antara puncak kecemasan dan memacu pengeluaran tegangan empsional melalui jalur
somatik. Peningkatan kecemasan sering dilaporkan, dan dukungan untuk percobaan ini dapat
ditemukan pada kenyataan bahwa test psikometrik menunjukkan bahwa pada percobaan
derajat atopic dan derajat kecemasan dan peningkatan kehidupan autonomic lebih besar
dibandingkan control. Frustasi dan tidak meredanya amarah ditunjukkan sebagai pencetus
stress emosional. Ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi secara verbal, salah satu
kecenderungan kearah depresi, dan untuk satu insiden yang bermakna dari penyakit-
penyakit psikiatrik konk