diagnosa dermatologi 2

 





secara praktik sehari-hari. 

 

 Perkembangan Penting dari Persepsi Fungsi Kulit 

Pengalaman dermatologi pada awalnya berupa efek yang telah dicapai jauh pada 

perkembangan pertumbuhan fisik dan emosional dan selanjutnya predisposisi kearah 

ekspresi somatik dari kelelahan emosional. 

Kulit yaitu  jalur komunikasi antara bayi dengan karakter awalnya melalui kecemasan 

yang dapat diatur (dimodulasi). Jika modulasi tidak efektif diatasi sebelum usia saat mulai 

berbicara, kemampuan untuk mengekspresi kecemasan melalui mimpi fantasi dan bermain 

terhambat, dan ekspresi ini  akan melalui lintasan fisiologi, hal ini  memicu  

kecenderungan individu ini  kearah somatik.  

Daerah kortek sensorik yang mewakili bebagai bagian badan yaitu  plastik, berbagai 

keadaan yang parallel dengan perbedaan derajat stimulasi rabaan. Pengaruh persepsi kulit 

taktil ini terhadap perkembangan kemampuan keterampilan secara keseluruhan melalui 

stimulasi kulit normal/abnormal memicu  pertanyaan yang masih perlu dijelaskan. 

Persepsi kulit dari lingkungan dan dari perkiraan diri sendiri antara 1-4 tahun 

merupakan pola persepsi badan yang menonjol. Jika lingkungan emosional tak menyenangkan, 

persepsi badan ini mungkin tidak stabil/terpecah. Individu ini  mungkin selanjutnya 

menjadi kurban kekhawatiran obsesi tentang dilusi. Pecahnya kepribadian/keutuhan diri dan 

tidak jelasnya batas diri mungkin akibat dari keagalan empati terhadap bagian karakter 

awal selama usia tahun kedua. Individu ini  dapat menderita penyakit taktisial untuk 

mendapatkan eksistensinya dan untuk membuat jelas batas diri ini , gejala-gejala 

psikofisiologi dapat terjadi unntuk mempertahankan ketergantungan, sebab  ketertutupan 

emosional tidak tertoleransi. 

Kepercayaan diri yang positif dan kuat akan didapat bila karakter awal berespon 

positif dan empatik terhadap kelakuan kelakuan/tingkah laku bayi; respon ini  

 memicu  bayi ini  merasa berharga. Individu-individu yang kurang 

senang/bahagia, kepercayaan dirinya jelek dan dapat menjadi depresi sebagai kelainan 

dasarnya meliputi kelainan-kelainan yang cenderung nyeri, pruritus idiopatik, obsesi 

konvulasi dan dermatosis-dermatosis, inflamasi seperti psoriasis eksema. 

 

MEKANISME INTERAKSI PSIKOFISIOLOGIK 

Penyakit akan timbul bila stress, apakah stress fisik, emosional, atau lingkungan, pada 

individu-individu yang mengalaminya dan mengatasi dengan mekanisme pertahanan yang 

dapat dilakukan individu ini . Sikap yang diperlukan berkembang mempengaruhi hasil 

upaya mengatasi stress; sikap yang lebih diadaptasi lebih menguntungkan kesehatan. 

Stress-stress yang dapat diatasi yaitu  kurang patogen dibandingkan  stress-stress yang tak 

dapat diatasi. 

Tiga bentuk yang terlibat dalam transduksi pengalaman emosional kedalam reaksi 

fisik: 

1) Cara interaksi yang idiosinkrasi namun  bervariasi antara respon stress dari “sympatic-

adrenomedullary” dan respon stress dari “hypofiseal-adrenocortical” 

2) Pengetahuan imun yang disebabkan stress 

3) Neuropeptida 

  

Hubungan pasien-dokter 

Hubungan: 

Dalam dermatologi dimana individu sering berhubungan singkat saja. Hubungan dari 

pasien mungkin bukan merupakan suatu cara pengobatan. Setiap pasangan membawa 

harapan-harapan pada pertemuan dan sering menyangka bahwa hubungan ini  mungkin 

tidak disadari. Reaksi-reaksi ini  yaitu  cara awal interaksi dengan karakter utama; 

dengan bergabung mereka menjadi spontan dan merupakan bagian dari sikap masing-masing 

individu. Meskipun umumnya dipegaruhi oleh pengalaman hidup dan kematangan, sikap 

reaktif spontan ini dapat muncul pada pasien/dokter saat stress. Seseorang harus selalu 

ingat hal ini  dan mengatasi reaksi perasaan dirinya sendiri sementara pada waktu 

yang sama ikut merasakan apa yang dialami pasiennya. Kelakuan/tingkah laku dokter harus 

obyektif dan tepat terhadap situasi kulit saat itu, tidak melupakan hal-hal yang lalu. 

Komunikasi langsung, jujur, empatik dan respek akan membawa pasien langsung 

sehingga  memicu  pasien merasa lebih enak. Bila perasaan negatif atau kekurang 

percayaan terdeteksi, mereka harus diarahkan langsung dan tidak dibiarkan hal ini  

berkembang. Ketergantungan harus disadari, bantuaan beban, tingkah laku manipulasi harus 

disadari; tingkah laku ini  harus dibicarakan secara terbuka namun  dengan perasaan. 

 

Membuat rujukan psikiatrik 

Pasien-pasien yang datang pada ahli penyakit kulit sering tidak siap secara emosi 

untuk dirujuk ke psikiatri dan disiapkan untuk itu, sehingga rujukan tidak dianggap sebagai 

penolakan atau stigma/cacat. 

sesudah  laporan dibuat segera pasien diberi pengertian pelan-pelan tentang perlunya 

bantuan lebih lanjut dan secara lisan membuat kesadaran ini  sebagai bagian dibandingkan  

pengalaman dibidang penyakit kulit, menyadari cara yang gejala-gejalanya mengganggu 

aktifitasnya dan hubungan antar manusia; dan memperbaiki sendiri ketidakpuasan, frustasi 

dan penyakitan emosional yang telah dialami. Dan ini kemudian akan terbukti oleh pasien 

ini  bahwa konsultasi psikiatrik merupakan langkah logis selanjutnya. 

 

Obat-obat psikotropik dalam dermatologi 

Obat-obat psikotropik satu diantaranya menguatkan atau memblok neurotransmiter. 

Neurotransmiter-neurotransmiter dihubungkan dengan jalur neural spesifik, dan sindroma-

sindroma spesifik dengan neurotransmiter spesifik. Fenomena ini memungkinkan obat-obat 

yang efektif terhadap perkembangan terapi sindroma-sindroma spesifik melalui efeknya 

pada neurotransmitter yang relevan. 

 

Tiga klas obat psikotropik yang telah dipakai dalam Dermatologi 

1) Antidepresan, ini untuk mengeblok masuknya kembali sinaptik norepinefrin dan 

serotonin, neurotransmitter yang berhubungan dengan pengaturan afek. 

2) Antipsikotik, ini untuk mengeblok masuknya kembali sinaptik dopamine, transmitter yang 

berkaitan dengan tingkah laku emosional, koordinasi motor dan pelepasan hormone 

hipofisitropik. 

3) Tranquilizer, ini mengikat reseptor-reseptor gama amino butyric acid yang merupakan 

penghambat transmiter yang utama. 

 

ANTIDEPRESAN 

Dibagi dalam 3 grup; trisiklik, atipik, atau nontrisiklik anti depresan dan monoamine 

oksidase (MAO) inhibitor. MAO inhibitor meningkatkan jumlah pemakaian  nor epenefrin 

dan serotonin melalui hambatan enzim-enzim degradasi trisiklik antidepresan. Derajat 

trisiklik bervariasi untuk memproduksi sedasi, efek antikholinergik dan “blokade prefential 

uptake” dari epinefrin dan serotonin. Juga memiliki  potensi sebagai antihistamin. 

Doxepin, antihistamin yang sangat kuat akan dipakai sebagai prototipe. 

Trisiklik Antidepressan Trisiklik berbeda dalam tingkatan bagi mereka yang 

 memicu  sediasi, efek antikholinergik, dan blokade yang sering dialami reuptake 

norepineprin maupun serotonin. Mereka juga memiliki potensi antihistamin. Doksepin, 

antihistamin yang paling kuat, akan dipakai  sebagai prototip. 

 

Aturan dosis.  

Dosis antipruritik. 

Sebagai antihistamin, doksepin yaitu  800 kali lebih poten dibandingkan  difenhidramin. 

Tidak seperti efek anti depresan, efek antipruritusnya sedang. Dosis antara 10-25 mg 

sekali pada waktu tidur sampai 10 mg 3x sehari atau 10 mg pagi dan 25-50 mg waktu tidur. 

Krem topikal 5% juga dilaporkan efektif sebagai antipruritus. 

 

Dosis antidepresan 

Terapi dimulai dengan dosis terbagi, bertahap ditingkatkan sampai tingkat yang 

diinginkan, kemudian diubah menjadi dosis tunggal waktu tidur untuk mengurangi efek 

samping yang kurang menyenangkan. Dosis 50 mg 3x sehari dapat ditingkatkan bertahap 

sampai dosis total 150-200 mg selama 1-2 minggu, kemudian diubah menjadi sekali pada 

waktu tidur sebagai dosis yang dapat ditoleransi. Pasien yang agak tua hanya memerlukan 

50% dari dosis dewasa.  Jika satu obat tidak efektif dalam 3 minggu, dan diganti dengan 

obat lain dari kelas yang sama, Jika efek teraputik tercapai, dosis pemeliharaan 50-75%  

dari dosis teraputik sehari mungkin adekuat, Percobaan penghentian tiba-tiba mungkin 

 memicu  sakit kepala atau mual. 

Diperlukan perhatian bila memberi  obat pada anak-anak, sebab pernah dilaporkan 

adanya kematian mendadak. 

 

Obat-obat untuk gejala obsesif-kompulsif 

Serotonin yaitu  neurotransmitter yang dikaitkan dengan gejala obsesif kompulsif. 

Jika obat-obatan dipakai , akan dipilih anti depresan dengan aksi selektif pada reuptake 

serotonin, contohnya klomigramin, dosis untuk efek antidepresan. 

Efek samping, diperlukan 2-3mg untuk mencapai aksi teraputik, mengantuk dan efek 

anti kholinergik mungkin menjadi masalah pada awalnya tapi membaik sesuai dengan 

bertambahnya waktu. Fotosensitivitas dan kebutuhan karbohidrat dengan peningkatan 

berat badan jarang terjadi. Efek samping kardiovaskuler jarang terjadi namun  lebih 

berbahaya, ini termasuk postural hipertensi dan perpanjangan interval QT. Pemeriksaan 

fisik dianjurkan sebelum rangkaian antidepresan; ini meliputi tekanan darah posisi duduk 

dan tidur, EKG dan jumlah darah lengkap. Tergantung umur penyakit jantung EKG dilakukan 

tiap 6 minggu pada 6 bulan pertama. Resikonya jelas terutama pada dosis tinggi pada 

orangtua, riwayat penyakit jantung, atau mereka yang menggunakan obat lain yang 

mempengaruhi konduksi jantung. 

 

ANTIDEPRESAN ATIPIKAL (NONTRISIKLIK) 

Diantaranya, fluoxetine (Prozac) sangat berguna, obat ini secara struktural unik, 

merupakan inhibitor selektif pada uptake serotonin terutama tanpa pengaruh pada 

norepinefrin. Oleh sebab  itu mungkin dipilih untuk terapi obsesi atau kompulsi. Absorbsi 

tidak dipengaruhi oleh makanan, namun  oleh sebab  waktu paruhnya yang panjang, 

konsentrasi dalam plasma tidak lebih dari 6 minggu. 

Fluoxetin memiliki  kelebihan dari trisiklik: Dia menghasilkan sedasi minimal dan 

mungkin agak mengurangi rangsangan nafsu makan; tidak ada efek samping kardiovaskuler 

dan ditoleransi dengan baik oleh pasien-pasien geriatrik. Mungkin terjadi ansietas, 

insomnia, headache, gelisah, dan kadang sangat lelah. Laporan akhir-akhir ini mengenai 

keganasan yang reversible dangan gangguan pikiran yang merugikan pada sekelompok pasien 

yang sakit berat tidak dapat disingkirkan; pasien-pasien ini mendapat dosis yang tinggi; 

mereka juga mengeluh lelah, hypersomnia dan gelisah. Pasien juga dianjurkan untuk 

memanggil dokter bila mengalami terapi yang tidak menyenangkan. Fenoxetin diberikan 

pada pagi hari untuk menghindari insomnia. Dosis awal 20 mg dapat dinaikkan 40 mg 

selanjutnya 20 mg kapsul tengah hari, sesudah  2-3 minggu, jika respon tidak adekuat. 

 

Dibiarkan 6 minggu sebelum obat ini diputuskan tidak efektif. Waktu paruh yang panjang 

memberi  obat tanpa tepering sesudah  6 bulan bebas gejala. 

 

ANTIPSIKOTIK 

Dopamin yaitu  neurotransmitter yang dikaitkan dengan gejala psikotik seperti 

kepercayaan akan dilusi dan persepsi dan halusinasi. Dalam dermatologi fenomena ini 

DITEMUI  pada beberapa macam manifestasi dari psikosis monosimtomatis, hipokondria, 

kepercayaan dilusi terhadap perubahan struktur kulit dan diatesi halusinasi. Kapasitas yang 

lebih luas dari obat untuk memblok dopamine lebih kuat dari obat-obat uang memiliki  

efek antipsikotik. 

Pimozide (Orap), suatu definilbutil piparidin yaitu  suatu obat antipsikotik dosis 

rendah yang memiliki  potensi untuk memblok reseptor dopamine dan opiat. Selain 

memblok nyeri secara endogen opiat juga menambah sensasi gatal. sebab  kapasitasnya 

untuk memblok gatal sehingga membuat pimozide efektif pada pengobatan diastasis 

kutaneus dan dilusi. 

 

ATURAN DOSIS,  

Dosis 2 mg pagi dinaikkan dengan penambahan 2 mg tiap 1-2 minggu sampai maksimum 

8 atau 10 mg sampai terjadi perbaikan; ini biasanya beberapa hari sampai 2 minggu. 

Meskipun demikian diperlukan beberapa bulan untuk mendapat efek maksimal. Beberapa 

pasien dikontrol dengan 1-2 mg perhari, meskipun rata-rata perhari berkisar 4-6 mg/hari, 

kemudian dihentikan secara bertahap sesudah  6 bulan bebas gejala. 

 

EFEK SAMPING.  

Seperti obat-obatan antispikotik lain, pimozide mungkin menghasilkan beberapa efek 

antikolinergik. Blokade dopamine pada ganglion basalis mungkin  memicu  sindroma 

ekstrapiramidal, khas ditandai dengan ekspresi wajah yang datar, cara berjalan kaku, badan 

dan ekstremitas kaku salivasi, dan tremor “pill-rolling”, ini biasanya hanya 3-4 minggu dan 

berespon terhadap Bensotropin myselate (Cogentin) 0,5-1 mg 3x/hari. Blokade alfa 

adrenergik konkomitan mungkin  memicu  hipotensi postural. Walaupun penulis sadar 

tidak pernah ada laporan diskenesis “tardive” dalam literatur dermatologi, (kemungkinan 

disebabkan pemberian dosis yang rendah). Secara teoritis ini dapat terjadi, tampak 

beberapa korelasi antara insiden dan dosis total obat antipsikotik sepanjang waktu. Pada 

awalnya reversibel, saat ini tampak bahwa jika Diagnosa  dibuat secara dini dan antipsikotik 

dihentikan segera, perbaikan lambat dapat diantisipasi pada lebih 87% masalah . Sindrom ini 

prevalensinya lebih banyak pada wanita, usia tua, dan bersama-sama dengan penyakit lain  

secara medis, khas ditandai dengan gerakan mulut yang abnormal, dan gerakan khoreiform 

dari badan dan ekstremitas. 

         Meskipun pimizide merupakan penghambat penyaluran kalsium. Satu studi pada 40 

pasien hanya menunjukkan pemanjangan dari QT interval pada EKG; perubahan gelombang T 

nonspesifik juga pernah dilaporkan. Polifarmasi dengan obat-obat yang memperpanjang QT 

interval akan dihindari. Meskipun dipakai  dosis yang sangat kecil, EKG diulang tiap minggu 

pada bulan pertama atau 6 minggu, harus hati-hati bila menggunakan pimozide. 

 

TRANQUILIZER (ANGIOLITIK) 

Sebagian besar tranquilizer yang dipakai akhir-akhir ini yaitu  bensodiazepin, kasiat 

antisolitik berkaitan dengan afinitas obat-obat ini untuk reseptor bensodiazepin dalam 

otak. Mereka bekerja melalui peningkatan aktifitas penghambatan neurotransmitter gama 

aminobutiricacid. Tempat tranquilizer untuk dermatologi terbatas dan obat-obat ini paling 

bagus dipakai  unutk ansietas situasional episodik atau ansietas yang diikuti sakit fisik. 

Semua bensoziadepin berbentuk biasa, dan kronitsitas dari kebanyakan kondisi kulit 

yang ditimbulkan untuk ansietas membuat resiko ini nyata. Selanjutnya tidak semua tipe 

ansietas paling baik diterapi dengan obat ini . Contohnya komponen fisiologis dari 

ansietas, seperti takikardis, disines, tremor, berkeringat banyak, mulut kering dsb, lebih 

baik diterapi dengan beta bloker seperti propranolol. Sedangkan ansietas fobik, ansietas 

yang berhubungan dengan stress post traumatis, dan ansietas yang merupakan suatu bentuk 

kelaianan yang merupakan depresi primer lebih baik diterapi denga trisiklik anti depresan. 

 

pemakaian  CARA LAIN 

Cara nonkimia patut diteliti lebih luas, keuntungan yang diperoleh pasien, tidak harus 

mengeluarkan biaya dalam jangka panjang dan psikologi dan  fisik. 

 

PSIKOTERAPI 

Meskipun keuntungan dari terapi obat selalu ditambah bersama psikoterapi, ada  

beberapa pasien yang berespon terhadap psikoterapi saja, pilihan cara tergantung pada 

kecurigaan dokter dan tingkat psikopatologi. Sayangnya ini sulit untuk tidak dianjurkan 

mengobati jalannya antara telapak kaki yang ditandai dengan bermacam-macam “heterodoks 

un orthodoxies” dan kepastian terhadap suatu rujukan akan menguntungkan pasien. Ini 

untuk menarik dokter agar bersifat familier dengan dasar-dasar psikologi dan teori 

psikiatrik dan  untuk mengembangkan hubungan kerja dengan pemberi terapi dengan 

orang-orang yang memiliki  pandangan bersama dapat dibagi. 

Praktisioner dari latar belakang yang tak sejenis sebagai pekerja sosial, teologi dan 

edukasi, sebagaimana psikologi dan psikiatri, dapat mereka rencanakan sendiri sebagai  

pemberi terapi. Dan sayangnya tidak semua diberi “label terapi” benar-benar terapetik. 

Semua terapi legitimasi pada umumnya mereka mencoba struktur yang aman dimana pasien 

dapat menggali perasaan dan aksi dalam mengontrol arah tanpa menyangkut konsekuensi 

norma dari perasaan dan aksi. Seperti terapi dapat secara luas diklasifikasikan sebagai 

supportif, ekspresif, tingkagh laku, “insight oriented”, meskipun dalam praktek ada  

overlapping. 

 

PSIKOTERAPI SUPORTIF 

Pasien dengan patologi berat, seperti dilusi, halusniasi, atau penyakit faktisial pada 

umumnya secara psikologi fragil. Mereka memiliki  resiko dekompensasi dibawah stress, 

dengan kemungkinan 3 terapi ulang yang teratur lebih luas, dari kenyataan ini mungkin mulai 

terhadap lingkungan yang lebih besar maladaptasi. Untuk pasien ini terapetik merupakan 

satu dorongan kekuatan pasien, menyokong pertahaan pasien dan mensahkan perasaannya 

untuk mengurangi perasaan isolasi dan kerenggangan hubungan, ini akan membantu pasien 

untuk mendapat pilihan untuk menyeusaikan diri dan mendapatkan kemandirian pada saat 

yang sama. 

 

PSIKOTERAPI EKSPRESIF 

Terapi ekspresif tergantung pada perbaikan kecakapan dan ekspresi emosional. 

Fokusnya superfisial, interpersonal lebih baik dibandingkan  intrapsikik, dan problem-problem 

disampaikan pada tingkat kesadaran. Situasi mungkin dicari untuk keadaan spesifik; 

prosesnya mungkin tergantung pada ventilasi atau “abraction” untuk membebaskan dari 

kecemasan atau terapis dipertemukan untuk membesarkan ataupun memperdalam 

pengertian, jadi memungkinkan pasien untuk mengalami emosinya secara logis. 

 

TERAPI BEHAVIORAL 

Terapi behavioral meliputi aplikasi dari prinsip belajar untuk analisis dan pengobatan 

kelainan tingkah laku, ini difokuskan pada pola yang dapat dilihat dari tingkah laku yang 

agak menurunkan status mental dan pembinaannya. sesudah  analisa hati-hati dan lengkap 

dari respon adaptif yang merupakan kelainan, satu dari program terapi yang berbeda 

direncanakan. Masing-masing program termasuk satu kombinasi tingkat relaksasi otot yang 

dalam bersama dengan satu metode untuk mengurangi keadaan cemas dan  progresif, 

seperti desensitisasi sistemik, “floading”, atau bala bantuan positif. Dalam dermatologi 

terapi behavior telah dipakai terutama dalam terapi obsesif-kompulsif dan garukan. 

 

 

TERAPI KOGNITIF 

Terapi kognitif berdasar  pada asumsi bahwa keseimbangan psikologi sering timbul 

pada kesalahan dalam spesifik habitual dalam berpikir dan keadaan orang menafsirkan dan 

mengerti seperti keadaan-keadaan yang menentukan dan mengubah bagaimana dia berpikir 

dan berperan. Terapi berisi elemen-elemen dari behavior terapi, kemudian direncanakan 

untuk membantu pasien mempersempit area problem, menginterpretasikan lebih realistis 

dan berlatih lebih adaptif dan berespon terhadap orientasi nyata melalui medium tugas 

pekerjaan rumah. Tipe terapi ini pendek, pendekatan orientasi problem yang mungkin 

menolong pasien yang cukup utuh secara psikologi untuk mengerjakan pekerjaan antara dua 

session. Meskipun ini tidak mempengaruhi struktur personalitas atau efek perubahan 

intrapsikik. Terapi kognitif telah efektif yang terapinya meningkatkan fungsi individual 

secara relatif dengan tipe situasi cemas, depresi, dan pengertian kronik yang pasti. 

 

Insight -oriented atau psikoterapi dinamik 

Berlawanan terhadap terapi diatas, psikodinamik atau “insight oriented 

psychotherapy” berpusat pada elemen-elemen intra psikis yang dapat diikuti kembali 

kemasa anak-anak, dapat memfokuskan pada tingkah laku maladaptif eksternal bahwa 

berdasar  kegagalan transaksi interpersonal elemen-elemen intra psikis ini berlanjut 

pada jalannya atau kerjanya sebagai kesalahan adaptasi kekuatas motivasi bawah sadar 

dalam kulit saat ini. Tidak terpecahkan konflik bawah sadar memicu  kecemasan bahwa 

gerakan tingkah laku direncanakan untuk meringankan. Yang termasuk “Insight oriented 

psychotherapy” antara lain psiko analisis, bukan merupakan problem orientasi namun  

merupakan perbaikan kepribadian melalui perubahan intrapsikis. Distorsi dari persepsi 

dikoreksi, dan akibat atau hasil perbaikan fungsi dan peningkatan nilai hidup mengurangi 

stress intrapsikis dan  memicu  penanganan yang lebih baik terhadap stress lingkungan. 

sebab  selama terapi ini  memicu  regresi psikologikal dan kerusakan struktur 

pertahanan yang mengadaptasi, indikasi mereka pada individu yang memiliki  kekuatan 

yang adekuat untuk mempertahankannya, individu-individu ini harus memiliki  keyakinan 

pada realitas suatu kemampuan untuk memahami. Satu tingkat fleksibilitas, toleransi pada 

frustasi dan kontrol terhadap rangsangan-rangsangan. Dalam dermatologi, cara ini 

ditujukan pada terapi gejala-gejala obsesif kompulsif, keadaan gejala depresi dan beberapa 

dermatosis yang dicetuskan oleh kecemasan. Mereka juga bermanfaat pada pasien dengan 

kelainan kepribadian seperti dermatosis artefakta, meskipun terapi ini pada pasien seperti 

ini perlu waktu lama dan sulit. 

Tergantung dari sekolah mana ahli mengobati berbeda secara bermakna pada 

efektifitas mereka, beberapa diantaranya secara konsisten menghasilkan hasil yang lebih 

baik dibandingkan  yang lain. 


CARA LAIN 

Hipnosis 

Dalam hipnoterapi pasien dimasukkan dalam stadium relaksasi yang dalam dimana dia 

menerima suatu sugesti dan pengaruh orang yang menerapi. Sejarahnya, hipnosis merupakan 

suatu cara eksperiman dari bermacam-macam riset  psikosomatik awal, misalnya respon 

hipersensitivitas tipe cepat dapat ditekan untuk hipnosis dan respon seluler diatur. 

Hipnoterapi telah dipakai  untuk terapi pruritus, veruka, dan trikotilomaniaterapi hasilnya 

sulit dievaluasi dan sugesti hipnotik hilang efeknya dengan berlalunya waktu. 

 

Biofeedback 

Melalui cara ini dilatih secara sadar membuat perubahan dalam keadaan fisiknya pada 

respon terhadap timbal balik visual atau audio yang diberikan untuk instrumen bioelektrik. 

Tehnik relaksasi merupakan bagian yang perlu dari latihan ini  dan usaha mengatur 

diri sendiri hal-hal seperti kecemasan dan komponen psikologinya, berkeringat, respon 

vaskuler dan gatal dapat dilakukan. Keberhasilan telah dilaporkan 70% pada pengobatan 

fenomena raynaud’s. Biofeedback ini telah dipakai  pada hiperhidrosis, pruritus, dan aksi 

kompulsifkutan misal pada trikotilomania. 

 

Kelompok Pendukung 

Kelompok pendukung masuk diantara pasien-pasien ada  beberapa  format yang 

berbeda, kelompok ini  mungkin “open” (terbuka) dianjurkan hadir untuk setiap pesta 

yang menarik dan bila mereka senang atau terbatas hanya untuk orang-orang tertentu saja, 

mereka mungkin “open-minded” terus menerus berlanjut berdasar  pada suatu dasar 

kelanjutan atau terbatas pada acara-acara tertentu saja, mereka mungkin juga secara 

mudah untuk dukungan sosial dan emosional atau mereka memiliki  tujuan pengobatan 

tertentu, dibawah pengawasan pimpinan atau fasilitator, kelompok tertutup terhadap 6-7 

partisipan bertemu tiap minggu, untuk kemungkinan 10 acara yang setiap acara 1 setengah 

jam, sehingga memberanikan keakraban kelompok dan beberapa efek terapentik. Kelompok 

terbuka dengan suatu jadwal “open-endeed” dan mungkin bertemu setiap bulan, sehingga 

membuat partisipan merasa diterima dan merasa kurang terisolasi, mereka memberi  

dukungan emosional seperti forum untuk edukasi tentang penyakit tertentu dan pertukaran 

tehnik-tehnik mengatasi diantara pasien-pasien. namun  kelompok demikian kurang 

kekakrabannya dan kurang memenuhi tujuan psikoterapi. Kelompok-kelompok digabungkan 

bersama satu dokter (terapist) dan pasien telah bertemu dengan beberapa hasil yang 

dicapai. Saat ini ada  kelompok-kelompok pendukung untuk beberapa luad antara lain 

iktiosis, alopesiaareata, psoriasis dan ektiema. 

 

 

TABEL 3-1 KLASIFIKASI PENYAKIT PSIKOKUTANEUS 

I. Gangguan-gangguan psikiatrik yang muncul di kulit 

A. Dilusi dan Halusinasi 

1. Dilusi parasitosis 

2. Dilusi dismorfik dan halusinasi 

B. Sindroma faktisiosa 

C. Obsessional concern 

D. Compulsive habits 

1. Trikotilomania 

2. Neurotik excoriations 

3. Kurangnya contoh-contoh umum 

II. Gangguan-Gangguan Dermatologis bermakna yang berkaitan dengan stress 

A. Psikogenik pruritus 

B. Urtikaria kronik 

C. Sindroma psikogenik purpura 

D. Alopecia aerata 

E. Telogen effluvium 

F. Sindroma nyeri atipikal 

G. Dermatosisi inflamatori kronis 

III. Rekasi-Reaksi Somatopsikis 

 

GANGGUAN PSIKIATRIK YANG MUNCUL PADA KULIT 

Delusi dan Halusinasi 

Fenomena ini bila konsisten dan terus menerus merupakan patognomanik dari psikosis. 

Isi pikiran mungkin penuh dengan serangga, kutu atau cacing-cacing atau mungkin kesalahan 

persepsi dari gangguang struktur atau fungsi kulit. Timbulnya tanpa rangsangan dari luar, 

kepercayaan ini  sangat kuat dipegang oleh pasien dengan berbagai alasan. Evaluasi 

dan terapi yaitu  satu bentuk (uniform) menghilangkan isi pikiran, terapi efekti 

memerlukan Diagnosa  psikiatrik yang akurat. Tabel 3-2 daftar kelainan-kelainan medik 

psikiatrik yang mungkin ada dengan suatu investasi penuh dengan paraasit. 

 

Delusi Parasitosis (Ekbom’s Disease) 

Aspek-aspek sejarah. Pertama diuraikan oleh Thieberge tahun 1984. Ekbom 

menemukan sindroma dan menamakan dengan nama itu. Sumbangan penting oleh Skott dan 

Lyell telah menerangkan “delusional nature” dan epidemiologi, sedang Munro dan yang lain 

menjelaskan etiologi. 

 

 

Epidemiologi 

Keadaan ini jarang, Lyell membandingkan ratio pria terhadap wanita 1:1 dibawah 50 

tahun, dan 1:3 diatas 50 tahun, rasio rata-rata 1:2. Meskipun awalnya mungkin pada usia 

sesudah  adolesens, insiden tertinggi antara 50-80 tahun, dengan puncak pada akhir 60 an. 

Etiologi dan Patogenesis 

Pruritus atau paraestesi yang berasal dari lingkungan atau somatic, contoh xeros 

senilis, elektrisitas static, penyakit-penyakit sistemik atau  suatu terapi terdahulu atau 

sebelumnya, mungkin mengarah pada status delusioal yang berkepanjangan. Isolasi sosial, 

visual, atau perbaikan auditori dan stress psikososial saat itu mungkin merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi. Bayangkan relative mungkin mengikuti kepercayaan delusional 

pasien dalam suatu “folie a deus” 

Manifestasi Klinis 

Kecemasan dan “pre occupation” yang pelik dengan kepercayaan delusi yang meonjol. 

Pasien sulit untuk melaksanakan dan ragu atau takut mengatakan secara detail morfologi, 

“life cycle” dan kebiasaan khas dari parasite pribadinya dan tahap-tahap “Herculian” 

diberikan untuk menghilangkkanya dari diri mereka. Banyak “Specimens” terdiri dari debris, 

lint, atau bagian-bagian dari serangga terbang yang dikemukakan dan banyak dokter, 

entomologists dan “pest Control Companies” terdahulu dicemooh. Secara khas, perabot dan 

pakaian yang dikurangi sehingga sedikit mungkin pergantian tempat tinggal, dan keluarga 

dan  teman-teman jauh dari kontaminasi. Suatu logika internal menunjukkan uraian 

terperinci dan dibuat tahapan-tahapan. 

Disamping keputusasaan dan frustasi, “Paranoid Rage” dirahasiakan sedikit, proyeksi pada 

parasite-parasit eksternal dan agresi internal dan dosa atau kesalahan yang mendasari 

kepercayaan delusional. 

Penyelidikan pada kepribadian premorbid mungkin memperlihatkan kecemasan kronik dan 

paranoid, schizoid, atau sifat obsesional. Lesi kulit seperti ekskoriasi, papula yang tergaruk 

atau bekas garukan mungkin tampak atau tidak; namun  dermatitis iritan sekunder terhadap 

kaustik, abrasive dan insektisida yang telah dipakai  pasien sering ditemukan. 

 

LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN KHUSUS 

“Specimen” haurs diperiksa secara mikroskopis dan riset  dapat dilihat pada table 

3-2. Garukan pada skebies atau biopsy mungking jarang diperlukan. Semua akan negatif. 

 

 

  

PATOLOGI. Lesi-lesi, bila tampak tidak spesifik. 

Diagnosa  DAN Diagnosa  BANDING. 

Gambaran klinis tidak ada kelainan, yaitu dengan gejala hipokondriasis dengan dilusi 

yang berbatas tegas (lihat tabel 3-2) dan fungsi pada umumnya baik dalam aspek kehidupan 

mereka, meskipun pada pasien skizofrenik dilusi parasitic merupakan bagian dari suatu 

kompleks dan kelainan yang menjalan dari pikiran atau persepsi. Dysporic atau sindroma 

bipolar dilakukan Diagnosa  melalui Riwayat terapi, gambaran klinik. Pada pasien obsesional, 

intensitas ketidakgoncangan kepercayaan yaitu  tidak cukup dan kehidupan pasien, jangan 

pikiran konsumsinya hilang total. 

 

TABEL 3-2 Diagnosa  Diferensial Pasien yang Dikeluarkan 

Dengan Adanya Infestasi Parasit 

I. Infestasi Parasit Benar 

II. Penyakit Somatik 

A. Psikosis toksik (alkoholm amphetamine, cocain) 

B. Obat-obatan (glukortikoid, metilphenidate) 

C. Organik brain sindrom 

D. Penyakit ginjal, diabetes, penyakit herper, ilmfoma, pellagra, defisiensi 

vit.B12, defisiensi as. Folat 

III. Obsesional Fears-Pasien yang merasa khawatir bahwa mereka bisa mengidap 

parasite, namun pada saat yang sama diketahui bahwa mereka tidak 

mengandungnya 

IV. Phobik fears.  Pasien yang menghindari kontak dengan orang atau subyek yang 

tidak terinfestasi parasite 

V. Kepercayaan dilusional benar-fenomena halusinasi – pasien yang ‘mengerti’ mereka 

memiliki parasite yang dapat mereka ‘lihat’ dan digambarkan dengan rinci. 

A. Psikosis hipokondiakal monosimptomatik 

B. Schizofrenia paranoid 

C. Gangguan affektif bipolar 

D. Gangguan depresi major 

E. Psikosis Induksi 

 

Terapi  

penyakitan yang amat sangat dan beban hidup, meskipun demikian, jelas keyakinan 

pasien bahwa merupakan psikiatrik tetap ditolak untuk mengulang riset  hanya 

menentukan kesalaham kepercayaan lebih jelas. Pasien dalam penyelidikandan sebenarnya 

percaya apa yang dilaporkan , pertamuan terapetik akan diakhir jika dokter dapat empati 



dan mensyahkan pengalaman yang menyakitkan ini . Bertentangan dengan isi delusi 

yang “Counter Productive”, isu ini akan dikesampingkan, sering kunjungan singkat diatur 

untuk dorongan dan penemuan jalan yang bijaksana sehingga pasien menerima suatu resep 

untuk pengobatan. Terapi topikal simtomatik, sebab  gejala ini mencerminkan psikosis dan 

sebab  gejala psikotik hubungan reseptor dopamine, obat yang wajar akan menghentikannya. 

Pimozide yaitu  obat pilihan dan mungkin sebab  jumlah kapasitas untuk menghentikan 

reseptor-reseptor opioid dan menjadi sensai gatal. Haloperidal mungkin juga efektif. Suatu 

antidepresan mungkin diresepkan, sendiri, atau bersama pimozide, dimana diindikasikan. 

 

Perjalanan dan Prognosis 

Bila tidak diterapi, keadaan kaan menjadi kronik. 60-80% pasien-pasien berespon terhadap 

pimozide, perbaikan gangguan terjadi dalam dua minggu, meskipun mungkin diperkukan 

beberapa bulan untuk kontrol lengkap. Untuk depresi post psikotik terjadi dalam 10-15% 

pasien ini akan berespon terhadap penambahan satu anti depresan terhadap regimen. Pasien 

tua dengan depresi yang menyolok mungkin berespon terhadap anti depresan sendiri dan 

tampak memiliki  suatu prognosis jangka panjang yang lebih baik. Kebanyakan pasien 

memerlukan terapi pemeliharaan, beberapa mencapai remisi dan kadang-kadang terjadi 

penyembuhan, bila gangguan kemudian berulang, respon terhadap terapi sebelumnya 

dilupakan dan pemberian obat dinyatakan “useless) (sia-sia)> Dalam “folie a deux”, 

kesembuhan mengikuti perbaikan pada pasien pertama. 

 

Delusi Dysmorfik dan Halusinasi 

Delusi atau halusinasi dari kelainan struktur kulit atau fungsi mirip dalam atau pada setiap 

jalan parasitosis ini , evaluasi dan penanganan yaitu  identic, angan-angan yang 

mungkin berisi halitosis, toksis atau bau badan yang tak enak, hal-hal yang  memicu  

cacat fisik atau disintegrasi jaringan. “Dermatologic non-disease” suatu distorsi malignan 

dari body image, terjadi diantara obsesi dan delusi, pasien ini memiliki  “idie fixie” 

mengenai keburukan atau abnormalitas pada wajah atau area genital mereka sering 

tertekan, bahkan bunuh diri, dan mungkin responnya sedikit terhadap terapi yang identik 

terhadap dilusi. 

 

Sindroma-Sindroma Faktisial 

Aspek Sejarah 

Diakui jaman hipocrates, lesi-lesi kulot facticial telah ditemukan apakah mereka 

diakui atau disangkal, dan apakah mereka dihasilkan secara sadar atau dalam keadaan 

terpisah. Semua itu varian “artifcators”, dan pemakaian  biasanya sebagai berikut: 


 

1. Dermatitis artefacta, Dermatitis factisius: responsibilitas untuk lesi-lesi tetap 

disangkal untuk pasien, apakah lesi-lesi dihasilkan secara atau bawah sadar 

2. Kompulasi kutaneus: lesi yang dihasilkan dari aksi-aksi sadar dan repetitive, seperti 

neurotic ekskoriasi, trikolilomania 

3. Malingering/pura-pura: lesi-lesi yang dihasilkan secara sadar dan secara curang 

untuk tujuan sekunder. Karakter kelainan ini selanjutnya tidak akan didiskusikan. 

 

Dermatitis artefakta: 

Epidemiologi: rasio antara wanita dan pria bervariasi sebagai 3:1 sampai 8:1. Meskipun 

kebanyakan pada adolescen dan dewasa muda, dan dapat terjadi pada semua umur, 

beberapa  yang tidak sesuai dari pasien-pasien telah bekerja pada atau memiliki  

keluarga dekat yang bekerja pada bidang kesehatan, hal ini menunjukkan keyakinannya. 

Biasanya didapat episode sebelumny dari penyakit-penyakit psikosomatik atau penyakit-

penyakit faktisius. 

 

Etiologi dan Patogenesis 

Sindroma kutaneus masuk bagian dari spektrum umum dari factisia;, mungkin ada  

morbiditas barat atau sesuatu yang membuat cacat dan lesi-lesi. Kebanyakan dihasilkan 

pada diri sendiri, ada  juga pada yang lain. Bila terjadi pada orang dewasa mungkin 

neurotic tapi lebih umum memiliki  kelainan kepribadian yang khas ditandai dengan 

infantile, ketergantungan, tingkah laku manipulative dan control rangsangan buruk. Pada 

masa tingkat anak-anak hubungan ibu dan anak merupakan difungsional terhadap 

berbagai tingkat dan mungkin termasuk penyalahgunaan fisik dan emosi. Pada masalah -

masalah  yang tidak berat Diagnosa  mungkin merupakan suatu kecemasan atau kelainan 

penyesuaian dari masa anak, padahal sudah mengenai kelainan kepribadian yang lebih 

berat. Pengendapan kedua, dimana pasien tidak mengetahui secara sadar, motivasi 

aktivitas merusak diri sendiri. 

Bermacam-macam konflik dan motivasi dibawah sadar telah ditunjukkan. 

 

Manifestasi Klinik. 

Lesi tunggal atau multiple, bilateral dan simetri atau pada tangan yang mudah dicari. 

Morfologi yaitu  bermacam-macam seperti metode-metode khusus namun  ini berubah-

ubah secara aneh, sering angulated atau geometric, dengan permukaan nekrosis atau 

garis lurus yang menyerupai dermatosis yang tak diketahui. (Gambar 3-1, 3-2, dan 3-3). 


 

 

Gambar 3.1 (a) Dermatitis artefakta, erosi linier  

dan bersudut  dengan krusta yang dalam 


 

 

Gambar 3.1 (b) Gambar close-up dari lesi dermatitis artefacta 


 

 

Gambar 3.2 Dermatitis artefakta. Alur-alur linier bekas olesan cairan kaustik 


 

Gambar 3-3, Dermatitis artefakta. ulkus soliter 

pada punggung tangan; tendon tampak pada dasar. 


 

Gambar 3.2 Dermatitis artefakta. Alur-alur linier bekas olesan cairan kaustik 


 

Gambar 3-3, Dermatitis artefakta. ulkus dengan bentuk berubah-ubah 

 tampak pada lengan bawah pria. 


Lyell telah membuat ringkasan spektrum yang luas dari modalitas yang biasa dipakai 

dan telah menekan “hollow history” yang khas dan belum didapatkan gambaran pertumbuhan 

lesi. Meskipun dari pihak keluarga pasien mungkin merasa kecewa dengan hasil medis yang 

didapatkan, pasien tetap tidak terganggu dengan lesi yang memburuk secara nyata dan 

 memicu  sakit nyeri. Pasien tampak kooperatif, tapi perjalanan penyakit yang terus 

menerus menghalangi kepatuhan ini , menolak bertangggung jawab dengan sindroma 

yang dialami ini . 

 

riset  khusus dan Laboratorium 

Hitung jenis, serologis kultus, pada masalah -masalah  inokulasi septic. Biopsi mungkin sesuai 

untuk dermatosis khusus tapi negative untuk study konfirmasi. 

 

Patologi. 

Penemuan mikroskopik sama dengan modus operandi. 

Diagnosa  dan Diagnosa  banding 

Infeksi, gigitan arthropoda vasculitis, penyakit vaskuler kolagen, dan koagulopati 

paling mirip. riset  ini diindikasikan melalui morfologi yang akan diusahakan, hanya 

sebab  suatu riset  selanjutkan akan mengalihkan fokus dari masalah psikiatri. 

Diagnosa  tak melalui pengecualian, namun  berdasar  pada morfologi , afek dan 

kepribadian pasien, penyakit yang tak jelas sebelumnya, dan stress psikososial saat ini. 

Sebaliknya, bila lesi faktisial terjadi sebagai bagian dari psikosis dan pasien tak menyangkal 

responsibilitas pada lesi. 

 

Pengobatan  

Dewasa 

sebab  pasien ini mengemukakan keinginannya dalam bentuk  psikosomatik, komunikasi 

efektif dengan seorang dokter seperti empati mungkin mengurangi keinginannya untuk 

menciptakan penyakit. Keinginan singkat yang sering berpura-pura melihat terapi topikal, 

membolehkan suatu terapi gabungan untuk perkembangan dalam untuk ketidakadilan 

lingkungan. Pasien ini akan membandingkan pengalaman sebagai pengobatan atau serangan, 

hal ini dapat  memicu  bahaya persekutuan tindakan yang mutlak. Pengenalan empati 

dari kebohongan yang terbatas oleh sakit yang akan didiskusikan pada stress saat ini  dan 

lama kelamaan membuat masalah rujukan psikiatrik tak terpecahkan, pengakuat bahwa 

penyakit itu sendiri merupakan stress mungkin membuat pasien menyetujui rujukan. 

berdasar  dengan depresi atau episode pendek psikotik memerlukan terapi obat-obatan, 

tapi bahkan tidak adanya indikasi yang nyata, obat-obatan psikotropik yang sering dapat 

membantu. 



Anak-anak 

Durasi pendek dari penyakit dan orang tua dengan adanya rasa  empati memungkinkan 

dokter untuk mengadakan pendekatan, sering melakukan kontrol singkat dapat menambah 

dorongan, membantu orang tua mengidentifikasi dan meringankan stress dan menyelesaikan 

kecemasan-kecemasan anak-anak melalui perkataan. Bila keadaan memungkinkan, perlu 

evaluasi keluarga oleh seorang ahli psikiatrik anak atau psikoanalisis, sebab  penyelesaian-

penyelesaian fisik dan emosional sepanjang hidup. Terapi keluarga, psikotik individual atau 

psikoanalisis untuk orang tua dan anak-anak mungkin direkomendasi untuk memastikan 

proteksi yang seharusnya dan terapi adekuat. 

 

Prognosis 

Dewasa 

Prognosis ditentukan melalui psikopatologi, kurangnya perbaikan pasien-pasien yang 

memiliki  gangguan-gangguan durasi pendek mungkin sanggup untuk melepaskan ini dengan 

pertolongan empati dorongan. Dimana formasi gangguan disebabkan sebab  tidak 

terputusnya konflik bawah sadar, seperti pada pasien-pasien neurotic, “insight-oriented 

psychotherapy” diperlukan dan berhasil. Untuk kepribadian “borderline”, penjelasan 

faktisiusnya dekat pada kehidupan, dengan pencetus kekambuhan melalui lingkungan masing-

masing atau stress intrapsikis. Meskipun beberapa pasien mungkin mendapat untung dari 

psikoterapi intensif jangka panjang, hidup perbaikan biasanya terjadi hanya bila keadaan 

terganggu. 

 

Anak-anak. 

Meningkatnya maturitas atau kematangan dan edukasi orang tua membantu 

mewujudkan prognosis yang baik bila gangguannya baru mulai dan PEMICU  stress 

teridentifikasi, gangguan sering dilepaskan tanpa orang tua atau responsibilitas pengakuan 

anak. Prognosis juga bagus pada masalah -masalah  yang lebih menetap bila psikotik yang layak 

dapat dimulai. Anak itu dikuasai untuk kesalahan fisik dan emosi yang berat, meskipun akan 

ditakdirkan untuk sakit psikogenik kronik rekuren jika tak segera dan perantara psiko 

sosial yang kuat dimulai. 

 

Compulsive Habits. 

Lesi-lesi faktisius dari perbuatan disengaja, pengulangan, tak terkontrol termasuk 

ekskoriasi neurotic, lilunsimpleks kronikus, prurigo nodularis, trikotilomania, onikotilomania, 

liplicking dermatitis dan sebagainya. 


 

 

Gambar 3-4 Compulsive habit. Dermatitis perigral, sekunder terhadap jilatan bibir, 


Aspek Sejarah 

Ademson, Pussy, dan Senear, Mckee, dan Michelson memberi  pengertian awal dari 

ekskoriasi, sedangkan Halloppeau memperkenalkan perangai kompulsif dari trikotilomania, 

hanya saja akhir-akhir ini kelainan ini telah dihubungkan terhadap patologi obsessive-

kompulsive. Ekskoriasi neurotic dan trikotilomania akan dianggap tersendiri atau terpisah. 

 

Ekskoriasi Neurotik. 

Epidemiologi. Meskipun terjadi pada semua usia, kebanyakan masalah -masalah  berat dan 

rekalsitran mulai pada dekade ketiga sampai kelima. 

 

Etiologi dan Patogenesis 

Konfigurasi kepribadian yaitu  obsessive-compulsive, rigid atau kaku, perfeksionistik, 

gangguan mental (penuh peritimbangan), kontroling dan khawatir untuk berbuat salah, 

pasien ini jarang tersentuh dengan perasaan dan serangan bawah sadar yang sulit dicapai. 

Serangan ini sering berasal dari tak terputusnya perasaan kepada orang tua. Gangguan-

gangguan mengandung kecemasan yang dihasilkan bila bekerja agresif mengancam 

permukaan. Depresi yaitu  tanda umum. Serotonin tampak sebagai neurotransimter yang 

rumit dalam formasi gangguan. Satu patologi berspektrum luas ditemukan secara tak 

sengaja, berkisar dari satu gangguan neurotic yang timbul hanya dibawah stress terhadap 

atau pada pasien yang tak sanggup berfungsi sebab  tingkah laku kompulsif menganggu 

setiap aspek kehidupannya. 

 

Manifestasi Klinik. 

Beberapa pasien linglung, tapi biasanya lesi-lesi incidental masing-masing terpisah 

seperti acne “acne exorice”. Folikulitis, atau gigitan serangga, tipe ini tidak umum, mungkin 


episodic atau terus menerus, dan dapat dikenal sebagai kebiasaan sederhana. masalah -masalah  

lebih berat sering mulai pada pertengahan kehidupan. Lesi-lesi yang mulai sebagai suatu 

papel urtikaria atau yang dihasilkan pada kulit normal berkembang melalui pengulangan 

robekan, mengkilat atau tercungkil menjadi bulat oval atau ekskoriasi linier, distribusi 

bilateral dan simetik dalam riset  atau pemeriksaan tangan. Biasanya timbul pada saat 

sebelumnya dan tempat yang biasa, dan tekanan yang tak tertahan dialami oleh pasien bila 

memperhatikan secara hati-hati terhadap semua lesi yang mengganggu. Tak diketahui apa 

yang  mendorong mereka untuk melukai diri mereka sendiri, pasien-pasien menjadi malu dan 

terhina oleh kurangan kontrol mereka. Satu spektrum dari stadium evolusioner tampak atau 

muncul serentak, dari ulkus superfisial sampai dalam hiperpigmentasi atau tapi hipertropik 

sampai nodul-nodul yang hipertropik bila sembuh, macula hipo atau hiperpigmentasi, dan 

jaringan parut atropik. (Gb 3-5) 

 

Gambar 3-5. Ekskoriasi neurotic. Lesi tampak pada semua stadium evolusi. 


Laboratorium pemeriksaan khusus. Tidak ada. 

Patologi 

Tidak spesifik dengan bermacam-macam stadium lesi. 

Diagnosa  dan Diagnosa  banding. 

Penampiln yang depresife, kepribadian kompulsif, morfologi klinik, dan penjelasan 

mengenai PEMICU  stress akan diperoleh suatu Diagnosa  yang positif. Tidak ada penemuan 

PEMICU  kutaneus atau internal yang mendasari. 

Terapi. 

Terapi tergantung pada perkiraan dokter dan beratnya gejala. sebab  gejala obsesif-

kompulsif tampak dikaitkan dengan serotonin, obat anti depresan yang secara selektif 

menghambat reuptake serotonin dilaporkan memberi  respon yang paling menyenangkan. 

Hasil yang baik dilaporlan dengan clomipramine dan fluoxetine, doxepin mungkin juga 

efektif. Beberapa pendekatan tingkah laku dilaporkan berhasil, namun  studi kontrol dengan 


 

follow up adekuat tetap diusahakan. “Insight-Oriented Psycotherapy” dan psikoanalisis 

memiliki  tempat dalam terapi. Terapi dermatologis yaitu  simtomatik.  

 

Perjalanan penyakit dan prognosis. 

masalah -masalah  ringan durasi pendek mungkin diatas dengan tindakan topikal, dorongan 

empati, dan doxepin dosis anti pruritic. masalah -masalah  yang lama pada pasien-pasien yang 

memiliki  kepribadian tetap dan yang tidak berminat pada “long-term psychotherapy”. 

Terapi tingkah laku mungkin bermanfaat. Cara ini meskipun singkat dan sangat efektif, 

memperhatikan gangguan yang jelas dari pada faktor-faktor psikopatologi dan kepribadian 

yang mendasarinya, sehingga membuka kemungkinan kambuh kembali. Anak-anak dan dewasa 

muda yang terkena secara berat, paksaan mungkin merupakan sentuhan dari  gunung es, dan 

disini terapi “insight oriented” mungkin menghalangi berkurangnya penyesuaian 

penyelesaian-penyelesaian terhadap konflik yang tidak terpecahkan dari keadaan kemudian, 

gejala-gejala kutan akan diselesaikan  “pari passu” dengan bantuan terapi yang lain. 

Penulis menyediakan clomipramine dan fluoxetine untuk gejala-gejala berat yang lama, 

khususnya pada pasien-pasien tua yang depresi, 50% perbaikan gangguan dapat ditunjukkan, 

namun  obat harus terus menerus dalam waktu yang lama. 

 

TRIKOTILOMANIA. EPIDEMIOLOGI 

Meskipun menjumpai persilangan spektrum penyakit psikitriatik dalam praktek 

dermatologi trikotilomania biasanya pada individu untuk gangguan tidak terkontrol. Puncak 

onset pada masa anak-anak kadang-kadang sebelum 18 tahun. Terutama pada wanita dengan 

perbandingan pria : wanita yaitu  1:5, kebanyakan laporan publikasi menyangkut wanita. 

 

Etiologi dan Patogenesis 

Modulasi emosional optimal dan pemisahan konstelasi lobus dari ibu tidak berkembang 

pada pasien-pasien ini sebab  suatu kesalahan susunan keluarga yang khas. Ibu tidak biasa 

ambivalen, intrusive, penuntut dan tidak konsisten, sedangkan ayah tidak terlibat secara 

emosional. Penemuan ini disangsikan namun  penulis menemukannya secara sangat konsisten 

seperti suatu miliu emosional merintangi perkembangan mekanisme adaptasi untuk 

pelepasan ketegangan kontrol yang buruk dan tak terselesaikannya kemarahan bawah sadar 

kemudian. Satu cara untuk menurunkan ketegangan dengan mencabut rambut. jika  

rambut atau bahan yang telah dipakai  untuk menenangkan diri selama bayi. Pada masalah  

persistan satu spektrum kelainan-kelainan tingkah laku sering dikaitkan, ini termasuk 

menghisap ibu jari, memotong kuku-kuku sedikit-sedikit, penampilan sekolah yang buruk dan 

hubungan yang buruk dengan orang sebaya dan keluarga. Pengaruh wanita disebabkan pada 

makna psikologis anak-anak perempuan dalam kehidupan emosional ibu. Macam-macam 



konflik rasi bawah sadar dan arti simbolik telah dihubungkan pada trikotilomania, dan 

ditunjukkan hubungan terhadap obyek transisional. 

 

Manifestasi Klinik 

Scalp rambut sangat sering terjadi, demikian juga pada rambut ketiak, bulu mata 

ataupun rambut pubis, mungkin tertarik secara melingkar, bergelombang, ataupun secara 

sentrifugal. Lesi biasanya terjadi secara tunggal, namun mungkin sangat besar, dan 

mengandung rambut yang tidak sama panjangnya, yang memberi  rasa bristle-like 

terhadap palpasi lelaki. Plucking mungkin ditentukan pada suatu waktu dan tempat, dengan 

manipulasi ritual sebelum jambakkan rambut hingga rontok, atau ingesti ingesti mungkin 

dapat memicu  permulaan obstruksi dari trichobezoar. masalah -masalah  relaksitrans yang 

sangat sering terjadi yaitu  pada permulaan usia dewasa; diikuri rasa malu maupun 

kebingungan memicu  penolakan yang hampir menyeluruh. 

 

Pengamatan Khusus dan Laboratoris. Tidak ada 

Patologi 

Pertumbuhan rambut secara normal terjadi tersebar diantara folikel-folikel yang 

kosong pada lapisa dermil noninflamasi. Pertumbuhan kembali dari rambut yang terpotong 

dapat memiliki konfigurasi “corkscrew”. 

Diagnosa  dan Diagnosa  banding. Morfolofi, konfigurasi kepribadian, susunan 

keluarga maupun perilaku yaitu  merupakan sauatu Diagnosa . Infeksi jamur, alopecia 

areata, dan penyakit inflamasi scalp yang seharusnya diatur jarang terjadi. Balut tertutup 

untuk menunjukkan pertumbuhan rambut jarang sekali diperlukan. 

Terapi: Penanganan ini terlihat seperti ekskoriasi neurotic 

 

Perjalanan dan Prognosis: 

Episode “Transcent stress related” pada masa anak-anak berespon terhadap 

dorongan, edukasi orang tua, dan peningkatan kematangan. Indikasi dan pembatasan tingkah 

laku yaitu  seperti ekskoriasi neurotik publikasi terbanyak melaporkan masalah -masalah  

kejadian dengan follow up terbatas satu riset  menunjukkan 90% gangguan berkurang 

pada 19 tahun 22 bulan. Hipnosis juga dilaporkan berhasil. Clompramine dan fluoxetine 

mengontrol gangguan, meskipun antidepresan lain dilaporkan berhasil dalam menekan pasien. 

Tanpa pengobatan masalah  anak-anak atau dewasa muda mungkin berlanjut sepanjang hidup, 

dengan remisi dan eksaserbasi, psikoterapi atau psikoanalisis memberi  prognosis jangka 

panjang terbaik. 4 pasien yang menunjukkan “insight oriented psikoterapi”, disamping 6 

penilaian penulis, menghilangkan gejala lama mereka. 

 



Obsesi dan Kompulsi lain 

Psikopatologi, evaluasi dan pengobatan kompulsi kutaneus lain dan bermascam-macam 

kekhawatiran obsesi tentang pengaruh kulit atau PEMICU  cacat yang serupa garis-garis 

panjang. 

 

ASPEK PSIKIATRIK PENYAKIT DERMATOLOGIS 

Pruritus 

ada  bukti yang bagus bahwa gatal yaitu  “sensation ipso facto”, dengan 

mediator-mediator dan cara transmisi yang khas. Stress  memicu  pruritus mediator 

banyak jalan/cara secara sentral, opioid peptide memblok nyeri tapi meningkatkan gatal: 

secara peripheral, histamin beberapa polipeptida dan mediator-mediator inflmalasi lepas 

melalui mekanisme stress dapat  memicu  gatal. Gatal pada awalnya dikurangi dengan 

stress. Respon histamin terhadap suntikan epinefrin bervariasi sesuai dengan faktor 

psikososial dan ciri khas neurotik, padahal situasi kehidupan yang tak dapat dikontrol dan 

tidak dapat diduga memungkinkan terjadi pruritus melalu aktivasi jalur opioid. Faktor 

pembantu lain yang memungkinkan terjadi stress masuk perubahan hemodinamik, 

bermacam-macam temperantur kulit, dan respon keringan. Aktivitas kognitif dilaporkan 

mempengaruhi sirkulasi darah di kulit dan merangsang gatal. Menggaruk salah satu respon 

kebiasaan terhadap stress, mungkin menambah masalah. 

Sebagai hasilnya, beberapa dermatosis pruritik mungkin dicetuskan oleh stress, jika  

“adaptive coping” dan mekanisme “tension release” tak pernah berkembang. Ini merupakan 

bukti yang baik pada pasien psoriasis dan dermatitis atopik. 

Pruritus psikogenik generalisata 

Bila penyakit dermatologi fisik dan tersembunyi disingkirkan, 10-50% dewasa dan 

100% anak-anak dengan pruritus generalisata terDiagnosa  sebagai pruritus psikogenik. 

Psikopatologi yang mendasari pada kebanyakan pasien yaitu  depresi, meskipun kecemasan 

mungkin menonjil pada anak-anak. Salah satu konflik bawah sadar dilaporkan. 

 

Pengobatan: 

Empati, dorongan selama kunjungan singkat yang sering, dan tindakan topikal penting, 

antihistamin, antidepresan, khususnya doxepin, dan psikoterapi berperan dalam pengobatan, 

dan akupuntur dilaporkan efektif. Naltrexon, untuk antagonis opiate oral, berjasa pada 

percobaan. 

 

Pruritus Psikogenik Lokalisata 

“Ambience” dan makna simbolik bawah sadar menambah etiologic multikfaktorial dari 

pruritus pada daerah anogenital dan kulit kepala. Meskipun banyak literatur kuno dan 

pendapat yang berbeda, pengalaman klinik penting untuk masukan emosional. Pada umumnya 

 

depresi sebagai dasarnya. Prognosis baik jika semua faktor-faktor penyokong 

dipertimbangkan. 

 

Urtikaria Kronik 

Deermografi yaitu  salah satu komponen urtikaria kronik yang sering dan pada 

persentase masalah -masalah  yang mendasari/incipent (pasien  sakit somatik), mungkin 

merupakan pencetus pruritus. Meskipun salah satu vehicle awal untuk riset  

psikosomatik, pendapat-pendapat berbeda seperti persentase masalah -masalah  yang dianggap 

psikogenik. Tak diketahuinya etiologic, meskipun, faktor psikologis sering memperjelas 

gambar klinis, dan sesudah  semua kondisi fisik yang berhubungan/terkait dihilangkan, 

dilaporkan hanya 4% masalah  sebagai pencetus dan salah satu spektrum konflik bawah sadar 

mungkin ditunjukkan melalui gejala-gejala. 

Nortriptyline dilaporkan berhasil dalam pengobatan, dan doxepin lebih baik dan kurang 

sedative dibandingkan  antihistamin konvensional. Hipnosis dan sugesti merupakan cara 

pengobatan yang efektif sebagai psikoterapi, respon yang baik terhadap danazol dilaporkan 

pada varian cholinergik. Walaupun untuk respon terapi, episode rekuren dapat diantisipasi 

pada 50% pasien. 

Sindroma Purpura Psikogenik 

Dibedakan 5 kategori, namun  untuk (pengelolaan) manajemen praktis cukup 3: 

psikogenik, histerical (termasuk stigmata religious) dan faktisius, diantaranya, varian 

faktisius dikelola seperti sindroma faktisius lainnya. 

Gambaran klinik dari purpura psikogenik tetap luarbiasa. Didahului oleh operasi atau 

trauma, kadang-kadang periode beberapa bulan, saat onset diketahui secara pasti ada 

pasien. Dalam beberapa jam perubahan inflamasi, sangat nyeri, malaise, menggigil dan mual 

dan  muntah mengikuti dysesthesia lokal. Perdarahan pada kulit ini tak pernah dilaporkan. 

Meskipun kadang-kadang sangat udema dan memar, kerusakan permanen jarang. Riwayat 

kelainan hemoragik dan non hemoragik sebelumnya, prosedur operasi dan evaluasi 

laboratorium menyatakan data obyektif yang luarbiasa. Stress biasanya  memicu  

wabah episodic pada wanita atau anak yang psikopatologi. 

Lesi-lesi dihasilkan melalui sugesti dan dibawah pengaruh hypnosis. Biopsi menunjukkan 

ekstravasasi eritrosit pada berbagai kedalaman dengan berbagai perubahan peradangan. 

Pengelolaan ditunjukkan untuk perlindungan terhadap pasien yang rapuh ini dari riset  

ulang dan campur tangan bagian bedah; dianjurkan kesabaran dukungan yang kuat dan 

psikoterapi, antidepresan seringkali bermanfaat. 

Mekanisme histerik dapat dilihat pada semua derajat psikopatologi; lesi-lesi yang memberi 

arti simbolik bawah sadar yang ditimbulkan oleh mekanisme histerik terjadi pada sub  

kelompok pasien  purpura, termasuk stigmata religious. Penatalaksanaan seperti yang 

tercantum diatas. 

 

Alopesia Areata 

Faktor-faktor tidak dipengaruhi oleh predisposisi genetik, mekanisme patofisiologi 

tak diduga, atau berkaitan dengan kelainan autoimun, kontroversi ini disimpulkan oleh 

penulis. Keterkaitan stress terhadap patologi autoimun dipertanyakan saat ini. Bukti klinik 

dapat ditunjukkan untuk menyokong presipitant-presipitant psikologi pada alopesia areata. 

Kehilangan dan perpisahan, depresi, atau keadaan stress 6 bulan sebelumnya kemungkinan 

merupakan pencetus (alopesia areata) dengan profil kepribadian yang mudah rusak, 

menunjukkan psikiatri dipertimbangkan untuk masalah -masalah  yang berat atau menetap. Penulis 

berpendapat psikoterapi efektif pada banyak aksus, meskipun banyak yang menemukan satu 

tempat untuk antidepresan dalam pengelolaan. 

 

Effluvium Telogen 

Dua bentuk effluvium Telogen, akut berat atau tingkat rendah, mungkin dihasilkan 

dari stress psikososial dan hilangnya stress akan diperhatikan bila terkena. 

Sindroma Nyeri Atipik 

Makalah Engel’s 1959 menujukkan pasien-pasien “masochistic hysterical pain prone” 

ditandai bukti hubungan syndrome nyeri kronik dengan kelainan-kelainan depresif. Blumer 

dan Helibron melukiskan salah satu kepribadian premorbid yang konsisten ditandai oleh 

aktifitas fisik yang lemah dalam melayani yang lain yang ditutupi masochisme dan 

ketergantungan nyerti gunakan untuk menjaga harga diri pada pasien ini, membantu 

rasionalisasi stress yang tak menutup ketergantungan yang tersembunyi yang dapat 

diterima mereka. 

Nyeri fasial atipik, glossodynia, glossopyrosis, vulvodynia dan rasa terbakar pada kaki 

DITEMUI  pada praktek dermatologi, dan sindrom ini lebih sering pada wanita usia 

pertengahan. Respon terhadap antidepresan memuaskan dan mungkin ditambah dengan 

dosis kecil antispikotik. 

Respon dari neuralgia postzoster tehadap obat-obat psikotropik menunjukkan 

kemungkinan hubungan erat.  

 

Penyakit kulit radang kronik 

PEMICU  dari pengaruh respon-respon stress fisiologis pada mekanisme radang dan 

imun, ada  kecenderungan untuk stress terhadap pencetus atau dermatosis yang 

dicetuskan oleh stress pada orang-orang/individu yang merupakan predisposisi secara  

genetik. Sebagian laporan mengenai proses infeksi, perhatian dipusatkan pada Psoriasis dan 

Dermatitis atopic. 

 

Psoriasis 

Gupta dkk. Menyimpulkan perbedaan literatur pada aspek psikososial dari psoriasis. 

Sedikit riset  terkontrol, kebanyakan menggunakan alat-alat pelaaporan sendiri yang 

mengabaikan pertahanan psikologis bawah sadar, dan beberapa hal yang diabaikan seperti 

macam-macam pencetus stress intra psikis dan cara mengatasi individual. Meskipun hal ini 

kurang memuaskan, ada  sedikit keraguan yang pada beberapa pasien memainkan peran 

penting dalam  memicu  penyakit, bahwa depresi; penyerangan secara langsung kearah 

luar, dan biasanya ditemukan gangguan pikiran dan alkoholisme mungkin terlihat, pruritus 

mungkin terkait dengan psikopatologi. 

Secara eksperimen, pasien-pasien psoriatic menunjukkan perubahan psikologis dan 

berespon terhadap stress fisiologi, ini mungkin memicu  penyakit mereka melalui 

sumbu pituitary-adrenocortical. Hubungan positif sedang (moderate) antara beratnya 

penyakit dan distress psikososial dicatat; Farber mengaitkan salah satu rangsangan stress 

mengeluaran substansial lokal pada proses penyakit. Ketidakmampuan untuk 

mengekspresikan emosi secara verbal dan saat ini perkembangan awal sulit dikonfirmasi 

pada pasien-pasien psoriatik. 

Sebaliknya, perhatian saat ini dipusatkan pada impat psoriasis pada pasien . 60% 

dari pasien, penyakit mulai sebelum usia 30 tahun dan 14% sebelum 10 tahun. Jadi 

kronisitas, memerlukan perawatan terus menerus, dan gambaran oerbaikan fisik secara 

pasti memengaruhi perkembangan psikososial pada banyak pasien. Perasaan terhadap 

kecacatan, antisipasi pada penolakan, perasaan berdosa, malu, kebingungan. 

Rasa nyeri ini akibat pilihan pekerjaan waktu yang senggang dari aktivitas dan sosial 

dan  fungsi seksual. Banyak pasien mengeluh kegagalan empati pada diri mereka dan 

merasa tidak sama dengan dorongan dalam kesulitas penyesuaian psikososiak mereka. 

Meskipun kelompok-kelompok pendorong, kelompok terapi, empati dan kecakapan; terapi 

relaksasi dan hypnosis sangat membantu, akhir-akhir ini pengobatan dengan pendekatan 

psiososial hasilnya luarbiasa. 

 

Dermatitis atopik 

Kemungkinan disatropik lebih dari kondisi lain, menunjukkan keseimbangan yang harus 

ada antara kecenderungan pada faktor-faktor lingkungan, dan faktor-faktor psikososial 

untuk memelihara kesehatan. Dermatitis atopic merupakan penyakit multifactorial, dan 

peningkatan stress disatu pihak dapat mempercepat atau memperburuk gambaran klinis. 

Bahwa keikutdan an faktor emosional telah ditunjukkan secara jelas dari Brocq dan 

 

Jaquet’s soubriquet, “neurodermatitis”. Stakes, Wittkower dan Russel, Obemeyer dan  

peneliti lain terdahuli, masing-masing mencoba menggambarkan tipe-tipe kepribadian 

khusus. Beberapa penulis menunjukkan bawa stress psikososial dapat mencetuskan atau 

menyebarkan penyakit. Keterangan ini telah disimpulkan oleh penulis. 

Rogerson pertama tertarik apda kemungkinan hubungan ibu dan anak dalam atopik. 

beberapa  penulis mencoba untuk menemukan kualitas khusus yang negatif, penekanan 

terlihat adanya permusuhan terbuka atau tertutup dan penolakan pada sisi ibu. Gil dan 

Sampson, melihat pada lingkungan keluarga yang normal, menunjukkan bahwa gejala 

hilangnya susunan keluarga, dimana ketidaktergantungan dipelihara dan diamati adanya 

pertentangan besar atau moralitas yang kaku. Williams menunjukkan perbaikan jangka 

panjang bila faktor penolakan maternal dikoreksi, dan penulis telah menguraikan satu 

gerakan keluarga yang khas dalam masalah  anak-anak yang tak menurut dan tampak nyata 

perbaikan klinik secara bertahap penambahan pertumbuhan emosional melalui pendidikan 

orang tuan dan pengertian yang mendalam. 

Serangan awal terjadi selama tahun pertama kehidupan pada 60% dan 5 tahun 

pertama pada 85% pasien, dimana observasi interaksi psikosomatik selama fase awal 

perkembangan emosional. Yang sangat penting hubungan erat ibu anak untuk pertumbuhan 

optimal dan perkembangan dan  untuk penyesuaian dari pengaruh yang telah direncanakan. 

Kegagalan dalam penyesuaian afektif dan atau salah satu disfungsional lingkungan keluarga 

antara puncak kecemasan dan memacu pengeluaran tegangan empsional melalui jalur 

somatik. Peningkatan kecemasan sering dilaporkan, dan dukungan untuk percobaan ini dapat 

ditemukan pada kenyataan bahwa test psikometrik menunjukkan bahwa pada percobaan 

derajat atopic dan derajat kecemasan dan  peningkatan kehidupan autonomic lebih besar 

dibandingkan  control. Frustasi dan tidak meredanya amarah ditunjukkan sebagai pencetus 

stress emosional. Ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi secara verbal, salah satu 

kecenderungan kearah depresi, dan untuk satu insiden yang bermakna dari penyakit-

penyakit psikiatrik konk


Related Posts:

  • diagnosa dermatologi 2  secara praktik sehari-hari.   Perkembangan Penting dari Persepsi Fungsi Kulit Pengalaman dermatologi pada awalnya berupa efek yang telah dicapai jauh pada perkembangan pertumbuhan fisik dan emo… Read More