Home »
fisiologi hewan 1
» fisiologi hewan 1
fisiologi hewan 1
November 16, 2023
fisiologi hewan 1
. S IS TE M RE PR O DU K S I
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan
reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan,
bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses
alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban. Sistem
reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan,
kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia yang dilengkapi
organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu. (Tenzer, 2003:19)
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di
luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam
tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi
interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk lebih jelasnya bagaimana
perbandingan anatomi sistemreproduksi hewan vertebrata yang meliputi amphibi, aves,
reptil, mamalia, dan pisces.
Sistem Reproduksi Pada Amphibi
Sistem Genetalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh
mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vesikula
seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar
hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang
meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus
wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka
kadang-kadang masih jelas dijumpai. Sistem Genetalia Betina
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak
bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum
berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis.
Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi, oviducts merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya
yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran
yang disebut ductus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan
eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya
fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Pada katak betina
menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang
bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga
perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai
ribuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang
berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan saat mengadakan fertilisasi.
Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya,
yaitu berupa telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina saat terjadi
fertilisasi.
Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara
saling menempelkan kloaka.
Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin
ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burungburung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang membentuk
duktus aferen yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara
dikloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan
epididimis yang kecil dengan ureter saat masuk kloka.
Sistem Genitalia Betina
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang
kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan dibagi
menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum yang punya
bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi
oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan mensekresikan
albumin, selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya Istimus akan
mensekresikan membran sel telur dalam dan luar.
Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan ada sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat
sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas
apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio
menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Sistem Reproduksi Pada Reptil
Sistem Genitalia Jantan
Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,berjumlah
sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Padakadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari padayang lain. Testis akan membesar saat
musim kawin.
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluranreproduksi, dan
saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolfdekat testis bergelung
membentuk epididimis. Tubulus mesonefrusmembentuk duktus aferen yang
menghubungkan tubulus seminiferustestis dengan epididimis. Duktus wolf
bagian posterior menjadi duktusdeferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen
bersatu dengan ureterdan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus
urogenital yang pendek.
Sistem Genitalia Betina
Ovaium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagianpermukaannya
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventralkolumna vertebralis.
Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anteriorterbuka ke
rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posteriorbermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anteriormenghasilkan albumin yang berfungsi
untuk membungkus sel telur,kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior
sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
Sistem Reproduksi Pada Pisces
Sistem Genitalia Jantan
Ikan jantan alat reproduksinya terdiri atas :
sepasang testis, yang menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) berbentukbulat
telur. Testis sebelah kanan lebih tinggi bila dibandingkan dengantestis sebelah
kiri.
epididimis,
vas deferens, saluran sperma yang keluar dari testis’
ginjal,
saluran kencing
kloaka
Testis
Testis adalah organ reproduksi jantan yang ada berpasangan dan terletak
dibawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatanlipatan,serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang
testispada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan
spermajantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital.
Testisberjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen
olehmesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan
testisnyapanjang dan seringkali berlobus. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi
beberapatubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen
danmenghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut ductus deferen.
Bahkanposterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini
akanterbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada
Teleosteisaluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara
terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di
dalam(internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization).
Namundemikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external
fertilization).Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis
oviparmengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”.
Prosespembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan
dimanasperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil.
Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit
yangtelah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot. Sebaliknya ikan yang
melakukanpembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang
biakdengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina
(internalfertilization).
Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, lalu melahirkananak
yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang berkembangbiak
secaraovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly
Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkansetiap
kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas (seperti padahalnya
manusia).Proses kawinnya ikan didahului dengan pematangan sel-sel telurpada betina
dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin(spawning)
pada ikan ini berlangsung secara alamiah/insting.
Sistem Genetalia Betina
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada
anteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium
kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusiyang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk
sempitpada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus
yangbermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubunganlangsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satulubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
Ovary
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran
telursendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan
jumlahtelur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur
besarcontohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih
sedikit dibanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan
Mas.Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung
telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin
besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada
anteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium
kanan.Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusiyang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk
sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus
yangbermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubunganlangsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satulubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
Sistem Reproduksi Pada Mammalia (Manusia)
Sistem Genetalia Pada Laki-laki
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksiluar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar
asesoris.
1. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir
(skrotum). Testisberjumlah sepasang (testes = jamak). Testis ada di bagian
tubuh sebelah kiri dankanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum
merupakan alat untuk memproduksi spermadan hormon kelamin jantan yang
disebut testoteron .
2. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis,
vasdeferens ,saluran ejakulasi danuretra.
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar
daritestis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimisberfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadimatang dan bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yangmengarah ke atas dan m erupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens
tidakmenempel pada testis dan ujung salurannya ada di dalam kelenjar
prostat. Vasdeferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menujukantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung
semendengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk kedalam uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang ada di dalam penis.
Uretraberfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen
dan saluranuntuk membuang urin dari kantung kemih.
e. Kelenjar Acsesoris. Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahanberbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
Getah-getah iniberfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pergerakakan sperma.Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang
terdiri dari vesikula seminalis,kelenjar prostat dan kelenjar Cowper
f. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan
kelenjarberlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding
vesikulaseminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagisperma.
g. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah
kantungkemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolesterol, garamdan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.
h. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannyalangsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah
yang bersifatalkali(basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yangterletak
di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagiberada di
bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yangmembungkus
uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung sarafperasa. Bila ada
suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darahsehingga penis
menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi
testis. Skrotumberjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di
antara skrotum kanan danskrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan
ikat dan otot polos (otot dartos).Otot dartos berfungsi untuk menggerakan
skrotum sehingga dapat mengerut danmengendur. Di dalam skrotum juga
tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusanotot lurik dinding perut yang
disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatursuhu lingkungan
testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma(spermatogenesis)
membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendahdaripada
suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melaluiproses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu
spermafungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang lalu
disimpan di
epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan
epiteliumgerminal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
Pintalan-pintalantubulus seminiferus ada di dalam ruang-ruang testis (lobulus
testis). Satutestis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus
terdiri darisejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut
spermatogonia(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga
lapisan luar selsel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah
untukmemperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahaptahapperkembangan tertentu untuk membentuk sperma.Pada tahap pertama
spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2natau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitelgerminal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secaramitosis menjadi
spermatogonia tipe B. lalu , setelah beberapa kali membelah, selselini akhirnya
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewatibeberapa
minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk duabuah
spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder lalu membelah
lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakancalon
sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung
23kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi
menjadispermatozoa (sperma).
Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. saat spermatid
dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah
spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari
kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanyasedikit
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma ada selubung
tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase danproteinase
yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma ada badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
Badansperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil
energi untukpergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya
pengaruh sel-sel sertoli yangmemiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan
mengatur prosesspermatogenesis.
Sistem Genetalia Pada Wanita
Alat reproduksi pada wanita juga terdiri alat / organ eksternal dan internal,
sebagian besarterletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi
kopulasiInternal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan/
dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus -
hipothalamus - hipofisis - adrenal – ovarium. Selain itu ada organ/sistem
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
Genitalia Eksterna
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
monspubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethraeexternum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2. Mons pubis/mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa pubertas daerah
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyakmengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.Di
bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut.Banyak ada pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dancorpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik
dengan penis pada pria.ada juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujungserabut saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labiaminora.Berasal dari sinus urogenital.ada 6 lubang/orificium, yaitu
orificiumurethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii
kanan-kiri danduktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina ada
fossa navicularis.
7. Introitus/ orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipisbermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.Hymen normal
ada lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapatberbentuk bulan sabit,
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibatcoitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidakberaturan dengan robekan
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himenpostpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput darayang robek yang tampak pada
wanita pernah melahirkan / para.Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak
berlubang (hymen imperforata)menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul dirongga genitalia interna.
8. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri
dibagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitarcervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior,dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dindingdorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti
siklushaid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk
jalanlahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari
duktusMulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam s ecara klinis yaitu
fornicesanterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.Titik Grayenbergh
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas ototototdiafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma
urogenitalis(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal
body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untukmemperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Gambar 5.10 Genetalia Eksterna Wanita
Genitalia Interna
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisikonseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus
danpembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus,
fundus,cornu, isthmus dan serviks uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalamvagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinanjaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan
elastin. Bagian luar di dalam rongga vaginayaitu portio cervicis uteri (dinding)
dengan lubang ostium uteri externum (luar, arahvagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum(dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostiumexternum bulat kecil,
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spinaischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandungglikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air.Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus
haid.
3. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latumuteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalamlapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuaisiklus haid akibat pengaruh hormonhormon ovarium. Posisi corpus intraabdomenmendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.Proporsi ukuran corpus terhadap
isthmus dan serviks uterus bervariasi selamapertumbuhan dan perkembangan
wanita (gambar).Ligamenta penyangga uterusLigamentum latum uteri,
ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentumovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentumvesicouterina, ligamentum rectouterina.Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiacainterna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri-kanan,panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai cavumuteri.Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular
(longitudinal dan sirkular) sertamukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars
interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dindingyang berbeda-beda pada
setiap bagiannya.Parsisthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan
lumen tersempit,ada sfingter utero tuba pengendali transfer gamet.Pars
ampularis (medial/ampula)Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah
ampula / infundibulum, dan padahamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominalepada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae
berfungsi “menangkap”ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium,
dan membawanya ke dalamtuba.Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba
(seperti halnya mesenterium pada usus).
4. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kirikanan.Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf.Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematanganfolikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovariumdi korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid(estrogen oleh
teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicumdan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferiorterhadap arteri
renalis.
S I S TE M EN D O KR IN/ H ORMO N
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih
dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya,
sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain
aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata
“endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama
dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kataYunani yang berarti “merangsang”.
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain
lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa
jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka
kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
Sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofise/putuitari, kelenjar
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf
seperti yang ada pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benarbenar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel
saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara
langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat
ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata
maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin
dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
Klasifikasi dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Tabel 6.1 Klasifikasidan Sifat Hormon
Steroid Peptida Protein Besar Turunan Tirosin
Testosteron
Estrogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3
Hormon
Hipotalamus
Angiotensin
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagon
Kalsitonin
Insulin
Parathormon
Hormon
Pertumbuhan
Prolaktin
LH
FSH
TSH
Katekolamin,
meliputi :
Noradrenalin
Adrenalin
Hormon Tiroid,
meliputi :
Tiroksin (T4)
Triiodotironin
(T3)
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, ada sejumlah zat kimia yang
menyerupai hormon, antara lain :
1. Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk
mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel
penghasin antibodi.
2. Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif,
bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar)
sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran
keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
3. Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya
melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal
darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah
dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan
jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
4. Hormon Prostaglandin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis
secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenarnya tidak berfungsi
sebagai organ endokrin.
5. Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan,
reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah
kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan
penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat
yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum
aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki
rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya
esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam
samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
Mekanisme Aksi Hormon
1. Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau
sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida.
Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan
dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor.
Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa
dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks
hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang
menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon
dengan cara kerja seperti di atas :
Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan
proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat
penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan
mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung
padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas
metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau
pembelahan sel.
2. Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang ada dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon
yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon
turunan asam amino. Hormon tersebut sangat mudah larut dalam lipid
sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan
dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban
dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon
berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks
hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang
sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera
berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA.
Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
Jenis Kelenjar Endokrin
1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar)
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk
hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon
testosteron)
Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
b. Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur
kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan
menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon
perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin
(TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor
utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid
yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan
fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan
kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel
chief.
4. Adrenalin
5. Pankreas : Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
6. Testis : Menghasilkan hormon testosteron
7. Ovum :Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan
dinding rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding
rahim.
Sistem Endokrin Pada Invertebrata
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon sehingga
sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber hormon
pada invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain:
Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan
senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan
regenerasi. Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan
molekul peptide yang disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan
sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya
membenyuk daerah kepala.
Platyhelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses
regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic,
ionic, dan dalam proses reproduksi.
Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta
mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang
berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut ada pada
ganglion di daerah kepala dan beberapa pada daeran korda saraf.
Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas
tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem
neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga
epitoki akan berlangsung saat kadar hormon tersebut sangaan rendah.
Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari
gonad dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik
memiliki peran yang sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa
hormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan ovum.
Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar
mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks
tepatnya pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses
molting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin
juga. Krustasea juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam
perkembanagn testis dan produksi sperma.
Insekta
ada 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut.
1) Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke
korpora kardiaka, yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pelepasan neurohormon.
2) Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke
korpora kardiaka.
3) Sel neurosekretori subesofageal : ada di bawah kerongkongan dan
memiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan organ
endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan
pengelupasan rangka luar (kulit luar).
Sistem Endokrin Pada Vertebrata
Sistem Endokrin Pada Manusia
Dalam tubuh manusia, ada 8 kelenjar endokrin yang terpenting, yaitu :
1. Hipofisis (Bag. Anterior , Medula &Posterior)
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar)
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
c. Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk
hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon
testosteron)
d. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
e. Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal).
2. Tiroid
Di berbagai jaringan, hormon tiroid (T3, T4) akan meningkatkan sintesis enzim,
aktivitas Na
+
/K+
-ATPase dan penggunaan oksigen sehingga menyebabkan
peningkatan metabolisme basal dan peningkatan suhu tubuh. Dengan
merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis, hormon tiroid menyebabkan
peningkatan konsentrasi glukosa darah, sedangkan pada sisi lain juga
meningkatkan glikolisis. Hormon ini merangsang lipolisis, pemecahan VLDL dan
LDL, serta eksresi asam empedu di dalam empedu. Hormon tiroid merangsang
pelepasan eritropoetin dan eritrpoesis, dengan meningkatkan pemakaian
oksigen. Hormon tiroid mensensitisasi organ target terhadap katekolamin
sehingga meningkatkan kontraktilitas jantung dan frekwensi denyut jantung.
Selain itu, hormon ini meningkatkan motilitas usus dan merangsang proses
transport di usus dan ginjal. Hormon ini meningkatkan perkembangan fisik (misal
pertumbuhan tinggi) dan perkembangan mental (terutama intelektual). T3 dan T4
merangsang restrukturisasi tulang dan otot, efek katabolik terutama
mendominasi dan meningkatkan eksitablitas neuromuskular. T3 dan T4 terutama
bekerja melaluipeningkatan ekspresi gen, yang berlangsung selama beberapa
hari. Di luar hal ini, kerjanya yang lama disebabkan oleh lamanya waktu paruh di
dalam darah (T3 : 1 hari dan T4 : 7 hari ).
3. Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar
ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat tubuh. Organ targetnya
adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus
ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi
peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun
akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan
pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
4. Timus
Kelenjar timus adalah organ utama dari sistem limfatik. Terletak di daerah dada
bagian atas, fungsi utama dari kelenjar ini adalah untuk mempromosikan
perkembangan sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang disebut Tlimfosit. T-limfosit atau sel-T adalah sel darah putih yang melindungi terhadap
organisme asing (bakteri dan virus) yang telah berhasil menginfeksi sel-sel tubuh.
Mereka juga melindungi tubuh dari dirinya sendiri dengan mengendalikan sel
kanker. Dari bayi sampai remaja, ukuran timus relatif besar. Setelah pubertas,
ukuran timus mulai menurun dan terus menyusut sesuai dengan penambahan
usia.
Timus adalah dua struktur yang strategis di rongga dada bagian atas. Timus
sebagian meluas ke daerah leher. Timus terletak di atas perikardium jantung, di
depan aorta, antara paru-paru, di bawah tiroid, dan di belakang tulang
dada.Timus mempunyai fungsi:
1) mengatur sistem kekebalan tubuh melalui pengembangan sel kekebalan
yang berperan untuk imunitas sel.
2) menghasilkan hormon yang mendorong pertumbuhan.
3) mempengaruhi struktur dari sistem endokrin, termasuk kelenjar hipofisis
dan kelenjar adrenal, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
seksual.
4) mempengaruhi organ lain dan sistem organ termasuk ginjal, limpa, sistem
reproduksi, dan sistem saraf pusat.
Fungsi timus terutama untuk mengembangkan T-limfosit. Setelah matang, selsel ini meninggalkan timus dan diangkut melalui pembuluh darah ke kelenjar
getah bening dan limpa. T-limfosit berperan untuk imunitas sel, yang merupakan
respon imun yang melibatkan aktivasi sel kekebalan tertentu untuk melawan
infeksi. T-sel mengandung protein yang disebut reseptor sel T yang mengisi
membran sel T dan mampu mengenali berbagai jenis antigen (zat yang
menimbulkan reaksi kebal).
T-limfosit berdiferensiasi menjadi tiga kelompok utama dalam timus. Kelompok
ini adalah:
Sel T sitotoksik – langsung menghentikan antigen.
Sel T pembantu – memicu produksi antibodi oleh sel-B dan juga
memproduksi zat yang mengaktifkan T-sel lain.
Sel T peraturan – juga disebut sel T penekan, sel-sel ini menekan respon
dari sel-B dan sel T lain terhadap antigen.
Timus memproduksi protein hormon yang membantu T-limfosit matang dan
membedakan. Beberapa hormon timus termasuk thiympoeitin, tiymulin, timosin,
dan faktor humoral timus (THF). Timpoeitin dan timulin menginduksi diferensiasi
di T-limfosit dan meningkatkan fungsi sel-T. Timosin meningkatkan respon imun.
Hal ini juga merangsang hormon tertentu kelenjar pituitari (hormon
pertumbuhan). Faktor humoral timus meningkatkan respon imun terhadap virus
pada khususnya.
5. Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang
menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel delta yang
menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak
belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya
untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila
kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini
juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar
gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis
(pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai
hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran
sel di jaringan.
Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar :
1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.
b. Efek pada otot :
1) Meningkatkan sintesis protein
2) Meningkatkan transportasi asam amino
3) Meningkatkan glikogenesis.
c. Efek pada jaringan lemak
1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida
3) Menurunkan lipolisis
6. Adrenal (Bag. Korteks & Medula)
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis
karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak
ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.
Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya
korteks yang esensial untuk kehidupan.
1) Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen.
2) Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada
zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan
elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium.
Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan
tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid
(penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan
curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid
mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
3) Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan
glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh
antara lain dalam: metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme protein, keseimbangan
cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas, dan terhadap stresor.
4) Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis.
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan
dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun
produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara
kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal menyebabkan
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
7. Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada
minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal
terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar
gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi
gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
1) Testis
Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon
testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk
mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai
dan mempertahankan spermatogenesis.
Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui
umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol
menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ
reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa
pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks
sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon
anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
2) Ovarium
Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan
organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan
ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap
untuk dibuahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi.Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel
dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus
luteum.
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur
seluruh aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan
mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun
oleh sel neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid,
hormon peptide dan hormon turunan tirosin.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan
erta dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon
tertentu. Reseptor hormon ada yang ada di membrane sel juga ada di
sitoplasma sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang
dimiliki pada umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin pada
vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata umumnya berupa
organ endokrin klasik dan organ endokrin tepi.
S I S TE M E KS RE S I D AN OSMO R EG UL A S I
Ekskresi merupakan proses pembebasan sisa sisa metabolisme dari tubuh.
Kelebihan air, gas, garam-garam dan material organik (termasuk sisa metabolisme) di
ekskresikan keluar tetapi substansi yang untuk fungsi tubuh disimpan. Material yang
dikeluarkan ini biasanya ada dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu
proses filterisasi selektif.
Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut
sistem ekskresi.Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu
dan asam urat.Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan
melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda.
Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk
mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui
mekanisme pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya
perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel
menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu
sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda
sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme
hidup.
Ekskresi Hewan Darat dan Aquatik
1. Ekskresi Hewan Darat
Salah satu contoh ekresi pada hewan darat yaitu pada mamalia. Pada mamalia
paru-paru merupakan satu-satunya organ ekresi bagi co2. Air yang dibuang melalui
paru-paru berasal dari aktifitas metabolisme yaitu merupakan zat buangan dari
respirasi. Hati merupakan alat tubuh yang memiliki peranan sangat banyak dan
penting. Ada 2 peranan penting yang di lakukan oleh hati yaitu tempat penyimpanan
zat makanan dan penguraian serta pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan
oleh tubuh. Peran hati yang paling penting sebagai organ ekresi adalah
pembentukan zat buangan bernitrogen dengan jalan deaminasi asam amino.
Pada mamalia ginjal juga merupakan organ utama yang melakukan proses ekresi
dimana mengekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam
garam,melalui proses deaminnasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus.
Selain itu,ginjal juga berfungsi mengekresikan zat yang jumlahnya
berlebihan,misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan cairan
ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan,serta mempertahankan
keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
2. Ekskresi Hewan Aquatic
Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya
saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada
ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih
banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga
penyaringan sisa hasil metabolism berjalan lambat.
Organ Ekskresi Pada Hewan
1. Hewan yang belum memiliki organ ekskresi
a. Protozoa
Protozoa terus menerus mengeluarkan kelebihan air dari dalam tubuhnya untuk
mempertahankan cairan tubuh yang hiperosmotis,maka protozoa tidak harus
mengeluarkan hanya air saja tetapi juga mengganti zat-zat terlarut yang ikut
hilang.
b. Coelenterata
Coelenterate mensekresikan sisa metabolismenya melalui proses difusi,dan ia
memiliki astrosit-astrosit yaitu sel-sel fagosit yang dapat menelan dan
memindahkan zat-zat asing.
2. Hewan yang memiliki organ-organ nefridial
Organ ekskretori ada pada hewan memiliki tubuh bilateral simetris,salah satu
tipenya yaitu nefridial. ada dua organ utama nefridial yaitu:
a. Protonefridium, suatu pembuluh yang ujung internalnya tertutup dan pada
bagian dalam ujungnya ini memilki sel api atau sel rambut (seperti pada
Platyhelmintes)
b. Metanefridium, suatu pembuluh yang ujungnya berhubungan dengan rongga
tubuh (Ex.Annelida)
Pada cacing tanah yang merupakan anggota annelid, setiap segmen
dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium,kecuali pada tiga
segmen pertama dan terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang
yang pertama berupa corong,disebut nefrostom (dibagian anterior) dan
terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada
segmemn berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti
gelembung. lalu gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh
melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.
Cairan tubuh ditarik kecorong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia
dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,bahanbahan yang berguna seperti air,molekul makanan,dan ion akan diambil oleh
sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler
dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan
kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah
dan mengembalikan substansi yang berguna ke sisttem sirkulasi. Cairan dalam
rongga tubuh cacing tanah menngandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada
dua bentuk,yaitu ammonia dan zat lain yang kurang toksik,yaitu ureum. Oleh
karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam llingkungan yang
lembab,annelid mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum di
ekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Kelenjar Anternal (pada Crustacea)
Organ ekresi pada crustacean adalah kelenjar tunal atau kelenjar hijau, sepasang
kelenjar ini terletak pada kepala,yang masing-masing terdiri dari suatu kantung awal
yaitu suatu saluran ekresitori bergulung yang panjang dan bledder yang bermuara
pada lubang dekat dasar antenna. Oleh karena itu namanya kelenjar anternal. Urin
pada kelenjar anternal di bentuk melalui filtrasi dan reabsorbsi.
4. Pembuluh Malpighi
Alat ekskresi pada belalang (Insecta) adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malpighi
berupa kumpulan benag halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya
melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malpighi, serangga juga
memiliki sistem trakea untuk mengelurkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa c02.
Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan ammonia dan harus memelihara kondisi
air di dalam tubuhnya, ammonia yang diperoduksinya diubah menjadi bahan yang
kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk Kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak diantara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian
proksimalpembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya
secara osmosis dan transport aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama
dengan feses.
5. Ginjal
a. Pisces (Ikan)
Ikan mempunyai sitem ekskresi berupa ginjal dan satu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran
ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan
yang hidup diair tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya sedikit
lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup diair laut memiliki sedikit glomelurus
sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
b. Mamalia
Pada mamalia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi
dan osmoregulasi. Peranan fungsi ginjal adalah :
Mensekresikan zat sisa hasil buangan
Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh
Bila banyak air yang masuk kedalam tubuh ginjal membuang kelebihan
sehingga lebih banyak lagi urin yang di sekresikan. Bila tubuh banyak
kehilangan air, ginjal akan mengeluarkan sedikit air (urin pekat).
Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara
mengekskresi garam-garam.
Menjaga ph plasma dan cairan tubuh
Menjalankan fungsi sebagai hormon
Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata lebih sederhana dibandingkan hewan
vertebrata. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sistem ekskresi beberapa hewan
invertebrata.
1. Organ Sistem Ekskresi Makhluk Hidup Satu Sel (Protozoa).
Makhluk hidup satu sel mengeluarkan sisa-sisa metabolismenya dengan cara difusi.
Karbondioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan cara difusi. Selain itu, ada
cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi sisa metabolisme
Makhluk hidup satu sel membentuk vakuola yang berisi sisa metabolisme, lalu
mengeluarkannya dari dalam sel.Pada hewan Coelenterata dan Porifera yang hidup
sebagai koloni sel-sel, mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang
akan dibuang dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
2. Organ Sistem Ekskresi Planaria
Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing pipih atau
planaria. Organ ekskresi pada planaria berupa jaringan menyerupai pipa yang
bercabang-cabang, organ tersebut bernama protonefridia. Jaringan pipa tersebut
dinamakan nefridiofor. Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api (flame cell).
Disebut demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap dan menyaring
sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. lalu , mengalirkannya melalui
nefridiofor menuju pembuluh ekskretori.
3. Organ Sistem Ekskresi Cacing Tanah
Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan invertebrata lainnya memiliki
struktur ginjal sederhana yang disebut nefridia. Struktur tersebut ada di setiap
segmen tubuhnya. Dalam cairan tubuh cacing tanah yang memenuhi rongga
tubuhnya, terkandung sisa metabolisme maupun nutrien. Cairan inilah yang disaring
oleh ujung tabung berbentuk corong dengan silia yang disebut nefrostom. Dari
nefrostom, hasil yang disaring tersebut lalu dibawa melewati tubulus sederhana
yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler darah. Pada tubulus ini, terjadi proses
reabsorpsi bahan-bahan yang penting, seperti garam-garam dan nutrien terlarut. Air
dan zat-zat buangan dikumpulkan dalam tubulus pengumpul, suatu wadah yang
merupakan bagian dari nefridia untuk selanjutnya dikeluarkan melalui lubang
ekskretori di dinding tubuh, yang biasa disebut nefridiofor
4. Organ Sistem Ekskresi Serangga
Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus Malpighi
Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang terikat pada ujung usus posterior
belalang dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa)
oleh saluran Malpighi di bagian ujung. lalu , cairan masuk ke bagian proksimal lalu
masuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristalkristal asam
urat.
Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Pada vertebrata ada beberapa tipe ginjal. Di antaranya adalah pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah tipe ginjal yang berkembang pada fase
embrio atau larva. Pada tahap selanjutnya, ginjal pronefros digantikan oleh tipe ginjal
mesonefros. saat hewan dewasa, ginjal mesonefros digantikan oleh ginjal metanefros.
Pada Mammalia, Reptilia, dan Aves tipe ginjal yang dimiliki adalah mesonefros. Namun,
setelah dewasa mesonefros akan diganti oleh metanefros.
1. Organ Sistem Ekskresi Pisces (Ikan)
Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut mesonefros.
Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal opistonefros. Tubulus
ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran yang berperan dalam
transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka. Ikan memiliki bentuk ginjal
yang berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Pada ikan air
tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat jaringan ikan sangat
mudah mengalami kelebihan cairan.
Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia. Mekanisme
filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral dan zat-zat makanan lebih
banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap. Dengan sedikit minum dan
mengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya
agar tetap dalam keadaan hipertonik.
Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya. Ikan yang hidup
di air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ikan air laut sangat mudah
mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung mengalir keluar ke
lingkungan sekitar melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan osmotik. Ikan air laut
tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi
pada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil.
Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum air laut,
melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya lewat
insang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan dikeluarkan
melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan
Chondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh permukaan
kulitnya.
2. Organ Sistem Ekskresi Amphibi (Katak)
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki
saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal
tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan,
juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air
dalam tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia
kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada
terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke
dalam jaringan tubuh melalui kulitnya
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitarnya. saat berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak
mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak
dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung
kemihnya sebagai cadangan air saat katak berada di darat untuk waktu yang
lama.
3. Organ Sistem Ekskresi Reptilia
Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia memiliki
ginjal tipe pronefros, lalu pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros
hingga metanefros. Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak
terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.
Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam
urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya dan
kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan
garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata.
Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam. saat penyu
sedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air mata. Namun,
yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak
memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar
bersama feses melalui kloaka
4. Organ Sistem Ekskresi Aves
Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung
kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka. Urine
pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat. Metabolisme burung sangat
cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat
tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal
burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, ada 100–500 nefron.
Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burung
laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal
tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadar
garam tinggi.
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 saat kita
bernafas Berkeringat Buang air kecil (urine) . Sistem ekskresi membantu memelihara
homeostasis dengan tigacara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa
metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.Zat
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20,
NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki
oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin
kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan.Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.
• ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi
bagi tubuh.
• sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
• eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi sistem ekskresi pada manusia antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
A. Ginjal
1. Struktur Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau
buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan,
dan berjumlah dua buah.Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150
gram.Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau
abdomen.Di bagian atas (superior) ginjal ada kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjarsuprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang rusuk
ke sebelas dandua belas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemakpararenal) yang membantu meredam goncangan.
Pada bagian kulit ginjal (korteks) ada alat penyaring darah yang
disebut nefron. Glomerolus berupa anyamanpembuluh kapiler darah, sedangkan
simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yangmengelilingi glomerolus.
Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh
kalpilerdarah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut tubulus
proximal. Tubulusyang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal.
Tubulus proximal dantubulus distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa
Henle.Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut
apparatus juxta glomerular, mengandung macula densa dan sel juxta glomerular
Sel juxta glomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi
renin.Cairan menjadi makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk
membentuk urin, yang lalu dibawa ke kandung kemih melewati
ureter.Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leherangsa yang turun
ke arah medula ginjal, lalu naik lagi menuju koretks ginjal.Bagian akhir dari
tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sumsum
ginjal.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebutmedulla (sum-sum ginjal).Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga
j
ginjal), pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida
yang merupakan bukan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan
ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen
penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malpighi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus mendapat
aliran darah dari arteri aferen.Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori
untuk filtrasi atau penyaringan.Darah dapat disaring melalui dinding epitelium
tipis yang berpori dariglomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorongplasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat
arteri eferen. Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam
kapsulBowman ada tiga lapisan:
a. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
b. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
c. selapis sel epitel melapisi dinding kapsul Bowman (podosit).
Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 literper
menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan
glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
2. Fungsi Ginjal
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang
3. Kerja Ginjal
a. Proses Pembentukan Urin
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan pengumpulan
(augmentasi).
1) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
danpermeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan
kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma.Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti
glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di
glomerulus disebut filtrate glomerolus atau urin primer, mengandung asam
amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2) Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus
distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa
difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi
makatubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadidi tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan
menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran
ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.
b. Kandungan Urin
Urin yang normal mengandung bahan-bahan yaitu: air, urea dan amonia yang
merupakan sisa-sisa pembongkaran protein garam-garam mineral, terutama
garam dapur (NaCl). Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada
urin.Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin D, vitamin C, obatobatan dan hormon.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor
dalam dan luar dari individu yang bersangkutan.Faktor-faktor tersebut antara
lain hormone antidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan
faktor cuaca.
B. Kulit
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan
tubuh.Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat
pengeluaran.Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garamgaraman.Kulit terdiri dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit
jangat (dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit.
1. Bagian-bagian kulit
a. Kulit ari (epidermis)
Terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan
tanduk merupakan lapisannya yang terletak paling luar dan terdiri dari sel-sel
mati.Lapisan ini dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak dibawah lapisan
tanduk dan terdiri darisel-sel yang hidup. Lapisan malpighi mengandung pigmen
melamin yang berfungsi memberi warna pada kulit. Lapisan malpighi berfungsi
juga melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari.
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit janggat merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah lapisan kulit ari.Di
dalam kulit jnggat ada kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
ujung-ujung saraf dan kantong rambut.Ujung saraf terdiri atas ujung saraf
peraba untuk mengenali rabaan, ujung saraf peras untuk mengenali tekanan
dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu.
1) Kelenjar keringat
Mengahasilkan keringat. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelitbelit dan banyak jumlahnya, terletak disebelah dalam kulit jangat, bermuara
diatas pemukiman kulit didalam lekukan halus yang disebut pori. Ada
beberpa kelenjar keringat yang berubah sifatnya yang dapat dijumpai dikulit
disebelah dalam telinga, yaitu kelenjr serumen. Kelenjar sebasea ialah
kelenjar kantong didalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara
didalam folikel rambut. Kelenjar ini banyak ada diatas kepala dan muka,
sekitar hidung, mulut dan telinga, tetapi sama sekali tidak ada dalam
kulit tapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi
epitel. Perubahan ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum
2) Saraf Indera
Ujung akhir saraf sensoris yaitu putting peraba terletak didalam kulit jangat
atau dermis. Ujung-ujung saraf indera perasa dan peraba meliputi ; peraba,
perasa panas, perasa dingin, perasa nyeri dan lain sebagainya.
3) Kantung Rambut
Di dalamnya ada akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut
ada otot polos yang merupakan otot penegak rambut dan ada pula
ujung saraf indera perasa nyeri. Bila tubuh kita kedinginan, maka otot
penegak rambut akan berkontraksi sehingga rambut akan berduri. Bila
rambut dicabut akan tersa nyeri. Untuk menjaga agar rambut tidak kering,
disekitar rambut ada kelenjar minyak. Akar rambut dapat mendapatkan
makanan dari pembuluh-pembuluh darah, sehingga memungkinkan rambut
dapat tumbuh terus.
c. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Pada jaringan bawah kulit ada cadangan lemak.Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan dan pengendali suhu tubuh agar tetap hangat.
2. Fungsi Kulit
a. Organ pengantar panas
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, walaupun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang
hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat
ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah
yang mengalir melalui sumsum lanjutan atau medula oblongata. Suhu normal (
sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 360
- 370 C. Suhu kulit
sedikit lebih rendah.
b. Pelindung jaringan
Melindungi jaringan-jaringan sel yang terletak dibawahnya ada pengaruhpengaruh luar.
1) Melindungi jaringan-jaringan sel terhadap pukulan.
2) Mencegah penguapan air karena pengaruh suhu luar
3) Mencegah masuknya kuman-kuman penyakit.c. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan
tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
d. Indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh ransangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda menurut ujung saraf yang diransang. Perasaan panas, dingin, sakit,
semua ini perasaan yang berlainan. Didalam kulit ada tempat –tempat
tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin,
terhadap panas, dan lain-lain.
e. Alat pengeluaran
Kulit mengeluarkan zat-zat sampah yang ada dalam keringat. Keringat
adalah pengeluaran aktif dan kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf
simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira
1/3 dari yang ada di dalam plasma.
f.Pembentuk vitamin
Tempat pembentuk vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kulit atau
integumen adalah organ utama yang beruurusan dengan pelepasan panas dari
tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui
tinja (feses ) dan air kemih ( urine).
3. Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak
darah yang mengalir ke daerah tersebut.Pangkal kelenjar keringat berhubungan
dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea
oleh kelenjar keringat.lalu air bersama larutannya keluar melalui pori-pori
yang merupakanujung dari kelenjar keringat.Keringat yang keluar membawa
panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
normal. saat suhu di keliling kita panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh
dengan banyak mengeluarkan keringat danurin yang dihasilkan lebih sedikit.
Sebaliknya saat suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memproduksi keringat
dan pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).
4. Reseptor
Reseptor yang ada dalam dermis yaitu:
a. reseptor sentuhan;
b. reseptor suhu atau termoreseptor
c. reseptor tekanan.
5. Kelenjar yang ada dalam dermis
a. kelenjar peluh;
b. kelenjar sebum
C. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak di dalam
ronggaperut sebelah kanan, dibawah diafragma.Pada orang dewasa berat hati mencapai
2 kg.Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati
menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat racun.
Hati menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu
yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin).Bilirubin adalah produk
utama dari penguraian sel darah merah yang tua.Bilirubindisaring dari darah oleh hati,
dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin
total akan meningkat. Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini
disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara
bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan
empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran
(feses).Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang
mengakibatkan gejala ikterus.Albumin adalah protein yang mengalir dalam
darah.Albumin dibuat oleh hatidan dikeluarkan pada darah.
Hati berwarna merah tua. Pada orang dewasa berat hati kira-kira 2 kg. Hati
mempunyai 2 jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan yang
melalui vena porta. ada 4 pembuluh darah utama yang menjelajahi seluruh hati, 2
yang masuk, yaitu arteri hepatica dan vena porta, dan 2 yang keluar, yaitu vena hepatica
dan saluran empedu. Pembuluh-pembuluh darah pada hati tersebut akan diuraikan
sebagai berikut :
a. Arteri hepatica
Adalah arteri yang keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darahhnya kepada hati.
Darah ini mempunyai kejenuhan oksigen 95-100 %.
b. Vena porta
adalah vena yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrica superior,
mengantarkan 4/5 darah ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya
70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limfa dan usus. Darah vena porta
ini membawa kepada hati zat makanan yang telah diserap oleh mukosa usus
halus.
c. Vena hepatica
mengembalikan darah dari hati ke vena cava inferior. Di dalam vena hepatica tidak
ada katup.
d. Saluran empedu
terbentuk dari penyatuan kapiler-kapiler empedu yang mengumpulkan empedu
dari sel hati.
Adapun fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen
2) Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
3) Mengatur kadar gula dalam darah
4) Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
5) Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
6) Menguraikan molekul hemoglobin tua
7) Menghilangkan hormon-hormon berlebihan
8) Membentuk protein tertentu dan merombaknya
9) Pembentukan dan pengeluaran lemak dan kolesterol.
D. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon
dioksida dan air yang dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak yang
dikeluarkan dari sel-sel jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah
merah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbon dioksida ini dengan
proses berantai yang disebut “pertukaran klorida”.
Karbon dioksida larut menjadi asam karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat
oleh enzim karbonat anhidrase. Sam karbonat akan terpisah lagi menjadi ion HCO3
-
dan ion H+
. ion hidrogen ini bersifat racun karena dapat mengubah pH darah. Oleh
karena itu, ion hidrogen segera diikat oleh hemoglobin. Ion bikarbonat keluar dari sel
darah dan digantikan kedudukannya oleh ion kloroid dalam darah. Dengan demikian
CO2 akan diangkut sebagian besar sebagai HCO3
- dalam plasma darah, dan sebagian
lagi (25%) diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbomino hemoglobin dan sedikit
sekali sebagai H2CO3 yang larut dalam plasma darah.
Kebalikan proses ini berlangsung di paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida
(CO2) dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam
sel darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk
uap air.
Sistem Osmoregulasi Pada Hewan
a. Sistem osmoregulasi pada hewan invertebrata
Secara umum, organ osmoregulasi invertebrata memakai mekanisme filtrasi,
reabsorbsi, dan sekresi yang prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada vertebrata
yang memproduksi urin yang lebih encer dari cairan tubuhnya.
d. Osmoregulasi pada serangga
Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini
dikarenakan serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masa
tubuhnya sebesar 50 kali, bandingkan dengan mamalia yang mempunyai ratio luas
permukaan tubuh terhadap masa tubuhnya yang hanya ½ kali. Jalan utama
kehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk mengurangi
kehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan menutup
spirakelnya pada saat diantara dua gerakan pernapasannya. Cara mengatasi yang
lain adalah dengan meningkatkan impermeabilitas kulitnya, yaitu dengan memiliki
kutikula yang berlilin yang sangat impermeable terhadap air, sehingga serangga
sedikit sekali kehilangan air melalui kulitnya. Sebagai organ ekskretori serangga
memiliki badan Malphigi yang bersama-sama dengan saluran pencernaan bagian
belakang membentuk sistem ekskretori osmoregulatori.
e. Osmoregulasi pada Annelida
Cacing tanah seperti Lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang
efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion. Urine yang diproduksinya
encer, yang secara esensial bersifat hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadap
darahnya. Diduga konsentrasi urinnya disesuaikan menurut kebutuhan
keseimbangan air tubuhnya. Homeostasis regulasi juga dilakukan dengan
pendekatan prilaku yaitu aktif dimalam hari dan menggali tanah lebih dalam bila
permukaan tanah kering.
f. Osmoregulasi pada Molusca
Pada tubuh keong/siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat
permeable terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang
secepar penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siput
bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya dan
terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekanan
osmotik cairan internal bervariasi secara luas tergantung kandungan air
lingkungannya. Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput
lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering , keoang akan
berlindung dengan membenamkan diri kedalam tanah serta menutup
cangkangnya dengan semacam operculum yang berasal dari lendir yang
dikeluarkannya. Banyak keong darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat
yang mengandung nitrogen dalam bentuk asam urat yang sulit larut dalam air,
yang terbukti bahwa ternyata zat ini meningkat pada beberapa spesies dalam
masa kesulitan mendapatkan air. Selama masa estivasi (tidur musim panas) asam
urat ini disimpan dalam ginjal dengan maksud mengurangi kehilangan air untuk
menekskresikan nitrogen tersebut. Banyak spesies keong yang menyimpan air
didalam rongga mantelnya yang rupanya digunakan pada liungkungan kering.
b. Sistem osmoregulasi pada hewan Vertebrata
a. Osmoregulasi pada ikan
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya
secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak
dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam
tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat
menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar
kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam
jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni
sebanyak-banyaknya.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan
tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan
kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan
meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan
kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik
untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan
ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah
glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada
ikan air tawar
b. Osm0regulasi pada Reptilia
Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit yang
kerimg dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut diyakini
merupakan cara beradaptasi yang baik terhadap kehidupan darat, yakni agar tidak
kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air, hewan tersebut menghasilkan
zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat, yang pengeluarannya hnya
membutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga melakukan penghematan air
dengan menghasilkan feses yang kering. Bahkan, Kadal dan kura-kura pada saat
mengalami dehidrasi mampu memanfaatkan urin encer yang dihasilkan dan
disimpan dikandung kemihnya dengan cara mereabsorbsinya.
c. Osmoregulasi pada Aves
Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan proses
mempertahankan suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan
memperoleh makanan dari laut (burung laut) menghadapi masalah berupa
pemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus
berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Burung mengeluarkan
kelebihan garam tersebut melalui kelenjar garam, yang ada pada cekungan
dangkal dikepala bagian atas, disebelah atas setiap matanya, didekat hidung.
Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm tubhnya, hewan itu
akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl. Kelenjar garam
ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.
d. Osmoregulasi pada Mammalia
Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara,
cara mereka memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum
dan makanan. Akan tetapi, untuk mamalia yang hidup dipadang pasir
memperoleh air denga cara minum merupakan hal yang mustahil sebagai contoh
kangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat bertahan dengan
menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari oksidasi glukosa.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Osmoregulasi
Lingkungan Hidup Hewan
Pada dasarnya lingkungan hidup hewan dapat dibagai menjadi lingkungan air dan
lingkungan darat. Lingkungan air masih dibedakan menjadi lingkungan air laut dan air
tawar. Sedikit sekali hewan darat yang benar-benar telah meninggalkan lingkungan air. Misalnya serangga dan beberapa hewan darat yang lain, meskipun dianggap paling
berhasil beradaptasi dengan kehidupan didarat, namun hidupnya sedikit banyak masih
berhubungan langsung dengan air tawar. Kebanyakan hewan selain serangga, hidup
didalam air atau sangat tergantung pada air.
Komposisi cairan tubuh kebanyakan hewan, khususnya konsentrasi komponen
utama, mereflesikan komposisi air lautan permulaan,tempat nenek moyang hewan
pertama kali muncul. Air laut mengandung sekitar 3,5% garam. Ion utama adalah
natrium,khlorida,magnesium,sulfat dan kalsium yang berada dalam jumlah yang besar.
Jumlah kosentrasi garam di lingkungan sangat bervariasi sesuai tempat
geografisnya. Di lautan tengah dimana penguapan tinggi tidak diikuti dengan jumlah
yang sama masuknya air tawar dari sungai, maka lautan tengah memiliki kandungan
garam mendekati 4%. Dilain daerah khussunya di daerah pesisir,kandungan agak rendah
dibandingkan dengan lautan terbuka,tetapi jumlah relative ion-ion terlarut agak konstan.
Prinsip-prinsip Dasar Osmoregulasi
Terhadap lingkungan hidupnya, ada hewan air yang membiarkan konsentrasi
cairan tubuhnya berubah-ubah menngikuti perubahan mediumnya (osmokonformer).
Kebanyakan invertebrata laut tekanan osmotic cairan tubuhnya sama dengan tekanan
osmotic air laut. Cairan tubuh demikian dikatakan isotonic atau isosmotik dengan
medium tempat hidupnya. Bila terjadi perubahan konsentrasi dalam mediumnya,maka
cairan tubuhnya disesuaikan dengan perubahan tersebut (osmokonformitas).
Sebaliknya ada hewan yang mempertahankan agar tekanan osmotik cairan
tubuhnya relative konstan lebih rendah dari mediumnya (hipoosmotik) atau lebih tinggi
dari mediumnya (hiperosmotik). Untuk mempertahankan cairan tubuh relatif konstan,
maka hewan melakukan regulasi osmotic (osmoregulasi), hewannya disebut regulator
osmotic atau osmoregulator. Ada dua macam regulasi osmotic yaitu regulasi hipoosmotik
dan regulasi hiperosmotik. Pada regulator hipoosmotik, misalnya ikan air laut, hewan ini
selalu mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada mediumnya
(air tawar).
Sebagian besar hewan memakan organisme lain, mati atau hidup, utuh atau
secara sepotong-sepotong. Yang merupakan pengecualian adalah hewan parasitik
tertentu, seperti cacing pita, yang menyerap molekul organik melalui permuka