fisiologi hewan 1





































 . S IS TE M RE PR O DU K S I
 
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan 
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis 
agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan 
reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan, 
bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses 
alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban. Sistem 
reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, 
kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan 
dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada 
beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia yang dilengkapi 
organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu. (Tenzer, 2003:19)
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, 
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan 
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di 
luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam 
tubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi 
interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi 
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk lebih jelasnya bagaimana 
perbandingan anatomi sistemreproduksi hewan vertebrata yang meliputi amphibi, aves, 
reptil, mamalia, dan pisces.
Sistem Reproduksi Pada Amphibi
Sistem Genetalia Jantan
 Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh 
mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian 
posterior rongga abdomen. 
 Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa 
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus 
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vesikula 
seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar 
hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang 
meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus 
wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka 
kadang-kadang masih jelas dijumpai. Sistem Genetalia Betina
 Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak 
bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum 
berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. 
Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
 Saluran reproduksi, oviducts merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk 
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya 
yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran 
yang disebut ductus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
 Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya 
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan 
eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya 
fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Pada katak betina 
menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang 
bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga 
perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai 
ribuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang 
berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan saat  mengadakan fertilisasi. 
Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, 
yaitu berupa telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina saat  terjadi 
fertilisasi.
Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki 
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara 
saling menempelkan kloaka.
Sistem Genitalia Jantan
 Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, 
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin 
ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
 Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan 
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung￾burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang membentuk 
duktus aferen yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara 
dikloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan 
epididimis yang kecil dengan ureter saat  masuk kloka.
Sistem Genitalia Betina
 Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang 
kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
 Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, dan dibagi 
menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulum yang punya 
bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi 
oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan mensekresikan 
albumin, selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah 
magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya Istimus akan 
mensekresikan membran sel telur dalam dan luar.

Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan 
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh 
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar 
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan ada  sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan 
bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat 
sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati 
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi 
sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas 
apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio 
menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan 
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan 
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Sistem Reproduksi Pada Reptil
Sistem Genitalia Jantan
 Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,berjumlah 
sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Padakadal dan ular, salah satu  testis terletak lebih ke depan dari padayang lain. Testis akan membesar saat 
musim kawin.
 Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluranreproduksi, dan 
saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolfdekat testis bergelung 
membentuk epididimis. Tubulus mesonefrusmembentuk duktus aferen yang 
menghubungkan tubulus seminiferustestis dengan epididimis. Duktus wolf 
bagian posterior menjadi duktusdeferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen 
bersatu dengan ureterdan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus 
urogenital yang pendek.
Sistem Genitalia Betina
 Ovaium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagianpermukaannya 
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventralkolumna vertebralis.
 Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anteriorterbuka ke 
rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posteriorbermuara di kloaka. 
Dinding bersifat glanduler, bagian anteriormenghasilkan albumin yang berfungsi 
untuk membungkus sel telur,kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior 
sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
Sistem Reproduksi Pada Pisces
Sistem Genitalia Jantan
Ikan jantan alat reproduksinya terdiri atas :
 sepasang testis, yang menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) berbentukbulat 
telur. Testis sebelah kanan lebih tinggi bila dibandingkan dengantestis sebelah 
kiri.
 epididimis,
 vas deferens, saluran sperma yang keluar dari testis’
 ginjal,
 saluran kencing
 kloaka
Testis
Testis adalah organ reproduksi jantan yang ada  berpasangan dan terletak 
dibawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan￾lipatan,serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang 
testispada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan 
spermajantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital. 
Testisberjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen 
olehmesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan 
testisnyapanjang dan seringkali berlobus. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi 
beberapatubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen 
danmenghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut ductus deferen. 
Bahkanposterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini 
akanterbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada 
Teleosteisaluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara 
terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di 
dalam(internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). 
Namundemikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external 
fertilization).Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis 
oviparmengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. 
Prosespembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan 
dimanasperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil.
Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit 
yangtelah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot. Sebaliknya ikan yang 
melakukanpembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang 
biakdengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina 
(internalfertilization).
Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, lalu  melahirkananak 
yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang berkembangbiak 
secaraovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly
Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkansetiap 
kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas (seperti padahalnya 
manusia).Proses kawinnya ikan didahului dengan pematangan sel-sel telurpada betina 
dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin(spawning) 
pada ikan ini berlangsung secara alamiah/insting.
Sistem Genetalia Betina
 Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada 
anteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium 
kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
 Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya 
berfusiyang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk 
sempitpada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus 
yangbermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan 
berhubunganlangsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan 
bermuara pada satulubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
 Ovary
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran 
telursendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan 
jumlahtelur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur 
besarcontohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih 
sedikit dibanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan 
Mas.Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung 
telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin 
besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
 Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada 
anteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium 
kanan.Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
 Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya 
berfusiyang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk 
sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus 
yangbermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan 
berhubunganlangsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan 
bermuara pada satulubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
Sistem Reproduksi Pada Mammalia (Manusia)
Sistem Genetalia Pada Laki-laki
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksiluar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar 
asesoris.
1. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir 
(skrotum). Testisberjumlah sepasang (testes = jamak). Testis ada  di bagian 
tubuh sebelah kiri dankanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang 
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum 
merupakan alat untuk memproduksi spermadan hormon kelamin jantan yang 
disebut testoteron .
2. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, 
vasdeferens ,saluran ejakulasi danuretra.
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar 
daritestis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. 
Epididimisberfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai 
sperma menjadimatang dan bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus 
yangmengarah ke atas dan m erupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens 
tidakmenempel pada testis dan ujung salurannya ada  di dalam kelenjar 
prostat. Vasdeferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari 
epididimis menujukantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung 
semendengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar 
masuk kedalam uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang ada  di dalam penis. 
Uretraberfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen 
dan saluranuntuk membuang urin dari kantung kemih.
e. Kelenjar Acsesoris. Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi 
penambahanberbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. 
Getah-getah iniberfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan 
pergerakakan sperma.Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang 
terdiri dari vesikula seminalis,kelenjar prostat dan kelenjar Cowper
f. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan 
kelenjarberlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding 
vesikulaseminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber 
makanan bagisperma.
g. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah 
kantungkemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung 
kolesterol, garamdan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup 
sperma.
h. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang 
salurannyalangsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah 
yang bersifatalkali(basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yangterletak 
di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagiberada di 
bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yangmembungkus 
uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya 
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung sarafperasa. Bila ada 
suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darahsehingga penis 
menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi 
testis. Skrotumberjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di 
antara skrotum kanan danskrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan 
ikat dan otot polos (otot dartos).Otot dartos berfungsi untuk menggerakan 
skrotum sehingga dapat mengerut danmengendur. Di dalam skrotum juga 
tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusanotot lurik dinding perut yang 
disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatursuhu lingkungan 
testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma(spermatogenesis) 
membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendahdaripada 
suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan 
melaluiproses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu 
spermafungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang lalu  
disimpan di
epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan 
epiteliumgerminal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. 
Pintalan-pintalantubulus seminiferus ada  di dalam ruang-ruang testis (lobulus 
testis). Satutestis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus 
terdiri darisejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut 
spermatogonia(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga 
lapisan luar selsel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah 
untukmemperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap￾tahapperkembangan tertentu untuk membentuk sperma.Pada tahap pertama 
spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2natau mengandung 23 
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitelgerminal yang disebut 
spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secaramitosis menjadi 
spermatogonia tipe B. lalu , setelah beberapa kali membelah, selselini akhirnya 
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewatibeberapa 
minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk duabuah 
spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder lalu membelah 
lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakancalon 
sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 
23kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi 
menjadispermatozoa (sperma).
Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. saat  spermatid 
dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah 
spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari 
kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanyasedikit 
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma ada selubung 
tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase danproteinase 
yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma ada  badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. 
Badansperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil 
energi untukpergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya 
pengaruh sel-sel sertoli yangmemiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan 
mengatur prosesspermatogenesis.
Sistem Genetalia Pada Wanita
Alat reproduksi pada wanita juga terdiri alat / organ eksternal dan internal, 
sebagian besarterletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi 
kopulasiInternal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan/
dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus -
hipothalamus - hipofisis - adrenal – ovarium. Selain itu ada  organ/sistem 
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit 
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
Genitalia Eksterna
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari 
monspubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium 
urethraeexternum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2. Mons pubis/mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa pubertas daerah 
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, 
banyakmengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada 
pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.Di 
bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel 
rambut.Banyak ada  pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dancorpus 
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik 
dengan penis pada pria.ada  juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak 
pembuluh darah dan ujungserabut saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral 
labiaminora.Berasal dari sinus urogenital.ada  6 lubang/orificium, yaitu 
orificiumurethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii 
kanan-kiri danduktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina ada  
fossa navicularis.
7. Introitus/ orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan 
tipisbermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.Hymen normal 
ada  lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapatberbentuk bulan sabit, 
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibatcoitus atau trauma lain, 
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidakberaturan dengan robekan 
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himenpostpartum disebut parous. 
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput darayang robek yang tampak pada 
wanita pernah melahirkan / para.Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak 
berlubang (hymen imperforata)menutup total lubang vagina, dapat 
menyebabkan darah menstruasi terkumpul dirongga genitalia interna.
8. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri 
dibagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di 
sekitarcervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix 
posterior,dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan 
dindingdorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti 
siklushaid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk 
jalanlahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari 
duktusMulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam s ecara klinis yaitu 
fornicesanterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.Titik Grayenbergh 
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3anterior dinding vagina, 
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot￾ototdiafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma 
urogenitalis(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal 
body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum 
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) 
untukmemperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Gambar 5.10 Genetalia Eksterna Wanita
Genitalia Interna
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum 
(serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan 
nutrisikonseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus 
danpembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, 
fundus,cornu, isthmus dan serviks uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / 
menembus dinding dalamvagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 
komponen utama: otot polos, jalinanjaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan 
elastin. Bagian luar di dalam rongga vaginayaitu portio cervicis uteri (dinding) 
dengan lubang ostium uteri externum (luar, arahvagina) dilapisi epitel 
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum(dalam, arah cavum). 
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostiumexternum bulat kecil, 
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)berbentuk garis 
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spinaischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang 
mengandungglikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, 
peptida dan air.Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus 
haid.
3. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada 
ligamentum latumuteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium 
berupa otot polos tiga lapis(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, 
anyaman dan sirkular), serta dalamlapisan endometrium yang melapisi dinding 
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuaisiklus haid akibat pengaruh hormon￾hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomenmendatar dengan fleksi ke anterior, 
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.Proporsi ukuran corpus terhadap 
isthmus dan serviks uterus bervariasi selamapertumbuhan dan perkembangan 
wanita (gambar).Ligamenta penyangga uterusLigamentum latum uteri, 
ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentumovarii, 
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, 
ligamentumvesicouterina, ligamentum rectouterina.Vaskularisasi uterus 
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiacainterna, serta arteri 
ovarica cabang aorta abdominalis. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba 
kiri-kanan,panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari 
ovarium sampai cavumuteri.Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular 
(longitudinal dan sirkular) sertamukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars 
interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,serta pars infundibulum dengan 
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dindingyang berbeda-beda pada 
setiap bagiannya.Parsisthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan 
lumen tersempit,ada  sfingter utero tuba pengendali transfer gamet.Pars 
ampularis (medial/ampula)Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah 
ampula / infundibulum, dan padahamil ektopik (patologik) sering juga terjadi 
implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae 
abdominalepada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae 
berfungsi “menangkap”ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, 
dan membawanya ke dalamtuba.Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba 
(seperti halnya mesenterium pada usus).
4. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, 
sepasang kirikanan.Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan 
pembuluh darah dan saraf.Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi 
dalam pembentukan dan pematanganfolikel menjadi ovum (dari sel epitel 
germinal primordial di lapisan terluar epital ovariumdi korteks), ovulasi 
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid(estrogen oleh 
teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).Berhubungan 
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.Fimbriae 
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh 
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicumdan jaringan ikat 
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferiorterhadap arteri 
renalis.

S I S TE M EN D O KR IN/ H ORMO N
 
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata 
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih 
dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk 
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, 
sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain 
aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama 
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu 
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata 
“endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama 
dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kataYunani yang berarti “merangsang”. 
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain 
lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa 
jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka 
kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
Sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang 
mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofise/putuitari, kelenjar 
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi 
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada 
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga 
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat 
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf 
seperti yang ada  pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar￾benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel 
saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara 
langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat 
ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata 
maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem 
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin
dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
Klasifikasi dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Tabel 6.1 Klasifikasidan Sifat Hormon
Steroid Peptida Protein Besar Turunan Tirosin
 Testosteron
 Estrogen
 Progesteron
 Kortikosteroid
 Vitamin D-3
 Hormon 
Hipotalamus
 Angiotensin
 Somatostatin
 Gastrin
 Sekretin
 Glukagon
 Kalsitonin
 Insulin
 Parathormon
 Hormon 
Pertumbuhan
 Prolaktin
 LH
 FSH
 TSH
Katekolamin, 
meliputi :
 Noradrenalin
 Adrenalin
Hormon Tiroid, 
meliputi :
 Tiroksin (T4)
 Triiodotironin 
(T3)
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, ada  sejumlah zat kimia yang 
menyerupai hormon, antara lain : 
1. Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk 
mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel 
penghasin antibodi.
2. Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, 
bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) 
sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran 
keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
3. Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya 
melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal 
darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah 
dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan 
jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
4. Hormon Prostaglandin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis 
secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenarnya tidak berfungsi 
sebagai organ endokrin.
5. Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke 
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, 
reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah 
kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan 
penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat 
yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut: 
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum 
aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki 
rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan 
sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel 
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya 
esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam 
samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam 
mekanismenya.
Mekanisme Aksi Hormon
1. Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau 
sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. 
Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan 
dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. 
Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa 
dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks 
hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang 
menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon 
dengan cara kerja seperti di atas :
 Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan 
proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
 Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat 
penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
 Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan 
mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung 
padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
 Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas 
metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau 
pembelahan sel.
2. Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang ada  dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon 
yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon 
turunan asam amino. Hormon tersebut sangat mudah larut dalam lipid 
sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan 
dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban 
dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon 
berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks 
hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang 
sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera 
berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. 
Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan 
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
Jenis Kelenjar Endokrin
1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) 
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon 
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. 
Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior:
 Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
 Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
 Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk 
hormon)
 Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
 Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria 
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus 
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon 
testosteron)
 Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
b. Hipofisis posterior
 Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
 Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh 
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk 
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur 
kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan 
menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon 
perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin 
(TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor
utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid 
yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon 
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan 
fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan 
kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel 
chief.
4. Adrenalin
5. Pankreas : Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
6. Testis : Menghasilkan hormon testosteron
7. Ovum :Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan 
dinding rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding 
rahim.
Sistem Endokrin Pada Invertebrata
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon sehingga 
sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber hormon 
pada invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain: 
 Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan 
senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan 
regenerasi. Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan 
molekul peptide yang disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan 
sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya 
membenyuk daerah kepala.
 Platyhelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses 
regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, 
ionic, dan dalam proses reproduksi.
 Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta 
mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang 
berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut ada  pada 
ganglion di daerah kepala dan beberapa pada daeran korda saraf.
 Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas 
tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem 
neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga 
epitoki akan berlangsung saat  kadar hormon tersebut sangaan rendah.
 Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari 
gonad dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik 
memiliki peran yang sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa 
hormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan ovum.
 Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar 
mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks 
tepatnya pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses 
molting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin 
juga. Krustasea juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam 
perkembanagn testis dan produksi sperma.
 Insekta
ada  3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut.
1) Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke 
korpora kardiaka, yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat 
penyimpanan dan pelepasan neurohormon.
2) Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke 
korpora kardiaka.
3) Sel neurosekretori subesofageal : ada  di bawah kerongkongan dan 
memiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan organ 
endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan 
pengelupasan rangka luar (kulit luar).
Sistem Endokrin Pada Vertebrata
Sistem Endokrin Pada Manusia
Dalam tubuh manusia, ada 8 kelenjar endokrin yang terpenting, yaitu : 
1. Hipofisis (Bag. Anterior , Medula &Posterior)
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) 
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon 
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
c. Hipofisis anterior:
 Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
 Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
 Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk 
hormon)
 Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
 Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria 
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus 
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon 
testosteron)
d. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
e. Hipofisis posterior
 Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
 Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal).

2. Tiroid 
Di berbagai jaringan, hormon tiroid (T3, T4) akan meningkatkan sintesis enzim, 
aktivitas Na
+
/K+
-ATPase dan penggunaan oksigen sehingga menyebabkan 
peningkatan metabolisme basal dan peningkatan suhu tubuh. Dengan 
merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis, hormon tiroid menyebabkan 
peningkatan konsentrasi glukosa darah, sedangkan pada sisi lain juga 
meningkatkan glikolisis. Hormon ini merangsang lipolisis, pemecahan VLDL dan 
LDL, serta eksresi asam empedu di dalam empedu. Hormon tiroid merangsang 
pelepasan eritropoetin dan eritrpoesis, dengan meningkatkan pemakaian 
oksigen. Hormon tiroid mensensitisasi organ target terhadap katekolamin 
sehingga meningkatkan kontraktilitas jantung dan frekwensi denyut jantung. 
Selain itu, hormon ini meningkatkan motilitas usus dan merangsang proses 
transport di usus dan ginjal. Hormon ini meningkatkan perkembangan fisik (misal 
pertumbuhan tinggi) dan perkembangan mental (terutama intelektual). T3 dan T4 
merangsang restrukturisasi tulang dan otot, efek katabolik terutama 
mendominasi dan meningkatkan eksitablitas neuromuskular. T3 dan T4 terutama 
bekerja melaluipeningkatan ekspresi gen, yang berlangsung selama beberapa 
hari. Di luar hal ini, kerjanya yang lama disebabkan oleh lamanya waktu paruh di 
dalam darah (T3 : 1 hari dan T4 : 7 hari ).
3. Paratiroid 
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus 
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar 
ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells 
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi 
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat tubuh. Organ targetnya 
adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH 
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus 
ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi 
peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun 
akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan 
pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di 
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol 
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
4. Timus 
Kelenjar timus adalah organ utama dari sistem limfatik. Terletak di daerah dada 
bagian atas, fungsi utama dari kelenjar ini adalah untuk mempromosikan 
perkembangan sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang disebut T￾limfosit. T-limfosit atau sel-T adalah sel darah putih yang melindungi terhadap 
organisme asing (bakteri dan virus) yang telah berhasil menginfeksi sel-sel tubuh. 
Mereka juga melindungi tubuh dari dirinya sendiri dengan mengendalikan sel 
kanker. Dari bayi sampai remaja, ukuran timus relatif besar. Setelah pubertas, 
ukuran timus mulai menurun dan terus menyusut sesuai dengan penambahan 
usia.

Timus adalah dua struktur yang strategis di rongga dada bagian atas. Timus 
sebagian meluas ke daerah leher. Timus terletak di atas perikardium jantung, di 
depan aorta, antara paru-paru, di bawah tiroid, dan di belakang tulang 
dada.Timus mempunyai fungsi:
1) mengatur sistem kekebalan tubuh melalui pengembangan sel kekebalan 
yang berperan untuk imunitas sel.
2) menghasilkan hormon yang mendorong pertumbuhan.
3) mempengaruhi struktur dari sistem endokrin, termasuk kelenjar hipofisis 
dan kelenjar adrenal, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan 
seksual.
4) mempengaruhi organ lain dan sistem organ termasuk ginjal, limpa, sistem 
reproduksi, dan sistem saraf pusat.
Fungsi timus terutama untuk mengembangkan T-limfosit. Setelah matang, sel￾sel ini meninggalkan timus dan diangkut melalui pembuluh darah ke kelenjar 
getah bening dan limpa. T-limfosit berperan untuk imunitas sel, yang merupakan 
respon imun yang melibatkan aktivasi sel kekebalan tertentu untuk melawan 
infeksi. T-sel mengandung protein yang disebut reseptor sel T yang mengisi 
membran sel T dan mampu mengenali berbagai jenis antigen (zat yang 
menimbulkan reaksi kebal).
T-limfosit berdiferensiasi menjadi tiga kelompok utama dalam timus. Kelompok 
ini adalah:
 Sel T sitotoksik – langsung menghentikan antigen.
 Sel T pembantu – memicu produksi antibodi oleh sel-B dan juga 
memproduksi zat yang mengaktifkan T-sel lain.
 Sel T peraturan – juga disebut sel T penekan, sel-sel ini menekan respon 
dari sel-B dan sel T lain terhadap antigen.
Timus memproduksi protein hormon yang membantu T-limfosit matang dan 
membedakan. Beberapa hormon timus termasuk thiympoeitin, tiymulin, timosin, 
dan faktor humoral timus (THF). Timpoeitin dan timulin menginduksi diferensiasi 
di T-limfosit dan meningkatkan fungsi sel-T. Timosin meningkatkan respon imun. 
Hal ini juga merangsang hormon tertentu kelenjar pituitari (hormon 
pertumbuhan). Faktor humoral timus meningkatkan respon imun terhadap virus 
pada khususnya.
5. Pankreas 
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan 
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan 
lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan 
splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya 
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau 
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang 
menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel delta yang 
menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. 
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme 
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat 
,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak 
belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya 
untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila 
kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini 
juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar 
gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi 
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta 
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan 
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis 
(pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai  
hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran 
sel di jaringan. 
Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar : 
1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.
b. Efek pada otot :
1) Meningkatkan sintesis protein
2) Meningkatkan transportasi asam amino
3) Meningkatkan glikogenesis. 
c. Efek pada jaringan lemak
1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida
3) Menurunkan lipolisis
6. Adrenal (Bag. Korteks & Medula)
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis 
karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak 
ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. 
Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya 
korteks yang esensial untuk kehidupan.
1) Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon 
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa 
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan 
androgen.
2) Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada 
zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan 
elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. 
Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan 
tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid 
(penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan 
curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid 
mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
3) Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan 
glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh 
antara lain dalam: metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang 
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme protein, keseimbangan 
cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas, dan terhadap stresor.
4) Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. 
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan 
dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun 
produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. 
Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara 
kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal menyebabkan 
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
7. Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada 
minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal 
terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar 
gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi 
gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
1) Testis 
Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu 
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon 
testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk 
mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai 
dan mempertahankan spermatogenesis.
Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui 
umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol 
menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ 
reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus 
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa 
pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks 
sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan 
perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan 
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon 
anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
2) Ovarium
Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan 
organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon 
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan 
ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap 
untuk dibuahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks 
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta 
mempertahankan proses laktasi.Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel 
dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus 
luteum.
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur 
seluruh aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan 
mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun 
oleh sel neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, 
hormon peptide dan hormon turunan tirosin.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan 
erta dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon 
tertentu. Reseptor hormon ada yang ada  di membrane sel juga ada  di 
sitoplasma sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang 
dimiliki pada umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin pada 
vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata umumnya berupa 
organ endokrin klasik dan organ endokrin tepi.
S I S TE M E KS RE S I D AN OSMO R EG UL A S I
 
Ekskresi merupakan proses pembebasan sisa sisa metabolisme dari tubuh. 
Kelebihan air, gas, garam-garam dan material organik (termasuk sisa metabolisme) di 
ekskresikan keluar tetapi substansi yang untuk fungsi tubuh disimpan. Material yang 
dikeluarkan ini biasanya ada  dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu 
proses filterisasi selektif. 
Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut 
sistem ekskresi.Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme 
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu 
dan asam urat.Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan 
melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda. 
Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. 
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk 
mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui 
mekanisme pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya 
perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel 
menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu 
sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda 
sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme 
hidup.
Ekskresi Hewan Darat dan Aquatik
1. Ekskresi Hewan Darat
Salah satu contoh ekresi pada hewan darat yaitu pada mamalia. Pada mamalia 
paru-paru merupakan satu-satunya organ ekresi bagi co2. Air yang dibuang melalui 
paru-paru berasal dari aktifitas metabolisme yaitu merupakan zat buangan dari 
respirasi. Hati merupakan alat tubuh yang memiliki peranan sangat banyak dan 
penting. Ada 2 peranan penting yang di lakukan oleh hati yaitu tempat penyimpanan 
zat makanan dan penguraian serta pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan 
oleh tubuh. Peran hati yang paling penting sebagai organ ekresi adalah 
pembentukan zat buangan bernitrogen dengan jalan deaminasi asam amino.
Pada mamalia ginjal juga merupakan organ utama yang melakukan proses ekresi 
dimana mengekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen 
misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam 
garam,melalui proses deaminnasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. 
Selain itu,ginjal juga berfungsi mengekresikan zat yang jumlahnya 
berlebihan,misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan cairan 
ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan,serta mempertahankan 
keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
2. Ekskresi Hewan Aquatic
Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran 
yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya 
saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada 
ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih 
banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga 
penyaringan sisa hasil metabolism berjalan lambat.
Organ Ekskresi Pada Hewan
1. Hewan yang belum memiliki organ ekskresi
a. Protozoa 
Protozoa terus menerus mengeluarkan kelebihan air dari dalam tubuhnya untuk 
mempertahankan cairan tubuh yang hiperosmotis,maka protozoa tidak harus 
mengeluarkan hanya air saja tetapi juga mengganti zat-zat terlarut yang ikut 
hilang.
b. Coelenterata
Coelenterate mensekresikan sisa metabolismenya melalui proses difusi,dan ia 
memiliki astrosit-astrosit yaitu sel-sel fagosit yang dapat menelan dan 
memindahkan zat-zat asing.
2. Hewan yang memiliki organ-organ nefridial
Organ ekskretori ada  pada hewan memiliki tubuh bilateral simetris,salah satu
 tipenya yaitu nefridial. ada  dua organ utama nefridial yaitu:
a. Protonefridium, suatu pembuluh yang ujung internalnya tertutup dan pada 
bagian dalam ujungnya ini memilki sel api atau sel rambut (seperti pada 
Platyhelmintes)
b. Metanefridium, suatu pembuluh yang ujungnya berhubungan dengan rongga 
tubuh (Ex.Annelida)
Pada cacing tanah yang merupakan anggota annelid, setiap segmen 
dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium,kecuali pada tiga 
segmen pertama dan terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang 
yang pertama berupa corong,disebut nefrostom (dibagian anterior) dan 
terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga 
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. 
Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada 
segmemn berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti 
gelembung. lalu  gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh 
melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. 
Cairan tubuh ditarik kecorong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia 
dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,bahan￾bahan yang berguna seperti air,molekul makanan,dan ion akan diambil oleh 
sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler 
dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan 
kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah 
dan mengembalikan substansi yang berguna ke sisttem sirkulasi. Cairan dalam 
rongga tubuh cacing tanah menngandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada 
dua bentuk,yaitu ammonia dan zat lain yang kurang toksik,yaitu ureum. Oleh 
karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam llingkungan yang 
lembab,annelid mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum di 
ekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Kelenjar Anternal (pada Crustacea)
Organ ekresi pada crustacean adalah kelenjar tunal atau kelenjar hijau, sepasang 
kelenjar ini terletak pada kepala,yang masing-masing terdiri dari suatu kantung awal 
yaitu suatu saluran ekresitori bergulung yang panjang dan bledder yang bermuara 
pada lubang dekat dasar antenna. Oleh karena itu namanya kelenjar anternal. Urin 
pada kelenjar anternal di bentuk melalui filtrasi dan reabsorbsi.
4. Pembuluh Malpighi
Alat ekskresi pada belalang (Insecta) adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat 
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malpighi 
berupa kumpulan benag halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya 
melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malpighi, serangga juga 
memiliki sistem trakea untuk mengelurkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa c02. 
Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan ammonia dan harus memelihara kondisi 
air di dalam tubuhnya, ammonia yang diperoduksinya diubah menjadi bahan yang 
kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk Kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak diantara usus tengah dan usus belakang. Darah 
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian 
proksimalpembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan 
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya 
secara osmosis dan transport aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan 
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama 
dengan feses.
5. Ginjal
a. Pisces (Ikan)
Ikan mempunyai sitem ekskresi berupa ginjal dan satu lubang pengeluaran yang 
disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran 
ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan 
yang hidup diair tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya sedikit 
lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup diair laut memiliki sedikit glomelurus 
sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
b. Mamalia
Pada mamalia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi 
dan osmoregulasi. Peranan fungsi ginjal adalah :
 Mensekresikan zat sisa hasil buangan 
 Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh
 Bila banyak air yang masuk kedalam tubuh ginjal membuang kelebihan 
sehingga lebih banyak lagi urin yang di sekresikan. Bila tubuh banyak 
kehilangan air, ginjal akan mengeluarkan sedikit air (urin pekat).
 Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara 
mengekskresi garam-garam.
 Menjaga ph plasma dan cairan tubuh
 Menjalankan fungsi sebagai hormon
Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata lebih sederhana dibandingkan hewan 
vertebrata. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sistem ekskresi beberapa hewan 
invertebrata.
1. Organ Sistem Ekskresi Makhluk Hidup Satu Sel (Protozoa).
Makhluk hidup satu sel mengeluarkan sisa-sisa metabolismenya dengan cara difusi. 
Karbondioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan cara difusi. Selain itu, ada 
cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi sisa metabolisme 
Makhluk hidup satu sel membentuk vakuola yang berisi sisa metabolisme, lalu 
mengeluarkannya dari dalam sel.Pada hewan Coelenterata dan Porifera yang hidup 
sebagai koloni sel-sel, mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang 
akan dibuang dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
2. Organ Sistem Ekskresi Planaria
Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing pipih atau 
planaria. Organ ekskresi pada planaria berupa jaringan menyerupai pipa yang 
bercabang-cabang, organ tersebut bernama protonefridia. Jaringan pipa tersebut 
dinamakan nefridiofor. Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api (flame cell). 
Disebut demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap dan menyaring 
sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. lalu , mengalirkannya melalui 
nefridiofor menuju pembuluh ekskretori.
3. Organ Sistem Ekskresi Cacing Tanah
Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan invertebrata lainnya memiliki 
struktur ginjal sederhana yang disebut nefridia. Struktur tersebut ada  di setiap 
segmen tubuhnya. Dalam cairan tubuh cacing tanah yang memenuhi rongga 
tubuhnya, terkandung sisa metabolisme maupun nutrien. Cairan inilah yang disaring 
oleh ujung tabung berbentuk corong dengan silia yang disebut nefrostom. Dari 
nefrostom, hasil yang disaring tersebut lalu  dibawa melewati tubulus sederhana 
yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler darah. Pada tubulus ini, terjadi proses 
reabsorpsi bahan-bahan yang penting, seperti garam-garam dan nutrien terlarut. Air 
dan zat-zat buangan dikumpulkan dalam tubulus pengumpul, suatu wadah yang 
merupakan bagian dari nefridia untuk selanjutnya dikeluarkan melalui lubang 
ekskretori di dinding tubuh, yang biasa disebut nefridiofor 
4. Organ Sistem Ekskresi Serangga
Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus Malpighi  
Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang terikat pada ujung usus posterior 
belalang dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) 
oleh saluran Malpighi di bagian ujung. lalu , cairan masuk ke bagian proksimal lalu 
masuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristalkristal asam 
urat.
Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Pada vertebrata ada  beberapa tipe ginjal. Di antaranya adalah pronefros, 
mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah tipe ginjal yang berkembang pada fase 
embrio atau larva. Pada tahap selanjutnya, ginjal pronefros digantikan oleh tipe ginjal 
mesonefros. saat  hewan dewasa, ginjal mesonefros digantikan oleh ginjal metanefros. 
Pada Mammalia, Reptilia, dan Aves tipe ginjal yang dimiliki adalah mesonefros. Namun, 
setelah dewasa mesonefros akan diganti oleh metanefros.
1. Organ Sistem Ekskresi Pisces (Ikan)
Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut mesonefros. 
Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal opistonefros. Tubulus 
ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran yang berperan dalam 
transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka. Ikan memiliki bentuk ginjal 
yang berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Pada ikan air 
tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat jaringan ikan sangat 
mudah mengalami kelebihan cairan.
Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia. Mekanisme 
filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral dan zat-zat makanan lebih 
banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap. Dengan sedikit minum dan 
mengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya 
agar tetap dalam keadaan hipertonik.
Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya. Ikan yang hidup 
di air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ikan air laut sangat mudah 
mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung mengalir keluar ke 
lingkungan sekitar melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan osmotik. Ikan air laut 
tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi 
pada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil.
Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum air laut, 
melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya lewat 
insang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan dikeluarkan 
melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan 
Chondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh permukaan 
kulitnya.
2. Organ Sistem Ekskresi Amphibi (Katak)
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki 
saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal 
tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, 
juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air 
dalam tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia 
kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada 
terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke 
dalam jaringan tubuh melalui kulitnya
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitarnya. saat  berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak 
mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak 
dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung 
kemihnya sebagai cadangan air saat  katak berada di darat untuk waktu yang 
lama.
3. Organ Sistem Ekskresi Reptilia
Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia memiliki 
ginjal tipe pronefros, lalu  pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros 
hingga metanefros. Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak 
terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia. 
Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam 
urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya dan 
kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan 
garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. 
Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam. saat  penyu 
sedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air mata. Namun, 
yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak 
memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar 
bersama feses melalui kloaka
4. Organ Sistem Ekskresi Aves
Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung 
kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka. Urine 
pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat. Metabolisme burung sangat 
cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat 
tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal 
burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, ada  100–500 nefron.
Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burung 
laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal 
tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadar 
garam tinggi.
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak 
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 saat  kita 
bernafas Berkeringat Buang air kecil (urine) . Sistem ekskresi membantu memelihara 
homeostasis dengan tigacara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa 
metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa 
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.Zat 
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, 
NHS, zat warna empedu, dan asam urat. 
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti 
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak 
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki 
oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin 
kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. 
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan.Zat 
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak 
dan mikroba usus.
• ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi 
bagi tubuh.
• sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran 
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya 
mengandun genzim.
• eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang 
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi sistem ekskresi pada manusia antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh 
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi) 
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi) 
4. Homeostasis
A. Ginjal
1. Struktur Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau 
buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, 
dan berjumlah dua buah.Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150 
gram.Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau 
abdomen.Di bagian atas (superior) ginjal ada  kelenjar adrenal (juga disebut 
kelenjarsuprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang rusuk 
ke sebelas dandua belas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak 
perirenal dan lemakpararenal) yang membantu meredam goncangan.
Pada bagian kulit ginjal (korteks) ada  alat penyaring darah yang 
disebut nefron. Glomerolus berupa anyamanpembuluh kapiler darah, sedangkan 
simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yangmengelilingi glomerolus.
Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh 
kalpilerdarah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut tubulus 
proximal. Tubulusyang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal. 
Tubulus proximal dantubulus distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa 
Henle.Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut 
apparatus juxta glomerular, mengandung macula densa dan sel juxta glomerular
Sel juxta glomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi 
renin.Cairan menjadi makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk 
membentuk urin, yang lalu  dibawa ke kandung kemih melewati 
ureter.Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leherangsa yang turun 
ke arah medula ginjal, lalu  naik lagi menuju koretks ginjal.Bagian akhir dari 
tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sumsum 
ginjal.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi 
disebutmedulla (sum-sum ginjal).Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga 
j
ginjal), pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida 
yang merupakan bukan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan 
ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen 
penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malpighi) yang dilanjutkan oleh 
saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut 
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus mendapat 
aliran darah dari arteri aferen.Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori 
untuk filtrasi atau penyaringan.Darah dapat disaring melalui dinding epitelium 
tipis yang berpori dariglomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan 
dari darah yang mendorongplasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke 
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat 
arteri eferen. Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam 
kapsulBowman ada  tiga lapisan:
a. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
b. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
c. selapis sel epitel melapisi dinding kapsul Bowman (podosit).
Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 literper 
menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan 
glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
2. Fungsi Ginjal
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh 
b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan 
c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian 
tubulus ginjal 
d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia 
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel 
darah merah (SDM) di sumsum tulang
3. Kerja Ginjal
a. Proses Pembentukan Urin
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui 
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan pengumpulan 
(augmentasi).
1) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di 
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan 
danpermeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses 
penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan 
kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein 
plasma.Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti 
glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat 
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di 
glomerulus disebut filtrate glomerolus atau urin primer, mengandung asam 
amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2) Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap 
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus 
distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada 
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa 
difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi 
makatubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih 
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa 
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai 
terjadidi tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan 
menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran 
ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.
b. Kandungan Urin
Urin yang normal mengandung bahan-bahan yaitu: air, urea dan amonia yang 
merupakan sisa-sisa pembongkaran protein garam-garam mineral, terutama 
garam dapur (NaCl). Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada 
urin.Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin D, vitamin C, obat￾obatan dan hormon.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor 
dalam dan luar dari individu yang bersangkutan.Faktor-faktor tersebut antara 
lain hormone antidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan 
faktor cuaca.
B. Kulit
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan 
tubuh.Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat 
pengeluaran.Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam￾garaman.Kulit terdiri dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit 
jangat (dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit.
1. Bagian-bagian kulit
a. Kulit ari (epidermis)
Terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan 
tanduk merupakan lapisannya yang terletak paling luar dan terdiri dari sel-sel 
mati.Lapisan ini dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak dibawah lapisan 
tanduk dan terdiri darisel-sel yang hidup. Lapisan malpighi mengandung pigmen 
melamin yang berfungsi memberi warna pada kulit. Lapisan malpighi berfungsi 
juga melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari.
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit janggat merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah lapisan kulit ari.Di 
dalam kulit jnggat ada  kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, 
ujung-ujung saraf dan kantong rambut.Ujung saraf terdiri atas ujung saraf 
peraba untuk mengenali rabaan, ujung saraf peras untuk mengenali tekanan 
dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu.
1) Kelenjar keringat
Mengahasilkan keringat. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit￾belit dan banyak jumlahnya, terletak disebelah dalam kulit jangat, bermuara 
diatas pemukiman kulit didalam lekukan halus yang disebut pori. Ada 
beberpa kelenjar keringat yang berubah sifatnya yang dapat dijumpai dikulit 
disebelah dalam telinga, yaitu kelenjr serumen. Kelenjar sebasea ialah 
kelenjar kantong didalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara 
didalam folikel rambut. Kelenjar ini banyak ada  diatas kepala dan muka, 
sekitar hidung, mulut dan telinga, tetapi sama sekali tidak ada  dalam 
kulit tapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi 
epitel. Perubahan ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum
2) Saraf Indera
Ujung akhir saraf sensoris yaitu putting peraba terletak didalam kulit jangat 
atau dermis. Ujung-ujung saraf indera perasa dan peraba meliputi ; peraba, 
perasa panas, perasa dingin, perasa nyeri dan lain sebagainya.
3) Kantung Rambut
Di dalamnya ada  akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut 
ada  otot polos yang merupakan otot penegak rambut dan ada  pula 
ujung saraf indera perasa nyeri. Bila tubuh kita kedinginan, maka otot 
penegak rambut akan berkontraksi sehingga rambut akan berduri. Bila 
rambut dicabut akan tersa nyeri. Untuk menjaga agar rambut tidak kering, 
disekitar rambut ada  kelenjar minyak. Akar rambut dapat mendapatkan 
makanan dari pembuluh-pembuluh darah, sehingga memungkinkan rambut 
dapat tumbuh terus.
c. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Pada jaringan bawah kulit ada  cadangan lemak.Lemak berfungsi sebagai 
cadangan makanan dan pengendali suhu tubuh agar tetap hangat. 
2. Fungsi Kulit
a. Organ pengantar panas
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, walaupun terjadi perubahan suhu 
lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang 
hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat 
ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah 
yang mengalir melalui sumsum lanjutan atau medula oblongata. Suhu normal ( 
sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 360
- 370 C. Suhu kulit 
sedikit lebih rendah.
b. Pelindung jaringan
Melindungi jaringan-jaringan sel yang terletak dibawahnya ada  pengaruh￾pengaruh luar. 
1) Melindungi jaringan-jaringan sel terhadap pukulan.
2) Mencegah penguapan air karena pengaruh suhu luar
3) Mencegah masuknya kuman-kuman penyakit.c. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan 
tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
d. Indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh ransangan pada ujung saraf didalam kulit 
berbeda menurut ujung saraf yang diransang. Perasaan panas, dingin, sakit, 
semua ini perasaan yang berlainan. Didalam kulit ada  tempat –tempat 
tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, 
terhadap panas, dan lain-lain.
e. Alat pengeluaran
Kulit mengeluarkan zat-zat sampah yang ada  dalam keringat. Keringat 
adalah pengeluaran aktif dan kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf 
simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 
1/3 dari yang ada di dalam plasma.
f.Pembentuk vitamin
Tempat pembentuk vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kulit atau 
integumen adalah organ utama yang beruurusan dengan pelepasan panas dari 
tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui 
tinja (feses ) dan air kemih ( urine).
3. Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, 
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak 
darah yang mengalir ke daerah tersebut.Pangkal kelenjar keringat berhubungan 
dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea 
oleh kelenjar keringat.lalu  air bersama larutannya keluar melalui pori-pori
yang merupakanujung dari kelenjar keringat.Keringat yang keluar membawa 
panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap 
normal. saat  suhu di keliling kita panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh 
dengan banyak mengeluarkan keringat danurin yang dihasilkan lebih sedikit. 
Sebaliknya saat  suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memproduksi keringat 
dan pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).
4. Reseptor
Reseptor yang ada  dalam dermis yaitu:
a. reseptor sentuhan;
b. reseptor suhu atau termoreseptor
c. reseptor tekanan.
5. Kelenjar yang ada  dalam dermis
a. kelenjar peluh;
b. kelenjar sebum
C. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak di dalam 
ronggaperut sebelah kanan, dibawah diafragma.Pada orang dewasa berat hati mencapai 
2 kg.Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati 
menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat racun. 
Hati menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu 
yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin).Bilirubin adalah produk
utama dari penguraian sel darah merah yang tua.Bilirubindisaring dari darah oleh hati, 
dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin 
total akan meningkat. Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini 
disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara 
bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan 
empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran 
(feses).Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang 
mengakibatkan gejala ikterus.Albumin adalah protein yang mengalir dalam 
darah.Albumin dibuat oleh hatidan dikeluarkan pada darah.
Hati berwarna merah tua. Pada orang dewasa berat hati kira-kira 2 kg. Hati 
mempunyai 2 jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan yang 
melalui vena porta. ada  4 pembuluh darah utama yang menjelajahi seluruh hati, 2 
yang masuk, yaitu arteri hepatica dan vena porta, dan 2 yang keluar, yaitu vena hepatica 
dan saluran empedu. Pembuluh-pembuluh darah pada hati tersebut akan diuraikan 
sebagai berikut :
a. Arteri hepatica
Adalah arteri yang keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darahhnya kepada hati. 
Darah ini mempunyai kejenuhan oksigen 95-100 %.
b. Vena porta
adalah vena yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrica superior, 
mengantarkan 4/5 darah ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 
70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limfa dan usus. Darah vena porta 
ini membawa kepada hati zat makanan yang telah diserap oleh mukosa usus 
halus.
c. Vena hepatica
mengembalikan darah dari hati ke vena cava inferior. Di dalam vena hepatica tidak 
ada  katup. 
d. Saluran empedu
terbentuk dari penyatuan kapiler-kapiler empedu yang mengumpulkan empedu 
dari sel hati.
Adapun fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen
2) Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
3) Mengatur kadar gula dalam darah
4) Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
5) Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
6) Menguraikan molekul hemoglobin tua
7) Menghilangkan hormon-hormon berlebihan
8) Membentuk protein tertentu dan merombaknya
9) Pembentukan dan pengeluaran lemak dan kolesterol.
D. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru 
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon 
dioksida dan air yang dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak yang 
dikeluarkan dari sel-sel jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah 
merah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah 
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbon dioksida ini dengan 
proses berantai yang disebut “pertukaran klorida”. 
Karbon dioksida larut menjadi asam karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat 
oleh enzim karbonat anhidrase. Sam karbonat akan terpisah lagi menjadi ion HCO3
-
dan ion H+
. ion hidrogen ini bersifat racun karena dapat mengubah pH darah. Oleh 
karena itu, ion hidrogen segera diikat oleh hemoglobin. Ion bikarbonat keluar dari sel 
darah dan digantikan kedudukannya oleh ion kloroid dalam darah. Dengan demikian 
CO2 akan diangkut sebagian besar sebagai HCO3
- dalam plasma darah, dan sebagian 
lagi (25%) diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbomino hemoglobin dan sedikit 
sekali sebagai H2CO3 yang larut dalam plasma darah.
Kebalikan proses ini berlangsung di paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida 
(CO2) dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam 
sel darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk 
uap air.
Sistem Osmoregulasi Pada Hewan
a. Sistem osmoregulasi pada hewan invertebrata
Secara umum, organ osmoregulasi invertebrata memakai mekanisme filtrasi, 
reabsorbsi, dan sekresi yang prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada vertebrata 
yang memproduksi urin yang lebih encer dari cairan tubuhnya.
d. Osmoregulasi pada serangga
Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini 
dikarenakan serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masa 
tubuhnya sebesar 50 kali, bandingkan dengan mamalia yang mempunyai ratio luas 
permukaan tubuh terhadap masa tubuhnya yang hanya ½ kali. Jalan utama 
kehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk mengurangi 
kehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan menutup 
spirakelnya pada saat diantara dua gerakan pernapasannya. Cara mengatasi yang 
lain adalah dengan meningkatkan impermeabilitas kulitnya, yaitu dengan memiliki 
kutikula yang berlilin yang sangat impermeable terhadap air, sehingga serangga 
sedikit sekali kehilangan air melalui kulitnya. Sebagai organ ekskretori serangga 
memiliki badan Malphigi yang bersama-sama dengan saluran pencernaan bagian 
belakang membentuk sistem ekskretori osmoregulatori.
e. Osmoregulasi pada Annelida
Cacing tanah seperti Lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang 
efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion. Urine yang diproduksinya 
encer, yang secara esensial bersifat hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadap 
darahnya. Diduga konsentrasi urinnya disesuaikan menurut kebutuhan 
keseimbangan air tubuhnya. Homeostasis regulasi juga dilakukan dengan 
pendekatan prilaku yaitu aktif dimalam hari dan menggali tanah lebih dalam bila 
permukaan tanah kering.
f. Osmoregulasi pada Molusca
Pada tubuh keong/siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat 
permeable terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang 
secepar penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siput 
bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya dan 
terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekanan 
osmotik cairan internal bervariasi secara luas tergantung kandungan air 
lingkungannya. Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput 
lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering , keoang akan 
berlindung dengan membenamkan diri kedalam tanah serta menutup 
cangkangnya dengan semacam operculum yang berasal dari lendir yang 
dikeluarkannya. Banyak keong darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat 
yang mengandung nitrogen dalam bentuk asam urat yang sulit larut dalam air, 
yang terbukti bahwa ternyata zat ini meningkat pada beberapa spesies dalam 
masa kesulitan mendapatkan air. Selama masa estivasi (tidur musim panas) asam 
urat ini disimpan dalam ginjal dengan maksud mengurangi kehilangan air untuk 
menekskresikan nitrogen tersebut. Banyak spesies keong yang menyimpan air 
didalam rongga mantelnya yang rupanya digunakan pada liungkungan kering.
b. Sistem osmoregulasi pada hewan Vertebrata
a. Osmoregulasi pada ikan
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat 
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya 
secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak 
dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam 
tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat 
menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar 
kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam 
jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat 
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni 
sebanyak-banyaknya.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan 
tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan 
kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut 
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan 
meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan 
kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik 
untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan 
ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah 
glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada 
ikan air tawar
b. Osm0regulasi pada Reptilia
Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit yang 
kerimg dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut diyakini 
merupakan cara beradaptasi yang baik terhadap kehidupan darat, yakni agar tidak 
kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air, hewan tersebut menghasilkan 
zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat, yang pengeluarannya hnya 
membutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga melakukan penghematan air 
dengan menghasilkan feses yang kering. Bahkan, Kadal dan kura-kura pada saat 
mengalami dehidrasi mampu memanfaatkan urin encer yang dihasilkan dan 
disimpan dikandung kemihnya dengan cara mereabsorbsinya.
c. Osmoregulasi pada Aves
Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan proses 
mempertahankan suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan 
memperoleh makanan dari laut (burung laut) menghadapi masalah berupa 
pemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus 
berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Burung mengeluarkan 
kelebihan garam tersebut melalui kelenjar garam, yang ada  pada cekungan 
dangkal dikepala bagian atas, disebelah atas setiap matanya, didekat hidung. 
Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm tubhnya, hewan itu 
akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl. Kelenjar garam 
ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.
d. Osmoregulasi pada Mammalia
Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara, 
cara mereka memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum 
dan makanan. Akan tetapi, untuk mamalia yang hidup dipadang pasir 
memperoleh air denga cara minum merupakan hal yang mustahil sebagai contoh 
kangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat bertahan dengan 
menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari oksidasi glukosa.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Osmoregulasi
Lingkungan Hidup Hewan
Pada dasarnya lingkungan hidup hewan dapat dibagai menjadi lingkungan air dan 
lingkungan darat. Lingkungan air masih dibedakan menjadi lingkungan air laut dan air 
tawar. Sedikit sekali hewan darat yang benar-benar telah meninggalkan lingkungan air. Misalnya serangga dan beberapa hewan darat yang lain, meskipun dianggap paling 
berhasil beradaptasi dengan kehidupan didarat, namun hidupnya sedikit banyak masih 
berhubungan langsung dengan air tawar. Kebanyakan hewan selain serangga, hidup 
didalam air atau sangat tergantung pada air.
Komposisi cairan tubuh kebanyakan hewan, khususnya konsentrasi komponen 
utama, mereflesikan komposisi air lautan permulaan,tempat nenek moyang hewan 
pertama kali muncul. Air laut mengandung sekitar 3,5% garam. Ion utama adalah 
natrium,khlorida,magnesium,sulfat dan kalsium yang berada dalam jumlah yang besar.
Jumlah kosentrasi garam di lingkungan sangat bervariasi sesuai tempat 
geografisnya. Di lautan tengah dimana penguapan tinggi tidak diikuti dengan jumlah 
yang sama masuknya air tawar dari sungai, maka lautan tengah memiliki kandungan 
garam mendekati 4%. Dilain daerah khussunya di daerah pesisir,kandungan agak rendah 
dibandingkan dengan lautan terbuka,tetapi jumlah relative ion-ion terlarut agak konstan.
Prinsip-prinsip Dasar Osmoregulasi
Terhadap lingkungan hidupnya, ada hewan air yang membiarkan konsentrasi 
cairan tubuhnya berubah-ubah menngikuti perubahan mediumnya (osmokonformer). 
Kebanyakan invertebrata laut tekanan osmotic cairan tubuhnya sama dengan tekanan 
osmotic air laut. Cairan tubuh demikian dikatakan isotonic atau isosmotik dengan 
medium tempat hidupnya. Bila terjadi perubahan konsentrasi dalam mediumnya,maka 
cairan tubuhnya disesuaikan dengan perubahan tersebut (osmokonformitas).
Sebaliknya ada hewan yang mempertahankan agar tekanan osmotik cairan 
tubuhnya relative konstan lebih rendah dari mediumnya (hipoosmotik) atau lebih tinggi 
dari mediumnya (hiperosmotik). Untuk mempertahankan cairan tubuh relatif konstan, 
maka hewan melakukan regulasi osmotic (osmoregulasi), hewannya disebut regulator 
osmotic atau osmoregulator. Ada dua macam regulasi osmotic yaitu regulasi hipoosmotik
dan regulasi hiperosmotik. Pada regulator hipoosmotik, misalnya ikan air laut, hewan ini 
selalu mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada mediumnya 
(air tawar).





Sebagian besar hewan memakan organisme lain, mati atau hidup, utuh atau 
secara sepotong-sepotong. Yang merupakan pengecualian adalah hewan parasitik 
tertentu, seperti cacing pita, yang menyerap molekul organik melalui permuka