Home »
tanaman herbal 4 3
» tanaman herbal 4 3
tanaman herbal 4 3
November 16, 2023
tanaman herbal 4 3
faktur), bisul, ; Perut busung, cacingan, malaria, tenaga sesudah melahirkan,; Digigit ular,;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Seluruh bagian tumbuhan.
INDIKASI :
Tumbuhan ini berkhasiat untuk: - menjernihkan suara,
- batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis),
- tulang patah (fraktur), memar, rematik,
- perut busung, cacingan,
- malaria,
- memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan
- digigit ular, bisul.
CARA PEMAKAIAN :
Seluruh tumbuhan sebanyak 10 - 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk
pemakaian luar, daun segar ditumbuk hingga lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus,
airnya untuk mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Menjemihkan suara
Akar senggugu sebanyak 10 g ditumbuk halus. Tambahkan 1/2
cangkir air masak sambil diremas merata. Peras dan saring, lalu minum sekaligus.
2. Asma, bronkitis, sukar kencing.
Akar senggugu sebanyak 10 g diiris tipis-tipis lalu diseduh dengan
secangkir air panas. sesudah dingin, diminum.
3. Borok berair
Daun segar secukupnya direbus. sesudah dingin airnya dipakai untuk mencuci borok.
4. Rematik
Daun senggugu segar ditumbuk dengan adas pulasari atau daun
senggugu muda diremas halus dengan sedikit kapur. Baban ini
lalu dibalurkan di tempat yang sakit.
5. Perut busung, cacingan
Daun senggugu, temulawak, dan sedikit garam diseduh dengan
secangkir air panas. sesudah dingin disaring, lalu minum sekaligus.
6. Batuk
Buah senggugu dikunyah dengan sirih, airnya ditelan. Atau buahnya
sebanyak 2 buah dicuci bersih lalu dikunyah perlahan-lahan, dan
telan. sesudah itu, minumlah air hangat.
CATATAN :
Di area Imogiri, Yogyakarta, senggugu dipakai oleh pengobat tradisional Gurah, yaitu kulit akar ditumbuk dan
diseduh dengan air, kemudian diteteskan pada hidung untuk menjernihkan suara, mengeluarkan lendir dari
tenggorokan, dan pengobatan sinusitis.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun senggugu, pahit, pedas, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Daun
banyak mengandung kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang mengandung senyawa
triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung
glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Infus daun senggugu secara in vitro
dapat menghancurkan batu ginjal.
Sereh
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
Sinonim : Andropogon nardus L., Andropogon citriodorus Desf.
Familia : Poaceae
Uraian :
Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong,
membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang
lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan
berbau aromatik. Bunga: susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata,
biasanya berwarna sama, umumnya putih. Daun pelindung: bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil
(pendukung bunga). Kelopak: bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit).
Mahkota: bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari:
berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Putik: kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan
berbentuk jambul. Buah: buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji. Asal-usul Ceylon.
Waktu berbunga Januari- Desember. area distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh pada area dengan
ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi
tanah di area tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di negara kita
banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass).
Biasanya tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan
potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan yaitu 0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman
telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya
dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas
cahaya matahari hingga 50% dan pemupukan urea hingga 100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak
atsiri sereh wangi. Berat segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan
nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh Intensitas
cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi
tanaman. Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau anakan pada 5-7 MST,
jumlah anakan / rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi bahan tanaman pada 24 MST serta tidak
berpengaruh pada kandungan geraniol dan sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh
terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan / rumpun pada 19 MST. Interaksi antara pupuk kandang
den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun / anakan pada 5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam
dan pupuk NPK berpengaruh pada jumlah anakan / rumpun pada 21 MST. Semakin rapat jarak tanam dapat berefek
pada peningkatan hasil minyak atsiri; jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang
semakin tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan tinggi tanaman. Jarak
tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter
kanopi pada saat panen. Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak tanam
yang lebih lebar;, sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh. Dosis pemupukan urea 50 kg/ha
hingga 100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm
akan mempercepat pembentukan anakan.
Nama Lokal :
NAMA area : -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar: dipakai sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan
penghangat badan. Daun: dipakai sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca
persalinan, penurun panas dan pereda kejang.
Pemanfaatan :
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk penghangat badan:
5 gram akar segar Andropogon nardus, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian diminum
2 kali sehari masing?masing 1/2 gelas, pagi dan sore .
Komposisi :
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen,
kamfen, sabinen, mirsen, ß-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, aterpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat,
terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, ß-elemen, ß-kariofilen, ß-bergamoten, trans-metilisoeugenol, ß-
kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen
utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral,
limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang
enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal. Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda)
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2 limonenoksida; p-mentha-2,8-dienl-ol; Dekan-2,4dien-l-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta-1(7), 8dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cisp.menta-1 (7), 8-dien-2-ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.
Sesuru
(Euphorbia antiquorum L.)
Sinonim : Euphorbia neriifolia, Linn.
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Sesuru umumnya ditanam di pekarangan, taman-taman atau tumbuh liar di ladang dan area pantai. Perdu tegak,
tinggi 1-3 m, banyak berdahan, berdaging dan mengandung getah berwarna putih susu. Tanaman ini menyerupai
kaktus, cabang tua bentuknya bulat panjang atau bersegi 3-6. Cabang kecil memiliki 3-5 sirip tebal yang
bergelombang, dan pada setiap cekungan tumbuh sepasang duri tajam. Daunnya sedikit, bertangkai pendek dan
berdaging, Helaian daun bulat telur sungsang, panjang 8-12 cm, lebar 3-4 cm, bagian atas berwarna hijau tua,
bagian bawah agak muda, tumbuh berseling diujung dahan, mudah terlepas. Bunga kecil, berbentuk payung terdiri
dari 3 kuntum yang keluar di cekungan sirip, diameter 1 cm , warnanya kuning pucat. Buah bundar, diameter 1 cm.
Nama Lokal :
Sudu-sudu, susurru, susudu (Jawa).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, malaria, demam, radang anak telinga, sakit gigi, asma, bisul; Rematik, sembelit, kurap, gigitan ular,
membunuh serangga;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Batang, daun dan putik bunga. Kulit dan duri dibuang, lalu dipotong tipis-tipis kemudian goreng hingga kuning.
KEGUNAAN:
- Diare akut.
- Malaria, demam.
- Membunuh serangga (insecticide).
- Radang anak telinga.
- Sakit gigi.
- Sesak napas (asmatis).
- Rematik.
- Sembelit.
- Gigitan ular (akar).
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3-6 g batang. Batang sesudah dicuci bersih, dibuang kulit dan durinya. Potong tipis-tipis, lalu goreng
dengan beras hingga warnanya coklat. Batang yang sudah kering ini lalu direbus dengan air, minum.
Pemakaian luar. Batang segar dicuci bersih lalu digiling halus. Air perasannya dipakai untuk memoles bisul,
radang kulit bernanah (piodermi) dan kurap (ringworm infection). Atau batang dikeringkan, digiling menjadi serbuk.
Taburkan ketempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Bisul, piodermi:
Batang dipotong tipis, hangatkan diatas api kecil Letakkan di atas bisul atau radang kulit.
2. Bisul, kurap:
Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya
dilumaskan pada bisul atau kurap dan sekelilingnya. Lakukan 2 kali sehari.
3. Radang anak telinga:
Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya
dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Sehari 4-6 kali, 2-3 tetes.
4. Sakit gigi:
Getah sesuru beberapa tetes, dengan lidi kapas dilumaskan pada
gigi yang sakit atau berlubang. Lakukan 1-2 kali sehari, tetapi harus
hati-hati. Jangan hingga mengenai gigi yang sehat.
5. Sembelit:
Batang sesuru dicuci lalu digiling halus, peras. Airnya diaduk
dengan tepung tapioka secukupnya lalu dibuat pil sebesar kacang
hijau. Keringkan dengan cara digongseng diatas tatakan genteng. Setiap kali makan 1 pil.
CATATAN:
- Sesuru beracun, wanita hamil dilarang pakai.
- Untuk minum, sesuru sesudah dibuang kulit dan durinya lalu diiris
tipis-tipis. Goreng alau gongseng dengan beras, hingga warnanya
menjadi coklat. Baru direbus dengan air, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, beracun. Batang sesudah dihilangkan cairannya dengan
pengolahan, berkhasiat menghilangkan bengkak (anti swelling), anti radang (anti inflarnast), anti diare, peluruh
kentut. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Taraxerol, taraxerone, friedelan-3 alfa-ol, friedelan-3 beta-ol, epifriedelanol,
sterol, progesterone, karbohidrat, asam amino, asam sitrat, asam malat, dan asam fumarat. Daun: Peroxidase,
calsium oksalat, peptic substance, kanji. Getah: Euphorbol, euphol, cyeloartenol.
Siantan
(Ixora stricter Roxb.)
Sinonim : Ixora chinensis, Lamk.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dan dipakai untuk bunga sembahyang agama Budha. Tanaman perdu tegak
ini tingginya sekitar 1 m - 2,5 m, berbatang coklat kehitaman, banyak bercabang, cabang muda berwarna coklat
kemerah-merahan. Daun tunggal, letak berhadapan-bersilang, tangkai daun sangat pendek, bulat telur sungsang
hingga jorong, tepi rata, warna daun hijau tua, daun muda di ujung tangkai berwarna merah kecoklatan,
permukaan daun mengkilat, bagian ujung dan pangkal daun runcing, panjang 6 - 13 cm, lebar 3 - 4 cm. Bunga
berupa bunga majemuk berbentuk malai rata, warna oranye, tumbuh di ujung tangkai. Buah bulat, penampang 7 -
8 mm, merah ungu.
Nama Lokal :
Long chuan hua (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, Tidak datang haid, Hipertensi;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, akar, tangkai dan daun.
KEGUNAAN:
Bunga: Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhea), hipertensi.
PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, rebus, minum.
Akar: TBC Paru, batuk dan batuk darah.
Pemakaian: 30 - 60 gr. rebus, minum.
Tangkai dan daun: Luka terpukul, badan ngilu-ngilu, terkilir, koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. TBC paru disertai batuk dan batuk darah:
30 - 60 gr akar siantan + 10 gr Gancao direbus selama 3 jam, untuk
1 X minum. Atau:
30 - 60 gr akar siantan ditambah 60 gr daging sapi tanpa lemak, dibuat soup.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sejuk, hypotensive, mengecilkan bekuan darah (reduce
hematoma), menghilangkan sakit (analgesic).Sidaguri
(Sida rhombifolia L.)
Sinonim : S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S. semicrenata Link., S. spinosa L.
Familia : Malvaceae
Uraian :
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari
cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada area tropis di seluruh dunia dari dataran rendah hingga
1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun
tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip,
bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna
kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah
dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan
dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa
Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan
(Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae
radix (akar sidaguri).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus
kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan
pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat
pematangan bisul, antiradang, dan abortivum.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat dipakai sebagai obat. Bisa dipakai segar atau yang
telah dikeringkan.
INDIKASI
Herba dipakai untuk mengatasi:
Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar (scrofuloderma),
radang usus (enteritis), disentri,
sakit kuning (jaundice),
malaria,
batu saluran kencing,
sakit lambung,
wasir berdarah, muntah darah,
terlambat haid, dan
cacingan.
Akar dipakai untuk mengatasi:
influenza, sesak napas (asma bronkhiale),
disentri,
sakit kuning,
rematik gout,
sakit gigi, sariawan,
digigit serangga berbisa,
kurang nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
terlambat haid, dan
bisul yang tak kunjung sembuh.
Bunga dipakai untuk obat luar pada:
gigitan serangga.
CARA PEMAKAIAN
Rebus herba kering (15--30 g) atau herba segar (30--60 g), lalu minum airnya. Jika memakai akar, dosisnya 10-
15 g, atau memakai takaran besar sebanyak 30--60 g, rebus, Ialu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, tempelkan herba segar atau akar yang telah digiling halus ke bagian tubuh yang sakit,
seperti bisul, koreng, TBC kelenjar, gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, pakai airnya untuk mencuci ekzema
pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.
CONTOH PEMAKAIAN
Rematik
Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air hingga tersisa satu gelas. sesudah dingin, saring dan,minum
sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. sesudah
dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air
matang secukupnya hingga simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. sesudah dingin, minum airnya sekaligus.
Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas.
pakai ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air
masak hingga terendam seturuhnya dan tim. sesudah dingin, minum airnya.
Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan minyak kelapa, lalu aduk hingga merata.
Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, hingga sembuh.
TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cud herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan daging (60
g), lalu tim. sesudah dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar hingga halus,
lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.
Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. sesudah dingin, minum airnya dan
makan dagingnya. Lakukan selama beberapa hari.
Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling hingga halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air
matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu
gelas. sesudah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya. .
Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit.
Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.
Catatan
Perempuan hamil dilarang memakai tumbuhan obat ini.
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak
mengandung zat phlegmatik yang dipakai sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang
mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.
Sirih
(Piper betle, Linn.)
Sinonim : Chavica auriculata Miq. Artanthe hixagona.
Familia : Piperaceae
Uraian :
Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak
panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau
agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan
obat-obatan juga masih sering dipakai oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan 'nginang' (Jawa). Biasanya
kelengkapan untuk 'nginang' ini yaitu daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Nama Lokal :
Betel (Perancis), Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (negara kita ), Suruh, Sedah (Jawa), Seureuh (Sunda); Ju jiang
(China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Mimisan, Bronkhitis, Batuk,
Sariawan, Luka; Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduren, Diare, Sakit gigi;
Pemanfaatan :
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan
Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian
dipanggang dengan api.
Cara memakai : dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
2. Keputihan
Bahan: 7 - 10 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air hingga mendidih.
Cara memakai : air rebusan daun sirih ini dalam keadaan
masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
3. Sakit Jantung
Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang
merah, 1 sendok jintan putih.
Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk hingga halus,
ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.
4. Sifilis
Bahan : 25 - 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula
aren dan garam dapur secukupnya.
Cara membuat: semua bahan ini direbus bersama dengan 2 liter
air hingga mendidih, kemudian disaring.
Cara memakai : diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren
Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok
minyak kayu putih.
Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk bersama-sama hingga halus.
Cara memakai : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
6. Diare
Bahan: 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk bersama-sama hingga halus.
Cara memakai : digosokkan pada bagian perut.
7. Menghentikan pendarahan gusi
Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur, diulang
secara teratur hingga sembuh.
8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa)
Bahan: 1 lembar daun sirih.
Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit
supaya keluar minyaknya.
Cara memakai : dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.
9. Sakit gigi berlubang
a. Bahan: 1 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur,
diulang secara teratur hingga sembuh.
b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok
Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk hingga
garam larut, biarkan hingga dingin
Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.
10. Bronkhitis
Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula
batu dengan air 2 gelas hingga mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring
Cara memakai : diminum 3 kali sehari 3 sendok makan
11. Batuk
a. Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga sembuh.
b. Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga sembuh.
c. Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya.
Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama
daun widoro dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga sembuh.
d. Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih
Cara memakai : sesudah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur hingga sembuh.
12. Sakit Mata
Bahan: 2 - 3 lem
Komposisi :
Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional
Sirsak
(Annona muricata, Linn. (Latin))
Familia :Annonaceae
Uraian :
Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.
Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang
pada bagian bawahnya memiliki warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi
untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di area yang
tanahnya cukup mengandung air. Di negara kita , sirsak tumbuh dengan baik pada area yang mempuyai ketinggian
kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda
Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada
manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik yaitu melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4
tahunan sesudah ditanam.
Nama Lokal :
NAMA area : Sirsak (negara kita ) Nangka sabrang, Nangka landa (Jawa) Nangka Walanda, Sirsak (Sunda) Nangka
buris (Madura) Srikaya jawa (Bali) Deureuyan belanda (Aceh) Durio ulondro (Nias) Durian batawi (Minangkabau)
Jambu landa (Lampung) Langelo walanda (Gorontalo) Sirikaya balanda (Bugis dan Ujungpandang) Wakano (Nusa
Laut) Naka walanda (Ternate) Naka (Flores) Ai ata malai (Timor)
Pemanfaatan :
Khasiat dan manfaat untuk pengobatan:
Ambeien
Bahan: buah sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas;Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Sakit Kandung Air Seni
Bahan: buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya;
Cara membuat: semua bahan ini dimasak dibuat kolak;
Cara memakai : dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
Bayi Mencret
Bahan: buah-sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya;
Cara memakai : diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
Anyang-anyangen (sering kecing tetapi sedikit dan terasa sakit)
Bahan: sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya;
Cara membuat: sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas; Cara
memakai : disaring dan diminum.
Sakit Pinggang
Bahan: 20 lembar daun sirsak;
Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air hingga mendidih hingga tinggal3 gelas;
Cara memakai : diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
Bisul
Bahan: daun sirsak yang masih muda secukupnya;
Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah 1/2 sendok air, diaduk hingga merata;
Cara memakai : ditempelkan pada bagian bisul.
Komposisi :
Sirsak (Annona muricata) pada setiap 100 gramnya mengandung nilai kalori sebanyak 65 kalori, protein 1 gram,
lemak 0,3 gram, hidrat arang 16,3 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 27 miligram, besi 0,6 miligram, vitamin A 10 SI,
vitamin B, 0,07 miligram, vitamin C 20 miligram dan zat air 81,7 persen. Di samping itu, pada bagian daun clan
batangnya mengandung unsur senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat clan alakaloid murisine.
Sisik Naga
(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.)
Sinonim : D. heterophyllum C.Chr., D. microphyllum (Pr.) C.Chr., Lemmaphyllum microphyllum Presl.
Familia : polypodiaceae.
Uraian :
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh area Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang
menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit sebab dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat
ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada area yang agak lembab mulai dari
dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang,
kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan
jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung
tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul atau berambut jarang pada
permukaan bawah, berwarna hijau hingga hijau kecokelatan. Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa
spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun
yang berbentuk bulat hingga jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan
picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai Sumatera Barat). Jawa:
paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). NAMA ASING Bao shu lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad,
duitvaren (B). NAMA SIMPLISIA Drymoglossi Herba (herba picisan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya manis, sedikit pahit, dingin. Antiradang, menghilangkan nyeri (analgesik), pembersih darah, penghenti
perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan obat batuk (antitusif). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Ekstrak alkohol daun sisik naga memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sedangkan
ekstrak alkohol dan ekstrak airnya dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus aureus (L. Nuraini Susilowati, FF
UGM, 1988).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Bagian yang dipakai yaitu daun dan seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI
Daun dipakai untuk pengobatan :
gondongan (parotitis),
TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma),
sakit kuning (jaundice),
sukar buang air besar (sembelit), sakit perut,
disentri,
kencing nanah (gonore),
batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah,
perdarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan,
rematik,
keputihan (leukore), dan
kanker payudara.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-60 g daun, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, pakai air rebusan herba segar untuk mencuci kudis, koreng, atau berkumur bagi
penderita sariawan dan radang gusi. Cara lain, giling herba segar hingga halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit
pada penyakit-penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah.
CONTOH PEMAKAIAN
Radang gusi (gingivitis)
Cuci daun sisik naga secukupnya hingga bersih, lalu kunyah. Biarkan kunyahan ini cukup lama di bagian gusi
yang meradang. Selanjutnya, buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, hingga sembuh.
Rematik jaringan lunak (nonartikuler)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. sesudah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sakit kuning (jaundice)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar hingga bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air hingga airnya tersisa separonya.
sesudah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sariawan
Cuci 1 genggam daun sisik naga hingga bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air hingga mendidih (selama 15 menit).
pakai air saringannya untuk berkumur selagi hangat.
Menghentikan perdarahan
Cuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling hingga halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu air saringannya
diminum. Lakukan 3 kali sehari hingga sembuh
Komposisi :
Sisik naga mengandung minyak asiri, sterol/triterpen, fenol, flavonoid, tanin, dan gula.
Som Jawa
(Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.)
Sinonim : T. crassifolium Willd.. T. patens (L.) Willd.. Portulaca patens L.
Familia : Portulacaceae
Uraian :
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal
dari Amerika tropis. Akarnya berdaging tebal, biasa dipakai sebagai pengganti kolesom. DI Jawa tumbuh pada
ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan
pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung
dan pangkal runcing, panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5 - 5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai,
berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter
3 mm, bijinya kecil, hitatn, bulat gepeng.
Nama Lokal :
NAMA area Gelang porslen. NAMA ASING Turen shen (C), vergeet-mij-wel (B), tho cao ly sam, tho nhan sam (V),
panicled fameflower root (I). NAMA SIMPLISIA Talini paniculati Radix (akar som jawa)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar bersifat manis dan netral yang berkhasiat menguatkan paru, tonikum, dan afrodisiak. Sedangkan daunnya
berkhasiat meningkatkan nafsu makan (stomakik).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Akar, daun. Akar sesudah dicuci lalu dikukus, baru dikeringkan untuk penyimpanan.
INDIKASI
Akar berkhasiat mengatasi:
kondisi badan lemah, banyak berkeringat, pusing,
lemah syahwat,
batuk, TB paru, paru-paru lemah,
nyeri lambung,
diare,
ngompol (enuresis),
datang haid tidak teratur,
keputihan, dan
air susu ibu (ASI) sedikit.
Daun berkhasiat untuk:
melancarkan pengeluaran ASI,
bisul, dan
kurang nafsu makan.
CARA PEMAKAIAN
Akar som jawa yang telah dikeringkan sebanyak 30 - 60 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, daun som jawa
segar dicuci lalu dipipis. Tempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN
Lemah syahwat
Akar som jawa sebanyak 50 g diiris tipis-tipis. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas:Tambahkan sedikit brem, minum
selagi hangat.
ASI sedikit, kurang nafsu makan
Daun som jawa segar secukupnya ditumis, lalu dimakan sebagai sayuran.
Bisul
Daun som jawa segar dicuci. Tambahkan gula merah secukupnya lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul, lalu
dibalut.
Catatan
Akar segar sebelum dipakai untuk pengobatan atau diktringkan untuk penyimpanan, harus dikukus (diuapkan)
terlebih dahulu. Pemakaian akar segar secara langsung bisa menyebabkan diare.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sosor Bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Per.)
Sinonim : Bryophyllum pinnatum, (L.f.) Oken. = B. germinans, Blanco. = B.pinnatum. (lamk.), Kurz. = Cotyledon
paniculata, Blanco. = C. pinnata, Lamk. = C. rhizophylla, Roxb.
Familia : Crassulaceae
Uraian :
Terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersehar di area tropik. Tinggi ± 1 m, dipelihara di pekarangan
rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu, area panas
dan kering. Tumbuh hingga ± 1.000 m di atas permukaan laut.Terna berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit,
banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung
daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau hingga hijau keabu-abuan. Dapat
dikembangbiakkan melalui daun (Kuncup-kuncup daun berbentuk dalam toreh-toreh pada tepi daunnya). Syarat
Tumbuh a. Iklim 1) Ketinggian tempat 1 m - 2.400 m di atas permukaan laut 2) Curah hujan tahunan 2.500 mm -
2.500 mm/tahun 3) Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan. 4) Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan)
; 3 bulan - 4 bulan 5) Suhu udara : 20' C - 25' C. 6) Kelembapan : sedang. b. Tanah 1) Tekstur : pasir hingga liat 2)
Drainase : sedang - baik 3) Kedalaman air tanah : 10 cm - 25 cm dari permukaan tanah 4) Kedalaman perakaran : 2
cm - 25 cm dari permukaan tanah 5) Kemasaman (pH) : 5 - 7. 6) Kesuburan sedang.
Nama Lokal :
Buntiris, Jampe, Jukut kawasa, tere, ceker itik (Sunda); Suru bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen (Jawa),;
Didingin beueu (Aceh), Mamala (Halmahera), Rau kufiri (Ternate); Kabi-kabi (Tidore), dau ancar bebek, daun
ghemet (Madura); Lou di sheng gen (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit panas, Sakit kepala, Batuk, Melancarkan air seni;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, pemakaian segar.
KEGUNAAN:
- Bisul,koreng, pembengkakan payudara (mastitis), memar, tulang patah.
- Rheumatik, wasir, buang air kecil kurang lancar, datang haid tidak
teratur.
- Diare. bengkak-hengkak, peluruh dahak, penurun panas.
- Radang amandel (Tonsilitis), radang telinga tengah (Otitis media
acuta).
- Batuk darah, muntah darah, luka berdarah.
- Terbakar dan tersiram air panas.
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr tumbuhan segar direbus.
PEMAIKAIAN LUAR:
Daun dilumatkan, dipakai ditempat yang sakit sebagai tapal pada:
1. Disentri, diare. menurunkan demam:
Tapal di perut, sehari diganti 2 kali
2. Bisul. koreng, mastitis, memar:
30 - 60 gr daun sosor bebek dilumatkan, ambil airnya (peras)
ditambah madu, minum, sisa perasan daun, ditempelkan pada tempat kelainan sebagai tapal.
3. Radang amandel:
5 - 10 lembar daun sosor bebek segar dilumatkan, ambil airnya untuk kumur-kumur (gargle).
4. Radang telinga luar (Otitis externa).
Air perasan daun sosor bebek dipakai untuk obat tetes telinga.
CARA PEMAKAIAN:
1. Nyeri lambung (Gastritis):
Air perasan 5 lembar daun sosor bebek ditambah sedikit garam, minum.
2. Muntah darah:
7 lembar daun sosor bebek dilumatkan, campur arak + gula merah (gula enau), ditim, minum hangat-hangat.
3. Sendi-sendi sakit (Rheumatik):
Seluruh tanaman sosor bebek seberat 30 gr direbus, minum airnya,
atau:
4 lembar daun sosor bebek,
1 sendok teh adas,
1 jari pulosari,
2 jari gula enau, dan
3 gelas air.
Semua bahan direbus hingga menjadi 3/4-nya, sesudah dingin
disaring, diminum 3 x sehari @ 3/4 gelas.
4. Wasir:
Daun sosor bebek dicuci bersih, diangin-anginkan hingga kering,
dibuat menjadi bubuk.
Pemakaian: 1 sendok makan bubuk diseduh air panas 3/4 cangkir,
ditambah madu 1 sendok makan, minum hangat-hangat, sehari 3 kali.
PERHATIAN :
Dilarang memakan herba sosor bebek bila ada kegagalan fungsi pencernaan (kelenjar pancreas menurun, dingin)
Komposisi :
SIFAT KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGI : Agak asam, bau lemah, dingin. Anti radang, menghentikan pendarahan,
mengurangi pembengkakan, mempercepat penyembuhan. KANDUNGAN KIMIA : Zat asam lemon, zat asam apel,
vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glucoside
Srigading
(Nyctanthes arbor-tristis L.)
Sinonim : N. arbodica-charantia L., = N. dentata, Bl.
Familia : Oleaccae
Uraian :
Srigading tumbuhan asli India, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tumbuh liar di semak-semak atau
pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah hingga 500
m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun
tunggal, bulat telur, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip, panjang 4 - 11
cm, lebar 2 - 8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong,
berambut, panjang ± 7 mm, tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3 - 5, putih, mekar waktu malam hari dan
berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5 m, cokelat. Biji keras, cokelat. Perbanyakan
dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
Srigading, suruh gading, sarigading, sirih gading,; Kembang pengantin, daun karangan (Jawa).; Coral jasmine,
sorrowful tree (Inggris).; Harsinghar, patijataka (India/Pakistan).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam nifas, demam malaria, ruam kulit, kusta, cacing gelang,; Cacing keremi, nyeri pinggul, pegal pinggang, haid
tidak lancar,; Perawatan sesudah melahirkan, rematik, cacingan, batuk, ; Radang saluran napas (bronkhitis),
sembelit, ketombe.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun, bunga, kulit kayu, dan biji.
INDIKASI :
Bunga dan daun srigading berguna untuk mengatasi:
- demam, demam sehabis bersalin (nifas),
- perawatan sesudah bersalin,
- haid tidak lancar,
- rematik,
- ruam kulit, kusta, dan
- cacingan pada anak.
Kulit kayu untuk mengatasi:
- batuk, radang saluran napas (bronkitis), dan
- sembelit.
Biji berguna untuk mengatasi:
- ketombe.
Cara Pemakaian Lihat contoh pemakaian.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam nifas
Bunga srigading segar sebanyak 10 g dicuci bersih. Rebus dengan
2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring,
hasil saringan diminum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
2. Demam yang membandel, demam pada malaria
Daun srigading segar dicuci bersih, lalu makan bersama seiris kecil jahe segar.
3. Ruam kulit, kusta
Beberapa kuntum bunga srigading segar diseduh, lalu diminum seperti teh. Lakukan setiap hari.
4. Cacing gelang, cacing keremi
Air perasan daun srigading sebanyak 1 sendok makan ditambah
sedikit madu dan garam. Minum malam hari sebelum tidur.
5. Nyeri pinggul, pegal pinggang bagian bawah
Daun srigading sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air
memakai api kecil hingga tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
CATATAN: Perempuan hamil jangan minum rebusan tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung tanin, metil
salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut
niktantin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Pemberian infus daun srigading 5% dan 10% dan juga infus bunga
srigading 0,5% dan 1%, dapat meningkatkan amplitude kontraksi pada otot rahim kelinci terpisah (Saikhu Akhmad
Husen, Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR, 1987).
Srikaya
(Annona squamosa L.)
Familia : Annonaceae
Uraian :
Perdu hingga pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung
rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang hingga bentuk lanset,
ujung tumpul, hingga meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat.
Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup
bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm,
putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau
mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi,
penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah,
ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat
membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang
melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih
keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga
Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir
hingga tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai
iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan
beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila
mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan
pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga
dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2
tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai sesudah
tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120
hari sesudah berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai yaitu kutu dari jenis Planococcus spp.,
Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting yaitu busuk akar
yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah yaitu kanker hitam (Phomopsis
spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan
penyemprotan yang teratur memakai manozeb atau copper oksikhlorid.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. 7awa: sarikaya, srikaya, serkaya,
surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata.
Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis. NAMA
ASING Pan li zhi (C), custard apple, sugar apple, sweetsop (I), noinaa (T), kaneelappel, attier, pomme canalle,
zuckerapfel. NAMA SIMPLISIA Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium (daun srikaya).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat antiradang, antidepresi. Daun rasanya pahit,
kelat, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat astringen, antiradang, peluruh cacing usus (anthelmintik), serta
mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan
pembunuh serangga (insektisida). Kulit kayu berkhasiat astringen dan tonikum. Buah muda dan biji juga berkhasiat
antiparasit. EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Infusa biji buah srikaya berefek larvasida terhadap Aedes aegypti;
sedangkan ekstrak biji berefek larvasida terhadap Culex quinquevasciatus, tetapi tidak berpengaruh pada
kemampuan bertelur dan daya tetas nyamuk. Ekstrak biji A.squamosa yang larut dalam air pada konsentrasi 1,0%--
2,0% dan juga minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan langsung biji menyebabkan kematian serangga uji.
Isolasi senyawa asetogenin dari ekstrak yang larut dalam metanol biji Annona muricata dan Annona cherimola
(Annonaceae) memiliki aktivitas penting pada infeksi larva Molinema dessetae. Ekstrak daun Annona squamosa
mampu membunuh Ascaridia galli, sebaliknya infusa daun Annona squamosa tidak memiliki kemampuan
membunuh Ascaridia galli. Air perasan daun sirsak (Annona muricata) 1:1 dan daun srikaya (Annona squamosa) 1:2
berefek sebagai antifertilitas dan embriotoksik terhadap janin apabila diberikan pada masa mulai kebuntingan
hingga selesainya masa organogenesis, tetapi tidak menimbulkan cacat bentuk luar janin (cacat makroskopis).
Kekuatan air perasan daun srikaya ternyata bersifat relatif lebih embriotoksik bila dibandingkan dengan air perasan
daun sirsak. Daun Annona squamosa memiliki efek antifertilitas dan embriotoksik pada tikus betina; serta
berpengaruh pada daya reproduksi Sitophillus ori zae. Senyawa insektisida yang terdapat dalam biji Annona
squamosa memiliki daya bunuh ektoparasit. Tetrahidroisokinolin memiliki aktivitas kardiotonik. Higenamin
(p--hidroksibenzil6,7--dihidroksi-- 1,2,3,4--tetrahidroisokinolin) berinteraksi dengan adrenoreseptor, menghasilkan
aktivitas inotropik positif pada otot jantung. Senyawa poliketida dan bistetrahidrofuran memiliki efek antitumor
. TOKSISITAS Dapat mengiritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjungtivitis dan
inflamasi.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Bagian tanaman yang dapat dipakai sebagai obat, yaitu daun, akar, buah, kulit kayu, dan bijinya.
INDIKASI
Daun dipakai untuk mengatasi:
batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare,
disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies,
kudis, dan ekzema.
Biji dipakai untuk mengatasi:
pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga.
Buah muda dipakai untuk mengatasi :
diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia).
Akar dipakai untuk mengatasi:
sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.
Kulit kayu dipakai untuk mengatasi:
diare, disentri, dan luka berdarah.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat cara pemakaian. Untuk pemakaian luar, rebus daun dan airnya, lalu pakai untuk
mencuci luka dan borok. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menggiling bijinya menjadi bubuk, pakai untuk
membasmi kutu kepala, kutu anjing, dan serangga. pakai buah masak untuk mengobati bengkak sebab memar
dan abses.
CONTOH PEMAKAIAN
Borok, bisul keras
Cuci daun segar secukupnya, lalu giling hingga halus. Tambahkan sedikit garam, lalu pakai ramuan ini untuk
menurap borok atau bisul dan balut. Dalam sehari, ganti 2--3 kali.
Mematangkan bisul
Ambil isi buah yang sudah masak, lalu giling halus. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata, turapkan pada
bisul, lalu balut dengan kain kasa.
Tiba-tiba pingsan, menenangkan penderita histeris:
Cuci daun segar secukupnya, lalu tumbuk hingga halus. Dekatkan gilingan daun tadi pada hidung penderita agar
baunya terhisap oleh penderita.
Membasmi kutu anjing:
Mandikan anjing yang berkutu dengan air rebusan daun atau biji srikaya.
Caranya, tumbuk halus daun atau biji srikaya, tambahkan air secukupnya, lalu saring airnya dan pakai untuk
memandikan anjing.
Mematikan kutu kepala:
Cuci biji srikaya (10 butir) dan daun srikaya segar (1 genggam), lalu giling hingga halus. Tambahkan sedikit minyak
kelapa, lalu aduk merata. Turapkan pada kulit kepala, lalu bungkus dengan kain. sesudah tiga jam, buka dan cuci
hingga bersih. Jangan hingga bilasan air masuk ke mata sebab dapat menyebabkan iritasi dan meradang.\
Cacingan pada anak
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu rebus dengan lima gelas air hingga tersisa tiga gelas. sesudah dingin, saring
dan minum tiga kali sehari, masing-masing satu gelas.
Gangguan pencernaan
Cuci daun srikaya segar secukupnya, giling hingga halus, lalu tambahkan minyak kelapa secukupnya. Tempelkan
pada perut.
Diare
Cuci kulit batang srikaya (6--10 g), potong kecil- kecil, lalu tambahkan gula merah secukupnya. Rebus dengan empat
gelas air hingga tersisa separuhnya. sesudah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masingmasing satu gelas.
Kudis
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu giling hingga halus. Remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok
teh dan pakai untuk menggosok kulit yang kudis. Lakukan sehari dua kali.
Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji buah srikaya.
Hati-hati jika minum rebusan biji, kulit kayu, dan akar srikaya sebab mengandung racun.
Hanya dipakai dibawah pengawasan herbalis berpengalaman.
Komposisi :
Tumbuhan ini pada umumnya mengandung alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin
(retikulin). Pada organ--organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Daun, kulit dan akar mengandung WN.
Pulpa buah yang telah masak ditemukan sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, arginin. (Pada Annona muricata :
prolin, asam aminobutirat). Pada jenis Annona yang lain yaitu pada Annona glabra, Annona muricata ditemukan
golongan senyawa polifenol (kuersetin, asam kafeat, leukoantosianidin, asam kumarat). Biji mengandung senyawa
poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A,
anonin 1, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuarnostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, ncoanonin B, neo desasetilurarisin,
neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin) Penernuan hasil
penelitian lain yaitu skuamosisnin A, skuamosin B, C, D, E, F, G, H,1, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak, asam
amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji Srikaya terdiri dari metil palmitat, metil
stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokinolin, p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi- 1,2,3,4-
tetrahidroisokinolin (demetilkoklaurin = higenamin). Bunga mengandung asarn kaur-1 6-ene- 1 9-oat
diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga srikaya.
Tahi Kotok
(Tagetes erecta L.)
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Herba tahunan, tegak, tinggi 60 - 70 cm. Ditanam pada halaman rumah dan taman-taman sebagai tanaman hias,
Lebih menyukai tempat tempat yang terkena sinar matahari, dan lembab. Bunga berbentuk bonggol (flower head),
yang dikelilingi daun pelindung. Warna bunga kuning atau orange.
Nama Lokal :
Ades, Afrikaantjes; Wan shou ju (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).; Batuk, Bronkhitis, Sariawan, radang tenggorok, sakit
gigi,; Kejang pada anak-anak;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, kering.
KEGUNAAN:
1. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).
2. Batuk seratus hari (Pertussis), radang saluran nafas (Bronchitis).
3. Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada
anak-anak.
PEMAKAIAN: 5 - 15 gr bunga kering, direbus.
PEMAKAIAN LUAR: Bunga direbus untuk cuci, atau:
1. Gondongan (Parotitis), pembengkakan payudara (mastitis):
Lumatkan bunga, campur . dengan cuka, sebagai tapal pada tempat yang sakit.
2. Radang kulit bernanah (Pyodermi):
Lumatkan akar dan daun segar, sebagai tapal di tempat kelainan.
CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk seratus hari (Pertusis):
15 bunga Tagetes erecta + gula enau, direbus.
2. Sakit gigi, sakit mata: 15 gr bunga tagetes erecta, rebus.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, bau khas, sejuk. Anti radang, mengencerkan dahak, obat
batuk. KANDUNGAN KIMIA: Bunga mengandung Tagetiin 0,1 %, terthienyl, helenian 0,74 %, flavoxanthin.
Tanduk Rusa
(Paltycerium coronarium, (Kuning), Desv.)
Sinonim :=Paltycerium bifurcatum. =P. andidum.
Familia : Polypodiaceae
Uraian :
Tanduk Rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan
dipelihara sebagai tanaman hias sebab pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman
yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi
inangnya. Atau memiliki sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian area disebut simbar menjangan selain
permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang
menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang
menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool
berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung
memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar
rimpangnya.
Nama Lokal :
Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (negara kita ); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Radang rahim luar, Haid tidak teratur, Bisul, Abses;
Pemanfaatan :
1. Demam
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam.
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam
secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas.
Cara memakai : disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
2. Radang Rahim luar
Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak
kayu putih secukupnya, dan diaduk.
Cara memakai : ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut dengan kain stagen.
3. Haid tidak teratur
Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa.
Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya.
Cara memakai : diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan (haid).
4. Bisul
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih.
Cara Membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus.
Cara memakai : dipakai untuk mengompress bagian bisul.
5. Abses
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adaspulawaras secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus.
Cara memakai : dipakai untuk mengompress bagian bisul.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan Kimia yang terdapat pada Tanduk rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) belum
diperoleh hasil penelitian yang jelas.
Tapak Dara
(Catharantus roseus (L.) G. Don.)
Sinonim : Lochnera rosea, Reich. Vinca rosea, Linn. Ammoallis rosea, Small.
Familia : Apocynaceae
Uraian :
Tapakdara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut
jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang hingga 100
cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis.
Ciri-ciri tumbuhan Tapakdara : memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu,
beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun
tunggal. Bunganya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapakdara juga memiliki
rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.
Nama Lokal :
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (negara kita ),
Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes, Hipertensi, Leukimia, Asma, Bronkhitis, Demam; Radang Perut, Disentri, Kurang darah, Gondong, Bisul,
Borok; Luka Bakar, Luka baru, Bengkak;
Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus (sakit gula/kencing manis)
a. Bahan: 10 - 16 lembar daun tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai : sesudah dingin diminum, diulangi hingga sembuh.
b. Bahan: 35 - 45 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras
Cara membuat: bahan ini direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai : sesudah dingin diminum, diulangi hingga sembuh.
c. Bahan: 3 lembar daun tapakdara, 15 kuntum bunga tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 1,5 gelas
Cara memakai : diminum pagi dan sore sesudah makan.
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
a. Bahan: 15 - 20 gram daun tapakdara kering, 10 gram bunga krisan
Cara membuat: direbus dengan 2,5 gelas air hingga mendidih dan disaring.
Cara memakai : diminum tiap sore.
b. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara
Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air dan dibiarkan beberapa saat dan disaring
Cara memakai : diminum menjelang tidur.
3. Leukimia
Bahan: 20-25 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras.
Cara membuat: direbus dengan 1 liter air dan disaring. Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
4. Asma dan bronkhitis
Bahan: 1 potong bonggol akar tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5. Demam
Bahan: 1 genggam (12 -20 gram) daun tapakdara, 3 potong batang dan akar tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 1,5 gelas.
Cara memakai : diminum pagi dan sore ditambah gula kelapa.
6. Radang Perut dan disentri
Bahan: 15 - 30 gram daun tapakdara kering
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih.
Cara memakai : diminum pagi dan sore dan ditambah dengan gula kelapa.
7. Kurang darah
Bahan: 4 putik bunga tapakdara putih.
Cara membuat: direndam dengan 1 gelas air, kemudian ditaruh di luar rumah semalam.
Cara memakai : diminum pagi hari dan dilakukan secara teratur.
8. Tangan gemetar
Bahan: 4 - 7 lembar daun tapakdara
Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara memakai : diminum biasa.
9. Gondong, bengkak, bisul dan borok
Bahan: 1 genggam daun tapakdara
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara memakai : ditempelkan pada luka bakar
10. Luka bakar
Bahan: beberapa daun tapak dara, 0,5 genggam beras.
Cara membuat: direndam dengan air, kemudian ditumbuk bersama-sama hingga halus.
Cara memakai : ditempelkan pada luka bakar.
11. Luka baru
Bahan: 2 - 5 lembar daun tapakdara
Cara membuat: dikunyah hingga lembut.
Cara memakai : ditempelkan pada luka baru.
Komposisi :
Dari akar, batang, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk
pengobatan. Antara lain vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinleurosin merupakan kandungan komposisi zat
alkaloid dari tapakdara.
Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet)
Sinonim := lpomoea biloba, Forsk. = I.brasiliensis, (Linn.), Sweet. = Convolvulus brasiliensis, Linn. = C.pes-caprae,
Linn.Familia :Convolvulaceae
Uraian :
Tumbuh liar di area pantai atau di tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir.
Tumbuhan berbatang basah, licin, merambat atau merayap di tanah, warna batang hijau kecoklatan. Daun tunggal,
bulat, tebal, licin mengkilat tidak berambut, berbagi di kedua ujung daun, warna hijau, letak tersebar panjang dan
lebar daun + 3 cm, tangkai daun panjang sekitar 2 - 3 cm, bila dipatahkan keluar getah warna putih. Bunga warna
ungu, bentuk seperti corong/terompet.
Nama Lokal :
Katang-katang, tang katang, daun katang, alere, leleri, ; dalere, batata pantai, tapak kuda, andah arana, daredei;
watata-ruruan, dolodoi, tilalade, mari-mari, wedor, tati raui,; ngemir ngamir, loloro, bulalingo, Ialere, wedule; Ma
an teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit otot/pegal-pegal (myalgia), Wasir, Sakit gigi; Pembengkakan gusi;
Pemanfaatan :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
1. Rheumatik/nyeri persendian, myalgia (sakit otot/pegal-pegal).
2. Perdarahan pada wasir (haemorrhoid), pembengkakan gusi, sakit gigi.
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr daun segar atau 15 - 30 gr kering, rebus.
PEMAKAIAN LUAR:
Lumatkan daun segar untuk pemakaian di tempat yang sakit, atau daun segar direbus untuk cuci, atau perasan
airnya dari daun segar untuk dioleskan ke tempat yang sakit atau akar dikeringkan, giling menjadi bubuk/serbuk,
tempelkan ke tempat yang sakit. Dipakai untuk bisul, koreng, eczema.
CARA PEMAKAIAN:
1. Rheumatik:
Herba segar 45 gr ditambah arak ketan dan air sama banyak, rebus, minum.
2. Bisul dan koreng: 30 - 60 gr herba segar ditambah gula merah, rebus.
3. Wasir berdarah: 30 gr herba segar ditambah 360 gr usus, tim, makan.
4. Sakit gigi: 45 gr akar kering, direbus, minum.
5. Eczema: Akar segar 30 gr, rebus, minum.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti
inflammasi), anti bengkak (anti swelling). KANDUNGAN KIMIA: Daun mengandung behenic acid, melissic acid,
myristic acid. Daun kering mengandung antistine (antihistamin/anti alergi).
Tapak Liman
(Elephantopus scaber L.)
Sinonim : = Asterocephalus cochinchinensis, Spreng. = Scabiosa cochinchinensis, Lour.
Familia : Compositae (Asteraceae)
Uraian :
Tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran
rendah hingga dengan 1.200 m di atas permukaan laut. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar,
tinggi 10 cm - 80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di
bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi
tumpul. Panjang daun 10 cm - 18 cm, lebar 3 cm - 5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3
cm - 9 cm, lebar 1 cm - 3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu. Buah berupa buah longkah. Masih satu
marga tetapi dari jenis lain, yaitu Elephantopus tomentosa L., memiliki bunga wama putih, bentuk daun bulat
telur agak licin, memiliki efek therapy yang sama, tapi khasiat penurun panas dan anti radang kurang poten.
Lebih sering dipakai pada rheumatic dan anti kanker.
Nama Lokal :
Tapak liman (negara kita ), Tutup bumi (Sumatera); Balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda),; Tampak liman,
tapak tangan, talpak tana (Madura),; Ku di dan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, demam, Amandel, Radang tenggorokan, Radang mata; Dysentery, diare, gigitan ular, Batuk, Sakit kuning,
Busung air; Radang ginjal, Bisul, Kurang darah, radang rahim, Keputihan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, cuci, keringkan.
KEGUNAAN:
1. Influenza, demam, peradangan amandel, radang tenggorok, radang
mata.
2. Dysentery, diare, gigitan ular.
3. Epidemic encephalitis B., batuk seratus hari (Pertusis).
4. Sakit kuning, memperbaiki fungsi hati, busung air (ascites).
5. Radang ginjal yang akut dan kronik.
6. Bisul, eksema.
7. Kurang darah (anemia), radang rahim, keputihan.
8. Mempermudah proses kelahiran, pengobatan sesudah bersalin.
9. Pelembut kaki, peluruh dahak, peluruh haid, pembersih darah,
pengelat.
PEMAKAIAN: 15-30 gram rebus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Hepatitis:
120-180 gram akar segar + daging, rebus, minum, selama 4-5 hari
2. Biri-biri :
30-60 gram seluruh tanaman, 60-120 gram tahu, air secukupnya
ditim, makan.
3. Perut kembung: 60 gram batang direbus, dibagi 2 kali minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS, Rasa pahit, pedas, sejuk. Penurun panas, Antibiotik, anti radang,
peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Epifriedelinol,
lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin,
Bunga: Luteolin-7-glucoside
Tasbeh
(Canna indica L.)
Sinonim : C. orientalis Rosc., C. patens Roscoe, C. coccinea Mill.
Familia : Cannaceae
Uraian :
Tasbeh tumbuh liar di hutan dan pegunungan. Seringkali ditemukan sebagai tanaman hias di pekarangan atau di
taman-taman. Tasbeh atau sering disebut bunga kana berasal dari Amerika tropis dan bisa ditemukan dari dataran
rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Tumbuh subur di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari.
Terna tahunan ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai dua meter, memiliki rimpang tebal seperti umbi. Daun
tunggal, bulat telur memanjang, bertangkai pendek menjadi pelepah, ujung dan pangkal runcing, menyirip jelas,
warnanya hijau atau merah tengguli, berlilin, panjang 25--70 cm, lebar 8--21 cm. Bunga majemuk, muncul terminal,
tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, mahkota bunga besar dengan warna-warna cerah seperti merah,
kuning, dan dadu. Buah berupa buah kotak, bentuk bola, dinding buah kasar, biji 3--5, bulat, keras. Perbanyakan
dengan pemisahari anakan yang tumbuh di sekitar induk.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: hosbe (Batak), ganyong hutan (Melayu). Jawa: ganyong wana, g. alas, sebe, sebeh,
tasbeh, ganyol leuweung (Sunda), kembang gedang, puspa midra, p. nyidra (Jawa), tasbhi (Madura). Nusa
Tenggara: milu-milu (Bali). Sulawesi: kela, kontas, tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa), bunga tasebe (Makasar
& Bugis). Maluku: tasupe (Ternate). NAMA ASING Mei ren jiao, feng wei hua (C). NAMA SIMPLISIA Cannae indicae
Rhizoma (rimpang tasbeh), Cannae indicae Flos (bunga tasbeh).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya manis, sifatnya sejuk. Berkhasiat penyejuk, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing
(diuretik), penenang (tranquilizer), dan menurunkan tekanan darah (hipotensif). Bunga berkhasiat hemostatis. EFEK
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Pada percobaan binatang, rimpang tasbeh berkhasiat: hepatoprotektor
(melindungi sel hati dari kerusakan) terhadap zat hepatotoksik (karbon tetraklorida), kolagoga dan koleretik, yaitu
meningkatkan aliran empedu dan meningkatkan pembuangan bilirubin, relaksan pada otot saluran cerna,
hipotensif, tidak beracun. Pemberian langsung ke dalam lambung tikus dengan dosis 400 g simplisia/ kgBB (200 kali
dosis klinis) tidak memperlihatkan tanda-tanda keracunan. Selain itu, pemberian dosis yang sama secara suntikan
intraperitoneal tidak menyebabkan kematian dalam 24 jam. Pemberian intragastrik cairan herba ini dengan
perbandingan 1:2 dan 1:5 selama empat minggu juga tidak menampakkan perubahan signifikan pada berat badan,
aktivitas, hemoglobin, leukosit, hitung jenis (differential count), fungsi hati dan ginjal, serta gambaran histologis
dari jantung, hati, ginjal, limpa, otak, kelenjar adrenal, dan duodenum, dibandingkan hewan kontrol.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu rimpang segar atau kering dan bunga keringnya.
INDIKASI
Rimpang dipakai untuk:
demam,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
disentri kronis,
wasir (hemoroid),
keputihan (lekore), dan
radang hati akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut).
Bunga dipakai untuk:
darah haid banyak (metrorrhagia), batuk darah.
CARA PEMAKAIAN
Rebus rimpang kering (15--30 g) atau yang segar (30-60 g), lalu minum. Jika memakai bunga, rebus bunga
kering (10--15 g), lalu minum.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar, lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan ke tempat yang sakit, seperti luka
berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala.
Contoh Pemakaian
Hepatitis ikterik akut
Cuci rimpang tasbeh (60--120 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa separuhnya,
dinginkan dan saring, lalu minum sehari dua kali. Sekali minum tiga perempat gelas. Minum secara teratur selama
20 hari, maksimal selama 47 hari. Dosis maksimal sehari 250 g. Khasiatnya nampak sesudah satu minggu. Bagian
putih bola mata dan kulit yang menguning akan cepat memudar jika minum rebusan obat ini.
Darah haid banyak, batuk darah
Rebus bunga tasbeh kering (10--15 g) dengan dua gelas air hingga tersisa satu gelas. sesudah dingin, saring dan
minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari. \
Keputihan
Sediakan rimpang tasbih kering, ketan, dan daging ayam masing-masing 30 g. Bersihkan rimpang tasbih dan daging
ayam, lalu iris tipis-tipis. Masukkan semua
bahan ke dalam mangkuk email, tambahkan air hingga semua bahan terendam dan permukaan air kira-kira 2 cm di
atasnya, lalu tim. sesudah masak, semua bahan bisa dimakan sekaligus. Lakukan setiap hari hingga sembuh.
Wasir (hemoroid)
Cuci rimpang tasbeh segar (60 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu gelas.
sesudah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.
Komposisi :
Rimpang mengandung 6 substansi fenol, 2 terpene, 4 koumarin, pati, glukosa, lemak, alkaloid, dan getah. Daun
mengandung tanin dan sulfur.
Tebu
(Sacharum officinarum, Linn.)
Familia : Peaceae
Uraian :
Gula putih yaitu salah satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum officinarum). Tebu termasuk
keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang biak di area beriklim udara sedang hingga panas.
Tebu cocok pada area TEBU (Sacharum offlcinarum, Linn.) yang memiliki ketinggian tanah 1 hingga 1300
meter di atas permukaan laut. Di negara kita terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya tebu (Cirebon) hitam, tebu
kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis tebu memiliki ukuran batang serta warna yang berlainan.
Tebu termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi turnbuhan tebu berkisar 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari
banyak ruas yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Bentuk daun tebu
berwujud belaian dengan pelepah. Panjang daun dapat mencapai panjang 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter
dengan permukaan kasar dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk m,-t 1 ai di puneak
sebuah poros gelagah. Sedang akarnya berbentuk serabut.
Nama Lokal :
Sugar cane (Inggris), Tebu (negara kita ), Tebu,Rosan (Jawa); Tiwu (Sunda), Tebhu (Madura), Tebu, Isepan (Bali),;
Teubee (Aceh), Tewu (Nias, Flores), Atihu (Ambon); Tebu (Lampung), Tepu (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk;
Pemanfaatan :
1. Meredakan Jantung Berdebar
Bahan: 3 genggam akar tebu hitam;
Cara membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 1 gelas;
Cara memakai : diminum 2 kali sehari.
2. Sakit Panas
Bahan: tebu hitam secukupnya;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya
Cara memakai : diminum.
3. Batuk
Bahan: 3-5 ruas tebu hitarn;
Cara membuat: disesap dan diminum aimya.
Cara memakai : dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk diambil aimya;
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air gula yang berkadar hingga 20%.
Teh
(Camellia sinensis [L.] Kuntze)
Sinonim := Camellia bohea, Griff. = C. sinensis, (Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea sinensis, Linn. = T. assamica,
Mast. = T. cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis, Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis, Linn.
Familia : Theaceae
Uraian :
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 -
2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang
terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica
daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak
tumpul. Pohon kecil, sebab seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan
tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabangcabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai
daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus
pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak
daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya
putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut
ruang, masih muda hijau sesudah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang dipakai
untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan.
Nama Lokal :
Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman),; Te (Itali), cha da India (Portugis), tea
(Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut,; Kolesterol dan trigliserida darah tinggi, infeksi saluran
cerna,; Kencing manis (diabetes melitus), mengurangi karang gigi.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun.
INDIKASI :
Daun teh berguna untuk mengatasi:
- sakit kepala,
- diare,
- penyubur dan menghitamkan rambut,
- kolesterol dan trigliserida darah tinggi,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque),
- infeksi saluran cerna.
CARA PEMAKAIAN :
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas, minum sewaktu hangat atau sesudah dingin. Pemakaian
luar, daun segar dicuci bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu dibalut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Diare
Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20 g dicuci bersih
lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit. sesudah dingin disaring dan minum sekaligus.
2. Penyubur dan menghitamkan rambut
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman.
Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit
kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, hingga kelihatan hasilnya.
3. Sakit kepala
Air teh kental 3/4 cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok
teh dan madu 1 sendok makan. Aduk hingga merata, lalu dinminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
4. Mengurangi pembentukan karang gigi :
Kumur-kumur dengan air teh sesudah makan.
5. Infeksi saluran cerna, kolesterol darah tinggi
Daun teh kering (teh hijau) sebanyak 7 g diseduh dengan air panas.
Biarkan selama 10 menit. Minum selagi hangat.
CATATAN :
Keracunan kafeina kronis: Bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafeina, lama kelamaan
akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan (dispepsia), Fasa lemah, gelisah,
tremor, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar, sesak napas, dan kadang
sukar buang air besar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun berbau aromatik dan sedikit pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun
mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin, naringenin,
dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan
kerongkongan. Setiap 100 g daun teh memiliki kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein
20%, karbohidrall, 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin yang beracun dan
mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas
jantung. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner.
Theobromin terutama mempengaruhi otot. Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol
pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi
kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosklerosis di
pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Efek
Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200
gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari),
memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna
dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang
bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994). 2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25
x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa
memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam sesudah perlakuan. Sebagai pembanding dipakai
tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml
pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol.
Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR,
1986).
Tembelekan
(Lantana camara Linn.)
Sinonim : = Lantana aculeata = L. antillana Rafin = L. mutabilis Salisb. = L. polyacanthus SCH. = L.scabrida Soland =
L.viburnoides, Blanco.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada
varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat hingga 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak
dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing
pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan
permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos memiliki warna putih,
merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,;
tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam;
(Sumatera); Wu se mei (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma,
Memar;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, kering.
KEGUNAAN:
1. Akar: Influenza, TBC kelenjar, rheumatik, fluor albus (keputihan).
2. Bunga: TBC dengan batuk darah, asthmatis.
3. Daun: Obat sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, rheumatik, memar.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun segar dilumatkan untuk ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus secukupnya untuk cuci pada penyakit
kulit, bisul, luka berdarah, memar, keputihan.
CARA PEMAKAIAN:
- TBC paru dengan batuk darah: 6 - 10 gr. bunga kering direbus.
- Rheumatik: rebusan akar secukupnya untuk mandi.
PERHATIAN :
- Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
- Wanita hamil: tidak boleh, kematian janin!
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Akar: Rasa manis, sejuk. Penurun panas, penawar racun (antitoxic),
penghilang sakit. Daun: rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus),
antitoxic, menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk, penghenti perdarahan
(hemostatik). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid,
humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, pcymene.
Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)
Familia : Asteraccae (Compositac)
Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebingtebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari
Eurasia ini bisa ditemukan pada area yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan,
tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk.
Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset
atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3
- 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal
memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai,
bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah
kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keanekaragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m
disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan
biji.
Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des
champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang
payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang
(tuli), memar.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun atau seluruh tumbuhan.
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu,
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis),
- disentri,
- wasir,
- beser mani (spermatorea),
- darah tinggi (hipertensi),
- pendengaran berkurang (tuli),
- rematik gout, memar, dan
- bisul, luka bakar.
CARA PEMAKAIAN :
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling
halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas
air bersih hingga tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring, lalu
diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu
ditumbuk halus. Air perasannya dipakai untuk mengompres bisul.
3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan
sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari.
4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc
air bersih hingga tersisa 150 cc. sesudah dingin disaring, dibagi
untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari hingga sembuh.
b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi
tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5
lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3
gelas air bersih hingga tersisa 3/4-nya. sesudah dingin disaring. Air
yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus)
segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula
enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air bersih hingga tersisa 3/4-nya. sesudah dingin disaring,
lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak.
Giling hingga halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya
diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.
CATATAN :
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh
mengandung tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA :
Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun
tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas memiliki efek diuretik, namun memiliki daya melarutkan batu
ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak.
Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat
hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi
UGM, 1991).
Temu Hitam
(Curcuma aeruginosa Roxb.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar hingga ke Pulau Jawa. Selain ditanam di
pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau
di ladang pada ketinggian 400--750 m dpl. Terna tahunan ini memiliki tinggi 1--2 m, berbatang -semu yang
tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2--9
helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang hingga lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna
merah gelap atau lembayung, panjang 31--84 cm, lebar 10--18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang
tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20--25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantongkantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu
kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang
juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya.
Rimpang temu hitam memiliki aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau
pemisahan rumpun.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa
Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA
asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak,
meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah sesudah melahirkan atau sesudah haid.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap
cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan
rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo
kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian
Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam
pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan
dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF
UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro.
Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan
dalam waktu 11--20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada
sediaan irisan
(Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri
Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan
batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-
0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu rimpangnya. Cuci rimpang, lalu potong-potong, baru
keringkan dengan cara diangin-anginkan agar kandungan minyak asirinya tidak terlalu berkurang.
Rimpang berkhasiat untuk mengatasi:
tidak nafsu makan,
melancarkan keluarnya darah kotor sesudah melahirkan,
penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok,
perut mulas (kolik), sariawan,
batuk, sesak napas, dan
cacingan
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, pakai rimpang sebanyak 1--2 jari tangan.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling hingga halus. Tambahkan minyak
kelapa, aduk merata, lalu pakai untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN
Membangkitkan nafsu makan
Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air hingga tersisa satu gelas.
sesudah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
Membersihkan sesudah melahirkan
Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk hingga halus, tambahkan setengah cangkir air
panas, lalu aduk merata. sesudah dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga
hari sesudah melahirkan.
Batuk berdahak, sesak napas
Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air hingga mendidih selama
20 menit. sesudah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
Komposisi :
Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion,
kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin,
bisdemethyoxykurkumin.
Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.)
Uraian :
Perawakan:herba rendah, merayap di dalam tanah, satu tahun 0,3-0,9 cm. Batang: batang asli di dalam tanah
sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa batang
semu (pelepah daun). Daun: umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna
merah tanpa helaian daun: tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk . segitiga
melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai
daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak
berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebar 5-11 cm. Bunga: susunan bulir
tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 411 cm, umumnya tangkai tersembunyi
dalam 2 helai daun terujung. Kelopak: 3 buah lepas, runcing. Mahkota: 3 buah daun mahkota, merah muda atau
kuning-putih, tabung 50-52 mm., bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan
panjang 18 mm. Benang sari: 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa
bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25x7
cm. Putik: bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang. Asal-usul: Tropis dataran rendah, Waktu berbunga :
Januari- Februari, April-Juni. area distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh liar pada dataran rendah, di hutanhutan jati. Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan
tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau "becek" pertumbuhan akan
terganggu dan rimpang cepat busuk). Dibudidayakan di tanah berkapur bergerombol. Perbanyakan: dengan
pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman
dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. Pemanenan dilakukan sesudah berumur 1 tahun. sesudah dilakukan
pemanenan:, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil /tipis dan
dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan "charcoal"= karbon aktif)''.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli,
Staphyllococus aureus dan Candida albicans ; selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in
vitro. Perasan dan Infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. Di samping itu dapat
memiliki efek menggugurkan, resorpsi dan berpengaruh pada berat j anin tikus. Ekstrak rimpang-yang larut
dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu
menghambat proses ketengikan. Dari penelitian lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat
menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa). Toksisitas Praktis tidak toksik
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Rimpang: sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan,
menyembuhkan sariawan, bumbu masak, pemacu keluarnya air susu ibu (AS1),
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Sebagai peluruh kentut:
dibuat sediaan "juice" yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal
dibuat "tapal" dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
dibuat infusa yang terdiri dari 25 gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan hingga
keadaan hangat; sesudah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
Sebagai penambah nafsu makan:
Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang
selama 14 hari.
Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah
1/4 sendok teh garam dapur, sesudah dingin disaring dan diminum sekaligus.
Komposisi :
Rimpang 1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri); komponen utama minyak atsiri terdiri dari
monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen,
1,8-sineol (eukaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam
sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool; etil-sinamat, etil pmetoksi sinamat, panduratin A.
- Asam kavisinat -flavonoid: pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin
(5hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-
dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan: rimpang berwarna merah: pinostrobin, boesenbergin A, panduratin
rimpang berwarna putih : 0,36% krotepoksid rimpang berwarna hitam: pinostrobin, 5,dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-
7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'tetrametoksiflavon; kaemferol-3,7,4'-trimetil eter;
kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.
Temu Putih
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah,
berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun
tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang
lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak
coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer,
tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3
daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih
kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau
putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik,
kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm.
Waktu berbunga Agustus - Mei. Tumbuh di area tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat,
di bawah naungan. Produksi terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan
kultur kalus. Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid
Nama Lokal :
NAMA area : -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: Zedoariae Rhizoma; rimpang temu putih
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Minyak atsiri Curcuma zedoaria dapat menghambat pembentukan radang pada
tikus putih galur Wistar, pada dosis 800 mg/kg BB. Infusa temu putih berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi.
Infusa temu putih sejumlah 0,0 1 mg/ml, 05 1 mg/ml dan 1 mg/ml dapat menekan rembesan enzim GPT ke media
suspensi hepatosit tikus terisolasi yang disebabkan oleh hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran
dosis 15,75- 126 mg/kg BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina. Perasan
rimpang pada dosis 7,87, 1,97; 0,49 mg/kgBB berefek hepatoprotektif dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus
terangsang karbontetraklorida WC14). Potensi hepatoregeneratif perasan rimpang pada tikus terangsang CCl4
terbesar pada dosis 1,97 mg/kgBB . TOKSISITAS Potensi ketoksikan akut salah satu sediaan serbuk runpang yang
beredar di pasaran (LD50 semu) lebih besar dari 2375 mg/kgBB.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta
sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas.
Komposisi :
Rimpang mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari rimpang
Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol,
Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen furanoid dengan kerangka eudesman
(Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon);
kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi
sinamat (bersifat fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan
kurkumenon.'0).
Temu Putri
(Kaempferia rotunda L.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba, tinggi hingga 0,65 m. Batang berupa rimpang bercabang, pendek, sangat kuat, aromatik, warna
putih kekuningan, batang semu kokoh, merah kecoklatan, minimal 25 cm. Daun: tunggal, berpelepah, 3-5, tegak,
helaian; bentuk bulat memanjang lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, runcing, tumpul, daging daun tebal
dan lunak, permukaan atas daun gundul, permukaan bawah berambut sangat pendek, warna permukaan atas hijau
dan sering seperti terbakar, permukaan bawah ungu gelap, panjang helaian daun 10 - 30 cm, lebar 4 - 10 cm,
tangkai daun besar, hingga 4 cm, lidah-lidah daun (ligula) kira-kira 4 mm, upih (pelepah) daun berambut, panjang 7
- 24 cm. Bunga : susunan majemuk tandan, 4 - 16 bunga, biasanya 1 - 2 bunga mekar bersamaan pada waktu yang
bersamaan; ibu tangkai bunga majemuk berkembang baik, ujungnya berbentuk cakram; daun pelindung bunga,
bertoreh dalam 1,5 cm. Kelop :3, ujungnya bergigi 3, berwarna kehijauan atau putih, panjang 3-7 cm. Mahkota: 3,
berbentuk tabung (panjang tabung 3,5 - 7 cm), warna mahkota bunga putih dengan garis titik-titik, berbau harum.
Benang sari: steril / mandul berbentuk elip hingga bentuk garis, agak tumpul, berujung deri atau tidak, warna putih
atau ungu, berurat, panjang 3,5 - 5 cm, lebar 1 - 1,75 cm, membentuk bibir (labellum) seperti jantung terbalik,
bercangap atau berbagi dalam, panjang 4 - 7 cm, lebar 3 - 4 cm; masing-masing benang sari mandul berwarna
kekuning-kuningan dengan garis titik-titik putih mengikuti urat-uratnya, selain itu bangunan bibir berwarna ungu.
Benang sari; fertil 1 buah, panjangnya 0,8 - 2,5 cm; tangkai benang sari lebar; alat tambahan apikal dari
penghubung ruang sari berlekuk 2 - 4, panjang 5 – 10 mm. Buah tidak diketahui. Waktu berbunga April, SeptemberNopember. area distribusi, Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di area dengan ketinggian 20 - 500 m dpl.
(750 m dpl.), Ditempat yang agak lembab dan teduh, sebagai tumbuhan liar atau tumbuh menjadi liar di hutan jati,
belukar, hutan basah, padang rumput. Kaempferia rotunda L., sering ditanam sebagai tanaman hias, sebab
bentuknya yang indah, terdiri dari dua fase pertumbuhan, pertama petumbuhan normal dengan daun, pelepah dan
berbatang semu, tanpa bunga. Daun berbentuk jorong, sisi atas hijau berbelang-belang coklat; tangkai daun
melebar. Fase kedua yaitu keluarnya bunga di atas batang semu yang amat pendek, daun-daun Kaempferia
rotunda kelihatan menempel pada permukaan tanah, hingga mirip kencur. Bunga terdiri dari beberapa kuntum
yang satu atau dua di antaranya mekar bersama. Kelompok bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis,
bau harum, rimpangnya pendek, menggerombol, juga berbau aromatis. Akarnya berdaging membentuk umbi
sebesar telur burung puyuh.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Pemberian 25 mg/5ml ekstrak yang larut dalam pertoleum eter secara in vitro
dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans; di samping itu
dapat pula membunuh Callosobruchus chinensis yang hidup di area tropik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Kaempferia rotunda dimanfaatkan untuk parem pada wanita sehabis bersalin.
Rimpang: dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut dan penambah nafsu makan.
Umbi: juga dipakai untuk obat penenang syaraf.
Daun: dipakai untuk 'body lotion'.
Komposisi :
Rimpang Kaempferia rotunda mengandung 0,22 % minyak atsirl yang terdiri dari 5 senyawa utama piperiton, psimen-8-ol, verbenon, kariofilen, kariofilenoksida, dan 3 senyawa minor, serta krotepoksida. Pengujian terhadap
Kaempferia rotunda juga menunjukkan komposisi abu 3,5%; serat kasar 8,7%, lemak 18,3 %; protein 10,7 %; dan
pati 62,9%.
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Familia : Zingiberanceae
Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan area tropis. Temulawak juga berkembang
biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah
berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan
pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak memiliki bunga yang berbentuk unik (bergerombol)
dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna
khas dari rimpang temulawak yaitu berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. area
tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik hingga pada ketinggian tanah 1500 meter di atas
permukaan laut.
Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (negara kita ), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu
makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;
Pemanfaatan :
1. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan ini direbus dengan 1 liter air hingga mendidih, dan disaring.
Cara memakai : diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara memakai : diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan ini direbus dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara memakai : diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. sesudah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
hingga mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air hingga mendidih, dan disaring.
Cara memakai : diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air hingga mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/ panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit, dan disaring.
Cara memakai : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan ini
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi bubur.
Cara memakai : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air hingga mendidih dan disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
hingga kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara memakai : diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan ini ditumbuk hingga halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara memakai : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam daun meniran.
Cara membuat : semua bahan ini direbus dengan 3 gelas air
hingga mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
14. Sakit Cangkrang
Bahan: 2 rimpang tem
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak memiliki beberapa kandu
Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim : = Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea
nelumbo, Linn.
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang
ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar.
Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan
bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun
menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau
keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter
30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh,
panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota
bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar
sehari penuh dari pagi hingga sore hari. sesudah layu, mahkota bunga berguguran hingga akhirnya tersisa dasar
bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons
dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis
tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk
seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya
mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama
Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang
menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.
Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk
darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti
sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare sebab badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis).
Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.
Tunas biji teratai:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).
Banang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
- sering kencing. - Tidak dapat menahan kencing (enuresis).
Remptacle: - Perdarahan kandungan yang berlebihan. - Darah haid berlebihan. - Perdarahan sewaktu hamil. - Keluar cairan (lochia) yang berlebihan sesudah melahirkan. - Sakit perut bawah akibat sumbatan darah. - Berak darah, kencing darah. - Wasir, koreng basah.
Rimpang: - Demam, rasa haus. - Batuk darah, muntah darah, mimisan. - Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi. - Sakit jantung. - Gangguan lambung. - Kurang darah (anemia). - Gangguan pada mati haid (menopause). - Neurosis.
Akar:
- Muntah darah, mimisan. - Kencing panas dan merah. - Batuk darah, berak darah.
Daun:
- Pingsan sebab hawa panas (heat stroke). - Diare sebab panas atau lembab. - Pusing, sakit kepala. - Beri-beri. - Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah. - Perdarahan pada wanita.
Dasar daun: - Disentri berdarah, diare. - Bayi dalam kandungan tidak tenang.
Batang:
- Heat stroke, pingsan. - Dada terasa tertekan sebab panas atau lembab. - Diare, muntah. - Keputihan.
Bunga:
- Terpukul (trauma). - Perdarahan. - Radang kulit bernanah (impetigo).
Tepung rimpang: - Menambah selera makan, - Badan lemah dan kurang darah. - Diare.
PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice.
Daun: 5
-12 g, rebus.
Tangkai: 3
-5 g, rebus.
Bunga. 3-5 g, rebus.
Benang sari: 3-10 g, rebus.
Receptacle: 10-15 g, rebus.
Biji: 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, hingga terkumpul 1 gelas
ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
2. Muntah, diare :
50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut,ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
3. Disentri:
50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air
perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan hingga
mendidih. sesudah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
4. Darah tinggi:
a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus
dengan 350 cc air hingga tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air
secukupnya hingga mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga
tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever:
100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci
lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih
hingga tersisa 250 cc. sesudah dingin disaring, minum seperti teh.
6. Keluar darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan
menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan
perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di
lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari
jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga:
Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai
bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab,
menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab,
menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas,
mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa,
menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar:
Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan,
menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin,
kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga
(reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung
nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan
besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine,
isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin,
hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol,
neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun:
Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine,
anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid,
oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun:
Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat
menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti
hipertensi.
Teratai Kerdil
(Nymphaea tetragona Georgi)
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Jenis teratai ini tersebar di benua Asia, Amerika, daratan China, Korea, Jepang dan negara kita . Tetarai kerdil
tergolong dalam Nymphaea alba L. Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau
dipelihara di kolam-kolam sebagai hiasan. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dasar lumpur, yang tumbuh
ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan
muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, tepi bergerigi, bagian pangkal bercangap sempit dan
dalam, warnanya hijau. Bunga mekar selama 4 jam saja. Daun mahkota warnanya ungu.
Nama Lokal :Tunjung;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, kejang kronis pada anak, kecanduan alkohol;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Saat bunganya sedang mekar, siap untuk dipetik lalu dijemur hingga kering, dan dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Tekanan darah tinggi.
- Kejang kronis pada anak.
- Kecanduan alkohol.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 7-14 kuntum bunga, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Kejang kronis pada anak:
7-14 kuntum bunga direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa
2 gelas. sesudah dingin disaring, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menurunkan panas, mengaktifkan fungsi limpa. KANDUNGAN KIMIA:
Akar dan daun mengandung asam amino dan alkaloid.
Tomat
(Gycopersicum esculentum Mill.)
Sinonim : Solanum lycopersicum L.
Familia : Solanaceae
Uraian :
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada
ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang
gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang
banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau
keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundartelurhingga memanjang, ujung runcing,
pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang
10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai,
mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengilap,
beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning
kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau
dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat.
Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat
jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur sebab
dipakai di dalam masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan dipakai untuk campuran
membuat sambal atau dalam hidangan selada.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, r.
gendel, r. kenong, rante, r. raja, terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante,
temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate. NAMA asing Fan gie, xi hong shi (C), tomaat (B), tomate (J),
pomme d'amour, tomate (P), love apple, tomato (I). NAMA SIMPLISIA Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar
ringan (laksatif), menambah nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya
enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus. Daun berkhasiat penyejuk. EFEK FARMAKOLOGIS DAN
HASIL PENELITIAN Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum kolesterol yang tinggi dan menurunkan
jumlah kolesterol di dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan tekanan darah tanpa mengganggu
denyut jantung dan menstimulir otot polos. Pada binatang percobaan, tomatine berkhasiat antiradang dan
menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Tomatine efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada tubuh
manusia. Penelitian di Amerika, laki-laki yang mengonsumsi sedikitnya sepuluh porsi buah tomat yang dimasak
dalam seminggu akan menurunkan risiko terkena kanker prostat hingga 45%. ini dimungkinkan sebab adanya
likopen, karoten pada tomat yang dipercaya dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena
penyakit jantung.
Pemanfaatan :
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu buahnya. dipakai segar, sesudah direbus, atau diolah
sebagai masakan. Daun dipakai untuk obat luar.
INDIKASI
Buah dipakai untuk mengatasi:
gangguan pencernaan seperti perut kembung, tidak nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
sakit kuning, radang hati,
radang saluran napas (bronkhitis), sesak napas (asma bronkhial),
radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan,
ulkus lambung,
wasir,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia),
lemas akibat kadar glukosa darah rendah,
demam, rasa haus,
rematik, gout, dan memar akibat terbentur.
CARA PEMAKAIAN
Buah masak dimakan segar. Selain itu, bisa juga direbus dengan air secukupnya. Lumatkan hingga halus, lalu saring.
Jika tidak menderita kencing manis (diabetes melitus), boleh ditambahkan gula pasir secukupnya. Minum sesudah
dingin.
Untuk,pemakaian luar, giling buah masak atau daun segar hingga halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti
kulit terbakar sinar matahari, jerawat, radang kulit, kurap, luka, dan borok kronis. Jus tomat juga bisa dipakai
sebagai masker untuk mengencangkan dan melembutkan kulit wajah.
CONTOH PEMAKAIAN
Kulit terbakar sinar matahari
Cuci daun muda yang masih segar, lalu giling hingga halus. Balurkan pada kulit yang terbakar.
Wasir
Rebus beberapa buah tomat yang sudah masak dalam minyak kelapa selama kira-kira sepuluh menit, lalu saring
dengan sepotong kain. sesudah dingin, oleskan pada wasirnya.
Tekanan darah tinggi, mata merah
Makan buah tomat segar sebanyak 1--2 buah pada waktu pagi hari, sewaktu perut kosong.
Memar akibat terbentur
Tim jus tomat yang ditambah dengan air jahe, lalu minum sesudah dingin.
Radang usus buntu, sakit kuning
Minum jus tomat, sehari tiga kali, masing-masing satu cangkir. Tetap berkonsultasi dengan dokter.
Jerawat
Tambahkan 25 ml alkohol 70% pada jus tomat (100 ml), lalu kocok merata. pakai campuran untuk menggosok
muka yang berjerawat. Lakukan 2--3 kali sehari.
Demam
Cuci tomat masak (tiga buah), lalu potong-potong seperlunya. Lumatkan dalam setengah cangkir air masak dan satu
sendok makan madu murni. Peras dan saring, lalu minum. Lakukan tiga kali sehari. Penderita diabetes melitus
dilarang menambahkan madu murni agar kadar glukosa darah tidak meningkat.
Radang gusi, gusi berdarah
Cuci buah tomat yang sudah masak, lalu makan mentah. Lakukan sehari dua kali, selama kurang lebih satu bulan.
Sariawan, ulkus di rongga mulut
Potong-potong buah tomat yang sudah masak (dua buah), lalu masak dengan ikan segar. sesudah dingin, makan.
Lakukan setiap hari selama 1--2 minggu hingga tampak perbaikan.
Ulkus lambung
Iris tomat masak dan jeruk yang diasamkan masingmasing satu buah. Tambahkan satu sendok makan madu, lalu
aduk merata. Makan sedikit-demi sedikit, sehari 3--4 kali, selama tiga minggu.
Cara membuat jeruk yang diasamkan:
Tambahkan 250 g garam meja pada 500 g jeruk lemon segar. Masukkan ke dalam toples beling, lalu jemur setiap
hari hingga buah jeruk mengisut dan kulitnya mengerut. Bahan ini siap dipakai .
Meningkatkan nafsu makan
Minum jus tomat satu jam sebelum makan.
Lemas sebab kadar glukosa darah rendah
Minum jus tomat segar.
Catatan:
Rasa asam buah tomat berasal dari asam malik dan asam sitrat.
Buah tomat menstimulir keluarnya enzim pencernaan, terutama yang berasal dari pankreas. Guna meningkatkan
kerja saluran cerna, minum jus tomat setiap hari sebelum makan.
Jus tomat berkhasiat tonik bagi penderita yang sedang sakit maupun pada fase penyembuhan.
Pengobatan tradisional Cina membuktikan, tomat memiliki khasiat pereda demam (antipiretik) dan penawar
racun (detoksikan).
Tomat yang dimasak, seperti direbus, saus tomat, dan tomat yang berada dalam masakan, seperti sup,
menyebabkan likopen pada tomat lebih mudah diserap sehingga lebih berkhasiat untuk mencegah kanker prostat
dan penyakit jantung.
Orang yang sensitif terhadap buah tomat bisa timbul alergi akut pada saluran cerna akibat adanya kan
Komposisi :
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk
rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe,
sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat dinding
pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur yaitu trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin alamiah
menstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh dan sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati dan
penyakit hati lainnya. Likopen yaitu pigmen kuning beta karoten pada tomat. Tomatin berkhasiat antibiotik. Daun
mengandung pektin, arbutin, amigdalin, dan alkaloid.
Tunjung
(Nymphaea lotus L.)
Sinonim : = Nymphaea lotus, Linn.var.pubescens, (Willd.) Hook.f.& Thoms,
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai
penghias kolam di taman. Asalnya dari Afrika. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang
tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal
akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi,
bagian pangkainya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan
berambut pendek yang rapat. Ukuran daun, panjang 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar
pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah
keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan. Bunga warna putih (white water lily)
lebih disukai untuk dipakai dalam pengobatan.
Nama Lokal :
Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (negara kita ); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; Diabetes. TBC paru, menekan fungsi seksual;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Kejang pada anak.
- Pingsan sebab udara panas (heat stroke).
- Mabuk alkohol.
- Menekan fungsi seksual (anaphrodisiac).
- Penyakit kulit seperti bisul, radang, tumor dan borok.
- Kencing manis (diabetes).
Akar:
- TBC paru.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Bunga 3-5 kuntum, akar 6-9 g, direbus.
Turi
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.)
Sinonim : = Agati grandiflora, Desv.
Familia : Papilionaceae
Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam
sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus'
berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan,
tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam
berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar sesudah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang
letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap,
dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi
rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya
menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar,
bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong
yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak
melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga
bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda
sesudah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun
baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan
dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga
dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat dipakai sebagai pengganti sabun
sesudah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi dipakai untuk menguatkan
dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih
banyak dipakai dalam pengobatan, sebab memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga
lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu,
kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang
tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar.
KEGUNAAN:
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit
Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan
Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir
Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak
PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar
sesudah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan
a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
kali.
2. Sariawan, sakit tenggorokan :
Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
dipakai untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).
3. Radang tenggorokan :
Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
sesudah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.
4. Disentri berak darah:
Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
direbus dengan 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas, sesudah
dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang.
6. Keputihan:
Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
7. Batuk:
Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.
8. Batuk berdahak:
Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk hingga
merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.
9. Penambah ASI:
a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang.
b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.
10. Pegal linu:
Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
tambahkan sedikit air hingga menjadi adonan seperti bubur.
Gosokkan kebagian badan yang sakit.
11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. sesudah dingin disaring, minum.
12. Hidung berlendir, sakit kepala:
Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.
13. Demam nifas:
Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling hingga halus.
Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi
rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik.
Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik).
KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase,
zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin
A dan B.
Ubi Kayu
(Manihot esculenta, Crautz.)
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu
berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan
termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan
produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di area yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun
ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai memiliki
daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun ini berwarna kuning, hijau atau merah.
Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (negara kita ); Pohon,
bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas;
Pemanfaatan :
1. Reumatik
a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
Cara membuat: kedua bahan ini ditumbuk halus.
Cara memakai : dipakai sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit.
b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air hingga mendidih
hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara memakai : diperpakai sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
CarA memakai : diperpakai sebagai kompres.
4. Diare
Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air hingga mendidih hingga
tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak
yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air hingga mendidih hingga
tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai : diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara memakai : dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara memakai : dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
Cara membuat: ditumbuk halus.
b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut.
Cara memakai : dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan
dibiarkan beberapa saat hingga tepung (patinya = jawa) mengendap.
Cara memakai : tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Ubi kayu memiliki komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : - Kalori 146 kal
- Protein 1,2 gram - Lemak 0,3 gram - Hidrat arang 34,7 gram - Kalsium 33 mg - Fosfor 40 mg - Zat besi 0,7 mg Buah
ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin B1 0,06 mg - Vitamin C 30 mg - dan 75 % bagian buah dapat
dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin A 11000 SI - Vitamin C 275 mg - Vitamin B1 0,12
mg - Kalsium 165 mg - Kalori 73 kal - Fosfor 54 mg - Protein 6,8 gram - Lemak 1,2 gram - Hidrat arang 13 gram - Zat
besi 2 mg - dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase,
glikosida dan kalsium oksalat.
Urang-Aring
(Eclipta alba (L.) Hassk.)
Sinonim := Eclipta prostrata, (Linn.) = E. alba et marginata, Boiss. = E. erecta et prostratan, Linn. = E. erecta, Linn. =
E. parcifloran Wall. = E. philippinensis Gandog. = E. thermalis Bunge - Verbesina alba, Linn.
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir
selokan, dari tepi pantai hingga ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman mencapai 80 cm.,
posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring. Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak
kasar warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus
atau hampir rata, kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna
putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.
Nama Lokal :
Goman, urang aring (jawa), te-lenteyan (Madura),; Daun sipat, keremak janten (Sumatera), Daun tinta (Banda); Mo
han lian (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Muntah darah, mimisan, kencing darah, berak darah, Hepatitis; Diare, Perdarahan rahim, Kurang gizi, Keputihan,
Ubanan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Menghentikan perdarahan pada muntah darah (hematemesis),
batuk darah (hemoptoe), mimisan (epistaxis), kencing darah
(hematuria), berak darah (melena), perdarahan rahim (uterine
bleeding).
2. Chronic hepatitis, diare,
3. Kurang gizi pada anak (infantile malnutrition).
4. Keputihan (leucorrhoe),
5. Rambut memutih (ubanan) pada usia muda.
6. Neurasthenia.
PEMAKAIAN: 30-120 gram segar. Atau dikeringkan dijadikan
bubuk.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau
herba segar direbus, untuk cuci pada : Eczema, tinea pedis (jamur), koreng (termasuk koreng di kepala), luka
berdarah, gusi bengkak, penyubur rambut.
1. Gusi bengkak:
Yang segar dipanggang hingga kering, dijadikan bubuk (dengan
pengolahan). Oleskan bubuk ini ke tempat yang sakit.
2. Penyubur rambut:
1 genggam daun eclipta alba dilumatkan, ditambah air 2 gelas,
saring. Air saringan ini diembunkan satu malam.
Cara pemakaian: kulit kepala dibasahi sambil dipijat-pijat, sehari sekali.
3. Koreng di kepala:
Eclipta alba secukupnya direbus, airnya untuk cuci kepala,
ampasnya digosokkan ke koreng. Atau
herba segar dilumatkan, air perasannya dioleskan ke koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. Keputihan:
30 gram eclipta alba segar ditambah sari (kaldu) ayam ditim, minum.
2. Mimisan:
1 genggam eclipta alba segar dicuci, kemudian dilumatkan, peras.
Air perasannya ditambah 5 sloki air putih, ditim supaya panas.
Minum sehari 2 kali, sesudah makan.
3. Diare: 30 gram eclipta alba segar direbus, minum.
4. Batuk darah:
60 gram eclipta alba segar dilumatkan, diperas.
Air perasannya diseduh air hangat, minum.
5. Muntah darah:
120 gram herba segar dilumatkan, air perasannya ditambah air
kencing anak kecil secukupnya, minum.
OBAT PATEN: Qiangshengbuganpian.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, asam, sejuk. Menghentikan perdarahan. (Hemostatic),
menurunkan panas (antipyretic), anti racun (antitoxic). Herba ini masuk meridian hati dan ginjal. KANDUNGAN
KIMIA: Ecliptine, AlfaTerthienylmethanol, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) thiophene, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-
(4-chloro-3-hydroxybut-1-ynyl) thiophene, 5-(3-Buten-1-ynyl)-2,2'-bithienyl-5'-methyl acetate, wedelolactone.
Waru
(Hibiscus tiliaceus L.)
Familia : malvaceae.
Uraian :
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru
tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon
pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh
membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang,
warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm.
Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam
tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi
kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang
sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran.
Kulit kayu berserat, biasa dipakai untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA area Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut,
waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau,
kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale,
haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. NAMA ASING Tree hibiscus.
NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun
panas dan peluruh haid.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai
Bagian yang dipakai yaitu daun, akar, dan bunga
INDIKASI
Daun waru dipakai untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar dipakai untuk mengatasi :
terlambat haid,
demam.
Bunga dipakai untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, pakai daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya
diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya hingga halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit,
seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus
hingga airnya tersisa sekitar 3/4-nya. sesudah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu
minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2
genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3
jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah
atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus hingga airnya tersisa 3/4nya. sesudah dingin, saring
dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus
hingga airnya tersisa 3/4 bagian. sesudah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing
1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda hingga bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung
merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus hingga airnya tersisa 3/4 bagian. sesudah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih hingga air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas.
sesudah dingin, saring dan air saringannya dipakai untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap
kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) hingga bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremasremas hingga airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk hingga
larut. Peras dan saring memakai sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar hingga bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremasremas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling hingga halus.
Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk hingga rata. Saring
ramuan ini memakai sepotong kain sambil diperas. pakai air perasannya untuk menggosok kulit
kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari sesudah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong
kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih hingga airnya seperti selai. Selanjutnya,
peras dan saring memakai sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan
paginya, pakai cairan ini untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan
rambut akan tumbuh lebih subur.
Bisul
Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu gi
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan
tanin.
Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)
Familia : Cactaceae
Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas
dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di area
sedang hingga tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat
saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan
tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi
wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, sesudah tanaman ini
berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil.
Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktuskaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas
daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.
Nama Lokal :
Wijayakusuma (negara kita );
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;
Pemanfaatan :
1. Luka
Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara memakai : dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.
Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma memiliki daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu
menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses.
Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.
Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Sinonim : Daucus carota, Linn.
Familia : Apiaceae
Uraian :
Wortel (Daucus carota) yaitu tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di area pegunungan
yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut.
Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel memiliki
batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas
(umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel
(Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis
imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang
manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis
mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas
oranye.
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (negara kita ), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura);
Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;
Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya hingga merata;
Cara memakai : diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih hingga merata;
Cara memakai : ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut dengan verban.
b. Bahan: 3 umbi wortel;
Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara memakai : diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan lainnya;
Cara memakai : diperas dan disaring, kemudian diminum menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara memakai : diminurn setiap pagi hari secara teratur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) memiliki nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar
12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain yaitu kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak
0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06
miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram.