herbal 4





  



 ; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol 

asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa 

tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4. 

 

Lobak 

(Raphanus sativus L.)  

Familia : Brassicaceae. 

 

Uraian : 

Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong, 

tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung 

batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji 

lonjong. 

Nama Lokal : 

NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak. 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN 

Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian 

perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak 

mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh 

terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah 

dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari 

hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu 

meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 setelah pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-

1 setelah pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus 

akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian 

infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% 

tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh 

akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap 

batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang 

diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar.  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN  

Akar dan biji. 

 

240 

 

KEGUNAAN  

1. Batuk. 

2. Bronkhitis.  

3. Demam.  

4. Wasir. 

5. Rematik (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN  

Batuk 

Ramuan: 

Akar Lobak   5 buah 

Gula   secukupnya 

Cara pembuatan: 

Lobak diparut kemudian diperas dan disaring. Beningannya ditambah gula secukupnya. Diamkan semalam dan 

enaptuangkan. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan. 

Larna pengobatan: Diulang selama 7 hari. 

Demam 

Orang yang sering menderita demam dianjurkan makan sayuran lobak. Lobak dapat melancarkan air seni. 

Komposisi : 

Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C. 

 

Mahkota Dewa 

(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)  

Sinonim : P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back. 

Familia : Thymelaeaceae 

 

Uraian : 

Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman 

peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak 

orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa 

ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m 

dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya 

cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, 

bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, 

warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau 

ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, 

permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, 

berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. 

Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.  

241 

 

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA 

ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK 

FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota 

dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, 

menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam 

ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa 

syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa 

digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.  

INDIKASI 

Kulit buah dan daging buah digunakan untuk:  

- disentri, 

- psoriasis, dan jerawat. 

Daun dan biji digunakan untuk pengobatan: 

- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.  

CARA PEMAKAIAN 

Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah 

kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan 

manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar 

mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul. 

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Disentri 

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 

menit. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari. 

Psoriasis 

Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus 

simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa 

seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul 

gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya. 

Eksim, gatal-gatal 

Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. 

Ganti 2--3 kali dalam sehari. 

Catatan: 

Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan 

penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun 

keracunan kronis yang mungkin terjadi. 

Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, 

sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan. 

Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala 

kronis. 

Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini. 

Komposisi : 

Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung 

alkaloid, saponin, dan flavonoid. 

 

 

242 

 

Mahoni 

(Swietenia mahagoni Jacq.)  

Sinonim : S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq.  

Familia : Meliaceae 

 

Uraian : 

Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam 

di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila 

tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, 

banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat 

telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah 

tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai 

bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya 

hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning 

kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, 

warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan 

digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji.  

Nama Lokal : 

Mahagoni, maoni, moni.;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam; Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, 

Ekzema, Rematik;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Biji, dikeringkan lalu digiling halus menjadi serbuk.  

KEGUNAAN:  

- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).  

- Kencing manis (Diabetes mellitus).  

- Kurang napsu makan,  

- Rematik.  

- Demam.  

- Masuk angin.  

- Ekzema.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: 1/2 sendok teh biji yang telah digiling halus menjadi serbuk.  

CARA PEMAKAIAN:  

1. Hipertensi:  

    a. 8 gram biji segar diseduh dengan 2 gelas air panas. Setelah  

       dingin disaring lalu dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore  hari.  

243 

 

    b. 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/2 cangkir  

       air panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi 

       hangat, lakukan 2-3 kali sehari.  

2. Kencing manis:  

    1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air  

    panas. Diminum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. Lakukan 2-3 kali sehari. 

3. Kurang napsu makan:  

    1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air  

    panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.  

4. Demam, masuk angin:  

    1/2 sendok teh serbuk biji mahoni.diseduh dengan 1/4 cangkir air  

    panas, lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Diminum selagi  hangat, lakukan 2-3 kali sehari. 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida 

 

Mamang Besar 

(Cleome spinosa L.)  

Sinonim: Gynandropsis speciosa., (H. B. K.), DC.  

Familia : Capparidaceae 

 

Uraian : 

Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi 

taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Asli dari Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di 

dataran rendah sampai 1.400 m dpl., pada tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperatur 

udara yang sedang. Herba tahunan, tumbuh tegak, tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak 

rapat, berbau keras. Daun bertangkai, letak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5. 

Anak daun letaknya duduk, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata tulang daun menyirip, warnanya hijau. Anak 

daun yang ditengah, ukurannya lebih besar. Bunganya bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian 

berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang 

menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunga berwarna ungu atau putih. Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai 

yang panjang, panjang 7-11 cm, warnanya hijau. Bijinya banyak, halus-halus. Perbanyakan dengan biji atau setek.  

Nama Lokal : 

Kumis kucing, mamang besar. (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba. (Jawa);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Rhematik, Luka terpukul (memar).;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI : seluruh tanaman 

- Rematik 

- Luka terpukul (memar) 

 

244 

 

PEMAKAIAN : 

Pemakaian luar : Seluruh tanaman secukupnya dicuci, lalu digiling halus untuk dipakai ditempat yang sakit, bila 

perlu dibalut. Dapat juga seluruh tanaman dicuci bersih lalu direbus. Air rebusannya hangat-hangat dipakai untuk 

merendam bagian tubuh yang sakit. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, manis, hangat. Melancarkan peredaran darah, melemaskan otot 

yang tegang. 

 

Manggis 

(Garcinia mangostana L.)  

Familia : Clusiaceae (Guttiferae). 

 

Uraian : 

Pohon, selalu hijau, tinggi 6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah kuning. 

Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan 

atas hijau gelap permukaan bawah hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm. 

Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Kelopak daun kelopak, dua daun 

kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota 

terdiri dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua 

merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelompok). Bakal buah beruang 4-8, kepala putik 

berjari-jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), 

kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3,diselimuti oleh selaput biji yang 

tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Asal usul tidak diketahui. Waktu 

berbunga Mei - Januari. Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 m dpl pada berbagai tipe 

tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik), sering sebagai tanaman buah. lklim yang diperlukan 

adalah adanya kelembaban dan panas dengan curah hujan yang merata. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan 

dengan biji yang telah dikecambahkan terlebih dahulu dalam kantong plastik (segera setelah dikeluarkan dari 

buah). Kecambah dapat ditanam di lapangan setelah berumur 2 - 3 tahun, dengan jarak tanarn 10 m. Tanaman 

muda harus dilindungi/dinaungi dan akan berbuah setelah berumur 8-15 tahun. Pohon yang dipupuk akan lebih 

cepat berbuah. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan metode kultur jaringan turus kuncup ketiak daun 

menggunakan Indole Butyric Acid (IBA) sangat kecil.  

Nama Lokal : 

NAMA SIMPLISIA Garciniae mangostanae Cortex fructus; Kulit buah Manggis. Garciniae mangostanae Radix; Akar 

Manggis. Garciniae mangostanae Folium; Daun Manggis. 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda 

memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan 

tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa 

Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah 

mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui 

bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak 

245 

 

tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan 

tipe baru dari histamin. Toksisitas Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 

1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, 

dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan 

perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, 

terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.  

Pemanfaatan : 

KEGUNAAN DI MASYARAKAT 

Buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu 

digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, 

disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang 

tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah.  

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Untukmengobati disentri digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 4 gelas 

air sampal volume tinggal 1/2 nya, setelah dingin disaring Ialu diminum dengan madu bila perlu (2 x sehari 

3/4gelas). 

Untukmengobati mencret digunakan kulit dari 2 buah manggis yang masak, dicuci dan dipotong potong, direbus 

dengan 3 gelas air sampai volume tinggal 1/2nya, setelah dingin disaring kemudian diminum dengan madu 

seperlunya (2 x sehari 3/4gelas). 

Untukmengobati sariawan digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 3 gelas 

air sampai volume tinggal 1/2 nya, setelah dingin disaring untuk berkumur dan terus diminum (3 - 6 x sehari 2 

sendok makan). 

Komposisi : 

Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid . Kulit kayu, kulit buah dan lateks 

kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu 

mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan ß-

mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di(3-metil-

2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana. 

 

Mangkokan 

(Nothopanax scutellarium Merr.)  

Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq. = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb. = Panax cochleatum, DC. 

Familia : Araliaceac 

 

Uraian : 

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di 

ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang 

terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan, 

tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, 

bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, 

diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. 

Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat 

246 

 

daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. 

Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat 

dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.  

Nama Lokal : 

Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun 

koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon 

mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko-mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera), 

rau paroro (Ternate).; Platitos (Tagalog), saucer leaf, shell leaf (Inggris).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran 

ASI.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan daun.  

INDIKASI : 

Akar dan daun mangkokan berkhasiat untuk mengatasi:  

- radang payudara,  

- pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI,  

- rambut rontok,  

- sukar kencing,  

- bau badan, dan  

- luka.  

CARA PEMAKAIAN : 

Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum. Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus, dan dipakai 

secara setempat.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Radang payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI : 

    Daun mangkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa 

    dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-  

    hangat ditaruh pada payudara yang membengkak.  

2. Luka : 

    Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus. 

    Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.  

3. Sukar-kencing : 

    Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalarn air panas  

    beberapa saat. Angkat, lalu hangat-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah.  

4. Rambut rontok : 

    Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya setelah dicuci  

    bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil  

    diaduk sampai seperti bubur. Kernudian saring dan peras. Hasil  

    perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan  

    sampai mengering, lalu  rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari. 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, 

protein, serta vitamin A, B1, dan C. 

 

 

 

 

 

 

 

247 

 

Melati 

(Jasminum sambac, Ait.)  

Familia : Oleranceae 

 

Uraian : 

Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil 

dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan 

dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan 

laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas 

baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu. 

Nama Lokal : 

Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate 

(Madura), Menuh (Bali); 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;  

Pemanfaatan : 

1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan 

    Bahan: 1 genggam daun melati 

    Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus 

    Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi  sebelum mandi. 

2. Sakit mata (mata merah atau belek) 

    Bahan: 1 genggam daun melati 

    Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus 

    Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh. 

3. Bengkak akibat serangan daun lebah 

    Bahan: 1 genggam bunga melati 

    Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus 

    Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah. 

4. Demam dan sakit kepala 

    Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati 

    Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan,  

    kemudian direndam dengan air dalam rantang 

    Cara menggunakan: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi 

5. Sesak napas 

    Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya 

    Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai  

    mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring. 

    Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi  sebelum mandi. 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk 

pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat. 

 

248 

 

Mengkudu 

(Morinda citrifolia, Linn.)  

Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph. 

Familia : Rubiaceae 

 

Uraian : 

Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai 

pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. 

Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, 

panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna 

putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. 

Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak 

secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah. 

Nama Lokal : 

Mengkudu (Indonesia), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki;  

Pemanfaatan : 

1. Hipertensi 

    Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu. 

    Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,  

    kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring. 

    Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali. 

2.  Sakit Kuning 

    Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong  gula batu. 

    Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,  

    kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring. 

    Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali 

3. Demam (masuk angin dan infuenza) 

    Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur; 

    Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  

    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

    Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore. 

4. Batuk 

    Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut); 

    Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air  

    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.  

    Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore. 

5. Sakit Perut 

    Bahan: 2-3 daun Mengkudu 

249 

 

    Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas.  

    Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum. 

6. Menghilangkan sisik pada kaki 

    Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon. 

    Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah  

    mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit,  

    kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat. 

Komposisi : 

Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung 

sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, 

morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol. 

 

Meniran 

(Phylanthus urinaria, Linn.)  

Sinonim :Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P. 

leprocarpus, Wight.  

Familia :Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : 

Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran 

kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : 

Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun 

maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. 

Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas 

permukaan laut.  

Nama Lokal : 

Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi 

(Ternate);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat;  

Pemanfaatan : 

1. Sakit Kuning 

    a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun) 

       Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu  

       Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan  

       direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal  1 gelas. 

       Cara menggunakan:  disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari. 

    b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan  bunga) 

       Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering,  5 cm rimpang umbi temulawak, 1 potong kayu manis 

       Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas 

250 

 

       Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.   

2. Malaria 

    Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap 

    Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis 

    Cara membuat:  Seluruh  bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk  halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai 

mendidih. 

    Cara menggunakan:   disaring dan diminum 2 kali sehari. 

3. Ayan 

    Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan Bunga) 

    Cara membuat:  bahan dicuci bersih,  kemudian direbus dengan 5  

    gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas. 

    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut 

4. Demam 

    Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga) 

    Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas . 

    Cara menggunakan:  disaring, kemudian diminum sekaligus. 

5. Batuk 

    Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,daun, bunga) 

    Bahan tambahan:  Madu secukupnya. 

    Cara membuat:  Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan  

    direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata. 

    Cara menggunakan:  diminum  sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari 

 

6. Haid berlebihan 

    BahanUtama: 3 - 7  potong akar Meniran kering 

    Bahan tambahan : 1 gelas air tajan 

    Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air  

    sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata. 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 

7. Disentri 

    Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga ) 

    Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.   

8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas 

    Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga) 

    Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga cengkeh kering, 1 potong kayu Manis. 

    Cara membuat: Bahan utama  ditumbuk halus, dan temulawak  

    diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. 

9. Luka koreng 

    Bahan Utama:  9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga) 

    Cara membuat:  Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus. Kemudian direbus dengan 1 cerek air. 

    Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk mandi.  

10. Jerawat 

     Bahan Utama:  7 Batang tanaman meniran 

     Bahan Tambahan:  1 Rimpang umbi kunyit (4 cm) 

     Cara membuat:  Seluruh  bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk  

     sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidihhingga tinggal 1 gelas. 

     Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara teratur setiap hari.   

Komposisi : 

Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat 

Penyamak 

251 

 

Mimba 

(Azadirachta indica A. Juss.)  

Familia : Meliaceae 

 

Uraian : 

Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung gum, pahit. Daun menyirip gasal 

berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, 

pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun bergerigi kasar, 

remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30 

cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan, 

bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari membentuk tabung 

benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki 

panjang rata rata 3 mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu berbunga 

Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, 

Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering 

ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang. 

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: -- 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang 

paling poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel 

pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap 

struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas 

Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan 

inflamasi.  

Pemanfaatan : 

KEGUNAAN DI MASYARAKAT 

Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok, malaria, anti bakteri. 

Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan pertumbuhan 

kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah 

digunakan sebagai penguat. 

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT  

Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan dipotong-potong 

seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; setelah dingin, disaring dan 

diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas). 

Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya, 

kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan). 

 

 

252 

 

Komposisi : 

Metabolit yang ditemukan dari Azadirachta indica antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, 

salanol, azadirachtin. Biji mengandung azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-

epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion dan alkaloid. Metabolit yang ditemukan dalam ekstrak ranting segar yang 

larut dalam dikIorometana antara lain desasetil nimbinolid, desasetil nimbin, desasetil isonimbinolid. Kulit batang 

dan kulit akar mengandung nimbin, nimbinin, nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol, margosin (suatu 

senyawa alkaloid). Hasil hidrolisis ekstrak bunga ditemukan kuersetin, kaemferol, dan sedikit mirisetin. Dari bagian 

kayu ditemukan nimaton, 15% zat samak terkondensasi. Buah mengandung alkaloid (azaridin). Daun mengandung 

Paraisin, suatu alkaloid dan komponen minyak atsiri mengandung senyawa sulfida. Tangkai dan ranting hijau 

mengandung 2 tetranortriterpenoidhidroksibutenolida yaitu desasetilnimbinolida dan desasetilisonimbinolida yang 

berhasil diisolasi bersama dengan desasetilnimbin.` Di samping itu terdapat pula senyawa 17-epiazadiradion, 17-p-

hidroksiazadiradion, azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, dan gedunin. 

 

Mindi Kecil 

(Melia azedarach L.)  

Sinonim : M. azadirachta L., M. dubia auct. (non. Cav.) How et T. Chen, M. dubia Cav., M. japonica G. Don., M. 

toosendan Sieb.et Zucc. 

Familia : Meliaceae 

 

Uraian : 

Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat 

pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 

pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl. Pohon yang bercabang banyak ini mempunyai kulit batang yang 

berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. Daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan 

panjang 20-80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat 

atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. 

Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10--20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, 

panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 

cm. Jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan 

biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga 

atau kutu.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Sumatera: renceh, mindi kecil. Jawa: gringging, mindi, cakra-cikri. NAMA ASING Ku lian pi (C), xoan, 

sau dau, kho luyen, may rien(V), chinaberry, bead tree, persian lilac, barbados lilac (I). NAMA SIMPLISIA Meliae 

Cortex (kulit kayu mindi kecil), Meliae Fructus (buah mindi kecil). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT DAN KHASIAT Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (ku lian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun 

(toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh 

253 

 

kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik). Buah mindi kecil 

(chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan 

kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan 

nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat antijamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing. 

Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Toosendanin 

merupakan komponen aktif pada mindi kecil yang berkhasiat antelmintik dan bekerja lebih lama dari santonin. 

Pada percobaan in vitro, infus Meliae Cortex dengan konsentrasi 25--50% menyebabkan kelumpuhan cacing keremi 

yang berasal dari tikus. Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM) 

atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan 

toosendanin dapat menimbulkan depresi pernapasan.  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, buah, dan daunnya. Gunakan bahan 

segar atau yang telah dikeringkan. Kulit batang setelah dicuci, lalu jemur sampai kering. Lakukan Pemotongan 

sebelum penyimpanan. 

INDIKASI 

Kulit kayu dan kulit akar digunakan untuk mengatasi: 

- cacingan terutama askariasis, oxyuriasis, taeniasis, dan trichuriasis, 

- pemakaian luar untuk scabies dan jamur di kulit kepala (tinea capitis). 

Buah digunakan untuk mengatasi: 

- cacingan terutama askariasis (direbus bersama biji pinang dan buah ceguk), 

- sakit lambung, nyeri perut.  

Daun digunakan untuk mengatasi: 

- tekanan darah tinggi (hipertensi)  

CARA PEMAKAIAN 

Siapkan kulit kayu atau kulit akar yang kering sebanyak 15--30 g atau 30-60 g jika menggunakan yang segar. Rebus 

atau jadikan bubuk/pil. 

Jika menggunakan buahnya, rebus buah mindi kecil sebanyak 5--10 g, lalu minum airnya. 

Untuk pemakaian luar, rebus kulit kayu atau kulit akar, gunakan airnya untuk mencuci kurap atau membilas liang 

kemaluan yang gatal dan keputihan akibat infeksi trichomonas (trikomonal vaginitis). Kulit kayu atau kulit akar juga 

bisa dibakar/dipanggang, lalu giling sampai halus menjadi bubuk. Untuk pemakaian, tambahkan cuka atau minyak 

secukupnya pada bubuk tersebut, lalu oleskan pada kelainan kulit, seperti rubella (campak Jerman), erisipelas 

(infeksi akut pada kulit akibat Streptokokus), kurap di kulit kapala karena jamur (tinea kapitis), gatal-gatal akibat 

skabies, ekzema, dan koreng. 

Daun mindi kecil juga blsa direbus, gunakan airnya untuk mencuci kurap dan daunnya untuk mengompres koreng, 

bisul, ekzema, dan radang kulit akibat infestasi cacing. Daun segarnya jika diremas dan ditempelkan pada' pelipis 

bisa menghilangkan sakit kepala.  

Bunganya sebagai obat luar untuk sakit kepala. 

Contoh Pemakaian 

Cacing gelang (ascariasis) 

Cuci kulit kayu mindi yang kering (15--30 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya 

tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. Lakukan selama 2--3 hari. 

Cacing tambang (ankylostoma) 

Cuci kulit kayu mindi yang kering dan biji pinang (masing-masing 15 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas 

air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. 

Skabies 

Tambahkan cuka pada bubuk kulit kayu atau kulit akar secukupnya, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada 

bagian kulit yang gatal. Lakukan 3--4 kali sehari, sampai sembuh. 

Kudis 

Rebus kulit kayu atau kulit akar mindi kecil secukupnya. Setelah dingin, gunakan air saringannya untuk mencuci 

bagian kulit yang kudis. 

254 

 

Cuci dan tumbuk sampai halus daun mindi kecil yang masih segar (secukupnya). Bubuhkan pada bagian kulit yang 

kudis, lalu balut. Lakukan tiga kali sehari. 

Bakar kulit kayu mindi kecil secukupnya sampai hangus, lalu giling menjadi serbuk. Tambahkan air kapur sirih, lalu 

gunakan untuk menggosok bagian kulit yang kudis. 

Tekanan darah tinggi (hipertensi) 

Cuci daun mindi kecil yang segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. 

Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. 

Catatan: 

Zat berkhasiat pada mindi kecil yang bernama toosendanin jika digunakan dalam dosis pengobatan jarang 

menimbulkan efek samping. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah, 

nyeri perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa pasien bisa menyebabkan 

penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam 2--3 jam, dan 

pada sebagian pasien dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa pengobatan 

spesifik. Sebagai peluruh cacing usus, efek samping toosendanin lebih sedikit daripada piperasin sitrat dan 

santonin. 

Efek samping yang berat timbul bila dosis ekstrak melebihi 0,8 mg pada orang dewasa. Gejala keracunan yang 

timbul berupa rasa kebas pada kaki dan tangan (neuri 

Komposisi : 

Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin (C30H38O11) dan komponen yang.larut (C30H40O12). Selain 

itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina), kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan 

triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat berracun, 60% 

minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil 

minyak esensial sulfur. Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung 

alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol. 

 

Mondokaki 

(Ervatamia divaricata (L.) Burk.)  

Sinonim : E. coronaria, Stapf. = Tabernaemontana coronaria, Willd. = T. divaricata, R.Br. 

Familia : Apocynaceae 

 

Uraian : 

Mondokaki biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Asalnya dari India, tersebar di 

kawasan Asia Tenggara serta kawasan tropik lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl. 

Perdu tegak yang banyak bercabang, tinggi 0,5-3 m, batang bulat berkayu, mengandung getah seperti susu. Daun 

tunggal, tebal seperti kulit, letak berhadapan, 9 bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya bulat telur memanjang 

atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan alas licin mengkilap, tulang daun menyirip, panjang 6-

15 cm, lebar 2-4 cm, warnanya hijau. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan 

beberapa bunga. Bunga biasanya double, warnanya putih dengan bagian tengah berwarna kuning, diameter 5 cm, 

wangi. Buahnya buah kotak, bulat panjang, berbulu. Biji berdaging, berselaput, warnanya merah. Tanaman ini 

255 

 

mempunyai akar tunggang, bentuknya silindrik, diameter 1-5 cm, warnanya kuning, permukaan luar bergabus tipis 

dan tidak mudah terkelupas. Perbanyakan dengan stek atau cangkok.  

Nama Lokal : 

Mondokaki, bunga wari (Jawa), bunga nyingin (Nusatenggara),; Kembang mantega, kembang susu (sunda), bunga 

manila,; Bunga susong.;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Bisul, Batuk berdahak, Radang Payudara, Digigit anjing gila; Hipertensi, Radang mata,Tulang patah, sakit gigi, Cacing 

keremi.; Diare, Gigitan binatang berbisa, Tenggorok bengkak, Terkilir.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan kulit batang.  

Daun: 

- Bisul.  

- Batuk berdahak.  

- Radang kelenjar payudara.  

- Digigit anjing gila.  

- Tekanan darah tinggi (hipertensi)  

- Terkilir.  

Getah daun:  

- Radang mata, kekerdhan kornea.  

- Mencegah timbulnya radang pada luka. 

Akar:  

- Tenggorok bengkak dan sakit, batuk.  

- Tulang patah (fraktur), sakit gigi.  

- Cacing keremi.  

- Diare.  

- Gigitan binatang berbisa seperti kalajengking.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: 15-25 g, direbus  

Pemakaian luar: Daun secukupnya dilumatkan, dipakai untuk menurap radang kulit, radang payudara, luka, dan 

bisul.  

CARA PEMAKAIAN:  

1. Diare:  

    10-15 g akar,dicuci lalu dipotong tipis-tipis, direbus dengan 3 gelas  

    air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sedikit-sedikit.  

2. Sakit gigi:  

    Akar secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah dengan gigi yang sakit.  

3. Sakit mata, radang kulit dan luka:  

    Daun secukupnya dicuci bersih bilas dengan air matang Ialu  

    ditumbuk halus. Air perasannya dapat menyejukkan bila diteteskan  

    pada mata yang sakit atau dioleskan pada radang kulit dan luka. 

4. Cacing keremi:  

    4 jari akar mondokaki dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus  

    dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin  

    disaring, dibagi untuk 2 kali minum, habis dalam sehari.  

5. Trachoma (radang mata kronis):  

    3/4 jari akar mondokaki, 1/3 genggam daun saga, daun sena dan  

    daun tempuh wiyang masing-masing 1/4 genggam, 1/2 jari kayu  

    secang, 3/4 jari kulit mesoyi, 3/4 jari kulit kayu seriawan, dicuci  

    dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih  

    sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, airnya untuk  

    merambang mata yang sakit. Lakukan 3 kali sehari.  

256 

 

 

6. Batuk: 

    15 lembar daun dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai  

    tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan air gula  

    seperlunya. Bagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari.  

7. Radang payudara:  

    20 lembar daun dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan 2 sendok  

    makan air garam. Ramuan ini dipakai untuk menurap payudara yang  

    sakit, lalu dibebat. Lakukan 2 kali sehari.  

8. Radang kulit bernanah:  

    Bunga segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus.  

    Tambahkan sedikit minyak kelapa, aduk sampai merata. Ramuan ini  

    dipakai untuk menurap kulit yang meradang.   

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Asam, sejuk. Membersihkan panas dan racun (toksin), menghilangkan 

sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, obat cacing (anthelmintik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit 

batang dan akar: Tabernaemontanin, koronarin, koronandin; dregamin, vobasin, korin,, kortin, lupeol, tanin. 

 

Murbei 

(Morus alba L.)  

Sinonim : M. australis, Poir. = M. atropurpurea, Roxb. = M. constantinopalita, Poir. = M. indica, Linn. = M. rubra, 

Lour.  

Familia : Moraceae 

 

Uraian : 

Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. dan memerlukan cukup sinar matahari. 

Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa seperti di lereng gunung, tetapi 

pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, 

cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat 

telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak 

menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga 

majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon 

terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tabun. 

Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, setelah masak menjadi 

hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan unluk makanan ulat sutera. 

Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan 

dengan setek dan okulasi.  

Nama Lokal : 

Besaran (Indonesia). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam 

(Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry, 

mulberry (Inggris).;  

257 

 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi (hipertensi), ; Kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah 

(elephantiasis), ; Radang mata merah (conjunctivitis acute), memperbanyak ASI,; Keringat malam, muntah darah, 

batuk darah, batuk berdahak,; Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), tidak datang haid, ; Gangguan saluran cerna, 

sesan napas (asma), cacingan,; Muka bengkak (edema), sukar kencing (disuria), neurastenia,; Jantung berdebar 

(palpitasi), rasa haus dan mulut kering,; Sukar tidur (insomnia), telinga berdenging (tinnitus), sembelit,; Tuli, vertigo, 

hepatitis, kurang darah (anemia), rambut beruban,; Sakit kepala, s.tenggorokan, s.gigi, s.kulit, s.pinggang 

(lumbago),; Menyuburkan pertumbuhan rambut.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 

Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, 

ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai 

kering.  

INDIKSI : 

Daun (Sang ye) berkhasiat untuk:  

- demam karena flu, malaria,  

- batuk,  

- sakit kepala, sakit tenggorok, sakit gigi, rematik,  

- darah tinggi (hipertensi),  

- kencing manis (diabetes mellitus),  

- kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah),  

- sakit kulit bisul,  

- radang mata merah (conjunctivitis acute),  

- memperbanyak air susu ibu (ASI),  

- keringat malwn,  

- muntah darah dan batuk darah akibat darah panas,  

- kolesterol tinggi (hiperkolesierolemia), dan  

- gangguan pada saluran cerna.  

Kulit akar (Sang bai pi) berkhasiat untuk:  

- sakit gigi,  

- tidak datang haid,  

- batuk berdahak, sesak napas (asma),  

- muka bengkak (ederna),  

- kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan  

- cacingan.  

Buah (Sang shen) berkhasiat untuk:  

- tekanan darah tinggi (hipertensi),  

- jantung berdebar (palpitasi),  

- kencing manis (diabetes mellitus), rasa haus dan mulut kering,  

- sukar tidur (insomnia),  

- batuk berdahak,  

- pendengaran berkurang dan penglihatan kabur,  

- telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo),  

- hepatitis kronis,  

- sembelit pada orang tua,  

- kurang darah (anemia), neurastenia,  

- sakit otot dan persendian, sakit tenggorok, serta  

- rambut beruban.sebelum waktunya.  

Ranting (Sang zhi) berkhasiat untuk:  

- rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit,  

- sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki,  

258 

 

- tekanan darah tinggi, serta menyuburkan pertumbuhan rambut.  

Cara Pemakaian  

Untuk diminurn, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan 

atau digiling halus, 10 - 15 g; ranting 15 - 30 g; sedang daun dosisnya 5 - 10 g sekali rebus, dapat juga menggunakan 

dosis maksimal 20 - 40 g. Untuk buah dosisnya 10 - 15 g, direbus, alu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar 

dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga, 

atau untuk merangsang pertumbuhan rambut.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Tekanan darah tinggi, kaki bengkak : 

    Daun murbei segar sebanyak 15 g dicuci bersih kemudian direbus  

    dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.  

2. Memperbanyak kcluamya air susu ibu (ASI) :  

    Daun murbei muda dimasak sebagai sayur, lalu dimakan bersama nasi.  

3. Kencing nanah Kulit :  

    Akar murbei, adas pulosari, dan kayu sandel (sandelhout) direbus.  

4. Bisul, radang kulit : 

    Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan 

    2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum  

    sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur.  

5. Luka, borok : 

    Daun murbei segar setelah dicuci bersih lalu dioleskan minyak  

    kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan  

    sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup  

    luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar tren guli.  

6. Digigit ular  

    Daun murbei segar sebanyak 20 g dicuci lalu digiling halus.  

    Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air  yang terkumpul lalu diminum sekaligus.  

7. Berkeringat malam  

    Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus  

    dengan air beras sampai   mendidih. Setelah dingin lalu diminum.  

8. Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit : 

    Ranting murbei kering sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air  

    bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.  

9. Hepatitis kronis, kurang darah, tekanan darah tinggi : 

    Buah murbei segar sebanyak 10 g ditambah air masak 1 gelas, lalu    

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Buah 

bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian 

paru. Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun murbei mengandung 

ecdysterone, inokosterone, lupeol, beta-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, alfa-, beta-

hexenal, cis-beta-hexenol, cis-lamda-hexenol, benzaidehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, aceto'ne, 

trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan karoten), asam klorogenik, asam 

fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian 

ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. B uahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam 

linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids: 

alfa-,beta-amyrin, sitosterol, sitosterol-alfa-glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A,B,C, 

oxydihydromorusin. (3) Coumarins: umbelliferone, dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone 

mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga 

mengandung betulinic acid, scopoletin, alfa-amyrin, beta-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji: urease. 

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Eedysterone berkhasiat hipoglikemik. 

 

259 

 

Nampu 

(Homalomena occulta [Lour.] Schott.)  

Sinonim : H, javanica V.A.V.R. 

Familia : Araceae 

 

Uraian : 

Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat 

dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Terna yang hidupnya lama ini mempunyai tinggi 50--

100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. 

Daun tunggal, tangkai panjangnya 50--60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung 

runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70--90 cm, lebar 20--35 

cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, 

berkelamin dua, panjang 15--30 cm, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna 

merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna cokelat.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Cariyang bodas, c. beureum (Sunda), nampu, nyampu (Jawa Tengah). NAMA ASING: Qian nian jian, 

cien nien kien (C). NAMA SIMPLISIA Homalomenae Rhizoma (rimpang nampu). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya agak pahit, pedas, sifatnya hangat, dan tidak berracun. Afinitas pada meridian 

hati dan ginjal. Berkhasiat menghilangkan angin dan lembab serta memperkuat tendon dan tulang.  

Pemanfaatan : 

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Setelah digali, bersihkan rimpang dari akar, cud, 

dan jemur sampai kering. Potong tipis-tipis untuk penyimpanan. 

Rimpang nampu digunakan untuk mengatasi: 

1. sindroma sumbatan angin-lembab, dengan gejala perasaan dingin, sakit di pinggang bawah dan 

lutut, serta rasa keram dan kebas di tungkai bawah, 

2. rematik, pegal linu, 

3. pegal linu setelah melahirkan, dan 

4. meningkatkan nafsu seks pada laki-laki.  

CARA PEMAKAIAN 

Rebus rimpang kering sebanyak 5--10 g. Setelah dingin, saring dan minum airnya. 

CONTOH PEMAKAIAN 

a Meningkatkan nafsu seks pada laki-laki 

Cuci rimpang segar nampu (100 g), lalu parut. Tambahkan garam dapur dan kelapa parut secukupnya, lalu kukus 

selama 20 menit. Makan hasil kukusannya.  

Catatan 

Tanaman sejenis banyak terdapat di Indonesia, seperti Homalomena cordata Schott, H, aromatica Schott, dan H. 

alba Hassk. 

Komposisi : 

Rimpang nampu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Daunnya mengandung saponin dan 

flavonoid. 

260 

 

Nanas 

(Ananas comosus (L.) Merr.)  

Sinonim : A. Sativus Schult., Ananassa sativa Lindl., Bromelia comosa L. 

Familia : Bromeliaceae. 

 

Uraian : 

Nanas berasal dari Brasil. Di Indonesia, nanas ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang 

cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu 

tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian 

pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian 

daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri 

tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk 

tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, 

bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak, asam 

sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Buahnya selain di makan secara langsung, bisa juga diawetkan 

dengan cara direbus dan diberi gula, dibuat selai, atau dibuat sirop. Buah nanas juga dapat digunakan untuk 

memberi citarasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya yang berserat dapat dibuat benang 

ataupun tall. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH: Sumatera: ekahauku (Enggano), anes (Aceh), nas (Gayo), henas, kenas, honas, hanas (Batak), gona 

(Nias), asit, nasit (Mentawai), enas, kanas, nanas (Melayu), aneh, naneh (Minangkabau), kanas, kanyas, nas, 

nyanyas (Lampung). Jawa: danas, ganas (Sunda), nanas (Jawa); lanas, nanas (Madura): Kalimantan: kanas, 

samblaka, malaka, uro usan, kayu usan, kayu ujan, belasan. Nusa Tenggara: manas (Bali), nanas (Sasak), aruma, 

fanda, pandal (Bima), panda (Sumba), nana (Sawu), peda, anana, pedang (Flores), parangena, nanasi 

(Taluud).Sulawesi: tuis mangandow, na'asi, nanasi, tuis, tuis ne walanda, busa, pinang (Ut.Alf.), nanati (Gorontalo), 

lalato (Buol), nanasi (Toraja), pandang (Makasar, Bugis), edan, ekam, hedan (Timor). esne (Kisar), ngewu 

(Tanimbar). Maluku: ai nasi, than baba-ba, kai nasi (Seram Timur), bangkalo, kampora, kanasoi (Seram Barat), 

anasu, banggala, bangkala, kai nasu, kambala, kampala (Seram selatan), arnasinu, kanasi, kurnasin, mangala, nanasi 

(Amb.Alf.), nanasu, anasul (Ulias). Irian Jaya: Manilmap, miniap. NAMA ASING: Pineapple (I), ananas (I;B;P;J), Pinya 

(Tag.). NAMA SIMPLISIA: Ananas Fructus (buah nanas). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sifat dan Khasiat Buah masak sifatnya dingin, berkhasiat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan, 

membantu mencernakan makanan di lambung, antiradang, peluruh kencing (diuretik), membersihkan jaringan kulit 

yang mati (skin debridement), mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat penggumpalan trombosit 

(agregasi platelet), dan mempunyai aktifitas fibrinolitik. Buah muda rasanya asam, berkhasiat memacu enzim 

pencernaan, antelmintik, diuretik, peluruh haid (emenagog), abortivum, peluruh dahak (mukolitik), dan pencahar. 

Daun berkhasiat antipiretik, antelmintik, pencahar, antiradang, dan menormalkan siklus haid. Efek Farmakologis 

dan Hasil Penelitian Penelitian terhadap pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap mutu susu sapi telah 

dilakukan. Ternyata, pada penambahan 3,4 ml sari buah nanas diperoleh populasi bakteri terendah, yaitu 37,60x 

261 

 

10' sel/ml dan kadar lemak tertinggi 7,594%. Pada penambahan 3,2 ml sari buah nanas diperoleh kadar protein 

tertinggi 19,138°Io (M. Nuh Nasution, Jurusan Biologi FMIPA UNAND, 1993). Ternyata, enzim yang terkandung 

dalam buah nanas berkhasiat debridement yang cepat (percobaan dilakukan pada tikus yang mengalami luka 

bakar). Pemberian ekstrak nanas muda sebanyak 0,2 ml pada mencit hamil dapat mematikan embrio mencit jika 

diberikan pada umur kehamilan 2 dan 4 hari. Jika diberikan pada umur kehamilan 6 hari, kehamilan tetap 

berlangsung dan dapat melahirkan normal (Mulyoto, FB UNSOED, 1986).  

Pemanfaatan : 

Bagian yang Digunakan: 

Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.  

Indikasi: 

Buah nanas digunakan untuk pengobatan :  

- rasa penuh di lambung, 

- sembelit, 

- radang tenggorok, 

- menurunkan berat badan,  

- beri-beri, 

- keseleo, bengkak terpukul, 

- darah mudah menggumpal (blood coagulation),  

- aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah),  

- menghambat pertumbuhan tumor, 

- meningkatkan penyerapan (absorbsi) obat,  

- terlambat haid, dan 

- cacingan.  

Cara Pemakaian: 

Untuk obat yang diminum, jus 1/2-2 buah nanas ukuran sedang atau dapat juga diparut, lalu minum. 

Untuk pemakaian obat luar, kupas buah nanas, lalu parut. Turapkan hasil parutannya pada bagian tubuh yang sakit, 

seperti membersihkan jaringan mati (debridement) pada luka bakar, ketombe, bisul, koreng, dan radang kulit 

(dermatitis). Cara lain, tumbuk daun nanas sampai halus, lalu balurkan pada luka bakar, bisul, dan gatal-gatal. 

Contoh Pemakaian:  

- Cacingan 

Kupas 1 buah nanas muda, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, bilas dengan air masak, lalu parut. Peras clan saring 

hasil parutannya, lalu minumkan pada anak yang cacingan sedikit demi sedikit. 

- Keseleo, memar akibat terpukul 

Kupas 1 buah nanas yang sudah masak, potong-potong, lalu dijus. Minum air yang terkumpul sekaligus. 

- Radang tenggorokan 

Kupas 2 buah nanas yang telah masak, lalu cuci sampai bersih. Potong-potong, lalu dijus atau diparut. Selanjutnya, 

peras menggunakan sepotong kain bersih. Minum air perasan yang terkumpul, sehari 3 kali, setiap kali cukup 1/3 

bagian. 

- Peradangan di kulit (dermatitis), ketombe 

Sediakan 1/2 buah nanas yang telah masak. Kupas kulitnya, lalu parut. Hasil parutannya dipakai untuk menggosok 

kulit yang bersisik dan mengelupas, baik di kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan sekali sehari, malam 

sebelum tidur. Keesokan paginya baru dicuci bersih. Lakukan setiap hari. 

- Ketombe 

Sediakan 1/4 buah nanas masak. Kupas kulitnya, lalu parut, peras, dan saring. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk 

nipis dan aduk sampai rata. Gunakan ramuan ini untuk menggosok kulit kepala yang berketombe. Lakukan malam 

sebelum tidur. Keesokan paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu. 

- Menurunkan berat badan 

Kupas 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, lalu cuci sampai bersih. Potong-potong, lalu dijus atau diparut. 

Selanjutnya, peras menggunakan sepotong kain bersih dan air perasannya langsung diminum sekaligus. Lakukan 2 

kali sehari. 

- Sembelit 

262 

 

Kupas 3 buah nanas yang belum masak, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, jus atau parut, lalu peras. Minum air 

perasannya setelah makan, sehari 2 kali, masing-masing cukup 1/2 gelas. 

- Beri-beri 

Kupas 2 buah nanas yang sudah masak, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, jus atau parut, lalu peras. Minum air 

perasannya sekaligus. Sebaiknya diminum pagi atau siang hari sesudah makan. 

- Luka bakar, gatal dan bisul 

Cuci daun nanas sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Balurkan pada bagian yang sakit. 

- Rasa penuh di lambung karena pencernaan terganggu 

Minum jus nanas 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas (150 cc). Lakukan 1/2 jam sebelum makan. 

Catatan: 

- Ibu hamil dilarang minum perasan buah nanas muda. 

- Buah nanas di dalam saluran cerna difermentasi menjadi alkohol yang dapat menimbulkan kambuhnya rematik 

Gout. 

- Penderita kencing manis (diabetes mellitus) dianjurkan untuk membatasi dalam mengonsumsi buah nanas karena 

kandungan gula buah yang masak cukup tinggi. 

Komposisi : 

Buah mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula 

tebu), dan enzim bromelain. Bromelain berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, 

mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. 

Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Daun 

mengandung calsium oksalat dan pectic substances. 

 

Nanas Kerang 

(Rhoeo discolor (L.Her.) Hance)  

Sinonim : Oyster Plant (English name).  

Familia : Commefinaccae 

 

Uraian : 

Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-

gawaran, berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, batang kasar, pendek, lurus, tidak 

bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah, warna daun di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah 

berwarna merah tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang. 

Nama Lokal : 

Bang lan ye (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Bronkhitis, Batuk, TBC kelenjar, Mimisan, Disentri, Berak darah;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Bunga dan daun.  Pemakaian segar atau kering. 

KEGUNAAN: 

263 

 

1. Acute & chronic bronchitis, batuk rejan (Pertusis). 

2. TBC kelenjar (Lymphatic tuberculosis) 

3. Mimisan (Epistaxis). 

4. Disenteri basiler, berak darah (Melena). 

PEMAKAIAN:  

Daun: 15 - 30 gr.  Bunga: 20 - 30 kuntum rebus. 

PEMAKAIAN LUAR: 

Jatuh terkilir, terpukul (memar), dilumatkan, kemudian dibalut. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Batuk rejan, batuk berdahak, flu, disentri:  

    20 - 30 kuntum  bunga direbus, minum. 

2. TBC kelenjar, mimisan: 15 - 30 gr daun, rebus, minum. 

3. Acute bronchitis, muntah darah:  

    10 helai daun segar atau 20 - 30 kuntum bunga ditambah gula batu,  

    ditim. 

4. Berak darah (melena): 

    10 - 15 helai daun segar atau 20 - 50 kuntum bunga kering ditambah 

    gula enau, direbus. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sejuk. Anti radang, memelihara paru, mencairkan dahak, 

anti batuk, anti diare, membersihkan darah. 

 

Ngokilo 

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)  

Sinonim : Strobilantes crispus Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek. 

Familia : Acanthaceae 

 

Uraian : 

Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu 

menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai 

semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan 

apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan 

jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm 

(ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak 

terlindung dan di tempat terbuka. 

Nama Lokal : 

Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling (Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;  

264 

 

Pemanfaatan : 

1. Tumor 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. 

    Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,  

    durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin. 

2. Diabetes Mellitus 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. 

    Pantangan: makanan yang manis-manis 

3. Lever (sakit Kuning) 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan  

    secara teratur. 

    Pantangan: makanan yang mengandung lemak. 

4. Ambeien (wasir) 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. 

    Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas. 

5. Kolesterol tinggi 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. 

    Pantangan:  makanan yang berlemak. 

6. Maag 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 3 lembar. 

    Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. 

    Pantangan: makanan pedas atau asam. 

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam 

    Bahan: Daun Ngokilo mentah dan segar 1 lembar. 

    Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga  

    daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali setelah berselang 2 jam. 

Komposisi : 

Kandungan kimia yang terdapat pada ngokilo sampai sekarang belum diketahui, karena belum ada penelitian 

ilmiah. Berdasarkan pengalaman, tumbuhan ini ternyata berkhasiat obat. 

 

Nona Makan Sirih 

(Clerodendrum thomsonae Balff.)  

Sinonim : Clerodendron thomsonae, Balf.f.  

Familia : Verbenaceae 

 

265 

 

Uraian : 

Tanaman ini biasa ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau di taman-taman, dan dapat ditemukan sampai 

ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari Afrika tropis, dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit 

terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus. Perdu memanjat atau merambat, tinggi 2-5 m. 

Tanaman ini mempunyai ranting muda yang bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat 

telur memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung ranting atau ketiak daun, dalam rangkaian yang 

bersifat rasemos, warnanya merah berseludang putih kekuningan, Buah bulat warnanya hijau dengan 2-4 biji, bila 

masak warnanya coklat hitam. Perbanyakan dengan biji, stek atau pemecahan akar.  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Radang selaput gendang telinga (tympanitis) pada anak- anak.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI :  

Daun 

KEGUNAAN : 

Radang kronis selaput gendang telinga (tympanitis) pada anak- anak. 

PEMAKAIAN : 

Untuk minum    : 5-10 g. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Membersihkan panas dan racun (toksin). 

 

Pacar Air 

(Impatiens balsamina Linn.)  

Sinonim : Impatiens cornuta, Linn. Impatiens hortensis, Desf. Impatiens mutila, D.C. I.triflora Blanco Balsamina 

mutila, DC.  

Familia : Balsaminaceae 

 

Uraian : 

Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna 

hijair muda tanpa daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah, oranye, 

ungu, putih, dll., ada yang "engkel" dan ada yang "dobel". Buahnya buah kendaga, bila masak akan membuka 

menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 80 cm 

Nama Lokal : 

Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta), Nusatenggara: pacar foya, pacar aik; 

Sulawesi: Tilang-gele duluku, kolendingi unggaagu; Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, ; inai anyer. 

(Maluku); Feng xian hum (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Peluruh haid, Kanker pencernaan, Bengkak, Reumatik, Bisul; Gigitan ular, Ranadang kulit, Keputihan, Tulang 

patah/retak; Rasa nyeri, Anti-inflamasi, tertusuk benda asing di kerongkongan;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan biji. KEGUNAAN: Biji: Peluruh haid (Emenagog), mempermudah 

persalinan (Parturifasien), kanker saluran pencernaan bagian atas. Pemakaian 3 - 10 gr, untuk kanker: 15 - 60 gr, 

266 

 

direbus. Bunga: Peluruh haid, mengakiri kehamilan (abortivum) dipakai bunga warna putih, pembengkakan akibat 

terpukul (haematom), rheumatik sendi, bisul (furunculolsis), gigitan ular, radang kulit (dermatitis). Pemakaian: 3 - 6 

gr, direbus. Daun: Keputihan (Leucorrhoea), tulang patah/retak (Fracture), mengurangi rasa nyeri (analgetik). Akar: 

Peluruh haid, anti-inflamasi (antiflogistik = anti radang), rheumatik, tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan. 

PEMAKAIAN LUAR: Bunga: - Pembengkakan, bisul, rheumatik, radang kulit: Lumatkan bunga segar, ternpelkan di 

tempat yang sakit. Daun: - Frakture, anti-inflamasi: Lumatkhan daun segar, ditempelkan di tempat yang sakit, atau 

daun direbus, untuk mencuci luka dan daunnya ditempelkan ke tempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN: 1. Keputihan 

(Leucorrhoea): 30 - 60 gr daun segar, rebus. 2. Peluruh haid: a. 4 - 5 bonggol akar, direbus, 3 - 4 kah minum b. 

(Haematoma dan pcluruh haid): Impatiens balsamina 6 gr Leonurus sibiricus 30 gr Curcuma zedoaria 6 gr Scirpus 

yagara 6 gr Semua bahan direbus. 3. Tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan: Akar dikunyah, telan dengan air 

hangat. KONTRAINDIKASI: Wanita hamil EFEK SAMPING: Pada pemakaian lama, dapat timbul mulut terasa kering 

(Xerostomia), mual (Nausea), nafsu makan menurun (anorexia) yang menghilang setelah menurunkan dosis atau 

penghentian pengobatan selama 2 - 3 hari. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, hangat, sedikti toxic (beracun). Berkhasiat melancarkan 

peredaran darah, melunakkan masa/benjolan yang keras. KANDUNGAN KIMIA: Bunga :Anthocyanins, cyanidin, 

delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar :Cyanidin mono-glycoside. 

 

Pacar Cina 

(Aglaia odorata Lour.)  

Sinonim : Camunium sinense, Rumph.  

Familia : Meliaceae 

 

Uraian : 

Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang 

cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini didatangkan dari Cina. Bunganya sering digunakan untuk 

mengharumkan teh atau pakaian. Perdu, tinggi 2 - 6 m, batang berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik 

kelenjar berwarna hitam. Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 - 5. Anak daun 

bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3-6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung runcing, pangkal 

meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya.5 - 16 

cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah, panjang 6 - 7 mm, dengan ruang 1 - 3, 

biji 1 - 3. Perbanyakan melalui cangkok.  

Nama Lokal : 

Culan (Sunda). pacar culam (Jawa).; Pacar cina, culan (Sumatera). Mi zi lan (China). ;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Perut kembung, batuk, pusing, mempercepat persalinan, memar,; Bisul, darah haid banyak, bau badan, diare, sukar 

menelan.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Bunga, daun, batang, dan ranting.  

INDIKASI : 

267 

 

Bunga berkhasiat untuk  

- perut kembung,  

- sukar menelan, batuk, pusing, dan  

- mempercepat persalinan.  

Daun berkhasiat untuk  

- memar, bisul, darah haid banyak, bau badan, dan diare.  

CARA PEMAKAIAN : 

Daun, bunga, atau ranting sebanyak 5-15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, batang, ranting atau daun 

digiling halus lalu dibubuhkan ke tempat yang sakit.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Darah haid banyak : 

    Daun pacar cina segar sebanyak 1 genggam penuh dicuci bersih 

    lalu direbus dengan 2 gelas air   sampai tersisa 1 gelas. Setelah  

    dingin disaring dan diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.  

2. Bau badan : 

    Daun pacar cina segar sebanyak 10 g dan daun sirih segar  

    sebanyak 7 lembar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air bersih  

    sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Kemudian minum  

    sehari 2 kali, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.  

CATATAN : Perempuan hamil dilarang minum. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pacar cina bersifat pedas, manis, netral, masuk meridian paru, 

lambung, dan hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun pacar cina mengandung minyak asiri, alkaloid, damar, garam 

mineral, dan tanin. 

 

Padi 

(Oryza, sativa L)  

Familia : Poaccae (Gramincae) 

 

Uraian : 

Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tanaman semak 

semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm - 1,5 m. Batang tegak, lunak, beruas, berongga, kasar, warna hijau. 

Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 ern, perabaan kasar, ujung runcing, tepi 

rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada 

tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah. Butir-butir padi yang 

sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini 

dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk 

Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir 9 padi 

setelah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-

rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.  

268 

 

Nama Lokal : 

Pare, pantun, pari, padi (Jawa). pade, rom, r. pedeh, page,; eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). 

wanat, ; fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala,; alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). 

ame, eme,; pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, ; Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, 

pantun, pade,; pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara).; Reis (Jerman), riz (Perancis), riyst 

(Belanda), rice (Inggris).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Tidak napsu makan, gangguan pencernaan, beri-beri, kesemutan; Keguguran, demam, diare, gondongan, rematik, 

keseleo, bisul,; Radang payudara, radang kulit, rambut kotor, keringat berlebihan;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 

Selaput biji, biji, tangkai buah, dan. Selaput biji dijemur sampai kering.  

KEGUNAAN : 

Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:  

- lambung dan limpa lemah,  

- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan  

  perut,  

- beri-beri, serta  

- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.  

Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:  

- rambut kotor, dan  

- keguguran.  

Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:  

- demam,  

- diare,  

- gondongan, 

- rematik, keselco,  

- radang payudara, radang kulit, dan  

- bisul.  

Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:  

- keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan  

- filariasis.  

CARA PEMAKAIAN : 

Selaput biji (bekatul) sebanyak 10 - 15 g atau akar 15 - 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk pemakaian luar, 

beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. 

Campuran ini baik untuk mencuci rambut.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Diare  

    Segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus.  

    Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah  

    kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambah sedikit garam.  

    Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 - 3 kali sehari.  

2. Pencuci rambut  

    Sebanyak 2 ikat tangkai buah kering (merang) dimasukkan ke dalam  

    panci atau bejana dari tanah liat. Kemudian merang dibakar sampai  

    semuanya hangus menjadi abu. Tambahkan 1 liter air, lalu  

    embunkan di udara terbuka semalaman. Ambil air yang bening untuk  

    keramas. Selesai keramas, bilas dengan air perasan 1 buah jeruk  

    purut yang telah masak dan diencerkan dengan 2 gelas air.  

    Kemudian rambut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.  

    Lakukan 3 kali dalam seminggu. 

269 

 

3. Gondongan :  

    Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.  

4. Rematik : 

    Sediakan beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari  

    tangan, dan cabai rawit 3 buah. Semua bahan tersebut setelah  

    dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.  

5. Mematangkan bisul : Untuk bisul yang besar dan keras dikompres dengan bubur nasi.  

6. Beri-beri : 

    Siapkan bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh  

    dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat hangat dan manis. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, 

netral, serta masuk meridian limpa dan lambung. KANDUNGAN KIMIA : Biji mengandung karbohidrat, dextrin, 

arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B, 

 

Pala 

(Myristica fragrans Houtt,)  

Familia : Myristicaceae. 

 

Uraian : 

Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna putih kotor, daun tunggal, bentuk lonjong, 

ujung dan pangkal runcing, warna hijau mengkilat. Perbungaan bentuk malai, keluar dari ketiak daun. Bunga jantan 

berbentuk bola, warna kuning. Biji kecil, bulat telur, selubung biji merah, biji berwarna hitam kecokelatan 

Nama Lokal : 

NAMA SIMPLISIA Myristicae Arillus, Macis; Kembang Pala (selubung biji buah) Myristicae Semen; Biji Pala. 

Myristicae fructus Cortex; Kulit buah Pala 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT KHAS Menetralkan. KHASIAT Arilus : Stomakik, karminatif, dan stimulan. Biji:Karminatif, spasmolitik, dan 

antiemetik. PENELITIAN Sudjiman Djojosengodjo S. Bagian Farmakologi, FKH UGM., Telah melakukan penelitian 

efek sedatif infus biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian secara oral menghasilkan 

simpulan berikut. a. Infus biji Pala 10% efek sedatif lebih tinggi daripada infus biji Pala 5%. b. Efek infus biji Pala 10% 

lebih kurang 1/10 efek klorpromazina 0,05%. Sukapti, Harjoso Hardjopranoto, Rahardjo, dkk., 1978. Universitas 

Airlangga. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak Pala terhadap efek relaksasi otot polos usus halus kelinci 

terpisah. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Pala mempunyai efek relaksasi terhadap otot polos usus 

halus. Umi Sapta Rini dan Nurfina Aznam, 1980. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: dr. R.H. Yodono dan Drs. 

Sarjoko, Apt. Telah melakukan penelitian efek sedatif seduhan biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, 

ternyata ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah diberi seduhan biji Pala pada konsentrasi 60% dan 

80%.  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Selubung biji buah, biji, dan kulit buah. 

KEGUNAAN  

- Biji: 

- Disentri.  

- Maag. 

- Menceret. 

- Menghentikan muntah.  

- Mual. 

- Mulas. 

- Perut kembung. 

- Sulit tidur pada anak-anak. 

270 

 

- Rematik (obat luar-sabun pala). 

- Suara parau (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Maag  

Ramuan:  

Biji Pala (serbuk)   1 gram 

Buah Pisang Batu (serbuk)   6 gram 

Air   100 ml 

Cara pernbuatan:  diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sekali 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 30 hari. 

Menghentikan Muntah dan Mulas  

Ramuan: 

Biji Pala (serbuk)   1 sendok teh 

Garam   sedikit 

Air   secukupnya 

Cara pembuatan: Diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum bersama ampasnya. 

Suara Parau (Serak)  

Ramuan: 

Biji Pala (serbuk)   2 butir 

Rimpang Jahe (dikukur)   3 rimpang 

Bunga Kuncup Cengkih (serbuk)   7 biji 

Air   50 ml 

Cara pembuatan:  Diseduh. 

Cara pernakaian: Diborehkan pada leher; bila perlu, ditambah minyak kayu putih sedikit. 

Lama pengobatan: Diperbarui setiap 3 jam. 

Peringatan 

Tidak dianjurkan penggunaan dengan takaran berlebihan. 

Komposisi : 

Arilus: Minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Biji: Minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, 

elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat. Kulit buah: Minyak atsiri dan zat 

samak. 

 

Pandan Wangi 

(Pandanus amaryllifolius Roxb.)  

Sinonim : P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr. 

Familia : Pandanaccae 

 

271 

 

Uraian : 

Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar 

di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah 

dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, 

menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk 

batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, 

bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah 

bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, 

menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain 

sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau 

diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada 

masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering 

diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan 

yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan 

pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.  

Nama Lokal : 

Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; 

pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao 

moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf (neurastenia), tidak napsu makan, 

rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.  

 

INDIKASI : 

Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi:  

- lemah saraf (neUrasthenia),  

- tidak nafsu makan,  

- rematik, pegal linu,  

- sakit disertai gelisah,  

- rambut rontok, menghitamkan rambut, dan  

- ketombe.  

 

CARA PEMAKAIAN :  

Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum. Atau daun 

ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus. Turapkan pada luka atau 

kulit kepala yang berketombe.  

 

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Lemah saraf : 

    Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong  

    kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas.  

    Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing- masing 1 gelas.  

2. Rematik dan pegal linu : 

    a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris  

       tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah  

       dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan  untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.  

    b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar,  

       dicuci Ialu ditumbuk sampai halus. Tambahkan minyak kayu putih  

       dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk  

272 

 

       sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk  

       menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit.  

3. Gelisah : 

    Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis.  

    Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum  

    sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampal tenang.  

4. Rambut rontok : 

    Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun  

    urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10  

    kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah dicuci  

    bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut  

    dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen,  

    minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir.  

    Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring,  

    siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran minyak tadi ke  

    seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari  

    sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali seminggu.  

5. Menghitamkan rambut : 

    Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong.  

    Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan  

    air rebusan tadi semalaman. Pagi harinya, campurkan rebusan daun  

    pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air  

    campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali  

    seminggu, sampai terlihat hasilnya.  

6. Ketombe : 

    Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling  

    halus. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih sambil diremas merata.  

    Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke  

    seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau  

    perlu olesan diulang sekali lagi.  Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian,  

    rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna. 

 

Pare 

(Momordica charantia L.)  

Sinonim : M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = 

M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl. 

Familia : Cucurbitaceae 

 

273 

 

Uraian : 

Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah 

terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil 

buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat 

yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk 

spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. 

Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 

3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar 

sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. 

Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, 

rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat 

kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare 

hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya 

tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, 

buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah 

yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini 

dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai 

lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan 

sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.  

Nama Lokal : 

Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; 

Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). 

Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare; 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, 

Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Buah, biji, bunga, daun dan akar.  

Buah:  

- Batuk, radang tenggorok (pharyngitis).  

- Haus karena panas dalam.  

- Mata sakit dan merah.  

- Demam, malaria.  

- Pingsan karena udara panas (heatstroke).  

- Menambah napsu makan.  

- kencing manis.  

- Disentri.  

- Rheumatism, rematik gout.  

- Memperbanyak air susu (ASI).  

- Datang haid sakit (dismenorrhoea).  

- Sariawan.  

- lnfeksi cacing gelang.  

Bunga:  

- Pencernaan terganggu  

Daun:  

- Cacingan.  

- Luka, abses, bisul.  

- Erysipelas.  

- Terlambat haid.  

- Sembelit, menambah napsu makan.  

- Sakit lever.  

274 

 

- Demam.  

- Melancarkan pengeluaran ASI.  

- Sifilis, kencing nanah (Gonorrhea).  

- Menyuburkan rambut pada anak balita.  

Akar: 

- Disentri amuba.  

- Wasir.  

Biji:  

- Cacingan.  

- Impotensi,  

- Kanker.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.  

Pemakaian luar. Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, 

abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan sebagainya.  

CARA PEMAKAIAN:  

1. Haus karena panas dalam, demam, heat stroke:  

    Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah.  

    Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu direbus dengan 3  

    gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.  

 

2. Diabetes:  

    a. 200 g buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan  

       air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai  

       terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan  

       dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin diminum, lakukan setiap hari.  

    b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan  

       3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,  minum, Lakukan setiap hari.  

3. Disentri.  

    Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau  

    dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang. Satu kali minum  200 cc.  

4. Disentri amuba, diare:  

    Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu  

    dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai  

    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir  

    secukupnya lalu diminum.  

5. Cacingan pada anak:  

    a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. 

       Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk  

       sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.  

    b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan  

       sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat.             

       Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.  

6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan:  

    a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Daun kemudian 

       ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas. Ramuan  

       ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini  

       disaring, airnya dipakai untuk membasuh kulit kepala.  

    b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih.  

       Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan  

       sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala.  

275 

 

       Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi dan anak balita.  

7. Bisul, abses:  

    Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas 

    air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.  

8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:  

    Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus.  

    Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu disaring. Air  

    saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi hari sebelum makan.  

9. Kencing nanah:  

    6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari  

    rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: 

Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu 

enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun: 

Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak 

lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, 

vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin. 

 

Patah Tulang 

(Eupharbia tirucalli L.)  

Familia : Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Tanaman yang berasal dari Afrika tropis ini menyukai tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung. Di 

Indonesia ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot, atau tumbuh liar dan dapat ditemukan dari 

dataran rendah sampai 600 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 2-6 m, pangkal berkayu, banyak bercabang, 

bergetah seperti susu yang beracun. Tangkainya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang dua yang 

letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah. Patah tulang 

mempunyai ranting bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, warnanya hijau. Daunnya jarang, 

terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7-25 mm, cepat rontok. Bunga 

terdapat diujung batang, berupa bunga majemuk yang tersusun seperti mangkok, warnanya kuning kehijauan. 

Buahnya bila masak akan pecah dan melemparkan biji-bijinya. Selain digunakan sebagai tanaman obat, diketahui 

juga cabang dan ranting yang telah dikeringkan bila dibakar dapat mengusir nyamuk. Getahnya digunakan untuk 

meracun ikan sehingga mudah ditangkap, tetapi berbahaya bila mengenai mata karena dapat menyebabkan buta. 

Di Jawa, tanaman ini jarang berbunga. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang 

Nama Lokal : 

Susuru (Sunda), kayu urip, pacing tawa, tikel balung (Jawa),; Kayu jaliso, kayu leso, kayu langtolangan, kayu tabar 

(Madura); Patah tulang (Sumatera), kayu potong (Kangean).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sakit lambung, rhematik, sifilis, nyeri saraf, penyakit kulit, kusta; Wasir, tulang patah, sakit gigi, tahi lalat membesar 

dan gatal, kutil; Tertusuk benda tajam (kaca), kapalan/penebalan kulit, keseleo;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, batang kayu, ranting, getah.  

KEGUNAAN:  

Akar dan ranting:  

- Sakit lambung.  

- Rematik / tulang sakit.  

- Sifilis.  

- Wasir.  

276 

 

- Tukak rongga hidung.  

- Nyeri syaraf, Batang kayu:  

- Penyakit kulit, Kusta (Morbus Hansen).  

- Kaki dan tangan baal.  

PEMAKAIAN LUAR:  

- Penyakit gatal, kudis, bisul.  

- Tahi lalat membesar dan gatal.  

- Herpes zooster, penyakit kulit menahun.  

- Frambusia.  

- Sakit gigi. Radang telinga, rematik, keseleo/terkilir. Kapalan/  

  penebalan kulit (clavus), kutil. 

- Tulang patah (fraktur). Tertusuk duri, pecahan kaca, tulang ikan, dsb.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: Akar & ranting dikeringkan, ditumbuk menjadi bubuk. Campur dengan lontong beras sampai merata, 

lalu dibuat pil kecil-kecil sebesar telur cecak, jemur. Dimakan bila perlu.  

Pemakaian luar: Herba ditumbuk halus, diturapkan ketempat yang sakit seperti bisul, kurap, keseleo terkilir, patah 

tulang, luka. Herba ditumbuk halus, campur dengan susu untuk penyakit gatal-gatal, penyakit kulit, kurap, tumor, 

kutil, clavus,  

CARA PEMAKAIAN:  

1. Kulit tertusuk duri, pecahan kaca, dsb.:  

    Bagian tubuh yang kulitnya tertusuk duri atau pecahan kaca  

    dioleskan getah patah tulang. Getah itu akan mengeluarkan sendiri duri-duri itu dari kulit.  

2. Kapalan (clavus), kutil : 

    1/2 kg dahan dan ranting patah tulang setelah dicuci bersih direbus 

    dengan 4 iiter air sampai tersisa menjadi 2 liter. Bagian tubuh yang  

    kulitnya menebal atau ada kutilnya direndam dalam air godokan tadi  

    sewaktu masih hangat, selama 1/2 jam. Setelah dikeringkan,  

    oleskan param yang dibuat dari trusi yang telah ditumbuk halus  

    dicampur dengan putih telur, lalu dibalut.  

3. Tulang patah (fraktur):  

   a. Kulit diatas tulang yang patah digosok dengan getah patah tulang. 

   b. Kulit luar dahan patah tulang digiling halus, Tempelkan diatas  

      tulang yang patah, lalu dibalut.  

   c. 3/4 genggam tangkai dan daun patah tulang, 1 genggam daun  

      srigi, dicuci lalu digiling halus, Ramas dengan 4 sendok makan air  

      garam, dihangatkan sebentar. Dipakai untuk menurap bagian  

      tubuh yang patah, lalu dibalut dengan daun bakung/ kulit randu. Diganti 2 kali sehari.  

4. Frambusia:  

    1/2 genggam patah tulang, 1/2 kepalan tangan gadung cina, dicuci  

    lalu ditumbuk halus. Aduk merata dengan 1 sendok makan getah  

    buah gondang dan 2 sendok makan getah buah pepaya muda,  

    Ramuan ini dipakai untuk melumas dan menurap kulit yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.  

5. Tahi lalat yang membasar dan gatal:  

    Tahi lalat digosok dengan air jeruk nipis, lalu dengan kapas tahi  

    lalatnya dilumaskan getah patah tulang. Lakukan beberapa kali  

    sehari, bila sudah kering diulang. Hati-hati jangan kena mata. 

6. Sakit gigi:  

    Beberapa tetes getah patah tulang. dengan kapas yang bersih  

    dilumaskan pada gigi yang sakit dan berlubang. Lakukan 1-2 kali  

    sehari, hati-hati jangan sampai mengenai gigi yang sehat.  

Catatan : 

277 

 

Getah berbahaya bagi mata, dapat menyebabkan buta. Bila getah masuk ke dalam mata, cepat dibilas dengan air 

kelapa/santan. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bau lemah, rasa mula-mula tawar, lama-lama menimbulkan rasa tebal 

di lidah. Getah beracun (toksik). KANDUNGAN KIMIA: Getah mengandung senyawaan euphorbone, taraksasterol, 

alfa-laktucerol, euphol, senyawaan damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lendir, 

kautschuk (zat karet) dan zat pahit. 

 

Patikan Cina 

(Euphorbia thymifolia Linn.)  

Familia : Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Terna kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak, berambut, terdapat di mana-mana diantara rumput di 

halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempat-tempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari 

permukaan laut. Batang dan daunnya agak kemerah-merahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah. Daunnya 

bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga berwarna merah muda 

Nama Lokal : 

Patikan cina (Indonesia), Gelang pasir, krokot cina (Jawa); Ki mules, nanangkaan gede, useup nana (Jawa),; jalu-jalu 

tona (Maluku); Xiao lei yang cao (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare, wasir/berdarah;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan. 

KEGUNAAN: 

1. Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare. 

2. Wasir�erdarah. 

PEMAKAIAN:  15-30 gram kering atau 30-60 gram segar, direbus, minum. 

PEMAKAIAN LUAR:  

1. Eczema, allergic dermatitis (sakit kulit karena alergi), herpes zoster,  

    gatal-gatal di kulit, abses, payudara : 

    Patikan cina segar secukupnya direbus untuk cuci.  Getahnya, diteteskan untuk bintik pada comea (micula). 

2. Abses Payudara : 

    Herba segar dilumatkan, ditambah gula enau, ditempelkan ke tempat pembengkakan. 

3. Herpes zoster:  

    1 genggam herba segar + 1 buah bawang putih, dilumatkan  

    kemudian ditambah air dingin, ditempelkan ke tempat yang sakit. 

4. Eczema, dermatitis, kulit gatal, wasir berdarah:  Herba segar secukupnya direbus, cuci. 

278 

 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Disentri basiler, enteritis:   

    15-30 gram patikan cina direbus, bagi 2 dosis, minum. 

2. Wasir:  

    1/3 genggam patikan cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari  

    rimpang kunyit, 3 jari gula enau, 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2  

    gelas, saring setelah dingin. Sehari 3 x 1/2 gelas. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak asam, astringent, sedikit sejuk. Anti-inflamasi, peluruh air 

seni, menghilangkan gatal (antipruritic). KANDUNGAN KIMIA: Akar: Myricyl alkohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, 

hentriacon-tane. Batang dan daun: Cosmosiin. 

 

Patikan Kerbau 

(Euphorbia hirta, Linn.)  

Sinonim : Euphorbia pilulifera, Linn. E. capitata, Wall. 

Familia : Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Patikan kerbau (Euphorbia hirta) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak ditemukan di daerah kawasan 

tropis. Di Indonesia tumbuhan Patikan kerbau dapat ditemukan diantara rerumputan tepi jalan, sungai, kebun-

kebun atau tanah pekarangan rumah yang tidak terurus. Biasanya patikan kerbau ini hidup jadi satu dengan Patikan 

Cina (Euphorbia Prostrata, Ait) pada ketinggian 1 - 1400 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan patikan kerbau 

mampu bertahan hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji. Patikan kerbau mempunyai warna 

dominan kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonya memiliki cabang dengan diameter ukuran kecil. Daun Patikan 

kerbau mepunyai bentuk bulat memanjang dengan taji-taji. Letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-

hadapan. Sedang bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan kerbau hidupnya merambat (merayap) di tanah. 

Nama Lokal : 

Fei Yang Cao (Cina), Amanpat chaiarisi (India),; Gelang susu (Malaysia), Patikan Kerbau (Indonesia); Nanangkaan 

(Sunda), Patikan Kebo, Patikan Jawa (Jawa); Kak sekaan (Madura), Sosononga, Lobi-lobi (Halmahera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Radang tenggorokan, Bronkhitis, Asma, Disentri, Radang perut; Diare, Kencing darah, Radang kelenjar susu, 

Payudara bengkak; Eksim;  

Pemanfaatan : 

  Cara membuat: diseduh dengan air panas secukupnya; 

    Cara menggunakan: disaring dan dipakai untuk kumur. 

2. Bronkhitis 

    Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1/2 botol Coca Cola;  

    Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus sampai mendidih; 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 3 kali sehari 1/2 cangkir. 

 

279 

 

3. Asma 

    Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau kering; 

    Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih; 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore. 

4. Disentri, Radang perut, Diare dan Kencing darah 

    Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1 potong gula batu; 

    Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 3 gelas air sampai mendidih; 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 

5. Radang Kelenjar Susu atau Payu Dara Bengkak : 

    Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 2 sendok kedelai; 

    Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih; 

    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir. 

    Selain itu dibuat pula tapal untuk payu dara : 

    Bahan: daun patikan kerbau yang masih segar dan garam dapur  secukupnya; 

    Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah garam dapur secukupnya, diaduk sampai merata; 

    Cara menggunakan: ditempel pada bagian payu dara yang sakit. 

6. Eksim 

    Bahan: daun patikan kerbau secukupnya; 

    Cara membuat: direbus dengan air secukupnya; 

    Cara menggunakan: dipakai untuk mencuci bagian yang sakit. 

Komposisi : 

Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya : alkaloida, tanin, senyawa 

folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin, ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam 

lanolat. Di samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan tarakseron 

serta kautshuk. 

 

Pecut Kuda 

(Stachytarpheta jamaicensis [L.] Vahl.)  

Sinonim : S. marginata Vahl., S. pilosiuscula H.B.K., S. villosa Turcz., S. urticifolia Dalz. et Gibs., Verbena indica L., V. 

jamaicensis L. 

Familia : Verbenaceae. 

 

Uraian : 

Pecut kuda tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang, dan tempat-tempat terlantar lainnya. Tanaman yang berasal dari 

Amerika tropis ini dapat ditemukan di daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari, dan pada ketinggian 1-

1500 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 20-90 cm. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun 

berbentuk bulat telur, pangkal menyempit, ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan jelas berlekuk-lekuk, panjang 

4-8 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam poros bulir yang memanjang, seperti 

pecut, panjangnya 4- 20 cm. Bunga mekar dalam waktu yang berbeda, ukurannya kecil, berwarna ungu, jarang 

berwarna putih. Buah berbentuk garis, berbiji 2. Biji berbentuk jarum, berwarna hitam. Untuk jenis Stachytarpheta 

280 

 

indica Vahl., tingginya mencapai 2 meter, dipelihara sebagai tanaman pagar dan mempunyal khasiat obat yang 

sama dengan jenis Stachytarpheta jamaicensis [L.] Vahl. Pecut kuda dapat diperbanyak dengan biji.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Jawa: jarong (Sunda), biron, karomenal, sekar laru, ngadirenggo (Jawa). NAMA ASING Yu long bian 

(C), snakeweed (I). NAMA SIMPLISIA Stachytarphetae jamaicensis Herba (herba pecut kuda). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT DAN KHASIAT Rasa pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai pembersih darah, antiradang, dan peluruh 

kencing (diuretik).  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian yang digunakan adalah herba, bunga, dan akar. Untuk penyimpanan, setelah dicuci dan dipotong-potong, 

jemur sampai kering.  

INDIKASI 

Herba digunakan untuk pengobatan : 

- infeksi dan batu saluran kencing, 

- sakit tenggorokan karena radang (faringitis), batuk,  

- rematik, dan 

- haid tidak teratur. 

Bunga dan tangkainya digunakan untuk pengobatan :  

- radang hati (hepatitis A). 

Akar digunakan untuk pengobatan :  

- keputihan (leukore). 

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g herba kering atau 30 - 60 g herba segar, lalu minum air rebusannya. 

Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, 

radang kulit bernanah, dan luka.  

CONTOH PEMAKAIAN 

Radang tenggorok, batuk 

Sediakan 50 g herba pecut kuda segar, 2 buah kencur ukuran sedang, 2 siung bawang putih. Cuci bahan-bahan 

tersebut, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air gula sambil diaduk rata, lalu peras dan saring. 

Selanjutnya, minum air yang terkumpul, lakukan 3 kali sehari, selama 3-5 hari. 

Keputihan 

Cuci 50 g akar pecut kuda segar, lalu iris-iris seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai tersisa 1 

gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 

gelas. 

Hepatitis A 

Cuci 5-10 tangkai bunga pecut kuda sampai bersih, lalu potongpotong seperlunya. Tambahkan gula batu 

secukupnya, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. 

Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

Rematik 

Cuci 30-60 g herba pecut kuda segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air 

rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 

gelas. 

Catatan 

Ibu hamil dilarang minum rebusan ramuan obat ini karena bisa menyebabkan keguguran. 

Komposisi : 

Pecut kuda mengandung glikosida flavonoid, dan alkaloid. 

 

 

 

 

281 

 

Pegagan 

(Centella asiatica, (Linn), Urb.)  

Sinonim : Hydrocotyle asiatica, Linn. = Pasequinus, Rumph. 

Familia : Umbelliferae  

 

Uraian : 

Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup 

mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-

kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat 

sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi 

dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap 

bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm 

- 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset 

yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, 

tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 

mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya 

pahit. 

Nama Lokal : 

Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); 

Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Hepatitis, Campak, Demam, Amandel (Tonsilis), Sakit tenggorokan; Bronkhitis, Infeksi dan Batu saluran kencing, 

Mata merah, Wasir; Keracunan, Muntah darah, Batuk darah, mimisan, Cacingan, Lepra;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman. 

KEGUNAAN : 

1.Infectious hepatitis, campak (measles). 

2.Demam, radang amandel (tonsillitis), sakit tenggorok, bronchitis. 

3.Infeksi dan batu sistem saluran kencing. 

4.Keracunan Gelsemium elegans, arsenic. 

5.Muntah darah, batuk darah, mimisan. 

6.Mata merah, wasir. 

7.Sakit perut, cacingan, menambah nafsu makan. 

8.Lepra. 

PEMAKAIAN: 15 - 30 gram pegagan segar, direbus, minum.  Atau dilumatkan, peras, minum airnya. 

PEMAKAIAN LUAR  : Dilumatkan, ditempel ke bagian yang sakit. Dipakai untuk: Gigitan, ular, bisul, luka berdarah, 

TBC kulit. 

CARA PEMAKAIAN  : 

1. Kencing keruh (akibat infeksi/batu sistem saluran kencing): 

282 

 

    30 gram pegagan segar direbus dengan air cucian beras dari bilasan kedua. 

2. Susah kencing: 30 gram pegagan segar dilumatkan, tempel di pusar. 

3. Demam:  

    Segenggam daun pegagan segar ditumbuk, kemudian ditambah 

    sedikit air dan garam, saring. Diminum pagi-pagi sebelum makan. 

4. Darah tinggi:  

    20 lembar daun pegagan ditambah 3 gelas air, direbus sampai  

    menjadi 3/4-nya.  Sehari diminum  3 x 3/4 gelas.  

5. Wasir:  

    4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya direbus dengan 2 gelas air  

    selama ± 5 menit.  Minum rebusan ini selama beberapa hari. 

6. Pembengkakan hati (liver) :  

    240 gram - 600 gram pegagan segar direbus, minum secara rutin. 

7. Campak:  60 -120 gram pegagan direbus, minum 

8. Bisul :  

    30 gram - 60 gram pegagan segar direbus, diminum. Pegagan segar  

    dicuci bersih, dilumatkan ditempelkan ke yang sakit. 

9. Mata merah, bengkak :  

    Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan, diperas, airnya disaring.  

    Teteskan ke mata yang sakit 3 - 4 kali sehari. 

10. Batuk darah, muntah darah, mimisan  :   

     60 - 90 gram pegagan segar direbus, atau diperas, airnya diminum. 

11. Batuk kering :  

     segenggam penuh pegagan segar dilumatkan, peras. Ditambah air dan gula batu secukupnya. Minum. 

12. Lepra  :  

     3/4 genggam pegagan dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air,  

     sampai menjadi 3/4 -nya. Saring, diminum setelah dingin, sehari 3 x 3/4 gelas. 

13. Penambah nafsu makan  :  

     1 genggam daun pegagan segar direbus dengan 2 gelas air sampai  

     menjadi 1 gelas.  Minum sehari 1 gelas. 

14. Teh daun pegagan  segar berkhasiat  : 

     Pembangkit nafsu makan, menyegarkan badan, menenangkan,  

     menurunkan panas, batuk kering, mengeluarkan cacing di perut, mimisan. 

15. Lalaban pegagan berkhasiat segar berkhasiat  : 

     Membersihkan darah, terutama pada bisul, tukak berdarah. 

     Memperbanyak empedu, sehingga memperbaiki gangguan pencernaan. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air 

seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, 

brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, 

natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut 

asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen), 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

283 

 

Pepaya 

(Carica papaya, Linn.)  

Familia : Cariccaceae 

 

Uraian : 

Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, 

bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. 

Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai 

telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak 

bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang 

buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan 

bergizi. 

Nama Lokal : 

Papaw (Inggris), Pepaya (Indonesia), Gedang (Sunda); Betik, Kates, Telo gantung (Jawa);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Batu ginjal, Hipertensi, Malaria, Sakit keputihan, Kekurangan ASI; Reumatik, Malnutrisi, Gangguan saluran kencing, 

haid berlebihan; Sakit Perut saat haid, Disentri, Diare, Jerawat, Ubanan;  

Pemanfaatan : 

1. Batu Ginjal (niersteen = Belanda) 

    Bahan: 7 lembar daun pepaya Cara membuat dan menggunakan :  

    Memakai formula 3-5-7 plus, artinya : 

    - Hari Pertama, 3 lembar daun pepaya yang masih segar direbus  

      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya tersebut diminum 1 gelas sekaligus. 

    - Hari Kedua, 5 lembar daun pepaya yang masih segar direbus  

      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya  tersebut diminum 1 gelas sekaligus. 

    - Hari Ketiga, 7 lembar daun pepaya yang masih segar direbus  

      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya tersebut diminum 1 gelas sekaligus. 

    - Untuk menutupnya ditambah dengan minum air kelapa muda  

      (degan=Jawa), yang dipilih dari buah kelapa hijau. 

     Catatan : bagi yang mengidap hipertensi tidak boleh minum resep ini. 

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 

    a. Bahan: 2 potong akar pepaya 

       Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih hingga  tinggal 1 gelas, kemudian disaring; 

       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir  

    b. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara 

       Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air dan dibiarkan beberapa saat dan disaring 

       Cara menggunakan: diminum menjelang tidur. 

3. Malaria 

    Bahan: 1 lembar daun pepaya, tempe busuk sebesar ibu jari, garam secukupnya.  

284 

 

    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian  

    diperas dan disaring untuk diambil airnya. 

    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari selama 7 hari berturut-turut. 

4. Sakit Keputihan 

    Bahan: 1 lembar daun pepaya, 1 potong akar rumput alang-alang, adas pulosari secukupnya.  

    Cara membuat: daun pepaya dicincang halus, kemudian direbus  

    bersama bahan lainnya dengan 1,5 liter air sampai mendidih dan disaring 

    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara teratur. 

5. Kekurangan ASI 

    Bahan: buah pepaya yang masih hijau (muda) tanpa dikuliti. 

    Cara membuat: buah pepaya tersebut dibelah menjadi 2 bagian,  

    sebagian direbus dengan air dan sebagian yang lain menggunakan cuka. 

    Cara menggunakan: air rebusan tersebut diminum 2-3 sendok teh sehari dan dilakukan secara teratur. 

6. Reumatik 

    a. Bahan: buah pepaya, 2 butir telur ayam kampung; 

       Cara membuat: buah pepaya dipotong penampangnya kemudian  

       telur dimasukkan dalam pepaya melalui lubang yang telah dibuat  

       dengan memotong penampang tadi, ditutup kembali rapat-rapat  

       dan dibakar hingga telur yang ada di dalamnya masak 

       Cara menggunakan: telur yang sudah masak tersebut dimakan pagi dan sore 

     b. Bahan: 2 potong akar pepaya, 1 lembar daun pepaya; 

        Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus,  kemudian  

        direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring. 

        Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas pada sore hari.  

7. Malnutrisi (gejala kekurangan salah satu zat makanan pada balita) 

    a. Bahan: 2 lembar daun pepaya, 3 tangkai daun dadap serep,kapur sirih secukupnya. 

       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. 

       Cara menggunakan: dipergunakan sebagai bedak dan dioleskan  pada perut balita yang sakit. 

    b. Bahan: 1 lembar daun pepaya 

       Cara membuat: direbus dengan 1,5 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya 

       Cara menggunakan: diminumkan pada balita 2 sendok makan setiap hari. 

8. Gangguan saluran kencingBahan: 3 potong akar pepaya 

    Cara membuat: direbus dengan 1 liter air air sampai mendidih, kemudian disaring. 

    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 0,5 gelas. 

9. Haid berlebihan Bahan: buah pepaya yang masih hijau (muda) 

    Cara membuat: direbus dengan air sampai masak. Cara menggunakan: dimakan dagingnya. 

10. Sakit perut pada waktu haid 

     Bahan: 1 lembar daun pepaya, buah asam dan garam secuk 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Kandungan buah pepaya masak (100 gr) - Kalori 46 kal - Vitamin A 365 SI - Vitamin B1 0,04 mg 

- Vitamin C 78 mg - Kalsium 23 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 12 mg - Besi 1,7 mg - Protein 0,5 mg - Air 86,7 

gram Kandungan buah Pepaya Muda (100 gr) - Kalori 26 kalori. - Lemak 0,1 gram - Protein 2,1 gram - Hidrat Arang 

4,9 gram - Kalsium 50 mg - Fosfor 16 mg - Besi 0,4 mg - Vitamin A 50 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 19 mg - Air 

92,4 gram Disamping itu buah pepaya juga mengandung unsur antibiotik, yang dapat digunakan untuk pengobatan 

tanpa ada efek sampingannya. Buah Pepaya juga mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan makanan 

lebih sempurna, disamping memiliki daya yang dapat membuat air seni bereaksi asam, yang secara ilmiah disebut 

zat caricaksantin dan violaksantin. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : - Vitamin A 

18250 SI - Vitamin B1 0,15 mg - Vitamin C 140 mg - Kalori 79 kal - Protein 8,0 gram - Lemak 2 gram - Hidrat Arang 

11,9 gram - Kalsium 353 mg - Fosfor 63 mg - Besi 0,8 mg - Air 75,4 gram Kandungan carposide pada daun pepaya 

berkhasiat sebagai obat cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung zat papayotin, 

karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin 

285 

 

Permot 

(Passiflora foetida L.)  

Sinonim : P. baraquiniana Lem., P. hastata Bertol., P. hircina Sweet., P. nigelliflora Hook., P. polyaden Vell., P. 

gossypifolia Desv., P. hibiscifolia Lam., P. hirsuta Lodd., P. obscura Lindl., P. variegata Mill. 

Familia : Passifloraceae 

 

Uraian : 

Permot berasal dari Amerika Tropis dan di sini tumbuh liar di tempat-tempat terbuka yang mendapat cahaya 

matahari, seperti di semak-semak, tanah lapang yang terlantar, atau merambat di pagar. Tanaman ini bisa 

ditemukan pada 1--1.000 m dpl. Terna merambat dengan panjang 1,5--5 m ini mempunyai rambut putih, dengan 

alat pembelit yang duduk pada batang. Daun tunggal, bertangkai dengan panjang 2--10 cm, letak berseling, helaian 

daun bentuknya lebar, dan berlekuk menjari tiga. Ujungnya runcing, pangkal berbentuk jantung, tepi 

bergelombang, panjang 5--13 cm, lebar 4--12 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal, diameter sekitar 5 cm, warnanya 

putih atau ungu muda. Buahnya buah buni, bulat lonjong, panjang 3--5 cm, dibungkus oleh pembalut. Biji banyak. 

Buah yang masak bisa dimakan dan rasanya manis. Daun muda dapat dimasak sebagai sayur.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Sumatera: gegambo, lemanas, remugak. Jawa: kaceprek, kileuleueur, permot, pacean, tajutan, 

ceplukan blungsung. Nusa Tenggara: bungan putir, moteti, buah pitri. NAMA ASING Long zhu guo (C), marie goujeat 

(P), lac tien, day nhan long (V), co hong tien (T), stinking passion flower, tagua passion flower, hispid granadilla (I). 

NAMA SIMPLISIA Passiflorae foetidae Herba (herba permot). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

SIFAT DAN KHASIAT Rasanya manis, agak pahit, sifatnya sejuk. Seluruh bagian herba ini berkhasiat antiradang, 

penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta membersihkan panas dan racun. Buah juga berkhasiat 

menghilangkan nyeri (analgesik) dan memperkuat paru.  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Seluruh herba berikut buah dapat digunakan sebagai obat.  

INDIKASI 

Herba permot digunakan untuk: 

- batuk karena paru-paru panas, 

- radang kelenjar getah bening leher (servikal limfadenitis), 

- sulit tidur (insomnia), gelisah, mimpi buruk, 

- kelelahan kronis yang abnormal (neurasthenia),  

- darah tinggi (hipertensi), 

- bengkak (edema), kencing berlemak (chyluria), dan  

- koreng, skabies, borok (ulcus) pada kaki. 

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, rebus herba segar sebanyak 5--15 g, lalu minum airnya. 

286 

 

Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu rebus. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci 

borok, koreng, atau skabies. Bisa juga herba segar digiling halus sampai seperti bubur, lalu turapkan ke tempat yang 

sakit. 

CONTOH PEMAKAIAN 

Radang kelenjar getah bening leher, koreng bernanah Siapkan herba permot, akar daruju kering (Acanthus ilicifolius 

L.), akar daun kentut (Paederia scandens), dan herba sambiloto kering (Andrographis paniculata) masing-masing 15 

g, lalu cuci dan potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, 

saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. 

Koreng, skabies, borok pada kaki 

Rebus herba permot secukupnya, lalu setelah dingin gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit. Gilingan 

halus herba permot juga digunakan untuk menurap di tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2--3 kali sehari. Lakukan 

setiap hari sampai sembuh. 

Komposisi : 

Buah, biji, dan daun mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Buah masak 

mengandung Ca, P, Fe. 

 

Petai Cina 

(Leucaena leucocephala, Lmk. de wit)  

Sinonim : Leucaena glauca, Benth.  

Familia : Mimesaceae 

 

Uraian : 

Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. 

Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut 

cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang 

lebih tipis. Buah petai cina termasuk buah polong, berisi biji-bibji kecil yang jumlahnya cukup banyak. Petai cina 

oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan segalanya. Petai cina cocok 

hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Petai cina di Indonesia hampir 

musnah setelah terserang hama wereng. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga 

dapat dilakukan dengan cara stek batang. 

Nama Lokal : 

Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro (Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda), Kalandingan (Madura);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Diabetes melitus, Cacingan, Gairah seks, Luka baru dan bengkak; Tluseben (kasura);  

Pemanfaatan : 

1. Diabetes Melitus 

    Bahan:  Biji petai cina yang sudah tua dan kering; 

    Cara membuat:  digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat  

    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan air panas  

    (seperti membuat kopi). 

    Cara Menggunakan:  diminum 1 kali  sehari 1 gelas dan dilakukan secara teratur. 

287 

 

2. Cacingan 

    Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering; 

    Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat  

    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas air panas (seperti membuat kopi). 

    Cara Menggunakan:  diminum menjelang tidur malam. 

3. Meningkatkan gairah seks 

    Bahan:  1 sendok petai cina, 1 sendok bubuk merica hitam, 2 butir  

    kuning telur ayam kampung mentah dan 1 sendok madu; 

    Cara membuat:  semua Materials tersebut dioplos sampai merata 

    Cara Menggunakan:  diminum sekaligus 

4. Luka baru dan bengkak 

    Bahan:  daun petai cina secukupnya 

    Cara membuat:  ditumbuk halus atau dikunyah 

    Cara Menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang luka / bengkak 

5. Tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging: kayu, bambu)  

    Bahan: daun petai cina yang masih muda dan terasi dapur; 

    Cara membuat: daun petai cina ditumbuk halus dan ditambah terasi  

    dapur secukupnya, diaduk sampai merata; 

    Cara Menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit, kemudian  

    dibalut dengan kain pembalut. 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Biji dari buah polong petai cina (Leucaena leucocephala) yang sudah tua setiap 100 gram 

mempunyai nilai kandungan kimia berupa : - Kalori 148 kalori, - Protein 10,6 gram, - Lemak 0,5 gram, - Hidrat arang 

26,2 gram, - Kalsium 155 miligram, - fosfor 59 gram, - Zat besi 2,2 gram, - Vitamin A 416 SI, - Vitamin B1 0,23 

miligram - Vitamin C 20 miligram. 

 

Pinang 

(Areca catechu L.)  

Sinonim : A. hortensis, Lour. 

Familia : Arecaceae  

 

Uraian : 

Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai 

dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-

30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh 

berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai 

daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung 

sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, 

panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya 

banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, 

benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur 

288 

 

sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, 

bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, 

panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk 

menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya 

merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun 

yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan 

topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.  

Nama Lokal : 

Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni 

(Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, 

amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, 

malaria, difteri; Tidak nafsu makan, Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi,;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, daun, sabut.  

KEGUNAAN:  

Biji (Binglang):  

- Cacingan: taeniasis, fasciolopsiasis.  

- Perut kembung akibat gangguan pencernaan.  

- Bengkak karena retensi cairan (edema).  

- Rasa penuh di dada.  

- Luka.  

- Batuk berdahak.  

- Diare.  

- Terlambat haid, Keputihan.  

- Beri-beri, edema. Malaria.  

- Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.  

Daun:  

- Tidak napsu makan.  

- Sakit pinggang (lumbago).  

Sabut:  

- Gangguan pencernaan (dyspepsia).  

- Sembelit.  

- Edema dan beri-beri.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: 5-10 g biji kering atau 5-10 g sabut, rebus.  

Pemakaian luar : Biji secukupnya direbus, airnya untuk mencuci luka dan infeksi kulit lainnya.  

CARA PEMAKAIAN:  

1. Cacingan:  

    30 g serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan  

    perlahan-lahan seiama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan pagi.  

2. Luka: Biji ditumbuk halus, untuk dipakai pada luka.  

3. Kudis:  

    Biji pinang digiling halus, tambahkan sedikit air kapur sirih sampai  

    menjadi adonan seperti bubur. Dipakai untuk memoles bagian tubuh yang kudis.  

4. Koreng:  

    Pinang, gambir, kapur sirih masing-masing sebesar telur cecak,  

    tembakau sebesar ibu jari dan 1 lembar daun sirih segar.  

    Bahan-bahan tersebut dicampur ialu digiling halus. Lumurkan pada koreng yang telah dibersihkan.  

5. Disentri:  

289 

 

    Buah pinang yang warnanya kuning muda dicuci lalu direndam dalam  

    1 gelas air selama beberapa jam. Minum air rendaman pinang.  

6. Membersihkan dan memperkuat gigi dan gusi: 

    Biji pinang diiris tipis-tipis. Kunyah setiap hari selama beberapa  menit, lalu ampasnya dibuang.  

7. Sakit pinggang:  

    Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus. Tambahkan  

    minyak kelapa secukupnya, panaskan sebentar di atas api. Hangat- 

    hangat dipakai untuk mengompres bagian pinggang yang sakit.  

8. Difteri:  

    1 butir biji pinang kering digiling halus, seduh dengan 3/4 cangkir 

    air panas dan 1 sendok makan madu. Setelah dingin dipakai untuk  

    kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.Lakukan 3 kali sehari.  

Efek samping:  

Senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk sistem syarat. Yang umum terjadi adalah mual 

dan muntah (20-30%), sakit perut, pening dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan 

obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.  

Tanda-tanda kelebihan dosis: Banyak keluar air liur (qalivation), muntah, mengantuk dan seizure.  

Pengobalan: Cuci lambung dengan larutan potassium permanganate dan injeksi atropine. Untuk mengurangi efek 

racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan, atau lebih baik lagi bila biji pinang kering direbus 

dahulu sebelum diminum. Kebiasaan mengunyah biji pinang, dapat meningkatkan kejadian kanker-mukosa pipi 

(buccal cancer). 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut 

(antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat 

(astringen), pencahar (laksan). Daun: Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi tenaga, 

peluruh kencing, pencahar. KANDUNGAN KIMIA: Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), 

arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% 

(palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% 

lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses. Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai 

penenang. 

 

Pisang 

(Musa Paradisiaca, Linn.)  

Familia : Musaceae 

 

Uraian : 

Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. 

Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah 

sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan 

tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan 

290 

 

pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol 

yang tersembunyi di dalam tanah 

Nama Lokal : 

Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); 

Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, 

Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;  

Pemanfaatan : 

1. Kanker Perut 

    Bahan:  Tunas / anak batang pohon pisang dan 1 potong tumbuhan  

    benalu teh 

    Cara membuat:  anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 4 

    gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut  

    sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. 

    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore  

    dan dilakukan secara teratur. 

2. Sakit Kuning 

    Bahan:  Buah pisang emas yang sudah masak 

    Cara menggunakan:  makan buah pisang emas yang banyak. 

3. Keluarga Berencana 

    Bahan:  Bunga Pisang ambon 

    Cara membuat:  direbus dengan air sampai mendidih 

    Cara menggunakan: diminum airnya 2 kali sehari,  pagi hari dan  

    sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut turut sesudah menstruasi  atau melahirkan.  

4. Pendarahan Usus Besar 

    Bahan:  tunas/ anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh 

    Cara membuat: anak pisang diparut dan diperas untuk di ambil  

    airnya sebanyak 2 gelas kemudian  direbus bersama dengan  

    bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. 

    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir. 

5. Pendarahan Rahim 

    Bahan: tunas / anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh  

    Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 2  

    gelas. Kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh  

    tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari 1/2 gelas. 

6. Mencegah Pendarahan Sehabis Melahirkan 

    Bahan:  batang pohon pisang 

    Cara membuat:  batang pohon pisang diparut untuk diambil airnya. 

    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas. 

7. Sariawan Usus 

    Bahan:  Kulit buah pisang kluthuk yang sudah masak dan buah  

    pisang mentah. 

    Cara membuat:  Kulit pisang kluthuk dan buah pisang mentah 

    tersebut diiris-iris tipis, kemudian ditumbuk halus, diperas sampai  

    keluar airnya dan diembun-embunkan semalam di luar rumah. 

    Cara menggunakan:  diminum setelah bangun tidur / pagi hari. 

8. Merapatkan Vagina dan Mencegah Pendarahan 

    Bahan:  batang pohon pisang batu yang belum berbunga. 

    Cara membuat:  Pohon pisang dipancung untuk diambil airnya yang bersih 

291 

 

    Cara menggunakan:  digunakan untuk mencuci Vagina setelah bersalin. 

9. Ambeien 

    Bahan:  buah pisang kluthuk yang masih mentah, adas pulasari  

    secukupnya dan 1 potong gula merah. 

    Cara membuat:  buah pisang kluthuk diparut untuk diambil airnya.  

    Kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diaduk sampai merata. 

    Cara menggunakan:  disaring dan diminum. 

10. Cacar Air 

     Bahan:  bonggol batang pisang kluthuk, adas pulosari 

     Cara membuat:  bonggol pisang diparut untuk diambil airnya,  

     kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata. 

     Cara menggunakan:  disaring dan diminum. 

11. Telinga Bengkak 

      Bahan:  Kulit pisang kustruk 

      Cara membuat:  Kulit pisang dipanggang dan dalam keadaan  

      hangat-hangat diperas untuk diambil airnya. 

      Cara menggunakan:  dioleskan pada bagian telinga yang bengkak. 

12. Tenggorokan Bengkak 

     Bahan:  Bonggol pisang kapok (kepok) 

     Cara membuat:  Bonggol pisang diparut dan diperas untuk diambil airnya. 

     Cara menggunakan:  dipakai untuk kumur. 

13. Disentri 

     Bahan: Bonggol pisang kluthuk 

     Cara membuat: diparut untuk diambil airnya sebanyak 1/2 gelas 

     Cara menggunakan: diminum 3 hari sekali 

14. Diare (orang dewasa) 

     Bahan:  buah pisang kapur mentah 

     Cara membuat:  dibakar 

     Cara menggunakan:  dimakan 

15. Diare (Bayi) 

     Bahan:  buah pisang kapok (kepok) mentah 

     Cara membuat:  diiris-iris dan digoreng tanpa minyak 

     Cara menggunakan:  dimakan oleh ibu yang sedang menyusui bayi tersebut. 

16. Amandel 

     Bahan:  bonggol batang pisang 

     Cara membuat:  diparut dan diperas untuk diambil airnya 

     Cara menggunakan:  diminum. 

17. Mencegah Infeksi   

     Bahan:  getah pelepah daun pis 

Komposisi : 

KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C - Lemak - 

Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat - Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih 

telut - Zat Tepung. 

 

 

 

 

 

 

 

 

292 

 

Pohon Merah 

(Euphorbia puicherrima Willd. Et Klotzsch)  

Sinonim : Poinsettia pulcherrima, R. Grah. 

Familia : Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Tanaman hias yang asalnya dari Mexico ini dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna 

daun yang cerah lebih cocok bila ditanam pada ketinggian sekitar 600 m dpi. Perdu tegak, tinggi 1,5-4 m, berkayu, 

bercabang, bergetah seperti susu. Daun tunggal, bertangkai, letak tersebar, bentuknya bulat telur sampai elips 

memanjang, yang terbesar kerapkali dengan 2-4 lekukan, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, 

panjang 7-1 5 cm, lebar 2,5-6 cm, bagian bawah berambut halus, tangkai daun muda warnanya merah, setelah tua 

hijau. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium, keluar diujung percabangan. 

Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk lanset, warnanya merah, kadang-kadang 

berwarna kuning. Cyathium tinggi 1 cm, hijau dengan taju merah dan 1 kelenjar besar, pada sisi perut warnanya 

kuning oranye. Tangkai sari merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 cm, masih muda hijau, setelah tua 

coklat. Biji bulat, coklat. Sekarang banyak varietasnya yang berasal dari Eropa, dan merupakan hasil pemuliaan. 

Tanaman lebih pendek, daun lebih lebar dengan warna daun pelindung bermacam-macam, seperti merah, putih 

atau merah muda.  

Nama Lokal : 

Kastuba, ki geulis (Sunda). Racun, kedapa (Bali); Godong racun, wit racun, racunan (Jawa), ; Denok, puring, bengala. 

(Sumatera);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Radang kulit, Tulang patah, bengkak terpukul, luka luar; Melancarkan ASI dan Haid.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, atau seluruh tanaman.  

KEGUNAAN:  

- lnfeksi kulit, erysipelas.  

- Meiancarkan haid.  

- Air susu ibu sedikit.  

- Tulang patah.  

- Bengkak karena terpukul.  

- Luka luar.  

PEMAKAIAN:  

Untuk minum: 10-15 g, direbus.  

Pemakaian luar: Secukupnya ditumbuk, tempelkan kebagian yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN:  

1. Radang kulit erysipelas: 

    Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.  

    Balurkan kebagian tubuh yang sakit.  

293 

 

2. Melancarkan ASI: 10 g bunga dicuci lalu direbus, minum. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, sepat, sejuk, sedikit beracun. Perangsang muntah, melancarkan 

pengeluaran air susu ibu (galaktagog). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang: 

Saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, kanji. 

 

Portulaka 

(Portulaca grandiflora Hook.)  

Familia : Portulacaceae 

 

Uraian : 

Portulaka berasal dari Brazilia. Biasanya, ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. Herba 

ini memerlukan sinar matahari penuh agar tumbuh subur dan berbunga meriah. Portulaka dapat ditemukan dari 

dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh terlentang atau 

naik ke atas, panjang 15--30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan 

warnanya merah atau hijau. Daun tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal rapat, ke bagian 

pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging, berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujungnya tumpul, 

panjang 1--3,5 cm, warnanya hijau. Bunga berkumpul berkelompok 2--8 di ujung batang, mekar pada pukul delapan 

pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye, atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, 

permukaan berambut, panjang 5--8 mm. Biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyakan 

dengan stek batang atau biji yang sudah tua.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Bunga pegawai tinggi, kembang tabuh delapan, sutera bombay, apulaka, cantik manis. NAMA 

ASING Ban zhi lian (C), Portulak (B), rose-moss, sun plant (I). NAMA SIMPLISIA Portulacae grandiflorae Herba (herba 

portulaka) 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak, penghilang nyeri (analgesik), 

antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah seluruh herba dalam bentuk segar. 

INDIKASI 

Herba digunakan untuk mengatasi:  

sakit tenggorok, sakit kepala,  

radang hati (hepatitis), dan 

bengkak akibat terbentur (memar).  

CARA PEMAKAIAN 

Rebus seluruh herba (15--30 g) dan minum setelah dingin. Bisa juga herba segar dijus, lalu minum. 

Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, 

seperti gigitan serangga, bisul, koreng, atau memar, lalu balut. Air perasan gilingan herba segar juga bisa digunakan 

untuk mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau tersiram air panas. 

294 

 

CONTOH PEMAKAIAN 

Sakit tenggorok 

Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras sampai airnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan 

sedikit boraks, lalu gunakan untuk kumurkumur. 

Sakit kepala 

Cuci seluruh bagian portulaka segar, kecuali akar (30 g). Tambahkan dua gelas air, lalu rebus sampai mendidih 

selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Jika sakit berulang, lakukan 2--3 kali dalam sehari. 

Hepatitis 

Cuci herba portulaka segar (30 g), lalu giling sampai halus. Peras dengan sepotong kain, lalu minum air yang 

terkumpul sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari sampai sembuh. 

Ekzema pada bayi 

Cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan air perasannya untuk mengompres ekzema.  

Bisul, koreng 

Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam 

sehari. 

Catatan 

Ibu hamil dilarang minum rebusan herba ini. 

Komposisi : 

Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga mengandung betacyanin, betanin, dan betanidin. 

 

Poslen 

(Talinum trianguiare (Jacq.) Wilid.)  

Sinonim : T. racemosum, Rohrbach. 

Familia : Portuiacaceae 

 

Uraian : 

Poslen banyak ditemukan sebagai gulma di daerah tropika, atau dibudidayakan sebagai tanaman sayur atau 

tanaman obat. Tanaman asli dari Amerika tropis ini pada tahun 1915 didatangkan ke Jawa dari Suriname, dan dapat 

ditemukan dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Terna menahun, tumbuh tegak atau pangkainya berbaring, 

tinggi 35-60 cm dengan akar yang menggelembung seperti wortel. Batangnya lunak, banyak bercabang, bagian 

pangkal berwarna cokelat-kemerahan, sedangkan batang muda berwarna hijau. Daun bertangkai pendek, letak 

tersebar, panjang 3-13 cm, lebar 1,5-5 cm, bentuknya bulat telur sungsang, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi 

rata, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai, keluar dari ujung tangkai. Bunga mekar 

diwaktu siang hari, dengan 5 daun mahkota yang warnanya ungu kemerah-merahan. Buahnya bulat memanjang, 

warnanya hijau kekuningan bergaris merah, berisi banyak biji. Daun dan batang muda dapat dimakan sebagai lalab 

atau sayur. Perbanyakan dengan biji atau stek batang yang tua.  

Nama Lokal : 

Poslen, gelang, krokot blanda (Sunda);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Bisul, bengkak;  

295 

 

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI : Umbi. 

KEGUNAAN : 

- Bisul 

- Bengkak 

PEMAKAIAN : 

Untuk minum : 9-15 g  umbi direbus, minum. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Peluruh kencing, menghilangkan pembengkakan. 

 

Prasman 

(Eupatorium triplinerve Vahl.)  

Sinonim : E. ayapana Vent.  

Familia : Asteraceac 

 

Uraian : 

Berasal dari Amerika tropis. Tumbuban ini banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai dataran rendah 

sampai ketinggian 1.600 m dpl. Banyak ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan. 

Semak, tinggi 50 - 100 cm. Batang berkayu, beruas-ruas, bercabang, berambut tebal, merah muda. Daun tunggal, 

letak berhadapan, bentuknya lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin, dengan 3 tulang 

daun yang melengkung, panjang 5 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, panjang 

tangkai bunga + 4 mm, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau keunguan, mahkota bentuk bintang, kecil, 

berambut putih, ungu kemerahan. Buah berupa buah kendaga. Perbanyakan dengan biji atau setek akar.  

Nama Lokal : 

Jukut prasman (Sunda), godong prasman, rajapanah (Jawa).; Acerang, daun prasman, daun panahan (Sumatera).; 

Ayapana (Perancis), ayapana tea (Inggris).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sariawan, kurang napsu makan, mimisan, haid tidak teratur.; Kencing sedikit, sembab (edema), busung air, demam, 

pilek, ; Diare kronis.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.  

INDIKASI : 

Daun prasman berkhasiat untuk mengatasi:  

- kencing sedikit,  

- sembab (edema), busung air,  

- demam, pilek,  

- batuk, bronkitis, asma, diare kronis, sariawan, kurang nafsu makan,  

- perdarahan seperti mimisan, dan  

- datang haid tidak teratur.  

CARA PEMAKAIAN : Herba segar sebanyak 15 - 30 g diseduh atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, 

herba segar direbus lalu airnya dipakai untuk mencuci luka dan mengompres borok, atau digiling halus dan 

digunakan sebagai pilis pada sakit kepala.  

296 

 

CONTOH PEMAKAIAN :  

1. Kencing sedikit : 

    Sebanyak 20 g daun prasman segar dicuci lalu direbus dengan 2  

    gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan  

    siap untuk diminum pagi dan siang hari, masing-masing 1/2 gelas.  

    Demam Segenggam daun prasman segar berikut batangnya dicuci  

    bersih. Potong-potong seperlunya, tambahkan gula aren seukuran  

    ibu jari dan 3 gelas air. Rebus sampai aimya tersisa 1 gelas. Setelah  

    dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 3 - 4 kali sehari.  

2. Diare kronis : 

    Segenggam daun prasman segar berikut batangnya dicuci dan  

    dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air sampai  

    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  

3. Sariawan : 

    Daun prasman segar secukupnya dicuci bersih, lalu dikunyah.  

    Setelah lumat biarkan sebentar pada sariawan, lalu cairan dan ampasnya dibuang.  

4. Datang haid tidak teratur : 

    Daun prasman segar sebanyak 25 g dicuci bersih lalu dibilas dengan  

    air masak. Tumbuk sampai lumat, lalu diseduh dengan 3/4 cangkir  

    air panas. Diamkan selama 15 menit, lalu diperas dan disaring. Air  

    perasannya ditambah 2 sendok makan madu. Setelah diaduk merata, minum sekaligus. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun prasman mengandung 

minyak asiri (antara lain kumarin), ayapanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin 

dan ayepin berkhasiat hemostatis. Sedangkan akar prasman mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. 

 

Pulai 

(Alstonia scholaris [L.] R. Br.)  

Sinonim : A. spectabilis, R.Br.  

Familia : Apoeynaccae 

 

Uraian : 

Pulai yang termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, 

hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang 

ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 - 25 m. 

Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat 

pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, 

bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan 

297 

 

bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau. Perbungaan 

majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau 

terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang 

panjangnya 20 - 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul 

pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.  

Nama Lokal : 

Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, 

reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer 

(Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna 

(India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit 

perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi 

(Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;  

Pemanfaatan : 

 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. KANDUNGAN KIMIA : Kulit kayu 

mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, 

dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam 

ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat 

menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara 

in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro 

menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi 

FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai 

efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978). 

 

Pule Pandak 

(Rauvolfia serpentine [L.] Bentham ex. Ku)  

Sinonim : Ophioxylon obversum, Mq. = 0. serpentinwn, Linn. = O. trifoliatum, Gaertn. = Hunteria sundana, Mq.  

Familia : Apoeynaceae 

 

Uraian : 

Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di 

ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 m dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 m, 

bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun 

tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, 

ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3 - 20 ern, lebar 2 - 9 cm, permukaan 

atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung 

tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, masih muda hijau bila masak warnanya 

hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina.  

Nama Lokal : 

298 

 

Pulai pandak (Jawa). akar tikus (Sumatera).; Yin tu luo fu mu (China). serpent wood, serpentine (Inggris).; Chandrika 

chhota chand, sarpaganh (India, Pakistan).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, vertigo, diare,; Sakit tenggorokan, sakit pinggang, sakit perut pada 

disentri, ; Muntah, Malaria, influenza, radang kandung empedu, bisul,; Hepatitis akut, susah tidur (insomnia), 

gangguan jiwa (mania), ; Kurang napsu makan, hiperfungsi kelenjar gondok (hipertiroid),; kudis (skabies), biduran 

(urtikaria), gigitan ular/kalajengking,; Luka terpukul atau terbentur (memar), hernia.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 

Akar, batang, dan daun. Sebelum digunakan akar dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur untuk penyimpanan.  

 

INDIKASI : 

Akar berkhasiat untuk:  

- tekanan darah tinggi (hipertensi),  

- sakit kepala dan rasa berputar (vertigo) pada hipertensi,  

- sakit tenggorok, sakit pinggang,  

- sakit perut pada disentri, diare, muntah,  

- panas yang menetap, panas pada malaria, influenza,  

- radang kandung empedu, hepatitis akut,  

- kejang pada penyakit ayan (epilepsi),  

- susah tidur (insomnia), garngguan jiwa (mania),  

- kurang napsu makan, menghilangkan gejala akibat hiperfungsi  

  kelenjar gondok (hipertiroid) seperti berdebar, tekanan darah tinggi,  

  mudah tersinggung (iritabel), hiperaktif saraf simpatis, bisul, kudis  

  (skabies), biduran (urtikaria), dan  

- gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur  

  (memar).  

Batang dan daun berkhasiat untuk:  

- influenza, sakit tenggorok, malaria,  

- tekanan darah tinggi,  

- diare, muntah karena angin,  

- hernia, dan  

- bisul, memar.  

CARA PEMAKAIAN : 

Akar, daun, atau batang sebanyak 25 - 50 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, bahan-bahan tersebut 

digiling halus lalu ditempeikan ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk mencuci kulit yang kudis.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Tekanan darah tinggi  

   Akar pule pandak sebanyak 50 g direbus dengan 3 gelas air sampai  

   tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minumlah pagi  dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas.  

2. Sakit pinggang  

   Akar pule pandak sebanyak 50 g direndam dalam 1 gelas arak  

   selama 1 malam. Keesokan harinya diminum sekaligus, setelah  makan.  

3. Sakit tenggorok  

   Akar pule pandak secukupnya setelah dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Bahan tersebut lalu diisap-isap dalam 

mulut.  

 

4. Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kandung empedu,  

    memar, digigit ular berbisa, kurang nafsu makan, dan sakit perut.  

    Gunakan akar pule pandak sebanyak 10 - 15 g direbus dengan 3  

    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum 

299 

 

    2 kali, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.  

5. Nyeri perut  

    Akar pule pandak dan pinang secukupnya dikunyah, airnya ditelan  

    dan ampasnya dibuang.  

6. Demam, muntah-muntah  

    Akar pule pandak kering sebanyak 15 g dipotong kecil-kecil lalu  

    diremas-remas dalam 1 gelas air masak. Airnya ini diminum sekaligus.  

7. Influenza  

    Daun pule pandak segar sebanyak 25 g dicuci lalu direbus dengan  

    3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum  

    sekaligus.  

8. Digigit ular, memar  

    Daun pule pandak segar dicuci bersih lalu digiling halus. Bubuhkan  

    pada tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari.  

9. Luka berdarah  

    Daun muda pule pandak segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling  

    halus. Bubuhkan pada luka lalu dibalut.  

10. Diare  

    Akar pule pandak segar sebanyak 2 g diiris tipis-tipis. Tambahkan  

    1/4 sendok teh garam, sambil diaduk merata. Akar ini kemudian  

    dikunyah dan airnya ditelan.  

EFEK SAMPING : 

Jarang terjadi efek samping yang berat. Penekanan sentral menimbulkan gejala sakit kepala, mimpi buruk, rasa 

lelah, dan tidur tak nyenyak. Pada jantung dan pembuluh darah menimbulkan gejala denyut jantung melambat, 

hidung tersumbat, dan kadang gagal jantung (jarang terjadi). Pada sistem pencernaan menyebabkan mulut kering, 

kontraksi lambung dan usus meningkat, sering buang air besar, atau diare.  

CATATAN : 

- Pule pandak meningkatkan keluarnya asam lambung sehingga dapat  

  menyebabkan perdarahan lambung.  

- Penderita dengan penyakit lambung dan kondisi badan lemah jangan  

  minum rebusan pule pandak.  

- Sudah dibuat tablet dengan nama dagang tablet Reserpin, tablet  

  Ancom, dan tablet Maishujing. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Batang dan daun 

bersifat pahit, manis, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya 

tergantung dari daerah asal tumbuhnya. Grup I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): 

serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila digunakan peroral (minum). Grup II 

(tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine. Grup III termasuk 

alkaline lemah (secondary amities): reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine. Reserpine 

berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang 

pembentukan testosteron yang dapat membangkitkan gairah seks. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

300 

 

Pulutan 

(Urena lobata Linn.)  

Sinonim :Urena monopetala, Lour. = Urena scabriuscula, DC. = Urena sinuata, Linn. = Urena tomentosa, Blume. 

Familia : Malvaceae 

 

Uraian : 

Jenis tumbuhan berserat dari suku kapas-kapasan, tumbuh di daerah iklim tropik termasuk di Indonesia. Tumbuh 

liar di halaman, ladang, tanah kosong dan tempat-tempat yang banyak sinar matahari sampai setinggi + 1. 800 m di 

atas permukaan laut. Tumbuhan perdu tegak yang bercabang banyak ini mempunyai batang dan tangkai yang liat 

sehingga sukar dipatahkan dan seluruh tanaman ditumbuhi rambut halus, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun 

tunggal, berlekuk menjari 3,5 atau 7, tumbuh berseling, panjang 3 - 8 cm, lebar 1 - 6 cm, tepi bergigi, warna daun 

bagian atas hijau, bagian bawah hijau muda, pangkal daun membulat, ujung runcing. Bunga berwama ungu, keluar 

dari ketiak daun. Buahnya bulat, penampang ± 5 mm, berambut seperti sikat, beruang 5, tiap ruangan berisi 1 biji. 

Nama Lokal : 

Pungpulutan, pungpulutan awewe, pungpurutan (Sunda); legetan, pulutan pulutan kebo, pulutan sapi (jawa); Polot 

(Madura), Kapuhak, kaporata (Sumba),; Bejak, kakamomoko, kokomomoko (Halmahera),; Taba toko (Ternate).; Di 

tao hum (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Panas influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, Reumatik; Keputihan, Bengkak, Muntah darah, Sukar melahirkan, 

Bisul; Luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Akar, atau seluruh tanaman, pemakaian segar atau dikeringkan. 

KEGUNAAN: Akar: 

- Panas influenza, radang tonsil (Tonsillitis), malaria. 

- Rheumatik persendian. 

- Keputihan, kencing keruh. 

- Disentri, diare, gangguan pencernaan (indigestion). 

- Bengkak (edema), muntah darah (hematemesis), kesukaran   

  melahirkan (partus). 

- Gondok (goitre). 

- Bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara      

  bengkak (mastitis), gigitan ular. 

PEMAKAIAN:  

30 - 60 gr akar segar atau 15 - 30 gr akar kering direbus, minum. 

PEMAKAIAN LUAR:  

Seluruh tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Influenza: 24 gr akar direbus, minum. 

2. Disentri, diare, rheumatic: 30 - 60 gr akar kering direbus, minum. 

3. Keputihan, kencing keruh: 30 - 60 gr akar segar direbus, minum. 

301 

 

 

4. Bengkak karena nephritis:  

   30-60 gr akar segar ditambah air secukupnya, rebus sampai mendidih,    diminum sehari 2 kali. 

5. Koreng berdarah, bisul ditempeli bunga pulutan. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Rasa manis, tawar, sejuk. Penurun panas, anti-radang, anti-rematik. 

KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung zat lendir, biji mengandung 13 -14%, lemak. 

 

Putri Malu 

(Mimosa pudica Linn.)  

Sinonim : Mimosa asperata, Blanco. 

Familia : Mimosaccae  

 

Uraian : 

Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. 

Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna 

hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti 

bola, warna merah muda, bertangkai. 

Nama Lokal : 

Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes,; Reumatik, Cacingan;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Daun, akar, seluruh tanaman, segar atau yang dikeringkan. 

KEGUNAAN: 

1. Susah tidur (insomnia). 

2. Radang saluran nafas (bronchitis). 

3. Panas tinggi pada anak-anak. 

4. Herpes (radang kulit karena virus). 

5. Cacingan (ascariasis). 

6. Rheumatik. 

PEMAKAIAN: 15 - 60 gram, direbus. 

PEMAKAIAN LUAR:  

Luka, radang kulit bemanah (piodermi), herpes; Tanaman segar dilumatkan, ditempelkan di tempat yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN:  

1. Insomnia: 

    a. Daun mimosa pudica 30 - 60 gr., direbus. Minum.  

    b. - Mimosa pudica (si kejut) 15 gr. 

        - Vemonia cinerea (sawi langit) 15 gr. 

302 

 

        - Oxalis repens (calincing) 30 gr., semuanya direbus. 

2. Chronic bronchitis: 

    a. Akar minosa pudica 60 gr. dan air 600 cc., direbus dengan api  

       kecil menjadi 200 cc, dibagi  2 kali minum. 10 hari adalah 1 kuur. 

    b. - Mimosa pudica 30 gr. 

        - Akar peristrophe roxburghiana 10 gr., keduanya direbus, dibagi  

         menjadi 2 dosis/hari. 

3. Batuk dengan dahak banyak: Akar putri malu 10 - 15 gr.,  direbus.  

4. Ascariasis: Mimosa pudica 15 - 30 gr., direbus. 

5. Rheumatik:  

    15 gr akar Mimosa pudica direndam dalam arak  putih 500 cc selama  

    2 minggu.  

KONTRAINDIKASI (DILARANG DIPAKAI): Wanita hamil. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, 

peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), 

peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine. 

 

Rambutan 

(Nephelium lappaceum L.)  

Familia : Sapindaceae 

 

Uraian : 

Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini 

memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman 

dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 m ini mempunyai banyak cabang. 

Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, 

panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, 

warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya 

hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, 

panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulit buahnya berwarna hijau, dan menjadi 

kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna 

putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. 

Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, 

sekitar November sampai Februari. Ada banyak jenis rambutan, seperti ropiah, simacan, sinyonya, lebakbulus, dan 

binjei. Perbanyakan dengan biji, tempelan tunas, atau dicangkok.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, p. 

biawak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa: rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa 

303 

 

Tenggara: buluan, rambuta. Kalimantan: rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit;, 

kayokan, bengayau, puson. Sulawesi: rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, 

wayatu, wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku: rambutan, rambuta. NAMA ASING Shao tzu (C), 

rambutan (Tag), ramboutan (P), ramustan (Spanyol). NAMA SIMPLISIA Nephelii lappacei Semen (biji rambutan). 

Nephelii lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Kulit buah berkhasiat sebagai penurun panas. Biji berkhasiat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik).  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya. 

INDIKASI 

Kulit buah digunakan untuk mengatasi:  

disentri, demam. 

Kulit kayu digunakan untuk mengatasi:  

sariawan. 

Daun digunakan untuk mengatasi:  

diare,menghitamkan rambut. 

Akar digunakan untuk mengatasi:  

demam. 

Biji digunakan untuk mengatasi: 

kencing manis (diabetes melitus).  

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Lihat contoh pemakaian. 

Untuk pemakaian luar, giling daun sampai halus, lalu tambahkan sedikit air. Gunakan air perasannya untuk 

menghitamkan rambut yang beruban. 

CONTOH PEMAKAIAN: 

Disentri 

Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus 

sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat 

gelas. 

Demam 

Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai 

mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.  

Menghitamkan rambut beruban 

Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata sampai 

menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. Gunakan air yang terkumpul untuk 

membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya. 

Kencing manis 

Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah 

dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari. 

Sariawan 

Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan 

untuk berkumur selagi hangat . 

Komposisi : 

Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin 

dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang 

mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi. 

 

 

 

 

304 

 

Rincik Bumi 

(Quamoclit pennata (Desr.) Boj.)  

Familia : Convolvulaceae 

 

Uraian : 

Terna, membelit, panjang dapat mencapai 4 m, berasal dari Amerika tropis, tanaman ini berbatang basah, daun 

bentuk jorong yang terbagi sangat dalam, panjang 4 - 7 cm. Bunga keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, 

warnanya merah. 

Nama Lokal : 

Sangga langit, bunga tali-tali, katilan.; Jin leng mao (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Menurunkan panas, Perdarahan pada wasir (Hemorrhoid);  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun. 

KEGUNAAN:  

Menurunkan panas, perdarahan pada wasir (Hemorrhoid). 

PEMAKAIAN: 6 - 9 gr direbus, minum. 

PEMAKAIAN LUAR:  

Dilumatkan, diperas ambil airnya atau direbus, airnya untuk cuci. 

 

Rumput Mutiara 

(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)  

Sinonim : Oldenlandia corymbosa, Linn. 

Familia : Rubiaceae 

 

Uraian : 

Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, 

pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun 

pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal 

305 

 

rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga 

majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. 

Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao. 

Nama Lokal : 

Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek 

polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, 

Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca 

nasophar;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI:  

Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan. 

KEGUNAAN: 

- Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps). 

- Radang usus buntu (Acute appendicitis). 

- Hepatitis, cholecystitis. 

- Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease), infeksi  

  saluran kemih. 

- Bisul (carbuncle), borok, 

- Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara,  

  rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasopharynx. 

PEMAKAIAN:  

15 - 60 gr, rebus. Sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik. 

PEMAKAIAN LUAR:  

- Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir: 

  Lumatkan herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit. 

- Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Radang usus buntu (Acute simple appendicitis) dan peritonitis lokal  yang ringan: 

    60 gr herba direbus, dibagi untuk 2 - 3 X minum, selama 6 - 8 hari.  

    Pada kasus berat, harus dengan campuran lain. 

2. Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis):  

    30 gr herba ini direbus, minum selama 3 - 4 minggu, pada kasus- 

    kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma setelah dilakukan pengikatan saluran epididymis. 

3. Kanker :  

    30 - 60 gr direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan  

    convensional/obat anti neoplastic, baik bersama-sama atau diberikan berseling. 

EFEK YANG MENYIMPANG:  

Beberapa penderita merasakan mulut kering setelah pemakaian selama 10 hari.  Suntikan dosis tinggi 

menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan, dan kembali normal setelah 3 - 5 hari obat dihentikan.  

Beberapa kasus chronic asthmatic bronchitis menyebabkan nervous. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan 

panas, anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan panas dan toxin, 

mengaktifkan circulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Baihua she-she cao mengandung: Hentriacontane, stigmasterol, 

ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan 

baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin). 

 

 

 

306 

 

Saga 

(Abrus precatorius, Linn.)  

Sinonim : Abrus frutex, Rumph.  

Familia : Papilonaceae  

 

Uraian : 

Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat 

pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun 

Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga 

Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. 

Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang 

bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan 

ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat 

tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. 

Nama Lokal : 

Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); 

Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Amandel, Radang mata, Sariawan;  

Pemanfaatan : 

1. Amandel 

    Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu  

    secukupnya. 

    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air  

    sampai mendidih hingga tinggal separonya. 

    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan pagi, sore. 

2. Radang Mata 

    Bahan: 1 genggam daun Saga 

    Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan  

    2 gelas air untuk diambil uapnya.  

    Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat tetes mata. 

3. Sariawan 

    Bahan: daun Saga secukupnya; 

    Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa menit agar agak layu. 

    Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk kumur. 

Komposisi : 

Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium 

Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan. 

307 

 

Salam 

(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)  

Sinonim : Eugenia polyantha, Wight. = E. lucidula, Miq. 

Familia : Myrtaceae 

 

Uraian : 

Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat 

ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi. Pohon bertajuk rimbun, tinggi 

mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang 

panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, 

pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna 

hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk 

tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, 

diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, 

penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, 

kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau 

stek. 

Nama Lokal : 

Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),; Salam (Indonesia, Sunda, 

Jawa, Madura);  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Diare, Maag, Kencing manis, Mabuk akibat alkohol; \ 

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, kulit batang, akar dan buah. 

KEGUNAAN: 

- Diare. 

- Sakit maag (gastritis). 

- Kencing manis. 

- Mabuk akibat alkohol. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 7-20 lembar daun, direbus. 

Pemakaian luar: Kulit batang, daun atau akar setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur. Digunakan 

untuk pemakaian setempat pada infeksi kulit seperti kudis dan gatal-gatal. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Diare:  

   15 g daun dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air bersih selama  

   15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin disaring lalu diminum.\ 

2. Kencing manis:  

   7 lembar daun salam dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air  

308 

 

   bersih sampal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. 

3. Sakit maag:  

   15-20 lembar daun dicuci bersih, rebus dengan 1/2 liter air sampai  

   mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya.  Minum sebagai teh  

   setiap hari, sampai rasa penuh dan perih di lambung menghilang. 

4. Mabuk akibat alkohol:  

   1 genggam buah salam yang sudah masak dicuci bersih lalu ditumbuk 

   sampai halus.  Peras dan saring, lalu diminum. 

5. Kudis, gatal: 

   Daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus  

   sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ketempat yang sakit. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAW] DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. KANDUNGAN KIMIA: Minyak atsiri 

(0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida. 

 

 

Salvia 

(Salvia spiendens Ker-Gawl.)  

Familia : Labiatae  

 

Uraian : 

Tanaman hias berbunga indah ini asalnya dari Meksiko, ditanam di taman- taman atau di pekarangan dan dapat 

ditemukan terutama pada daerah berhawa sejuk sampai setinggi 1.400 m dpl. Salvia menyukai tempat-tempat yang 

menerima sinar matahari penuh atau agak terlindung dengan cahaya cukup. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 20-90 cm, 

batang. bersegi empat, bercabang. Daun tunggal, panjang tangkai daun 1-6 cm, helaian daun bentuknya bulat telur 

sampai memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tap bergerigi, tulang daun menyirip, panjang 3-10 cm, bear 2-

6,5 cm, warnanya hijau tua. Bunga berwarna merah, 2-16 kuntum tumbuh melingkar menjadi karangan bunga 

berbentuk tandan yang panjangnya 10-30 cm. Buahnya lonjong, kecil. Perbanyakan dengan biji atau stek tunas.  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Demam, Bisul, Luka terpukul, terkilir dan bengkak.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman. 

- Demam 

- Bisul 

- Luka terpukul 

- Terkilir dan Bengkak 

Pemakaian luar :  Secukupnya tanaman segar setelah dicuci bersih ditumbuk sampai seperti bubur. Dipakai untuk 

menurap bagian tubuh yang sakit. 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFFEK FARMAKOLOGIS: Manis, netral. Membersihkan panas. 

309 

 

Sambang Darah 

(Excoecaria cochinchinensis Lour.)  

Sinonim : Excoecaria bicolor Hassk, 

Familia : Euphorbiaceae 

 

Uraian : 

Umumnya, sambang darah di tanam di pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, di taman-taman 

sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat yang terbuka atau sedikit terlindung. 

Tanaman yang berasal dari Indocina ini tidak menyukai tanah yang tergenang air. Perdu yang tumbuh tegak ini 

mempunyai tinggi 0,5--1,5 m, percabangan banyak, getahnya berwarna putih dan berracun. Daun tunggal, 

bertangkai, helaian daun bentuknya jorong sampai lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, 

tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, panjang 4--15 cm, lebar 1,5--4,5 cm, warna daun pada 

permukaan atas hijau tua, dan permukaan bawah merah gelap. Daun muda warnanya lebih mengilap. Bunga keluar 

dari ujung percabangan, bentuknya kecilkecil, warnanya kuning, tersusun dalam rangkaian berupa tandan, bunga 

jantan lebih banyak daripada bunga betina. Buah tiga keping, bundar, dengan diameter sekitar 1 cm. Mudah 

diperbanyak dengan setek batang atau cangkokan.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Daun remek daging, ki sambang. NAMA ASING Ji wei mu (C). NAMA SIMPLISIA Excoecariae 

cochinchinensis Folium (daun sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Radix (akar sambang darah), 

Excoecariae cochinchinensis Caulis (ranting sambang darah). 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat, beracun. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), 

menghilangkan gatal (antipruritik), dan penghenti perdarahan (hemostatis). 

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, dan akarnya. 

INDIKASI 

Sambang darah digunakan untuk mengatasi: 

banyak mengeluarkan darah sewaktu haid dan melahirkan, 

batuk darah, muntah darah, luka berdarah, dan disentri. 

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, lihat contoh pemakaian. Pemakaian luar digunakan untuk pengobatan gatal-gatal dan 

penyakit kulit kronis, seperti psoriasis, ekzema kronis, neurodermatitis, dan luka berdarah. Caranya, cuci daun segar 

secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut. 

CONTOH PEMAKAIAN 

Disentri 

Cuci daun sambang darah (15 lembar), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa dua gelas. Setelah dingin, 

saring airnya untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. 

Muntah darah 

Cuci daun sambang darah (10 lembar ), lalu giling halus. Tambahkan garam seujung sendok teh dan air masak 

sebanyak setengah cangkir. Aduk merata, lalu saring dan peras dengan sepotong kain. Minum sekaligus. 

310 

 

Perdarahan haid 

Cuci ranting kering sambang darah sebesar jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas 

air sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusannya sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas. 

Perdarahan setelah bersalin, keguguran 

Cuci akar kering sambang darah sebesar satu setengah jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus 

dengan dua gelas air minum sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin saring dan minum sehari dua kali, masing-

masing setengah gelas. 

Komposisi : 

Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getah mengandung resin dan senyawa yang sangat 

berracun. 

 

Sambang Getih 

(Hemigraphis colorata Hall.f.)  

Sinonim : H. alternata (Burm.f.) T. Anders, Ruellia colorata BI. 

Familia : Acanthaceae 

 

Uraian : 

Sambang getih bisa ditemukan tumbuh liar atau ditanam di halaman dan taman-taman sebagai tanaman hias. 

Terna ini mempunyai batang berbaring dan merayap, bulat, bercabang, berruas-ruas, dan bervvarna unqu. Daun 

tunggal, bertangkai, letak berhadapan, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rompang, tepi 

bergerigi, pertulangan menyirip, permukaan atas warnanya merah ungu mengilap agak keabu-abuan, bagian bawah 

merah anggur, berrambut, panjang 7--11 cm, lebar 4--6 cm. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa 

bulir, keluar dari ujung batang, mahkota bentuk corong, warnanya putih. Buah kecil, lonjong, warnanya hijau muda. 

Biji kecil, pipih, warnanya putih.  

Nama Lokal : 

NAMA DAERAH Sumatera: binalu api (Melayu). Jawa: remek daging. reundeu beureum (Sunda), keci beling, 

sambang geteh, sarap (Jawa). Lire (Ternate). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Hemigraphis coloratae Folium (daun 

sambang getih) 

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Herba berkhasiat penambah darah, penghenti perdarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik). EFEK 

FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sambang getih dapat 

menghambat Staphylococcus aureus pada kadar 13, 26, 52, 78, dan 104 mg%. Kenaikan kadar berbanding lurus 

dengan daerah hambatan antibakteri. Juga terdapat senyawa flavonoid pada daun sambang getih (Serly Sapulette, 

Fakultas Farmasi, UGM, 1992).  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Bagian tanaman yang digunakan sebagi obat adalah daunnya. 

INDIKASI 

Daun digunakan untuk mengatasi:  

air kemih sedikit, 

311 

 

disentri,  

wasir, dan 

perdarahan setelah melahirkan.  

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. 

CONTOH PEMAKAIAN 

Air kemih sedikit 

Cuci daun sambang getih segar (20--30 g), lalu rebus dengan dua gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring 

dan minum sekaligus. 

Disentri 

Cuci daun sambang getih segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan segelas air sampai mendidih selama 15 menit. 

Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari. 

Wasir 

Cuci segenggam daun segar, lalu rebus dengan dua gelas air selama setengah jam. Setelah dingin, saring dan 

minum. Rebus ampasnya sekali lagi untuk diminum pada sore hari. 

Komposisi : 

Daun mengandung flavonoid, polifenol, tanin, kalium yang kadarnya tinggi dan rendah natrium. Batang 

mengandung saponin dan tanin, sedangkan akar mengandung flavonoid dan polifenol. 

 

Sambiloto 

(Andrographis paniculata Ness.)  

Sinonim : Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ. 

Familia : Acanthaceae 

 

Uraian : 

I. Uraian Tumbuhan. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang 

agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 

50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. 

Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, 

tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan 

rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk 

tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 

cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya 

cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 

m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 

mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · 

Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 

200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman 

(pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam 

berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit 

ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m 

312 

 

Nama Lokal : 

Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi 

jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green 

chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;  

Penyakit Yang Dapat Diobati : 

Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, 

malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang 

telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes 

melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi 

(hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; 

Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.;  

Pemanfaatan : 

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : 

Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu 

dikeringkan. 

INDIKASI : 

Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:  

- hepatitis, infeksi saluran empedu, 

- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),  

  abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas  

  (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga  

  tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,  

- demam, malaria, 

- kencing nanah (gonore),  

- kencing manis (DM),  

- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma),  

- darah tinggi (hipertensi),  

- kusta (morbus hansen = lepra),  

- leptospirosis,  

- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,  

- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa)  

  dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.  

CARA PEMAKAIAN : 

Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 

- 4 kali sehari,  4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian 

luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, 

seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.  

CONTOH PEMAKAIAN : 

1. Tifoid  

    Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2  

    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan  

    madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.  

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru  

    Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai  

    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum  

    sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.  

3. Disentri  

    Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan  

    selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang  

    terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g  

    sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.  

313 

 

4. Influenza, sakit kepala, demam  

    Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air  

    panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari. 

5. Demam  

    Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan  

    1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang  

    digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.   

6. TB paru 

    Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu  

    secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5  

    cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap  

    kali minum 15 - 30 pil.  

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi  

    Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2  

    cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.  

    Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.  

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis  

    Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan  

    air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum 

    sekaligus.  

9. Faringitis  

    Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air  

    matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan. 

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi  

     Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air  

     sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali  

     sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling  

     halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.  

11. Kencing manis  

     Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus  

     dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin  

     disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.  

12. Kencing nanah  

     Sebanyak 3 tangkai sambilo 

Komposisi : 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus 

besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari 

deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan 

homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam 

kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- 

metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr 

(melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik 

pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 

2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah 

putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas 

pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari 

segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek 

pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, 

andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan 

antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa 

darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya 

314 

 

dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus 

herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, 

Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. 

Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, 

Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi 

akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida 

(Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat 

Indonesia vol. 3 No. 1, 1996). 

 

Sambung Nyawa 

(Gynura procumbens (Lour.) Merr.)  

Familia : Goodeniaceae 

 

Uraian : 

Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. 

Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 - 

12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun 

rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau 

berambut halus. Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai 

(panicula) sampai malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 

mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Brachtea 

involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 - 1 cm. Lebar 0,6 - 1,7 cm, gundul, 

ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 - 1,5 cm