Tampilkan postingan dengan label kelainan genetik klasik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kelainan genetik klasik. Tampilkan semua postingan

kelainan genetik klasik

 





kelainan genetik klasik

Allah SWT telah menciptakan manusia itu dari tanah dan 

keturunannya diciptakan dari air mani atau sel sperma dan ovum yang 

bertemu untuk membentuk zigot, kemudian menjadi embrio dan akhirnya 

menjadi janin dan lahirlah manusia-manusia baru yang akan menjadi 

khalifah di bumi. Hal itu telah diterangkan dalam Qs. al-Fath ayat 11 

yang artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari 

air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan 

perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan 

tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan 

sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan 

tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah 

adalah mudah. 

Pada Qs. al-Mukmin ayat 67-68 yang artinya: Dia-lah yang 

menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu 

dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang 

anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada 

masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di 

antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) 

supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu 

memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka 

apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: 

"Jadilah", Maka jadilah ia. 

Dalam surat di atas ditafsirkan Allah SWT menciptakan manusia 

dari air mani menjadikannya janin kemudian berkembang menjadi 

dewasa. Dan ada suatu saat dimana manusia akan mati . Dan semua itu 

sangat mudah bagi Allah SWT untuk melakukan yang demikian.

Sebagaimana ayat-ayat dalam al-Qur’an di atas mudah bagi Allah 

SWT dalam menciptakan manusia yang normal dan mudah pula bagi 

Allah SWT menciptakan manusia yang mengalami abnormalitas atau

kelainan genetika, sehingga orang tersebut akan tampak lain atau “aneh” 

bila dibandingkan dengan orang yang normal. Kelainan genetik adalah 

suatu kondisi yang disebabkan oleh kelainan satu atau lebih gen yang 

menyebabkan sebuah kondisi fenotip klinis. Penyebab penyakit genetik 

antara lain adalah karena ketidaknormalan jumlah kromosom (Sindrom 

Down, Sindrom Klinefelter, dan Sindrom Turner) mutasi gen yang berulang (Penyakit Huntington), gen yang rusak dan diturunkan oleh 

orangtua. Sindrom Down, Sindrom Klinefelter dan Sindrom Turner 

merupakan kelainan kromosom klasik, yang telah ditemukan pada akhir 

abad ke 19 (Fidler, 2005: 92).

Sitogenetika atau genetika sel berasal dari kata sitologi (ilmu 

tentang sel) dan genetika, sehingga sitogenetika dapat diibaratkan 

gabungan antara sitologi dan genetika. Ilmu pengetahuan genetika dasar 

mempelajari karakter atau sifat makhluk hidup secara kuantitatif maupun 

kualitatif beserta pewarisannya. Oleh karena itu ilmu sitogenetika dapat 

digunakan untuk mempelajari dan menganalisis pewarisan sifat. 

Pewarisan makhluk hidup dibawa oleh gen yang terdapat di dalam 

kromosom. Kromosom diketahui menjadi tempat utama dari materi 

genetik yaitu sifat DNA dan RNA. Bentuk kromosom, struktur 

kromosom, serta evolusi kromosom, menjadi dasar ilmu sitogenetika. 

Ilmu Sitogcnetika juga mempelajari berbagai macam kelainan 

kromosom yang muncul pada makhluk hidup (Suryo, 1995: 42).

Kelainan kromosom pada penderita menimbulkan variasi jumlah 

kromosom bila dibandingkan dengan orang normal, yang mempunyai 

karyotype 46, XX (pada wanita) atau 46, XY (pada pria). Pada sindrom 

Down dengan trisomi 21 mempunyai karyotype 47, XX +21 atau 

47,XY+21, sindrom Klinefelter 47,XXY. Hal tersebut dapat terjadi 

karena peristiwa nondisjunction yaitu kegagalan sepasang kromosom 

untuk memisahkan selama meiosis, yang merupakan proses di mana sel 

telur dan sperma mereplikasi diri dan membagi. Akibat kegagalan ini gamet (sel telur dan sperma) menghasilkan tambahan salinan kromosom 

pada autosom atau gametosom. 

Kelainan kromosom ini dapat diturunkan dari orang tua ataupun 

terjadi secara de novo dan berkontribusi besar terhadap terjadinya cacat 

lahir pada bayi. Kelainan kromosom menjadi salah satu masalah yang 

menjadi perhatian publik dan para ilmuwan pada saat ini. Berbagai

mutasi yang terjadi pada kromosom menyebabkan banyaknya cacat 

bawaan yang terlihat dan menjadi masalah yang tidak dimengerti oleh 

masyarakat. Kelainan kromosom dapat dianalisis dengan melihat 

karyotype kromosom. Karyotype kromosom merupakan gambaran 

lengkap dari kromosom pada tahap metafase dari suatu sel yang tersusun 

secara teratur dan merupakan pasangan-pasangan dari sel diploid yang 

normal (Alresna, 2009: 37).

Metode yang digunakan untuk melihat karyotype kromosom atau 

gamabran kromosom adalah karyotyping. Karyotyping adalah analisis 

yang menggunakan mikroskop untuk menyusun karyotype kromosom 

yang dapat digunakan untuk memeriksa jumlah abnormal kromosom atau 

kromosom cacat yang terkait dengan beberapa kelainan bawaan atau 

syndrome (Campbell, 2008: 295).

Sindrom Turner disebabkan oleh hilangnya satu kromosom X 

yang berasal dari ayah dalam sel janin, sehingga menghasilkan konsepsi 

perempuan dengan 45 kromosom. Janin yang mengalami abortus spontan 

di awal kehamilan lebih dari 95% kasus (Frias, 2003:3) . Sedangkan 

janin yang dapat bertahan sampai trimester kedua janin dapat dideteksi dengan Ultrasonografi biasanya mengalami masalah kesehatan yang 

serius, seperti Higroma sistik, ascites, dan hidrosefalus.

Penderita kelainan kromosom klasik mempunyai fenotip fisik 

yang berbeda dengan orang-orang normal, kemungkinan akan 

memperoleh berbagai masalah kesehatan, intelegensia yang lebih rendah 

dari orang normal dan juga masalah sosial dengan lingkungannya bahkan 

dengan keluarganya. Perawatan bagi penderita sedini mungkin sejak 

dalam kandungan, awal kelahiran, dukungan keluarga yang cukup, 

latihan fisik, vokasional akan mampu meningkatkan kualitas kehidupan 

penderita sindroma tersebut. Keluarga penderita dalam hal ini orangtua 

sangat membutuhkan informasi yang lengkap tentang penyakit ini dan 

pewarisannya, untuk itulah dibutuhkan konseling genetika dengan 

konselor genetika yang professional.

Manusia normal dipandang sebagai makhluk unggulan atau 

puncak penciptaan Tuhan. Keunggulannya terletak pada wujud 

kejadiannya sebagai makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baik 

penciptaan. Lalu bagaimana dengan manusia yang telah diqodar Allah 

SWT, menjadi manusia yang mempunyai kelainan genetika? Maka yang 

diciptakan normal wajib selalu bersyukur atas segala kenikmatan yang 

telah Allah SWT limpahkan kepadanya. Tugas manusia normal untuk 

membantu sesamanya yang berkekurangan dengan inisiatif moralnya 

untuk meningkatkan kualitas hidup sesamanya agar lebih baik. 

Pandangan Islam mengenai arti hidup, sangat berlainan dengan 

pandangan orang-orang yang berpandangan kebendaan samata-mata 

(materialistis). Dengan demikian tujuan hidup manusia menurut islam adalah menyerahkan diri untuk mencapai kebahagiaan dunia, ahirat, 

jasmani, dan rohani, yang dalam pelaksanaannya, materi sebagai alat, 

sedangkan rohani sebagai pengaruh. Sehingga bagi orang orang yang 

kurang beruntung bisa jadi menjadi ladang amal ibadah kita. Dengan 

dilandasi ketaqwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT maka dengan 

ilmu pengetahuan yang manusia kuasai, pendidikan bagi orang yang 

menderita kelainan genetika, memahami kondisi psikososial penderita 

dan keluarganya akan sangat membantu. Meskipun masalah genetik dan 

fisik bagi penderita kelainan genetika tidak dapat diatasi, pendidikan, 

serta perawatan yang tepat setelah berkomunikasi dengan konselor 

genetik akan meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui adanya kelainan￾kelainan genetik pada manusia yang dilihat dalam tinjauan penciptaan 

manusia dalam perspektif al-Qur’an. Selain itu juga dilihat bagaimana 

mengatasi kelainan tersebut serta bagaimana perawatan yang tepat untuk 

mengurangi kelainan tersebut.

Kromosom

Kromosom adalah struktur dalam sel yang mengandung 

infomasi genetik. Kromosom manusia nomal terdiri dari 22 pasang 

kromosom autosom dan kromosom gonosom, baik XX maupun XY. 

Kromosom mempunyai bagian yang menyempit sepasang yaitu 

sentromer dan membagi kromosom menjadi dua lengan yaitu lengan p 

pada bagian atas dan lengan q di bagian bawah. Berdasarkan letak 

sentromernya kromosom dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. 

Pertama kromosom metasentrik yaitu apabila sentromer terletak di 

tengah kromosom sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan yang 

hampir sama panjang. Kedua kromosom submetasentrik yaitu apabila 

sentromer terletak ke arah salah satu ujung kromosom sehingga 

kromosom terbagi menjadi dua lengan yang tak sama panjang. Ketiga 

kromosom akrosentik yaitu letak sentromer di dekat ujung kromosom 

sehingga satu lengan menjadi sangat pendek dan yang lain sangat 

panjang. Terakhir adalah kromosom telosentrik yaitu apabila sentromer 

terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari satu 

lengan saja (Suryo, 2015: 48). 

Dalam buku Internasional System for Human Cytogenetics 

Nomenclature (ISCN) kromosom manusia dikelompokkan menjadi 7 

kelompok utama (ISCN, 2009): Kelompok A (Kromosom 1-3) yaitu 

kromosom metasentrik berukuran besar dan mudah dibedakan dengan 

yang lain karena ukurannya dan letak sentromernya, Kelompok B 

(Kromosom 4-5) yaitu kromosom submetasentrik berukuran besar, Kelompok C (Kromosom 6-12) yaitu kromosom metasentrik dan 

submetasentrik berukuran sedang, Kelompok D (Kromosom 13-15) yaitu 

kromosom akrosentrik berukuran sedang dan memiliki satelit, Kelompok 

E (Kromosom 16-18) yaitu kromosom metasentrik dan submetrasentrik 

berukuran kecil, Kelompok F (Kromosom 19-20) yaitu kromosom 

metasentrik berukuran sangat kecil dan Kelompok G (Kromosom 21-22) 

yaitu kromosom akrosentrik berukuran sangat kecil dan memiliki satelit 

kecuali kromosom Y.

Kromosom pertama kali ditemukan pada akhir abad ke sembilan 

belas. Kromosom berasal dari kata Yunani Chrom yang artinya warna 

dan soma berarti tubuh. Kata ini dicetuskan oleh ahli-ahli anatomi 

Jerman yaitu Willhelm von Gottfried Waldeyer-Hartz (Gardnert, 2012: 

3). Itulah awal mulanya bahwa benda-benda halus berbentuk batang 

panjang atau pendek dan lurus atau bengkok yang terdapat dalam inti sel 

dan dapat diwarnai adalah pembawa sifat keturunan (Santosa, 2009: 63). 

Dengan perkembangan teknik pewarnaan pada tahun 1980an dan 

1990an (Gardnet, 2012: 4), kromosom terlihat seperti pita terang dan 

gelap yang disebut karyotype (Green, 2011: 132). Karyotype dapat 

membantu mengidentifikasi kelainan kromosom dalam hal jumlahnya 

atau struktur kromosom (Green, 2011: 135).

Morfologi Kromosom

Dalam sel tubuh manusia yang berinti sel, di dalamnya terdapat 

46 kromosom (Knight, 2003: 107). Dari ke-46 kromosom ada pasangan 

kromosom dengan morfologi serupa, sehingga dikenal pasangan ke-1, pasangan ke-2 dan seterusnya hingga ke pasangan ke-23, sehingga secara 

sistematis membagi kromosom pada sel somatik menjadi 2 tipe, yaitu:

Autosom (kromosom somatis), berjumlah 22 pasang (44 buah) 

dan tidak berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.Gonosom 

(kromosom seks) berjumlah sepasang (2 buah) yaitu X dan X untuk 

wanita serta X dan Y untuk laki-laki. Kromosom ini berhubungan dengan 

jenis kelamin (Santosa, 2009: 74).

Gambar 1. Karyotype kromosom laki-laki (Santosa, 2009: 74).

Karyotype ini dapat membantu mengidentifikasi kelainan kromosom 

dengan jelas, baik kelainan dalam jumlah kromosom maupun struktur 

kromosom (Mandal, 2013: 3).Pembelahan Sel

Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel 

(cell cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali terbentuk 

dari sel induk yang membelah menjadi dua sel dan meneruskan materi 

genetik yang identik ke sel anakan. Pada tahun 1882, seorang ahli 

anatomiJerman yang bernama Walther Flemming mengembangkan zat 

pewarna yang memungkinkan ia mengamati, untuk pertama kali perilaku 

kromosom selama mitosis dan sitokinesis. Flemming mencetuskan istilah 

mitosis dan kromatin (Campbell, 2008: 286). Tahun 1884, Strasburger 

mengenakan istilah profase, metafase dan anafase untuk pembagian saat 

pembelahan sel (Arnold, 1973: 52).

Siklus sel terbagi menjadi 2 fase yaitu fase mitotik (mitotic phase)

dan fase interfase (interphase). Fase mitosis mencakup sitokinesis 

merupakan bagian terpendek dari siklus sel sedangkan interfase 

merupakan tahapan yang panjang dari siklus sel, yang biasanya 

mencakup 90% siklus sel. Pada saat interfase sel bertumbuh dan 

membuat salinan kromosom-kromosom sebagai persiapan pembelahan 

sel. Interfase dibagi menjadi beberapa subfase: fase G1 (first gap), fase S 

(sintesis), dan fase G2 (second gap). Selama ketiga subfase, sel 

bertumbuh dengan cara menghasilkan protein organel sitoplasma seperti 

mitokondria dan retikulum endoplasma (Campbell, 2008: 288). Secara 

konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap: profase (prophase), 

prometafase (prometaphase), metafase (metaphase), anafase (anaphase), 

dan telofase (telophase). Sitokinesis yang bertumpang-tindih dengan 

tahapan akhir mitosis, menyelesaikan fase mitotik (campbell, 2008: 299).

Tahun 1888 Waldeyer menemukan struktur benang-benang 

kromosom yang dapat dilihat selama pada mitosis (Koshland, 1994: 102). 

Fase yang terlihat jelas kromosomnya adalah pada tahap metafase. 

Metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali 

berlangsung sekitar 20 menit. Sentromer kini berada pada kutub-kutub 

sel yang berseberangan. Kromosom bersejajar pada lempeng metafase 

bidang ekuator yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub 

gelendong. Setiap kromosom, kinetokor pada sister kromatide melekat ke 

mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan 

(Campbell, 2008: 288). Selama metafase dan prometafase, kromosom 

dapat dilihat di bawah mikroskop cahay dengan mempunyai ciri khas 

struktur yang panjang, dengan panjang 3-7 μm (Koshland, 1994: 112).

Kelainan Kromosom

Secara garis besar, kelainan kromosom dapt dibedakan menjadi 

dua, kelainan numerik dan kelainan struktural. Kelainan kromosom 

numerik merupakan hilangnya atau bertambahnya satu set kromosom 

(secara keseluruhan) yang disebabkan terjadi kesalahan dalam pemisahan 

kromosom homolog atau nondisjunction pada fase meiosis I dan II. 

Diantaranya adalah monosomi: hilangnya satu kromosom pada sepasang 

kromosom. Trisomi yaitu bertambahnya satu kromosom pada sepasang 

kromosom. Polyploidi yaitu satu sel terdapat banyak kromosom haploid. 

Mosaik yaitu adanya dua/lebih macam sel pada individu atau jaringan 

yang berbeda aturan genetiknya namun tetap diturunkan dari zigot yang 

sama, jadi memiliki asal genetik yang sama (mosaikisme).

Kelainan kromosom struktural disebabkan karena kesalahan 

ketika proses penyatuan yang terjadi pada crossing over pada meiosis I. 

Translokasi yaitu berpindahnya materi kromosom antara kromosom yang 

satu dengan lainnya. Pertukaran ini biasanya tidak disertai dengan 

hilangnya DNA sehingga disebut balanced translocation, di mana secara 

klinis individu tersebut terlihat normal. Namun pada pembawa 

kromosom balanced translocation akan memberikan keturunan dengan 

translocation imbalans/tidak seimbang yang sangat memungkinkan juga 

disertai hilangnya DNA. Delesi adalah hilangnya bagian dari sebuah 

kromosom dan berakibat pada monosomi untuk segmen kromosom 

tersebut. Delesi dapat terjadi pada 2 level, delesi kromosom yang luas 

dan dapat dilihat mikroskop. Sedangkan mikrodelesi yang bersifat 

submikroskopik dapat diidentifikasi dengan menggunakan fluorescent in 

siti hybridization (FISH) dan pemeriksaan molekuler yang lainnya. 

Insersi yaitu terjadi karena segmen dari salah satu kromosom masuk ke 

dalam kromosom yang lain. Duplikasi yaitu adanya dua salinan salah 

satu segmen kromosom pada satu kromosom. Inversi yaitu terjadi akibat 

adanya dua patahan pada satu kromosom yang kemudian patahan 

tersebut memutar terbalik dengan sudut 180o

atau bertukar posisi. Inversi 

parasentrik bila patahan ininpada salah satu lengan dan tak termasuk 

sentromernya. Inversi perisentrik bila patahan pada salah satu tepi dari 

sentromer. Isokromosom yaitu terjadinya delesi pada salah satu lengan 

digantikan oleh duplikasi dari lengan yang lain, sehingga biasanya lengan 

panjang atau lengan pendek menjadi identik (Turnpenny, 2007: 22).Kelainan kromosom yang banyak ditemui dalam klinik medis 

berasal dari kelainan selama pembentukan sel benih, terutama saat 

meiosis selama gametogenesis. Selain itu, dapat juga terjadi saat 

poszigotik, pembelahan mitosis selama masa embrio yang dapat 

menghasilkan kondisi mosaikisme. Meiosis bertujuan untuk mereduksi 

jumlah kromosom pada sel punca gonad dari kondisi diploid (2n=46) 

menjadi haploid pada gamet (n=23). Meiosis terdiri dari dua tahap, yaitu 

meiosis I dan II, meiosis I secara umum terdiri dari tiga tahap, sinapsis, 

pindah silang (crossing over), dan pemisahan (disjunction) (Suryo, 1995: 

38).

Kondisi patologis pada kromosom dapat muncul pada proses 

disjunction, yaitu pada kondisi nondisjunction dan malsegregasi. 

Disjunction merupakan segregasi normal pada kromosom homolog atau 

kromatoid ke arah kutub pada saat pembelahan meiosis dan mitosis. 

Nondisjunction merupakan kegagalan proses tersebut, dan dua kromosom 

atau kromatid akan kearah hanya salah satu kutub. Nondisjunction terjadi 

secara spontan, proses molekuler yang mendasarinya secara tepat belum 

banyak diketahui. Nondisjunction lebih sering terjadi pada fase meiosis I. 

Nondisjunction pada meiosis menghasilkan gamet dengan 22 atau 24 

kromosom, di mana setelah fertilisasi dengan gamet normal akan 

menghasilkan zigot trisomi dan monosomi. Nondisjunction merupakan 

penyebab aneuploidi yang paling sering (Suryo, 1995: 44).

Kelainan kromosom (Chromosome Abnormalities) mencerminkan 

perubahan atau penyimpangan jumlah kromosom maupun struktur 

kromosom (Theisen, 2010: 162) merupakan akar dari kelainan genetis dan sifat (Mandal, 2013: 2). Kelainan kromosom sering menimbulkan 

cacat lahir dan kondisi bawaan selama hidup penderita (Mandal, 2013: 

2).

Kelainan kromosom biasanya terjadi ketika ada kesalahan dalam 

pembelahan sel. Ada dua jenis pembelahan sel (Theisen, 2010: 159):

Mitosis terjadi pada sel somatik. Tiap sel mengandung 2 

genom/diploid/2n dan pembelahan menghasilkan 2 sel dengan sifat 

genetik yang sama (Santosa, 2009: 72).

Meiosis

Pembelahan meiosis berguna untuk menghasilkan gamet atau sel￾sel kelamin, sehingga lazim dikenal dengan gametogenesis. Pada 

pembelahan jenis ini dihasilkan sel yang menghasilkan 1 

genom/haploid/n. Gametogenesis pada pria menghasilkan 4 spermatozoa 

dan pada wanita menghasilkan 1 ovum disertai 2 atau 3 badan polar. 

Gametogenesis pada wanita dinamakan oogenesis (Santosa, 2009: 72).

Sindrom Down

Pada akhir abad ke sembilan belas John Langdon Down seorang 

dokter yang berasal dari Inggris menerbitkan suatu publikasi yang akurat 

untuk menggambarkan Sindrom Down. Sehingga beliau dijuluki “Bapak 

Sindrom Down”(Fidler, 2015: 96).

Pada tahun 1959 seorang dokter Perancis bernama Jerome 

Lejeune mengidentifikasi Sindrom Down sebagai anomali kromosom

(Theisen, 2010: 169). Jika sel manusia normal terdapat 46 kromosom, 

pada penderita Sindrom Down terdapat 47 kromosomdengan tambahan 

salinan kromosom 21, atau dikenal dengan trisomi 21 (Zaccharin, 2011: 

2).

Sindrom Down merupakan suatu kondisi genetik, di mana ekstra 

kromosom 21 dapat dideteksi dengan prosedur yang disebut karyotipe 

(Santosa, 2009: 45). Sembilan puluh lima persen dari kejadian sindrom 

Down merupakan trisomi 21 (47, XX+21 atau 47, XY+21) (Wellesley, 

2011: 2). Sindrom Down biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam 

pembelahan sel yang disebut dengan Nondisjunction (Knight, 2003: 107).

Nondisjunction adalah kegagalan sepasang kromosom untuk 

memisahkan

selama meiosis, yang merupakan proses di mana sel telur dan sperma

mereplikasi diri dan membagi. Akibat kegagalan ini gamet ( sel telur dan 

sperma) dihasilkan dengan tambahan salinan kromosom nomor 21, 

sehingga embrio mempunyai 47 kromosom dengan tiga salinan 

kromosom 21 (Kingston, 2002: 25). Mengapa nondisjunction terjadi sampai saat ini tidak diketahui, 

meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa kenaikan frekuensi 

kejadian terkait dengan usia ibu. Namun, banyak orang

terkejut menemukan bahwa 80 persen dari anak yang lahir dengan 

sindrom Down dilahirkan oleh wanita yang berusia di bawah 35 tahun. 

Resiko kelahiran anak-anak dengan Sindrom Down meningkat dengan 

bertambahnya usia ibu. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi 

dengan Sindrom Down, diperkirakan bahwa resiko memiliki anak kedua 

dengan Sindrom Down kemungkinan 1 kelahiran diantara 100 kelahiran 

normal (Fidler, 2005: 90).

Ciri–ciri penderita Sindrom Down, mereka yang mempunyai 

sindrom Down mempunyai sebagian atau keseluruhan ciri–ciri berikut:

mata bujur dengan lipatan epikanthik pada sudut dalam mata, otot hypotonia rendah, batang hidung leper, satu garis di tapak tangan (garis 

simian), lidah terjulur ( disebabkan rongga mulut kecil dan lidah 

membengkak, intelegensia (IQ) rendah (50–70), sedangkan pada 

mosaicism mempunyai IQ yang lebih tinggi 10–30 poin (Gardnet, 2012: 

4).

Masalah kesehatan orang dengan Sindrom Down, orang dengan 

Sindrom Down akan meningkatkan masalah kesehatan tertentu, seperti 

cacat jantung bawaan, peningkatan kerentanan terhadap infeksi, masalah 

dengan pernafasan dan pendengaran, terhambatnya saluran pencernaan 

dan leukemia pada masa anak-anak terjadi dengan frekuensi yang lebih 

besar pada anak-anak dengan Sindrom Down dibandingkan dengan anak￾anak yang normal.

Pada orang dewasa terjadi peningkatan resiko penyakit Alzheimer 

serta kondisi tiroid. Saat ini mayoritas orang yang lahir dengan sindrom 

Down memiliki harapan hidup rata-rata sampai usia 55 tahun (Kingston, 

2002: 25).

Sindrom Klinefelter

Sindrom Klinefelter adalah kondisi kromosom XX yang 

dijelaskan oleh Dr. Harry Klinefelter dari Boston Massachusetts pada 

tahun 1942. Anak laki-laki dengan Sindrom Klinefelter memiliki dua 

atau lebih X kromosom pada setiap sel, dan sebuah kromosom Y juga 

selalu ada, sehingga orang yang mempunyai kondisi ini adalah laki-laki

(Zaccharin, 2011: 3). 

Hampir semua anak laki-laki dengan Sindrom Klinefelter 

memiliki testis kecil dan fungsi fisik yang berkurang. Penderita dengan Sindro Klinefelter dapat didiagnosia pada masa bayi atau pada anak usia 

dini tetapi diagnosis mungkin saja tertunda hingga dewasa ketika mencari 

informasi tentang keadaannya yang infertilitas (Zaccharin, 2011: 3). 

XXY Karyotipe Sindrom Klinefelter terjadi pada 1 diantara 600 

anak laki-laki yang lahir hidup. Keadaan ini terjadi karena peristiwa 

nondisjunction dan kromosom tambahan kemungkinan berasal dari 

kromosom X ibu atau X ayah. Pada kasus ini tidak ada peningkatan 

keguguran dini dengan kariotipe ini dan banyak kasus yang tidak 

terdiagnosa. 

Ciri utama dari dari Sindrom Klinefelter adalah hipogonadisme. 

Perkembangan saat pubertas biasanya dimulai secara spontan, tetapi 

ukuran testis menurun. Pada laki – laki dengan Sindrom Klinefelter 

memerlukan testosterone pengganti dan keadaannya infertile. Perawakan 

orang yang mengalami Sindrom Klinefelter biasanya normal, kadang 

juga lebih tinggi daripada orang yang normal. Orang dengan sindrom ini 

biasanya dalam keadaan ginekomastia ( payudara membesar ). Resiko 

terkena kanker payudara juga meningkat dibandingkan dengan laki-laki 

normal XY (Zaccharin, 2011: 3). Intelegensia (IQ) pada umumnya masih 

dalam kisaran normal, tetapi biasanya 10 – 15 tingkat lebih rendah dari 

saudaranya yang normal. Kesulitan belajar merupakan gangguan yang 

cukup umum dan mereka mempunyai perilaku yang terkait dengan 

keadaan lingkungannya yaitu stress, malu, ketidakdewasaan serta 

frustasi. Keadaan tersebut akan membaik setelah diberi terapi 

penggantian testosterone. Kesulitan yang utama adalah kesulitan

komunikasi dan bahasa. Ketika sampai pada pubertas mereka mempunyai kaki yang 

relative panjang, otot agak langsing, rambut jarang dan pinggul relative 

luas, tetapi secara umum dari segi penampilan mereka adalah laki-laki

(Zaccharin, 2011: 3). 

Sindrom Klinefelter dikaitkan dengan resiko sejumlah kondisi 

medis, sehingga anak laki-laki dan laki-laki dengan sindroma tersebut 

harus melakukan pemeriksaan medis yang teratur dan tes skrining setiap 

1-2 tahun sekali. Kemungkinan menderita Diabetes, Tiroidis Hashimoto, 

leukimia , limfoma, tumor dan kanker testis merupakan resiko masalah 

kesehatan dari Sindroma Klinefelter. Meskipun kanker payudara 

merupakan kondisi yang langka, tapi di masa lalu sering ditemukan pada 

penderita dengan Sindroma Klinefelter. Untuk saat ini dengan kemajuan 

ilmu kedokteran jaringan payudara yang ada diberi terapi testosterone, 

cenderung menghilang cukup pesat atau dengan melakukan pembedahan 

pada jaringan yang tidak diinginkan (Zaccharin, 2011: 4). 

Sindrom Turner

Sindrom Turner disebabkan oleh hilangnya satu kromosom X 

yang berasal dari ayah dalam sel janin, sehingga menghasilkan konsepsi 

perempuan dengan 45 kromosom. Janin yang mengalami abortus spontan 

di awal kehamilan lebih dari 95% kasus. Sedangkan janin yang dapat 

bertahan sampai trimester kedua janin dapat dideteksi dengan 

Ultrasonografi, menunjukkan terjadi Higroma kistik, Chylothorax, 

Ascites dan Hidrocephalus. Insiden Sindrom Turner yang hidup adalah 1 

dalam 2500 kelahiran. Kelainan fenotipik bervariasi tetapi biasanya 

ringan, kelainan lymphodema pada tangan dan kaki, bertubuh pendek dan infertilitas dari gonad, terdapat anyaman di leher, dada bidang, anomaly 

ginjal dan terjadi masalah pada penglihatan juga. Kecerdasan atau 

intelegensia mereka berada dalam kisaran normal, tetapi dilaporkan ada 

penderita Sindroma Turner memiliki masalah pada pendidikan dan

perilaku. Sering terjadi masalah kesehatan pada penderita yaitu tiroiditis , 

hipertensi, obesitas dan diabetes tidak tergantung insulin (Frias, 2013: 2).

Pertumbuhan dapat dirangsang dengan pengobatan dengan 

estrogen. Gadis dengan sindrom Turner yang memiliki mosaic kariotype 

46 XX /45 X, beberapa diantaranya memiliki gonad yang normal dan 

kesuburan yang normal.

Sindrom Turner terjadi karena kesalahan meiosis satu yang terjadi 

pada gamatogenesis ayah, dan juga karena kegagalan dalam pengaturan 

ulang. Orang tua yang telah mempunyai anak dengan Sindroma Turner 

dilaporkan tidak mengalami kekambuhan ketika melahirkan anak 

selanjutnya (Frias, 2013: 2).Konseling Genetik

Konseling genetik adalah komunikasi antara pasien dan keluarga 

dengan konselor genetik. Tujuan dari konseling genetik adalah edukatif 

dan psikoterapi. Konseling genetik harus didasarkan pada hasil diagnosis 

yang akurat dari uji prenatal maupun uji pada bayi yang baru lahir yang 

dicurigai mengalami kelainan kromosom dari fenotip yang terlihat

(Ariani, 2010: 82). Informasi yang diberikan kepada pada pasien dan 

keluarganya harus memperhatikan dampak psikososial yang ditangani. 

Tujuan utama konseling genetik adalah untuk membantu keluarga yang 

beresiko genetik dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan bereproduksi 

senormal mungkin (Kingston, 2002: 29).

Tinjauan Penciptaan Manusia dalam Al Qur’an

Proses kejadian manusia diterangkan dalam Qs. al-Hajj yang 

artinya: “Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan 

(dari kubur) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, 

kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian 

dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak 

sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam 

rahim, apa yang kami hendaki sampai waktu yang sudah ditentukan 

kemudian kami keluarkan kami sebagai bayi, kemudian (dengan 

berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kecerdasan, dan diantara 

kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang 

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi 

sesuatupun yang dahulunya telah diketahui”.Dari ayat diatas dapat di simpulkan bahwa manusia terjadi dari 

dalam unsur yaitu unsur materi berupa mani yang kemudian berproses 

menjadi darah, daging, tulang, dan bentuk fisik yang sempurna, maupun 

tidak sempurna dan unsur rohani/roh yang dihembuskan kedalam bentuk 

rahim pada saat proses jasmani telah menempati usia 4 bulan/120 hari. 

Manusia diciptakan oleh Allah melalui bentuk sel yang berinti itu 

yaitu sel kelamin seperti yang tercantum dalam Qs al-Hajj ayat 5. Dalam 

ayat tersebut, kata-kata “ Turab “ bukan berarti tanah atau debu biasa, 

melainkan zat renik seperti juga debu karena kecilnya yang dimaksudkan 

disini adalah sel, namun istilah sel ini dahulu tidak digunakan karena 

istilah tersebut belum dikenal , sebab kelanjutan dari ayat tersebut 

menyatakan bahwa sesudah dari “Turab“ lalu menjadi “Nuffah“ menjadi 

“Alaqah“.

Dalam Qs. al-Nisa : 23, yang artinya: “Diharamkan atas kamu 

mengawini ibu-ibumu, anak perempuan, saudara-saudara 

perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara 

perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, 

anak-anak perempuan dari saudara perempuanmu, ibu-ibu yang 

menyusukanmu, saudara-saudara perempuan susuan, ibu-ibu istrimu 

(mertua), anak-anak tiri yang dalam pemeliharaanmu, dari istri yang 

pernah kamu campuri; tetapi jika kamu belum mencampuri mereka, 

maka tidaklah berdosa atasmu (mengawini anak tiri itu), istri-istri anak 

kandungmu (menantu) dan mengumpulkan (mengawini) dua perempuan 

yang bersaudara, kecuali pada yang telah lalu. Sesungguhnya Allah 

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Al-Qur’an mengharamkan bagi manusia untuk menikahi orang￾orang yang telah disebutkan pada ayat tersebut di atas. Ilmu genetika 

mengatakan bahwa jika kedua orang tua mempunyai pertalian darah satu 

sama lain, atau mereka memiliki hubungan kekerabatan kemudian 

menikah maka pernikahan itu disebut sebagai pernikahan keluarga. 

Keturunan yang lahir fari keduanya juga disebut keturunan dekat. Jika 

keduanya tidak mempunyai hubbungan apa-apa, dan masing-masing 

berasal dari keluarga jauh maka pernikahan itu disebut pernikahan jauh. 

Keturunan yang lahir dari keduanya pun disebut keturunan jauh. 

Beberapa ahli telah melakukan percobaan pada beberapa generasi 

makhluk hidup yang berbeda di antaranya Cramb pada tahun 1883, 

Witsamius pada tahun 1894 dan yang lainnya. Percobaan yang mereka 

lakukan membuahkan hasil berupa suatu kesimpulan, yaitu perkawinan 

antara orang-orang yang memiliki hubungan keluarga cenderung 

menghasilkan keturunan yang rawan terkena penyakit. Biasanya anak 

yang lahir pun akan mempunyai cacat fisik.

Kelainan Kromosom pada Masyarakat

Berdasarkan insiden terjadinya abnormalitas kromosom per 

10.000 kelahiran, diadaptasi dari Emery’s Alement of Medical Genetics 

(Turnpenny, 2007: 22), bahwa Sindrom Down memiliki insidensi yang 

tertinggi sebesar 15 per 10.000 kelahiran, sedangkan Sindroma Turner 

memiliki insidensi yang terendah sebesar 1-2 per 10.000 kelahiran.Kelainan Genetik dalam Perspektif Al-Qur’an

Kelainan genetika pada penderita menimbulkan variasi jumlah 

kromosom bila dibandingkan dengan orang normal, yang mempunyai 

karyotype 46, XX atau 46, XY. Pada sindrom Down dengan trisomi 21 

mempunyai karyotype 47, XX +21 atau 47,XY+21, sindrom Klinefelter 

47,XXY. Sindrom Turner mempunyai karyotype 45,X. 

Keadaaan tersebut dapat terjadi karena peristiwa nondisjunction 

yaitu kegagalan sepasang kromosom untuk memisahkan selama meiosis, 

yang merupakan proses di mana sel telur dan sperma mereplikasi diri dan

membagi. Akibat kegagalan ini gamet (sel telur dan sperma) 

menghasilkan tambahan salinan kromosom pada autosom atau 

gametosom. Sindrom Turner disebabkan oleh hilangnya satu kromosom 

X yang berasal dari ayah dalam sel janin.

Konseling genetika merupakan proses komunikasi yang 

membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan kejadian atau 

resiko terulangnya penyakit yang mungkin disebabkan oleh penyakit 

genetik dalam keluarga. Layanan konseling genetik didahului dengan 

mendiagnosis etiologi kelainan membutuhkan serangkaian pemeriksaan 

sitogenetik dan molekuler yang lengkap. Meskipun masalah genetik dan 

fisik bagi penderita kelainan kromosom tidak dapat diatasi, pendidikan, 

serta perawatan yang tepat setelah berkomunikasi dengan konselor 

genetik akan meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Manusia normal dipandang sebagai makhluk unggulan yang 

sempurna Keunggulannya terletak pada wujud kejadiannya sebagai 

makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia yang tidak normal dan mempunyai kelainan genetika, merupakan tanda- tanda 

kekuasaan Allah SWT yang telah diterangkan dalam al-Qur’an dalam Qs.

al-Hajj. Saudara saudara kita yang diciptakan oleh Allah SWT dengan 

segala kekurangannya bukan sebagai bahan-bahan olok-olok, tapi harus 

dibantu dengan bekal ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia 

normal dan saling menghargai satu sama lain, sebagaimana dalam Qs. al￾Hujurat: 11, yang artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah 

suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka 

(yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) 

wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olokan) lebih 

baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela 

dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan julukan 

yang buruk“ (Qs. al- Hujurat: 11).

Telah diterangkan juga dalam Qs. al-Nisa ayat 148 – 149, yang 

artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan 

terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar 

lagi Maha Mengetahui. Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau 

menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka 

sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Kuasa.

Manusia yang diciptakan sempurna dan normal wajib selalu 

bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah SWT limpahkan 

kepadanya. Tugas manusia normal untuk membantu sesamanya yang 

berkekurangan dengan inisiatif moralnya untuk meningkatkan kualitas 

hidup sesamanya agar lebih baik. Pandangan Islam mengenai arti hidup, 

sangat berlainan dengan pandangan orang-orang yang berpandangan kebendaan samata-mata (materialistis). Dengan demikian tujuan hidup 

manusia menurut Islam adalah menyerahkan diri untuk mencapai 

kebahagiaan dunia, ahirat, jasmani, dan rohani, yang dalam 

pelaksanaannya, materi sebagai alat, sedangkan rohani sebagai pengaruh. 

Sehingga bagi orang orang yang kurang beruntung bisa jadi menjadi 

ladang amal ibadah kita. Dengan dilandasi ketaqwaan dan kecintaan kita 

kepada Allah SWT maka dengan ilmu pengetahuan yang manusia kuasai, 

pendidikan bagi orang yang menderita kelainan genetika, memahami 

kondisi psikososial penderita dan keluarganya akan sangat membantu. 

Meskipun masalah genetik dan fisik bagi penderita kelainan genetika 

tidak dapat diatasi, pendidikan, serta perawatan yang tepat setelah 

berkomunikasi dengan konselor genetik akan meningkatkan kualitas 

kehidupan mereka.

Pada dasarnya Allah SWT mencintai kebaikan dan membenci 

keburukan. Oleh karena itu setiap mu`min dituntut mengembangkan 

kebaikan, apakah dalam ucap sikap, maupun tindakan, bahkan 

dampaknya dalam segala kehidupan. Kebaikan yang mesti 

dikembangkan bukan hanya dalam cara, tapi juga dampaknya di hari 

kemudian.

 

Setelah melakukan pembahasan dan menganalisis dapat peneliti 

simpulkan bahwa kelainan genetik terjadi karena peristiwa 

nondisjunction yaitu kegagalan sepasang kromosom untuk memisahkan

selama meiosis, yang merupakan proses di mana sel telur dan spermamereplikasi diri dan membagi. Sedangkan dalam perspektif al-Qur’an 

manusia yang tidak normal dan mempunyai kelainan genetika, 

merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Saudara-saudara kita 

yang diciptakan oleh Allah SWT dengan segala kekurangannya bukan 

sebagai bahan-bahan olok-olok, tapi harus dibantu dengan bekal ilmu 

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia normal dan saling menghargai 

satu sama lain.


Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan keturunannya diciptakan 

dari sel sperma dan ovum, untuk membentuk zigot, embrio dan kemudian 

menjadi janin dan akhirnya akan lahir manusia yang akan menjadi 

khalifah baru di bumi. Dalam penciptaannya, manusia akan menjadi 

manusia sempurna atau tidak sempurna dan itu menjadi tanda-tanda 

kekuasaan Allah. Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah suatu 

kondisi yang disebabkan oleh kelainan dari satu atau lebih gen yang 

menyebabkan kondisi fenotipe klinis. Hal ini dapat terjadi karena 

peristiwa nondisjunction, yaitu proses di mana sel telur dan sperma 

mereplikasi diri dan membagi. Penelitian ini difokuskan untuk 

mengetahui adanya kelainan-kelainan genetik pada manusia yang dilihat 

dalam tinjauan penciptaan manusia dalam perspektif al-Qur’an. 

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan 

deskriptif menggunakan metode non interaktif. Kelainan genetik yang 

terjadi membutuhkan serangkaian pemeriksaan dan sitogenetik molekul 

yang lengkap. Meskipun masalah genetik dan fisik bagi orang-orang 

dengan kelainan kromosom tidak dapat diatasi, pendidikan dan 

perawatan yang tepat setelah berkomunikasi dengan seorang konselor 

genetik akan meningkatkan kualitas hidup mereka.