Tampilkan postingan dengan label tanaman binahong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanaman binahong. Tampilkan semua postingan

tanaman binahong

 



tanaman binahong

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa tanaman binahong (A. 

cordifolia) memiliki banyak sekali senyawa aktif hasil metabolisme sekunder 

seperti flavoniod, alkaloid, terpenoid, saponin dan tanin yang sebagian besar 

memiliki sifat antibakterial terhadap bakteri patogen. Sehingga senyawa aktif 

yang terkandung dalam tanaman binahong sangat berpotensi untuk dijadikan obat 

alternatif dalam menanggulangi serangan bakteri patogen pada bidang akuakultur.



Binahong (A. cordifolia) memiliki morfologi khusus dengan panjang bisa

mencapai +/- 5 m, Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak, Batang lunak, 

silindris, saling membelit, bagian dalam solid, permukaan halus, terkadang

membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak 

beraturan dan bertekstur kasar. Daun tanaman ini merupakan daun tunggal, 

bertangkai pendek, berwarna hijau, bentuk jantung, panjang 5-10 cm, lebar 3-7 

cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, permukaan licin. Sedangkan 

bunganya memiliki ciri-ciri berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di 

ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan, panjang helai mahkota 0,5-

1 cm. Tanaman binahong berkembangbiak secara generatif (biji), tetapi lebih 

sering secara vegetatif melalui akar rimpang (Mus, 2008; Dadiono, 2014).

Binahong (A. cordifolia) mempunyai habitat ditempat teduh dan agak 

lembab, dimana tingkat cahaya matahari tidak terlalu tinggi, pada kondisi 

lingkungan yang baik, binahong dapat tumbuh sampai 7 meter. Tanaman A. 

cordifolia merupakan tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis 

penyakit. Tanaman ini menyebar mulai dari dataran Cina sampai Asia Tenggara, 

khusus di Indonesia disebut binahong (Manoi dan Balittro, 2009).

Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan alami, 

binahong (A. cordifolia) dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Seluruh 

bagian tanaman binahong dapat digunakan sebagai obat alami, bagian tanaman 

yang digunakan dapat berasal dari akar, batang, daun, bunga maupun umbi yang 

menempel pada ketiak daun (Dadiono, 2017). Tanaman binahong (A. cordifolia)

memiliki banyak kandungan senyawa aktif antara lain alkaloid, flavonoid, 

saponin, tanin dan terpenoid (Rizkia et al., 2014). 

Menurut Djamil et al., (2012), setelah dilakukan ekstraksi daun binahong 

(A. cordifolia) dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut metanol, 

ditemukan kandungan flavonoid, total fenol dan aktivitas antioksidan yang tinggi. 

Dengan tingginya potensi senyawa aktif tanaman Binahong (A. cordifolia) maka 

secara umum dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan, baik untuk 

pengobatan manusia, hewan ternak atau pengobatan di bidang akuakultur. 

Penggunaan bahan alami sebagai obat alternatif di bidang akuakultur sebenarnya 

sudah sangat banyak digunakan seperti penggunaan ekstrak kemangi (Dadiono, 

2022), ekstrak aloevera, ekstrak buah pare (Andayani et al., 2021), ekstrak daun pepaya dan lainnya. Penggunaan obat alami ini bertujuan untuk menggantikan 

penggunaan antibiotik dalam akuakultur yang berdampak sangat besar terhadap 

penurunan kualitas lingkungan akuakultur dan menyebabkan resistensi penyakit 

(Andayani et al., 2020).

Tanaman binahong (A. cordifolia) memiliki kandungan senyawa aktif 

yang berpotensi sebagai obat alami untuk ikan budidaya. Dari beberapa penelitian 

yang ada menunjukkan bahwa ekstrak dari daun binahong dapat berperan sebagai 

antibakteri dengan begitu maka peluang ekstrak daun binahong untuk dijadikan 

obat alternatif untuk mengatasi infeksi bakteri pada ikan sangat besar. Artikel 

review ini akan membahas secara singkat tentang aplikasi pemanfaatan dari 

tanaman binahong (A. cordifolia) sebagai obat alternatif di bidang akuakultur.

Kandungan Senyawa Aktif Binahong (A. cordifolia)

1. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polar yang pada umumnya mudah larut 

dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dan lain-lain. 

(Markham,1988). Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, 

senyawa fenol mempunyai sifat sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan 

virus, bakteri dan jamur. Djamil et al., (2012), menambahkan bahwa senyawa￾senyawa flavonoid umumnya bersifat antioksidan.

Senyawa flavonoid dan turunannya memilki dua fungsi fisiologi tertentu, 

yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai 

antibakteri) dan antivirus. Selain fungsi tersebut flavonoid masih mempunyai 

bermacam-macam fungsi salah satunya sebagai immunostimulant. (De Padua et 

al., 1999).Menurut Kumar dan Pandey (2013), flavonoid pada tanaman berfungsi 

untuk melindungi diri dari bakteri dimana aktivitas antibakteri flavonoid dari 

tanaman ini sudah banyak diujikan dan menunjukkan aktivitas antibakteri pada 

banyak jenis bakteri. Beberapa contoh flavonoid yang memiliki aktivitas 

antibakteri adalah galagin, isoflavon dan flavon (Cushnie dan Lamb, 2005; 

Alfaridz dan Amalia, 2018).

2. Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan zat hasil metabolisme sekunder dari

tumbuhan yang terbesar. Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang 

mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid sering bersifat racun, 

alkaloid biasanya berwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk 

kristal. 

Selain itu alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan cara 

mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga dapat 

menyebabkan lapisan pada dinding sel bakteri tidak terbentuk secara utuh dan 

menyebabkan kematian sel bakteri tersebut (Harborne,1996).

3. Terpenoid

Terpenoid banyak ditemukan dalam tumbuhan tingkat tinggi sebagai 

minyak atsiri yang memberi bau harum dan bau khas pada tumbuhan dan bunga. 

Selain itu terpenoid juga terdapat dalam jamur, invertebrata laut dan feromon 

serangga. Sebagian besar terpenoid ditemukan dalam bentuk glikosida atau 

glikosil ester. Terpenoid tumbuhan mempunya manfaat penting sebagai obat 

tradisional, antibakteri, anti jamur dan gangguan kesehatan (Thomson, 1993).

4. Saponin

Saponin merupakan senyawa aktif kuat yang menimbulkan busa jika 

dikocok dalam air. Beberapa turunan saponin bekerja sebagai antibakteri. Saponin 

dapat diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan dan digunakan sebagai bahan baku 

untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Saponin 

merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter

(Harborne,1996; Dadiono, 2017).

5. Tanin

Tanin adalah senyawa polifenol yang memiliki berat molekul antara 500-

3000 dalton yang berperan sebagai antibakteri, karena dapat membentuk komplek 

dengan protein dan interaksi hidrofobik. Tanin merupakan golongan senyawa 

aktif tumbuhan yang bersifat fenol. Aktivitas antibakteri tanin secara garis besar 

adalah dengan cara merusak membran sel bakteri, senyawa tanin dapat 

menginduksi pembentukan ikatan senyawa komplek terhadap enzim atau substrat mikroba dan pembentukan suatu ikatan komplek tanin terhadap ion logam yang 

dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri (Akiyama et al., 2001). 

Aplikasi Senyawa Aktif dari Tanaman Binahong (A. cordifolia) di Bidang 

Akuakultur

Dari uraian tentang kandungan senyawa aktif tanaman binahong diatas 

dapat diketahui seberapa besar potensi tanaman binahong dalam menghambat 

pertumbuhan bakteri dan merusak sel bakteri patogen. Dengan begitu diharapkan 

produk bahan aktif dari hasil metabolisme sekunder tanaman binahong dapat 

menjadi obat alternatif untuk penanggulangan serangan bakteri di bidang 

akuakultur. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Dadiono (2014), dimana daun 

binahong yang diekstrak menggunakan pelarut etanol 96% menghasilkan ekstrak 

yang dapat meningkatkan Survival Rate ikan koi (Cyprinus carpio) yang 

terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Kemudian diperkuat kembali oleh hasil 

penelitian Dadiono et al. (2017), yang mengatakan bahwa penggunaan ekstrak

daun binahong yang diekstrak dengan pelarut metanol 96% dapat meningkatkan 

Survival Rate ikan lele dumbo (Clarias sp.) yang terinfeksi oleh Aeromonas 

salmonicida sebesar 90% dengan dosis optimal pemberian sebanyak 100 ppm.



Manfaat tanaman binahong (Anredera cordifolia) sangat besar dalam dunia 

pengobatan alami, binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan 

seluruh bagian binahong dapat digunakan sebagai obat alami. Tujuan penulisan 

artikel ini untuk membahas secara ringkas tentang aplikasi pemanfaatan dari 

tanaman binahong sebagai obat alternatif di bidang akuakultur. Metode penelitian 

menggunakan kajian pustaka atau library research. Pengumpulan data sekunder 

dilakukan dengan mencari dari referensi berupa jurnal, buku dan artikel online. 

Dari hasil kajian pustaka didapatkan bahwa tanaman binahong memiliki banyak 

sekali senyawa aktif hasil metabolisme sekunder seperti flavoniod, alkaloid, 

terpenoid, saponin dan tanin yang sebagian besar memiliki sifat antibakteri. Dari 

hasil beberapa penelitian menunjukkan ekstrak tanaman binahong dapat 

meningkatkan Survival Rate dari berbagai jenis ikan budidaya yang terinfeksi oleh berbagai jenis bakteri patogen. Sehingga senyawa aktif pada tanaman 

binahong sangat berpotensi untuk dijadikan obat alternatif penanggulangan 

serangan bakteri di bidang akuakultur.