Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasar temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang
dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi
pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin
bagi pasien. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang
rasional.
Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai
indikasi, Dignosa , tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia
setiap saat dan harga terjangkau.
Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional yaitu
tersedia suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara
seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas.
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada
tahun 1985 dan mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi
pelaksana pelayanan kesehatan dasar. Telah pula dicetak ulang beberapa
kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya.
Oleh sebab kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran maupun farmasi menuntut tersedianya suatu pedoman yang
mengikuti perkembangan, sehingga perlu merevisi pedoman ini .
Tujuan dan Manfaat Pedoman Pengobatan
A. Tujuan Pedoman Pengobatan.
Tujuan Pedoman Pengobatan dikelompokkan dalam beberapa hal:
a. Mutu Pelayanan Pengobatan.
Oleh sebab Pedoman Pengobatan hanya memuat obat yang terpilih
untuk masing-masing penyakit / Dignosa .
b. Standar Profesi.
Senantiasa menjadi standar profesi setinggi-tingginya sebab disusun
dan diputuskan atas kesepakatan para ahli.
c. Pengamanan Hukum.
Merupakan landasan hukum dalam menjalankan profesi sebab
disusun dan disepakati para ahli dan diterbitkan oleh pemerintah.
d. Kebijakan dan Manajemen Obat.
Perencanaan obat yang digunakan akan lebih tepat, secara langsung
dapat mengoptimalkan pembiayaan pengobatan.
2
B. Manfaat Pedoman Pengobatan.
Beberapa manfaat dengan adanya pedoman pengobatan:
1. Untuk pasien.
Pasien hanya memperoleh obat yang benar dibutuhkan.
2. Untuk Pelaksana Pengobatan.
Tingkat profesionalisme tinggi sebab sesuai dengan standar.
3. Untuk Pemegang Kebijakan Kesehatan dan Pengelolaan Obat.
Pengendalian biaya obat dan suplai obat dapat dilaksanakan dengan
baik.
II. Kerangka Penyusunan / Revisi Pedoman
Kessner, dalam tulisannya di New England Journal of Medicine tahun 1973
memberikan petunjuk dalam memilih Dignosa penyakit yang perlu disusun
dalam kaitan mengukur mutu, yaitu:
1. Penyakit ini mempunyai dampak fungsional yang besar.
2. Merupakan penyakit yang jelas batas-batasnya dan relatif mudah
menDignosa nya.
3. Prevalensinya relatif cukup tinggi.
4. Perjalanan penyakitnya dapat secara nyata dipengaruhi oleh tindakan
medis yang ada.
5. Pengelolaannya dapat ditetapkan secara jelas.
6. Faktor non-medis yang mempengaruhinya sudah diketahui.
Dengan penyesuaian pola di atas, oleh para penyusun disepakati Dignosa
penyakit yang dimasukkan dalam revisi pedoman ini sebagai berikut:
1. Pola penyakit terbanyak secara nasional di pelayanan kesehatan dasar.
2. Program prioritas kesehatan terutama yang ditunjukkan pada penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
3. Program kesehatan spesifik yang telah ada.
4. Penyakit-penyakit baru termasuk beresiko terhadap kesehatan masyarakat
yang memperoleh perhatian dunia internasional.
5. Dignosa penyakit spesifik daerah endemis.
6. Obat-obat yang digunakan tersedia di pelayanan kesehatan dasar /
puskesmas.
7. Penyusunan Dignosa disesuaikan dengan kompetensi dokter dan sistem
pelaporan yang ada.
3
4
Dalam Standar Kompetensi Dokter ada beberapa komponen kompetensi,
akan tetapi hanya kompetensi inti pada area pengelolaan masalah kesehatan
terutama pada daftar penyakit yang dipilih menurut perkiraan data kesakitan
dan kematian yang terbanyak di negara kita pada tingkat pelayanan kesehatan
dasar.
Pengertian dan tingkat Kemampuan pengelolaan penyakit :
§ Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai
penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat
mengenal gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan
informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila
menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya,
Dokter segera merujuk.
§ Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat Dignosa klinik berdasar pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya
: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu
merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu
menindaklanjuti sesudahnya.
§ Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat Dignosa klinik berdasar pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk
ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat Dignosa klinik berdasar pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk
ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
§ Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat Dignosa klinik berdasar pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri
hingga tuntas.
Pada setiap Dignosa penyakit dalam pedoman ini dilengkapi dengan tingkat
kemampuan kompetensi dokter dan kode penyakit (ICD X) serta nomor kode
penyakit pada sistem pelaporan.
5
ABORTUS
Definisi
Terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Pemicu
Sebagian besar dipicu sebab kelainan kromosom hasil konsepsi. Beberapa
Pemicu lain yaitu trauma, kelainan alat kandungan dan sebab yang tidak
diketahui.
Gambaran Klinis
- Adanya gejala kehamilan (terlambat haid, mual/ muntah pada pagi hari) yang
disertai perdarahan pervaginam (mulai bercak sampai bergumpal) dan / atau
nyeri perut bagian bawah, mengarahkan ke Dignosa abortus.
- Abortus Imminens (Ancaman Keguguran)
Ditandai dengan perdarahan pervaginam sedikit, nyeri perut tidak ada atau
sedikit. Belum ada pembukaan serviks
- Abortus Insipiens (Keguguran sedang berlangsung)
Perdarahan pervaginam banyak (dapat sampai bergumpal-gumpal), nyeri perut
hebat, ada pembukaan serviks. Kadang-kadang tampak jaringan hasil
konsepsi di ostium serviks.
- Abortus Inkompletus (Keguguran tidak lengkap)
Perdarahan pervaginam banyak, nyeri perut sedangsampai hebat. Riwayat
keluar jaringan hasil konsepsi sebagian, ostium serviks bisa masih terbuka
atau mulai tertutup.
- Abortus Kompletus (Keguguran lengkap)
Perdarahan pervaginam mulai berkurang – berhenti, tanpa nyeri perut, ostium
serviks sudah tertutup. Riwayat keluar jaringan hasil konsepsi utuh, seluruhnya.
- Missed Abortion (Keguguran yang tertahan)
Abortus dengan hasil konsepsi tetap tertahan intra uterin selama 2 minggu
atau lebih. Riwayat perdarahan pervaginam sedikit, tanpa nyeri perut, ostium
serviks masih tertutup. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih kecil) dari usia
gestasi yang seharusnya.
6
Dignosa
- Terlambat Haid (amenorhea) kurang dari 22 minggu.
- Perdarahan pervaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.
- Rasa nyeri di daerah atas simpisis.
- Pembukaan ostium serviks.
perawatan intensif
Pada puskesmas non perawatan :
• Abortus Imminens
- Tirah baring sedikitnya 2 – 3 hari (sebaiknya rawat inap)
- Pantang senggama
- Setelah tirah baring 3 hari, evaluasi ulang Dignosa , bila masih abortus
imminens tirah baring di lanjutkan
- Mobilisasi bertahap (duduk – berdiri – berjalan) dimulai jika diyakini
tidak ada perdarahan pervaginam 24 jam
• Abortus tingkat selanjutnya
- Bila mungkin lakukan stabilisasi keadaan umum dengan pembebasan jalan
nafas, pemberian oksigenasi (O2 2 - 4 liter per menit), pemasangan cairan
intravena kristaloid (Ringer Laktat / Ringer Asetat / NaCl 0,9 %) sesuai
pedoman resusitasi.
- Pasien dirujuk setelah tanda vital dalam batas normal ke Puskesmas
Perawatan atau RS
Pada puskesmas perawatan
• Abortus Imminens
- Seperti pada Puskesmas non perawatan
• Abortus Insipiens
- Antibiotika profilaksis : Ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
- Perlu segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum
uteri. Dapat dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
- Uterotonika : Oksitosin 10 IU i.m
• Abortus Inkompletus
Perlu segera dilakukan pengosongan kavum uteri. Dapat dilakukan
dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
7
- Segera atasi kegawatdaruratan :
1. Oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
2. Pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer
Asetat)
3. Transfusi bila Hb kurang dari -'3d 8 g/dl
• Abortus Kompletus
- Evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi)
- jika dijumpai komplikasi, perawatan intensif disesuaikan
- jika tanpa komplikasi, tidak perlu perawatan intensif khusus.
• Missed Abortion
- Evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
dan uji hemostasis (fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan).
- Bila terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera rujuk
di rumah sakit yang mampu untuk transfusi trombosit / Buffy-Coat dan
komponen darah lainnya.
- Hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. Dilaksanakan setelah
dipastikan tidak ada gangguan faal hemostasis.
8
ABSES GIGI
Definisi
Pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya,
biasanya berasal dari suatu infeksi.
Pemicu
Abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan (nanah) dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi ini membengkak.
Gambaran Klinis
- Pada pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yang sakit. Bila abses
ada di gigi depan atas, pembengkakan dapat sampai ke kelopak mata,
sedangkan abses gigi belakang atas memicu bengkak sampai ke pipi.
Abses gigi bawah memicu bengkak sampai ke dagu atau telinga dan
submaksilaris.
- Penderita kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar.
- Gigi goyah dan sakit saat mengunyah.
Dignosa
Pembengkakan gusi dengan tanda peradangan di sekitar gigi yang sakit.
perawatan intensif
- Pasien dianjurkan berkumur dengan air hangat
- Simtomatik : Parasetamol (bila diperlukan)
Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
- Jika jelas ada infeksi, dapat diberikan Amoksisilin selama 5 hari
Dewasa : 500 mg 3 x sehari,
anak-anak : 250 mg 3 x sehari.
- Bila ada indikasi, gigi harus dicabut setelah infeksi reda dan rujuk ke dokter
gigi.
9
AIDS
Definisi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang dipicu Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma,
cairam vagina dan air susu ibu. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh
pasien dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit infeksi.
Pemicu
yaitu virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang
memakai RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik.
Gambaran Klinis
− Kategori klinis A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfa
denopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit
penyerta.
− Kategori klinis B terdiri atas kondisi dengan gejala pada remaja/dewasa
terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling
kurang satu dari beberapa kriteria berikut:
A) Keadaan yang dihubungkan dengan adanya infeksi HIV atau adanya
kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (Cell mediated immunity)
atau
B) Kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis
atau membutuhkan perawatan intensif akibat komplikasi infeksi HIV
dengan contoh:
Angiomatosis basilari; Kandidiasis orofaringeal; Kandidiasis vulvovaginal;
Displasia leher rahim; Demam 38,5 OC atau diare lebih dari 1 bulan;
Oral Hairy leukoplakia; Herpes zoster; Purpura idiopatik trombositopenik;
Listeriosis; Penyakit radang panggul; Neuropati perifer
− Kategori klinis C meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDs
misalnya:
Kandisiasis bronki, trakea dan paru; Kandidiasis esofagus; Kanker leher rahim
invasif; Coccidiodomycosi menyebar atau di paru; Kriptokokosis di
10
luar paru; Retinistis virus sitomegalo; Ensefalopati yang berhubungan
dengan HIV; Herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan
lamanya; Bronkitis, esofagitis atau pneumonia; Histoplasmosis menyebar
atau di luar paru; Isosporiasis instestinal kronik lebih dari sebulan lamanya;
Sarkoma kaposi; Limfoma burkit (atau istilah lain menunjukkan lesi yang
mirip); Limfoma imuno blastik, L.primer di otak; Micobacterium Avium
Complex atau M.lansii tersebar di luar paru; M.tuberculosis dimana saja
(paru atau luar paru); Pneumonia Pneumocystis carinii; Leukoensefalopati
multifokal progresif; Septikemia salmonella yang berulang;
Taksoplasmosis di otak.
Dignosa
Ditegakkan berdasar gejala klinis dan pemeriksan darah.
Pada pemeriksaan darah dapat dilakukan tes langsung terhadap virus HIV atau
secara tidak langsung dengan menentukan anti bodi, yang telah dan lebih
mudah dilaksanakan. Saat ini banyak jenis tes yang mempunyai sensitifitas dan
spesifitas tinggi yang tersedia.
Pengobatan/perawatan intensif
Saat ini ada tiga golongan ARV yang tersedia di negara kita :
• Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI): obat ini dikenal
sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus
menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus dapat bereplikasi. Obat
dalam golongan ini termasuk zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine
(3TC), didanosine (ddI) zalcitabine (ddC), stavudine (d4T) dan abacavir
(ABC).
• Non-Nucleside Reserve Trancriptase Inhibitor (NNsRTI): obat ini
berbeda dengan NRTI walaupun juga menghambat proses perubahan RNA
menjadi DNA. Obat dalamgolongan ini termasuk nevirapine (NVP),
efavirenz (EFV), dan delavirdine (DLV).
• Protease Inhibitor (PI): Obat ini bekerja menghambat enzim protease
yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih
kecil. Obat dalam golonganini termasuk indinavir (IDV), nelfinavir (NFV),
saquinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan
lopinavir/ritonavir (LPV/r).
AMUBIASIS
Definisi
Amubiasis yaitu penyakit yang dipicu oleh protozoa usus. Protozoa ini
hidup di kolon, memicu radang akut dan kronik yang disebut amubiasis
intestinal. Bila tidak diobati amubiasis intestinal akan menjalar ke luar usus dan
memicu amubiasis ekstra-intestinal.
Pemicu
Entamoeba histolytica
Gambaran Klinis
- Masa inkubasi rata-rata 2 - 4 minggu.
- Amubiasis kolon akut atau disentri amuba memberikan gejala sindrom disentri
yang merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas tinja berlendir dan berdarah,
tenesmus anus, nyeri perut dan kadang-kadang disertai demam.
- Pada amubiasis kronik penderita mengeluh nyeri perut dan diare yang diselingi
konstipasi.
- Pada amubiasis ekstraintestinalis kadang ditemukan riwayat amubiasis usus.
- Penderita amubiasis hati biasanya demam, hati membesar disertai nyeri tekan
abdomen terutama di daerah kanan atas, berkeringat, tidak nafsu makan, berat
badan turun dan ikterus.
- Amubiasis kutis dan perinealis memicu ulkus yang tepinya bergaung,
sedangkan amubiasis vaginalis menimbulkan leukore dengan bercak darah
dan lendir.
Dignosa
- Amubiasis kolon akut : menemukan E.histolytica bentuk histolitika dalam
tinja cair.
- Amubiasis kolon menahun : menemukan E.histolytica bentuk kista dalam
tinja. Jika tidak ditemukan, pemeriksaan tinja perlu diulang 3 hari berturut-
turut. Pemeriksaan serologi dapat dilakukan untuk menunjang Dignosa
amubiasis.
12
- Amubiasis hati: menemukan bentuk histolitika E.histolytica dalam biopsi
dinding abses atau aspirasi nanah. Jika tidak ditemukan ameba dapat dilakukan
pemeriksaan serologi untuk menunjang Dignosa amubiasis.
perawatan intensif
- Metronidazol merupakan obat pilihan untuk amubiasis usus maupun amubiasis
ekstraintestinalis.
• Dosis dewasa : 500 – 750mg 3 x sehari selama 7 – 10 hari.
• Dosis anak 1 tahun : 50 mg/kgBB 3 x sehari, selama 7 – 10 hari.
- Amubiasis ekstraintestinalis memerlukan pengobatan yang lebih lama. Oleh
sebab itu perlu dirujuk.
Pencegahan
- Pencegahan meliputi perbaikan kesehatan lingkungan dan higiene perorangan,
desinfeksi sayur dan buah-buahan yang diduga kurang bersih.
- Pengidap kista tidak boleh bekerja di bidang penyiapan makanan dan
minuman.
ANEMIA
Definisi
Anemia dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, namun yang paling
praktis yaitu pengelompokan berdasar cara terjadinya yaitu Anemia pasca
perdarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi, anemia aplastik dan anemia
sebab keganasan.
Pemicu
Produksi darah yang tidak cukup (sebab defisiensi atau kegagalan sumsum tulang),
kehilangan darah yang berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan
dari faktor-faktor ini .
Kehilangan darah yang samar dan kronik, misalnya pada ankilostomiasis,
memicu anemia defisiensi Fe, sementara itu hemolisis antara lain terjadi
pada defisiensi G6PD dan talasemia.
Gambaran Klinis
- Anemia akibat kehilangan darah yang mendadak dan banyak akan memacu
homeostatis kompensasi tubuh. Kehilangan darah akut sebanyak 12 - 15 %
akan memberi gejala pucat, takikardia dengan tekanan darah normal atau
rendah. Kehilangan 15 - 20 % memicu tekanan darah mulai turun sampai
syok, dan kehilangan 20% dapat berakibat kematian.
- Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas lelah dan
sakit kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadang membesar dan terdengar
murmur sistolik. Di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan
mikrositer, sementara kandungan besi serum rendah.
- Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat memicu anemia megaloblastik
yang mungkin disertai gejala neurologi.
- Anemia hemolitik dapat diikuti oleh peningkatan bilirubin darah (ikterus).
Limpa umumnya membesar.
- Anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah serta gejala sistemik lain,
tanpa pembesaran organ.
Dignosa
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi.
umum Hb < 12 gr/dl.
15
perawatan intensif
- Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada kemampuan untuk menegakkan
Dignosa pada tingkat awal.
- Anemia pascaperdarahan diatasi dengan transfusi darah sebanyak 10 – 20
ml/kgBB, atau plasma expander. Bila tak ada keduanya, cairan intravena
lainnya juga dapat digunakan.
- Dampak lambat dapat diatasi dengan transfusi packed red cell.
- Anemia defisiensi besi diatasi dengan makanan yang memadai, sulfas ferosus
10 mg/kgBB 3 x sehari atau Besi elementer 1mg/kgBB/hari
- Anemia megaloblastik diobati spesifik, oleh sebab itu harus dibedakan
Pemicu nya, defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat.
• Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 – 10 hari sebagai terapi awal
diikuti dengan terapi rumat 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi.
• Dosis asam folat 0,5 – 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan
dengan 0,1 – 0,5 mg/hari.
Penggunaan vitamin B12 oral tidak ada gunanya pada anemia pernisiosa.
Selain itu sediaan oral lebih mahal.
- Hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral dan
testosteron 1 – 2 mg/kgBB / hari i.v, untuk jangka panjang.
- Transfusi darah hanya diberikan bila diperlukan saja.
- Rujuk ke rumah sakit
ANGINA PEKTORIS
Definisi
Angina pektoris yaitu keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau
nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan
tidak stabil. Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat
berkembang menjadi dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga
penderita perlu diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit.
Pemicu
Iskemia ini terjadi sebab suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner
tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi bila kebutuhan
oksigen miokardium meningkat (misalnya sebab kerja fisik, emosi, tirotoksikosis,
hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang (misalnya pada spasme atau
trombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
Gambaran Klinis
- Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.
- Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang
menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu
dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
- Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan
ada juga yang sampaikan ke lengan kanan.
- Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah
apeks kordis.
- Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat
dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
- Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
- Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik ini
dan beristirahat.
- Serangan berlangsung hanya beberapa menit (1 – 5 menit) tetapi bisa sampai
lebih dari 20 menit.
- Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama
serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan
17
- menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu
diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak
stabil).
- Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya timbul
saat penderita sedang istirahat.
- Angina dikatakan bertambah berat jika serangan berikutnya terjadi sesudah
kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga
angina tidak stabil.
- Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang
berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah
meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
- Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada
pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
- Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes melitus.
Dignosa
− Nyeri dada retrosternal
− Pemeriksaan EKG
perawatan intensif
- Kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, lalu
dikurangi atau diobati. Faktor yang memperberat seperti merokok, berat badan
berlebihan, dan kebiasaan minum kopi sebaiknya dihindari.
- Tekanan darah tinggi diobati.
- Stress dikendalikan
- Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit.
1. Pengobatan serangan akut
- Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang.
Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi
konsumsi oksigen jantung.
- Nitrogliserin sublingual 0,15 - 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat
digunakan beberapa kali tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala.
Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi bila setelah diulang 3
kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi infark.
- Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg yang juga dapat diulang
atau tablet oral 5 – 30 mg.
18
2. Pencegahan serangan
− Propranolol efektif untuk angina pektoris sebab dapat mengurangi kerja
otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Efek klinik
propranolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 – 70
kali/menit.
Dosis awal : 20 mg 2 x sehari.
Dosis maksimal : 120 mg sehari.
Obat ini tidak boleh digunakan pada angina Prinzmetal.
− Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
− Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari,
atau diltiazem 30 – 60mg 3 x sehari,
atau verapamil 40 – 80mg 3 x sehari.
− Angina tidak stabil : perlu perawatan khusus.
− Angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 – 1mg
3 x sehari dengan titrasi.
ANTRAKS
Definisi
Antraks merupakan penyakit pada binatang buas, maupun hewan piaraan, yaitu
hewan-hewan pemamah biak (herbivora), seperti sapi, kerbau, kambing, domba,
babi dan kuda. Penyakit ini ditularkan kepada pasien terutama pada orang yang
pekerjaannya selalu berhubungan dengan / berdekatan dengan ternak seperti
peternak, gembala, dokter hewan, petugas laboratorium, pekerja pabrik barang-
barang kulit dan tulang.
Pemicu
Kuman antraks (Bacillus anthracis)
Cara Penularan
Penyakit ini ditularkan kepada pasien biasanya oleh sebab masuknya spora atau
basil antraks ke dalam tubuh melalui berbagai cara, yaitu melalui kulit yang lecet
atau luka yang memicu antraks kulit, melaui mulut sebab makan bahan
makanan yang tercemar, memicu antraks intestinal (pencernaan), inhalasi
saluran pernafasan memicu antraks pulmonal. Antrak peradangan otak
(meningitis) umumnya yaitu bentuk kelanjutan antraks kulit, intestinal atau
pulmonal. Antraks pulmonal dan meningitis sangat jarang dilaporkan di negara kita .
Penularan terjadi dengan cara kontak langsung dengan hewan penderita, misalnya
kontak dengan darah yang keluar dari lubang-lubang kumlah hewan mati sebab
antraks atau bahan-bahan yang berasal dari hewan yang tercemar oleh spora
antraks, misalnya daging, jeroan, kulit, tepung, wool, dan sebagainya. Disamping
itu, sumber penularannya lainnya yang potensial ialah ligkungan, antara lain tanah,
tanaman (sayur-sayuran) dan air yang tercemar oleh spora antraks.
Gambaran Klinis
1. Gambaran Klinis Antraks Kulit
- Masa inkubasi 7 hari (rata-rata 1-7 hari)
- Gatal ditempat lesi
- Papel
20
- Vesikel
- Ulkus (tukak) di tengahnya ada jaringan nekrotik berbentuk keropeng
berwarna hitam (tanda patognomonik antraks) dan biasanya didapatkan
eritema dan udema di sekitar tukak. Pada perabaan, udema ini tidak
lunak dan tidak lekuk (non-pitting) bila ditekan. Disini tidak didapatkan
pus kecuali bila diikuti infeksi sekunder.
- Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
- Demam yang sedang, sakit kepala, malaise jarang ada
- Predileksi antraks kulit biasanya pada tempat-tempat terbuka, seperti muka,
leher, lengan, tangan, dan kaki
- Antraks kulit yang tidak diobati akan berkembang lebih buruk dengan
penjalaran ke kelenjar limfe dan berlanjut ke aliran darah, sehingga
mengakibatkan septikemia dan kemungkinan kematian 5 - 20%
- Pemeriksaan bakteriologis dari eksudat di tempat lesi kulit didapatkan
adanya basil yang pada sediaan hapus dan kultur positif.
2. Gambaran Klinis Antraks Intestinal
- Masa inkubasi bervariasi antara 2 – 5 hari
- Gejala awal mual, tidak nafsu makan dan suhu meningkat
- Muntah
- Sakit perut hebat
- Konstipasi
- Dapat juga terjadi gastro-enteritis akut yang kadang-kadang berdarah,
hematemesis, kelemahan umum, demam dan ada riwayat pemaparan
dengan produk hewan atau makanan.
- Pemeriksaan bakteriologis dari spesimen tinja didapatkan adanya basil
yang pada sediaan hapus dan kultur positif.
Dignosa
1. Tersangka antraks kulit
jika adanya kasus atau ”ledakan” antraks pada hewan atau riwayat
pemaparan dengan hewan / bahan asal hewan dan lingkungan yang tercemar
oleh spora/basil antraks serta ditemukan kelainan pada kulit berupa tukak
dengan jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya (eskar),
di sekitar tukak kemerahan, sembab, pada perabaan daerah yang sembab
ini tidak lunak dan tidak lekuk dan biasanya tidak didapatkan pus kecuali
diikuti infeksi sekunder.
21
2. Penderita antraks kulit (Dignosa pasti)
jika pada tersangka antraks kulit sudah dipastikan Dignosa nya dengan
pemeriksaan bakteriologis.
3. Tersangka antraks intestinal
jika adanya kasus atau ”ledakan” antraks pada hewan atau riwayat
pemaparan dengan produk hewan atau makanan serta ditemukan adanya panas
disertai sakit perut dan muntah.
4. Penderita antraks intestinal (Dignosa pasti)
jika pada tersangka antraks kulit sudah dipastikan Dignosa nya dengan
pemeriksaan bakteriologis.
perawatan intensif
- Obat pilihan (drug of choice) untuk penderita antraks kulit yaitu penisilin.
Procain penisilin dengan dosis 1.2 juta I.U i.m 2 x sehari selama 5 – 7 hari
atau benzilpenisilin dengan dosis 250.000 I.U setiap 6 jam. Sebelum pemberian
penisilin lakukan skin test. Penderita yang hipersensitif terhadap penisilin
dapat diberikan tetrasiklin dengan dosis 500 mg, 4 x sehari selama 5 – 7 hari.
Sebaiknya tidak diberikan pada anak dibawah umur 6 tahun. Obat pilihan lain
ialah kloramfenikol.
- Pada antraks intestinal dapat diberikan penisilin G 18 – 24 juta unit perhari
secara intravena, dapat ditambahkan tetrasiklin 1 gram per hari.
- Obat-obat simtomatis dan suportif jika diperlukan
- Rujuk ke rumah sakit bila diperlukan.
Pencegahan
- Masyarakat diminta melaporkan ke puskesmas setempat bila ada tersangka
antraks dan melaporkan ke Peternakan bila ada hewan yang sakit dengan gejala
antraks
- Tidak diperbolehkan menyembelih hewan sakit antraks
- Tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang berasal dari hewan yang
sakit antraks
- Tidak diperbolehkan membuat barang-barang yang berasal dari hewan seperti
kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan sakit/mati
sebab penyakit antraks.
- Puskesmas wajib melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota jika
menjumpai penderita / tersangka antraks.
ARTRITIS
Definisi
Artritis yaitu istilah umum bagi peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di
daerah persendian.
Pemicu
Artritis dapat berupa osteoartritis (OA) atau artritis reumatoid (AR), tetapi yang
paling banyak di jumpai yaitu osteoartritis. Pada OA faktor Pemicu utama
yaitu trauma atau pengausan sendi, sedangkan pada AR faktor imunologi yang
berperan.
Gambaran Klinis
- Gejala artritis bervariasi tergantung sendi mana yang terlibat. OA lebih sering
menyerang sendi penyokong berat badan. Oleh sebab itu obesitas harus
dihindarkan. Sementara itu, AR mulanya lebih sering menyerang sendi-sendi
kecil misalnya sendi pergelangan tangan atau kaki, tetapi dalam tingkat lanjut
dapat menyerang juga sendi-sendi besar seperti sendi bahu dan pinggul.
- Keluhan lain yang mirip dengan artritis yaitu reumatism yang sebenarnya
berasal dari jaringan lunak di luar sendi. Yang di kenal awam sebagai encok
sebagian besar yaitu reumatism.
- Sendi yang terserang biasanya bengkak, merah dan nyeri .
- Serangan AR biasanya dimulai dengan gejala prodromal berupa badan lemah,
hilang nafsu makan, nyeri dan kaku seluruh badan. Gejala pada sendi biasanya
timbul bertahap setelah beberapa minggu atau bulan.
- Nyeri sendi pada AR bersifat hilang timbul, ada masa remisi, bersifat simetris
bilateral, dan berhubungan dengan udara dingin.
- Serangan OA biasanya sesisi. Gejala utamanya yaitu nyeri sendi yang
berhubungan dengan gerak. Penderita juga merasakan kaku pada sendi yang
terserang.
- Pada pemeriksaaan radiologi OA biasanya memperlihatkan pelebaran sendi
pada tahap awal, osteofit, sklerosis tulang dan penyempitan rongga antar sendi
pada tahap lanjut.
- Deformitas dapat terjadi pada OA maupun AR setelah terjadi destruksi sendi.
23
Dignosa
Nyeri dan pembengkakan pada daerah persendian.
perawatan intensif
- Keluhan pada sendi atau jaringan lunak di sekitarnya dapat di atasi dengan
analgesik biasa atau dengan anti inflamasi nonsteroid yang diberikan sesudah
makan.
• asetosal 1 gram 3 x sehari
• fenilbutason 200 mg 3 x sehari
• ibuprofen 400 mg 3 x sehari
- Mengistirahatkan sendi diperlukan dalam keadaan akut. Selanjutnya pada OA,
mungkin penderita perlu memperbaiki sikap tubuh, mengurangi berat badan,
atau melakukan fisioterapi.
ASMA BRONKIALE
Definisi
Asma yaitu suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan sebab
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang memicu peradangan dan
penyempitan yang bersifat sementara.
Pemicu
Menurut The Lung Association, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma :
1. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan dan
mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan
(bronkokonstriksi) tetapi tidak memicu peradangan, seperti :
− Perubahan cuaca dan suhu udara.
− Rangsang sesuatu yang bersifat alergen, misalnya asap rokok, serbuk sari,
debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga, insektisida, debu,
polusi udara dan hewan piaraan.
− Infeksi saluran pernafasan.
− Gangguan emosi.
− Kerja fisik atau Olahraga yang berlebihan.
2. Pemicu (inducer) yaitu sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus yang ada di dalam rumah atau bulu binatang,
yang memicu terjadinya:
− kontraksi otot polos
− peningkatan pembentukan lendir
− perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran pernafasan
dimana hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini memicu penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Gambaran Klinis
- Sesak napas pada asma khas disertai suara mengi akibat kesulitan ekspirasi.
- Pada auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang.
25
- Keadaan sesak hebat yang ditandai dengan giatnya otot-otot bantu
pernapasan dan sianosis dikenal dengan status asmatikus yang dapat
berakibat fatal.
- Dispnoe di pagi hari dan sepanjang malam, sesudah latihan fisik (terutama
saat cuaca dingin), berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas,
berhubungan dengan paparan terhadap alergen seperti pollen dan bulu
binatang.
- Batuk yang panjang di pagi hari dan larut malam, berhubungan dengan
faktor iritatif, batuknya bisa kering, tapi sering ada mukus bening yang
diekskresikan dari saluran nafas.
Dignosa
Dignosa asma kadang-kadang dapat ditegakkan atas dasar anamnesis dan
auskultasi. Wheezing di akhir ekspirasi hampir selalu merupakan tanda penyakit
paru obstruktif seperti asma. Pada asma ringan, auskultasi hampir selalu normal
bila pasiennya asimtomatik.
perawatan intensif
- Faktor pencetus serangan sedapat mungkin dihilangkan.
- Pada serangan ringan dapat diberikan suntikan adrenalin 1 : 1000 0,2 – 0,3
ml subkutan yang dapat diulangi beberapa kali dengan interval 10 – 15
menit. Dosis anak 0,01 mg/kgBB yang dapat diulang dengan
memperhatikan tekanan darah, nadi dan fungsi respirasi.
- Bronkodilator terpilih yaitu teofilin 100 – 150 mg 3 x sehari pada orang
dewasa dan 10 – 15 mg / kgBB sehari untuk anak.
- Pilihan lain : Salbutamol 2 – 4 mg 3 x sehari untuk dewasa
- Efedrin 10 – 15 mg 3 x sehari dapat dipakai untuk menambah khasiat
theofilin.
- Prednison hanya dibutuhkan bila obat-obat diatas tidak menolong dan
diberikan beberapa hari saja untuk mencegah status asmatikus. Namun
pemberiannya tidak boleh terlambat.
- Penderita status asmatikus memerlukan oksigen, terapi parenteral dan
perawatan intensif sehingga harus dirujuk dengan tindakan awal sebagai
berikut :
• Penderita diinfus glukosa 5%
Aminofilin 5 – 6 mg/kgBB disuntikkan i.v perlahan bila penderita belum
memperoleh teofilin oral.
26
• Prednison 10 – 20 mg 2 x sehari untuk beberapa hari, lalu
diturunkan dosisnya sehingga secepat mungkin dapat dihentikan.
• Bila belum dicoba diatasi dengan adrenalin, maka dapat digunakan
dulu adrenalin.
2
BATU SALURAN KEMIH
Definisi
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) yaitu massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa memicu nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Pemicu
Banyak faktor yang berpengaruh untuk timbulnya batu dalam saluran kemih,
seperti kurang minum, gangguan metabolisme.
Gambaran klinis
- Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung
kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitiasis).
- Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di saluran
kemih sebelah atas menimbulkan kolik, sedangkan yang di bawah menghambat
buang air kecil.
- Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
memicu nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut juga
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam).
- Gejala lainnya yaitu mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam urin. Penderita mungkin menjadi sering buang
air kecil, terutama ketika batu melewati ureter.
- Urin sering merah seperti air cucian daging dan pemeriksaan mikroskopis
memperl ihatkan banyak eri t rosi t dan kadang ada leukosi t .
- Batu bisa memicu infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam urin yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.
- Jika penyumbatan ini berlangsung lama, urin akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, memicu penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi
kerusakan ginjal.
28
Dignosa
• Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa urin rutin (urinalisis).
• Batu yang memicu nyeri biasanya diDignosa berdasar gejala kolik
renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan
atau nyeri di daerah kemaluan tanpa Pemicu yang jelas.
• Analisa urin mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal
batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali
jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau Dignosa nya belum pasti.
• Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan Dignosa yaitu
pengumpulan urin 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai
kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa memicu
terjadinya batu.
perawatan intensif
• Kolik diatasi dengan injeksi spasmolitik : atropin 0.5 - 1 mg i.m untuk dewasa.
• Bila ada infeksi perlu diberikan antibiotik : kotrimoksazol 2 x 2 tablet
atau amoksisilin 500 mg peroral 3 x sehari untuk dewasa. Atau golongan lain
yang bisa dipakai.
• Batu kecil yang tidak memicu gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya
tidak perlu diobati.
• Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan urin dan membantu
membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi
dilakukan pengobatan segera.
• Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1
sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya
akan dibuang dalam urin.
• Segera rujuk ke rumah sakit jika ada indikasi operasi seperti :
o Batu > 5 mm
o Obstruksi sedang / berat
o Batu di saluran kemih proksimal
o Infeksi berulang
o Selama pengamatan batu tidak dapat turun
29
BRONKITIS AKUT
Definisi
Bronkitis yaitu suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Bronkitis akut sebenarnya merupakan bronko pneumonia yang lebih ringan.
Pemicu
Pemicu nya dapat virus, mikoplasma atau bakteri.
Gambaran klinis
• Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak nafas ketika
melakukan olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernafasan
(misalnya flu), bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan
tungkai kiri dan kanan, wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna
kemerahan, pipi tampak kemerahan, sakit kepala, gangguan penglihatan.
• Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung
berlendir, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
• Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk
tidak berdahak, tetapi 1 – 2 hari lalu akan mengeluarkan dahak berwarna
putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning
atau hijau.
• Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang
terjadi demam tinggi selama 3 – 5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa
minggu.
• sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
• Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
• Bisa terjadi pneumonia.
Dignosa
• Dignosa biasanya ditegakkan berdasar gejala, terutama dari adanya
lendir.
• Pada pemeriksaan dengan memakai stetoskop akan terdengar bunyi
ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.
30
perawatan intensif
• Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
dewasa bisa diberikan asetosal atau parasetamol; kepada anak-anak
sebaiknya hanya diberikan parasetamol.
• Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan, serta
menghentikan kebiasaan merokok.
• Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa
Pemicu nya yaitu infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau
dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki
penyakit paru-paru.
• Kepada penderita dewasa diberikan Kotrimoksazol. Tetrasiklin 250 – 500 mg
4 x sehari. Eritromisin 250 – 500 mg 4 x sehari diberikan selama 7 – 10 hari.
Dosis untuk anak : eritromisin 40 – 50 mg/kgBB/hari. walaupun
dicurigai Pemicu nya yaitu Mycoplasma pneumoniae.
• Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.
• Bila ada tanda obstruksi pada pasien segera rujuk.
CACINGAN
pasien merupakan hospes defenitif beberapa nematoda usus (cacing perut),
yang dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing
perut ada sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminths). Diantara cacing ini yang terpenting yaitu cacing gelang
(Ascaris vermicularis), cacing tambang (Ankylostoma Duodenale, Necator
americanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). Jenis-jenis cacing
ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti negara kita . Pada umumnya
telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang
infektif dan siap untuk masuk ke tubuh pasien yang merupakan hospes
defenitifnya.
1. ANKILOSTOMIASIS (Infeksi Cacing Tambang)
Kompetensi :
Laporan Penyakit : ICD X :
Definisi
Infeksi cacing tambang yaitu penyakit yang dipicu cacing Ancylostoma
duodenale dan / atau Necator americanus. Cacing tambang mengisap darah
sehingga menimbulkan keluhan yang berhubungan dengan anemia, gangguan
pertumbuhan terutama pada anak dan dapat memicu retardasi mental.
Pemicu
Ancylostoma duodenale dan/atau Necator americanus.
Gambaran klinis
- Masa inkubasi antara beberapa minggu sampai beberapa bulan tergantung
dari beratnya infeksi dan keadaan gizi penderita.
- Pada saat larva menembus kulit, penderita dapat mengalami dermatitis.
Ketika larva lewat di paru dapat terjadi batuk-batuk
- Akibat utama yang dipicu cacing ini ialah anemia yang kadang demikian
berat sampai memicu gagal jantung.
32
Dignosa
Dignosa ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar atau biakan tinja
dengan cara Harada-Mori.
perawatan intensif
- Pirantel pamoat 10 mg/kg BB per hari selama 3 hari.
- Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama
tiga hari berturut-turut
- Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tetapi tidak boleh digunakan
selama hamil.
- Sulfas ferosus 3 x 1 tablet untuk orang dewasa atau 10 mg/kg BB/kali (untuk
anak) untuk mengatasi anemia.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini meliputi sanitasi lingkungan dan perbaikan higiene
perorangan terutama penggunaan alas kaki.
2. ASKARIASIS (Infeksi Cacing Gelang)
Kompetensi :
Laporan Penyakit : ICD X :
Definisi
Askariasis atau infeksi cacing gelang yaitu penyakit ik yang dipicu oleh
Ascaris lumbricoides. Askariasis yaitu penyakit kedua terbanyak yang dipicu
oleh parasit.
Pemicu
Ascaris lumbricoides.
Gambaran klinis
- Infeksi cacing gelang di usus besar gejalanya tidak jelas. Pada infeksi masif
dapat terjadi gangguan saluran cerna yang serius antara lain obstruksi total
saluran cerna. Cacing gelang dapat bermigrasi ke organ tubuh lainnya misalnya
saluran empedu dan menyumbat lumen sehingga berakibat fatal.
- Telur cacing menetas di usus menjadi larva yang lalu menembus dinding
usus, masuk ke aliran darah lalu ke paru dan menimbulkan gejala seperti batuk,
bersin, demam, eosinofilia, dan pneumonitis askaris. Larva menjadi cacing
dewasa di usus dalam waktu 2 bulan.
33
- Cacing dewasa di usus akan memicu gejala khas saluran cerna seperti
tidak napsu makan, mual, muntah, , dan .
- Bila cacing masuk ke saluran maka dapat memicu dan . Bila menembus
dapat memicu .
- Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga
memperberat keadaan malnutrisi. Sering kali infeksi ini baru diketahui setelah
cacing keluar spontan bersama tinja atau dimuntahkan.
- Bila cacing dalam jumlah besar menggumpal dalam usus dapat terjadi obstruksi
usus (ileus), yang merupakan kedaruratan dan penderita perlu dirujuk ke rumah
sakit.
Dignosa
Dignosa askariasis ditegakkan dengan menemukan Ascaris dewasa atau telur
Ascaris pada pemeriksaan tinja.
perawatan intensif
- Pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal
- Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama
tiga hari berturut-turut
- Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tetapi tidak boleh digunakan
selama hamil.
Pencegahan
1. Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan
askariasis.
2. Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene keluarga dan hygiene
pribadi seperti:
- Tidak memakai tinja sebagai pupuk tanaman.
- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci
terlebih dahulu dengan memakai sabun.
- Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan, harus dicuci
bersih dan disiram lagi dengan air hangat sebab telur cacing Ascaris dapat
hidup dalam tanah selama bertahun-tahun.
- Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.
Bila pasien menderita beberapa spesies cacing, askariasis harus diterapi lebih
dahulu dengan pirantel pamoat.
3. FILARIASIS
Definisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) yaitu penyakit menular kronik yang dipicu
sumbatan cacing filaria di kelenjar / saluran getah bening, menimbulkan gejala
klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar / saluran getah bening, edema
dan gejala kronik berupa elefantiasis.
Pemicu
Di negara kita ditemukan 3 spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi dan Brugia timori yang masing-masing sebagai Pemicu filariasis bancrofti,
filariasis malayi dan filariasis timori. Beragam spesies nyamuk dapat berperan
sebagai penular (vektor) penyakit ini .
Cara Penularan
Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva infektif
cacing filaria. Nyamuk yang menularkan filariasis yaitu Anopheles, Culex,
Mansonia, Aedes dan Armigeres. Nyamuk ini tersebar luas di seluruh negara kita
sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya (got/saluran air, sawah, rawa, hutan).
Gambaran klinik
1. Filariasis tanpa Gejala
Umumnya di daerah endemik, pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan
pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal. Pada pemeriksaan
darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia.
2. Filariasis dengan Peradangan
Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah yang dapat berlangsung
beberapa hari sampai beberapa minggu. Organ yang terkena terutama saluran
limfe tungkai dan alat kelamin. Pada laki-laki umumnya ada funikulitis
disertai penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan
skrotum. Serangan akut dapat berlangsung satu bulan atau lebih. Bila keadaannya
berat dapat memicu abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan
retroperitoneal, kelenjar inguinal dan otot ileopsoas.
35
3. Filariasis dengan Penyumbatan
Pada stadium menahun terjadi jaringan granulasi yang proliferatif serta pelebaran
saluran limfe yang luas lalu timbul elefantiasis. Penyumbatan duktus torasikus
atau saluran limfe perut bagian tengah mempengaruhi skrotum dan penis pada
laki-laki dan bagian luar alat kelamin pada perempuan. Infeksi kelenjar inguinal
dapat mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin. Elefantiasis
umumnya mengenai tungkai serta alat kelamin dan memicu perubahan
yang luas. Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul
kiluria (keluarnya cairan limfe dalam urin), sedangkan bila yang pecah tunika
vaginalis akan terjadi hidrokel atau kilokel, dan bila yang pecah saluran limfe
peritoneum terjadi asites yang mengandung kilus. Gambaran yang sering
tampak ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin. Limfangitis dan elefantiasis
dapat diperberat oleh infeksi sekunder Streptococcus.
Dignosa
Dignosa filariasis dapat ditegakkan secara klinis. Dignosa dipastikan dengan
menemukan mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil malam hari (pukul 22.00
– 02.00 dinihari) dan dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Pada keadaan kronik
pemeriksaan ini sering negatif.
perawatan intensif
1. Perawatan Umum
- Istirahat di tempat tidur
- Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
- Perawatan elefantiasis dengan mencuci kaki dan merawat luka.
2. Pengobatan Spesifik
Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl Carbamazine Citrate (DEC)
6 mg/kgBB 3 x sehari selama 12 hari.
Efek samping : pusing, mual dan demam selama memakai obat ini.
Pengobatan masal (rekomendasi WHO) yaitu DEC 6 mg/kgBB dan albendazol
400mg (+ parasetamol) dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun.
Implementation unit (IU) yaitu kecamatan / wilayah kerja puskesmas (jumlah
penduduk 8.000 – 10.000 orang).
36
Tabel 1. Dosis DEC untuk filariasis berdasar umur
Umur DEC (100 mg) Albendazol (400 mg)
2 – 6 tahun
7 – 12 tahun
> 13 tahun
1 tablet
2 tablet
3 tablet
1 tablet
1 tablet
1 tablet
4. OKSIURIASIS
Kompetensi :
Definisi
Infeksi cacing kremi (oksiuriasis, enterobiasis) yaitu infeksi parasit yang dipicu
Enterobius vermicularis. Parasit ini terutama menyerang anak-anak; cacing tumbuh
dan berkembang biak di dalam usus.
Pemicu
Enterobius vermicularis.
Gambaran klinis
- Rasa gatal hebat di sekitar anus, kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar
atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
- Rewel (sebab rasa gatal).
- Kurang tidur (biasanya sebab rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika
cacing betina bergerak ke daerah anus dan meletakkan telurnya disana).
- Napsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang, tetapi dapat terjadi
pada infeksi berat) rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika
cacing masuk ke dalam vagina)
Dignosa
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama
dalam waktu 1 – 2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi aktif
bergerak, berwarna putih dan setipis rambut. Telur maupun cacingnya bisa didapat
dengan menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi
37
hari sebelum anak terbangun. lalu selotip ini ditempelkan pada kaca
objek dan diperiksa dengan mikroskop
Penatalakasanaan
- pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal diulang 2 minggu lalu
- mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu lalu
- albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu lalu
Penyuluhan
Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus minum obat ini sebab
infeksi dapat menyebar dari satu orang kepada yang lainnya.
Pencegahan
- Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
- Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
- Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
- Membersihkan jamban setiap hari
- Menghindari penggarukan daerah anus sebab mencemari jari-jari tangan dan
setiap benda yang dipegang/disentuhnya
5. SISTOSOMIASIS
Definisi
Sistomiasis merupakan penyakit parasit (cacing) menahun yang hidup di dalam
pembuluh darah vena, sistem peredaran darah hati, yaitu pada sistem vena porta,
mesenterika superior. Dalam siklus hidupnya cacing ini memerlukan hospes
perantara sejenis keong Oncomelania hupensis lindoensis yang bersifat amfibi.
Pemicu
Cacing trematoda. Penyakit ini ditularkan melalui bentuk infektif larvanya yang
disebut sekaria yang sewaktu-waktu keluar dari keong ini di atas. Larva ini
akan masuk ke dalam tubuh pasien melalui pori-pori kulit yang kontak dengan
air yang mengandung sekaria. Penyakit ini telah lama diketahui ada di
negara kita , pertama kali dilaporkan pada tahun 1937 oleh Brug dan Tesch. Adapun
cacing Pemicu nya yaitu Scistosoma japonicum. Daerah endemis
6. TAENIASIS / SISTISERKOSIS
Definisi
Taeniasis ialah penyakit zoonosis parasitik yang dipicu cacing dewasa Taenia
(Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica). Infeksi larva T. solium
disebut sistiserkosis dengan gejala benjolan (nodul) di bawah kulit (subcutaneous
cysticercosis). Bila infeksi larva Taenia solium di susunan saraf pusat disebut
neurosistiserkosis dengan gejala utama epilepsi.
Pemicu
Cacing dewasa Taenia (Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica);
larva T. Solium.
Penularan
Sumber penularan taeniasis yaitu hewan terutama babi, sapi yang
mengandung larva cacing pita (cysticercus). Sumber penularan sistiserkosis
yaitu penderita taeniasis solium sendiri yang tinjanya mengandung telur atau
sistosomiasis di negara kita sampai saat ini terbatas pada daerah Lindu, Napu, dan
Besoa di Propinsi Sulawesi Tengah.
Gambaran Klinis
- Masa tunas 4 – 6 minggu.
- Penderita memperlihatkan gejala umum berupa demam, urtikaria, mual, muntah,
dan sakit perut. Kadang dijumpai sindrom disentri.
- Dermatitis sistosoma terjadi sebab serkaria menembus ke dalam kulit.
- Pada tingkat lanjut telur yang terjebak dalam organ-organ memicu
mikroabses yang meninggalkan fibrosis dalam penyembuhannya. Maka dapat
terjadi sirosis hepatitis, hepatosplenomegali, dan hipertensi portal yang dapat
fatal.
Dignosa
Dignosa dapat ditegakkan bila ditemukan telur dalam tinja, atau biopsi rektum
atau hati. Uji serologi memastikan Dignosa
perawatan intensif
Obat terpilih untuk sistosomiasis yaitu prazikuantel, dosis tunggal.
39
proglotid cacing pita dan mencemari lingkungan. Seseorang dapat terinfeksi cacing
pita (taeniasis) bila makan daging yang mengandung larva yang tidak dimasak
dengan sempurna, baik larva T.saginata yang ada pada daging sapi (cysticercus
bovis) maupun larva T.solium (cysticercus cellulose) yang ada pada daging
babi atau larva T.asiatica yang ada pada hati babi. Sistiserkosis terjadi jika
telur T.solium tertelan oleh pasien . Telur T. saginata dan T.asiatica tidak
menimbulkan sistiserkosis pada pasien .
Sistiserkosis merupakan penyakit yang berbahaya dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat di daerah endemis. Hingga saat ini kasus taeniasis / sistiserkosis telah
banyak dilaporkan dan tersebar di beberapa propinsi di negara kita , terutama di
propinsi Papua, Bali dan Sumatera Utara.
Gambaran Klinis
- Masa inkubasi berkisar antara 8 – 14 minggu.
- Sebagian kasus taeniasis tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).
- Gejala klinis dapat timbul sebagai akibat iritasi mukosa usus atau toksin yang
dihasilkan cacing. Gejala ini antara lain rasa tidak nyaman di lambung,
mual, badan lemah, berat badan menurun, napsu makan menurun, sakit kepala,
konstipasi, pusing, diare dan pruritus ani.
- Pada sistiserkosis, biasanya larva cacing pita bersarang di jaringan otak sehingga
dapat mengakibatkan serangan epilepsi. Larva juga dapat bersarang di sub-
kutan, mata, otot, jantung dan lain-lain.
Dignosa
Dignosa taeniasis dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan tinja
secara mikroskopis.
1. Adanya riwayat mengeluarkan proglotid (segmen) cacing pita baik pada waktu
buang air besar maupun secara spontan.
2. Pada pemeriksaan tinja ditemukan telur cacing Taenia.
perawatan intensif
Pasien taeniasis diobati dengan prazikuantel dengan dosis 5 – 10 mg/kg BB
dosis tunggal. Cara pemberian prazikuantel yaitu sebagai berikut :
- Satu hari sebelum pemberian prazikuantel, penderita dianjurkan untuk makan
makanan yang lunak tanpa minyak dan serat.
- Malam harinya setelah makan malam penderita menjalani puasa.
- Keesokan harinya dalam keadaan perut kosong penderita diberi prazikuantel.
7. TRIKURIASIS
Definisi
Trikuriasis atau Infeksi cacing cambuk yaitu penyakit yang dipicu oleh
cacing Trichuris trichiura.
Pemicu
Trichuris trichiura.
- Dua sampai dua setengah jam lalu diberikan garam Inggris (MgSO4),
30 gram untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram untuk anak anak, sesuai
dengan umur yang dilarutkan dalam sirop (pemberian sekaligus).
- Penderita tidak boleh makan sampai buang air besar yang pertama. Setelah
buang air besar penderita diberi makan bubur.
- Sebagian kecil tinja dari buang air besar pertama dikumpulkan dalam botol
yang berisi formalin 5 – 10% untuk pemeriksaan telur Taenia sp. Tinja dari
buang air besar pertama dan berikutnya selama 24 jam ditampung dalam
baskom lalu disiram dengan air panas / mendidih, lalu diayak dan
disaring untuk mendapatkan proglotid dan skoleks Taenia sp. Jika ada
cacing dewasa, cacing menjadi relaks dengan pemberian air panas.
- Proglotid dan skoleks dikumpulkan dan disimpan dalam botol yang berisi
alkohol 70% untuk pemeriksaan morfologi yang sangat penting dalam
identifikasi spesies cacing pita ini .
Pasien neurosistiserkosis sebaiknya dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan
lebih lanjut.
Pencegahan
- Menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi.
- Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
- Tidak makan daging mentah atau setengah matang
- Buang air besar di jamban
- Memelihara ternak di kandang
41
Gambaran Klinis
- Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis.
- Infeksi berat terutama pada anak memberikan gejala diare yang sering diselingi
dengan sindrom disentri. Gejala lainnya yaitu anemia, berat badan turun dan
kadang-kadang disertai prolapsus rekti.
Dignosa
Dignosa ditegakkan dengan menemukan telur cacing di dalam tinja.
perawatan intensif
- Mebendazol 100 mg 2 x sehari selama tiga hari berturut-turut atau dosis tunggal
500 mg
- albendazol 400 mg 3 hari berturut-turut. Tidak boleh digunakan selama
kehamilan.
Pencegahan
Pencegahan trikuriasis sama dengan askariasis yaitu buang air besar di jamban,
mencuci dengan baik sayuran yang dimakan mentah (lalapan), pendidikan
tentang sanitasi dan kebersihan perorangan seperti mencuci tangan sebelum
makan.
4
DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu penyakit yang ditandai dengan:
(1) demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
selama 2 – 7 hari;
(2) Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis,
ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena, hematuri) termasuk uji Tourniquet (Rumple Leede) positif;
(3) Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/•l);
(4) Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit • 20%);
(5) Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali).
Pemicu
Virus dengue yang sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2,
Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus
(Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di
negara kita . Hasil penelitian di negara kita menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat
berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas
distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4.
Cara Penularan
Penularan DBD umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat
juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.
Nyamuk penular DBD ini ada hampir di seluruh pelosok negara kita , kecuali
di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Gambaran Klinis
a. Masa inkubasi biasanya berkisar antara 4 – 7 hari
b. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus
berlangsung 2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang lalu naik
lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
•
43
c. Tanda-tanda perdarahan
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa
uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih
manifestasi perdarahan sebagai berikut: Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan
konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri.
Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya regangkan kulit, jika hilang maka bukan petekie. Uji Tourniquet
positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test
(dugaan keras) oleh sebab uji Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam
ada pada sebagian besar penderita DBD. Namun uji Tourniquet positif
dapat juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam chikungunya),
infeksi bakteri (Typhus abdominalis) dan lain-lain. Uji Tourniquet dinyatakan
positif, jika ada 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5 x
2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti).
d. Pembesaran hati (hepatomegali)
Sifat pembesaran hati:
- Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit
- Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
- Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
e. Renjatan (syok)
Tanda-tanda renjatan:
- Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan
dan kaki
- Penderita menjadi gelisah
- Sianosis di sekitar mulut
- Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
- Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
Sebab renjatan: sebab perdarahan, atau sebab kebocoran plasma ke daerah
ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu.
f. Trombositopeni
- Jumlah trombosit 100.000/•l biasanya ditemukan diantara hari ke
3 – 7 sakit
- Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah
trombosit dalam batas normal atau menurun.
- Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila
normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun.
•
44
g. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menggambarakan hemokonsentrasi selalu
dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka terjadinya perembesan
plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. Pada
umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit.
Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit • 20% (misalnya 35%
menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42), mencerminkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian,
bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan.
Penurunan nilai hematokrit • 20% setelah pemberian cairan yang adekuat,
nilai Ht diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
h. Gejala klinik lain
- Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot,
anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan
kejang
- Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan penurunan
kesadaran sehingga sering di Dignosa sebagai ensefalitis
- Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan
gastrointestinal dan renjatan
Dignosa
1. Tersangka Demam Berdarah Dengue
Dinyatakan Tersangka Demam Berdarah Dengue jika demam tinggi
mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Tourniquet
positif) dan/atau trombositopenia (jumlah trombosit 100.000/•l)
2. Penderita Demam Berdarah Dengue derajat 1 dan 2
Dignosa demam berdarah dengue ditegakkan atau dinyatakan sebagai penderita
DBD jika demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terus-menerus selama 2 – 7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-
kurangnya uji Tourniquet positif), trombositopenia, dan hemokonsentrasi
(Dignosa klinis). atau hasil pemeriksaan serologis pada Tersangka DBD,
menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau terjadi peninggian
(positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test
(Dignosa laboratoris)
•
45
perawatan intensif
1. Penatalaksana demam berdarah dengue (pada anak)
Pertama-tama ditentukan terlebih dahulu:
a. Adakah tanda kedaruratan, yaitu tanda syok (gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang,
kesadaran menurun, muntah darah, tinja darah, maka pasien perlu dirawat
/ dirujuk.
b. jika tidak dijumpai tanda kedaruratan, periksa uji Tourniquet dan
hitung trombosit.
1) Bila uji Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l,
penderita dirawat / dirujuk.
2) Bila uji Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau
normal, pasien boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali
setiap hari sampai suhu turun. Pasien dianjurkan minum banyak,
sepert