i: air teh, susu, sirup, oralit, jus buah dan lain-lain. Berikan obat
antipiretik golongan parasetamol jangan golongan salisilat. jika
selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi
tanda klinis adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi gelisah,
ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing berkurang;
bila perlu periksa Hb, Ht dan trombosit. jika ada tanda syok
atau ada peningkatan Ht dan / atau penurunan trombosit, segera
rujuk ke rumah sakit.
2. perawatan intensif demam berdarah dengue (pada dewasa)
Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol dalam
waktu 24 jam berikutnya atau bila keadaan pasien memburuk agar segera
kembali ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Sedangkan pada kasus
yang meragukan indikasi rawatnya, maka untuk sementara pasien tetap
diobservasi dengan anjuran minum yang banyak, serta diberikan infus ringer
laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang
Hb, Ht dan trombosit.
Pasien dirujuk ke rumah sakit jika didapatkan hasil sebagai berikut.
a. Hb, Ht dalam batas normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l atau
b. Hb, Ht yang meningkat dengan jumlah trombosit < 150.000/•l
•
46
1. perawatan intensif penderita demam berdarah dengue dengan syok
(DSS)
a. Segera beri infus ringer laktat, atau NaCl 0,9%, 10 – 20 ml/kgBB
secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30 menit) dan oksigen 2 – 4
liter/menit. Untuk DSS berat (DBD derajat IV, nadi tidak teraba dan tensi
tidak terukur) diberikan ringer laktat 20 ml/kgBB bersama koloid. Bila
syok mulai teratasi jumlah cairan dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam.
b. Untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut, sebaiknya penderita
dirujuk ke rumah sakit terdekat.
4
DEMAM REMATIK
Definisi
Demam rematik merupakan sindrom klinik akibat infeksi akut tenggorok oleh
suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik atau fulminan
dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A yang terjadi
1 – 5 minggu sebelumnya pada saluran pernafasan bagian atas.
Pada dasarnya penyakit ini merupakan respon imun yang memicu kelainan
menetap di jantung (penyakit jantung reumatik) dan kelainan berpulih (reversibel)
di sendi, kulit dan organ lainnya.
Pemicu
Interaksi antigen-antibodi 10 – 14 hari setelah infeksi Streptococcus pyogenes.
Gambaran Klinis
1. Kriteria Mayor
a. Karditis
b. Poliartritis migrans (berpindah-pindah)
c. Chorea secara khas ditandai oleh adanya gerakan tidak di sadari dan tidak
bertujuan yang berlangsung cepat dan umumnya bersifat bilateral, meskipun
dapat juga hanya mengenai satu sisi tubuh dan tidak terkendali. Eritema
marginatum (tanda mayor demam rematik ini hanya ditemukan pada kasus
yang berat).
d. Nodulus subkutan (tanda ini pada umumnya tidak akan ditemukan jika
tidak ada karditis).
2. Kriteria Minor
a. Demam
b. Riwayat demam rematik
c. Artralgia / nyeri sendi
d. Peninggian LED
e. Peningkatan CRP serum atau lekositosis
f. Interval P-R yang memanjang pada EKG
Dignosa
Dignosa ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan
2 kriteria minor. Selain itu, bukti adanya infeksi Streptococcus sebelumnya
48
(peningkatan titer AST, kultur Streptococcus tenggorokan positif, baru saja
menderita skarlatina)
Ekokardiografi berguna dalam Dignosa perikarditis dan penyakit katup (tak perlu
untuk Dignosa primer).
perawatan intensif
− Lakukan pengobatan awal
− Eradikasi Kuman secepatnya dilakukan segera setelah Dignosa demam
rematik dapat ditegakkan.
Obat pilihan pertama yaitu :
§ penisilin prokain 600.000 – 1,2 juta IU i.m atau penisilin V 500 mg
3 x sehari selama 10 hari
§ eritromisin 2 gram/hari selama 10 hari bila penderita tidak tahan
terhadap penisilin.
§ Pada anak dosis penisilin prokain yaitu 50.000 IU/kgBB/hari, dan
eritromisin 125 – 250 mg 4 x sehari.
− Pemberian obat antiradang pada demam rematik dapat dilihat pada Tabel.
Manifestasi
Pengobatan Dosis Obat
Artritis, dan/atau
karditis tanpa
kardiomegali
Karditis dengan
kardiomegali atau
gagal jantung
Salisilat 100 mg/kg/hari selama 2 minggu,
lalu diturunkan menjadi 75 mg/kg/hari
selama 4 – 6 minggu.
Prednison 2 mg/kg/hari selama 2 minggu,
lalu diturunkan 1 mg/kg/hari sampai habis
selama
2 minggu, ditambah dengan salisilat 75 mg/kg/hari
mulai minggu ke 3 selama 6 minggu.
− Penderita yang pernah menderita demam rematik, dengan atau tanpa adanya
penyakit jantung rematik, sangat dianjurkan diberikan antibiotik profilaksi
(secondary prophylaxis) untuk mencegah infeksi ulang saluran pernafasan
oleh steptococcus group A.
§ Pasien tanpa karditis dalam serangan pertama harus diberikan profilaksi
minimum 5 tahun setelah serangan hingga minimum usia 18 tahun
49
§ Pasien dengan karditis pada serangan pertama, harus diberikan profilaksi
hingga usia 25 tahun
§ Pasien yang menderita penyakit katup jantung rematik kronik, diberikan
profilaksi jangka waktu lama hingga seumur hidup pada beberapa kasus.
§ Profilaksis tetap diteruskan jika pasien hamil. sebab sulfonamides
mempunyai risiko pada janin maka perlu diberikan alternatif penggantinya.
− Antibiotik profilaksis
§ Benzatin benzilpenisilin
o Injeksi 1,44 g (=2,4 juta IU) (dalam 5 ml vial)
o anak kurang dari 30 kg : 600.000 IU i.m setiap 3 – 4 minggu
o anak dan dewasa > 30 kg : 1,2 juta IU i.m setiap 3 – 4minggu
§ Fenoksimetilpenisilin
o Tablet 250 mg (bentuk garam)
o Suspensi oral 250 mg (bentuk garam, dalam setiap 5 ml)
o Anak < 2 tahun : 125 mg per oral setiap 12 jam
o Dewasa : 250 mg per oral setiap 12 jam
− Jika alergi terhadap penisilin dapat diberikan:
Eritromisin
Sediaan :
o Kapsul atau tablet 250 mg (stearat atau etil suksinat)
o Suspensi oral 125 mg (stearat atau etil suksinat)
− Semua penderita demam rematik harus dirujuk ke rumah sakit.
DERMATITIS ATOPIK
Definisi
Dermatitis Atopik yaitu peradangan kulit kronik dan residif yang sering terjadi
pada bayi dan anak, disertai gatal dan berhubungan dengan atopi.
Atopi yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang
mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya, misalnya : asma bronkiale,
rinitis alergi, dermatitis atopik dan konjungtivitis alergi.
Pemicu
Umumnya tidak diketahui
Gambaran klinik
− Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki
atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
− Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3 – 4 tahun, meskipun biasanya
akan muncul kembali.
− Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali
hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan
atau di belakang lutut.
− Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan
gatal-gatal.
− Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya
menyerang daerah yang kecil dan ringan, bisa memicu penyakit serius
berupa eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum).
Dignosa
Dignosa ditegakkan berdasar gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
riwayat penyakit alergi pada keluarga penderita.
51
perawatan intensif
− Penjelasan / penyuluhan kepada orang tua pasien:
§ Penyakit bersifat kronik berulang dan penyembuhan sempurna jarang
terjadisehingga pengobatan ditujukan untuk mengurangi gatal dan
mengatasi kelainan kulit.
§ Selain obat perlu dilakukan usaha lain untuk mencegah kekambuhan :
o Jaga kebersihan, gunakan sabun lunak misalnya sabun bayi
o Pakaian sebaiknya tipis, ringan mudah menyerap keringat
o Udara dan lingkungan cukup berventilasi dan sejuk.
o Hindari faktor-faktor pencetus, misalnya: iritan, debu, dsb
− Sistemik
§ Antihistamin klasik sedatif misalnya klorfeniramin maleat untuk
mengurangi gatal
§ Bila ada infeksi sekunder dapat ditambahkan antibiotik sistemik
atau topikal
− Topikal
§ Bila lesi akut/eksudatif: kompres 2 – 3 x sehari, 1 – 2 jam dengan
larutan dengan rivanol 0,1% atau NaCl 0,9%
§ Krim kortikosteroid potensi sedang/rendah, 1 – 2 kali sehari sesudah
mandi, sesuai dengan keadaan lesi. Bila sudah membaik dapat diganti
dengan potensi yang lebih rendah.
Kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1%, 2,5%
Kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%
§ Pada kulit kering dapat diberikan emolien / pelembab segera sesudah
mandi.
5
DERMATOMIKOSIS
Definisi
Dermatomikosis merupakan penyakit jamur pada kulit yang secara medis disebut
juga dengan mikosis superfisialis (bagian permukaan kulit). Sedangkan dari
berbagai jenis dermatomikosis yang sering mengenai pasien , dikenal dengan
kelompok dermatofitosis yang di negara kita dikenal dengan kurap / kadas. Sedangkan
panu masuk dalam kategori dermatomikosis yang nondermatofitosis.
Pemicu
− Paparan terhadap jamur sering terjadi. Infeksi jauh lebih jarang.
− Faktor genetik memainkan peran dalam tingkat penularan mikosis kuku dan
kaki.
− Mikosis pada hewan (misal : sapi, marmut, kucing) menyebar dengan mudah
pada pasien dan memicu tinea pada ekstremitas, badan dan wajah.
Gambaran klinis
− Tinea kutaneus biasanya mempunyai tepi berskuama, eritematus dan meninggi,
berbentuk lingkaran (cincin) dan gatal.
− Pada panu, muncul bercak bersisik halus yang berwarna putih hingga kecokelatan
bisa pada daerah mana saja di badan termasuk leher dan lengan. Biasanya
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut.
− Infeksi jamur kulit ini biasanya juga menyerang kaum wanita. Ia terjadi dalam
kulit dan vagina hingga mengalami pertumbuhan setelah mengalami rangsangan,
yang memicu infeksi. Jamur dapat mengiritasi lebih dari satu kali. Dengan
ditandai antara lain, adanya penebalan, putih, dadih seperti kotoran, peradangan,
serta sakit selama buang air kecil atau sewaktu hubungan seksual.
Dignosa
Gambaran spesifik infeksi jamur pada kulit.
Dengan cara pemeriksaan mikroskopis dari bahan kerokan kulit yang terserang.
5
perawatan intensif
− Tinea biasanya diterapi dengan obat topikal
− Griseofulvin tablet hanya efektif pada dermatofit.
− Nistatin hanya efektif pada Candida.
− Mikonazol topikal dan ketokonazol sistemik efektif untuk dermatofit dan
candida.
− Durasi terapi 1 bulan dengan derivat azol.
− Dermatofitosis
§ Sistemik (diberikan bila lesi luas)
Griseofulvin micronized 500 – 1000mg sehari selama 2 – 6 minggu
§ Topikal
Kombinasi asam salisilat 3% dengan asam benzoat 6%.
5
DIABETES MELITUS
Definisi
Diabetes Melitus (DM) yaitu penyakit metabolisme yang ditandai oleh tingginya
kadar plasma glukosa (hiperglikemia) yang dipicu oleh gangguan sekresi
insulin, aksi insulin atau keduanya.
DM ada 2 jenis atas dasar waktu dimulainya penyakit, yaitu :
1. Tipe-1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau jenis remaja
Pada tipe ini ada destruksi dari sel-sel beta pancreas, sehingga tidak
memproduksi insulin dan akibatnya sel tidak bisa menyerap glukosa dari darah.
Kadar glukosa darah meningkat sehingga glukosa berlebih dikeluarkan lewat
urin. Tipe ini banyak terjadi pada usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada
usia 10 – 13 tahun.
2. Tipe-2, Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau jenis dewasa
Tipe ini tidak tergantung dari insulin, lazimnya terjadi pada usia diatas 40
tahun dengan insidensi lebih besar pada orang gemuk dan usia lanjut.
Pemicu
Kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber
energi dan mensintesa lemak.
Tipe-1 Pemicu nya belum begitu jelas dapat dipicu oleh infeksi virus yang
menimbulkan reaksi auto-imun berlebih untuk menanggulangi virus, selain itu
faktor keturunan memegang peran.
Tipe-2 dipicu oleh menurunnya fungsi sel-sel beta serta penumpukan amiloid
disekitar sel beta.
Insufisiensi fungsi insulin yang dipicu oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas, atau dipicu oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
5
•
Gambaran Klinis
a. Penderita sering mengeluh lemah, kadang-kadang terasa kesemutan atau rasa
baal serta gatal yang kronik.
b. Penderita pada umumnya mengalami poliuria (banyak berkemih) polidipsia
(banyak minum) dan polifagia (banyak makan).
c. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
d. Selain itu penderita akan merasa sangat haus, kehilangan energi, rasa lemas
dan cepat lelah.
e. Pada keadaan lanjut mungkin terjadi penurunan ketajaman penglihatan
Dignosa
berdasar gejala diabetes dengan 3P (polifagia, poliuria, polidipsia). Dignosa
dapat dipastikan dengan Penentuan Kadar Gula Darah.
a. Bila kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dl
b. Glukosa darah puasa 126 mg/dl
c. pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) didapatkan hasil pemeriksaan kadar
gula darah 2 jam 200 mg/dl sesudah pemberian glukosa 75 gram.
perawatan intensif
a. Tindakan umum yang dilakukan bagi penderita diabetes antara lain; diet dengan
pembatasan kalori, gerak badan bila terjadi resistensi insulin gerak badan
secara teratur dapat menguranginya, berhenti merokok sebab nikotin dapat
mempengaruhi penyerapan glukosa oleh sel.
b. jika tindakan umum tidak efektif menurunkan glukosa darah pada penderita
diabetes Tipe-2 maka dapat diberikan antidiabetik oral :
- Klorpropamid mulai dengan 0,1 gr/hari dalam sekali pemberian, maksimal
0,5 mg/hari
- Glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari dalam sekali pemberian, maksimal
10 mg/hari
- Metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 – 3 kali pemberian, maksimal
2 g/hari.
Obat ini harus dimulai dengan dosis terkecil. Setelah 2 minggu pengobatan,
dosis dapat ditingkatkan.
c. Pada penderita diabetes Tipe-1 yang diberikan insulin seumur hidup, tidak
dianjurkan minum antidiabetik oral.
•
•
5
DIARE NON SPESIFIK
Definisi
Diare yaitu keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan merupakan gejala
dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain.
Diare akut yaitu buang air besar lembek/cair konsistensinya encer, lebih sering
dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa bahkan dapat berupa air saja
yang frekwensinya lebih sering dari biasanya.
Diare nonspesifik yaitu diare yang bukan dipicu oleh kuman khusus maupun
parasit.
Pemicu
Pemicu nya yaitu virus, makanan yang merangsang atau yang tercemar toksin,
gangguan pencernaan dan sebagainya.
Gambaran Klinis
− Demam yang sering menyertai penyakit ini memperberat dehidrasi. Gejala
dehidrasi tidak akan terlihat sampai kehilangan cairan mencapai 4 – 5% berat
badan.
− Gejala dan tanda dehidrasi antara lain :
§ Rasa haus, mulut dan bibir kering
§ Menurunnya turgor kulit
§ Menurunnya berat badan, hipotensi, lemah otot
§ sesak napas, gelisah
§ Mata cekung, air mata tidak ada
§ Ubun-ubun besar cekung pada bayi
§ Oliguria lalu anuria
§ Menurunnya kesadaran, mengantuk
− Bila kekurangan cairan mencapai 10% atau lebih penderita jatuh ke dalam
dehidrasi berat dan bila berlanjut dapat terjadi syok dan kematian.
Dignosa
Ditentukan dari gejala buang air besar berulang kali lebih sering dari biasanya
dengan konsistensinya yang lembek dan cair.
57
perawatan intensif
− WHO telah menetapkan 4 unsur utama dalam penanggulangan diare akut
yaitu:
§ Pemberian cairan, berupa upaya rehidrasi oral (URO) untuk mencegah
maupun mengobati dehidrasi.
§ Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI, selama
diare dan dalam masa penyembuhan.
§ Tidak memakai antidiare, sementara antibiotik maupun antimikroba
hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau
amubiasis.
§ Pemberian petunjuk yang efektif bagi ibu dan anak serta keluarganya
tentang upaya rehidrasi oral di rumah, tanda-tanda untuk merujuk dan
cara mencegah diare di masa yang akan datang.
− Dasar pengobatan diare akut yaitu rehidrasi dan memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit. Oleh sebab itu langkah pertama yaitu
tentukan derajat dehidrasi.
pemeriksaan
derajat dehidrasi
tidak
dehidrasi
dehidrasi
ringan - sedang dehidrasi berat
keadaan umum
mata
air mata
mulut dan lidah
rasa haus
turgor kulit
baik, sadar
normal
Ada
basah
Normal,
tidak haus
kembali
cepat
gelisah
cekung
tidak ada
kering
kehausan, ingin
minum banyak
kembali lambat
lesu,tidak sadar
sangat cekung
tidak ada
sangat kering
malas minum atau
tidak dapat minum
kembali sangat
lambat
58
− lalu lakukan upaya rehidrasi seperti yang dilakukan terhadap dehidrasi
sebab kolera.
− Pada penderita diare tanpa dehidrasi: ( Terapi A )
§ Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan
hingga diare stop, sebagai petunjuk berikan setiap habis
BAB
o Anak < 1 thn : 50 – 100 ml
o Anak 1 – 4 thn : 100 – 200 ml.
o Anak > 5 tahun : 200 – 300 ml
o Dewasa : 300 – 400 ml
§ Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi
− Pada penderita diare dengan dehidrasi ringan – sedang (Terapi B) :
§ Oralit diberikan 75 ml/kg BB dalam 3 jam, jangan dengan botol.
§ Jika anak muntah (sebab pemberian cairan terlalu cepat), tunggu 5-10
menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat (satu sendok setiap
2-3 menit).
− Pada penderita diare dengan dehidrasi berat ( Terapi C ) :
§ Diberikan Ringer Laktat 100 ml yang terbagi dalam beberapa waktu
§ Setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik
tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau tiga jam (pasien lebih tua)
pasien kembali di periksa
Umur Pemberian pertama30 ml/kg
Pemberian lalu
70 ml/kg
bayi (< 12 bulan)
> 12 bulan
dalam 1 jam
dalam 30 menit
dalam 5 jam
2,5 jam
DIFTERI
Definisi
Difteri yaitu suatu infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas yang
dipicu oleh kuman Corynebacterium diphtheriae. Lebih sering menyerang
anak-anak.
Pemicu
Pemicu nya yaitu bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini biasanya
menyerang saluran pernapasan, terutama laring, amandel dan tenggorokan. Tetapi
tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan memicu kerusakan saraf
dan jantung.
Gambaran klinik
− Masa tunas 2 – 7 hari
− Penderita mengeluh sakit menelan dan napasnya terdengar ngorok (stridor),
pada anak tak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala.
− Penderita tampak sesak napas dengan atau tanpa tanda obstruksi napas.
− Demam tidak tinggi.
− Pada pemeriksaan tenggorokan tampak selaput putih keabu-abuan yang mudah
berdarah bila disentuh.
− Gejala ini tidak selalu ada:
§ Sumbatan jalan napas sehingga penderita sianosis
§ Napas bau
§ Perdarahan hidung
− Tampak pembesaran kelenjar limfe di leher (bullneck)
− Inflamasi lokal dengan banyak sekali eksudat faring, eksudat yang lekat di
mukosa berwarna kelabu atau gelap dan edema jaringan lunak. Pada anak,
fase penyakit ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas.
− Penyakit sistemik yang dipicu oleh toksin bakteri dimulai 1 – 2
minggu sesudah gejala lokal. Toksin mempengaruhi jantung (miokarditis,
aritmia terutama selama minggu kedua penyakit) dan sistem syaraf
(paralisis, neuritis 2 – 7 minggu sesudah onset penyakit). Bila pasien
sembuh dari fase akut penyakit, biasanya sembuh tanpa kelainan penyerta.
60
Dignosa
Kebutuhan untuk mendapat terapi diputuskan atas dasar anamnesis dan gambaran
klinis.
Dignosa dikonfirmasi dengan kultur bakteri yang diambil dari eksudat ke dalam
tabung untuk sampel bakteri. Sampel harus dikultur pada media khusus, untuk itu
perlu terlebih dahulu memberitahu laboratorium. Sediaan apus diambil 3 hari
berturut-turut.
perawatan intensif
− Pasien asimtomatik diberikan profilaktik antibiotik eritromisin.
− Pasien simtomatik harus dirujuk ke rumah sakit.
EPILEPSI
Definisi
Epilepsi yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang.
Bentuk serangannya yang paling sering yaitu kejang yang dimulai dengan
hilangnya kesadaran, hilangnya kendali terhadap gerak dan terjadinya kejang tonik
atau klonik pada anggota badan.
Pemicu
Kelainan fungsional otak yang serangannya bersifat kambuhan. Kelainan organis
di otak juga dapat menimbulkan epilepsi, sehingga kemungkinan ini perlu dipikirkan.
Dari pola serangannya, epilepsi dibedakan atas epilepsi umum misalnya epilepsi
grand mal, petit mal, atau mioklonik dan epilepsi parsial misalnya serangan fokal
motorik, fokal sensorik.
Gambaran Klinis
- Serangan grand mal sering diawali dengan aura berupa rasa terbenam atau
melayang. Penurunan kesadaran sementara, kepala berpaling ke satu sisi, gigi
dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih, nafas
mendengkur, mulut berbusa dan dapat terjadi inkontinesia. lalu terjadi
kejang tonik seluruh tubuh selama 20 – 30 detik diikuti kejang klonik pada
otot anggota, otot punggung, dan otot leher yang berlangsung 2 – 3 menit.
Setelah kejang hilang penderita terbaring lemas atau tertidur 3 – 4 jam,
lalu kesadaran berangsur pulih. Setelah serangan sering pasien berada
dalam keadaan bingung.
- Serangan petit mal, disebut juga serangan lena, diawali dengan hilang kesadaran
selama 10 – 30 detik. Selama fase lena (absence) kegiatan motorik terhenti
dan pasien diam tak beraksi. Kadang tampak seperti tak ada serangan, tetapi
ada kalanya timbul gerakan klonik pada mulut atau kelopak mata.
- Serangan mioklonik merupakan kontraksi singkat suatu otot atau kelompok
otot.
- Serangan parsial sederhana motorik dapat bersifat kejang yang mulai di salah
satu tangan dan menjalar sesisi, sedangkan serangan parsial sensorik dapat
berupa serangan rasa baal atau kesemutan unilateral.
62
- Serangan parsial sederhana (psikomotor) kompleks, penderita hilang kontak
dengan lingkungan sekitarnya selama 1 – 2 menit, menggerakkan lengan dan
tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-
suara yang tak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan
dan menolak bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa menit dan
diikuti dengan penyembuhan total.
- Pada Epilepsi primer generalisata, penderita mengalami kejang sebagai reaksi
tubuh terhadap muatan yang abnormal. Sesudahnya penderita bisa mengalami
sakit kepala, linglung sementara dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita
tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama kejang.
- Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi
terus menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas
sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas.
Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang
menetap dan penderita bisa meninggal.
Dignosa
Dignosa ditegakkan berdasar gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain
yang menyaksikan terjadinya serangan epilepsi pada penderita dan adanya riwayat
penyakit sebelumnya.
perawatan intensif
− Prinsip umum terapi epilepsi idiopatik yaitu mengurangi / mencegah serangan,
sedangkan terapi epilepsi organik ditujukan terhadap Pemicu .
− Faktor pencetus serangan, misalnya kelelahan, emosi atau putusnya makan
obat harus dihindarkan.
− Bila terjadi serangan kejang, upayakan menghindarkan cedera akibat kejang,
misalnya tergigitnya lidah atau luka atau cedera lain.
− Langkah yang penting yaitu menjaga agar penderita tidak terjatuh,
melonggarkan pakaiannya (terutama di daerah leher) dan memasang bantal
di bawah kepala penderita.
− Jika penderita tidak sadarkan diri sebaiknya posisinya dimiringkan agar lebih
mudah bernafas dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar
sadar dan bisa bergerak secara normal.
− Obat anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan, biasanya diberikan
kepada penderita yang mengalami kejang kambuhan. Status epileptikus
merupakan keadaan darurat, sebab itu obat anti-kejang diberikan dalam dosis
tinggi secara intravena.
63
− Sedapat mungkin gunakan obat tunggal dan mulai dengan dosis rendah.
− Bila obat tunggal dosis maksimal tidak efektif gunakan dua jenis obat dengan
dosis terendah.
− Bila serangan tak teratasi pikirkan kemungkinan ketidakpatuhan penderita,
Pemicu organik, pilihan dan dosis obat yang kurang tepat.
− Bila selama 2 – 3 tahun tidak timbul lagi serangan, obat dapat dihentikan
bertahap.
− Pilihan antiepilepsi
Jenis Kejang Jenis Obat
Fokal/Parsial
Umum
Tonik-klonik
Mioklonik
Serangan lena
Fenobarbital atau fenitoin
Fenobarbital atau fenitoin
Fenobarbital atau fenitoin
Diazepam
Diazepam
− Bayi dan anak :
o i.v 0,2 – 0,3 mg/kgBB/dosis ( 1 mg/tahun umur) diberikan dalam 3 – 5
menit, setiap 15 – 30 menit hingga dosis total maksimal 5 mg, diulangi
dalam 2 – 4 jam bila perlu;
o rektal : bayi < 6 bulan, tidak dianjurkan; < 2 tahun : keamanan dan
efektivitas belum diuji; 2- 5 tahun : 0,5 mg/kgBB; 6 – 11 tahun : 0,3
mg/kgBB; • 12 tahun : 0,2 mg/kgBB.
− Untuk maintenance:
• Fenobarbital 1 – 5 mg/kgBB/hari 1 x sehari
• Fenitoin 4 – 20 mg/kgBB 2 – 3 x sehari
6
ERISIPELAS
Definisi
Erisipelas yaitu infeksi kulit
Pemicu
Streptococcus beta-haemolyticus.
Gambaran Klinis
- Penderita biasanya demam sampai menggigil, disertai malaise.
- Bagian kulit yang terinfeksi tampak merah, udematus dan berkilat dengan
batas yang tegas serta nyeri tekan.
- Pada kulit yang udematus itu sering tumbuh vesikel dan bula.
- Kelenjar getah bening regional sering membesar dengan nyeri tekan.
Dignosa
Tanda-tanda peradangan kulit.
perawatan intensif
- Obat terpilih yaitu penisilin prokain 1,2 juta IU yang disuntikkan 3 hari
berturut-turut.
Kalau penderita tidak tahan penisilin dapat diberikan eritromisin selama 5 –
6 hari.
- Kasus yang berat sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.
FARINGITIS AKUT
Definisi
Faringitis yaitu Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina).
Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut orofaring yaitu tonsilo
faringitis akut, atau bagian dari influenza (rinofaringitis).
Pemicu
Faringitis bisa dipicu oleh virus maupun bakteri.
− Virus (yaitu rhinovirus, adenovirus, parainfluenza, coxsackievirus, Epstein –
Barr virus, herpes virus)
− Bakteria (yaitu, grup A ß-hemolytic Streptococcus [paling sering]), Chlamydia,
Corynebacterium diphtheriae, Hemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae
− Jamur (yaitu Candida); jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat.
Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi
kumannya serta daya tahan tubuh penderita, tetapi biasanya faringitis sembuh
sendiri dalam 3 – 5 hari.
• Faringitis yang dipicu bakteri :
− Demam atau menggigil
− Nyeri menelan
− Faring posterior merah dan bengkak
− ada folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
− Mungkin batuk
− Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
− Tidak mau makan / menelan
− Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
− Malaise
− Anoreksia
66
• Faringitis yang dipicu virus :
− Onset radang tenggorokannya lambat, progresif
− Demam
− Nyeri menelan
− Faring posterior merah dan bengkak
− Malaise ringan
− Batuk
− Kongesti nasal
Dignosa
Dignosa ditegakkan berdasar gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
perawatan intensif
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza.
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus.
- Untuk demam dan nyeri:
§ Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg, 1 – 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan,
atau Ibuprofen, 200 mg 1 – 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan.
§ Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
- di bawah 1 tahun : 60 mg/kali (1/8 tablet)
- 1 - 3 tahun : 60 - 120 mg/kali (1/4 tablet)
- 3 - 6 tahun : 120 - 170 mg/kali (1/3 tablet)
- 6 - 12 tahun : 170 - 300 mg/kali (1/2 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi :
§ Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
§ Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mg/kgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 – 40 mg/kgBB perhari selama 5 hari
FLU BURUNG
Definisi
Flu burung (Avian influenza) yaitu penyakit menular akut yang dipicu oleh
virus yang pada umumnya menyerang unggas dan dapat juga menular dari unggas
ke pasien .
Pemicu
Virus influenza tipe A sub-tipe H5N1
Cara Penularan
Penularan penyakit ini kepada pasien dapat melalui:
a. Binatang: kontak langsung dengan unggas yang sakit atau produk unggas yang
dakit
b. Lingkungan: udara atau peralatan yang tercemar virus ini baik yang
berasal dari tinja atau sekret unggas yang terserang virus flu burung (AI)
c. pasien : sangat terbatas dan tidak efisien (ditemukannya beberapa kasus
dalam kelompok / cluster)
d. Konsumsi produk unggas yang tidak dimasak dengan sempurna mempunyai
potensi penularan virus flu burung.
Gambaran klinis
Masa inkubasi rata-rata 3 (1 – 7 hari). Masa penularan pada pasien yaitu 1 hari
sebelum dan 3 – 5 hari setelah gejala timbul, sedangkan penularan pada anak
dapat mencapai 21 hari. Gejala yang ditimbulkan sama seperti flu biasa, ditandai
dengan demam mendadak (suhu • 38oC), batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak,
sakit kepala, malaise, muntah, diare dan nyeri otot.
Dignosa
1. Tersangka flu burung
jika demam (suhu • 38oC) disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
− Batuk
− Sakit tenggorokan
− Pilek
− Sesak nafas,
68
Disertai satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum
timbulnya gejala :
− Kontak erat (dalam jarak 1 meter), seperti merawat, berbicara, atau
bersentuhan dengan pasien tersangka (suspek), probabel atau kasus H5N1
yang sudah konfirmasi.
− Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong,
mempersiapkan untuk konsumsi) dengan ternak ayam, unggas liar, bangkai
unggas atau terhadap lingkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu
dalam wilayah dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau pasien
telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam satu bulan terakhir.
− Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan
sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan ada hewan atau
pasien yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir.
− Kontak erat dengan binatang lain (selain ternak unggas atau unggas lain),
misalnya kucing atau babi yang telah dikonfirmasi terinfeksi H5N1.
− Memegang/menangani sampel (hewan atau pasien ) yang dicurigai me-
ngandung virus H5N1 dalam suastu laboratorium atau tempat lainnya
− Ditemukan leukopenia (dibawah nilai normal: 5000 – 10.000).
− Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HI meng-
gunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa sub-tipe.
− Foto toraks menunjukkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial
foto.
2. Penderita (konfirmasi) flu burung
jika pada tersangka disertai satu dari hasil positif berikut ini yang
dilaksanakan di laboratorium influenza nasional, regional atau internasional
yang hasil pemeriksaan H5N1nya diakui oleh WHO sebagai konfirmasi:
− Isolasi virus influenza A/H5N1 positif
− Hasil PCR influenza A/H5N1 positif
− Peningkatan • 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil 7 hari setelan
onset penyakit), dan titer antibodi netralisasi harus pula • 1/80).
•
69
− Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 • 1/80 pada spesimen serum yang
diambil pada hari ke • 14 setelah onset penyakit disertai hasil postif hasil
uji serologis lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda • 1/160 atau
western blot specific H5 positif.
perawatan intensif
a. Tersangka flu burung diberikan oseltamivir 75 mg 2 x sehari selama 5 hari.
Dosis anak sesuai dengan berat badan (usia > 1 tahun : 2mg/kgBB), lalu
dirujuk ke rumah sakit rujukan flu burung
b. Pemberian ini harus mengikuti sistem skoring yang telah disepakati (lihat
buku Pengendalian Flu Burung dan Penggunaan Oseltamivir di Puskesmas,
2006)
c. Setiap pemberian oseltamivir harus berdasar resep dokter dan dicatat dan
dilaporkan sesuai dengan format yang tersedia.
d. Oseltamivir tidak direkomendasikan untuk profilaksis dan pemberiannya oleh
dokter.
Pencegahan
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang
terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut:
− Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna
unggas harus memakai pelindung (masker, kacamata renang)
− Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana
dengan baik (ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi
orang sekitarnya
− Alat-alat yang dipergunakan dalam perternakan harus dicuci dengan
desinfektan
− Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
− Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak paling kurang pada suhu
80oC selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu
64oC selama 5 menit
− Memelihara kebersihan lingkungan
− Menjaga kebersihan diri
− Bagi yang tidak berkepentingan, dilarang memasuki tempat peternakan
− jika sedang terkena influenza dilarang memasuki tempat peternakan.
− Jika sedang bercocok tanam dengan memakai pupuk kandang diharuskan
memakai sarung tangan dan masker
− Setiap pekerja peternakan, pemotong unggas dan penjamah unggas yang
terkena influenza segera ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya.
7
FRAMBUSIA
Definisi
Frambusia disebut juga patek atau puru, dipicu oleh Treponema pertenue,
dan hanya ada di daerah tropis yang tinggi kelembabannya serta pada
masyarakat dengan sosio-ekonomi rendah. Penyakit ini menyerang kulit umumnya
di tungkai bawah, bentuk destruktif menyerang juga tulang dan periosteum.
Pemicu
Treponema pertenue
Gambaran klinis
- Pada stadium awal ditemukan kelainan pada tungkai bawah berupa kumpulan
papula dengan dasar eritem yang lalu berkembang menjadi borok dengan
dasar bergranulasi. Kelainan ini sering mengeluarkan serum bercampur darah
yang banyak mengandung kuman. Stadium ini sembuh dalam beberapa bulan
dengan parut atrofi. Atau, bersamaan dengan ini timbul papula bentuk butiran
sampai bentuk kumparan yang tersusun menggerombol, berbentuk
korimbiformis, atau melingkar di daerah lubang-lubang tubuh (anus, telinga,
mulut, hidung), muka dan daerah lipatan.
- Papul lalu membasah, mengeropeng kekuningan.
- Pada telapak kaki dapat ditemukan keratodermia. Keadaan ini berlangsung 3
- 12 bulan.
- Bila penyakit berlanjut, periosteum, tulang, dan persendian akan terserang.
Dalam keadaan ini dapat terjadi destruksi tulang yang terlihat dari luar sebagai
gumma atau nodus. Destruksi tulang hidung memicu pembengkakan
akibat eksostosis yang disebut goundou.
Dignosa
Papula yang lalu membesar membentuk papiloma / ulceropapilloma
71
perawatan intensif
- Obat terpilih yaitu penisilin prokain 2,4 juta IU dosis tunggal untuk dewasa.
- Obat alternatif diberikan kepada penderita yang peka/alergi terhadap penisilin,
walaupun menurut laporan di Negara lain hanya menghasilkan 70 – 80%
kesembuhan.
- Program pemberantasan penyakit frambusia memberikan obat alternatif sebagai
berikut :
a. Aureomisin.
Anak-anak : 0,75 – 1,5 gr selama 4 hari.
Dewasa : 2 gr selama 5 hari
b. Teramisin (dalam dosis dibagi 3 hari berturut-turut)
3 gr pada hari I
2 gr pada hari II
2 gr pada hari III
c. Tetrasiklin.
Anak-anak : 25 mg/kgBB selama 5 hari.
Dewasa : 2 gr /hari selama 5 hari
d. Obat pilihan lain eritromisin 1 – 2 gram/hari atau tetrasiklin 1 – 2
gram/hari selama 2 minggu.
7
GAGAL JANTUNG (DEKOMPENSASIO KORDIS)
Definisi
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang timbul sebab menurunnya daya
pompa jantung. Sebabnya macam-macam antara lain anemia, hipertensi,
tirotoksikosis, penyakit jantung koroner atau kelainan katup jantung.
Pemicu
- anemia
- hipertensi
- titotoksikemia
- penyakit jantung kronik
- kelainan katup jantung
Gambaran Klinis
- Gejala gagal jantung dapat berupa tanda gagal jantung kiri atau kanan yang
dapat muncul bertahap tetapi dapat pula mendadak dengan tanda udem paru
akut.
- Gagal jantung kiri ditandai dengan sesak napas setelah suatu kerja fisik, batuk,
atau paroxysmal nocturnal dyspnea.
- Mungkin tampak pulsasi karotis yang melemah, dan terdengar bunyi jantung
III dan i.v.
- Tanda penting gagal jantung kanan yaitu udem di pergelangan kaki yang
bersifat pitting dan pembesaran hati.
- Penderita biasanya merasa lemah dan mungkin mengeluh nyeri di perempat
kanan atas perut. Pada tahap lanjut dapat terjadi asites.
- Gagal jantung akut biasanya suatu gagal jantung kiri dengan tanda udem paru
akut: sesak napas berat dan napas cepat, batuk saat berbaring, dan sianosis.
Dignosa
Sesak nafas, takikardia dan ”irama gallop”, tanda-tanda bendungan paru-paru.
73
perawatan intensif
- Penderita gagal jantung perlu istirahat sesuai dengan berat penyakit. Pada
gejala berat, berbaring setengah duduk paling baik. Selanjutnya aktivitas
fisik disesuaikan dengan kemampuan jantung.
- Penderita harus membatasi asupan garam.
- Diuretik furosemid tablet 40 mg 1 – 2 x sehari bermanfaat sebagai obat
tunggal untuk gagal jantung yang tanda bendungannya menonjol. Diuretik
ini dapat diberikan tanpa digitalis bila tak ada takikardia.
- Bila diuretik digunakan bersama digitalis perlu diberikan KCI 500 mg 1 – 3
x sehari secara oral, dengan monitoring kadar Na+ dan K+ plasma.
- Pada gagal jantung yang lebih berat mungkin diperlukan digitalis. Digitalisasi
sebaiknya dilakukan secara lambat dengan digoksin 0,25 mg/hari.
- Bila mungkin berikan oksigen.
- Penderita yang menunjukkan keluhan dalam keadaan istirahat atau yang
disertai gejala udem paru perlu dirujuk ke rumah sakit, sebelumnya diberi
dulu furosemid, KCI dan digoksin.
7
GANGGUAN NEUROTIK
Definisi
Suatu gejala fisik / jasmani yang dirasakan berlebihan disertai dengan gejala
kejiwaan tanpa gangguan afek.
Pemicu
Kepribadian Individu
Jenis-jenis Gangguan Neurotik
a. Gangguan fobik
b. Gangguan panik
c. Gangguan ansietas menyeluruh
d. Gangguan campuran ansietas dan depresi
e. Gangguan Obsesif kompulsif
f. Gangguan penyesuaian
g. Gangguan somatoform
Gambaran Klinik
Sesuai dengan gejala dari masing-masing jenis neurotik.
Dignosa
Tergantung gejala yang menonjol untuk menentukan jenis neurotiknya.
perawatan intensif
Anti ansietas : Diazepam 2-5 mg 2 – 3 x sehari.
Anti depresan : Amitriptilin 25 mg 2 – 3 x sehari
Obat lain yang diperlukan.
7
GANGREN PULPA
Definisi
Kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai kelanjutan proses karies
atau trauma.
Pemicu
Kematian jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa
Gambaran Klinis
- Tidak ada simtom sakit
- Tanda klinis yang sering ditemui yaitu jaringan pulpa mati, lisis dan berbau
busuk
- Gigi yang rusak berubah warna menjadi abu-abu kehitaman.
Dignosa
Degenerasi pulpa
perawatan intensif
- Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi, gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu
dikeringkan dengan kapas.
- Bila sudah ada radang periapikal berikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3 x
sehari selama 5 hari, bila terjadi alergi amoksisilin gunakan antibiotika pilihan
kedua, eritromisin atau kotrimoksazol. Pada kasus yang berat : penisilin prokain
600.000 IU/hari selama 3 hari. Kalau perlu diberi parasetamol 500 mg 3 x
sehari.
- Sesudah peradangan reda gigi dicabut atau pasien dirujuk ke rumah sakit untuk
perawatan syaraf.
GASTRITIS
Definisi
Nyeri epigastrium yang hilang timbul / menetap dapat disertai dengan mual /
muntah.
Peyebab
Pemicu utama gastritis yaitu iritasi lambung misalnya oleh makanan yang
merangsang asam lambung, alkohol, obat atau stres. Pada keadaan ini terjadi
gangguan keseimbangan antara produksi asam lambung dan daya tahan mukosa.
Penyakit sistemik, kebiasaan merokok, infeksi kuman Helicobacter pilori juga
berperan dalam penyakit ini.
Gambaran Klinis
- Penderita biasanya mengeluh perih atau tidak enak di ulu hati.
- Gastritis erosif akibat obat sering disertai pendarahan.
- Nyeri epigastrium, perut kembung, mual, muntah tidak selalu ada.
Dignosa
Nyeri ulu hati, mual / muntah, kembung dll.
perawatan intensif
- Penderita gastritis akut memerlukan tirah baring. Selanjutnya ia harus
membiasakan diri makan teratur dan menghindarkan makanan yang merangsang.
- Keluhan akan segera hilang dengan antasida (Al. Hidroksida, Mg Hidroksida)
yang diberikan menjelang tidur, pagi hari, dan diantara waktu makan.
- Bila muntah sampai mengganggu dapat diberikan tablet metoklopramid 10
mg, 1 jam sebelum makan.
- Bila nyeri hebat dapat dikombinasikan dengan simetidin 200 mg 2 x sehari
atau ranitidin 150 mg 2 x sehari
- Penderita dengan tanda pendarahan seperti hematemesis atau melena perlu
segera dirujuk ke rumah sakit sebab kemungkinan terjadi pendarahan pada
tukak lambung yang dapat menjadi perforasi.
GIGITAN ULAR
Definisi
Suatu keadaan yang dipicu oleh gigitan ular berbisa.
Pemicu
Secara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok:
Colubridae (Mangroce cat snake, Boiga dendrophilia, dan lain-lain)
Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatran spitting cobra, dan lain-lain)
Viperidae (Borneo green pit viper, Sumatran pit viper, dan lain-lain).
Gambaran Klinis
- Umumnya gigitan ular tidak beracun, misalnya ular air dan hanya memerlukan
tata laksana sederhana. Namun bila jenis ular tidak diketahui, maka sebaiknya
dilakukan upaya pencegahan dengan Serum Anti Bisa Ular Polivalen.
- Kemungkinan ini dicurigai bila ada riwayat digigit ular.
- Penderita mungkin:
§ Tampak kebiruan
§ Pingsan
§ Lumpuh
§ Sesak nafas
Efek yang ditimbulkan akibat gigitan ular dapat dibagi tiga:
1. Efek lokal.
Beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan memberikan efek yang agak
sulit di deteksi dan hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitannya
dapat menghasilkan efek yang cukup besar seperti: bengkak, melepuh,
perdarahan, memar sampai dengan nekrosis. Yang mesti diwaspadai yaitu
terjadinya syok hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindahnya
cairan vaskuler ke jaringan akibat efek sistemik bisa ular ini .
2. Efek sistemik
Gigitan ular ini akan menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: nyeri kepala,
mual dan muntah, nyeri perut, diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejala
yang ditemukan seperti ini sebagai tanda bahaya bagi petugas kesehatan untuk
memberi petolongan segera.
78
3. Efek sistemik spesifik
Efek sistemik spesifik dapat dibagi berdasar :
• Koagulopati
Beberapa spesies ular dapat memicu terjadinya koagulopati. Tanda-
tanda klinis yang dapat ditemukan yaitu keluarnya darah terus menerus
dari tempat gigitan, venipuncture dari gusi dan bila berkembang akan
menimbulkan hematuria, haematomesis, melena dan batuk darah.
• Neurotoksik
Gigitan ular ini dapat memicu terjadinya flaccid paralysis. Ini biasanya
berbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan. Biasanya tanda-tanda
yang pertama kali dijumpai yaitu pada saraf kranial seperti ptosis,
oftalmoplegia progresif bila tidak mendapat anti venom akan terjadi
kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasanya full paralysis
akan memakan waktu + 12 jam, pada beberapa kasus biasanya menjadi
lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
• Miotoksisitas
Miotoksisitas hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigit
oleh ular laut. Ular yang berada didaratan biasanya tidak ada yang
memicu terjadinya miotoksisitas berat. Gejala dan tanda yaitu :
nyeri otot, tenderness, mioglobinuria dan berpotensi untuk terjadinya gagal
ginjal, hiperkalemia dan kardiotoksisitas.
Dignosa
Adanya riwayat gigitan disertai gejala/tanda gigitan ular berbisa baik berupa efek
lokal (tempat gigitan) maupun efek sistemik dan efek sistemik spesifik.
perawatan intensif
Pertolongan pertama pada gigitan ular :
− Bila yang digigit anggota badan, gunakan tali putar silang disebelah atas luka.
Putar tali sedemikian kencang sampai denyut nadi di ujung anggota hampir
tidak teraba. Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit.
− Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buatlah sayatan
silang ditempat gigitan sampai darah keluar dan sedotlah dengan alat penyedot,
jangan sekali-kali dengan mulut.
− Bila tersedia, suntikkan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan
disekitar luka.
79
− ATS dan penisilin procain 900.000 IU dapat dipertimbangkan sebagai
profilaksis.
− Bila timbul gejala umum seperti syok, lumpuh dan sesak nafas, penderita harus
segera rujuk ke rumah sakit.
GINGGIVITIS
Definisi
Ginggivitis yaitu Inflamasi ginggiva marginal atau radang gusi.
Pemicu
Radang gusi ini dapat dipicu oleh faktor lokal maupun faktor sistemik.
Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisa makanan (plak), pemakaian
sikat gigi yang salah, rokok, tambalan yang kurang baik. Faktor sistemik meliputi
Diabetes Melitus (DM), ketidakseimbangan hormon (saat menstruasi, kehamilan,
menopause, pemakaian kontrasepsi), keracunan logam, dan sebagainya.
Gambaran Klinis
- Penderita biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah, tanpa
nyeri, hanya kadang terasa gatal.
- Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merah dan mudah
berdarah pada sondasi . Kebersihan mulut biasanya buruk.
- Ginggivitis herpes biasanya disertai gejala herpes simpleks. Tanda di gusi
tidak disertai bau mulut.
- Salah satu bentuk radang gusi yaitu perikoronitis yang gejalanya lebih
berat : demam, sukar membuka mulut.
Dignosa
Peradangan pada gusi.
perawatan intensif
- Anjurkan pasien untuk memperbaiki kebersihan mulut dan berkumur dengan
obat kumur iodium povidon atau H2O2 3% 3 x sehari selama 3 hari. Karang
gigi dibersihkan dan lakukan fisioterapi oral.
- Bila dengan perbaikan kebersihan tidak sembuh, Amoksisilin 500 mg 3 x
sehari selama 5 hari, dan perlu dipikirkan kemungkinan sebab sistemik
seperti DM.
- Perikoronitis memerlukan antibiotik sistemik selama 5 hari : Amoksisilin atau
eritromisin 500 mg 3 x sehari, dan jika diperlukan lakukan
pengangkatan operculum.
GLAUKOMA
Definisi
Glaukoma yaitu suatu gejala dari kumpulan penyakit yang memicu suatu
resultan yakni meningkatnya tekanan intra okuler yang cukup untuk memicu
degenerasi optik disk atau kelainan lapang pandang.
Pemicu
Meningkatnya tekanan intra okuler.
Harus dibedakan dengan hipertensi okuler yaitu suatu keadaan dimana tekanan
intraokuler meninggi tanpa kerusakan pada optik disk dan kelainan lapang pandang.
Gambaran Klinis
Glaukoma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma primer sudut terbuka (simple glaucoma, wide angle glaucoma,
chronic simple glaucoma) yaitu jenis glaukoma yang paling sering
ditemukan.
b. Glaukoma primer sudut tertutup (narrow angle glaucoma, closed angle
glaucoma, acute congestive glaucoma).
2. Glaukoma Kongenital
a. Glaukoma kongenital primer atau infantil (Buftalmos)
b. Glaukoma yang menyertai kelainan kongenital
3. Glaukoma Sekunder
4. Glaukoma Absolut
Pada glaukoma akut kongestif (terjadinya serangan) harus diberi perawatan yang
secepat-cepatnya sebab terlambatnya perawatan dapat mempercepat memburuknya
tajam penglihatan dan lapang pandang.
Glaukoma akut kongestif sering diduga / didiagnosa sebagai konjungtivitis
sebab mata terlihat merah. Pada glaukoma akut akan terlihat adanya injeksi
konjungtiva, injeksi silier, pupil melebar / mid dilatasi, reflek kurang.
Pemeriksaan pengukuran tekanan bola mata dengan tonometri akan didapatkan
nilai yang tinggi (normal 10 –20 mmHg).
82
Dignosa
Mata merah, pupil lebar, reflek kurang, kornea agak keruh, tanpa kotoran mata
dengan keluhan nyeri kepala dan visus menurun dan biasanya satu mata yaitu
Glaukoma.
Kelainan ini jangan diDignosa sebagai konjungtivitis. Tanda konjungtivitis
yaitu mata merah (biasanya dua mata), ada kotoran mata, tidak nyeri kepala,
visus tidak menurun, pupil tidak lebar dan tidak berakibat kebutaan.
Glaukoma akut kongestif sangat berbahaya dan berakibat kebutaan total yang
tidak dapat diobati.
perawatan intensif
Dengan keterbatasan ketenagaan dan peralatan, maka penanggulangan glaukoma
yang mungkin dilakukan di Puskesmas yaitu glaukoma akut kongestif, dengan
pemberian :
a. Timolol 0,5% dengan dosis 2 x sehari
b. Pilokarpin 2 – 4% tiap 2 jam
c. Acetazolamide 250 mg 3 x sehari
d. Analgetik sistemik
Pengobatan simptomatik dengan gejala yang ada dan segera rujuk ke spesialis
mata untuk tindakan selanjutnya.
GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)
Definisi
Glomerulonefritis akut, Glomerulonefritis pasca infeksi yaitu suatu
peradangan pada glomeruli yang memicu hematuria (darah dalam urin),
dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria (protein dalam urin) yang
jumlahnya bervariasi.
Pemicu
Infeksi bakteri atau virus tertentu pada ginjal. Kuman yang paling sering
dihubungkan dengan GNA yaitu Streptococcus beta-haemolyticus grup A
Gambaran Klinik
− Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, yang
pertama kali muncul yaitu penimbunan cairan disertai pembengkakan
jaringan (udem), berkurangnya volume urin dan berwarna gelap sebab
mengandung darah.
− Pada awalnya udem timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak
mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat.
− Tekanan darah tinggi dan pembengkakan otak bisa menimbulkan sakit
kepala, gangguan penglihatan dan gangguan fungsi hati yang lebih serius.
Dignosa
− Urinalisis menunjukkan jumlah protein yang bervariasi dan konsentrasi
urea dan kreatinin di dalam darah seringkali tinggi.
− Kadar antibodi untuk streptococcus di dalam darah bisa lebih tinggi
daripada normal.
− Kadang pembentukan urin terhenti sama sekali segera setelah terjadinya
glomerulonefritis pasca streptococcus, volume darah meningkat secara tiba-
tiba dan kadar kalium darah meningkat. Jika tidak segera menjalani dialisa,
maka penderita akan meninggal.
− Sindroma nefritik akut yang terjadi setelah infeksi selain Streptococcus
biasanya lebih mudah terDignosa sebab gejalanya seringkali timbul
ketika infeksinya masih berlangsung.
Tanda-tanda GNA : hematuria, udem, gangguan fungsi ginjal.
perawatan intensif
− Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan dan kortikosteroid tidak
efektif, kortikosteroid bahkan bisa memperburuk keadaaan.
− Jika pada saat ditemukan sindroma nefritik akut infeksi bakteri masih
berlangsung, maka segera diberikan antibiotik.
− Jika Pemicu nya yaitu infeksi pada bagian tubuh buatan (misalnya katup
jantung buatan), maka prognosisnya tetap baik, asalkan infeksinya bisa diatasi.
− Penderita sebaiknya menjalani diet rendah protein dan garam sampai fungsi
ginjal kembali membaik.
− Bisa diberikan diuretik untuk membantu ginjal dalam membuang kelebihan
garam dan air.
− Untuk mengatasi tekanan darah tinggi diberikan obat anti hipertensi.
− Jika diperlukan perlu dirujuk ke rumah sakit.
8
GONORE
Definisi
Gonore yaitu infeksi bakteri di alat kelamin, dubur atau tenggorokan.
Pemicu
dipicu oleh kuman Neisseria gonorrhoeae (gonococcus), yang merupakan
diplococcus gram negatif. Kuman ini terutama menginfeksi selaput lendir
pasien , yaitu alat kelamin, liang dubur, selaput lendir mata, dan tenggorokan.
Gonore dapat menular kalau seseorang melakukan hubungan seks vaginal,
dubur atau mulut dengan seseorang yang sudah mengalami infeksi ini
tanpa memakai kondom. Untuk laki-laki yang mengalami infeksi saluran
kencing, gejala-gejalanya biasanya muncul dalam waktu 2 – 10 hari setelah
terinfeksi, namun terkadang gejalanya hanya muncul setelah beberapa bulan.
Gambaran klinik
• Biasanya penyakit ini menunjukan gejala setelah 2 sampai 10 hari
berkontak ke yang menderita penyakit ini. Pada laki-laki umumnya
penyakit ini ditandai dengan radang saluran keluar air seni dengan gejala
nyeri sewaktu berkemih dan mengeluarkan cairan putih dari saluran
kemihnya. Namum pengeluaran cairan putih, ataupun yang kuning, yang
kental ataupun yang encer bisa dipicu oleh kuman lain, sehingga sifat
cairan ini tidak memastikan penyakit ini.
• Sedangkan pada wanita bisa menunjukan gejala nyeri pada perut bagian
bawah, keputihan dan kadang-kadang pendarahan yang tidak normal dari
rahim serta rasa tak nyaman pada liang dubur. Namun semua gejala itu pun
tidak khas bagi gonore, ia bisa juga dipicu oleh penyakit lain sehingga
perlu di periksa dengan teliti.
• Pada wanita infeksi gonore bisa berlanjut menjadi peradangan alat dalam
panggul yang menjalar dari bibir rahim, ke dalam rahim, ke saluran telur
dan ke seluruh alat dalam panggul, biasanya terjadi selama haid. Gejala
penyakit ini meliputi demam dan nyeri perut bagian bawah. Mungkin juga
ada pengeluaran cairan kekuningan dari dalam bibir rahim dan nyeri
tekan pada rahim pada waktu pemeriksaan dalam atas alat-alat panggul.
Radang alat-alat panggul ini bisa memicu strerilitas, kehamilan di luar
kandungan dan nyeri panggul yang menahun.
86
• Selain Komplikasi setempat pada laki-laki dan wanita, bisa juga terjadi
komplikasi di tempat lain, akibat penyebarannya kuman gonore melalui darah,
dan kira-kira 2/3 pasiennya wanita. Bisa terjadi radang sendi dan kulit yang
di tandai demam, nyeri sendi dan bengkak sendi, menggigil serta kelainan
kulit berbentuk nanah dan gelembung. Radang sendi melibatkan beberapa
sendi, sering melibatkan sendi pergelangan tangan, jari-jari, sendi lutut dan
sendi pergelangan kaki. Manifestasi lazim lainnya meliputi radang selaput
pembukus jantung (perikarditis), dan radang hati (hepatitis). Kadang-kadang
terjadi radang lapisan dalam jantung dan selaput otak.
Dignosa
Gonore dan klamidia dapat diketahui dengan sampel yang diseka dari saluran
kemih, dubur atau tenggorokan. Penting agar pasien tidak buang air kecil selama
paling tidaknya tiga jam sebelum menjalani tesnya.
perawatan intensif
- Kerentanan Neisseria gonorrhoeae terhadap antibiotik sangat bervariasi di
dunia. Resistensi terhadap kuinolon semakin meningkat, terutama di Asia
Tenggara dimana sampai 20% strain telah resisten.
- Infeksi akut tanpa komplikasi
Obat pilihan lain:
§ Penisilin prokain 2,4 juta IU, diberikan i.m, sedang dosis untuk wanita
4,8 juta IU.
§ Ampisilin dosis tunggal 3,5 gram + 1 gram probenesid
§ Amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid
§ Tiamfenikol oral dosis tunggal 2,5 – 3,5 gram, tetapi tidak dianjurkan pada
wanita hamil
§ Bila kuman Pemicu diduga resisten terhadap penisilin (penicillinase
producing. N.gonorrhoeae = PPNG), maka obat terpilih yaitu tiamfenikol
atau kuinolon baru.
- Infeksi dengan komplikasi : Siprofloksasin 500 mg 2 x sehari selama 5 – 7
hari per oral.
8
GOUT
Definisi
Gout merupakan penyakit radang sendi yang terjadi akibat deposisi kristal mono
sodium urat pada persendian dan jaringan lunak.
Gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang
akut, kadang-kadang disertai dengan pembentukan kristal sodium urat yang besar
(yang dinamakan tophus), deformitas (kerusakan) sendi secara kronik, dan adanya
cedera pada ginjal.
Pemicu
Penumpukan asam urat didalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi
asam urat yang meningkat, pembuangannya melalui yang menurun, atau akibat
peningkatan asupan makanan yang kaya akan purin. Gout terjadi ketika cairan
tubuh sangat jenuh akan asam urat sebab kadarnya yang tinggi.
Gambaran Klinis
a. Gejala paling khas yaitu nyeri dan kemerahan pada sendi metatarsofalangeal
pertama, biasanya melibatkan satu sendi. Gejala bisa dieksaserbasi oleh paparan
terhadap dingin dan sering memburuk pada malam hari.
b. Gout dapat menyerang lebih dari 1 sendi, tetapi umumnya asimetri. Sendi
yang terlibat tampak bengkak, hangat, kemerahan, dengan kulit di atasnya
yang teregang.
c. Selama serangan akut, pasien mungkin agak demam dan ada peningkatan jelas
LED dan CRP serum.
d. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut
e. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari
f. Oligoarthritis
g. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
h. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)
i. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
Dignosa
Nyeri akut pada persendian kecil seperti ibu jari, terutama malam hari.
Kadar urat serum biasanya > 7,5 mg/dl.
88
perawatan intensif
− Pada serangan arthritis akut, penderita biasanya diberikan terapi untuk
mengurangi peradangan dengan memberikan obat analgesik atau kortikosteroid.
Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar asam
urat didalam tubuh.
− Kondisi yang terkait dengan hiperurisemia yaitu diet kaya purin, obesitas,
serta konsumsi . Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam
urat didalam tubuh. Alkohol merupakan salah satu sumber purin dan juga
dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal sehingga disarankan
untuk tidak sering mengonsumsi alkohol. Pasien juga disarankan untuk dalam
jumlah yang banyak (2 liter atau lebih setiap harinya) sebab akan membantu
pembuangan urat dan meminimalkan pengendapan urat dalam . Ada beberapa
jenis makanan yang diketahui kaya akan purin, antara lain daging (daging
sapi, babi, kambing), makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan, bayam,
jamur dan kembang kol.
− Obat yang digunakan untuk terapi prevensi yaitu :
a. Allopurinol bila ada over produksi asam urat. Obat ini menghambat
sintesa dan menurunkan kadar asam urat darah. Dosis pada hiperurikemia
100 mg 3 x sehari sesudah makan, bila perlu dinaikkan setiap minggu
dengan 100 mg s/d 10 mg/kgBB/hari.
b. Probenesid, derivat asam benzoat ini berdaya urikosuris dengan jalan
merintangi penyerapan kembali di tubuli proksimal. Dosis 2 x 250 mg
selama 1 minggu, lalu 2 x 500 mg, bila perlu berangsur-angsur dinaikkan
sampai maksimum 2 g sehari.
c. Natrium Bikarbonat 2 tablet 3 x sehari, untuk membantu kelarutan asam
urat.
8
HEPATITIS VIRUS
Definisi
Hepatitis Virus Akut yaitu peradangan hati sebab infeksi oleh salah satu dari
kelima virus hepatitis (virus A, B, C, D atau E); peradangan muncul secara tiba-
tiba dan berlangsung hanya selama beberapa minggu.
Pemicu
Virus Hepatitis A, B, C, D, E.
Gambaran Klinis
− Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, berupa :
§ penurunan nafsu makan
§ merasa tidak enak badan
§ mual
§ muntah
§ demam.
− Kadang terjadi nyeri sendi dan timbul biduran (gatal-gatal kulit), terutama jika
Pemicu nya yaitu infeksi oleh virus hepatitis B.
− Beberapa hari lalu , urin warnanya berubah menjadi lebih gelap dan
timbul kuning (jaundice). Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita
merasa lebih baik, meskipun sakit kuning semakin memburuk.
− Bisa timbul gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu)
yang berupa tinja yang berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh.
− Jaundice biasanya mencapai puncaknya pada minggu ke 1 – 2, lalu
menghilang pada minggu ke 2 – 4.
Dignosa
− Dignosa ditegakkan berdasar gejala dan hasil pemeriksaan darah terhadap
fungsi hati.
− Pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar.
− Dignosa pasti diperoleh jika pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus
atau antibodi terhadap virus hepatitis.
90
perawatan intensif
Pengobatan :
− Jika terjadi hepatitis akut yang sangat berat, maka penderita dirawat di rumah
sakit; tetapi biasanya hepatitis A tidak memerlukan pengobatan khusus.
− Setelah beberapa hari, nafsu makan kembali muncul dan penderita tidak perlu
menjalani tirah baring. Makanan dan kegiatan penderita tidak perlu dibatasi
dan tidak diperlukan tambahan vitamin.
− Sebagian besar penderita bisa kembali bekerja setelah jaundice menghilang,
meskipun hasil pemeriksaan fungsi hati belum sepenuhnya normal.
Pencegahan:
− Kebersihan yang baik bisa membantu mencegah penyebaran virus hepatitis
A. Tinja penderita sangat infeksius. Di sisi lain, penderita tidak perlu diasingkan;
pengasingan penderita hanya sedikt membantu penyebaran hepatitis A, tetapi
sama sekali tidak mencegah penyebaran hepatitis B maupun C.
− Kemungkinan terjadinya penularan infeksi melalui transfusi darah bisa dikurangi
dengan memakai darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis
B dan C.
− Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh dan
memberikan perlindungan yang efektif.
− Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang memiliki resiko
tinggi, misalnya para pelancong yang mengunjungi daerah dimana penyakit
ini banyak ditemukan.
− Untuk hepatitis C, D dan E belum ditemukan vaksin.
− Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi tetapi telah terpapar oleh hepatitis,
bisa mendapatkan sediaan antibodi untuk perlindungan, yaitu globulin serum.
Pemberian antibodi bertujuan untuk memberikan perlindungan segera terhadap
hepatitis virus.
− Kepada bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun
globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini bisa mencegah
terjadinya hepatitis B kronik pada sekitar 70% bayi.
9
HERPES SIMPLEKS
Definisi
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari pasien .
Infeksi virus H. simplex ditandai dengan vesikel berkelompok di daerah mukokutan
dengan kulit yang memerah. Kelainan dapat terjadi secara primer maupun sekunder.
Herpes simpleks memicu luka-luka yang sangat sakit pada kulit.
Pemicu
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yaitu Pemicu umum untuk luka-luka
demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya memicu herpes
kelamin. Namun HSV-1 dapat memicu infeksi pada kelamin dan HSV-2
dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
Gambaran Klinis
− Infeksi virus ini mempunyai ciri adanya lesi primer lokal, latensi dan adanya
kecenderungan rekurensi local
− 2 agen Pemicu , HSV tipe 1 dan 2, umumnya menimbulkan sindrom klinis
yang jelas, tergantung pada tempat masuknya
HSV tipe 1:
− Infeksi primer mungkin ringan dan umumnya terjadi pada masa anak-anak
dini sebelum usia 5 tahun.
− Sekitar 10% infeksi primer memicu bentuk penyakit yang lebih berat
yang bermanifestasi demam dan malaise.
− Ini bisa berlangsung selama seminggu atau lebih, dan dihubungkan dengan
adanya lesi vesikuler dalam mulut, infeksi mata atau erupsi kulit generalisata
yang memperberat eksema kronik.
− Reaktivasi infeksi laten mengakibatkan adanya cold sore yang muncul sebagai
vesikel bening pada dasar yang eritematus, biasanya di wajah dan bibir, yang
berkrusta dan sembuh dalam beberapa hari.
− Reaktivasi ini mungkin ditimbulkan oleh trauma, demam atau adanya penyakit
lain yang sedang diderita.
92
HSV tipe 2:
− Virus ini yaitu Pemicu herpes genitalis, walau ini juga dapat dipicu
oleh virus tipe 1.
− Herpes genitalis terjadi terutama pada orang dewasa dan ditransmisikan secara
seksual
− Infeksi primer dan rekuren dapat terjadi, dengan atau tanpa gejala.
Dignosa
berdasar gambaran klinis
perawatan intensif
Pengobatan:
− Terapi mencakup:
§ Idoksuridin untuk lesi kulit
§ Salep dan paint povidon-iodin
§ Asiklovir untuk herpes genitalis awal dan rekuren, 5 x sehari 200 – 400
mg.
§ Infus asiklovir i.v untuk ensefalitis H. simplex dan pasien yang mengalami
supresi imun.
− Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan
lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat
dioleskan pada luka.
− Pengobatan baku untuk HSV yaitu asiklovir dalam bentuk pil sampai lima
kali sehari.
9
HERPES ZOSTER
Definisi
Penyakit yang menyerang saraf perifer atau saraf tepi.
Pemicu
Herpes zoster dipicu oleh virus varicella-zoster yang tinggal di ganglia
paraspinal sesudah infeksi varicella.
Gambaran Klinis
− Mula-mula penderita mengalami demam atau panas, disertai nyeri yang terbatas
pada satu sisi tubuh, terjadi paling sering pada badan atau wajah, jarang pada
ekstremitas.yang nantinya timbul bercak. Beberapa hari lalu (setiap
orang tidak sama), muncul bercak kemerahan di bagian tubuh yang nyeri tadi
makin hari menyebar dan membesar sampai sebesar biji jagung.
− Makin lama, mengelupas dan tetap nyeri.
− Setelah kering (ada yang seminggu, ada pula 2 atau 3 minggu) dan sembuh,
kadang masih menyisakan nyeri. Sisa-sisa nyeri adakalanya masih muncul
bertahun-tahun lalu . Keadaan ini disebut nyeri post herpetic.
− Bila pasien menderita demam dan rash terletak di satu dermatom di satu sisi
tubuh, Pemicu nya mungkin infeksi herpes simpeks.
Dignosa
Vesikel yang berisi cairan jernih di salah satu sisi tubuh.
perawatan intensif
− Pengobatan lebih diarahkan untuk mengurangi gejala, misalnya pemberian
antinyeri atau penurun panas atau obat untuk mengurangi rasa gatal pada
periode masa penyembuhan.
− Hingga kini belum ada obat spesifik. Pemakaian anti virus yang oleh beberapa
ahli dikatakan bisa menghilangkan nyeri post herpetic ternyata masih
memerlukan penelitian tapi tetap menjadi obat pilihan:
§ Asiklovir 5 kali 200 – 400 mg sehari selama 7 hari
§ Pasien dengan penurunan sistem imun harus diterapi dengan asiklovir
intravena.
94
§ Krim asiklovir memiliki