Tampilkan postingan dengan label Terapi Sufistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Terapi Sufistik. Tampilkan semua postingan

Terapi Sufistik

 



Terapi Sufistik 



Perkembangan terapi sufistik di kota-kota besar mulai menjamur dan 

mendapatkan tempat di hati warga  . Terapi ini dapat membantu warga   

dalam mengatasi persoalan-persoalan psikologis yang banyak dialami oleh 

manusia manusia. Persoalan-persoalan ini muncul sejalan dengan semakin 

kompleksnya kehidupan manusia dan beratnya beban kehidupan yang harus 

dijalani oleh manusia. Kemajuan ilmu dan teknologi yang mampu memberikan 

berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia, ternyata tidak mampu mengatasi 

persoalan-persoalan batin manusia. Dengan demikian, pada masa sekarang ini 

dengan mudah ditemukan orang-orang yang “sepi” di tengah keramaian. Akibatnya 

muncullah individu-individu yang mengalami berbagai problem psikis dan fisik.

Dengan demikian, dibutuhkan cara efektif untuk mengatasinya. Tasawuf sebagai 

terapi menawarkan cara Islami dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang 

dialami manusia, yaitu dengan cara melalui terapi sufi. Terapi tasawuf bukanlah 

bermaksud mengubah posisi maupun menggantikan tempat yang selama ini di 

dominasi oleh medis, justru cara terapi sufi ini memiliki karakter dan fungsi 

melengkapi.

 Sufi Healing yaitu  proses penyembuhan pasien melalui sejumlah amalan 

yang didasarkan kepada kekuatan ruhaniah bukan jasadiah. Kesembuhan jasadiah 

yaitu  digantungkan kepada kesehatan ruhaniah. Allah Swt bagi kaum sufi hanya 

berhubungan dengan belahan ruhaniah manusia. Rohlah yang mengendalikan 

jasad, rohlah yang bertanggung jawab atas sakit dan sehatnya jasad. Jika roh sehat, 

maka jasad akan sehat, jika roh baik maka jasad akan baik. Roh yaitu  penunggang kuda yang mengendalikan kuda (jasad) kemanapun akan pergi, kepada 

kehancuran atau kepada keselamatan


Berangkat dari fenomena sosial warga   yang secara khusus di Kota Pekanbaru terjadi 

perubahan sosial yang cepat dengan komunikasi tanpa batas, cenderung materialistik, sekularistik, 

dan rasionalistik sehingga terdapat berbagai masalah psikis dan fisik. Masalah ini merupakan 

penyakit yang datang dari kehilangan visi ke-Ilahian, yang tumpul penglihatannya terhadap realitas 

hidup dan kehidupan. Pengobatan dengan alat-alat canggih dan bahan-bahan kimia berkembang 

sedemikian rupa, namun pada kenyataannya tak mampu menyelesaikan secara utuh persoalan￾persoalan penyakit yang banyak diderita, kemudian beralih ke pengobatan yang bersifat alternatif￾spiritualistik. Penelitian ini memakai   pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara 

mendalam kepada tokoh-tokoh yang mempraktikkan terapi sufistik. Di Pekanbaru, muncul 

kecenderungan warga   untuk berobat melalui terapi sufistik yang dapat dilihat dari 

berkembangnya rumah-rumah pengobatan sufistik. Riset terhadap rumah terapi sufistik yang 

mengobati penyakit dalam perspektif sufi healing Islam. Hasil kajian ini memperlihatkan bahwa 

terapi sufistik atau penyembuhan sufi merupakan suatu trend baru di kalangan warga   modern 

yang tampaknya telah mengalami titik jenuh dengan berbagai pola orientasi material, sehingga 

dunia spiritual menjadi alternatif

Dalam hidup ini manusia menghadapi berbagai persoalan, salah satu 

persoalan yang tak mungkin dielakkan yaitu  masalah sakit. Penyakit yaitu  

penderitaan yang dialami oleh hampir setiap manusia. Sakit yaitu  lawan dari 

sehat, maka setiap orang yang sehat tetap akan mengalami sakit. Hanya saja ada 

penyakit yang diderita seseorang dalam jangka panjang dan ada pula dalam jangka 

pendek. Ada yang demikian menyengsarakan, dan ada pula yang tidak begitu 

menyengsarakan. Oleh karena itu, manusia senantiasa berikhtiar untuk sembuh 

dari penyakit atau mengobati penyakit tersebut. 

Berbagai cara yang ditempuh oleh manusia untuk sembuh dari penyakit, 

baik dunia medis maupun pengobatan alternatif. Cara-cara yang ditempuh berkait 

erat dengan pemahaman warga   tentang sumber atau penyebab dari penyakit 

tersebut. Jika penyakit dianggap bersumber dari fisik atau tubuh manusia, 

biasanya warga   lebih memilih cara-cara medis atau pengobatan alternatif 

media lainnya. Namun, jika penyakit dianggap bersumber dari non-fisik, maka 

warga   cenderung mencari pengobatan alternatif, baik bersifat Islami seperti 

ruqyah syar’iyah, terapi sufistik, hingga menjumpai orang-orang “pintar” seperti 

dukun.1 

Dasawarsa belakangan ini bermunculan media pengobatan alternatif, baik 

yang memakai   berbagai macam tanaman/tetumbuhan (herbal), maupun yang 

memakai   kekuatan zikir (terapi healing), hingga memakai   tenaga batin 

(tenaga dalam). Sejalan dengan ghirah beragama warga   (baca Islam) yang 

meningkat, maka pilihan terhadap pengobatan alternatif juga menjadi selektif. 

Mereka (baca warga   Islam) hanya mau berobat dengan pengobatan alternatif 

yang tidak bertentangan dengan aqidah atau juga disebut pengobatan yang tidak 

berbau syirik. Dengan demikian, pengobatan yang bersifat syar’iyah atau sering 

juga disebut dengan Tibbun Nabawi berkembang dengan pesat. 

Salah satu pengobatan yang berkembang sekarang ini yaitu  Terapi 

Sufistik. terapi sufistik dipahami sebagai proses pengobatan melalui terapi doa, 

terapi olah fikir (mind healing), konseling sufistik, atau penyembuhan dengan memakai   metode-metode sufistik.2 Terapi Sufistik sangat diperlukan karena 

sebagian manusia modern terjebak dalam pemenuhan kebutuhan materi, sehingga 

mengesampingkan kebutuhan spiritual. Jadi ada ketidakseimbangan dalam hidup, 

antara kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Manusia modern mengalami 

kekeringan spiritual, dan sangat diperlukan pengobatan spiritual dalam 

menyembuhkan penyakit, baik jasmani maupun rohani. Terapi sufistik bertujuan 

memberi solusi-solusi permasalahan manusia, terutama kesehatan mental, karena 

penyakit fisik atau penyakit biologis sering dipicu  dari kegoncangan jiwa atau 

stress. Dengan memasukkan aspek agama (spiritual) seperti keimanan dan 

ketakwaan kepada Allah SWT diyakini memulihkan kesehatan mental.3 

M. Amin Syukur4 menjelaskan bahwa zikir merupakan metode utama dalam 

terapi sufistik yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan 

kesehatan. Belakangan terapi ini begitu diminati oleh manusia digital, yang konon 

telah memasuki dunia spiritual. warga   mulai berbondong-bondong 

mendatangi pengobatan yang memakai   metode spiritual dalam penyembuhan 

penyakit, baik dalam upaya mendampingi dunia medis5 maupun murni 

pengobatan.6 Alasannya sederhana, bisa karena tergolong murah, bahkan gratis, 

bisa juga dipicu  oleh nilai plus-nya, yakni dapat meningkatkan keimanan dan 

ketakwaan pasien.

Fenomena serupa juga ditemukan di Kota Pekanbaru, di mana bermunculan 

rumah-rumah terapi sufistik yang juga diminati oleh warga   untuk 

penyembuhan penyakit fisik dan juga mental. Di antara rumah terapi sufistik 

yaitu  Pengobatan Zikir Manzil Ust. Abdul Hadi yang beralamat di Jln. Cipta Karya, 

Kecamatan Tampan, Sufi Herbalis Ust. Daud yang beralamat di Jln. Paus, Kecamatan 

Sukajadi, dan terapi Zikir K.H. Syafei Hasan yang beralamat di Jln. Ikhlas, Kecamatan Sukajadi. Adapun tujuan kajian ini yaitu  untuk mengungkapkan 

metode terapi sufistik yang dilakukan di rumah-rumah terapi dan untuk 

mengetahui efektivitas terapi sufistik dalam penyembuhan penyakit, baik fisik 

maupun non-fisik. 

B. Paradigma Pengobatan Sufistik 

Realitas sufistik nampak dari amalan praktis, baik sebagai usaha kuratif 

dalam bentuk psikoterapi, maupun sebagai usaha untuk meningkatkan derajat nafs

untuk mendekati tujuan tertinggi yakni manusia yang utuh (insan al-kamil). 

Berbeda dengan gerakan fundamentalisme Islam yang menekankan penafsiran 

literal terhadap ajaran,7 sufisme menekankan dimensi dalam (inner dimention) 

dari diri manusia yang merindukan Allah. 

Secara teoretik Sufisme berpandangan bahwa penyebab pokok dari 

timbulnya gangguan-gangguan jiwa yaitu  karena adanya keterpisahan 

(separation), baik keterpisahan manusia dengan dirinya sendiri, dengan manusia 

lain, dengan alam, maupun Realitas Universal. Dalam bahasa lain bahwa masalah 

pokok yang dihadapi manusia pada umumnya yaitu  karena mereka berada di 

pinggiran lingkaran eksistensi, tanpa ada keterkaitan dengan Titik Pusat Eksistensi 

itu. Sufisme berusaha membuat “jembatan” supaya manusia memiliki hubungan 

dengan titik Pusat Eksistensi.8

Penyembuhan sufistik merupakan terapi penyembuhan yang telah 

digariskan oleh para auliya Allah. Keyakinan dalam pengobatan sufistik yaitu  

semua penyakit berasal dari Allah dan kesembuhannya juga berasal dari Allah, dan 

metodanya berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah. Para pelaku pengobatan 

sufistik mengajarkan amalan-amalan tertentu sesuai dengan paham tarekat yang 

dianutnya. Berbagai metode dan wirid zikir biasa dianjurkan kepada para pasien 

untuk diamalkan. Zikir dilakukan bisa dengan cara infirodiah (sendirian) atau 

ijtimaiah (bersama-sama). Jika pasien tidak biasa bezikir sendirian karena bukan 

ahli zikir, maka para terapist mengajaknya berzikir bersama. Tujuan zikir yaitu  untuk menguatkan ruh, karena semua penyakit berasal dari ruh yang lemah, yang 

dikalahkan oleh kemauan jasad dan hawa nafsu. 

Pengobatan dengan metode ini biasanya disebut dengan sufi healing. Kata 

sufi sendiri merujuk kepada pengertian seorang atau lebih dari hamba Allah yang 

sedang berupaya atau mengupayakan orang lain untuk merasakan lezatnya 

berhubungan langsung dengan Allah. Sedangan kata healing berasal dari kata heal

yang berarti penyembuhan. Menurut Barja,9 ada beberapa pengertian mengenai 

kata heal dalam bahasa Inggris, yaitu: 1) Membuat utuh atau sempurna; 

memulihkan kesehatan; bebas dari penyakit, 2) Menuju suatu akhir atau konklusi, 

menerangkan, rekonsiliasi, dan 3) Bebas dari sifat-sifat buruk, membersihkan dan 

memurnikan efek samping obat. 

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan memakai   

pendekatan kualitatif. Sedangkan dasar pemahaman teoretik yaitu  

fenomenologis, yang mencoba memahami kehidupan manusia dari sisi mereka 

sendiri dalam kaitannya dengan situasi-situasi tertentu.Deskripsinya akan 

menguraikan gambaran dinamika terapi sufistik, logika pengobatan dan keyakinan 

pasien, efektifitas penyembuhan, serta aktivitas sehari-hari pelaku tabib sufi di 

Pekanbaru. Menurut waktunya termasuk penelitian ‘cross-section’ karena informan 

yang diteliti, baik pasien, si tabib sufistik, tekhnik penyembuhan, amalan zikir dan 

rasionalitas pengobatan, efektifitas penyembuhan, maupun informasi yang terkait 

dengan amalan dan konsep sufistik muktabarah lainnya, diteliti dalam suatu waktu 

tertentu. 

Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik analisis yang 

digunakan dalam penelitian terapi sufistik ini yaitu : (1) Telaah Data. Dalam tahap 

ini peneliti mempelajari semua data yang diperoleh berupa hasil wawancara dan 

observasi; (2) Reduksi data. Dalam tahap ini peneliti membuat abstraksi dari data￾data yang diperoleh di lapangan; (3) Penyusunan ke dalam satuan-satuan. Setelah 

membuat abstraksi maka peneliti menyusunnya ke dalam satuan-satuan; (4) 

Kategorisasi. Setelah disusun kedalam satuan-satuan maka data-data yang telah 

dirangkum lalu dikategorisasikan, dan dibuat koding; (5) Pemeriksaan keabsahan data. Dalam tahap ini peneliti memeriksa keabsahan data, apakah data yang 

diperoleh sudah memenuhi syarat penelitian atau belum; (6) Analisis dan 

penafsiran data. Setelah diperoleh data-data yang absah, maka langkah selanjutnya 

yaitu  analisis dan penafsiran data-data.

C. Terapi Pengobatan Sufistik Di Pekanbaru 

Rumah-rumah terapi sufistik di Kota Pekanbaru cukup banyak dan 

beragam, dalam realitasnya sangat diminati warga   untuk penyembuhan 

penyakit fisik maupun mental. Penelusuran terhadap rumah-rumah terapi yang 

tersebar di berbagai sudut Kota Pekanbaru mendapatkan pasien terapi sufistik 

yang meningkat dari tahun ke tahun.Dalam pelacakan metode terapi sufistik 

terhadap perbedaan dan persamaan antara satu rumah terapis dengan lainnya 

dalam metoda penyembuhan pasien, namun peneliti hanya memfokuskan pada 

tiga tempat. Tiga rumah terapis ini dapat dijadikan timbangan kesamaan dan 

kemiripan antara satu dengan lainnya, yaitu: 1) Pengobatan Zikir Manzil Ust. Abdul 

Hadi, tempat praktik jalan Cipta Karya, Tampan Pekanbaru, metode pengobatan 

mirip ruqyahtapi harus dilakukan selama tiga hari yang diistilahi dengan Opname 

Zikrullah. 2) Sufi Herbalis: Ust. Daud, tempat praktik jalan Paus, Sukajadi, 

Pekanbaru, metode pengobatan dengan teknik hipnoterapi, psikoterapi berupa 

riyadhah kesehatan rohani dan mengkonsumsi obat herbal. 3) Terapi Zikir K.H. 

Syafei Hasan,tempat praktik jalan Ihklas, Sukajadi Pekanbaru, metode pengobatan 

denganriyadhah tahkik keyakinan dan konsumsi obat-obat herbal tibbun Nabawi. 

1. Pengobatan Zikir Manzil Ustadz Abdul Hadi10

Zikir manzil merupakan amalan wirid yang tersusun dalam sebuah 

buku yang disebut sebagai Manzil. Zikir ini merupakan juga amalan sufistik dari 

Jamaah Tabligh untuk menghadapi gangguan jin dan setan. Jika seseorang 

menghadapi gangguan jin atau dirasuki makhluk halus maka Ust. Abdul Hadi 

akan berwudhu’ dan mengerjakan shalat dua rakaat untuk meminta bantuan 

Allah. Karena hanya Allah yang bisa menyembuhkan pasien yang kerasukan. 

Kemudian beliau membaca wirid manzil secara perlahan-lahan. Setelah selesai beliau meniupkan nafasnya kearah air yang telah disediakan. Air ini dipercikkan 

ketubuh pasien dan sebahagiannya diminumkan ke pasien. Biasanya pasien 

akan menjerit-jerit dan berbicara tidak seperti biasanya dipicu  kesurupan. 

Salah seorang pasien yang penulis langsung lihat bernama Boris. Ia kerasukan 

jin sejak berkemah di Danau Buatan. Boris bukan orang Jawa dan tak bisa 

berbahasa Jawa. Tapi ketika kesurupan suaranya membesar dan sangat fasih 

berbahasa Jawa. Ada roh Mbah dari Jawa yang memasuki jasad si Boris. Roh 

sesat ini berhasil dikeluarkan melalui amalan wirid Manzil yang dilakukan oleh 

Ust. Abd. Hadi. 

Manzil yaitu  sebuah risalah yang menghimpun susunan kalimat 

thayyibah dari al-Qur’an dan hadis Nabawi sebagai amalan untuk melindungi 

seorang muslim dari gangguan makhluk ghaib dan roh sesat. Risalah itu disusun 

oleh Mawlana Muhammad Zakariyya al-Kandhalawi seorang shaikul Hadits. 

Mawlana zakariya yaitu  keponakan dari Mawlana Ilyas yang menjadi pengasas 

dari jamaah Tabligh. Mengingat beratnya tugas para dai-dai jamaah Tabligh 

yang bergerak diseluruh dunia. Mereka menghadapi tantangan alam yang berat. 

Tekanan dari manusia yang tidak menyukai sistem dakwah mereka, dan 

terutama menghadapi gangguan mahkluk halus dari tempat-tempat yang tidak 

biasa dikunjungi. Manzil dijadikan bekal para ahli dakwah dan amalan wirid 

yang sering dibaca. Tetapi menurut Ust. Abdul Hadi, Manzil harus diturunkan 

menurut kaidah Pengijazahan. Oleh karena itu seseorang harus berguru untuk 

bisa menghidupkan ruhaniah manzil.

Manfaat dari terapi zikir Manzil di antaranya yaitu  menuntaskan sihir 

menahun. Dapat kita lihat wawancara dengan Ust. Abd Hadi11 menjelaskan 

bahwa untuk menuntaskan sebuah problematika kita harus tahu penyebab dan 

cara kerjanya. Begitupun dalam sihir, umat Islam harus mengenal beberapa 

rahasia-rahasia dukun syaitan dalam melancarkan sihirnya lalu menentukan 

senjata paling tepat untuk menghancurkannya. Para ahli telu atau ahli sihir atau 

istilah lainnya yaitu  dukun yang telah berbuat jahat dengan cara mengirim jin 

sesat merasuki manusia, mengambil alih wujud jasad manusia dan mengalahkan fikirannya. Selanjutnya, Ust Abd Hadi menjelaskan ada lima jenis 

sihir dalam ilmu hitam: 1) Sihir Tafriq, yaitu sihir yang berfungsi mencerai￾beraikan, memutuskan silaturahim dan menghilangkan kasih sayang di antara 

manusia. 2) Sihir Mahabbah, yakni sihir yang berkaitan dengan masalah cinta. 

3) Sihir Khumul, yaitu sihir yang mengacaukan fikiran atau perbuatan jin yang 

mengendalikan otak manusia.4) Sihir Hawatif yaitu jenis sihir bersifat 

hulusinasi. 5) Sihir Jalbatwat-Tahyiyt, yakni sihir jahat yang menyerang anak￾anak remaja putri Islam. Sihir ini membuat anak gadis tergila-gila kepada pria 

yang menyantetnya. Pria ini telah mengupah dukun sesat untuk menyihir si 

anak gadis. 

Terapi sufistik yang digunakan Ust Abd Hadi mencakup menata dan 

membangun “Benteng hati” sebagai bentuk upaya membangun pertahanan diri 

agar tahan dari serangan jin dan sihir, berupa shalat tepat waktu, Qiyamullail, 

سُبِحَانَ المَّىِ، ًَالِحَىِدُ لمَّىِ، ًَالَ إِلَىَ dan menjaga wudhu. Kemudian mewiridkan zikir, yaitu

ُسَكبَأ ُىَّالمًَ ،ُىَّالم َّالِإ sebanyak 100 kali setiap pagi dan petang atau boleh dilakukan 

بسي اهلل atau حَسِبُنَا المَّىُ ًَنِعِيَ الٌَِكَِنُ نِعِيَ املٌلُ ًَنِعِيَ النصري ;pada malam hari. Lalu membaca

 sebanyak 7 kali. Dilanjutkan الرِ ال ٍَضُسُّ وع أمسى شُءْ يف األزض ًال يف السىاء , ًهٌ السىَع العمَي

membaca al-Fatihah, al- Ikhlas, al-Falaq, al-Nas dan Ayat Kursi minimal 1 Kali. 

ال إلى إال اهلل ًحدي , ال شسٍك لى , لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ Wirid yang dibaca ba`da shalat subuh

سٍقد ءُش كن عمى sebanyak 100 kali, jika tidak selesai dilakukan sepenjang hari 

hingga mencapai 100 kali atau lebih. 

Di samping itu, Ust Abd Hadi dalam pengobatan memakai   teknik 

gabungan Manzil dan Bekam yang sangat penting sebab berfungsi mempercepat 

penyembuhan. Bekam dimaksudkan untuk membersihkan darah pasien, karena 

jin masuk bersma aliran darah. Darah kotor yaitu  tempat bersemayammnya 

jin dalam tubuh manusia. Manzil dibacakan dan ditiupkan ketitik-titik bekam, 

bisa yang berda di kepala atau titik-titik di sekujur tubuh pasien2. Sufi Herbalist Ust. Daud13

Terapi pengobatan Ustadz Daud mencakup tujuh amaliah yang 

dilakukannya secara bertahap, yaitu: 

 100 سُبِحَانَ المَّىِ، ًَالِحَىِدُ لمَّىِ، ًَالَ إِلَىَ إِالَّ المَّىُ، ًَالمَّىُ أَكبَسُ Pertama: Zikir dengan membaca

ال إلى إال اهلل ًحدي , ال شسٍك لى , kali, Sholawat 100 kali, Istighfar 100 kali dan membaca

.100 kali لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ عمى كن شُء قدٍس

Kedua: Taubat yakni meninggalkandan menyesali segala dosa, serta 

memperbanyak minta ampun kepada Allah dan meningkatkan ketaatan kepada￾Nya. 

المَّوُيَّ زَبَّ النَّاسِ، أَذِهِبِ الِبَأِسَ، ًَاشِفِ أَنِتَ الصَّافُِ، الَ شِفَاءَ إِالَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءّ الَ ٍُغَادِزُ Ketiga: Membaca

اّىَقَس Dilanjutkan menegakkan shalat hajat dengan doa hajat yang ingin dicapai.

Keempat: Ikhtiar dengan menjaga pola hidup sehat seperti berolah raga secara 

rutin dan memakan makanan sehat serta konsumsi herbal sesuai dengan 

keluhan penyakit yang diderita. Serta selalu menjaga kestabilan psikologis diri. 

Kelima: Hypnotherapi, yaitu membuka dan menasehati alam bawah sadar 

manusia. Otak manusia dikuasai oleh alam sadar dan alam bawah sadar, dimana 

alam sadar 12%. dan alam bawah sadar 88%,serta di antara alam sadar dan 

alam bawah sadar itu ada zona proteksi namanya. Pada prinsipnya manusia susah diberi nasehat selalu mental ketika diberi nasehat, karena adanya zona 

proteksi,seperti gambar di bawah ini: 

Keuntungan zona proteksi ini bagi orang yang punya keimanan yaitu  untuk 

membentengi dirinya dari pengaruh-pengaruh negatif, sehingga pengaruh tersebut 

tidak bisa mempengaruhi seseorang dan seseorang itu bisa memilah mana yang 

baik dan mana yang buruk. Namun kelemahannya, dengan adanya zona proteksi 

maka tidak semua nasehatyang baik-baik bisa diterima. Alam sadar dengan alam 

bawah sadar manusia apabila diibaratkan seperti gunung es yang terdapat di 

samudera Atlantik dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Kondisi psikologis manusia seperti : marah, sedih, kecewa, sakit hati, benci, 

rindu, dan sebagainya mulai dari manusia itu ada sampai saat ditanyakan pada 

saat dihipnosis, maka kondisi semua itu tersimpan di alam bawah sadar. Nah, 

apabila energi negatif yang banyak tersimpan maka banyaklah energi 

negatifnya yang muncul seperti: sedih, marah ,kecewa, stres. dan lain

sebagainya. Apabila digabungkan dengan pengobatan Timur, maka kondisi 

psikologis marah berhubungan dengan hati, sedih berhubungan dengan paru, 

stres dan berfikir berhubungan dengan lambung, takut berhubungan dengan 

ginjal. gembira berlebihan berhubungan dengan jantung. Jadi, apabila sesuatu 

yang berlebihan masuk ke alam bawah sadar manusia akan menyebabkan 

seseorang itu menjadi sakit. Sakitnya bermacam-macam dan penyebab 

penyaitnya pun bermacam-macam. Oleh sebab itu, ada orang yang ketika 

didiagnosa atau di cek organnya tidak ada masalah, tetapi sakitnya banyak dan 

begitu juga, ada orang yang jika dihipnotis dari yang lumpuh bisa jalan.14

Bermacam-macam penyakit, apabila belum mengenai organ dan hanya masih 

sekedar tersimpan di alam bawah sadar, biasanya cepat sembuh dengan cara di 

Hipnoterapi. Akan tetapi, apabila suatu jenis penyakit sudah mengenai organ 

tertentu, maka ada dua cara kerja penyembuhannya yaitu menghipnotis 

(memberi nasehat) kemudian baru organ diperbaiki dengan terapis seperti 

akupuntur, herbal, bekam, dan sebagainya. Kenapa kedua hal ini perlu 

dilakukan, karena kalau hanya dengan terapi saja tanpa digunakan nasehat 

maka proses penyembuhannya agak susah. Oleh sebab itu, ketika seseorang 

menkonsumsi herbal maka untuk membantu meningkatkan kinerja herbal 

harus dibantu dengan berzikir.

Kenapa kondisi-kondisi psikologis seperti marah, sedih, kecewa, sakit hati, 

benci dan sebagainya bisa menyebabkan sakit, karena problem dibiarkan 

bertumpuk dan dibiarkan tanpa solusi. Dalam Medical Hypnosis dilakukan 

pertama kali yaitu mendiagnosa masalah klien dan klien harus menceritakan 

segala macam permasalahannya. Berhasilnya hipnotis, bukan dari keahlian 

Medical Hypnosis saja, tetapi dari kerja sama seorang Medical Hypnosis dengan 

kliennya. Apabila klien tidak terbuka, maka hipnotis tidak akan berjalan. 

Hipnotis tidak bisa membuka rahasia. Seandainya hipnotis bisa membuka 

rahasia, tentu tidak diperlukan lagi penyidik. Ketika seseorang mau dibongkar rahasianya oleh seorang Medical Hypnosis, maka hipnotis bisa berjalan. Ketika 

seorang klien menutup diri untuk tidak menceritakan masalahnya, dia tidak 

akan bisa dihipnotis dan ini hanya untuk hipnotis yang ilmiah yang berbeda 

dengan hipnotis memakai   jin dalam term lain disebut gendam.Prinsip kerja 

Medical Hypnosis yang dilakukan di Rumah Sehat Daud yaitu  menasehati klien 

melalui alam bawah sadarnya. Apabila klien sudah masuk ke alam bawah 

sadarnya, klien akan menunjukkan ciri-ciri seperti tidur, tapi dia sadar dan bisa 

dengar, dan kondisinya sudah tenang. Apabila klien sudah masuk ke alam 

bawah sadarnya proses Medical Hypnosis dilakukan secara bertahap; Tahap 

Pertama, klien bersedia memberi maaf kepada siapa saja yang membuatnya 

marah, kecewa danbenci. Tahap Kedua, klien bersedia mengikhlaskan semua 

yang telah terjadi dan lalu dibimbing untuk mengucapkan: ”Ya Allah Hamba 

ikhlas, hamba pasrah”. Tahap Ketiga, klien diberikan terapis sesuai keluhan.

Keenam: Psikotherapi, yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit 

mental, spiritual, moral maupun fisik. Psikoterapi yang digunakan di Rumah 

Sehat Daud yaitu  dengan pengobatan yangberpedoman pada al-Qur’an dan 

Sunnah. Proses psikoterapi yang dilakukan oleh ustadz Daud yaitu  dengan 

wawancara bersama klien, apabila klientidak bisa diajak untuk bicara, maka 

wawancara dilakukan dengan keluarga klien yang bisa membicarakan tentang 

kondisi klien. Setelah tahap wawancara ini, klien diminta untuk mandi dengan 

memakai   air yang dimasukkan daun bidara dan membaca ayat- ayat 

ruqyah sebagai ruqyah mandiri. Berdasarkan pengalaman ustadz Daud selama 

12 tahun ruqyah mandiri lebih cepat untuk mencapai kesembuhan dari klien. 

Teknis mandi air bidara sebagai berikut: “Ambil daun bidara 7 lembar kemudian 

dimasukkan ke air, bacakan al-fatihah 7 kalidan ayat-ayat ruqyah lalu 

dimandikan pada badan klien. Mandikan klien dengan air bidara ini setiap hari. 

Apabila kondisi klien belum ringan dalam beberapa hari atau kondisinya 

semakin berat, klien diarahkan pada malam hari untuk berzikir selama 15-30 

menit. Apabila klien tidak bisa berzikir, maka klien diarahkan untuk membaca 

surah al-fatihah dan beristighfar sebanyak-banyaknya. Lalu klien diarahkan 

untuk mengkhususkan waktunya untuk membaca al-Qur’an atau membaca istighfar selama setengah jam tidak putus. Setelah beberapa hari mengamalkan 

amalan di atas, klien dirahkan untuk Medical Hypnosis dan ketika dihipnotis 

klien mesti memaafkan dan mengikhlaskan segala yang telah terjadi. 

Selanjutnya setelah satu minggu biasanya klien diberi herbal. Ruqyah mandiridi 

Rumah Sehat Daud merupakan hasil penggabungan teori yang dipelajari dan 

pengalaman ustadz Daud selama melakukan terapis. Di samping itu, Ust Daud 

mengajarkan pada pasiennya untuk mewiridkan zikir pagi dan petang sebagai 

bentuk penyokong ruqyah. Zikir pagi petang di antaranya membaca اهلل إال إلى ال

 100 kali. Keuntungan yang ًحدي , ال شسٍك لى , لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ عمى كن شُء قدٍس

diperoleh yaitu  Allah jaga dari kita dari gendam, gangguan setan, jin dan sihir. 

Minimal 10 x bacaan ini diwiridkan/ hari. Jaga wudhu’, mandi ayat, tahajud, 

 Pengalaman بِسِيِ المَّىِ، تٌََكَّمِتُ عَمَى المَّىِ، ًَلَاَ حٌَِهَ ًَلَا قٌََُّّ إِالَّ بِالمَّىِ keluar rumah baca do’a

ustadz Daud dahulu tentang Almarhum ayahnya sakit kena sihir, lalu Ust. Daud 

bacakan do’a Abu Darda’ ketika kebakaran rumahnya sebanyak 3 kali dan 

langsung sihir itu balik ke pengirimnya. Intinya dalam beramal yaitu  bukan 

banyak amalannya, tapi yakinnya terhadap kekuatan amalan. Yakin dengan 

amalan, Allah akan beri bantuan, semakin bagus kaidah dalam amalan, maka 

semakin kuat pengaruh amalan terhadap seseorang.

Ketujuh: Terapi Herbal, yaitu mengobati suatu penyakit yaitu  dengan 

memakai   metode sindrom dan arah kerja herbal terhadap penyakit.Herbal 

yang digunakan oleh ustadz Daud terdiri dari: Bahan Simplisia (bahan baku 

kering bisa berupa daun, rimpang dan batang), herbal yang dibuat dalam 

bentuk kapsul dan cair bisa dalam bentuk madu atau minyak. 

3. Terapi Sufistik KH. Muhammad Syafi’i Hasan

KH Muhammad Syafe`i Hasan lahir di Rantau Sialang Lubuk Jambi, 

Taluk Kuantan Indragiri Hulu (Sekarang Kuansing) Riau, Indonesia pada tahun 

1945 dari Pasangan Hasan Basti (Pokih Kocik) dan Siti Rahmah. Setelah 

menamatkan di pendidikan tingkat sekolah rakyat (SR) di Sekolah Rayat Negeri 

Lubuk Jambi Tahun 1959, anak kedua dari tujuh orang bersaudara ini menekuni 

berbagai bidang ilmu Agama Islam di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Petapahan Toar yang di asuh sepasang suami istri (Buya Marwin Sa’ad dan Ummi Barakam 

Ahmad) tamat tahun 1962. Kemudian melanjutkan Kulliyah Syar`iyah Candung 

Bukit Tinggi yang dipimpin oleh Buya Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak 

Candung) selesai tahun 1964. Kemudian melanjutkan Kuliyah di Fakultas 

Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukitiinggi sehingga dapat gelar BA (Bakaloreat) 

tahun 1970. Di samping kuliyah juga aktif di organisasi kemahasiswaan 

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sambil mengajar di Sekolah 

Persiapan IAIN Susqa Pekanbaru, ikut juga Kuliyah di Fakultas Tarbiyah IAIN 

Sultan Syarif Qasim Pekanbaru Jurusan Pendidikan Agama Islam dapat gelar S1 

tahun 1984. KH. Muhammad Syafe’i Hasan juga bertugas sebagai Dosen Tafsir di 

Fakultas Ushuludin IAIN Sultan Syarif Qasim Pekanbaru 

KH. Muhammad Syafe’i Hasan memakai metode terapi sufistik untuk 

mengobati penyakit medis (fisik/jasmani) dan non medis (jiwa/rohani). Terapi 

fisik atau jasmani yang di lakukan oleh beliau yaitu mengajarkan kepada 

pasiennya berupa gerakan shalat yang gerakan shalat tersebut sesuai dengan 

sunnah Rasulullah SAW serta pasien-pasiennya mengamalkan gerakan shalat 

tersebut. Sedangkan terapi rohani yang di lakukan yaitu  berupa air putih yang 

sudah di bacakan Istighfar, Tahlil, Tasbih, doa-doa, ayat-ayat al-Qur’an dan 

kemudian pasiennya diminta untuk mengamalkannya. Sebelum pengobatan 

dilakukan, pasien akan dinasehati tentang: “Yakin dan Berprasangka baik 

kepada Allah, bahwa hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkan segala 

penyakit”. Kalimat tersebut selalu diberikan kepada setiap Pasien-pasiennya 

yang bertujuan agar Pasien-pasiennya termotivasi untuk kesembuhan dirinya 

dan menambah keimanannya kepada Allah.

Beliau menjelaskan bahwa kemajuan yang telah merambah dalam 

berbagai aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, budaya dan politik, 

mengharuskan setiap individu untuk beradaptasi terhadap perubahan￾perubahan yang terjadi secara cepat. Secara alamiah dan umum manusia 

merindukan kehidupan yang tenang dan sehat, baik jasmani maupun rohani. 

Kesehatan yang bukan hanya menyangkut badan, tetapi juga kesehatan pada 

jiwa dan mental.Peradaban manusia, khususnya di perkotaan, bergerak kearah 

kehidupan yang modern yang pada masa ini ada beberapa konsekuensi baik dan buruknya. Selanjutnya tekhnologi memberikan kemudahan dalam menjalani 

kehidupan sehari-hari serta meningkatnya daya saing atau daya kompetisi 

manusia yang tidak terkontrol, gaya hidup yang instan, serba cepat telah 

menimbulkan stres ringan sampai tingkat tinggi yang sampai merusak kejiwaan. 

Dari sebagian persoalan tersebut tanpa disadari telah menimbulkan berbagai 

gangguan kejiwaan dalam diri manusia, baik dalam tingkatan ringan maupun 

berat khususnya gangguan yang menimpa warga   yang tidak siap 

menghadapinya.

Dalam proses pengobatan yang dilakukan KH. Muhammad Syafe’i 

Hasan mengacu pada pandangan beliau bahwa penyakit diderita manusia tidak 

selamanya dapat disembuhkan dengan obat medis atau kecanggihan perangkat 

medis. Selanjutnya beliau berkata: 

“Sekarang kurang tepat kalau orang melihat penyakit fisik yaitu  mutlak 

penyakit fisik, sementara penyakit psikis mutlak penyakit psikis. Ketika 

penyakit jasmani disembuhkan maka yang tampak yaitu  kesehatan secara 

fisik. Akan tetapi, jika penyakit psikis disembuhkan yang tampak yaitu  

perilaku-perilaku mental hidup yang sehat. Padahal sejauh kita ingin mencari 

kesembuhan total (fisik dan psikis), sejauh itu pula kita harus menemukan 

asensi kemanusiannya secara total. Di sinilah kemudian tasawuf memberikan 

jawaban untuk menemukan totalitas jasmani dan rohani dalam manusia”. 

Terapi yang digunakan oleh KH. Muhammad Syafe’i Hasan yaitu  terapi 

sufistik yang bertujuan untuk mengembalikan jiwa spiritual mereka yang 

hilang. Oleh karena itu, beliau memakai   metode doa-doa, zikir-zikir, dan 

pembelajaran metode sholat yang benar dalam pengobatannya. Metode ini telah 

dinyatakan berhasil dari informasi warga   sekitarnya, dan pengobatan 

beliau juga sudah sampai keluar negeri. 

Pengobatan terapi sufistik Ustadz Syafe’i Hasan telah terbukti dan 

banyak pasien yang sembuh. Pengobatan ini tidak hanya terkenal di Pekanbaru 

saja tetapi telah sampai ke luar negeri seperti Australia dan Malaysia. Seperti 

salah satu pasien Ustadz Syafe’i Hasan yang berada di Australia, istri seorang 

psikolog yang stress berat. Pada kondisi ini Ustadz Hasan memberikan 

pengajaran berupa nasehat-nasehat tentang agama dan pendekatan diri kepada Allah serta menganjurkan untuk membaca shalawat, istighfar, tahlil, tasbih, doa￾doa, dan membaca al-Qur’an.

Salah satu pasiennya di Malaysia, mengidap penyakit yang telah di 

vonis dokter bahwa penyakitnya tidak dapat di sembuhkan dan tidak ada 

obatnya. Pasiennya ini semenjak kecil mengidap penyakit di telapak kakinya, 

telapak kakinya berlubang dan sudah banyak rumah sakit dan dokter ahli 

didatangi tetapi mereka menfonis bahwa penyakit tersebut tersebut tidak bisa 

disembuhkan. Kemudian mereka meminta beliau mencoba untuk 

mengobatinya. Beliau menganjurkan kepada kedua orang tuanya untuk 

membacakan istigfar dan shalawat air yang berada didalam wadah, kemudian di 

siramkan ke telapak kaki anak tersebut. seiring berjalannyan waktu, hanya 

beberapa bulan kemudian telapak kaki anak tersebut. Ini membuktikan bahwa 

pengobatan terapi sufistik ini mampu menyembuhkan penyakit medis dan non 

medis. 

Ust. Syafe’i Hasan juga mengobati pasiennya melalui jarak jauh, seperti 

yang pernah terjadi ada seorang mahasiswi yang kesurupan di kampus UIN 

SUSKA RIAU, karena tidak bisa datang langsung maka di obati dengan jarak 

jauh, yaitu melalui telepon. Caranya yaitu dengan memperdengarkan zikir dan 

doa-doa yang beliau bacakan melalui telepon kepada sebotol air, kemudian 

dibacakan ayat-ayat al-Qur’an dan di minumkan kepada yang kerasukan.

Metode terapi sufistik beliau sama dengan metode ruqyah. Beliau 

mengatakan bahwa metode terapi sufistik yang ia lakukan itu termasuk ruqyah, 

tetapi beda dengan ruqyah pada umumnya. Letak perbedaannya yaitu terdapat 

pada metode, karena beliau bisa mengobati pasien dengan jarak jauh. 

Sedangkan ruqyah pada umumnya yaitu peruqyah dan yang akan diruqyah 

harus bertemu untuk melakukan ruqyah. 

Cara pengobatan beliau juga tidak terlepas dari alat-alat terapi dan 

herbal-herbal sunnah. Pengobatan beliau juga bisa disebut dengan pengobatan 

Thibbun Nabawi. Seperti salah satu alat untuk meterapi orang yang terkena 

struk dan lumpuh. Nama alat tersebut yaitu  SOQI, alat ini tidak diprooduksi di 

Indonesia, alat ini hanya diproduksi di Korea. Beliau juga bekerja sama dengan 

tempat pembuatan alat terapi struk dan lumpuh ini. Kemudian untuk herbalnya beliau memakai   herbal-herbal sunnah 

dari HPAI. HPAI yaitu “Herbal Penawar Alwahida Indonesia”. HPAI ini 

merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi herbal-herbal yang 

terjamin kehalalannya, serta di dalamnya ada herbal-herbal yang di sunnahkan, 

antara lain yang menjadi herbal dalam pengobatan tersebut yaitu:

Habbatussauda, madu dan sabun Propolis. Setelah para pasien-pasien yang 

mengikuti terapi sufistik yang dilakukan, mereka merasa kondisi kesehatannya 

lebih baik, walaupun ada juga yang meninggal dunia dengan tenang. 

D. Analisis Konstruksi Terapi Sufistik di Pekanbaru 

Dunia sufistik yaitu  bahagian dari sisi dalam keislaman umat Islam 

Indonesia. Di samping sisi zahiriahnya seperti figh, syariat dan prilaku amali 

lainnya. Dimensi tasawuf melengkapi dan menghidupkan keislaman agar tidak 

kering. Perjalanan seorang muslim dalam tasawuf yaitu  evolusi bathiniahnya 

menuju Allah Swt. Bagaimana menghidupkan ruhaniah agar selalu dekat dengan 

Allah. 

Manusia diciptakan dari dua entitas yang berbeda, dari tanah dan dari 

hembusan ruh suci dari sisi Sang Khalik. Belahan jasadiah manusia berasal dari 

tanah. Belahan zahir ini hanya dapat sehat dan kuat jika diberi makan dari semua 

yang berasal dari tanah. Seperti buah-buahan, biji-bijian, hewan dan lain-lain. 

Sedangkan sisi manusia yang utama yaitu  ruhnya. Belahan ruhaniah ini hanya 

dapat tenang, tenteram dan sehat jika diberi makan dari sisi Allah, karena ruh 

berasal dari sisi Allah, maka makanannya juga dari Allah. Tidak ada satupun 

makanan didunia ini yang bisa mengenyangkan ruh. Bahkan jika manusia selalu 

dibanjiri dengan segala unsur materi dunia ini, maka ruhnya akan sakit. Ruh hanya 

tenang dengan agama Allah. Jika seorang muslim mengalami penyakit-penyakit 

modern, seperti stress, emptyness, loneliness, absurdity, dan lain-lain, semuanya 

dipicu  oleh ruh yang sakit. Ruh yang tak diberi makan dari khazanah agama 

Allah Swt. 

Sesungguhnya agama merupakan terapi bagi penyakit jiwa atau mental. 

Sebab ia bisa mengubah, memperbarui, dan memperbaiki jiwa. Agama juga 

memberi kekuatan penuh kepada manusia ketika ia berhadapan dengan kebimbangan keputusasaan. Agama memberi sifat kesabaran ketika manusia 

dilanda frustasi, dan memberi ketenteraman ketika manusia didera ketakutan dan 

bahaya. Hanya melalui Aqidah dan keimanan jiwa akan hidup dan akal akan 

selamat. Selain itu fisik akan selalu sehat, karena keimanan merupakan tulang yang 

mampu membawa manusia dari keputusasaan kepada semangat yang kuat dan 

dari kekacauan kepada ketenteraman. Seseorang yang beriman akan merasakan 

bahwa ketenteraman itu memenuhi ruang jiwanya. Di tengah berbagai krisis 

kehidupan yang serba materialis, sekular serta kehidupan yang sangat sulit secara 

ekonomi maupun psikologis, tasawuf memberikan obat penawar rohani, memberi 

daya tahan krisis kerohanian modern yang telah mengakibatkan mereka tidak lagi 

mengenal siapa dirinya, arti dan tujuan dari kehidupan di dunia. Ketidakjelasan 

atas makna dan tujuan hidup ini, pada akhirnya membuahkan penderitaan batin 

yang berkepanjangan. Maka kemudian tasawuflah sebagai mata air yang sejuk, 

memberikan penyegaran serta menyelamatkan manusia. Selain tasawuf sebagai 

jalan untuk mencari pemecahan masalah, manusia juga berusaha menjadikan 

terapi sufistik untuk mencari alternatif penyembuhan penyakit. Terapi sufis 

mengandalkan nilai-nilai spiritual dan petunjuk Allah Sang Maha Penyembuh.

15

(Abduh, 2015). Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa dalam memasuki 

kehidupan yang bertujuan akhir memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, individu 

cenderung untuk menata kehidupan berlandaskan nilai-nilai ruhaniah Islam. 

Dalam bimbingan konseling Islam yang merupakan proses pemberian bantuan 

terhadap individu, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk 

Allah, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yaitu  terapi￾terapi sufistik yang diberikan oleh ulama dan para masyaihk. 

Terapi sufistik dimaksudkan untuk menghidupkan ruhaniah manusia yang 

kering karena sibuk memberi makan kepada zahir dan melupakan bathin. Manusia 

hidup dalam abad modern. Selalu mencari hiburan dan kesenangan dengan 

kenikmatan dunia. Diskotik, narkotika, pementasan musik, drugs dan lain-lain. 

Hiburan-hiburan ini dianggap memberi ketenangan kepada ruh manusia modern. 

Padahal sebaliknya hiburan semu dan kesenangan sesaat ini malah menyakitkan dan membinasakan ruh manusia. Manusia menjadi semakin jauh dari Penciptanya. 

Dosa-dosa yang dilakukan menyebabkan ruh menjadi sakit dan tersesat. Ruh-ruh 

yang jauh dari Allah ini kemudian menjadi sakit. Dan ini yaitu  awal dari mulainya 

penyakit jasmani yang disulut oleh sakitnya ruhani. 

Manusia yang lepas hubungannya dengan Allah Swt, yaitu  seumpama 

daun yang lepas dari ranting pohon yang hidup. Jika daun masih lengket di pohon 

maka daun itu akan terlindung dari kebinasaan. Angin dan hujan tidak bisa 

membinasakannya. Tapi jika daun tersebut lepas dari pohonnya, semuanya 

menjadi musuh yang membinasakan dan menghancurkannya. Angin akan 

menerbangkan dan membuatnya putus kendali. Tanah akan melapukkan dan 

membinasakannya. Semua mahkluk Allah akan menjadi musuhnya. Karena dia 

jauh dari Allah, maka alam semesta ini tidak menyukainya. Manusia yang lepas 

dari perlindungan Allah akan diterpa bencana kehidupan, bisa berupa musibah 

atau rangkaian penyakit yang datang kepadanya. Penyakit-penyakit ini bukan 

diciptakan oleh alam yang mengitarinya, tetapi diciptakan oleh Allah Swt., 

sebagaimana diciptakannya mahkluk-makhluk lain untuk menguji orang beriman, 

atau mendatangkan bala bagi para pendosa. Persisnya dosalah yang menyebabkan 

Allah mendatangkan penyakit dan musibah bagi orang-orang beriman. 

Setiap hal dan keadaan yang didatangkan Allah Swt, yaitu  sesuai dengan 

amalan dan prilaku manusia. Jika amalan-amalan baik yang dinaikkan kepada 

Allah Swt, maka Allah akan mendatangkan kebaikan dan perlindungan kepada 

hambaNya. Namun sebaliknya jika amalan buruk dan dosa-dosa yang dinaikkan 

kepada Allah Swt, maka Allah akan menurunkan bala, musibah dan penyakit 

kepada manusia. Setiap pagi dan petang Malaikat melaporkan amalan anak cucu 

Adam kepada Allah Swt, jika bertahun-tahun larut dalam kemaksiatan dan dosa, 

lupa bertaubat dan beramal saleh, maka jelas Allah akan memberi tarbiyyah 

berupa penyakit untuk mengingatkan dan menegur hambaNya. Inikah logika 

trancendental pengobatan sufistik. 

Logika pengobatan sufi inilah yang dipakai oleh para terapis sufistik. 

Pengobatan yang dilakukan oleh para tabib sufistik yaitu  pengobatan yang 

mengandalkan kesembuhan dari munculnya kasih sayang Allah Swt kepada si 

hambaNya yang sakit. Oleh karena itu, si hamba yang sakit ini harus membersihkan dosa-dosanya, melakukan proses tazkiyyatusn nafs, proses 

pensucian diri dari dosa-dosa dan kemaksiatan. Beberapa tahapan biasanya 

ditekankan oleh para terapist agar kesembuhan pasien berjalan baik: 

1. Hentikan segala dosa dan kemaksiatan. Si pasien tidak lagi boleh melakukan 

dosa dan kemaksiatan. Ia harus menghentikan secara total apapun bentuk 

kebiasaan maksiat yang dilakukan selama ini. Sekecil apapun dosa harus 

segera dihentikan, sebab Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah 

membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang yang berbuat kejahatan 

pada siang hari mau bertaubat, dan Dia membuka tangan-Nya pada siang hari, 

agar orang yang berbuat kejahatan pada malam hari mau bertaubat.

16. Bahkan 

beberapa ulama pelaku terapis, menganjurkan pasien meninggalkan 

lingkungan dan pergaulan yang akan membawanya kepada prilaku maksiat. 

Pandangan matanya harus dijaga dari maksiat, lidahnya dihentikan dari 

mengumpat, menghibah atau memfitnah. Kakinya tak boleh dilangkahkan 

kepada tempat-tempat maksiat. Tangannya tak boleh lagi melakukan dosa, 

menzalimi orang, merampas hak orang, menyakiti atau menandatangani 

pencurian dan korupsi. Bahkan hatinya harus selalu dijaga dari kebencian, 

dendam, hasad dan namimah. Semua amalan maksiat dan prilaku dosa ini 

harus ditinggalkan, karena mendatangkan kemarahan Allah Swt. Dari maksiat 

terwujud perbuatan dosa yang merupakan dasar Allah Swt mendatangkan 

penyakit-penyakit. Sebab utama ini harus dihilangkan. Dalam hal ini 

hendaklah menguatkan ketakwaan dan mengiringi keburukan dengan 

perbuatan shaleh, sebagaimana Sabda Nabi Saw: “Bertakwalah kepada Allah 

dimana dan kapan saja kamu berada. Iringilah keburukan itu dengan kebaikan, 

niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan 

akhlak yang baik”.

17

2. Tazkiyyatun Nafs, proses pensucian atau pembersihan diri. Pasien ditekankan 

membersihkan jiwa yang kotor karena kemaksiatan. Jiwa penuh dosa ini 

yaitu  ruh yang sakit. Karena setiap satu dosa dikerjakan seorang muslim 

maka timbul bintik hitam didalam hatinya. Jika dosa terus-menerus dilakukan,

maka hati menjadi hitam legam dan berkarat dengan jejak dosa. Seorang muslim yang ingin membersihkan dirinya harus melalui berbagai riyadhah 

ruhaniah agar perlahan-lahan dirinya menjadi bersih. Biasanya ahli-ahli 

pengobatan sufistik meminta si pasien untuk bertaubat dari seluruh dosa￾dosanya, Allah SWT berfirman Hendaklah kalian meminta ampun kepada Allah 

Ta'ala, agar kalian mendapat rahmat.

18 Baik dosa besar maupun dosa kecil. 

Taubat dilakukan secara terus-menerus dengan bacaan yang diajarkan tabib 

sufistik. Ribuan wirid istighfar harus dilantunkan dengan penyesalan yang 

bersungguh-sungguh, dengan azam tidak akan mengulangi dosa-dosa tersebut 

dikemudian hari jika Allah memberikan kesembuhan. Taubat juga diartikan 

dan diamalkan sebagai wujud penyesalan atas kezaliman yang dilakukan 

kepada sesama manusia atau mahkluk Allah lainnya. Jika ada hak-hak manusia 

yang terambil atau terampas dengan cara tak benar, maka si pasien harus 

mengembalikan hak-hak tersebut. Jika keadaan si pasien sekarang tidak 

mampu mengembalikan harta atau hak lainnya yang terambil secara munkar, 

maka si pasien harus mendatangi orang yang dizalimi untuk dimintai maaf dan 

keihklasan si terampas haknya. Ini salah satu masalah yang sangat sulit untuk 

dilaksanakan. Kesehatan pasien selalu terkendala dipicu  masalah ini. 

Namun jika keinginan taubatnya kuat, tentu Allah tetap memberikan 

kesembuhan walaupun berangsur-ansur, firman Allah: Dan tidaklah Allah 

Ta'ala akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.

19

3. Mengganti amalan dosa yang lalu dengan amalan shaleh dimasa kini. Pasien 

harus mengganti dan menebus dosa-dosa masa lalunya dengan amal-amal 

kebaikan sebanyak mungkin, sebab “Memohon ampunan tanpa meninggalkan 

dosa merupakan taubatnya para pendusta” (Ibnu Hajar, 1379 H). Jika dahulu 

shalat wajib sering ditinggalkan, maka dimasa sekarang shalat wajib bahkan 

sunnahpun harus dikerjakan. Peningkatan amalan menjadikan munculnya 

peningkatan kesehatan pasien. Amalan yang paling utama untuk kesembuhan 

yaitu  memperbanyak sedekah. Sedekah disebutkan oleh ulama-ulama sufi 

sebagai sebab terpenting untuk kesembuhan pasien. Allah Swt, As Syafi , Sang 

Maha Penyembuh, sangat mencintai amalan sedekah. Amalan ini termasuk 

amalan paling agung yang sangat efektif bagi penyembuhan pasien, sebagaimana terdapat dalam Sabda Rasulullah Saw: Bentengilah harta kalian 

dengan mengeluarkan zakat, obatilah penyakit kalaian dengan bersedekah, dan 

hadapilah gelombang musibah dengan doa dan ketundukan.

20 Banyak kasus 

berat, penyakit yang dianggap mustahil untuk sembuh, namun dapat 

dikalahkan dengan sedekah. Penyakit-penyakit kronis, stadium tinggi, vonis 

kematian dari dokter spesialis, banyak yang gugur dengan amalan sedekah 

seorang hamba. Allah Swt sangat mencintai hamba-hambaNya yang mencintai 

sesamanya yang dalam kesulitan dan kemiskinan. Tidak ada musibah yang 

mampu mendahului sedekah. Denganberbuat baik kepada hamba Allah yang 

kelaparan, duka nestapa, terzalimi dan terlantar, yaitu  rayuan proposal 

terbaik seorang hamba kepada Khaliknya. 

4. Amalan terbaik lainnya yaitu  qiyamul lail. Mengisi malam yang sunyi dengan 

ibadah shalat malam. Berdoa dengan berbisik kepada sang Pencipta. Meminta 

kesembuhan langsung dariNya tanpa perantara. Menafikan seluruh ihktiar dan 

kasb. Kesembuhan datang langsung dari Allah Swt, dan Dia tidak memerlukan 

sebab dan obat apapun dari makhlukNya. Allah tidak berhajad dengan proses 

kausalitas apapun. Justru seluruh ihktiar dan asbab berhajad kepada 

keputusan Allah. Obat tidak dapat menyembuhkan tanpa izin Allah. Ulama ahli 

sufi tidak dapat membantu tanpa izin Allah. Dengan keyakinan seperti ini 

hialanglah duka nestapa seorang pasien, karena telah menyerahkan segalanya 

kepada Allah. Keputusan Allah sajalah yang ditunggu, baik kematian yang 

datang atau kesembuhan, semuanya diserahkan kepada Pemiliki alam 

semesta. Kesembuhan yaitu  hadiah dariNya agar dapat hidup lebih lama dan 

berbuat lebih banyak amal shaleh, kematian berarti perjumpaan dengan 

Kekasih yang agung.

5. Pengobatan Tibbun Nabawi. Ihktiar pengobatan dengan mendasarkan 

kepada sunnah Nabi Saw yaitu  jalan yang biasa ditempuh para terapist 

sufistik. Rata-rata para tabib menganjurkan untuk secara rutin 

mengkonsumsi obata-obatan yang biasa diminum rasulullah Saw, 

keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Antara lain yaitu  madu, habbatus 

sauda, zaitun, berbekam dan lain-lain. Para sufi herbalist juga tak menafikan 

pengobatan dengan bahan-bahan lain diluar yang biasa diminum Rasul. Pengobatan dengan peralatan modern, refleksi, china medicine juga kadang￾kadang dipakai mereka sebagai ikhtiar kesembuhan. Tentu saja dengan 

ketentuan bahwa bahan-bahan yang dipakai memang halal untuk dikonsumsi 

kaum muslimin.

Tahapan terapi sufistik bisa berbeda dari satu tabib sufi ke tabib sufi 

lainnya. Namun selalu terdapat kesamaan visi dan misi mereka. Amalan-amalan 

wirid selalu menjadi benang merah mereka satu sama lain. Wirid ruqyah dan wirid 

manzil memiliki kesamaan dari segi bacaan ayat-ayat al Qur’an. Biasanya amalan 

ini dijadikan juga sebagai awal pembersihan jiwa pasien dari gelapnya dosa dan 

gangguan jin.