, jingga kuningan
atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis,
panjang 4 - 5 mm, coklat. Daun mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga
tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa perbungaan
jarang ditemukan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 - 1200 m dpl, terutama tumbuh
dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan
padang rumput . Secara kultur jaringan, eksplan yang terbaik untuk penumbuhan kalus G. procumbens adalah
tangkai daun yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk penumbuhan kalus adalah media RTK yaitu media RT
dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi pupuk N dan P memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan
hasil produksinya. Pemakaian BA 1 - 4 mg/l memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara
perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan memakai stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat
sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih
tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.
315
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Minyak atsiri daun Sambung nyawa yang diencerkan dengan etilasetat (1:6) dapat berefek positif menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus, Namun E. coli tidak dihambat oleh minyak atsiri pada pengenceran yang
sama secara in vitro. Pemberian ekstrak daun yang larut dalam etanol daun G. procumbens dengan dosis setara
dengan 100 g dan 200 g tanaman per mencit, 2 kali seminggu selama 8 minggu, secara nyata menurunkan jumlah
nodul tumor per paru, maupun prosentase mencit yang terkena tumor karena benzo(a) piren. Fraksi residu ekstrak
daun G. Procumbens yang dilarutkan dalam etanol mempunyai aktivitas biologis terhadap sel vero dengan kadar
hambat minimal 4026 µg/ml, terhadap sel mieloma dengan LC50 187 µg/ml. Sari daun yang larut dalam air dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada tikus normal Sambung nyawa mengandung asparaginase dengan aktivitas
spesifik 0,0175 ? 0,0080. Waktu inkubasi untuk menentukan aktivitas asparaginase Sambung nyawa adalah 40
menit. Lamanya waktu inkubasi berpengaruh terhadap aktivitas asparaginase Sambung nyawa. Selain waktu
inkubasi, pH mempengaruhi aktivitas asparaginase Sambung nyawa dan aktivitas tertinggi pada pH 8,6 yaitu 1,64?
0,232 g NH3 / menit / mg protein. Toksisitas Ekstrak daun G. Procumbens yang larut dalam etanol memiliki LC50 <
l000 µg/ml, (toksisitas tinggi), dan mempunyai aktivitas biologis yang hampir sama terhadap sel vero dengan kadar
hambat minimal 1753 µg/ml, dan terhadap sel mieloma dengan LC50 72 g/ml. Fraksi yang larut dalam kloroform
ekstrak etanol terdapat senyawa yang bersifat mutagenik. LD50 ekstrak daun sambung nyawa yang larut dalam
etanol secara oral pada mencit adalah 5.556 g/kg BB . Sari daun yang larut dalam air, metanol, petroleum eter,
kloroform G. Procumbens (Lour.) Merr., relatif kurang toksis terhadap larva Artemiasalina Leach. Senyawa yang
larut dalam CCl3 dari ekstrak alkohol batang G. procumbens bersifat mutagenik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Batang tanaman Sambung nyawa sering digunakan untuk menurunkan demam. Sambung nyawa juga digunakan
dalam upaya penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, di samping itu digunakan pada upaya
menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa.
Umbi untuk menghilangkan bekuan darah (haematom), pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah
melahirkan.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk mengatasi gigitan ular / serangga digunakan daun dan umbi tumbuhan Sambung nyawa 1 batang, kunyit
sebesar telur ayam 1 biji. Kunyit dikupas, dicuci kemudian ditumbuk bersama bahan lain hingga lembut. Tempelkan
pada luka dan dibalut dengan air bersih.
Untuk mengatasi muntah darah / perdarahan rahim digunakan pohon Sambung nyawa dan umbinya 1 batang,
kunyit 1 jari, kayu secang (tua) yang telah diserut 1/4 genggam. Kunyit dikupas, diiris tipis, kemudian direbus
bersama bahan lainnya dengan air 2 gelas hingga tinggal 1 1/2 gelas. Angkat dan saring, diminum 2 kali sehari ½
gelas.
Untuk penyembuhan bisul digunakan daun Sambung nyawa segar 8 gram dicuci, ditumbuk sampai lumat.
Kemudian ditempelkan pada bisul.
Komposisi :
Daun mengandung 4?senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid) . Metabolit yang terdapat dalam
ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam p?kumarat,
asam p?hidroksi benzoat. Hasil analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapisan tipis dapat dideteksi
keberadaan sterol, triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri. Komponen
minyak atsiri paling sedikit terdiri dari 6 senyawa monoterpen, 4 senyawa seskuiterpen, 2 macam senyawa dengan
ikatan rangkap, 2 senyawa dengan gugus aldehida dan keton. Hasil penelitian dalam upaya isolasi flavonoid
dilaporkan keberadaan 2 macam senyawa flavonoid yaitu bercak 1 terdiri dari 2 buah senyawa flavonol dan auron;
sedangkan pada bercak 11 diduga kaemferol (suatu flavonol). Senyawa yang terkandung dalam etanol daun antara
lain flavon / flavonol (3?hidroksi flavon) dengan gugus hidroksil pada posisi 4',7 dan 6 atau 8 dengan substitusi
gugus 5?hidroksi. Bila senyawa tersebut suatu flavonol, maka gugus hidroksil pada posisi 3 dalam keadaan
tersubstitusi. Di samping itu diduga keberadaan isoflavon dengan gugus hidroksil pada posisi 6 atau 7,8 (cincin A)
tanpa gugus hidroksil pada cincin B .
316
Sangitan
(Sambucus javanica Reinw.)
Sinonim : S.chinensis, Lindl. = S.ebuloides, Desv. = S.thunbergiana, Bl. = Phyteuma bipinnata, Lour. =
P.cochinchinensis, Lour. Familia : Caprifoliaceae
Uraian :
Merupakan tanaman asli Indonesia, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Sangitan
banyak ditemukan tumbuh liar di daerah pegunungan, pinggiran kota pada tanah terlantar, atau ditanam penduduk
sebagai tanaman hias di pekarangan dan kadang ditemukan sebagai tanaman pagar. Tanaman ini umumnya
menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu kering atau terlalu lembab. Perdu, tinggi 1-3 m. Batang bulat dan
banyak bercabang. Daun merupakan daun majemuk yang letaknya berseling. Terdapat 5-9 anak daun yang letaknya
menyirip. Anak daun bertangkai, bentuknya elips memanjang sampai lanset, panjang 8-15 cm, lebar 3- 5 cm, ujung
runcing, tepi bergerigi, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda. Bunga kecil-kecil dengan 5
kelopak berwarna putih kuning, berkumpul membentuk payung majemuk, keluar dari ujung ranting, baunya harum.
Buahnya buah buni, bentuknya bulat, warnanya hitam bila masak dengan diameter 3-4 mm. Bijinya 1-3.
Perbanyakan dengan stek dan biji,
Nama Lokal :
Sangitan (Melayu), Kerak nasi (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul, tulang patah, rematik, sakit kuning, beri-beri, disentri; Bronkhitis, rubela, bengkak (edema),
keram/kejang, pegal linu; Erysipelas, sakit kuning.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Akar, batang dan daun. Dijemur bila ingin disimpan.
Sangketan
(Heliotropium indicum L.)
Sinonim : H.anisophyllum P.de B. = H.parviflorum Blanco = Hehophytum indicum A.DC. = Tiaridium indicum Lehm.
Familia : Boraginaceae
317
Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm., berambut, tumbuh di sisi jalan, tanah kosong yang
tidak terawat, ditempat yang panas. Batang berambut kasar, daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi
bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus Bunga kecil bergerombol diujung
batang, warna lembayung. Batang bunga panjang ± 10 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung-ujung tangkai.
Tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut.
Nama Lokal :
Gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero,; Tlale gajah, tulale gajah (Jawa), Bandotan lombok,; Buntut
tikus, ekor anjing, tusuk konde (Sumatera); Da wei yao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi dan Abses paru, Radang Tenggorokan, Sariawan ; Diare, Disentri, Radang buah zakar, Bisul, Radang kulit
bernanah; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Saluruh tanaman (herba) atau akar, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Infeksi paru (Pneumonitis), abses paru, pulmonary empyema.
- Radang tenggorok, sariawan.
- Diare, disenteri.
- Peradangan buah zakar, bisul, radang kulit bernanah.
- Peluruh haid.
PEMAKAIAN : Rebus 30 - 60 gr herba segar atau ambil air perasan herba segar, dicampur madu, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Air rebusan herba segar untuk mencuci kelainan kulit, gatal-gatal, atau herba segar dilumatkan
sampai menjadi bubur, tempelkan pada bisul, kelainan kulit, atau untuk kumur-kumur air perasan herba segar.
CARA PEMAKAIAN:
1. Infeksi paru, abses paru, empyema:
60 gr herba segar direbus, airnya campur madu, minum.
2. Sariawan:
Daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya untuk kumur-
kumur, 4 - 6 kali / hari.
3. Disenteri: 30 - 60 gr herba segar direbus, minum.
4. Peradangan buah zakar (Orchitis): 60 gr akar segar direbus, minum.
5. Bisul:
a). 60 gr akar segar ditambah sedikit garam, rebus, minum.
b). Lumatkan campuran daun segar + nasi dingin, tempelkan.
CATATAN :
Wanita hamil jangan memakai biji dan bunganya, menyebabkan keguguran.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, netral, toxic. Anti radang, mematikan parasit (parasiticide),
menghilangkan gatal (anti pruritic). KANDUNGAN KIMIA: Indicine, acetyl indicine, indicinine.
318
Sawi Langit
(Vernonia cinerea (L.) Less.)
Sinonim : Vernonia albicans, DC. = V. conyzoides, DC, = V. Iaxiflora, Less. = V. leptophylla, DC. = V.parviflora, Reinw.
= V.rhomboidea, Edgew.
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak tinggi 20 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, padang rumput sampai ketinggian 1.300
m di atas permukaan laut. Batang berambut halus dan bercabang banyak. Daun tunggal, duduk berseling,
bentuknya bulat telur sungsang sampai bulat memanjang, dengan panjang daun 2 - 7 cm, lebar 0,5 - 2,5 cm. Tapi
daun beringgit tidak teratur, kedua permukaan daun berambut halus, bertangkai pendek. Bunga warna ungu,
berkelompok sekitar 5 - 20 kuntum. Biji keras bentuk bulat lonjong.
Nama Lokal :
Buyung-buyung, daun muka manis, lidah anjing, Sayur babi; Rumput ekor kuda, r.muka manis, r.tahi bahi
(Indonesia); Leuleuncaan, mareme,rante piit, sasawi langit, sembung,; Capeu tuhur (Sunda), Sembung, s.rendetin
(Bali),; Maryuna, nyawon, pidak bangkong, sembung, s.kebo (Jawa); Shang han cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, panas batuk, Disentri, Hepatitis, Lelah tidak bersemangat; Susah tidur (insomnia);
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
1. Demam, panas batuk.
2. Disenteri, hepatitis.
3. Lelah tidak bersemangat (Neurasthenia), susah tidur (Insomnia).
PEMAKAIAN: Kering: 10 - 15 gr. Segar: 30 - 60 gr.
PEMAKAIAN LUAR: Bisul, gigitan ular, luka terpukul, keseleo. Herba segar dilumatkan, ditempel ketempat yang
sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, manis, sejuk, penenang (sedative).
319
Sawi Tanah
(Nasturtium montanum Wall.)
Sinonim : Rorippa indicum, (Linn.), Hieron. = R. montana, (Wall.), small. = Sinapis pusilla, Roxb.
Familia : Cruciferae (Brassicaceae)
Uraian :
Terna, tumbuh liar di tepi saluran air, di ladang dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab sampai setinggi
1.300 m dari permukaan laut. Berbatang basah, tinggi sampai 55 cm. Daun bentuk bulat telur, atau bulat
memanjang, ujung melancip, tepi bergerigi atau beringgit, tunggal, duduk tersebar. Bunga kecil warna kuning,
tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang. Buah berupa buah lobak, bila masak membuka dengan 2 katub.
Nama Lokal :
Sawi lemah, sawi taneuh, jukut sakti, rom taroman,; tempuyung, kamandilan, maru maru.; Han cai (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang saluran nafas, Batuk, TBC, Panas, Campak, Reumatik; Sakit tenggorokan, Hepatitis, Bisul, Memar, Luka
berdarah; Gigitan ular, Kencing berkurang;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering. KEGUNAAN: 1. Radang saluran nafas, batuk berdahak,
TBC. 2. Panas, campak, sakit tenggorok. 3. Rheumatik persendian yang akut (acute rheumatic arthritis). 4. Hepatitis,
kencing berkurang (oliguria). 5. Bisul, memar, luka berdarah, gigitan ular. PEMAKAIAN: 15 - 30 gr. bahan kering atau
30 - 60 gr., bahan segar, direbus, minum. PEMAKAIAN LUAR: Luka, bisul, tanaman segar dilumatkan, sebagai tapal.
CARA PEMAKAIAN: 1. Radang saluran nafas (chronic bronchitis): Dengan pengolahan, ambil zat berkhasiat yaitu
rorifone, 200 - 300 mg/hari, dibagi dalam 4 dosis, selama 10 hari. Pada pemberian lebih dari 300 pasien. efek
expectorant: baik, dahak berkurang banyak. 2. Influenza: 30 - 60 gr. sawi tanah segar dan 10 - 15 gr. bawang putih,
seluruhnya digodok, minum. 3. Campak: Sawi tanah segar, ditumbuk Ialu peras ambil airnya, ditambah sedikit
garam, minum. Kemudian diminumkan air putih. Umur 1 - 2 tahun, sekali minum 30 gr. Lebih dari 2 tahun: 60 gr. 4.
Rheumatik sendi: 30 gr. sawi tanah segar direbus, minum. 5. Sakit lambung, melancarkan pencernaan: 30 gr. sawi
tanah kering direbus, minum. 6. TBC: 30 gr. sawi tanah direbus, kemudian ditambah gula enau, minum setiap hari.
7. Sakit kuning: 1/4 genggam akar sawi tanah, 1/3 genggam daun sawi tanah dan 3 gelas air, semuanya rebus
menjadi 1 1/2 gelas. Sesudah dingin disaring, + madu, sehari 2 x 3/4 gelas. 8. Kencing darah: 5 pohon sawi tanah
(berikut akar) dan 3 gelas air, direbus menjadi 1% gelas sehari 3 x 1/2 gelas. 9. Sakit kandung kencing akibat
kedinginan: 7 herba sawi tanah + akamya dan 3 gelas air direbus menjadi 1 gelas, minum. 10. Mencret (diare): 1
batang sawi tanah seutuhnya ditambah 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2 gelas, setelah dingin, disaring, ditambah
madu. Sehari 2 x 3/4 gelas. EFEK ANTI BAKTERI: Eksperimen pada plat microbiology, rorifone dengan konsentrasi 5
mglml. menghambat pertumbuhan Diplococcus pneumonlac, Staphylococcus aureus, Hemophilus influenzae
Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli. EFEK SAMPING (SIDE EFFECT): Pada beberapa individu, kadang-
kadang timbul rasa mulut kering, dan sedikit rasa tidak enak di lambung. Rasa tidak enak di lambung dapat
dinetrahsir dengan menambahkan gula batu pada air rebusan atau minum larutan gula batu.
320
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, " hangat ", penurun panas, anti racun, peluruh air seni,
mencairkan dahak (mucolitik), anti bakteri. KANDUNGAN KIMIA: Rorifone, rorifamide, 6 crystalline substans (2
substansi netral dan 4 asam organik) dan beberapa turunan decyanated.
Secang
(Caesalpia sappan L.)
Familia : Caesalpiniaceae
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 m dpl., seperti di daerah pegunungan yang
berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas
kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok
dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm,
jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong,
pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau.
Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk
tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji,
bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya
kuning kecoklatan. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna
merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman
atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal :
Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa),;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, batu darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor,; Muntah darah, berak darah, luka berdarah,
memar berdarah; Malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Kayu. Kulitnya dibuang, dipotong-potong lalu dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Diare, disentri.
- Batuk darah pada TBC.
- Muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah.
- Luka dalam.
- Sifilis, darah kotor, Radang selaput lendir mata.
- Malaria.
- Pengobatan setelah bersalin.
- Tetanus.
- Pembengkakan (tumor),
321
- Nyeri karena gangguan sirkulasi darah dan Ci.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3-9 g, direbus.
Pemakaian luar: Kayu direbus, airnya untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk merambang mata yang
meradang.
CARA PEMAKAIAN:
1. Pembersih darah:
Kerokan kayu ditambah ketumbar dan daun trawas, rebus.
2. Diare / mencret:
5 g kayu dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air bersih
selama 15 menit. Setelah dingin disaring, dibagi menjadi 2 bagian.
Minum pagi dan sore hari.
3. Batuk darah pada TBC:
1 1/2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya,
rebus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas, Setelah
dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
4. Radang salaput lendir mata:
2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, airnya dipakai untuk merambang mata yang sakit.
5. Berak darah:
1 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Sepat tidak berbau. Menghentikan perdarahan, pembersih darah,
pengelat, penawar racun dan antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Kayu: Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin,
brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan
hampir tidak berwarna.
Seledri
(Apium graveolens, Linn.)
Familia : Apiaceae
Uraian :
Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikatageorikan
sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar
di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah
bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat
dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi
Kuno tumbuhan seledri digunakan sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah
322
dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat
secara ilmiah baru pada tahun 1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui
bijinya atau pemindahan anak rumpunnya.
Nama Lokal :
Celery (Inggris), Celeri (Perancis), Seleri (Italia); Selinon, Parsley (Jerman), Seledri (Indonesia); Sledri (Jawa), Saledri
(Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit mata, Reumatik;
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
Bahan: daun seledri secukupnya
Cara membuat: diperas dengan air masak secukupnya kemudian disaring;
Cara memakai: diminum 3 kali sehari 2 sendok makan, dan dilakukan secara teratur.
Catatan : penggunaan berlebihan berbahaya!
2. berguna untuk obat mata yang memiliki khasiat mengatasi sakit mata kering.
Bahan: 2 tangkai daun seledri, 2 tangkai daun bayam, 1 tangkai daun kemangi.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama kemudian
diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara memakai: di minum biasa.
3. Reumatik
Bahan: 1 tangkai daun seledri
Cara memakai: dimakan sebagai lalapan setiap kali makan.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr): a. kalori sebanyak 20
kalori, b. protein 1 gram c. lemak 0,1 gram d. hidrat arang 4,6 gram e. kalsium 50 mg f. fosfor 40 mg g. besi 1 mg h.
Vitamin A 130 SI i. Vitamin B1 0,03 mg j. Vitamin C 11 mg Dan 63% bagian dapat dimakan. Daun seledri juga banyak
mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.
Semanggi Gunung
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.)
Sinonim : = H.rotundifolia, Roxb. = H.formosana Masamune.
Familia : Umbelliferae (Apiaceac)
Uraian :
Tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan,
lapangan rumput dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 m dari permukaan laut. Batang lunak, berongga,
panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir
terbagi menjadi 5 - 7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna
kuning.
323
Nama Lokal :
Pegagan embun, antanan beurit, a. lembut (Sunda).; Andem, katepa'n, rendeng, semanggi (jawa), Salatun; Take
cena (Madura), tikim, patikim; Tian hu sui (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (Hepatitis), Batu empedu, Batu dan infeksi s. kencing; Batuk dan sesak nafas, Sariawan, Radang
tenggorokan; Amandel, Infeksi telinga tengah;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Sakit kuning (Icteric infectious hepatitis).
2. Pengecilan hati dengan busung (Liver cirrhosis dan ascites), batu
empedu.
3. Batu dan infeksi saluran kencing.
4. Batuk dan sesak nafas.
5. Sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel.
6. Infeksi telinga tengah.
PEMAKAIAN: 10 - 60 gram, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Bisul, gumpalan darah (haematoma), koreng di kepala: Lumatkan tumbuhan segar, dibubuhkan
ke tempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sesak napas (ashma):
10 - 15 gr herba segar direbus, minum atau ditumbuk, peras minum airnya.
2. Batu saluran kencing: 30 - 60 gr herba segar direbus, minum.
3. Kencing kurang lancar:
30 gr herba segar direbus, kemudian ditambah 30 gr gula pasir, minum.
4. Radang tenggorok:
30 - 60 gr herba segar direbus, tambah garam sedikit, minum; atau ditumbuk, peras, minum airnya.
5. Sakit kuning:
30 - 60 gr ditambah air dan arak ketan sama banyak secukupnya, ditim, 2x /hari, selama 3 - 5 hari.
6. Amandel: dipakai sebagai obat kumur
ADVERSE EFFECT (KHASIAT YANG MENYIMPANG):
Walaupun sangat jarang, kadangkadang dapat terjadi LEUCOPENIA (penurunan jumlah sel darah putih), selama
pemakaian obat ini, yang segera normal kembali setelah obat dihentikan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis sedikit pedas, sejuk. Menghilangkan bengkak (anti swelling),
anti radang (anti-inflammasi), peluruh air seni, anti biotika, penurun panas, menetralisir racun (detoxificans),
peluruh dahak (ekspektoran). KANDUNGAN KIMIA: Mengandung minyak menguap, coumarin, hyperin.
Semangka
(Citrullus vulgaris Schrad.)
Sinonim : C, lanatus (Thunb.) Matsumara & Nakai, C. lanata (Thunb.) Mansf., C. edulis Spach., Colocynthis citrullus
(L.) O. Ktze., Cucurmis citrullus (L.) ser., Cucurbita citrullus L., C. anguria Duch., Momordica lanata Thunb.
Familia : Cucurbitaceae
324
Uraian :
Semangka berasal dari daerah tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh liar di tepi jalan, padang belukar, pantai laut,
atau ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman buah. Semangka dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh menjalar di atas tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat
pembelit. Batang lunak, bersegi dan berambut, panjangnya 1,5--5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2--
3. Daun letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi menjari, dengan ujung runcing,
panjang 3--25 cm, lebar 1,5--15 cm, tepi bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah berambut
rapat pada tulangnya. Bunga uniseksual, keluar dari ketiak daun, tunggal, biasanya bunga jantan lebih banyak,
berbentuk lonceng lebar, warnanya kuning, mekar pada pagi hari. Buah berbentuk bola sampai bulat memanjang,
besar bervariasi dengan panjang 20--30 cm, diameter 15--20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Kulit
buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya bermacam-macam seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau
muda bergaris-garis putih. Daging buah warnanya merah, merah muda (pink), jingga (oranye), kuning, bahkan ada
yang putih. Biji bentuk memanjang, pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Ada juga yang
tanpa biji (seedless). Biji yang sudah diolah disebut kuaci. Cara membuatnya, kumpulkan biji, lalu jemur dan
sangrai. Setelah dingin, rendam dalam air garam seharian, lalu jemur kembali di panas matahari. Semangka selain
dimakan sebagai buah segar juga dapat diminum sebagai jus. Buah semangka jangan dimakan dengan gula aren
karena dapat terbentuk racun, terutama sangat mengganggu pada orang yang pencernaannya lemah. Racun ini
dapat menimbulkan kejang-kejang dan diare sampai menyebabkan kematian. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: samangka, semongka, watesan, ghulengghuleng. Sumatera: mandike, karamboja, kalambosa,
kamandriki. Maluku: mendikai, semangka, pateka, samangka. Lampung: lamuja, karamujo, ramujo, samaka.
Halmahera: samaka, hamaka, hama'a. NAMA ASING Xi gua (C), watermelon (I), melon d'eau, wasserkurbis,
watermeloen. NAMA SIMPLISIA Citrulli Fructus (buah semangka), Citrulli Pericarpium (kulit buah semangka).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kulit buah dan daging buah rasanya manis, sifatnya dingin, afinitas ke meridian jantung, lambung, dan kandung
kemih. Semangka berkhasiat sebagai penyejuk tubuh selagi cuaca panas, peluruh kencing (diuretik), antiradang,
melumas usus, dan menghilangkan haus. Pada pengobatan tradisional Cina, semangka digunakan untuk melawan
bentuk "summer heat" yaitu gejala penyakit yang ditandai dengan banyak berkeringat, rasa haus, suhu tubuh
meningkat, warna urine jernih, diare, dan mudah marah. Buah atau jus buahnya meringankan gejala-gejala di atas,
meningkatkan keluarnya urin, dan membersihkan ginjal. Biji rasanya manis, sifatnya netral. Berkhasiat peluruh
kencing (diuretik), menyehatkan ginjal, menyejukkan pada radang kandung kemih, dan melembabkan usus. EFEK
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Mengonsumsi semangka yang mempunyai kadar likopen cukup tinggi
mengurangi risiko terkena kanker prostat. Pada percobaan yang dilakukan All India Institute of Sciences New Delhi
pada 30 orang pria tidak subur berusia 23--45 tahun yang diberi 20 mg likopen dua kali sehari selama 3 bulan,
menunjukkan peningkatan jumlah sperma, struktur sperma membaik, dan peningkatan pergerakan sperma. Dari 30
responden tersebut, 6 diantaranya berhasil menghamili istrinya. Senyawa asam amino sitrulin dapat meningkatkan
produksi nitritoksida, yang berperan pada kemampuan ereksi pada pria. Sitrulin mudah diserap tubuh sehingga
konsentrasi maksimum di dalam darah lebih mudah dicapai.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, daging buah, dan bijinya. Untuk kulit buah, setelah isinya
dimakan dan kulit lapisan luarnya dibuang maka bagian yang berwarna putih bisa digunakan segar atau setelah
dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah semangka digunakan untuk pengobatan:
bengkak karena timbunan cairan pada penyakit ginjal,
kencing manis (diabetes melitus),
gatal karena tanaman berracun,
sakit sewaktu bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover), migren, mencegah kerontokan rambut,
menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah,
kulit kasar, luka bakar, dan terbakar matahari.
325
Daging buah digunakan untuk pengobatan:
pingsan karena udara panas (heatstroke),
rasa letih,
demam, haus disertai mulut kering, napas berbau,
air kemih warnanya gelap dan kuning tua, nyeri sewaktu kencing,
perut kembung karena banyak gas,
susah buang air besar (sembelit),
sakit tenggorok, sariawan,
hepatitis,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
disfungsi ereksi (impoten),
meningkatkan kesuburan pria,
keracunan alkohol (alkoholism),
asam urat tinggi, dan
menghilangkan kerutan di wajah.
Biji digunakan untuk:
susah buang air besar selama hamil atau usia tua,
radang hati, radang selaput lendir usus,
infeksi kandung kemih,
kurang darah (anemia),
membasmi cacing usus, dan
busung lapar.
CARA PEMAKAIAN
Rebus kulit buah (10--30 g), lalu minum. Daging buah dimakan atau dijus secukupnya. -
Untuk pemakaian luar, gosokkan kulit buah pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut atau gatal gatal
karena tanaman berracun. Gunakan air rebusan kulit buah untuk mencuci muka yang berjerawat, kulit yang
berkudis, atau biang keringat.
CONTOH PEMAKAIAN
Busung lapar
Jemur biji semangka secukupnya sampai kering, lalu giling sampai menjadi serbuk. Ambil satu sendok makan, lalu
seduh dengan tiga perempat cangkir air panas. Setelah hangat, tambahkan satu sendok makan madu. Aduk merata,
minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Mencegah kerontokan rambut
Ambil sepotong kulit buah semangka yang hanya tersisa dagingnya yang keras dan berwarna putih. Gosok-
gosokkan pada kulit kepala secara merata. Lakukan pada sore hari, lalu biarkan semalaman supaya meresap.
Keesokan paginya, cuci rambut sampai bersih. Lakukan sekali dalam seminggu.
Tekanan darah tinggi
Makan buah semangka setiap hari sebagai buah segar atau jus. Sehari minum dua gelas jus buah semangka.
Seduh dengan air mendidih kulit buah semangka dan gambir masing-masing 30 g. Minum seperti teh.
Menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah
Jemur kulit semangka secukupnya sampai kering, lalu giling menjadi serbuk. Masukkan dua sendok makan serbuk
tadi ke dalam jus yang dibuat dari satu batang lidah buaya dan satu buah mentimun ukuran sedang. Setelah diaduk
rata, gunakan sebagai masker. Lakukan 2--3 kali seminggu, sampai kelihatan hasilnya.
Gatal di badan karena terkena tanaman berracun
Gosokkan bagian tubuh yang gatal dan kemerahan dengan buah dan kulit semangka.
Tekanan darah tinggi dan anemia
Buah semangka ukuran sedang diambil seperempat bagiannya. Buat jus kulit, biji dan daging buahnya, lalu minum
sekaligus.
Demam, mulut kering dan haus, rasa pahit di mulut, -napas berbau, air kemih berwarna kuning tua, nyeri sewaktu
kencing, hangover
Makan daging buah semangka segar sebanvak 500-1.000 g. Lakukan 2--3 kali sehari.
326
Heat stroke, rasa lemah, sakit kepala akibat panas matahari dan mual
Jus buah semangka secukupnya. Minum 1--2 cangkir, diulang 2--3 kali sehari sampai terasa enak.
Kencing manis .
Potong-potong kulit buah semangka (30 g) dan buah jambu biji yang masih mengkal (1 buah), lalu rebus dengan
tiga gelas air sampai tersisa satu gelas dan minum setelah dingin. Lakukan setiap hari, sehari 2--3 kali.
Rebus biji semangka (1 genggam) dengan satu liter air sampai mendidih (45 menit) dalam panci tertutup. Setelah
dingin, minum seperti teh dan lakukan setiap hari.
Susah buang air besar selama hamil atau usia tua
Giling daging biji semangka (15 g) sampai halus, tambahk
Komposisi :
Daging buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak
0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B dan C). Selain itu, juga mengandung asam amino sitrullin
(C6H13N3O3), asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen (C4oH56), karoten, bromin,
natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa. Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan
urea di hati dari amonia dan CO2 sehingga keluarnya urin meningkat. Kandungan kaliumnya cukup tinggi yang
dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan antioksidan yang lebih
unggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi dengan kandungan minyak berwarna kuning 20--45%, protein 30--40%,
sitrullin, vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal
dan menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Sembung
(Blumea balsamifera (L.) DC.)
Sinonim : Baccharis salvia, Lour. = Conyza balsamifera, Linn. = Pluchea balsamifera, (Linn.), Less.
Familia : Compositae (Asteraccae)
Uraian :
Tumbuh di tempat terbuka sampai tempat yang agak terlindung di tepi sungai, tanah pertanian, pekarangan, dapat
tumbuh pada tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m di atas permukaan laut.
Perdu, tumbuh tegak, tinggi sampai 4 m, berambut halus, daun-daunnya di bagian bawah bertangkai, di bagian atas
merupakan daun duduk, tumbuh berseling, bentuk daun bundar telur sampai lonjong, bagian pangkal dan ujung
daun lancip, pinggir bergerigi atau bergigi, panjang 8 cm - 40 cm, lebar 2 cm - 20 cm, terdapat 2 - 3 daun tambahan
pada tangkai daunnya. Permukaan daun bagian atas berambut agak kasar, bagian bawah berambut rapat dan halus
seperti beledru. Bunga berkelompok berupa malai, keluar di ujung cabang, warnanya kuning. Buah longkah sedikit
melengkung, panjangnya 1 mm.
Nama Lokal :
Sembung, sembung utan (Sunda); Sembung, sembung legi; sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk,;
sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (jawa); Kamandhin (Madura); Sembung (Bali), Sembung, capa;
capo (Sumatera), Afoat (Timor), Ampampau, capo, Madikapu; Ai na xiang (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Nyeri haid, Influenza, Kembung, Diare, Sakit tulang;
327
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Daun, akar, segar atau dikeringkan. Extract borneol didapat dari daun segar.
KEGUNAAN:
- Rheumatik sendi.
- Tulang-tulang sakit setelah melahirkan, nyeri haid.
- Influenza, kembung, diare.
PEMAKAIAN:
9-18 gram herba kering atau 15 - 30 gram herba segar direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Luka terpukul, bisul, koreng, kulit gatal-gatal. Daun segar dilumatkan untuk pemakaian luar atau direbus untuk
cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Diare:
1 genggam daun sembung direbus dengan 3 gelas air menjadi 1 1/2
gelas. Minum dengan madu seperlunya, sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Haid tidak teratur, tidak nafsu makan:
3/5 genggam daun sembung dicuci Ialu direbus dengan 3 gelas air
sampai 3/4-nya. Minum dengan madu, sehari 3 x 3/4 gelas.
3. Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung (angina
pectolis):
1/2 genggam daun sembung dicuci Ialu direbus dengan 3 gelas air
menjadi 3/4-nya. Setelah dingin disaring Ialu diminum dengan madu
seperlunya. Sehari 3 x 3/4 gelas.
4. Nyeri haid:
5 lembar daun sembung + beberapa biji kedaung dipanggang dan
dihaluskan, rebus dengan 2 gelas air sampai sisa 1/2-nya, minum
setelah dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas dan sedikit pahit, agak hangat, harum. Anti rematik,
melancarkan sirkulasi, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan. KANDUNGAN KIMIA: Borneol, cineole,
limonene, di-methyl ether phloroacetophenone.
Senggani
(Melastoma candidum D. Don)
Sinonim : = M. septemnervium, Lour, = M.affine D., Don, = M. malabathricum Auct. non., Linn., = M. polyanthum,
Bl. Familia : Melastomataccae
Uraian :
Senggani tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak
belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di daerah obyek wisata sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini bisa
ditemukan sampai ketinggian 1.650 m dpl. Perdu, tegak, tinggi 0,5 - 4 m, banyak bercabang, bersisik dan berambut.
328
Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan bersilang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, ujung
lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar
dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2 - 20 cm, lebar 0,75 - 8,5 cm, warnanya hijau. Perbungaan
majemuk keluar di ujung cabang berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4 - 1 8, mahkota 5, warnanya
ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan berbagi dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua kemerahan.
Biji kecil-kecil, warnanya cokelat. Buahnya dapat dimakan, sedangkan daun muda bisa dirnakan sebagai lalap atau
disayur. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Harendong (Sunda). kluruk, senggani (Jawa).; Senduduk (Sumatera). kemanden (Madura).; Yeh mu tan (China).
singapore rhododendron (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, ; Keputihan (leukorea), sariawan, haid
berlebihan, wasir darah, ; Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong, ; Radang dinding
pembuluh darah; pembekuan (tromboangitis);
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, buah, dan biji.
INDIKASI :
Senggani berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare,
- hepatitis,
- keputihan (leukorea), sariawan,
- darah haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid,
- mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah,
- radang dinding, pembuluh darah disertai pembekuan darah di dalam
salurannya (tromboangitis),
- air susu ibu (ASI) tidak lancar,
- keracunan singkong, mabuk minuman keras,
- busung air, dan
- bisul.
CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 30 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar atau yang telah dikeringkan
digiling halus lalu dibubuhkan, pada luka bakar atau luka berdarah. Luka tersebut lalu dibalut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Keputihan
Daun senggani segar sebanyak 2 genggam, jahe, dan bengle masing-
masing seukuran ibu jari dicuci bersih lalu dipotong-potong
seperlunya. Masukkan 3 gelas air dan 1 sendok makan cuka,
lalu direbus sampai airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring,
lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
CATATAN : Jahe dan bengle dapat diganti dengan 3 kuncup bunga
cempaka dan 3 buah biji pinang yang tua.
2. Disentri basiler
Daun senggani dan aseman (Polygonum chinense), masing-masing
bahan segar sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
3. Sariawan, diare
Daun senggani muda sebanyak 2 lembar dicuci bersih lalu dibilas
dengan air matang. Daun tersebut kemudian dikunyah dengan sedikit
garam, lalu airnya ditelan.
4. Diare
Daun senggani muda sebanyak 1 genggam, 5 g kulit buah manggis,
329
dan 3 lembar daun sembung, semuanya bahan segar setelah dicuci
lalu direbus dengan 1 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan sore.
5. Bisul
Daun senggani segar sebanyak 50 g direbus. Air rebusannya
diminum, arnpasnya dilumatkan dan dibubuhkan pada bisul, lalu dibalut.
6. Menetralkan racun
Singkong Akar atau daun senggani sebanyak 60 g direbus dengan 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus.
7. Perdarahan rahim
Biji senggani sebanyak 15 g digongseng (goreng tanpa minyak)
sampai hitam lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2
gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun Senggani rasanya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun senggani
mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sengugu
(Clerodendron serrature [L.] Spr.)
Sinonim : C. javanicum, Walp.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-
alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 m
dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 - 3 m, batang berongga, berbongkol besar,
akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar
telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan
berambut halus, panjang 8 - 30 cm, lebar 4 - 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang
panjangnya 6 - 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih
muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Singgugu (Sunda). srigunggu, sagunggu (Jawa).; Kertase, pinggir tosek (Madura). senggugu (Melayu).; Sinar
baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (Lampung),; San tai hong hua (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Menjernihkan suara, batuk, sesak naps (asma), memar, rematik,; Radang saluran napas (bronkhitis), tulang patah
(faktur), bisul, ; Perut busung, cacingan, malaria, tenaga setelah melahirkan,; Digigit ular,;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Seluruh bagian tumbuhan.
INDIKASI :
Tumbuhan ini berkhasiat untuk:
330
- menjernihkan suara,
- batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis),
- tulang patah (fraktur), memar, rematik,
- perut busung, cacingan,
- malaria,
- memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan
- digigit ular, bisul.
CARA PEMAKAIAN :
Seluruh tumbuhan sebanyak 10 - 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk
pemakaian luar, daun segar ditumbuk sampai lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus,
airnya untuk mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Menjemihkan suara
Akar senggugu sebanyak 10 g ditumbuk halus. Tambahkan 1/2
cangkir air masak sambil diremas merata. Peras dan saring, lalu minum sekaligus.
2. Asma, bronkitis, sukar kencing.
Akar senggugu sebanyak 10 g diiris tipis-tipis lalu diseduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin, diminum.
3. Borok berair
Daun segar secukupnya direbus. Setelah dingin airnya dipakai untuk mencuci borok.
4. Rematik
Daun senggugu segar ditumbuk dengan adas pulasari atau daun
senggugu muda diremas halus dengan sedikit kapur. Baban tersebut
lalu dibalurkan di tempat yang sakit.
5. Perut busung, cacingan
Daun senggugu, temulawak, dan sedikit garam diseduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin disaring, lalu minum sekaligus.
6. Batuk
Buah senggugu dikunyah dengan sirih, airnya ditelan. Atau buahnya
sebanyak 2 buah dicuci bersih lalu dikunyah perlahan-lahan, dan
telan. Setelah itu, minumlah air hangat.
CATATAN :
Di daerah Imogiri, Yogyakarta, senggugu digunakan oleh pengobat tradisional Gurah, yaitu kulit akar ditumbuk dan
diseduh dengan air, kemudian diteteskan pada hidung untuk menjernihkan suara, mengeluarkan lendir dari
tenggorokan, dan pengobatan sinusitis.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun senggugu, pahit, pedas, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Daun
banyak mengandung kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang mengandung senyawa
triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung
glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Infus daun senggugu secara in vitro
dapat menghancurkan batu ginjal.
331
Sereh
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
Sinonim : Andropogon nardus L., Andropogon citriodorus Desf.
Familia : Poaceae
Uraian :
Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong,
membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang
lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan
berbau aromatik. Bunga: susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata,
biasanya berwarna sama, umumnya putih. Daun pelindung: bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil
(pendukung bunga). Kelopak: bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit).
Mahkota: bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari:
berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Putik: kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan
berbentuk jambul. Buah: buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji. Asal-usul Ceylon.
Waktu berbunga Januari- Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi
tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia
banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass).
Biasanya tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan
potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman
telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya
dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas
cahaya matahari sampai 50% dan pemupukan urea sampai 100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak
atsiri sereh wangi. Berat segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan
nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh Intensitas
cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi
tanaman. Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau anakan pada 5-7 MST,
jumlah anakan / rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi bahan tanaman pada 24 MST serta tidak
berpengaruh pada kandungan geraniol dan sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh
terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan / rumpun pada 19 MST. Interaksi antara pupuk kandang
den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun / anakan pada 5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam
dan pupuk NPK berpengaruh pada jumlah anakan / rumpun pada 21 MST. Semakin rapat jarak tanam dapat berefek
pada peningkatan hasil minyak atsiri; jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang
semakin tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan tinggi tanaman. Jarak
332
tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter
kanopi pada saat panen. Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak tanam
yang lebih lebar;, sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh. Dosis pemupukan urea 50 kg/ha
sampai 100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm
akan mempercepat pembentukan anakan.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar: digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan
penghangat badan. Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca
persalinan, penurun panas dan pereda kejang.
Pemanfaatan :
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk penghangat badan:
5 gram akar segar Andropogon nardus, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian diminum
2 kali sehari masing?masing 1/2 gelas, pagi dan sore .
Komposisi :
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen,
kamfen, sabinen, mirsen, ß-felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, a-
terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat,
terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, ß-elemen, ß-kariofilen, ß-bergamoten, trans-metilisoeugenol, ß-
kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen
utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat, sitral,
limonen, eugenol, dan metileugenol. Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang
enansiomer (R)-sitronelal dan (S) sitronelal. Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda)
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2 limonenoksida; p-mentha-2,8-dien-
l-ol; Dekan-2,4dien-l-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta-1(7), 8dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cis-
p.menta-1 (7), 8-dien-2-ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.
Sesuru
(Euphorbia antiquorum L.)
Sinonim : Euphorbia neriifolia, Linn.
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Sesuru umumnya ditanam di pekarangan, taman-taman atau tumbuh liar di ladang dan daerah pantai. Perdu tegak,
tinggi 1-3 m, banyak berdahan, berdaging dan mengandung getah berwarna putih susu. Tanaman ini menyerupai
kaktus, cabang tua bentuknya bulat panjang atau bersegi 3-6. Cabang kecil mempunyai 3-5 sirip tebal yang
bergelombang, dan pada setiap cekungan tumbuh sepasang duri tajam. Daunnya sedikit, bertangkai pendek dan
berdaging, Helaian daun bulat telur sungsang, panjang 8-12 cm, lebar 3-4 cm, bagian atas berwarna hijau tua,
333
bagian bawah agak muda, tumbuh berseling diujung dahan, mudah terlepas. Bunga kecil, berbentuk payung terdiri
dari 3 kuntum yang keluar di cekungan sirip, diameter 1 cm , warnanya kuning pucat. Buah bundar, diameter 1 cm.
Nama Lokal :
Sudu-sudu, susurru, susudu (Jawa).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, malaria, demam, radang anak telinga, sakit gigi, asma, bisul; Rematik, sembelit, kurap, gigitan ular,
membunuh serangga;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Batang, daun dan putik bunga. Kulit dan duri dibuang, lalu dipotong tipis-tipis kemudian goreng sampai kuning.
KEGUNAAN:
- Diare akut.
- Malaria, demam.
- Membunuh serangga (insecticide).
- Radang anak telinga.
- Sakit gigi.
- Sesak napas (asmatis).
- Rematik.
- Sembelit.
- Gigitan ular (akar).
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3-6 g batang. Batang setelah dicuci bersih, dibuang kulit dan durinya. Potong tipis-tipis, lalu goreng
dengan beras sampai warnanya coklat. Batang yang sudah kering ini lalu direbus dengan air, minum.
Pemakaian luar. Batang segar dicuci bersih lalu digiling halus. Air perasannya digunakan untuk memoles bisul,
radang kulit bernanah (piodermi) dan kurap (ringworm infection). Atau batang dikeringkan, digiling menjadi serbuk.
Taburkan ketempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Bisul, piodermi:
Batang dipotong tipis, hangatkan diatas api kecil Letakkan di atas bisul atau radang kulit.
2. Bisul, kurap:
Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya
dilumaskan pada bisul atau kurap dan sekelilingnya. Lakukan 2 kali sehari.
3. Radang anak telinga:
Cabang segar dibuang kulitnya, ditumbuk halus lalu diperas. Airnya
dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Sehari 4-6 kali, 2-3 tetes.
4. Sakit gigi:
Getah sesuru beberapa tetes, dengan lidi kapas dilumaskan pada
gigi yang sakit atau berlubang. Lakukan 1-2 kali sehari, tetapi harus
hati-hati. Jangan sampai mengenai gigi yang sehat.
5. Sembelit:
Batang sesuru dicuci lalu digiling halus, peras. Airnya diaduk
dengan tepung tapioka secukupnya lalu dibuat pil sebesar kacang
hijau. Keringkan dengan cara digongseng diatas tatakan genteng. Setiap kali makan 1 pil.
CATATAN:
- Sesuru beracun, wanita hamil dilarang pakai.
- Untuk minum, sesuru setelah dibuang kulit dan durinya lalu diiris
tipis-tipis. Goreng alau gongseng dengan beras, sampai warnanya
menjadi coklat. Baru direbus dengan air, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, beracun. Batang setelah dihilangkan cairannya dengan
pengolahan, berkhasiat menghilangkan bengkak (anti swelling), anti radang (anti inflarnast), anti diare, peluruh
334
kentut. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Taraxerol, taraxerone, friedelan-3 alfa-ol, friedelan-3 beta-ol, epifriedelanol,
sterol, progesterone, karbohidrat, asam amino, asam sitrat, asam malat, dan asam fumarat. Daun: Peroxidase,
calsium oksalat, peptic substance, kanji. Getah: Euphorbol, euphol, cyeloartenol.
Siantan
(Ixora stricter Roxb.)
Sinonim : Ixora chinensis, Lamk.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dan dipakai untuk bunga sembahyang agama Budha. Tanaman perdu tegak
ini tingginya sekitar 1 m - 2,5 m, berbatang coklat kehitaman, banyak bercabang, cabang muda berwarna coklat
kemerah-merahan. Daun tunggal, letak berhadapan-bersilang, tangkai daun sangat pendek, bulat telur sungsang
sampai jorong, tepi rata, warna daun hijau tua, daun muda di ujung tangkai berwarna merah kecoklatan,
permukaan daun mengkilat, bagian ujung dan pangkal daun runcing, panjang 6 - 13 cm, lebar 3 - 4 cm. Bunga
berupa bunga majemuk berbentuk malai rata, warna oranye, tumbuh di ujung tangkai. Buah bulat, penampang 7 -
8 mm, merah ungu.
Nama Lokal :
Long chuan hua (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, Tidak datang haid, Hipertensi;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, akar, tangkai dan daun.
KEGUNAAN:
Bunga: Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhea), hipertensi.
PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, rebus, minum.
Akar: TBC Paru, batuk dan batuk darah.
Pemakaian: 30 - 60 gr. rebus, minum.
Tangkai dan daun: Luka terpukul, badan ngilu-ngilu, terkilir, koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. TBC paru disertai batuk dan batuk darah:
30 - 60 gr akar siantan + 10 gr Gancao direbus selama 3 jam, untuk
1 X minum. Atau:
30 - 60 gr akar siantan ditambah 60 gr daging sapi tanpa lemak, dibuat soup.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sejuk, hypotensive, mengecilkan bekuan darah (reduce
hematoma), menghilangkan sakit (analgesic).
335
Sidaguri
(Sida rhombifolia L.)
Sinonim : S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S. semicrenata Link., S. spinosa L.
Familia : Malvaceae
Uraian :
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari
cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai
1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun
tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip,
bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna
kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah
dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan
dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa
Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan
(Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae
radix (akar sidaguri).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus
kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan
pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat
pematangan bisul, antiradang, dan abortivum.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat digunakan sebagai obat. Bisa digunakan segar atau yang
telah dikeringkan.
INDIKASI
Herba digunakan untuk mengatasi:
Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar (scrofuloderma),
radang usus (enteritis), disentri,
sakit kuning (jaundice),
malaria,
batu saluran kencing,
sakit lambung,
wasir berdarah, muntah darah,
336
terlambat haid, dan
cacingan.
Akar digunakan untuk mengatasi:
influenza, sesak napas (asma bronkhiale),
disentri,
sakit kuning,
rematik gout,
sakit gigi, sariawan,
digigit serangga berbisa,
kurang nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
terlambat haid, dan
bisul yang tak kunjung sembuh.
Bunga digunakan untuk obat luar pada:
gigitan serangga.
CARA PEMAKAIAN
Rebus herba kering (15--30 g) atau herba segar (30--60 g), lalu minum airnya. Jika memakai akar, dosisnya 10-
15 g, atau memakai takaran besar sebanyak 30--60 g, rebus, Ialu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, tempelkan herba segar atau akar yang telah digiling halus ke bagian tubuh yang sakit,
seperti bisul, koreng, TBC kelenjar, gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, gunakan airnya untuk mencuci ekzema
pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.
CONTOH PEMAKAIAN
Rematik
Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan,minum
sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah
dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air
matang secukupnya sampai simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya sekaligus.
Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas.
Gunakan ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air
masak sampai terendam seturuhnya dan tim. Setelah dingin, minum airnya.
Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan minyak kelapa, lalu aduk sampai merata.
Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, sampai sembuh.
TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cud herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan daging (60
g), lalu tim. Setelah dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar sampai halus,
lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.
Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. Setelah dingin, minum airnya dan
makan dagingnya. Lakukan selama beberapa hari.
Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air
matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu
gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
337
Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya. .
Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit.
Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.
Catatan
Perempuan hamil dilarang memakai tumbuhan obat ini.
Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak
mengandung zat phlegmatik yang digunakan sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang
mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.
Sirih
(Piper betle, Linn.)
Sinonim : Chavica auriculata Miq. Artanthe hixagona.
Familia : Piperaceae
Uraian :
Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak
panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau
agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan
obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan 'nginang' (Jawa). Biasanya
kelengkapan untuk 'nginang' tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Nama Lokal :
Betel (Perancis), Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (Indonesia), Suruh, Sedah (Jawa), Seureuh (Sunda); Ju jiang
(China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Mimisan, Bronkhitis, Batuk,
Sariawan, Luka; Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduren, Diare, Sakit gigi;
Pemanfaatan :
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan
Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian
dipanggang dengan api.
Cara memakai: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
2. Keputihan
Bahan: 7 - 10 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih.
Cara memakai: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan
338
masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
3. Sakit Jantung
Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang
merah, 1 sendok jintan putih.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
Cara memakai: diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.
4. Sifilis
Bahan : 25 - 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula
aren dan garam dapur secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara memakai: diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren
Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok
minyak kayu putih.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
Cara memakai : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
6. Diare
Bahan: 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
Cara memakai: digosokkan pada bagian perut.
7. Menghentikan pendarahan gusi
Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang
secara teratur sampai sembuh.
8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa)
Bahan: 1 lembar daun sirih.
Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit
supaya keluar minyaknya.
Cara memakai: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.
9. Sakit gigi berlubang
a. Bahan: 1 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: setelah dingin dipakai untuk kumur,
diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok
Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai
garam larut, biarkan sampai dingin
Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.
10. Bronkhitis
Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula
batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring
Cara memakai: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan
11. Batuk
a. Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 4 lembar daun sirih.
339
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
c. Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya.
Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama
daun widoro dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
d. Bahan: 4 lembar daun sirih.
Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
12. Sakit Mata
Bahan: 2 - 3 lem
Komposisi :
Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional
Sirsak
(Annona muricata, Linn. (Latin))
Familia :Annonaceae
Uraian :
Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.
Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang
pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi
untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang
tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian
kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda
Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada
manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4
tahunan setelah ditanam.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sirsak (Indonesia) Nangka sabrang, Nangka landa (Jawa) Nangka Walanda, Sirsak (Sunda) Nangka
buris (Madura) Srikaya jawa (Bali) Deureuyan belanda (Aceh) Durio ulondro (Nias) Durian batawi (Minangkabau)
Jambu landa (Lampung) Langelo walanda (Gorontalo) Sirikaya balanda (Bugis dan Ujungpandang) Wakano (Nusa
Laut) Naka walanda (Ternate) Naka (Flores) Ai ata malai (Timor)
Pemanfaatan :
Khasiat dan manfaat untuk pengobatan:
Ambeien
Bahan: buah sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas;
340
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Sakit Kandung Air Seni
Bahan: buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya;
Cara membuat: semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak;
Cara memakai : dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
Bayi Mencret
Bahan: buah-sirsak yang sudah masak;
Cara membuat: buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya;
Cara memakai : diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
Anyang-anyangen (sering kecing tetapi sedikit dan terasa sakit)
Bahan: sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya;
Cara membuat: sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas; Cara
memakai : disaring dan diminum.
Sakit Pinggang
Bahan: 20 lembar daun sirsak;
Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas;
Cara memakai : diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
Bisul
Bahan: daun sirsak yang masih muda secukupnya;
Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah 1/2 sendok air, diaduk sampai merata;
Cara memakai : ditempelkan pada bagian bisul.
Komposisi :
Sirsak (Annona muricata) pada setiap 100 gramnya mengandung nilai kalori sebanyak 65 kalori, protein 1 gram,
lemak 0,3 gram, hidrat arang 16,3 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 27 miligram, besi 0,6 miligram, vitamin A 10 SI,
vitamin B, 0,07 miligram, vitamin C 20 miligram dan zat air 81,7 persen. Di samping itu, pada bagian daun clan
batangnya mengandung unsur senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat clan alakaloid murisine.
Sisik Naga
(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.)
Sinonim : D. heterophyllum C.Chr., D. microphyllum (Pr.) C.Chr., Lemmaphyllum microphyllum Presl.
Familia : polypodiaceae.
Uraian :
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang
menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat
ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari
dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang,
kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan
jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung
tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul atau berambut jarang pada
341
permukaan bawah, berwarna hijau sampai hijau kecokelatan. Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa
spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun
yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan
picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai Sumatera Barat). Jawa:
paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). NAMA ASING Bao shu lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad,
duitvaren (B). NAMA SIMPLISIA Drymoglossi Herba (herba picisan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya manis, sedikit pahit, dingin. Antiradang, menghilangkan nyeri (analgesik), pembersih darah, penghenti
perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan obat batuk (antitusif). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Ekstrak alkohol daun sisik naga mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sedangkan
ekstrak alkohol dan ekstrak airnya dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus aureus (L. Nuraini Susilowati, FF
UGM, 1988).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah daun dan seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI
Daun digunakan untuk pengobatan :
gondongan (parotitis),
TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma),
sakit kuning (jaundice),
sukar buang air besar (sembelit), sakit perut,
disentri,
kencing nanah (gonore),
batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah,
perdarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan,
rematik,
keputihan (leukore), dan
kanker payudara.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-60 g daun, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, Gunakan air rebusan herba segar untuk mencuci kudis, koreng, atau berkumur bagi
penderita sariawan dan radang gusi. Cara lain, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit
pada penyakit-penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah.
CONTOH PEMAKAIAN
Radang gusi (gingivitis)
Cuci daun sisik naga secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Biarkan kunyahan tersebut cukup lama di bagian gusi
yang meradang. Selanjutnya, buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, sampai sembuh.
Rematik jaringan lunak (nonartikuler)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sakit kuning (jaundice)
Cuci 15-30 g daun sisik naga segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai airnya tersisa separonya.
Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Sariawan
Cuci 1 genggam daun sisik naga sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai mendidih (selama 15 menit).
Gunakan air saringannya untuk berkumur selagi hangat.
Menghentikan perdarahan
Cuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu air saringannya
diminum. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.
342
Komposisi :
Sisik naga mengandung minyak asiri, sterol/triterpen, fenol, flavonoid, tanin, dan gula.
Som Jawa
(Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.)
Sinonim : T. crassifolium Willd.. T. patens (L.) Willd.. Portulaca patens L.
Familia : Portulacaceae
Uraian :
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal
dari Amerika tropis. Akarnya berdaging tebal, biasa digunakan sebagai pengganti kolesom. DI Jawa tumbuh pada
ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan
pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung
dan pangkal runcing, panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5 - 5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai,
berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter
3 mm, bijinya kecil, hitatn, bulat gepeng.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Gelang porslen. NAMA ASING Turen shen (C), vergeet-mij-wel (B), tho cao ly sam, tho nhan sam (V),
panicled fameflower root (I). NAMA SIMPLISIA Talini paniculati Radix (akar som jawa)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar bersifat manis dan netral yang berkhasiat menguatkan paru, tonikum, dan afrodisiak. Sedangkan daunnya
berkhasiat meningkatkan nafsu makan (stomakik).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Akar, daun. Akar setelah dicuci lalu dikukus, baru dikeringkan untuk penyimpanan.
INDIKASI
Akar berkhasiat mengatasi:
kondisi badan lemah, banyak berkeringat, pusing,
lemah syahwat,
batuk, TB paru, paru-paru lemah,
nyeri lambung,
diare,
ngompol (enuresis),
datang haid tidak teratur,
keputihan, dan
343
air susu ibu (ASI) sedikit.
Daun berkhasiat untuk:
melancarkan pengeluaran ASI,
bisul, dan
kurang nafsu makan.
CARA PEMAKAIAN
Akar som jawa yang telah dikeringkan sebanyak 30 - 60 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, daun som jawa
segar dicuci lalu dipipis. Tempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN
Lemah syahwat
Akar som jawa sebanyak 50 g diiris tipis-tipis. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas:Tambahkan sedikit brem, minum
selagi hangat.
ASI sedikit, kurang nafsu makan
Daun som jawa segar secukupnya ditumis, lalu dimakan sebagai sayuran.
Bisul
Daun som jawa segar dicuci. Tambahkan gula merah secukupnya lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul, lalu
dibalut.
Catatan
Akar segar sebelum dipakai untuk pengobatan atau diktringkan untuk penyimpanan, harus dikukus (diuapkan)
terlebih dahulu. Pemakaian akar segar secara langsung bisa menyebabkan diare.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sosor Bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.) Per.)
Sinonim : Bryophyllum pinnatum, (L.f.) Oken. = B. germinans, Blanco. = B.pinnatum. (lamk.), Kurz. = Cotyledon
paniculata, Blanco. = C. pinnata, Lamk. = C. rhizophylla, Roxb.
Familia : Crassulaceae
Uraian :
Terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersehar di daerah tropik. Tinggi ± 1 m, dipelihara di pekarangan
rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu, daerah panas
dan kering. Tumbuh sampai ± 1.000 m di atas permukaan laut.Terna berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit,
banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung
daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan. Dapat
dikembangbiakkan melalui daun (Kuncup-kuncup daun berbentuk dalam toreh-toreh pada tepi daunnya). Syarat
Tumbuh a. Iklim 1) Ketinggian tempat 1 m - 2.400 m di atas permukaan laut 2) Curah hujan tahunan 2.500 mm -
2.500 mm/tahun 3) Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan. 4) Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan)
; 3 bulan - 4 bulan 5) Suhu udara : 20' C - 25' C. 6) Kelembapan : sedang. b. Tanah 1) Tekstur : pasir sampai liat 2)
Drainase : sedang - baik 3) Kedalaman air tanah : 10 cm - 25 cm dari permukaan tanah 4) Kedalaman perakaran : 2
cm - 25 cm dari permukaan tanah 5) Kemasaman (pH) : 5 - 7. 6) Kesuburan sedang.
Nama Lokal :
Buntiris, Jampe, Jukut kawasa, tere, ceker itik (Sunda); Suru bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen (Jawa),;
Didingin beueu (Aceh), Mamala (Halmahera), Rau kufiri (Ternate); Kabi-kabi (Tidore), dau ancar bebek, daun
ghemet (Madura); Lou di sheng gen (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit panas, Sakit kepala, Batuk, Melancarkan air seni;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, pemakaian segar.
KEGUNAAN:
344
- Bisul,koreng, pembengkakan payudara (mastitis), memar, tulang patah.
- Rheumatik, wasir, buang air kecil kurang lancar, datang haid tidak
teratur.
- Diare. bengkak-hengkak, peluruh dahak, penurun panas.
- Radang amandel (Tonsilitis), radang telinga tengah (Otitis media
acuta).
- Batuk darah, muntah darah, luka berdarah.
- Terbakar dan tersiram air panas.
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr tumbuhan segar direbus.
PEMAIKAIAN LUAR:
Daun dilumatkan, dipakai ditempat yang sakit sebagai tapal pada:
1. Disentri, diare. menurunkan demam:
Tapal di perut, sehari diganti 2 kali
2. Bisul. koreng, mastitis, memar:
30 - 60 gr daun sosor bebek dilumatkan, ambil airnya (peras)
ditambah madu, minum, sisa perasan daun, ditempelkan pada tempat kelainan sebagai tapal.
3. Radang amandel:
5 - 10 lembar daun sosor bebek segar dilumatkan, ambil airnya untuk kumur-kumur (gargle).
4. Radang telinga luar (Otitis externa).
Air perasan daun sosor bebek dipakai untuk obat tetes telinga.
CARA PEMAKAIAN:
1. Nyeri lambung (Gastritis):
Air perasan 5 lembar daun sosor bebek ditambah sedikit garam, minum.
2. Muntah darah:
7 lembar daun sosor bebek dilumatkan, campur arak + gula merah (gula enau), ditim, minum hangat-hangat.
3. Sendi-sendi sakit (Rheumatik):
Seluruh tanaman sosor bebek seberat 30 gr direbus, minum airnya,
atau:
4 lembar daun sosor bebek,
1 sendok teh adas,
1 jari pulosari,
2 jari gula enau, dan
3 gelas air.
Semua bahan direbus sampai menjadi 3/4-nya, sesudah dingin
disaring, diminum 3 x sehari @ 3/4 gelas.
4. Wasir:
Daun sosor bebek dicuci bersih, diangin-anginkan sampai kering,
dibuat menjadi bubuk.
Pemakaian: 1 sendok makan bubuk diseduh air panas 3/4 cangkir,
ditambah madu 1 sendok makan, minum hangat-hangat, sehari 3 kali.
PERHATIAN :
Dilarang memakan herba sosor bebek bila ada kegagalan fungsi pencernaan (kelenjar pancreas menurun, dingin)
Komposisi :
SIFAT KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGI : Agak asam, bau lemah, dingin. Anti radang, menghentikan pendarahan,
mengurangi pembengkakan, mempercepat penyembuhan. KANDUNGAN KIMIA : Zat asam lemon, zat asam apel,
vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glucoside.
345
Srigading
(Nyctanthes arbor-tristis L.)
Sinonim : N. arbodica-charantia L., = N. dentata, Bl.
Familia : Oleaccae
Uraian :
Srigading tumbuhan asli India, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tumbuh liar di semak-semak atau
pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 500
m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun
tunggal, bulat telur, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip, panjang 4 - 11
cm, lebar 2 - 8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong,
berambut, panjang ± 7 mm, tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3 - 5, putih, mekar waktu malam hari dan
berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5 m, cokelat. Biji keras, cokelat. Perbanyakan
dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
Srigading, suruh gading, sarigading, sirih gading,; Kembang pengantin, daun karangan (Jawa).; Coral jasmine,
sorrowful tree (Inggris).; Harsinghar, patijataka (India/Pakistan).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam nifas, demam malaria, ruam kulit, kusta, cacing gelang,; Cacing keremi, nyeri pinggul, pegal pinggang, haid
tidak lancar,; Perawatan setelah melahirkan, rematik, cacingan, batuk, ; Radang saluran napas (bronkhitis),
sembelit, ketombe.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, bunga, kulit kayu, dan biji.
INDIKASI :
Bunga dan daun srigading berguna untuk mengatasi:
- demam, demam sehabis bersalin (nifas),
- perawatan setelah bersalin,
- haid tidak lancar,
- rematik,
- ruam kulit, kusta, dan
- cacingan pada anak.
Kulit kayu untuk mengatasi:
- batuk, radang saluran napas (bronkitis), dan
- sembelit.
Biji berguna untuk mengatasi:
- ketombe.
Cara Pemakaian Lihat contoh pemakaian.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam nifas
Bunga srigading segar sebanyak 10 g dicuci bersih. Rebus dengan
2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
hasil saringan diminum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
346
2. Demam yang membandel, demam pada malaria
Daun srigading segar dicuci bersih, lalu makan bersama seiris kecil jahe segar.
3. Ruam kulit, kusta
Beberapa kuntum bunga srigading segar diseduh, lalu diminum seperti teh. Lakukan setiap hari.
4. Cacing gelang, cacing keremi
Air perasan daun srigading sebanyak 1 sendok makan ditambah
sedikit madu dan garam. Minum malam hari sebelum tidur.
5. Nyeri pinggul, pegal pinggang bagian bawah
Daun srigading sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air
memakai api kecil sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
CATATAN: Perempuan hamil jangan minum rebusan tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung tanin, metil
salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut
niktantin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Pemberian infus daun srigading 5% dan 10% dan juga infus bunga
srigading 0,5% dan 1%, dapat meningkatkan amplitude kontraksi pada otot rahim kelinci terpisah (Saikhu Akhmad
Husen, Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR, 1987).
Srikaya
(Annona squamosa L.)
Familia : Annonaceae
Uraian :
Perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung
rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset,
ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat.
Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup
bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm,
putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau
mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi,
penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah,
ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat
membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang
melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih
keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga
Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir
sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai
iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan
beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila
347
mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan
pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga
dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2
tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah
tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120
hari setelah berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai adalah kutu dari jenis Planococcus spp.,
Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting adalah busuk akar
yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah adalah kanker hitam (Phomopsis
spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan
penyemprotan yang teratur memakai manozeb atau copper oksikhlorid.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. 7awa: sarikaya, srikaya, serkaya,
surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata.
Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis. NAMA
ASING Pan li zhi (C), custard apple, sugar apple, sweetsop (I), noinaa (T), kaneelappel, attier, pomme canalle,
zuckerapfel. NAMA SIMPLISIA Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium (daun srikaya).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat antiradang, antidepresi. Daun rasanya pahit,
kelat, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat astringen, antiradang, peluruh cacing usus (anthelmintik), serta
mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan
pembunuh serangga (insektisida). Kulit kayu berkhasiat astringen dan tonikum. Buah muda dan biji juga berkhasiat
antiparasit. EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Infusa biji buah srikaya berefek larvasida terhadap Aedes aegypti;
sedangkan ekstrak biji berefek larvasida terhadap Culex quinquevasciatus, tetapi tidak berpengaruh pada
kemampuan bertelur dan daya tetas nyamuk. Ekstrak biji A.squamosa yang larut dalam air pada konsentrasi 1,0%--
2,0% dan juga minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan langsung biji menyebabkan kematian serangga uji.
Isolasi senyawa asetogenin dari ekstrak yang larut dalam metanol biji Annona muricata dan Annona cherimola
(Annonaceae) mempunyai aktivitas penting pada infeksi larva Molinema dessetae. Ekstrak daun Annona squamosa
mampu membunuh Ascaridia galli, sebaliknya infusa daun Annona squamosa tidak mempunyai kemampuan
membunuh Ascaridia galli. Air perasan daun sirsak (Annona muricata) 1:1 dan daun srikaya (Annona squamosa) 1:2
berefek sebagai antifertilitas dan embriotoksik terhadap janin apabila diberikan pada masa mulai kebuntingan
sampai selesainya masa organogenesis, tetapi tidak menimbulkan cacat bentuk luar janin (cacat makroskopis).
Kekuatan air perasan daun srikaya ternyata bersifat relatif lebih embriotoksik bila dibandingkan dengan air perasan
daun sirsak. Daun Annona squamosa mempunyai efek antifertilitas dan embriotoksik pada tikus betina; serta
berpengaruh pada daya reproduksi Sitophillus ori zae. Senyawa insektisida yang terdapat dalam biji Annona
squamosa mempunyai daya bunuh ektoparasit. Tetrahidroisokinolin mempunyai aktivitas kardiotonik. Higenamin
(p--hidroksibenzil6,7--dihidroksi-- 1,2,3,4--tetrahidroisokinolin) berinteraksi dengan adrenoreseptor, menghasilkan
aktivitas inotropik positif pada otot jantung. Senyawa poliketida dan bistetrahidrofuran mempunyai efek antitumor
. TOKSISITAS Dapat mengiritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjungtivitis dan
inflamasi.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, yaitu daun, akar, buah, kulit kayu, dan bijinya.
INDIKASI
Daun digunakan untuk mengatasi:
batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare,
disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies,
kudis, dan ekzema.
Biji digunakan untuk mengatasi:
pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga.
Buah muda digunakan untuk mengatasi :
diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia).
348
Akar digunakan untuk mengatasi:
sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.
Kulit kayu digunakan untuk mengatasi:
diare, disentri, dan luka berdarah.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat cara pemakaian. Untuk pemakaian luar, rebus daun dan airnya, lalu gunakan untuk
mencuci luka dan borok. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menggiling bijinya menjadi bubuk, gunakan untuk
membasmi kutu kepala, kutu anjing, dan serangga. Gunakan buah masak untuk mengobati bengkak karena memar
dan abses.
CONTOH PEMAKAIAN
Borok, bisul keras
Cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit garam, lalu gunakan ramuan ini untuk
menurap borok atau bisul dan balut. Dalam sehari, ganti 2--3 kali.
Mematangkan bisul
Ambil isi buah yang sudah masak, lalu giling halus. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata, turapkan pada
bisul, lalu balut dengan kain kasa.
Tiba-tiba pingsan, menenangkan penderita histeris:
Cuci daun segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Dekatkan gilingan daun tadi pada hidung penderita agar
baunya terhisap oleh penderita.
Membasmi kutu anjing:
Mandikan anjing yang berkutu dengan air rebusan daun atau biji srikaya.
Caranya, tumbuk halus daun atau biji srikaya, tambahkan air secukupnya, lalu saring airnya dan gunakan untuk
memandikan anjing.
Mematikan kutu kepala:
Cuci biji srikaya (10 butir) dan daun srikaya segar (1 genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit minyak
kelapa, lalu aduk merata. Turapkan pada kulit kepala, lalu bungkus dengan kain. Setelah tiga jam, buka dan cuci
sampai bersih. Jangan sampai bilasan air masuk ke mata karena dapat menyebabkan iritasi dan meradang.\
Cacingan pada anak
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu rebus dengan lima gelas air sampai tersisa tiga gelas. Setelah dingin, saring
dan minum tiga kali sehari, masing-masing satu gelas.
Gangguan pencernaan
Cuci daun srikaya segar secukupnya, giling sampai halus, lalu tambahkan minyak kelapa secukupnya. Tempelkan
pada perut.
Diare
Cuci kulit batang srikaya (6--10 g), potong kecil- kecil, lalu tambahkan gula merah secukupnya. Rebus dengan empat
gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masingmasing satu gelas.
Kudis
Cuci daun srikaya segar (15 lembar), lalu giling sampai halus. Remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok
teh dan gunakan untuk menggosok kulit yang kudis. Lakukan sehari dua kali.
Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji buah srikaya.
Hati-hati jika minum rebusan biji, kulit kayu, dan akar srikaya karena mengandung racun.
Hanya digunakan dibawah pengawasan herbalis berpengalaman.
Komposisi :
Tumbuhan ini pada umumnya mengandung alkaloid tipe asporfin (anonain) dan bisbenziltetrahidroisokinolin
(retikulin). Pada organ--organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen. Daun, kulit dan akar mengandung WN.
Pulpa buah yang telah masak ditemukan sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, arginin. (Pada Annona muricata :
prolin, asam aminobutirat). Pada jenis Annona yang lain yaitu pada Annona glabra, Annona muricata ditemukan
golongan senyawa polifenol (kuersetin, asam kafeat, leukoantosianidin, asam kumarat). Biji mengandung senyawa
poliketida dan suatu senyawa turunan bistetrahidrofuran; asetogenin (skuamostatin C, D, anonain, anonasin A,
anonin 1, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuarnostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, ncoanonin B, neo desasetilurarisin,
349
neo retikulasin A, skuamosten A, asmisin, skuamosin, sanonasin, anonastatin, neoanonin) Penernuan hasil
penelitian lain yaitu skuamosisnin A, skuamosin B, C, D, E, F, G, H,1, J, K, L, M, N; skuamostatin B, asam lemak, asam
amino dan protein. Komposisi asam lemak penyusun minyak lemak biji Srikaya terdiri dari metil palmitat, metil
stearat, metil linoleat. Daun mengandung alkaloid tetrahidro isokinolin, p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi- 1,2,3,4-
tetrahidroisokinolin (demetilkoklaurin = higenamin). Bunga mengandung asarn kaur-1 6-ene- 1 9-oat
diinformasikan sebagai kornponen aktif bunga srikaya.
Tahi Kotok
(Tagetes erecta L.)
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Herba tahunan, tegak, tinggi 60 - 70 cm. Ditanam pada halaman rumah dan taman-taman sebagai tanaman hias,
Lebih menyukai tempat tempat yang terkena sinar matahari, dan lembab. Bunga berbentuk bonggol (flower head),
yang dikelilingi daun pelindung. Warna bunga kuning atau orange.
Nama Lokal :
Ades, Afrikaantjes; Wan shou ju (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).; Batuk, Bronkhitis, Sariawan, radang tenggorok, sakit
gigi,; Kejang pada anak-anak;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, kering.
KEGUNAAN:
1. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).
2. Batuk seratus hari (Pertussis), radang saluran nafas (Bronchitis).
3. Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada
anak-anak.
PEMAKAIAN: 5 - 15 gr bunga kering, direbus.
PEMAKAIAN LUAR: Bunga direbus untuk cuci, atau:
1. Gondongan (Parotitis), pembengkakan payudara (mastitis):
Lumatkan bunga, campur . dengan cuka, sebagai tapal pada tempat yang sakit.
2. Radang kulit bernanah (Pyodermi):
Lumatkan akar dan daun segar, sebagai tapal di tempat kelainan.
CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk seratus hari (Pertusis):
15 bunga Tagetes erecta + gula enau, direbus.
2. Sakit gigi, sakit mata: 15 gr bunga tagetes erecta, rebus.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, bau khas, sejuk. Anti radang, mengencerkan dahak, obat
batuk. KANDUNGAN KIMIA: Bunga mengandung Tagetiin 0,1 %, terthienyl, helenian 0,74 %, flavoxanthin.
350
Tanduk Rusa
(Paltycerium coronarium, (Kuning), Desv.)
Sinonim :=Paltycerium bifurcatum. =P. andidum.
Familia : Polypodiaceae
Uraian :
Tanduk Rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan
dipelihara sebagai tanaman hias karena pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman
yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi
inangnya. Atau mempunyai sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian daerah disebut simbar menjangan selain
permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang
menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang
menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool
berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung
memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar
rimpangnya.
Nama Lokal :
Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (Indonesia); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Radang rahim luar, Haid tidak teratur, Bisul, Abses;
Pemanfaatan :
1. Demam
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam.
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam
secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas.
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
2. Radang Rahim luar
Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak
kayu putih secukupnya, dan diaduk.
Cara memakai: ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut dengan kain stagen.
3. Haid tidak teratur
Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa.
Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya.
Cara memakai: diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan (haid).
4. Bisul
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih.
Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara memakai: dipakai untuk mengompress bagian bisul.
5. Abses
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adaspulawaras secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara memakai: dipakai untuk mengompress bagian bisul.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan Kimia yang terdapat pada Tanduk rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) belum
diperoleh hasil penelitian yang jelas.
351
Tapak Dara
(Catharantus roseus (L.) G. Don.)
Sinonim : Lochnera rosea, Reich. Vinca rosea, Linn. Ammoallis rosea, Small.
Familia : Apocynaceae
Uraian :
Tapakdara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut
jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100
cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis.
Ciri-ciri tumbuhan Tapakdara : memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu,
beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun
tunggal. Bunganya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapakdara juga memiliki
rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.
Nama Lokal :
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (Indonesia),
Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes, Hipertensi, Leukimia, Asma, Bronkhitis, Demam; Radang Perut, Disentri, Kurang darah, Gondong, Bisul,
Borok; Luka Bakar, Luka baru, Bengkak;
Pemanfaatan :
1. Diabetes mellitus (sakit gula/kencing manis)
a. Bahan: 10 - 16 lembar daun tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai: setelah dingin diminum, diulangi sampai sembuh.
b. Bahan: 35 - 45 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras
Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai: setelah dingin diminum, diulangi sampai sembuh.
c. Bahan: 3 lembar daun tapakdara, 15 kuntum bunga tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas
Cara memakai: diminum pagi dan sore setelah makan.
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
a. Bahan: 15 - 20 gram daun tapakdara kering, 10 gram bunga krisan
Cara membuat: direbus dengan 2,5 gelas air sampai mendidih dan disaring.
Cara memakai: diminum tiap sore.
b. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara
Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air dan dibiarkan beberapa saat dan disaring
Cara memakai: diminum menjelang tidur.
3. Leukimia
Bahan: 20-25 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras.
Cara membuat: direbus dengan 1 liter air dan disaring. Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
352
4. Asma dan bronkhitis
Bahan: 1 potong bonggol akar tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 5 gelas air.
Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5. Demam
Bahan: 1 genggam (12 -20 gram) daun tapakdara, 3 potong batang dan akar tapakdara
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas.
Cara memakai: diminum pagi dan sore ditambah gula kelapa.
6. Radang Perut dan disentri
Bahan: 15 - 30 gram daun tapakdara kering
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
Cara memakai: diminum pagi dan sore dan ditambah dengan gula kelapa.
7. Kurang darah
Bahan: 4 putik bunga tapakdara putih.
Cara membuat: direndam dengan 1 gelas air, kemudian ditaruh di luar rumah semalam.
Cara memakai: diminum pagi hari dan dilakukan secara teratur.
8. Tangan gemetar
Bahan: 4 - 7 lembar daun tapakdara
Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara memakai: diminum biasa.
9. Gondong, bengkak, bisul dan borok
Bahan: 1 genggam daun tapakdara
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara memakai: ditempelkan pada luka bakar
10. Luka bakar
Bahan: beberapa daun tapak dara, 0,5 genggam beras.
Cara membuat: direndam dengan air, kemudian ditumbuk bersama-sama sampai halus.
Cara memakai: ditempelkan pada luka bakar.
11. Luka baru
Bahan: 2 - 5 lembar daun tapakdara
Cara membuat: dikunyah sampai lembut.
Cara memakai: ditempelkan pada luka baru.
Komposisi :
Dari akar, batang, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk
pengobatan. Antara lain vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinleurosin merupakan kandungan komposisi zat
alkaloid dari tapakdara.
Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet)
Sinonim := lpomoea biloba, Forsk. = I.brasiliensis, (Linn.), Sweet. = Convolvulus brasiliensis, Linn. = C.pes-caprae,
Linn.Familia :Convolvulaceae
353
Uraian :
Tumbuh liar di daerah pantai atau di tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu dan mengandung pasir.
Tumbuhan berbatang basah, licin, merambat atau merayap di tanah, warna batang hijau kecoklatan. Daun tunggal,
bulat, tebal, licin mengkilat tidak berambut, berbagi di kedua ujung daun, warna hijau, letak tersebar panjang dan
lebar daun + 3 cm, tangkai daun panjang sekitar 2 - 3 cm, bila dipatahkan keluar getah warna putih. Bunga warna
ungu, bentuk seperti corong/terompet.
Nama Lokal :
Katang-katang, tang katang, daun katang, alere, leleri, ; dalere, batata pantai, tapak kuda, andah arana, daredei;
watata-ruruan, dolodoi, tilalade, mari-mari, wedor, tati raui,; ngemir ngamir, loloro, bulalingo, Ialere, wedule; Ma
an teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit otot/pegal-pegal (myalgia), Wasir, Sakit gigi; Pembengkakan gusi;
Pemanfaatan :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
1. Rheumatik/nyeri persendian, myalgia (sakit otot/pegal-pegal).
2. Perdarahan pada wasir (haemorrhoid), pembengkakan gusi, sakit gigi.
PEMAKAIAN: 30 - 60 gr daun segar atau 15 - 30 gr kering, rebus.
PEMAKAIAN LUAR:
Lumatkan daun segar untuk pemakaian di tempat yang sakit, atau daun segar direbus untuk cuci, atau perasan
airnya dari daun segar untuk dioleskan ke tempat yang sakit atau akar dikeringkan, giling menjadi bubuk/serbuk,
tempelkan ke tempat yang sakit. Dipakai untuk bisul, koreng, eczema.
CARA PEMAKAIAN:
1. Rheumatik:
Herba segar 45 gr ditambah arak ketan dan air sama banyak, rebus, minum.
2. Bisul dan koreng: 30 - 60 gr herba segar ditambah gula merah, rebus.
3. Wasir berdarah: 30 gr herba segar ditambah 360 gr usus, tim, makan.
4. Sakit gigi: 45 gr akar kering, direbus, minum.
5. Eczema: Akar segar 30 gr, rebus, minum.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti
inflammasi), anti bengkak (anti swelling). KANDUNGAN KIMIA: Daun mengandung behenic acid, melissic acid,
myristic acid. Daun kering mengandung antistine (antihistamin/anti alergi).
Tapak Liman
(Elephantopus scaber L.)
Sinonim : = Asterocephalus cochinchinensis, Spreng. = Scabiosa cochinchinensis, Lour.
Familia : Compositae (Asteraceae)
354
Uraian :
Tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran
rendah sampai dengan 1.200 m di atas permukaan laut. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar,
tinggi 10 cm - 80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di
bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi
tumpul. Panjang daun 10 cm - 18 cm, lebar 3 cm - 5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3
cm - 9 cm, lebar 1 cm - 3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu. Buah berupa buah longkah. Masih satu
marga tetapi dari jenis lain, yaitu Elephantopus tomentosa L., mempunyai bunga wama putih, bentuk daun bulat
telur agak licin, mempunyai efek therapy yang sama, tapi khasiat penurun panas dan anti radang kurang poten.
Lebih sering digunakan pada rheumatic dan anti kanker.
Nama Lokal :
Tapak liman (Indonesia), Tutup bumi (Sumatera); Balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda),; Tampak liman,
tapak tangan, talpak tana (Madura),; Ku di dan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, demam, Amandel, Radang tenggorokan, Radang mata; Dysentery, diare, gigitan ular, Batuk, Sakit kuning,
Busung air; Radang ginjal, Bisul, Kurang darah, radang rahim, Keputihan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, cuci, keringkan.
KEGUNAAN:
1. Influenza, demam, peradangan amandel, radang tenggorok, radang
mata.
2. Dysentery, diare, gigitan ular.
3. Epidemic encephalitis B., batuk seratus hari (Pertusis).
4. Sakit kuning, memperbaiki fungsi hati, busung air (ascites).
5. Radang ginjal yang akut dan kronik.
6. Bisul, eksema.
7. Kurang darah (anemia), radang rahim, keputihan.
8. Mempermudah proses kelahiran, pengobatan sesudah bersalin.
9. Pelembut kaki, peluruh dahak, peluruh haid, pembersih darah,
pengelat.
PEMAKAIAN: 15-30 gram rebus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Hepatitis:
120-180 gram akar segar + daging, rebus, minum, selama 4-5 hari
2. Biri-biri :
30-60 gram seluruh tanaman, 60-120 gram tahu, air secukupnya
ditim, makan.
3. Perut kembung: 60 gram batang direbus, dibagi 2 kali minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS, Rasa pahit, pedas, sejuk. Penurun panas, Antibiotik, anti radang,
peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Epifriedelinol,
lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin,
Bunga: Luteolin-7-glucoside.
355
Tasbeh
(Canna indica L.)
Sinonim : C. orientalis Rosc., C. patens Roscoe, C. coccinea Mill.
Familia : Cannaceae
Uraian :
Tasbeh tumbuh liar di hutan dan pegunungan. Seringkali ditemukan sebagai tanaman hias di pekarangan atau di
taman-taman. Tasbeh atau sering disebut bunga kana berasal dari Amerika tropis dan bisa ditemukan dari dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Tumbuh subur di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari.
Terna tahunan ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai dua meter, mempunyai rimpang tebal seperti umbi. Daun
tunggal, bulat telur memanjang, bertangkai pendek menjadi pelepah, ujung dan pangkal runcing, menyirip jelas,
warnanya hijau atau merah tengguli, berlilin, panjang 25--70 cm, lebar 8--21 cm. Bunga majemuk, muncul terminal,
tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, mahkota bunga besar dengan warna-warna cerah seperti merah,
kuning, dan dadu. Buah berupa buah kotak, bentuk bola, dinding buah kasar, biji 3--5, bulat, keras. Perbanyakan
dengan pemisahari anakan yang tumbuh di sekitar induk.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: hosbe (Batak), ganyong hutan (Melayu). Jawa: ganyong wana, g. alas, sebe, sebeh,
tasbeh, ganyol leuweung (Sunda), kembang gedang, puspa midra, p. nyidra (Jawa), tasbhi (Madura). Nusa
Tenggara: milu-milu (Bali). Sulawesi: kela, kontas, tuis im tasic, totombe, wuro (Minahasa), bunga tasebe (Makasar
& Bugis). Maluku: tasupe (Ternate). NAMA ASING Mei ren jiao, feng wei hua (C). NAMA SIMPLISIA Cannae indicae
Rhizoma (rimpang tasbeh), Cannae indicae Flos (bunga tasbeh).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya manis, sifatnya sejuk. Berkhasiat penyejuk, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing
(diuretik), penenang (tranquilizer), dan menurunkan tekanan darah (hipotensif). Bunga berkhasiat hemostatis. EFEK
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Pada percobaan binatang, rimpang tasbeh berkhasiat: hepatoprotektor
(melindungi sel hati dari kerusakan) terhadap zat hepatotoksik (karbon tetraklorida), kolagoga dan koleretik, yaitu
meningkatkan aliran empedu dan meningkatkan pembuangan bilirubin, relaksan pada otot saluran cerna,
hipotensif, tidak beracun. Pemberian langsung ke dalam lambung tikus dengan dosis 400 g simplisia/ kgBB (200 kali
dosis klinis) tidak memperlihatkan tanda-tanda keracunan. Selain itu, pemberian dosis yang sama secara suntikan
intraperitoneal tidak menyebabkan kematian dalam 24 jam. Pemberian intragastrik cairan herba ini dengan
perbandingan 1:2 dan 1:5 selama empat minggu juga tidak menampakkan perubahan signifikan pada berat badan,
aktivitas, hemoglobin, leukosit, hitung jenis (differential count), fungsi hati dan ginjal, serta gambaran histologis
dari jantung, hati, ginjal, limpa, otak, kelenjar adrenal, dan duodenum, dibandingkan hewan kontrol.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpang segar atau kering dan bunga keringnya.
INDIKASI
Rimpang digunakan untuk:
demam,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
356
disentri kronis,
wasir (hemoroid),
keputihan (lekore), dan
radang hati akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut).
Bunga digunakan untuk:
darah haid banyak (metrorrhagia), batuk darah.
CARA PEMAKAIAN
Rebus rimpang kering (15--30 g) atau yang segar (30-60 g), lalu minum. Jika memakai bunga, rebus bunga
kering (10--15 g), lalu minum.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan ke tempat yang sakit, seperti luka
berdarah, radang kulit bernanah, jerawat, memar, dan sakit kepala.
Contoh Pemakaian
Hepatitis ikterik akut
Cuci rimpang tasbeh (60--120 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya,
dinginkan dan saring, lalu minum sehari dua kali. Sekali minum tiga perempat gelas. Minum secara teratur selama
20 hari, maksimal selama 47 hari. Dosis maksimal sehari 250 g. Khasiatnya nampak setelah satu minggu. Bagian
putih bola mata dan kulit yang menguning akan cepat memudar jika minum rebusan obat ini.
Darah haid banyak, batuk darah
Rebus bunga tasbeh kering (10--15 g) dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan
minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari. \
Keputihan
Sediakan rimpang tasbih kering, ketan, dan daging ayam masing-masing 30 g. Bersihkan rimpang tasbih dan daging
ayam, lalu iris tipis-tipis. Masukkan semua
bahan ke dalam mangkuk email, tambahkan air sampai semua bahan terendam dan permukaan air kira-kira 2 cm di
atasnya, lalu tim. Setelah masak, semua bahan bisa dimakan sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Wasir (hemoroid)
Cuci rimpang tasbeh segar (60 g), lalu potong tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas.
Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.
Komposisi :
Rimpang mengandung 6 substansi fenol, 2 terpene, 4 koumarin, pati, glukosa, lemak, alkaloid, dan getah. Daun
mengandung tanin dan sulfur.
Tebu
(Sacharum officinarum, Linn.)
Familia : Peaceae
Uraian :
Gula putih adalah salah satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum officinarum). Tebu termasuk
keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang biak di daerah beriklim udara sedang sampai panas.
Tebu cocok pada daerah TEBU (Sacharum offlcinarum, Linn.) yang mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300
meter di atas permukaan laut. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya tebu (Cirebon) hitam, tebu
kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis tebu memiliki ukuran batang serta warna yang berlainan.
357
Tebu termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi turnbuhan tebu berkisar 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari
banyak ruas yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Bentuk daun tebu
berwujud belaian dengan pelepah. Panjang daun dapat mencapai panjang 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter
dengan permukaan kasar dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk m,-t 1 ai di puneak
sebuah poros gelagah. Sedang akarnya berbentuk serabut.
Nama Lokal :
Sugar cane (Inggris), Tebu (Indonesia), Tebu,Rosan (Jawa); Tiwu (Sunda), Tebhu (Madura), Tebu, Isepan (Bali),;
Teubee (Aceh), Tewu (Nias, Flores), Atihu (Ambon); Tebu (Lampung), Tepu (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk;
Pemanfaatan :
1. Meredakan Jantung Berdebar
Bahan: 3 genggam akar tebu hitam;
Cara membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas;
Cara memakai: diminum 2 kali sehari.
2. Sakit Panas
Bahan: tebu hitam secukupnya;
Cara membuat: diperas untuk diambil airnya
Cara memakai: diminum.
3. Batuk
Bahan: 3-5 ruas tebu hitarn;
Cara membuat: disesap dan diminum aimya.
Cara memakai: dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk diambil aimya;
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air gula yang berkadar sampai 20%.
Teh
(Camellia sinensis [L.] Kuntze)
Sinonim := Camellia bohea, Griff. = C. sinensis, (Linn.), O.K. = C. theifera, Dyer. = Thea sinensis, Linn. = T. assamica,
Mast. = T. cochinchinensis, Lour. = T. cantoniensis, Lour. = T. chinensis, Sims. = T. viridis, Linn.
Familia : Theaceae
Uraian :
Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 -
2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang
terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica
daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak
tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan
tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-
cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai
daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,
358
pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak
daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya
putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut
ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan
untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan.
Nama Lokal :
Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman),; Te (Itali), cha da India (Portugis), tea
(Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut,; Kolesterol dan trigliserida darah tinggi, infeksi saluran
cerna,; Kencing manis (diabetes melitus), mengurangi karang gigi.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.
INDIKASI :
Daun teh berguna untuk mengatasi:
- sakit kepala,
- diare,
- penyubur dan menghitamkan rambut,
- kolesterol dan trigliserida darah tinggi,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- mengurangi terbentuknya karang gigi (dental plaque),
- infeksi saluran cerna.
CARA PEMAKAIAN :
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas, minum sewaktu hangat atau setelah dingin. Pemakaian
luar, daun segar dicuci bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu dibalut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Diare
Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20 g dicuci bersih
lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit. Setelah dingin disaring dan minum sekaligus.
2. Penyubur dan menghitamkan rambut
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman.
Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit
kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, sampai kelihatan hasilnya.
3. Sakit kepala
Air teh kental 3/4 cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok
teh dan madu 1 sendok makan. Aduk sampai merata, lalu dinminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
4. Mengurangi pembentukan karang gigi :
Kumur-kumur dengan air teh setelah makan.
5. Infeksi saluran cerna, kolesterol darah tinggi
Daun teh kering (teh hijau) sebanyak 7 g diseduh dengan air panas.
Biarkan selama 10 menit. Minum selagi hangat.
CATATAN :
Keracunan kafeina kronis: Bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafeina, lama kelamaan
akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan (dispepsia), Fasa lemah, gelisah,
tremor, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar, sesak napas, dan kadang
sukar buang air besar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun berbau aromatik dan sedikit pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun
mengandung kafein (2 - 3%), theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin, naringenin,
dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan
kerongkongan. Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein
359
20%, karbohidrall, 4%, kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin yang beracun dan
mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas
jantung. Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner.
Theobromin terutama mempengaruhi otot. Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol
pada teh mampu mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi
kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosklerosis di
pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. Efek
Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200
gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari),
memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna
dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang
bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994). 2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25
x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa
memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan. Sebagai pembanding dipakai
tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml
pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol.
Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR,
1986).
Tembelekan
(Lantana camara Linn.)
Sinonim : = Lantana aculeata = L. antillana Rafin = L. mutabilis Salisb. = L. polyacanthus SCH. = L.scabrida Soland =
L.viburnoides, Blanco.
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada
varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak
dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing
pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan
permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih,
merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,;
tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam;
(Sumatera); Wu se mei (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma,
Memar;
360
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, kering.
KEGUNAAN:
1. Akar: Influenza, TBC kelenjar, rheumatik, fluor albus (keputihan).
2. Bunga: TBC dengan batuk darah, asthmatis.
3. Daun: Obat sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, rheumatik, memar.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun segar dilumatkan untuk ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus secukupnya untuk cuci pada penyakit
kulit, bisul, luka berdarah, memar, keputihan.
CARA PEMAKAIAN:
- TBC paru dengan batuk darah: 6 - 10 gr. bunga kering direbus.
- Rheumatik: rebusan akar secukupnya untuk mandi.
PERHATIAN :
- Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
- Wanita hamil: tidak boleh, kematian janin!
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Akar: Rasa manis, sejuk. Penurun panas, penawar racun (antitoxic),
penghilang sakit. Daun: rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus),
antitoxic, menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk, penghenti perdarahan
(hemostatik). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid,
humulene (mengandung minyak menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-
cymene.
Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)
Familia : Asteraccae (Compositac)
Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-
tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari
Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan,
tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk.
Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset
atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3
- 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal
memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai,
bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah
kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-
ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m
disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan
biji.
361
Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des
champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang
payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang
(tuli), memar.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan.
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu,
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis),
- disentri,
- wasir,
- beser mani (spermatorea),
- darah tinggi (hipertensi),
- pendengaran berkurang (tuli),
- rematik gout, memar, dan
- bisul, luka bakar.
CARA PEMAKAIAN :
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling
halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas
air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu
ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.
3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan
sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari.
4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc
air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi
untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi
tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5
lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air
yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus)
segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula
enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring,
lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak.
Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya
diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.
362
CATATAN :
Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh
mengandung tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA :
Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun
tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu
ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak.
Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat
hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi
UGM, 1991).
Temu Hitam
(Curcuma aeruginosa Roxb.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di
pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau
di ladang pada ketinggian 400--750 m dpl. Terna tahunan ini mempunyai tinggi 1--2 m, berbatang -semu yang
tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2--9
helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna
merah gelap atau lembayung, panjang 31--84 cm, lebar 10--18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang
tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20--25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-
kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu
kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang
juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya.
Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau
pemisahan rumpun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa
Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA
asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak,
meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap
363
cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan
rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo
kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian
Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam
pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan
dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF
UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro.
Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan
dalam waktu 11--20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada
sediaan irisan (Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri
Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan
batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-
0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Cuci rimpang, lalu potong-potong, baru
keringkan dengan cara diangin-anginkan agar kandungan minyak asirinya tidak terlalu berkurang.
Rimpang berkhasiat untuk mengatasi:
tidak nafsu makan,
melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan,
penyakit kulit seperti kudis, ruam, dan borok,
perut mulas (kolik), sariawan,
batuk, sesak napas, dan
cacingan
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan rimpang sebanyak 1--2 jari tangan.
Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling sampai halus. Tambahkan minyak
kelapa, aduk merata, lalu gunakan untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN
Membangkitkan nafsu makan
Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas.
Setelah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
Membersihkan setelah melahirkan
Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk sampai halus, tambahkan setengah cangkir air
panas, lalu aduk merata. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga
hari setelah melahirkan.
Batuk berdahak, sesak napas
Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama
20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
Komposisi :
Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion,
kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin,
bisdemethyoxykurkumin.
364
Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.)
Uraian :
Perawakan:herba rendah, merayap di dalam tanah, satu tahun 0,3-0,9 cm. Batang: batang asli di dalam tanah
sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa batang
semu (pelepah daun). Daun: umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna
merah tanpa helaian daun: tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk . segitiga
melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai
daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak
berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebar 5-11 cm. Bunga: susunan bulir
tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 411 cm, umumnya tangkai tersembunyi
dalam 2 helai daun terujung. Kelopak: 3 buah lepas, runcing. Mahkota: 3 buah daun mahkota, merah muda atau
kuning-putih, tabung 50-52 mm., bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan
panjang 18 mm. Benang sari: 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa
bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25x7
cm. Putik: bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang. Asal-usul: Tropis dataran rendah, Waktu berbunga :
Januari- Februari, April-Juni. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-
hutan jati. Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan
tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau "becek" pertumbuhan akan
terganggu dan rimpang cepat busuk). Dibudidayakan di tanah berkapur bergerombol. Perbanyakan: dengan
pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman
dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. Pemanenan dilakukan setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan
pemanenan:, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil /tipis dan
dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan "charcoal"= karbon aktif)''.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli,
Staphyllococus aureus dan Candida albicans ; selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in
vitro. Perasan dan Infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. Di samping itu dapat
mempunyai efek menggugurkan, resorpsi dan berpengaruh pada berat j anin tikus. Ekstrak rimpang-yang larut
dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu
menghambat proses ketengikan. Dari penelitian lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat
menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa). Toksisitas Praktis tidak toksik
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Rimpang: sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan,
menyembuhkan sariawan, bumbu masak, pemacu keluarnya air susu ibu (AS1),
365
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Sebagai peluruh kentut:
dibuat sediaan "juice" yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal
dibuat "tapal" dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
dibuat infusa yang terdiri dari 25 gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan sampai
keadaan hangat; setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
Sebagai penambah nafsu makan:
Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang
selama 14 hari.
Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah
1/4 sendok teh garam dapur, setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.
Komposisi :
Rimpang 1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri); komponen utama minyak atsiri terdiri dari
monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen,
1,8-sineol (eukaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam
sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool; etil-sinamat, etil pmetoksi sinamat, panduratin A.
- Asam kavisinat -flavonoid: pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin
(5hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-
dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan: rimpang berwarna merah: pinostrobin, boesenbergin A, panduratin
rimpang berwarna putih : 0,36% krotepoksid rimpang berwarna hitam: pinostrobin, 5,dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-
7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'tetrametoksiflavon; kaemferol-3,7,4'-trimetil eter;
kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.
Temu Putih
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah,
berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun
tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang
lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak
coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer,
tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3
daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih
kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau
putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik,
kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm.
Waktu berbunga Agustus - Mei. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat,
366
di bawah naungan. Produksi terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan
kultur kalus. Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: Zedoariae Rhizoma; rimpang temu putih
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Minyak atsiri Curcuma zedoaria dapat menghambat pembentukan radang pada
tikus putih galur Wistar, pada dosis 800 mg/kg BB. Infusa temu putih berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi.
Infusa temu putih sejumlah 0,0 1 mg/ml, 05 1 mg/ml dan 1 mg/ml dapat menekan rembesan enzim GPT ke media
suspensi hepatosit tikus terisolasi yang disebabkan oleh hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran
dosis 15,75- 126 mg/kg BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina. Perasan
rimpang pada dosis 7,87, 1,97; 0,49 mg/kgBB berefek hepatoprotektif dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus
terangsang karbontetraklorida WC14). Potensi hepatoregeneratif perasan rimpang pada tikus terangsang CCl4
terbesar pada dosis 1,97 mg/kgBB . TOKSISITAS Potensi ketoksikan akut salah satu sediaan serbuk runpang yang
beredar di pasaran (LD50 semu) lebih besar dari 2375 mg/kgBB.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta
sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas.
Komposisi :
Rimpang mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari rimpang
Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol,
Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen furanoid dengan kerangka eudesman
(Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon);
kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi
sinamat (bersifat fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan
kurkumenon.'0).
Temu Putri
(Kaempferia rotunda L.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba, tinggi sampai 0,65 m. Batang berupa rimpang bercabang, pendek, sangat kuat, aromatik, warna
putih kekuningan, batang semu kokoh, merah kecoklatan, minimal 25 cm. Daun: tunggal, berpelepah, 3-5, tegak,
helaian; bentuk bulat memanjang lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, runcing, tumpul, daging daun tebal
dan lunak, permukaan atas daun gundul, permukaan bawah berambut sangat pendek, warna permukaan atas hijau
dan sering seperti terbakar, permukaan bawah ungu gelap, panjang helaian daun 10 - 30 cm, lebar 4 - 10 cm,
tangkai daun besar, sampai 4 cm, lidah-lidah daun (ligula) kira-kira 4 mm, upih (pelepah) daun berambut, panjang 7
- 24 cm. Bunga : susunan majemuk tandan, 4 - 16 bunga, biasanya 1 - 2 bunga mekar bersamaan pada waktu yang
367
bersamaan; ibu tangkai bunga majemuk berkembang baik, ujungnya berbentuk cakram; daun pelindung bunga,
bertoreh dalam 1,5 cm. Kelop :3, ujungnya bergigi 3, berwarna kehijauan atau putih, panjang 3-7 cm. Mahkota: 3,
berbentuk tabung (panjang tabung 3,5 - 7 cm), warna mahkota bunga putih dengan garis titik-titik, berbau harum.
Benang sari: steril / mandul berbentuk elip sampai bentuk garis, agak tumpul, berujung deri atau tidak, warna putih
atau ungu, berurat, panjang 3,5 - 5 cm, lebar 1 - 1,75 cm, membentuk bibir (labellum) seperti jantung terbalik,
bercangap atau berbagi dalam, panjang 4 - 7 cm, lebar 3 - 4 cm; masing-masing benang sari mandul berwarna
kekuning-kuningan dengan garis titik-titik putih mengikuti urat-uratnya, selain itu bangunan bibir berwarna ungu.
Benang sari; fertil 1 buah, panjangnya 0,8 - 2,5 cm; tangkai benang sari lebar; alat tambahan apikal dari
penghubung ruang sari berlekuk 2 - 4, panjang 5 – 10 mm. Buah tidak diketahui. Waktu berbunga April, September-
Nopember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 20 - 500 m dpl.
(750 m dpl.), Ditempat yang agak lembab dan teduh, sebagai tumbuhan liar atau tumbuh menjadi liar di hutan jati,
belukar, hutan basah, padang rumput. Kaempferia rotunda L., sering ditanam sebagai tanaman hias, karena
bentuknya yang indah, terdiri dari dua fase pertumbuhan, pertama petumbuhan normal dengan daun, pelepah dan
berbatang semu, tanpa bunga. Daun berbentuk jorong, sisi atas hijau berbelang-belang coklat; tangkai daun
melebar. Fase kedua adalah keluarnya bunga di atas batang semu yang amat pendek, daun-daun Kaempferia
rotunda kelihatan menempel pada permukaan tanah, hingga mirip kencur. Bunga terdiri dari beberapa kuntum
yang satu atau dua di antaranya mekar bersama. Kelompok bunga berwarna putih dengan mahkota bergaris-garis,
bau harum, rimpangnya pendek, menggerombol, juga berbau aromatis. Akarnya berdaging membentuk umbi
sebesar telur burung puyuh.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Pemberian 25 mg/5ml ekstrak yang larut dalam pertoleum eter secara in vitro
dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans; di samping itu
dapat pula membunuh Callosobruchus chinensis yang hidup di daerah tropik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Kaempferia rotunda dimanfaatkan untuk parem pada wanita sehabis bersalin.
Rimpang: dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut dan penambah nafsu makan.
Umbi: juga digunakan untuk obat penenang syaraf.
Daun: digunakan untuk 'body lotion'.
Komposisi :
Rimpang Kaempferia rotunda mengandung 0,22 % minyak atsirl yang terdiri dari 5 senyawa utama piperiton, p-
simen-8-ol, verbenon, kariofilen, kariofilenoksida, dan 3 senyawa minor, serta krotepoksida. Pengujian terhadap
Kaempferia rotunda juga menunjukkan komposisi abu 3,5%; serat kasar 8,7%, lemak 18,3 %; protein 10,7 %; dan
pati 62,9%.
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Familia : Zingiberanceae
Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang
biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah
berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
368
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan
pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol)
dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna
khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah
tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas
permukaan laut.
Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu
makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;
Pemanfaatan :
1. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan disaring.
Cara memakai: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara memakai: diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara memakai: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih, dan disaring.
Cara memakai: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
369
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit, dan disaring.
Cara memakai : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi bubur.
Cara memakai : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara memakai: diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara memakai : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
14. Sakit Cangkrang
Bahan: 2 rimpang tem
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandu
Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim : = Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea
nelumbo, Linn.
Familia : Nymphaeaceae
370
Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang
ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar.
Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan
bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun
menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau
keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter
30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh,
panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota
bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar
sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar
bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons
dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis
tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk
seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya
mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama
Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang
menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.
Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk
darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti
sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis).
Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.
Tunas biji teratai:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).
Banang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
371
- sering kencing.
- Tidak dapat menahan kencing (enuresis).
Remptacle:
- Perdarahan kandungan yang berlebihan.
- Darah haid berlebihan.
- Perdarahan sewaktu hamil.
- Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan.
- Sakit perut bawah akibat sumbatan darah.
- Berak darah, kencing darah.
- Wasir, koreng basah.
Rimpang:
- Demam, rasa haus.
- Batuk darah, muntah darah, mimisan.
- Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung.
- Gangguan lambung.
- Kurang darah (anemia).
- Gangguan pada mati haid (menopause).
- Neurosis.
Akar:
- Muntah darah, mimisan.
- Kencing panas dan merah.
- Batuk darah, berak darah.
Daun:
- Pingsan karena hawa panas (heat stroke).
- Diare karena panas atau lembab.
- Pusing, sakit kepala.
- Beri-beri.
- Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah.
- Perdarahan pada wanita.
Dasar daun:
- Disentri berdarah, diare.
- Bayi dalam kandungan tidak tenang.
Batang:
- Heat stroke, pingsan.
- Dada terasa tertekan karena panas atau lembab.
- Diare, muntah.
- Keputihan.
Bunga:
- Terpukul (trauma).
- Perdarahan.
- Radang kulit bernanah (impetigo).
Tepung rimpang:
- Menambah selera makan,
- Badan lemah dan kurang darah.
- Diare.
PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice.
Daun: 5-12 g, rebus.
Tangkai: 3-5 g, rebus.
372
Bunga. 3-5 g, rebus.
Benang sari: 3-10 g, rebus.
Receptacle: 10-15 g, rebus.
Biji: 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas
ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
2. Muntah, diare :
50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut,ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
3. Disentri:
50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air
perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai
mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
4. Darah tinggi:
a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus
dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.
b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air
secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga
tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever:
100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci
lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih
sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.
6. Keluar darah dari hidung (mimisan):
Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan
menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan
perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di
lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari
jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga:
Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai
bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab,
menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab,
menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas,
mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa,
menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar:
Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan,
menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin,
kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga
(reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung
nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan
besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine,
isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin,
hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol,
neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun:
Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine,
anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid,
oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun:
373
Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat
menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti
hipertensi.
Teratai Kerdil
(Nymphaea tetragona Georgi)
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Jenis teratai ini tersebar di benua Asia, Amerika, daratan China, Korea, Jepang dan Indonesia. Tetarai kerdil
tergolong dalam Nymphaea alba L. Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau
dipelihara di kolam-kolam sebagai hiasan. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dasar lumpur, yang tumbuh
ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan
muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, tepi bergerigi, bagian pangkal bercangap sempit dan
dalam, warnanya hijau. Bunga mekar selama 4 jam saja. Daun mahkota warnanya ungu.
Nama Lokal :Tunjung;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, kejang kronis pada anak, kecanduan alkohol;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Saat bunganya sedang mekar, siap untuk dipetik lalu dijemur sampai kering, dan dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Tekanan darah tinggi.
- Kejang kronis pada anak.
- Kecanduan alkohol.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 7-14 kuntum bunga, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Kejang kronis pada anak:
7-14 kuntum bunga direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
2 gelas. Setelah dingin disaring, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menurunkan panas, mengaktifkan fungsi limpa. KANDUNGAN KIMIA:
Akar dan daun mengandung asam amino dan alkaloid.
374
Tomat
(Gycopersicum esculentum Mill.)
Sinonim : Solanum lycopersicum L.
Familia : Solanaceae
Uraian :
Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada
ketinggian 1--1600 m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang
gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang
banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau
keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundartelursampai memanjang, ujung runcing,
pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang
10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai,
mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengilap,
beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning
kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau
dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat.
Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat
jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena
digunakan di dalam masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran
membuat sambal atau dalam hidangan selada.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, r.
gendel, r. kenong, rante, r. raja, terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante,
temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate. NAMA asing Fan gie, xi hong shi (C), tomaat (B), tomate (J),
pomme d'amour, tomate (P), love apple, tomato (I). NAMA SIMPLISIA Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sedikit dingin. Berkhasiat menghilangkan haus, antiseptik usus, pencahar
ringan (laksatif), menambah nafsu makan dengan cara memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya
enzim lambung, dan melancarkan aliran empedu ke usus. Daun berkhasiat penyejuk. EFEK FARMAKOLOGIS DAN
HASIL PENELITIAN Pada tikus, jus tomat dapat menurunkan kadar serum kolesterol yang tinggi dan menurunkan
jumlah kolesterol di dalam hati. Pada kucing, sirup tomat dapat menurunkan tekanan darah tanpa mengganggu
denyut jantung dan menstimulir otot polos. Pada binatang percobaan, tomatine berkhasiat antiradang dan
menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Tomatine efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada tubuh
manusia. Penelitian di Amerika, laki-laki yang mengonsumsi sedikitnya sepuluh porsi buah tomat yang dimasak
dalam seminggu akan menurunkan risiko terkena kanker prostat sampai 45%. Hal ini dimungkinkan karena adanya
likopen, karoten pada tomat yang dipercaya dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena
penyakit jantung.
Pemanfaatan :
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah buahnya. Digunakan segar, setelah direbus, atau diolah
sebagai masakan. Daun digunakan untuk obat luar.
375
INDIKASI
Buah digunakan untuk mengatasi:
gangguan pencernaan seperti perut kembung, tidak nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
sakit kuning, radang hati,
radang saluran napas (bronkhitis), sesak napas (asma bronkhial),
radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan,
ulkus lambung,
wasir,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia),
lemas akibat kadar glukosa darah rendah,
demam, rasa haus,
rematik, gout, dan memar akibat terbentur.
CARA PEMAKAIAN
Buah masak dimakan segar. Selain itu, bisa juga direbus dengan air secukupnya. Lumatkan sampai halus, lalu saring.
Jika tidak menderita kencing manis (diabetes melitus), boleh ditambahkan gula pasir secukupnya. Minum setelah
dingin.
Untuk,pemakaian luar, giling buah masak atau daun segar sampai halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti
kulit terbakar sinar matahari, jerawat, radang kulit, kurap, luka, dan borok kronis. Jus tomat juga bisa digunakan
sebagai masker untuk mengencangkan dan melembutkan kulit wajah.
CONTOH PEMAKAIAN
Kulit terbakar sinar matahari
Cuci daun muda yang masih segar, lalu giling sampai halus. Balurkan pada kulit yang terbakar.
Wasir
Rebus beberapa buah tomat yang sudah masak dalam minyak kelapa selama kira-kira sepuluh menit, lalu saring
dengan sepotong kain. Setelah dingin, oleskan pada wasirnya.
Tekanan darah tinggi, mata merah
Makan buah tomat segar sebanyak 1--2 buah pada waktu pagi hari, sewaktu perut kosong.
Memar akibat terbentur
Tim jus tomat yang ditambah dengan air jahe, lalu minum setelah dingin.
Radang usus buntu, sakit kuning
Minum jus tomat, sehari tiga kali, masing-masing satu cangkir. Tetap berkonsultasi dengan dokter.
Jerawat
Tambahkan 25 ml alkohol 70% pada jus tomat (100 ml), lalu kocok merata. Gunakan campuran untuk menggosok
muka yang berjerawat. Lakukan 2--3 kali sehari.
Demam
Cuci tomat masak (tiga buah), lalu potong-potong seperlunya. Lumatkan dalam setengah cangkir air masak dan satu
sendok makan madu murni. Peras dan saring, lalu minum. Lakukan tiga kali sehari. Penderita diabetes melitus
dilarang menambahkan madu murni agar kadar glukosa darah tidak meningkat.
Radang gusi, gusi berdarah
Cuci buah tomat yang sudah masak, lalu makan mentah. Lakukan sehari dua kali, selama kurang lebih satu bulan.
Sariawan, ulkus di rongga mulut
Potong-potong buah tomat yang sudah masak (dua buah), lalu masak dengan ikan segar. Setelah dingin, makan.
Lakukan setiap hari selama 1--2 minggu sampai tampak perbaikan.
Ulkus lambung
Iris tomat masak dan jeruk yang diasamkan masingmasing satu buah. Tambahkan satu sendok makan madu, lalu
aduk merata. Makan sedikit-demi sedikit, sehari 3--4 kali, selama tiga minggu.
Cara membuat jeruk yang diasamkan:
Tambahkan 250 g garam meja pada 500 g jeruk lemon segar. Masukkan ke dalam toples beling, lalu jemur setiap
hari sampai buah jeruk mengisut dan kulitnya mengerut. Bahan ini siap digunakan.
376
Meningkatkan nafsu makan
Minum jus tomat satu jam sebelum makan.
Lemas karena kadar glukosa darah rendah
Minum jus tomat segar.
Catatan:
Rasa asam buah tomat berasal dari asam malik dan asam sitrat.
Buah tomat menstimulir keluarnya enzim pencernaan, terutama yang berasal dari pankreas. Guna meningkatkan
kerja saluran cerna, minum jus tomat setiap hari sebelum makan.
Jus tomat berkhasiat tonik bagi penderita yang sedang sakit maupun pada fase penyembuhan.
Pengobatan tradisional Cina membuktikan, tomat mempunyai khasiat pereda demam (antipiretik) dan penawar
racun (detoksikan).
Tomat yang dimasak, seperti direbus, saus tomat, dan tomat yang berada dalam masakan, seperti sup,
menyebabkan likopen pada tomat lebih mudah diserap sehingga lebih berkhasiat untuk mencegah kanker prostat
dan penyakit jantung.
Orang yang sensitif terhadap buah tomat bisa timbul alergi akut pada saluran cerna akibat adanya kan
Komposisi :
Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk
rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe,
sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), dan histamin. Rutin dapat memperkuat dinding
pembuluh darah kapiler. Klorin dan sulfur adalah trace element yang berkhasiat detoksikan. Klorin alamiah
menstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh dan sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati dan
penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen kuning beta karoten pada tomat. Tomatin berkhasiat antibiotik. Daun
mengandung pektin, arbutin, amigdalin, dan alkaloid.
Tunjung
(Nymphaea lotus L.)
Sinonim : = Nymphaea lotus, Linn.var.pubescens, (Willd.) Hook.f.& Thoms,
Familia : Nymphaeaceae
Uraian :
Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai
penghias kolam di taman. Asalnya dari Afrika. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang
tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal
akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi,
bagian pangkainya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan
berambut pendek yang rapat. Ukuran daun, panjang 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar
pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah
377
keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan. Bunga warna putih (white water lily)
lebih disukai untuk digunakan dalam pengobatan.
Nama Lokal :
Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (Indonesia); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; Diabetes. TBC paru, menekan fungsi seksual;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Bunga:
- Kejang pada anak.
- Pingsan karena udara panas (heat stroke).
- Mabuk alkohol.
- Menekan fungsi seksual (anaphrodisiac).
- Penyakit kulit seperti bisul, radang, tumor dan borok.
- Kencing manis (diabetes).
Akar:
- TBC paru.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Bunga 3-5 kuntum, akar 6-9 g, direbus.
Turi
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.)
Sinonim : = Agati grandiflora, Desv.
Familia : Papilionaceae
Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam
sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus'
berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan,
tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam
berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang
letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap,
dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi
rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya
menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar,
bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong
yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak
melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga
378
bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda
setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun
baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan
dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga
dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun
setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan
dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih
banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga
lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu,
kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang
tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar.
KEGUNAAN:
Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit
Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan
Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir
Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak
PEMAKAIAN :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar
setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan
a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
kali.
379
2. Sariawan, sakit tenggorokan :
Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).
3. Radang tenggorokan :
Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.
4. Disentri berak darah:
Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah
dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang.
6. Keputihan:
Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
7. Batuk:
Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.
8. Batuk berdahak:
Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai
merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.
9. Penambah ASI:
a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang.
b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.
10. Pegal linu:
Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.
Gosokkan kebagian badan yang sakit.
11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin disaring, minum.
12. Hidung berlendir, sakit kepala:
Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.
13. Demam nifas:
Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus.
Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi
rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik.
Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik).
KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase,
zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin
A dan B.
380
Ubi Kayu
(Manihot esculenta, Crautz.)
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu
berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan
termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan
produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun
ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai
daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.
Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon,
bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas;
Pemanfaatan :
1. Reumatik
a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara memakai: digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit.
b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara memakai: dipergunakan sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
CarA memakai: dipergunakan sebagai kompres.
4. Diare
Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak
381
yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara memakai: diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara memakai: dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara memakai: dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
Cara membuat: ditumbuk halus.
b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut.
Cara memakai: dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan
dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap.
Cara memakai: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : - Kalori 146 kal
- Protein 1,2 gram - Lemak 0,3 gram - Hidrat arang 34,7 gram - Kalsium 33 mg - Fosfor 40 mg - Zat besi 0,7 mg Buah
ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin B1 0,06 mg - Vitamin C 30 mg - dan 75 % bagian buah dapat
dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin A 11000 SI - Vitamin C 275 mg - Vitamin B1 0,12
mg - Kalsium 165 mg - Kalori 73 kal - Fosfor 54 mg - Protein 6,8 gram - Lemak 1,2 gram - Hidrat arang 13 gram - Zat
besi 2 mg - dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase,
glikosida dan kalsium oksalat.
Urang-Aring
(Eclipta alba (L.) Hassk.)
Sinonim := Eclipta prostrata, (Linn.) = E. alba et marginata, Boiss. = E. erecta et prostratan, Linn. = E. erecta, Linn. =
E. parcifloran Wall. = E. philippinensis Gandog. = E. thermalis Bunge - Verbesina alba, Linn.
Familia : Compositae (Asteraceac)
382
Uraian :
Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir
selokan, dari tepi pantai sampai ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman mencapai 80 cm.,
posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring. Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak
kasar warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus
atau hampir rata, kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna
putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.
Nama Lokal :
Goman, urang aring (jawa), te-lenteyan (Madura),; Daun sipat, keremak janten (Sumatera), Daun tinta (Banda); Mo
han lian (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Muntah darah, mimisan, kencing darah, berak darah, Hepatitis; Diare, Perdarahan rahim, Kurang gizi, Keputihan,
Ubanan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Menghentikan perdarahan pada muntah darah (hematemesis),
batuk darah (hemoptoe), mimisan (epistaxis), kencing darah
(hematuria), berak darah (melena), perdarahan rahim (uterine
bleeding).
2. Chronic hepatitis, diare,
3. Kurang gizi pada anak (infantile malnutrition).
4. Keputihan (leucorrhoe),
5. Rambut memutih (ubanan) pada usia muda.
6. Neurasthenia.
PEMAKAIAN: 30-120 gram segar. Atau dikeringkan dijadikan
bubuk.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau
herba segar direbus, untuk cuci pada : Eczema, tinea pedis (jamur), koreng (termasuk koreng di kepala), luka
berdarah, gusi bengkak, penyubur rambut.
1. Gusi bengkak:
Yang segar dipanggang sampai kering, dijadikan bubuk (dengan
pengolahan). Oleskan bubuk tersebut ke tempat yang sakit.
2. Penyubur rambut:
1 genggam daun eclipta alba dilumatkan, ditambah air 2 gelas,
saring. Air saringan tersebut diembunkan satu malam.
Cara pemakaian: kulit kepala dibasahi sambil dipijat-pijat, sehari sekali.
3. Koreng di kepala:
Eclipta alba secukupnya direbus, airnya untuk cuci kepala,
ampasnya digosokkan ke koreng. Atau
herba segar dilumatkan, air perasannya dioleskan ke koreng.
CARA PEMAKAIAN:
1. Keputihan:
30 gram eclipta alba segar ditambah sari (kaldu) ayam ditim, minum.
2. Mimisan:
1 genggam eclipta alba segar dicuci, kemudian dilumatkan, peras.
Air perasannya ditambah 5 sloki air putih, ditim supaya panas.
Minum sehari 2 kali, sesudah makan.
3. Diare: 30 gram eclipta alba segar direbus, minum.
4. Batuk darah:
383
60 gram eclipta alba segar dilumatkan, diperas.
Air perasannya diseduh air hangat, minum.
5. Muntah darah:
120 gram herba segar dilumatkan, air perasannya ditambah air
kencing anak kecil secukupnya, minum.
OBAT PATEN: Qiangshengbuganpian.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, asam, sejuk. Menghentikan perdarahan. (Hemostatic),
menurunkan panas (antipyretic), anti racun (antitoxic). Herba ini masuk meridian hati dan ginjal. KANDUNGAN
KIMIA: Ecliptine, AlfaTerthienylmethanol, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) thiophene, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-
(4-chloro-3-hydroxybut-1-ynyl) thiophene, 5-(3-Buten-1-ynyl)-2,2'-bithienyl-5'-methyl acetate, wedelolactone.
Waru
(Hibiscus tiliaceus L.)
Familia : malvaceae.
Uraian :
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru
tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon
pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh
membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang,
warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm.
Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam
tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi
kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang
sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran.
Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut,
waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau,
kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale,
haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. NAMA ASING Tree hibiscus.
NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun
panas dan peluruh haid.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
384
INDIKASI
Daun waru digunakan untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar digunakan untuk mengatasi :
terlambat haid,
demam.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya
diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit,
seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus
sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu
minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2
genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3
jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah
atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya. Setelah dingin, saring
dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus
sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing
1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung
merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring dan air
saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas.
Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap
kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-
remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai
larut. Peras dan saring memakai sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
385
Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-
remas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus.
Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring
ramuan tersebut memakai sepotong kain sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit
kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong
kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai. Selanjutnya,
peras dan saring memakai sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan
paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan
rambut akan tumbuh lebih subur.
Bisul
Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu gi
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan
tanin.
Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)
Familia : Cactaceae
Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas
dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah
sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat
saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan
tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi
wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini
berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil.
Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-
kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas
daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.
Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;
Pemanfaatan :
1. Luka
Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
386
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara memakai: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.
Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu
menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses.
Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.
Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Sinonim : Daucus carota, Linn.
Familia : Apiaceae
Uraian :
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan
yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut.
Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel mempunyai
batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas
(umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel
(Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis
imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang
manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis
mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas
oranye.
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura);
Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;
Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara memakai: diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih sampai merata;
Cara memakai: ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut dengan verban.
b. Bahan: 3 umbi wortel;
Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara memakai: diminum 2 kali sehari.
387
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan lainnya;
Cara memakai: diperas dan disaring, kemudian diminum menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara memakai: diminurn setiap pagi hari secara teratur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar
12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak
0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06
miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram.