Terapi Sufistik
Perkembangan terapi sufistik di kota-kota besar mulai menjamur dan
mendapatkan tempat di hati warga . Terapi ini dapat membantu warga
dalam mengatasi persoalan-persoalan psikologis yang banyak dialami oleh
manusia manusia. Persoalan-persoalan ini muncul sejalan dengan semakin
kompleksnya kehidupan manusia dan beratnya beban kehidupan yang harus
dijalani oleh manusia. Kemajuan ilmu dan teknologi yang mampu memberikan
berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia, ternyata tidak mampu mengatasi
persoalan-persoalan batin manusia. Dengan demikian, pada masa sekarang ini
dengan mudah ditemukan orang-orang yang “sepi” di tengah keramaian. Akibatnya
muncullah individu-individu yang mengalami berbagai problem psikis dan fisik.
Dengan demikian, dibutuhkan cara efektif untuk mengatasinya. Tasawuf sebagai
terapi menawarkan cara Islami dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang
dialami manusia, yaitu dengan cara melalui terapi sufi. Terapi tasawuf bukanlah
bermaksud mengubah posisi maupun menggantikan tempat yang selama ini di
dominasi oleh medis, justru cara terapi sufi ini memiliki karakter dan fungsi
melengkapi.
Sufi Healing yaitu proses penyembuhan pasien melalui sejumlah amalan
yang didasarkan kepada kekuatan ruhaniah bukan jasadiah. Kesembuhan jasadiah
yaitu digantungkan kepada kesehatan ruhaniah. Allah Swt bagi kaum sufi hanya
berhubungan dengan belahan ruhaniah manusia. Rohlah yang mengendalikan
jasad, rohlah yang bertanggung jawab atas sakit dan sehatnya jasad. Jika roh sehat,
maka jasad akan sehat, jika roh baik maka jasad akan baik. Roh yaitu penunggang kuda yang mengendalikan kuda (jasad) kemanapun akan pergi, kepada
kehancuran atau kepada keselamatan
Berangkat dari fenomena sosial warga yang secara khusus di Kota Pekanbaru terjadi
perubahan sosial yang cepat dengan komunikasi tanpa batas, cenderung materialistik, sekularistik,
dan rasionalistik sehingga terdapat berbagai masalah psikis dan fisik. Masalah ini merupakan
penyakit yang datang dari kehilangan visi ke-Ilahian, yang tumpul penglihatannya terhadap realitas
hidup dan kehidupan. Pengobatan dengan alat-alat canggih dan bahan-bahan kimia berkembang
sedemikian rupa, namun pada kenyataannya tak mampu menyelesaikan secara utuh persoalanpersoalan penyakit yang banyak diderita, kemudian beralih ke pengobatan yang bersifat alternatifspiritualistik. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara
mendalam kepada tokoh-tokoh yang mempraktikkan terapi sufistik. Di Pekanbaru, muncul
kecenderungan warga untuk berobat melalui terapi sufistik yang dapat dilihat dari
berkembangnya rumah-rumah pengobatan sufistik. Riset terhadap rumah terapi sufistik yang
mengobati penyakit dalam perspektif sufi healing Islam. Hasil kajian ini memperlihatkan bahwa
terapi sufistik atau penyembuhan sufi merupakan suatu trend baru di kalangan warga modern
yang tampaknya telah mengalami titik jenuh dengan berbagai pola orientasi material, sehingga
dunia spiritual menjadi alternatif
Dalam hidup ini manusia menghadapi berbagai persoalan, salah satu
persoalan yang tak mungkin dielakkan yaitu masalah sakit. Penyakit yaitu
penderitaan yang dialami oleh hampir setiap manusia. Sakit yaitu lawan dari
sehat, maka setiap orang yang sehat tetap akan mengalami sakit. Hanya saja ada
penyakit yang diderita seseorang dalam jangka panjang dan ada pula dalam jangka
pendek. Ada yang demikian menyengsarakan, dan ada pula yang tidak begitu
menyengsarakan. Oleh karena itu, manusia senantiasa berikhtiar untuk sembuh
dari penyakit atau mengobati penyakit tersebut.
Berbagai cara yang ditempuh oleh manusia untuk sembuh dari penyakit,
baik dunia medis maupun pengobatan alternatif. Cara-cara yang ditempuh berkait
erat dengan pemahaman warga tentang sumber atau penyebab dari penyakit
tersebut. Jika penyakit dianggap bersumber dari fisik atau tubuh manusia,
biasanya warga lebih memilih cara-cara medis atau pengobatan alternatif
media lainnya. Namun, jika penyakit dianggap bersumber dari non-fisik, maka
warga cenderung mencari pengobatan alternatif, baik bersifat Islami seperti
ruqyah syar’iyah, terapi sufistik, hingga menjumpai orang-orang “pintar” seperti
dukun.1
Dasawarsa belakangan ini bermunculan media pengobatan alternatif, baik
yang memakai berbagai macam tanaman/tetumbuhan (herbal), maupun yang
memakai kekuatan zikir (terapi healing), hingga memakai tenaga batin
(tenaga dalam). Sejalan dengan ghirah beragama warga (baca Islam) yang
meningkat, maka pilihan terhadap pengobatan alternatif juga menjadi selektif.
Mereka (baca warga Islam) hanya mau berobat dengan pengobatan alternatif
yang tidak bertentangan dengan aqidah atau juga disebut pengobatan yang tidak
berbau syirik. Dengan demikian, pengobatan yang bersifat syar’iyah atau sering
juga disebut dengan Tibbun Nabawi berkembang dengan pesat.
Salah satu pengobatan yang berkembang sekarang ini yaitu Terapi
Sufistik. terapi sufistik dipahami sebagai proses pengobatan melalui terapi doa,
terapi olah fikir (mind healing), konseling sufistik, atau penyembuhan dengan memakai metode-metode sufistik.2 Terapi Sufistik sangat diperlukan karena
sebagian manusia modern terjebak dalam pemenuhan kebutuhan materi, sehingga
mengesampingkan kebutuhan spiritual. Jadi ada ketidakseimbangan dalam hidup,
antara kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Manusia modern mengalami
kekeringan spiritual, dan sangat diperlukan pengobatan spiritual dalam
menyembuhkan penyakit, baik jasmani maupun rohani. Terapi sufistik bertujuan
memberi solusi-solusi permasalahan manusia, terutama kesehatan mental, karena
penyakit fisik atau penyakit biologis sering dipicu dari kegoncangan jiwa atau
stress. Dengan memasukkan aspek agama (spiritual) seperti keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT diyakini memulihkan kesehatan mental.3
M. Amin Syukur4 menjelaskan bahwa zikir merupakan metode utama dalam
terapi sufistik yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
kesehatan. Belakangan terapi ini begitu diminati oleh manusia digital, yang konon
telah memasuki dunia spiritual. warga mulai berbondong-bondong
mendatangi pengobatan yang memakai metode spiritual dalam penyembuhan
penyakit, baik dalam upaya mendampingi dunia medis5 maupun murni
pengobatan.6 Alasannya sederhana, bisa karena tergolong murah, bahkan gratis,
bisa juga dipicu oleh nilai plus-nya, yakni dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan pasien.
Fenomena serupa juga ditemukan di Kota Pekanbaru, di mana bermunculan
rumah-rumah terapi sufistik yang juga diminati oleh warga untuk
penyembuhan penyakit fisik dan juga mental. Di antara rumah terapi sufistik
yaitu Pengobatan Zikir Manzil Ust. Abdul Hadi yang beralamat di Jln. Cipta Karya,
Kecamatan Tampan, Sufi Herbalis Ust. Daud yang beralamat di Jln. Paus, Kecamatan
Sukajadi, dan terapi Zikir K.H. Syafei Hasan yang beralamat di Jln. Ikhlas, Kecamatan Sukajadi. Adapun tujuan kajian ini yaitu untuk mengungkapkan
metode terapi sufistik yang dilakukan di rumah-rumah terapi dan untuk
mengetahui efektivitas terapi sufistik dalam penyembuhan penyakit, baik fisik
maupun non-fisik.
B. Paradigma Pengobatan Sufistik
Realitas sufistik nampak dari amalan praktis, baik sebagai usaha kuratif
dalam bentuk psikoterapi, maupun sebagai usaha untuk meningkatkan derajat nafs
untuk mendekati tujuan tertinggi yakni manusia yang utuh (insan al-kamil).
Berbeda dengan gerakan fundamentalisme Islam yang menekankan penafsiran
literal terhadap ajaran,7 sufisme menekankan dimensi dalam (inner dimention)
dari diri manusia yang merindukan Allah.
Secara teoretik Sufisme berpandangan bahwa penyebab pokok dari
timbulnya gangguan-gangguan jiwa yaitu karena adanya keterpisahan
(separation), baik keterpisahan manusia dengan dirinya sendiri, dengan manusia
lain, dengan alam, maupun Realitas Universal. Dalam bahasa lain bahwa masalah
pokok yang dihadapi manusia pada umumnya yaitu karena mereka berada di
pinggiran lingkaran eksistensi, tanpa ada keterkaitan dengan Titik Pusat Eksistensi
itu. Sufisme berusaha membuat “jembatan” supaya manusia memiliki hubungan
dengan titik Pusat Eksistensi.8
Penyembuhan sufistik merupakan terapi penyembuhan yang telah
digariskan oleh para auliya Allah. Keyakinan dalam pengobatan sufistik yaitu
semua penyakit berasal dari Allah dan kesembuhannya juga berasal dari Allah, dan
metodanya berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah. Para pelaku pengobatan
sufistik mengajarkan amalan-amalan tertentu sesuai dengan paham tarekat yang
dianutnya. Berbagai metode dan wirid zikir biasa dianjurkan kepada para pasien
untuk diamalkan. Zikir dilakukan bisa dengan cara infirodiah (sendirian) atau
ijtimaiah (bersama-sama). Jika pasien tidak biasa bezikir sendirian karena bukan
ahli zikir, maka para terapist mengajaknya berzikir bersama. Tujuan zikir yaitu untuk menguatkan ruh, karena semua penyakit berasal dari ruh yang lemah, yang
dikalahkan oleh kemauan jasad dan hawa nafsu.
Pengobatan dengan metode ini biasanya disebut dengan sufi healing. Kata
sufi sendiri merujuk kepada pengertian seorang atau lebih dari hamba Allah yang
sedang berupaya atau mengupayakan orang lain untuk merasakan lezatnya
berhubungan langsung dengan Allah. Sedangan kata healing berasal dari kata heal
yang berarti penyembuhan. Menurut Barja,9 ada beberapa pengertian mengenai
kata heal dalam bahasa Inggris, yaitu: 1) Membuat utuh atau sempurna;
memulihkan kesehatan; bebas dari penyakit, 2) Menuju suatu akhir atau konklusi,
menerangkan, rekonsiliasi, dan 3) Bebas dari sifat-sifat buruk, membersihkan dan
memurnikan efek samping obat.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan memakai
pendekatan kualitatif. Sedangkan dasar pemahaman teoretik yaitu
fenomenologis, yang mencoba memahami kehidupan manusia dari sisi mereka
sendiri dalam kaitannya dengan situasi-situasi tertentu.Deskripsinya akan
menguraikan gambaran dinamika terapi sufistik, logika pengobatan dan keyakinan
pasien, efektifitas penyembuhan, serta aktivitas sehari-hari pelaku tabib sufi di
Pekanbaru. Menurut waktunya termasuk penelitian ‘cross-section’ karena informan
yang diteliti, baik pasien, si tabib sufistik, tekhnik penyembuhan, amalan zikir dan
rasionalitas pengobatan, efektifitas penyembuhan, maupun informasi yang terkait
dengan amalan dan konsep sufistik muktabarah lainnya, diteliti dalam suatu waktu
tertentu.
Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian terapi sufistik ini yaitu : (1) Telaah Data. Dalam tahap
ini peneliti mempelajari semua data yang diperoleh berupa hasil wawancara dan
observasi; (2) Reduksi data. Dalam tahap ini peneliti membuat abstraksi dari datadata yang diperoleh di lapangan; (3) Penyusunan ke dalam satuan-satuan. Setelah
membuat abstraksi maka peneliti menyusunnya ke dalam satuan-satuan; (4)
Kategorisasi. Setelah disusun kedalam satuan-satuan maka data-data yang telah
dirangkum lalu dikategorisasikan, dan dibuat koding; (5) Pemeriksaan keabsahan data. Dalam tahap ini peneliti memeriksa keabsahan data, apakah data yang
diperoleh sudah memenuhi syarat penelitian atau belum; (6) Analisis dan
penafsiran data. Setelah diperoleh data-data yang absah, maka langkah selanjutnya
yaitu analisis dan penafsiran data-data.
C. Terapi Pengobatan Sufistik Di Pekanbaru
Rumah-rumah terapi sufistik di Kota Pekanbaru cukup banyak dan
beragam, dalam realitasnya sangat diminati warga untuk penyembuhan
penyakit fisik maupun mental. Penelusuran terhadap rumah-rumah terapi yang
tersebar di berbagai sudut Kota Pekanbaru mendapatkan pasien terapi sufistik
yang meningkat dari tahun ke tahun.Dalam pelacakan metode terapi sufistik
terhadap perbedaan dan persamaan antara satu rumah terapis dengan lainnya
dalam metoda penyembuhan pasien, namun peneliti hanya memfokuskan pada
tiga tempat. Tiga rumah terapis ini dapat dijadikan timbangan kesamaan dan
kemiripan antara satu dengan lainnya, yaitu: 1) Pengobatan Zikir Manzil Ust. Abdul
Hadi, tempat praktik jalan Cipta Karya, Tampan Pekanbaru, metode pengobatan
mirip ruqyahtapi harus dilakukan selama tiga hari yang diistilahi dengan Opname
Zikrullah. 2) Sufi Herbalis: Ust. Daud, tempat praktik jalan Paus, Sukajadi,
Pekanbaru, metode pengobatan dengan teknik hipnoterapi, psikoterapi berupa
riyadhah kesehatan rohani dan mengkonsumsi obat herbal. 3) Terapi Zikir K.H.
Syafei Hasan,tempat praktik jalan Ihklas, Sukajadi Pekanbaru, metode pengobatan
denganriyadhah tahkik keyakinan dan konsumsi obat-obat herbal tibbun Nabawi.
1. Pengobatan Zikir Manzil Ustadz Abdul Hadi10
Zikir manzil merupakan amalan wirid yang tersusun dalam sebuah
buku yang disebut sebagai Manzil. Zikir ini merupakan juga amalan sufistik dari
Jamaah Tabligh untuk menghadapi gangguan jin dan setan. Jika seseorang
menghadapi gangguan jin atau dirasuki makhluk halus maka Ust. Abdul Hadi
akan berwudhu’ dan mengerjakan shalat dua rakaat untuk meminta bantuan
Allah. Karena hanya Allah yang bisa menyembuhkan pasien yang kerasukan.
Kemudian beliau membaca wirid manzil secara perlahan-lahan. Setelah selesai beliau meniupkan nafasnya kearah air yang telah disediakan. Air ini dipercikkan
ketubuh pasien dan sebahagiannya diminumkan ke pasien. Biasanya pasien
akan menjerit-jerit dan berbicara tidak seperti biasanya dipicu kesurupan.
Salah seorang pasien yang penulis langsung lihat bernama Boris. Ia kerasukan
jin sejak berkemah di Danau Buatan. Boris bukan orang Jawa dan tak bisa
berbahasa Jawa. Tapi ketika kesurupan suaranya membesar dan sangat fasih
berbahasa Jawa. Ada roh Mbah dari Jawa yang memasuki jasad si Boris. Roh
sesat ini berhasil dikeluarkan melalui amalan wirid Manzil yang dilakukan oleh
Ust. Abd. Hadi.
Manzil yaitu sebuah risalah yang menghimpun susunan kalimat
thayyibah dari al-Qur’an dan hadis Nabawi sebagai amalan untuk melindungi
seorang muslim dari gangguan makhluk ghaib dan roh sesat. Risalah itu disusun
oleh Mawlana Muhammad Zakariyya al-Kandhalawi seorang shaikul Hadits.
Mawlana zakariya yaitu keponakan dari Mawlana Ilyas yang menjadi pengasas
dari jamaah Tabligh. Mengingat beratnya tugas para dai-dai jamaah Tabligh
yang bergerak diseluruh dunia. Mereka menghadapi tantangan alam yang berat.
Tekanan dari manusia yang tidak menyukai sistem dakwah mereka, dan
terutama menghadapi gangguan mahkluk halus dari tempat-tempat yang tidak
biasa dikunjungi. Manzil dijadikan bekal para ahli dakwah dan amalan wirid
yang sering dibaca. Tetapi menurut Ust. Abdul Hadi, Manzil harus diturunkan
menurut kaidah Pengijazahan. Oleh karena itu seseorang harus berguru untuk
bisa menghidupkan ruhaniah manzil.
Manfaat dari terapi zikir Manzil di antaranya yaitu menuntaskan sihir
menahun. Dapat kita lihat wawancara dengan Ust. Abd Hadi11 menjelaskan
bahwa untuk menuntaskan sebuah problematika kita harus tahu penyebab dan
cara kerjanya. Begitupun dalam sihir, umat Islam harus mengenal beberapa
rahasia-rahasia dukun syaitan dalam melancarkan sihirnya lalu menentukan
senjata paling tepat untuk menghancurkannya. Para ahli telu atau ahli sihir atau
istilah lainnya yaitu dukun yang telah berbuat jahat dengan cara mengirim jin
sesat merasuki manusia, mengambil alih wujud jasad manusia dan mengalahkan fikirannya. Selanjutnya, Ust Abd Hadi menjelaskan ada lima jenis
sihir dalam ilmu hitam: 1) Sihir Tafriq, yaitu sihir yang berfungsi menceraiberaikan, memutuskan silaturahim dan menghilangkan kasih sayang di antara
manusia. 2) Sihir Mahabbah, yakni sihir yang berkaitan dengan masalah cinta.
3) Sihir Khumul, yaitu sihir yang mengacaukan fikiran atau perbuatan jin yang
mengendalikan otak manusia.4) Sihir Hawatif yaitu jenis sihir bersifat
hulusinasi. 5) Sihir Jalbatwat-Tahyiyt, yakni sihir jahat yang menyerang anakanak remaja putri Islam. Sihir ini membuat anak gadis tergila-gila kepada pria
yang menyantetnya. Pria ini telah mengupah dukun sesat untuk menyihir si
anak gadis.
Terapi sufistik yang digunakan Ust Abd Hadi mencakup menata dan
membangun “Benteng hati” sebagai bentuk upaya membangun pertahanan diri
agar tahan dari serangan jin dan sihir, berupa shalat tepat waktu, Qiyamullail,
سُبِحَانَ المَّىِ، ًَالِحَىِدُ لمَّىِ، ًَالَ إِلَىَ dan menjaga wudhu. Kemudian mewiridkan zikir, yaitu
ُسَكبَأ ُىَّالمًَ ،ُىَّالم َّالِإ sebanyak 100 kali setiap pagi dan petang atau boleh dilakukan
بسي اهلل atau حَسِبُنَا المَّىُ ًَنِعِيَ الٌَِكَِنُ نِعِيَ املٌلُ ًَنِعِيَ النصري ;pada malam hari. Lalu membaca
sebanyak 7 kali. Dilanjutkan الرِ ال ٍَضُسُّ وع أمسى شُءْ يف األزض ًال يف السىاء , ًهٌ السىَع العمَي
membaca al-Fatihah, al- Ikhlas, al-Falaq, al-Nas dan Ayat Kursi minimal 1 Kali.
ال إلى إال اهلل ًحدي , ال شسٍك لى , لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ Wirid yang dibaca ba`da shalat subuh
سٍقد ءُش كن عمى sebanyak 100 kali, jika tidak selesai dilakukan sepenjang hari
hingga mencapai 100 kali atau lebih.
Di samping itu, Ust Abd Hadi dalam pengobatan memakai teknik
gabungan Manzil dan Bekam yang sangat penting sebab berfungsi mempercepat
penyembuhan. Bekam dimaksudkan untuk membersihkan darah pasien, karena
jin masuk bersma aliran darah. Darah kotor yaitu tempat bersemayammnya
jin dalam tubuh manusia. Manzil dibacakan dan ditiupkan ketitik-titik bekam,
bisa yang berda di kepala atau titik-titik di sekujur tubuh pasien2. Sufi Herbalist Ust. Daud13
Terapi pengobatan Ustadz Daud mencakup tujuh amaliah yang
dilakukannya secara bertahap, yaitu:
100 سُبِحَانَ المَّىِ، ًَالِحَىِدُ لمَّىِ، ًَالَ إِلَىَ إِالَّ المَّىُ، ًَالمَّىُ أَكبَسُ Pertama: Zikir dengan membaca
ال إلى إال اهلل ًحدي , ال شسٍك لى , kali, Sholawat 100 kali, Istighfar 100 kali dan membaca
.100 kali لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ عمى كن شُء قدٍس
Kedua: Taubat yakni meninggalkandan menyesali segala dosa, serta
memperbanyak minta ampun kepada Allah dan meningkatkan ketaatan kepadaNya.
المَّوُيَّ زَبَّ النَّاسِ، أَذِهِبِ الِبَأِسَ، ًَاشِفِ أَنِتَ الصَّافُِ، الَ شِفَاءَ إِالَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءّ الَ ٍُغَادِزُ Ketiga: Membaca
اّىَقَس Dilanjutkan menegakkan shalat hajat dengan doa hajat yang ingin dicapai.
Keempat: Ikhtiar dengan menjaga pola hidup sehat seperti berolah raga secara
rutin dan memakan makanan sehat serta konsumsi herbal sesuai dengan
keluhan penyakit yang diderita. Serta selalu menjaga kestabilan psikologis diri.
Kelima: Hypnotherapi, yaitu membuka dan menasehati alam bawah sadar
manusia. Otak manusia dikuasai oleh alam sadar dan alam bawah sadar, dimana
alam sadar 12%. dan alam bawah sadar 88%,serta di antara alam sadar dan
alam bawah sadar itu ada zona proteksi namanya. Pada prinsipnya manusia susah diberi nasehat selalu mental ketika diberi nasehat, karena adanya zona
proteksi,seperti gambar di bawah ini:
Keuntungan zona proteksi ini bagi orang yang punya keimanan yaitu untuk
membentengi dirinya dari pengaruh-pengaruh negatif, sehingga pengaruh tersebut
tidak bisa mempengaruhi seseorang dan seseorang itu bisa memilah mana yang
baik dan mana yang buruk. Namun kelemahannya, dengan adanya zona proteksi
maka tidak semua nasehatyang baik-baik bisa diterima. Alam sadar dengan alam
bawah sadar manusia apabila diibaratkan seperti gunung es yang terdapat di
samudera Atlantik dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:
Kondisi psikologis manusia seperti : marah, sedih, kecewa, sakit hati, benci,
rindu, dan sebagainya mulai dari manusia itu ada sampai saat ditanyakan pada
saat dihipnosis, maka kondisi semua itu tersimpan di alam bawah sadar. Nah,
apabila energi negatif yang banyak tersimpan maka banyaklah energi
negatifnya yang muncul seperti: sedih, marah ,kecewa, stres. dan lain
sebagainya. Apabila digabungkan dengan pengobatan Timur, maka kondisi
psikologis marah berhubungan dengan hati, sedih berhubungan dengan paru,
stres dan berfikir berhubungan dengan lambung, takut berhubungan dengan
ginjal. gembira berlebihan berhubungan dengan jantung. Jadi, apabila sesuatu
yang berlebihan masuk ke alam bawah sadar manusia akan menyebabkan
seseorang itu menjadi sakit. Sakitnya bermacam-macam dan penyebab
penyaitnya pun bermacam-macam. Oleh sebab itu, ada orang yang ketika
didiagnosa atau di cek organnya tidak ada masalah, tetapi sakitnya banyak dan
begitu juga, ada orang yang jika dihipnotis dari yang lumpuh bisa jalan.14
Bermacam-macam penyakit, apabila belum mengenai organ dan hanya masih
sekedar tersimpan di alam bawah sadar, biasanya cepat sembuh dengan cara di
Hipnoterapi. Akan tetapi, apabila suatu jenis penyakit sudah mengenai organ
tertentu, maka ada dua cara kerja penyembuhannya yaitu menghipnotis
(memberi nasehat) kemudian baru organ diperbaiki dengan terapis seperti
akupuntur, herbal, bekam, dan sebagainya. Kenapa kedua hal ini perlu
dilakukan, karena kalau hanya dengan terapi saja tanpa digunakan nasehat
maka proses penyembuhannya agak susah. Oleh sebab itu, ketika seseorang
menkonsumsi herbal maka untuk membantu meningkatkan kinerja herbal
harus dibantu dengan berzikir.
Kenapa kondisi-kondisi psikologis seperti marah, sedih, kecewa, sakit hati,
benci dan sebagainya bisa menyebabkan sakit, karena problem dibiarkan
bertumpuk dan dibiarkan tanpa solusi. Dalam Medical Hypnosis dilakukan
pertama kali yaitu mendiagnosa masalah klien dan klien harus menceritakan
segala macam permasalahannya. Berhasilnya hipnotis, bukan dari keahlian
Medical Hypnosis saja, tetapi dari kerja sama seorang Medical Hypnosis dengan
kliennya. Apabila klien tidak terbuka, maka hipnotis tidak akan berjalan.
Hipnotis tidak bisa membuka rahasia. Seandainya hipnotis bisa membuka
rahasia, tentu tidak diperlukan lagi penyidik. Ketika seseorang mau dibongkar rahasianya oleh seorang Medical Hypnosis, maka hipnotis bisa berjalan. Ketika
seorang klien menutup diri untuk tidak menceritakan masalahnya, dia tidak
akan bisa dihipnotis dan ini hanya untuk hipnotis yang ilmiah yang berbeda
dengan hipnotis memakai jin dalam term lain disebut gendam.Prinsip kerja
Medical Hypnosis yang dilakukan di Rumah Sehat Daud yaitu menasehati klien
melalui alam bawah sadarnya. Apabila klien sudah masuk ke alam bawah
sadarnya, klien akan menunjukkan ciri-ciri seperti tidur, tapi dia sadar dan bisa
dengar, dan kondisinya sudah tenang. Apabila klien sudah masuk ke alam
bawah sadarnya proses Medical Hypnosis dilakukan secara bertahap; Tahap
Pertama, klien bersedia memberi maaf kepada siapa saja yang membuatnya
marah, kecewa danbenci. Tahap Kedua, klien bersedia mengikhlaskan semua
yang telah terjadi dan lalu dibimbing untuk mengucapkan: ”Ya Allah Hamba
ikhlas, hamba pasrah”. Tahap Ketiga, klien diberikan terapis sesuai keluhan.
Keenam: Psikotherapi, yaitu proses pengobatan dan penyembuhan penyakit
mental, spiritual, moral maupun fisik. Psikoterapi yang digunakan di Rumah
Sehat Daud yaitu dengan pengobatan yangberpedoman pada al-Qur’an dan
Sunnah. Proses psikoterapi yang dilakukan oleh ustadz Daud yaitu dengan
wawancara bersama klien, apabila klientidak bisa diajak untuk bicara, maka
wawancara dilakukan dengan keluarga klien yang bisa membicarakan tentang
kondisi klien. Setelah tahap wawancara ini, klien diminta untuk mandi dengan
memakai air yang dimasukkan daun bidara dan membaca ayat- ayat
ruqyah sebagai ruqyah mandiri. Berdasarkan pengalaman ustadz Daud selama
12 tahun ruqyah mandiri lebih cepat untuk mencapai kesembuhan dari klien.
Teknis mandi air bidara sebagai berikut: “Ambil daun bidara 7 lembar kemudian
dimasukkan ke air, bacakan al-fatihah 7 kalidan ayat-ayat ruqyah lalu
dimandikan pada badan klien. Mandikan klien dengan air bidara ini setiap hari.
Apabila kondisi klien belum ringan dalam beberapa hari atau kondisinya
semakin berat, klien diarahkan pada malam hari untuk berzikir selama 15-30
menit. Apabila klien tidak bisa berzikir, maka klien diarahkan untuk membaca
surah al-fatihah dan beristighfar sebanyak-banyaknya. Lalu klien diarahkan
untuk mengkhususkan waktunya untuk membaca al-Qur’an atau membaca istighfar selama setengah jam tidak putus. Setelah beberapa hari mengamalkan
amalan di atas, klien dirahkan untuk Medical Hypnosis dan ketika dihipnotis
klien mesti memaafkan dan mengikhlaskan segala yang telah terjadi.
Selanjutnya setelah satu minggu biasanya klien diberi herbal. Ruqyah mandiridi
Rumah Sehat Daud merupakan hasil penggabungan teori yang dipelajari dan
pengalaman ustadz Daud selama melakukan terapis. Di samping itu, Ust Daud
mengajarkan pada pasiennya untuk mewiridkan zikir pagi dan petang sebagai
bentuk penyokong ruqyah. Zikir pagi petang di antaranya membaca اهلل إال إلى ال
100 kali. Keuntungan yang ًحدي , ال شسٍك لى , لى املمك , ًلى احلىد , ًهٌ عمى كن شُء قدٍس
diperoleh yaitu Allah jaga dari kita dari gendam, gangguan setan, jin dan sihir.
Minimal 10 x bacaan ini diwiridkan/ hari. Jaga wudhu’, mandi ayat, tahajud,
Pengalaman بِسِيِ المَّىِ، تٌََكَّمِتُ عَمَى المَّىِ، ًَلَاَ حٌَِهَ ًَلَا قٌََُّّ إِالَّ بِالمَّىِ keluar rumah baca do’a
ustadz Daud dahulu tentang Almarhum ayahnya sakit kena sihir, lalu Ust. Daud
bacakan do’a Abu Darda’ ketika kebakaran rumahnya sebanyak 3 kali dan
langsung sihir itu balik ke pengirimnya. Intinya dalam beramal yaitu bukan
banyak amalannya, tapi yakinnya terhadap kekuatan amalan. Yakin dengan
amalan, Allah akan beri bantuan, semakin bagus kaidah dalam amalan, maka
semakin kuat pengaruh amalan terhadap seseorang.
Ketujuh: Terapi Herbal, yaitu mengobati suatu penyakit yaitu dengan
memakai metode sindrom dan arah kerja herbal terhadap penyakit.Herbal
yang digunakan oleh ustadz Daud terdiri dari: Bahan Simplisia (bahan baku
kering bisa berupa daun, rimpang dan batang), herbal yang dibuat dalam
bentuk kapsul dan cair bisa dalam bentuk madu atau minyak.
3. Terapi Sufistik KH. Muhammad Syafi’i Hasan
KH Muhammad Syafe`i Hasan lahir di Rantau Sialang Lubuk Jambi,
Taluk Kuantan Indragiri Hulu (Sekarang Kuansing) Riau, Indonesia pada tahun
1945 dari Pasangan Hasan Basti (Pokih Kocik) dan Siti Rahmah. Setelah
menamatkan di pendidikan tingkat sekolah rakyat (SR) di Sekolah Rayat Negeri
Lubuk Jambi Tahun 1959, anak kedua dari tujuh orang bersaudara ini menekuni
berbagai bidang ilmu Agama Islam di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Petapahan Toar yang di asuh sepasang suami istri (Buya Marwin Sa’ad dan Ummi Barakam
Ahmad) tamat tahun 1962. Kemudian melanjutkan Kulliyah Syar`iyah Candung
Bukit Tinggi yang dipimpin oleh Buya Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak
Candung) selesai tahun 1964. Kemudian melanjutkan Kuliyah di Fakultas
Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukitiinggi sehingga dapat gelar BA (Bakaloreat)
tahun 1970. Di samping kuliyah juga aktif di organisasi kemahasiswaan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sambil mengajar di Sekolah
Persiapan IAIN Susqa Pekanbaru, ikut juga Kuliyah di Fakultas Tarbiyah IAIN
Sultan Syarif Qasim Pekanbaru Jurusan Pendidikan Agama Islam dapat gelar S1
tahun 1984. KH. Muhammad Syafe’i Hasan juga bertugas sebagai Dosen Tafsir di
Fakultas Ushuludin IAIN Sultan Syarif Qasim Pekanbaru
KH. Muhammad Syafe’i Hasan memakai metode terapi sufistik untuk
mengobati penyakit medis (fisik/jasmani) dan non medis (jiwa/rohani). Terapi
fisik atau jasmani yang di lakukan oleh beliau yaitu mengajarkan kepada
pasiennya berupa gerakan shalat yang gerakan shalat tersebut sesuai dengan
sunnah Rasulullah SAW serta pasien-pasiennya mengamalkan gerakan shalat
tersebut. Sedangkan terapi rohani yang di lakukan yaitu berupa air putih yang
sudah di bacakan Istighfar, Tahlil, Tasbih, doa-doa, ayat-ayat al-Qur’an dan
kemudian pasiennya diminta untuk mengamalkannya. Sebelum pengobatan
dilakukan, pasien akan dinasehati tentang: “Yakin dan Berprasangka baik
kepada Allah, bahwa hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkan segala
penyakit”. Kalimat tersebut selalu diberikan kepada setiap Pasien-pasiennya
yang bertujuan agar Pasien-pasiennya termotivasi untuk kesembuhan dirinya
dan menambah keimanannya kepada Allah.
Beliau menjelaskan bahwa kemajuan yang telah merambah dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, budaya dan politik,
mengharuskan setiap individu untuk beradaptasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi secara cepat. Secara alamiah dan umum manusia
merindukan kehidupan yang tenang dan sehat, baik jasmani maupun rohani.
Kesehatan yang bukan hanya menyangkut badan, tetapi juga kesehatan pada
jiwa dan mental.Peradaban manusia, khususnya di perkotaan, bergerak kearah
kehidupan yang modern yang pada masa ini ada beberapa konsekuensi baik dan buruknya. Selanjutnya tekhnologi memberikan kemudahan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari serta meningkatnya daya saing atau daya kompetisi
manusia yang tidak terkontrol, gaya hidup yang instan, serba cepat telah
menimbulkan stres ringan sampai tingkat tinggi yang sampai merusak kejiwaan.
Dari sebagian persoalan tersebut tanpa disadari telah menimbulkan berbagai
gangguan kejiwaan dalam diri manusia, baik dalam tingkatan ringan maupun
berat khususnya gangguan yang menimpa warga yang tidak siap
menghadapinya.
Dalam proses pengobatan yang dilakukan KH. Muhammad Syafe’i
Hasan mengacu pada pandangan beliau bahwa penyakit diderita manusia tidak
selamanya dapat disembuhkan dengan obat medis atau kecanggihan perangkat
medis. Selanjutnya beliau berkata:
“Sekarang kurang tepat kalau orang melihat penyakit fisik yaitu mutlak
penyakit fisik, sementara penyakit psikis mutlak penyakit psikis. Ketika
penyakit jasmani disembuhkan maka yang tampak yaitu kesehatan secara
fisik. Akan tetapi, jika penyakit psikis disembuhkan yang tampak yaitu
perilaku-perilaku mental hidup yang sehat. Padahal sejauh kita ingin mencari
kesembuhan total (fisik dan psikis), sejauh itu pula kita harus menemukan
asensi kemanusiannya secara total. Di sinilah kemudian tasawuf memberikan
jawaban untuk menemukan totalitas jasmani dan rohani dalam manusia”.
Terapi yang digunakan oleh KH. Muhammad Syafe’i Hasan yaitu terapi
sufistik yang bertujuan untuk mengembalikan jiwa spiritual mereka yang
hilang. Oleh karena itu, beliau memakai metode doa-doa, zikir-zikir, dan
pembelajaran metode sholat yang benar dalam pengobatannya. Metode ini telah
dinyatakan berhasil dari informasi warga sekitarnya, dan pengobatan
beliau juga sudah sampai keluar negeri.
Pengobatan terapi sufistik Ustadz Syafe’i Hasan telah terbukti dan
banyak pasien yang sembuh. Pengobatan ini tidak hanya terkenal di Pekanbaru
saja tetapi telah sampai ke luar negeri seperti Australia dan Malaysia. Seperti
salah satu pasien Ustadz Syafe’i Hasan yang berada di Australia, istri seorang
psikolog yang stress berat. Pada kondisi ini Ustadz Hasan memberikan
pengajaran berupa nasehat-nasehat tentang agama dan pendekatan diri kepada Allah serta menganjurkan untuk membaca shalawat, istighfar, tahlil, tasbih, doadoa, dan membaca al-Qur’an.
Salah satu pasiennya di Malaysia, mengidap penyakit yang telah di
vonis dokter bahwa penyakitnya tidak dapat di sembuhkan dan tidak ada
obatnya. Pasiennya ini semenjak kecil mengidap penyakit di telapak kakinya,
telapak kakinya berlubang dan sudah banyak rumah sakit dan dokter ahli
didatangi tetapi mereka menfonis bahwa penyakit tersebut tersebut tidak bisa
disembuhkan. Kemudian mereka meminta beliau mencoba untuk
mengobatinya. Beliau menganjurkan kepada kedua orang tuanya untuk
membacakan istigfar dan shalawat air yang berada didalam wadah, kemudian di
siramkan ke telapak kaki anak tersebut. seiring berjalannyan waktu, hanya
beberapa bulan kemudian telapak kaki anak tersebut. Ini membuktikan bahwa
pengobatan terapi sufistik ini mampu menyembuhkan penyakit medis dan non
medis.
Ust. Syafe’i Hasan juga mengobati pasiennya melalui jarak jauh, seperti
yang pernah terjadi ada seorang mahasiswi yang kesurupan di kampus UIN
SUSKA RIAU, karena tidak bisa datang langsung maka di obati dengan jarak
jauh, yaitu melalui telepon. Caranya yaitu dengan memperdengarkan zikir dan
doa-doa yang beliau bacakan melalui telepon kepada sebotol air, kemudian
dibacakan ayat-ayat al-Qur’an dan di minumkan kepada yang kerasukan.
Metode terapi sufistik beliau sama dengan metode ruqyah. Beliau
mengatakan bahwa metode terapi sufistik yang ia lakukan itu termasuk ruqyah,
tetapi beda dengan ruqyah pada umumnya. Letak perbedaannya yaitu terdapat
pada metode, karena beliau bisa mengobati pasien dengan jarak jauh.
Sedangkan ruqyah pada umumnya yaitu peruqyah dan yang akan diruqyah
harus bertemu untuk melakukan ruqyah.
Cara pengobatan beliau juga tidak terlepas dari alat-alat terapi dan
herbal-herbal sunnah. Pengobatan beliau juga bisa disebut dengan pengobatan
Thibbun Nabawi. Seperti salah satu alat untuk meterapi orang yang terkena
struk dan lumpuh. Nama alat tersebut yaitu SOQI, alat ini tidak diprooduksi di
Indonesia, alat ini hanya diproduksi di Korea. Beliau juga bekerja sama dengan
tempat pembuatan alat terapi struk dan lumpuh ini. Kemudian untuk herbalnya beliau memakai herbal-herbal sunnah
dari HPAI. HPAI yaitu “Herbal Penawar Alwahida Indonesia”. HPAI ini
merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi herbal-herbal yang
terjamin kehalalannya, serta di dalamnya ada herbal-herbal yang di sunnahkan,
antara lain yang menjadi herbal dalam pengobatan tersebut yaitu:
Habbatussauda, madu dan sabun Propolis. Setelah para pasien-pasien yang
mengikuti terapi sufistik yang dilakukan, mereka merasa kondisi kesehatannya
lebih baik, walaupun ada juga yang meninggal dunia dengan tenang.
D. Analisis Konstruksi Terapi Sufistik di Pekanbaru
Dunia sufistik yaitu bahagian dari sisi dalam keislaman umat Islam
Indonesia. Di samping sisi zahiriahnya seperti figh, syariat dan prilaku amali
lainnya. Dimensi tasawuf melengkapi dan menghidupkan keislaman agar tidak
kering. Perjalanan seorang muslim dalam tasawuf yaitu evolusi bathiniahnya
menuju Allah Swt. Bagaimana menghidupkan ruhaniah agar selalu dekat dengan
Allah.
Manusia diciptakan dari dua entitas yang berbeda, dari tanah dan dari
hembusan ruh suci dari sisi Sang Khalik. Belahan jasadiah manusia berasal dari
tanah. Belahan zahir ini hanya dapat sehat dan kuat jika diberi makan dari semua
yang berasal dari tanah. Seperti buah-buahan, biji-bijian, hewan dan lain-lain.
Sedangkan sisi manusia yang utama yaitu ruhnya. Belahan ruhaniah ini hanya
dapat tenang, tenteram dan sehat jika diberi makan dari sisi Allah, karena ruh
berasal dari sisi Allah, maka makanannya juga dari Allah. Tidak ada satupun
makanan didunia ini yang bisa mengenyangkan ruh. Bahkan jika manusia selalu
dibanjiri dengan segala unsur materi dunia ini, maka ruhnya akan sakit. Ruh hanya
tenang dengan agama Allah. Jika seorang muslim mengalami penyakit-penyakit
modern, seperti stress, emptyness, loneliness, absurdity, dan lain-lain, semuanya
dipicu oleh ruh yang sakit. Ruh yang tak diberi makan dari khazanah agama
Allah Swt.
Sesungguhnya agama merupakan terapi bagi penyakit jiwa atau mental.
Sebab ia bisa mengubah, memperbarui, dan memperbaiki jiwa. Agama juga
memberi kekuatan penuh kepada manusia ketika ia berhadapan dengan kebimbangan keputusasaan. Agama memberi sifat kesabaran ketika manusia
dilanda frustasi, dan memberi ketenteraman ketika manusia didera ketakutan dan
bahaya. Hanya melalui Aqidah dan keimanan jiwa akan hidup dan akal akan
selamat. Selain itu fisik akan selalu sehat, karena keimanan merupakan tulang yang
mampu membawa manusia dari keputusasaan kepada semangat yang kuat dan
dari kekacauan kepada ketenteraman. Seseorang yang beriman akan merasakan
bahwa ketenteraman itu memenuhi ruang jiwanya. Di tengah berbagai krisis
kehidupan yang serba materialis, sekular serta kehidupan yang sangat sulit secara
ekonomi maupun psikologis, tasawuf memberikan obat penawar rohani, memberi
daya tahan krisis kerohanian modern yang telah mengakibatkan mereka tidak lagi
mengenal siapa dirinya, arti dan tujuan dari kehidupan di dunia. Ketidakjelasan
atas makna dan tujuan hidup ini, pada akhirnya membuahkan penderitaan batin
yang berkepanjangan. Maka kemudian tasawuflah sebagai mata air yang sejuk,
memberikan penyegaran serta menyelamatkan manusia. Selain tasawuf sebagai
jalan untuk mencari pemecahan masalah, manusia juga berusaha menjadikan
terapi sufistik untuk mencari alternatif penyembuhan penyakit. Terapi sufis
mengandalkan nilai-nilai spiritual dan petunjuk Allah Sang Maha Penyembuh.
15
(Abduh, 2015). Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa dalam memasuki
kehidupan yang bertujuan akhir memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, individu
cenderung untuk menata kehidupan berlandaskan nilai-nilai ruhaniah Islam.
Dalam bimbingan konseling Islam yang merupakan proses pemberian bantuan
terhadap individu, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yaitu terapiterapi sufistik yang diberikan oleh ulama dan para masyaihk.
Terapi sufistik dimaksudkan untuk menghidupkan ruhaniah manusia yang
kering karena sibuk memberi makan kepada zahir dan melupakan bathin. Manusia
hidup dalam abad modern. Selalu mencari hiburan dan kesenangan dengan
kenikmatan dunia. Diskotik, narkotika, pementasan musik, drugs dan lain-lain.
Hiburan-hiburan ini dianggap memberi ketenangan kepada ruh manusia modern.
Padahal sebaliknya hiburan semu dan kesenangan sesaat ini malah menyakitkan dan membinasakan ruh manusia. Manusia menjadi semakin jauh dari Penciptanya.
Dosa-dosa yang dilakukan menyebabkan ruh menjadi sakit dan tersesat. Ruh-ruh
yang jauh dari Allah ini kemudian menjadi sakit. Dan ini yaitu awal dari mulainya
penyakit jasmani yang disulut oleh sakitnya ruhani.
Manusia yang lepas hubungannya dengan Allah Swt, yaitu seumpama
daun yang lepas dari ranting pohon yang hidup. Jika daun masih lengket di pohon
maka daun itu akan terlindung dari kebinasaan. Angin dan hujan tidak bisa
membinasakannya. Tapi jika daun tersebut lepas dari pohonnya, semuanya
menjadi musuh yang membinasakan dan menghancurkannya. Angin akan
menerbangkan dan membuatnya putus kendali. Tanah akan melapukkan dan
membinasakannya. Semua mahkluk Allah akan menjadi musuhnya. Karena dia
jauh dari Allah, maka alam semesta ini tidak menyukainya. Manusia yang lepas
dari perlindungan Allah akan diterpa bencana kehidupan, bisa berupa musibah
atau rangkaian penyakit yang datang kepadanya. Penyakit-penyakit ini bukan
diciptakan oleh alam yang mengitarinya, tetapi diciptakan oleh Allah Swt.,
sebagaimana diciptakannya mahkluk-makhluk lain untuk menguji orang beriman,
atau mendatangkan bala bagi para pendosa. Persisnya dosalah yang menyebabkan
Allah mendatangkan penyakit dan musibah bagi orang-orang beriman.
Setiap hal dan keadaan yang didatangkan Allah Swt, yaitu sesuai dengan
amalan dan prilaku manusia. Jika amalan-amalan baik yang dinaikkan kepada
Allah Swt, maka Allah akan mendatangkan kebaikan dan perlindungan kepada
hambaNya. Namun sebaliknya jika amalan buruk dan dosa-dosa yang dinaikkan
kepada Allah Swt, maka Allah akan menurunkan bala, musibah dan penyakit
kepada manusia. Setiap pagi dan petang Malaikat melaporkan amalan anak cucu
Adam kepada Allah Swt, jika bertahun-tahun larut dalam kemaksiatan dan dosa,
lupa bertaubat dan beramal saleh, maka jelas Allah akan memberi tarbiyyah
berupa penyakit untuk mengingatkan dan menegur hambaNya. Inikah logika
trancendental pengobatan sufistik.
Logika pengobatan sufi inilah yang dipakai oleh para terapis sufistik.
Pengobatan yang dilakukan oleh para tabib sufistik yaitu pengobatan yang
mengandalkan kesembuhan dari munculnya kasih sayang Allah Swt kepada si
hambaNya yang sakit. Oleh karena itu, si hamba yang sakit ini harus membersihkan dosa-dosanya, melakukan proses tazkiyyatusn nafs, proses
pensucian diri dari dosa-dosa dan kemaksiatan. Beberapa tahapan biasanya
ditekankan oleh para terapist agar kesembuhan pasien berjalan baik:
1. Hentikan segala dosa dan kemaksiatan. Si pasien tidak lagi boleh melakukan
dosa dan kemaksiatan. Ia harus menghentikan secara total apapun bentuk
kebiasaan maksiat yang dilakukan selama ini. Sekecil apapun dosa harus
segera dihentikan, sebab Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah
membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang yang berbuat kejahatan
pada siang hari mau bertaubat, dan Dia membuka tangan-Nya pada siang hari,
agar orang yang berbuat kejahatan pada malam hari mau bertaubat.
16. Bahkan
beberapa ulama pelaku terapis, menganjurkan pasien meninggalkan
lingkungan dan pergaulan yang akan membawanya kepada prilaku maksiat.
Pandangan matanya harus dijaga dari maksiat, lidahnya dihentikan dari
mengumpat, menghibah atau memfitnah. Kakinya tak boleh dilangkahkan
kepada tempat-tempat maksiat. Tangannya tak boleh lagi melakukan dosa,
menzalimi orang, merampas hak orang, menyakiti atau menandatangani
pencurian dan korupsi. Bahkan hatinya harus selalu dijaga dari kebencian,
dendam, hasad dan namimah. Semua amalan maksiat dan prilaku dosa ini
harus ditinggalkan, karena mendatangkan kemarahan Allah Swt. Dari maksiat
terwujud perbuatan dosa yang merupakan dasar Allah Swt mendatangkan
penyakit-penyakit. Sebab utama ini harus dihilangkan. Dalam hal ini
hendaklah menguatkan ketakwaan dan mengiringi keburukan dengan
perbuatan shaleh, sebagaimana Sabda Nabi Saw: “Bertakwalah kepada Allah
dimana dan kapan saja kamu berada. Iringilah keburukan itu dengan kebaikan,
niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik”.
17
2. Tazkiyyatun Nafs, proses pensucian atau pembersihan diri. Pasien ditekankan
membersihkan jiwa yang kotor karena kemaksiatan. Jiwa penuh dosa ini
yaitu ruh yang sakit. Karena setiap satu dosa dikerjakan seorang muslim
maka timbul bintik hitam didalam hatinya. Jika dosa terus-menerus dilakukan,
maka hati menjadi hitam legam dan berkarat dengan jejak dosa. Seorang muslim yang ingin membersihkan dirinya harus melalui berbagai riyadhah
ruhaniah agar perlahan-lahan dirinya menjadi bersih. Biasanya ahli-ahli
pengobatan sufistik meminta si pasien untuk bertaubat dari seluruh dosadosanya, Allah SWT berfirman Hendaklah kalian meminta ampun kepada Allah
Ta'ala, agar kalian mendapat rahmat.
18 Baik dosa besar maupun dosa kecil.
Taubat dilakukan secara terus-menerus dengan bacaan yang diajarkan tabib
sufistik. Ribuan wirid istighfar harus dilantunkan dengan penyesalan yang
bersungguh-sungguh, dengan azam tidak akan mengulangi dosa-dosa tersebut
dikemudian hari jika Allah memberikan kesembuhan. Taubat juga diartikan
dan diamalkan sebagai wujud penyesalan atas kezaliman yang dilakukan
kepada sesama manusia atau mahkluk Allah lainnya. Jika ada hak-hak manusia
yang terambil atau terampas dengan cara tak benar, maka si pasien harus
mengembalikan hak-hak tersebut. Jika keadaan si pasien sekarang tidak
mampu mengembalikan harta atau hak lainnya yang terambil secara munkar,
maka si pasien harus mendatangi orang yang dizalimi untuk dimintai maaf dan
keihklasan si terampas haknya. Ini salah satu masalah yang sangat sulit untuk
dilaksanakan. Kesehatan pasien selalu terkendala dipicu masalah ini.
Namun jika keinginan taubatnya kuat, tentu Allah tetap memberikan
kesembuhan walaupun berangsur-ansur, firman Allah: Dan tidaklah Allah
Ta'ala akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.
19
3. Mengganti amalan dosa yang lalu dengan amalan shaleh dimasa kini. Pasien
harus mengganti dan menebus dosa-dosa masa lalunya dengan amal-amal
kebaikan sebanyak mungkin, sebab “Memohon ampunan tanpa meninggalkan
dosa merupakan taubatnya para pendusta” (Ibnu Hajar, 1379 H). Jika dahulu
shalat wajib sering ditinggalkan, maka dimasa sekarang shalat wajib bahkan
sunnahpun harus dikerjakan. Peningkatan amalan menjadikan munculnya
peningkatan kesehatan pasien. Amalan yang paling utama untuk kesembuhan
yaitu memperbanyak sedekah. Sedekah disebutkan oleh ulama-ulama sufi
sebagai sebab terpenting untuk kesembuhan pasien. Allah Swt, As Syafi , Sang
Maha Penyembuh, sangat mencintai amalan sedekah. Amalan ini termasuk
amalan paling agung yang sangat efektif bagi penyembuhan pasien, sebagaimana terdapat dalam Sabda Rasulullah Saw: Bentengilah harta kalian
dengan mengeluarkan zakat, obatilah penyakit kalaian dengan bersedekah, dan
hadapilah gelombang musibah dengan doa dan ketundukan.
20 Banyak kasus
berat, penyakit yang dianggap mustahil untuk sembuh, namun dapat
dikalahkan dengan sedekah. Penyakit-penyakit kronis, stadium tinggi, vonis
kematian dari dokter spesialis, banyak yang gugur dengan amalan sedekah
seorang hamba. Allah Swt sangat mencintai hamba-hambaNya yang mencintai
sesamanya yang dalam kesulitan dan kemiskinan. Tidak ada musibah yang
mampu mendahului sedekah. Denganberbuat baik kepada hamba Allah yang
kelaparan, duka nestapa, terzalimi dan terlantar, yaitu rayuan proposal
terbaik seorang hamba kepada Khaliknya.
4. Amalan terbaik lainnya yaitu qiyamul lail. Mengisi malam yang sunyi dengan
ibadah shalat malam. Berdoa dengan berbisik kepada sang Pencipta. Meminta
kesembuhan langsung dariNya tanpa perantara. Menafikan seluruh ihktiar dan
kasb. Kesembuhan datang langsung dari Allah Swt, dan Dia tidak memerlukan
sebab dan obat apapun dari makhlukNya. Allah tidak berhajad dengan proses
kausalitas apapun. Justru seluruh ihktiar dan asbab berhajad kepada
keputusan Allah. Obat tidak dapat menyembuhkan tanpa izin Allah. Ulama ahli
sufi tidak dapat membantu tanpa izin Allah. Dengan keyakinan seperti ini
hialanglah duka nestapa seorang pasien, karena telah menyerahkan segalanya
kepada Allah. Keputusan Allah sajalah yang ditunggu, baik kematian yang
datang atau kesembuhan, semuanya diserahkan kepada Pemiliki alam
semesta. Kesembuhan yaitu hadiah dariNya agar dapat hidup lebih lama dan
berbuat lebih banyak amal shaleh, kematian berarti perjumpaan dengan
Kekasih yang agung.
5. Pengobatan Tibbun Nabawi. Ihktiar pengobatan dengan mendasarkan
kepada sunnah Nabi Saw yaitu jalan yang biasa ditempuh para terapist
sufistik. Rata-rata para tabib menganjurkan untuk secara rutin
mengkonsumsi obata-obatan yang biasa diminum rasulullah Saw,
keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Antara lain yaitu madu, habbatus
sauda, zaitun, berbekam dan lain-lain. Para sufi herbalist juga tak menafikan
pengobatan dengan bahan-bahan lain diluar yang biasa diminum Rasul. Pengobatan dengan peralatan modern, refleksi, china medicine juga kadangkadang dipakai mereka sebagai ikhtiar kesembuhan. Tentu saja dengan
ketentuan bahwa bahan-bahan yang dipakai memang halal untuk dikonsumsi
kaum muslimin.
Tahapan terapi sufistik bisa berbeda dari satu tabib sufi ke tabib sufi
lainnya. Namun selalu terdapat kesamaan visi dan misi mereka. Amalan-amalan
wirid selalu menjadi benang merah mereka satu sama lain. Wirid ruqyah dan wirid
manzil memiliki kesamaan dari segi bacaan ayat-ayat al Qur’an. Biasanya amalan
ini dijadikan juga sebagai awal pembersihan jiwa pasien dari gelapnya dosa dan
gangguan jin.