Home »
perawatan gigi 2
» perawatan gigi 2
perawatan gigi 2
Mei 31, 2023
perawatan gigi 2
klinik gigi ke klinik gigi lain. Sebagai dental assistant dibutuhkan kemampuan klinikal,
administrasi, interpersonal dan teknologikal.
Bila suatu saat Anda harus bertugas sebagai dental assistant, maka ada berbagai
fungsi yang harus Anda lakukan. Dental assistant bertugas sebagai asisten yang dapat
bertugas untuk mengisi Rekam Medis, melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti
membersihkan karang gigi, serta membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan bahan,
mengontrol saliva dan membersihkan mulut. Dalam konsep asuhan keperawatan gigi dan mulut, dental assistant merupakan tim
yang erat bekerja sama dengan dokter gigi dalam mendampingi pasien selama perawatan.
Tujuan pendampingan yang dilakukan oleh dental assistant adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan agar pasien berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk
dilakukan tindakan
2. Memperlancar proses tindakan
3. Pemberian rasa nyaman kepada pasien saat proses perawatan berlangsung
4. Terorganisirnya persiapan dan pemakaian alat, bahan dan perlengkapan yang
diperlukan selama perawatan pasien.
C. RUANG LINGKUP TUGAS DENTAL ASISSTANT
Keberadaan dental assistant sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi dokter
gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tugas seorang dental
assistant merupakan tugas yang komprehensif dan bervariasi di klinik gigi. Dental assistant
melakukan banyak tugas yang membutuhkan keterampilan yang baik, baik keterampilan
yang bersifat interpersonal dan maupun keterampilan teknis. Berikut ini Anda dapat
mempelajari ruang lingkup kerja seorang dental assistant, yaitu
1. Menyiapkan berbagai hal untuk perawatan pasien, antara lain:
a. Membuat pasien merasa senyaman mungkin di kursi pemeriksaan gigi
b. Menyiapkan segala sesuatu untuk perawatan
c. Menyiapkan rekam medis
d. Menyiapkan dan memberikan hand instrument dan bahan-bahan gigi kepada
dokter gigi
e. Menjaga mulut pasien tetap kering misalnya menggunakan penghisap air liur
f. Mensterilkan alat perawatan
g. Memberikan instruksi kepada pasien setelah perawatan
h. Menyiapkan dan mengaduk bahan tambalan
i. Layanan dan pemrosesan X-Ray
j. Mengambil/membuka benang jahitan dari jaringan
k. Mengoleskan anastesi ke gusi atau gigi
l. Memasang rubber dam pada gigi dan lain-lain
2. Melakukan tugas-tugas kantor, antara lain:
a. Membuat jadwal dan konfirmasi perjanjian dengan pasien
b. Menerima pasien
c. Mendokumentasikan rekam medis pasien
d. Memesan persediaan bahan-bahan dan material kedokteran gigi
3. Melakukan tugas laboratorium, antara lain:
a. Membuat cetakan gips gigi dan mulut dari alat cetak
b. Membersihkan dan memoles alat-alat gigi lepasan
Gambar 3.10
Melakukan Tugas laboratorium
Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
4. Tugas interpersonal, antara lain:
a. Mencatat dental record pasien dan melaporkan ke dokter gigi
b. Mencatat Manajemen pasien sebelum, selama dan sesudah perawatan.
Dasar kompetensi dental assistant meliputi:
1. Prosedur sebelum perawatan
a. Sebelum penerimaan pasien
Seorang dental assistant perlu mempersiapkan ruangan serta peralatan yang
akan digunakan untuk perawatan sebelum pasien datang. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah :
Menyalakan lampu ruangan dan kompresor
Menyalakan semua tombol pada dental unit
Membersihkan perlengkapan dengan lap basah dan dilanjutkan dengan lap
kering
Dekontaminasi permukaan meja, kursi, peralatan di dental unit
Mengaktifkan dan memfungsikan air pada water syringe, handpiece dan
saliva ejector.
Membersihkan dan meminyaki handpiece
Melakukan cek lampu dental unit
Melakukan cek fungsi kursi operator, pasien dan asisten
Dekontaminasi ruangan.
b. Pengelolaan pasien
Dalam mengelola pasien, Anda sebagai dental assistant harus mampu
menempatkan diri selain sebagai asisten juga sebagai resepsionis yang
mumpuni. Untuk itu, perhatikan teknik-teknik yang harus Anda kuasai, meliputi
kemampuan untuk:
Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani pasien
Mencatat data pasien secara baik
Pengaturan sistem perjanjian dan penjadwalan pasien
Memelihara hubungan baik dengan pasien / klien.
c. Mendudukkan pasien
Untuk mempersilahkan dan mendudukkan pasien di dental chair, langkahlangkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Menyiapkan dental chair dalam posisi 60⁰ dan kedudukan terendah.
Menaikkan tangan dental chair
Mempersilahkan pasien duduk
Mengembalikan tangan dental chair ke posisi semula
Meletakkan napkin pada dada pasien
Menaikkan dental chair ke posisi kerja
Mengkondisikan pasien dalam posisi rendah dan rongga mulut setinggi siku
operator. kepala pasien pada posisi jam 12.00 dan sejajar lantai
Mempersilakan operator untuk bekerja.
2. Prosedur selama perawatan
Selama proses perawatan, yang perlu diperhatikan seorang dental assistant adalah
cara memegang alat (pen grasp, inverted pen grasp, palm grasp, dan palm –thumb
grasp) serta ketika dilakukan transfer alat. Ada beberapa teknik saat melakukan
transfer alat, yaitu:
a. Teknik transfer parallel
Teknik ini biasanya digunakan ketika melakukan transfer alat-alat penambalan
dan hand instrument lainnya.
b. Teknik transfer palm grasp
Teknik ini biasanya digunakan ketika melakukan transfer untuk alat-alat yang
lebih besar seperti tang, spuit, citojet.
Prosedur Sesudah Perawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang asisten sesudah perawatan/tindakan
adalah:
1. Mengembalikan pasien ke posisi duduk
2. Membersihkan daerah mulut pasien
3. Membebaskan jalan ke luar pasien dengan cara mengangkat dental chair,
memindahkan baki instrumen, melepaskan napkin/celemek dan
mempersilahkan pasien kiri dental chair
E. PERAN DENTAL ASISSTANT DI KLINIK GIGI
Berikut Anda akan mempelajari tentang peranan Anda sebagai dental assistant di
klinik gigi. Peran Anda terdiri dari peran dalam bidang manajemen dan administrasi,
pengawasan penularan penyakit, pemeliharaan dan penggunaan peralatan.
1. Manajemen. Peran Anda sebagai dental assistant dalam bidang manajemen terdiri
dari:
a. Administrasi dan Manajemen
Kemampuan ini terkait dengan mengelola tugas-tugas administrasi dan
manajemen di klinik/Puskesmas. Kemampuan yang perlu Anda miliki antara lain
adalah:
Kemampuan merencanakan, pengelolaan rencana kerja harian, bulanan dan
tahunan serta pencatatan kegiatan dan keluarannya.
Kemampuan melaksanakan pekerjaan perkantoran, administrasi dan tugastugas akuntansi yang diharapkan secara teliti dan efisien dengan
menggunakan komputer atau peralatan lainnya.
Kemampuan membuat dokumen secara teliti dan memelihara
kerahasiaannya
Kemampuan mengontrol persediaan peralatan dan bahan-bahan dan
mencatat persediaan obat.
Kemampuan memelihara kebersihan dan pengaturan klinik.
Tanggung jawab dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Kemampuan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
b. Komunikasi
Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang
efektif dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara perorangan
maupun dalam tim.
Kemampuan melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan
kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side talk).
Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk
berperilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.
Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran
komunikasi formal maupun informal.
Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
Kemampuan melakukan information concern dengan pasien
Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
c. Kerja sama Tim
Kemampuan pengembangan proses kepemimpinannya yang diperlukan
untuk menciptakan kerja sama yang baik dalam tim.
Kemampuan berkerja sama dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat
keputusan individu maupun tim.
Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerja sama dengan para
sejawat anggota tim kesehatan lain.
Kemampuan dalam melayani pelayanan kesehatan.
Gambar 3.20
Kerja Sama Tim Kesehatan
Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com
2. Pengawasan Penularan Penyakit (Cross Infection Control)
Sebagai dental assistant, Anda juga memiliki tanggung jawab dalam pengawasan
penularan infeksi baik bagi tim kesehatan gigi dan mulut juga terhadap klien/pasien.
Untuk itu, perhatikan kemampuan-kemampuan yang harus Anda kuasai dalam
merawat pasien. Kemampuan tersebut antara lain adalah:
Kemampuan untuk setiap saat meningkatkan keamanan perorangan dan
kelompok.
Kemampuan menggunakan peralatan sterilisasi (autoclave, dry heat, dsb) secara
hati-hati dan efisien.
Kemampuan menggunakan desinfektan dan dekontaminasi secara tepat, hati-hati
dan efektif.
Kemampuan membersihkan, mensterilkan dan memelihara fasilitas dan instrumen
kesehatan gigi yang steril.
Kemampuan menerapkan sterilisasi secara aman dan prosedural, pengawasan
penularan penyakit dalam klinik dalam perawatan rutin pasien.
Kemampuan untuk melindungi diri dari penularan penyakit.
Kemampuan membuang sampah termasuk benda-benda tajam dan berbahaya
dengan cara aman.
3. Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan
Dalam melakukan perawatan terhadap pasien, tim kesehatan gigi menggunakan
berbagai peralatan. Kemampuan yang harus Anda kuasai untuk peran Anda sebagai
dental assistant dalam bidang pemeliharaan dan penggunaan peralatan antara lain
adalah:
Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris.
Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan
kemampuan mengasah berbagai instrumen secara benar dan menerapkan secara
efisien cara -cara pengasahan
Kemampuan menyiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran elektrik, alat
berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan efektif.
Dalam topik ini Anda akan mempelajari peran dan tugas seorang dental therapist
(terapis gigi). Sebagai pembahasan awal, kita akan mempelajari tentang peran dan tugas
dental therapist di berbagai negara, seperti Australia dan Inggris dan beberapa negara lain
yang mempekerjakan dental therapist. Topik ini juga akan membahas bagaimana dental
therapist di Indonesia termasuk informasi tentang sejarah, pelatihan yang diperoleh,
tanggung jawab, peran dental therapist dalam tim kesehatan gigi.
A. PELATIHAN TERAPIS GIGI DI BERBAGAI NEGARA
Di beberapa negara, menjadi seorang dental therapist diperoleh melalui pelatihanpelatihan keterampilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Terapis kesehatan gigi dan
mulut dilatih berfokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelatihan terapis kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan di tingkat universitas. Jenis
pelatihan yang diberikan sangat bervariasi, tergantung pada apa yang ditawarkan di setiap
universitas. Setelah menyelesaikan pelatihan, terdapat aturan yang harus dipatuhi bahwa
setelah lulus seorang terapis kesehatan gigi dan mulut hanya dapat melakukan apa
yangmereka dapat secara resmi melalui pelatihan terapis gigi dan mulut tersebut.
1. Pelatihan Terapis Gigi Di Selandia Baru
Sejak tahun 2002 dental therapist Selandia Baru dilatih secara eksklusif di dua
Universitas yaitu University of Otago dan AUT University di Auckland dengan kualifikasi The
Bachelor of Oral di Otago dan Bachelor of Science Oral Health di AUT. Dengan kualifikasi ini,
memungkinkan lulusan untuk mendaftar dan bekerja sebagai Dental Therapist dan Dental
Hygienist.
Pengembangan dental therapist dimulai di Selandia Baru. Mereka awalnya dilatih
sebagai "Perawat Gigi" yang memberikan perawatan restoratif sederhana, pencegahan
penyakit gigi dan mulut untuk anak-anak berusia hingga 12 tahun. Mereka memberikan
pelayanan untuk mengobati anak-anak dilayanan sekolah termasuk pengobatan anak-anak
pra-sekolah.
Dari 1921-1990, pelatihan dental therapist di bawah naungan Departemen
Kesehatan melalui Sekolah Perawat Gigi, yang menawarkan Sertifikat 2 tahun. Pada tahun
1952 program ini diperluas dengan didirikannya Sekolah Perawat Gigi Auckland. Pada tahun
1956 dibuka Sekolah Perawat Gigi Christchurch. Pada tahun 1981, pelatihan terapis gigi dan
mulut di AUT University Auckland dan Sekolah Perawat Gigi Christchurch ditutup.
Pada tahun 1991, pelatihan terapis diambil alih oleh Departemen Pendidikan.
Pelatihan berlanjut di Wellington, melalui Wellington Politeknik. Kualifikasi ditawarkan
melalui Diploma 2 dengan mendapatkan sertifikat.
Dental therapist dilatih untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Mendidik dan memotivasi masyarakat untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi
dan mulut
Melakukan pemeriksaan gigi
Melakukan topical anastesi
Melakukan pencegahan dengan fissure sealent, aplikasi fluoride, instruksi kesehatan gigi
dan mulut
Pada tahun 2002, kedua Universitas, University of Otago dan AUT University
meningkatkan pendidikan menjadi 3 tahun dengan kualifikasi Bachelor of Health
Science. University of Otago mensahkan lulusannya sebagai Dental Therapist, sedangkan
gelar di AUT sebagai Oral Health. Kedua kualifikasi tersebut dihentikan pada tahun 2007.
Di Selandia Baru tugas seorang Dental Therapist meliputi pemeriksaan dan pengobatan dan
pencegahan gigi rutin, seperti tambalan, fissure sealant, dan ekstraksi gigi sulung, dan
memungkinkan juga memberi anestesi lokal.
2. Pelatihan Terapis Gigi Di Inggris
Pelatihan terapis gigi di Inggris dapat diperoleh melalui dua program, Program dental
therapist diselesaikan dalam 27 bulan (penuh waktu) atau Sarjana Oral Health Science
diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun (penuh waktu). Prosedur yang dilakukan oleh
terapis gigi di Inggris meliputi pengobatan rutin, pencegahan dan pendidikan pada pasien.
Para terapis fokus pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada pasien. Terapis gigi
dapat merencanakan perawatan yang dibutuhkan oleh pasien baik perawatan di rumah
maupun di pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Terapis Gigi di Inggris berfokus pada
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, dan melakukan berbagai
pengobatan terbatas. Beberapa prosedur yang dilakukan oleh dental therapist di Inggris
adalah termasuk:
Melakukan penambalan sederhana
Melakukan strategi pencegahan dengan melakukan Topical aplikasi, Fissure sealent,
dan instruksi kebersihan gigi dan mulut
Melakukan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat
3. Pelatihan Terapis Gigi Di Amerika Serikat
Alaska dan Minnesota adalah dua negara bagian yang memberikan pelatihan terapis
gigi. Dental therapist di kedua negara bagian tersebut meliputi kemampuan melakukan:
sejumlah pengobatan sederhana
pencegahan klinis dasar topical aplikasi, fissure sealent,
penambalan sederhana gigi sulung dan permanen
program promosi kesehatan gigi dan mulut untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan
mulut.
anastesi lokal
Dari pembahasan di atas, apa yang dapat Anda simpulkan tentang seorang dental
therapist di beberapa negara tersebut? Coba Anda tuliskan kesimpulan Anda pada kolom di
bawah ini
B. TERAPIS GIGI DI INDONESIA
Untuk melihat sejarah dental therapist di Indonesia, Anda dapat membuka kembali
materi sebelumnya tentang sejarah dan perkembangan perawat gigi di Indonesia pada bab
II. Pada topik 3 bab III ini akan dibahas tentang bagaimana kompetensi seorang dental
therapist di Indonesia.
Dental therapist di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2016. Disebutkan dalam PP tersebut bahwa Dental therapist/terapis gigi
dan mulut merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan
kesehatan gigi, perawat gigi, atau terapis gigi dan mulut yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan bidang
keahlian yang dimilikinya. Anda dapat melihat di sini bahwa profesi Anda sebagai perawat
gigi sudah dilindungi dengan peraturan resmi dari pemerintah. Silakan pelajari lebih dalam
tentang peraturan tersebut agar Anda lebih memiliki pemahaman lengkap tentang profesi
Anda.
Berdasarkan pendidikan, kualifikasi Anda sebagai terapis gigi dan mulut sebagai adalah
sebagai berikut:
a. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi
b. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma Tiga Kesehatan Gigi, Keperawatan Gigi atau
Terapis gigi
c. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma empat Keperawatan gigi atau Terapis gigi
Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia diatur juga dalam PP nomor 20 tahun
2016. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa terapis gigi memiliki kewenangan untuk
melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi :
1) Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2) Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil
3) Pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan gigi
dan mulut, dan
4) Konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut
b. Upaya pencegahan penyakit gigi
1. Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk individu, kelompok
dan masyarakat
2. Penilaian faktor risiko penyakit gigi dan mulut
3. Pembersihan karang gigi
4. Penggunaan bahan/material untuk pencegahan karies melalui
a) Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealent
b) Penambalan Atraumatic Restorative Treatment/ART dan/ atau
c) Aplikasi fluor
5. Skrining kesehatan gigi dan mulut, dan
6. Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3 dan 4 dengan lokal
anastesi
c. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi :
1. Administrasi klinik gigi dan mulut
2. Pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik
3. Manajemen program UKGS dan
4. Manajemen program UKGM/UKGMD
d. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas, meliputi :
1. Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan lokal anastesi
2. Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer cement atau bahan
lainnya
3. Perawatan pasca tindakan
e. Dental assisting, meliputi :
1. Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi umum, dan
2. Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi spesialistik
Silakan Anda pelajari kembali penjelasan pada topik 2 tentang dental asistant
Berdasarkan konsep dasar pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, dalam
melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut, terdapat tahapan yang harus Anda
lakukan. Tahapan-tahapan adalah tersebut sebagai berikut:
1. Pengkajian
2. Penegakan diagnosa asuhan keperawatan gigi dan mulut
3. Perencanaan
4. Implementasi, dan
5. Evaluasi
Kegiatan konsep dasar asuhan kesehatan gigi dan mulut tersebut (Pengkajian,
Penegakan diagnosa asuhan keperawatan gigi dan mulut, Perencanaan, Implementasi,
dan, Evaluasi) akan dibahas pada bab IV, V dan VI berikutnya.
Selain memiliki kewenangan seperti disebutkan di atas, dalam melaksanakan
kewenangan tersebut, dental therapist dapat melaksanakan pelayanan sebagai
berikut:
1. Di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang dengan mandat dari dokter
gigi, bila tidak terdapat dokter gigi di suatu daerah
2. Berdasarkan penugasan pemerintah sesuai kebutuhan
3. Dalam rangka pelimpahan kewenangan tersebut dapat bertindak sebagai terapis
gigi, bagi Anda yang telah mendapat pelatihan tambahan
4. Pelimpahan kewenangan tersebut hanya dapat dilaksanakan di fasilitas
pelayanan kesehatan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah
Dalam menjalankan profesinya, terapis gigi dan mulut wajib melakukan pencatatan
yang disimpan/didokumentasikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terapis gigi juga senantiasa perlu meningkatkan mutu pelayanan dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya. Pelatihan terapis gigi ada yang diselenggarakan oleh
organisasi profesi, atau pun pemerintah, ataupun pihak-pihak swasta lainnya.
E. PENGERTIAN TIM KEDOKTERAN GIGI (DENTAL TEAM)
Setelah kita membahas tentang fungsi dental auxiliary di atas, maka sekarang kita
akan masuk pada pembahasan tentang tim kedokteran gigi (dental tim). Yang dimaksud
dengan tim kedokteran gigi adalah orang yang bekerjasama untuk memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas bagi masyarakat. Dental team terdiri dari dentist
(dokter gigi), dental asisstant, dental hygienist, dental therapist, dental technician. Tugas
masing-masing profesi ini berbeda tetapi saling mendukung. Fungsi dari tim kedokteran gigi
ini saat ini terlihat dalam praktik layanan kesehatan gigi, misalnya di klinik-klinik dan rumah
sakit. Empat anggota tim kedokteran gigi ini kemudian melahirkan istilah Four-handed
Dentistry.
Four-handed Dentistry adalah suatu teknik yang digunakan dalam kedokteran gigi
dimana dokter gigi dan perawat gigi secara bersama melakukan tindakan perawatan kepada
pasien. Tujuan Four-handed Dentistry untuk mempercepat proses dan mengurangi
kelelahan baik itu untuk pasien maupun tenaga kesehatan gigi.
Tujuan lain dari four-handed dentistry adalah untuk memperpendek waktu perawatan
gigi yang diberikan kepada pasien dan meningkatkan kualitas pekerjaan tim itu sendiri.
Metode ini sangat efektif untuk digunakan, misalnya mempercepat perawatan karena
transfer alat antara dokter gigi dan perawat gigi bisa lebih cepat. Layanan yang lebih cepat
tidak hanya pada aspek transfer alat, tetapi juga mempercepat penyiapan bahan-bahan
untuk perawatan. Misalnya pada saat dilakukan penambalan gigi, dokter gigi melakukan
preparasi, dalam waktu yang bersamaan dental assistant menyiapkan bahan tumpatan
sehingga setelah preparasi, dokter gigi dapat langsung mengaplikasikan bahan tumpatan
dengan cepat karena sudah dipersiapkan perawat gigi sebagai partnernya.
G. TUGAS PERAWAT GIGI DALAM SEBUAH TIM
Dari ilustrasi di atas dapat Anda lihat bahwa kerja sama dalam tim kedokteran gigi
akan menghasilkan mutu layanan yang lebih baik, cepat dan akurat. Berikut Anda dapat
mempelajari apa saja tugas dokter gigi dalam tim kedokteran gigi. Tugas dokter gigi dalam
sebuah tim sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan medik gigi dasar
2. Menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan merujuk kasus-kasus spesialistik.
3. Bila diperlukan dapat melaksanakan pelayanan asuhan baik asuhan sistematik maupun
asuhan masyarakat.
4. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi masalah
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerjanya.
5. Mengoordinir perawat gigi dalam menjalankan pelayanan asuhan
6. Bertanggung jawab dalam pelaporan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayahnya.
H. TUGAS PERAWAT GIGI DALAM SEBUAH TIM
Tugas Anda sebagai perawat gigi dalam sebuah tim adalah:
1. Melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
2. Berdasarkan pendelegasian dokter gigi dapat melakukan pelayanan medik gigi dasar.
3. Mengoordinir dan melatih kader dalam bidang kedokteran gigi dan mulut.
4. Melaksanakan pelaporan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Setelah Anda mempelajari bab III tentang dental auxiliary tersebut, Anda dapat
menempatkan posisi dan kompetensi Anda dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, yang mengacu pada konsep pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Dalam topik 1 Anda telah menyelesaikan tahap pengkajian yang terdiri dari langkah
pengumpulan data, pengolahan dan analisa data. Tahap selanjutnya dalam proses asuhan
keperawatan gigi adalah Anda menegakkan diagnosa. Topik 2 ini akan membahas tentang
apa dan bagaimana menegakkan diagnosa. Terdapat beberapa pengertian diagnosa
keperawatan menurut para ahli, di antaranya adalah:
a. Diagnosa keperawatan adalah penentuan sifat dan keluasan masalah keperawatan
yang ditunjukkan oleh pasien individual atau keluarga yang menerima asuhan
keperawatan (Abdellah, 1957).
b. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan tentang konklusi yang dihasilkan dari
pengenalan terhadap pola yang berasal dari penyelidikan keperawatan dari
pasien(Durand Prince, 1966)
c. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respons individu, keluarga
dan masyarakat pada masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan. Intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,
mencegah dan mengubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA).
d. Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang
pasti dimana perawat bertanggungjawab di dalamnya (Kim et al, 1984).
Miller memperkenalkan suatu konsep dari diagnosa keperawatan gigi (Dental Hygiene
Diagnosis) sebagai bentuk yang tepat untuk menggambarkan kondisi kesehatan gigi dan
kemampuan membuat keputusan dan penilaian tentang kesehatan gigi. Miller
mendefinisikan diagnosa sebagai suatu proses berpikir kritis berdasarkan data – data klinis
klien yang dianalisa dan ditandai oleh sebuah pernyataan diagnosa.
Darby & Walsh (2003) mengemukakan suatu teori diagnosa keperawatan gigi sebagai
bagian dari proses diagnosa keperawatan gigi yang menggunakan teori kebutuhan manusia
dengan penekanan kepada 8 kebutuhan manusia dari pasien yang berhubungan dengan
perawatan gigi. Menggunakan teori kebutuhan manusia sebagai kerangka kerja konsepnya,
diagnosa keperawatan gigi adalah suatu identifikasi dari tidak terpenuhinya kebutuhan
manusia dari pasien yang berhubungan dengan perawatan gigi.
Menurut Darby and Walsh (2005), diagnosa keperawatan gigi dibuat oleh seorang
perawat gigi profesional yang mempunyai lisensi dengan mengidentifikasi faktor-faktor
aktual maupun potensial dari ketidakterpenuhinya kebutuhan pasien.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita katakan bahwa diagnosa keperawatan
gigi adalah upaya untuk menegakkan diagnosa atau mengetahui jenis penyakit dalam
rongga mulut yang diderita oleh seseorang atau masalah kesehatan dalam rongga mulut
yang dialami oleh individu atau masyarakat. Dengan kata lain, diagnosa adalah kesimpulan
dari pengkajian dan fokus kepada kebutuhan-kebutuhan manusia/pasien yang dapat
dipenuhi melalui asuhan keperawatan gigi. Apabila kebutuhan manusia/pasien di luar
jangkauan asuhan keperawatan gigi (di luar kompetensi perawat gigi), maka pasien harus
Anda rujuk ke tenaga professional lainnya, seperti dokter gigi atau dokter spesialis lain.
Proses diagnosa keperawatan gigi adalah suatu pendekatan pemecahan masalah yang
dilakukan dalam kerangka pelayanan keperawatan gigi. Diagnosa keperawatan gigi adalah
langkah esensial dalam proses keperawatan gigi dan membantu Anda sebagai perawat gigi
dalam memfokuskan ilmu pengetahuan dalam proses inti pelayanan keperawatan gigi untuk
keuntungan klien dan kerja sama dengan dokter gigi.
Selanjutnya perhatikan cakupan diagnosa yang Anda lakukan dalam keperawatan gigi,
yaitu
1. Fokus pada kondisi, kebiasaan pasien atau faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit gigi dan mulut.
2. Diagnosa ditegakkan berdasarkan data-data yang didapat selama pemeriksaan,
3. Memerlukan intervensi yang mencakup kesehatan gigi .
4. Diagnosa digunakan dalam perencanaan dan implementasi perawatan kesehatan gigi
serta untuk evaluasi .
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan gigi, Anda juga perlu mengidentifikasi halhal sebagai berikut:
1. Masalah aktual dan masalah potensial yang berhubungan dengan kesehatan atau
penyakit mulut klien/pasien
2. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dan faktor-faktor risiko yang mungkin
mempengaruhi kondisi pasien
3. Bukti-bukti yang mendukung diagnosa keperawatan gigi
Dalam membuat diagnosa keperawatan gigi, seorang perawat gigi mengerjakan semua
hal yang terkait dengan pelaksanaan keperawatan gigi. Lebih jauh lagi, proses diagnosa
keperawatan gigi memerlukan pemahaman dari seluruh cakupan keperawatan gigi dan
kolaborasi antara perawatan gigi dan dokter gigi. Dapat dikatakan bahwa diagnosa
keperawatan gigi berbeda dengan diagnosa dokter gigi. Perhatikan contoh berikut tentang
perbedaan diagnosa keperawatan gigi dengan diagnosa kedokteran gigi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI DIAGNOSA KEDOKTERAN GIGI
Mengidentifikasi adanya masalah aktual
atau potensial dalam rongga mulut
pasien (Wilkins), atau
ketidakterpenuhinya kebutuhan manusia
yang berkaitan dengan perawatan
kesehatan gigi (Darby & Walsh)
Mengidentifikasi penyakit mulut
DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI DIAGNOSA KEDOKTERAN GIGI
Mengidentifikasi masalah-masalah (tidak
terpenuhinya kebutuhan atau gangguangangguan kesehatan gigi dan mulut)
dilaksanakan oleh perawat gigi dalam
ruang lingkup praktek keperawatan gigi
Mengidentifikasi masalah-masalah untuk
kepentingan dokter gigi dalam
pengobatan
Sering kali dikaitkan dengan persepsi,
kepercayaan, sikap, motivasi berkaitan
dengan kesehatan mulut dan
kenyamanan klien
Sering kali dikaitkan dengan perubahan
patophisiology tubuh klien yang aktual.
Diaplikasikan untuk individu dan
kelompok masyarakat
Diaplikasikan untuk penyakit individual
Dapat berubah seiring perubahan
perilaku dan respons-respons klien
Tetap sama selama penyakitnya ada
Gordon (1976) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang termasuk dalam suatu
pernyataan diagnosa :
1. Masalah kesehatan mulut atau potensi masalah kesehatan mulut yang dapat
ditangani dalam intervensi keperawatan gigi.
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau
masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Karena pada bagian ini
dari diagnose keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan
apa yang harus diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman
terhadap tujuan dari asuhan keperawatan.
Dengan menggunakan standar diagnose keperawatan dari NANDA mempunyai
keuntungan yang signifikan.
a) Membantu perawat gigi untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
b) Memfasilitasi penggunaan komputer dalam keperawatan, karena perawat gigi
akan mampu mengakses diagnose keperawatan.
c) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan yang
ada dengan masalah medis.
d) Semua perawat gigi dapat bekerja sama dalam menguji dan mendefinisikan
kategori diagnose dalam mengidentifikasi kriteria pengkajian dan intervensi
keperawatan dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
2. Kemungkinan penyebab atau faktor-faktor etiologi.
Etiologi (penyebab) adalah faktor klinik dan personal yang dapat mengubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah gigi. Etiologi mengidentifikasi
faktor-faktor fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan faktor-faktor lingkungan,
yang dipercaya berhubungan dengan masalah kesehatan gigi, baik sebagai penyebab
ataupun faktor risiko. Etiologi mengidentifikasi faktor yang mendukung terjadinya
masalah kesehatan klien. Oleh karena itu, maka etiologi menjadi pedoman atau
sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam
menentukan penyebab, maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien.
3. Tanda-tanda dan gejala yang dapat didefinisikan.
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah keperawatan. Tanda
dan gejala menggambarkan apa yang klien/pasien katakan dan apa yang diobservasi
oleh perawat gigi yang mengidentifikasikan adanya masalah tertentu.
Setelah perawat gigi melakukan kajian data, ketiga komponen di atas dirangkum dalam
contoh tabel seperti di bawah ini:
Contoh format Pencatatan Diagnosa (Wilkins,2005)
Data Masalah Kemungkinan Penyebab Diagnosa
Keperawatan Gigi
16 KMP KMP vital disertai
periodontitis
apikalis
Penumpukan plak pada pit
dan fissure di permukaan
oklusal bertemu dengan
sukrosa dalam waktu lama
dan tidak terbersihkan
menimbulkan asam yang
mengurai kalsium pada
email sehingga menjadi
kavita yang semakin lama
semakin besar dan dalam.
Kebutuhan pasien akan
kesehatan dan
kenyamanan yang tidak
terpenuhi akibat adanya
KMP vital disertai
periodontitis pada gigi 46
yang disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan
dan keterampilan tentang
pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut.
17 KMD
sudah ada
keluhan linu
KMD (Karies
Mencapai
Dentin)
- Pengetahuan tentang
kesgilut kurang
- Pola makan kariogenik
- Penumpukan plak
23,24,25,dst.
....
Kalkulus/karang
gigi
- Pengetahuan tentang
kesgilut kurang
- Mengunyah satu sisi
karena ada gigi yang
berlubang besar