tanaman herbal 1 2



































pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat teiur sampai jorong, ujung runcing, 

pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. 

Perbungaan berupa malai, berkelornpok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bungs kecil-kecil 

berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 

ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa 

buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, 

mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan 

obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.

Nama Lokal :

Belimbing manis (negara kita ), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ; 

Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah. 

KHASIAT : 

Bunga: 

- Batuk. 

- Sariawan (stomatitis) 

Daun: 

- Perut sakit. Gondongan (Parotitis). 

- Rematik. 

Buah: 

- Batuk rejan. 

- Gusi berdarah, sariawan. 

- Sakit gigi berlubang. 

- Jerawat. Panu. 

- Tekanan darah tinggi. 

- Kelumpuhan. 

- Memperbaiki fungsi pencernaan. 

- Radang rektum.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Lihat resep. 

Pamakaian luar: Daun secukupnya sesudah  dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal 

(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu. 

CARA PEMAKAIAN:

1. Pagel linu:

 1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 

 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. 

 Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan: 

 10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang 

 merah sesudah  dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat 

 yang sakit.

3. Batuk pada anak.

 Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula 

 secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. sesudah  

 dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, 

 pagi dan malam sewaktu perut kosong. 

4. Batuk: 

 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari 

 kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 

 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun 

 inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. sesudah  dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.  Sehari 3 kali 3/4 gelas. 

5. Batuk rejan: 

 a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, 

 diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, 

 lakukan 2 kali sehari. 

 b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik :

 a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji 

 merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya 

 sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi 

 ketempat yang sakit. 

 b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca 

 L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk 

 halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 

 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok 

 dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan: 

 a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 

 1 cangkir air direbus sampai kental. sesudah  dingin disaring, 

 dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. 

 b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 

 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin 

 disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. 

 c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang 

 muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari 

 pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok 

 makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk 

 mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari. 

8. Jerawat: 

 a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, 

 diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka 

 yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari, 

 b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, 

 digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.

 Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang 

 berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 

9. Panu: 

 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur 

 sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai 

 untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Darah tinggi. 

 a. 3 bua

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak 

pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, 

glucoside, calsium oksalat, suifur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, suifur, asam format, peroksidase, calsium 

oksalat, kalium sitrat.
Belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) 

Familia: Oxalidaceae

Uraian :

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan memiliki  garis tengah hanya 

sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m 

dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. 

Belimbing wuluh memiliki  batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang 

muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 

21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, 

pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. 

Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil 

berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 

ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa 

buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, 

mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan 

obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok. 

Nama Lokal :

Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),; Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),; 

balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),; Balimbing (Lampung). calincing, balingbing (Sunda),; 

Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura).; Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores),; Libi 

(Sawu), belerang (Sangi).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis),; Rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, 

sakit gigi berlubang; Jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan,; Memperbaiki fungsi 

pencernaan, radang rektum.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah. 

KHASIAT : 

Bunga: 

- Batuk. 

- Sariawan (stomatitis) 

Daun: 

- Perut sakit. Gondongan (Parotitis). 

- Rematik. 

Buah: 

- Batuk rejan. 

- Gusi berdarah, sariawan. 

- Sakit gigi berlubang. 
- Jerawat. Panu. 

- Tekanan darah tinggi. 

- Kelumpuhan. 

- Memperbaiki fungsi pencernaan. 

- Radang rektum.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Lihat resep. 

Pamakaian luar: Daun secukupnya sesudah  dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal 

(pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu. 

CARA PEMAKAIAN:

1. Pagel linu: 

 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 

 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. 

 Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan: 

 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang 

 merah sesudah  dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat 

 yang sakit.

3. Batuk pada anak.

 Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula 

 secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. sesudah 

 dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, 

 pagi dan malam sewaktu perut kosong. 

4. Batuk: 

 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari 

 kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 

 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun 

 inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. sesudah  dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. 

 Sehari 3 kali 3/4 gelas. 

5. Batuk rejan: 

 a. 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, 

 diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, 

 lakukan 2 kali sehari. 

 b. Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik :

 a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji 

 merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya 

 sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi 

 ketempat yang sakit. 

 b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca 

 L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk 

 halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 

 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok 

 dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan: 

 a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 

 1 cangkir air direbus sampai kental. sesudah  dingin disaring, 

 dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. 

 b. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan 
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin 

 disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. 

 c. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang 

 muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari 

 pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok 

 makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk 

 mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari. 

8. Jerawat: 

 a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, 

 diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka 

 yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.

 b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, 

 digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. 

 Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang 

 berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 

9. Panu: 

 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur 

 sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai 

 untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Darah tinggi. 

 a. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-p

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak 

pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, 

glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium 

oksalat, kalium sitrat.

Beluntas

(Pluchea indica (L.) Less.) 

Sinonim: Baccharis indica, Linn. 

Familia: Compositae 

Uraian :

Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk 

halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. ada sampai 

1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung 

bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga 

bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut 

putih, lokos.

Nama Lokal :

Beluntas (negara kita ), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas 

(Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.

KHASIAT  :

1. Menghilangkan bau badan.

2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu

 makan.3. Menurunkan panas, peluruh keringat.

4. Scabies.

5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)

6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)

PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.

CARA PEMAKAIAN:

1. Gangguan pencemaan pada anak-anak: 

 daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.

2. TBC kelenjar leher:

 - extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi, 

 Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai 

 lunak, Ialu dimakan.

 - Laminaria japonica (rumput laut)

3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.

4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.

5. Peluruh keringat, menurunkan panas: 

 Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Daun: menambah nafsu makan 

(Stomakik), membantu pencernaan. KANDUNGAN KIMIA: Alkaloid, minyak atsiri.

Benalu

(Loranthus, Spec. div.) 

Familia: Loranthaceae

Uraian :

Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai 

parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm 

pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung 

getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses 

pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian 

biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh 

di dahan itu.

Nama Lokal :

Benalu (negara kita ), Kemladean (Jawa), Pasilan; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tumor, Kanker, Amandel, Campak; 

Pemanfaatan :

1. Tumor dan Kanker

 Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 
batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. 

 Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum 1 kali sehari ½ gelas

2. Amandel

 Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, 

 adas palawaras secukupnya. 

 Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum 1 kali sehari ½ gelas.

3. Campak

 Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. 

 Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai 

 halus. 

 Cara memakai : digunakan sebagai bedak bagi yang kena 

 campak.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia 

tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang 

menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai 

ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian 

secara ilmiah belum dilakukan.

Beringin

(Ficus benyamina L.) 

Sinonim: Ficus microcarpa, Linn. = F.nitida, auctt. = F.retusa, auctt. = F.retusa, auctt. non Linn. = F.retusa var. nitida 

auctt. non verae. 

Familia: Moraceae

Uraian :

Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, 

berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang 

keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya 

lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang 3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau. 

Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, 

bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, sesudah  tua merah. Biji bulat, keras, putih. 

Nama Lokal :

Caringin (Sunda), waringin (Jawa, Sumatera).; Chinese banyan, (China), banyan tree (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, ; Luka terpukul (memar), influenza, radang 

saluran napas (bronkhitis); Batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis),; Disentri, kejang panas 

pada anak.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Akar udara dan daun. Sebelum digunakan dicuci lalu dikeringkan. 

INDIKASI :

Akar udara bermanfaat untuk mengatasi: 

- pilek, demam tinggi, 

- radang amandel (tonsilitis), 

- nyeri pada rematik sendi, dan 

- luka terpukul (memar). 

Daun bermanfaat untuk mengatasi : 

- influenza, 

- radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), 

- malaria, 

- radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan 

- kejang panas pada anak. 

CARA PEMAKAIAN :

Akar udara beringin kering sebanyak 15 - 30 g atau daun beringin kering sebanyak 50 - 120 g direbus, lalu diminum. 

Untuk pemakaian luar, daun beringin direbus lalu airnya selagi hangat digunakan untuk mandi. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Kejang panas pada anak :

 Ambil 100 g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 Lt air 

 selama 25 rnenit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk 

 memandikan anak yang sakit. 

2. Radang usus akut dan disentri 

 Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g. Kemudian dicuci bersih 

 lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  

 dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing-

 masing 1/2 gelas. 

3. Radang amandel 

 Ambil akar udara beringin sebanyak 180 g, dicuci lalu dipotong-

 potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

 Tambahkan 1 gelas cuka. sesudah  dingin digunakan untuk kumur-

 kumur (gargle). Lakukan beberapa kali sehari. 

4. Bronkitis kronis 

 Ambil 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci 

 lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  

 dingin disaring lalu dibagi untuk. 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan

 malam hari. Lakukan selama 10 hari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Rasa sedikit pahit, astringen, sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar udara 

mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange.
Bidara Laut

(Strychnos ligustrina Bl) 

Sinonim: Strychnos lucida R.Br.

Familia: Loganiaceae.

Uraian :

Tumbuhan semak, tinggi lebih kurang 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang Digunakan 

Kayu dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Bidara laut, Bidara pait, Bidara putih, Kayu ular. Dara laut, Dara putih (Jawa); Bidara gunong 

(Madura); Aju mapa, Bidara mapai (Bugis); Ai betek, Ai hedu, Hau feta (Roti); Maba putih, Elu, Ai baku moruk 

(Timor). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Ligustrinae Lignum; Kayu Bidara Laut. Ligustrinae Semen; Biji Bidara Laut.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Pahit, mendinginkan, melancarkan peredaran darah, rnembersihkan darah, dan beracun. Khasiat Anti 

inflamasi, analgesik, dan diaforetik. PENELITIAN Supriadi, 1986. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan 

penelitian pengaruh hipoglikemik rebusan kayu Bidara Laut terhadap kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata 

bahwa pemberian rebusan 5, 10, 15, dan 25% dengan takaran 5 ml/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula 

darah masing-masing 16,49%; 20,23%; 36,04%; dan 43,96%. Pada pemberian tobultamid dengan takaran 250 

mg/kg bb, menunjukkan penurunan kadar gula darah sebesar 44,72%. E.Y. Sukandar, Ny. N.C. Soegiarso, dan I. 

Payayuani. Farmakologi, Departernen Farmasi, ITB. Telah melakukan penelitian pengaruh infus Bidara Laut 

terhadap efek antiradang pada tikus putih Wistar. Untuk meradangkan tikus digunakan karagen. Dari hasil 

penelitian tersebut, ternyata infus Bidara Laut pada takaran tertentu memiliki  efek antiradang yang bermakna. 

Peringatan Simplisia mengandung striknina dan brusina. Takaran berlebih dapat menyebabkan kaku pada leher dan 

muka, napas pendek, dilatasi pupil mata, dan kejang. Tidak boleh digunakan untuk waktu lama. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

-Menyegarkan kulit muka

-Membangkitkan nafsu makan

-Rematik (nyeri persendian)

-Sakit perut

-Bisul (obat luar)

-Kurap (obat luar)

-Radang kulit bernanah (obat luar)

RAMUAN DAN TAKARAN

Menyegarkan raut muka:

Ramuan:

Kayu Bidara Laut 100 mg

Herba Pegagan segar 10 gram

Air mendidih 100 ml 
Cara membuat: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama diperlukan.

Rematik 

Ramuan: 

Kayu Bidara Laut 100 mg

Daun Jambu Mete muda 8 gram

Biji Seledri 2 gram

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali, 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Kurap, Bisul, dan Radang Kulit Bernanah 

Ramuan:

Kayu Bidara Laut 500 mg

Daun Ketepeng 3 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Dikompreskan pada bagian kulit yang sakit. 

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.

Komposisi :

Strikhnina dan brusina.

Bidara Upas

(Merremia mammosa (Lour.) Hall.f.) 

Sinonim: Batatta mammosa, Rumph. = Convoivuius mammosa, Hall. = lpomoea mammosa, Chois.

Familia: Convolvulaceae

Uraian :

Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat 

dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi. Tanaman ini 

mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, 

batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk 

jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk 

payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 

helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta 

gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah 

warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya.
Nama Lokal :

Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, batuk, serak, Difteri, Radang tenggorok, radang paru,; Radang usus buntu, Typhus, sembelit, Muntah 

darah, Kanker; Kencing manis, Keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis (Luns).;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Umbi.

KHASIAT :

- Demam, batuk, serak.

- Difteri, Radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu. 

- Typhus, sembelit, buang air besar darah dan lendir. 

- Muntah darah.

- Kencing manis (DM), Batu kandung kencing, Keracunan makanan, 

 gigitan ular. 

- Kanker, kusta, syphilis (Lues).

PEMAKAIAN LUAR:

Digunakan untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit 

kulit, gigitan ular.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 10-100 g umbi segar diparut atau digodok.

Pemakaian luar: Umbi diiris tipis-tipis atau diparut menjadi bubur, untuk dibalurkan ketempat yang sakit seperti 

luka, bengkak-bengkak, gigitan ular dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:

1. Radang usus buntu : 

 1/4 jari umbi dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan 1 sendok 

 makan air gula, kemudian diperas dan disaring Ialu diminum. Sehari 

 2 kali.

2. Muntah darah, typhus: 

 Umbi segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut, peras dengan 

 sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 1 gelas kecil. Minum.

3. Buang air besar darah dan lendir :

 50 g umbi dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan gula jawa 

 secukupnya, godok dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 

 sesudah  dingin disaring, minum sedikit-sedikit.

4. Difteri 

 Umbi segar secukupnya, dicuci lalu diparut, peras dengan sepotong

 kain sampai terkumpul 1 gelas kecil. Dipakai untuk kumur-kumur di 

 tenggorokan selama 23 menit, lalu ditelan.

5. Serak, batuk kering: 

 Umbi segar sebesar 1 jari tangan dicuci bersih, dipotong tipis-tipis 

 lalu dikunyah. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.

6. Batuk : 

 100 g umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan sirop gula batu 

 secukupnya, diaduk sampai merata lalu diperas dan disaring, minum.

7. Batuk rejan: 

 1/2 jari umbi segar dicuci lalu diparut, diremas dengan 2 sendok 

 makan air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring, 

 minum. lakukan 2 kali sehari. 

8. Kencing manis: 

 100 g umbi segar dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan sepotong

 kain. Minum setiap pagi, 1/2 jam sebelum makan.
9. Keracunan makanan: 

 Umbi segar secukupnya dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan 

 sepotong kain sampai terkumpul 1/2 gelas. Minum.

10. Kanker, kusta (Morbqs Hanson): 

 3/4 jari umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan 4 sendok makan 

 air matang dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata, lalu diperas

 dengan sepotong kain, dibagi untuk 3 kali minum yang habis dalam 

 sehari.

11. Luka-luka di kulit :

 Umbi segar dicuci lalu diiris tipis-tipis, letakkan di atas luka.

12. Melancarkan pengeluaran ASI: 

 Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, borehkan disekeliling 

 payudara.

13. Luka bakar:

 Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, bubuhkan diatas luka bakar, 

 bila perlu dibalut.

14. Gigitan ular:

 Umbi segar dicuci lalu diparut sampai menjadi adonan seperti 

 bubur.Tempelkan diatas luka gigitan, lalu dibalut.

15. Syphilis (lues): 

 1 jari umbi segar dicuci bersih lalu diparut, tambahkan 2 sendok 

 makan air masak dan 1 sendok makan madu murni, peras dan 

 saring, minum. Lakukan 3 kali sehari.

16. Batu kandung kencing / kencing batu: 

 10 g umbi bidara upas, 10 g daun kumis kucing, 15 g daun keji 

 beling, dicuci lalu umbi dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 

 1 liter air, sampai tersisa 150 cc. sesudah  dingin disaring lalu 

 diminum. Sehari 3 x 50 cc.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Anti radang, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, 

pencahar (laxative), menetralkan racun (antidote), penyejuk. KANDUNGAN KIMIA: Damar, resin, pati, zat pahit. 

Getah segar mengandung zat oxydase.

Biduri

(Calotropis gigantea [Willd.] Dryand.ex WTAit.) 

Sinonim: C. gigantea R.Br., Asclepias gigantea Willd.

Familia: asclepiadaceae.
Uraian :

Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng 

gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut 

tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau 

bulat panjang, ujung tumpul, pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, 

lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat 

laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam 

anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, 

berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya buah bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal 

buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut 

pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan 

mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat 

menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. 

Biduri dapat diperbanyak dengan biji 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: rubik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri, 

saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, 

modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama asing: Giant milk weed, mudar plant (I), kapal-kapal 

(Tag.), oscherstrauch. Nama simplisia : Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT: Kulit akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang muntah 

(emetik), memacu kerja enzim pencernaan (alternatif), dan peluruh kencing (diuretik). Kulit kayu biduri berkhasiat 

emetik, bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan (stomakik). Daun berkhasiat rubifasien dan 

menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan dapat menyebabkan muntah. Namun, berkhasiat sebagai obat 

pencahar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit akar, daun, getah, dan bunga.

INDIKASI

Kulit akar digunakan untuk pengobatan : demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, 

borok kronis, dan penyakit kulit lainnya. 

Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air (varicella), campak (measles), 

demam, dan batuk.

Bunga digunakan untuk pengobatan: radang, lambung (gastritis), batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, 

kencing nanah (gonorrhoea), dan kusta (lepra). 

Getah digunakan untuk pengobatan: bisul, eksim, pembesaran kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka di kaki, 

sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 0,1-0,65 g kulit akar, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, layukan daun segar 

secukupnya, lalu tambahkan kapur sirih dan giling sampai halus. Selanjutnya, lumurkan ramuan ke bagian tubuh 

yang terkena penyakit kudis. Untuk sakit perut, layukan daun segar di atas api, lalu oleskan minyak di bagian 

permukaannya, digunakan untuk menutup perut. Untuk sakit telinga, tumbuk daun muda sampai halus, lalu peras. 

Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. Untuk luka atau borok, giling daun kering sampai halus, lalu 

taburkan serbuk pada bagian yang luka atau borok.

CONTOH PEMAKAIAN 

Gastritis

Cuci 1/3 genggam bunga biduri, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa kira-kira 2 1/4 gelas. sesudah  dingin, 

saring dan tambahkan madu secukupnya. Selanjutnya, ramuan slap untuk diminum. Untuk pengobatan, minum 

ramuan ini sebanyak 3/4 gelas, sehari tiga kali.

Lepra, sifilis sekunder, gonorrhoea
Rebus 0,1 g bunga kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. sesudah  dingin saring dan air 

saringannya diminum. 

Digigit ular beracun

Cuci akar sebesar 1 jari sampai bersih, lalu kunyah dan airnya ditelan, sedangkan ampasnya digunakan untuk 

menutup luka. 

Kaki pegal dan lemas

Cuci akar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan tepung beras (sama banyak) dan aduk sampai 

rata. Gosokan ramuan pada bagian kaki yang sakit.

Bisul

Teteskan getah buah di atas bisul yang membandel. 

Luka pada sifilis dan kaki

Cuci luka-luka pada sifilis dan kaki, lalu oleskan getah biduri pada bagian luka tersebut.

Tertusuk duri halus

Teteskan getah biduri pada bagian tubuh yang tertusuk duri. Secara langsung, getah akan mengeluarkan duri di 

dalam kulit dengan sendirinya.

Pembesaran kelenjar getah bening.

Oleskan kelenjar yang membengkak dengan getah biduri. 

Sakit gigi

Oleskan getah biduri pada gigi yang sakit. Cara pengolesan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan mengenai 

gigi yang sehat. 

Batuk dan sesak napas

Bakar daun kering, lalu hirup asapnya. 

Sariawan

Cuci daun secukupnya sampai bersih, tumbuk sampai halus, kemudian diperas. Oleskan air perasannya pada bagian 

yang sariawan.

Campak

Cuci 1/4 genggam daun biduri, 1/4 genggan daun asam muda, dan rimpang kunyit sebesar 1/2 jari; lalu tumbuk 

sampai halus. Tambahkan satu cangkir air masak dan satu sendok makan madu, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, 

ramuan disaring dan air saringannya diminum. Pengobatan ini dilakukan dua kali sehari. 

Sakit telinga

Cuci daun muda sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu airnya diteteskan pada 

bagian telinga yang sakit. Lakukan pengobatan ini 3-4 kali sehari.

Sakit perut

Cuci daun sampai bersih, lalu layukan di atas api. Oleskan minyak, kemudian letakkan daun di sekitar perut.

Kudis

Cuci satu genggam daun segar sampai bersih, lalu bilas dengan air matang. Layukan daun-daun tersebut di atas api, 

lalu tumbuk dan tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Penumbukan dilakukan sampai ramuan menjadi adonan, 

seperti bubur kental. Terakhir, oleskan ramuan pada tangan dan kaki yang kudisan.

Gatal

Cuci daun biduri sampai bersih, lalu oleskan minyak kelapa di bagian permukaannya dan layukan di atas api. Bahan 

tersebut digunakan untuk membalur kulit yang gatal.

Catatan

Getah tumbu

Komposisi :

Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun 

mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan 

kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
Bligu

(Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.) 

Sinonim: Benincasa cerifera Savi. Cucurbita hispida Thunb. Lagenaria dasystemon Miq

Familia: Cucurbitaceae.

Uraian :

Tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, 

pangkal membulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di 

ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, 

warna hijau keputih putihan. Bagian yang Digunakan Biji dan buah. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kundo (Aceh); Gundur (Gayo); Kudul (Simalur); Undru (Nias); Kundue (Minangkabau); Sardak 

(Lampung); Butong (Dayak); Baligo, Leyor (Sunda); Baligo (Jawa); Bhaligu, Kondur (Madura); Kunrulu (Bugis); Laha 

(Irian). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Benincasa Semen; Biji Bligu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis, mendinginkan, dan membersihkan paru. KHASIAT Hemostatik, diuretik, dan ekspektoran 

PENELITIAN Hermanto, 1993. Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. J. Soemartojo dan dr. Hidayat Dharmasagara. 

Telah melakukan penelitian pengaruh infus buah Bligu dibandingkan buah Leganaria leucantha terhadap 

penurunan suhu tubuh tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus buah Bligu menunjukkan pengaruh 

menurunkan suhu tubuh tikus putih. Infus buah Bligu 40% menunjukkan efek yang sama dengan infus buah 

Leganaria leucantha 40% dalam hal menurunkan suhu badan. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Biji:

-Batu ginjal.

-Demam.

-Kencing manis.

-Pelembut kulit.

-Radang paru

-Radang usus

-Sembelit

-Tonik.

-Wasir

Buah:

1. Disentri.

2. Panas dalam.

3. Perdarahan pada organ bagian dalam. 

4. Tonik.

RAMUAN DAN TAKARAN

Disentri, Sakit Perut karena Panas Dalam
Suhu badan normal, tetapi perut sakit dan tinja berdarah.

Ramuan:

Buah Bligu sebesar telapak tangan

Buah Adas 10 buah

Kayu Pulosari (serbuk) satu buku jari tangan

Madu 1 sendok teh 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau ditim. 

Cara pemakaian:

Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Anak umur 3-4 tahun tiap jam 1 sendok makan. 

Anak umur 1-3 tahun tiap jam 1 sendok teh. 

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Radang Paru 

Ramuan:

Biji Bligu 4 gram

Rimpang Temu Putih 5 gram

Rimpang Temu Lawak 4 gram

Rimpang Kunyit 4 gram

Buah Kemukus 1 gram

Air 10 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Wasir

Ramuan:

Biji Bligu 3 gram

Daun Wungu segar 8 gram

Daun Duduk segar 6 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Komposisi :

Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.

Blustru

(Luffa cylindrica [L.] Roem.)) 

Sinonim: L.aegyptica Mill., L. pentandra Roxb., L. cattupincinna Ser., L. faetida Sieb. et Zucc., L. petola Ser., 

Momordica cylirzdrica L.

Familia: cucurbitaceae.
Uraian :

Umumnya, blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar 

di semak, tepi sungai, dan pantai. Terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan 

sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. 

Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung, tulang daun 

menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-

25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, ada dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. 

Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, 

dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna cokelat. Bagian dalam buah yang sudah masak ada 

anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat 

disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah 

tangga.Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Sumatera: blustru (Melayu),- hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong 

(Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p. cina. NAMA ASING: Si 

gua luo (C), patola, taboboc (Tag.), sponskomkommer, zeefkomkommer (B), sponge gourd, gourd towel, loofah (I). 

Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabut buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Buah blustru rasanya manis, sifatnya sejuk, masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Buah 

blustru berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghenti perdarahan (hemostatis), pencahar ringan (laksatif), serta 

membersihkan panas (panas yang teraba maupun perasaan panas di dalam) dan racun. Biji blustru rasanya pahit, 

sifatnya dingin, dan beracun. Biji blustru berkhasiat untuk menghilangkan panas, peluruh kencing (diuretik), 

perangsang muntah (emetik), pencahar, pemberantas cacing perut (antelmintik), peluruh haid, dan merangsang 

pengeluaran ASI (laktagoga). Daun berkhasiat untuk membersihkan darah dan peluruh haid. Bunga blustru rasanya 

manis, sedikit pahit, dan sifatnya dingin. Sabut rasanya manis, sifatnya netral, masuk meridian paru, lambung, dan 

hati. Sabut berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghilang rasa nyeri (analgesik), antirematik, serta melancarkan 

sirkulasi darah dan saraf. Akar rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan 

menghilangkan bengkak. Batang rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun, masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal. 

Batang berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan antelmintik. Ekstrak daun blustru 10% dapat meningkatkan 

kontraksi rahim marmot yang terpisah dibandingkan dengan efek .sekole kornutum. Peningkatan tersebut bukan 

disebabkan oleh adanya ion Ca, Na, dan K yang ada dalam ekstrak daun blustru (Astuti, FF WIDMAN, 1989). 

Perasan, infus, dan ekstrak etanol buah blustru dapat merighambat motilitas clan viabilitas spermatozoa manusia 

normal in vitro (Hesti Sila Rahayu, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). Pemberian isolat biji blustru 

berpengaruh dalam proses terhambatnya pembentukan sperma (spermatogenesis) mencit (Hari Dwi Mulyani, 

Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan, seperti buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, 

bunga, batang, dan akar. 

INDIKASI

Buah digunakan untuk mengatasi: 

demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan,haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air 

besar,perdarahan, seperti air seni berdarah, mimisan, dan bisul.

Biji digunakan untuk mengatasi : 

muka,tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir.

Daun digunakan untuk mengatasi: 

sesak napas, tidak datang haid (amenore), radang testis (orkitis), luka bakar, bisul, kurap, dan digigit ular.

Kulit buah digunakan untuk mengatasi: 

bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar), dan luka.

Bunga digunakan untuk mengatasi:

batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wasir, dan bisul.
Sabut digunakan untuk mengatasi: 

sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara 

bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar (orkitis), dan bisul.

Arang dari sabut digunakan untuk :

menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah.

Akar digunakan untuk mengatasi: 

migrain,sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak (mastitis).

Batang digunakan untuk mengatasi: 

rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema).

Tangkai buah digunakan untuk pengobatan: 

cacar air pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, ramuan dapat dibuat dengan cara berikut.

Rebus atau bakar 100-150 g buah segar atau 10-15 g buah kering (buah yang dibakar sampai menjadi serbuk).

Rebus atau gongseng 5-10 g biji, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus atau giling 50-150 g daun segar. Daun yang digiling, kemudian diperas dan air perasannya diminum. Cara 

lain, keringkan daun, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus 10-15 g bunga.

Rebus atau panggang 10-15 g sabut. Sabut yang dipanggang, lalu giling sampai menjadi serbuk.

Rebus 50-150 g akar segar atau 5-15 g akar kering. Selain direbus, akar kering dapat digiling sampai menjadi serbuk. 

Rebus 50-100 mg batang atau untuk dikeringkan dijadikan serbuk.

Untuk pemakaian luar, oleskan air perasan buah segar ke tempat yang sakit. Selain itu, pengobatan dapat juga 

dilakukan dengan cara membubuhkan serbuk buah kering, biji, daun kering, sabut, atau batang di tempat yang 

sakit. Air rebusan daun atau akar dapat digunakan untuk mencuci luka. Kulit buah yang dipanggang sampai kering, 

lalu digiling halus dan ditambahkan arak secukupnya, dapat dioleskan ketempat yang sakit. Bunga segar yang 

digiling halus dapat ditempelkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN

a. Haid tidak teratur

Cuci buah blustru sebesar 4 jari sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan seujung sendok teh 

garam halus sambil diremas. sesudah  tercampur rata, ramuan tadi diperas clan disaring. Air yang terkumpul 

diminum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

b. Pelancar ASI

Masak buah blustru clan daun katuk menjadi sayur bening dan dapat dikonsumsi bersama nasi.

c. Sakit pinggang

1. Gongseng biji blustru secukupnya sampai hangus, lalu giling sampai halus dan masukkan ke dalam stoples. Jika 

akan digunakan, ambil sebanyak 10 g lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak. Aduk merata, lalu endapkan. Airnya 

diminum sekaligus, sedangkan ampasnya dibubuhkan ke bagian pinggang yang sakit.

2. Cuci akar blustru secukupnya, lalu bakar dengan dialasi genting. sesudah  kering, giling akar sampai menjadi 

serbuk dan masukkan ke dalam stoples. Setiap kali pemakaian, ambil 10 g serbuk, lalu masukkan ke dalam 1/2 

seloki arak hangat dan minum sekaligus.

d. Sesak napas

Cuci S lembar daun blustru muda yang masih segar sampai bersih. Selanjutnya, asapkan sebentar dan makan 

bersama nasi sebagai lalap. Lakukan sehari 2 kali.

e. Batuk disertai sesak

Cuci 10-15 g bunga blustru sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai t

Komposisi :

Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, 

lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, 

cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut 

mengandung xylan, xylose, mannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). 

Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffein berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen 
memiliki  aktivitas spermatisidal (membunuh sperma) sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi 

(program keluarga berencana).

Boroco

(Celosia argentea Linn.) 

Sinonim: Celosia linearis, Sweet. Celosia magaritacea, Linn. 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang 

bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan 

ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga 

bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung 

cabang.

Nama Lokal :

Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:

Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.

KHASIAT :

Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis). 

 - Radang kornea mata (Keratitis)

 - Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)

 - Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)

 - Keputihan (Leucorrhoe)

 - Obat cuci mata.

Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)

 - Infeksi saluran kencing (Urinary tract. 

 infection)

PEMAKAIAN: 

Biji : 10 - 30 gram 

bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.

Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.

CARA PEMAKAIAN:

1. Keratitis: 

 Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.

2. Hipertensi: 

 Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi 

 menjadi 2 (dua) kali minum.

3. Muntah darah: 

 Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya 
rebus menjadi soup, makan.

4. Sebagai obat luar: 

 Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (sesudah  disaring dengan

 kertas saring/kapas).

5. Keputihan: 

 60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan

 dagingnya.

PERHATIAN :

CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, sejuk, pengobatan radang mata dan tekanan darah tinggi 

(Hipertensi).

Brojo Lintang

(Belamcanda chinensis (L.) DC.) 

Sinonim: Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.

Familia: Iridaceae.

Uraian :

Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang 

membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang 

terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, 

hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak 

rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari 

dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu 

tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di 

Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia 

Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, 

kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan 

purgatif. 

Pemanfaatan :

KHASIAT  

-Asma.

-Batuk.
-Napas dan mulut bau. 

-Pencernaan tidak baik. 

-Radang amandel.

-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk atau Asma

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Kayu Masoyi 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Herba Patikan Kebo segar 5 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Buah Adas 1 gram

Rimpang Nyamplung 2 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :

Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Brokoli

(Brassica oleracea var. italica) 

Sinonim: Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa

Familia: cruciferae (brassicaceae)

Uraian :

Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sagyuran yang tidak tahan terhadap udara panas. 

Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. 

Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi 
-Napas dan mulut bau. 

-Pencernaan tidak baik. 

-Radang amandel.

-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk atau Asma

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Kayu Masoyi 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Herba Patikan Kebo segar 5 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:

Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 

Ramuan:

Akar Brojo Lintang 5 gram

Buah Adas 1 gram

Rimpang Nyamplung 2 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian:

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :

Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Brokoli

(Brassica oleracea var. italica) 

Sinonim: Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa

Familia: cruciferae (brassicaceae)

Uraian :

Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas. 

Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. 

Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi 
kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip 

dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. 

Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis. Demikian pula

dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan dengan kubis bunga, sesudah  direbus tekstur brokoli 

akan terasa lebih lunak. Panen bunga brokoli dilakukan sesudah  umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam, 

sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai 

bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Untuk disantap, perlu dimasak 

selama beberapa menit saja. Pemasakan yang terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli. Brokoli dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Brokoli Nama asing Broccoli (I). Nama simplisia Brassicae oleraceae Flos (bunga brokoli).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Bunga brokoli akan mempercepat proses penyembuhan sesudah  sakit berat. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga. 

INDIKASI

Bunga digunakan untuk pengobatan :

§mempercepat penyembuhan, serta

§mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker.

CARA PEMAKAIAN

Brokoli dimakan sebagai sayuran rebus atau dimasak dengan sayuran lain dengan porsi secukupnya.

CONTOH PEMAKAIAN

Mempercepat penyembuhan penyakit

Sediakan brokoli segar ukuran sedang, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, cuci dan rebus sebentar. Harus 

diperhatikan bahwa perebusan yang terlalu lama akan merusak zat berkhasiatnya. sesudah  direbus, brokoli dapat 

dikonsumsi bersama nasi.

Komposisi :

Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, 
m
nikotinamide), kalsium, beta karoten, dan glutation. Selain itu, brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena 

CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat berkhasiatnya, yaitu 

sulforafan yang dapat mencegah penyakit kanker.

Brotowali

(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t) 

Sinonim: Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. 

M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.

Familia: MenispermaceaeUraian :

Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. 

Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, 

berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur 

berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. 

Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :

Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KHASIAT  :

1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.

2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.

3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.

PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.

CARA PEMAKAIAN :

1. Rheumatik : 

 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus

 dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric) : 

 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 

 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu 

 secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

3. Demam : 

 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 

 gelas. sesudah  dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas.

4. Kencing manis : 

 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 

 jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus 

 dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum sesudah  makan, sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) : 

 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan 

 ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai 

 untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x

6. Luka : 

 Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x 

 perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas 

(antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat 

pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin
Buah Makasar

(Brucea javanica [L.] Merr.) 

Sinonim: B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. 

Ktze., Rlzus javanica L.

Familia: Simaroubaceae.

Uraian :

Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada 

ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa 

daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk 

lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, 

permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam 

rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk 

bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di negara kita , 

buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung 

peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: 

nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus 

(buah makasar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat 

membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), 

antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar 

mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich 

ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. 

Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk 

sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli 

(cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil 

yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% 

b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 

ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan 

glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah. sesudah  buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. 

Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI

Buah digunakan untuk pengobatan: 

malaria,disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp., keputihan,wasir (hemoroid),cacingan 

(nematoda, taemia),papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan: 

malaria, dernam, keracunan makanan. 

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke 

dalam kapsul. Ramuan ini diminum sesudah  makan. Lakukan 2-3 kali sehari.

Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian 

ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus 

dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda 

keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Disentri amuba

Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus sesudah  

makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas

Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini 

sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria

Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum 

sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 

5 hari.

Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa 

satu gelas. sesudah  dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 

1/2 gelas.

Komposisi :

Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), 

dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya 

mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya 

mengandung tanin.

Buah Nona

(Annona reticulata L.) 

Sinonim: Annona asiatica Lour. Annona longifolia Sesse et Moc.

Familia: Annonaceae (Anacardiaceae).

Uraian :

Pohon atau perdu, tinggi 3-7 m, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk Ianset, 9-

30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalam karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu 

kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat 

tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota 

yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang 

sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih 

kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih 

berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang Digunakan Biji, 

buah muda, dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Buwah nona, Buah nona kapri, Jambu nona. Serba rabsa (Aceh); Buwah unah (Lampung); Manowa, 

Nona (Sunda); Kanowa, Kemulwa, Kluwa (Jawa); Buwah nyonya (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Annonae 

reticulatae Semen; Biji Buah Nona. Annonae reticulatae Folium; Daun Buah Nona.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Kelat, menetralkan, dan beracun. KHASIAT Biji: Insektisida. Daun: Anti inflamasi dan antelmintik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Biji: Kutu kepala (obat luar). 

Daun: Sariawan, Obat cacing. 

Buah muda: Disentri, Mencret, Obat cacing.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Obat Cacing

Ramuan:

Daun Buah Nona segar 4 gram, Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari. 

Sariawan Ramuan:

Daun Buah Nona segar 4 gram

Daun Sirih segar 3 helai

Daun Saga 4 gram

Air 110 ml 

Serbuk gips (ditambahkan sesudah  ramuan dingin) 6 gram 


Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh, Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.

Buncis

(Phaseolus vulgaris L.) 

Familia: Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :

Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan 

pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 

1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di 

bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu 

putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang 

dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung 

berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping 

biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai 

dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan 

putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Diuretik. 

Pemanfaatan :

Kencing manis. 

Pelancar ASI.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis

Buah Buncis 250 gram, dikukus.

Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.

Komposisi :

Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin, 

kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.

Bunga Kenop

(Gomphrena globose Linn.) 

Familia: Amaranthaceae

Uraian :

Herba tahunan, tinggi 60 cm. atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di 

ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut, 

berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk 

berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5 

cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih. 

Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. (Ada yang berwarna putih).

Nama Lokal :

Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (negara kita ); Adas-adasan, gundul (Jawa), Taimantulu (Gorontalo).; Qian 

hong (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Radang mata, Sakit kepala, Mimpu buruk; Sakit panas, Disentri; 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Bunga atau seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KHASIAT :

1. Asthma bronchial, radang saluran napas acute dan menahun (acute 

 dan chronic bronchitis).

2. Batuk rejan (Pertusis)

3. Radang mata, sakit kepala

4. Panas pada anak, mimpi buruk (night screaming).

5. Dysentery.

PEMAKAIAN: 9-15 gram, rebus.

PEMAKAIAN LUAR: 

Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian tubuh yang sakit atau direbus, untuk cuci. Dipakai untuk luka 

terpukul atau koreng.

CARA PEMAKAIAN:

1. Asthma bronchial: 

 10 kuntum bunga direbus, ditambah arak kuning, minum secara rutine 3 kali.

2. Buang air kecil tidak lancar: 3-10 gr bunga direbus, diminum.

3. Panas pada anak (karena gangguan liver): 7-14 kuntum bunga segar direbus, minum.

4. Dysentery: 

 10 kuntum bunga segar ditambah arak kuning, rebus, minum.

5. Bronchitis chronis: 

 Sudah dibuat obat suntik, disuntikkan pada titik akupunktur. 10% 

 penderita, timbul rasa kering di tenggorokan sesudah  mendapat

 suntikan, tapi hanya sementara.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, netral. Anti batuk, menghilangkan sesak (antiasthmatic), 

pengobatan radang mata. KANDUNGAN KIMIA: Gomphresin I, II, Ill, V, VI.

Bunga Matahari

(Helianthus annuus Linn.) 

Familia: Compositae 

Uraian :

Herba anual (umumya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1 - 3 m, Ditanam pada halaman dan 

taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, 

daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi 

cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya ada bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat.

Nama Lokal :
bungngong matahuroi, bungka matahari, purbanegara; Bunga panca matoari, bunga teleng matoari, Sungeng; 

kembang sarengenge, kembhang mataare, bungga ledomata; kembang sangenge, kembhang tampong are; Xiang ri 

kui (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Sakit kepala, Sakit gigi, nyeri menstruasi, reumatik; Nyeri lambung, radang payudara, Sulit melahirkan, 

Disentri, Campak; Infeksi saluran kencing, Bronkhitis, Batuk, Keputihan, Malaria; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan: dikeringkan.

KHASIAT :

Bunga: Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, 

 pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi (dysmenorrhoe), nyeri 

 lambung (gastric pain), radang payudara (mastitis), rheumatik 

 (arthritis), sulit melahirkan.

Biji: Tidak nafsu makan, lesu, disenteri berdarah, merangsang 

 pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala.

Akar: Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), batuk

 rejan (pertussis), keputihan (leucorrhoe).

Daun: Malaria.

Sumsum dari batang dan dasar bunga (reseptaculum):

 Kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk 

 nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri (dysuria), nyeri buang

 air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah (hematuria) 

 dan ari kemih berlemak (chyluria).

PEMAKAIAN:

Bunga: 30 - 90 gr.

Dasar bunga (Receptaculum): 30 - 90 gr.

Sumsum dari batang: 15 - 30 gr. rebus.

Akar : 15 - 30 gr.

PEMAKAIAN LUAR: Terbakar, tersiram air panas, rheumatik.

CARA PEMAKAIAN:

Bunga (Flower head) :

1. Sakit kepala: 

 25 - 30 gr bunga + 1 butir telur ayam (Tidak dipecahkan) + 3 gelas 

 air, direbus menjadi 1/2 gelas. Diminum sesudah makan, 2 x sehari.

2. Radang payudara (Mastitis): 

 Kepala bunga (tanpa biji), dipotong halus-halus, kemudian dijemur. 

 sesudah  kering digongseng/sangrai sampai hangus, kemudian 

 digiling menjadi serbuk/tepung. Setiap kali minum 10-15 gr, 

 dicampur arak putih + gula + air hangat. 3 kali sehari, minum 

 pertama kali harus keluar keringat. (Tidur pakai selimut).

3. Rheumatik: 

 Kepala bunga digodok sampai menjadi kanji, ditempelkan ke tempat yang sakit.

4. Disentri : 

 30 gr biji diseduh, kemudian ditim selama 1 jam. sesudah  diangkat, 

 ditambahkan gula batu secukupnya, minum.

Akar : 

1. Kesulitan buang air besar dan kecil: 

 15 - 30 gr akan segar direbus, minum.

2. Infeksi saluran kencing: 

 30 gr akar segar direbus. (jangan lama-lama, sewaktu baru mendidih, diangkat), minum.
CATATAN : Sumsum dari batang dan dasar bunga berisi hemicellulose, yang menghambat sarcoma 180 dan ehrlich 

ascitic carcinoma pada tikus. Ekstrak dari sumsum dapat menghancurkan nitrosamine dan dapat untuk pencegahan 

dan pengobatan tumor saluran cerna (Tractus digestivus).

PERHATIAN : Wanita hamil dilarang minum rebusan bunga !

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa lembut, netral. Bunga: Menurunkan tekanan darah, mengurangi 

rasa nyeri (analgetik). Biji : Anti dysentery, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.), 

merangsang pengeluaran campak (measles). Daun: Anti radang, mengurangi rasa nyeri, anti malaria. Akar: Anti 

radang, peluruh air seni, pereda batuk, menghilangkan nyeri. Sumsum dari batang dan dasar bunga: Merangsang 

energi vital, menenangkan liver, merangsang pengeluaran air kemih, menghilangkan rasa nyeri pada waktu buang 

air kemih. KANDUNGAN KIMIA: Bunga : Quercimeritrin, helianthoside A,B,C , oleanolic acid, echinocystic acid. Biji : 

Beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4-benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji 

bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9, cholesterol: -.

Bunga Pagoda

(Clerodendrum japonicum [Thunb.] Sweet) 

Sinonim: C. kaempferi (Jacq.) Sleb., C. paniculatum L., Volkameria japonica Thunb.

Familia: Verbenaceae.

Uraian :

Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di tepi jalan daerah luar kota sebagai 

tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak 

berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap 

menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil￾kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Bunga pagoda dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bali: senggugu, tumbak raja. NAMA ASING He bao hua (C), pagoda flower (I). NAMA SIMPLISIA 

Clerodendri japonici Radix (akar bunga pagoda), Clerodendri japonici Flos (bunga pagoda).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat antiradang, peluruh kencing 

(diuretik), menghilangkan bengkak, dan menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, 

sifatnya netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga rasanya manis, sifatnya 

hangat, berkhasiat sedatif, dan menghentikan perdarahan (hemostatis). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, dan daun. Untuk penyimpanan, akar harus dikeringkan.

INDIKASI

-Akar digunakan untuk pengobatan:
-sakit pinggang (lumbago), nyeri pada rematik,

-tuberkulosis paru (TB paru) yang disertai batuk darah, 

-wasir berdarah (hemoroid), berak darah (disentri),

-susah tidur (insomnia), dan

-bengkak (memar) akibat terbentur benda keras.

Bunga digunakan untuk pengobatan:

-penambah darah pada penderita anemia, 

-keputihan,

-wasir berdarah, dan

-susah tidur (insomnia).

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 30-90 g akar atau bunga. Selain , itu, akar juga dapat dijadikan serbuk, lalu 

diseduh dan diminum. Untuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada bisul, koreng, 

dan memar. Selain itu, daun segar dapat diperas dan air perasannya dioleskan pada luka berdarah.

CONTOH PEMAKAIAN

Wasir berdarah

Masak 60 g akar atau bunga pagoda dengan usus sapi. sesudah  dingin, kuahnya diminum dan usus sapinya dapat 

dimakan.

Susah tidur

Keringkan bunga atau akar pagoda secukupnya, lalu giling untuk dijadikan serbuk. Ambil satu sendok teh serbuk 

tadi, lalu masukkan ke dalam satu seloki arak manis. Aduk rata, lalu minum sekaligus pada malam hari menjelang 

tidur.

Bisul, koreng

Cuci daun bunga pagoda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit madu sambil diaduk 

merata. Bubuhkan ramuan tersebut pada tempat yang sakit, lalu balut. Ganti ramuan ini tiga kali sehari.

Bunga Pukul Delapan

(Turnera ulmifolia L.) 

Sinonim:T, subulata J.E.Smith.

Familia: Turneraceae

Uraian :

Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh 

berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat ini bisa ditemukan pada ketinggian 10--250 m dpl, pada 

tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindung. Herba tegak dengan akar pena yang 

panjangnya 0,3-0,8 m ini berdaun tunggal, berbentuk bulat telur elips, pangkal berbentuk baji, ujung runcing, tepi 

bergerigi kasar, tulang daun menyirip, memiliki  kelenjar, panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Bunga mekar sekitar 

pukul 8 pagi dan layu sekitar pukul 12 siang. Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang, pada pangkalnya 

cokelat, kuning muda di atasnya, dan terpuntir waktu kuncup. Buah berbentuk telur lebar, dengan biji lebih dari 30. 

Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bunga pukul delapan, lidah kucing (Jawa). NAMA ASING W. Indian holly, sage rose, holly rose (I). 

NAMA SIMPLISIA Turnerae ulmifoliae Folium (daun bunga pukul delapan), Turnerae ulmifoliae Radix (akar bunga 

pukul delapan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat. Bunga pukul delapan berkhasiat tonik dan melancarkan aliran darah. 

Rematik sendi disertai bengkak, bengkak akibat memar Cuci akar segar bunga pukul delapan, lalu potongpotong 

seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring, lalu minum sehari 

dua kali, masing-masing setengah gelas. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.

INDIKASI

Daun dan akar digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan, 

rematik sendi yang disertai bengkak, o bengkak karena memar, dan lemah sesudah  sembuh dari sakit berat. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 g). sesudah  dingin, saring dan minum airnya. Untuk 

obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih (secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada 

bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan memar, lalu balut.

Catatan

Bunga pukul delapan satu marga dengan damiana (Turnera diffusa), herbal yang berkhasiat mengatasi 

pembengkakan prostat (hipertrofi prostat) clan gangguan disfungsi ereksi.

Komposisi :

Daun dan batang mengandung saponin dan polifenol. Daunnya juga mengandung flavonoid.

Bunga Tasbih

(Canna indica Linn.) 

Sinonim: Canna orientalis, Roscoe. Canna patens, Roscoe.

Familia: Cannaceae

Uraian :

Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m., dalam tanah memiliki  rimpang yang tebal seperti ubi. Daun besar 

dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna cerah (merah, 

kuning) tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji banyak, bulat. Hampir selalu 

ditanam sebagai tanaman hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari 

permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) memiliki  kelopak bunga lebih kecil, daun hijau 

tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia 

sebagai penghasil tepung yang dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".

Nama Lokal : Gany hutan (Melayu), Nyong wana, ganyong alas (Jawa); Ganyol leuweung (Sunda), Puspanyidra; Mel 

ren jiao gen (China); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah, 

Jerawat; Haid banyak; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KHASIAT : - Penurun panas 

(antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit 

kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah, 

jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr. 

PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1. 

Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum, 

selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3. 

Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.

Komposisi :

SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah, 

penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4 

coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.

Bungli

(Oroxylum indicum (L.) Vent.) 

Sinonim: Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.

Familia: Bignoniaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong, 

ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet. 

Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu 

lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi, 

Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan 

antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Biji:

Bronkhitis, Nyeri tulang rusuk, Radang kerongkongan, Sakit perut bagian atas. Penyakit Yang Dapat Diobati :

Penurun panas, Hipertensi, Disentri, Keputihan, Sakit kuning; Batuk darah, Luka berdarah, Radang kulit bernanah, 

Jerawat; Haid banyak; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar dan rimpang (segar atau kering), bunga (kering). KHASIAT : - Penurun panas 

(antipyretic), tekanan darah tinggi, chronic dysentery, metrorrhagia (haid banyak), keputihan (leucorrhoe), sakit 

kuning (acute icteric hepatitis), batuk darah (hemoptysis). - Pemakaian luar: luka berdarah, radang kulit bernanah, 

jerawat (acne vulgaris). PEMAKAIAN: Akar/rimpang: 15 - 30 gr. kering atau 30 - 60 gr. basah. Bunga: 10 - 15 gr. 

PEMAKAIAN LUAR: Akar/rimpang segar dilumatkan, untuk ditempelkan ketempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN : 1. 

Acute icteric hepatitis: Minum rebusan akar tasbih: 60 - 120 gr (dosis maksimal 250 gr.) sehari, dibagi 2 kali minum, 

selama 20 hari, maksimal 47 hari. 2. Menghentikan perdarahan: 10 - 15 gr. bunga tasbih, direbus, minum. 3. 

Keputihan: 15 - 30 gr. akar tasbih + ketan + daging ayam: di tim.

Komposisi :

SIFAT KIMAWI DAN EFEK FARMAKOLOGI: Rasa agak manis, sejuk, penurun panas, menurunkan tekanan darah, 

penenang (tranqui-lizer). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang mengandung 6 substansi phenol, 2 terpene dan 4 

coumarin, pati, glukose, lema alkaloid dan getah.

Bungli

(Oroxylum indicum (L.) Vent.) 

Sinonim: Bignonia indica L. Calosanthes indica Bl.

Familia: Bignoniaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna hijau kotor. Daun majemuk bentuk lonjong, 

ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau. Bunga majemuk, kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk terompet. 

Buah kotak warna cokelat. Bagian yang Digunakan Biji dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Kayu pedang (Minahasa); Kapung-kapung (Palembang); Pongporang (Sunda); Kajeng jaler, Kayu 

lanang, Wungli (Jawa); Dhangpedhangan (Madura); Merkulai, Merulai, Merlai, Bonglai kayu, Bolai kayu, Boli, Boloi, 

Bongloi Berak, Beka kampong, Bikir, Bikir hangkap, Kankatang, Biji lunang, Daun juar (Melayu). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Oroxyli indici Semen; Biji Bungli. Oroxyli indici Cortex; Kulit Kayu Bungli.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Agak manis, pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Biji: Anti inflamasi, analgesik, dan 

antitusif. Kulit kayut: Anti inflamasi dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Biji:

Bronkhitis, Nyeri tulang rusuk, Radang kerongkongan, Sakit perut bagian atas. 
Kulit kayu:

Hepatitis, Rematik, Membangkitkan nafsu makan, Radang selaput lendir kandung kemih, Sakit perttt.

Kulit akar:

Disentri, Mencret.

RAMUAN DAN TAKARAN

Radang Kerongkongan dan Bronkhitis 

Ramuan: 

Biji Bungli 1 gram

Akar Manis 5 gram

Kencur 7 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan:

Diulang selama 4 hari.

Komposisi :

Oroksilin.

Bungur

(Lagerstroemia speciosa Pers.) 

Sinonim: L. reginae Roxb., L. flos-reginae Retz., L. loudoni T. & B., Adanzbea glabra Lamk.

Familia: lythraceae.

Uraian :

Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang 

tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur 

dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. 

Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun 

tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 

cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-

50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, 

panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, sesudah  masak menjadi cokelat. Ukuran biji 

cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak 

dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung 

(Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura). NAMA 

SIMPLISIA Lagerstroemiae speciosae Semen (biji bungur), Lagerstroemiae speciosae Cortex (kulit kayu bungur), 

Lagerstroemiae speciosae Folium (daun bungur).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Ekstrak kulit batang bungur pada konsentrasi 1-3 g/ml menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap Eschericlzio 

coli clan Shigello sonznei. Sebagai pembanding, digunakan kloramfenikol base (Heriyanto, Fakultas Farmasi 

WIDMAN, 1992). Infus daun bungur (bunga putih) 10% dan 20% dengan takaran 5 ml/kg bb dapat menurunkan 

kadar glukosa darah kelinci. Infus 40% dengan takaran sama tidak meningkatkan efek hipoglikemik. Sebagai kontrol, 

digunakan air suling. Cara uji dengan metode toleransi glukosa oral (Putu Pramitasari, FF UBAYA, 1992). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah biji, daun, dan kulit kayu. 

INDIKASI

Biji bungur digunakan untuk pengobatan : tekanan darah tinggi.

Kulit kayu digunakan untuk pengobatan :diare, disentri, dan kencing darah.

Daun digunakan untuk pengobatan : kencing batu, kencing manis, dan • tekanan darah tinggi.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus kulit kayu sebesar dua jari, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, dapat digunakan biji untuk mengobati eksim.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Eksim

Gongseng 5 g biji yang telah masak, lalu tumbuk sampai menjadi serbuk halus. Ke dalam serbuk tersebut, 

tambahkan 1/2 sendok teh minyak kelapa, lalu aduk sampai rata. Untuk pengobatan, oleskan ramuan tersebut 

pada bagian kulit yang terkena eksim.

Diare

Cuci kulit kayu sebesar 2 jari sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu aduk 

sampai rata. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Kencing manis

Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. sesudah  

dingin saring, lalu minum sekaligus pada pagi hari.

Komposisi :

Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Bungur Kecil

(Lagerstroemia indicct L.) 

Sinonim: L. chinevsis L.

Familia: lythraceae.

Uraian :

Biasanya, bungur kecil ditanam sebagai tanaman hias di taman dan di halaman rumah atau bisa ditemukan sebagai 

tumbuhan liar di tebing-tebing dan tepi hutan. Tanaman ini berasal dari Cina dan Korea. Perdu atau pohon kecil, 

tinggi 2-7 m, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal, 

bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujung tumpul, pangkal 

membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 
cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak 

daun. Buahnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Bungur jepang. NAMA ASING Zi wei hua, tzu hui (C), crape myrtle (I). NAMA SIMPLISIA 

Lagerstroemiae indicae Radix (akar bungur kecil), Lagerstro miae indicae Flos (bunga bungur kecil ).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astringen. Khasiat akar bungur kecil adalah merangsang proses sirkulasi, 

menghentikan perdarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing (diuretik), dan menetralisir racun 

(detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat sebagai pencahar (laksatif). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah akar, bunga, daun, dan kulit kayu. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu jemur sampai 

kering agar dapat disimpan dan digunakan, jika diperlukan.

INDIKASI

Akar bungur kecil digunakan untuk pengobatan:menghentikan perdarahan, seperti batuk darah, muntah darah, 

berak darah, luka berdarah, perdarahan sehabis melahirkan, radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice), perut 

busung (asites), kaki bengkak (edema), keracunan Tripterygium wilfordii, disentri, sakit perut sehabis melahirkan, 

sakit gigi, sakit kepala, dan keputihan.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, rebus bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian tubuh yang 

sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk tersebut ke tempat 

yang sakit, seperti patah tulang (fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Batuk darah, muntah darah, berak darah, dan perdarahan lainnya 

Rebus 30 g akar dalam 200 cc air bersih sampai tersisa 80 cc. sesudah  dingin, saring dan air saringannya diminum, 

sehari dua kali, masingmasing 40 cc.

Disentri

Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih sampai