tanaman herbal 1 3














ai tersisa separonya. sesudah  dingin, saring dan air 

saringannya diminum, sehari tiga kali, masing-masing 1/2 gelas.

Disentri akut, hepatitis menular

Cuci 15 g akar dan 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. sesudah  

dingin, saring air rebusannya dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali 

minum 1/2 gelas, dapat ditambah madu secukupnya.

Bisul, koreng

Keringkan akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya 

sampai berbentuk bubur kental, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan. balut dengan perban. Untuk 

obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan air 

saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Eksim

Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai mendidih (selama 15 menit). Dalam 

keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.

Catatan

Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat mengganggu perkembangan janin.

Komposisi :

Daun mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine, dan decodine. Akar 

mengandung sitosterol, 3,3',4-tri-o-methylellagic acid
Buni

(Antidesma bunius (L.) Spreng.) 

Familia: Euphorbiaceae

Uraian :

Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh 

liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal, 

bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, 

ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, sesudah  tua menjadi hijau tua. Buni berumah 

dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 

cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih 

dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. 

Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat 

selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu 

kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.

Nama Lokal :

Barune, huni, h. gedeh, h. wera (Sunda), wuni (Jawa); Burneh (Madura), buni, katakuti, kutikata (Maluku); Bune 

tedong (Makasar); U ye cah (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kurang darah, darah kotor, Hipertensi, Jantung berdebar, Batuk; Ganguan pencernaan, Sifilis, Kencing nanah; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, ranting dan buah.

KHASIAT .,

Kurang darah, darah kotor, Tekanan darah tinggi, Jantung berdebar, Batuk, gangguan pencernaan, Sifilis, kencing 

nanah.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 3G-50 buah masak atau 15-30 9 daun, rebus.

Pemakaian luar. Daun dicuci bersih lalu digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN:

1. Darah tinggi :

Buah buni yang telah masak sebanyak 30 butir dicuci bersih, Kunyah sampai halus, bijinya dibuang dan 

daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari.

2. Jantung berdebar. 

Buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis) 

sebanyak 6 lembar, daun sembung (Blumea balsam itera L.) sebanyak 10 tembar, kayu manis seukuran 1 

jari, jahe sebesar 1/2 jari, gula enau 2 jari, dicuci da dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air 

bersih sampai tersisa 2 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 kali, setiap kali 1 gelas.

3. Kurang darah:
Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, asam kawak sebanyak 2 jari, rimpang kunyit seukuran 3/4 

jari, dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan 1 sendok makan madu, aduk 

sampai merata. Peras dan saring, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. dalam tandan, keluar dari ketiak 

daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna 

hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk 

berbentuk jala.

4. Sifilis:

Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, daun sambiloto(Andrographis paniculata) sebanyak 50 

lembar, daun ngokilo sebanyak 7 lembar, daun paria hutan sebanyak 10 lembar, daun pegagan (Centelia 

asiatica L.) 10 lembar, batang brotowali (Tinospora crispa L.) seukuran 1 jari, gula enau sebesar 3 jari, dicuci 

dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 4 gelas air bersih, rebus sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas. 

sesudah  dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam. Peluruh keringat, hilangkan racun, hilangkan haus, 

meningkatkan sirkulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang rasanya sepat, mengandung sedikit alkaloida yang 

beracun. Daun: Friedelin. 

Cabai Merah

(Capsicum Annuum L.) 

Familia : Solanaceae

Uraian :

Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di negara kita , 

umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu 

tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang 

bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak 

tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, 

peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, 

berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, 

meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, 

beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, sesudah  masak menjadi merah cerah. Biji yang 

masih muda berwarna kuning, sesudah  tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa 

buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya 

untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki 

beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal 

merah dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), 

lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, 

lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia 

(Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: ,
sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), 

malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang 

(Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah 

(Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre 

long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh 

keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI

Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.

Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.

CARA PEMAKAIAN 

Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.

Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah

cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, 

bisul, dan sakit gigi.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Rematik

Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. 

Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Luka, bisul

Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut 

selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.

Komposisi :

Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, 

zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, 

dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak 

akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata.

Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.) 

Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb.

Familia : solanaceae.

Uraian :

Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan 

tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku 

atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, 

pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga 

keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna 

putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat 

telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya 

pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. 

Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, 

yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek 

bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, sesudah  tua menjadi jingga; dan 

ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan sesudah  tua menjadi merah. Buahnya digunakan 

sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat 

diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), 

l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. 

cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: 

kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, 

l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan 

kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi 

(Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). 

Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). NAMA ASING La jiao (C), cayenne peper (B), piment de cayenne 

(P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli (I). NAMA SIMPLISIA Capsici frutescentis 

Fructus (buah cabe rawit).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, 

stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), 

meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. 

Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh 

liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit memiliki  daya hambat terhadap pertumbuhan 

Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid 

(Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.

INDIKASI

Cabal rawit digunakan untuk :

menambah nafsu makan,

menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, 

batuk berdahak,

melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, 

migrain.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat 

direbus atau dibuat bubuk dan pil.

Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang 

sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri 

karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit 

perut dan bisul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, 

dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak 

sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim 

ramuan tersebut. sesudah  dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari 

ramuan.

Sakitperut

Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. 

Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.

Rematik

Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, 

lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

Frosbite

Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.

Catatan:

Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi 

cabai rawit.

Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat 

menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.

Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), 

menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.

Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah 

yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), 

cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses 

penuaan.

Komposisi :

Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). 

Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji 

mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). 

Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

Cabe Jawa

(Piper retrofractum Vahl.) 

Sinonim : P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq. 

Familia : Piperaceae

Uraian :

Cabe jawa merupakan tumbuhan asli negara kita , ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat 

yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. 

Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, 

panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun 

tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. 

Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih 

panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak 

mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, 

masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya 

menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek 

batang. 

Nama Lokal :

Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada 

panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, 

demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan 

terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, 

kejang perut.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :

Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: 

- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, 

- disentri, diare,

- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, 

- sakit kepala, sakit gigi, 

- batuk, demam, 

- hidung berlendir, 

- lemah syahwat, 

- sukar melahirkan, 

- neurastenia, dan 

- tekanan darah rendah. 

Bagian akar dapat digunakan untuk: 

- kembung, pencernaan terganggu, 

- tidak dapat hamil karena rahim dingin, 

- membersihkan rahim sesudah  melahirkan, 

- badan terasa lemah, 

- stroke, 

- rematik, gout, dan nyeri pinggang. 

Daun dapat digunakan untuk mengatasi: 

- kejang perut dan 

- sakit gigi. 

CARA PEMAKAIAN :

Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu 

digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). 

Juga digunakan untuk rematik dan parem sesudah  melahirkan. 

Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk 

obat kumur pada radang mulut. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Neurastenia :

 Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang

 3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci 

 dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih 
sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin disaring lalu diminum. 

 Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Masuk angin :

 Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun 

 kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula 

 enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 

 gelas. sesudah  dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 

3. Membersihkan rahim sesudah  melahirkan, obat kuat: 

 Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan 

 air panas, hangat-hangat diminum sekaligus. 

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :

 Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan 

 madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :

 a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu 

 ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat 

 disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. 

 b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang. 

6. Kejang perut : 

 Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. 

 Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu

 diminum sekaligus 

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :

 Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari 

 ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk 

 rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus. 

8. Demam :

 Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 

 1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi 

 hangat. 

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. 

Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, 

chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak 

asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine memiliki  daya antipiretik, analgesik, 

antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan 

piperlonguniinine
Cakar Ayam

(Selaginella doederleinii Hieron.) 

Familia : Selaginellaceae

Uraian :

Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh 

yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 

- 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian 

bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar 

ayam dengan sisik-sisiknya.

Nama Lokal :

Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, 

Tulang patah; Reumatik; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering.

KHASIAT  :

1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker 

 paru.

2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis.

3. Batuk, serak, koreng.

4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung 

 (ascites), infeksi akut saluran kencing.

5. Tulang patah (fraktur), rheumatik.

PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam.

PEMAKAIAN LUAR : 

Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:

1. Kanker : 

 60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api 

 kecil, minum sesudah  dingin.

2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis): 

 30 gr S.doederleinii direbus, minum.

3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

4. Tulang patah: 

 15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum.

 Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah, 

 bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik.

Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik.

Untuk kanker : 18 tablet 60 gr herba segar. 

Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet.

Obat Paten : Decancerlin.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic), 

menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem).

Calingcing

(Oxalis corniculata Linn.) 

Sinonim : Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb.

Familia : Oxalidaceae

Uraian :

Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka 

maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini ada dari pantai sampai 

pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. memiliki  batang lunak dan bercabang￾cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga 

keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian 

ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh.

Nama Lokal :

Calincing (negara kita , Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun 

asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan 

Pendarahan ; Peluruh haid; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : 

Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KHASIAT  :

1. Demam, flu

2. Hepatitis, diare.

3. Infeksi saluran kencing.

4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

5. Kekemahan badan ( Neurasthenia).

6. Menghentikan perdarahan.

7. Peluruh haid

PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR :

1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar, 

 bisul:

 Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada 

 kelainan.

2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada 

 radang mulut, menghilangkan bau mulut.

3. Obat bisul: 

 herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat 

 yang bisul.
CARA PEMAKAIAN :

1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum.

2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan.

3. Menghentikan perdarahan: 

 Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur 

 dengan madu secukupnya, minum.

4. Peluruh haid: 

 Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling 

 menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah 

 dihangatkan, diminum sebelum makan pagi.

5. Batu saluran kencing : 

 60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi 

 setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian.

CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik, 

anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat.

Ceguk

(Quisqualis indica L.) 

Sinonim : Quisqualis sinensis Lindl. Quisqualis vilosa Roxb.

Familia : Combretaceae.

Uraian :

Tanaman membelit ke kiri atau memanjat, tinggi 1,5-5 m. Daun berhadapan atau lebih kurang berkarang, juga 

tersebar; tangkai 0,5--2 cm; helaian bulat telur memanjang, 5-18,5 kali 2,5-9 cm. Bunga di ujung dan di ketiak dalam 

bulir yang berbunga banyak; daun pelindung rontok sebelum mekar atau tetap, sampai panjang 2 cm. Bunga 

berkelamin 2. Tabung kelopak langsung, berambut pendek, hijau kuning; taju kelopak 5, segitiga, panjang 3-4 mm. 

Daun mahkota 5, duduk, bentuk memanjang, mula-mula putih, kemudian merah, akhirnya merah tua, sampai 1,5 

cm panjangnya. Benang sari 10. Tangkai putik panjang, pada satu sisi bersatu dengan tabung kelopak, bersama 

benang sari muncul jauh di luar mahkota. Buah bentuk memanjang, dengan pangkal dan ujung menyempit, dengan 

5 rusuk, coklat tua, 2,5--4 kali 1 cm. Hanya dalam daerah kultur; 1-300 m. Agaknya tanaman yang menjadi liar; juga 

ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat-obatan. Catatan: Buah di Jawa jarang. Bagian yang Digunakan 

Biji dan daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Dani, Udani, Wudani, Bidani (Sunda); Kacekluk, kaceklik, Ceguk, Cekluk, Wedani (Jawa); Rabet dani 

(Madura); Kunyi-rhabet, Rhabet besi, Sarandengan (Kangean); Tikao (Bugis). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA 

Quisqualis indicae Semen; Biji Ceguk.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Antelmintik dan tonika. 
Pemanfaatan :

KHASIAT 

1. Kurang gizi pada anak-anak.

2. Obat cacing (gelang, keremi, dan benang).

RAMUAN DAN TAKARAN 

Obat Cacing

Ramuan:

Biji Ceguk 3 gram

Rimpang Temu Hitam 2.5 gram

Rimpang Temu Giring 3 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari. 

Catatan

Penggunaan biji yang berlebihan, akan mengakibatkan tersedu (cegukan), pusing, dan mual.

Komposisi :

Trigonelina, minyak lemak, gom, dan resin.

Cempaka Kuning

(Miche!ia champaca L.) 

Familia : Magnoliaceae.

Uraian :

Pohon, tinggi 15-25 m. Ujung ranting berambut. Daun bulat telur bentuk lanset, dengan ujung dan pangkal runcing, 

10-28 kali 4,5-11 cm, tipis seperti kulit. Bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih daripada 

setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm, 

yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal 

buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih daripada 20, berjejal-jejal, bentuk telur 

yang pipih, berambut, masing-masing dengan bakal biji yang banyak. Buah bentuk bola memanjang, sedikit 

bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat, tertutup dengan jerawat. Biji masak merah tua tergantung 

keluar pada berkas yang memanjang menjadi benang yang langsing. Dari India, di Jawa ditanam untuk bunganya. Di 

bawah 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, bunga, dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Cempaka, Cempaka kuning. Jeumpa (Aceh); Jempa, Cempa (Gayo); Campaga (Minangkabau); 

Cempaka, Cempaka koneng (Sunda); Kantil, Locari, Pecari, Cempaka, Cepaka, Cepaka kuning (Jawa Timur); 

Kembhang koneng, Campaka, Compaka, Compaka mera (Madura); Campaka, Campaka barak Campaka kuning, 

Campaka warangan (Batak); Hepaka, Kepaka (Sawu); Sampakang (Sangir); Campaka mariri (Sulawesi Utara). NAMA 

ASING: NAMA SIMPLISIA Champacae Folium; Daun Cempaka Kuning. Oleum Champacae; Minyak Cempaka Kuning.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Diuretik dan ekspektoran. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

-Daun:

-Batu Ginjal. 

-Mulas.

-Napas/Mulut bau. 

Kulit kayu:

-Demam.

-Haid tidak teratur.
Bunga: Aroma perawatan rambut. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batu Ginjal

Ramuan:

Daun Cempaka Kuning segar 1 genggam

Rimpang Kunyit 1 jari

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. 

Lama pengobatan: Diulangi selama 14 hari. 

Haid Tidak Teratur 

Ramuan:

Kulit kayu Cempaka Kuning 4 gram

Daun Jung Rahab segar 5 gram

Biji Klabet 1-2 gram

Rimpang Teki 4 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 

Lama pengobatan: 3 hari sebelum haid datang dan diulangi sampai haid datang.

Napas/Mulut Bau 

Ramuan:

Daun Cempaka Kuning segar 5 gram

Buah Kapulaga 3 gram

Daun Sirih segar 2 helai

Daun Saga 5 gram

Air 120 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Untuk berkumur kemudian ditelan sehari 2 kali, pagi dan sore. Tiap kali dipakai 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang 7 hari. Pemeliharaan seminggu 3 kali.

Komposisi :

Minyak: Fenol, isoeugenol, sineol, bensilaldehida, dan feniletilalkohol. Kulit kayu dan daun: Alkaloid, zat samak. 

Bunga: Minyak atsiri.

Cempaka Putih

(Michelia alba Dc.) 

Familia : Magnoliaceae.
Uraian :

Tumbuhan berupa pohon, tinggi sampai 30 meter. Batang berkayu; daun tunggal, bulat telur, warna hijau. Bunga 

berwarna putih, bau harum. Tidak pernah berbuah. Diperbanyak secara vegetatif. Bagian yang Digunakan Bunga, 

daun, dan akar.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Jeumpa gadeng (Aceh); Cempaka putieh (Minangkabau); Campaka bodas (Sunda); Pecari putih, 

Cempaka putih (Jawa); Campaka pote (Madura); Cempaka mawure (Sulawesi Utara); Bunga eja kebo, Patene 

(Ujung Pandang); Bunga eja mapute (Bugis); Capaka bobudo (Ternate); Capaka bobulo (Tidore). NAMA ASING: 

NAMA SIMPLISIA Micheliae albae Flos; Bunga Cempaka Putih.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Manis, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Ekspektoran dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

-Bunga:

-Bronkhitis. 

-Batuk.

-Demam. 

-Keputihan.

-Radang 

-prostata.

Daun:

-Bronkhitis.

-Infeksi saluran kemih. 

-Kencing sedikit. 

Akar:

-Infeksi saluran kemih.

Komposisi :

Alkaloid mikelarbina dan liriodenina.

Cendana

(Santalum album L) 

Sinonim : Santalum verum L. Santalum myrti folium Roxb. Sirium myrtifolium L

Familia : Santalaceae.

Uraian :

Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur. 

Tumbuh di tanah yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya. Bagian yang Digunakan Kayu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana, Candani (Jawa); 

Candhana, Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu; Dana (Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana 

(Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu luhi (Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin 

(Timor); Kamenir (Wetar); Maoni (Kisar) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Santali Lignum; Kayu Cendana. Santali 

Oleum; Minyak Cendana.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

KHASIAT Antipiretik, analgesik, karminatif, stomakik, dan diuretik. 

Pemanfaatan :

KHASIAT  

Kayu:

-Antiseptik saluran kemih. 

-Disentri.
-Mencret.

-Radang usus. 

Daun: 

-Asma.

Kulit kayu/Kulit akar: 

-Haid tidak teratur.

RAMUAN DAN TAKARAN 

Disentri

Ramuan:

Kulit kayu Cendana 2 gram

Daun Patikan Cina 5 gram

Gambir sedikit

Air 100 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Radang Usus

Ramuan:

Kayu Cendana (serbuk) 2 sendok teh

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh. 

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Asma

Ramuan:

Kayu Cendana (serbuk) secukupnya

Daun Tanjung muda beberapa helai 

Cara pembuatan:

Daun Tanjung muda dirajang kemudian dikeringkan. sesudah  kering ditambahkan sedikit serbuk Cendana, kemudian 

dibuat rokok.

Cara pemakaian:

Dihisap seperti menghisap rokok.

Komposisi :

Kayu:Minyak atsiri, hars, dan zat samak. Minyak:Santalol (seskuiterpenalkohol), santalen (seskuiterpena), santen, 

santenon, santalal, santalon, dan isovalerilaldehida

Cengkeh

(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.) 

Sinonim : Syzygium Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus aromaticus, 

Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng.

Familia : Myrtaceae
Uraian :

Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan 

berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 

20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya 

panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon 

cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung 

dan panggkalnya menyudut, rata-rata memiliki  ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai 

berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta 

bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning 

kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan 

berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali 

berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar 

matahari langsung. Di negara kita  , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di 

pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Clove (Inggris), Cengkeh (negara kita , Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu 

lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak; 

Pemanfaatan :

1. Kolera dan menambah Denyut Jantung

 Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering

 Cara memakai : dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari. 

 Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta 

 menambah jumlah darah putih.

2. Campak

 Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu

 Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam 

 kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.

 Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit

3. Menghitamkan alis mata 

 Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.

 Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian 

 ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri 

 secukupnya.

 Cara memakai : dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

Komposisi :

Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang 

disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.
Ceremai

(Phyllanthus acidus [L.] Skeels.) 

Sinonim : P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora.

Familia : Euphorbiaccae

Uraian :

Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau 

kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl. 

Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai 

pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai 

jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak 

berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang 

nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak 

bentuk bintang,,mahkota merah muda. ada bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu, 

bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, 

rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa 

dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan 

langsung sesudah  diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan sesudah  dibuat 

manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi. 

Nama Lokal :

Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin 

(Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng 

(Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, kulit akar, dan biji. 

INDIKASI :

Daun berkhasiat untuk: 

- batuk berdahak, 

- menguruskan badan, 

- mual, 

- kanker, dan 

- sariawan. 

Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi : 

- asma dan 

- sakit kulit. 

Biji berkhasiat untuk mengatasi : 

- sembelit dan 

- mual akibat perut kotor. 

CARA PEMAKAIAN :
1. Sembelit 

 a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling 

 sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu

 masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai 

 merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari. 

 b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk 

 halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil 

 seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya. 

2. Asma :

 Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar 

 kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium 

 longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk 

 seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu 

 diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing 

 3/4 gelas.

3. Kanker :

 Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam, 

 daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2 

 jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.

 Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 tertinggal kira-kira 3/4 bagian. sesudah  dingin disaring, siap untuk 

 diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas. 

4. Melangsingkan badan :

 Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan 

 memakai  dalamjangka waktu lama. 

CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak memakai  akar ceremai untuk pengobatan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA: 

Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung 

saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.

Cincau

(Cylea barbata, Miers.) 

Familia : Manispermaceae

Uraian :

Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit 

batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai 

dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu 

berwarna merah memiliki  bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau 
semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara 

merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang memiliki  ketinggian kurang 

dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Cincau (negara kita ), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Perut dan Hipertensi

 Bahan: daun cincau secukupnya

 Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang, 

 disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar, 

 kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.

 Cara memakai : dimakan biasa

2. Demam

 Bahan: akar cincau secukupnya

 Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring

 Cara memakai : diminum biasa

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu 

menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu 

rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat 

karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.

Ciplukan

(Physalis peruviana, Linn.) 

Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.

Familia : Solanaceae

Uraian :

Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya 

tingginya sampai 1 meter) dan memiliki  umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di 

dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah 

kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan 

berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. 

Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
Nama Lokal :

Morel berry (Inggris), Ciplukan (negara kita ), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat 

(Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta 

 akar-akarnya dan dibersihkan.

 Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring

 Cara memakai : diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru

 Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan 

 buahnya).

 Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan 

 disaring.

 Cara memakai : diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan

 Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.

 Cara memakai : dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok

 Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.

 Cara membuat: ditumbuk sampai halus

 Cara memakai : ditempelkan pada bagian yang sakit.

Komposisi :

Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung 

Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.

Dadap Ayam

(Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr) 

Sinonim : Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr

Familia : Papillionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun 

dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah 

ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm. Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat 

rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah; 

bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5 

cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat, 

bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji, 

10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12, 

panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m. 

Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala 

kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap 

Ayam.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan 

Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam 

terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan, 

fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos 

Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Daun:

-Batuk. 

-Demam. 

-Disentri. 

-Haid tidak teratur. 

-Pelancar ASI.

-Sulit tidur.

-Radang (obat luar).

-Sakit kulit (obat luar). 

Kulit kayu:

-Asma. 

-Demam. 

-Sakit hati. 

-Rematik (obat luar).

-Patah tulang (obat luar). 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Haid Tidak Teratur

Beberapa helai daun dan beberapa buah bunga Dadap Ayam, dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur. 

Pelancar ASI

Daun Dadap Ayam dan santan secukupnya, dibuat sayur yang cocok. Dimakan sebagai sayur.

Sulit Tidur

Beberapa helai daun Dadap Ayam dan herba Kangkung dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur. 

Catatan

Biji Dadap Ayam tidak enak. Biji Dadap Ayam dipotong tipis-tipis digunakan untuk meracuni ayam.

Komposisi :

Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin
Dadap Serep

(Erythirna subumbrans(Hask.) Merr) 

Sinonim : Erythrina lithosperma Miq. non Bl.

Familia : Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :

Tumbuhan berupa pohon. Batang ada yang berduri dan ada yang halus. Daun tiga bersatu dan berbentuk belah 

ketupat. Bagian yang Digunakan Daun dan kulit kayu. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Erythrinae Folium; Daun Dadap Serep.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Daun: Antipiretik dan anti inflamasi. Kulit 

Kayu: Ekspektoran. PENELITIAN Roswina Silalahi, 1988. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian 

efek antipiretik hasil penyarian dan infus daun Dadap Serep terhadap burung merpati. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata infus daun Dadap Serep berkhasiat sebagai antipiretik, sedangkan hasil penyarian dengan 

kloroform tidak memberikan efek antipiretik. Sebagai kontrol digunakan suspensi parasetamol 300 mg/kg bb. Roy 

Mustakin, 1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Drs. Rusdi, M.S. dan Dra. Armenia, M.S. Telah 

melakukan penapisan aktivitas farmakodinamik ekstrak etanol daun beberapa species Erythrina (E. orierrtalis, E. 

irtdica, dan E. litliospernla). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak etanol ketiga daun tersebut memiliki 

aktivitas penekanan sistem saraf pusat, relaksasi otot simpatolitik dan para simpatomimetik. Aktivitas analgesik 

hanya ada pada E. indica dan F. litlnosperrrla. Intensitas efek meningkat dengan meningkatnya dosis yang 

diberikan. Christine Gunawan, 1993. Fakultas Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. Soemartojo. Telah melakukan 

penelitian pengaruh pemberian infus daun Dadap Serep terhadap produksi air susu pada mencit yang menyusui. 

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang bermakna produksi air susu pada pemberian infus 

Dadap Serep 40%. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

Daun:

-Demam.

-Pelancar ASI.

-Sariawan perut.

-Mencegah keguguran (obat luar). 

-Nifas (obat luar).

-Perdarahan bagian dalam (obat luar). 

-Sakit perut (obat luar).

Kulit kayu: 

-Batuk.

-Sariawan perut. 
RAMUAN DAN TAKARAN 

Sariawan Perut

Ramuan:

Kulit kayu Dadap Serep 3 gram

Sidowayah 3 gram

Daun Prasman segar 4 gram

Akar Manis Cina 4 gram

Air 110 ml 

Cara pembuatan: Dibuat infus. 

Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Perdarahan/Peradangan Bagian Dalam 

Ramuan:

Daun Dadap Serep segar secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian: Dibalurkan pada bagian yang diperkirakan terjadi perdarahan bagian dalam.

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali. 

Sakit Perut

Perut merasa mulas, tinja mengandung darah dan lendir. Selain diberi obat minum yang cocok, perut diberi tapel 

dengan ramuan sebagai berikut: 

Daun Dadap Serep segar secukupnya 

Daun Sosor Bebek secukupnya

Air secukupnya 

Cara pembuatan: Dipipis hingga berbentuk pasta. 

Cara pemakaian: Dibalurkan pada perut. 

Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam sekali. 

Demam

Selain diberi obat penurun panas yang diminum, untuk mempercepat penurunan suhu badan dapat dikompres 

dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus.

Mencegah Keguguran

Bagi ibu yang sering menderita keguguran, untuk mencegah hal tersebut, di samping istirahat tiap hari perut 

dikompres dengan daun Dadap Serep yang dipipis halus. Bobokkan agak tebal dan pakailah gurita.

Nifas

Ibu sehabis bersalin sering mengalami nifas. Untuk menjaga kesehatan ibu, dapat digunakan bobokan daun Dadap 

Serep dan memakai gurita.

Komposisi :

Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovin
Dandang Gendis

(Clinacanthus nutans Lindau) 

Sinonim : Clinacanthus burmani Nees.

Familia : Achantaceae.

Uraian :

Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun 

tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga 

majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm 

berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Clinacanthi nutans Folium; Daun 

Dandang Gendis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Rasa pahit, bau aromatis. 

Pemanfaatan :

KHASIAT 

-Disentri.

-Kencing manis. 

RAMUAN DAN TAKARAN 

Kencing Manis

Ramuan:

Daun Dandang Gendis segar 7 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau seduhan. 

Cara pernakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Komposisi :

Alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.