tanaman herbal 3 1























Jeruk Purut
(Citrus hystrix D.C.) 
Sinonim : C. paeda Miq.
Familia : rutaceae.
Uraian :

Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk 

menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk 

bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, 

panjang 8 -15 cm, lebar 2 - 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas 

warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas 

baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. 

Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering 

digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok 

dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik 

(Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang, 

jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku: 

Munte kereng (Alf'uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and 

zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun 

jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Daun jeruk purut berkhasiat stimulan dan penyegar. Ku lit buah berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik, 

rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan agak pahit. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI

Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi : 

- influenza,

- badan terasa lelah,

- rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta 

- kulit bersisik dan mengelupas.

Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :

- badan letih dan lemah sehabis sakit berat. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, sediakan 1 - 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum.

Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 - 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan 

buahnya digunakan untuk membasahi rambut sesudah  keramas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Influenza

Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. 

Minum sekaligus selagi hangat. 

Kulit bersisik dan mengelupas

Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di 

kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur. 

Mewangikan rambut kepala

Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan 

saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut sesudah  keramas.

Badan lelah sesudah  bekerja atau letih sehabis sakit berat

Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan 

ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi.

Komposisi :

Daun mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri 1 - 1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin, 

tanin I%, steroid triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2 - 2,5% v/b.
Jintan Putih

(Cuminum cyminum, Linn.) 

Familia : Apiaceae

Uraian :

Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji 

jintan putih juga digunakan sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki aroma 

yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di 

daerah india utara dekat kiaki pegunungan himalaya. Di negara kita  meskipun dapat tumbuh, tetapi pada umumnya 

kurang baik. Jintan putih memiliki  batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan 

putih memiliki  pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentukdaun jintan putih tidak berwujud lembaran, 

tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran 

kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang.

Nama Lokal :

Jintan Putih (negara kita ), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura 

engkut, Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit Jantung, haid tidak lancar, Sulit tidur, Jamu putri ; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Jantung

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 siung bawang merah, 7 

 pasang biji kemukus, 6 lembar daun sirih;

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai

 halus, kemudia ditambah 4 sendok makan air masak dan diperas

 serta disaring.

 Cara memakai: diminum pagi dan sore secara teratur.

2. Haid tidak lancar

 Bahan:1 sendok the biji jintan putih, 2 biji cengkeh kering, ½ potong 

 biji pala, 1 rimpang kunyit, 1 buah kapulaga, 1 potong gula aren, 1 

 sendok makan gula pasir, 2 lembar daun srigading.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 ½ gelas air 

 sampai mendidih, kemudian di saring.

 Cara memakai:diminum lima hari sebelum tanggal haid.

3. Jamu Putri

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 1 rimpang kunyit, 1 genggam 

 bunga delima.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus 

 kemudian disedu dengan 1 gelas air dan disaring.

 Cara memakai:diminum biasa

4. Sulit Tidur

 Bahan: 1 sendok the biji jintan putih, 3 potong kangkung sayur, 2
lembar daun pegagan ¼ sendok makan ketumbar.

 Cara membuat: Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

 Cara memakai: diminum menjelang tidur.

Komposisi :

Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak kurang dari 8%. Minyak menguap 

tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan cara disuling.

Jintan/Ajeran

(Coleus amboinicus, Lour.) 

Sinonim : Plectranthus amboinicus, Spreng. 

Familia : Labiatae

Uraian :

Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, memiliki  batang dan tangkai 

berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas 

permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun 

Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan 

dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat￾tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering). 

Nama Lokal :

Jintan (negara kita ), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu 

(Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok; 

Pemanfaatan :

1. Asma dan batuk

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas 

 air kelapa hijau;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa 

 dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk 

 sampai merata.

 Cara memakai : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai 

 sembuh.

2. Perut Kembung

 Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;

 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; 

 Cara memakai: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Sakit Kepala dan sariawan

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas 
 air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk

 sampai merata.

 Cara memakai: diminum sebelum tidur.

4. Demam Tinggi

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan 

 diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai 

 ampasnya mengendap;

 Cara memakai : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat

 tetes mata.

5. Luka/Borok

 Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel 

 yang telah diparut dalam jumlah yang sama;

 Cara Membuat : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah 

 dengan 1 gelas air, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum setiap hari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti 

inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA:Phytosterin-B.

Johar

(Cassia siamea Lamk,) 

Sinonim : Cassia florida Valh.

Familia : Caesalpiniceae (Leguminosae).

Uraian :

Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang 

lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal 

rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di 

ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter 

lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat sesudah  tua berwarna cokelat. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, 

SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun 

Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air 

rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) 

kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI -

UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang 
tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar 

glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. 

Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon 

tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar memiliki  pengaruh hepatoprotektif. Daun 

Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan 

hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. 

Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur 

penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar memiliki  pengaruh antibakteri 

terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan 

aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis. 

Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan 

Daun muda.

Kegunaan 

1. Demam. 

2. Kencing manis. 

3. Malaria.

4. Tonik.

5. Luka (obat luar) .

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis dan Malaria 

Ramuan:

Daun Johar segar 1 genggam

Air 220 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 hari sekali 200 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.

Peringatan

Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).

Komposisi :

Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: 

Minyak lemak dan sitosterin.

Jombang

(Taraxacum officinale Weber et Wiggers) 

Sinonim : T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis 

Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum.

Familia : compositae (asteraceae).
Uraian :

Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa 

sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun 

berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, 

sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi 

sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga 

tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna 

kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau 

bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang berkhasiat tonik. Daun tua dapat 

dikukus atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman 

atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jombang, taraksakum (Jawa). NAMA ASING Pu gong ying (C), dandelion (I). NAMA SIMPLISIA

Taraxaci Herba (herba jombang).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Jombang rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya dingin. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan lambung, serta

berkhasiat tonik pada liver dan darah. Selain itu, juga berkhasiat antibiotik, antiradang; menghilangkan bengkak, 

menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diuretik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan 

produksi empedu. Akar sedikit pahit, berkhasiat antitoksik, peluruh kencing (diuretik), pereda panas (antipiretik), 

penguat lambung, meningkatkan nafsu makan (stomakik), melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), 

melancarkan pengeluaran AS1 (laktagoga), laksatif ringan, dan menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Akar 

lebih berkhasiat jika digunakan sesudah  tumbuhan berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu 

mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa metabolisme serta merangsang ginjal 

mengeluarkan racun melalui air kemih. Selain itu, jombang berperan dalam proses pembuangan racun yang 

terbentuk pada infeksi dan polusi. Kandungan polisakarida dari tumbuhan jombang dapat menghambat 

perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus dan menghambat perkembangan 

sarcoma. Herba jombang berkhasiat menghambat perkembangan Staphylococcus aureus, Streptococcus 

hemolyticus, dan Neisseria catarrhalis. Ekstrak alkohol herba jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran 

empedu ke usus (kolagoga) pada tikus. Melindungi kerusakan liver (hati) tikus yang diberi zat karsinogenik CCl4. Air 

rebusan jombang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengaktifkan makrofag, 

merangsang pembentukan limfosit, dan pembentukan antibodi. Daun jombang berkhasiat diuretik kuat. Namun, 

tidak menyebabkan kekurangan kalium karena tumbuhan ini mengandung cukup kalium (Journal Planta Medica, 

1974). Akar jombang berkhasiat membersihkan hati, merangsang produksi cairan empedu, dan laksatif ringan 

(peneliti German, 1959). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tumbuhan yang digunakan adalah herba dan akar segar maupun yang telah dikeringkan.

INDIKASI

Herba jombang digunakan untuk pengobatan :

- radang, seperti radang tenggorokan, radang mata merah (konjungtivitis), radang akut usus buntu (akut 

apendisitis), radang panggul, radang hati (hepatitis), radang kandung empedu (kolesistitis), serta radang 

dan abses payudara,

- infeksi dan batu saluran kencing, 

- gondongan (parotitis),

- diare, disentri,

- sakit maag (gastritis), tidak nafsu makan, 

- kencing manis (diabetes mellitus),

- tekanan darah tinggi (hipertensi), 

- kurang darah (anemia),

- kaki bengkak karena timbunan cairan, 

- keputihan (leukore),
- produksi air susu ibu (ASI) sedikit,

- bisul, koreng, borok yang dalam, gigitan ular, 

- cellulite,

- pembesaran prostat,

- meningkatkan pembuangan asam urat, 

- bercak hitam di muka (freckles),

- tumor pada sistem pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas),

- kanker (payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, dan gusi), serta 

- leukemia granulositik kronik.

Akar digunakan untuk pengobatan :

- hepatitis, sakit kuning (jaundice),

- infeksi kandung empedu, mencegah timbulnya batu empedu, 

- memperbanyak ASI,

- buang air besar tidak lancar (sembelit),

- penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis, 

- rematik,termasuk osteoarthritis dan gout.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus atau tumbuk 15-30 g herba segar, lalu peras. Selanjutnya, minum air perasannya 

atau dapat digunakan untuk campuran resep. Khusus untuk mengobati kanker, tumor, atau penyakit berat, 

gunakan herba sebanyak 20 - 60 g. Cara lain, rebus 10 - 30 g akar, lalu air rebusannya diminum. Di beberapa negara, 

akar dikeringkan lalu digiling sampai halus. Ambil 1 - 2 sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Jika diperlukan, 

tambahkan air perasan jeruk nipis untuk memperbaiki rasa.

Untuk pemakaian luar, giling herba segar atau akar sampai halus, kemudian bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti 

payudara yang bengkak, bisul, dan luka bakar. Selain itu, daunnya pun dapat direbus, lalu gunakan airnya untuk 

mandi atau menguapkan wajah. Cara ini bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan memelihara kulit wajah dari flek 

dan jerawat. 

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Radang dan abses payudara

Cuci 60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Untuk pemakaian 

luar, cuci tumbuhan segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan pada payudara yang sakit. 

Radang kandung empedu

Cuci 30 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Kanker

Rebus 20-60 g herba jombang segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring dan air 

saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari.

Keputihan akibat infeksi, kanker serviks, atau radang panggul 

Sediakan 30 g herba jombang segar (untuk kanker clan radang panggul sebanyak 60 g), lalu cuci sampai bersih. 

Selanjutnya, potong-potong dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring dan air 

saringannya diminum sekaligus, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Selain direbus, herba pun dapat ditumbuk 

sampai halus. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Radang kandung empedu disertai hepatitis

Cuci 30-60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai 

tersisa separonya. sesudah  dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, sehari 3 kali, masing￾masing 1/2 gelas.

Kencing manis, tekanan darah tinggi

Cuci 30 g herba jombang segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air 

rebusannya tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 

setengah gelas.

Komposisi :
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar 

mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxasterol, b-amyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline, levulin, pektin, 

inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, 

karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, dan vitamin (A, 

BI, B2, C dan D). Bunga mengandung arnidiol dan flavoxanthin. Pollen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-en-

3ß-ol, asam folat, dan vitamin C.

Jung Rabab

(Baeckea Frutescens L.) 

Sinonim : Baeckea chinensis Gaertn. Baeckea cochinchinensis Bl.

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Turnbuhan berbentuk perdu sampai semak, tinggi sampai 5 m, cabang-cabang liat. Daun berhadapan, helai daun 

sangat sempit seperti garis dan berkelenjar, tebal 0,8 mm dan panjang 5 mm sampai 16 mm. Bunga berkelipatan 5 

keluar dari ketiak daun, kecil, garis tengah lebih kurang 1,5 mm; tangkai bunga pendek; kelopak berbentuk lonceng 

dengan 5 belahan; tajuk 5 helai, agak bundar, warna putih dengan cincin hijau dibagian tengah dan lama kelamaan 

berubah menjadi merah; benang sari 10 buah. Keanekaragaman. Tinggi tumbuhan bervariasi, tergantung pada 

keadaan tempat tumbuh. Tumbuhan setinggi 30 cm sudah berbuah. Ekologi dan penyebaran. Tumbuh liar dipantai 

Cina Selatan serta digunung-gunung Sumatra dan Malaysia pada ketinggian 600 m sampai 2.200 m di atas 

permukaan laut; juga terdapat di Australia. Menyukai daerah agak kering. Budidaya. Merupakan tumbulian liar, 

belum dibudidayakan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH. Aron (Aceh), game-game (Batak),si gamei-gamei (Minangkabau), ijar atap, junjung atap, tutur atap 

(Bangka), ujung atap, sesapu (Biliton), ujung atap, daun cucur atap (Melayu) Jung rabab, Jung rahab, jung raab, 

ujung raab (Jawa), jung rahab (Madura), Anjung atap, anjung raab (Bali)., NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Baeckea 

Folium; Daun Jung Rahab.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas dan aromatik. KHASIAT Analgesik, antispasmodik, tonik, dan diuretik. 

Pemanfaatan :

Khasiat dan manfaat untuk pengobatan: 

Kakillengan (bengkak).

Ambillah setengah ons jung rahab, remaslah halus, dan rebuslah di dalam setengah botol cuka anggur. Gosokkanlah 

cairan rebusan ini pada kakil lengan yang bengkak dalam keadaan panas-panas suam.

Sakit Perut pada anak karena cacingan

Sepotong belerang sebesar biji asam. Setengah sendok teh jung rahab, sepotong temu hitam sepanjang buku jari 

tangan, sebuah umbi kecil temu kunci, tiga iris temu lawak, satu sendok teh kayu masoyi, sepotong bengle 

sepanjang setengah buku jari tangan, sepotong lempuyang wangi sepanjang setengah jari tangan dan lima biji 

benih adas; kesemuanya ditumbuk halus, dibungkus daun pisang clan dikukus selama lebih kurang sepuluh menit. 

Cairan yang keiuar diminumkan si sakit. Kalau cairannya yang keluar hanya sedikit, tambahkanlah sesendok air.

Demam pada wanita habis bersalin
Dengan segera sehabis bersalin minum obat berikut, dibuat baru dan diminum tiap pagi dan tiap sore. Kita dapat 

mencegah demam habis bersalin ini.

Rebuslah selembar daun papaya muda segar dengan satu sendok kecii asam segar dan sepotong gula jawa dalam 

satu gelas kecil air sampai airnya tinggal separo dan minumlah cairan itu sesudah  cukup dingin. Di samping itu perlu 

pakai tapal terbuat dari tujuh lembar daun Iler, satu sendok teh besar jung rahab (dibakar dulu jadi abu) dan sedikit 

asam kawak, semua ini ditumbuk bersama-sama.

Obat Penyegar terhadap kelelahan

minumlah air rebusan jung rabab

Komposisi :

Minyak atsiri, fenkhol, glikosida, senyawa triterpinoid, tanin, dan baekeol.

Kacapiring

(Gardenia augusta, Merr.) 

Sinonim : Gardenia jasminoides, Ellis. 

Familia : Rubiaceae

Uraian :

Kacapiring (Gardenia) banyak dipelihara orang sebagai tanaman hias atau pagar hijau yang memiliki aroma bunga 

harum. Kacapiring termasuk tumbuhan perdu yang berumur tahunan serta banyak memiliki cabang, ranting 

maupun daun yang lebat. Kacapiring mudah tumbuh disembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas. 

Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter di atas 

permukaaan laut. Batang pohonnya mampu mencapai ketinggian berkisar 1-2 meter. Bunganya berukuran besar, 

indah mirip dengan bunga mawar putih dengan tajuk-tajuk melingkar dan bersusun membentuk satu kesatuan 

yang anggun. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin dan mengkilap pada permukaan telapak daun bagian atasnya. 

Karena keharuman bunganya, kacapiring memiliki  nilai komersial untuk dibuat minyak wangi. Sedang

pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek.

Nama Lokal :

Kacapiring (negara kita , Sunda), Ceplong piring (Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja putih (Aceh); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sariawan, Demam, Sukar buang air besar; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 12 lembar daun kacapiring

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas.

 Cara memakai: diminum sekaligus dan diulangi secara rutin 

 setiap hari.

2. Sariawan

 Bahan: 7 lembar daun kacapiring, 2 sendok makan madu dan 1 

 potong gula aren;

 Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dan ditambah dengan
 1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan 

 gula aren tersebut dan diaduk sampai merata.

 Cara memakai: diminum dan diulangi setiap dua hari sekali.

3. Demam

 Bahan: 7 lembar daun kacapiring dan 1 potong gula batu;

 Cara membuat: daun kacapiring diremas-remas dengan 1 gelas air 

 dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk 

 sampai merata.

 Cara memakai: diminum

4. Sukar buang air besar

 Bahan: 3 biji buah kacapiring;

 Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas;

 Cara memakai: diminum

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kacapiring (Gardenia augusta dan Gardenia jasminoides) dari penelitian para ahli diketahui 

memiliki  senyawa kandungan zat minyak menguap. Minyak menguap tersebut antara lain mengandung unsur 

linaloldan styrolyl.

Kaki Kuda

(Centella asiatica, (Linn), Urban.) 

Sinonim : Hydrocotyle asiatica, Linn. Pasequinus, Rumph.

Familia : Umbelliferae 

Uraian :

Terna liar, terdapat di seluruh negara kita , berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup 

mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang￾kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat 

sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi 

dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap 

bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm 

- 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset 

yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, 

tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 

mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya 

pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 2.500 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 

1.500 mm - 2.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 

mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 20' C - 25' C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · 

Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm - 50 cm dari permukaan tanah · 

Kedalaman perakaran : 5 cm - 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. 

Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun 
demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. · Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 

cm · Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. · Batangnya tumbuh 

merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. · Di daerah Jawa Barat, 

tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh.

Nama Lokal :

Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Daun kaki kuda (negara kita ), Pegaga (Ujung Pandang); 

Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Typus, Busung, Sakit kepala, Influenza, Keracunan Jengkol, Ayan; 

Pemanfaatan :

1. Tyfus

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5

 batang tapakliman.

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus 

 untuk diambil airnya.

 Cara memakai: hasilnya ditambah dengan 1 sendok makan 

 madu dan diminum.

2. Busung

 Bahan: tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3

 batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: diminum 3 kali sehari 1 cangkir.

3. Sakit Kepala

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan 

 jintan.

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan 

 madu, kemudian diminum.

4. Influenza

 Bahan: 1 genggam daun kaki kuda.

 Cara membuat: ditumbuk halus (dipipis) untuk diambil airnya.

 Cara memakai: ditambah sedikit garam dan diminum.

5. Keracunan jengkol

 Bahan: 10-15 daun kaki kuda.

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum.

6. Ayan 

 Bahan: daun kaki kuda secukupnya yang sudah kering daun gula 

 aren secukupnya.

 Cara membuat: daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1 

 sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan 

 tersebut disedu dengan 1 gelas air panas (masak).

 Cara memakai: disaring dan diminum; diulangi secara teratur.

komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air 

seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, 

brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, 

natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut 
asiaticoside dan senyawaan sejenis, memiliki  kasiat anti lepra (Morbus Hansen), Daun kaki kuda mengandung 

senyawa glikosida trigergepnoida, alkaloid hidrokotilin, steroid, tanin, minyak atsiri, gula pereduksi dan garam￾garam mineral seperti garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.

Kaktus Pakis Giwang

(Euphorbia milii Ch.des Moulins) 

Sinonim : E. splendens, Bojer.

Familia : Euphorbiaceae

Uraian :

Tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m., pada umumnya sebagai tanaman hias di taman, mengandung getah. Batang 

warna coklat, berduri kasar. Daun tunggal bentuk bundar telur dengan ujung lebih bulat dari pangkal, pinggir rata, 

warna hijau. Bunga bertangkai, ada yang tunggal dan ada yang majemuk (Khas disebut siatium), warna bermacam￾macam, ada yang 0ranye, kuning, dadu dan sebagainya.

Nama Lokal :

Kaktus Pakis Giwang (negara kita ); Tie hai tang (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Perdarahan haid, Bisul, Radang kulit, luka bakar, kena air panas; Hepatistis; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI. 

Seluruh tanaman, pemakaian segar.

KEGUNAAN.

1. Bunga: Functional uterine bleeding (Perdarahan menstruasi yang 

 fungsionil).

2. Batang: Hepatitis.

3. Daun: Bisul, radang kulit bernanah (Piodermi), tersiram air panas, 

 luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:

1. Functional uterine bleeding: 

 10-15 bunga segar, ditambah daging, direbus sebagai soup.

2. Bisul dan radang kulit bernanah: 

 Daun segar dilumatkan, ditambah gula merah secukupnya, 

 ditempelkan ke tempat yang sakit.

3. Hepatitis: 9-15 gram batang segar, direbus, minum airnya.

PERHATIAN: 

Bila timbul mencret (diarrhea) yang berlebihan sesudah  minum obat ini, minum rebusan Glycyrrhiza uralensis 

(Gancao) sebigai antidote.

NOTE : Glycyrrhim uralensis = G. glabra L. = Kayu Manis (kayu legi).
Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, astringen, netral, sedikit beracun (toxic). Bunga 

menghentikan perdarahan. (Hemostatik), batang dan daun sebagai anti pembengkakan (anti-swelling) clan anti 

radang (anti-inflammasi).

Kamboja

(Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.) 

Sinonim : Plumeria acuminata, Ait. P. acuminata, Roxb. P. acutifolia, Poir. P. alba, Blanco. P. obtusa, Lour. P. rubra, 

Linn. from acutifolia Woods. P. rubra, Linn. var. acutifolia (Poir) Bailey.

Familia: Apocynaceae

Uraian :

Morfologi Kamboja Daerah asal tumbuhan ini dari Amerika tropik dan Afrika, Termasuk tanaman hias, Varitas 

tumbuhan kamboja terdiri dari beberapa jenis antara lain : Kamboja putih dan kamboja merah / Kamboja jepang. 

Batang : batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang 

muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun : daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua 

ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga 

lebat, Bunga : Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, 

berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter 

di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk 

berkembang biaknya.

Nama Lokal :

Kamboja (negara kita ), Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali); Samoja, Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo); 

Campaka molja/bakul (Madura), Pandam (Minangkabau); Karasuti, Kolosusu, Tintis (Minahasa), Capaka 

kubu(Tidore); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kencing nanah (Gonorrhea), Bengkak, Bisul; 

Pemanfaatan :

1. Kencing Nanah (Gonorrhea)

 Bahan: 1 Potong akar kamboja

 Cara membuat: direbus dengan gelas air sampai mendidih.

 Cara memakai: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Patek, Puru (Frambusia)

 Bahan: 2 Sirap kulit kamboja

 Cara membuat: ditumbuk halus dan direbus dengan 1 cerek air 

 sampai mendidih.

 Cara memakai: digunakan untuk mandi dan menggosok yang 

 luka.

3. Memulihkan Bengkak

 Bahan: 1 Sirap kulit kamboja
 Cara membuat: ditumbuk halus dan direbus dengan 0,5 cerek air 

 sampai mendidih.

 Cara memakai: digunakan untuk merendam bagian tubuh yang

 bengkak.

4. Bisul

 a. Bahan: daun kamboja dan minyak kelapa

 Cara membuat: daun kamboja dilemaskan dan diolesi dengan 

 minyak kelapa.

 Cara memakai: ditempelkan pada bagian yang bisul

 b. Bahan: Getah Kamboja

 Cara membuat: ambil getah kamboja dari pohonnya

 Cara memakai: oleskan pada bagian yang bisul.

Komposisi :

Getah Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa sejenis karet, triterpenoid amyrin, lupeol, 

kautscuk dan damar. Kandungan minyak mrnguapnya terdiri dari geraniol, sitronellol, linallol, farnesol dan 

fenetilalkohol.

Kapas

(Gossypium herbaceum L.) 

Sinonim : G.. hirsutum L.

Familia : Malvaceae

Uraian :

Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, 

bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, 

warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan 

berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda 

berwarna hijau dan sesudah  tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kapas (Jawa). NAMA ASING Mian hua gen (C), cotton, upland cotton (I). NAMA SIMPLISIA Gossypii 

Radix (akar kapas), Gossypii Semen (biji kapas).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, 

dan vital energi, antitusif, antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, 

mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). 

Biji kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan ginjal, menguatkan tulang punggung 

dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam 

(antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu, memiliki  efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan 

hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada pria. Hal ini berdasarkan 

penemuan di Cina bahwa minyak dari biji kapas yang digunakan untuk memasak akan menyebabkan
ketidaksuburan (infertilitas) pada pria. Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi 

sel yang memproduksi sperma. Mencit jantan yang diberi emulsi biji kapas 10% atau lebih besar menyebabkan 

ketidaksuburan jika dicampur dengan mencit betina. Mencit jantan yang diberi emulsi, pada awalnya tampak lesu 

dan berkurang nafsu makannya (Agus Purnomo, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1984). Hasil penelitian pemberian 

oral suspensi serbuk biji kapas (Gossypium hirsutum L.) pada mencit menunjukkan secara mikroskopis tampak 

pengaruhnya pada gambaran histologis testis hewan percobaan (Mientje Susie Baman, Jurusan Farmasi, FMIPA 

UNHAS, 1986). Hasil penelitian pemberian gosipol asam asetat yang belum dimurnikan hasil isolasi dari biji kapas 

(Gossypium hirsutum L.) setiap hari selama satu minggu pada sekelompok tikus jantan menunjukkan adanya 

khasiat antifertilitas (Faijah Albaar, Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1990). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya.

INDIKASI

Biji digunakan untuk mengatasi: 

- disfungsi ereksi (impoten), 

- ngompol (enuresis),

- berkeringat pada malam hari,

- wasir, dubur turun (prolaps anus),

- perdarahan clan keluarnya cairan dari liang sanggama (vagina),

- disentri,

- nyeri perut clan ulu hati,

- demam yang hilang timbul, 

- radang telinga, 

- memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI), dan 

- kontrasepsi pada pria.

Akar digunakan untuk: 

- terlambat haid,

- mengurangi keluarnya darah haid yang banyak, 

- mengurangi nyeri haid akibat endometriosis,

- mempermudah persalinan,

- mengatasi gangguan pencernaan,

- fungsi limpa yang menurun dengan gejala batuk dan sesak akibat lemahnya energi vital, dan

- menghaluskan tumit yang teraba kasar. 

Buah muda digunakan untuk pengobatan:

- diare.

Daun digunakan untuk pengobatan: 

- radang usus (enteritis),

- demam, dan

- batuk berdahak. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, tidak ada rekomendasi dosis. Urftuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu 

gunakan untuk menurap panu, luka, luka bakar, dan memar. Biji yang digiling halus digunakan untuk menurap 

herpes, skabies, luka, dan radang buah zakar (orkhitis).

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Diare

Cuci clan potong buah kapas yang masih mucla clan segar (lima buah). Rebus dengan satu gelas air selama 15 

menit. sesudah  dingin, saring dan minum airnya sekaligus.

Disfungsi ereksi (impoten)

Gongseng biji kapas (300 g) sampai kuning sambil tambahkan arak beras 1-2 sendok teh. Gongseng pula biji bawang 

putih di tempat terpisah. Selanjutnya, giling semua bahan sampai halus. Untuk pemakaian, ambil 10 g bubuk 

campuran tadi, larutkan dalam arak dan minum sewaktu perut kosong
Berkeringat malam

Masukkan biji kapas sebanyak 10 g ke dalam panci email bersama tiga gelas air. Rebus dengan api kecil sampai 

airnya tersisa separuhnya. sesudah  dingin, minum airnya sekaligus pada waktu perut kosong. Lakukan sekali sehari.

Mempermudah persalinan

Iris akar kapas tipis-tipis, lalu seduh dan minum seperti minum teh.

Catatan:

Ibu hamil dilarang minum rebusan biji clan akar kapas karena dapat menyebabkan keguguran.

Gosipol toksisitasnya rendah, namun menimbulkan beberapa efek samping. Pada sebagian pengguna bisa timbul 

rasa lemah sementara yang terjadi pada fase awal pengobatan tidak memerlukan pengobatan. Sekitar 1,2% 

pengguna timbul rasa mual dan muntah, sebagian lagi mengeluh menurunnya hasrat seksual.

Bisa timbul hipokalemia pada sebagian pengguna obat ini tanpa menimbulkan gejala akibat kekurangan kalium. 

Sebaiknya, pemakaian obat ini dilakukan dengan pengawasan herbalis berpengalaman.

Dengan mengeluarkan gosipol dari minyak biji kapas melalui proses pengolahan lanjutan maka minyak biji kapas 

aman dikonsumsi dan berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Komposisi :

Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol 

(asesquiterpene) 0,56-2,05%, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2% 

gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat 

(15,58%). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. Gosipol berkhasiat 

menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan 

penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga mengandung kaempferol, herbacitrin, 

quercetin, isoquercetin, gossypetin, clan gossypitrin.

Kapasan

(Abelmoschus moschatus [L.] Medic.) 

Sinonim : Hibiscus abelmoschus L.

Familia : malvaceae

Uraian :

Kapasan ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka pada tanah terlantar maupun semak-semak atau 

ditanam di kebun-kebun. Kapasan dapat ditemukan pada ketinggian 1-650 m dpl. Semak, berumur pendek, tumbuh 

tegak, tinggi 0,5-2,5 m. Batang bulat, bagian pangkalnya umumnya berkayu, percabangan sedikit, ditumbuhi 

rambut kasar. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berlekuk, bercangap, atau berbagi 5 yang sangat 

dalam, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, pertulangan menjari, kedua permukaan berambut 

kasar, panjang 6-22 cm, lebar 5-20 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk lonceng, berukuran besar, keluar 

dari ketiak daun, daun mahkota 5 buah, panjang 3,5-10 cm, berwarna kuning. Buahnya buah kotak, bulat telur, 

berusuk lima, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, jika sudah masa.k akan terbuka dengan 5 katup. 

Biji berbentuk ginjal, pipih, keras, berwarna kelabu, bergaris halus dari pangkal sampai ujung, baunya wangi. Bijinya 

menghasilkan minyak kasturi yang digunakan sebagai campuran kosmetik, obat gosok rematik, serta campuran 

pada bedak untuk melembutkan kulit dan obat ruam kulit. Kapasan dapat diperbanyak dengan biji. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: Gandapura, kapas sedeki (Lampung). Jawa: kakapasan, kaworo (Sunda), kapasan, 

kasturi, regula, rewulaw, waron (Jawa), kastore bukal (Madura). Maluku: kasturi (Ternate). NAMA ASING Huang kui 

(C), musk mallow (I). NAMA SIMPLISIA Abelmoschi Radix (akar kapasan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Akar rasanya agak manis, sifatnya sejuk. Pereda panas (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), antiradang, dan 

melancarkan pengeluaran nanah. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian utama yang digunakan adalah akar. Selain itu, biji, daun, dan bunga juga berkhasiat sebagai obat. Daun dan 

akar digunakan sebagai bahan segar.

INDIKASI

Akar digunakan untuk pengobatan : 

- demam tinggi,

- batuk,

- sukar buang air besar (konstipasi), dan 

- batu saluran kencing.

Biji digunakan untuk mengatasi : 

- sakit kepala.

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 10-15 g akar segar, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, cuci daun segar, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan tersebut pada bisul, koreng, 

atau pada tulang yang patah (fraktur), lalu balut dengan kain perban. Cara lain, rendam bunga dalam minyak 

kelapa, lalu oleskan pada luka bakar atau luka akibat tersiram air panas.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Batuk

Cuci 10 g akar kapasan segar, lalu potong tipis-tipis. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin, 

saring dan minum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Catatan

Daun, bunga, dan biji bisa digunakan untuk membasmi serangga.

Komposisi :

Akar mengandung minyak asiri, lemak, asam palmitat, sterol/ terpen. Biji mengandung a-cephalin, fosfatidilserine, 

plasmalogen, fosfatidilkoline plasmalogen, ambrettolid, ambretol, afamesol, furfural, tanin clan minyak asiri. Daun 

kering mengandung a-sitosterol, a-D-glikosida, dan tanin. Bunga mengandung a-sitosterol, mirisetin, dan glikosida.

Kapulaga

(Amomum compactum Soland ex Maton,) 

Sinonim : Arnornun cardamornum Willd. Arnomlnn capulaga Spangue & Burk.

Familia : Zingiberaceae.
Uraian :

Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Berbatang semu, bulat, membentuk 

anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 

cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, 

panjang lebih kurang 12,5 mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Amomi Fructus; Buah Kapulaga.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Pahit, menghangatkan, dan membersihkan darah. Khasiat Ekspektoran dan karminatif. PENELITIAN 

Datten Bangun, Semin Tarigan, Nazaruddin Umar, dkk. Bagian Farmakologi, FK USU dan Jurusan Farrnasi, FMIPA 

USU. Telah melakukan penelitian infus rimpang Kapulaga terhadap efek analgesik pada mencit. Dari hasil penelitian 

tersebut ternyata infus 10% dengan takaran 10 ml/kg bb, telah menunjukkan efek analgesik. Semakin besar 

takarannya, semakin besar perpanjangan waktu reaksi (PWR). 

Pemanfaatan :

Bagian yang Digunakan 

Buah.

Kegunaan 

Buah:

1. Aroma jamu.

2. Napas/mulut bau. 

3. Perut kembung.

4. Radang tenggorokan. 

5. Suara parau.

RAMUAN DAN TAKARAN

Napas/Mulut Bau 

Ramuan:

Buah Kapulaga 10 butir

Daun Pegagan 1 genggam

Air secukupnya

Cara pernbuatan: Dipipis.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari, pagi hari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari. Untuk pemeliharaan diminum 3 kali seminggu. Usahakan buang air besar 

secara teratur, dan gosok gigi sehabis makan.

Perut Kembung dan Mulas 

Ramuan:

Buah Kapulaga(sangrai dan tumbuk kasar) 7 butir 

Biji Jati Belanda(disangrai dan tumbuk kasar) 10 butir

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh

Cara pemakaian:Diminum seperti minum teh, sehari 100 ml.

Radang Tenggorokan 

Ramuan:

Buah Kapulaga (tumbuk kasar) 10 butir

Rimpang Kunyit (tumbuk kasar) 6 gram

Air mendidih 100 ml

Cara pembuatan: Diseduh.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Komposisi :

Buah: Minyak atsiri, minyak lemak, zat pati, gula, dan protein.
Kastuba

(Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch.) 

Sinonim : Poinsettia pulcherrima R. Grah.

Familia : Euphorbiaceae

Uraian :

Kastuba berasal dari Meksiko. Umumnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman￾taman. Kastuba bisa ditemukan pada 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok 

jika ditanam pada ketinggian 600 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1,5-4 m ini memiliki  batang berkayu, 

bercabang, dan bergetah seperti susu. Daunnya tunggal, bertangkai, tangkai daun yang muda berwarna merah clan 

hijau sesudah  tua, letaknya tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang besar 

umumnya memiliki  2-4 lekukan, ujung clan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 2,5-6 

cm, dan bagian bawah memiliki  rambut halus. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas 

disebut cyathium, keluar dari ujung tangkai. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk 

lanset, warnanya merah atau kuning. Cyathium tingginya 1 cm, hijau dengan taju merah clan satu kelenjar besar, 

pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari berwarna merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 

cm, ketika masih muda berwarna hijau dan cokelat sesudah  tua . Biji bulat dan berwarna cokelat. Pohon merah 

memiliki banyak varietas yang berasal dari Eropa dan merupakan hasil pemuliaan. Hasilnya, tanaman menjadi lebih 

pendek, daun lebih lebar, dengan warna daun pelindung yang bermacam-macam, seperti merah menyala, pink, 

atau putih. Tanaman ini merupakan tanaman rumah yang favorit selama hari Natal karena daun bunganya yang 

berwarna menyala. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: denok, puring benggala. Jawa: kastuba, ki geulis (Sunda), godong racun, wit racun, 

racunan, pohon merah (Jawa), racun, kedapa (Bali). NAMA ASING Yi ping hong, ye xiang hua (C), christmas flower, 

eastern flower, lobster flower, poinsettia (I). NAMA SIMPLISIA Euphorbiae pulcherrimae Herba (herba kastuba).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, sepat, sifatnya sejuk, toksik. Berkhasiat sebagai perangsang muntah, menormalkan siklus haid, 

menghentikan perdarahan (hemostatis), mempercepat penyembuhan tulang yang patah, menghilangkan bengkak, 

dan melancarkan keluarnya ASI (galaktagog).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah seluruh tanamannya. Untuk penyimpanan, lakukan 

pengeringan.

INDIKASI

Kastuba digunakan untuk pengobatan: 

- datangnya haid yang tidak teratur, 

- darah haid banyak (menoragia), 

- disentri, TB paru,

- air susu ibu sedikit,

- tulang patah (fraktur), dan

- bengkak karena terbentur (memar). 
CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, gunakan 10-15 g bahan yang direbus.

Untuk pemakaian luar, giling daun segar secukupnya sampai halus, lalu turapkan kebagian yang sakit, seperti 

radang kulit, erisipelas, luka berdarah, bengkak karena terbentur (memar), dan bengkak karena tulang patah.

CONTOH PEMAKAIAN

Radang kulit, erisipelas, luka, memar

Cuci daun kastuba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Turapkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--

3 kali sehari. Hentikan jika timbul lepuh.

Melancarkan keluarnya ASI

Cuci bunga kastuba segar sebanyak 10 g, lalu rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. sesudah  dingin, 

saring clan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan:

Kastuba merupakan tanaman obat berracun. Getahnya sangat iritatif, jika mengenai kulit sering menimbulkan 

lepuh kecil (vesikel). Jika digunakan sebagai obat minum, menyebabkan muntah dan diare. Hati-hati minum 

rebusan herba ini, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Komposisi :

Daun mengandung alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang mengandung saponin, sulfur, lemak, 

amylodextrin, asam format, dan kanji.

Katu

(Sauropus androgynus (L,) Merr.) 

Sinonim : Sauropus albicus BL. Sauropus sumatranus Miq Sauropus indicus Wight.

Familia : Euphorbiaceae.

Uraian :

Tanaman perdu, tinggi 2-5 meter. Batang berkayu, bulat, bekas daun tampak jelas, tegak, daun muda berwarna 

hijau dan sesudah  tua berwarna cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi 

rata, panjang 1-6 cm, lebar 1-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk bentuk payung di ketiak 

daun, mahkota bulat telur, warna ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, diameter Iebih kurang 1,5 mm, warna hijau 

keputih-putihan.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA: Sauropi Folium; Daun Katu. Sauropi Radix; Akar Katu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat Khas Manis, mendinginkan, dan membersihkan darah. Khasiat Antipiretik dan laktagog. PENELITIAN Tjandra 

Sridjaja Pradjonggo, Wahjo Dyatmiko, Troet Soemarno, dkk. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian 

daun Katu terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina menyusui. Hasil penelitian tersebut adalah 

sebagai berikut. 1. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 10% dan kelompok yang tidak diberi infus ada 

perbedaan yang bermakna. 2. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang tidak diberi infus 
ada perbedaan yang bermakna. 3: Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang diberi infus 

10% ada perbedaan yang bermakna. Djuniati Kustifah, 1991. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan 

penelitian pengaruh infus daun Katu terhadap produksi air susu mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus 

daun secara per oral dapat meningkatkan kuantitas produksi air susu mencit. Agik Suprayogi, 1993. Fakultas 

Kedokteran Hewan IPB Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Katu terhadap peningkatan produksi 

susu kambing. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata larutan ekstrak daun Katu 20% yang diberikan secara in vitro 

dapat meningkatkan produksi air susu > 20%. kamposisi susu tidak berubah, terjadi peningkatan aktifitas 

metabolisme glukosa sebesar > 50%. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Daun dan akar.

KEGUNAAN 

Daun:

1. Demam

2. Pelancar ASI 

3. Suara parau.

Akar:

1. Demam

2. Kencing sedikit 

3. Lepra (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Demam dan Kencing Sedikit 

Ramuan:

Akar Katu 4 gram

Air 110 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus.

Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Pelancar ASI

Daun Katu segar beberapa helai, dibuat sayuran. Selain daun Katu dapat digunakan daun Bayam, daun Lembayung, 

daun Sawi, Kacang Panjang, Kacang Koro, Jantung Pisang, buah Labu Air, buah Labu Merah, dan lain lain. Semua itu 

dijadikan sayuran dan dimakan secara bergantian. Makan harus teratur dan dipilih makanan yang bergizi.

Komposisi :

Senyawa steroid dan senyawa polifenol.

Kayu Manis (padang)

(Cinnamomum burmani (nees) Bl.) 

Sinonim : Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.

Familia : Lauraceae.
Uraian :

Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun 

muda merah pucat sesudah  tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. 

Buah buni, buah muda berwarna hijau dan sesudah  tua berwarna hitam. Akar tunggang.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry 

Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit 

Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) memiliki  daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 

(berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien 

fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan 

penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil 

penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus 

pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Kulit kayu dan daun.

KEGUNAAN 

1. Mencret. 

2. Membangkitkan nafsu makan..

3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional.

4. Nyeri pinggang

5. Rematik. 

6. Sakit perut.

RAMUAN DAN TAKARAN

Mencret

Selain minum obat mencret sebaiknya juga diberi tapal

ramuan :

Kayu Manis (Padang) 3 gram

Buah Kayu Ules 2 gram

Rasuk Angin 2 gram

Rimpang Kencur segar 8 gram

Ketumbar 3 gram

jintan Hitam 2 gram

Mungsi 2 gram

Rimpang Lempuyang 10 gram

Pulosari 2 gram

Buah Adas 2 gram

Biji Kedawung 4 butir

Air sedikit

Cara pembuatan: Dipipis hingga menjadi pasta.

Cara pemakaian: Ditapalkan di seluruh bagian perut dan pakailah gurita.

Komposisi :

Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendirKayu Putih

(Meialeuca leucadendra L.) 

Sinonim : M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, 

Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali sesudah  terjadi kebakaran. 

Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang 

hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, 

kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak 

beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, 

agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 

4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun 

berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu 

putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala 

putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya 

coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat 

tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, 

dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas 

daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui 

proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning￾kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.

Nama Lokal :

Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; 

Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono 

(Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang 

dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.

KEGUNAAN:

Daun:

- Rematik.

- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).

- Radang usus, diare, perut kembung.

- Radang kulit.

- Ekzema, sakit kulit karena alergi.

- Batuk, demam, flu.

- Sakit kepala, sakit gigi.

- Sesak napas (asma)

Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.

PEMAKAIAN:

Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.

Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, 

ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:

1. Rasa lesu dan lemah, insomnia: 

 Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus 
dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring. 

 minum.

2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare: 

 Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai 

 tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, minum.

3. Radang kulit, ekzema: 

 Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 

 gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk 

 mencuci bagian kulit yang sakit.

4. Luka bernanah: 

 Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada 

 luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah 

 dari luka tersebut dan membersihkannya.

CATATAN :

- Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih 

 (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh 

 yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala, 

 pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut 

 kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang 

 sebagai obat batuk.

· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka 

 gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat 

 menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur 

 dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang 

 terbentuk sesudah  dikocok, tidak akan cepat menghilang.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. 

Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda 

kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat 

sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, 

Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.

Kecubung

(Datura metel, Linn.) 

Sinonim : Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fasttuosa, Linn. var alba C.B. Clarke.

Familia : Solanaceae

Uraian :

Kecubung (Daura Metel) termasuk tumbuhan jenis perdu yang memiliki  pokok batang kayu dan tebal. 

Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun 

demikian, tinggi dari tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan pada bagian 
tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga kecubung menyerupai terompet dan 

berwarna putih atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan 

yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil 

berwarna kuning kecoklatan. Selain Kecubung Kasihan (Datura Metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung Kecil 

(Datura Stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia Suaveolens, Humb, Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). 

Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain 

tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. 

Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.

Nama Lokal :

Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), ; Bembe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram); 

Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate); Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul, Eksim; 

Pemanfaatan :

1. Asma (Mengi atau Bengek)

 a. Bahan: 10 lembar daun kecubung

 Cara membuat: Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur 

 sampai kering;

 Cara memakai: Dipakai untuk merokok dengan bungkus 

 kelobot jagung. 

 b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya

 Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan

 dijemur sampai kering; 

 Cara memakai : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya 

 tembakau.

2. Reumatik

 Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa

 Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu, 

 kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api;

 Cara memakai : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan 

 pada bagian yang sakit.

3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul

 Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya;

 Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai 

 halus dan dibuat adonan sampai merata;

 Cara memakai: dipakai untuk bedak atau param gosok pada 

 bagian yang sakit.

4. Eksim

 Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa;

 Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan 

 minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api;

 Cara memakai: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk 

 menggosok bagian badan yang kena eksim.

Komposisi :

Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, 

atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis 

kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas 

sebagai obat luar. Perhatian!! Apabila seseorang keracunan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Dan untuk 

melawan keracunan tersebut adalah dengan minum kopi yang keras dan usahakan supaya menghirup udara segar 

sebanyak-banyaknya.
Kecubung Gunung

(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P) 

Sinonim : Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B.

Familia : solanaceae.

Uraian :

Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di negara kita , umumnya tumbuh liar di 

daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan 

ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang￾cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur 

atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, 

pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 

4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota 

berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak 

pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. 

Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek 

dan biji. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali). NAMA ASING Datura, angel's trumpet (I). 

NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga kecubung gunung).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan penghilang nyeri (analgesik). 

EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan 

dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair, 

1990). 

Pemanfaatan :

Bagian yang digunakan adalah bunga. 

Bunga digunakan untuk mengatasi : 

- sesak napas,

- nyeri haid, dan 

- sakit perut.

CARA PEMAKAIAN

Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Sesak napas

Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.

Catatan: Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Komposisi :

Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasiKedelai

(Glycine max, (Linn.) Merrill.) 

Sinonim : Glycine soja, (Linn), Sieb. G. soja, (Linn), Zucc. 

Familia : Fabaceae

Uraian :

Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk negara kita , terutama Jawa sekitar 

tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. 

Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan 

kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. Kedelai memiliki  perawakan kecil 

dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk 

sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan 

batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih 

dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya memiliki  bulu-bulu yang kasar berwarna 

coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 

500 m di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Soybean (Inggris), Kedelai (negara kita ), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui 

(Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung

Pandang); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Sakit ginjal, Reumatik; 

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

 Bahan: 1 genggam biji kedelai hitam

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga 

 tinggal 1 gelas dan disaring untuk diambil airnya

 Cara memakai: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara rutin setiap hari.

2. Sakit Ginjal

 Bahan: 3 sendok makan biji kedelai.

 Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga

 tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.

 Cara memakai: diminum pada pagi hari sesudah  bangun tidur 

 dan dilakukan secarar rutin setiap hari.

3. Reumatik

 Bahan: 1 sendok makan biji kedelai hitam, 1 sendok makan kacang 

 hijau, dan 2 sendok makan kacang tanah.

 Cara membuat: semua bahan tersebut digoreng tanpa minyak

 (sangan = Jawa), kemudian ditumbuk (digiling) sampai halus.

 Cara memakai: dimakan 2 kali sehari 1 sendok teh, pagi dan 

 sore.

Komposisi :

Kandungan Kedelai (100 gr.) - Protein 34,9 gram - Kalori 331 kal - Lemak 18,1 gram - Hidrat Arang 34,8 gram -

Kalsium 227 mg - Fosfor 585 mg - Besi 8 mg - Vitamin A 110 SI - Vitamin B1 1,07 mg - Air 7,5 gram
Keji Beling

(Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) 

Sinonim : Strobilantes crispus, Bl. Sericocalyx crispus, (Linn.), Bremek.

Familia : Acanthaceae

Uraian :

Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu 

menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai 

semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan 

apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan 

jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm 

(ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak 

terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan 

laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · 

Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · 

Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm 

dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : 

sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. 

Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang 

tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m.

Nama Lokal :

Keji Beling (negara kita ), Ngokilo (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam; 

Pemanfaatan :

1. Tumor

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, 

 durian, lengkong, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vitzin.

2. Diabetes Mellitus

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: makanan yang manis-manis.

3. Lever (sakit Kuning)

 Bahan: Daun Keeji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan
secara teratur.

 Pantangan: makanan yang mengandung lemak.

4. Ambeien (wasir)

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan 

 secara teratur.

 Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.

5. Kolesterol tinggi

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan

 secara teratur.

 Pantangan: makanan yang berlemak.

6. Maag

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 3 lembar.

 Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan

 secara teratur.

 Pantangan: makanan pedas atau asam.

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam

 Bahan: Daun Keji Beling mentah dan segar 1 lembar.

 Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga 

 daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali 

 sesudah  berselang 2 jam.

Komposisi :

Daun kejibeling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya.

Kelapa

(Cocos nucifera, Linn.) 

Familia : Palmaceae

Uraian :

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang memiliki  buah berukuran cukup besar. Batang 

pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya 

berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. 

Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus 

dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap 

tangkainya.

Nama Lokal :

Coconut (Inggris), Cocotier (Perancis); Kelapa, Nyiur (negara kita ), Kambil, Kerambil, Klapa (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Keracunan, Panas dalam, Sakit panas, Demam berdarah, morbili; Influenza, Kencing batu, Sakit saat haid, Cacing 

kremi, Sakit gigi; Ubanan, Ketombe; 
Pemanfaatan :

1. Keracunan

 Bahan: 1 butir kelapa hijau;

 Cara membuat: dilubangi ujungnya;

 Cara memakai: Airnya diminum sampai habis.

2. Sakit panas dalam

 Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telor ayam kampung mentah;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung 

 yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian 

 dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut;

 Cara memakai: diminum pada siang hari

3. Sakit panas

 Bahan: 1 gelas air kelapa muda dan 1 sendok madu;

 Cara membuat: kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai rata;

 Cara memakai: 

 Untuk dewasa: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

 Untuk balita: 2 kali sehari, 1/2 cangkir the;

4. Demam berdarah

 Bahan: 1 butir buah kelapa dan 1 butir jeruk nipis;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, jeruk nipis diperas 

 untuk diambil airnya, kemudian air jeruk nipis dimasukan ke dalam 

 buah kelapa dan diaduk sampai merata; 

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

5. Kencing batu

 Bahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telur ayam kampung mentah;

 Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampung 

 yang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudian 

 dimasukan ke dalam buah kelapa tersebut.

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Mengurangi sakit waktu haid

 Bahan: 1 gelas air kelapa hijau dan 1 potong gula aren;

 Cara membuat: Kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai merata;

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore, selama 3 hari berturut-turut.

7. Influenza

 Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari;

 Cara membuat: buah kelapa dan kencur diparut, kemudian kedua 

 bahan tersebut dicampur merata, ditambah 1 gelas air masak dan 

 diperas untuk diambil airnya;

 Cara memakai: diminum 1 kali sehari.

8. Morbili

 Bahan: 2 helai daun kelapa kering, 1/2 genggam daun korokot, 1/2 

 rimpang dringo bengle, 1/2 genggam daun petai cina, adas 

 pulawaras secukupnya;

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus;

 Cara mengunakan: digunakan sebagai bedak untuk seluruh tubuh si penderita.

9. Mengusir cacing kremi

 Bahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 buah wortel;

 Cara membuat: buah kelapa dan wortel diparut, kemudian kedua 

 bahan tersebut dicampur, ditambah 1 gelas air, diperas dan disaring;

 Cara memakai: diminum malam hari menjelang tidur.

10. Sakit gigi berlubang
Bahan: tempurung (batok)

 Cara membuat: tempurung kelapa dibakar dan minyak yang keluar 

 di pinggir api diambil dengan kapas dan digulung sebesar lubang gigi;

 Cara memakai : dimasukan ke dalam lubang gigi yang sakit.

11. Ubanan

 Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua , air buah kelapa itu sendiri;

 Cara membuat: buah kelapa diparut dan diperas dengan air kelapa 

 itu sendiri untuk diambil santannya; kemudian air santan tersebut 

 diberi garam secukupnya dan diaduk sampai merata, kemudian 

 diembunkan semalam di luar rumah;

 Cara memakai: Sebagian dari santan tersebut dipergunakan 

 untuk mengurut bagian yang beruban dan dibiarkan 10 -15 menit, 

 sebagian santan lagi dipergunakan untuk keramas secara teratur 3 hari sekali.

12. Ketombe

 Bahan: 1/2 butir buah kelapa tua dan 1/4 buah nanas, 1 butir jeruk

 nipis, 11/2 gelas air kelapa itu sendiri;

 Cara membuat: buah kelapa dan nenas diparut untuk diambil 

 airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur sampai merata dan disaring;

 Cara memakai: dipergunakan untuk keramas 5 hari sekali.

Komposisi :

Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah 

tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 

gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, 

dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. 

Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi 

kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat 

arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri 

dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 

gram.

Kelingkit Taiwan

(Malpighia coccigera Linn.) 

Familia : Malpighiaceae

Uraian :

Pertama kali ditemukan oleh Marcello Malpighi, seorang ahli ilmu pengetahuan berkebangsaan Itali (1628--1693). 

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh subur di segala jenis tanah, terutama di tanah Hat. Kelingkit 

Taiwan sering ditemukan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias sampai ketinggian 800 m dpl. Perdu dengan 

tinggi 0,5--2,5 m ini memiliki  ranting lurus yang menjulur, penuh dengan daun sehingga tampak rimbun. Daun 

tunggal, letaknya berhadapan, bentuknya oval dengan pangkal membulat, bagian tepi terdapat bagian-bagian yang 

bergigi menyerupai duri, panjang 1--2 cm, tebal seperti kulit, permukaan mengilap, warnanya hijau tua. Bunga di 
ketiak, warnanya putih atau ros pucat. Buah keras (1--2 buah), besarnya sekitar 1 cm, bertangkai, warnanya merah, 

dan berbiji. Perbanyakan dengan stek batang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Daun selaput, daun serut. NAMA ASING Mirten. NAMA SIMPLISIA Malphigiae coccigerae Folium 

(daun kelingkit taiwan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Menghilangkan panas, bengkak, dan dahak. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya.

INDIKASI

Daun digunakan untuk:

- menghentikan muntah akibat lambung panas,

- janin dalam kandungan bergerak terus karena ibu terlalu panas,

- gelisah, sukar tidur (insomnia), 

- lidah kaku dan sukar bicara,

- rematik, dan 

- hepatitis. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk obat yang diminum, rebus 100--250 g daunnya dalam bentuk segar.

Untuk pemakaian luar, cuci bersih daun segar, lalu tumbuk sampai halus. Kompreskan pada bisul atau abses. 

CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT

Hepatitis akut dan kronis

Cuci daun kelingkit taiwan yang masih segar (dua genggam), lalu rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa 

separuhnya. sesudah  dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas. 

Bisul, abses

Cuci daun segar (250 g), lalu tambahkan beberapa potong tang kwe. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu 

gelas. sesudah  dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Kelor

(Moringa oleifera, Lamk.) 

Sinonim : Moringa pterygosperma, Gaertn. 

Familia : Moringacaea

Uraian :

Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. 

Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak 

terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi memiliki  akar yang kuat. 

Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat 

berkembang biak dengan baik pada daerah yang memiliki  ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan 

laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor
keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut 

klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). 

Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Nama Lokal :

Kelor (negara kita , Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo 

(Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, 

Cacingan; Luka bernanah; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Kuning

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas 

 air kelapa hijau;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa 

 dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.

 Cara memakai: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu

 Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;

 Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; 

 Cara memakai: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Rabun Ayam

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas 

 air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.

 Cara memakai: diminum sebelum tidur.

4. Sakit Mata

 Bahan: 3 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan 

 diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap;

 Cara memakai: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.

5. Sukar Buang Air Kecil

 Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau worteL yang telah diparut dalam jumlah yang sama;

 Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. 

 Cara memakai: diminum setiap hari.

6. Cacingan

 Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;

 Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara memakai: diminum

7. Biduren (alergi)

 Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya;

 Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. 

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore

8. Luka bernanah

 Bahan: 3-7 gagang daun kelor;

 Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. 

 Cara memakai: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan 

pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.
Kembang Bokor

(Cydrangea macrophylla [Thunb.] Seringe) 

Sinonim : Viburnum macrophylla Thunb.

Familia : Saxifragaceae

Uraian :

Kembang bokor berasal dari Jepang. Biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. 

Perdu menahun ini tegak, berbatang kuat, warnanya hijau sewaktu muda, dan memiliki  tinggi 0,5--1 m. Daun 

tunggal, bertangkai, letaknya berhadapan bersilang. Helaian daun lebar dan tebal, bentuknya bulat telur, pangkal 

dan ujungnya runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip, warna permukaan hijau tua, dan bagian bawah hijau 

kekuningan. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai, membentuk rangkaian yang membulat dengan 

diameter dapat mencapai 20 cm, warnanya putih, merah muda, dan akan menjadi biru. 

Nama Lokal :

NAMA ASING Yang siu chiu (C), hydrangea (I). NAMA SIMPLISIA Hydrangeae macrophyllae Herba (herba kembang 

bokor).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kembang bokor rasanya pahit dan sedikit pedas, sifatnya dingin, sedikit toksik. Berkhasiat sebagai antiradang dan 

antimalaria.

Pemanfaatan :

Bagian yang tanaman yang digunakan sebagai obat adalah herba dan akarnya. Bisa digunakan segar atau yang telah 

dikeringkan.

Herba kembang bokor digunakan untuk mengatasi: 

malaria, demam,gelisah (ansietas), sakit tenggorok.

CARA PEMAKAIAN

- Untuk obat yang diminum, gunakan 9--15 g herba yang direbus.

- Untuk pemakaian luar cuci herba secukupnya, lalu rebus. Airnya digunakan untuk mencuci ekzema pada kantung 

buah zakar dan kurap.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Malaria

Rebus herba kembang bokor dan daun murbei (Morus alba L.) (masing-masing 9 g) dengan tiga gelas air sampai 

tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan minum dua jam sebelum terjadi serangan malaria. 

Sakit tenggorok

Cuci akar segar kembang bokor secukupnya, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan cuka apel yang telah 

diencerkan secukupnya, giling sampai halus, lalu peras. Gunakan airnya untuk kumur tenggorok (gargle).

Ekzema pada kantung buah zakar

Cuci herba kembang bokor, herba bayam duri (Amaranthus spinosus L.), dan daun ketepeng cina (Cassia alata L.) 

secukupnya, lalu rebus sampai mendidih. sesudah  dingin, gunakan untuk mencuci dan mengompres bagian yang 

ekzema.

Catatan

Kelebihan dosis menyebabkan mual.
Kembang Bugang

(Clerodentrum calamitosum L.) 

Familia : Verbenaceae

Uraian :

Di Jawa, terdapat dari dataran rendah sampai 750 m dpl., terutama pada daerah dengan musim kemarau yang 

panjang dan di tempat-tempat yang ternaungi. Tanaman ini dapat ditemukan di sekitar kampung, di kebun, tepi 

hutan dan jalan, kadang ditanam di pekarangan sekitar rumah sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Perdu, 

tumbuh tegak, tinggi 0,5-1 m, berakar tunggang dengan tunas akar menjalar di bawah tanah, bagian yang muda 

berambut pendek dan rapat. Batang berkayu, bercabang, di