tanaman herbal 3 2












































diameter sekitar 1 cm, warnanya putih kehijauan. Daun 

tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal meruncing, panjang 

4-9 cm, lebar 1,5-4 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai 

yang keluar dari ketiak daun, dengan 5 mahkota bunga berwarna putih yang bercangap sampai pada pangkalnya. 

Benangsari dan tangkai putik menjulang diluar mahkota. Buahnya buah batu, bentuknya bulat pipih berwarna 

hitam mengkilat, diameter sekitar 1 cm, dengan kelopak buah berwarna merah tua mengkilat. Bijinya keras, kecil, 

warnanya hitam. Perbanyakan dengan biji dan tunas akar. 

Nama Lokal :

Kembang bugang, keci beling, keji beling (Jawa),; Kayu gambir (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Disentri, Demam, Wasir, Kencing tidak lancar, Kencing nanah; Kencing batu, sifilis, Digigit ular; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, akar. 

KEGUNAAN: 

Daun: 

- Disentri. 

- Demam. 

- Wasir. 

- Kencing tidak lancar, kencing nanah. Kencing batu jenis calsium 

 oksalat dan triple-phosphate. 

- Sifilis (lues). 

Akar: 

- Digigit ular. 

Buah: 

- Disentri. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 9 lembar daun ukuran sedang atau 7 lembar daun ukuran besar, direbus. 

Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan sedikit minyak. Dipakai untuk pengobatan: Perut 

kembung (meteorismus), luka bakar, bisul, borok framboesia, radang ginjal (nephritis). 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Demam: 
10 g daun segar dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 

 menit. sesudah  dingin disaring, minum sekaligus. 

2. Digigit ular: 

 Sepotong akar sebesar ibu jari dicuci bersih dan dibilas dengan air 

 matang, lalu dikunyah. Airnya ditelan, ampasnya diletakkan pada 

 luka gigitan. 

3. Wasir : 

 9 lembar daun dicuci bersih dan dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

4. Kencing batu: 

 a. 8 lembar daun dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 x 3/4 gelas. 

 b. Daun kembang bugang, daun sarap, daun pecut kuda, daun 

 kumis kucing, masing- masing 7 lembar, direbus dengan 5 gelas 

 air bersih sampai tersisa 3 gelas. sesudah  dingin disaring, minum. 

 Sehari 3 x 1 gelas. 

5. Kencing nanah: 

 6 lembar daun kembang bugang, 10 lembar daun pegagan, 20 lembar 

 daun picisan, 25 lembar daun jinten, 12 sirip daun meniran, 9 lembar 

 daun murbei, 8 lembar daun sendok, 50 lembar daun kumis kucing, 

 8 lembar daun bengang, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong

 seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 

 2 1/4 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum, Sehari 3 x 3/4 

 gelas. 

CATATAN: 

Clerodendrum calamitosum L. atau kembang bugang, dikenal juga dengan nama: Keci beling.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menghentikan perdarahan, penghancur batu ginjal. KANDUNGAN 

KIMIA: Saponin, flavonoida, politenol, alkaloid, kalium.

Kembang Coklat

(Zephyranthes candida Herb.) 

Familia : Amaryllidaceae

Uraian :

Terna kecil berumbi, warga suku bakung-bakungan, tinggi 15 - 30 cm, berasal dari Chili dan Brasilia. Daunnya 

panjang dan pipih keluar dari bonggol umbi yang terletak di dalam tanah. Daun agak melengkung, licin. Bunga 
memiliki  tangkai, tunggal, warna putih dan dadu, berbentuk seperti corong yang menghadap ke atas. Biji warna 

hitam dan pipih. Umbi berwarna putih, berlendir.

Nama Lokal :

Kembang Coklat (negara kita ); Gan leng cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Lever (Gangguan hati), Kejang pada anak-anak, Ayan (Epilepsi); 

Pemanfaatan :

YANG DIPAKAI: Seluruh herba (tanaman).

KEGUNAAN: 

Gangguan fungsi hati (Lever), kejang pada anak-anak. ayan 

CARA PEMAKAIAN:

1. Epilepsi: 10 gr herba (Z.candida) + gula batu, direbus, minum.

2. Kejang pada anak-anak:

 a. 10 - 15 gr daun segar + gula batu, direbus, minum.

 b. 10 - 15 gr herba + garam, dilumatkan, untuk ditempel pada pelipis.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak manis, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Lycorine, 

tazettin, haemanthidine, nerinine.

Kembang Kertas

(Zinnia elegans Jacq.) 

Familia : Asteraceae 

Uraian :

Kembang kertas merupakan tanaman asli Meksiko, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1.400 m dpl. Tanaman 

ini menyukai tempat-tempat terbuka yang terkena cahaya matahari, biasa ditanam secara bergerombol di taman￾taman atau di pekarangan sebagai tanaman hias atau bunganya digunakan sebagai bunga potong. Terna menahun 

yang tumbuh tegak dan berambut kasar ini tingginya sekitar 30-50 cm, daunnya berwarna hijau, letaknya 

berhadapan. Helaian daun bentuknya memanjang, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, tulang daun 

melengkung. Bentuk bunganya seperti bunga Aster, dengan warna yang beraneka ragam seperti merah tua, merah 

muda, kuning atau biru keunguan yang keluar dari ujung batang. Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Kembang Kertas, Kembang ratna; Bai fi ju (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Disentri, Kencing nanah, Bisul, Sakit pada puting susu; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tumbuhan

KEGUNAAN :

- Disentri.

- Kencing nanah

- Bisul (furunculosis)
Sakit pada puting susu (papilla mammae)

PEMAKAIAN :

Untuk minum: 10 - 30 gram, direbus.

Pemakaian Luar: Secukupnya digiling halus dibubuhkan kebagian yang sakit.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tawar, sejuk

Kembang Pukul Empat

(Mirabilisjalapa Linn.) 

Sinonim : Jalapa congesta Moench. Nyctago hortensis, Bot.

Familia : Nyctaginaccae

Uraian :

Herba tahunan, tegak, tinggi 20 cm - 80 cm, berasal dari Amerika Selatan, banyak ditanam orang sebagai tanaman 

hias di pekarangan atau sebagai pembatas pagar rumah. Tumbuh di dataran rendah yang cukup mendapat sinar 

matahari maupun di daerah perbukitan. Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang basah, daunnya berbentuk 

jantung, warna hijau tua, panjang 2 cm - 11 cm, lebar 8 mm - 7 cm, pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi 

daun rata, letak berhadapan, memiliki  tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm. Bunganya berbentuk 

terompet, dengan banyak macam warna, antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang. 

Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya keras, warna hitam, 

berbentuk telur, dapat dibuat bedak. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 

7 cm - 9 cm dengan diameter 2 cm - 5 cm, isi umbi berwarna putih.

Nama Lokal :

Kembang pukul empat (negara kita , Sumatra), ; Kembang pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); Kederat, segerat, 

tegerat (Jawa), Kupa oras, cako raha (Maluku); Bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki (Sulawesi); Pukul 

ampa, turaga, bodoko sina, bunga tete apa (Sulawesi); Zi Mo li (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Amandel (Tonsilis), Infeksi saluran kencing, Kencing manis; Kencing berlemak, Keputihan, Erosi mulut rahim, 

Reumatik,; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Akar, daun dan buah, dapat dipakai untuk pemakaian luar.

KEGUNAAN:

1. Radang amandel (tonsillitis).

2. Infeksi saluran kencing (genito-urinary tract. infection), prostatitis.

3. Kencing manis (DM), kencing berlemak (chyluria).

4. Keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervival erosion).

5. Radang sendi yang akut (acute arthritis)

PEMAKAIAN: Akar 9 - 15 gr. kering atau 15 - 30 gr. segar.

PEMAKAIAN LUAR: 

Pembengkakan payudara (acute mastitis), bisul, koreng, luka terpukul, ezcema. Lumatkan tanaman segar untuk 

pemakaian luar atau rebus dengan air secukupnya untuk cuci.

Daun bersifat maturatif (mempercepat pematangan bisul).
CARA PEMAKAIAN:

1. Acute arthritis: 

 akar segar direbus, minum. Bila badan panas, ditambah tahu, bila 

 badan dingin ditambah kaki sapi, Bunga putih sebanyak 120 gr., 

 direbus, minum.

2. Bisul:

 a. Pada bisulnya dioleskan sedikit minyak kemiri. Daun kembang 

 pukul empat dilayukan di atas api, kemudian dioleskan sedikit 

 minyak kelapa, tengahnya dilubang dan letakkan di atas bisul.

 b. 10 lembar daun kembang pukul empat dicuci, kemudian

 dilumatkan, ditambah air garam secukupnya, ditempelkan pada

 bisul dan sekelilingnya, Ialu dibalut.

 c. Akar segar dibuang kuhtnya, kemudian dilumatkan dan ditambah 

 gula enau. Tempelkan pada bisulnya, sehari diganti 2 x (dua kali).

4. Jerawat: 

 Buahnya mengandung zat tepung, dibuat tepung bedak. Tepung 

 bedak ini ditambah air, kemudian dioleskan.

PERHATIAN:

Wanita hamil dilarang pakai. Untuk merebus, tidak boleh memakai bahan dari besi (panci, sendok, dll.)

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Tidak berbau, manis, rasa netral sejuk. Anti radang, peluruh air seni, 

memperlancar-sirkulasi dan menghilangkan hambatan aliran KANDUNGAN KIMIA: Akar mengandung betaxanthins. 

Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%).

Kembang Sepatu Sungsang

(Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook. f.) 

Familia : Myrtaceae

Uraian :

Kembang sepatu yang satu ini tidak termasuk Hibiscus rosa-Sinensis, karena berbagai macam perbedaan bentuk 

bunga dan daunnya. Tanaman ini umumnya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, atau sebagai tanaman 

pagar di pedesaan. Menurut kepustakaan, tanaman ini pada tahun 1901 dimasukkan ke Taiwan. Asalnya, mungkin 

dari Afrika tropis. Perdu tegak, tinggi 2-4 m, cabang bagian atas umumnya menggantung, Daun tunggal, bertangkai, 

bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, panjang 2-12 cm, lebar 1-7,5 cm, tumbuh berjejal 

diujung ranting. Bunga berdiri sendiri, keluar dari ketiak daun, letaknya tergantung ke bawah dengan tangkai yang 

panjangnya 8-16 cm, mahkota bunga malekuk ke atas. Mahkota bunga bentuknya khas, bercangap menyirip 

rangkap dengan taju sempit, berkesan compang-camping, warnanya merah cerah dengan pangkal lebih tua. 

Tabung benang sari lemas, panjangnya 8-9 cm. Bakal buah beruang lima. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. 

Nama Lokal :

Kembang Sepatu, kembang wora-wari, kembang lampu; Kembang enting-enting; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bisul, Abses; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun, pemakaian segar.

KEGUNAAN :

- Bisul

- Abses

PEMAKAIAN :

Pemakaian Luar : Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan 

diatas bisul atau abses, lalu dibalut.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Menghilangkan pembengkakan, anti radang, megeluarkan nanah dan 

menumbuhkan sel-sel baru.

Kembang Sore

(Abutilon indicum (L.) Sweet) 

Sinonim : Sida indicum, Linn. 

Familia : Malvaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-400 m dpl. Menyukai tempat terbuka seperti di hutan, semak, tanah kosong 

yang terlantar, kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Perdu tegak berumur panjang, tinggi 0,5-3 rn, 

pangkalnya kerapkali berkayu dengan ranting yang keluar dari bawah, berambut pendek dan rapat. Daun letak 

berseling, bertangkai panjang, bentuknya seperti jantung dengan ujung runcing, tepi bergerigi atau beringgit kasar, 

tulang daun menjari, panjang 3-11 cm, lebar 2,5-7 cm. Bunga tunggal dengan 5 daun mahkota berwarna kuning, 

diameter 2-2,5 cm, bertangkai yang panjangnya 2-6 cm, keluar dari ketiak daun dan mekar sesudah  tengah hari. 

Buah bentuknya seperti bola tertekan dengan tinggi 1,5 cm, penampang 2,5 cm, terdiri dari 15-20 celah yang berisi 

3 buah biji berbentuk ginjal. Herba ini merupakan tanaman yang menghasilkan serat berwarna putih. Perbanyakan 

dengan biji. 

Nama Lokal :

Cemplok (Jawa), Barulau, belalang sumpa (Palembang); Jeuleupa (Aceh), Kembang sore kecil (Maluku),; Gandera 

ma cupa (Ternate); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Wasir, Bisul, Sakit Telinga, TB Paru (Bronkhitis), Kencing batu; Reumatik, Cacing keremi, sakit gigi, gusi bengkak, 

Demam, Diare; Kaligata, gondongan, Batuk, Sembelit, Kencing nanah; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Seluruh tanaman. Untuk penyimpanan, herba sesudah  dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya, kemudian 

dijemur sampai kering. 

KEGUNAAN: 

Daun / seluruh tanaman: 

- Pembengkakan saluran telinga yang menyebabkan rasa sakit
pendengaran menurun atau teiinga berdenging (tinnitus). 

- Demam, gondongan (epidemic parotitis). 

- TB paru, radang saluran napas (bronchitis). 

- Kencing sedikit (oliguria), kencing nanah, kencing batu. 

- Radang kandung kencing, radang saluran kencing (urethritis). 

- Diare. 

- Bisul (furunkeo, kaligata (urticaria). 

- Sakit gigi, gusi bengkak. 

- Rematik. 

Akar: 

- Batuk. 

- Kencing nanah. 

- Diare. 

- Radang telinga tengah (otitis media). 

- Wasir. 

- Demam. 

Biji: 

- Disentri. Sembelit. Kencing nanah, cystitis kronis. Cacing keremi. 

- Bisul. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 

Seluruh tanaman: 15-30 g (bahan segar: 30-60 g), rebus. 

Akar: 10-15 g, rebus. 

Pemakaian luar: Daun dilumatkan sampai halus, untuk bisul dan koreng, 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Wasir: 

 150 g akar direbus dengan air secukupnya sampai kental. Diminum 

 100 cc, sisanya diuapkan ke lubang dubur selagi panas. 

2. Bisul: 

 1 buah biji kering digiling menjadi bubuk, lalu diseduh dengan 1 

 cangkir air panas, hangat-hangat diminum. Daunnya sesudah  dicuci 

 bersih dilumatkan dan tambahkan madu secukupnya, tempelkan 

 pada bisul. 

3. Sakit telinga, pendengaran menurun: 

 60 g herba segar atau 20-30 buah dicuci bersih lalu direbus dengan 

 daging tanpa lemak. sesudah  dingin disaring lalu diminum. Lakukan 

 setiap hari. 

4. Tuberkulose paru (TB paru) yang masih ringan: 

 30 g akar kembang sore, 30 g akar 1 lex asprelia, 15 g Mahonia 

 japonica, direbus. sesudah  dingin disaring, dibagi dalam 3 bagian 

 untuk diminum habis dalam satu hari. 

5. Kencing batu:

 Herba direbus, dipakai untuk merendam tubuh. Untuk tapalnya, 

 ambil daun secukupnya, sesudah  dicuci bersih lalu digiling sampai 

 halus dan dipakai sebagai tapal pada pinggang dan kandung 

 kemih. Harus sering diganti, karena daunnya berbau busuk. 

6. Rematik:

 Rebusan herba ini dipakai untuk mandi atau sebagai kompres pada 

 bagian tubuh yang sakit. 

7. Cacing kerami pada anak: 

 Biji digiling halus lalu digulung seperti rokok kemudian dibakar
Asapnya ditiupkan kelubang dubur. 

8. Sakit gigi, gusi bengkak: 

 Daun direbus, hangat-hangat dipakai untuk kumur-kumur. 

CATATAN : 

- Hati-hati bila pemakai sedang hamil. 

- Kasingsat (Cassia occidentalis)

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, tawar, netral. Membersihkan panas dan lembab di dalam tubuh 

(antipiretik), melancarkan peredaran darah, anti radang, peluruh dahak dan peluruh kencing (diuretik). Daun: 

Manis, kelat, hangat. Akar: Manis, tawar, sejuk. Peluruh kencing, menenangkan organ paru (pulmonary sedative), 

masuk kedalam meridian ginjal. Biji: Peluruh kencing, laksans, peluruh dahak, aphrodisiak. KANDUNGAN KIMIA: 

Asam amino, asam organik, zat gula dan flavonoid yang terdiri dari gossypin, gossypitrin dan cyanidin-3-rutinoside. 

Biji mengandung minyak raffinose (C18 H32 O16).

Kembang Sungsang

(Gloriosa superba L.) 

Sinonim : Methonica superba, lamk.

Familia : Liliaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar di semak belukar, hutan jati, kadang ditanam sebagai tanaman hias yang 

di rambatkan di pagar atau pergola dari daerah pantai sampai 300 m dpl. Asalnya dari daerah tropik di benua Asia 

dan Afrika, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari penuh. Rajin berbunga terutama diawal musim 

penghujan, serta dikenal memiliki  rimpang yang beracun, Terna tahunan yang berumur panjang, memanjat, 

tingginya mencapai 2,5 m, bercabang melebar. Batangnya lunak, memanjat dengan sulur yang terdapat diujung 

daun. Daun tunggal bentuk lanset, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 8-25 cm, lebar 1-4 

cm, warnanya hijau, Bunga kuncup bentuknya bulat memanjang, bertangkai panjang, ujungnya runcing menghadap 

ke bawah. Bila mekar, bunganya akan membalik keatas, mahkota bunga berjumlah enam yang bentuknya keriting, 

bagian atas warnanya merah, pangkalnya berwarna kuning kehijauan. Warna bunganya lama kelamaan akan 

menjadi merah keseluruhan dan tidak cepat layu. Buah panjangnya 4-5 cm. Bijinya banyak, warnanya merah 

oranye. Akarnya memiliki  rimpang yang horizontal dan besar. Perbanyakan dengan biji atau rimpang. 

Nama Lokal :

Kembang jonggrang, kembang kuku macan (Jakarta); Katongkat, kembang sungsang (Sunda), Mandalika (Bali); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Lumpuh, Sakit sendi, Panas tinngi, Kencing nanah, kramp; Badan membengkak, Sukar bersalin; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang. 

KEGUNAAN:

- Lumpuh. 

- Sakit pada persendian. 

- Panas tinggi, kramp. 
- Badan membengkak. 

- Kencing nanah. 

- Sukar bersalin. 

PEMAKAIAN: Untuk minum: 3 g. 

Pemakaian luar: Umbi secukupnya diparut, dipakai untuk menggosok dan menurap ekzema, kurap, kudis dan gatal 

gatal. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Ekzema: 

 1 jari rimpang kembang sungsang, 3/4 jari umbi bidara upas, dicuci 

 lalu diparut. Remas dengan 2 sendok makan minyak jarak, dipakai 

 untuk menggosok dan menurap kulit yang terkena ekzema, lalu dibalut. Ganti 2 x sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang beracun (toksik). Menghilangkan panas dalam, menghilangkan 

nyeri dan menghilangkan bengkak. KANDUNGAN KIMIA: Colchicine, alkaloid.

Kemuning

(Murraya paniculata [L..] Jack.) 

Sinonim : M. banati Elm. = M. exotica, Linn. = M. exotica var. sumatrana Koord. et Val. = M. glenieli Thw. = M. 

odorata, Blanco. = M. sumatrana, Roxb. = Chalcas paniculata, Linn. = C. camuneng Burm.f. = C. intermedia, Roem. = 

Connarus foetens, Blanco, = C. santaloides, Blanco.

Familia : Rutaceac

Uraian :

Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. 

Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam 

untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang 

banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 -

9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal 

runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, 

bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun 

atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau 

sesudah  tua merah mengilap, berbiji dua. 

Nama Lokal :

Kamuning (Sunda), kemuning, kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),; 

Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki, tanasa, kamone, kamoni 

(Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), ; Infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, 

sakit gigi,; Haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, ; Nyeri pada tukak (ulkus), kuli kasar, 

memar akibat benturan,; Rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema,; Bisul, koreng, epidemik 

encephalitis B, luka terbuka di kulit.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat. 

INDIKASI :

Daun dan ranting berguna untuk mengatasi: 

- radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi 

 saluran kencing, kencing nanah, 

- keputihan, 

- datang haid tidak teratur, 
- lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), 

 sakit gigi, 

- kulit kasar. 

Akar berguna untuk mengatasi: 

- memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo, 

- digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng. 

- epideniik encephalitis B. 

Kulit batang berguna untuk mengatasi: 

- sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus). 

CARA PEMAKAIAN : 

Akar dan daun kering sebanyak 9- 1 5 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus atau direndam arak, lalu rninum. 

Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Bisul 

 Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya 

 tersisa l gelas. sesudah  dingin disaring Lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 

2. Rematik, keseleo, memar :

 Akar kemuning kering sebanyak 15 - 30 g dicuci Lalu dipotong-

 potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 1/2 

 gelas, Lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, 

 Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

3. Memar :

 Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak, 

 dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di 

 atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 

4. Nyeri rematik sendi :

 Akar kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci, 

 tambahkan 3 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong 

 seperlunya Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam. 

 Semua bahan tersebut Lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :

 Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar 

 diteteskan ke dalam gigi yang berlubang. 

6. Melangsingkan badan :

 Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia) 

 masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari 

 kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil 

 diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul 

 diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.

7. Radang buah zakar:

 9 Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto 

 sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 airnya tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum 2 kali 

 sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 

8. Infeksi saluran kencing: 

 Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas 

 air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. sesudah  dingin 

 disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

9. Datang haid tidak teratur :

 Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing
masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1 

 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air 

 bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

10. Kulit kasar 

 Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai 

 lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan 

 tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur. 

CATATAN : 

- Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling. 

- Kapsul prolipid juga mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, 

geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan 

coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. 

Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Efek 

Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada 

percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, 

dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989). 2. Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 

200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI 

fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb 

menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan 

sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, 

Jan-Maret 1995). 3. Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan 

berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).

Kenanga

(Canangium odoratum, (Lamk.), Hook dan Thorms. (Lat) 

Sinonim : Hook dan Thorms. 

Familia : Annonaceae

Uraian :

Kenanga (Canangium odoratum) adalah tumbuhan berbatang besar sampai diameter 0,1-0,7 meter dengan usia 

puluhan tahun. Tumbuhan kenangan memiliki  batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi 

pohon ini dapat mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas 

pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota 

berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu￾garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Di pedesaan, kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. 

Tumbuhan liar yang kini mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 meter 

di atas permukaan laut. 
Nama Lokal :

Kenanga (negara kita ), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga 

(Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Malaria, Asma, Sesak nafas, Bronkhitis, Jamu sesudah  melahirkan; 

Pemanfaatan :

1. Malaria dan Asma

 Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan.

 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat.

 Cara memakai: disaring dan diminum secara teratur.

2. Sesak Nafas

 Bahan: ½ gemggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula putih. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

3. Bronkhitis

 Bahan: 2 kuntum bunga kenanga. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

4. Jamu Sehat sesudah  Melahirkan

 Bahan: bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih, 

 kunci pepet, kunyit, jongrahab, jalawe, dan jakeling. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 

 kemudian diseduh dengan air panas

 Cara memakai: disaring dan diminum;

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kenanga (Canangium odoratum) mengandung minyak yang khas kenanga.

Kencur

(Kaempferia galanga, Linn.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis 

empon-empon yang memiliki  daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang 

tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. 

Rimpang kencur memiliki  aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna 

coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun 

setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung 

dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim 

penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di 

tempat terbuka. 
Nama Lokal :

Kenanga (negara kita ), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga 

(Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Malaria, Asma, Sesak nafas, Bronkhitis, Jamu sesudah  melahirkan; 

Pemanfaatan :

1. Malaria dan Asma

 Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan.

 Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat.

 Cara memakai: disaring dan diminum secara teratur.

2. Sesak Nafas

 Bahan: ½ gemggam bunga kenanga dan 1 ½ sendok gula putih. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

3. Bronkhitis

 Bahan: 2 kuntum bunga kenanga. 

 Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum; dilakukan secara rutin pagi-sore.

4. Jamu Sehat sesudah  Melahirkan

 Bahan: bunga kenanga yang masih muda, kayu rapet, pegatsih, 

 kunci pepet, kunyit, jongrahab, jalawe, dan jakeling. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 

 kemudian diseduh dengan air panas

 Cara memakai: disaring dan diminum;

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kenanga (Canangium odoratum) mengandung minyak yang khas kenanga.

Kencur

(Kaempferia galanga, Linn.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis 

empon-empon yang memiliki  daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang 

tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. 

Rimpang kencur memiliki  aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna 

coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun 

setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung 

dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim 

penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di 

tempat terbuka. 
Nama Lokal :

Kencur (negara kita , Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa);

Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan 

darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah; 

Pemanfaatan :

1. Radang Lambung

 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari.

 Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; 

 Cara memakai: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian 

 minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh. 

2. Radang Anak Telinga

 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala. 

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat;

 Cara memakai: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung

3. Influenza pada bayi 

 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb)

 Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat. 

 Cara memakai: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.

4. Masuk Angin

 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat: kencur dikuliti bersih. 

 Cara memakainya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, 

 kemudian minum 1 gelas air putih.Dapat dilakukan 2 kali sehari. 

5. Sakit Kepala 

 Bahan: 2-3 lembar daun kencur.

 Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus. 

 Cara memakainya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.

6. Batuk 

 a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. 

 Cara memakai : diminum dengan ditambah garam secukupnya.

 b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari.

 Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; 

 Cara memakai : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin.

7. Diare 

 a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. 

 Cara memakai : diolsekan pada perut sebagai bedak.

 b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. 

 Cara memakai : dioleskan pada perut sebagai bedak.

8. Menghilangkan Darah Kotor 

 Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, 

 adas pulawaras secukupnya.

 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum 2 kali sehari secara teratur.

9. Memperlancar haid 

 Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua,

 adas pulawaras secukupnya.
Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama 

 dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum sekali sehari 2 cangkir. 

10. Mata Pegal 

 Bahan : 1 potong rimpang 

 Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian. 

 Cara memakai : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.

11. Keseleo

 Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.

 Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya. 

 Cara memakai : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.

12. Menghilangkan Lelah.

 Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah. 

 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih 

 hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat 

 ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) 

berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, 

paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.

Ketepeng Cina

(Cassia alata, Linn.) 

Familia : Caesalpiniaceae 

Uraian :

Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat 

yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau 

sering disebut sebagai ketepeng kerbau memiliki  ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang 

letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina 

memiliki  mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna 

coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur 

pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut.

Nama Lokal :

Seven golden candlestik (Inggris), Ketepeng kebo (Jawa); Ketepeng cina (negara kita ), Ketepeng badak (Sunda); Acon￾aconan (Madura), Sajamera (Halmahera),; Kupang-kupang (Ternate), Tabankun (Tidore); Daun kupang, daun kurap, 

gelenggang, uru'kap (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Panu, Kurap, Kudis, Sembelit, Cacingan, Sariawan; 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : Daun.

KEGUNAAN :

1. Panu, kurap

 Bahan: 1 genggam daun ketepeng cina segar, sedikit tawas (atau 1

 sendok makan kapur sirih)

 Cara membuat: semua bahan direbus, dilumatkan sampai menjadi bubur

 Cara memakai: digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 x per hari 

2. Sembelit (susah buang air besar)

 Bahan: 7 lembar daun muda ketepeng cina segar, 

 Cara membuat: Bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1 gelas

 Cara memakai: diminum sekaligus

3. Sariawan 

 Bahan: 4 lembar daun ketepeng cina segar, garam secukupnya.

 Cara memakai: dicuci bersih, dikunyah dengan garam 

 secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit, 

 kemudian airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 

4. Cacing Keremi pada anak-anak

 Bahan: 7 lembar daun ketepeng cina segar, asam secukupnya untuk

 menghilangkan bau, 2 sendok teh bubuk akar kelembak.

 Cara membuat : Semua bahan direbus dengan 2 gelas air hingga 

 mendidih sampai menjadi 1 gelas, disaring.

 Cara memakai: Sesudah hangat diminum

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, hangat, insecticidal, menghilangkan gatal-gatal, pencahar, obat 

cacing, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit. KANDUNGAN KIMIA: Rein aloe-emodina, rein aloe￾emodina-diantron, rein, aloe emodina, asam krisofanat, (dihidroksimetilanthraquinone), tannin.

Ketepeng Kecil

(Cassia tora Linn.) 

Sinonim : Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk.

Familia : Caesalpiniaceae (Leguminosae)

Uraian :

Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi 

sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Batangnya lurus, pangkal batang 

berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk 

menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 -

3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut halus. 

Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun. Buahnya 

buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman 
perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran 

rendah sampai 800 m di atas permukaan laut.

Nama Lokal :

Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung air (ascites), sulit 

buang air besar; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, dikeringkan.

KEGUNAAN: ,

1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun 

 senja, glaucoma.

2. Tekanan darah tinggi.

3. Hepatitis, cirrhosis, ascites (Perut busung air).

4. Sulit buang air besar (habitual constipation).

PEMAKAIAN:

5 - 15 gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar.

CARA PEMAKAIAN: 

1. Tekanan darah tinggi: 

 15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning, 

 kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, 

 seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh.

2. Radang mata: 

 Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya, tempelkan pada kedua 

 pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa).

3. Cacingan pada anak: 

 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah 

 sedikit arak putih, diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa manit pahit dan asin, agak dingin. Pengobatan radang mata, 

peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk meridian liver (Purifies = membersihkan) dan 

meridian ginjal (Supports = menguatkan). KANDUNGAN KIMIA: Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe￾emodin, rhein, physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.

Ketimun

(Cucumis sativus L.)

Familia : Cucurbitaceae

Uraian :

I. URAIAN TANAMAN Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. 

Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara 
yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun 

sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga

berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Tanaman semusim, merayap atau merambat, berambut 

kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini memiliki  sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi 

tangkai daun. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7, dengan 

pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. 

Bunganya ada yang jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah 

bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, sesudah  tua warnanya kuning kotor, panjang 10--

30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, 

warnanya putih kotor. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus. Buahnya bisa 

dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis 

ketimun yang ada di pasar, seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun watang. 

Perbanyakan dengan biji. II. SYARAT TUMBUH a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · 

Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan · Bulan 

kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 170 C - 230 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : 

sedang - tinggi b. Tanah · Tekstur : lempung · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan 

tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8 · Kesuburan : tinggi 

2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Pencangkulan tanah sedalam 30 cm lalu diratakan, dibuat bedengan 

ukuran 120 cm x (300 - 500) cm. · Pada bedengan dibuat lubang dan diberi pupuk kandang 1 kg - 2 kg/lubang. b. 

Persiapan Bibit · Tanaman mentimun dapat diperbanyak dengan biji. c. Penanaman · Biji ditanam langsung ke 

dalam lubang tanam. Setiap lubang diberi 2 butir - 3 butir. · Jarak tanam 50 cm x 100 cm · Sediakan turus untuk 

merambat mentimun.

Nama Lokal :

Bonteng, katimun, timun, temon, antemon, boyuk (Jawa); Dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka, koto (Sumatra); 

Kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu (Sumatra); Betiak, betik, lepang (Kalimantan), Suai, bojo 

(Sulawesi);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Kulit gatal, Keracunan;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Buah, daun, biji. 

KEGUNAAN: 

Buah: 

- Tekanan darah tinggi. 

- Sariawan. 

- Demam.

- Jerawat. 

- Membersihkan muka berminyak. 

- Membersihkan ginjal. 

Biji: 

- Cacingan. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Secukupnya diparut atau dimakan mentah. 

Pemakaian luar: Buah secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Dipakai untuk kompres pada demam, dibubuhkan pada 

luka, luka bakar, bercak noda di kulit, jerawat, membersihkan kulit muka yang berminyak dan mengurangi kulit 

yang gatal. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Takanan darah tinggi: 

 2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya 

 diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.Lakukan 2-3 kali sehari. 

2. Sariawan: 
Setiap hari makan buah ketimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara rutin. 

4. Membersihkan ginjal: 

 Ketimun segar dicuci lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan 

 disaring. Airnya diminum sedikit demi sedikit sampai lambung 

 terbiasa menerima cairan ketimun. 

5. Demam:

 Ketimun secukupnya dicuci bersih, lalu diparut. Hasil parutannya diletakkan di atas perut. 

6. Jerawat: Buah ketimun dicuci lalu diiris-iris. 

 lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari

Komposisi: :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Buah: Penyegar badan, penyejuk, peluruh kencing, menghaluskan dan 

melemaskan kulit. Daun: Perangsang muntah. KANDUNGAN KIMIA: Biji: Minyak lemak, karoten. Daun: Kukurbitasin 

C, stigmasterol. Buah juga mengandung sedikit saponin, enzym pencernaan, glutathione, protein, lemak, 

karbohidrat, vitamin B dan C.

Ki Tolod

(lsotoma longiflora Presi.) 

Sinonim : Laurentia longiflora, (Linn.), Peterm. 

Familia : Campanuiaceae

Uraian :

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar 

pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 

1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam 

dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal 

menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, 

warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang 

berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji 

banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan. 

Nama Lokal :

Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit gigi, Asma, Bronkhitis, radang tenggorokan, Obat luka; Obat tetes mata, Obat kanker; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga atau seluruh tanaman. 

KEGUNAAN: 

Daun: 

- Sakit gigi. 

- Asma, bronkhitis, radang tenggorok. 
- Obat luka. Bunga: 

- Obat tetes mata. 

Seluruh tanaman: 

- Obat kanker.

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 3 lembar daun, direbus. 

Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, letakkan ditempat yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Bronkhitis, radang tonggorok: 

 3 lembar daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring lalu diminum. 

 Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore.

2. Sakit gigi: 

 2 lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi yang sakit. 

3. Obat luka: 

 Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus. 

 Tempelkan pada luka lalu dibalut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari. 

CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Getahnya beracun. Anti radang. KANDUNGAN KIMIA: Senyawa alkaloid 

yaitu lobelin, lobelamin, isotomin.

Klabet

(Trigonella foenoem-graecum L) 

Familia : Papilionaceae (Leguminoceae)

Uraian :

Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi 30 cm sampai 60 cm. Daun berbentuk bundar telur terbalik sampai bentuk 

baji. Bunga tunggal atau sepasang, keluar di ketiak daun, mahkota berwarna kuning terang. Buah polong gundul, 

memanjang atau berbentuk lanset. Buah berisi 10 sampai 20 biji.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Foenigraeci Semen; Biji Klabet.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pahit dan menghangatkan. KHASIAT Laksatif, ekspektoran, dan oroxigenik. PENELITIAN Sri Adi Sumiwi 

S.A., 1988. Studi Farmasi, FPS ITB. Pembimbing: Dr. Ny. N.C. Soegiarso. Telah melakukan penelitian pengaruh 

ekstrak biji Klabet terhadap spermatogenesis tikus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak biji Klabet 

berpengaruh terhadap spermatogenesis tikus jantan. 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Biji.

KEGUNAAN 

1. Asma. 

2. Batuk. 

3. Haid tidak teratur.

4. Membangkitkan nafsu makan. 

5. Pencernaan tidak baik.

6. Radang lambung.

7. Sakit kerongkongan. 

8. Wasir.

9. Bisul (obat luar).

10. Rambut rontok (obat luar). 

11. Rematik - nyeri otot (obat luar). 

12. Pelembut kulit (kosmetika).

RAMUAN DAN TAKARAN

Meningkatkan Pertumbuhan Rambut

Minyak Kemiri dikenal untuk mencegah rambut rontok. Untuk meningkatkan pertumbuhan rambut, pada minyak 

Kemiri ditambahkan biji Klabet.

Ramuan:

Serbuk biji Klabet 5 gram

Minyak Kemiri 100 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus. Campuran tersebut didiamkan selama semalam, kemudian dienaptuangkan.

Cara pemakaian: Sebagai minyak rambut.

Komposisi :

Alkaloid trigonelina, steroida, sapogenin, diosgenin, gitogenin, tigogenin, yamogenin, trilin, diosin, flavonoid vitexin, 

dan enzim.

Kol Banda

(Pisonia alba Span.) 

Sinonim : P. grandis, R.Br. = P. sylvestris T & B. var. alba. 

Familia : Nyctaginaceae

Uraian :

Kol banda merupakan tanaman asli negara kita , terutama di bagian timur Nusantara dan di Jawa serta tempat￾tempat lainnya. Tumbuh dengan baik di hutan, tepi pantai dan tempat-tempat terbuka lainnya seperti di 

pekarangan rumah sebagai tanaman pagar, di taman-taman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar dan dapat 

ditemukan dari 1-300 m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi sekitar 5-13 m, percabangan agak mendatar sehingga 

tampak rindang. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya jorong sampai memanjang, tepi rata atau bergerigi, ujung 

runcing, pangkal tumpul, panjang 9-24 cm, lebar 3-16 cm, tulang daun menyirip. Daun muda yang tumbuh di ujung 
batang warnanya putih sampai kuning pucat, sedang daun tua berwarna hijau muda. Bunganya kecil-kecil 

berbentuk tabung, merupakan bunga majemuk menggarpu dan jarang ditemukan. Daun muda dapat dimakan 

sebagai lalab mentah, direbus atau sebagai pembungkus buntil. Perbanyakan dengan cangkok, stek batang atau 

rantingnya, biasanya dipilih ranting yang cukup besar. 

Nama Lokal :

Kol bandang (Sunda, Jawa), safe (Roti), hale (Flores),; motong (Solor), hali (Alor), sayor bulan (Timor), kendu (Irian); 

kayu wulan, kayu bulan, kayu burang, kayu bulang, buring,; kai lolohun, kayu kulo (sulawesi), suwe, sayor putih, 

talang; air puiro, ai puti, ail putiil, kau fulan uta ambulane, hate bula, hate bulan (Maluku); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Asma, Bisul, Bengkak, Penebalan kulit, Mata ikan, sering kencing; 

Pemanfaatan :

Daun. 

KEGUNAAN: 

- Asma. 

- Bengkak-bengkak, bisul. 

- Penebalan kulit, mata ikan (clavus). 

- Sering kencing. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: Secukupnya. 

Pemakaian luar. Secukupnya, dipanaskan di atas api sampai lemas atau digodok dengan susu/santan untuk 

menurap bagian yang sakit. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Kaki bengkak: 

 Daun dicuci bersih lalu dipanaskan di atas api sampai terasa lemas, 

 kemudian diletakkan pada kaki yang bengkak. 

2. Bisul :

 Beberapa lembar daun muda, digodok dengan sedikit santan, 

 sesudah  lunak dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk 

 menurap seluruh permukaan bisul. 

3. Melunakkan kulit yang menebal dan mengeras (clavus): 

 Daun dicuci bersih lalu digodok dengan susu atau santan. sesudah  

 dingin ditempelkan kebagian kaki yang menebal. 

4. Sesak karena asma: 

 Beberapa lembar daun yang masih muda dicuci lalu diasapkan 

 sebentar, makan sebagai lalab matang. Lakukan 2 x sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Bau lemah tidak khas, rasa tawar. Anti radang (anti-inflamasi), 

pembunuh kuman (anti septik).

Kompri

(Symphytum officinale L. Em,) 

Familia : Boraginaceae
Uraian :

Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumpput basah atau pinggir selokan. Di 

negara kita  kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, 

tinggi 20 - 50 cm. Tumbuhan berbatang sernu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, 

permukaan berambut kasar, panjang 27 - 50 cm, lebar 4,5 - 14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh 

berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. 

Buah bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. 

Perbanyakan dengan pemisahan akar. 

Nama Lokal :

Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rematik, pegal linu, diare, tifoid, nyeri ulu hati, kanker payudara,; Radang saluran napas (bronkhitis), luka memar, 

borok, ; Kencing manis (diabetes melitus), patah tulang (fraktur), ; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik gout, 

radang usus,; Payudara bengkak karena ASI, gangguan lambung,; Batuk berdahak, radang amandel (tonsilis), darah 

haid banyak,; Kencing darah, liur berdarah, dan wasir berdarah.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar.

INDIKASI :

Daun berkhasiat untuk mengatasi: 

- rematik, pegal linu, 

- diare, 

- tifoid, 

- nyeri ulu hati, radang saluran napas (bronkitis), kencing manis (DM), 

- tekanan darah tinggi, dan 

- kanker payudara. 

Akar berkhasiat mengatasi: 

- luka memar, borok, luka pada paru, 

- tulang patah (fraktur), 

- rematik gout, 

- payudara bengkak karena bendungan ASI, 

- radang usus, gangguan lambung, 

- batuk berdahak, radang amandel (tonsilitis), radang saluran napas 

 (bronkitis), 

- rasa penuh di dada, 

- perdarahan: darah haid banyak, kencing darah, liur berdarah, dan 

 wasir berdarah. 

CARA PEMAKAIAN :

Akar segar sebanyak 20-30 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar yang digiling halus untuk 

menyembuhkan luka, ekzema, dan memar. Akar yang digiling halus dicampur sedikit kapur untuk menyembuhkan 

luka bemanah, borok di tungkai, bisul besar, wasir, gangren, rematik gout, dan tumor. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Rematik :

 Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Makan sebagai lalab. 

2. Rematik gout :

 Akar kompri segar secukupnya dicuci lalu digiling halus. Letakkan pada bagian tubuh yang sakit. 

3. Luka memar, borok, luka pada paru :

 Akar kompri segar sebesar 1 ibu jari dipotong-potong lalu direbus 

 dengan 1 gelas air bersih atau arak. sesudah  dingin disaring, lalu 

 dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore sama banyak. 

4. Rasa penuh di dada 

 Akar kompri segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong 
 seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. 

 sesudah  dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore. 

5. Tulang patah, luka terpotong, luka baru :

 Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada bagian 

 tulang yang patah atau luka terpotong, lalu dibalut. 

6. Payudara bengkak, wasir berdarah :

 Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada wasir 

 yang berdarah atau payudara yang bengkak. 

7. Tonsilitis, bronkitis, batuk berdahak :

 Akar kompri segar sebanyak 25 g dicuci lalu dipotong-potong 

 seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. 

 sesudah  dingin disaring, dibagi 2 sarna banyak. Minum pagi dan sore hari. 

8. Menghentikan perdarahan :

 Akar kompri segar sebanyak 20 g digiling halus. Air perasannya ditambah sedikit anggur, minum. 

CATATAN :

- Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan hati. 

- Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai 

 penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan. 

 Penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan 

 yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). 

- Untuk pemakaian luar, penggunaan daun kompri sebagai obat untuk 

 penyembuhan luka dan tulang patah tidak bermasalah.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Daun kompri mengandung symphytine, echimidine, anadoline, al- kaloid pyrrolizidine (PAs), 

tanin, minyak asiri, allantoin, dan vitamin (B 1, B2, C dan E). Alkaloid pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab 

kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid 

pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun. Efek Farkologis dan Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 

20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb memiliki  efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan 

sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988).

Kubis

(Brassica oleracea var. capitata) 

Familia : cruciferae (brassicaceae).

Uraian :

Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak. Yang lazim ditanam di negara kita , antara lain kubis, kubis 

bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. 

sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah Utara Perancis 

Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial. Kubis yang telah 

dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Untuk memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh 

sebagai tanaman biennial. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan curah 
hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, 

warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, 

daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda 

yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop 

samping pada kubis tunas (Brussel sprouts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai 

panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning. Buahnya buah polong berbentuk 

silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur panennya 

berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat 

dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak 

dengan biji atau setek tunas. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kol, kobis, kubis telur, kubis krop. NAMA ASING Cabbage. NAMA SIMPLISIA Brassicae capitatae 

Folium (daun kubis).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Melindungi tubuh dari bahaya radiasi, menghambat pertumbuhan tumor, dan pencahar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang digunakan adalah daun. 

Kubis digunakan untuk pengobatan :

- gatal akibat jamurcandida (candidiasis), 

- jamur di kulit kepala, tangan, dan kaki 

- kadar kolesterol darah tinggi,

- radang sendi (artritis),

- melindungi tubuh dari sinar radiasi, seperti sinar x-ray, komputer, microwave, dan televisi berwarna,

- antidote pada mabuk alkohol (hangover), racun di hati, 

- menghilangkan keluhan prahaid (premenstrual sindrom),

- meningkatkan produksi ASI,

- mencegah tumor membesar,

- mencegah kanker kolon dan rektum, 

- borok (ulcus) pada saluran cerna, dan 

- sulit buang air besar (sembelit).

CARA PEMAKAIAN

Sediakan 25-30 g kubis, lalu makan mentah-mentah, sebagai lalap atau dapat juga direbus atau dijus. Karena kubis 

termasuk makanan berserat maka jika seseorang mengonsumsi kubis terlalu banyak bisa menimbulkan rasa penuh, 

kembung, dan menimbulkan gas di dalam perut yang cukup banyak. Selain itu, juga dapat mengganggu penyerapan 

zat gizi tertentu.

Untuk pemakaian luar, jus kubis dapat digunakan untuk mencuci liang sanggama yang gatal akibat jamur Candida 

albicans, penyakitnya dikenal dengan nama candidosis vaginalis. Selain itu, ramuan ini dapat digunakan untuk 

mencuci luka, menyembuhkan jamur di kulit dan kepala (dengan cara dioleskan), serta mengompres bagian tubuh 

yang memar, membengkak, atau nyeri sendi.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Premenstrual sindrom, kandidiasis dan infeksi jamur

Minum jus kubis segar setiap hari. Jus kubis juga dapat digunakan untuk mencuci kemaluan (vaginal douche).

Sembelit

Makan lalap kubis setiap hari, baik yang mentah atau matang. 

Ulcus pada saluran cerna

Minum 1/2 gelas jus kubis segar, lakukan dua kali sehari. 

Melindungi tubuh dari sinar radiasi

Makan kubis segar setiap hari sebagai lalap atau minum jus kubis. 

Meningkatkan produksi ASI

Jus kubis dapat diberikan kepada ibu hamil beberapa saat sebelum melahirkan.
Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi

Cuci 1/4 bagian kubis segar berukuran sedang sampai bersih, bilas dengan air matang, lalu potong-potong 

seperlunya. Jus kubis tersebut, lalu minum sarinya sekaligus, lakukan setiap hari.

catatan

Tapal dari kubis dapat menyebabkan lepuh jika digunakan selama beberapa jam.

Jika jus kubis dikonsumsi terus-menerus, dapat mengurangi jumlah yodium di dalam tubuh. Akibatnya, kelenjar 

gondok (tiroid) kekurangan yodium. Untuk mencegahnya, perbanyak mengonsumsi makanan sumber yodium, 

seperti rumput laut (kelp).

Komposisi :

Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, 

E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung senyawa 

sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang 

bekerja dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh. Tingginya 

kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut (scurvy). Adanya zat anthocyanin 

menyebabkan warna kubis dapat berubah menjadi merah. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat 

menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon, dan rektum, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, 

seperti kobalt, nikel dan tembaga yang berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk 

melawan kanker. Kandungan asam amino dalam sulfurnya, juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang 

tinggi, penenang saraf, dan membangkitkan semangat.

Kubis Bunga

(Brassica oleracea var. botrytis) 

Sinonim : Brassica oleracea botrytis subvar. Cauliflora

Familia : cruciferae (brassicaceae).

Uraian :

Kubis bunga berasal dari kawasan Eropa, Mediteran, dan Asia Tergah. Kubis bunga merupakan tanaman dataran 

tinggi atau pegunungan, cocok tumbuh di daerah sejuk selama masa pertumbuhannya, dan dapat ditemukan pada 

ketinggian lebih dari 600 m dpl. Bunganya padat, tebal, dan tersusun dari rangkaian bunga-bunga kecil bertangkai 

pendek. Bunga membentuk bagian yang padat berwarna putih atau putih kekuningan, diameternya dapat 

mencapai 30 cm. Untuk menghindari kerusakan bunga dan menjaga supaya bunga kubis tetap putih, 2-3 minggu 

sebelum panen daun-daun muda bagian bawah diikatke arah bunga sehingga berfungsi sebagai pelindung. Kubis 

bunga dipanen sesudah  90-120 hari sejak ditanam. Bagian tumbuhan yang dikonsumsi adalah kelopak bunganya. 

Sebelum dimakan, harus dimasak terdahulu, seperti direbus, dibuat sup, dan sebagainya. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Kol bunga, kembang kol. NAMA ASING Cauliflower (I), bloemkool. NAMA SIMPLISIA Brassicae 

botrytis Flos (kubis bunga).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kubis bunga berkhasiat sebagai obat penenang dan antikanker. 
Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian yang dapat digunakan adalah bunga. 

INDIKASI

Kubis bunga digunakan untuk mengatasi : 

- sakit kepala,

- gelisah (ansietas), stres, 

- gangguan sirkulasi, dan 

- kanker.

CARA PEMAKAIAN

Sediakan 25-30 g kubis bunga segar. Selanjutnya, kubis bunga ini dapat dikukus, ditumis, atau dimasak sebagai 

sayuran.

CONTOH PEMAKAIAN DIMASYARAKAT

Sakit kepala, gelisah

Kubis bunga dapat dimakan langsung sebagai lalap rebus.

Catatan

Penderita rematik gout dan kadar asam urat darah yang tinggi dilarang mengonsumsi kubis bunga.

Komposisi :

Kubis bunga mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, 

C, serta sejumlah kecil tiamin, riboflavin, dan niacin). Selain itu, juga mengandung senyawa sianohidroksibutena 

(CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat yang berkhasiat, yaitu 

sulforafan dapat mencegah penyakit kanker.

Kucing Kucingan

(Acalypha indica L.) 

Sinonim : A. australis L.

Familia : euphorbiaceae.

Uraian :

Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, 

maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, 

berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai 

lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga 

majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah 

kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar 

tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing-kucingan dapat 

diperbanyak dengan biji. 
Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput kokosongan (Sunda), 

rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba 

(herba kucing-kucingan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), 

pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (B1) Miq.) 

Sinonim : O. longiflorum, Ham. O. grandiflorum et aristatum, Bl. O. spiralis, Merr. O. stamineus, Benth. O. 

grandiflorus, Bold. Clerodendranthus spicatus (Thunb.) C.Y. Wu. Trichostemma spiralis, Lour.

Familia : Labiatae 

Uraian :

I. URAIAN TANAMAN: Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi 1-2 m, 

batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah 

ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar 

minyak atsiri. Bunga berupa tandan yang keluar di ujung cabang, wama ungu pucat atau putih (ada yang warna biru 

dan putih), benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah geluk wama coklat gelap. Tumbuh di dataran rendah 

dan daerah ketinggian sedang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 500 m - 900 m di atas permukaan 

laut 2. Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun 3. Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan - 9 bulan 4. Bulan 

kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan - 5 bulan 5. Suhu udara : 280C - 340C 6. Kelembapan : sedang 7. 

Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : andosol, latosol 2. Tekstrur : lempung berpasir 3. Drainase : baik 4. Kedalaman 

air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah 6. 

Kemasaman (pH) : 5 - 7 7. Kesuburan : sedang - tinggi III. Pedoman Bertanam a. Pengolahan Tanah 1. Tanah 

dicangkul sedalam 30 cm - 40 cm hingga gembur 2. Buatkan bedengan selebar 100 cm - 120 cm, tinggi 30 cm, jarak 

antar bedengan 40 cm - 50 cm, dan panjangnya disesuaikan kondisi lahan 3. Tebarkan pupuk kandang diatas 

bedengan tersebut b. Persiapan Bibit 1. Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang 

atau stek cabang 2. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran 

panjang 15 cm - 25 cm atau beruas sekitar 2 buku - 3 buku c. Penanaman 1. Stek bibit ditanam langsung di kebun 

sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek 2. Jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 

cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm 

Nama Lokal :

Kumis kucing, Mamang besar (negara kita ); Kutun, mamam, bunga laba-laba (Jawa); Mao Xu Cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni, menghilangkan panas dan lembab; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI :

Seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari).

1. Infeksi ginjal (Acute dan chronic nephritis), infeksi kandung kemih 

 (Cystitis)
2. Sakit kencing batu.

3. Encok (Gout arthritis).

4. Peluruh air seni (Diuretic).

5. Menghilangkan panas dan lembab.

PEMAKAINAN :

30 - 60 gr. (kering) atau 90 - 120 gr (basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.

CARA PEMAKAIAN:

1. Nephritis, edema (bengkak):

 0. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr,

 Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr, semuanya direbus.

2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan) :

 0. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr., direbus.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air 

seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zat samak, 

minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

Kunci Pepet

(Kaemferia rotunda L.) 

Familia :

Zingiberaceae

Uraian :

Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama latin yang salah. 

Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga 

sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat 

di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu 

tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang 

pertama disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang 

kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada 

dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga 

ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan 

batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 

7,5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak 

warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga bisa tumbuh 

menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Akarnya berdaging 

membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar 

kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang 
induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar 

bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura: konce pet. Melayu: 

temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae rotundae Rhizoma (kunci pepet).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan mempercepat 

penyembuhan luka.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.

INDIKASI

Rimpang digunakan untuk mengatasi:

gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan

bengkak karena memar, keseleo. 

CARA PEMAKAIAN

Untuk pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul 

yang sulit pecah. sesudah  digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan 

sebagai bedak.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Bengkak, memar, bisul

Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika memakai rimpang kering, 

tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut.

Mengeluarkan angin dari perut

Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. sesudah  dingin, minum 

beningannya.

Komposisi :

Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil 

khavikol, dan saponin.

Kunyit

(Curcuma longa Linn.) 

Sinonim : Curcuma domestica Val. C. domestica Rumph. C. longa Auct.

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi 

wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, 

negara kita , Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang negara kita  dan India serta bangsa Asia umumnya pernah 

mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan 

dan kecantikan
Nama Lokal :

Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (negara kita ); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, 

Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken); 

Pemanfaatan :

1. Diabetes mellitus

 Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam

 Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian disaring.

 Cara memakai: diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

2. Tifus

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto

 Cara membuat: Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis,

 kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring.

 Cara mengunakan: diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

3. Usus buntu

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula 

 kelapa/aren. Garam secukupnya.

 Cara membuat: Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian 

 dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.

 Cara memakai:diminum setiap pagi sesudah  makan, secara teratur.

4. Disentri

 Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.

 Cara memakai:diminum dan diulangi sampai sembuh.

5. Sakit Keputihan

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah

 asam, 1 potong gula kelapa/aren

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air 

 sampai mendidih, kemudian di saring.

 Cara memakai:diminum 1 gelas sehari.

6. Haid tidak lancar

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh

 biji pala, 1/2 genggam daun srigading.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 

 direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring

 Cara memakai:diminum 1 gelas sehari.

7. Perut mulas pada saat haid

 Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm,

 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm 

 Cara membuat: semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut

 untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk

 nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring.

 Cara memakai:ditambah garam dan gula secukupnya dan 

 diminum pada hari pertama haid.

8. Memperlancar ASI

 Bahan: 1 rimpang kunyit

 Cara membuat: kunyit ditumbuk sampai halus

 Cara memakai: dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.
9. Cangkrang (Waterproken)

 Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, 

 Cara Membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara memakai: dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.

10. Amandel

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu

 Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring

 Cara memakai:diminum secara rutin 2 hari sekali.

11. Berak lendir

 Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring.

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

12. Morbili

 Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus

 Cara memakai:dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri 

dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : 

Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = 

H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, 

sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam 

Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.

Kwalot

(Brucea javanica (L.) Merr.) 

Sinonim : Brucea sumatrana, Brucea amarissima

Familia : Brucea

Uraian :

Semak tinggi, tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m. Susunan daun menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar 

berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal 

membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm. Bunga berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit 

panjang 2-30 cm. Perhiasan bunga berupa kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 

0.75-1 mm. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi 

berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. 

Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan 
tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buah batu bulat memanjang,panjang 8mm. Waktu 

berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Lebih 

kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang tumbuh di Afrika. Di negara kita  banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu 

biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica NAMA ASING:- NAMA SIMPLISIA:-

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Ekstrak biji Brucea javanica efektif sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji 

yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan 

karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif 

terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe 11, Fibrio cholerae inaba, Fibrio cholerae 

ogawa. Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro 

maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui 

bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. 

Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan 

mencit. IC, dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K?1 (resisten terhadap 

klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046?0,0008 mg/ml; empat dari kesembilan senyawa 

tersebutjuga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo sesudah  pemberian secara oral. Efektivitas bruseolid 

yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada 

percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan 

kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Bruceajavanica 

kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea antidysentrica ditemukan 

bahwa ll?hidroksikantin?6?on dan 1,11?dimetoksikantin?6?on memiliki  potensi sebagai antitumor secara in 

vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C memiliki  potensi antitumor terhadap "human KB, 

A?549 lung carcinoma secara in vitro”) Farmakologi klinik Buah: Ekstrak buah biasa digunakan pada pengobatan 

disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila 

dibandingkan dengan emetin. Kontra indikasi Buah sebaiknya tidak digunakan pada anak?anak, wanita hamil dan 

wanita yang baru menyusui. Efek yang tidak dlinginkan Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa 

kasus anafilaksis . 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, 

malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati 

demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian 

tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri. 

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 

mI, diulang selama 12 hari. 

Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule 

dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan 

diminum 1 kali sebulan 100 ml.

Komposisi :

Biji zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica 

L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid 

A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.
Lada

(Piper nigrum L.) 

Familia : Piperaceae.

Uraian :

Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, memiliki  akar pelekat, warna hijau kotor. 

Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, 

pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang 3,5-22 cm, warna hijau. 

Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan sesudah  tua berwarna merah.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik, diuretik, 

dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon, dkk. Pusat Penelitian 

Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah Lada dan buah Cabai Jawa, 

terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran 

yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit. Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian 

Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada 

mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, 

menyebabkan perpanjangan waktu reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 

mg/kg bb, dan lebih pendek dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. 

Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan 

penelitian pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada 

mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76 mg/kg bb yang 

diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb dapat menghambat proses 

hepatotoksis pada mencit. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Buah.

KEGUNAAN 

Buah:

Disentri.

Kolera.

Kaki bengkak. 

Nyeri haid.

Rematik (nyeri otot). 

Selesma.

Sakit kepala (obat luar).

Daun: 

Batu ginjal.
RAMUAN DAN TAKARAN

Kaki Bengkak (pada wanita hamil) 

Ramuan:

Buah Lada hitam 10 butir

Rimpang Lempuyang Emprit segar 1 Jari

Daun Sirih segar 2 helai

Arak sedikit

Cara pembuatan: Dipipis hingga halus dan ditambah sedikit arak.

Cara pemakaian: Dibalurkan pada kaki pada waktu malam sebelum tidur.

Lama pengobatan: Diulang sampai sembuh

Catatan

Lada dalam obat tradisional dibedakan atas: 

1. Lada hitam (tidak dikupas).

2. Lada putih (buah sudah masak dikupas)..

Komposisi :

Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, 

dan minyak lemak.

Landep

(Barleria prionitis L.) 

Sinonim : Prionitis hystrix, Miq. 

Familia : Acanthaceae

Uraian :

Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di negara kita  ditemukan di daerah yang beriklim kering, 

tumbuh liar atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu, tinggi 1,5 - 2 m. Batang 

berkayu, segi empat, berbuku- buku, berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun. tunggal, 

daun muda berambut, letak berhadapan., panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai daun jorong sampai lanset atau 

bundar telur memanjang, ujung meruncing, pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak 

berombak, panjang 2 - 18 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga tunggal, simetris dua 

sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju lima, bentuk elips memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, 

pipih, ujung agak lancip, keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih, mengilap seperti beludu, warna 

cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. 

Nama Lokal :

Jarong, kembang landep (Sunda), landep (Jawa).; Bunga landak (Sumatera). landhep (Madura).; Katshare'ya, 

kurantak (India, Pakistan),; Percufine flower (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut busung air,; Kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, cacingan,; 

Beser mani (spermatorea).; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar. 

Daun berguna untuk pengobatan: 

- rematik, sakit pinggang, 
- demam, 

- sakit perut, perut busung air, 

- kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, dan 

- beser mani (spermatorea). 

Akar berguna untuk mengatasi: 

- cacingan. 

CARA PEMAKAIAN :

Untuk minum: lihat contoh pemakaian. Untuk. pemakaian luar, daun segar secukupnya digiling halus untuk 

pengobatan rematik, nyeri punggung, panu, sakit kepala, dan sakit gigi. Akar untuk obat demam, luka, kurap. Air 

perasan akar untuk obat tetes pada radang telinga. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Luka : Sebanyak 15 g akar landep dicuci bersih. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Tumbuk 

sampai lumat, kemudian tempelkan pada luka. 

2. Kurap, panu : Akar secukupnya digiling halus. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis, lalu 

diaduk merata sampai seperti bubur. Balurkan pada kurap, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari, sampai 

sembuh. 

3. Rematik, sakit pinggang