tanaman herbal 3 3






























sakit pinggang, sakit kepala : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu digiling 

halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur 

kental. Balurkan ke bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening. 

4. Sakit gigi : Daun dikunyah dengan gigi yang sakit. 

5. Gusi nyeri dan berdarah :Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air perasannya ditambahkan 

sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang sakit. 

6. Demam, sakit perut, kencing sedikit : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu diseduh 

dengan 1 gelas air panas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. KANDUNGAN KIMIA : 

Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, da,n silikat Sedangkan akar mengandung 

saponin, flavonoida, dan polifenol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Rebusan daun landep dan daun kumis 

kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antara 

rebusan daun landep konsenttasi 20%, 40%, dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak 

menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fenny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992). 2. Lebih 

tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang 

terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990).

Landik

(Barleria lupulina Lindl.) 

Familia : Acanthaccae

Uraian :

Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan 

dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu 

bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, 
bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai 

daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus 

berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna 

kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. 

Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :

Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.; \

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun. 

INDIKASI :

Daun landik berguna untuk mengatasi: 

- gigitan anjing dan ular berbisa, 

- bengkak akibat terpukul atau terjatuh, 

- bisul, luka berdairah, koreng,dan 

- rematik. 

CARA PEMAKAIAN :

Daun segar sebanyak 6- 1 0 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu 

tempelkan ke tempat yang sakit. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Rematik 

 Segenggam daun landik dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air 

 kapur sirih sedukupnya sambil diremas sampai menjadi seperti bubur.

 Gunakan untuk membalur dan menggosok bagian tubuh yang sakit. 

CATATAN : Bagi perempuan yang sedang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA : 

Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.

Legundi

(Vitex trifolia L.) 

Sinonim : Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f.

Familia : Verbanaceae

Uraian :

Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit 

batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun 

berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat 

telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x 

1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-

15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median 
dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah 

sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua. 

Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi, 

Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada 

daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau 

stek batang; jikamemakai stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang

tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas sesudah  4-5 hari terhitung dari sejak penanaman. 

Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada 

daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang 

dan lempung. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% memiliki  aktivitas antibakteri 

terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut 

dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro 

yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu 

adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi 

marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus 

putih secara oral 16,65 g/kg BB. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.

Batang untuk menyembuhkan bengkak dan eksim. 

Biji sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.

Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid.

Daun digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk, 

radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, 

membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Untuk obat caging:

Digunakan 15 gram daun legundi segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; sesudah  dingin, diperas dan 

disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Komposisi :

Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), 

glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida 

dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna 

memakai metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa 

tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis 

dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa 

hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-

hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri, 

juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis 

A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi 

benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak.
Lempuyang Gajah

(Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 

m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 

hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 

membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 

lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 

daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 

berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak, 

berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan 

ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun 

pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 

cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat 

memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran 

bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat 

memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi 

aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang 

bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat 

ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering 

ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat 

ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah 

dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50 

cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan 

Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat 

gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 

1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air 

berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 

mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek 

toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap 

larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM


Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. 

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

rimpang.

KEGUNAAN

1. Batu ginjal. 

2. Disentri.

3. Kejang pada anak-anak. 

4. Mencret.

5. Membangkitkan nafsu makan. 

6. Penyegar.

7. Sakit kuning.

8. Sakit kulit. 

9. Selesma. 

10. Sakit kulit (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Sakit Perut

Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.

Ramuan:

Rimpang Lempuyang Gajah 1 jari tangan

Air matang 2 sendok makan

Cara pembuaatan:

Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang 

terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Komposisi :

Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (memiliki  efek 

sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, 

kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, 

zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a￾terpineol (45%), dan y-terpinen (10%).

Lempuyang Wangi

(Zingiber aromaticum Val.) 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 

m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, 

hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; 

membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali 

lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang 

daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, 

berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut 

halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar, 

ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat 

lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-

17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung 

meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau 

membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning 

terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik 

bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm. 

Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia 

tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di 

tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada 

umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 

tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji. 

Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di 

bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering 

menimbulkan kerusakan. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis aromaticae rhizoma; Rimpang Lempuyang Wangi

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat 

menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan 

konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi memiliki  daya antibakteri terhadap 

Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan, 

infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan 

kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan 

kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri 

pada otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi 

respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air 

dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar 

gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak 

menimbulkan perubahan kadar air dan minyak atsiri. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DALAM MASYARAKAT

Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma, merangsang nafsu makan, 

merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, 

menurunkan kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga 

untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit 

syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa 

nyeri .

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untuk obat masuk angin: digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; sesudah  dicuci, diparut, diperas dan 

disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk 

diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
Untuk obat sakit perut dan menambah nafsu makan: 

2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali 

sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan.

Komposisi :

Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, 

zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, 

dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula.

Lengkuas

(Alpinia galanga, Linn., Willd.) 

Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz. 

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap 

masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat 

hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis 

tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang 

umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang 

umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas memiliki  batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah￾pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri 

dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian 

daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga 

memiliki  aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2. 

Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering 

(dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. 

Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung 

merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman 

perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi

Nama Lokal :

Greater galingale (Inggris), Lengkuas (negara kita ); Laos (Jawa), Laja (Sunda); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis; Morbili, Panu; 

Pemanfaatan :

1. Reumatik

 a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung

 Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, 

 telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, 

 kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
Cara memakai: diminum 1 kali sehari 

 b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk

 merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama 

 hingga airnya tinggal 1 gelas

 Cara memakai: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu

2. Sakit Limpa

 Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 

 temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

3. Membangkitkan Gairah Seks

 Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi 

 halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica, 

 1 sendok teh garam dan 1 ragi tape. 

 Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk 

 diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain 

 dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.

 Cara memakai: diminum.

4. Membangkitkan Nafsu Makan

 a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu 

 mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh 

 bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa 

 yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab. 

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.

 b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang 

 temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit

 adas pulawaras.

 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara memakai: diminum 3 kali sehari

5. Bronkhitis

 Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 

 2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 

 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.

 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian 

 direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Morbili

 Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh 

 minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura. 

 Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur 

 dengan bahan lainnya sampai halus.

 Cara memakai: dipakai untuk obat luar.

7. Panu

 a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya

 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus

 Cara memakai: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore

 b. bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.

 Cara memakai: bagian yang sakit digosok-gosok dengan 

 potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus

Komposisi :

Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, 

eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.

Lenglengan

(Leucas lavandulifolia Smith) 

Sinonim : L. linifolia, Spreng. 

Familia : labiatae

Uraian :

Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai 

tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna 

semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut 

halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan 

pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil-kecil, 

warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, 

warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini memiliki  khasiat yang sama dengan Leucas 

zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); 

Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sukar tidur, Sakit kepala, Influenza, Batuk, Batuk rejan, difteri; Jantung berdebar, Tidak datang haid, Pencernaan 

terganggu; Cacingan, Kencing manis (Diabetes melitus, Kejang, ayan (epilepsi); 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. 

KEGUNAAN. 

- Sukar tidur, rasa gelisah. 

- Sakit kepala. 

- lnfluensa. 

- Batuk, batuk rejan, difteri. 

- Jantung berdebar. 

- Tidak datang haid. 

- Pencernaan terganggu. 

- Cacingan. 

- Kencing manis (diabetes mellitus, Kejang, ayan (epilepsi). 

PEMAKAIAN: Untuk minum: 10-15 g, direbus. Pemakaian luar: Seluruh tanaman dicuci bersih lalu digiling halus, 

untuk pemakaian setempat pada luka, koreng, atau kudis
CARA PEMAKAIAN: 

1. Sukar tidur :

 15 g daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air selama

 15 menit. sesudah  dingin disaring dan dibagi menjadi 2 bagian.Minum pagi dan sore. 

2. Sukar tidur, rasa gelisah: Bantal kepala untuk tidur diisi dengan daun yang telah dikeringkan. 

3. Epilepsi :

 3/4 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, minum 

 dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 1/2 gelas. 

4. Kejang panas pada anak :

 1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan air 

 garam secukupnya. Aduk sampai menjadi adonan seperti bubur, lalu 

 digunakan untuk menggosok dan melamur badan anak yang sedang kejang. 

5. Sakit kepala, galisah: 

 1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan 1 

 cangkir air bersih. Dipakai untuk mengompres kepala dengan 

 handuk kecil yang dibasahi dengan ramuan tadi, lakukan 3 kali sehari. 

6. Batuk rejan: 

 1 batang tanaman berikut akarnya dicuci lalu direbus dengan 3 

 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, 

 minum dengan air gula seperlunya. Sehari 3 x 1/2 gelas. 

7. Difteri:

 1/2 genggam daun berikut bunga lenglengan, 1/3 genggam daun 

 jinten, 1 jari asam trengguli, 1 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 

 dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas 

 air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, 

 dipakai untuk berkumur dalam mulut dan tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang. 

8. Cacing kremi :

 3/5 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, minumdengan madu seperlunya Sehari 2 x 3/4 

gelas. 

9. Jantung berdebar: 

 3 genggam daun dicuci lalu direbus dengan 15 liter air bersih 

 sampai mendidih selama 15 menit, Hangat-hangat dipakai untuk mandi berendam. Lakukan 2 kali sehari. 

10. Luka, koreng, kudis: 

 1 batang tanaman segar dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air 

 sampai mendidih selama 15 menit. Dipakai untuk mencuci luka, koreng atau kudis.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun 

dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri.
Lidah Buaya

(Aloe Vera Linn.) 

Sinonim : Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.

Familia : Liliaceae

Uraian :

Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman 

hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik￾bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning 

kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. 

Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui 

batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga 

muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan 

tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa 

tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita 

dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat 

sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. 

Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat 

dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, 

permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan 

berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning 

atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam 

rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di 

pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. 

Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan 

gembur di bagian atasnya.

Nama Lokal :

Lidah buaya (negara kita ), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik, 

Jerawat; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar, 

1. Sakit kepala, pusing. 

2. Sembelit (Constipation). 

3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition). 

4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah. 

5. Kencing manis (DM), wasir. 

6. Peluruh. haid. 

7. Penyubur rambut. 
PEMAKAIAN: 

Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram. 

Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.

PEMAKAIAN LUAR: 

Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis 

(gigi berlubang), penyubur rambut. 

a. Penyubur rambut: 

 Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam 

 yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah 

 mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya 

 rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan. 

b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan): 

 Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.

c. Bisul: 

 Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Kencing manis (DM): 

 1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong 

 seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan. 

2. Batuk rejan: 

 Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum. 

3. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum. 

4. Cacingan, susah buang air kecil: 15 - 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum. 

5. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah): 

 10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga 

 ditim dengan arak putih, untuk pemakaian luar. 

6. Kencing darah: 

 15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah air beras secukupnya, minum. 

7. Wasir:

 1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih

 lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok nmakan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali. 

8. Sembelit: 

 1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya, 

 isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan 

 tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali. 

PERHATIAN :

Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba 

ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, 

aloenin, aloesin.
Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) 

Uraian :

Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 

m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan 

sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk 

benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung 

dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat 

pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan 

bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di 

atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung 

terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di 

Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di 

daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, 

parit, taman, secara lokal melimpah. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan 

percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas 

aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat 

berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang 

disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) 

dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu 

ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan 

fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis 

dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons 

seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan 

stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak 

berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek 

samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan 

jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan 

hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering sesudah  

penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba 

dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan 

gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis 

dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu. 
Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester, 

benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol 

asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa 

tersebut memiliki  gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4.

Lobak

(Raphanus sativus L.) 

Familia : Brassicaceae.

Uraian :

Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong, 

tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung 

batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji 

lonjong.

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN 

Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian 

perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian 

tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak 

mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh 

terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah 

dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari 

hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu 

meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 sesudah  pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-

1 sesudah  pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus 

akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian 

infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% 

tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh 

akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap 

batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang 

diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN 

Akar dan biji.
KEGUNAAN 

1. Batuk.

2. Bronkhitis. 

3. Demam. 

4. Wasir.

5. Rematik (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN 

Batuk

Ramuan:

Akar Lobak 5 buah

Gula secukupnya

Cara pembuatan:

Lobak diparut kemudian diperas dan disaring. Beningannya ditambah gula secukupnya. Diamkan semalam dan 

enaptuangkan.

Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Larna pengobatan: Diulang selama 7 hari.

Demam

Orang yang sering menderita demam dianjurkan makan sayuran lobak. Lobak dapat melancarkan air seni.

Komposisi :

Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C.

Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) 

Sinonim : P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.

Familia : Thymelaeaceae

Uraian :

Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman 

peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak 

orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa 

ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m 

dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya 

cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, 

bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, 

warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau 

ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, 

permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah sesudah  masak. Daging buah berwarna putih, 

berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. 

Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya. 
Nama Lokal :

NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA 

ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK 

FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota 

dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, 

menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam 

ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa 

syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003). 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa 

digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan sesudah  dikeringkan. 

INDIKASI

Kulit buah dan daging buah digunakan untuk: 

- disentri,

- psoriasis, dan jerawat.

Daun dan biji digunakan untuk pengobatan:

- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal. 

CARA PEMAKAIAN

Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah 

kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan 

manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar 

mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Disentri

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 

menit. sesudah  dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.

Psoriasis

Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus 

simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. sesudah  mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa 

seperempatnya. sesudah  dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul 

gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.

Eksim, gatal-gatal

Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. 

Ganti 2--3 kali dalam sehari.

Catatan:

Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan 

penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun 

keracunan kronis yang mungkin terjadi.

Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, 

sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.

memakai dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala 

kronis.

Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.

Komposisi :

Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung 

alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Mahoni

(Swietenia mahagoni Jacq.) 

Sinonim : S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq. 

Familia : Meliaceae

Uraian :

Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam 

di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila 

tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, 

banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat 

telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, sesudah  

tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai 

bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya 

hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning 

kecoklatan. Mahoni baru berbunga sesudah  berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, 

warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan 

digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :

Mahagoni, maoni, moni.; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam; Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, 

Ekzema, Rematik; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 

Biji, dikeringkan lalu digiling halus menjadi serbuk. 

KEGUNAAN: 

- Tekanan darah tinggi (Hipertensi). 

- Kencing manis (Diabetes mellitus). 

- Kurang napsu makan, 

- Rematik. 

- Demam. 

- Masuk angin. 

- Ekzema. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 1/2 sendok teh biji yang telah digiling halus menjadi serbuk. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Hipertensi: 

 a. 8 gram biji segar diseduh dengan 2 gelas air panas. sesudah  

 dingin disaring lalu dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore hari
 b. 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/2 cangkir 

 air panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi

 hangat, lakukan 2-3 kali sehari. 

2. Kencing manis: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air 

 panas. Diminum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. Lakukan 2-3 kali sehari.

3. Kurang napsu makan: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air 

 panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari. 

4. Demam, masuk angin: 

 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni.diseduh dengan 1/4 cangkir air 

 panas, lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Diminum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida

Mamang Besar

(Cleome spinosa L.) 

Sinonim: Gynandropsis speciosa., (H. B. K.), DC. 

Familia : Capparidaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi 

taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Asli dari Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di 

dataran rendah sampai 1.400 m dpl., pada tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperatur 

udara yang sedang. Herba tahunan, tumbuh tegak, tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak 

rapat, berbau keras. Daun bertangkai, letak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5. 

Anak daun letaknya duduk, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata tulang daun menyirip, warnanya hijau. Anak 

daun yang ditengah, ukurannya lebih besar. Bunganya bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian 

berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang 

menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunga berwarna ungu atau putih. Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai 

yang panjang, panjang 7-11 cm, warnanya hijau. Bijinya banyak, halus-halus. Perbanyakan dengan biji atau setek. 

Nama Lokal :

Kumis kucing, mamang besar. (negara kita ); Kutun, mamam, bunga laba-laba. (Jawa); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rhematik, Luka terpukul (memar).; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI : seluruh tanaman

- Rematik

- Luka terpukul (memar)
PEMAKAIAN :

Pemakaian luar : Seluruh tanaman secukupnya dicuci, lalu digiling halus untuk dipakai ditempat yang sakit, bila 

perlu dibalut. Dapat juga seluruh tanaman dicuci bersih lalu direbus. Air rebusannya hangat-hangat dipakai untuk 

merendam bagian tubuh yang sakit.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, manis, hangat. Melancarkan peredaran darah, melemaskan otot 

yang tegang.

Manggis

(Garcinia mangostana L.) 

Familia : Clusiaceae (Guttiferae).

Uraian :

Pohon, selalu hijau, tinggi 6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah kuning. 

Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan 

atas hijau gelap permukaan bawah hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm. 

Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Kelopak daun kelopak, dua daun 

kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota 

terdiri dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua 

merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelompok). Bakal buah beruang 4-8, kepala putik 

berjari-jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), 

kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3,diselimuti oleh selaput biji yang 

tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Asal usul tidak diketahui. Waktu 

berbunga Mei - Januari. Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 m dpl pada berbagai tipe 

tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik), sering sebagai tanaman buah. lklim yang diperlukan 

adalah adanya kelembaban dan panas dengan curah hujan yang merata. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan 

dengan biji yang telah dikecambahkan terlebih dahulu dalam kantong plastik (segera sesudah  dikeluarkan dari 

buah). Kecambah dapat ditanam di lapangan sesudah  berumur 2 - 3 tahun, dengan jarak tanarn 10 m. Tanaman 

muda harus dilindungi/dinaungi dan akan berbuah sesudah  berumur 8-15 tahun. Pohon yang dipupuk akan lebih 

cepat berbuah. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan metode kultur jaringan turus kuncup ketiak daun 

memakai Indole Butyric Acid (IBA) sangat kecil. 

Nama Lokal :

NAMA SIMPLISIA Garciniae mangostanae Cortex fructus; Kulit buah Manggis. Garciniae mangostanae Radix; Akar 

Manggis. Garciniae mangostanae Folium; Daun Manggis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rebusan kulit buah manggis memiliki  efek antidiare. Buah manggis muda 

memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan 

tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa 

Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah 

memiliki  aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui 

bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak
tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan 

tipe baru dari histamin. Toksisitas Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 

1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, 

dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan 

perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, 

terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu 

digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, 

disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang 

tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah. 

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Untukmengobati disentri digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 4 gelas 

air sampal volume tinggal 1/2 nya, sesudah  dingin disaring Ialu diminum dengan madu bila perlu (2 x sehari 

3/4gelas).

Untukmengobati mencret digunakan kulit dari 2 buah manggis yang masak, dicuci dan dipotong potong, direbus 

dengan 3 gelas air sampai volume tinggal 1/2nya, sesudah  dingin disaring kemudian diminum dengan madu 

seperlunya (2 x sehari 3/4gelas).

Untukmengobati sariawan digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 3 gelas 

air sampai volume tinggal 1/2 nya, sesudah  dingin disaring untuk berkumur dan terus diminum (3 - 6 x sehari 2 

sendok makan).

Komposisi :

Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid . Kulit kayu, kulit buah dan lateks 

kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu 

mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan ß-

mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di(3-metil-

2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana.

Mangkokan

(Nothopanax scutellarium Merr.) 

Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq. = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb. = Panax cochleatum, DC.

Familia : Araliaceac

Uraian :

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di 

ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang 

terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan, 

tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, 

bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, 

diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. 

Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat 
daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. 

Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat 

dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :

Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun 

koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon 

mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko-mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera), 

rau paroro (Ternate).; Platitos (Tagalog), saucer leaf, shell leaf (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran 

ASI.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan daun. 

INDIKASI :

Akar dan daun mangkokan berkhasiat untuk mengatasi: 

- radang payudara, 

- pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI, 

- rambut rontok, 

- sukar kencing, 

- bau badan, dan 

- luka. 

CARA PEMAKAIAN :

Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum. Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus, dan dipakai 

secara setempat. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Radang payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI :

 Daun mangkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa

 dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-

 hangat ditaruh pada payudara yang membengkak. 

2. Luka :

 Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus.

 Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari. 

3. Sukar-kencing :

 Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalarn air panas 

 beberapa saat. Angkat, lalu hangat-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah. 

4. Rambut rontok :

 Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya sesudah  dicuci 

 bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil 

 diaduk sampai seperti bubur. Kernudian saring dan peras. Hasil 

 perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan 

 sampai mengering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, 

protein, serta vitamin A, B1, dan C.
Melati

(Jasminum sambac, Ait.) 

Familia : Oleranceae

Uraian :

Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang memiliki  banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil 

dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan 

dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan 

laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas 

baru akan tampak sesudah  berusia sekitar 6 minggu.

Nama Lokal :

Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (negara kita ), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate 

(Madura), Menuh (Bali);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas; 

Pemanfaatan :

1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan

 Bahan: 1 genggam daun melati

 Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus

 Cara memakai: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

2. Sakit mata (mata merah atau belek)

 Bahan: 1 genggam daun melati

 Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus

 Cara memakai: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh.

3. Bengkak akibat serangan daun lebah

 Bahan: 1 genggam bunga melati

 Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus

 Cara memakai: ditempel pada bagian yang disengat lebah.

4. Demam dan sakit kepala

 Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati

 Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, 

 kemudian direndam dengan air dalam rantang

 Cara memakai: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi

5. Sesak napas

 Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya

 Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai 

 mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring.

 Cara memakai: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk 

pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.
Mengkudu

(Morinda citrifolia, Linn.) 

Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph.

Familia : Rubiaceae

Uraian :

Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai 

pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. 

Tumbuhan ini memiliki  batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, 

panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna 

putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. 

Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak 

secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Nama Lokal :

Mengkudu (negara kita ), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki; 

Pemanfaatan :

1. Hipertensi

 Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.

 Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

 Cara memakai: diminum dan diulangi 2 hari sekali.

2. Sakit Kuning

 Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong gula batu.

 Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, 

 kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

 Cara memakai : diminum dan diulangi 2 hari sekali

3. Demam (masuk angin dan infuenza)

 Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;

 Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

 Cara memakai : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

4. Batuk

 Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);

 Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. 

 Cara memakai : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

5. Sakit Perut

 Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas. 

 Cara memakai: sesudah  dingin disaring dan diminum.

6. Menghilangkan sisik pada kaki

 Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.

 Cara memakai: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah 

 mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit, 

 kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.

Komposisi :

Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak memiliki  aroma yang tidak sedap, namun mengandung 

sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, 

morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.

Meniran

(Phylanthus urinaria, Linn.) 

Sinonim :Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P. 

leprocarpus, Wight. 

Familia :Euphorbiaceae

Uraian :

Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : 

memiliki  daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang memiliki  ukuran 

kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : 

Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun 

maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. 

Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas 

permukaan laut. 

Nama Lokal :

Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi 

(Ternate); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat; 

Pemanfaatan :

1. Sakit Kuning

 a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun)

 Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu 

 Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan 

 direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari.

 b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan bunga)

 Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering, 5 cm rimpang umbi temulawak, 1 potong kayu manis

 Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari. 

2. Malaria

 Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap

 Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis

 Cara membuat: Seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai 

mendidih.

 Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari.

3. Ayan

 Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan Bunga)

 Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 

 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut

4. Demam

 Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas .

 Cara memakai: disaring, kemudian diminum sekaligus.

5. Batuk

 Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,daun, bunga)

 Bahan tambahan: Madu secukupnya.

 Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan 

 direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata.

 Cara memakai: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari

6. Haid berlebihan

 BahanUtama: 3 - 7 potong akar Meniran kering

 Bahan tambahan : 1 gelas air tajan

 Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air 

 sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata.

 Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

7. Disentri

 Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga )

 Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

 Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 

8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas

 Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga cengkeh kering, 1 potong kayu Manis.

 Cara membuat: Bahan utama ditumbuk halus, dan temulawak 

 diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.

9. Luka koreng

 Bahan Utama: 9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)

 Cara membuat: Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus. Kemudian direbus dengan 1 cerek air.

 Cara memakai: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk mandi. 

10. Jerawat

 Bahan Utama: 7 Batang tanaman meniran

 Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi kunyit (4 cm)

 Cara membuat: Seluruh bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk 

 sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidihhingga tinggal 1 gelas.

 Cara memakai: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara teratur setiap hari. 

Komposisi :

Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat 

Penyamak
Mimba

(Azadirachta indica A. Juss.) 

Familia : Meliaceae

Uraian :

Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung gum, pahit. Daun menyirip gasal 

berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, 

pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun bergerigi kasar, 

remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30 

cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan, 

bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari membentuk tabung 

benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki 

panjang rata rata 3 mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu berbunga 

Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, 

Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering 

ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang 

paling poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel 

pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap 

struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas 

Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan 

inflamasi. 

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT

Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok, malaria, anti bakteri.

Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan pertumbuhan 

kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah 

digunakan sebagai penguat.

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT 

Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan dipotong-potong 

seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; sesudah  dingin, disaring dan 

diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas).

Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya, 

kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
Komposisi :

Metabolit yang ditemukan dari Azadirachta indica antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, 

salanol, azadirachtin. Biji mengandung azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-

epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion dan alkaloid. Metabolit yang ditemukan dalam ekstrak ranting segar yang 

larut dalam dikIorometana antara lain desasetil nimbinolid, desasetil nimbin, desasetil isonimbinolid. Kulit batang 

dan kulit akar mengandung nimbin, nimbinin, nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol, margosin (suatu 

senyawa alkaloid). Hasil hidrolisis ekstrak bunga ditemukan kuersetin, kaemferol, dan sedikit mirisetin. Dari bagian 

kayu ditemukan nimaton, 15% zat samak terkondensasi. Buah mengandung alkaloid (azaridin). Daun mengandung 

Paraisin, suatu alkaloid dan komponen minyak atsiri mengandung senyawa sulfida. Tangkai dan ranting hijau 

mengandung 2 tetranortriterpenoidhidroksibutenolida yaitu desasetilnimbinolida dan desasetilisonimbinolida yang 

berhasil diisolasi bersama dengan desasetilnimbin.` Di samping itu terdapat pula senyawa 17-epiazadiradion, 17-p￾hidroksiazadiradion, azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, dan gedunin.

Mindi Kecil

(Melia azedarach L.) 

Sinonim : M. azadirachta L., M. dubia auct. (non. Cav.) How et T. Chen, M. dubia Cav., M. japonica G. Don., M. 

toosendan Sieb.et Zucc.

Familia : Meliaceae

Uraian :

Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat 

pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 

pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl. Pohon yang bercabang banyak ini memiliki  kulit batang yang 

berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. Daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan 

panjang 20-80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat 

atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. 

Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10--20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, 

panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 

cm. Jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan 

biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga 

atau kutu. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: renceh, mindi kecil. Jawa: gringging, mindi, cakra-cikri. NAMA ASING Ku lian pi (C), xoan, 

sau dau, kho luyen, may rien(V), chinaberry, bead tree, persian lilac, barbados lilac (I). NAMA SIMPLISIA Meliae 

Cortex (kulit kayu mindi kecil), Meliae Fructus (buah mindi kecil).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (ku lian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun 

(toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh 
kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik). Buah mindi kecil 

(chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan 

kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan 

nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat antijamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing. 

Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Toosendanin 

merupakan komponen aktif pada mindi kecil yang berkhasiat antelmintik dan bekerja lebih lama dari santonin. 

Pada percobaan in vitro, infus Meliae Cortex dengan konsentrasi 25--50% menyebabkan kelumpuhan cacing keremi 

yang berasal dari tikus. Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM) 

atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan 

toosendanin dapat menimbulkan depresi pernapasan. 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, buah, dan daunnya. Gunakan bahan 

segar atau yang telah dikeringkan. Kulit batang sesudah  dicuci, lalu jemur sampai kering. Lakukan Pemotongan 

sebelum penyimpanan.

INDIKASI

Kulit kayu dan kulit akar digunakan untuk mengatasi:

- cacingan terutama askariasis, oxyuriasis, taeniasis, dan trichuriasis,

- pemakaian luar untuk scabies dan jamur di kulit kepala (tinea capitis).

Buah digunakan untuk mengatasi:

- cacingan terutama askariasis (direbus bersama biji pinang dan buah ceguk),

- sakit lambung, nyeri perut. 

Daun digunakan untuk mengatasi:

- tekanan darah tinggi (hipertensi) 

CARA PEMAKAIAN

Siapkan kulit kayu atau kulit akar yang kering sebanyak 15--30 g atau 30-60 g jika memakai yang segar. Rebus 

atau jadikan bubuk/pil.

Jika memakai buahnya, rebus buah mindi kecil sebanyak 5--10 g, lalu minum airnya.

Untuk pemakaian luar, rebus kulit kayu atau kulit akar, gunakan airnya untuk mencuci kurap atau membilas liang 

kemaluan yang gatal dan keputihan akibat infeksi trichomonas (trikomonal vaginitis). Kulit kayu atau kulit akar juga 

bisa dibakar/dipanggang, lalu giling sampai halus menjadi bubuk. Untuk pemakaian, tambahkan cuka atau minyak 

secukupnya pada bubuk tersebut, lalu oleskan pada kelainan kulit, seperti rubella (campak Jerman), erisipelas 

(infeksi akut pada kulit akibat Streptokokus), kurap di kulit kapala karena jamur (tinea kapitis), gatal-gatal akibat 

skabies, ekzema, dan koreng.

Daun mindi kecil juga blsa direbus, gunakan airnya untuk mencuci kurap dan daunnya untuk mengompres koreng, 

bisul, ekzema, dan radang kulit akibat infestasi cacing. Daun segarnya jika diremas dan ditempelkan pada' pelipis 

bisa menghilangkan sakit kepala. 

Bunganya sebagai obat luar untuk sakit kepala.

Contoh Pemakaian

Cacing gelang (ascariasis)

Cuci kulit kayu mindi yang kering (15--30 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya 

tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. Lakukan selama 2--3 hari.

Cacing tambang (ankylostoma)

Cuci kulit kayu mindi yang kering dan biji pinang (masing-masing 15 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas 

air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. sesudah  dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari.

Skabies

Tambahkan cuka pada bubuk kulit kayu atau kulit akar secukupnya, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada 

bagian kulit yang gatal. Lakukan 3--4 kali sehari, sampai sembuh.

Kudis

Rebus kulit kayu atau kulit akar mindi kecil secukupnya. sesudah  dingin, gunakan air saringannya untuk mencuci

bagian kulit yang kudis.
Cuci dan tumbuk sampai halus daun mindi kecil yang masih segar (secukupnya). Bubuhkan pada bagian kulit yang 

kudis, lalu balut. Lakukan tiga kali sehari.

Bakar kulit kayu mindi kecil secukupnya sampai hangus, lalu giling menjadi serbuk. Tambahkan air kapur sirih, lalu 

gunakan untuk menggosok bagian kulit yang kudis.

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Cuci daun mindi kecil yang segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. 

sesudah  dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan:

Zat berkhasiat pada mindi kecil yang bernama toosendanin jika digunakan dalam dosis pengobatan jarang 

menimbulkan efek samping. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah, 

nyeri perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa pasien bisa menyebabkan 

penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam 2--3 jam, dan 

pada sebagian pasien dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa pengobatan 

spesifik. Sebagai peluruh cacing usus, efek samping toosendanin lebih sedikit daripada piperasin sitrat dan 

santonin.

Efek samping yang berat timbul bila dosis ekstrak melebihi 0,8 mg pada orang dewasa. Gejala keracunan yang 

timbul berupa rasa kebas pada kaki dan tangan (neuri

Komposisi :

Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin (C30H38O11) dan komponen yang.larut (C30H40O12). Selain 

itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina), kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan 

triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat berracun, 60% 

minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil 

minyak esensial sulfur. Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung 

alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol.

Mondokaki

(Ervatamia divaricata (L.) Burk.) 

Sinonim : E. coronaria, Stapf. = Tabernaemontana coronaria, Willd. = T. divaricata, R.Br.

Familia : Apocynaceae

Uraian :

Mondokaki biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Asalnya dari India, tersebar di 

kawasan Asia Tenggara serta kawasan tropik lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl. 

Perdu tegak yang banyak bercabang, tinggi 0,5-3 m, batang bulat berkayu, mengandung getah seperti susu. Daun 

tunggal, tebal seperti kulit, letak berhadapan, 9 bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya bulat telur memanjang 

atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan alas licin mengkilap, tulang daun menyirip, panjang 6-

15 cm, lebar 2-4 cm, warnanya hijau. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan 

beberapa bunga. Bunga biasanya double, warnanya putih dengan bagian tengah berwarna kuning, diameter 5 cm, 

wangi. Buahnya buah kotak, bulat panjang, berbulu. Biji berdaging, berselaput, warnanya merah. Tanaman ini 
memiliki  akar tunggang, bentuknya silindrik, diameter 1-5 cm, warnanya kuning, permukaan luar bergabus tipis 

dan tidak mudah terkelupas. Perbanyakan dengan stek atau cangkok. 

Nama Lokal :

Mondokaki, bunga wari (Jawa), bunga nyingin (Nusatenggara),; Kembang mantega, kembang susu (sunda), bunga 

manila,; Bunga susong.; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Bisul, Batuk berdahak, Radang Payudara, Digigit anjing gila; Hipertensi, Radang mata,Tulang patah, sakit gigi, Cacing 

keremi.; Diare, Gigitan binatang berbisa, Tenggorok bengkak, Terkilir.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan kulit batang. 

Daun:

- Bisul. 

- Batuk berdahak. 

- Radang kelenjar payudara. 

- Digigit anjing gila. 

- Tekanan darah tinggi (hipertensi) 

- Terkilir. 

Getah daun: 

- Radang mata, kekerdhan kornea. 

- Mencegah timbulnya radang pada luka.

Akar: 

- Tenggorok bengkak dan sakit, batuk. 

- Tulang patah (fraktur), sakit gigi. 

- Cacing keremi. 

- Diare. 

- Gigitan binatang berbisa seperti kalajengking. 

PEMAKAIAN: 

Untuk minum: 15-25 g, direbus 

Pemakaian luar: Daun secukupnya dilumatkan, dipakai untuk menurap radang kulit, radang payudara, luka, dan 

bisul. 

CARA PEMAKAIAN: 

1. Diare: 

 10-15 g akar,dicuci lalu dipotong tipis-tipis, direbus dengan 3 gelas 

 air bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum sedikit-sedikit. 

2. Sakit gigi: 

 Akar secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah dengan gigi yang sakit. 

3. Sakit mata, radang kulit dan luka: 

 Daun secukupnya dicuci bersih bilas dengan air matang Ialu 

 ditumbuk halus. Air perasannya dapat menyejukkan bila diteteskan 

 pada mata yang sakit atau dioleskan pada radang kulit dan luka.

4. Cacing keremi: 

 4 jari akar mondokaki dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus 

 dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin 

 disaring, dibagi untuk 2 kali minum, habis dalam sehari. 

5. Trachoma (radang mata kronis): 

 3/4 jari akar mondokaki, 1/3 genggam daun saga, daun sena dan 

 daun tempuh wiyang masing-masing 1/4 genggam, 1/2 jari kayu 

 secang, 3/4 jari kulit mesoyi, 3/4 jari kulit kayu seriawan, dicuci 

 dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih 

 sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin disaring, airnya untuk 

 merambang mata yang sakit. Lakukan 3 kali sehari. 
6. Batuk:

 15 lembar daun dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai 

 tersisa 2 gelas. sesudah  dingin disaring, tambahkan air gula 

 seperlunya. Bagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. 

7. Radang payudara: 

 20 lembar daun dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan 2 sendok 

 makan air garam. Ramuan ini dipakai untuk menurap payudara yang 

 sakit, lalu dibebat. Lakukan 2 kali sehari. 

8. Radang kulit bernanah: 

 Bunga segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. 

 Tambahkan sedikit minyak kelapa, aduk sampai merata. Ramuan ini 

 dipakai untuk menurap kulit yang meradang. 

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Asam, sejuk. Membersihkan panas dan racun (toksin), menghilangkan 

sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, obat cacing (anthelmintik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit 

batang dan akar: Tabernaemontanin, koronarin, koronandin; dregamin, vobasin, korin,, kortin, lupeol, tanin.

Murbei

(Morus alba L.) 

Sinonim : M. australis, Poir. = M. atropurpurea, Roxb. = M. constantinopalita, Poir. = M. indica, Linn. = M. rubra, 

Lour. 

Familia : Moraceae

Uraian :

Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. dan memerlukan cukup sinar matahari. 

Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa seperti di lereng gunung, tetapi 

pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, 

cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat 

telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak 

menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga 

majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon 

terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tabun. 

Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, sesudah  masak menjadi 

hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan unluk makanan ulat sutera. 

Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan 

dengan setek dan okulasi. 

Nama Lokal :

Besaran (negara kita ). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam 

(Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry, 

mulberry (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi (hipertensi), ; Kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah 

(elephantiasis), ; Radang mata merah (conjunctivitis acute), memperbanyak ASI,; Keringat malam, muntah darah, 

batuk darah, batuk berdahak,; Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), tidak datang haid, ; Gangguan saluran cerna, 

sesan napas (asma), cacingan,; Muka bengkak (edema), sukar kencing (disuria), neurastenia,; Jantung berdebar 

(palpitasi), rasa haus dan mulut kering,; Sukar tidur (insomnia), telinga berdenging (tinnitus), sembelit,; Tuli, vertigo, 

hepatitis, kurang darah (anemia), rambut beruban,; Sakit kepala, s.tenggorokan, s.gigi, s.kulit, s.pinggang 

(lumbago),; Menyuburkan pertumbuhan rambut.; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, 

ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai 

kering. 

INDIKSI :

Daun (Sang ye) berkhasiat untuk: 

- demam karena flu, malaria, 

- batuk, 

- sakit kepala, sakit tenggorok, sakit gigi, rematik, 

- darah tinggi (hipertensi), 

- kencing manis (diabetes mellitus), 

- kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah), 

- sakit kulit bisul, 

- radang mata merah (conjunctivitis acute), 

- memperbanyak air susu ibu (ASI), 

- keringat malwn, 

- muntah darah dan batuk darah akibat darah panas, 

- kolesterol tinggi (hiperkolesierolemia), dan 

- gangguan pada saluran cerna. 

Kulit akar (Sang bai pi) berkhasiat untuk: 

- sakit gigi, 

- tidak datang haid, 

- batuk berdahak, sesak napas (asma), 

- muka bengkak (ederna), 

- kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan 

- cacingan. 

Buah (Sang shen) berkhasiat untuk: 

- tekanan darah tinggi (hipertensi), 

- jantung berdebar (palpitasi), 

- kencing manis (diabetes mellitus), rasa haus dan mulut kering, 

- sukar tidur (insomnia), 

- batuk berdahak, 

- pendengaran berkurang dan penglihatan kabur, 

- telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo), 

- hepatitis kronis, 

- sembelit pada orang tua, 

- kurang darah (anemia), neurastenia, 

- sakit otot dan persendian, sakit tenggorok, serta 

- rambut beruban.sebelum waktunya. 

Ranting (Sang zhi) berkhasiat untuk: 

- rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit, 


- sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki, - tekanan darah tinggi, serta menyuburkan pertumbuhan rambut. 

Cara Pemakaian 

Untuk diminurn, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan 

atau digiling halus, 10 - 15 g; ranting 15 - 30 g; sedang daun dosisnya 5 - 10 g sekali rebus, dapat juga memakai 

dosis maksimal 20 - 40 g. Untuk buah dosisnya 10 - 15 g, direbus, alu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar 

dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga, 

atau untuk merangsang pertumbuhan rambut. 

CONTOH PEMAKAIAN :

1. Tekanan darah tinggi, kaki bengkak :

 Daun murbei segar sebanyak 15 g dicuci bersih kemudian direbus 

 dengan 2 gelas air selama 15 menit. sesudah  dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore. 

2. Memperbanyak kcluamya air susu ibu (ASI) : 

 Daun murbei muda dimasak sebagai sayur, lalu dimakan bersama nasi. 

3. Kencing nanah Kulit : 

 Akar murbei, adas pulosari, dan kayu sandel (sandelhout) direbus. 

4. Bisul, radang kulit :

 Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan

 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, minum 

 sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur. 

5. Luka, borok :

 Daun murbei segar sesudah  dicuci bersih lalu dioleskan minyak 

 kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan 

 sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup 

 luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar tren guli. 

6. Digigit ular 

 Daun murbei segar sebanyak 20 g dicuci lalu digiling halus. 

 Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air yang terkumpul lalu diminum sekaligus. 

7. Berkeringat malam 

 Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus

 dengan air beras sampai mendidih. sesudah  dingin lalu diminum. 

8. Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit :

 Ranting murbei kering sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air 

 bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, minum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 

9. Hepatitis kronis, kurang darah, tekanan darah tinggi :

 Buah murbei segar sebanyak 10 g ditambah air masak 1 gelas, lalu 

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Buah 

bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian 

paru. Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun murbei mengandung 

ecdysterone, inokosterone, lupeol, beta-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, alfa-, beta￾hexenal, cis-beta-hexenol, cis-lamda-hexenol, benzaidehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, aceto'ne, 

trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan karoten), asam klorogenik, asam 

fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian 

ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. B uahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam 

linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids: 

alfa-,beta-amyrin, sitosterol, sitosterol-alfa-glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A,B,C, 

oxydihydromorusin. (3) Coumarins: umbelliferone, dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone 

mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga 

mengandung betulinic acid, scopoletin, alfa-amyrin, beta-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji: urease. 

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Eedysterone berkhasiat hipoglikemik.
Nampu

(Homalomena occulta [Lour.] Schott.) 

Sinonim : H, javanica V.A.V.R.

Familia : Araceae

Uraian :

Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat 

dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Terna yang hidupnya lama ini memiliki  tinggi 50--

100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. 

Daun tunggal, tangkai panjangnya 50--60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung 

runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70--90 cm, lebar 20--35 

cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, 

berkelamin dua, panjang 15--30 cm, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna 

merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna cokelat. 

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Cariyang bodas, c. beureum (Sunda), nampu, nyampu (Jawa Tengah). NAMA ASING: Qian nian jian, 

cien nien kien (C). NAMA SIMPLISIA Homalomenae Rhizoma (rimpang nampu).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya agak pahit, pedas, sifatnya hangat, dan tidak berracun. Afinitas pada meridian 

hati dan ginjal. Berkhasiat menghilangkan angin dan lembab serta memperkuat tendon dan tulang. 

Pemanfaatan :

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. sesudah  digali, bersihkan rimpang dari akar, cud, 

dan jemur sampai kering. Potong tipis-tipis untuk penyimpanan.

Rimpang nampu digunakan untuk mengatasi:

1. sindroma sumbatan angin-lembab, dengan gejala perasaan dingin, sakit di pinggang bawah dan 

lutut, serta rasa keram dan kebas di tungkai bawah,

2. rematik, pegal linu,

3. pegal linu sesudah  melahirkan, dan

4. meningkatkan nafsu seks pada laki-laki. 

CARA PEMAKAIAN

Rebus rimpang kering sebanyak 5--10 g. sesudah  dingin, saring dan minum airnya.

CONTOH PEMAKAIAN

a Meningkatkan nafsu seks pada laki-laki

Cuci rimpang segar nampu (100 g), lalu parut. Tambahkan garam dapur dan kelapa parut secukupnya, lalu kukus 

selama 20 menit. Makan hasil kukusannya. 

Catatan

Tanaman sejenis banyak terdapat di negara kita , seperti Homalomena cordata Schott, H, aromatica Schott, dan H. 

alba Hassk.

Komposisi :

Rimpang nampu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Daunnya mengandung saponin dan 

flavonoid