Home »
tanaman herbal 3 3
» tanaman herbal 3 3
tanaman herbal 3 3
November 16, 2023
tanaman herbal 3 3
sakit pinggang, sakit kepala : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu digiling
halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur
kental. Balurkan ke bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening.
4. Sakit gigi : Daun dikunyah dengan gigi yang sakit.
5. Gusi nyeri dan berdarah :Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air perasannya ditambahkan
sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang sakit.
6. Demam, sakit perut, kencing sedikit : Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu diseduh
dengan 1 gelas air panas. sesudah dingin disaring, lalu diminum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. KANDUNGAN KIMIA :
Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, da,n silikat Sedangkan akar mengandung
saponin, flavonoida, dan polifenol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Rebusan daun landep dan daun kumis
kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antara
rebusan daun landep konsenttasi 20%, 40%, dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak
menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fenny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992). 2. Lebih
tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang
terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990).
Landik
(Barleria lupulina Lindl.)
Familia : Acanthaccae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan
dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu
bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan,
bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai
daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus
berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna
kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang.
Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang.
Nama Lokal :
Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.; \
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.
INDIKASI :
Daun landik berguna untuk mengatasi:
- gigitan anjing dan ular berbisa,
- bengkak akibat terpukul atau terjatuh,
- bisul, luka berdairah, koreng,dan
- rematik.
CARA PEMAKAIAN :
Daun segar sebanyak 6- 1 0 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu
tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik
Segenggam daun landik dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air
kapur sirih sedukupnya sambil diremas sampai menjadi seperti bubur.
Gunakan untuk membalur dan menggosok bagian tubuh yang sakit.
CATATAN : Bagi perempuan yang sedang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA :
Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.
Legundi
(Vitex trifolia L.)
Sinonim : Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f.
Familia : Verbanaceae
Uraian :
Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit
batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun
berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat
telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x
1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-
15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median
dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah
sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua.
Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi,
Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada
daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau
stek batang; jikamemakai stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang
tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas sesudah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman.
Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada
daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang
dan lempung.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut
dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro
yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu
adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi
marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus
putih secara oral 16,65 g/kg BB.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.
Batang untuk menyembuhkan bengkak dan eksim.
Biji sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.
Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid.
Daun digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk,
radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid,
membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk obat caging:
Digunakan 15 gram daun legundi segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; sesudah dingin, diperas dan
disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Komposisi :
Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin),
glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida
dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna
memakai metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa
tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis
dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa
hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-
hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri,
juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis
A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi
benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak.
Lempuyang Gajah
(Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1
m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni,
hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah;
membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali
lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang
daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran,
berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak,
berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan
ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun
pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5
cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat
memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran
bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat
memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi
aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang
bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat
ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering
ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat
ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah
dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50
cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan
Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat
gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis
1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air
berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1
mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek
toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap
larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM
Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi.
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
rimpang.
KEGUNAAN
1. Batu ginjal.
2. Disentri.
3. Kejang pada anak-anak.
4. Mencret.
5. Membangkitkan nafsu makan.
6. Penyegar.
7. Sakit kuning.
8. Sakit kulit.
9. Selesma.
10. Sakit kulit (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Sakit Perut
Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Lempuyang Gajah 1 jari tangan
Air matang 2 sendok makan
Cara pembuaatan:
Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang
terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.
Komposisi :
Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (memiliki efek
sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen,
kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon,
zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), aterpineol (45%), dan y-terpinen (10%).
Lempuyang Wangi
(Zingiber aromaticum Val.)
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1
m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni,
hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah;
membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali
lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang
daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran,
berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut
halus, ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar,
ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat
lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-
17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung
meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau
membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip bulat memanjang, kuning
terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik
bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm.
Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia
tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1200 m dpl, banyak tumbuh sebagai tumbuhan liar di
tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah hutan jati. Perbanyakan: pada
umumnya dengan potongan rimpang yang bermata tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1
tunas. Secara alami potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan biji.
Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun, pekarangan dengan intensitas matahari di
bawah naungan kurang lebih 11-585 lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering
menimbulkan kerusakan.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis aromaticae rhizoma; Rimpang Lempuyang Wangi
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rimpang: minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat
menghambat pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; daa antibakteri berbanding lurus dengan
konsentrasi. perasan, infusa dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi memiliki daya antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus, Escherichia coli. Potensi daya antibakteri berturut-turut adalah minyak atsiri, perasan,
infusa. Ekstrak rimpang dengan konsentrasi 100% mampu membunuh cacing tambang anjing. Kenaikan
kontraktilitas uterus yang diakibatkan dari pemberian infusa rimpang diperkirakan karena sifat iritasi dan
kemungkinan adanya efek penurunan kontraktilitas uterus diperkirakan karena adanya efek langsung minyak atsiri
pada otot uterus. Fraksi ekstrak yang larut dalam. air rimpang lempuyang wangi dapat menyebabkan efek stimulasi
respon imun humoral, menekan respon imun seluler pada mencit. Fraksi ekstrak yang tidak dapat larut dalam air
dapat berefek stimulasi sistem fagositosis; fraksi ekstrak yang larut dalam air menekan. Teknologi Iradiasi sinar
gamma sampai dengan dosis 10 kgy dapat menurunkan jumlah angka kuman. Dosis yang dipergunakan tidak
menimbulkan perubahan kadar air dan minyak atsiri.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DALAM MASYARAKAT
Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma, merangsang nafsu makan,
merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan,
menurunkan kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga
untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit
syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa
nyeri .
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk obat masuk angin: digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; sesudah dicuci, diparut, diperas dan
disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk
diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
Untuk obat sakit perut dan menambah nafsu makan:
2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali
sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan.
Komposisi :
Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren,
zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron, paradol, heksahidrokurkumin,
dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar, tanin, resin, pati, gula.
Lengkuas
(Alpinia galanga, Linn., Willd.)
Sinonim : Lenguas galanga, Linn., Stuntz.
Familia : Zingiberaceae
Uraian :
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai penyedap
masakan. Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat
hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis
tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan vaaritas berimpang
umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang
umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas memiliki batang pohon yang terdiri dari susunan pelepahpelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri
dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian
daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
memiliki aroma yang khas. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut 2.
Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan 4. Bulan kering
(dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan 5. Suhu udara : 29' C - 25' C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b.
Tanah 1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung
merah, lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman
perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang - tinggi
Nama Lokal :
Greater galingale (Inggris), Lengkuas (negara kita ); Laos (Jawa), Laja (Sunda);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Sakit Limpa, Gairah seks, Nafsu makan, Bronkhitis; Morbili, Panu;
Pemanfaatan :
1. Reumatik
a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung
Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya,
telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya,
kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
Cara memakai: diminum 1 kali sehari
b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk
merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama
hingga airnya tinggal 1 gelas
Cara memakai: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu
2. Sakit Limpa
Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi
temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih
Cara memakai: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
3. Membangkitkan Gairah Seks
Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi
halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica,
1 sendok teh garam dan 1 ragi tape.
Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk
diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain
dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.
Cara memakai: diminum.
4. Membangkitkan Nafsu Makan
a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu
mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh
bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa
yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.
b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang
temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit
adas pulawaras.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: diminum 3 kali sehari
5. Bronkhitis
Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing
2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda,
0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
6. Morbili
Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh
minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura.
Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur
dengan bahan lainnya sampai halus.
Cara memakai: dipakai untuk obat luar.
7. Panu
a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara memakai: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore
b. bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.
Cara memakai: bagian yang sakit digosok-gosok dengan
potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus
Komposisi :
Senyawa kimia yang terdapat pada Lenguas galanga antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang,
eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.
Lenglengan
(Leucas lavandulifolia Smith)
Sinonim : L. linifolia, Spreng.
Familia : labiatae
Uraian :
Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai
tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna
semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut
halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan
pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil-kecil,
warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu,
warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini memiliki khasiat yang sama dengan Leucas
zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa);
Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sukar tidur, Sakit kepala, Influenza, Batuk, Batuk rejan, difteri; Jantung berdebar, Tidak datang haid, Pencernaan
terganggu; Cacingan, Kencing manis (Diabetes melitus, Kejang, ayan (epilepsi);
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN.
- Sukar tidur, rasa gelisah.
- Sakit kepala.
- lnfluensa.
- Batuk, batuk rejan, difteri.
- Jantung berdebar.
- Tidak datang haid.
- Pencernaan terganggu.
- Cacingan.
- Kencing manis (diabetes mellitus, Kejang, ayan (epilepsi).
PEMAKAIAN: Untuk minum: 10-15 g, direbus. Pemakaian luar: Seluruh tanaman dicuci bersih lalu digiling halus,
untuk pemakaian setempat pada luka, koreng, atau kudis
CARA PEMAKAIAN:
1. Sukar tidur :
15 g daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air selama
15 menit. sesudah dingin disaring dan dibagi menjadi 2 bagian.Minum pagi dan sore.
2. Sukar tidur, rasa gelisah: Bantal kepala untuk tidur diisi dengan daun yang telah dikeringkan.
3. Epilepsi :
3/4 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah dingin disaring, minum
dengan air gula secukupnya. Sehari 3 x 1/2 gelas.
4. Kejang panas pada anak :
1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan air
garam secukupnya. Aduk sampai menjadi adonan seperti bubur, lalu
digunakan untuk menggosok dan melamur badan anak yang sedang kejang.
5. Sakit kepala, galisah:
1 genggam daun segar dicuci lalu digiling halus, tambahkan 1
cangkir air bersih. Dipakai untuk mengompres kepala dengan
handuk kecil yang dibasahi dengan ramuan tadi, lakukan 3 kali sehari.
6. Batuk rejan:
1 batang tanaman berikut akarnya dicuci lalu direbus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah dingin disaring,
minum dengan air gula seperlunya. Sehari 3 x 1/2 gelas.
7. Difteri:
1/2 genggam daun berikut bunga lenglengan, 1/3 genggam daun
jinten, 1 jari asam trengguli, 1 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari,
dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas
air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah dingin disaring,
dipakai untuk berkumur dalam mulut dan tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.
8. Cacing kremi :
3/5 genggam daun segar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah dingin disaring, minumdengan madu seperlunya Sehari 2 x 3/4
gelas.
9. Jantung berdebar:
3 genggam daun dicuci lalu direbus dengan 15 liter air bersih
sampai mendidih selama 15 menit, Hangat-hangat dipakai untuk mandi berendam. Lakukan 2 kali sehari.
10. Luka, koreng, kudis:
1 batang tanaman segar dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air
sampai mendidih selama 15 menit. Dipakai untuk mencuci luka, koreng atau kudis.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun
dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri.
Lidah Buaya
(Aloe Vera Linn.)
Sinonim : Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.
Familia : Liliaceae
Uraian :
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman
hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintikbintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning
kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek.
Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui
batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga
muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan
tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa
tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita
dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat
sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat.
Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat
dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing,
permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan
berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning
atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di
pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah.
Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan
gembur di bagian atasnya.
Nama Lokal :
Lidah buaya (negara kita ), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata, Keseleo, Kosmetik,
Jerawat;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,
1. Sakit kepala, pusing.
2. Sembelit (Constipation).
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.
5. Kencing manis (DM), wasir.
6. Peluruh. haid.
7. Penyubur rambut.
PEMAKAIAN:
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.
Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis
(gigi berlubang), penyubur rambut.
a. Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah
mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.
c. Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
CARA PEMAKAIAN:
1. Kencing manis (DM):
1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong
seperlunya direbus dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis makan.
2. Batuk rejan:
Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum.
3. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum.
4. Cacingan, susah buang air kecil: 15 - 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum.
5. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah):
10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga
ditim dengan arak putih, untuk pemakaian luar.
6. Kencing darah:
15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah air beras secukupnya, minum.
7. Wasir:
1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih
lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok nmakan madu, aduk, saring. Minum sehari 3 kali.
8. Sembelit:
1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya,
isinya dicincang, lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan
tambahkan 1 sendok makan madu, hangat-hangat dimakan, sehari 2 kali.
PERHATIAN :
Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba
ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin.
Lidah Ular
(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)
Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6
m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan
sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk
benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung
dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat
pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan
bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di
atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung
terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di
Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di
daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman,
parit, taman, secara lokal melimpah.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan
percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat
berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang
disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol)
dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu
ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan
fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis
dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons
seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan
stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak
berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek
samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan
jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan
hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering sesudah
penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba
dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan
gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis
dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester,
benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol
asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa
tersebut memiliki gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4.
Lobak
(Raphanus sativus L.)
Familia : Brassicaceae.
Uraian :
Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong,
tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung
batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji
lonjong.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN
Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian
perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian
tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak
mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh
terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah
dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari
hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu
meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 sesudah pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-
1 sesudah pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus
akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian
infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40%
tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh
akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap
batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang
diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Akar dan biji.
KEGUNAAN
1. Batuk.
2. Bronkhitis.
3. Demam.
4. Wasir.
5. Rematik (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Akar Lobak 5 buah
Gula secukupnya
Cara pembuatan:
Lobak diparut kemudian diperas dan disaring. Beningannya ditambah gula secukupnya. Diamkan semalam dan
enaptuangkan.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Larna pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Demam
Orang yang sering menderita demam dianjurkan makan sayuran lobak. Lobak dapat melancarkan air seni.
Komposisi :
Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C.
Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)
Sinonim : P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.
Familia : Thymelaeaceae
Uraian :
Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman
peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak
orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa
ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m
dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya
cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek,
bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin,
warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau
ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm,
permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah sesudah masak. Daging buah berwarna putih,
berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan.
Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA
ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota
dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210,
menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam
ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa
syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa
digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan sesudah dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah dan daging buah digunakan untuk:
- disentri,
- psoriasis, dan jerawat.
Daun dan biji digunakan untuk pengobatan:
- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.
CARA PEMAKAIAN
Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah
kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan
manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar
mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri
Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15
menit. sesudah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.
Psoriasis
Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus
simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. sesudah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa
seperempatnya. sesudah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul
gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.
Eksim, gatal-gatal
Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut.
Ganti 2--3 kali dalam sehari.
Catatan:
Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan
penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun
keracunan kronis yang mungkin terjadi.
Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut,
sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.
memakai dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala
kronis.
Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.
Komposisi :
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung
alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Mahoni
(Swietenia mahagoni Jacq.)
Sinonim : S. macrophylla, King. = S. mahagoni, (Bl.), Jacq.
Familia : Meliaceae
Uraian :
Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam
di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila
tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat,
banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat
telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, sesudah
tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai
bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya
hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning
kecoklatan. Mahoni baru berbunga sesudah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima,
warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan
digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Mahagoni, maoni, moni.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam; Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin,
Ekzema, Rematik;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, dikeringkan lalu digiling halus menjadi serbuk.
KEGUNAAN:
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
- Kencing manis (Diabetes mellitus).
- Kurang napsu makan,
- Rematik.
- Demam.
- Masuk angin.
- Ekzema.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2 sendok teh biji yang telah digiling halus menjadi serbuk.
CARA PEMAKAIAN:
1. Hipertensi:
a. 8 gram biji segar diseduh dengan 2 gelas air panas. sesudah
dingin disaring lalu dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore hari
b. 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/2 cangkir
air panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi
hangat, lakukan 2-3 kali sehari.
2. Kencing manis:
1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air
panas. Diminum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
3. Kurang napsu makan:
1/2 sendok teh serbuk biji mahoni diseduh dengan 1/3 cangkir air
panas, tambahkan 1 sendok makan madu. Minum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.
4. Demam, masuk angin:
1/2 sendok teh serbuk biji mahoni.diseduh dengan 1/4 cangkir air
panas, lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Diminum selagi hangat, lakukan 2-3 kali sehari.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA: Saponin dan flavonoida
Mamang Besar
(Cleome spinosa L.)
Sinonim: Gynandropsis speciosa., (H. B. K.), DC.
Familia : Capparidaceae
Uraian :
Tanaman ini dapat ditemukan tumbuh liar atau ditanam di pekarangan untuk elemen pengisi kekosongan di tepi
taman, kadang dibudidayakan sebagai bunga potong. Asli dari Amerika tropis, banyak ditemukan tumbuh di
dataran rendah sampai 1.400 m dpl., pada tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari dengan temperatur
udara yang sedang. Herba tahunan, tumbuh tegak, tinggi 60-160 cm, sering bercabang, gundul atau berambut tidak
rapat, berbau keras. Daun bertangkai, letak berseling. Daunnya berupa daun majemuk menjari beranak daun 3-5.
Anak daun letaknya duduk, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata tulang daun menyirip, warnanya hijau. Anak
daun yang ditengah, ukurannya lebih besar. Bunganya bunga majemuk, keluar dari ujung tangkai dalam rangkaian
berupa tandan. Tiap kuntum bunga terdiri dari 4 kelopak bunga yang menggulung dengan benangsari panjang
menjuntai, menyerupai laba-laba. Bunga berwarna ungu atau putih. Buahnya berupa buah kotak dengan tangkai
yang panjang, panjang 7-11 cm, warnanya hijau. Bijinya banyak, halus-halus. Perbanyakan dengan biji atau setek.
Nama Lokal :
Kumis kucing, mamang besar. (negara kita ); Kutun, mamam, bunga laba-laba. (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rhematik, Luka terpukul (memar).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : seluruh tanaman
- Rematik
- Luka terpukul (memar)
PEMAKAIAN :
Pemakaian luar : Seluruh tanaman secukupnya dicuci, lalu digiling halus untuk dipakai ditempat yang sakit, bila
perlu dibalut. Dapat juga seluruh tanaman dicuci bersih lalu direbus. Air rebusannya hangat-hangat dipakai untuk
merendam bagian tubuh yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pedas, manis, hangat. Melancarkan peredaran darah, melemaskan otot
yang tegang.
Manggis
(Garcinia mangostana L.)
Familia : Clusiaceae (Guttiferae).
Uraian :
Pohon, selalu hijau, tinggi 6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah kuning.
Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan
atas hijau gelap permukaan bawah hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm.
Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Kelopak daun kelopak, dua daun
kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota
terdiri dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua
merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelompok). Bakal buah beruang 4-8, kepala putik
berjari-jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap),
kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3,diselimuti oleh selaput biji yang
tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Asal usul tidak diketahui. Waktu
berbunga Mei - Januari. Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 m dpl pada berbagai tipe
tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik), sering sebagai tanaman buah. lklim yang diperlukan
adalah adanya kelembaban dan panas dengan curah hujan yang merata. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan
dengan biji yang telah dikecambahkan terlebih dahulu dalam kantong plastik (segera sesudah dikeluarkan dari
buah). Kecambah dapat ditanam di lapangan sesudah berumur 2 - 3 tahun, dengan jarak tanarn 10 m. Tanaman
muda harus dilindungi/dinaungi dan akan berbuah sesudah berumur 8-15 tahun. Pohon yang dipupuk akan lebih
cepat berbuah. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan metode kultur jaringan turus kuncup ketiak daun
memakai Indole Butyric Acid (IBA) sangat kecil.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Garciniae mangostanae Cortex fructus; Kulit buah Manggis. Garciniae mangostanae Radix; Akar
Manggis. Garciniae mangostanae Folium; Daun Manggis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Rebusan kulit buah manggis memiliki efek antidiare. Buah manggis muda
memiliki efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis memiliki tingkat ketoksikan
tertentu pada penggunaan metode uji Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa
Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah
memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui
bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak
tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan
tipe baru dari histamin. Toksisitas Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000,
1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus,
dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan
perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid,
terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu
digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan,
disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang
tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untukmengobati disentri digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 4 gelas
air sampal volume tinggal 1/2 nya, sesudah dingin disaring Ialu diminum dengan madu bila perlu (2 x sehari
3/4gelas).
Untukmengobati mencret digunakan kulit dari 2 buah manggis yang masak, dicuci dan dipotong potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai volume tinggal 1/2nya, sesudah dingin disaring kemudian diminum dengan madu
seperlunya (2 x sehari 3/4gelas).
Untukmengobati sariawan digunakan kulit dari 2 buah manggis, dicuci dan dipotong potong, direbus dengan 3 gelas
air sampai volume tinggal 1/2 nya, sesudah dingin disaring untuk berkumur dan terus diminum (3 - 6 x sehari 2
sendok makan).
Komposisi :
Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid . Kulit kayu, kulit buah dan lateks
kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu
mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan ß-
mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di(3-metil-
2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana.
Mangkokan
(Nothopanax scutellarium Merr.)
Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq. = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb. = Panax cochleatum, DC.
Familia : Araliaceac
Uraian :
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di
ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang
terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dp1. Perdu tahunan,
tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal,
bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi,
diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau.
Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat
daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok.
Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat
dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.
Nama Lokal :
Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun
koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon
mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko-mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera),
rau paroro (Ternate).; Platitos (Tagalog), saucer leaf, shell leaf (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, luka; Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran
ASI.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan daun.
INDIKASI :
Akar dan daun mangkokan berkhasiat untuk mengatasi:
- radang payudara,
- pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI,
- rambut rontok,
- sukar kencing,
- bau badan, dan
- luka.
CARA PEMAKAIAN :
Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum. Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus, dan dipakai
secara setempat.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Radang payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI :
Daun mangkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa
dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-
hangat ditaruh pada payudara yang membengkak.
2. Luka :
Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus.
Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.
3. Sukar-kencing :
Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalarn air panas
beberapa saat. Angkat, lalu hangat-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah.
4. Rambut rontok :
Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya sesudah dicuci
bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil
diaduk sampai seperti bubur. Kernudian saring dan peras. Hasil
perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan
sampai mengering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak,
protein, serta vitamin A, B1, dan C.
Melati
(Jasminum sambac, Ait.)
Familia : Oleranceae
Uraian :
Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang memiliki banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil
dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan
dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan
laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas
baru akan tampak sesudah berusia sekitar 6 minggu.
Nama Lokal :
Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (negara kita ), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate
(Madura), Menuh (Bali);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;
Pemanfaatan :
1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan
Bahan: 1 genggam daun melati
Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus
Cara memakai: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.
2. Sakit mata (mata merah atau belek)
Bahan: 1 genggam daun melati
Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus
Cara memakai: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh.
3. Bengkak akibat serangan daun lebah
Bahan: 1 genggam bunga melati
Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus
Cara memakai: ditempel pada bagian yang disengat lebah.
4. Demam dan sakit kepala
Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati
Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan,
kemudian direndam dengan air dalam rantang
Cara memakai: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi
5. Sesak napas
Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya
Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring.
Cara memakai: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk
pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.
Mengkudu
(Morinda citrifolia, Linn.)
Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi.
Tumbuhan ini memiliki batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan,
panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna
putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol.
Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak
secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.
Nama Lokal :
Mengkudu (negara kita ), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki;
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara memakai: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
2. Sakit Kuning
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong gula batu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara memakai : diminum dan diulangi 2 hari sekali
3. Demam (masuk angin dan infuenza)
Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
4. Batuk
Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara memakai : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
5. Sakit Perut
Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas.
Cara memakai: sesudah dingin disaring dan diminum.
6. Menghilangkan sisik pada kaki
Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
Cara memakai: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah
mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit,
kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.
Komposisi :
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak memiliki aroma yang tidak sedap, namun mengandung
sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol,
morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.
Meniran
(Phylanthus urinaria, Linn.)
Sinonim :Phylanthus alatus, Bl. P. cantonensis, Hornem. P. echinatus, Wall. P. lepidocarpus, Sieb.et Zucc P.
leprocarpus, Wight.
Familia :Euphorbiaceae
Uraian :
Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun :
memiliki daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang memiliki ukuran
kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh :
Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun
maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa.
Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas
permukaan laut.
Nama Lokal :
Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi
(Ternate);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat;
Pemanfaatan :
1. Sakit Kuning
a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun)
Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu
Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan
direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara memakai: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari.
b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan bunga)
Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering, 5 cm rimpang umbi temulawak, 1 potong kayu manis
Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari.
2. Malaria
Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap
Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih.
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari.
3. Ayan
Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan Bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5
gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.
Cara memakai: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut
4. Demam
Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas .
Cara memakai: disaring, kemudian diminum sekaligus.
5. Batuk
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,daun, bunga)
Bahan tambahan: Madu secukupnya.
Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan
direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata.
Cara memakai: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari
6. Haid berlebihan
BahanUtama: 3 - 7 potong akar Meniran kering
Bahan tambahan : 1 gelas air tajan
Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata.
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
7. Disentri
Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga )
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara memakai: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga cengkeh kering, 1 potong kayu Manis.
Cara membuat: Bahan utama ditumbuk halus, dan temulawak
diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
9. Luka koreng
Bahan Utama: 9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga)
Cara membuat: Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus. Kemudian direbus dengan 1 cerek air.
Cara memakai: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk mandi.
10. Jerawat
Bahan Utama: 7 Batang tanaman meniran
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi kunyit (4 cm)
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk
sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidihhingga tinggal 1 gelas.
Cara memakai: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara teratur setiap hari.
Komposisi :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat
Penyamak
Mimba
(Azadirachta indica A. Juss.)
Familia : Meliaceae
Uraian :
Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung gum, pahit. Daun menyirip gasal
berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm,
pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun bergerigi kasar,
remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30
cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan,
bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari membentuk tabung
benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki
panjang rata rata 3 mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu berbunga
Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat,
Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering
ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang
paling poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel
pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap
struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas
Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan
inflamasi.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Daun digunakan untuk penambah nafsu makan,untuk menanggulangi disentri, borok, malaria, anti bakteri.
Minyak untuk mengatasi eksim, kepala yang kotor, kudis, cacing, menghambat perkembangan dan pertumbuhan
kuman. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri lambung, penguat, penurun demam. Buah dan getah
digunakan sebagai penguat.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk mengatasi disentri sepertiga genggam daun mimba, 2 jari batang mimba dicuci dan dipotong-potong
seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air tinggal 3/4 nya; sesudah dingin, disaring dan
diminum dengan gula seperlunya (2 kali sehari 3/4gelas).
Untuk mengatasi eksim 20 lembar daun mimba dicuci dan digiling halus, diremas dengan air kapur sirih seperlunya,
kemudian ditempelkan pada kulit yang terkena eksim dan dibalut (2 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
Komposisi :
Metabolit yang ditemukan dari Azadirachta indica antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin,
salanol, azadirachtin. Biji mengandung azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-
epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion dan alkaloid. Metabolit yang ditemukan dalam ekstrak ranting segar yang
larut dalam dikIorometana antara lain desasetil nimbinolid, desasetil nimbin, desasetil isonimbinolid. Kulit batang
dan kulit akar mengandung nimbin, nimbinin, nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, nimbiol, margosin (suatu
senyawa alkaloid). Hasil hidrolisis ekstrak bunga ditemukan kuersetin, kaemferol, dan sedikit mirisetin. Dari bagian
kayu ditemukan nimaton, 15% zat samak terkondensasi. Buah mengandung alkaloid (azaridin). Daun mengandung
Paraisin, suatu alkaloid dan komponen minyak atsiri mengandung senyawa sulfida. Tangkai dan ranting hijau
mengandung 2 tetranortriterpenoidhidroksibutenolida yaitu desasetilnimbinolida dan desasetilisonimbinolida yang
berhasil diisolasi bersama dengan desasetilnimbin.` Di samping itu terdapat pula senyawa 17-epiazadiradion, 17-phidroksiazadiradion, azadirahtin, azadiron, azadiradion, epoksiazadiradion, dan gedunin.
Mindi Kecil
(Melia azedarach L.)
Sinonim : M. azadirachta L., M. dubia auct. (non. Cav.) How et T. Chen, M. dubia Cav., M. japonica G. Don., M.
toosendan Sieb.et Zucc.
Familia : Meliaceae
Uraian :
Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat
pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl. Pohon yang bercabang banyak ini memiliki kulit batang yang
berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. Daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan
panjang 20-80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat
atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm.
Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10--20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5,
panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5
cm. Jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan
biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga
atau kutu.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: renceh, mindi kecil. Jawa: gringging, mindi, cakra-cikri. NAMA ASING Ku lian pi (C), xoan,
sau dau, kho luyen, may rien(V), chinaberry, bead tree, persian lilac, barbados lilac (I). NAMA SIMPLISIA Meliae
Cortex (kulit kayu mindi kecil), Meliae Fructus (buah mindi kecil).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (ku lian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun
(toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh
kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik). Buah mindi kecil
(chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan
kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan
nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat antijamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing.
Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Toosendanin
merupakan komponen aktif pada mindi kecil yang berkhasiat antelmintik dan bekerja lebih lama dari santonin.
Pada percobaan in vitro, infus Meliae Cortex dengan konsentrasi 25--50% menyebabkan kelumpuhan cacing keremi
yang berasal dari tikus. Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM)
atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan
toosendanin dapat menimbulkan depresi pernapasan.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, buah, dan daunnya. Gunakan bahan
segar atau yang telah dikeringkan. Kulit batang sesudah dicuci, lalu jemur sampai kering. Lakukan Pemotongan
sebelum penyimpanan.
INDIKASI
Kulit kayu dan kulit akar digunakan untuk mengatasi:
- cacingan terutama askariasis, oxyuriasis, taeniasis, dan trichuriasis,
- pemakaian luar untuk scabies dan jamur di kulit kepala (tinea capitis).
Buah digunakan untuk mengatasi:
- cacingan terutama askariasis (direbus bersama biji pinang dan buah ceguk),
- sakit lambung, nyeri perut.
Daun digunakan untuk mengatasi:
- tekanan darah tinggi (hipertensi)
CARA PEMAKAIAN
Siapkan kulit kayu atau kulit akar yang kering sebanyak 15--30 g atau 30-60 g jika memakai yang segar. Rebus
atau jadikan bubuk/pil.
Jika memakai buahnya, rebus buah mindi kecil sebanyak 5--10 g, lalu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit kayu atau kulit akar, gunakan airnya untuk mencuci kurap atau membilas liang
kemaluan yang gatal dan keputihan akibat infeksi trichomonas (trikomonal vaginitis). Kulit kayu atau kulit akar juga
bisa dibakar/dipanggang, lalu giling sampai halus menjadi bubuk. Untuk pemakaian, tambahkan cuka atau minyak
secukupnya pada bubuk tersebut, lalu oleskan pada kelainan kulit, seperti rubella (campak Jerman), erisipelas
(infeksi akut pada kulit akibat Streptokokus), kurap di kulit kapala karena jamur (tinea kapitis), gatal-gatal akibat
skabies, ekzema, dan koreng.
Daun mindi kecil juga blsa direbus, gunakan airnya untuk mencuci kurap dan daunnya untuk mengompres koreng,
bisul, ekzema, dan radang kulit akibat infestasi cacing. Daun segarnya jika diremas dan ditempelkan pada' pelipis
bisa menghilangkan sakit kepala.
Bunganya sebagai obat luar untuk sakit kepala.
Contoh Pemakaian
Cacing gelang (ascariasis)
Cuci kulit kayu mindi yang kering (15--30 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya
tersisa satu gelas. sesudah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. Lakukan selama 2--3 hari.
Cacing tambang (ankylostoma)
Cuci kulit kayu mindi yang kering dan biji pinang (masing-masing 15 g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas
air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. sesudah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari.
Skabies
Tambahkan cuka pada bubuk kulit kayu atau kulit akar secukupnya, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada
bagian kulit yang gatal. Lakukan 3--4 kali sehari, sampai sembuh.
Kudis
Rebus kulit kayu atau kulit akar mindi kecil secukupnya. sesudah dingin, gunakan air saringannya untuk mencuci
bagian kulit yang kudis.
Cuci dan tumbuk sampai halus daun mindi kecil yang masih segar (secukupnya). Bubuhkan pada bagian kulit yang
kudis, lalu balut. Lakukan tiga kali sehari.
Bakar kulit kayu mindi kecil secukupnya sampai hangus, lalu giling menjadi serbuk. Tambahkan air kapur sirih, lalu
gunakan untuk menggosok bagian kulit yang kudis.
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Cuci daun mindi kecil yang segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas.
sesudah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Catatan:
Zat berkhasiat pada mindi kecil yang bernama toosendanin jika digunakan dalam dosis pengobatan jarang
menimbulkan efek samping. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah,
nyeri perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa pasien bisa menyebabkan
penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam 2--3 jam, dan
pada sebagian pasien dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa pengobatan
spesifik. Sebagai peluruh cacing usus, efek samping toosendanin lebih sedikit daripada piperasin sitrat dan
santonin.
Efek samping yang berat timbul bila dosis ekstrak melebihi 0,8 mg pada orang dewasa. Gejala keracunan yang
timbul berupa rasa kebas pada kaki dan tangan (neuri
Komposisi :
Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin (C30H38O11) dan komponen yang.larut (C30H40O12). Selain
itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina), kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan
triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat berracun, 60%
minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil
minyak esensial sulfur. Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung
alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol.
Mondokaki
(Ervatamia divaricata (L.) Burk.)
Sinonim : E. coronaria, Stapf. = Tabernaemontana coronaria, Willd. = T. divaricata, R.Br.
Familia : Apocynaceae
Uraian :
Mondokaki biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Asalnya dari India, tersebar di
kawasan Asia Tenggara serta kawasan tropik lainnya, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl.
Perdu tegak yang banyak bercabang, tinggi 0,5-3 m, batang bulat berkayu, mengandung getah seperti susu. Daun
tunggal, tebal seperti kulit, letak berhadapan, 9 bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya bulat telur memanjang
atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan alas licin mengkilap, tulang daun menyirip, panjang 6-
15 cm, lebar 2-4 cm, warnanya hijau. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan
beberapa bunga. Bunga biasanya double, warnanya putih dengan bagian tengah berwarna kuning, diameter 5 cm,
wangi. Buahnya buah kotak, bulat panjang, berbulu. Biji berdaging, berselaput, warnanya merah. Tanaman ini
memiliki akar tunggang, bentuknya silindrik, diameter 1-5 cm, warnanya kuning, permukaan luar bergabus tipis
dan tidak mudah terkelupas. Perbanyakan dengan stek atau cangkok.
Nama Lokal :
Mondokaki, bunga wari (Jawa), bunga nyingin (Nusatenggara),; Kembang mantega, kembang susu (sunda), bunga
manila,; Bunga susong.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bisul, Batuk berdahak, Radang Payudara, Digigit anjing gila; Hipertensi, Radang mata,Tulang patah, sakit gigi, Cacing
keremi.; Diare, Gigitan binatang berbisa, Tenggorok bengkak, Terkilir.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan kulit batang.
Daun:
- Bisul.
- Batuk berdahak.
- Radang kelenjar payudara.
- Digigit anjing gila.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Terkilir.
Getah daun:
- Radang mata, kekerdhan kornea.
- Mencegah timbulnya radang pada luka.
Akar:
- Tenggorok bengkak dan sakit, batuk.
- Tulang patah (fraktur), sakit gigi.
- Cacing keremi.
- Diare.
- Gigitan binatang berbisa seperti kalajengking.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-25 g, direbus
Pemakaian luar: Daun secukupnya dilumatkan, dipakai untuk menurap radang kulit, radang payudara, luka, dan
bisul.
CARA PEMAKAIAN:
1. Diare:
10-15 g akar,dicuci lalu dipotong tipis-tipis, direbus dengan 3 gelas
air bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring, lalu diminum sedikit-sedikit.
2. Sakit gigi:
Akar secukupnya dicuci bersih lalu dikunyah dengan gigi yang sakit.
3. Sakit mata, radang kulit dan luka:
Daun secukupnya dicuci bersih bilas dengan air matang Ialu
ditumbuk halus. Air perasannya dapat menyejukkan bila diteteskan
pada mata yang sakit atau dioleskan pada radang kulit dan luka.
4. Cacing keremi:
4 jari akar mondokaki dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah dingin
disaring, dibagi untuk 2 kali minum, habis dalam sehari.
5. Trachoma (radang mata kronis):
3/4 jari akar mondokaki, 1/3 genggam daun saga, daun sena dan
daun tempuh wiyang masing-masing 1/4 genggam, 1/2 jari kayu
secang, 3/4 jari kulit mesoyi, 3/4 jari kulit kayu seriawan, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 1 1/2 gelas. sesudah dingin disaring, airnya untuk
merambang mata yang sakit. Lakukan 3 kali sehari.
6. Batuk:
15 lembar daun dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 gelas. sesudah dingin disaring, tambahkan air gula
seperlunya. Bagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari.
7. Radang payudara:
20 lembar daun dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan 2 sendok
makan air garam. Ramuan ini dipakai untuk menurap payudara yang
sakit, lalu dibebat. Lakukan 2 kali sehari.
8. Radang kulit bernanah:
Bunga segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Tambahkan sedikit minyak kelapa, aduk sampai merata. Ramuan ini
dipakai untuk menurap kulit yang meradang.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Asam, sejuk. Membersihkan panas dan racun (toksin), menghilangkan
sakit (analgetik), menurunkan tekanan darah, peluruh dahak, obat cacing (anthelmintik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit
batang dan akar: Tabernaemontanin, koronarin, koronandin; dregamin, vobasin, korin,, kortin, lupeol, tanin.
Murbei
(Morus alba L.)
Sinonim : M. australis, Poir. = M. atropurpurea, Roxb. = M. constantinopalita, Poir. = M. indica, Linn. = M. rubra,
Lour.
Familia : Moraceae
Uraian :
Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. dan memerlukan cukup sinar matahari.
Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa seperti di lereng gunung, tetapi
pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak,
cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat
telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak
menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga
majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon
terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tabun.
Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, sesudah masak menjadi
hitam. Biji kecil, warna hitam. Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan unluk makanan ulat sutera.
Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan
dengan setek dan okulasi.
Nama Lokal :
Besaran (negara kita ). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam
(Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry,
mulberry (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, flu, malaria, batuk, rematik, darah tinggi (hipertensi), ; Kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah
(elephantiasis), ; Radang mata merah (conjunctivitis acute), memperbanyak ASI,; Keringat malam, muntah darah,
batuk darah, batuk berdahak,; Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), tidak datang haid, ; Gangguan saluran cerna,
sesan napas (asma), cacingan,; Muka bengkak (edema), sukar kencing (disuria), neurastenia,; Jantung berdebar
(palpitasi), rasa haus dan mulut kering,; Sukar tidur (insomnia), telinga berdenging (tinnitus), sembelit,; Tuli, vertigo,
hepatitis, kurang darah (anemia), rambut beruban,; Sakit kepala, s.tenggorokan, s.gigi, s.kulit, s.pinggang
(lumbago),; Menyuburkan pertumbuhan rambut.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur,
ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai
kering.
INDIKSI :
Daun (Sang ye) berkhasiat untuk:
- demam karena flu, malaria,
- batuk,
- sakit kepala, sakit tenggorok, sakit gigi, rematik,
- darah tinggi (hipertensi),
- kencing manis (diabetes mellitus),
- kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah),
- sakit kulit bisul,
- radang mata merah (conjunctivitis acute),
- memperbanyak air susu ibu (ASI),
- keringat malwn,
- muntah darah dan batuk darah akibat darah panas,
- kolesterol tinggi (hiperkolesierolemia), dan
- gangguan pada saluran cerna.
Kulit akar (Sang bai pi) berkhasiat untuk:
- sakit gigi,
- tidak datang haid,
- batuk berdahak, sesak napas (asma),
- muka bengkak (ederna),
- kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan
- cacingan.
Buah (Sang shen) berkhasiat untuk:
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- jantung berdebar (palpitasi),
- kencing manis (diabetes mellitus), rasa haus dan mulut kering,
- sukar tidur (insomnia),
- batuk berdahak,
- pendengaran berkurang dan penglihatan kabur,
- telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo),
- hepatitis kronis,
- sembelit pada orang tua,
- kurang darah (anemia), neurastenia,
- sakit otot dan persendian, sakit tenggorok, serta
- rambut beruban.sebelum waktunya.
Ranting (Sang zhi) berkhasiat untuk:
- rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit,
- sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki, - tekanan darah tinggi, serta menyuburkan pertumbuhan rambut.
Cara Pemakaian
Untuk diminurn, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan
atau digiling halus, 10 - 15 g; ranting 15 - 30 g; sedang daun dosisnya 5 - 10 g sekali rebus, dapat juga memakai
dosis maksimal 20 - 40 g. Untuk buah dosisnya 10 - 15 g, direbus, alu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar
dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga,
atau untuk merangsang pertumbuhan rambut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tekanan darah tinggi, kaki bengkak :
Daun murbei segar sebanyak 15 g dicuci bersih kemudian direbus
dengan 2 gelas air selama 15 menit. sesudah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.
2. Memperbanyak kcluamya air susu ibu (ASI) :
Daun murbei muda dimasak sebagai sayur, lalu dimakan bersama nasi.
3. Kencing nanah Kulit :
Akar murbei, adas pulosari, dan kayu sandel (sandelhout) direbus.
4. Bisul, radang kulit :
Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan
2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring, minum
sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur.
5. Luka, borok :
Daun murbei segar sesudah dicuci bersih lalu dioleskan minyak
kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan
sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup
luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar tren guli.
6. Digigit ular
Daun murbei segar sebanyak 20 g dicuci lalu digiling halus.
Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air yang terkumpul lalu diminum sekaligus.
7. Berkeringat malam
Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus
dengan air beras sampai mendidih. sesudah dingin lalu diminum.
8. Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit :
Ranting murbei kering sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa 1 gelas. sesudah dingin disaring, minum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
9. Hepatitis kronis, kurang darah, tekanan darah tinggi :
Buah murbei segar sebanyak 10 g ditambah air masak 1 gelas, lalu
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Buah
bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati, dan ginjal. Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian
paru. Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun murbei mengandung
ecdysterone, inokosterone, lupeol, beta-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, alfa-, betahexenal, cis-beta-hexenol, cis-lamda-hexenol, benzaidehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, aceto'ne,
trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B1, C. dan karoten), asam klorogenik, asam
fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens. Bagian
ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A. B uahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam
linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C). Kulit batang mengandung (1) triterpenoids:
alfa-,beta-amyrin, sitosterol, sitosterol-alfa-glucoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A,B,C,
oxydihydromorusin. (3) Coumarins: umbelliferone, dan scopoletin. Kulit akar mengandung derivat flavone
mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrochromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga
mengandung betulinic acid, scopoletin, alfa-amyrin, beta-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol. Biji: urease.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Eedysterone berkhasiat hipoglikemik.
Nampu
(Homalomena occulta [Lour.] Schott.)
Sinonim : H, javanica V.A.V.R.
Familia : Araceae
Uraian :
Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat
dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Terna yang hidupnya lama ini memiliki tinggi 50--
100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang.
Daun tunggal, tangkai panjangnya 50--60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung
runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70--90 cm, lebar 20--35
cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun,
berkelamin dua, panjang 15--30 cm, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna
merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna cokelat.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Cariyang bodas, c. beureum (Sunda), nampu, nyampu (Jawa Tengah). NAMA ASING: Qian nian jian,
cien nien kien (C). NAMA SIMPLISIA Homalomenae Rhizoma (rimpang nampu).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Rimpang rasanya agak pahit, pedas, sifatnya hangat, dan tidak berracun. Afinitas pada meridian
hati dan ginjal. Berkhasiat menghilangkan angin dan lembab serta memperkuat tendon dan tulang.
Pemanfaatan :
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. sesudah digali, bersihkan rimpang dari akar, cud,
dan jemur sampai kering. Potong tipis-tipis untuk penyimpanan.
Rimpang nampu digunakan untuk mengatasi:
1. sindroma sumbatan angin-lembab, dengan gejala perasaan dingin, sakit di pinggang bawah dan
lutut, serta rasa keram dan kebas di tungkai bawah,
2. rematik, pegal linu,
3. pegal linu sesudah melahirkan, dan
4. meningkatkan nafsu seks pada laki-laki.
CARA PEMAKAIAN
Rebus rimpang kering sebanyak 5--10 g. sesudah dingin, saring dan minum airnya.
CONTOH PEMAKAIAN
a Meningkatkan nafsu seks pada laki-laki
Cuci rimpang segar nampu (100 g), lalu parut. Tambahkan garam dapur dan kelapa parut secukupnya, lalu kukus
selama 20 menit. Makan hasil kukusannya.
Catatan
Tanaman sejenis banyak terdapat di negara kita , seperti Homalomena cordata Schott, H, aromatica Schott, dan H.
alba Hassk.
Komposisi :
Rimpang nampu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Daunnya mengandung saponin dan
flavonoid