tanaman herbal 4 2

























rata, permukaan licin, dengan 3 tulang 
daun yang melengkung, panjang 5 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, panjang 
tangkai bunga + 4 mm, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau keunguan, mahkota bentuk bintang, kecil, 
berambut putih, ungu kemerahan. Buah berupa buah kendaga. Perbanyakan dengan biji atau setek akar. 
Nama Lokal :
Jukut prasman (Sunda), godong prasman, rajapanah (Jawa).; Acerang, daun prasman, daun panahan (Sumatera).; 
Ayapana (Perancis), ayapana tea (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, kurang napsu makan, mimisan, haid tidak teratur.; Kencing sedikit, sembab (edema), busung air, demam, 
pilek, ; Diare kronis.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun. 
INDIKASI :
Daun prasman berkhasiat untuk mengatasi: 
- kencing sedikit, 
- sembab (edema), busung air, 
- demam, pilek, 
- batuk, bronkitis, asma, diare kronis, sariawan, kurang nafsu makan, 
- perdarahan seperti mimisan, dan 
- datang haid tidak teratur. 
CARA PEMAKAIAN : Herba segar sebanyak 15 - 30 g diseduh atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, 
herba segar direbus lalu airnya dipakai untuk mencuci luka dan mengompres borok, atau digiling halus dan 
dipakai sebagai pilis pada sakit kepala. 
CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Kencing sedikit :
 Sebanyak 20 g daun prasman segar dicuci lalu direbus dengan 2 
 gelas air bersih hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring dan 
 siap untuk diminum pagi dan siang hari, masing-masing 1/2 gelas. 
 Demam Segenggam daun prasman segar berikut batangnya dicuci 
 bersih. Potong-potong seperlunya, tambahkan gula aren seukuran 
 ibu jari dan 3 gelas air. Rebus hingga  aimya tersisa 1 gelas. sesudah  
 dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 3 - 4 kali sehari. 
2. Diare kronis :
 Segenggam daun prasman segar berikut batangnya dicuci dan 
 dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air hingga  
 tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, siap untuk diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 
3. Sariawan :
 Daun prasman segar secukupnya dicuci bersih, lalu dikunyah. 
 sesudah  lumat biarkan sebentar pada sariawan, lalu cairan dan ampasnya dibuang. 
4. Datang haid tidak teratur :
 Daun prasman segar sebanyak 25 g dicuci bersih lalu dibilas dengan 
 air masak. Tumbuk hingga  lumat, lalu diseduh dengan 3/4 cangkir 
 air panas. Diamkan selama 15 menit, lalu diperas dan disaring. Air 
 perasannya ditambah 2 sendok makan madu. sesudah  diaduk merata, minum sekaligus.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun prasman mengandung 
minyak asiri (antara lain kumarin), ayapanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin 
dan ayepin berkhasiat hemostatis. Sedangkan akar prasman mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol.
Pulai
(Alstonia scholaris [L.] R. Br.) 
Sinonim : A. spectabilis, R.Br. 
Familia : Apoeynaccae
Uraian :
Pulai yang termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, 
hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah hingga  900 m dpl. Pulai kadang 
ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 - 25 m. 
Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat 
pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, 
bentuknya lonjong hingga  lanset atau lonjong hingga  bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan 
bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau. Perbungaan 
majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau 
terang hingga  putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang 
panjangnya 20 - 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul 
pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang. 
Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, 
reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer 
(Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna 
(India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit 
perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi 
(Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak sebab  ASI.; 
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. KANDUNGAN KIMIA : Kulit kayu 
mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, 
dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam 
ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat 
menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara 
in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro 
menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi 
FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci memiliki  
efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978).
Pule Pandak
(Rauvolfia serpentine [L.] Bentham ex. Ku) 
Sinonim : Ophioxylon obversum, Mq. = 0. serpentinwn, Linn. = O. trifoliatum, Gaertn. = Hunteria sundana, Mq. 
Familia : Apoeynaceae
Uraian :
Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di 
ladang, hutan jati, atau tempat lainnya hingga  ketinggian 1.000 m dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 m, 
bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun 
tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, 
ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3 - 20 ern, lebar 2 - 9 cm, permukaan 
atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung 
tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, masih muda hijau bila masak warnanya 
hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina. 
Nama Lokal 
Pulai pandak (Jawa). akar tikus (Sumatera).; Yin tu luo fu mu (China). serpent wood, serpentine (Inggris).; Chandrika 
chhota chand, sarpaganh (India, Pakistan).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, vertigo, diare,; Sakit tenggorokan, sakit pinggang, sakit perut pada 
disentri, ; Muntah, Malaria, influenza, radang kandung empedu, bisul,; Hepatitis akut, susah tidur (insomnia), 
gangguan jiwa (mania), ; Kurang napsu makan, hiperfungsi kelenjar gondok (hipertiroid),; kudis (skabies), biduran 
(urtikaria), gigitan ular/kalajengking,; Luka terpukul atau terbentur (memar), hernia.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai :
Akar, batang, dan daun. Sebelum dipakai akar dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur untuk penyimpanan. 
INDIKASI :
Akar berkhasiat untuk: 
- tekanan darah tinggi (hipertensi), 
- sakit kepala dan rasa berputar (vertigo) pada hipertensi, 
- sakit tenggorok, sakit pinggang, 
- sakit perut pada disentri, diare, muntah, 
- panas yang menetap, panas pada malaria, influenza, 
- radang kandung empedu, hepatitis akut, 
- kejang pada penyakit ayan (epilepsi), 
- susah tidur (insomnia), garngguan jiwa (mania), 
- kurang napsu makan, menghilangkan gejala akibat hiperfungsi 
 kelenjar gondok (hipertiroid) seperti berdebar, tekanan darah tinggi, 
 mudah tersinggung (iritabel), hiperaktif saraf simpatis, bisul, kudis 
 (skabies), biduran (urtikaria), dan 
- gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur 
 (memar). 
Batang dan daun berkhasiat untuk: 
- influenza, sakit tenggorok, malaria, 
- tekanan darah tinggi, 
- diare, muntah sebab  angin, 
- hernia, dan 
- bisul, memar. 
CARA PEMAKAIAN :
Akar, daun, atau batang sebanyak 25 - 50 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, bahan-bahan ini 
digiling halus lalu ditempeikan ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk mencuci kulit yang kudis. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tekanan darah tinggi 
 Akar pule pandak sebanyak 50 g direbus dengan 3 gelas air hingga  
 tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring. Minumlah pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas. 
2. Sakit pinggang 
 Akar pule pandak sebanyak 50 g direndam dalam 1 gelas arak 
 selama 1 malam. Keesokan harinya diminum sekaligus, sesudah  makan. 
3. Sakit tenggorok 
 Akar pule pandak secukupnya sesudah  dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Bahan ini lalu diisap-isap dalam 
mulut. 
4. Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kandung empedu, 
 memar, digigit ular berbisa, kurang nafsu makan, dan sakit perut. 
 pakai  akar pule pandak sebanyak 10 - 15 g direbus dengan 3 
 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring lalu diminum
 2 kali, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas. 
5. Nyeri perut 
 Akar pule pandak dan pinang secukupnya dikunyah, airnya ditelan 
 dan ampasnya dibuang. 
6. Demam, muntah-muntah 
 Akar pule pandak kering sebanyak 15 g dipotong kecil-kecil lalu 
 diremas-remas dalam 1 gelas air masak. Airnya ini diminum sekaligus. 
7. Influenza 
 Daun pule pandak segar sebanyak 25 g dicuci lalu direbus dengan 
 3 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, minum 
 sekaligus. 
8. Digigit ular, memar 
 Daun pule pandak segar dicuci bersih lalu digiling halus. Bubuhkan 
 pada tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari. 
9. Luka berdarah 
 Daun muda pule pandak segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling 
 halus. Bubuhkan pada luka lalu dibalut. 
10. Diare 
 Akar pule pandak segar sebanyak 2 g diiris tipis-tipis. Tambahkan 
 1/4 sendok teh garam, sambil diaduk merata. Akar ini kemudian 
 dikunyah dan airnya ditelan. 
EFEK SAMPING :
Jarang terjadi efek samping yang berat. Penekanan sentral menimbulkan gejala sakit kepala, mimpi buruk, rasa 
lelah, dan tidur tak nyenyak. Pada jantung dan pembuluh darah menimbulkan gejala denyut jantung melambat, 
hidung tersumbat, dan kadang gagal jantung (jarang terjadi). Pada sistem pencernaan menyebabkan mulut kering, 
kontraksi lambung dan usus meningkat, sering buang air besar, atau diare. 
CATATAN :
- Pule pandak meningkatkan keluarnya asam lambung sehingga dapat 
 menyebabkan perdarahan lambung. 
- Penderita dengan penyakit lambung dan kondisi badan lemah jangan 
 minum rebusan pule pandak. 
- Sudah dibuat tablet dengan nama dagang tablet Reserpin, tablet 
 Ancom, dan tablet Maishujing.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Batang dan daun 
bersifat pahit, manis, dan sejuk. KANDUNGAN KIMIA : Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya 
tergantung dari area  asal tumbuhnya. Grup I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): 
serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila dipakai peroral (minum). Grup II 
(tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine. Grup III termasuk 
alkaline lemah (secondary amities): reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine. Reserpine 
berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang 
pembentukan testosteron yang dapat membangkitkan gairah seks.
Pulutan
(Urena lobata Linn.) 
Sinonim :Urena monopetala, Lour. = Urena scabriuscula, DC. = Urena sinuata, Linn. = Urena tomentosa, Blume.
Familia : Malvaceae
Uraian :
Jenis tumbuhan berserat dari suku kapas-kapasan, tumbuh di area  iklim tropik termasuk di negara kita . Tumbuh 
liar di halaman, ladang, tanah kosong dan tempat-tempat yang banyak sinar matahari hingga  setinggi + 1. 800 m di 
atas permukaan laut. Tumbuhan perdu tegak yang bercabang banyak ini memiliki  batang dan tangkai yang liat 
sehingga sukar dipatahkan dan seluruh tanaman ditumbuhi rambut halus, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun 
tunggal, berlekuk menjari 3,5 atau 7, tumbuh berseling, panjang 3 - 8 cm, lebar 1 - 6 cm, tepi bergigi, warna daun 
bagian atas hijau, bagian bawah hijau muda, pangkal daun membulat, ujung runcing. Bunga berwama ungu, keluar 
dari ketiak daun. Buahnya bulat, penampang ± 5 mm, berambut seperti sikat, beruang 5, tiap ruangan berisi 1 biji.
Nama Lokal :
Pungpulutan, pungpulutan awewe, pungpurutan (Sunda); legetan, pulutan pulutan kebo, pulutan sapi (jawa); Polot 
(Madura), Kapuhak, kaporata (Sumba),; Bejak, kakamomoko, kokomomoko (Halmahera),; Taba toko (Ternate).; Di 
tao hum (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Panas influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, Reumatik; Keputihan, Bengkak, Muntah darah, Sukar melahirkan, 
Bisul; Luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Akar, atau seluruh tanaman, pemakaian segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN: Akar:
- Panas influenza, radang tonsil (Tonsillitis), malaria.
- Rheumatik persendian.
- Keputihan, kencing keruh.
- Disentri, diare, gangguan pencernaan (indigestion).
- Bengkak (edema), muntah darah (hematemesis), kesukaran 
 melahirkan (partus).
- Gondok (goitre).
- Bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara 
 bengkak (mastitis), gigitan ular.
PEMAKAIAN: 
30 - 60 gr akar segar atau 15 - 30 gr akar kering direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: 
Seluruh tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Influenza: 24 gr akar direbus, minum.
2. Disentri, diare, rheumatic: 30 - 60 gr akar kering direbus, minum.
3. Keputihan, kencing keruh: 30 - 60 gr akar segar direbus, minum.
4. Bengkak sebab  nephritis: 
 30-60 gr akar segar ditambah air secukupnya, rebus hingga  mendidih, diminum sehari 2 kali.
5. Koreng berdarah, bisul ditempeli bunga pulutan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Rasa manis, tawar, sejuk. Penurun panas, anti-radang, anti-rematik. 
KANDUNGAN KIMIA: Batang dan daun mengandung zat lendir, biji mengandung 13 -14%, lemak.
Putri Malu
(Mimosa pudica Linn.) 
Sinonim : Mimosa asperata, Blanco.
Familia : Mimosaccae 
Uraian :
Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. 
Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna 
hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti 
bola, warna merah muda, bertangkai.
Nama Lokal :
Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes,; Reumatik, Cacingan; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Daun, akar, seluruh tanaman, segar atau yang dikeringkan.
KEGUNAAN:
1. Susah tidur (insomnia).
2. Radang saluran nafas (bronchitis).
3. Panas tinggi pada anak-anak.
4. Herpes (radang kulit sebab  virus).
5. Cacingan (ascariasis).
6. Rheumatik.
PEMAKAIAN: 15 - 60 gram, direbus.
PEMAKAIAN LUAR: 
Luka, radang kulit bemanah (piodermi), herpes; Tanaman segar dilumatkan, ditempelkan di tempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Insomnia:
 a. Daun mimosa pudica 30 - 60 gr., direbus. Minum.
 b. - Mimosa pudica (si kejut) 15 gr.
 - Vemonia cinerea (sawi langit) 15 gr.
 - Oxalis repens (calincing) 30 gr., semuanya direbus.
2. Chronic bronchitis:
 a. Akar minosa pudica 60 gr. dan air 600 cc., direbus dengan api 
 kecil menjadi 200 cc, dibagi 2 kali minum. 10 hari yaitu  1 kuur.
 b. - Mimosa pudica 30 gr.
 - Akar peristrophe roxburghiana 10 gr., keduanya direbus, dibagi 
 menjadi 2 dosis/hari.
3. Batuk dengan dahak banyak: Akar putri malu 10 - 15 gr., direbus. 
4. Ascariasis: Mimosa pudica 15 - 30 gr., direbus.
5. Rheumatik: 
 15 gr akar Mimosa pudica direndam dalam arak putih 500 cc selama 
 2 minggu. 
KONTRAINDIKASI (DILARANG DIPAKAI): Wanita hamil.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, 
peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), 
peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine.
Rambutan
(Nephelium lappaceum L.) 
Familia : Sapindaceae
Uraian :
Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini 
memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman 
dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 m ini memiliki  banyak cabang. 
Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, 
panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, 
warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya 
hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, 
panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas hingga  kaku. Kulit buahnya berwarna hijau, dan menjadi 
kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna 
putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam hingga  manis. 
Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, 
sekitar November hingga  Februari. Ada banyak jenis rambutan, seperti ropiah, simacan, sinyonya, lebakbulus, dan 
binjei. Perbanyakan dengan biji, tempelan tunas, atau dicangkok. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, p. 
biawak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa: rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa 
Tenggara: buluan, rambuta. Kalimantan: rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit;, 
kayokan, bengayau, puson. Sulawesi: rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, 
wayatu, wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku: rambutan, rambuta. NAMA ASING Shao tzu (C), 
rambutan (Tag), ramboutan (P), ramustan (Spanyol). NAMA SIMPLISIA Nephelii lappacei Semen (biji rambutan). 
Nephelii lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kulit buah berkhasiat sebagai penurun panas. Biji berkhasiat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai yaitu  kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.
INDIKASI
Kulit buah dipakai untuk mengatasi: 
disentri, demam.
Kulit kayu dipakai untuk mengatasi: 
sariawan.
Daun dipakai untuk mengatasi: 
diare,menghitamkan rambut.
Akar dipakai untuk mengatasi: 
demam.
Biji dipakai untuk mengatasi:
kencing manis (diabetes melitus). 
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Lihat contoh pemakaian.
Untuk pemakaian luar, giling daun hingga  halus, lalu tambahkan sedikit air. pakai  air perasannya untuk 
menghitamkan rambut yang beruban.
CONTOH PEMAKAIAN:
Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus 
hingga  airnya tersisa separuhnya. sesudah  ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat 
gelas.
Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus hingga  
mendidih selama 15 menit. sesudah  dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian. 
Menghitamkan rambut beruban
Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk hingga  halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata hingga  
menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. pakai  air yang terkumpul untuk 
membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari hingga  terlihat hasilnya.
Kencing manis
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling hingga  menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. sesudah  
dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.
Sariawan
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih hingga  tersisa satu gelas. pakai  
untuk berkumur selagi hangat .
Komposisi :
Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin 
dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang 
mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi.
Rincik Bumi
(Quamoclit pennata (Desr.) Boj.) 
Familia : Convolvulaceae
Uraian :
Terna, membelit, panjang dapat mencapai 4 m, berasal dari Amerika tropis, tanaman ini berbatang basah, daun 
bentuk jorong yang terbagi sangat dalam, panjang 4 - 7 cm. Bunga keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, 
warnanya merah.
Nama Lokal :
Sangga langit, bunga tali-tali, katilan.; Jin leng mao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Menurunkan panas, Perdarahan pada wasir (Hemorrhoid); 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun.
KEGUNAAN:
Menurunkan panas, perdarahan pada wasir (Hemorrhoid).
PEMAKAIAN: 6 - 9 gr direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: 
Dilumatkan, diperas ambil airnya atau direbus, airnya untuk cuci.
Rumput Mutiara
(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.) 
Sinonim : Oldenlandia corymbosa, Linn.
Familia : Rubiaceae
Uraian :
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, 
pinggir selokan, memiliki  banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun 
pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun memiliki 
rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga 
majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. 
Rumput ini memiliki  khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.
Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (negara kita ); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek 
polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, 
Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca 
nasophar; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps).
- Radang usus buntu (Acute appendicitis).
- Hepatitis, cholecystitis.
- Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease), infeksi 
 saluran kemih.
- Bisul (carbuncle), borok,
- Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, 
 rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasopharynx.
PEMAKAIAN: 
15 - 60 gr, rebus. Sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik.
PEMAKAIAN LUAR: 
- Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir:
 Lumatkan herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.
- Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu (Acute simple appendicitis) dan peritonitis lokal yang ringan:
 60 gr herba direbus, dibagi untuk 2 - 3 X minum, selama 6 - 8 hari. 
 Pada kasus berat, harus dengan campuran lain.
2. Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis): 
 30 gr herba ini direbus, minum selama 3 - 4 minggu, pada kasus-
 kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma sesudah  dilakukan pengikatan saluran epididymis.
3. Kanker : 
 30 - 60 gr direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan 
 convensional/obat anti neoplastic, baik bersama-sama atau diberikan berseling.
EFEK YANG MENYIMPANG: 
Beberapa penderita merasakan mulut kering sesudah  pemakaian selama 10 hari. Suntikan dosis tinggi 
menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan, dan kembali normal sesudah  3 - 5 hari obat dihentikan. 
Beberapa kasus chronic asthmatic bronchitis menyebabkan nervous.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan 
panas, anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan panas dan toxin, 
mengaktifkan circulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Baihua she-she cao mengandung: Hentriacontane, stigmasterol, 
ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan 
baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin).
Saga
(Abrus precatorius, Linn.) 
Sinonim : Abrus frutex, Rumph. 
Familia : Papilonaceae 
Uraian :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat 
pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun 
Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga 
Manis). Saga memiliki  buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. 
Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang 
bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan 
ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat 
tumbuh dengan baik pada area  dataran rendah hingga  ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Saga (negara kita ), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); 
Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Radang mata, Sariawan; 
Pemanfaatan :
1. Amandel
 Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu 
 secukupnya.
 Cara Membuat: semua bahan ini direbus dengan 5 gelas air 
 hingga  mendidih hingga tinggal separonya.
 Cara memakai  : disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan pagi, sore.
2. Radang Mata
 Bahan: 1 genggam daun Saga
 Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan 
 2 gelas air untuk diambil uapnya. 
 Cara memakai   : uap air daun saga ini dipakai untuk obat tetes mata.
3. Sariawan
 Bahan: daun Saga secukupnya;
 Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa menit agar agak layu.
 Cara memakai  : dikunyah-kunyah hingga  halus sambil untuk kumur.
Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium 
Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.
Salam
(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) 
Sinonim : Eugenia polyantha, Wight. = E. lucidula, Miq.
Familia : Myrtaceae
Uraian :
Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat 
ditemukan dari dataran rendah hingga  pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi. Pohon bertajuk rimbun, tinggi 
mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang 
panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong hingga  elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, 
pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna 
hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk 
tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, 
diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, sesudah  masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, 
penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, 
kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau 
stek.
Nama Lokal :
Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),; Salam (negara kita , Sunda, 
Jawa, Madura); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, Maag, Kencing manis, Mabuk akibat alkohol; \
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, kulit batang, akar dan buah.
KEGUNAAN:
- Diare.
- Sakit maag (gastritis).
- Kencing manis.
- Mabuk akibat alkohol.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 7-20 lembar daun, direbus.
Pemakaian luar: Kulit batang, daun atau akar sesudah  dicuci bersih digiling halus hingga  seperti bubur. dipakai 
untuk pemakaian setempat pada infeksi kulit seperti kudis dan gatal-gatal.
CARA PEMAKAIAN:
1. Diare: 
 15 g daun dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air bersih selama 
 15 menit. Tambahkan sedikit garam. sesudah  dingin disaring lalu diminum.\
2. Kencing manis: 
 7 lembar daun salam dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air 
 bersih sampal tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum.
3. Sakit maag: 
 15-20 lembar daun dicuci bersih, rebus dengan 1/2 liter air hingga  
 mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya. Minum sebagai teh 
 setiap hari, hingga  rasa penuh dan perih di lambung menghilang.
4. Mabuk akibat alkohol: 
 1 genggam buah salam yang sudah masak dicuci bersih lalu ditumbuk
 hingga  halus. Peras dan saring, lalu diminum.
5. Kudis, gatal:
 Daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus 
 hingga  menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ketempat yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAW] DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. KANDUNGAN KIMIA: Minyak atsiri 
(0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida.
Salvia
(Salvia spiendens Ker-Gawl.) 
Familia : Labiatae 
Uraian :
Tanaman hias berbunga indah ini asalnya dari Meksiko, ditanam di taman- taman atau di pekarangan dan dapat 
ditemukan terutama pada area  berhawa sejuk hingga  setinggi 1.400 m dpl. Salvia menyukai tempat-tempat yang 
menerima sinar matahari penuh atau agak terlindung dengan cahaya cukup. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 20-90 cm, 
batang. bersegi empat, bercabang. Daun tunggal, panjang tangkai daun 1-6 cm, helaian daun bentuknya bulat telur 
hingga  memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tap bergerigi, tulang daun menyirip, panjang 3-10 cm, bear 2-
6,5 cm, warnanya hijau tua. Bunga berwarna merah, 2-16 kuntum tumbuh melingkar menjadi karangan bunga 
berbentuk tandan yang panjangnya 10-30 cm. Buahnya lonjong, kecil. Perbanyakan dengan biji atau stek tunas. 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Bisul, Luka terpukul, terkilir dan bengkak.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.
- Demam
- Bisul
- Luka terpukul
- Terkilir dan Bengkak
Pemakaian luar : Secukupnya tanaman segar sesudah  dicuci bersih ditumbuk hingga  seperti bubur. Dipakai untuk 
menurap bagian tubuh yang sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFFEK FARMAKOLOGIS: Manis, netral. Membersihkan pana
Sambang Darah
(Excoecaria cochinchinensis Lour.) 
Sinonim : Excoecaria bicolor Hassk,
Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Umumnya, sambang darah di tanam di pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, di taman-taman 
sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat yang terbuka atau sedikit terlindung. 
Tanaman yang berasal dari Indocina ini tidak menyukai tanah yang tergenang air. Perdu yang tumbuh tegak ini 
memiliki  tinggi 0,5--1,5 m, percabangan banyak, getahnya berwarna putih dan berracun. Daun tunggal, 
bertangkai, helaian daun bentuknya jorong hingga  lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, 
tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, panjang 4--15 cm, lebar 1,5--4,5 cm, warna daun pada 
permukaan atas hijau tua, dan permukaan bawah merah gelap. Daun muda warnanya lebih mengilap. Bunga keluar 
dari ujung percabangan, bentuknya kecilkecil, warnanya kuning, tersusun dalam rangkaian berupa tandan, bunga 
jantan lebih banyak daripada bunga betina. Buah tiga keping, bundar, dengan diameter sekitar 1 cm. Mudah 
diperbanyak dengan setek batang atau cangkokan. 
Nama Lokal :
NAMA area  Daun remek daging, ki sambang. NAMA ASING Ji wei mu (C). NAMA SIMPLISIA Excoecariae 
cochinchinensis Folium (daun sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Radix (akar sambang darah), 
Excoecariae cochinchinensis Caulis (ranting sambang darah).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat, beracun. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), 
menghilangkan gatal (antipruritik), dan penghenti perdarahan (hemostatis).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai sebagai obat yaitu  daun, ranting, dan akarnya.
INDIKASI
Sambang darah dipakai untuk mengatasi:
banyak mengeluarkan darah sewaktu haid dan melahirkan,
batuk darah, muntah darah, luka berdarah, dan disentri.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat contoh pemakaian. Pemakaian luar dipakai untuk pengobatan gatal-gatal dan 
penyakit kulit kronis, seperti psoriasis, ekzema kronis, neurodermatitis, dan luka berdarah. Caranya, cuci daun segar 
secukupnya, lalu giling hingga  halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut.
CONTOH PEMAKAIAN
Disentri
Cuci daun sambang darah (15 lembar), lalu rebus dengan tiga gelas air hingga  tersisa dua gelas. sesudah  dingin, 
saring airnya untuk dua kali minum, pagi dan sore hari.
Muntah darah
Cuci daun sambang darah (10 lembar ), lalu giling halus. Tambahkan garam seujung sendok teh dan air masak 
sebanyak setengah cangkir. Aduk merata, lalu saring dan peras dengan sepotong kain. Minum sekaligus 
Perdarahan haid
Cuci ranting kering sambang darah sebesar jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas 
air hingga  tersisa separuhnya. Minum air rebusannya sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas.
Perdarahan sesudah  bersalin, keguguran
Cuci akar kering sambang darah sebesar satu setengah jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus 
dengan dua gelas air minum hingga  tersisa separuhnya. sesudah  dingin saring dan minum sehari dua kali, masing￾masing setengah gelas.
Komposisi :
Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getah mengandung resin dan senyawa yang sangat 
berracun.
Sambang Getih
(Hemigraphis colorata Hall.f.) 
Sinonim : H. alternata (Burm.f.) T. Anders, Ruellia colorata BI.
Familia : Acanthaceae
Uraian :
Sambang getih bisa ditemukan tumbuh liar atau ditanam di halaman dan taman-taman sebagai tanaman hias. 
Terna ini memiliki  batang berbaring dan merayap, bulat, bercabang, berruas-ruas, dan bervvarna unqu. Daun 
tunggal, bertangkai, letak berhadapan, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rompang, tepi 
bergerigi, pertulangan menyirip, permukaan atas warnanya merah ungu mengilap agak keabu-abuan, bagian bawah 
merah anggur, berrambut, panjang 7--11 cm, lebar 4--6 cm. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa 
bulir, keluar dari ujung batang, mahkota bentuk corong, warnanya putih. Buah kecil, lonjong, warnanya hijau muda. 
Biji kecil, pipih, warnanya putih. 
Nama Lokal :
NAMA area  Sumatera: binalu api (Melayu). Jawa: remek daging. reundeu beureum (Sunda), keci beling, 
sambang geteh, sarap (Jawa). Lire (Ternate). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Hemigraphis coloratae Folium (daun 
sambang getih)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba berkhasiat penambah darah, penghenti perdarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik). EFEK 
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sambang getih dapat 
menghambat Staphylococcus aureus pada kadar 13, 26, 52, 78, dan 104 mg%. Kenaikan kadar berbanding lurus 
dengan area  hambatan antibakteri. Juga terdapat senyawa flavonoid pada daun sambang getih (Serly Sapulette,
Fakultas Farmasi, UGM, 1992). 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai sebagi obat yaitu  daunnya.
INDIKASI
Daun dipakai untuk mengatasi: 
air kemih sedikit,
disentri, 
wasir, dan
perdarahan sesudah  melahirkan. 
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi.
CONTOH PEMAKAIAN
Air kemih sedikit
Cuci daun sambang getih segar (20--30 g), lalu rebus dengan dua gelas air selama 25 menit. sesudah  dingin, saring 
dan minum sekaligus.
Disentri
Cuci daun sambang getih segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan segelas air hingga  mendidih selama 15 menit. 
sesudah  dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari.
Wasir
Cuci segenggam daun segar, lalu rebus dengan dua gelas air selama setengah jam. sesudah  dingin, saring dan 
minum. Rebus ampasnya sekali lagi untuk diminum pada sore hari.
Komposisi :
Daun mengandung flavonoid, polifenol, tanin, kalium yang kadarnya tinggi dan rendah natrium. Batang 
mengandung saponin dan tanin, sedangkan akar mengandung flavonoid dan polifenol.
Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) 
Sinonim : Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.
Familia : Acanthaceae
Uraian :
I. Uraian Tumbuhan. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang 
agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah hingga  ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 
50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. 
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, 
tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan 
rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk 
tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 
cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya 
cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 
m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 
mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · 
Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 
200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman 
(pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam 
berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit 
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m
Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi 
jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green 
chiretta, halviva, kariyat (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, 
malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang 
telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes 
melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi 
(hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; 
Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. sesudah  dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu 
dikeringkan.
INDIKASI :
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), 
 abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas 
 (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga 
 tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, 
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore), 
- kencing manis (DM), 
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), 
- darah tinggi (hipertensi), 
- kusta (morbus hansen = lepra), 
- leptospirosis, 
- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, 
- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) 
 dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru. 
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 
- 4 kali sehari, 4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, dipakai cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian 
luar, herba segar direbus lalu airnya dipakai untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, 
seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid 
 Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2 
 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, tambahkan 
 madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari. 
2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru 
 Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air hingga  
 tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring. Air rebusannya diminum 
 sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 
3. Disentri 
 Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan 
 selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang 
 terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g 
 sambil diaduk. Campuran ini lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian
 4. Influenza, sakit kepala, demam 
 Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air 
 panas. sesudah  dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari.
5. Demam 
 Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 
 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang 
 digiling halus juga bisa dipakai sebagai tapal badan yang panas. 
6. TB paru
 Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu 
 secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 
 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap 
 kali minum 15 - 30 pil. 
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi 
 Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2 
 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. 
 sesudah  dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali. 
8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis 
 Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan 
 air panas. sesudah  dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
 sekaligus. 
9. Faringitis 
 Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air 
 matang. Bahan ini lalu dikunyah dan aimya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi 
 Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air 
 hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum 2 kali 
 sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling 
 halus dan diperas. Airnya dipakai untuk tetes telinga. 
11. Kencing manis 
 Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus 
 dengan 3 gelas air bersih hingga  tersisa 2 1/4 gelas. sesudah  dingin 
 disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 
12. Kencing nanah 
 Sebanyak 3 tangkai sambilo
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus 
besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari 
deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan 
homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam 
kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0-
metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr 
(melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik 
pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 
2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah 
putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas 
pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari 
segi farmakologi, sambiloto memiliki  efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek 
pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, 
andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan 
antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa 
darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya 
dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus 
herba sambiloto memiliki  daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, 
Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. 
Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, 
Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto memiliki  efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi 
akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida 
(Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat 
negara kita  vol. 3 No. 1, 1996).
Sambung Nyawa
(Gynura procumbens (Lour.) Merr.) 
Familia : Goodeniaceae
Uraian :
Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. 
Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 -
12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun 
rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm hingga  1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau 
berambut halus. Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai 
(panicula) hingga  malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 
mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Brachtea 
involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 - 1 cm. Lebar 0,6 - 1,7 cm, gundul, 
ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 - 1,5 cm, jingga kuningan 
atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, 
panjang 4 - 5 mm, coklat. Daun memiliki  susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga 
tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa perbungaan 
jarang ditemukan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 - 1200 m dpl, terutama tumbuh 
dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan 
padang rumput . Secara kultur jaringan, eksplan yang terbaik untuk penumbuhan kalus G. procumbens yaitu  
tangkai daun yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk penumbuhan kalus yaitu  media RTK yaitu media RT 
dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi pupuk N dan P memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan 
hasil produksinya. Pemakaian BA 1 - 4 mg/l memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara 
perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan memakai   stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat 
sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi sebab  helaian daun lebih 
tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar. 
Nama Lokal :
NAMA area : -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Minyak atsiri daun Sambung nyawa yang diencerkan dengan etilasetat (1:6) dapat berefek positif menghambat 
pertumbuhan Staphylococcus aureus, Namun E. coli tidak dihambat oleh minyak atsiri pada pengenceran yang 
sama secara in vitro. Pemberian ekstrak daun yang larut dalam etanol daun G. procumbens dengan dosis setara 
dengan 100 g dan 200 g tanaman per mencit, 2 kali seminggu selama 8 minggu, secara nyata menurunkan jumlah 
nodul tumor per paru, maupun prosentase mencit yang terkena tumor sebab  benzo(a) piren. Fraksi residu ekstrak 
daun G. Procumbens yang dilarutkan dalam etanol memiliki  aktivitas biologis terhadap sel vero dengan kadar 
hambat minimal 4026 µg/ml, terhadap sel mieloma dengan LC50 187 µg/ml. Sari daun yang larut dalam air dapat 
menurunkan kadar glukosa darah pada tikus normal Sambung nyawa mengandung asparaginase dengan aktivitas 
spesifik 0,0175 ? 0,0080. Waktu inkubasi untuk menentukan aktivitas asparaginase Sambung nyawa yaitu  40 
menit. Lamanya waktu inkubasi berpengaruh terhadap aktivitas asparaginase Sambung nyawa. Selain waktu 
inkubasi, pH mempengaruhi aktivitas asparaginase Sambung nyawa dan aktivitas tertinggi pada pH 8,6 yaitu 1,64? 
0,232 g NH3 / menit / mg protein. Toksisitas Ekstrak daun G. Procumbens yang larut dalam etanol memiliki LC50 < 
l000 µg/ml, (toksisitas tinggi), dan memiliki  aktivitas biologis yang hampir sama terhadap sel vero dengan kadar 
hambat minimal 1753 µg/ml, dan terhadap sel mieloma dengan LC50 72 g/ml. Fraksi yang larut dalam kloroform 
ekstrak etanol terdapat senyawa yang bersifat mutagenik. LD50 ekstrak daun sambung nyawa yang larut dalam 
etanol secara oral pada mencit yaitu  5.556 g/kg BB . Sari daun yang larut dalam air, metanol, petroleum eter, 
kloroform G. Procumbens (Lour.) Merr., relatif kurang toksis terhadap larva Artemiasalina Leach. Senyawa yang 
larut dalam CCl3 dari ekstrak alkohol batang G. procumbens bersifat mutagenik. 
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Batang tanaman Sambung nyawa sering dipakai untuk menurunkan demam. Sambung nyawa juga dipakai 
dalam upaya penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, di samping itu dipakai pada upaya 
menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa.
Umbi untuk menghilangkan bekuan darah (haematom), pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan sesudah  
melahirkan.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk mengatasi gigitan ular / serangga dipakai daun dan umbi tumbuhan Sambung nyawa 1 batang, kunyit 
sebesar telur ayam 1 biji. Kunyit dikupas, dicuci kemudian ditumbuk bersama bahan lain hingga lembut. Tempelkan 
pada luka dan dibalut dengan air bersih.
Untuk mengatasi muntah darah / perdarahan rahim dipakai pohon Sambung nyawa dan umbinya 1 batang, 
kunyit 1 jari, kayu secang (tua) yang telah diserut 1/4 genggam. Kunyit dikupas, diiris tipis, kemudian direbus 
bersama bahan lainnya dengan air 2 gelas hingga tinggal 1 1/2 gelas. Angkat dan saring, diminum 2 kali sehari ½ 
gelas.
Untuk penyembuhan bisul dipakai daun Sambung nyawa segar 8 gram dicuci, ditumbuk hingga  lumat. 
Kemudian ditempelkan pada bisul.
Komposisi :
Daun mengandung 4?senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid) . Metabolit yang terdapat dalam 
ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam p?kumarat, 
asam p?hidroksi benzoat. Hasil analisis kualitatif dengan metode kromatografi lapisan tipis dapat dideteksi 
keberadaan sterol, triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri. Komponen 
minyak atsiri paling sedikit terdiri dari 6 senyawa monoterpen, 4 senyawa seskuiterpen, 2 macam senyawa dengan 
ikatan rangkap, 2 senyawa dengan gugus aldehida dan keton. Hasil penelitian dalam upaya isolasi flavonoid 
dilaporkan keberadaan 2 macam senyawa flavonoid yaitu bercak 1 terdiri dari 2 buah senyawa flavonol dan auron; 
sedangkan pada bercak 11 diduga kaemferol (suatu flavonol). Senyawa yang terkandung dalam etanol daun antara 
lain flavon / flavonol (3?hidroksi flavon) dengan gugus hidroksil pada posisi 4',7 dan 6 atau 8 dengan substitusi 
gugus 5?hidroksi. Bila senyawa ini suatu flavonol, maka gugus hidroksil pada posisi 3 dalam keadaan 
tersubstitusi. Di samping itu diduga keberadaan isoflavon dengan gugus hidroksil pada posisi 6 atau 7,8 (cincin A) 
tanpa gugus hidroksil pada cincin B .
Sangitan
(Sambucus javanica Reinw.) 
Sinonim : S.chinensis, Lindl. = S.ebuloides, Desv. = S.thunbergiana, Bl. = Phyteuma bipinnata, Lour. = 
P.cochinchinensis, Lour. Familia : Caprifoliaceae
Uraian :
Merupakan tanaman asli negara kita , dapat ditemukan dari dataran rendah hingga  ketinggian 1.000 m dpl. Sangitan 
banyak ditemukan tumbuh liar di area  pegunungan, pinggiran kota pada tanah terlantar, atau ditanam penduduk 
sebagai tanaman hias di pekarangan dan kadang ditemukan sebagai tanaman pagar. Tanaman ini umumnya 
menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu kering atau terlalu lembab. Perdu, tinggi 1-3 m. Batang bulat dan 
banyak bercabang. Daun merupakan daun majemuk yang letaknya berseling. Terdapat 5-9 anak daun yang letaknya 
menyirip. Anak daun bertangkai, bentuknya elips memanjang hingga  lanset, panjang 8-15 cm, lebar 3- 5 cm, ujung 
runcing, tepi bergerigi, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda. Bunga kecil-kecil dengan 5 
kelopak berwarna putih kuning, berkumpul membentuk payung majemuk, keluar dari ujung ranting, baunya harum. 
Buahnya buah buni, bentuknya bulat, warnanya hitam bila masak dengan diameter 3-4 mm. Bijinya 1-3. 
Perbanyakan dengan stek dan biji, 
Nama Lokal :
Sangitan (Melayu), Kerak nasi (Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul, tulang patah, rematik, sakit kuning, beri-beri, disentri; Bronkhitis, rubela, bengkak (edema), 
keram/kejang, pegal linu; Erysipelas, sakit kuning.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Akar, batang dan daun. Dijemur bila ingin disimpan.
Sangketan
(Heliotropium indicum L.) 
Sinonim : H.anisophyllum P.de B. = H.parviflorum Blanco = Hehophytum indicum A.DC. = Tiaridium indicum Lehm.
Familia : Boraginaceae
Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm., berambut, tumbuh di sisi jalan, tanah kosong yang 
tidak terawat, ditempat yang panas. Batang berambut kasar, daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi 
bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus Bunga kecil bergerombol diujung 
batang, warna lembayung. Batang bunga panjang ± 10 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung-ujung tangkai. 
Tumbuh di area  beriklim kering dari dataran rendah hingga  800 m diatas permukaan laut.
Nama Lokal :
Gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero,; Tlale gajah, tulale gajah (Jawa), Bandotan lombok,; Buntut 
tikus, ekor anjing, tusuk konde (Sumatera); Da wei yao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi dan Abses paru, Radang Tenggorokan, Sariawan ; Diare, Disentri, Radang buah zakar, Bisul, Radang kulit 
bernanah; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Saluruh tanaman (herba) atau akar, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
- Infeksi paru (Pneumonitis), abses paru, pulmonary empyema.
- Radang tenggorok, sariawan.
- Diare, disenteri.
- Peradangan buah zakar, bisul, radang kulit bernanah.
- Peluruh haid.
PEMAKAIAN : Rebus 30 - 60 gr herba segar atau ambil air perasan herba segar, dicampur madu, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Air rebusan herba segar untuk mencuci kelainan kulit, gatal-gatal, atau herba segar dilumatkan 
hingga  menjadi bubur, tempelkan pada bisul, kelainan kulit, atau untuk kumur-kumur air perasan herba segar.
CARA PEMAKAIAN:
1. Infeksi paru, abses paru, empyema: 
 60 gr herba segar direbus, airnya campur madu, minum.
2. Sariawan: 
 Daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya untuk kumur-
 kumur, 4 - 6 kali / hari.
3. Disenteri: 30 - 60 gr herba segar direbus, minum.
4. Peradangan buah zakar (Orchitis): 60 gr akar segar direbus, minum.
5. Bisul: 
 a). 60 gr akar segar ditambah sedikit garam, rebus, minum.
 b). Lumatkan campuran daun segar + nasi dingin, tempelkan.
CATATAN :
Wanita hamil jangan memakai   biji dan bunganya, menyebabkan keguguran.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, netral, toxic. Anti radang, mematikan parasit (parasiticide), 
menghilangkan gatal (anti pruritic). KANDUNGAN KIMIA: Indicine, acetyl indicine, indicinine
Sawi Langit
(Vernonia cinerea (L.) Less.) 
Sinonim : Vernonia albicans, DC. = V. conyzoides, DC, = V. Iaxiflora, Less. = V. leptophylla, DC. = V.parviflora, Reinw. 
= V.rhomboidea, Edgew.
Familia : Compositae (Asteraceac)
Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak tinggi 20 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, padang rumput hingga  ketinggian 1.300 
m di atas permukaan laut. Batang berambut halus dan bercabang banyak. Daun tunggal, duduk berseling, 
bentuknya bulat telur sungsang hingga  bulat memanjang, dengan panjang daun 2 - 7 cm, lebar 0,5 - 2,5 cm. Tapi 
daun beringgit tidak teratur, kedua permukaan daun berambut halus, bertangkai pendek. Bunga warna ungu, 
berkelompok sekitar 5 - 20 kuntum. Biji keras bentuk bulat lonjong.
Nama Lokal :
Buyung-buyung, daun muka manis, lidah anjing, Sayur babi; Rumput ekor kuda, r.muka manis, r.tahi bahi 
(negara kita ); Leuleuncaan, mareme,rante piit, sasawi langit, sembung,; Capeu tuhur (Sunda), Sembung, s.rendetin 
(Bali),; Maryuna, nyawon, pidak bangkong, sembung, s.kebo (Jawa); Shang han cao (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, panas batuk, Disentri, Hepatitis, Lelah tidak bersemangat; Susah tidur (insomnia); 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
1. Demam, panas batuk. 
2. Disenteri, hepatitis. 
3. Lelah tidak bersemangat (Neurasthenia), susah tidur (Insomnia).
PEMAKAIAN: Kering: 10 - 15 gr. Segar: 30 - 60 gr.
PEMAKAIAN LUAR: Bisul, gigitan ular, luka terpukul, keseleo. Herba segar dilumatkan, ditempel ketempat yang 
sakit.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, manis, sejuk, penenang (sedative).
Sawi Tanah
(Nasturtium montanum Wall.) 
Sinonim : Rorippa indicum, (Linn.), Hieron. = R. montana, (Wall.), small. = Sinapis pusilla, Roxb.
Familia : Cruciferae (Brassicaceae)
Uraian :
Terna, tumbuh liar di tepi saluran air, di ladang dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab hingga  setinggi 
1.300 m dari permukaan laut. Berbatang basah, tinggi hingga  55 cm. Daun bentuk bulat telur, atau bulat 
memanjang, ujung melancip, tepi bergerigi atau beringgit, tunggal, duduk tersebar. Bunga kecil warna kuning, 
tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang. Buah berupa buah lobak, bila masak membuka dengan 2 katub.
Nama Lokal :
Sawi lemah, sawi taneuh, jukut sakti, rom taroman,; tempuyung, kamandilan, maru maru.; Han cai (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang saluran nafas, Batuk, TBC, Panas, Campak, Reumatik; Sakit tenggorokan, Hepatitis, Bisul, Memar, Luka 
berdarah; Gigitan ular, Kencing berkurang; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering. KEGUNAAN: 1. Radang saluran nafas, batuk berdahak, 
TBC. 2. Panas, campak, sakit tenggorok. 3. Rheumatik persendian yang akut (acute rheumatic arthritis). 4. Hepatitis, 
kencing berkurang (oliguria). 5. Bisul, memar, luka berdarah, gigitan ular. PEMAKAIAN: 15 - 30 gr. bahan kering atau 
30 - 60 gr., bahan segar, direbus, minum. PEMAKAIAN LUAR: Luka, bisul, tanaman segar dilumatkan, sebagai tapal. 
CARA PEMAKAIAN: 1. Radang saluran nafas (chronic bronchitis): Dengan pengolahan, ambil zat berkhasiat yaitu 
rorifone, 200 - 300 mg/hari, dibagi dalam 4 dosis, selama 10 hari. Pada pemberian lebih dari 300 pasien. efek 
expectorant: baik, dahak berkurang banyak. 2. Influenza: 30 - 60 gr. sawi tanah segar dan 10 - 15 gr. bawang putih, 
seluruhnya digodok, minum. 3. Campak: Sawi tanah segar, ditumbuk Ialu peras ambil airnya, ditambah sedikit 
garam, minum. Kemudian diminumkan air putih. Umur 1 - 2 tahun, sekali minum 30 gr. Lebih dari 2 tahun: 60 gr. 4. 
Rheumatik sendi: 30 gr. sawi tanah segar direbus, minum. 5. Sakit lambung, melancarkan pencernaan: 30 gr. sawi 
tanah kering direbus, minum. 6. TBC: 30 gr. sawi tanah direbus, kemudian ditambah gula enau, minum setiap hari. 
7. Sakit kuning: 1/4 genggam akar sawi tanah, 1/3 genggam daun sawi tanah dan 3 gelas air, semuanya rebus 
menjadi 1 1/2 gelas. Sesudah dingin disaring, + madu, sehari 2 x 3/4 gelas. 8. Kencing darah: 5 pohon sawi tanah 
(berikut akar) dan 3 gelas air, direbus menjadi 1% gelas sehari 3 x 1/2 gelas. 9. Sakit kandung kencing akibat 
kedinginan: 7 herba sawi tanah + akamya dan 3 gelas air direbus menjadi 1 gelas, minum. 10. Mencret (diare): 1 
batang sawi tanah seutuhnya ditambah 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2 gelas, sesudah  dingin, disaring, ditambah 
madu. Sehari 2 x 3/4 gelas. EFEK ANTI BAKTERI: Eksperimen pada plat microbiology, rorifone dengan konsentrasi 5 
mglml. menghambat pertumbuhan Diplococcus pneumonlac, Staphylococcus aureus, Hemophilus influenzae 
Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli. EFEK SAMPING (SIDE EFFECT): Pada beberapa individu, kadang￾kadang timbul rasa mulut kering, dan sedikit rasa tidak enak di lambung. Rasa tidak enak di lambung dapat 
dinetrahsir dengan menambahkan gula batu pada air rebusan atau minum larutan gula batu.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, " hangat ", penurun panas, anti racun, peluruh air seni, 
mencairkan dahak (mucolitik), anti bakteri. KANDUNGAN KIMIA: Rorifone, rorifamide, 6 crystalline substans (2 
substansi netral dan 4 asam organik) dan beberapa turunan decyanated.
Secang
(Caesalpia sappan L.) 
Familia : Caesalpiniaceae 
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka hingga  ketinggian 1.000 m dpl., seperti di area  pegunungan yang 
berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas 
kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok 
dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, 
jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, 
pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. 
Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk 
tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, 
bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya 
kuning kecoklatan. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna 
merah gading muda, dapat dipakai untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman 
atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang. 
Nama Lokal :
Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa),; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, batu darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor,; Muntah darah, berak darah, luka berdarah, 
memar berdarah; Malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Kayu. Kulitnya dibuang, dipotong-potong lalu dikeringkan. 
KEGUNAAN: 
- Diare, disentri. 
- Batuk darah pada TBC. 
- Muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah. 
- Luka dalam. 
- Sifilis, darah kotor, Radang selaput lendir mata. 
- Malaria. 
- Pengobatan sesudah  bersalin. 
- Tetanus. 
- Pembengkakan (tumor), 

- Nyeri sebab  gangguan sirkulasi darah dan Ci. 
PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 3-9 g, direbus. 
Pemakaian luar: Kayu direbus, airnya untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk merambang mata yang 
meradang. 
CARA PEMAKAIAN: 
1. Pembersih darah: 
 Kerokan kayu ditambah ketumbar dan daun trawas, rebus. 
2. Diare / mencret:
 5 g kayu dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air bersih 
 selama 15 menit. sesudah  dingin disaring, dibagi menjadi 2 bagian. 
 Minum pagi dan sore hari. 
3. Batuk darah pada TBC: 
 1 1/2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, 
 rebus dengan 4 gelas air bersih hingga  tersisa 2 1/4 gelas, sesudah  
 dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas. 
4. Radang salaput lendir mata: 
 2 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus 
 dengan 3 gelas air bersih hingga  tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin 
 disaring, airnya dipakai untuk merambang mata yang sakit. 
5. Berak darah: 
 1 jari kayu secang dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus 
 dengan 3 gelas air hingga  tersisa 1 1/2 gelas. sesudah  dingin 
 disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Sepat tidak berbau. Menghentikan perdarahan, pembersih darah, 
pengelat, penawar racun dan antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Kayu: Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, 
brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan 
hampir tidak berwarna.
Seledri
(Apium graveolens, Linn.) 
Familia : Apiaceae
Uraian :
Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikatageorikan 
sebagai sayuran, perkebunan seledri di negara kita  terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar 
di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah 
bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat 
dimakan. Di negara kita  daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi 
Kuno tumbuhan seledri dipakai sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah 
dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat 
secara ilmiah baru pada tahun 1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat dipakai 2 cara, yaitu melalui 
bijinya atau pemindahan anak rumpunnya.
Nama Lokal :
Celery (Inggris), Celeri (Perancis), Seleri (Italia); Selinon, Parsley (Jerman), Seledri (negara kita ); Sledri (Jawa), Saledri 
(Sunda); 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit mata, Reumatik; 
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
 Bahan: daun seledri secukupnya
 Cara membuat: diperas dengan air masak secukupnya kemudian disaring;
 Cara memakai  : diminum 3 kali sehari 2 sendok makan, dan dilakukan secara teratur.
 Catatan : penggunaan berlebihan berbahaya!
2. berguna untuk obat mata yang memiliki khasiat mengatasi sakit mata kering.
 Bahan: 2 tangkai daun seledri, 2 tangkai daun bayam, 1 tangkai daun kemangi.
 Cara membuat: semua bahan ini ditumbuk bersama kemudian 
 diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara memakai  : di minum biasa.
3. Reumatik
 Bahan: 1 tangkai daun seledri
 Cara memakai  : dimakan sebagai lalapan setiap kali makan.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Seledri memiliki  banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr): a. kalori sebanyak 20 
kalori, b. protein 1 gram c. lemak 0,1 gram d. hidrat arang 4,6 gram e. kalsium 50 mg f. fosfor 40 mg g. besi 1 mg h. 
Vitamin A 130 SI i. Vitamin B1 0,03 mg j. Vitamin C 11 mg Dan 63% bagian dapat dimakan. Daun seledri juga banyak 
mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.
Semanggi Gunung
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.) 
Sinonim : = H.rotundifolia, Roxb. = H.formosana Masamune.
Familia : Umbelliferae (Apiaceac)
Uraian :
Tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, 
lapangan rumput dan tempat lain hingga  setinggi kira-kira 2.500 m dari permukaan laut. Batang lunak, berongga, 
panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir 
terbagi menjadi 5 - 7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna 
kuning.
Nama Lokal :
Pegagan embun, antanan beurit, a. lembut (Sunda).; Andem, katepa'n, rendeng, semanggi (jawa), Salatun; Take 
cena (Madura), tikim, patikim; Tian hu sui (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (Hepatitis), Batu empedu, Batu dan infeksi s. kencing; Batuk dan sesak nafas, Sariawan, Radang 
tenggorokan; Amandel, Infeksi telinga tengah; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Sakit kuning (Icteric infectious hepatitis).
2. Pengecilan hati dengan busung (Liver cirrhosis dan ascites), batu 
 empedu.
3. Batu dan infeksi saluran kencing.
4. Batuk dan sesak nafas.
5. Sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel.
6. Infeksi telinga tengah.
PEMAKAIAN: 10 - 60 gram, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: Bisul, gumpalan darah (haematoma), koreng di kepala: Lumatkan tumbuhan segar, dibubuhkan 
ke tempat yang sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sesak napas (ashma): 
 10 - 15 gr herba segar direbus, minum atau ditumbuk, peras minum airnya.
2. Batu saluran kencing: 30 - 60 gr herba segar direbus, minum.
3. Kencing kurang lancar: 
 30 gr herba segar direbus, kemudian ditambah 30 gr gula pasir, minum.
4. Radang tenggorok: 
 30 - 60 gr herba segar direbus, tambah garam sedikit, minum; atau ditumbuk, peras, minum airnya.
5. Sakit kuning: 
 30 - 60 gr ditambah air dan arak ketan sama banyak secukupnya, ditim, 2x /hari, selama 3 - 5 hari.
6. Amandel: dipakai sebagai obat kumur
ADVERSE EFFECT (KHASIAT YANG MENYIMPANG): 
Walaupun sangat jarang, kadangkadang dapat terjadi LEUCOPENIA (penurunan jumlah sel darah putih), selama 
pemakaian obat ini, yang segera normal kembali sesudah  obat dihentikan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis sedikit pedas, sejuk. Menghilangkan bengkak (anti swelling), 
anti radang (anti-inflammasi), peluruh air seni, anti biotika, penurun panas, menetralisir racun (detoxificans), 
peluruh dahak (ekspektoran). KANDUNGAN KIMIA: Mengandung minyak menguap, coumarin, hyperin.
Semangka
(Citrullus vulgaris Schrad.) 
Sinonim : C, lanatus (Thunb.) Matsumara & Nakai, C. lanata (Thunb.) Mansf., C. edulis Spach., Colocynthis citrullus 
(L.) O. Ktze., Cucurmis citrullus (L.) ser., Cucurbita citrullus L., C. anguria Duch., Momordica lanata Thunb.
Familia : Cucurbitaceae
Uraian :
Semangka berasal dari area  tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh liar di tepi jalan, padang belukar, pantai laut, 
atau ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman buah. Semangka dapat ditemukan dari dataran rendah 
hingga  1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh menjalar di atas tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat 
pembelit. Batang lunak, bersegi dan berambut, panjangnya 1,5--5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2--
3. Daun letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi menjari, dengan ujung runcing, 
panjang 3--25 cm, lebar 1,5--15 cm, tepi bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah berambut 
rapat pada tulangnya. Bunga uniseksual, keluar dari ketiak daun, tunggal, biasanya bunga jantan lebih banyak, 
berbentuk lonceng lebar, warnanya kuning, mekar pada pagi hari. Buah berbentuk bola hingga  bulat memanjang, 
besar bervariasi dengan panjang 20--30 cm, diameter 15--20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg hingga  20 kg. Kulit 
buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya bermacam-macam seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau 
muda bergaris-garis putih. Daging buah warnanya merah, merah muda (pink), jingga (oranye), kuning, bahkan ada 
yang putih. Biji bentuk memanjang, pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Ada juga yang 
tanpa biji (seedless). Biji yang sudah diolah disebut kuaci. Cara membuatnya, kumpulkan biji, lalu jemur dan 
sangrai. sesudah  dingin, rendam dalam air garam seharian, lalu jemur kembali di panas matahari. Semangka selain 
dimakan sebagai buah segar juga dapat diminum sebagai jus. Buah semangka jangan dimakan dengan gula aren 
sebab  dapat terbentuk racun, terutama sangat mengganggu pada orang yang pencernaannya lemah. Racun ini 
dapat menimbulkan kejang-kejang dan diare hingga  menyebabkan kematian. Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal :
NAMA area  Jawa: samangka, semongka, watesan, ghulengghuleng. Sumatera: mandike, karamboja, kalambosa, 
kamandriki. Maluku: mendikai, semangka, pateka, samangka. Lampung: lamuja, karamujo, ramujo, samaka. 
Halmahera: samaka, hamaka, hama'a. NAMA ASING Xi gua (C), watermelon (I), melon d'eau, wasserkurbis, 
watermeloen. NAMA SIMPLISIA Citrulli Fructus (buah semangka), Citrulli Pericarpium (kulit buah semangka).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kulit buah dan daging buah rasanya manis, sifatnya dingin, afinitas ke meridian jantung, lambung, dan kandung 
kemih. Semangka berkhasiat sebagai penyejuk tubuh selagi cuaca panas, peluruh kencing (diuretik), antiradang, 
melumas usus, dan menghilangkan haus. Pada pengobatan tradisional Cina, semangka dipakai untuk melawan 
bentuk "summer heat" yaitu gejala penyakit yang ditandai dengan banyak berkeringat, rasa haus, suhu tubuh 
meningkat, warna urine jernih, diare, dan mudah marah. Buah atau jus buahnya meringankan gejala-gejala di atas, 
meningkatkan keluarnya urin, dan membersihkan ginjal. Biji rasanya manis, sifatnya netral. Berkhasiat peluruh 
kencing (diuretik), menyehatkan ginjal, menyejukkan pada radang kandung kemih, dan melembabkan usus. EFEK 
FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Mengonsumsi semangka yang memiliki  kadar likopen cukup tinggi 
mengurangi risiko terkena kanker prostat. Pada percobaan yang dilakukan All India Institute of Sciences New Delhi 
pada 30 orang pria tidak subur berusia 23--45 tahun yang diberi 20 mg likopen dua kali sehari selama 3 bulan, 
menunjukkan peningkatan jumlah sperma, struktur sperma membaik, dan peningkatan pergerakan sperma. Dari 30 
responden tersebut, 6 diantaranya berhasil menghamili istrinya. Senyawa asam amino sitrulin dapat meningkatkan 
produksi nitritoksida, yang berperan pada kemampuan ereksi pada pria. Sitrulin mudah diserap tubuh sehingga 
konsentrasi maksimum di dalam darah lebih mudah dicapai. 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIpakai 
Bagian tanaman yang dipakai yaitu  kulit buah, daging buah, dan bijinya. Untuk kulit buah, sesudah  isinya 
dimakan dan kulit lapisan luarnya dibuang maka bagian yang berwarna putih bisa dipakai segar atau sesudah  
dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah semangka dipakai untuk pengobatan:
bengkak sebab  timbunan cairan pada penyakit ginjal,
kencing manis (diabetes melitus), 
gatal sebab  tanaman berracun,
sakit sewaktu bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover), migren, mencegah kerontokan rambut,
menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah,
kulit kasar, luka bakar, dan terbakar matahari. 
Daging buah dipakai untuk pengobatan:
pingsan sebab  udara panas (heatstroke), 
rasa letih,
demam, haus disertai mulut kering, napas berbau, 
air kemih warnanya gelap dan kuning tua, nyeri sewaktu kencing,
perut kembung sebab  banyak gas, 
susah buang air besar (sembelit), 
sakit tenggorok, sariawan,
hepatitis,
tekanan darah tinggi (hipertensi), 
disfungsi ereksi (impoten),
meningkatkan kesuburan pria, 
keracunan alkohol (alkoholism), 
asam urat tinggi, dan
menghilangkan kerutan di wajah. 
Biji dipakai untuk:
susah buang air besar selama hamil atau usia tua, 
radang hati, radang selaput lendir usus,
infeksi kandung kemih, 
kurang darah (anemia),
membasmi cacing usus, dan 
busung lapar.
CARA PEMAKAIAN
Rebus kulit buah (10--30 g), lalu minum. Daging buah dimakan atau dijus secukupnya. -
Untuk pemakaian luar, gosokkan kulit buah pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut atau gatal gatal 
sebab  tanaman berracun. pakai  air rebusan kulit buah untuk mencuci muka yang berjerawat, kulit yang 
berkudis, atau biang keringat.
CONTOH PEMAKAIAN 
Busung lapar
Jemur biji semangka secukupnya hingga  kering, lalu giling hingga  menjadi serbuk. Ambil satu sendok makan, lalu
seduh dengan tiga perempat cangkir air panas. sesudah  hangat, tambahkan satu sendok makan madu. Aduk merata, 
minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Mencegah kerontokan rambut
Ambil sepotong kulit buah semangka yang hanya tersisa dagingnya yang keras dan berwarna putih. Gosok￾gosokkan pada kulit kepala secara merata. Lakukan pada sore hari, lalu biarkan semalaman supaya meresap. 
Keesokan paginya, cuci rambut hingga  bersih. Lakukan sekali dalam seminggu.
Tekanan darah tinggi
Makan buah semangka setiap hari sebagai buah segar atau jus. Sehari minum dua gelas jus buah semangka.
Seduh dengan air mendidih kulit buah semangka dan gambir masing-masing 30 g. Minum seperti teh.
Menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah
Jemur kulit semangka secukupnya hingga  kering, lalu giling menjadi serbuk. Masukkan dua sendok makan serbuk 
tadi ke dalam jus yang dibuat dari satu batang lidah buaya dan satu buah mentimun ukuran sedang. sesudah  diaduk 
rata, pakai  sebagai masker. Lakukan 2--3 kali seminggu, hingga  kelihatan hasilnya.
Gatal di badan sebab  terkena tanaman berracun 
Gosokkan bagian tubuh yang gatal dan kemerahan dengan buah dan kulit semangka.
Tekanan darah tinggi dan anemia
Buah semangka ukuran sedang diambil seperempat bagiannya. Buat jus kulit, biji dan daging buahnya, lalu minum 
sekaligus.
Demam, mulut kering dan haus, rasa pahit di mulut, -napas berbau, air kemih berwarna kuning tua, nyeri sewaktu 
kencing, hangover
Makan daging buah semangka segar sebanvak 500-1.000 g. Lakukan 2--3 kali sehari.
Heat stroke, rasa lemah, sakit kepala akibat panas matahari dan mual
Jus buah semangka secukupnya. Minum 1--2 cangkir, diulang 2--3 kali sehari hingga  terasa enak.
Kencing manis .
Potong-potong kulit buah semangka (30 g) dan buah jambu biji yang masih mengkal (1 buah), lalu rebus dengan 
tiga gelas air hingga  tersisa satu gelas dan minum sesudah  dingin. Lakukan setiap hari, sehari 2--3 kali.
Rebus biji semangka (1 genggam) dengan satu liter air hingga  mendidih (45 menit) dalam panci tertutup. sesudah  
dingin, minum seperti teh dan lakukan setiap hari.
Susah buang air besar selama hamil atau usia tua
Giling daging biji semangka (15 g) hingga  halus, tambahk
Komposisi :
Daging buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak 
0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B dan C). Selain itu, juga mengandung asam amino sitrullin 
(C6H13N3O3), asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen (C4oH56), karoten, bromin, 
natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa. Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan 
urea di hati dari amonia dan CO2 sehingga keluarnya urin meningkat. Kandungan kaliumnya cukup tinggi yang 
dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan antioksidan yang lebih 
unggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi dengan kandungan minyak berwarna kuning 20--45%, protein 30--40%, 
sitrullin, vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal 
dan menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Sembung
(Blumea balsamifera (L.) DC.) 
Sinonim : Baccharis salvia, Lour. = Conyza balsamifera, Linn. = Pluchea balsamifera, (Linn.), Less.
Familia : Compositae (Asteraccae)
Uraian :
Tumbuh di tempat terbuka hingga  tempat yang agak terlindung di tepi sungai, tanah pertanian, pekarangan, dapat 
tumbuh pada tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian hingga  2.200 m di atas permukaan laut. 
Perdu, tumbuh tegak, tinggi hingga  4 m, berambut halus, daun-daunnya di bagian bawah bertangkai, di bagian atas 
merupakan daun duduk, tumbuh berseling, bentuk daun bundar telur hingga  lonjong, bagian pangkal dan ujung 
daun lancip, pinggir bergerigi atau bergigi, panjang 8 cm - 40 cm, lebar 2 cm - 20 cm, terdapat 2 - 3 daun tambahan 
pada tangkai daunnya. Permukaan daun bagian atas berambut agak kasar, bagian bawah berambut rapat dan halus 
seperti beledru. Bunga berkelompok berupa malai, keluar di ujung cabang, warnanya kuning. Buah longkah sedikit 
melengkung, panjangnya 1 mm.
Nama Lokal :
Sembung, sembung utan (Sunda); Sembung, sembung legi; sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk,; 
sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (jawa); Kamandhin (Madura); Sembung (Bali), Sembung, capa; 
capo (Sumatera), Afoat (Timor), Ampampau, capo, Madikapu; Ai na xiang (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Nyeri haid, Influenza, Kembung, Diare, Sakit tulang; 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Daun, akar, segar atau dikeringkan. Extract borneol didapat dari daun segar.
KEGUNAAN:
- Rheumatik sendi.
- Tulang-tulang sakit sesudah  melahirkan, nyeri haid.
- Influenza, kembung, diare.
PEMAKAIAN: 
9-18 gram herba kering atau 15 - 30 gram herba segar direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR: 
Luka terpukul, bisul, koreng, kulit gatal-gatal. Daun segar dilumatkan untuk pemakaian luar atau direbus untuk 
cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Diare: 
 1 genggam daun sembung direbus dengan 3 gelas air menjadi 1 1/2 
 gelas. Minum dengan madu seperlunya, sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Haid tidak teratur, tidak nafsu makan:
 3/5 genggam daun sembung dicuci Ialu direbus dengan 3 gelas air 
 hingga  3/4-nya. Minum dengan madu, sehari 3 x 3/4 gelas.
3. Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung (angina 
 pectolis): 
 1/2 genggam daun sembung dicuci Ialu direbus dengan 3 gelas air 
 menjadi 3/4-nya. sesudah  dingin disaring Ialu diminum dengan madu 
 seperlunya. Sehari 3 x 3/4 gelas.
4. Nyeri haid: 
 5 lembar daun sembung + beberapa biji kedaung dipanggang dan 
 dihaluskan, rebus dengan 2 gelas air hingga  sisa 1/2-nya, minum 
 sesudah  dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas dan sedikit pahit, agak hangat, harum. Anti rematik, 
melancarkan sirkulasi, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan. KANDUNGAN KIMIA: Borneol, cineole, 
limonene, di-methyl ether phloroacetophenone.
Senggani
(Melastoma candidum D. Don) 
Sinonim : = M. septemnervium, Lour, = M.affine D., Don, = M. malabathricum Auct. non., Linn., = M. polyanthum, 
Bl. Familia : Melastomataccae
Uraian :
Senggani tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak 
belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di area  obyek wisata sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini bisa 
ditemukan hingga  ketinggian 1.650 m dpl. Perdu, tegak, tinggi 0,5 - 4 m, banyak bercabang, bersisik dan berambut. 
Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan bersilang. Helai daun bundar telur memanjang hingga  lonjong, ujung 
lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar 
dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2 - 20 cm, lebar 0,75 - 8,5 cm, warnanya hijau. Perbungaan 
majemuk keluar di ujung cabang berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4 - 1 8, mahkota 5, warnanya 
ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan berbagi dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua kemerahan. 
Biji kecil-kecil, warnanya cokelat. Buahnya dapat dimakan, sedangkan daun muda bisa dirnakan sebagai lalap atau 
disayur. Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal :
Harendong (Sunda). kluruk, senggani (Jawa).; Senduduk (Sumatera). kemanden (Madura).; Yeh mu tan (China). 
singapore rhododendron (Inggris).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, ; Keputihan (leukorea), sariawan, haid 
berlebihan, wasir darah, ; Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong, ; Radang dinding 
pembuluh darah; pembekuan (tromboangitis); 
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG dipakai : Daun, akar, buah, dan biji. 
INDIKASI :
Senggani berkhasiat untuk mengatasi: 
- gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare, 
- hepatitis, 
- keputihan (leukorea), sariawan, 
- darah haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid, 
- mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah, 
- radang dinding, pembuluh darah disertai pembekuan darah di dalam 
 salurannya (tromboangitis), 
- air susu ibu (ASI) tidak lancar, 
- keracunan singkong, mabuk minuman keras, 
- busung air, dan 
- bisul. 
CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 30 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar atau yang telah dikeringkan 
digiling halus lalu dibubuhkan, pada luka bakar atau luka berdarah. Luka ini lalu dibalut. 
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Keputihan 
 Daun senggani segar sebanyak 2 genggam, jahe, dan bengle masing-
 masing seukuran ibu jari dicuci bersih lalu dipotong-potong 
 seperlunya. Masukkan 3 gelas air dan 1 sendok makan cuka, 
 lalu direbus hingga  airnya tersisa 2 gelas. sesudah  dingin disaring, 
 lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas. 
 CATATAN : Jahe dan bengle dapat diganti dengan 3 kuncup bunga 
 cempaka dan 3 buah biji pinang yang tua. 
2. Disentri basiler 
 Daun senggani dan aseman (Polygonum chinense), masing-masing 
 bahan segar sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air hingga  
 tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
3. Sariawan, diare 
 Daun senggani muda sebanyak 2 lembar dicuci bersih lalu dibilas 
 dengan air matang. Daun ini kemudian dikunyah dengan sedikit 
 garam, lalu airnya ditelan. 
4. Diare 
 Daun senggani muda sebanyak 1 genggam, 5 g kulit buah manggis, 
dan 3 lembar daun sembung, semuanya bahan segar sesudah  dicuci 
 lalu direbus dengan 1 1/2 gelas air bersih hingga  tersisa 1/2 gelas. 
 sesudah  dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan sore. 
5. Bisul 
 Daun senggani segar sebanyak 50 g direbus. Air rebusannya 
 diminum, arnpasnya dilumatkan dan dibubuhkan pada bisul, lalu dibalut. 
6. Menetralkan racun 
 Singkong Akar atau daun senggani sebanyak 60 g direbus dengan 3 
 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. sesudah  dingin disaring lalu minum sekaligus. 
7. Perdarahan rahim 
 Biji senggani sebanyak 15 g digongseng (goreng tanpa minyak) 
 hingga  hitam lalu direbus dengan 2 gelas air hingga  tersisa 1 gelas. 
 sesudah  dingin disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 
 gelas. Lakukan setiap hari hingga  sembuh.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun Senggani rasanya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun senggani 
mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sengugu
(Clerodendron serrature [L.] Spr.) 
Sinonim : C. javanicum, Walp. 
Familia : Verbenaceae
Uraian :
Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang￾alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah hingga  1.700 m 
dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 - 3 m, batang berongga, berbongkol besar, 
akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar 
telur hingga  lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan 
berambut halus, panjang 8 - 30 cm, lebar 4 - 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang 
panjangnya 6 - 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih 
muda hijau, sesudah  tua hitam. Perbanyakan dengan biji. 
Nama Lokal :
Singgugu (Sunda). srigunggu, sagunggu (Jawa).; Kertase, pinggir tosek (Madura). senggugu (Melayu).; Sinar 
baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (Lampung),; San tai hong hua (China).; 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Menjernihkan suara, batuk, sesak naps (asma), memar, rematik,; Radang saluran napas (bronkhitis), tulang patah