bakteorologi 1











 Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang 

mempelajari mikroorganisme. Ilmu dasar yang diperlukan untuk 

mendukung pemahaman tentang mikrobiologi yaitu ilmu kimia, 

fisika, dan biokimia. Saat ini penelitian tentang mikroorganisme 

dilakukan secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena 

biologi hal ini disebabkan mikroorganisme memiliki sifat sifat 

sangat sederhana, perkembangbiakannya sangat cepat, dan 

memiliki berbagai variasi metabolisme.

Ditemukannya dunia mikroorganisme berawal dari 

penemuan mikroskop oleh Anthony van Leeuwenhoek (1633-

1723). Pada masa inimikroskop yang ditemuan masih sangat 

sederhana yang hanya dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus 

yang sangat pendek, namun  dapat menghasilkan bayangan yang 

jelas setara dengan perbesaran 50-300 kali. Pengamatan yang 

dilakukan oleh Leeuwenhoek yaitu  pengamatan terhadap 

struktur mikroskopis pada biji, jaringan tumbuhan, dan 

invertebrata kecil.Pada zamannya penemuan ini merupakan penemuan 

terbesar yang menemukan dunia mikroorganisme dikenal dengan

animalculus atau hewan kecil. Animalculus merupakan bermacam￾macam jenis mikroorganisme yang pada saat ini diketahui sebagai 

protozoa, algae, khamir, dan bakteri.

Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi 

perdebatan dari mana asal animalcules itu . Ada dua 

pendapat yang muncul yang dikenal dengan teori abiogeneis dan 

biogenesis. 

a. Menurut teori abiogenesis berpendapat bahwa 

animalcules muncul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati. 

Doktrin tentang abiogenesis dianut sampai jaman Renaissance, 

seiring dengan kemajuan pengetahuan mengenai mikroba, 

semakin lama doktrin itu  menjadi tidak terbukti. 

b. Menurut teori biogenesis berpendapat bahwa 

animalculus terbentuk dari “benih” animalculus selalu berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat itu  maka penganut 

teori ini mencoba membuktikan dengan berbagai percobaan.

Para ahli yang membuktikan kebenaran teori biogenesis 

antara lain:

i). Franscesco Redi (1926-1697)

Seorang ahli kedokteran Italia mencoba membuktikan 

ketidakbenaran pendapat “generatio spontanea” dari hasil 

percobaannya membuktikan bahwa ulat yang terdapat pada 

daging busuk yaitu  larva yang berasal dari telur lalat, bukan 

berasal dari benda mati (teori Generatio Spontanea).

Percobaan Franscesco Redi yaitu: 

 Pada toples yang ditutup, tidak ada belatung sama sekali

 Pada toples yang hanya ditutupi kain kasa terdapat 

belatung diatas kain kasa dan sedikit pada daging

 Pada toples yang terbuka terdapat banyak belatung pada 

dagingii) Lazzaro Spalanzani (1729-1799)

Hasil eksperimen lazzaro Spalanzani Memberikan bukti 

yang kuat bahwa mikroba tidak muncul dengan sendirinya, pada 

percobaan dengan menggunakan kaldu menghasilkan bahwa 

dengan pemanasan dapat memicu  animalculus tidak 

tumbuh. Pada percobaan ini dapat menunjukkan bahwa terdapat 

perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan sehingga

memicu  terjadinya perubahan kimiawi pada bahan itu .

iii) Louis Pasteur (1822-1895)

Merupakan seorang ahli kimia yang memberikan perhatian

khusus pada mikroorganisme. Louis pasteur tertarik untuk meneliti 

peran mikroorganisme dalam industri anggur, terutama pada 

pembuatan alkohol.Eksperimen Pasteur yang terkenal yakni 

menggunakan bejana leher panjang yang dibengkokkan yangdikenal dengan leher angsa. Bejana ini berisi kaldu yang 

dipanaskan. Pada kondisi itu  udara dapat dengan bebas 

melewati tabung atau pipa leher angsa namun  di daerah kaldu tidak 

ditemukan adanya mikroorganisme. Hasil eksperimen 

menunjukkan mikroorganisme beserta debu akan mengendap 

pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat 

mencapai kaldu. Pasteur juga melakukan eksperimen yang sama

dengan membawa tabung itu  ke pegunungan Pyrenes dan 

Alpen. Berdasarkan hasil pengamatan ditemuka bahwa 

mikroorganisme terbawa debu oleh udara, sehingga Pasteur 

menyimpulkan bahwa semakin bersih atau murni udara yang 

masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi.

Pada tahun 1842-1910 Robert Koch merupakan seorang 

dokter dari Jerman yang mengamati tentang antraks. Ia 

mengisolasi bakteri dari darah biri-biri yang mati disebabkan 

penyakit antraks dengan bakteri berbentuk batang dengan ujungpersegi (basilus). Bakteri itu  diberi nama Bacillus anthracis. 

Bakteri itu ditumbuhkan pada media bernutrisi dan 

menyuntikkannya pada sapi yang sehat. Kemudian sapi ini menjadi 

sakit serta mati. Koch kemudian mengisolasi bakteri yang berasal 

dari darah sapi serta membandingkannya dengan kultur bakteri 

yang terlebih dahulu diisolasi, jadi kedua kultur itu  berisi 

bakteri yang sama. Dari temuan ini meyakinkan jika penyakit dapat 

disebabkan dari bakteri. Bersumber dari penemuannya, Koch

merupakan orang pertama yang menciptakan konsep hubungan 

antara penyakit menular dan mikroorganisme disebut dengan 

Postulat Koch yang sekarang menjadi acuan penentu penyakit 

menular. Postulat Koch berisi tentang: 

a) Bakteri dapat ditemukan pada tubuh hewan yang sakit.

b) Bakteri harus dapat diisolasi serta dibiakkan dalam bentuk 

biakkan murni di luar tubuh hewan itu .

c) Biakkan murni itu  harus dapat memicu  

penyakit yang sama pada hewan coba. Bakteri  pemicu  

penyakit harus dapat diisolasi kembali.

Perkembangan mikrobiologi pada masa sejarah memasuki 

periode keemasan dengan ditemukannya alat bantu mikroskop 

untuk mengamati jasad renik. Tahun 1664 Robert Hooke, 

mengilustrasikan struktur reproduktif dari Moulds (sejenis 

kapang). Abad 19 konstruksi mikroskop mulai dikembangkan dan 

disebarluaskan. Pada abad 19, penelitian tertuju pada 

perkembangan teknik yang menghasilkan prosedur dasar 

laboratorium mikrobiologi dalam mengisolasi, mengkultivasi dan 

mengidentifikasi mikroorganisme.

Pada abad ke-20 bidang mikrobiologi berkembang secara 

cepat menjadi dua arah, yaitu dasar dan terapan. Pada bidang terapan kemajuan praktis yang dibuat oleh Koch mengarah pada 

peningkatan perkembangan dalam bidang kedokteran dan 

imunologi. Ada beberapa bakteri patogen baru yang ditemukan

pada awal abad ke 20 serta ditemukannya prinsip bahwa bakteri 

patogen dapat menginfeksi tubuh serta tahan terhadap sistem 

kekebalan tubuh. Hal ini terjadi akibat penggunaan berbagai 

antibiotik yang jumlah dosisnya tidak tepat, sehingga 

memicu  terbentuknya proses kekebalan pada bakteri 

patogen.

Pada akhir abad 20, aplikasi mikrobiologi yang utama pada

bidang pertanian mengalami kemajuan sangat pesat, dengan 

ditemukannya proses dasar mikroba dalam tanah yang bermanfaat 

dan berbahaya bagi pertumbuhan tanaman, seperti ditemukannya 

bakteri pengikat nitrogen bebas dari udara yang berguna sebagi 

upaya peningkatan kesuburan tanah. Disamping itu ditemukannya

bermacam-macam mikroorganisme patogen  pemicu  penyakit 

pada bemacam-macam tumbuhan, sehingga dapat diketahui cara 

pencegahannya. Penelitian mengenai mikrobiologi terapan pada 

bidang kedokteran dan industri mengarah pada manfaat

penggunaan mikroba dalam pembentukan antibiotik dan industri 

kimia. Awal pertengahan abad 20 penemuan bakteri baru dan 

klasifikasinya (taxonomi bakteri) merupakanpenemuan terpenting 

dan terbesar. Dalam mengklasifikasikan bakteri memerlukan 

penelitian tentang nutrisi yang dibutuhkan dan produk yang 

dihasilkannya, dalam bidang fisiologi bakteri melibatkan studi 

tentang struktur fisik dan kimia bakteri, yang dibahas dalam 

sitologi bakteri. Penemuan penting lainnya yaitu pada bidang 

fisiologi bakteri merupakan studi enzim yang dihasilkan oleh 

bakteri dan reaksi kimia yang dihasilkannya. Sedangkan genetika bakteri melibatkan studi tentang hereditas dan variasi bakteri 

selama pertumbuhan dan perkembangannya.

1. 2 Klasifikasi Mikroorganisme

Definisi mikroorganisme atau mikroba yaitu  organisme 

yang berukuran kecil atau organisme bersel tunggal yang hanya 

dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Kelompok mikroba 

antara lain protozoa, alga, jamur, bakteri dan virus. Dunia 

mikroorganisme sangat luas sehingga perlu dikelompokkan atau 

pengklasifikasian untuk mempermudah menggolongkannya. 

Sejarah perkembangan klasifikasi menurut Whittaker (1969) 

system klasifikasi 5 kingdom yaitu prokaryotik (monera), eukariotik 

uniseluler (protista), eukariotik multiseluler, multinukleat (Fungi, 

animalia, plantae). Sistem klasifikasi terbaru dikemukakan oleh 

Carl Woese yang membagi organisme menjadi 3 kingdom yaitu 

Archaea/Archaebacteria, eubacteria/bakteri, eucarya. Pembagian 

kingdom ini dikembangkan berdasarkan makromolekul organismea 

terutama ribosom RNA. Pada tingkatan genetis molekuler bahwa 

archaea, bakteri, eukarya memiliki perbedaan yang yang besar. 

Sistem klasifikasi sampai tahun 2015 oleh Ruggiero 

mengklaksifikasikan menjadi 7 kingdom.

Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi maupun 

pembagian sistematis organisme kedalam suatu kelompok 

maupun golongan disebut Taksonomi. Klasifikasi yaitu  

penyusunan ataupun penataan organisme kedalam kelompok 

taksonomi menurut kemiripannya. Sedangkan sistematuka 

mikroba yaitu pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasian 

mikroba, biasanya untuk mengklasifikasikan bakteri secara terperinci menggunakan buku Bergey’s Manual of Determinative 

Bacteriology. Menurut Bergey’s Manual of Determinative 

Bacteriology Prokariota dibagi menjadi 4 divisi utama, berdasarkan 

karakteristik dinding sel yaitu  : 

1. Gracilicutes : Bakteri Gram Negatif 

2. Firmicutes : Bakteri Gram Positif 

3. Tenericutes : Bakteri tanpa dinding sel 

4. Archaebacteria

Pembagian grup atau kelompok bakteri berdasarkan buku bergey’s 

manual dapat digolongkan menjadi:

A. Bakteri Berbentuk Kokus (bulat)

1) Bakteri Kokus Gram Positif (grup 14) 

Aerobik: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, 

Leuconostoc Anaerobik: Methanosarcina, Thiosarcina, 

Sarcina, Ruminococcus

2) Bakteri Kokus Gram Negatif 

Aerobik: Neisseria, Moraxella, Acinetobacter, Paracoccus

(grup 10) Anaerobik: Veillonella, Acidaminococcus, 

Megasphaera (grup 11)

B. Bakteri Berbentuk Batang

a. Bakteri Gram Positif

1. Bakteri Gram Positif Tidak Membentuk Spora (grup 16) 

Aerobik: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix, 

Caryophanon. 

2. Bakteri Coryneform Dan Actinomycetes (grup 17) 

Aerobik Coryneform: Corynebacterium, Arthrobacter, 

Brevibacterium, Cellulomonas, Propionibacterium, 

Eubacterium, Bifidobacterium. Aerobik Actinomycetes: 

Mycobacterium, Nocardia, Actinomyces, Frankia,

Actinoplanes, Dermatophilus, Micromonospora, 

Microbispora, Streptomyces, Streptosporangium.

3. Bakteri Pembentuk Endospora (grup 15)

Aerobik: Bacillus, Sporolactobacillus, Sporosarcina, 

Thermoactinomyces

Anaerobik: Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira

b. Bakteri Gram Negatif

1. Bakteri Gram Negatif Aerobik (grup 7) 

Aerobik: Pseudomonas, Xanthomonas, Zoogloea, 

Gluconobacter, Acetobacter, Azotobacter, Azomonas, 

Beijerinckia, Derxia, Rhizobium, Agrobacterium, 

Alcaligenes, Brucella, Legionella, Thermus.

2. Bakteri Gram Negatif Aerobik Khemolitotrofik (Grup12) 

Aerobik: Nitrobacter, Nitrospira, Nitrococcus, 

Nitrosomonas, Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosolobus. 

Bakteri ini umumnya berfungsi pada proses nitrifikasi di 

dalam tanah. Contohnya Thiobacillus, Sulfolobus, 

Thiobacterium, Thiovolum yang merupakan bakteri yang 

berperan dalam proses oksidasi sulfur di alam.

3. Bakteri Berselubung (Grup 3) 

Aerobik: Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix. 

Bakteri Sphaerotilus biasanya hidup di saluran-saluran air. 

Leptothrix dan Cladothrix merupakan bakteri yang mampu 

mengoksidasi besi atau  pemicu  korosi.

4. Bakteri Gram Negatif Fakultatif Anaerobik (Grup 8)

Fakultatif anaerobik: Escherichia coli, Klebsiella, 

Enterobacter, Salmonella, Shigella, Proteus, Serratia, 

Erwinia, Yersinia, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium. 5. Bakteri Gram Negatif Anaerobik (Grup 9) 

Anaerobik: Bacteroides, Fusobacterium, Leptotrichia

6. Bakteri Methanogens Dan Arkaebakteria (Grup 13) 

Anaerobik: Methanobacterium, Methanothermus, 

Methanosarcina, Methanothrix, Methanococcus. Bakteri 

ini merupakan pembentuk metan (CH4) dari hasil 

perombakan bahan organik secara anaerobik. Aerobik: 

Halobacterium, Halococcus, Thermoplasma. Bakteri ini ada 

yang tahan hidup pada kadar garam tinggi dan dan ada 

yang tahan pada suhu tinggi. 

Anaerobik: Thermoproteus, Pyrodictium, Desulforococcus.

C. Bakteri Berbentuk Lengkung

1. Bakteri Gram Negatif Spiril Dan Lengkung (Grup 6)

Aerobik. contohnya Spirillum, Aquaspirillum, Azospirillum, 

Oceanospirillum, Campylobacter, Bdellovibrio, Microcyclus, 

Pelosigma. 

2. Bakteri Gram Negatif Lengkung Anaerobik (Grup 9) 

Anaerobik: Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, 

Selenomonas.

3. Spirochaeta (Grup 5) 

Aerobik dan anaerobik: Spirochaeta, Cristispira,

Treponema, Borrelia, Leptospira. Bakteri ini berbentuk 

benang tipis dan terulir. Dinding sel tipis dan lentur. 

Bakteri ini dapat bergerak dengan cara kontraksi sel 

menurut garis sumb selnya. Selnya berukuran 0,1-3 µm x 

4-8 µm.

D. Bakteri Yang Termasuk Kelompok Khusus 

1. Bakteri Yang Merayap (Meluncur) (Grup 2) Bakteri ini dapat merayap walaupun tidak berflagela. Bakteri 

ini selalu bersifat gram negatif. Dalam kelompok ini 

termasuk beberapa ganggang biru, beberapa bakteri 

khemoorganotrof dan beberapa bakteri belerang (sulfur). 

Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri merayap 

(meluncur) sebagai berikut: 

a) Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, 

berbentuk benang. Contoh: Beggiatoa, Thiothrix, 

Achromatium. 

b) Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). 

Contoh: Vitreoscilla, Leucothrix, Saprospira.

c) Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: 

Cytophaga, Flexibacter, Myxobacteria. 

d) Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: 

Chloroflexus

e) Cyanobacteria yang bergerak merayap. Contoh: 

Oscillatoria

2. Bakteri Bertangkai Atau Bertunas (Grup 4) 

Bakteri ini memiliki  struktur mirip tangkai atau tunas 

yang merupakan tonjolan dari sel, atau hasil pengeluaran 

lendir. Contoh: Hypomicrobium, Caulobacter, 

Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, 

Nevskia.

3. Bakteri Parasit Obligat: Rickettsiae Dan Chlamydiae (Grup 

18)

Merupakan bakteri yang berukuran paling kecil, namun  

lebih besar dari virus, yaitu 0,3x2µ. Bentuk sel pleomorfik, 

dapat berupa batang, kokus, atau filamen. Bakteri ini cara 

hidupnya sebagai parasit sejati (parasit obligat) di dalam 

sel jasad lain dan bersifat patogen. Hidupnya intraselular di dalam sitoplasma dan inti sel binatang dan manusia. Oleh 

karena itu bakteri kelompok ini merupakan  pemicu  

penyakit, yang biasanya ditularkan oleh vektor serangga. 

Contoh: Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, 

Coxiella burnetii.

4. Mycoplasma (Klas Mollicutes) (Grup 19)

Mycoplasma disebut juga PPLO (Pleuropneumonia Like 

Organisms). Cirinya yaitu tidak memiliki  dinding sel, 

atau merupakan bentuk L dari bakteri sejati (Eubakteria) 

atau bentuk speroplas sel eubakteria, sehingga sifatnya 

mirip bakteri sejati. Mycoplasma berukuran 0,001-7µ. 

Contoh: Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, 

Acholeplasma, Spiroplasma.

5. Bakteri Anaerobik Anoksigenik Fototrofik (Grup 1) 

Bakteri ini memiliki  ciri berpigmen fotosintetik. Ada 

yang berbentuk kokus, batang, dan lengkung. Berdasarkan 

sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi: 

a) Familia Thiorhodaceae (bakteri sulfur ungu). Contoh: 

Thiospirillum sp., Chromatium sp. 

b) Familia Athiorhodaceae/Rhodospirillaceae (bakteri sulfur 

non-ungu). Contoh: Rhodospirillum, Rhodopseudomonas. 

c) Familia Chlorobiaceae (bakteri sulfur hijau). Contoh: 

Chlorobium, Chloropseudomonas, Chlorochromatium.

6. Bakteri Aerobik Oksigenik Fototrofik: Cyanobacteria (Grup 

20)

Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. 

Sifatnya yang mirip bakteri yaitu  dinding selnya terdiri 

mukokompleks, tidak berdinding inti, tidak ada mitokondria 

dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda yaitu  dapat 

berfotosintesa mirip tumbuhan tingkat tinggi, dan

menghasilkan O2. Bakteri ini memiliki  klorofil a dan 

fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk selnya tunggal 

(uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya 

dapat bergerak meluncur namun  sangat lambat (250 µ per 

menit), meskipun tidak berflagela. Cara hidupnya bebas, dan 

berasosiasi simbiosis. Contoh: Gloeobacter, Gloeocapsa, 

Dermocarpa, Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria, 

Calothrix, Cylindrospermum.

Untuk mengidentifikasi bakteri bisa dilakukan pemeriksaan 

secara langsung yaitu dengan:

a) Pemeriksaan mikroskopis yaitu  pemeriksaan bertujuan 

mengamati pergerakan, pembelahan, bentuk dan ukuran 

sel.

b) Pewarnaan yaitu  mengamati reaksi sel bakteri terhadap 

zat pewarna dan sistem pewarnaannya. Tujuan dilakukan 

pewarnaan Gram yaitu  untuk mengetahui bakteri Gram 

positif dan bakteri Gram negatif. Jika untuk mengetahui 

bakteri Tuberculosis menggunakan pewarnaan tahan 

asam. Untuk melihat struktur bakteri dapat menggunakan 

pewarnaan flagella, kapsul, spora, granula.

c) Aktivitas biomikia bakteri. Mikroba memiliki suatu 

karakteristik yang khas, yang dapat dilihat dati 

karakteristik biokimianya.

A). Nomenclatur Bakteri

Seperti hewan dan tanaman, bakteri juga memiliki tata 

nama yang terdiri dari dua nama seperti yang diajukan oleh 

Linnaeus (1753) disebut dengan binomial name. Tatacara 

penulisan nama bakteri terdiri dari dua kata. Nama pertama 

menunjukkan tingkatan Genus, penulisannya pada huruf awal 

ditulis dengan huruf capital sedangkan nama kedua menunjukkan 

tingkatan spesies, penulisannya dengan huruf kecil dan dicetak 

miring (italic). Misalnya Escherichia coli.

Penulisan taksonomi pada bakteri seperti dibawah ini:

Kingdom/dunia: Prokaryotae

Divisi : Gracillicutes

Klas : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Entobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli1.3 Sel Prokariotik dan Eukariotik

Berdasarkan letak DNA di dalam sel, sel pada organisme 

dibedakan menjadi dua yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. 

1. Sel Prokariotik

Sel prokariot merupakan sel yang tidak memiliki membran inti. 

Materi genetik berupa DNA tidak terbungkus oleh membran dan 

tidak ada membran yang memisahkan DNA dengan bagian sel 

lainnya. DNA terletak di sitoplasma yang disebut nukleoid. 

Aktivitas sel berlangsung didalam sel dan didalam sitoplasma. 

Contoh sel prokariot yaitu  bakteri yang memiliki sel berukuran 

kecil dengan diameter sekitar 0,7-2,0 µm dan volume sekitar 1µm3

organisme uniseluler. Sel prokariotik memiliki ciri-ciri yang berbeda 

dengan sel eukariotik. Ciri-ciri itu  antara lain:

a) Sel prokariotik memiliki sitoplasma yang bersifat difus 

serta bergranula karena terdapat ribosom yang melayang 

di sitoplasma.

b) Membran plasma yang tersusun dari dua lapis fosfolipid 

yang memisahkan bagian dalam sel dari lingkungannya 

serta berfungsi sebagai filter dan komunikasi sel.

c) Tidak memiliki  organel.

d) Memiliki dinding sel kecuali mycoplasma dan 

thermoplasma.

e) Kromosom berbentuk sirkuler. Sel prokariotik tidak 

memiliki  nukleus karena DNA tidak terselubung oleh 

membran.

f) memiliki  elemen DNA ekstrakromosom yang disebut 

plasmid yang berbentuk sirkuler (bulat).

g) Sebagian prokariotik memiliki  flagela yang berfungsi 

sebagai alat gerak. h) Bereproduksi dengan pembelahan biner

Semua mikroorganisme memiliki ukuran beberapa mikron. 

Mikron (µ) atau milimikron (mµ) merupakan satuan ukuran yang 

digunakan untuk makhluk yang sangat kecil. Perhatikan ukuran 

panjang dibawah ini: 

   1 meter (m) = 1000 milimeter (mm)

   1 mm = 1000 mikron (µ) 

   1 µ = 1000 milimikron (mµ) 

Setiap mikroorganisme memiliki Ukuran yang bergantung pada

jenis, fase-fase pertumbuhan. Untuk mengukur menggunakan alat 

mikrometer dan obyek mikrometer. 

2. Sel Eukariotik

Sel eukariot merupakan sel yang memiliki membran inti, 

memiliki organelle yang memiliki  fungsi yang berbeda-beda. 

Organel-organel pada sel eukariotik antara lain:

a) Membran sel berfungsi untuk menyeleksi keluar 

masuknya aliran oksigen, nutrient ke dalam sel, sintesa 

ATP, pensinyalan sel.

b) Mitokondria berfungsi untuk tempat metabolisme 

energi sel/ respirasi seluler. 

c) Ribosom berfungsi sebagai tempat sistesis protein 

berupa proses translasi.

d) Retikulum endoplasma berfungsi untuk tempat sintesis 

glikoprotein dan lipid

e) Badan golgi berfungsi untuk mengarahkan hasil sintesis 

ke tempat tujuannya

f) Peroksisiom berfungsi untuk tenpat perombakan asam 

lemak dan asam amino

g) Lisosom berfungsi menguraikan komponen sel yang 

rusak/benda asing yang dimasukkan oleh sel. Lisosom 

hanya ada pada sel hewan.

h) Vakuola berfungsi untuk tempat menyimpan nutrient 

dan tempat terjadinya rekasi penguraian.

i) Nucleus inti sel berfungsi untuk mengendalikan sintesis 

protein

1.4 Manfaat dan Mikroorganisme

Mikroorganisme memiliki manfaat bagi kehidupan 

manusia antara lain:

1. Pemanfaatan mikroba dalam proses-proses pembuatan 

makanan dan minuman contoh khamir untuk membuat anggur 

dan roti, bakteri asam laktat untuk yogurt dan kefir, bakteri 

asam asetat untuk vinegar, jamur Aspergillus sp. untuk kecap, 

dan jamur Rhizopus sp. untuk tempe. 

2. Pemanfaatan mikroba untuk memproduksi antibiotik contohnya 

yaitu penisilin oleh jamur Penicillium sp., streptomisin oleh 

actinomysetes Streptomyces sp. 

3. Pemanfaatan mikroba untuk proses-proses yang modern 

contohnya karotenoid dan steroid oleh jamur, asam glutamat

oleh mutan Corynebacterium glutamicum, pembuatan enzim 

amilase, proteinase, pektinase, dan lain-lain. 

4. Pemanfaatan mikroba pada teknik genetika modern seperti 

pemindahan gen dari manusia, binatang, atau tumbuhan ke 

dalam sel mikroba, penghasilan hormon, antigen, antibodi, dan 

senyawa lain contohnya insulin, interferon, dan lain-lain.

5. Pemanfaatan mikroba pada bidang pertanian, contohnya pupuk 

hayati (biofertilizer), biopestisida, pengomposan, dan 

sebagainya. 

6. Pemanfaatan mikroba pada bidang pertambangan, seperti 

untuk proses leaching di tambang emas, desulfurisasi batubara, 

maupun untuk proses penambangan minyak bumi. 

7. Pemanfaatan mikroba pada bidang lingkungan contohnya untuk 

mengatasi pencemaran limbah organik maupun anorganik 

termasuk logam berat dan senyawa xenobiotik

1. 5 Mikroorganisme Yang Merugikan

Bakteri pathogen (berbahaya) yakni bakteri yang dapat 

memicu  penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. 

a. Bentuk kokus Gram-positif: Streptococcus pyogenes 

 pemicu  nyeri tenggorokan dan demam reumatik, 

Streptococcus agalactiae  pemicu  meningitis pada neunatus 

dan penumonia. 

b. Bentuk kokus Gram negatif: Neisseriae meningitidis

 pemicu  meningitis dan septikemia, N. Gonorrhoeae

merupakan agen  pemicu  uretritis

oleh mutan Corynebacterium glutamicum, pembuatan enzim 

amilase, proteinase, pektinase, dan lain-lain. 

4. Pemanfaatan mikroba pada teknik genetika modern seperti 

pemindahan gen dari manusia, binatang, atau tumbuhan ke 

dalam sel mikroba, penghasilan hormon, antigen, antibodi, dan 

senyawa lain contohnya insulin, interferon, dan lain-lain.

5. Pemanfaatan mikroba pada bidang pertanian, contohnya pupuk 

hayati (biofertilizer), biopestisida, pengomposan, dan 

sebagainya. 

6. Pemanfaatan mikroba pada bidang pertambangan, seperti 

untuk proses leaching di tambang emas, desulfurisasi batubara, 

maupun untuk proses penambangan minyak bumi. 

7. Pemanfaatan mikroba pada bidang lingkungan contohnya untuk 

mengatasi pencemaran limbah organik maupun anorganik 

termasuk logam berat dan senyawa xenobiotik

1. 5 Mikroorganisme Yang Merugikan

Bakteri pathogen (berbahaya) yakni bakteri yang dapat 

memicu  penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. 

a. Bentuk kokus Gram-positif: Streptococcus pyogenes 

 pemicu  nyeri tenggorokan dan demam reumatik, 

Streptococcus agalactiae  pemicu  meningitis pada neunatus 

dan penumonia. 

b. Bentuk kokus Gram negatif: Neisseriae meningitidis

 pemicu  meningitis dan septikemia, N. Gonorrhoeae

merupakan agen  pemicu  uretritis






Mikroba atau mikroorganisme yaitu  makhluk hidup yang 

ukurannya kecil. Mikroorganisme merupakan mikroba yang 

memilki ukuran yang kecil, sehingga sulit dilihat dengan mata 

biasa. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat 

pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang 

berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar. 

Mikroba memiliki susunan sel yang lebih sederhana dibandingkan 

dengan organisme tingkat tinggi. Mikroba yang ukurannya kurang 

dari 0,1 mm tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Mikroba 

memiliki ukuran yang dinyatakan dalam mikron (µ) dimana 1 

mikron yaitu  0,001 mm. 

Pengelompokkan mikroba telah bnayak dilakukan oleh 

peneliti antara lain oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. Haeckel 

mengelompokkan mikroba berdasarkan perbedaan 

pengorganisasian selnya yaitu dunia tumbuhan (plantae), dunia 

hewan (animalia) dan protista. Protista digolongkan mikroba. 

Protista terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur atau 

fungi, dan bakteri yang memiliki  sifat uniseluler, sonositik, atau 

multiseluler tanpa diferensiasi jaringan.

Menurut Whittaker makhluk hidup dibagi menjadi tiga 

tingkat perkembangan yaitu: 1) Prokariotik ialah bakteri dan ganggang biru (Divisio 

Monera)

2) Eukariotik uniseluler ialah algae sel tunggal, khamir 

dan protozoa (Divisio Protista) 

3) Eukariotik multiseluler dan multinukleat ialah Divisio 

Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia. 

Menurut Woese penggolongan mikroba berdasarkan 

susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. 

Terdiri dari Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, 

Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.

sesudah  ditemukannya mikroskop elektron struktur halus 

di dalam sel hidup dapat terlihat. Menurut perkembangan selnya 

terdapat dua jenis yaitu :

1) Prokariota (jasad prokariotik/primitif), yaitu jasad 

yang perkembangan selnya belum sempurna.

2) Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang 

perkembangan selnya telah sempurna.

Selain memiliki sifat seluler, ada beberapa mikroba yang 

memiliki sifat non seluler yaitu virus. Virus yaitu  parasit obligat 

yang berukuran sub-mikroskopik. Virus bukan berbentuk sel dan 

berkembang biak dengan jasad hidup lain.

2.1 Bakteri

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang 

tidak bisa dilihat oleh mata langsung. Bakteri merupakan 

organisme yang jumlahnya paling banyak dibandingkan maklhluk 

hidup lain dan tersebar luas didunia. Bakteri memiliki ratusan ribu 

spesies yang hidup di darat, laut, udara dan tempat-tempat 

ekstrem. Bakteri memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan makhluk 

lain antara lain:

   Organisme uniseluler (bersel satu).

   Prokariot (tidak memiliki  membran inti sel ).

   Tidak memiliki  klorofil.

   Tubuh berukuran antara 0,12 mikron sampai ratusan 

mikron 

   memiliki  bentuk tubuh yang beraneka seperti basil 

(batang), kokus (bulat), spirilum (spiral), kokobasil (bulat 

dan batang), dan vibrio (tanda baca koma).

   Memiliki dinding sel. Pada dinding sel bakteri tersusun atas 

mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptodoglikan terdiri 

dari polimer besar yang tersusun atas N-asetil glukosamin 

dan N-asetil muramat yang saling berikatan kovalen

   Hidup dengan bebas atau parasit.

   Hidup di lingkungan yang ekstrim seperti mata air panas, 

kawah atau gambut karena dinding selnya tidak 

mengandung peptidoglikan.

   Hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan karena

dinding selnya mengandung peptidoglikan.

   Pada dinding sel bakteri tersusun atas mukopolisakarida 

dan peptidoglikan. Peptodoglikan terdiri dari polimer besar 

yang tersusun atas N-asetil glukosamin dan N-asetil 

muramat yang saling berikatan kovalen

   Bakteri mamiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika 

kondisi yang tidak menguntungkan sebagai perisai 

terhadap panas dan gangguan alam.

   Bakteri ada yang bergerak dengan flagella dan ada juga 

yang bergerak dengan berguling (tanpa flagella).

Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam bentuk morfologi 

yaitu, bulat, batang dan spiral.

2.2 Bentuk Bakteri

a) Bakteri Bentuk Batang


Bakteri berbentuk batang dikenal sebagai basil. Kata 

basil berasal dari bacillus yang berarti batang. Bentuk basil 

dibedakan atas :

1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya 

berbentuk satu batang tunggal, misalnya 

Salmonella typhi,  pemicu  penyakit tipus.

2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang 

bergandengan dua-dua.

3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang 

yang bergandengan memanjang membentuk 

rantai misalnya Bacillus anthracis  pemicu  

penyakit antraks.

b) Bakteri Bentuk Bulat

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai Coccus, bakteri ini 

dibedakan atas:

1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat

tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, 

 pemicu  penyakit kencing nanah.

2. Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang 

bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus 

pneumonia  pemicu  penyakit pneumonia atau 

radang paru-paru.

3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bulat yang 

berkelompok empat-empat sehingga bentuknya 

mirip kubus.

4. Streptokokus yaitu bakteri bentuk bulat yang 

berkelompok memanjang rantai.

5. Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bulat

yang berkoloni membentuk sekelompok sel 

tidak teratur sehingga bentuknya mirip 

kumpulan buah anggur.

c) Bakteri Bentuk Spiral

Ada tiga macam bentuk spiral :

1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya 

seperti spiral misalnya Spirillum.

2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak 

sempurna, misalnya Vibrio cholera  pemicu  

penyakit kolera.

3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk 

spiral yang bersifat lentur. Pada saat bergerak, 

tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.

2.3 Struktur Bakteri

Berdasarkan strukurnya bakteri terbagi menjadi dua yaitu 

struktur dasar dan struktur tambahan. Struktur dasar meliputi 

dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, granula, DNA. 

Struktur tambahan meliputi kapsul, flagellum, pili, fimbria, 

klorosom, vakuola, endospore.

I. Struktur Utama

a) Dinding Sel

Dinding sel bakteri memiliki struktur yang kompleks dan agak 

kaku. Dinding sel bakteri menentukan bentuk bentuk sel. 

Meskipun tidak mengandung enzim dan tidak bersifat 

semipermeabel, namun dinding sel diperlukan agar sel bakteri 

dapat berfungsi secara normal. Dinding sel yang kaku

memungkinkan bakteri dapat mengatasi konsentrasi osmosis yang 

berbeda-beda dan sitoplasma tidak mengembang melampaui 

batas dinding yang kaku itu. Sejauh ini diketahui bahwa ketebalan 

dinding sel bakteri berkisar 10-35 nm. 

 Komposisi kimiawi dinding sel bakteri 

Susunan dan struktur dinding sel prokariot sangat unik dan 

khas, serta tidak ditemukan pada sel eukariotik.  pemicu  kakunya 

dinding sel bakteri karena kandungan peptidoglikan (PG). 

Peptidoglikan tersusun oleh: 

(1) N-asetilglokosamin (NAG), 

(2) Asam N-Asetilmuramat (NAM), 

(3) Peptida yang terdiri dari asam amino: alanin, glutamat, 

diaminopimelat, atau lisin dan alanin.

Letak NAG (N-asetil glukosamin) dan NAM (N-asetil muramic)

berselang-seling membentuk tulang punggung dinding sel, Pada 

NAM terdapat 4 asam amino. Asam amino ini membentuk ikatan 

silang dengan asam amino NAM lainnya.

Peptidoglikan disebut juga mukopeptida, glikopeptida, 

muropeptida atau murein peptidoglikan. Serat-serat peptidoglikan 

membentuk anyaman yang kuat namun tidak padat (tidak solid), sehingga tidak menghalangi masuknya air, zat-zat makanan, 

seperti mineral, glukosa, asam amino atau bahkan molekul 

organik. 

Berdasarkan perbedaan kandungan dari dinding sel, bakteri 

dapat digolongkan menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan 

bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif dinding selnya tersusun 

atas PG (petidoglikan) sehingga dinding selnya kaku. Pada bagian 

luar PG (petidoglikan) terdapat senyawa yang disebut asam 

teikhoat. Bakteri Gram negatif mengandung PG (petidoglikan) 

dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, akan namun  di bagian luar PG 

terdapat membran luar yang tersusun atas lipoprotein dan 

fosfolipid serta mengandung lipopolisakarida. Karena perbedaan 

komposisi dinding sel ini, bakteri Gram positif dan negatif memiliki 

ketahanan yang berbeda. Bakteri Gram positif lebih rentan 

terhadap antibiotika penisilin karena antibiotika ini dapat merusak 

PG. Sebaliknya karena jumlah PG yang lebih banyak, bakteri Gram 

positif biasanya lebih tahan terhadap kerusakan mekanis. 

Perbedaan itu  di atas dapat pula dilihat pada Tabel 1.

b) Membran Sel

Struktur membran sitoplasma atau membran sel berada di 

sebelah dalam dari dinding sel. Oleh karena itu, jika dilihat dari 

struktur lapisan pada sel sel bakteri, membran plasma dilindungi 

oleh dinding sel bakteri, yang mana sifat dinding sel bakteri yang 

lebih kaku jika dibandingkan dengan membran sitoplasma.

Mesosom merupakan struktur di mana membran 

sitoplasma yang melipat ke dalam (invaginasi) sitoplasma. 

Mesosom berfungsi dalam sintesis dinding sel, dan pembelahan 

nukleus sel bakteri.

Membran sitoplasma penting untuk mengendalikan lalu 

lintas substansi kimiawi dalam larutan, masuk ke dalam dan keluar 

sel. Susbtansi-substansi (solut) dapat melewati membran 

sitoplasma, dapat dengan cara sebagai berikut.

1) Difusi pasif 

Proses difusi pasif, tidak bersifat spesifik untuk setiap 

solut, namun  akan terjadi jika terdapat perbedaan 

konsentrasi zat terlarut di luar sel dengan di dalam sel 

bakteri. Pada proses ini, terjadi pergerakan substansi 

kimia (solut) yang melintasi membran sitoplasma, dari 

area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang 

berkonsetrasi yang lebih rendah. Difusi pasif, 

berfungsi untuk menyamakan konsentrasi solut di

kedua sisi membran sitoplasma.

2) Transpor aktif

Proses transpor aktif bersifat sangat spesifik 

(memperlakukan solut secara spesifik). Transpor aktif 

berfungsi untuk menyimpan solut di dalam sel dengan 

konsentrasi yang lebih tinggi daripada di luar sel.

Membran atau selaput sitoplasma, memiliki beberapa 

fungsi antara lain:

 Permeabilitas selektif dan pengangkutan 

larutan

 Pengangkutan elektron dan fosforilasi oksidatif

 Pengangkutan eksoenzim hidrolitik

 Berlaku sebagai tempat enzim dan molekul 

pembawa yang berfungsi dalam biositesis 

DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput. 

 Mengandung reseptor dan protein lain dari 

sistem khemotaksis.

c) Sitoplasma

1. Nukleoid 

Sel-sel prokariot tidak memiliki nukleus sebagai tempat 

tersimpannya materi genetik seperti pada eukaryotik, yang ada 

yaitu  suatu daerah yang disebut nukleoid yang tidak dikelilingi oleh membran dan tidak mengadakan mitosis dan meiosis. 

Strukturnya merupakan suatu masa amorf (tak berbentuk) yang 

lobuler terdiri dari banyak kromatin yang fibriler.

Nukleoid terdiri dari molekul DNA yang membentuk 

kromosom. Molekul DNA mengandung informasi genetika dari sel 

bakteri. Bakteri juga mengandung DNA yang membentuk lingkaran 

kecil disebut plasmid. Plasmid mengandung materi genetika yang 

tidak penting bagi pertumbuhan sel dan bisa hilang tanpa 

memicu  sel mati.

Fibril-fibril yang tampak pada nukleotid merupakan DNA 

yang panjang(sekitar 1400 nm) dan tipis (3 nm), fleksibel dan 

sirkuler. Filamen sirkuler DNA semacam ini pada umumnya disebut 

kromosom bakteri.

Pada bakteri DNA ekstrakromosom yang berbentuk cincin￾cincin kecil, dapat berreplikasi secara autonom (tidak seirama 

dengan kromosom) dan dapat juga bertindak sebagai determinan 

genetik dinamakan episom (plasmid).

2. Ribosom

Ribosom merupakan tempat biosintesis protein. Ribosom 

terdapat baik pada sel prokariotik maupun sel eukariotik, yang 

berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom disusun oleh 

dua subunit, setiap subunit mengandung protein dan sebuah tipe 

dari RNA disebut ribosomal RNA (rRNA). Ribosom prokariotik 

berbeda dari ribosom eukariotik dalam kandungan jumlah protein 

dan molekul rRNA, ribosom prokariotik juga lebih kecil dan kurang 

padat jika dibandingkan dengan ribosom sel eukariotik. Ribosom 

sel prokariotik (termasuk sel bakteri) disebut ribosom 70S, dan sel 

eukariotik dikenal sebagai ribosom 80S. Ribosom bakteri 70S, dari 

kira-kira 800.000 dalton, dipisahkan ke dalam subunit 30S dan 50S. 

Subunit 30S mengandung RNA 16S, sebaliknya subunit 50S 

mengandung keduanya RNA 23S dan 5S. Huruf S menujukkan unit 7Svedberg, yang menunjukkan laju relatif sedimentasi 

(pengendapan) selama sentrifuge kecepatan tinggi.

Pada sitoplasma sel prokariot terdapat granula. 

Granula ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan 

makanan karena bakteri akan menyimpan cadangan makanan 

yang dibutuhkan. Granula-granula itu  mengandung 

bermacam-macam substansi seperti glikogen, metafosfat 

anorganik, asam polihidroksibutirat, belerang atau senyawa 

yang mengandung nitrogen yang berperan sebagai cadangan 

nutrisi untuk sel yang di kenal dengan nama badan inklusi. 

Beberapa macam inklusi tertentu terdapat pada satu spesies 

bakteri, sedangkan pada spesies lain tidak memilikinya. Oleh 

sebab itu, jenis-jenis inklusi dapat digunakan untuk 

mengidentifikasi spesies bakteri.4. Plasmid

Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid merupakan 

molekul DNA kecil di dalam sel yang secara fisik terpisah dari DNA 

kromosom dan bisa bereplikasi secara independen. Pada bakteri 

plasmid berfungsi sebagai pembawa sifat non-esensial bagi 

pertumbuhan bakteri yang berperan secara langsung dalam 

metabolisme dan segala kegiatan biologis yang membantu 

pertumbuhan bakteri.

II. Struktur Tambahan

1. Flagella

Flagella (tunggal = flagellum) yaitu  filamen yang 

memanjang ke arah luar sel. Flagel merupakan alat gerak bakteri

sehingga bakteri dapat bergerak dan berputar. Flagel disusun oleh

sub unit-sub unit protein disebut flagelin. Ukuran flagel 

berdiameter 12-18 nm dan panjangnya lebih dari 20 nm. flagella 

yang agak kaku berfungsi sebagai poros yang mendorong sel 

dengan cara memutar searah atau berlawanan arah dengan jarum 

jam.Berdasarkan letak dan jumlah flagel dapat dibagi menjadi:

a) Atriks ialah bakteri yang btidak memilki flagel contoh: 

Klebsiella sp, Shigella sp

b) Monotriks ialah bakteri yang memiliki flagel tunggal pada 

salah satu ujungnya contoh: Vibrio

c) Lopotriks ialah bakteri yang memiliki banyak flagella pada 

salah satu ujungnya contoh: Rhodospiriullum rubrum

d) Amfitrik ialah bakteri yang memiliki flagel pada kedua 

ujungnya contoh: Pseudomonas aeruginosa

e) Peritriks ialah bakteri yang memiliki flagel yang terletak 

pada seluruh permukaan sel contoh: Salmonella

2. Pili dan Fimbriae

Banyak bakteri Gram negatif, memiliki apendiks mirip 

rambut, yang lebih pendek, lebih lurus dari flagella, dan digunakan 

untuk perlekatan dan transfer Deoxyribonucleic Acid (DNA) 

daripada untuk motilitas. Struktur ini mencakup protein, yang 

disebut pilin. Struktur pilin terdiri atas dua tipe yaitu pili (tunggal = 

pillus) dan fimbriae (tunggal = fimbria). 

Fimbriae berjumlah sedikit sampai beberapa ratus buah 

persel bakteri. Fimbriae berperan lebih ke perlekatan antara satu 

sel dengan sel bakteri lain, dan ke suatu permukaan. Sedangkan 

Pili biasanya lebih panjang dari fimbriae dan jumlahnya hanya satu 

atau dua buah per sel bakteri. Pili dilibatkan dalam hal motilitas 

dan transfer DNA pada sel bakteri. Beberapa pili digunakan untuk 

membawa bakteri bersama-sama yang memungkinkan transfer 

DNA dari satu sel ke sel lain, yang mana proses ini dinamakan

konjugasi. Pili yang terlibat dalam proses konjugasi dinamakan pili 

(seks) konjugasi.

3. Kapsul atau Lendir

Kapsul atau lender pada bakteri berfungsi untuk 

melindungi bakteri dari lingkungan luar juga sebagai tempat 

penyimpanan makanan. Kapsul atau selubung lendir merupakan 

suatu lapisan di permukaan luar sel yang terbentuk dari akumulasi 

senyawa-senyawa yang kaya akan air. contohnya bakteri yang 

memiliki kapsul terdapat pada bakteri Pneumcoccus sp. 

Kapsul dapat memicu  timbulnya sifat virulen/ infeksi 

terhadap inangnya. Jika bakteri kehilangan kapsul, maka ia dapat 

kehilangan virulensinya.

Bentuk kapsul pada bakteri dapat dilihat dengan 

menggunakan metode pengecatan negatif memakai tinta cina atau 

nigrosin. sesudah  diwarnai kapsul akan tampak transparan diantara 

background yang berwarna gelap. Kapsul tersusun atas

polisakarida yang terdiri atas glukosa, gula amino, rhamnosa, serta 

asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada pula yang 

mengandung peptida yaitu kapsul pada bakteri Bacillus sp. 

4. Endospora (Spora)

Endospora akan terbentuk bila sel bakteri berada pada

kondisi lingkungan buruk seperti suhu yang tinggi, kekeringan 

(kadar air minim), senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) 

dan radiasi sinar UV. Endospora merupakan fase dimana bakteri 

tertentu menebalkan dinding selnya sebagai bentuk pertahanan 

diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, contoh 

pada Bacillus dan Clostridium.

Endospora memiliki dinding yang amat tebal jika 

dibandingkan dengan sel vegetatifnya, sehingga Endospora sangat 

sukar diwarnai dengan pewarna biasa, dan harus menggunakan

pewarna spesifik. Pewarna yang biasa digunakan yaitu  malachite 

green.

5. Vakuola 

Beberapa bakteri yang hidup di air dan dapat 

berfotosintesis memiliki vakuola. Vakuola berfungsi 

sebagai pencernaan makanan dan osmoregulaotr sel. 

Vakuola gas pada bakteri berfungsi untuk mengatur jumlah 

gas sehingga bakteri akan meningkatkan atau mengurangi 

kepadatan selnya secara menyeluruh serta dapat bergerak 

ke atas atau kebawah didalam air. Dengan adanya vakuola 

gas pada bakteri memicu  bakteri dapat mengapung 

dipermukaan air sehingga memperoleh sinar matahari 

untuk melakukan fotosintesis.


6. Klorosom

Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan 

fotosintesis. Klorosom berbentuk lipatan yang terletak dibawah 

membran plasma mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik.

2.4 Bakeri Berdasarkan Struktur Dinding Sel

Berdasarkan struktur dinding selnya bakteri dibedakan 

menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. 

Untuk mengetahui perbedaannya dapat lihat dengan pewarnaan 

dan diamati dibawah mikroskop. Teknik pewarnaan yang 

digunakan yaitu pewarnaan Gram sesuai dengan nama penemunya 

yaitu Hans Christian Gram (1884). Bakteri yang diwarnai dengan 

zat warna violet dan yodium, dicuci dengan alkohol, diwarna 

dengan safranin. Bila dalam pengamatan secara mikroskopis 

bakteri menunjukkan warna ungu maka dikelompokkan pada jenis 

bakteri Gram positif, bila pengamatan secara mikroskopis bakteri 

menunjukkan warna merah maka dikelompokkan pada jenis 

bakteri Gram negatif. Ada kelompok bakteri dari famili Bacillicea 

yang pada usia tertentu berubah dari Gram positif menjadi Gram 

negatif disebut Gram variabel. 

I. Ciri-ciri Bakteri Gram Positif

a. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal 

(monolayer)

b. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan 

sebagian lagian terdiri dari polisakarida dan asam teikoat

c. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin, tidak peka terhadap 

streptomisin

d. Lebih resisten terhadap gangguan fisik

e. Toksin yang dibentuk berupa eksotoksin dan endotoksin

II. Ciri-ciri Bakteri Gram Negatif

a. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari 

kandungan lipid yang tinggi dan peptidoglikan

b. Memiliki membrane plasma ganda yang diselimuti oleh 

membrane luar permeabel

c. Lebih tahan atau kuat terhadap antibiotik

d. Tidak memilliki asam teikoat

e. Toksin yang dibentuk endotoksin

Dari penjelasan diatas dapat diketahui persamaan dan perbedaan 

antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. 

2.5 Persamaan dan Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri 

Gram Negatif

A. Persamaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

   Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif memiliki organisasi 

seluler yang serupa merupakan mikroorganisme uniseluler 

prokariotik yang memiliki kapsul. 

   Memiliki kromosom tunggal.

   Mengandung plasmid sebagai DNA 

ekstrachromosomalnya. 

   Bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. 

   Bereproduksi juga dengan transformasi, transduksi dan 

konjugasi. 

   Dapat dihambat oleh antibiotik. 

   Dinding sel mengandung peptidoglikan. 

   Dapat merespons prosedur pewarnaan gram. S

   Dapat memicu  penyakit pada manusia, tumbuhan 

dan hewan.

B. Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran 

atau subtansi atau masa zat suatu organisme, manusia dapat 

disebut tumbuh apabila bertambah tinggi, besar atau berat. 

Sedangkan pada organisme bersel satu pertumbuhan 

didefinisikan sebagai pertumbuhan koloni yakni jumlah

koloni yang bertambah, ukuran koloni yang semakin besar, 

masssa mikroba dalam koloni semakin banyak. Definis dari 

Pertumbuhan mikroba yaitu pertambahan jumlah sel pada 

mikroba itu . Definisi koloni yaitu kumpulan dari 

beberapa mikroba yang memiliki  persamaan sifat seperti

bentuk, susunan permukaan. 

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan 

mikroba. Segala perubahan lingkungan dapat mempengaruhi 

morfologi dan fisiologi mikroba. Pertumbuhan 

mikroorganisme dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor 

biotik maupun faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari 

dalam dan ada faktor biotik dari lingkungan. Faktor biotik 

dari dalam menyangkut bentuk mikroorganisme, sifat 

mikroorganisme dalam merespon perubahan lingkungan, 

kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi). lingkungan biotik 

berhubungan dengan keberadaan organisme lain didalam 

lingkungan hidup mikroorganisme yang bersangkutan. Faktor 

abiotik meliputi susunan dan jumlah senyawa yang

dibutuhkan di dalam medium kultur, lingkungan fisik (suhu, 

kelembaban, cahaya), keberadaan senyawa-senyawa lain yang 

dapat bersifat toksik, penghambat, atau pemacu, baik yang 

berasal dari lingkungaan maupun yang dihasilkan sendiri. 

Faktor lingkungan itu  antara lain:

1. Suhu/temperatur

Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam 

mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Setiap 

bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka 

dapat tumbuh sangat cepat dan memiliki rentang 

temperatur dimana mereka dapat tumbuh. Suhu untuk 

pertumbuhan terdiri atas suhu minimum, suhu optimum, 

dan suhu maksimum. Suhu minimum yaitu suhu terendah 

namun  mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum yaitu

suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu 

maksimum yaitu suhu tertinggi untuk kehidupan 

mikroba. Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat 

terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi 

tiga:

a. Psikrofilik, mikroba yang dapat hidup pada suhu 

dingin -5

0C sampai 300C dan dapat tumbuh 

paling baik pada suhu optimum 100C-200C; 

b. Mesofilik, mikroba dapat hidup maksimal pada 

suhu 100C-450C, dan suhu optimum pada 200C-

400C

c. Termofilik mikroba yang tumbuh dengan baik 

pada suhu 250C-800C, tumbuh optimum pada 

500C-600C.

Suhu optimal merupakan suhu yang biasanya 

menggambarkan lingkungan normal mikroorganisme. Bakteri 

patogen/ berbahaya pada manusia akan tumbuh baik pada 

temperatur 370C.

2. pH

pH medium biakan mempengaruhi kecepatan 

pertumbuhan, untuk pertumbuhan bakteri juga terdapat 

rentang pH dan pH optimal. Pada bakteri patogen pH 

optimalnya 7,2 – 7,6. Meskipun medium pada awalnya 

dikondisikan dengan pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan 

namun , secara bertahap besarnya pertumbuhan akan dibatasi 

oleh produk metabolit yang dihasilkan mikroorganisme 

itu .

a. Asidofil, tumbuh pada kisaran pH 2-5

b. Neutrofil, tumbuh pada kisaran pH 5,5-8

c. alkalofil, tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5

3. Kelembaban

Mikroorganisme memiliki  nilai kelembaban optimum.

Mikroba dapat tumbuh pada media yang basah dan udara 

lembab. Nilai kadar air bebas didalam larutan untuk bakteri 

pada umumnya antara 0,90 sampai 0, 999.

4. Ketersediaan Oksigen

Berdasarkan kebutuhan oksigennya mikroba 

dikelompokkan menjadi:

a) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen 

bebas. 

(b) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada 

oksigen bebas. 

(c) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau 

tanpa oksigen bebas.

(d) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen 

dalam jumlah kecil.

5. Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis sangat mempengaruhi bakteri. Jika tekanan 

osmosis lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami

plasmolisis (keluarnya cairan dari sel bakteri melalui membran 

sitoplasma). Jika tekanan osmosis lingkungan hipotonis akan 

memicu  sel membengkak serta memicu  rusaknya sel. 

Oleh karena itu, dalam mempertahankan hidupnya sel bakteri 

harus berada pada tingkat tekanan osmosis yang sesuai walaupun 

sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmosis

dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar. 

Berdasarkan tekanan osmosis yang dibutuhkan dapat 

dikelompokkan menjadi:

(a) mikroba osmofil yaitu  mikroba yang dapat tumbuh 

pada kadar gula tinggi 

(b) mikroba halofil yaitu  mikroba yang dapat tumbuh 

pada kadar garam halogen yang tinggi 

(c) mikroba halodurik yaitu  kelompok mikroba yang 

dapat tahan (tidak mati) namun  tidak dapat tumbuh pada kadar 

garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %. 

6. Nutrisi

Nutrisi diperlukan oleh mikroba untuk sebagai sumber 

energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar itu  

yaitu  : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi 

dan sejumlah kecil logam lainnya. Kekurangan sumber-sumber 

nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga 

pada akhirnya dapat memicu  kematian. Berdasarkan sumber 

karbon dan energi yang diperlukan bakteri digolongkan menjadi : 

a. Khemoheterotrof : bakteri yang memerlukan bahan￾bahan organik seperti protein, karbohidrat dan lipid.

b. Khemoautotrof : Golongan bakteri yang sebagian 

sumber karbonnya berasal dari CO2.

c. Fototrof : Golongan bakteri yang memerlukan 

sumber karbon yang seluruhnya dari CO2.

Berdasarkan Sumber Nitrogen, Sulfur dan Fosfor. 

Untuk menyusun bagian-bagian sel, misalnya untuk 

mensintesis protein diperlukan nitrogen dan sulfur sedangkan 

untuk mensintesis DNA dan RNA diperlukan nitrogen dan 

fosfor. 

7. Ion-Ion lain 

Untuk pertumbuhannya bakteri membutuhkan unsur￾unsur kimia seperti C, H, N, S, dan P. selain itu juga 

membutuhkan unsur mikro seperti, Zn, Fe, dan Cu. 

Sedangkan logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada 

kadar rendah dapat bersifat meracun (toksin). Logam berat 

memiliki daya oligodinamik yaitu daya bunuh logam berat 

pada kadar rendah. Selain logam berat ada juga ion-ion lain 

yang dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba antara 

lain ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat. Ion-ion ini

dapat mengurangi pertumbuhan mikroba tertentu. Oleh sebab 

itu ion-ion ini dapat digunakan untuk mengawetkan suatu 

bahan. Ada senyawa lain yang dapat mempengaruhi fisiologi 

mikroba, misalnya asam benzoat, asam asetat, dan asam 

sorbat. 

8. Radiasi

Radiasi yang berbahaya bagi mikroorganisme yaitu 

radiasi pengionisasi yang memiliki arti radiasi dari gelombang 

panjang yang sangat pendek dan berenergi sehingga atom 

kehilangan elektron (ionisasi). Ditingkat rendah radiasi 

pengionisasi dapat memicu  mutasi dan lama-kelamaan 

dapat memicu  kematian.

3.2 Kurva Pertumbuhan Bakteri 

Proses tahapan pertumbuhan mikroorganisme dari awal 

pertumbuhan hingga kematian di gambarkan dengan kurva 

pertumbuhan. Tahapan pertumbuhan bakteri terdiri atas empat

fase antara lain fase lag, fase eksponensia, fase stasioner, fase 

kematian. 

a. Fase lag 

Dinamakan juga fase adaptasi. Pada fase ini perubahan 

bentuk dan pertumbuhan jumlah individu belum terlihat jelas. 

Mikroba beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan substrat dan 

kondisi lingkungan sekitar. Waktu yang dibutuhkan untuk 

beradaptasi sekitar 5 menit hingga berjam-jam. Pada fase ini 

belum atau tidak ada sumber nutrien untuk mikroba, belum terjadi 

pembelahan sel karena enzim belum disintesis. Waktu yang 

diperlukan untuk beradaptasi lama karena dipengaruhi oleh 

beberapa faktor- faktor antara lain: 

a) Jumlah inokulum

Bila jumlah sel yang dipindahkan banyak maka fase lag 

akan berjalan dengan cepat, namun  bila jumlah sel yang 

dipindahkan sedikit maka fase lag akan berjalam lambat. 

Lama waktu mikroba beradaptasi disebabkan karena 

mikroba dipindahkan dari medium yang kaya nutrisi ke 

medium yang nutrsinya terbatas.

b) Lingkungan pertumbuhan

Bila mikroba dipindahkan dari medium dan lingkungan 

yang sama seperti sebelumnya maka waktu adaptasi yang 

diperlukan akan cepat namun  bila medium dan lingkungan 

yang baru berbeda dengan medium dan lingkungan 

sebelumnya maka membutuhkan waktu beradaptasi yang 

lama.

b. Fase logaritmik/eksponensial 

Pada fase ini mulai terjadi perubahan bentuk, pembelahan 

sel dengan cepat dan peningkatan jumlah sel secara maksimum. 

Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kandungan sumber nutrien sebagai bahan makan untuk mikroba. 

Apabila tidak ada kandungan nutrien yang cukup maka mikroba 

tidak dapat berkembang biak, suhu dan kelembaban udara, kadar 

oksigen, cahaya, asosiasi kehidupan diantara mikroba. Fase ini 

membutuhakan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan 

fase lainnya. 

c. Fase Stasioner 

Fase stasioner merupakan fase keseimbangan antara 

pertumbuhan dan kematian sel. Pada fase ini sumber nutrien 

mulai berkurang. Mikroba tidak bisa melakukan aktivitas 

pertumbuhannya karena nutrien untuk mikroba mulai habis 

sehingga akan terbentuk produk-produk beracun yang dapat 

memicu  pertumbuhan sel melambat sehingga jumlah sel 

hidup seimbang dengan jumlah sel yang mati. Kapadatan bakteri 

pada fase ini mencapai kepadatan sel yang maksimal. Selain itu 

pada fase ini ukuran sel lebih kecil hal ini disebabkan sel tetap 

tumbuh walaupun nutrien mulai habis. 

d. Fase Kematian

Pada fase ini nutrien sudah habis, energi cadangan 

didalam sel habis, proses metabolisme berhenti, laju kematian 

meningkat dan ada kemungkinan sel – sel dihancurkan oleh 

pengaruh enzim yang berasal dari sel itu sendiri (autolisis) 

sehingga mikroba tidak mampu lagi bertahan hidup dan 

mengalami kematian.

3.3 Pengendalian Pertumbuhan Mikroorganisme

Mikroba selain dapat menguntungkan juga dapat 

merugikan manusia yang berupa penyalit atau racun. Upaya agar 

memanfaatkan mikroba yang menguntungkan manusia lebih 

optimal maka dilakukan pengendalian mikroba. Pengendalian 

pertumbuhan mikroba bertujuan untuk mencegah penyebaran 

infeksi atau penyakit, mencegah kerusakan bahan oleh mikroba, 

menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi 

bakteri yang tiak dikehendaki pada suatu media Pertumbuhan 

bakteri. Secara umum cara mencegah pertumbuhan 

mikroorganisme ada dua prinsip yaitu: 

1) Membunuh mikroorganisme

2) Menghambat pertumbuhan mikroorganisme. 

Cara pengendalian mikroba dapat dilakukan dengan:

1) Cleaning dan Sanitasi

Untuk menurunkan jumlah populasi bakteri disuatu 

tempat. Dengan cleaning dan sanitasi yang baik maka mikroba 

tidak akan tumbuh bahkan dapat membunuh mikroba karena 

sumber nutrisi tidak tersedia.

2) Sterilisasi

Proses untuk menghilangkan semua mikroba patogen 

hingga menjadi steril secara fisik dan kimiawi.

3) Desinfeksi

Merupakan proses mengurangi mayoritas atau semua 

mikroorganisme yang patogen kecuali spora bakteri yang terdapat 

pada permukaan benda-benda mati (non-biologis, seperti pakaian, 

lantai, dinding) secara fisik dan kimiawi.

4) Antiseptis

Senyawa kimia yang berfungsi menghambat atau 

memperlambat pertumbuhan mikroorganisme yang digunakan 

pada tubuh.

Pada bakteri pengendaliannya dapat dilakukan secara 

kimia maupun fisik.

A. Pengendalian Mikroorganisme Secara Kimia

Pengendalian mikroba secara kimia dapat dilakukan 

menggunakan bahan kimia yang berguna untuk membunuh atau 

mengurangi jumlah mikroorganisme yang patogen. Secara kimia 

pengendalian mikroorganisme lebih efektif digunakan pada sel 

vegetatif bakteri, virus dan fungi, namun  tidak efektif bila digunkan 

untuk menghancurkan bakteri dalam bentuk endospora. Tidak ada 

bahan kimia yang ideal yang bisa dimanfaatkan untuk segala 

macam kebutuhan, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan 

dalam memilih dan menggunakan senyawa kimia untuk tujuan 

tertentu antara lain :

a. Aktivitas antimikroba

memiliki  kemampuan untuk mematikan 

mikroorganisme dalam konsentrasi yang rendah 

pada spektrum yang luas yang artinya dapat 

membunuh berbagai macam mikroorganisme.

b. Kelarutan

artinya senyawayang digunakan dapat larut dalam 

air atau pelarut lain, sampai pada taraf yang 

diperlukan secara efektif. 

c. Stabilitas

artinya memiliki stabilitas yang tinggi bila 

dibiarkan dalam waktu yang relatif lama dan tidak 

boleh kehilangan sifat antimikrobanya.

d. Tidak bersifat toksik/racun bagi manusia ataupun 

binatang lain artinya senyawa ini bersifat letal 

bagi mikroorganisme dan tidak berbahaya bagi 

manusia maupun hewan lain.

e. Homogenitas

komposisinya harus selalu sama sehingga bahan 

aktifnya sama pada setiap diaplikasikan.

f. Ketersediaan dan biaya

senyawa itu  harus tersedia dalam jumlah 

besar dengan harga yang terjangkau.

g. Sifat bahan sesuai kegunaan

yakni zat kimia yang digunakan untuk disinfeksi 

alat-alat yang terkontaminasi tidak boleh

digunakan untuk kulit karena dapat merusak sel 

kulit.

h. Tipe mikroorganisme

Tidak semua mikroorganisme rentan terhadap 

mikrobiostatik atau mikrobiosida oleh sebab itu

harus ditentukan tipe mikroorganisme yang akan 

dibasmi. 

i. Keadaan lingkungan

Bahan yang digunakan harus aman bagi 

lingkungan sekitar dan tidak memiliki efek 

samping. 

Bahan-bahan kimia dalam membunuh atau 

menghambat pertumbuhan mikroba bervariasi dan kompleks. 

Cara kerja bahan-bahan kimia ini dapat dibagi menjadi: 

1. Merusak membran sel mikroba.

Meliputi golongan Surfaktans (Surface Active Agents) 

yakni golongan anionik, kationik dan nonionik. 

2. Merusak enzim mikroba.

a. Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri, 

dsb.

b. Golongan oksidator seperti golongan halogen, 

peroksida hidrogen dan formaldehid. 

3. Mendenaturasi protein

Bahan kimia yang dapat memicu  terjadinya koagulasi 

dan presipitasi protoplasma seperti alkohol, gliserol dan 

bahan-bahan asam dan alkalis. 

Efektivitas bahan-bahan kimia yang digunakan dipengaruhi 

oleh beberapa faktor. faktor-faktor yang mempengaruhi 

efektivitas bahan kimia di dalam mengendalikan mikroba

antara lain:

1. Konsentrasi agen kimia yang digunakan. 

Semakin tinggi konsentrasinya maka efektivitasnya 

semakin meningkat. 

2. Waktu kontak. Semakin lama bahan itu  kontak dengan bahan yang 

disterilkan maka hasilnya akan semakin baik. 

3. Sifat dan jenis mikroba. 

Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih resisten 

dibandingkan yang tidak berkapsul dan tidak berspora. 

4. Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan 

organik dapat menurunkan efektivitas agen kimia. 

5. pH atau derajat keasaman. 

Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan 

perubahan pH. Hanya ada beberapa zat bahan kimia secara 

hukum diterima untuk digunakan dalam pengawetan 

makanan. Diantaranya yang paling efektif yaitu  asam 

benzoat, sorbat, asetat, laktat dan propionat, kesemuanya 

ini yaitu  asam organic. Asam sorbet dan propionat 

digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang pada 

roti. Nitrat dan nitrit digunakan untuk mengawetkan daging 

terutama untuk mengawetkan warna dan bersifat 

m