Diabetes

 



Kadar glukosa dalam darah adalah istilah medis yang 

digunakan untuk menunjukkan tingkat gula darah. Jika kadar 

glukosa meningkat, hal ini dapat menandakan adanya kasus 

diabetes mellitus. Penyakit ini termasuk dalam jenis penyakit tidak 

menular yang perlu dihindari sejak dini. warga  Dusun 

Pimpingan belum sepenuhnya melakukan deteksi dini terhadap 

pemeriksaan gula darah kurangnya pengetahuan mengenai 

diabetes mellitus. Sehingga penyelesaiannya dilakukan 

pemeriksaan glukosa darah pada semua warga  agar dapat 

mendeteksi secara dini kadar gula darah warga  tersebut, 

yang manfaatnya untuk mengetahui segera terhadap warga . 

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran 

kadar gula darah sewaktu (GDS) dan tingkat pemahaman 

penduduk Dusun Pimpinga di Desa Baturappe, Kecamatan 

Biringbulu, Kabupaten Gowa. Adapun solusi dari masalah yaitu 

melakukan pengabdian melalui penyuluhan/edukasi dan 

pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan GDS dengan metode POCT 

menggunakan kit (Gluco-test) atau glucometer. Adapun jumlah 

peserta sekitar 56 orang dan terdapat lebih banyak wanita 

daripada pria. Sebelum melakukan pemeriksaan GDS dilakukan 

wawancara terhadap peserta untuk menggali riwayat kesehatan 

atau penyakit keturunan. Dari hasil pemeriksaan didapati bahwa 

42 orang peserta (75%) memiliki kadar glukosa darah yang 

normal, sementara 14 peserta (25%) memiliki kadar glukosa darah 

yang melebihi nilai normal (> 200 mg/dL). Dengan demikian dapat 

disimpulkan bahwa kadar gula darah sewaktu (GDS) warga 

warga  umumnya normal kadar gula darah pada warga  

adalah normal dan tingkat pengetahuan mengalami peningkatan

karena presentasi warga  dapat menjawab post test dengan 

benar sebesar 91,01% serta telah memperhatikan pola asupan 

makanan yang sehat dengan mengunsumsi sayur-sayuran.


Saat ini penyakit tidak menular semakin mendapat perhatian karena frekuensinya yang semakin 

meningkat di warga . Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua di antaranya adalah akibat dari 

penyakit tidak menular. Masalah ini terjadi di seluruh dunia, baik di negara-negara maju maupun di 

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 

menggunakan istilah "penyakit kronis" untuk menggambarkan penyakit tidak menular. Penyakit ini juga 

dikenal sebagai "penyakit menular baru" karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup. Ada lima 

jenis penyakit tidak menular yang memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi, yaitu penyakit 

pernapasan kronis, penyakit kardiovaskular, Diabetes Melitus (DM), kanker, dan cedera 

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang ditandai dengan 

kadar gula darah yang melebihi batas normal. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk 

memproduksi atau menggunakan insulin yang cukup. Insulin sendiri adalah hormon yang dihasilkan 

oleh kelenjar pankreas dan berperan penting dalam menjaga kadar gula darah dalam tubuh. Fungsinya 

mirip dengan perangkat yang membantu memindahkan gula ke dalam sel untuk menghasilkan energi

(Mahdania, 2014). Tingginya kadar glukosa darah adalah tanda umum pada orang yang menderita 

diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh, terutama pada pembuluh darah, 

organ jantung, dan ginjal serta sel saraf di sekitar mata. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini 

dapat menimbulkan berbagai komplikasi akut dan kronis 

Tes kesehatan seperti cek gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah merupakan 

penanda atau alat untuk mengidentifikasi metabolisme dalam tubuh. Jika penanda melewati ambang 

batas nilai normal, maka terjadi peringatan dini dari perubahan gaya hidup. Diabetes dapat didiagnosis 

sejak dini dengan pemeriksaan kadar glukosa darah secara berkala. Tambahan itu kesuksesan dalam 

mencegah diabetes serta mengendalikan tingkat glukosa pada pasien diabetes tergantung pada tingkah 

laku warga . Modifikasi perilaku yang mengarah pada gaya hidup sehat dalam hal pencegahan dan 

penanggulangan diabetes yang sesuai akan berlangsung bila warga  memiliki pengetahuan yang memadai tentang diabetes. Oleh karena itu, selain skrining melalui pengukuran kadar gula darah untuk 

deteksi dini, kami juga menerapkan kebijakan mengenai diabetes dan metode pencegahannya agar 

warga  cukup sadar akan penyakit ini.

Kadar glukosa dalam darah adalah istilah medis yang merujuk pada tingkat glukosa dalam 

darah. Umumnya, kadar glukosa dalam darah berada dalam kisaran sempit 4-8 mmol/L (70-150 mg/dL) 

per hari. Kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya menurun sebelum makan. Selain glukosa 

yang dikenal sebagai gula darah, terdapat pula jenis gula lain seperti fruktosa dan galaktosa. Meskipun 

demikian, kadar glukosa hanya diatur oleh insulin dan leptin (Selano, Marwaningsih, & Setyaningrum, 

2020). Tingginya kadar glukosa darah dan interaksi yang berkepanjangan dapat mengakibatkan masalah 

seperti retinopati, penyakit ginjal, penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan pembuluh darah besar 

seperti gangren. Masalah diabetes bisa mempengaruhi berbagai organ dan jaringan, termasuk kerusakan 

ginjal yang disebabkan oleh keberadaan albumin dalam urin karena penurunan filtrasi glomerulus ginjal 

dan gangguan fungsi sistem kekebalan tubuh. Tingginya kadar glukosa darah juga menyebabkan 

peningkatan radikal bebas pada sel-sel tubuh tertentu, termasuk peningkatan jumlah neutrophil 

Glukosa darah puasa (setelah 8 jam puasa): 70-99 mg/dL 1 sampai 2 jam setelah makan: 200 

mg/dL untuk glukosa darah kurang dari 140 mg per desiliter (mg/dL) Kadar glukosa darah normal 

sebelum tidur 100 - kurang dari 140 mg/dl. Kadar gula darah di atas kisaran tersebut menandakan 

pradiabetes atau diabetes. Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana gula darah lebih tinggi dari normal 

tetapi tidak diklasifikasikan sebagai diabetes. Seseorang mengalami hiperglikemia ketika gula darahnya 

melebihi 200 mg/dL atau 11 mmol/L (mmol/L), sedangkan jika kadar gula darah seseorang di bawah 70 

mg/dL maka dikategorikan rendah. Memiliki salah satu dari kondisi tersebut menunjukkan bahwa kadar 

glukosa darah tidak normal (Febrinasari, Agusti, & Nasiro, 2020). Kadar glukosa darah >126 mg/dL 

dalam keadaan puasa sering disebut sebagai hiperglikemia/diabetes mellitus (DM). Diagnosis klinis 

diabetes biasanya dibuat berdasar  gejala khas (nafsu makan meningkat, haus dan sering buang air 

kecil) dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan dalam kasus yang parah seperti

koma dan glikosuria 

Untuk diagnosis lebih lanjut, ada tiga jenis pemeriksaan gula darah yang dapat dilakukan, yaitu: 

1) glukosa plasma sewaktu, 2) glukosa postprandial 2 jam, dan 3) tes toleransi glukosa oral. Penderita 

diabetes membutuhkan diagnosis, pengobatan, dan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk 

memantau kemungkinan komplikasi. Hal ini membantu dalam mengendalikan perkembangan penyakit 

dan mencegah komplikasi. Selain itu, mengidentifikasi faktor risiko sejak awal juga penting dalam 

pencegahan diabetes dengan menghindari kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko terkena 

diabetes. 

Waktu tes pertama kali untuk gula darah sewaktu (GDS) tidak dapat digunakan untuk 

menegakkan diagnose DM. Tetapi dapat digunakan untuk skrining jika pasien memiliki gejala diabetes 

yang pasti secara klinis. Diagnosis dini diabetes dianggap sangat penting mengingat komplikasi diabetes 

jika tidak ditangani secepatnya. Pengambilan sampel darah tepi dan pemeriksaan GDS sederhana,

mudah digunakan menggunakan alat Gluco-Test untuk memeriksa kadar gula darah kapan saja, dapat 

digunakan alat yang dapat mendeteksi kadar gula darah dalam waktu 1 menit. Alat ini sangat bermanfaat 

untuk memeriksa pasien yang dicurigai menderita DM dengan gejala klinis. Namun, untuk memastikan 

diagnosis, perlu juga dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa. Tes glukosa darah saat ini 

juga berguna untuk mengawasi atau memantau progres terapi obat antidiabetes 

Mendeteksi DM secara dini melalui pemeriksaan skrining bertujuan untuk menurunkan risiko 

komplikasi dan meningkatkan pengawasan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup dan masa hidup 

penderita. Meningkatkan kesehatan warga  melalui pelayanan kesehatan yang lengkap 

membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen warga . Kebiasaan hidup sehat dan kemampuan warga  untuk memilih dan memanfaatkan layanan kesehatan yang berkualitas akan mempengaruhi 

keberhasilan program pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu misi penting di bidang 

kesehatan adalah mendorong warga  untuk hidup mandiri dan sehat. Upaya pengobatan akan erat 

kaitannya dengan diagnosis dini dan pengobatan penyakit. Namun terkadang warga  menolak untuk 

melakukan pemeriksaan kesehatan karena jauhnya fasilitas pelayanan kesehatan atau ketidakmampuan 

untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. 

Hasil observasi lapangan di lokasi kegiatan pengabdian sekaligus tempat praktek kerja nyata 

mahasiswa bahwa masih banyak warga  yang belum memahami penyakit DM. Kurangnya 

pengetahuan dan kesadaran tentang cara pencegahan DM dan cara pengendalian gula darah pada 

penderita DM. Dengan pesatnya perkembangan media informasi yang mudah diterima oleh warga , 

sehingga penting untuk mengedukasi warga  tentang cara pencegahan DM dan cara mengontrol 

gula darah bagi penderita DM.

Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah masih normal atau lebih tinggi dari

normal sehingga dapat berpeluang terkena penyakit diabetes. Pemeriksaan glukosa darah menggunakan 

metode POCT dilakukan untuk memantau kesehatan warga warga  di Dusun Pimpinga Desa 

Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Sebelum mengukur kadar gula darah, 

diinformasikan tentang pentingnya pemeriksaan rutin bagi penderita Diabetes Mellitus atau bagi yang 

merasakan tanda-tanda peningkatan kadar gula darah.

Dilihat dari hasil analisis situasi di warga warga  Dusun Pimpinga Desa Baturappe 

Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, pemantauan kesehatan belum menjadi kebiasaan bagi warga 

warga . Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan warga  akan pentingnya pemeriksaan kesehatan 

dan biaya yang relatif mahal untuk melakukannya. Menanggapi hal tersebut tim Dosen Prodi D3 

Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar melakukan 

kegiatan pengabdian pada warga  yang bertujuan unuk meningkatkan pengetahuan dan kesehatan 

warga melalui kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan laboratorium. Kegiatan ini merupakan salah 

satu dari tiga fungsi dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seorang dosen. Program ini 

merupakan suatu proses dan berbentuk kegiatan profesional untuk program pembangunan berwawasan 

kesehatan menurut paradigm sehat dengan ikut serta dalam kerja nyata dosen berkerja sama dengan 

mahasiswa sebagai bentuk pengabdian warga .

1

Dalam kegiatan pengabdian warga  sebagai pelaksanaan pengabdian warga  para 

dosen Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar 

melakukan pemeriksaan gula darah di Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu 

Kabupaten Gowa secara gratis. Khalayak sasaran utama adalah klompok umur 25-70 tahun dengan 

jumlah peserta sekitar 56 orang dan terdapat lebih banyak wanita daripada pria. 

Tahapan pelaksanaan pengabdian warga  adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan 

evaluasi. Pemeriksaan gula darah yang dilakukan adalah kadar gula darah (GDS) pada saat itu karena 

hasilnya menggambarkan kadar gula darah secara real-time dan hasilnya cepat diketahui serta dapat 

digunakan sebagai referensi untuk pengobatan jangka pendek.

Adapun tahap persiapan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian ini adalah meliputi 

penyediaan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan gula darah 

sewaktu antara lain adalah alat pengukur gula darah dan glucosa strip, lancets, swab alkohol, handscoon, 

catatan hasil pemeriksaan, dan balpoin. Pada tahap persiapan juga dilakukan perizinan dengan 

menyampaikan surat menyurat yang ditujukan kepada camat Biringbulu dan disampaikan juga kepada 

kepala kelurahan Baturappe serta kepala Dusun Pimpinga.Tahap berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan melaksanakan pengecekan 

kadar gula darah sewaktu dengan menggunakan metode POCT menggunakan kit (Gluco-test) pada 

penduduk Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Cara penggunaan 

glukometer yaitu dengan mengambil sampel darah menggunakan lancet yang dimasukkan ke dalam 

lancet pen. Kemudian, oleskan sampel darah secara tepat pada strip tes glukosa darah yang terpasang 

pada meteran. Saat strip dimasukkan ke dalam meteran, kadar glukosa dalam darah bereaksi dengan 

enzim yang terdapat dalam strip. Reaksi tersebut dapat menghasilkan listrik yang terhubung ke 

glukometer. Besarnya arus berbanding lurus dengan jumlah glukosa dalam darah sehingga hasilnya 

dapat diketahui. Saat melakukan pengecekan kadar gula darah, wawancara dilakukan untuk mengetahui 

apakah pasien memiliki riwayat penyakit keturunan atau tidak. Setelah menyelesaikan semua tes, 

penduduk diberikan edukasi tentang menjaga pola hidup sehat dan makanan yang seimbang. Jika 

penduduk mendapatkan hasil tes gula darah (GDS) yang di atas normal atau meningkat, maka 

disarankan untuk segera berkonsultasi ke layanan kesehatan terdekat untuk menghindari kemungkinan 

komplikasi.

Tahap terakhir yaitu pemantauan atau evaluasi, untuk mengevaluasi keberhasilan aktivitas yang 

telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, serta mengetahui keberhasilan aktivitas setelah dilakukan 

penyuluhan dan pengukuran kadar gula darah sewaktu dengan menggunakan kit (gluco-test). Kriteria 

pencapaian tujuan dan ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari aktivitas pengabdian 

adalah: Jika warga  memahami cara mencegah dan mendeteksi diabetes melitus secara dini melalui 

sesi tanya jawab. Secara keseluruhan, aktivitas berjalan dengan baik dan lancar terlihat dari peserta yang 

sangat antusias dan berpartisipasi aktif dari awal sampai akhir kegiatan. Presentasi warga  

menunjukkan bahwa mereka dapat menjawab post test dengan benar sebesar 91,01%.

2.

Kegiaan pengabdian ini dilaksanakan di Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan 

Biringbulu Kabupaten Gowa. salah satu kecamatan di Kab. Gowa yaitu wilayah Biringbulu memiliki 9 

kampung dan 2 perkampungan. Upaya pemberdayaan warga  dilakukan di Kampung Baturappe 

yang terdiri dari 6 kampung dengan jumlah penduduk sekitar 3816 kepala keluarga, termasuk di 

dalamnya Kampung Pimpinga dengan sekitar 114 kepala keluarga. Mayoritas mata pencaharian 

penduduk di kampung ini adalah petani, mencapai 99%. 

Kegiatan pengabdian warga  di Dusun Pimpinga memberikan akses gratis untuk 

pemeriksaan gula darah. Sebanyak 50 peserta pengabdian warga  mengikuti skrining gula darah

dengan usia peserta berkisar antara 25 hingga 70 tahun.

Peserta antusias saat pemeriksaan kesehatan dalam hal ini kadar gula darah sewaktu (GDS) agar 

peserta dapat mengetahui jika kadar gula darahnya normal atau tidak normal. Sebelum melakukan 

pemeriksaan GDS dilakukan wawancara terhadap peserta untuk menggali riwayat kesehatan atau 

penyakit keturunan. Kemudian disampaikan tentang bagaimana menjalani pola hidup sehat sebelum 

terindikasi penyakit diabetes dan tindakan pencegahan terhadap komplikasi diabetes. Tim pengabdian 

juga menyampaikan tentang pentingnya pemeriksaan kadar gula darah secara teratur untuk menjaga 

darah tetap terkendali. Jika hasilnya di luar normal itu menandakan kadar gula darah meningkat.

Kegiatan pemeriksaan GDS pada warga warga  dapat dilihat gambar 1, sebagai berikut;

berdasar  hasil pengecekan yang dilakukan, terdapat 42 individu (75%) yang menunjukkan 

tingkat glukosa darah yang normal, sementara 14 individu (25%) menunjukkan tingkat glukosa darah 

yang melebihi nilai normal (> 200 mg/dl). Informasi mengenai tingkat glukosa darah sewaktu dari 

peserta warga  dapat ditemukan pada tabel 1 berikut ini;



Hasil tes darah dapat digunakan untuk mengecek atau memantau gula darah untuk membantu 

mendeteksi penyakit diabetes sejak dini. berdasar  hasil pada tabel 1, terlihat bahwa kadar GDS 

peserta lebih banyak di bawah ambang batas normal (≤ 200 mg/dL) karena dari hasil wawancara 

langsung diketahui peserta sudah menjaga pola makan yang teratur dan sehat. Salah satu cara yaitu 

dengan mengurangi konsumsi karbohidrat yang dapat memberikan dampak pada knaikan gula darah.

warga  sekarang mengetahui bahwa konsumsi makanan yang tinggi kandungan karbohidrat dapat 

meningkatkan kadar gula darah yang dapat menyebabkan diabetes terutama ketika metabolisme tubuh 

melambat akibat usia makin berkurang sehingga metabolisme tubuh juga menurun.

Seseorang berpotensi terkena penyakit diabetes melitus karena kadar gula (glukosa) di dalam 

darah yang melebihi batas normal akibat kekurangan insulin, baik secara mutlak maupun relatif. Insulin 

adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang 

lambung dan berfungsi untuk mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan 

glukosa menjadi glikogen yang tersimpan di hati dan otot-otot

Skrining glukosa darah dilakukan bila kadar gula darah seseorang di atas batas normal (≤ 200 

mg/dL). Kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia menunjukkan bahwa 

seseorang mengalami sindrom metabolik. Peserta dengan kadar gula darah tinggi disarankan untuk 

menjaga kesehatan yang lebih baik dengan memperbaiki kebiasaan pola makan serta melakukan 

aktivitas kesehatan sehari-hari misalnya dengan olahraga pagi. Adapun hasil tes GDS peserta dengan 

kadar di atas normal dapat dilihat pada gambar 2 berikut;


Peserta pada kegiatan pengabdian ini yang terdeteksi kadar GDS lebih tinggi dari normal 

didiagnosis dengan riwayat diabetes berdasar  hasil observasi dan wawancara langsung terhadap 

pasien. Peningkatan kadar GDS peserta disebabkan oleh beberapa faktor termasuk ketidakpatuhan 

terhadap pengobatan antidiabetes bagi yang sudang terkena penyakit DM dan kurangnya pemahaman 

tentang risiko kadar GDS yang tidak terkontrol. Sebagian besar peserta yang tidak memiliki kepatuhan

terhadap pengobatan antidiabetes karena kurangnya pengetahuan peserta tentang penyakit dan 

pengobatannya dan rendahnya motivasi peserta untuk merubah perilaku ketidakpatuhan dalam 

konsumsi obat. Peserta tidak mengetahui dampak yang dapat diakibatkan dari ketidakpatuhan konsumsi 

obat Temuan ini serupa dengan studi yang dilakukan

yang menyatakan bahwa pasien DM cenderung tidak patuh dan sebagian besar responden mengalami 

pengobatan yang tidak memadai (glikemia yang tidak terkontrol). Beberapa faktor yang menyebabkan 

ketidakpatuhan selama pengobatan DM adalah kesibukan kerja, lupa minum obat, kehabisan obat, dan 

merasa tidak sakit sehingga tidak minum obat. Selain itu, beberapa peserta percaya bahwa penggunaan 

obat antidiabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ginjal.

Tingkat gula darah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan masalah serius. Masalah yang 

terkait dengan diabetes meliputi gangguan pada pembuluh darah besar dan kecil, kerusakan saraf, atau 

neuropati  berdasar  WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), ambang batas normal 

gula darah terdiri dari 4 kategori, yakni gula darah puasa: 4 – 7 mmol/L atau 72 – 126 mg/dL, gula darah 

2 jam setelah makan: 10 mmol/L atau 180 mg/dL, gula darah malam hari: 8 mmol/L atau 144 mg/dL, 

dan gula darah sewaktu (GDS): < 140 mg/dL ((WHO), 2015).

Kelangsungan kegiatan pengabdian kepada warga  dapat memberikan manfaat dalam 

mendeteksi secara dini penderita diabetes melitus di warga . Selepas menjalani ujian kandungan 

gula dalam darah (GDS), peserta diberikan pendidikan tentang pencegahan diabetes dengan 

mengurangkan pengambilan karbohidrat dan makanan atau minuman yang manis serta mengelakkan 

pengambilan nasi panas kerana ia mengandungi terlalu banyak gula. Terdapat cadangan untuk 

mengelakkan minuman yang manis, mengambil banyak air suam dan memakan sayur-sayuran. Buah￾buahan dan sayur-sayuran sangat penting sebagai sumber makanan yang menyediakan nutrisi yang 

mencukupi 

Secara keseluruhan acara pengabdian warga  ini berjalan dengan lancar. Salah satu 

indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu keinginan peserta untuk tetap sehat 

dan antusias warga untuk mengikuti tes gula darah. Sebagai evaluasi dari kegiatan ini dilakukan sesi

diskusi atau tanya jawab dengan seluruh peserta ketika usai pemeriksaan. Proses diskusi berjalan dengan 

baik terbukti bahwa peserta sangat interakif dan banyak bertanya tentang cara hidup tetap sehat. 

Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan sesi foto bersama tim pengabdian bersama sebagian peserta dan pemerintah Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa yang dapat 

dilihat pada gambar 3 berikut;Pelaksanaan program pengabdian warga  berjalan sukses dan tanpa hambatan di Dusun 

Pimpinga, Desa Baturappe, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. Peserta sangat bersemangat untuk 

mengikuti pemeriksaan kadar gula darah (GDS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar gula 

darah sewaktu (GDS) warga warga  umumnya normal dan tangka pengetahuan warga  

mengalami peningkatan karena presentasi warga  dapat menjawab post test dengan benar sebesar 

91,01%