Kadar glukosa dalam darah adalah istilah medis yang
digunakan untuk menunjukkan tingkat gula darah. Jika kadar
glukosa meningkat, hal ini dapat menandakan adanya kasus
diabetes mellitus. Penyakit ini termasuk dalam jenis penyakit tidak
menular yang perlu dihindari sejak dini. warga Dusun
Pimpingan belum sepenuhnya melakukan deteksi dini terhadap
pemeriksaan gula darah kurangnya pengetahuan mengenai
diabetes mellitus. Sehingga penyelesaiannya dilakukan
pemeriksaan glukosa darah pada semua warga agar dapat
mendeteksi secara dini kadar gula darah warga tersebut,
yang manfaatnya untuk mengetahui segera terhadap warga .
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kadar gula darah sewaktu (GDS) dan tingkat pemahaman
penduduk Dusun Pimpinga di Desa Baturappe, Kecamatan
Biringbulu, Kabupaten Gowa. Adapun solusi dari masalah yaitu
melakukan pengabdian melalui penyuluhan/edukasi dan
pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan GDS dengan metode POCT
menggunakan kit (Gluco-test) atau glucometer. Adapun jumlah
peserta sekitar 56 orang dan terdapat lebih banyak wanita
daripada pria. Sebelum melakukan pemeriksaan GDS dilakukan
wawancara terhadap peserta untuk menggali riwayat kesehatan
atau penyakit keturunan. Dari hasil pemeriksaan didapati bahwa
42 orang peserta (75%) memiliki kadar glukosa darah yang
normal, sementara 14 peserta (25%) memiliki kadar glukosa darah
yang melebihi nilai normal (> 200 mg/dL). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kadar gula darah sewaktu (GDS) warga
warga umumnya normal kadar gula darah pada warga
adalah normal dan tingkat pengetahuan mengalami peningkatan
karena presentasi warga dapat menjawab post test dengan
benar sebesar 91,01% serta telah memperhatikan pola asupan
makanan yang sehat dengan mengunsumsi sayur-sayuran.
Saat ini penyakit tidak menular semakin mendapat perhatian karena frekuensinya yang semakin
meningkat di warga . Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua di antaranya adalah akibat dari
penyakit tidak menular. Masalah ini terjadi di seluruh dunia, baik di negara-negara maju maupun di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggunakan istilah "penyakit kronis" untuk menggambarkan penyakit tidak menular. Penyakit ini juga
dikenal sebagai "penyakit menular baru" karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup. Ada lima
jenis penyakit tidak menular yang memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi, yaitu penyakit
pernapasan kronis, penyakit kardiovaskular, Diabetes Melitus (DM), kanker, dan cedera
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang ditandai dengan
kadar gula darah yang melebihi batas normal. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
memproduksi atau menggunakan insulin yang cukup. Insulin sendiri adalah hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas dan berperan penting dalam menjaga kadar gula darah dalam tubuh. Fungsinya
mirip dengan perangkat yang membantu memindahkan gula ke dalam sel untuk menghasilkan energi
(Mahdania, 2014). Tingginya kadar glukosa darah adalah tanda umum pada orang yang menderita
diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh, terutama pada pembuluh darah,
organ jantung, dan ginjal serta sel saraf di sekitar mata. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini
dapat menimbulkan berbagai komplikasi akut dan kronis
Tes kesehatan seperti cek gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah merupakan
penanda atau alat untuk mengidentifikasi metabolisme dalam tubuh. Jika penanda melewati ambang
batas nilai normal, maka terjadi peringatan dini dari perubahan gaya hidup. Diabetes dapat didiagnosis
sejak dini dengan pemeriksaan kadar glukosa darah secara berkala. Tambahan itu kesuksesan dalam
mencegah diabetes serta mengendalikan tingkat glukosa pada pasien diabetes tergantung pada tingkah
laku warga . Modifikasi perilaku yang mengarah pada gaya hidup sehat dalam hal pencegahan dan
penanggulangan diabetes yang sesuai akan berlangsung bila warga memiliki pengetahuan yang memadai tentang diabetes. Oleh karena itu, selain skrining melalui pengukuran kadar gula darah untuk
deteksi dini, kami juga menerapkan kebijakan mengenai diabetes dan metode pencegahannya agar
warga cukup sadar akan penyakit ini.
Kadar glukosa dalam darah adalah istilah medis yang merujuk pada tingkat glukosa dalam
darah. Umumnya, kadar glukosa dalam darah berada dalam kisaran sempit 4-8 mmol/L (70-150 mg/dL)
per hari. Kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya menurun sebelum makan. Selain glukosa
yang dikenal sebagai gula darah, terdapat pula jenis gula lain seperti fruktosa dan galaktosa. Meskipun
demikian, kadar glukosa hanya diatur oleh insulin dan leptin (Selano, Marwaningsih, & Setyaningrum,
2020). Tingginya kadar glukosa darah dan interaksi yang berkepanjangan dapat mengakibatkan masalah
seperti retinopati, penyakit ginjal, penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan pembuluh darah besar
seperti gangren. Masalah diabetes bisa mempengaruhi berbagai organ dan jaringan, termasuk kerusakan
ginjal yang disebabkan oleh keberadaan albumin dalam urin karena penurunan filtrasi glomerulus ginjal
dan gangguan fungsi sistem kekebalan tubuh. Tingginya kadar glukosa darah juga menyebabkan
peningkatan radikal bebas pada sel-sel tubuh tertentu, termasuk peningkatan jumlah neutrophil
Glukosa darah puasa (setelah 8 jam puasa): 70-99 mg/dL 1 sampai 2 jam setelah makan: 200
mg/dL untuk glukosa darah kurang dari 140 mg per desiliter (mg/dL) Kadar glukosa darah normal
sebelum tidur 100 - kurang dari 140 mg/dl. Kadar gula darah di atas kisaran tersebut menandakan
pradiabetes atau diabetes. Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana gula darah lebih tinggi dari normal
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai diabetes. Seseorang mengalami hiperglikemia ketika gula darahnya
melebihi 200 mg/dL atau 11 mmol/L (mmol/L), sedangkan jika kadar gula darah seseorang di bawah 70
mg/dL maka dikategorikan rendah. Memiliki salah satu dari kondisi tersebut menunjukkan bahwa kadar
glukosa darah tidak normal (Febrinasari, Agusti, & Nasiro, 2020). Kadar glukosa darah >126 mg/dL
dalam keadaan puasa sering disebut sebagai hiperglikemia/diabetes mellitus (DM). Diagnosis klinis
diabetes biasanya dibuat berdasar gejala khas (nafsu makan meningkat, haus dan sering buang air
kecil) dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan dalam kasus yang parah seperti
koma dan glikosuria
Untuk diagnosis lebih lanjut, ada tiga jenis pemeriksaan gula darah yang dapat dilakukan, yaitu:
1) glukosa plasma sewaktu, 2) glukosa postprandial 2 jam, dan 3) tes toleransi glukosa oral. Penderita
diabetes membutuhkan diagnosis, pengobatan, dan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk
memantau kemungkinan komplikasi. Hal ini membantu dalam mengendalikan perkembangan penyakit
dan mencegah komplikasi. Selain itu, mengidentifikasi faktor risiko sejak awal juga penting dalam
pencegahan diabetes dengan menghindari kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko terkena
diabetes.
Waktu tes pertama kali untuk gula darah sewaktu (GDS) tidak dapat digunakan untuk
menegakkan diagnose DM. Tetapi dapat digunakan untuk skrining jika pasien memiliki gejala diabetes
yang pasti secara klinis. Diagnosis dini diabetes dianggap sangat penting mengingat komplikasi diabetes
jika tidak ditangani secepatnya. Pengambilan sampel darah tepi dan pemeriksaan GDS sederhana,
mudah digunakan menggunakan alat Gluco-Test untuk memeriksa kadar gula darah kapan saja, dapat
digunakan alat yang dapat mendeteksi kadar gula darah dalam waktu 1 menit. Alat ini sangat bermanfaat
untuk memeriksa pasien yang dicurigai menderita DM dengan gejala klinis. Namun, untuk memastikan
diagnosis, perlu juga dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa. Tes glukosa darah saat ini
juga berguna untuk mengawasi atau memantau progres terapi obat antidiabetes
Mendeteksi DM secara dini melalui pemeriksaan skrining bertujuan untuk menurunkan risiko
komplikasi dan meningkatkan pengawasan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup dan masa hidup
penderita. Meningkatkan kesehatan warga melalui pelayanan kesehatan yang lengkap
membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen warga . Kebiasaan hidup sehat dan kemampuan warga untuk memilih dan memanfaatkan layanan kesehatan yang berkualitas akan mempengaruhi
keberhasilan program pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu misi penting di bidang
kesehatan adalah mendorong warga untuk hidup mandiri dan sehat. Upaya pengobatan akan erat
kaitannya dengan diagnosis dini dan pengobatan penyakit. Namun terkadang warga menolak untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan karena jauhnya fasilitas pelayanan kesehatan atau ketidakmampuan
untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
Hasil observasi lapangan di lokasi kegiatan pengabdian sekaligus tempat praktek kerja nyata
mahasiswa bahwa masih banyak warga yang belum memahami penyakit DM. Kurangnya
pengetahuan dan kesadaran tentang cara pencegahan DM dan cara pengendalian gula darah pada
penderita DM. Dengan pesatnya perkembangan media informasi yang mudah diterima oleh warga ,
sehingga penting untuk mengedukasi warga tentang cara pencegahan DM dan cara mengontrol
gula darah bagi penderita DM.
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah masih normal atau lebih tinggi dari
normal sehingga dapat berpeluang terkena penyakit diabetes. Pemeriksaan glukosa darah menggunakan
metode POCT dilakukan untuk memantau kesehatan warga warga di Dusun Pimpinga Desa
Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Sebelum mengukur kadar gula darah,
diinformasikan tentang pentingnya pemeriksaan rutin bagi penderita Diabetes Mellitus atau bagi yang
merasakan tanda-tanda peningkatan kadar gula darah.
Dilihat dari hasil analisis situasi di warga warga Dusun Pimpinga Desa Baturappe
Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, pemantauan kesehatan belum menjadi kebiasaan bagi warga
warga . Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan warga akan pentingnya pemeriksaan kesehatan
dan biaya yang relatif mahal untuk melakukannya. Menanggapi hal tersebut tim Dosen Prodi D3
Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar melakukan
kegiatan pengabdian pada warga yang bertujuan unuk meningkatkan pengetahuan dan kesehatan
warga melalui kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan laboratorium. Kegiatan ini merupakan salah
satu dari tiga fungsi dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seorang dosen. Program ini
merupakan suatu proses dan berbentuk kegiatan profesional untuk program pembangunan berwawasan
kesehatan menurut paradigm sehat dengan ikut serta dalam kerja nyata dosen berkerja sama dengan
mahasiswa sebagai bentuk pengabdian warga .
1
Dalam kegiatan pengabdian warga sebagai pelaksanaan pengabdian warga para
dosen Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar
melakukan pemeriksaan gula darah di Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu
Kabupaten Gowa secara gratis. Khalayak sasaran utama adalah klompok umur 25-70 tahun dengan
jumlah peserta sekitar 56 orang dan terdapat lebih banyak wanita daripada pria.
Tahapan pelaksanaan pengabdian warga adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pemeriksaan gula darah yang dilakukan adalah kadar gula darah (GDS) pada saat itu karena
hasilnya menggambarkan kadar gula darah secara real-time dan hasilnya cepat diketahui serta dapat
digunakan sebagai referensi untuk pengobatan jangka pendek.
Adapun tahap persiapan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian ini adalah meliputi
penyediaan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan gula darah
sewaktu antara lain adalah alat pengukur gula darah dan glucosa strip, lancets, swab alkohol, handscoon,
catatan hasil pemeriksaan, dan balpoin. Pada tahap persiapan juga dilakukan perizinan dengan
menyampaikan surat menyurat yang ditujukan kepada camat Biringbulu dan disampaikan juga kepada
kepala kelurahan Baturappe serta kepala Dusun Pimpinga.Tahap berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan melaksanakan pengecekan
kadar gula darah sewaktu dengan menggunakan metode POCT menggunakan kit (Gluco-test) pada
penduduk Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Cara penggunaan
glukometer yaitu dengan mengambil sampel darah menggunakan lancet yang dimasukkan ke dalam
lancet pen. Kemudian, oleskan sampel darah secara tepat pada strip tes glukosa darah yang terpasang
pada meteran. Saat strip dimasukkan ke dalam meteran, kadar glukosa dalam darah bereaksi dengan
enzim yang terdapat dalam strip. Reaksi tersebut dapat menghasilkan listrik yang terhubung ke
glukometer. Besarnya arus berbanding lurus dengan jumlah glukosa dalam darah sehingga hasilnya
dapat diketahui. Saat melakukan pengecekan kadar gula darah, wawancara dilakukan untuk mengetahui
apakah pasien memiliki riwayat penyakit keturunan atau tidak. Setelah menyelesaikan semua tes,
penduduk diberikan edukasi tentang menjaga pola hidup sehat dan makanan yang seimbang. Jika
penduduk mendapatkan hasil tes gula darah (GDS) yang di atas normal atau meningkat, maka
disarankan untuk segera berkonsultasi ke layanan kesehatan terdekat untuk menghindari kemungkinan
komplikasi.
Tahap terakhir yaitu pemantauan atau evaluasi, untuk mengevaluasi keberhasilan aktivitas yang
telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, serta mengetahui keberhasilan aktivitas setelah dilakukan
penyuluhan dan pengukuran kadar gula darah sewaktu dengan menggunakan kit (gluco-test). Kriteria
pencapaian tujuan dan ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari aktivitas pengabdian
adalah: Jika warga memahami cara mencegah dan mendeteksi diabetes melitus secara dini melalui
sesi tanya jawab. Secara keseluruhan, aktivitas berjalan dengan baik dan lancar terlihat dari peserta yang
sangat antusias dan berpartisipasi aktif dari awal sampai akhir kegiatan. Presentasi warga
menunjukkan bahwa mereka dapat menjawab post test dengan benar sebesar 91,01%.
2.
Kegiaan pengabdian ini dilaksanakan di Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan
Biringbulu Kabupaten Gowa. salah satu kecamatan di Kab. Gowa yaitu wilayah Biringbulu memiliki 9
kampung dan 2 perkampungan. Upaya pemberdayaan warga dilakukan di Kampung Baturappe
yang terdiri dari 6 kampung dengan jumlah penduduk sekitar 3816 kepala keluarga, termasuk di
dalamnya Kampung Pimpinga dengan sekitar 114 kepala keluarga. Mayoritas mata pencaharian
penduduk di kampung ini adalah petani, mencapai 99%.
Kegiatan pengabdian warga di Dusun Pimpinga memberikan akses gratis untuk
pemeriksaan gula darah. Sebanyak 50 peserta pengabdian warga mengikuti skrining gula darah
dengan usia peserta berkisar antara 25 hingga 70 tahun.
Peserta antusias saat pemeriksaan kesehatan dalam hal ini kadar gula darah sewaktu (GDS) agar
peserta dapat mengetahui jika kadar gula darahnya normal atau tidak normal. Sebelum melakukan
pemeriksaan GDS dilakukan wawancara terhadap peserta untuk menggali riwayat kesehatan atau
penyakit keturunan. Kemudian disampaikan tentang bagaimana menjalani pola hidup sehat sebelum
terindikasi penyakit diabetes dan tindakan pencegahan terhadap komplikasi diabetes. Tim pengabdian
juga menyampaikan tentang pentingnya pemeriksaan kadar gula darah secara teratur untuk menjaga
darah tetap terkendali. Jika hasilnya di luar normal itu menandakan kadar gula darah meningkat.
Kegiatan pemeriksaan GDS pada warga warga dapat dilihat gambar 1, sebagai berikut;
berdasar hasil pengecekan yang dilakukan, terdapat 42 individu (75%) yang menunjukkan
tingkat glukosa darah yang normal, sementara 14 individu (25%) menunjukkan tingkat glukosa darah
yang melebihi nilai normal (> 200 mg/dl). Informasi mengenai tingkat glukosa darah sewaktu dari
peserta warga dapat ditemukan pada tabel 1 berikut ini;
Hasil tes darah dapat digunakan untuk mengecek atau memantau gula darah untuk membantu
mendeteksi penyakit diabetes sejak dini. berdasar hasil pada tabel 1, terlihat bahwa kadar GDS
peserta lebih banyak di bawah ambang batas normal (≤ 200 mg/dL) karena dari hasil wawancara
langsung diketahui peserta sudah menjaga pola makan yang teratur dan sehat. Salah satu cara yaitu
dengan mengurangi konsumsi karbohidrat yang dapat memberikan dampak pada knaikan gula darah.
warga sekarang mengetahui bahwa konsumsi makanan yang tinggi kandungan karbohidrat dapat
meningkatkan kadar gula darah yang dapat menyebabkan diabetes terutama ketika metabolisme tubuh
melambat akibat usia makin berkurang sehingga metabolisme tubuh juga menurun.
Seseorang berpotensi terkena penyakit diabetes melitus karena kadar gula (glukosa) di dalam
darah yang melebihi batas normal akibat kekurangan insulin, baik secara mutlak maupun relatif. Insulin
adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang
lambung dan berfungsi untuk mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan
glukosa menjadi glikogen yang tersimpan di hati dan otot-otot
Skrining glukosa darah dilakukan bila kadar gula darah seseorang di atas batas normal (≤ 200
mg/dL). Kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia menunjukkan bahwa
seseorang mengalami sindrom metabolik. Peserta dengan kadar gula darah tinggi disarankan untuk
menjaga kesehatan yang lebih baik dengan memperbaiki kebiasaan pola makan serta melakukan
aktivitas kesehatan sehari-hari misalnya dengan olahraga pagi. Adapun hasil tes GDS peserta dengan
kadar di atas normal dapat dilihat pada gambar 2 berikut;
Peserta pada kegiatan pengabdian ini yang terdeteksi kadar GDS lebih tinggi dari normal
didiagnosis dengan riwayat diabetes berdasar hasil observasi dan wawancara langsung terhadap
pasien. Peningkatan kadar GDS peserta disebabkan oleh beberapa faktor termasuk ketidakpatuhan
terhadap pengobatan antidiabetes bagi yang sudang terkena penyakit DM dan kurangnya pemahaman
tentang risiko kadar GDS yang tidak terkontrol. Sebagian besar peserta yang tidak memiliki kepatuhan
terhadap pengobatan antidiabetes karena kurangnya pengetahuan peserta tentang penyakit dan
pengobatannya dan rendahnya motivasi peserta untuk merubah perilaku ketidakpatuhan dalam
konsumsi obat. Peserta tidak mengetahui dampak yang dapat diakibatkan dari ketidakpatuhan konsumsi
obat Temuan ini serupa dengan studi yang dilakukan
yang menyatakan bahwa pasien DM cenderung tidak patuh dan sebagian besar responden mengalami
pengobatan yang tidak memadai (glikemia yang tidak terkontrol). Beberapa faktor yang menyebabkan
ketidakpatuhan selama pengobatan DM adalah kesibukan kerja, lupa minum obat, kehabisan obat, dan
merasa tidak sakit sehingga tidak minum obat. Selain itu, beberapa peserta percaya bahwa penggunaan
obat antidiabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ginjal.
Tingkat gula darah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan masalah serius. Masalah yang
terkait dengan diabetes meliputi gangguan pada pembuluh darah besar dan kecil, kerusakan saraf, atau
neuropati berdasar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), ambang batas normal
gula darah terdiri dari 4 kategori, yakni gula darah puasa: 4 – 7 mmol/L atau 72 – 126 mg/dL, gula darah
2 jam setelah makan: 10 mmol/L atau 180 mg/dL, gula darah malam hari: 8 mmol/L atau 144 mg/dL,
dan gula darah sewaktu (GDS): < 140 mg/dL ((WHO), 2015).
Kelangsungan kegiatan pengabdian kepada warga dapat memberikan manfaat dalam
mendeteksi secara dini penderita diabetes melitus di warga . Selepas menjalani ujian kandungan
gula dalam darah (GDS), peserta diberikan pendidikan tentang pencegahan diabetes dengan
mengurangkan pengambilan karbohidrat dan makanan atau minuman yang manis serta mengelakkan
pengambilan nasi panas kerana ia mengandungi terlalu banyak gula. Terdapat cadangan untuk
mengelakkan minuman yang manis, mengambil banyak air suam dan memakan sayur-sayuran. Buahbuahan dan sayur-sayuran sangat penting sebagai sumber makanan yang menyediakan nutrisi yang
mencukupi
Secara keseluruhan acara pengabdian warga ini berjalan dengan lancar. Salah satu
indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu keinginan peserta untuk tetap sehat
dan antusias warga untuk mengikuti tes gula darah. Sebagai evaluasi dari kegiatan ini dilakukan sesi
diskusi atau tanya jawab dengan seluruh peserta ketika usai pemeriksaan. Proses diskusi berjalan dengan
baik terbukti bahwa peserta sangat interakif dan banyak bertanya tentang cara hidup tetap sehat.
Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan sesi foto bersama tim pengabdian bersama sebagian peserta dan pemerintah Dusun Pimpinga Desa Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa yang dapat
dilihat pada gambar 3 berikut;Pelaksanaan program pengabdian warga berjalan sukses dan tanpa hambatan di Dusun
Pimpinga, Desa Baturappe, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. Peserta sangat bersemangat untuk
mengikuti pemeriksaan kadar gula darah (GDS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar gula
darah sewaktu (GDS) warga warga umumnya normal dan tangka pengetahuan warga
mengalami peningkatan karena presentasi warga dapat menjawab post test dengan benar sebesar
91,01%