Pengobatan Alternatif

 




Pengobatan Alternatif 


Pada zaman modern sekarang, telah hadir berbagai macam teknologi canggih 

diberbagai bidang, salah satunya bidang kesehatan. Perkembangan pesat pada 

bidang kesehatan antara lain terlihat dari pengobatan medis. Pengobatan medis 

mengalami banyak kemajuan yang seolah memberi  harapan bagi kesembuhan 

pasien. Kepastian ini  disebab kan pengobatan medis telah dianggap sebagai 

pengobatan yang rasional dan ilmiah. Disisi lain, pada kenyataannya masih 

banyak pasien yang memakai  pengobatan alternatif. Pasien memiliki trust

atau percaya bahwa pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang dapat 

menyembuhkan penyakitnya disebab kan memiliki harga yang ekonomis, minim 

efek samping dan mudah ditemukan. Tujuan dari studi literatur ini yaitu  untuk 

mengetahui alasan pasien dalam memilih pengobatan alternatif sebagai upaya 

penyembuhan penyakitnya. Sehingga pengobatan alternatif dipilih oleh pasien 

untuk upaya penyembuhan penyakit selain memakai  pengobatan medis.Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan yaitu  kondisi 

yang lengkap baik fisik, mental, sosial yang bebas dari penyakit atau kelemahan. 

Pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Pasal 1 Tahun 2019 

yaitu  keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia 

sehingga ketika kondisi tubuh tidak baik atau kurang sehat maka pasien akan 

berkunjung ke dokter untuk memperoleh pengobatan medis. Pengobatan medis 

dipilih sebab  dianggap sebagai pengobatan rasional dan ilmiah yang dipercaya 

dapat memberi  kesembuhan kepada pasien. Tentunya dengan harapan 

pengobatan medis akan menjadikan diri pasien dapat sehat seperti sedia kala atau 

sembuh dari penyakitnya. Kenyataan yang terjadi pada pasien yaitu pasien 

menjadi tidak percaya oleh pengobatan medis disebab kan pasien tidak merasakan 

adanya kesembuhan yang signifikan , berkata kata  bahwa adanya ketidakpuasan dan hasil yang 

tidak baik terhadap pengobatan medis. Hal ini  menyebabkan pasien beralih 

tidak lagi memakai  pengobatan medis dan akhirnya memilih dan 

memakai  pengobatan alternatif.

Pengobatan alternatif yaitu  pengobatan non medis dimana peralatan dan 

bahan yang digunakan tidak termasuk dalam standart pengobatan medis. 

Pengobatan alternatif tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional seperti 

dokter . National Institute of Health, 2005 (disitat dalam 

Kamaluddin 2010) menyebutkan bahwa terapi alternatif yaitu  sekumpulan 

sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktek dan produk yang secara 

umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional. Savitri (2017) 

berkata kata  terdapat macam-macam pengobatan alternatif antara lain akupunktur,

bekam, pengobatan aura, obat-obatan herbal dan jamu, reiki, ceragem (pijat batu

giok), pijat refleksi, hipnosis, gurah. Selain macam-macam pengobatan alternatif 

ini , pengobatan air juga merupakan bagian dari macam-macam pengobatan 

alternatif.  berkata kata  bahwa pengobatan air juga menjadi salah satu pengobatan alternatif yang prakteknya masih banyak dilakukan 

oleh masyarakat. Praktek pengobatan air dilakukan dengan dibacakan doa oleh 

seorang mursyid sehingga air ini  dipercaya dapat menyembuhkan penyakit 

pasien. berkata kata  dalam penelitiannya bahwa pengobatan 

alternatif melalui dukun juga masih dipilih banyak pasien. Pasien percaya kepada 

dukun sebab  dukun dianggap bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya. 

Pengobatan alternatif pada dukun bersifat universal sehingga dukun dapat 

mengobati berbagai jenis penyakit pasien.

Pengobatan alternatif masih banyak dipilih oleh pasien sebab  harganya 

yang murah, mudah ditemukan dan manjur . berkata kata  bahwa pasien memilih memakai  pengobatan alternatif 

selain harganya yang murah juga disebab kan minimnya efek samping yang akan 

terjadi pada tubuh. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pasien ingin terbebas dari efek 

samping obat yang diperoleh dari pengobatan konvensional. Alasan pasien 

memilih pengobatan alternatif juga disebab kan pengobatan alternatif memiliki 

proses yang sederhana daripada pengobatan medis .

Berdasarkan penjelasan diatas tujuan dari penulisan studi literatur ini 

yaitu  untuk mengetahui alasan pasien dalam memilih pengobatan alternatif 

sebagai upaya penyembuhan penyakitnya dilihat dari tinjauan psikologi. Tulisan 

ini diharapkan dapat memberi  manfaat bagi pasien bahwa pengobatan 

alternatif dapat dijadikan referensi selain pengobatan medis sebagai upaya 

penyembuhan penyakit. Manfaat bagi lingkungan sekitar (keluarga, teman) pasien 

yaitu  untuk lebih memberi  semangat kepada pasien untuk tetap menjalani 

pengobatan dengan baik. Manfaat bagi tenaga medis, diharapkan lebih dekat 

dengan pasien agar muncul rasa percaya pasien kepada tenaga medis dalam 

menjalani proses pengobatan, sehingga penyakit dapat disembuhkan.

Pembahasan

Pengobatan alternatif merupakan salah satu pengobatan yang dapat 

menyembuhkan penyakit dan sampai sekarang pengobatan alternatif masih 

banyak dipilih oleh pasien. Fenomena pasien memilih pengobatan alternatif banyak dilakukan dengan diawali dari mencoba pengobatan medis. Pemilihan 

pengobatan medis menjadi pengobatan awal yang dipilih pasien sebelum akhirnya 

memilih pengobatan alternatif. Hal ini  disebab kan pengobatan medis 

sampai saat ini merupakan pengobatan yang secara pembuktian ilmiah sudah 

teruji dan menjadi pengobatan yang canggih dengan berbagai ilmu dan alat 

medisnya. Dalam proses pengobatan medis, tenaga profesional medis akan 

memeriksan kondisi pasien kemudian memberi  diagnosa kepada pasien 

mengenai jenis penyakitnya. sesudah  itu tenaga profesional akan memberi  obat 

sesuai dengan diagnosa pasien yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu 

sampai kondisi pasien membaik atau dinyatakan sembuh. Kadang kala proses 

ini  tidak berjalan dengan baik sebab  pasien masih belum menerima 

diagnosa penyakit yang dideritanya 

Self acceptance atau penerimaan diri memiliki peranan penting bagi pasien 

dalam upaya penyembuhan penyakitnya.  penerimaan diri yaitu  suatu kemampuan individu 

untuk menerima diri apa adanya dan mengakui keberadaan dirinya secara objektif. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa bukan berarti membuat seorang individu 

kehilangan ambisinya, tetapi individu ini  tetap memiliki  ambisi dan 

adanya keinginan untuk memperbaiki keadaan dan mengembangkan dirinya 

menjadi lebih baik. berkata kata  bahwa penerimaan 

diri merupakan bagian teori aktualisasi diri yang dikemukakan oleh Maslow. 

Penerimaan diri merupakan salah satu nilai dalam 14 nilai-nilai B (nilai-nilai 

kehidupan). Maslow berkata kata  bahwa orang orang yang mengaktualisasikan 

dirinya dapat menerima diri sendiri apa adanya tanpa perlu bersikap defensive, 

berpura-pura dan tidak memiliki  perasaa bersalah yang menghancurkan dirinya. 

Maslow berkata kata  individu yang memiliki  penerimaan diri yang baik 

memiliki selera yang baik terhadap makanan, tidur dan seks, tidak mengkritik 

kekurangan diri sendiri dan tidak terbeban oleh kecemasan atau rasa malu yang 

berlebihan.

Tahapan menuju penerimaan diri ,yaitu  pengingkaran (denial), kemarahan (anger), depresi (depression), tawar-menawar (bargain), penerimaan diri (self

acceptance). Disaat pasien menerima diagnosa yang telah ditetapkan oleh tenaga 

profesional medis maka pengingkaran akan muncul. Pasien menjadi tidak percaya 

akan kondisi yang dialaminya, merasa gugup, merasa cemas sampai pada 

akhirnya fase pengingkaran masuk ke tahapan selanjutnya yaitu tahapan 

kemarahan. Pada tahapan kemarahan, pasien merasa akan sangat marah terhadap 

diagnosa penyakit yang diterimanya. Pasien marah disebab kan mengapa dirinya 

yang terkena penyakit ini , mengapa bukan orang lain saja. Apakah pasien 

bisa atau tidak dalam menjalani proses penyakit ini . Kemudian beranjak pada 

tahapan berikutnya yaitu depresi yang merupakan perasaan tak berdaya, perasaan 

putus asa sehingga menyebabkan munculnya perilaku seperti tidak nafsu makan, 

sering menangis bahkan perasaan takut jika meninggal dan lain sebagainya. 

Ketika telah memasuki tahapan depresi maka seiring berjalanannya waktu pasien 

memasuki tahapan bargain dimana perasaan yang untuk melakukan tawar 

menawar atau kesepakatan kepada Tuhan. Barulah pasien masuk kedalam tahapan 

penerimaan diri yaitu menerima dengan baik kondisi yang sedang terjadi, 

menerima penyakit yang sedang dialaminya.

Ketika pasien memiliki penerimaan diri yang baik bukan berarti membuat 

pasien pasrah atau tidak ingin melakukan pengobatan apapun, tetapi pasien akan 

tetap berusaha untuk mendapatkan pengobatan yang baik agar penyakitnya dapat 

sembuh. Pengobatan medis akan dilanjutkan sesudah  pasien “berdamai” dengan 

kondisinya. Pengobatan medis dilanjutkan sebab  diagnosa dan obat telah 

diberikan oleh tenaga profesional sehingga perlu untuk diikuti apa-apa yang sudah 

diberikan. Seiring dengan berjalannya waktu dalam melakukan pengobatan medis, 

tidak ada perubahan yang signifikan yang dirasakan oleh pasien , Lebih lanjut dijelaskan bahwa kondisi membaik hanya sesudah 

mengkonsumsi obat, beberapa jam sesudah nya tubuh menjadi tidak baik. 

Kamaluddin 2010 berkata kata  bahwa penggunaan obat medis ditakutkan oleh 

pasien akan menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi tubuh. Dampak pada 

hal ekonomi pun menjadi suatu hal yang dikeluhkan, bahwa biaya pengobatan 

medis yang mahal tetapi kondisi tubuh tidak kunjung membaik menyebabkan pasien enggan memakai  pengobatan medis dan lebih memilih pengobatan 

alternatif.

Fenomena ketidakpercayaan pasien kepada pengobatan medis akhirnya 

membuat pasien beralih kepada pengobatan alternatif. Tentunya, pasien akan 

memilih pengobatan alternatif yang dirasa cocok untuk kondisi tubuhnya, 

disebab kan pengobatan alternatif juga banyak macamnya. Pemilihan pengobatan 

alternatif banyak dilakukan seperti mendapatkan informasi dari lingkungan sekitar 

seperti keluarga, teman untuk memilih suatu pengobatan alternatif yang cocok 

bagi kondisi pasien , Dijelaskan lebih lanjut bahwa informasi 

pengobatan alternatif dari lingkungan sekitar dapat dipercaya oleh pasien. 

Pengobatan alternatif juga merupakan suatu pengobatan yang telah digunakan 

sejak zaman dahulu oleh nenek moyang dan hal ini  dipercaya didalam 

masyarakat secara turun menurun. Hal serupa juga dijelaskan oleh bahwa pengobatan alternatif sudah sering dipilih dan dilakukan oleh 

keluarga sejak dahulu.

Pasien percaya terhadap pengobatan alternatif yang disarankan oleh 

lingkungan sekitar ini sesuai dengan pengertian trust atau percaya yang 

dikemukakan  bahwa kepercayaan yaitu  

kondisi psikologis yang terdiri atas niat untuk menerima kerentanan berdasarkan 

harapan positif mengenai niat atau perilaku orang lain tanpa adanya kemampuan 

untuk memantau atau mengontrol pihak lain.

berkata kata  bahwa kepercayaan yaitu  kesediaan satu pihak untuk memercayai 

pihak lainnya berdasarkan harapan pihak lain akan melakukan tindakan tertentu 

yang penting bagi pihak yang memercayainya. Ketika pasien percaya akan 

pengobatan alternatif yang sudah disarankan oleh lingkungan sekitarnya, maka 

pasien akan memilih dan memakai  pengobatan alternatif sebagai upaya 

penyembuhan penyakit.

Mayer, berkata kata  bahwa trust memiliki 

beberapa dimensi yaitu ability (kemampuan), benevolence (kebaikan hati) dan 

integrity (integritas). Ability (kemampuan) memiliki definisi dimana trustor

(orang yang memberi  kepercayaan) memiliki kemampuan dapat memengaruhi trustee (orang yang diberi kepercayaan). Kompetensi, pengalaman, kemampuan 

dalam ilmu pengetahuan juga merupakan hal yang melingkupi definisi ability. 

Dalam hal ini lingkungan sekitar pasien berperan sebagai trustor yang memiliki 

kemampuan untuk memengaruhi pasien yang berperan sebagai trustee untuk 

memilih pengobatan alternatif. Pasien memilih pengobatan alternatif atas 

pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga. 

berkata kata  bahwa pasien beralih dari pengobatan medis ke pengobatan alternatif 

sebab  ajakan keluarga. Keluarga sudah lama memakai  pengobatan alternatif 

sehingga pasien mengikutinya. juga berkata kata  bahwa 

pasien memilih pengobatan alternatif disebab kan saran dan dukungan dari 

keluarga dan pengalaman orang lain yang sudah mencoba pengobatan alternatif.

Dimensi kedua yaitu benevolence (kebaikan hati) merupakan hal terbaik 

yang diberikan trustor kepada trustee yang terlepas dari motif egosentris. Dalam 

hal ini orang yang keluarga, teman dan orang lain memiliki kemampuan untuk 

memberi  pemahaman, informasi terkait pengobatan alternatif kepada pasien. 

Hal ini  sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh 

bahwa keluarga pasien melakukan diskusi terkait pengobatan alternatif kepada 

pasien. Keluarga tidak hanya memberi  saran, tetapi juga memberi  waktu 

dan tenaganya untuk berdiskusi dengan pasien. berkata kata  

bahwa keluarga yang berperan sebagai trustor mau untuk “turun tangan” dalam 

memberi  pengobatan alternatif kepada pasien seperti membelikan jamu. 

Integritas (integrity) menjadi dimensi ketiga, dimana memiliki pengertian 

trustee akan menjalankan apa-apa yang sudah disampaikan oleh trustor dengan 

tujuan trustee dapat melakukan secara baik apa yang telah diinformasikan. Trustor

akan memberi  segala informasi, fakta kepada trustee. Dalam hal pengobatan 

altenatif ini, pasien akan diberikan informasi, fakta oleh keluarga, teman dan 

orang lain dengan harapan pasien akan mengikuti informasi ini .  berkata kata  bahwa pengobatan air yang dilakukan oleh 

jamaah di Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya memiliki jamaah 

ratusan bahkan ribuan yang datang dengan membawa botol berisi air dari rumah 

agar didoakan oleh mursyid. Hal ini  memiliki makna bahwa jamaah yang mendatangi pesantren telah melakukan secara baik informasi yang diberikan oleh 

orang di lingkungan sekitarnya untuk melakukan pengobatan alternatif.


Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang dapat dilakukan untuk 

menyembuhkan penyakit. Pengobatan alternatif dipiliih pasien untuk 

menyembuhkan penyakitnya sebab  harganya yang ekonomis, minim efek 

samping dan mudah ditemukan. Penerimaan diri yang baik dari pasien akan 

menjadikan pasien berusaha untuk mencari pengobatan yang baik untuk 

kesembuhannya. Pasien memilih dan memakai  pengobatan alternatif 

disebab kan pasien percaya bahwa pengobatan ini  dapat menyembuhkan 

penyakitnya. Selanjutnya, saran untuk pasien yang memakai  pengobatan 

alternatif, agar tetap memeriksakan kesehatan kepada tenaga medis atau tenaga 

kesehatan yang profesional, supaya kesehatan tubuh dapat terpantau dengan baik. 

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti tentang individu yang 

melakukan pengobatan alternatif dari tinjauan hardiness dan dukungan sosial.


Pengobatan Alternatif  Desa Suwawa



Perilaku informasi yang tercipta di lingkungan warga   Desa Suwawal terdiri dari perilaku 

pencarian informasi, dimana warga   desa ini   mencari informasi mereka secara aktif melalui 

bertanya pada ahli dan mencari melalui google dan media sosial. Secara pasif mereka mereka 

mendapatkan informasi tentang pengobatan alternatif melalui orang sekitar baik keluarga, teman maupun 

tetangga. lalu  evaluasi informasi pengobatan mereka lakukan dengan mencoba secara langsung 

untuk memverifikasi kebenaran khasiatnya dan melihat pengalaman keberhasilan orang lain. sesudah  

melakukan evaluasi lalu  mereka membuat keputusan untuk menggunakan atau tidak informasi 

pengobatan ini  , yang terakhir yaitu   membagikan informasi pengobatan alternatif tadi kepada orang 

disekitar mereka baik saat  diminta maupun tidak.

Persepsi yang terbentuk dalam lingkungan warga   Desa Suwawal terbagi menjadi dua yaitu 

persepsi positif atau menerima pengobatan alternatif, adanya pandangan atau persepsi bahwa pengobatan 

alternatif itu lebih baik dan dirasa lebih alami serta aman untuk dikonsumsi. Persepsi negatif atau 

menolak pengobatan alternatif ini  , bentuk persepsi atau pandangan negatif bahwa warga   tidak 

menggunakan pengobatan alternatif sebab  dianggap tidak berdasar dan berbahaya jika dipakai  serta 

takut akan efek samping yang mungkin ditimbulkan. Selain itu, muncul pula persepsi mereka tentang 

pengobatan secara medis yang juga terbagi menjadi dua yaitu positif yang menganggap pengobatan medis 

lebih berdasar dan aman. Bentuk persepsi negatif tentang pengobatan medis dianggap kurang baik sebab  

mengandung bahan kimia.

Laten atau potensi yang tidak disadari terkait terjadinya misinformasi tentang pengobatan 

alternatif muncul pada lingkungan warga   Desa Suwawal. Hal ini  , terjadi sebab  informasi 

disebarkan secara lisan atau mulut ke mulut antar warga warga  , lalu  kurangnya informasi 

mengenai risiko dan efek samping tentang pengobatan dan juga keefektifan hanya didasarkan pada 

testimoni pribadi.


Informasi sudah menjadi bagian kebutuhan warga  , termasuk juga informasi tentang 

kesehatan. Informasi kesehatan diperlukan dengan berbagai alasan, seperti untuk membuat keputusan 

terkait kesehatan, mencari informasi tentang penyakit, atau hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu . Selain itu, berkata kata   bahwa seseorang mungkin mencari 

informasi kesehatan sebab  perlu menjaga kesehatan dan memiliki keinginan untuk menyembuhkan 

penyakit yang diderita. Kebutuhan informasi tentang kesehatan ini  , mendorong adanya pencarian 

informasi. Seseorang mencari informasi sebab  adanya kebutuhan 

Penelitian yang dilakukan oleh Weaver (2010) menemukan bahwa warga   Washington Barat, 

Amerika melakukan pencarian informasi kesehatan kebanyakan mencari mengenai penyakit dan cara 

pengobatan nya. Begitu pula dengan warga   di Desa Suwawal yang melakukan pencarian informasi 

kesehatan kebanyakan tentang gejala penyakit dan pengobatan nya. Secara umum, sistem pengobatan 

sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: sistem pengobatan ilmiah (modern) yang merupakan 

hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan sistem pengobatan tradisional (Shofa, 2017). Di desa Suwawal 

penggunaan pengobatan alternatif telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-sehari warga  .

Desa Suwawal sebagai daerah pedesaan yang warga  nya memiliki budaya, kebiasaan dan 

kepercayaan yang unik sehingga mereka sangat mudah untuk mempercayai suatu hal, apalagi jika hal 

ini   sudah turun temurun diwariskan, berkaitan dengan norma dan nilai, serta kepercayaan yang 

dianut begitu pula dengan pengobatan alternatif. Biasanya informasi mengenai pengobatan alternatif

didapatkan dari orang-orang di lingkungannya, seperti keluarga dan teman, yaitu   cara umum untuk 

memilih pengobatan alternatif untuk kondisi pasien  Sama halnya dengan 

warga   Desa Suwawal yang banyak mendapatkan informasi mengenai pengobatan alternatif ini dari 

orang disekitarnya seperti keluarga.

Dalam lingkup warga   Desa Suwawal adanya anggapan bahwa semua ramuan herbal atau 

praktik alternatif, dapat menyembuhkan segala jenis penyakit tanpa perlu perawatan medis modern 

sehingga lebih memilih menggunakan pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan medis. Fenomena 

penggunaan pengobatan alternatif ini juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. warga   Desa 

Suwawal sendiri lebih dominan memilih pengobatan alternatif disebab kan biaya yang relatif lebih murah 

serta faktor keberhasilan, sebagian warga   lebih memilih pengobatan alternatif melakukan berbagai 

macam cara pengobatan, seperti meracik ramuan herbal sendiri berdasar pada pengetahuan yang dimiliki, 

contohnya campuran daun salam dan daun alpukat sebagai obat darah tinggi. Selain itu, terdapat pula 

yang melakukan pijat saat  mengalami patah tulang yang diberikan oleh seseorang yang sudah dikenal 

dapat mengobati penyakit ini  .

saat  melakukan kegiatan pencarian informasi tentang pengobatan, warga   Desa Suwawal 

lebih memperhatikan informasi tentang pengobatan alternatif, hal ini terjadi dipengaruhi oleh beberapa 

faktor seperti tradisi penggunaan pengobatan alternatif yang resep dan caranya sudah diwariskan secara 

turun temurun oleh nenek moyang mereka. Selain itu, adanya faktor ekonomi dan keterjangkauan yang menjadikan pengobatan alternatif sebagai pilihan sebab  dianggap lebih murah serta mudah didapatkan. 

Pencarian pengobatan alternatif ini merupakan salah satu upaya warga   dalam mencari penyelesain 

masalah kesehatan khususnya dalam penyembuhan penyakit. Upaya ini   dilakukan sebab  

warga   memiliki keterbatasan diantaranya sangat erat dengan kaitannya dengan unsur-unsur sosial 

yang ada di warga   termasuk pola pemikiran, sikap dan perilaku yang ada di warga   Selain itu, alasan lainnya warga   pedesaan di Kabupaten Jepara termasuk Desa Suwawal tidak 

berobat jalan yaitu   tidak memiliki biaya berobat dengan persentase 3,92 %, mengobati sendiri dengan 

persentase 61,29% dan merasa tidak perlu berobat dengan persentase 29% (Kurniawan, 2020)

Sebelum menentukan pengobatan mana yang dipakai  warga   Desa Suwawal melakukan 

evaluasi informasi untuk memastikan kebenaran sebelum menggunakan pengobatan baik pengobatan 

alternatif maupun medis dalam hal ini kebanyakan informasi yang diterima yaitu   informasi pengobatan 

alternatif, lalu  menyebarkan informasi yang didapatkan. Seseorang membuat keputusan penting 

mengenai kesehatan berdasarkan informasi yang mereka ketahui terkait masalah kesehatan dan keamanan 

serta keefektifan tindakan yang direkomendasikan. Misalnya, seberapa serius masalah ini   dan 

seberapa besar kemungkinan mereka akan terkena dampaknya serta keamanan dan efektifitas tindakan 

yang direkomendasikan . Kegiatan ini   merupakan bentuk bagaimana perilaku 

informasi warga   Desa Suwawal.

Dalam informasi tentang pengobatan terutama dalam hal ini pengobatan alternatif, secara tidak 

disadari muncul adanya potensi misinformasi yang terjadi sebab  Selain itu, terdapat pula kepercayaan di 

warga   bahwa semua orang dapat mengkonsumsi obat herbal atau tumbuhan herbal yang dipercaya 

dapat menyembuhkan penyakit tanpa berkonsultasi dengan profesional, padahal dalam beberapa kasus, 

penting untuk mendapatkan saran dari dokter atau ahli kesehatan sebelum menggunakan pengobatan 

tradisional, hal ini   penting sebab  tubuh setiap manusia memiliki ketahanan yang berbeda serta 

kemungkinan adanya alergi. Kurangnya informasi yang diterima, pemahaman, dan kesadaran tentang cara 

mencapai kondisi sehat yaitu   masalah yang sering muncul. 

Selain itu, World Health Organization (WHO) (2013) berkata kata   bahwa di berbagai 

belahan dunia, para pembuat kebijakan, profesional kesehatan dan warga   bergulat dengan isu-isu 

terkait keamanan, efektivitas, kualitas, ketersediaan, pelestarian dan regulasi pengobatan tradisional dan 

komplementer. Pengobatan alternatif terus dipakai  secara luas di sebagian besar negara, dan 

penggunaannya meningkat dengan cepat di negara-negara lain. 

Penelitian ini akan mengkaji perilaku informasi warga   Desa Suwawal dalam mencari, 

mengakses, dan menggunakan informasi terkait pengobatan alternatif. Selain itu, penelitian ini juga akan 

menganalisis persepsi warga   terhadap efektivitas, keamanan, dan alasan di balik preferensi mereka 

terhadap pengobatan alternatif dibandingkan dengan pengobatan konvensional

Perilaku informasi (information behavior) secara umum yaitu   semua perilaku manusia yang 

berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, perilaku ini mencakup melakukan pencarian dan 

menggunakan informasi secara aktif dan juga pasif, yang didalamnya termasuk komunikasi secara 

langsung dan tindakan pasif seperti menonton iklan dari televisi 

membagi faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menjadi dua yaitu : 1) Faktor internal, yaitu sifat 

bawaan atau karakteristik seseorang. Seperti: tingkat kecerdasan,tingkat emosional, jenis kelamin, dan 

sebagainya, dan 2) Faktor eksternal, yaitu pengaruh dari lingkungan atau luar seseorang yang 

bersangkutan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan 

ini sering merupakan faktor utama atau dominan yang mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku.

2.2 Persepsi warga   Terkait Penggunaan Pengobatan Alternatif

Berdasarkan teori sosiologi persepsi yaitu   proses kognitif yang dilakukan setiap orang saat  

mereka memahami informasi tentang lingkungannya. Hal ini   diperoleh melalui penglihatan, 

pendengaran, penghayatan, perasaan, dan pengalaman mereka sendiri. 

mendefinisikan persepsi terhadap kesehatan sebagai proses pengolahan informasi tentang kesehatan dari 

lingkungan yang diterima melalui indra dan diteruskan ke otak untuk diorganisasikan dan ditafsirkan. 

Proses ini menghasilkan penilaian dari pengalaman sebelumnya tentang kesehatan diri.

Pengobatan alternatif yaitu   pengobatan non medis dimana peralatan dan bahan yang dipakai  

tidak termasuk dalam standar pengobatan medis dan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional 

seperti dokter . Perbedaan antara pengobatan alternatif dengan pengobatan 

modern konvensional terletak pada ruang lingkupnya. Pengobatan alternatif dinilai lebih menyeluruh dan 

bisa lebih memahami kondisi warga   sebab  cakupan pelayanannya terdiri dari kesehatan jiwa, raga 

dan sosial sedangkan pengobatan konvensional dinilai lebih memusatkan segala kegiatannya hanya 

bersifat fisik saja  Cakupan yang menyeluruh menjadikan pengobatan alternatif memiliki 

hubungan yang erat dengan budaya dan kebudayaan dari suatu daerah. Hal ini   ditandai dengan 

beragamnya bentuk kegiatan yang berpusat pada komunitas, dimana kegiatan ini   bersifat swadaya 

yang menekankan pada pertolongan dan perawatan diri sendiri. Menurut WHO (2013) produk 

pengobatan alternatif meliputi jamu, bahan jamu, sediaan jamu dan produk herbal jadi yang mengandung 

bagian tanaman, bahan tanaman lain atau kombinasinya sebagai bahan aktif. Praktik pengobatan alternatif 

meliputi terapi pengobatan dengan obat herbal, naturopati, akupunktur dan terapi manual seperti 

chiropraktik, osteopati serta lainnya teknik terkait lainnya termasuk qigong, tai chi, yoga, pengobatan 

termal, dan terapi fisik, mental, spiritual, dan pikiran-tubuh lainnyaDefinisi desa menurut Jamaludin (2015) yaitu   self community, yaitu sebuah komunitas yang 

mengatur dirinya sendiri. warga   desa dapat digambarkan sebagai warga   dengan hubungan yang 

lebih erat dan sistem kehidupan yang biasanya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. warga   desa 

memiliki karakteristik atau ciri khas yang menjadikan warga   desa memiliki keunikan tersendiri. 

Pada lingkungan warga   desa mengandung sejumlah kearifan lokal (local wisdom), kearifan ini   

dapat dilihat melalui aturan, norma, tata krama, bahasa, kelembagaan, nama dan gelar serta teknologi 

yang dipakai  

warga   desa ditandai dengan ikatan batin yang kuat antara setiap warga atau anggota 

warga  , yang pada dasarnya membuat setiap orang merasa dicintai dan menjadi bagian penting dari 

warga   di mana mereka hidup. Adanya perasaan merasa dekat sebab  pengaruh sistem kekerabatan 

yang ada dalam warga   desa. Dalam kehidupan sehari-hari, warga   desa menggunakan prinsip 

gotong-royong dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan. Prinsip tolong-menolong dan gotong 

royong menjadi bagian dari tradisi dan adat istiadat begitu juga dengan musyawarah. Musyawarah antar 

keluarga atau kelompok yaitu   bagian penting dari kehidupan mereka sebab  mereka hidup secara 

komunal, bukan individual, dan berpikir kurang rasional dan tidak bisa memecahkan masalah sendiri. 

Oleh sebab  itu, musyawarah merupakan sarana untuk memecahkan masalah. 

Pada penelitian ini metode penelitian yang dipakai  yaitu   kualitatif dengan pendekatan 

fenomenologi. Penelitian kualitatif dipilih sebab  memungkinkan peneliti untuk mendapatkan 

pemahaman yang mendalam serta kaya akan konteks sosial, budaya, dan historis dimana perilaku 

informasi dan persepsi warga   Desa Suwawal mengenai penggunaan pengobatan alternatif terbentuk. 

Pemilihan pendekatan fenomenologi sebab  dapat membantu peneliti dalam memberikan gambaran yang 

lebih mendalam dan rinci tentang fenomena yang dialami oleh informan serta menemukan hakikat dari 

pengalaman manusia melalui fenomena yang dikaji dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang 

dilakukan dalam penelitian ini yaitu   wawancara secara mendalam dengan warga   Desa Suwawal 

sebagai informan yang mengalami fenomena ini  , pemilihan informan dilakukan dengan purposive 

sampling. Penelitian ini menggunakan model analisis data dengan metode thematic analysis Thematic 

analysis merupakan salah satu cara untuk menganalisa data dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola 

atau untuk menemukan tema melalui data yang telah dikumpulkan oleh peneliti 

Proses tematik analisis yang dilakukan terdiri dari 6 tahapan yang didasarkan pada teori dari 

 Tahapan pertama yang dilakukan yaitu   dengan mengenal atau memahami data, 

pada langkah ini peneliti melibatkan transkrip wawancara, membaca ulang data yang sudah ditemukan 

tentang persepsi dan juga perilaku warga   Desa Suwawal tentang pengobatan alternatif, serta 

mencatat ide-ide awal. Tahap selanjutnya yaitu   membuat kode awal, pada tahap ini peneliti melakukan 

pemberian kode pada transkrip wawancara informan yang dirasa dapat menjawab rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana perilaku informasi dan persepsi warga   Desa Suwawal terhadap 

penggunaan pengobatan alternatif serta jika temuan tentang perilaku informasi dan persepsi tentang 

pengobatan alternatif ini   dirasa menarik. Tahap ketiga yang dilakukan peneliti yaitu   mencari tema, 

pada tahap ini peneliti membuat tema awal dan mengumpulkan kode-kode yang sama mengenai perilaku 

informasi dan juga persepsi tentang pengobatan alternatif ke dalam tema awal ini  . Peneliti 

mengulang Siklus ini diulang beberapa kali untuk mempersempit jumlah kode dan mengelompokkannya 

ke dalam tema-tema yang dapat diidentifikasi serta nantinya dapat menjawab rumusan masalah penelitian

yaitu bagaimana perilaku informasi dan persepsi warga   Desa Suwawal terhadap penggunaan 

pengobatan alternatif.

Langkah empat meninjau tema-tema potensial, pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan 

terhadap tema-tema awal yang dibuat apakah sudah sesuai dengan kutipan-kutipan wawancara yang telah 

dikodekan pada tahap pertama mengenai persepsi dan perilaku informasi tentang pengobatan alternatif. 

Langkah kelima menentukan dan memberi nama tema Pada tahap ini peneliti membuat nama tema yang 

sesuai dan dapat menjawab rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perilaku informasi dan 

persepsi warga   Desa Suwawal terhadap penggunaan pengobatan alternatif Langkah terakhir yang 

dilakukan peneliti yaitu   membuat laporan Pada tahap akhir ini peneliti menyusun laporan berupa tugas 

akhir atau skripsi dari data-data tentang persepsi dan perilaku informasi mengenai pengobatan alternatif di 

lingkungan warga   Desa Suwawal yang sudah diolah. Berdasarkan analisis data yang sudah 

dilakukan peneliti mengemukakan 3 tema yaitu: 1) Perilaku informasi kesehatan warga   Desa 

Suwawal, 2) Persepsi warga   Desa Suwawal terkait informasi kesehatan, 3) Laten terjadinya 

misinformasi kesehatan di tengah warga   Desa Suwawal

4. Hasil dan Pembahasan

Pada pembahasan penelitian ini menjelaskan 4 temuan penelitian yang didapatkan sesudah 

proses analisis data. Temuan-temuan ini   diantaranya yaitu  : 1) Perilaku informasi kesehatan 

warga   Desa Suwawal; 2) Persepsi warga   Desa Suwawal terkait informasi kesehatan; 3) Laten 

terjadinya misinformasi kesehatan di tengah warga   Desa Suwawal

4.1 Perilaku Informasi Kesehatan warga   Desa Suwawal

Pencarian informasi kesehatan warga   Desa Suwawal dilakukan secara pasif dan juga aktif. 

Kebanyakan informasi kesehatan mengenai pengobatan alternatif yang diterima warga   Desa 

Suwawal secara pasif yang berupa saran dari orang sekitar dan keluarga. warga   Desa Suwawal yang 

senang bersosialisasi atau berinteraksi dengan sekitar yang lalu  memberikan kemudahan bagi 

mereka untuk mendapatkan berbagai informasi, salah satunya mengenai pengobatan alternatif. Seperti 

pernyataan dari informan empat yaitu Ibu Sri yang mendapatkan saran dari teman dan tetangganya dalam 

kutipan wawancara berikutsesudah  mendapatkan informasi tentang pengobatan alternatif ini  , warga   Desa Suwawal 

lalu  melakukan evaluasi informasi untuk memastikan kebenaran dari khasiat pengobatan ini  . 

cara yang dilakukan meliputi mencoba secara langsung, melihat pengalaman keberhasilan orang lain. Hal 

ini   dinyatakan oleh informan empat yaitu Ibu Sri dalam kutipan wawancara berikut

“Heem, angger manut koncoku, wong do ngomong sih do godog ngono iku. Mergo dekne wes 

bajal dhisik terus waras rak dong aku garek anut” [Ya, hanya ikut temanku, pada ngomong sih

ngerebus daun gitu. sebab  dia sudah nyoba dulu terus sembuh jadinya ya aku tinggal ikuti] 

Selain itu, temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan terdapat pula warga   Desa Suwawal yang 

melakukan evaluasi informasi dengan melakukan pencarian melalui google

Keputusan terkait penggunaan pengobatan alternatif dalam lingkungan warga   Desa Suwawal 

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, faktor ini   terdiri dari faktor internal atau 

dalam diri mereka sendiri maupun faktor eksternal atau luar dirinya. Temuan penelitian menunjukkan 

faktor internal yang mempengaruhi keputusan terkait penggunaan pengobatan alternatif yaitu   memiliki 

harapan untuk sembuh sesudah  menggunakan pengobatan ini  , lalu  merasakan kesembuhan 

sesudah  penggunaan sebelumnya Seperti yang diungkapkan oleh informan tiga Ibu Is dalam kutipan 

wawancara berikut yang menyatakan bahwa

“ ...pernah ngerasakake manfaat e dadi dekne percoyo nganggo terus” [Pernah merasakan 

manfaat nya jadi percaya dan menggunakan terus] (Ibu Is, 9 Februari 2024).

lalu  yang faktor internal yang ketiga yaitu   preferensi rasa terhadap obat.

Faktor eksternal yang ditemukan dalam penelitian ini terdiri dari pengaruh rasa hormat kepada 

orang yang lebih tua, pengaruh tradisi dan budaya, faktor jarak, faktor ekonomi dan edukasi kesehatan. 

Biasanya informasi pengobatan alternatif datang dari orang tua dan juga keluarga sehingga terdapat rasa 

segan sebab  adanya budaya di warga   untuk menghormati yang lebih tua sehingga mereka menerima 

saran ini   untuk menunjukkan rasa hormat dan menghargai peran mereka terhadap keluarga dan 

komunitas. Hal ini   disampaikan oleh informan dua yaitu Ibu Yan dalam kutipan wawancara berikut

“Jenenge wong tua yo ngandani, yo teko dimasuke dalam pikir,yo dienut” [Jika orang tua 

memberitahu, ya harusnya dimasukkan dalam pikiran, ya di ikuti] 

Praktik pengobatan alternatif telah diwariskan secara turun-temurun dan masih dipercaya serta 

dipakai  hingga saat ini. warga   Desa Suwawal seringkali lebih memilih menggunakan ramuan 

herbal, pijat tradisional dan metode alternatif lain yang sudah dikenal dan terbukti efektif berdasarkan 

pengalaman nenek moyang mereka. Faktor tradisi dan budaya warga   memiliki peranan besar dalam 

penggunaan pengobatan alternatif sebab  resep-resep pengobatan dan cara-caranya sudah diwariskan 

secara turun-temurun dari nenek moyang. Jarak tempuh ke pusat kesehatan juga menjadi salah satu faktor 

pemicu yang membuat warga   Desa Suwawal lebih memilih pengobatan alternatif.Keterjangkauan pelayanan kesehatan medis yang jauh dibandingkan dengan akses untuk 

pengobatan alternatif seperti penggunaan obat herbal yang lebih mudah ditemukan di sekitar rumah serta 

di kebun membuat warga   Desa Suwawal lebih memilih menggunakan nya. Hal ini   

diungkapkan oleh informan sembilan yaitu Ibu Sopi yang menyatakan bahwa

“Coro sing garek metil nek gon latar kene ono pucukan godong ag. Yo mergo gampang digoleki 

lah terus cedak nek ngarep omah ono, lah selak weteng loro laren golek mloya-mlayu ag kesuen, 

golek sing simple sing gampang cedak.”[Caranya tinggal ngambil di depan rumah ada daun 

muda. Ya sebab  gampang dicari terus dekat di depan rumah ada, keburu perut sakit masa harus 

lari-lari nyari kelamaan, cari yang gampang dan dekat] 

Pertimbangan harga pengobatan medis atau konvensional menjadi salah satu faktor yang 

memengaruhi warga   Desa Suwawal dalam memilih pengobatan. Harga jamu yang dinilai lebih

terjangkau dibandingkan dengan pengobatan medis atau ke dokter yang dinilai mahal menjadikan 

warga   Desa Suwawal akhirnya memilih pengobatan yang dapat mereka jangkau. Seperti keterangan 

yang disampaikan oleh informan satu yaitu Bapak Suto dalam kutipan wawancara berikut menyebutkan 

bahwa

“... paling cocok, lek paling terjangkau harganya” [Paling cocok dan paling terjangkau harganya] 

Pengobatan alternatif akhirnya menjadi solusi praktis dan juga ekonomis sebab  harganya yang murah 

dan mudah diakses oleh warga   Desa Suwawal. Selain itu, temuan lain dalam penelitian ini juga 

menunjukkan bahwa warga   Desa Suwawal belum pernah mendapatkan edukasi mengenai 

penggunaan pengobatan alternatif. Informasi tentang bagaimana menggunakan pengobatan alternatif 

hanya didapatkan melalui pendidikan informal dari keluarga dan orang sekitar secara turun-temurun.

warga   Desa Suwawal merupakan warga   pedesaan yang masih memiliki hubungan 

antar warga yang masih terjalin erat, seringkali mereka melakukan interaksi dan membagikan berbagai 

informasi yang diterima kepada satu sama lain. Tidak terkecuali informasi terkait pengobatan alternatif 

dan herbal, mereka membagikan informasi yang diketahui kepada orang lain baik keluarga, saudara 

bahkan hingga tetangga. Mereka melakukan hal ini   sebagai bentuk rasa kekeluargaan yang 

menimbulkan keinginan untuk membantu sesama warga yang sedang sakit dan perlu pengobatan.

4.2 Persepsi warga   Desa Suwawal Terkait Informasi Kesehatan 

Temuan dalam penelitian ini menunjukan warga   Desa Suwawal memiliki dua pandangan 

berbeda mengenai penggunaan pengobatan alternatif, adanya anggapan pengobatan alternatif sebagai 

pengobatan yang lebih baik dan dipilih sebab  dirasa lebih alami dan aman serta dirasa lebih cepat 

menyembuhkan. warga   Desa Suwawal memiliki pandangan bahwa pengobatan alternatif tidak 

menimbulkan efek samping apapun pada mereka dan dirasa lebih alami dibandingkan pengobatan medis.. Hal ini   disampaikan oleh informan sembilan yaitu Ibu Sopi yang menyatakan bahwa herbal itu 

bagus dalam kutipan wawancara berikut

“Jatahe herbal iku yo malah sing apik, jaman saiki nyatane dokter-dokter iku do gunakake 

herbal iku gawe campuran obat iku nyatane, iku kan mesthi diuji coba dhisik mesthine iki 

berbahaya tah orak kan ngono,...sak jane luweh apik herbal iku, kunyit sembarang iku” 

[Sebenarnya herbal itu ya malah yang bagus, jaman sekarang nyatanya dokter-dokter pada 

menggunakan herbal buat campuran obat, tentunya itu pasti diuji coba dulu ini berbahaya atau 

tidak..... Sebenernya ya lebih bagus obat herbal, kunyit dan lain sebagainya itu] 

Selain pandangan positif tentang pengobatan alternatif, terdapat pula warga   Desa Suwawal yang 

memandang pengobatan alternatif sebagai sesuatu yang berbahaya. Seperti disampaikan informan tiga 

yaitu Ibu Is dalam kutipan wawancara berikut menyebutkan bahwa

“Yo bahaya, nek rumangsaku yo lebih berisiko malah ngono, ketimbang ngo ring puskesmas 

atau koyok dokter. Nek menurutku memang nek loro harus nek puskesmas utawa dokter dhisik 

disambi ngo ning alternatif tah utawa ning herbal ndak apa-apa. Tapi sebagai samben nek coro 

ning aku. Dadi utamane tetep obat sing soko dokter atau puskesmas” [Ya bahaya, kalau menurut 

Saya ya lebih berisiko, daripada pergi ke puskesmas atau ke dokter. Menurutku kalau sakit 

memang harus ke puskesmas ataupun dokter dulu bisa diselingi menggunakan alternatif atau 

herbal ya tidak apa-apa. Tapi hanya dipakai  sebagai sampingan menurutku, jadi utamanya ya 

tetap obat dari dokter atau puskesmas] 

4.3 Laten Terjadinya Misinformasi Kesehatan di Tengah warga   Desa Suwawal

Informasi yang beredar dan diterima warga   desa Suwawal tentang pengobatan alternatif

yang memang faktanya memiliki manfaat yang baik akan tetapi banyak informasi yang kurang lengkap 

atau hanya setengah-setengah saja serta salah kaprah terkait penggunaan pengobatan alternatif. Informasi 

kurang tepat paling banyak ditemukan yaitu   tentang bagaimana penyajian serta takaran yang tepat dari 

pengobatan ini   , efek samping yang mungkin akan ditimbulkan dan larangan konsumsi obat ini   

jika mengalami kondisi tubuh tertentu yang akan semakin parah jika mengkonsumsi obat ini  . 

Informasi ini   diterima warga   Desa Suwawal dari orang sekitar yang disebarkan dari mulut ke 

mulut, informasi ini   diberikan berdasarkan pengalaman kesembuhan pemberi informasi. Seperti 

yang disampaikan oleh informan sepuluh yaitu Ibu Edah dalam kutipan wawancara berikut

“Nek wong deso uwong warga   kita itu kan katanya-katanya jare kae loh waras, soal e kae 

waras sebab  kasusnya beda kan karo kasus kita nah iku sing do disamaratakan padahal kondisi 

tubuh e beda-beda...” [ Kalau orang desa orang di warga   kita itu kan katanya-katanya, 

katanya dia loh sembuh, soalnya dia sembuh sebab  kasusnya berbeda dengan kasus kita nah itu 

yang disamaratakan padahal kondisi tubuhnya berbeda-beda] 

Penggunaan tanaman obat sebagai pengobatan alternatif tidak boleh dikonsumsi secara 

sembarangan, cara penggunaan atau konsumsinya seperti obat kimia yang diproduksi oleh industri 

farmasi yang tetap perlu takaran atau dosis yang dipatuhi. Hal ini bertolak belakang dengan pengetahuan 

warga   Desa Suwawal selama ini yang menganggap bahwa obat tradisional tidak memiliki efek 

samping. . Informasi mengenai takaran tidak pernah diberikan secara spesifik hanya berupa instruksi 

untuk daun yang dipakai  berjumlah ganjil dan air untuk merebus menggunakan takaran air dengan 

gelas misalkan 2 gelas direbus hingga tinggal 1 gelas jadi pengolahan nya hanya menggunakan ilmu kira-kira. Padahal pada praktiknya pengetahuan mengenai takaran obat yang sesuai ini sangat penting untuk 

meningkatkan efektifitas obat ini   dan meminimalisir efek yang tidak diinginkan.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Perilaku informasi yang terbentuk dalam lingkup warga   Desa Suwawal terdiri dari empat 

tahapan, tahap pertama yaitu   bagaimana mereka melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi 

warga   Desa Suwawa dilakukan secara aktif dan juga pasif. Secara pasif informasi tentang 

pengobatan alternatif mereka dapatkan melalui saran dari orang sekitar baik saran dari teman, keluarga, 

istri, anak, ibu, ibu mertua, nenek, tetangga sekitar. Informasi ini   didapatkan saat  mereka sedang 

berinteraksi dan disebarkan melalui percakapan sehari-sehari saat  berkumpul, termasuk pencarian 

secara pasif sebab  mereka awalnya tidak memiliki tujuan untuk mencari informasi tentang hal ini   

akan tetapi tetap mendapatkan informasinya. Terdapat warga   Desa Suwawal yang melakukan 

pencarian informasi secara aktif dengan mencari melalui google, media sosial dan juga bertanya pada 

tenaga kesehatan. menjelaskan bahwa sesudah  mendapatkan informasi dari berbagai 

sumber dan teknik pencarian informasi, pengguna selanjutnya akan memproses informasi ini   dan 

melakukan pengolahan informasi lalu  menggunakan informasi. 

Tahap kedua yaitu   evaluasi informasi, untuk memastikan kebenaran informasi yang diterima 

dan memilah mana informasi yang akan dipakai . cara yang banyak dilakukan untuk memastikan 

khasiat pengobatan yaitu   dengan mencoba pengobatan ini   secara langsung ke tubuh mereka. Selain 

itu, melihat keberhasilan teman atau keluarga menggunakan pengobatan alternatif menjadi salah satu cara 

yang dilakukan untuk meyakinkan dan memastikan kebenaran tentang khasiat pengobatan alternatif 

ini  . Temuan penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian Indrawati dan Retni (2021) yang 

menunjukkan bahwa pada umumnya penggunaan pengobatan alternatif terpengaruh dari keluarga yang 

telah menggunakan, orang tua yang telah lama menggunakan pengobatan alternatif, teman yang pernah 

sembuh dengan pengobatan alternatif, saran untuk menggunakan dari warga   sekitar tempat tinggal 

yang juga memanfaatkan pengobatan alternatif sehingga menimbulkan kecenderungan untuk mencoba 

dan memilih menggunakan pengobatan alternatif untuk menjaga kesehatan mereka.

Tahap ketiga yaitu   penggunaan pengobatan alternatif, sesudah  melakukan evaluasi informasi 

ini   warga   Desa Suwawal lalu  memutuskan menggunakan pengobatan ini   atau tidak. 

Selain hasil dari evaluasi informasi yang dilakukan terdapat faktor lain yang akhirnya memengaruhi 

penggunaan pengobatan alternatif yaitu adanya harapan untuk sembuh dari penyakit yang diderita, Andira 

& Pudjibudojo (2020) menyebutkan bahwa pasien memilih pengobatan alternatif sebab  percaya bahwa 

pengobatan alternatif dapat menyembuhkan penyakit mereka, adanya faktor tradisi dan juga budaya yang

diwariskan secara turun temurun, hasil penelitian Krsnik & Erjavec (2024) menunjukkan bahwa budaya 

yang diwariskan memainkan peranan penting dalam penggunaan herbal, penggunaan pengobatan 

alternatif yang tinggi di Arab Saudi dibanding negara lain berkaitan dengan faktor tradisi dan budaya 

yang kaya dan sudah dikenal selama berabad-abad oleh Arab Saudi, Selain itu, pengobatan alternatif 

banyak dipakai  warga   Desa Suwawal sebab  biayanya lebih murah dari pengobatan medis atau konvensional. Keterjangkauan pengobatan juga menjadi alasan penggunaan pengobatan alternatif di 

lingkungan warga   Desa Suwawal, seperti dalam temuan penelitian  yang 

menemukan bahwa pengobatan alternatif disukai sebab  keterjangkauan lokasi serta terletak di sekitar 

tempat tinggal, sehingga biaya transportasi yang perlu dikeluarkan tidak besar

Tahapan keempat atau terakhir yaitu membagikan informasi, informasi tentang pengobatan 

alternatif yang sudah didapatkan dan dipakai . Tahap ini terjadi saat  warga   berinteraksi satu 

sama lain yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antar warga warga   terkait 

pengobatan alternatif. Temuan penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang berkata kata   adanya fenomena sosial yang terlihat pada sebagian warga   yang 

mendorong seseorang untuk mencari serta memelihara kesehatan mereka melalui pengobatan alternatif 

yang sudah dibenarkan bahkan saling memberi saran kepada orang yang sakit untuk menggunakan 

pengobatan alternatif. Temuan penelitian ini juga mendukung hasil penelitian 

yang berkata kata   bahwa warga   desa yang suka berkelompok atau bersosialisasi memudahkan 

mereka untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai tempat-tempat pengobatan alternatif serta 

berbagai jenis pengobatan alternatif. Berbagi informasi ini juga terjadi saat  warga   pengguna 

pengobatan merasakan manfaat dan puas dengan pengobatan alternatif yang dipakai  sehingga 

cenderung membagikan informasi ini   kepada orang lain yang juga memiliki masalah kesehatan yang 

sama dengan mereka.

Persepsi yang terbentuk mengenai pengobatan alternatif pada warga   Desa Suwawal terbagi 

menjadi dua pandangan berbeda. Pandangan atau persepsi tentang pengobatan alternatif ini tercipta dari 

pengalaman orang terdahulu yang sudah membuktikan khasiat dari pengobatan ini  . Pengalaman 

orang sekitar dan keluarga yang juga mengalami keberhasilan, lalu  pengetahuan mereka tentang 

pengobatan alternatif yang masih terbatas hanya pada pengetahuan turun temurun dari orang terdahulu. 

Cerita keberhasilan pengobatan alternatif menyembuhkan penyakit yang diderita membuat mereka 

memiliki pandangan bahwa pengobatan alternatif memang berkhasiat, yang lalu  membentuk 

persepsi mereka mengenai pengobatan alternatif. 

Terdapat warga   Desa Suwawal yang memandang pengobatan alternatif secara baik atau 

positif dan warga   yang memandang pengobatan secara negatif atau kurang baik. warga   Desa 

Suwawal yang memandang positif pengobatan alternatif berpendapat bahwa menggunakan pengobatan 

alternatif merupakan pilihan yang paling baik sebab  tidak menimbulkan efek samping atau lebih aman , 

dirasa lebih alami serta mudah untuk diakses. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa banyak 

warga   yang masih percaya bahwa pengobatan alternatif termasuk didalamnya obat tradisional dan 

herbal lebih aman sebab  terbuat dari bahan-bahan alami serta tidak memiliki efek samping jika 

dikonsumsi dalam jangka panjang. Temuan penelitian ini sesuai dan mendukung dengan hasil penelitian 

yang dilakukan  yang berkata kata   bahwa orang-orang mempercayai 

metode penyembuhan secara tradisional bersumber dari bahan alami bukan berasal dari bahan sintetis 

atau buatan. Hal ini   juga sesuai dan mendukung penelitian yang dilakukan  yang menyebutkan bahwa warga   meyakini bahwa obat-obatan herbal lebih aman jika dibandingkan 

dengan pengobatan konvensional

warga   yang memandang penggunaan pengobatan alternatif secara negatif atau dirasa kurang 

baik dan lebih berisiko ternyata hal ini terbentuk salah satunya dari melihat pengalaman orang disekitar 

yang mengalami kegagalan penggunaan pengobatan alternatif, yang membuat penyakit yang diderita 

semakin parah dan sampai perlu dibawa ke rumah sakit. warga   dengan persepsi ini   akhirnya 

lebih memilih menggunakan pengobatan medis yang lebih modern dan dirasa lebih aman menurut 

pandangannya.

Informasi tentang pengobatan alternatif yang beredar dan diyakini warga   Desa Suwawal 

secara tidak disadari ternyata berpotensi terjadi misinformasi, dimana informasi tentang pengobatan 

alternatif ini   memang secara fakta benar berkhasiat akan tetapi informasi yang diterima tidak 

lengkap mengenai pengolahan, jumlah takaran yang sesuai dan efek samping yang ditimbulkan. Selama 

ini warga   Desa Suwawal belum pernah mendapatkan bentuk edukasi secara khusus mengenai 

penggunaan pengobatan alternatif baik dari puskesmas maupun dinas terkait, mengenai risiko dan efek 

samping yang mungkin ditimbulkan dari pengobatan alternatif yang akan dilakukan. Selama ini informasi 

yang didapatkan hanya sebatas pada manfaat, bagaimana melakukan, dan dimana tempat untuk 

melakukan atau mendapatkan pengobatan ini  . Temuan penelitian ini sesuai dan mendukung temuan 

penelitian  yang berkata kata   bahwa warga   di Kelurahan Mandati III 

belum pernah mendapatkan penyuluhan atau sosialisasi dari Dinas kesehatan maupun dari pihak 

puskesmas tentang bagaimana cara pengolahan dan penggunaan obat tradisional. Selama ini, mereka 

hanya menggunakan pengetahuan yang sudah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang 

mereka.

Informasi takaran yang diterima warga   Desa Suwawal untuk penggunaan pengobatan 

alternatif berupa herbal hanya mengenai jumlah daun yang dipakai  harus ganjil, lalu takaran untuk 

merebus air yang menggunakan takaran gelas, seperti direbus dengan dua gelas air hingga air menyusut 

menjadi satu gelas. Hal ini   dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan serta muncul efek negatif 

yang tidak diinginkan. Peracikan secara tradisional dengan takaran sejumput, segenggam maupun seruas 

sulit untuk ditentukan ketepatannya. Dengan menggunakan takaran yang lebih tepat seperti satuan gram 

dapat mengurangi kemungkinan adanya efek samping yang tidak diinginkan sebab  batas antara racun 

dan obat dalam bahan tradisional amatlah tipis. Temuan penelitian ini sesuai dan mendukung penelitian 

Nursanti et al (2023) juga berkata kata   bahwa efek samping dari obat tradisional relatif lebih kecil 

jika dipakai  secara tepat dilakukan secara tepat, hal ini   meliputi kebenaran bahan yang 

dipakai , ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara menggunakan dan ketepatan 

informasi serta tidak boleh disalahgunakan. Oleh sebab  itu, meningkatkan pengetahuan warga   

tentang penggunaan pengobatan tradisional menjadi sangat penting sebab  ini berkaitan langsung dengan 

kesehatan dan kualitas hidup seseorang.





Penelitian ini membahas mengenai perilaku informasi warga   Desa Suwawal terkait penggunaan pengobatan 

alternatif dan bagaimana mereka memandang hal ini  . Tujuan penelitian ini untuk memahami serta mengetahui 

perilaku informasi dan persepsi warga   Desa Suwawal terhadap penggunaan pengobatan alternatif, untuk 

mencapai tujuan ini   metode penelitian yang dipakai  yaitu   kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, 

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Teknik analisis data yang dipakai  yaitu   thematic analysis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku informasi warga   dalam melakukan pencarian informasi 

cenderung dilakukan secara pasif, informasi ini   diperoleh melalui interaksi antar warga warga   di Desa 

Suwawal. lalu  untuk memastikan kebenaran dan khasiat informasi pengobatan yang diterima warga   

melakukan evaluasi informasi dengan cara mencoba secara langsung pengobatan yang disarankan serta melihat 

pengalaman orang-orang yang sudah menggunakannya. sesudah  merasa yakin dengan kebenaran informasi ini   

lalu  mereka menggunakan pengobatan alternatif yang direkomendasikan. sesudah  menggunakan dan juga 

merasakan kebenaran khasiat pengobatan ini  , warga   lalu  membagikan kembali informasi 

pengobatan yang diterima kepada orang lain disekitarnya yang dirasa juga membutuhkan. Adanya interaksi dengan 

informasi ini   memunculkan adanya persepsi dalam lingkungan warga   terkait pengobatan alternatif 

terdapat warga   yang menganggap pengobatan alternatif tidak memiliki efek samping serta dirasa lebih alami, 

namun disisi lain terdapat pula warga   yang juga menganggap beberapa pengobatan alternatif dianggap tidak 

memiliki dasar ilmiah dan berbahaya. Hal ini   diperparah oleh informasi mengenai pengobatan alternatif yang 

diterima warga   Desa Suwawal yang kurang lengkap mengenai risiko efek samping yang mungkin ditimbulkan 

sehingga berpotensi menjadi misinformasi