perawakan pendek

 




perawakan pendek

Perawakan pendek atau short stature

didefinisikan sebagai tinggi badan di bawah 

persentil (P) 3, atau -2 standar deviasi 

(SD) kurva sesuai usia, jenis kelamin, dan 

populasi.1,2 Kurva pertumbuhan universal 

untuk anak yaitu  kurva pertumbuhan World 

Health Organization (WHO) 2006 dan kurva 

Centers for Disease Control and Prevention

(CDC) 2000.3,4 Perawakan pendek dikaitkan 

dengan disabilitas, peningkatan morbiditas 

dan mortalitas, gangguan perkembangan 

kognitif anak, rendahnya prestasi belajar di 

sekolah, penurunan produktivitas, gangguan 

psikososial, dan lain-lain.5,6 Individu pendek 

memiliki kualitas hidup lebih rendah 

dan beban sosial ekonomi lebih tinggi 

dibandingkan individu berperawakan 

normal.

 Beban sosial ekonomi perawakan 

pendek dapat dimulai pada masa anak-anak 

hingga dewasa, serta berdampak negatif juga 

pada keluarga atau pengasuh mereka.

0

Secara umum, pertumbuhan optimal anak 

dipengaruhi oleh interaksi 4 faktor utama, 

yaitu faktor genetik, faktor nutrisi (kalori, 

protein, kalsium, mineral, vitamin), faktor 

hormonal (growth hormone/GH, insulin-like 

growth factor-I/IGF-I), tiroid, insulin, sex steroid, 

glukokortikoid), dan faktor lingkungan.7

Lingkungan yang sehat termasuk tidur cukup, 

olahraga, dan faktor psikososial (sikap positif, 

harga diri, rasa aman, rasa dicintai).7

Pertumbuhan terdiri dari 4 fase, yaitu fase 

fetal, fase infantile, fase childhood, dan fase 

pubertal growth spurt (Gambar 1).

8

 Fase fetal

merupakan periode pertumbuhan tercepat, 

menyumbang 30% tinggi badan, dipengaruhi 

oleh nutrisi ibu dan suplai plasenta. Fase 

infantile yaitu  periode bayi sampai 18 bulan, 

menyumbang 15% tinggi badan, dipengaruhi 

nutrisi, kesehatan, kebahagiaan, dan hormon 

tiroid. Fase childhood yaitu  periode 

pertumbuhan lambat stabil, menyumbang 

40% tinggi badan, dan dipengaruhi hormon 

(GH, IGF-I, tiroid), nutrisi, genetik, kesehatan, 

dan kebahagiaan. Fase pubertal menyumbang 

15% tinggi badan, dipengaruhi hormon seks 

(testosteron, estradiol) dan GH.8


Penyebab perawakan pendek dapat dibagi 

menjadi varian normal dan abnormal. Varian 

normal berupa familial/idiopathic short stature

(FSS) dan constitutional delay of growth and 

puberty (CDGP). Perawakan pendek abnormal 

atau patologis disebabkan antara lain oleh 

gangguan hormon, malnutrisi, keganasan, 

penyakit atau infeksi kronis, psikososial, 

kelainan skeletal, kelainan kromosom, 

kelainan metabolik, dan lain-lain.

Penyebab perawakan pendek abnormal 

secara umum dibagi atas kelainan endokrin 

dan non-endokrin.11 Istilah stunting dan 

stunted banyak digunakan untuk anak dengan 

perawakan pendek. Stunting dihubungkan 

dengan masalah nutrisi kronis (penyebab 

non-endokrin) pada balita, yang dikaitkan 

juga dengan gangguan perkembangan otak 

dan kecerdasan.


Perawakan pendek masih banyak ditemui 

pada anak-anak di Asia.3

 Prevalensi stunting

pada balita di seluruh dunia berdasarkan 

data WHO tahun 2019 yaitu  21,3%, di Asia 


Tenggara sekitar 24,7%, dan di Indonesia 

sekitar 27,67%.12 Prevalensi perawakan pendek 

pada anak sekolah usia 4-16 tahun di India 

sekitar 2,86%,13 pada anak sekolah usia 7-18 

tahun di Cina sekitar 2,69%.14

Sebagian besar anak dengan perawakan 

pendek merupakan varian normal (FSS, CDGP) 

atau disebabkan oleh malnutrisi; kelainan 

endokrin relatif jarang, hanya mengenai 

sekitar 5% anak yang dirujuk.2,15 Penelitian 

di India melaporkan 448 dari 15.644 (2,86%) 

anak usia sekolah berperawakan pendek 

dengan penyebab terbanyak yaitu  varian 

normal (FSS, CDGP) sekitar 66,67%, diikuti 

hipotiroid sekitar 13,79%, defisiensi hormon 

pertumbuhan sekitar 9,20%, malnutrisi 

sekitar 6,9%, dan lain-lain (penyakit jantung, 

psikogenik, displasia skeletal).13 Riwayat bayi 

lahir dengan intrauterine growth restriction

(IUGR) atau kecil masa kehamilan (KMK) 

berisiko pendek;

 sekitar 90% bayi ini  

dapat mengejar pertumbuhan pada usia 

2 tahun dan 10% tak dapat mengejar 

pertumbuhanEvaluasi anak dengan perawakan pendek 

meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, 

pemeriksaan radiografi (bone age), dan 

laboratorium sesuai indikasi.

 Anamnesis antara 

lain riwayat selama kehamilan dan kelahiran, 

riwayat asupan nutrisi (kuantitas dan kualitas), 

riwayat kesehatan pada anak (penyakit/infeksi, 

aktivitas fisik), riwayat kelainan di keluarga, 

riwayat perkembangan (milestone, performa 

di sekolah, pubertas), penggunaan obat￾obatan (steroid, antikonvulsan, antidepresan), 

dan lain-lain.

 Pemeriksaan fisik antara 

lain pengukuran panjang/tinggi badan, 

perhitungan tinggi duduk, perhitungan rasio 

upper-lower body segment (U/L), perhitungan 

kecepatan tumbuh (cm/tahun), perhitungan 

berat badan/tinggi badan (BB/TB), 

perhitungan perkiraan tinggi akhir dengan 

tinggi potensi genetik (TPG), tanda pubertas, 

dan pemeriksaan fisik umum.

Petunjuk klinis dapat mengarahkan 

diagnosis, misalnya adanya riwayat keluarga 

berperawakan pendek dan kecepatan 

tumbuh normal dapat mengarah pada varian 

normal; pendek disertai pubertas terlambat 

dapat dicurigai suatu varian normal, kelainan 

hormon ataupun kromosom atau sindrom;9

pendek disertai berat badan normal atau 

obesitas mengarah pada gangguan hormon, 

sedangkan bila anak kurus mengarah pada 

malnutrisi atau penyakit kronis;

 pendek 

disertai obesitas dan riwayat penggunaan 

steroid lama mengarah pada sindrom 

Cushing;10 pendek disertai berbagai keluhan 

fisik (demam, sakit kepala, muntah, lemas, 

pucat, sesak napas, keluhan saluran cerna, 

dan lain-lain) dapat mengarah pada infeksi 

atau penyakit kronis;10,15 pendek disertai U/L 

rasio disproporsional mengarah pada kelainan 

skeletal;10 pendek disertai fitur dismorfik 

(abnormalitas struktur tubuh) dapat dicurigai 

kelainan kromosom/sindrom.15 Pendekatan 

diagnosis anak dengan perawakan pendek 

pada Gambar 2.

Kriteria awal diagnosis perawakan pendek 

pada anak (0-18 tahun) meliputi tinggi badan 

<P3, atau <-2 SD pada kurva sesuai usia, jenis 

kelamin, dan populasi.1,2 Kurva pertumbuhan 

standar pada anak 0-5 tahun yaitu  kurva 

pertumbuhan WHO 2006 dan usia >5-18 

tahun kurva CDC 2000 (Gambar 3 dan 

4).

3,4 Pengukuran pada anak <2 tahun yaitu 

panjang badan diukur dalam posisi terlentang, 

apabila anak lebih suka berdiri, panjang badan 

didapatkan dari tinggi badan ditambah 0,7 

cm; sebaliknya pada usia ≥2 tahun tinggi 

badan diukur dalam posisi berdiri, apabila tak 

dapat berdiri maka tinggi badan didapatkan 

dari panjang badan dikurangi 0,7 cm.16

Selanjutnya aspek terpenting yaitu 

perhitungan kecepatan tumbuh (growth 

velocity); penentuan kecepatan pertumbuhan 

yang akurat membutuhkan setidaknya 3 

pengamatan dan periode minimal 6 bulan.7

Kecepatan tumbuh normal pada anak 

bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin 

(Tabel 1).

10

Rata-rata kecepatan tumbuh normal pada 

anak di atas usia 5 tahun diperkirakan 5 cm/

tahun.2,15 Kecepatan tumbuh pada anak 

abnormal apabila <5 cm/tahun,15,19 atau <P25 

pada kurva kecepatan tumbuh (Gambar 5).

20

Perkiraan tinggi badan akhir anak dapat dinilai 

dengan perhitungan tinggi potensi genetik 

(TPG) atau midparental height (MPH).10 Rumus 

TPG dihitung sebagai berikut:2

Laki-laki = TB ayah(cm)+TB ibu(cm)+13 cm

2

Perempuan = TB ibu(cm)+TB ayah(cm)–13 cm

2

Tinggi potensi genetik ± 8,5 cm

Perawakan pendek disproporsional mengarah 

pada suatu kelainan skeletal. Disproporsional

dapat

memengaruhi bentuk aerosol obat yang

dihasilkan. Sebagai contoh, suspensi budesonide

memiliki partikel berbentuk bulat kecil dengan

diameter 2,0-3,0 μm, sedangkan suspensi

beclomethasone propionate memiliki partikel

mirip jarum dengan panjang sekitar 10,0 μm.

Studi in vitro menggunakan berbagai merek

nebulizer menunjukkan bahwa keluaran aerosol

efektif budesonide lebih tinggi dibandingkan

beclomethasone.

Tabel 1. Perbedaan nebulizer dengan inhaler.

5,6

Karakteristik Nebulizer Inhaler (DPI dan MDI)

Ketersediaan Obat dan alat dijual terpisah Obat dan alat dijual dalam satu 

kemasan

Keakuratan penghantaran obat 

untuk penggunaan optimal

Sedang Baik

Lamanya inhalasi Lama (beberapa menit) Singkat (beberapa detik)

Kebutuhan pemeliharaan alat 

secara khusus

Setiap setelah digunakan Tidak perlu

Berat alat Bervariasi, lebih berat dibanding 

inhaler

Ringan (beberapa gram)

Dimensi alat Bervariasi, lebih besar dibanding 

inhaler

Kecil (pocket size)

Kooperasi pemakai untuk 

penggunaan yang optimal

Tidak perlu Perlu

Metode pengoperasian Memerlukan sumber energi 

eksternal

Tidak tergantung sumber energi 

eksternal

Gambar 2. Perangkat inhalasi. (Sumber: www.freepik.com)

Tabel 2. Jenis-jenis nebulizer dan perbandingannya.4

Nebulizer Kelebihan Kekurangan

Jet nebulizer with 

corrugated tubing

„ Murah

„ Mudah digunakan

„ Efektif untuk menghantarkan obat 

yang tidak bisa dihantarkan dengan 

DPI dan pMDI

„ Tidak efisien

„ Sulit dibersihkan

„ Memerlukan gas terkompresi dan pipa 

tambahan

„ Bising

Ultrasonic 

nebulizer

„ Mudah digunakan

„ Lebih efisien dibanding jet nebulizer

„ Tidak bising

„ Volume residu besar

„ Tidak mampu mengubah larutan kental 

menjadi aerosol

„ Mendegradasi bahan yang sensitif 

panas

Mesh nebulizer „ Portable

„ Mudah digunakan

„ Tidak bising

„ Memiliki sumber daya sendiri

„ Mengoptimalkan ukuran partikel untuk 

obat spesifik

„ Lebih efisien dibanding nebulizer lain

„ Lebih mahal

„ Sulit dibersihkan

„ Memerlukan penyesuaian dosis obat 

jika beralih dari jet nebulizer

„ Tidak kompatibel untuk larutan kental 

atau yang mengkristal saat kering

ANALISIS

224 CDK-315/ vol. 50 no. 4 th. 2023 CDK-315/ vol. 50 no. 4 th. 2023 225

ditentukan dari rasio U/L dan pengukuran 

rentang lengan (arm span).7

 Segmen bawah 

diukur dari simfisis pubis ke lantai pada posisi 

pasien berdiri dan tanpa alas kaki, sedangkan 

segmen atas ditentukan dari pengurangan 

tinggi badan dengan segmen bawah.10 Cara 

lain mengukur segmen atas yaitu  tinggi 

duduk (sitting height), lalu segmen bawah 

didapatkan dari tinggi berdiri dikurangi tinggi 

duduk.21 Nilai normal rasio U/L pada tabel 2. 

Peningkatan nilai rasio U/L misalnya dijumpai 

pada akondroplasia; sedangkan penurunan 

rasio U/L misalnya pada spondylodysplasia.7

Arm span yaitu  jarak dari ujung jari kiri ke 

ujung jari kanan pada pasien posisi berdiri 

rata di dinding dengan lengan direntangkan.7

Anak berusia ≥8 tahun memiliki arm span

sama dengan tinggi badan,7

 disproporsional 

apabila arm span melebihi tinggi badan lebih

Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi. 

Pemeriksaan bone age yaitu  foto polos 

tangan kiri anak untuk menilai maturasi 

skeletal, umumnya dengan metode Greulich￾Pyle.23 Hasil usia tulang terlambat dibanding 

usia kronologis (delayed bone age) dapat 

dijumpai pada CDGP, kelainan endokrin 

(hipotiroid, defisiensi GH, Cushing, dan lain￾lain), malnutrisi, gangguan mineralisasi tulang, 

penyakit kronis (penyakit jantung bawaan, 

ginjal kronik, liver, HIV, TBC, dan lain-lain) dan 

sindrom.15,23 Pemeriksaan laboratorium untuk 

skrining penyakit atau infeksi atau gangguan 

organ antara lain pemeriksaan darah perifer 

lengkap, urin rutin, feses rutin, laju endap 

darah, C-reactive protein, panel metabolik 

(fungsi hepar, fungsi ginjal, elektrolit, analisis


gas darah, gula darah, dan lain-lain).19,21 Untuk 

skrining hipotiroid kongenital dan anak pendek 

dengan kecurigaan klinis hipotiroid (misalnya 

kulit kering dan kasar, wajah kasar, refleks 

menurun, goiter, makroglosia, tubuh pendek 

proporsional dengan BB/TB meningkat) 

dilakukan pemeriksaan thyroid-stimulating 

hormone (TSH) dan free thyroxine (T4).7,10,15

Pemeriksaan insulin-like growth factor-1 (IGF-

1), insulin-like growth factor binding protein 3

(IGFBP-3), atau uji stimulasi GH, bila dicurigai 

defisiensi hormon pertumbuhan (frontal 

bossing, midfacial crowding, mikropenis, 

truncal obesity).10,15,21 Bila dicurigai sindrom 

Cushing (obesitas sentral, striae, hipertensi, 

hirsutisme, dan lain-lain), dapat dilakukan 

pemeriksaan kortisol serum atau saliva atau 

urin atau uji supresi dexamethasone.

10,21 Pada 

anak perempuan dengan perawakan pendek 

perlu dicurigai sindrom Turner, atau jika 

dismorfik perlu pemeriksaan kariotipe.


Perawakan pendek variasi normal tidak 

memerlukan pengobatan.10 Tata laksana 

perawakan pendek abnormal atau 

patologis sesuai penyebab yang mendasari 

(malnutrisi, penyakit kronis, defisiensi hormon 

pertumbuhan, hipotiroid, dan lain-lain).2,19

Anak perlu dirujuk ke subspesialis endokrin 

anak jika tinggi badan <P3, kecepatan tumbuh 

abnormal, perkiraan tinggi akhir di bawah 

TPG, riwayat IUGR yang tak dapat mengejar 

kurva pertumbuhan dalam 2 tahun, ada fitur 

dismorfik, tak ada onset pubertas pada anak 

laki-laki hingga usia 14 tahun dan perempuan 

usia 13 tahun, adanya delayed bone age

lebih dari 2SD, ataupun kondisi memerlukan 

terapi hormon pertumbuhan.15,21 Rujukan ke 

spesialis lain, psikiatri, atau psikolog sesuai 

kebutuhan.

Terapi hormon pertumbuhan diberikan 

oleh subspesialis endokrin anak atas indikasi 

defisiensi hormon pertumbuhan, gagal ginjal 

kronik, sindrom Turner, sindrom Noonan, 

sindrom Prader-Willi, perawakan pendek 

idiopatik, anak dengan riwayat IUGR atau 

KMK, dan lain-lain

 Dosis recombinant human 

growth hormone (rhGH) dihitung berdasarkan 

berat badan, luas permukaan tubuh, 

dan respons pertumbuhan.24 Pada kasus 

defisiensi hormon pertumbuhan dimulai 

dengan dosis 25 μg/kg/hari atau 0,025 mg/

kg/hari (0,18 mg/kg/minggu) disesuaikan 

dalam kisaran 0,025-0,05 mg/kg/hari sesuai 

respons pertumbuhan dan serum IGF-1.24,25

Pemberian rhGH secara subkutan, diberikan 

setiap hari dengan durasi setidaknya 4 

tahun pertama atau hingga lempeng epifise 

menutup; diperlukan monitoring tinggi badan 

setiap 3-6 bulan, serum IGF-1, dan bone 

age setiap tahun.25 Respons terapi baik bila 

pertumbuhan linear meningkat lebih dari 2 

cm/tahun,26 dengan target terapi yaitu 10-12 

cm/tahun pada tahun pertama terapi, 7-9 cm/

tahun pada tahun kedua, dan ≥4 cm/tahun 

pada tahun berikutnya.25 Efek samping terapi 

meliputi reaksi nyeri pada tempat suntikan, 

nyeri kepala, mialgia, edema perifer, rash, 

hiperglikemia, dan lain-lain.


Perawakan pendek abnormal pada anak 

perlu dikenali sejak dini. Penyebab perawakan 

pendek dibagi menjadi varian normal 

dan abnormal atau patologis. Penyebab 

patologis meliputi endokrin (gangguan 

hormon, kelainan kromosom, dan lain-lain) 

dan non-endokrin (malnutrisi, penyakit 

kronis, psikososial, dan lain-lain). Pengenalan 

dini perawakan pendek abnormal melalui 

pemeriksaan klinis dan penunjang, agar 

dapat dilakukan tata laksana yang sesuai dan 

diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup 

anak, serta mengurangi beban sosial ekonomi 

keluarga, masyarakat, dan negara.